KENAKALAN REMAJA DI TEGALREJO DAN FAKTOR

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Gaya kehidupan anak-anak remaja sekarang ini banyak mengalami perubahan.
Perubahan itu meliputi cara berpikir, tata cara bertingkah laku, bergaul dan berbagai gaya
kehidupan lainnya sebagai ciri khas remaja. Perkembangan remaja juga menunjukkan
banyak kemajuan yang dicapai. Hal ini nampak dari pendidikan yang diperolehnya,
penguasaan ketrampilan, ilmu dan teknologi serta prestasi dalam olahraga dan kesenian.
Perubahan dan perkembangan semacam itu perlu ditopang dengan pendidikan
nilai-nilai moral, sebab kehidupan remaja tidak lepas dari lingkungan sosialnya. Remaja
berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Oleh karenanya remaja perlu
memiliki pemahaman tentang moralitas untuk mengikuti perkembangan masyarakat
tersebut yaitu masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok sosial dengan tingkat
sosial dan keagamaan yang berbeda dan mempunyai tata cara berperilaku masingmasing.
Remaja dalam bergaul di lingkungan sosialnya, akan terjadi saling pengaruh
mempengaruhi dan dalam berbagai konflik sosial dikhawatirkan remaja tidak mampu
mengendalikan diri, sehingga lepas kontrol dan terjerumus pada perilaku menyimpang.
Penyimpangan perilaku tersebut dikenal dengan istilah kenakalan remaja.
Lingkungan pergaulan berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku remaja
diluar lingkungan remaja. Disamping itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diglobalisasikan, memberi kemudahan dan informasi dengan cepat.
Berbagai kemudahan dan informasi yang cepat tersebut bila tidak diambil segi
positifnya, maka justru dapat memasukan remaja ke jurang perilaku yang jauh dari
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, sehingga merugikan masyarakat dan
remaja itu sendiri.
Berbagai kasus kenakalan remaja sering muncul kepermukaan.
Tingkat dari kenakalan itu sendiri beragam, ada yang berurusan dengan yang berwajib,
ada pula yang tidak. Bermacam-macam tindak perilaku tidak dapat dibenarkan secara
moral, sering dilakukan oleh remaja. Tindakan-tindakan tersebut dilakukan karena
melihat dan meniru perbuatan orang lain maupun tayangan TV yang negatif.
Menurut Dolllard Kartini (1986) setiap orang memiliki bibit agresifitas dalam
dirinya. Berkembang tidaknya bibit tersebut tergantung pada pendidikan yang
diterimanya sejak dini. Hal ini dapat di lihat dari banyaknya bacaan dan film-film yang
bertemakan percintaan, kekerasan dan berbagai tayangan perilaku yang negatif, sehingga
besar pengaruhnya bagi remaja untuk bertindak moral. Selain itu pembangunan
materialisme yang terlalu mengejar tingkat pertumbuhan membuat pemerataan menjadi
terbengkelai, kesenjangan sosialpun dengan mudah tercipta dan ini merupakan kondisi
yang mudah bagi suburnya bibit agresifitas. Walaupun secara umum disepakati bahwa
kesenjangan sosial bukan penyebab langsung, tetapi hal ini dapat memicu seseorang
untuk sah-sah saja melakukan tindakan kekerasan. Terlebih lagi dengan minimnya
pembekalan pengetahuan keagamaan bagi remaja-remaja sekarang. Hal ini memiliki
andil besar dalam budaya permisif ( serba boleh ) seperti sekarang ini.
Maraknya tawuran antar remaja selama bulan puasa hingga menelan korban
puluhan jiwa merupakan cermin semakin minimnya sosok panutan yang bisa menjadi
teladan masyarakat khususnya generasi muda di tanah air” (Suara Merdeka,18 September
2008). Berita tersebut merupakan contoh dari sebagian kecil kenakalan yang dilakukan
remaja sekarang.
Remaja yang dalam bahasa aslinya “adolescence” berasal dari bahasa latin
adolescere yang berarti “ tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Menurut
Piaget (Hurlock,1991) mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia
dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana
anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan
merasa sama, atau paling tidak sejajar.
Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile berasal dari bahasa Latin
juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifatsifat khas pada periode remaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin
“delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya
menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau
peneror, durjana dan lain sebagainya. Juvenile delinquency atau kenakalan remaja adalah
perilaku jahat atau kenakalan anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial
pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial,
sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Istilah kenakalan
remaja mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat
diterima sosial sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal.(Kartono, 2003).
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan
kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang
melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap
dirinya sendiri maupun orang lain. Kenakalan remaja merupakan salah satu bentuk
penyimpangan yang dilakukan remaja karena tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan,
dan norma sosial yang berlaku.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja antara lain : bolos sekolah, merokok, berkelahi /
tawuran, menonton film porno, minum minuman keras, seks diluar nikah,
menyalahgunakan narkotika, mencuri, memperkosa, berjudi, membunuh, kebut-kebutan
dan banyak lagi yang lain.
Untuk menumbuhkan moral remaja menurut Blatt dan Kohlberg yang dikutip oleh
Muhammad al-Mighwar (1999) dalam jurnal psikologi remaja (1999) mengajukan
konsep konflik-kognitif: Caranya para remaja di bentuk menjadi berbagai kelompok yang
masing-masing terdiri dari sepuluh orang. Mereka diberi tema-tema dilema moral yang
bisa menciptakan konflik kognitif kemudian diaktifkan untuk berdiskusi secara tebuka.
Seorang guru mendukung kelompok tertentu kemudian mendukung argumentasi
kelompok lain secara bergiliran hingga terjadi konflik. Dengan begitu para remaja diuji
untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan konsistensi moralnya.
Dari paparan di atas penulis menyimpulkan bahwa kenakalan remaja merupakan
problemetika yang perlu diperhatikan dan ditanggulangi dengan serius, karena remaja
adalah generasi penerus bangsa. Masa depan bangsa ini berada di tangan remaja,
sehingga perlu diberikan pondasi iman yang kuat, serta dibesarkan di lingkungan yang
baik.
1.2.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah penelitian ini dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : Bentuk-bentuk kenakalan remaja
apa saja yang terjadi di Tegalrejo dan faktor-faktor yang berpengaruh?
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian
ini dilakukan dengan tujuan : Untuk mengetahui berbagai bentuk kenakalan remaja di
Kelurahan Tegalrejo dan faktor-faktor yang berpengaruh.
1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1. Kegunaan terhadap kepentingan akademik
Dengan mengetahui berbagai bentuk dan faktor – faktor yang mendorong dan
mempengaruhi berbagai pola perilaku kenakalan remaja diharapkan dapat memperkaya
khasanah pengetahuan tentang kenakalan remaja sehingga memperluas wawasan
dalam menyikapi berbagai pola perilaku tersebut berkaitan dengan profesi penulis
sebagai pendidik yang sangat erat kaitannya dengan perilaku yang baik setelah lulus
nanti. Disamping itu diharapkan dapat memberikan sumbangan kerangka model berpikir
penyelesaian masalah kenakalan remaja berdasarkan kajian lapangan sehingga dapat
untuk menyusun model penelitian lain atau penelitian lanjutan yang sejenis.
1.4.2. Kegunaan terhadap kepentingan praktis
a. Bagi orang tua, masyarakat dan instansi yang terkait
Hasil penelitian ini berguna untuk menyikapi sedini mungkin berbagai
pola perilaku kenakalan remaja sehingga dapat dilakukan tindakan berupa
pendidikan dan bimbingan yang sebaik mungkin bagi remaja agar tidak
terperosok pada hal-hal yang tidak diinginkan. Dan bagi pemerintah serta
instansi terkait agar dijadikan sebagai evaluasi dari berbagai peraturan dan
kebijaksanaan yang diberikan oleh pihak-pihak tertentu yang kemungkinan
besar berpengaruh terhadap berbagai pola perilaku kenakalan remaja.
b. Bagi remaja
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan agar dalam
masa remaja mampu mengendalikan diri dan mengarahkan aktivitasnya ke
arah yang positif supaya tidak merugikan diri sendiri dan masyarakat.
Download