BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. La tar Belakang Masalah Pengelolaan keuangan negara, fungsi perencanaan, pengorgamsas1an, pengarahan, dan pengendalian merupakan suatu siklus yang diatur dalam UndangUndang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam pengelolaan keuangan negara fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik dipusat maupun daerah. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelwnnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2006). Akuntabilitas publik meliputi berbagai dimensi antara lain akuntabilitas hukum dan kejujuran, akuntabilitas manajerial, akuntabilitas program, akuntabilitas kebijakan, dan akuntabilitas finansial (keuangan). Terkait dengan tugas untuk menegakkan akuntabilitas finansial, khususnya di daerah, pemerintah daerah bertanggung jawab untuk mempublikasikan laporan keuangan kepada pemangku kepentingannya (stakeholder). Governmental Accounting Standards Board ( 1999) dalam Concepts Statement No. 1 tentang Objectives of Financial Reporting menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar pelaporan keuangan di pemerintahan yang didasari oleh adanya hak masyarakat untuk mengetahui dan 2 menerima penjelasan atas pengumpulan sumber daya dan penggunaannya. Telah diketahui bahwa ada banyak pihak yang akan mengandalkan infonnasi dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, infonnasi tersebut harus bennanfaat bagi para pemakai. Pengelolaan keuangan dan aset negara menjadi hal penting karena berkenaan dengan kelangsungan hidup suatu negara. Namun demikian, berdasarkan kenyataan yang ada baik diungkapkan media atau penelitian bahwa Iaporan keuangan pemerintah daerah masih banyak disajikan data-data yang tidak sesuai. Selain itu masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam Iaporan keuangan pemerintah. Kondisi tersebut juga tergambar di Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur. Fakta yang ditemukan bahwa dari beberapa SKPD masih sangat Iemah. Terbukti sebagian besar SKPD masih melakukan penatausahaan keuangan secara manual (tidak berbasis aplikasi), fungsi akuntansi pada pejabat penatausahaan keuangan SKPD tidak berjalan, penyampaian SPJ tidak tepat waktu. Fakta selanjutnya belum tertibnya penatausahaan barang persediaan SKPD, yang diindikasikan dengan: stock opname barang persediaan yang dilakukan secara periodik pada SKPD tidak berjalan maksimal, pelaporan barang persediaan secara periodik oleh Pejabat Penyimpan dan Pengguna Barang pada SKPD tidak berjalan optimal, belum ada SOP pemisahan fungsi Bendahara Pengeluaran dan Pejabat Penyimpan dan Pengurus Barang. Serta pengelolaan dana bergulir yaitu piutang 3 dana bergulir masih banyak, belum ada kebijakan penetapan umur piutang (aging schedule). Belum ada kebijakan penghapusan piutang dana bergulir (Hasil Wawancara, Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Manggarai Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur, 10 April2014). Melihat fakta yang teijadi menunjukkan bahwa di Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur terlihat masih lemahnya kualitas SDM, pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian intern akuntansi. Faktor-faktor tersebut ternyata mempengaruhi keterandalan dan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hal ini dibuktikan dengan penyampaian Laporan Pertanggungjawaban tidak tepat waktu; pelaporan barang persediaan tidak berjalan optimal, fungsi akuntansi juga tidak berjalan optimal. Padahal keterandalan dan ketepatan waktu merupakan dua unsur nilai informasi yang penting terkait dengan pengambilan keputusan berbagai pihak. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2010:6), penyampaian informasi dikatakan memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan. menurut Mustafa et.al (20 10) Beberapa kriteria keandalan meliputi; (1) Transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan tergambar dengan jujur dalam laporan keuangan. (2) Andal dalam hal Neraca disajikan. (3) Kehandalan laporan realisasi anggaran atau laporan perhitungan APBD yang disajikan. (4) lnfonnasi yang disajikan dalam laporan yang disajikan dapat diuji. (5) Rekonsiliasi dilakukan secara periodik 4 antara catatan akuntansi dengan catatan bank atau catatan pihak ekstemal yang membutuhkan kon:firmasi atau rekonsiliasi. (6) Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu. Ketika beberapa kriteria ini terpenuhi, maka ketepatan waktu pelaporan akan semakin baik. Ketepatan waktu laporan keuangan adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan. Peraturan Pememerintah (PP) No. 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemeintah bagian Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah (KKAP, Lampiaran 1 : par. 35-40) menjelaskan bahwa agar laporan keuangan dapat memenuhi tujuannya diperlukan karakteristik kualitas laporan keuangan, yaitu : relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami. Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang tennuat didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan mernprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi basil eva1uasi mereka di masa lalu. Agar relevansi ini dapat tercapai, maka laporan keuangan harus disajikan tepat waktu (timeliness). Laporan keuangan memenuhi karakteristik andal apabila informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Laporan keuangan pemerintah daerah harus disajikan melalui proses yang memberikan jaminan keteraandalan dan ketepatan waktu penyajiannya agar berguna dalam pengambilan keputusan. 5 Hal tersebut menunjukkan pentingnya keterandalan dan ketepatan waktu da1am pelaporan keuangan. Berdasarkan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa SDM berpengaruh terhadap keterandalan pelaporan keuangan (Hullah et.al., 20 12; Andriani, 20 10; Winidyaningrum dan Rahrnawati, 201 0), Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan (Nuryanto dan Afiah, 2012; Hullah et. al., 2012; Andriani, 2010; Winidyaningrum dan Rahmawati, 20 10), Pengendalian intern berpengaruh positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan (Nuryanto dan Afiah, 20 12; dan Wittayapoom et.al., 2011). Kapasitas SDM juga berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu laporan keuangan pemerintah daerah (Andriani, 2010; Clatworthy dan Peel, 2010). Berbeda dengan Winidyaningrum dan Rahmawati (201 0), bahwa SDM berpengaruh tidak signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Selain SDM, pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pemerintah daerah (Winidyaningrum dan Rahmawati, 201 0). Berbagai studi yang telah dilakukan membuktikan masih adanya kesenjangan terkait variabel dalam penelitian, maka dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kapasitas SDM, pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian intern akuntansi terhadap keterandalan dan ketepatan waktu pelaporan keuangan Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur". 6 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: l. Apakah kapasitas SDM berpengaruh terhadap keterandalan pelaporan keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur? 2. Apakah kapasitas SDM berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur? 3. Apakah pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap keterandalan pelaporan keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur? 4. Apakah pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur? 5. Apakah pengendalian intern akuntansi berpengaruh terhadap keterandalan pelaporan keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur? 6. Apakah keterandalan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur? 7 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji pengaruh kapasitas SDM terhadap keterandalan pelaporan keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2. Untuk menguji pengaruh kapasitas SDM terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. 3. Untuk menguji pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap keterandalan pelaporan keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. 4. Untuk menguji pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. 5. Untuk menguji pengaruh pengendalian intern akuntansi terhadap keterandalan pelaporan keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. 6. Untuk menguji pengaruh keterandalan laporan keuangan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. 8 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Untuk menambah khasanah pustaka dan sebagai bahan kajian mengenai pengaruh kapasitas SDM, pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian intern akuntansi Terhadap pelaporan keuangan. 1.4.2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada manajemen Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Propinsi Nusa Tenggara Timur terutama dalam hal praktik pengaruh kapasitas SDM, pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian intern akuntansi, keterandalan dan ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan. Sehingga pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah daerah. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah 31 (tigapuluh satu) SKPD bagian Pengelola Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Propinsi Nusa Tenggara Timur. Dengan bermaksud menganalisis pengaruh kapasitas SDM, pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian intern akuntansi terhadap keterandalan dan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Periode penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2014 sampai Februari 2015.