BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma. Sel telur atau ovum manusia diproduksi oleh indung telur (ovarium) sejak masa janin. Sel bakal telur (sel promordial) mulai berkembang dengan mengadakan pembelahan pada usia kehamilan 3 bulan. Pembelahan terhenti pada suatu fase yang tertahan hingga akil balik dan menjadi sempurna pada saat sel telur dibuahi (Khumaira, 2012 ; hal. 19). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Khumaira, 2012 ; hal. 3). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnnya janin, lamanya kehamilan normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, yaitu trimester pertama, dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Khumairah, 2012 ; hal.3). Kehamilan mempengaruhi perubahan fisik dan mental emosi ibu. Pada masa kehamilan, emosi muadaj naik dan turun. Muncul rasa cemas dan takut menghadapi persalinan dan kondisi bayi dalam kandungan. Hal tersebut bisa diakibatkan perubahan hormon dalam tubuh serta ada keinginan ibu mendapatkan perhatian suami dan lingkungannya, 1 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Rani Budiarti Pratiwi, Kebidanan DIII UMP, 2014 karenanya ibu hamil perlu memantau perkembangan kesejahteraan janin dengan berkonsultasi pada bidan maupun dokter. Selama kehamilan, seorang ibu hamil pasti mengalami perubahanperubahan yang mengganggu aktifitas ibu sehari-hari. Setelah ibu melewati masa kehamilan, yang dimulai dari trimester pertama, kedua dan ketiga, selanjutnya ibu akan memasuki masa persalinan. Dimana pada masa persalinan, ibu akan mengetahui cara-cara melahirkan serta mengetahui bagaimana bersalin yang benar. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Manuaba, 2008). Persalinan merupakan hal yang sangat kompleks karena disatu sisi terjadi kebahagiaan menjelang kelahiran anak tetapi di sisi lain terjadi resiko-resiko yang mungkin mengancam keselamatan ibu dan bayi. Oleh karena itu pengawasan ibu hamil dalam persalinan sangat diperlukan. Setiap persalinan mempunyai resiko komplikasi sehingga setiap persalinan dapat dianggap sebagai keadaan darurat dan membutuhkan penanganan yang tepat. Banyak faktor yang mempengaruhi persalinan diantaranya jalan lahir (passage), janin (passanger), tenaga/kekuatan (power), psikis ibu dan penolong. Bayi baru lahir adalah bayi yang dilahirkan dengan umur kehamilan cukup bulan 9 bulan 7 hari tanpa komplikasi dengan berat badan lahir 2500-3000 gram. Masa nifas adalah dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya, dan masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi (Wulandari dan handayani, 2011 ; hal. 1). 2 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Rani Budiarti Pratiwi, Kebidanan DIII UMP, 2014 Didalam masa nifas ada beberapa tahapan, yaitu puerperium dini, puerperium intermedial, remote pierperium. Masa antara adalah masa peralihan, pada masa ini terjadi pemulihan organ rerproduksi wanita yang akan berfungsi kembali. Sehingga diperlukan alat kontrasepsi, ada beberapa macam alat kotrasepsi diantaranya bisa dengan menggunakan metode sederhana, metode modern, metode efektif dan metode KB darurat. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan 2012 menunjukkan tingkat kematian ibu meningkat tajam dibanding survei yang dilakukan 2007 silam. Survei menemukan terdapat kematian ibu melahirkan sebanyak 359 per 100 ribu kelahiran. Padahal, pada survei 2007 angka kematian ibu hanya 228 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Ukuran keberhasilan suatu pelayanan kesehatan tercemin dari penurunan angka kematian ibu (maternity mortality rate) sampai pada batas angka terendah yang dapat dicapai sesuai dengan kondisi dan situasi setempat serta waktu. Sasaran MDGs yaitu angka kematian ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Angka perdarahan menurut kementerian kesehatan RI tahun 2010, ada tiga faktor utama kematian ibu melahirkan adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%), dan infeksi (11%). Perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab utama kematian ibu dalam persalinan. Angka kejadian kasus perdarahan yang dilaporkan dinegara berkembang berkisar antara 10-15% yaitu 4% setelah persalinan pervaginam, 6-8% setelah persalinan dengan bedah sesar. Berdasarkan penyebab perdarahan diperoleh sebaran sebagai berikut, atonia 3 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Rani Budiarti Pratiwi, Kebidanan DIII UMP, 2014 uteri 50%-60%, retensio plasenta 16%-17%, sisa plasenta 23%-24%, laserasi jalan lahir 4%-5%, kelainan darah 0,5%-0,8%. Menurut penelitian mayang novika ratu, dkk, terdapat hubungan antara umur ibu dengan retensio plasenta, hasil analisis diperoleh nilai OR (Odds Ratio) yaitu sebesar 2,158 dengan tingkat kepercayaan 95% artinya umur resiko tinggi mempunyai resiko 2,158 kali untuk mengalami retensio plasenta dibandingkan dengan resiko rendah (2013). Menurut penelitian sunarto dan dwi fitriani tahun 2012, risiko riwayat seksio sesarea terhadap kejadian retensio plasenta di daerah madiun mempunyai proporsi kejadian retensio plasenta dari risk faktor riwayat seksio sesarea berdasarkan hasil penelitian sebesar 25,58% (proporsi / p = 0,25 ). Hasil penelitian ini menggambarkan terdapat perbedaan proporsi antara kejadian retansio plasenta yang berawal dari riwayat seksio sesarea. Teori ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Kota Madiun yang menunjukkan bahwa sebanyak 78,57% ibu yang mempunyai riwayat seksio sesarea mengalami retensio plasenta, ini lebih besar dari ibu yang tidak memiliki riwayat seksio sesarea yaitu hanya 44,44%, tatapi hasil penelitian ini tidak dikuatkan dengan adanya kator penyebab pasti retensio plasenta. Menurut penelitian Abdel-aleem, dkk tahun 2011 bahwa penatalaksanaan kejadian retensio plasenta Retensi plasenta merupakan komplikasi yang berpotensi serius kerja. Standar emas manajemen adalah penghapusan manual plasenta dibawah anestesi dengan risiko yang terkandung di dalamnya karena invasif alam. Garis Alternatif termasuk penggunaan uterotonics dan uterus santai obat gabungan atau berurutan. Ulasan ini termasuk satu uji klinis yang memenuhi syarat yang dibandingkan nitrogliserin sublingual dengan plasebo ketika oksitosin gagal. 4 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Rani Budiarti Pratiwi, Kebidanan DIII UMP, 2014 Hasil utama adalah penghapusan manual plasenta. Sebuah manfaat yang jelas untuk nitrogliserin sublingual dalam mengurangi kebutuhan untuk penghapusan manual plasenta ditemukan. Namun, penulis tidak menyatakan apakah plasenta terlepas atau tidak terpisah. Penelitian ini juga menunjukkan kehilangan darah kurang selama tahap ketiga pada wanita yang menerima nitrogliserin dibandingkan dengan wanita yang menerima plasebo. Namun ukuran sampel dari penelitian ini adalah sangat kecil ( 24 wanita ). Calon sidang lain, non-dikendalikan menunjukkan efektivitas dari 1 mg sublingual nitrogliserin dalam pengiriman retensi plasenta ketika oksitosin gagal (Ekerhovd 2008). Semua 24 perempuan dikelola secara aktif dalam kala III persalinan. Jika plasenta tetap terkirim 40 menit setelah pengiriman neonatus, tambahan oksitosin diberikan, diikuti oleh dikontrol tali pusar traksi. Jika plasenta tidak disampaikan, nitrogliserin ( dua 0.5 tablet mg ) diberikan sublingually dan dikendalikan umbilical traksi tali pusat dilakukan lagi lima menit setelah resorpsi tablet. Prosedur ini dianggap sukses jika plasenta itu disampaikan setelah pemberian nitrogliserin dan traksi tali pusat terkendali untuk maksimal lima menit. Angka kematian ibu masih tinggi karena perdarahan salah satunya, dan perdarahan itu dikarenakan dengan kejadian retensio plasenta yang sering terjadi disebuah Rumah Sakit, yang sebenarnya kejadian seperti itu dapat dicegah dengan penanganan manajemen aktif kala III secara tepat dan cepat. Retensio plasenta itu sendiri adalah belum keluarnya plasenta selama 30 menit setelah bayi lahir, sehingga kejadian seperti itu seharusnya mendapat penanganan yang intensif dan segera melakukan tindakan yang tepat untuk mengeluarkan plasenta yang belum lahir. 5 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Rani Budiarti Pratiwi, Kebidanan DIII UMP, 2014 B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dalam penulisan diatas, maka merumukan masalah ―Bagaimana Asuhan Komprehensif pada masa kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir (BBL) dan masa antara pada Ny. D dan bayi Ny.D di Puskesmas I Cilongok ?‖ C. TUJUAN 1. Tujuan umum Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu hamil pada Trimester ketiga (TM III) di Puskesmas I Cilongok dengan pendekatan manajemen kebidanan varney dan pendokumentasian dengan SOAP. 2. Tujuan khusus Penulis mampu : a. Melakukan pengkajian secara lengkap mengenai data mulai dari subyektif, obyektif terhadap ibu hamil pada TM III. b. Melakukan interpretasi data meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan ibu hamil pada TM III. c. Menentukan diagnosa potensial pada ibu hamil pada TM III. d. Melakukan identifikasi kebutuhan segera pada ibu hamil pada TM III. e. Merencanakan asuhan menyeluruh yang akan diberikan pada ibu hamil pada TM III. f. Melaksanakan asuhan secara efesien kepada ibu hamil pada TM III. g. Mengevaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan ibu hamil TM III. h. Mendokumentasikan Asuhan kebidanan dengan metode SOAP. 6 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Rani Budiarti Pratiwi, Kebidanan DIII UMP, 2014 D. Ruang Lingkup 1. Sasaran Sasaran pada kasus ini yaitu ibu hamil Ny. D. 2. Tempat Asuhan kebidanan dilaksanakan di Puskesmas I Cilongok . 3. Waktu Waktu pengkajian dilakukan pada saat praktek di Puskesmas Cilongok I pada bulan April 2014 E. Manfaat Studi Kasus 1. Praktisi a. Bagi puskesmas Diharapkan mampu meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, masa antara sehingga dapat mengetahui lebih dini komplikasi pada ibu. b. Bagi bidan Diharapkan mampu menambah pengetahuan dan informasi mulai dari kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir dan masa antara serta meningkatkan komunikasi pada pasien. 2. Teorotis a. Bagi mahasiswa Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, masa antara serta diharapkan mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif dengan profesional. 7 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Rani Budiarti Pratiwi, Kebidanan DIII UMP, 2014 F. Metode Pengumpulan Data Dalam pengambilan studi kasus penulis menggunakan beberapa cara untuk mengambil data yang akan dibutuhkan dalam tugas akhir, seperti : wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dokumentasi . Sedangkan pengumpulan data dapat diambil dengan pengambilan data sekunder dan data tersier. 1. Data primer a. Wawancara Suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran (responden) atau bercakap—cakap berhadapan muka dengan orang tersebut. Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau percakapan (Notoadmodjo, 2010; h. 139). b. Pemeriksaan fisik Suatu cara yang dilakukan dengan kita memeriksa bagian tubuh pasien dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki guna mengetahui apa saja penyakit yang sedang diderita oleh ibu. c. Observasi Cara yang dilakukan dengan menggunakan alat indera seperti mata, kita bisa memantau semua perkembangan yang terjadi. 2. Data sekunder a. Dokumentasi Penulis menggunakan buku KIA yang ada kaitannya dengan pasien. 8 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Rani Budiarti Pratiwi, Kebidanan DIII UMP, 2014 b. Studi pustaka Penulis menggunakan buku, liflet, yang berhubungan dengan ibu hamil pada TM III. c. Media elektronik Dengan membuka situs website yang ada kaitannya pada ibu hamil TM III. G. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini menjelaskan tentang asuhan kebidanan yang komprehensif, mulai dari kehamilan, persalinan, BBL, nifas, dan masa antara. Dimana pada kehamilan dan bersalin berisi tentang pengaruh terhadap plasenta, teori manajemen varney, data perkembangan SOAP dan landasan hukum dan kewenangan bidan. BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini menjelaskan tentang studi kasus, pengambilan studi kasus, waktu pengambilan studi kasus, tehnik pengambilan data, dan alat-alat yang digunakan. BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan tentang mulai dari ibu hamil pada TM III, mulai dari hamil sampai masa antara. Sesuai dengan manajemen 9 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Rani Budiarti Pratiwi, Kebidanan DIII UMP, 2014 kebidanan mulai dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, rencana tindakan, pelaksanaan , evaluasi dan metode soap. Sedangkan tentang pembahasan menjelaskan tentang kesenjangan antara kasus dan lahan BAB V PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan ini untuk menaggapi butir-butir kesehatan yang berupa kesenjangan dan pemecahan masalah dan tanggapan bersifat operasional yang artinya saran dapat dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 10 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Rani Budiarti Pratiwi, Kebidanan DIII UMP, 2014