G K RI EXODU S A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan beribadah Pengkhotbah Votum Pengkhotbah Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Persembahan Liturgos & Jemaat Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“ Petugas Doa Pengkhotbah Hamba Tuhan GKRI Exodus GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email: [email protected] Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah GEMBALA BAVARIAN Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A Telp : 0812 3378 0070 Email: ev.yohanesdodik@gmail. com 2 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ UCAPAN BAHAGIA BAGIAN 2 (Matius 5:6-7) Mimbar GKRI Exodus | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M K hotbah hari ini adalah pembahasan kedua tentang Ucapan Bahagia. Secara khusus kita akan belajar tentang orang yang lapar dan haus terhadap kebenaran, yang murah hatinya, dan yang suci hatinya. Orang yang lapar dan haus kebenaran (ayat 6) Sebelum menyelidiki apa arti “lapar dan haus” di bagian ini, kita sebaiknya menjernihkan arti “kebenaran” (dikaiosynē). Kata yang muncul berkali-kali dalam Alkitab ini memang memiliki cakupan arti yang cukup beragam, sehingga para penafsir pun berbeda pendapat tentang maknanya. Ada yang memahami kebenaran sebagai tindakan Allah dalam penghakiman. Ada pula yang memandangnya sebagai status benar di hadapan Allah karena iman kepada Yesus Kristus. Yang lain memilih untuk menafsirkan kebenaran sebagai ukuran hidup yang benar seperti yang dikehendaki Allah. 3 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Di antara tiga alternatif di atas, yang paling memungkinkan adalah yang terakhir. Pertimbangan konteks dan pemunculan kata dikaiosynē di Injil Matius mendorong kita untuk mengaitkan kebenaran dengan ukuran hidup yang benar. Yang paling jelas adalah Matius 5:20, ketika Tuhan Yesus berkata: “Jika hidup keagamaanmu (lit. “kebenaranmu”) tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.” Dari teks ini terlihat bahwa kebenaran dipahami sebagai kesalehan. rarti apa yang dilakukan oleh Yohanes dan Yesus (bdk. “kita menggenapkan”), bukan apa yang Allah lakukan maupun status manusia di hadapan Allah. Orang yang berbahagia adalah mereka yang lapar dan haus terhadap kebenaran (dalam arti ukuran hidup yang benar di depan Allah). Penggunaan metafora “lapar dan haus” menyiratkan beberapa poin analogi yang penting. Pertama, ada hasrat yang kuat. Sama seperti orang yang sedang kelaparan dan kehausan, keinginan untuk mendapatkan makanan dan minuman bukan sekadar keinginan yang biasa, tetapi hasrat yang kuat. Pemazmur pernah mengungkapkan situasi ini seperti rusa yang haus dan merindukan air (Mzm 42:1-2). Itulah yang dicontohkan oleh Tuhan Yesus pada waktu Ia dibaptis. Hasrat-Nya yang kuat untuk menggenapi kebenaran mengalahkan kehormatan-Nya sebagai Anak Allah maupun keseganan Yohanes Pembaptis (Mat 3:14-15). Di Matius 5:10 kebenaran menjadi alasan mengapa orang-orang Kristen dianiaya, sehingga sulit dipahami jika kebenaran di sana merujuk pada tindakan Allah atau status legal kita di hadapan Allah. Sebelumnya, pada saat Yohanes Pembaptis raguragu untuk melakukan tugasnya, Yesus Kristus berkata: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah” (3:15, lit. “seluruh kebenaran”). Kebenaran di sini be- Kedua, ada persandaran yang to4 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ tal. Sama seperti manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa makanan dan minuman demikian pula kita sangat membutuhkan kebenaran. Bahkan tatkala hidup kita terancam sekalipun, kita lebih memilih kebenaran daripada kehidupan. Itulah yang diteladankan oleh Yesus Kristus. Walaupun Ia sangat lapar sesudah berpuasa 40 hari 40 malam, Ia tetap memilih untuk bersandar pada firman Allah daripada memuaskan kelaparan-Nya. Ia berkata kepada Iblis: “Manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (4:4). han terhadap makanan dan minuman terjadi setiap hari, demikian pula kebutuhan kita terhadap kebenaran. Kita bahkan harus lebih memikirkan “kerajaan Allah dan kebenaran-Nya” (6:33) daripada kebutuhan kita sehari-hari (makanan dan pakaian). Tuhan Yesus pernah berkata kepada murid-murid-Nya: “Makanan-Ku adalah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku” (Yoh 4:34). Semua poin analogi di atas harus dipahami dalam konteks relijius pada waktu itu. Orang-orang Farisi dan ahli Taurat merasa diri sudah penuh kebenaran. Ketaatan mereKetiga, ada kesinambungan yang ka yang detil pada tradisi membuat tak terputus. Sebagaimana kebutu- mereka sombong. Status sebagai keturunan biologis dari Abraham membuat mereka merasa aman. Mereka tidak merasa membutuhkan kebenaran lagi. Dalam konteks seperti inilah Tuhan Yesus menasihatkan para pengikut-Nya untuk selalu memiliki rasa lapar dan haus terhadap kebenaran. Apakah ini berarti bahwa kebenaran adalah hasil usaha manusia? Bertolak dari makna dikaiosynē di 5:6, 5 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ kita tidak dapat menampik bahwa lapar dan haus terhadap kebenaran pasti melibatkan perbuatan. Kita melakukan apa yang benar. Walaupun demikian, kita juga tidak boleh mengabaikan anugerah Allah di dalamnya. Penekanan pada metafora ini lebih terletak pada hasrat daripada tindakan. Kita tidak diperintahkan untuk menghasilkan maupun mencapai kebenaran. Kita hanya merasa lapar dan haus terhadapnya. Konsekuensi yang muncul pun bukan “mereka akan mendapatkannya,” melainkan “mereka akan dipuaskan.” Bentuk pasif di sini menyiratkan Allah sebagai subjek. Dengan kata lain, Allah yang menyediakan kebenaran itu bagi umat-Nya. Di samping itu, kebenaran yang didambakan tetaplah kebenaran Allah (6:33 “kerajaan Allah dan kebenaran-Nya”). chortazō juga muncul di 14:20 dan 15:37 pada saat Matius menceritakan bagaimana ribuan orang makan sampai kenyang hingga masih tersisa beberapa bakul roti. Jadi, ini berbicara tentang kepuasan. Hanya orang-orang yang memiliki hasrat besar terhadap kebenaran yang akan mendapatkan kepuasan ilahi. Kita seringkali kalah dengan dosa karena kita tidak memiliki hasrat yang cukup kuat. Kita tidak benar-benar menginginkannya. Merasa diri sudah penuh kebenaran adalah bahaya fatal. Menyadari kebutuhan terhadap kebenaran tidaklah cukup. Yang paling penting adalah hasrat yang besar untuk memilikinya. Orang yang murah hati (ayat 7) Apa arti “murah hati” dalam konteks ini? Sebagian besar orang memahami murah hati dalam arti suka memberi. Lawan dari murah hati adalah pelit atau kikir. Konsekuensi yang menyertai sikap lapar dan haus terhadap kebenaran adalah kepuasan. Penerjemah LAI:TB dengan tepat memilih terjemahan “dipuaskan” (chortasthēsontai). Bukan han- Pandangan populer ini ternyaya tidak lapar lagi, tetapi sampai ta tidak sepenuhnya benar. Hambenar-benar kenyang. Kata dasar pir semua versi Inggris secara te6 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ pat memilih terjemahan “merciful” (berbelas kasihan), bukan “generous” (baik hati dalam memberi). Kata sifat yang sama dikenakan pada Yesus Kristus sebagai imam besar yang berbelas kasihan kepada orang berdosa (Ibr 2:17). Kata benda eleos juga mengandung makna yang sama. Kata ini selalu dihubungkan dengan sikap yang baik terhadap orang lain yang membutuhkan, misalnya orang berdosa atau orang yang berkekurangan. Eleos berkaitan dengan misi kedatangan Kristus ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa (9:13 “Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”). Orang-orang Farisi dinilai tidak berbelas kasihan karena menghukum orang yang tidak bersalah (12:7). Mereka juga ditegur karena mengabaikan keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan (23:23). Dari semua pemunculan ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa eleēmōn atau eleos seringkali digunakan dalam konteks penghakiman atau penilaian terhadap orang lain. Orang yang eleēmōn adalah dia yang berbelas kasihan pada saat menilai orang lain. Sama seperti Yesus Kristus, seorang yang eleēmōn ingin mengasosiasikan diri dengan orang yang ia sedang nilai, sehingga ia lebih bisa menghargai persepsi orang lain. Dia tidak mudah mengeksploitasi kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita di atas kesalahan orang lain. Sikap ini sangat kontras dengan gaya hidup banyak orang. Kita cenderung untuk menghakimi daripada mengerti dan mengasihi (7:1-2). Pada waktu menghakimi pun, kita seringkali tidak adil. Ukuran yang berat kita berlakukan untuk orang lain, sedangkan kesalahan kita sendiri dengan mudah terlewatkan (7:3-5). Kita juga kadangkala membanggakan pembalasan kita kepada orang lain yang berbuat salah kepada kita, padahal orang yang berbelas kasihan cenderung melepaskan pengampunan (18:21-35). 7 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Konsekuensi bagi orang yang berbelas kasihan (eleēmōn) adalah “akan beroleh kemurahan” (ayat 7b). Dalam teks Yunani, kata kerja yang muncul sebenarnya berbentuk pasif (NIV “they will be shown mercy”). Sama seperti kata kerja pasif lainnya dalam bagian akhir setiap Ucapan Bahagia, subjek dalam kata kerja itu adalah Allah sendiri. Maksudnya, orang yang berbelas kasihan kepada orang lain akan diberi belas kasihan oleh Allah. Prinsip ini sekilas mungkin membingungkan. Apakah belas kasihan Allah bersifat bersyarat (jika kita terlebih dahulu berbelas kasihan kepada orang lain)? Tentu saja tidak. Perumpamaan tentang pengampunan di 18:21-35 sangat bermanfaat dalam menjernihkan kebingungan ini. Hamba yang berhutang 10 ribu talenta sudah dibebaskan dari hutangnya karena belas kasihan sang raja. Sang raja tidak memberi persyaratan apapun. Tatkala hamba itu tidak mau melakukan hal yang sama kepada temannya yang berhutang jauh lebih kecil daripada hutangnya dahulu kepada raja, orang itu menunjukkan dirinya sebagai orang yang tidak menghargai belas kasihan raja. Ia pantas untuk dihukum karena ia tidak memahami maupun menghargai belas kasihan ilahi. Di samping itu, Allah sendiri sudah menetapkan sebuah pola kerja rohani. Yakobus 2:13 “Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.” Bagaimana dengan Saudara? Apakah Saudara selama ini cenderung mudah menghakimi orang lain? Apakah penghakiman Saudara kepada orang lain terlalu keras? Maukah Saudara meneladani Yesus Kristus yang mau merendahkan diri mencari orang berdosa dan menunjukkan belas kasihan kepada mereka? Soli Deo Gloria. 8 e Po ko k Do a Syafaat & K at e k i s m u s H e i d e l b e r g | #TEACH ING MAGZ POKOK DOA SYAFAAT 1. Doakan untuk perkuliahan reguler STAR • Doakan agar banyak jemaat Tuhan yang meluangkan waktu untuk menikmati perkuliahan STAR • Doakan untuk Pdt. Yakub dan Ev. Dodik yang akan mengajar di semester ini. 2. Doakan untuk REC Batam. •Doakan agar Exodus-Batam dapat terus berkembang •Doakan Ev. Samuel dan keluarga yang melayani di Batam. Kiranya semakin efektif untuk perkembangan pelayanan di sana. KATEKISMUS HEIDELBERG Pertanyaan 76: Apa perbedaan antara pembenaran dan pengudusan? Jawaban Pengudusan tergabung secara tak terpisahkan dengan pembenaran. Kendati demikian, keduanya berbeda dalam hal-ini. Dalam pembenaran, Allah memperhitungkan kebenaran Kristus; dalam pengudusan Roh-Nya mencurahkan anugerah ke dalam hati manusia dan membuatnya mampu menggunakan anugerah itu. Dalam pembenaran, dosa diampuni; dalam pengudusan dosa itu ditekan. Pembenaran sama-sama membebaskan semua orang percaya dari murka Allah yang melakukan pembalasan, sepenuhnya, dalam kehidupan ini pun, sehingga mereka tidak pernah kena hukuman, sedangkan pengudusan tidak sama rata terdapat dalam semua orang dan tidak pernah sempurna dalam kehidupan ini pada seorang pun, tetapi bertumbuh menjadi semakin sempurna. a. 1Ko 6:11; 1:30. b. Rom 4;6-8. c. Yeh 36:27. d. Rom 3:24-25. e. Rom 6:6, 14. f. Rom 8:33-34. g. 1Yo 2:12-14; Ibr 5:12-14. h. 1Yo 1:8, 10. i. 2Ko 7:1; Fil 3:12- 14. 9 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Apa yang anda harapkan? Menebus Realitas Pernikahan | Mencabuti Rumput Liar A pakah Anda pernah melewati rumah yang kebunnya ditanami dengan tidak sabar atau malas? Anda dapat melihat beberapa bukti bunga yang hidup tetapi tanamannya tidak subur, dan pemandangannya sudah tentu tidak cantik! Saya pikir ada banyak, banyak sekali pernikahan yang tepat seperti itu. Pertanyaan: Apakah pernikahan Anda ditanami dengan baik? Sudahkah pernikahan Anda dicabuti rumput liarnya dan disiram dengan teratur? SELAMAT DATANG DI KEBUN RUMPUT LIAR SAYA Sam dan Sarah selalu terlihat terburu-buru dan terlalu sibuk. Mungkin kelemahan terbesar dalam pernikahan mereka adalah ketidaksabaran. Mereka terlihat menginginkan terlalu banyak hal terlalu cepat; mereka berdua bekerja dengan waktu yang panjang sehingga mereka mendapatkan segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk dapat menikmati “hidup lebih baik.” 10 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk bicara dari hati ke hati. Sarah tahu bahwa hal-hal kecil sedang menjadi hal-hal besar, yang dapat bertumbuh sangat besar dan merusak, dan bahwa dia butuh untuk membicarakannya, tetapi sepertinya tidak pernah ada waktu. Sarah sudah sangat baik dalam memberi petunjuk, tetapi Sam tidak ahli dalam menangkapnya. Sam dan Sarah tidak berada dalam pernikahan yang membawa malapetaka, tetapi pernikahan mereka sarat dengan rumput liar dan rumput-rumput tersebut sedang akan menghambat kehidupan dari kasih yang pernah ada. tuhkan, tanam dan bangun. Allah sedang berkata bahwa perubahan selalu memiliki dua sisi: penghancuran dan pembangunan. Yeremia dipanggil secara pribadi dan khusus sebagai salah satu nabi Tuhan. “Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas… untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam” (Yer 1:10). Agar perubahan terjadi di Israel (dan ini sangat dibutuhkan), Allah berkata: cabut dan run- Keegoisan Keegoisan merupakan DNA dari dosa. Mungkin tidak ada hal yang lebih merusak dalam pernikahan daripada hal ini. Mungkin keegoisan adalah akar dari segala hal kecil yang bodoh dan menjijikkan yang kita lakukan satu sama lain. Mungkin ini alasan kita membuat pilihan yang besar dan mendatangkan Agar pernikahan Anda menjadi sehat, Anda harus memiliki semangat menghancurkan dan membangun. Memang ini kedengaran lucu, tetapi ada hal-hal yang perlu dihancurkan supaya pernikahan Anda dapat menjadi seperti apa yang sudah dirancangkan. Tetapi, seperti masalah rumput liar yang terus-menerus muncul pada lahan yang sudah dibersihkan, agenda penghancuran tidak dapat menjadi komitmen satu kali. Saya sarankan hal yang umum, yang perlu Anda kembangkan dan YEREMIA DAN PERNIKAH- terapkan kepada hal-hal yang khusus pada pernikahan Anda sendiri. AN ANDA 11 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ bencana yang punya potensi untuk mengakhiri Kesibukan Pernikahan, seringkali, merupakan pernikahan. sesuatu yang kita kerjakan di seSemua ini adalah kebalikan dari ran- la-sela segala hal lain yang kita kercangan Allah, sehingga hal ini tidak jakan dengan sungguh-sungguh. akan pernah berhasil. Kita diben- Tetapi pernikahan pastinya tidak tuk sebagai makhluk sosial, dibuat cenderung bertumbuh subur ketiuntuk hidup dalam persekutuan ka kita meninggalkannya sendirian secara vertikal dengan Allah dan dan memintanya bertumbuh sendipersekutuan secara horizontal den- ri. Sebuah pernikahan akan bergan sesama manusia. Memusatkan tumbuh, berubah, dan bertambah diri pada orang lain, yang untuknya sehat butuh pemeliharaan. Seperti kita dirancang, dan yang Allah gu- sebuah kebun, tidak menjadi indah nakan untuk menyelamatkan kita jika ditelantarkan. dari diri kita merupakan satu-satunya cara hidup yang membuat kita Jadi, mengapa kita sangat sibuk? dapat hidup dengan orang lain da- Jawabannya mungkin mengejutlam penghormatan, pengharapan, kan Anda: Materialisme. Pengejaran yang terus-menerus terhadap dan kedamaian. hal-hal materi yang lebih besar dan lebih baik, menghisap waktu, tenaga, dan vitalitas hubungan kita. Dan dengan semua itu tidaklah memuaskan keinginan hati kita. Sehingga kita berusaha terus, seakan berlari dalam perlombaan yang tiada garis akhirnya. Materialisme membuat kita kosong, terlibat utang, dan kecanduan, sementara mengambil waktu, perha12 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ tian, dan tenaga kita jauh dari hubungan antar manusia yang paling penting di seluruh hidup. Kurang Perhatian Pacaran adalah mengenai perhatian, karena Anda mencoba memenangkan hati seseorang. Sayangnya, hubungan cenderung memudar pada saat orang itu telah kita miliki. Kita mulai terlalu santai dan berhenti berusaha keras, sehingga pernikahan kita mulai menderita. Sedikit pasangan yang mengatakan bahwa pernikahan mereka menjadi persahabatan yang lebih lembut dan intim daripada sebelumnya. Tetapi banyak pasangan melihat ke masa pacaran dan bertanya-tanya apa yang terjadi. Ingat: sebuah pernikahan merupakan pernikahan yang sehat karena – oleh anugerah Tuhan – orang-orang di pernikahan tersebut tidak pernah berhenti mengusahakannya! Pembenaran Diri Apakah Anda menyambut kritikan dan keprihatinan dari pasangan Anda mengenai sesuatu yang Anda katakan atau lakukan? Ketika itu terjadi, apakah Anda mengalihkan pembicaraan, berusaha meyakinkan bahwa Anda bukan satu-satunya yang berdosa? Sudahkah Anda benar-benar meminta pasangan Anda mengoreksi Anda? Ketika Anda merasakan tusukan dari rasa bersalah, apakah Anda berusaha membenarkan diri atas apa yang Anda katakan atau lakukan? Apakah pembenaran diri menahan Anda untuk menyiangi pernikahan Anda? Atau Anda berpikir bahwa Anda tidak memiliki rumput liar sedikit pun? Ketakutan Mungkin Anda takut akan kegagalan. Mungkin Anda menghabiskan terlalu banyak waktu berpikir mengenai “bagaimana jika.” Mungkin Anda menanggapi pasangan Anda berdasarkan ketakutan Anda atas sesuatu yang dapat dilakukan pasangan Anda. 13 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Atau mungkin, Anda takut akan manusia. Mungkin Anda terlalu menyandarkan kebaikan diri Anda, keamanan Anda, dan pengharapan Anda kepada suami atau istri Anda. Saya pikir banyak dari kita berusaha mendapatkan dari pasangan kita apa yang hanya bisa kita dapatkan dari Allah – kedamaian. Keinginan untuk penerimaan dan penghargaan tidak salah, tetapi hal ini tidak boleh menguasai hati kita. Kemalasan Kemalasan berakar dalam cinta diri. Itu adalah kemampuan untuk membebaskan diri kita dari tanggung jawab. Itu merupakan kerelaan diri kita untuk tidak melakukan berbagai hal yang kita tahu seharusnya kita lakukan. Itu berarti memilih apa yang nyaman bagi diri kita daripada apa yang terbaik bagi pasangan kita. Kemalasan bersifat tidak disiplin dan tidak bermotivasi. Kemalasan menuntut hal-hal yang baik tanpa kita rela untuk berinvestasi di dalamnya. Saya yakin bahwa kemalasan merupakan sebuah persoalan yang lebih besar dalam pernikahan kita daripada apa yang cenderung kita pikirkan. Kemalasan menuju kepada kekecewaan, kecil hati, ketidakpuasan, dan masalah masa depan. Jadi, bagaimana dengan Anda? Anda tidak perlu takut menilik pernikahan Anda, betapapun banyaknya rumput liar di pernikahan Anda, karena Allah menemui Anda di dalam kesulitan Anda dengan anugerah-Nya yang ajaib. Dia memberkati Anda dengan anugerah dari bijaksana, kesabaran, kekuatan, dan pengampunan. Mungkin untuk waktu yang lama Anda telah membiarkan rumput liar dosa menghimpit kehidupan pernikahan Anda. Alangkah baiknya jika Anda bangkit dan mulai mencabut rumput-rumput liar. Sambil Anda melakukannya, Dia akan memberikan anugerah yang tepat yang Anda butuhkan pada saat yang tepat pula. Ringkasan Bagian Komitmen 2, Bab 7, dari buku: What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul David Tripp ~ bersambung ~ 14 e Ap ak ah o r an g K r i s t e n b o l e h m e r ayak an u l ang tahu n? | #Q and A MAGZ Apakah orang Kristen boleh merayakan ulang tahun? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M B agi sebagian besar orang, pertanyaan ini terkesan konyol. Kita sudah terbiasa mengadakan dan menghadiri pesta ulang tahun. Apa yang salah dengan itu? Tidak demikian dengan para pengikut Saksi Yehuwah. Menurut mereka, perayaan ulang tahun adalah dosa. Orang yang menaati Alkitab tidak seharusnya melangsungkan pesta ulang tahun. Beberapa argumen telah dirumuskan untuk mendukung pandangan ini. Mereka meyakini bahwa perayaan ulang tahun berasal dari tradisi kafir. Mereka juga berpendapat bahwa gereja mula-mula tidak pernah merayakan ulang tahun. Satu-satunya yang perlu diperingati adalah kematian, bukan kelahiran (bdk. Pkt 7:1). Itu pun hanya berlaku untuk kematian 15 e Ap ak ah o r an g K r i s t e n b o l e h m e r ayak an u l ang tahu n? | #Q and A MAGZ Yesus Kristus. Di samping itu, Alkitab mencatat dua perayaan ulang tahun saja (Firaun dan Herodes). Keduanya dikisahkan dengan cara yang sangat negatif (Kej 40:20-22; Mrk 6:21-29). Bagaimana kita sebaiknya menyikapi ajaran di atas? Pertama-tama, kita perlu menunjukkan bahwa kelahiran juga sesuatu yang penting. Paling tidak, hal ini berlaku pada kelahiran Yesus Kristus. Para malaikat menyanyikan pujian sukacita di depan para gembala untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus (Luk 2:13-14). Para gembala pun bergegas untuk melihat bayi itu (Luk 2:15-19). Orang-orang majus datang dari negeri yang jauh hanya untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus dan memberikan hadiah kepada-Nya (Mat 2:1-14). Para rasul beberapa kali menyinggung tentang kelahiran Yesus sebagai bagian penting dari injil (Gal 4:4). Pengakuan Iman Rasuli yang sudah berusia ratusan tahun juga menyatakan dengan tegas tentang kelahiran Yesus dari anak dara Maria. Berikutnya kita perlu mengkaji ulang keabsahan argumen historis yang dipaparkan. Apa yang disebut “kafir” dalam perayaan ulang tahun ternyata lebih banyak berhubungan dengan roh-roh jahat dan harapan-harapan palsu berdasarkan astrologi, dsb. Tidak semua perayaan ulang sekarang ini layak diletakkan pada kategori yang sama. Keyakinan bahwa gereja mula-mula tidak pernah merayakan ulang tahun juga sedikit problematis. Alkitab tidak mencatat segala sesuatu yang ingin kita ketahui. Sesuatu yang tidak pernah disinggung belum tentu tidak ada. Mungkin hal itu dianggap tidak terlalu penting atau relevan dengan penulisan suatu kitab dalam Alkitab. Melarang sesuatu hanya gara-gara tidak ada catatan tentang hal itu merupakan sebuah kesalahan umum yang disebut argumen dari ketidakadaan (argument from silence). Ketidakadaan seringkali memang benar-benar tidak ada! Kita baru boleh melarang sesuatu jika ada larangan eksplisit maupun implisit terhadap hal itu. 16 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ P E NE B U S A N TE R B ATA S (Lanjutan tgl 7 Agustus 2016) mu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama sepeberatan: Tawaran Injil secara erti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, Cuma-Cuma. tetapi kamu tidak mau.” Dalam kitab Yesaya dinyatakan: “ayo, hai semua orang yang haus, Petrus menulis dengan kejelasan marilah kepada-Ku, semua orang yang tidak dapat diragukan bahwa letih lesu dan berbeban berat, Aku Tuhan”sabar terhadap kamu, kareakan memberi kelegaan kepadamu” na Ia menghendaki supaya jangan (Mat 11:28). Dalam Dalam Matius ada yang binasa, melainkan supaya 23:37 Ia berkata: “Yerusalem, Yeru- semua orang berbalik dan bertobat” salem, engkau akan membunuh na- (2Ptr. 3:9). bi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepada- K 17 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ Akhirnya dalam Wahyu 22:17 kita membaca mengenai undangan yang universal: “Roh dan pengantin perempuan itu berkata: “marilah!” dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: “marilah!” dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan Cuma-Cuma!” Bagaimanakah kedua pernyataan ini dipadukan? Disatu pihak, Allah menetapkan untuk menyelamatkan hanya orang-orang tertentu, dan dipihak lain Allah dengan tulus menawarkan keselamatan kepada semua orang. Bukankah ayat-ayat ditas menunjukkan bahwa Kristus mati bagi semua orang? Karena bila Ia dengan tulus menawarkan keselamatan kepada semua orang, maka Ia tentu menyiapkan keselamatan bagi mereka semua. Disini kita menjumpai kembali masalah mendasar tentang Allah. Jalan-Nya jauh tinggi di atas jalan kita dan pemikiran-Nya jauh tinggi di atas akal budi kita. Bagi manusia, tampaknya kedua kebenaran di atas tidak mungkin diselaraskan karena keduanya saling bertentangan. Tetapi Alkitab adalah Firman Allah yang sempurna dan tidak mungkin salah. karena kedua kebenaran itu dinyatakan oleh Alkitab sendiri, maka keduanya harus kita terima; kita harus mengakui kenyataan bahwa kita tidak mampu memahami Allah dan jalan-jalan-Nya. Kita harus dengan rendah hatimengakui bahwa ciptaan tak dapat memahami sepenuhnya akan pikiran pencipta. Kita hanya dapat bertanya: apakah benar Allah membuat kedua pernyataan ini, yang tampaknya saling bertentangan? Bila kedua pernyataan ini ada di dalam Alkitab, seperti pendapat kaum Calvinis, maka pendapat ini harus diterima. Kita tidak seharusnya berkata bahwa kita hanya akan menerima hal-hal yang dapat dipahami oleh akal budi kita yang terbatas itu. Karena dengan demikian, secara otomatis kita menghapus kemungkinan-kemungkinan yang Allah miliki karena Allah tidak terbatas, Ia jauh lebih besar daripada akal budi manusia dan tidak mungkin dipahami oleh akal budi manusia 18 e MAGZ Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G yang serba terbatas. Keberatan: Pernyataan-pernyataan Alkitab yang tampaknya bersifat universal. Keberatan-keberatan terhadap penebusan terbatas kadang-kadang didasarkan pada pernyataan-pernyataan Alkitab seperti: “Kristus adalah pendamaian untuk ... dosa seluruh dunia” (1 Yoh 2:2); “Dialah benar-benar Juruselamat dunia” (Yoh. 4:42); “yang menghapus dosa dunia” (Yoh. 1:29); “Kristus ... sudah mati untuk semua orang” (2 Kor. 5:14-15), Ia “telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia” (1 Tim 2:6). Kesimpulannya, bila Kristus mati untuk semua orang, maka artinya Ia mati bukan untuk sejumlah orang yang terbatas. Bersambung……… Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer 19 e Ter jem ahan f r as e “ Ke n ci n g m e n gh ad ap d i n d i ng” | #D OYO U KNOW MAGZ Terj e m aha n da r i f r a s e “k e n cin g m e n gh a da p d i n d in g” M ungkin frase ‘kencing menghadap dinding’ terdengar asing di telinga para pembaca Alkitab, bahkan mungkin frase ini tidak pernah didapati ketika membaca Alkitab. Namun sebenarnya frase ‘kencing menghadap dinding’ muncul berulang kali dalam Alkitab, setidaknya ada 6 ayat yang memiliki frase itu di dalamnya, yaitu 1 Samual 25:22, 1 Samuel 25:34, 1 Raja 14:10, 1 Raja 16:11, 1 Raja 21:21 dan 2 Raja 9:8. Setelah mengecek ayat-ayat tersebut dalam Alkitab terjemahan LAI, maka frase tersebut tetap tidak akan ditemukan, mengapa? Dalam terjemahan Alkitab bahasa Inggris, utamanya King James Version (KJV), kita baru akan mendapati frase tersebut. Misalnya 1 Samuel 25:22: So and more also do God unto the enemies of David, if I leave of all that pertain to him by the morning light any that pisseth against the wall Dalam LAI, 1 Samuel 25:22 diterjemahkan sebagai berikut: Beginilah kiranya Allah menghukum Daud, bahkan lebih lagi dari 20 e Ter jem ahan f r as e “ Ke n ci n g m e n gh ad ap d i n d i ng” | #D OYO U KNOW MAGZ pada itu, jika kutinggalkan hidup sampai pagi seorang laki-laki sajapun dari semua yang ada padanya. Rupanya frase ‘kencing menghadap dinding’ (pissed against the wall) langsung dipahami dan diterjemahkan oleh para penerjemah LAI sebagai ‘laki-laki’. Beberapa terjemahan Alkitab bahasa Inggris pun langsung menerjemahkan dan mengartikan frase itu dengan ‘laki-laki’, seperti misalnya NIV, NASB, NKJV, dan beberapa terjemahan Alkitab bahasa Inggris lainnya. Jika memang frase ‘kencing menghadap dinding’ merupakan sebuah istilah umum yang dipakai orang pada era itu untuk merujuk pada seorang laki-laki, mengapa setiap kali kata ‘laki-laki’ muncul, tidak dipakai frase ‘kencing menghadap dinding’ untuk merepresentasikannya? Seperti misalnya di 1 Samuel 25, 2 kali frase ‘kencing menghadap dinding’ muncul, yaitu di ayat 22 dan 34. Namun 1 Samuel 25 juga memunculkan kata ish, yang dalam bahasa Ibrani merujuk pada laki-la- ki, yaitu di ayat 2 dan 3 “ada seorang laki-laki” (memakai ‘man’ (ish), bukan ‘he who pissed againt the wall’) di ayat 2 dan “…tetapi laki-laki itu kasar” (juga memakai ‘man’ (ish), bukan ‘he who pissed againt the wall’) di ayat 3. Dan juga kemunculan frase ‘kencing menghadap dinding’ sangat sedikit (yaitu sebanyak 6 kali) dibanding kata ish yang berarti laki-laki (muncul lebih dari 2000 kali). Dengan demikian, ‘laki-laki’ yang bagaimana yang dimaksud ketika frase ‘kencing menghadap dinding’ itu muncul? Salah satu catatan yang secara jelas menulis arti kata ini adalah catatan di Talmud (Baba Bathra 19b) yang menuliskan sebagai berikut : “Apakah arti kalimat berikut: ‘Bahkan makhluk yang biasanya kencing menghadap ke dinding pun tidak akan meninggalkan dia. Makhluk apakah itu? Seekor anjing.’ Hubungan antara pemakaian dan kemunculan kata ‘anjing’ dengan frase ‘kencing menghadap dinding’ dipercaya sangat erat. Dalam 1 Samuel 25, Nabal dikatakan berasal dari keturunan Kaleb. Kaleb memiliki kedekatan dengan kata keleb 21 e Ter jem ahan f r as e “ Ke n ci n g m e n gh ad ap d i n d i ng” | #D OYO U KNOW MAGZ yang dalam bahasa Ibrani artinya ‘anjing’. Anjing juga muncul dalam penghakiman terhadap Yerobeam (1 Raja 14:10-11). ‘Anjing’ juga muncul di dalam firman penghukuman terhadap Baesa (1 Raja 16:4; 16:11) dan terhadap seisi rumah Ahab (1 Raja 21:21; 21:24; 2 Raja 9:8; 9:10; 9:36). Dengan demikian frase ‘kencing menghadap dinding’ harus dipahami dalam hubungannya bagaimana umat Israel memandang anjing. Di Israel, anjing termasuk dalam daftar binatang yang najis dan penggunaan kata ‘anjing’ dipergunakan dalam konteks penghinaan. Ketika istilah itu diberlakukan kepada manusia, hal itu menyatakan penghinaan pribadi terhadap seseorang (2 Samuel 16:9 ‘mengapa anjing mati ini mengutuki tuanku?’; Ula 23:19 ‘uang semburit’ dalam bahasa Inggrisnya ‘wages of dogs’ merujuk pada upah untuk pelacur laki-laki). Hubungan antara frase ‘kencing menghadap dinding’ dengan anjing memberikan indikasi bahwa kemunculan frase ‘kencing menghadap dinding’ yang dikenakan kepada ‘laki-laki’ memiliki konotasi yang negatif atau mengandung penghinaan. Enam ayat yang tercatat menggunakan frase ‘kencing menghadap dinding’ (1 Samual 25:22, 1 Samuel 25:34, 1 Raja 14:10, 1 Raja 16:11, 1 Raja 21:21 dan 2 Raja 9:8) muncul dalam konteks ketika orang sedang murka atau marah. Ketika seseorang sedang murka, maka kata-kata yang dipergunakan untuk orang lain biasanya menggunakan kata-kata yang mengandung penghinaan untuk memberi penekanan. NK_P 22 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ KONVERSI (Lanjutan tgl 7 Agustus 2016) KONVERSI DAN REGENERASI P erbedaan ketiga antara regenerasi dan konversi adalah regenerasi adalah karya Allah yang langsung jadi dan lengkap, sedangkan tindakan berpaling kepada pertobatan dan iman yang kita sebut sebagai “konversi” lebih merupakan suatu proses dari pada peristiwa pertama kali. Lahir baru dipastikan terjadi langsung dan lengkap. Gambaran tentang kelahiran bisa menjelaskan hal ini. Meskipun diawali oleh proses berbulan-bulan dan tahun-tahun pertumbuhan setelah itu, kelahiran itu sendiri adalah peristiwa yang penting. Kita dilahirkan atau tidak dilahirkan, sama seperti kita hidup atau mati. Sekali dilahirkan, kita tidak bisa lagi mengulang atau mengalami kembali peristiwa itu. Demikian juga dengan lahir baru. 23 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ Mengutip John Owen lagi, regenerasi “tidak memiliki tingkatan, di mana satu orang bisa lebih diregenerasi dari yang lain. Semua orang yang dilahirkan dari Allah adalah setara, meskipun ada yang lebih rupawan dari yang lain, karena gambaran Bapanya di surga terlihat lebih nyata di dalam dirinya, tetapi tidak memiliki tingkat yang lebih tinggi dari yang lain. Manusia bisa saja lebih atau kurang kudus, lebih atau kurang proses pengudusannya, tetapi manusia tidak bisa lebih atau kurang diregenerasi.” contoh sejarah yang paling menyolok dari konversi yang tiba-tiba, tidaklah menjadi seperti itu. Kita tidak bisa membayangkan bahwa pertemuan pertamanya dengan Yesus Kristus terjadi di perjalanannya dalam jangka waktu yang cukup lama. Somerset Maugham menggunakan metafora berbeda untuk menekankan keragaman “bentuk” terjadinya konversi, “bagi sebagian orang, konversi memerlukan kejadian menggemparkan seperti batu menjadi hancur berantakan melalui curahan badai besar, tetapi bagi sebagian orang lain konversi terjadi Namun ada bukti tentang tahapan secara bertahap, seperti batu mendari konversi. Manusia mulai resah jadi lubang karena tetesan air yang dalam hatinya dan mulai melihat terjadi terus menerus.” perlunya bertobat. Roh Kudus mulai membuka mata mereka dan mereka Tidak diragukan bahwa dalam penmulai melihat Yesus Kristus sebagai galaman banyak orang, ada satu saat Juruselamat yang mereka butuh- di mana tindakan berpaling yang kan. Mereka bisa saja mengalami disebut konversi ini menjadi lengperiode pergumulan, setengah me- kap dan iman yang muncul mennolak dan setengah berserah. Mer- jadi iman yang menyelamatkan. eka bisa saja seperti Agripa “ham- Selain itu, terkadang orang-orang pir percaya”atau seperti ayah yang menyadari saat seperti itu. Namun anaknya menderita penyakit ayan, Roh Kudus adalah Roh yang lemah berada dalam situasi percaya dan lembut. Dia sering bersabar menantidak percaya. Bahkan Saulus dari tikan orang-orang berpaling dari Tarsus yang seharusnya merupakan keegoisan mereka kepada Kristus. 24 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ Dan meskipun itu sudah terjadi, yaitu ketika kita bisa dikatakan sebagai “orang Kristen yang telah dikonversi,” karya-Nya masih jauh dari selesai. Meskipun regenerasi adalah peristiwa satu kali, pertobatan dan iman yang membentuk konversi bisa bertumbuh dan memang harus demikian. Kita memerlukan pengakuan dosa yang lebih dalam dan iman yang lebih kuat. Konversi hanyalah awal. Di hadapan kita terbentang pertumbuhan seumur hidup menjadi dewasa dalam Kristus, berubah menjadi serupa dengan Kristus. Terkadang konversi dilihat sebagai fenomena psikologis yang bisa terjadi di setiap agama. Contohnya, William James dalam ceramahnya di Gifford Lectures, bisa berkata, “Konversi adalah sebuah proses, bertahap ataupun tiba-tiba, di mana sebuah pribadi yang saat itu terpecah dan merasa bersalah, merasa inferior dan tidak senang, menjadi utuh dan merasa benar, superior dan senang, melalui suatu pembangungan hubungan yang benar dengan obyek dari perasaan religious ini.” Mirip dengan ini di Bangkok, Seksi I (Culture and Identity) melaporkan, “Konversi sebagai fenomena tidak bisa dibatasi pada komunitas Kristen. Konversi juga terjadi di agama lain dan juga dalam komunitas politik dan ideologis.” Jika pemikiran kita hanya sebatas perubahan kesetiaan yang diikuti dengan perasaan bebas secara psikologis, setelah masa penuh ketegangan dan pergumulan, memang demikianlah yang terjadi. Tetapi orang Kristen akan menambahkan bahwa ada dimensi-dimensi unik dalam pengalaman konversi Kristen, karena di dalamnya ada Allah melalui Roh-Nya meregenerasi orang itu dan “obyek dari sentimen religious,” tidak lain adalah dari Tuhan Yeus Kristus. Bersambung....... 25 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E RENUNGAN HARIAN Senin, 15 Agustus 2016 LAPAR DAN HAUS (Bacaan: Matius 5:6) Seorang pemuda mendatangi seorang pertapa dengan sebuah permintaan, “Tunjukkanlah kepadaku bagaimana saya harus melakukan kebenaran dalam hidup saya?” Pertapa itu bertanya, “Seberapa besar kerinduanmu?” Orang muda itu menjawab, “Lebih dari apapun di dunia ini.” Sang pertapa kemudian membawa orang muda itu ke tepi danau dan mereka masuk ke dalam danau sampai air danau mencapai leher. Kemudian sang pertapa menekan kepala orang muda itu ke dalam air. Pemuda itu berjuang dengan susah payah dan sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari tangan sang pertapa. Tapi sang pertapa itu tidak melepaskannya sampai si pemuda itu hampir tenggelam. Setelah keluar dari air, Sang pertapa bertanya “Anakku, ketika engkau berada di dalam air, apa yang engkau inginkan lebih dari segala yang lain?” Tanpa ragu, pemuda itu menjawab, “udara”. Baik, ketika engkau menginginkan kebenaran seperti engkau menginginkan udara tadi, maka matamu akan terbuka terhadap keajaiban Allah. Seberapa besarkah saudara menginginkan kebenaran dalam hidup kita? Apakah sebanyak makanan yang dibutuhkan oleh orang yang sedang kelaparan, dan sebanyak air yang dibutuhkan oleh seseorang yang akan mati karena kehausan?” Kebahagiaan sejati hanya diperuntukan kepada orang-orang yang lapar dan haus akan kebenaran. Bukan beberapa kebenaran tertentu saja, tetapi semua kebenaran. Apakah saudara sungguh lapar dan haus semua kebenaran ilahi? 26 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Selasa, 16 Agustus 2016 GAYA HIDUP YANG SAMA (Bacaan: Matius 5:7) Ada sebuah legenda tentang seorang rabi yang menyambut seorang pelancong yang letih untuk beristirahat semalam di rumahnya. Setelah mengetahui bahwa tamunya berusia hampir seratus tahun, rabi itu bertanya tentang keyakinan agamanya. Tamunya menjawab, “Saya seorang ateis.” Dengan marah rabi itu mengusir tamunya dan berkata, “Saya tidak dapat menampung seorang ateis di rumah.” Tanpa sepatah kata pun lelaki tua itu berjalan tertatih ke arah kegelapan jalan. Rabi itu sedang membaca Kitab Suci ketika ia mendengar suara, “Anak-Ku, mengapa engkau mengusir lelaki tua itu?” “Karena ia seorang ateis, dan saya tidak dapat menerimanya bermalam!” jawabnya. Suara itu menjawab, “Aku telah menerimanya selama hampir seratus tahun.” Rabi itu bergegas keluar, membawa lelaki tua itu kembali, dan memperlakukannya dengan ramah. Demikianlah kemurahan hati Allah yang sempurna bagi manusia. Saudara dapat mempercayai Tuhan, dapat berjalan di dalam jalan Tuhan semuanya karena kemurahan hati Allah. Dia ingin anak-anakNya mewarisi gaya hidup yang sama, yaitu gaya hidup yang berkemurahan bagi orang lain. Bagaimanakah saudara hidup? sudahkah saudara mewarisi hati yang bermurah hai bagi orang lain? Kemurahan hati Allah yang berkelimpahan terhadap kita merupakan motivasi bagi kita untuk bermurah hati kepada orang lain. 27 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Rabu, 17 Agustus 2016 LUAR DALAM SAMA (Bacaan: Matius 5:8) Sebuah gereja mengadakan pemilihan majelis. Hampir semua majelis terpilih mendesak seorang bapak untuk menjadi ketua majelis. Tetapi berulang bapak itu menolak dengan alasan tidak bisa, tidak cocok dll. Akhirnya, pemilihan ketua majelis diadakan dengan cara setiap orang menulis usulan nama di selembar kertas kecil. Setelah 10 orang majelis itu selesai menulis dan kertas dikumpulkan, dihitunglah jumlah suara. Dugaan semua orang tidak meleset, si bapak yang dianggap layak untuk menjabat sebagai ketua majelispun terpilih sebagai ketua. Namun ada yang aneh karena jumlah suara untuk si bapak adalah 10. Itu berarti si bapakpun memilih diri sendiri, padahal di depan semua orang dia kelihatan rendah hati dan menolak pencalonan dirinya sebagai ketua. Pada zaman itu, Tuhan Yesus mendapati para rohaniwan, yakni orangorang Farisi dan ahli-ahli Taurat, mereka berusaha memamerkan citra diri mereka yang sangat rohani di mata publik, namun berbeda dengan keadaan mereka yang sebenarnya. Jelas mereka tidak memiliki kesucian hati. Orang yang suci hatinya adalah orang yang dalam dan luarnya sama. Apa yang dilihat orang lain dari luar dirinya sama dengan apa yang di dalam hatinya. Jika Tuhan Yesus mengamati hidup kita hari ini? penilaian apakah yang Dia berikan bagi kita? Apakah dia akan mengecam kita sebab kita memiliki hidup yang sama dengan ahli Taurat dan orang Farisi? 28 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Kamis, 18 Agustus 2016 MURAH HATI SEPERTI BAPA (Bacaan: Lukas 6:36-38) Pada zaman Yesus, orang Yahudi sangat dipengaruhi oleh hukum Lex Tallionis. Dalam hukum ini, orang bersalah harus diberikan balasan yang setimpal. Mata ganti mata, gigi ganti gigi, dan seterusnya. Namun Yesus memberikan pengajaran yang berbeda. Yesus mengajarkan orang untuk mengasihi musuh, berbuat baik kepada mereka yang membenci kita, memberkati orang yang mengutuk kita, dan berdoa bagi orang yang mencaci kita (ayat 27-28). Jelas penafsiran literal tidak cocok untuk perintah ini. Bagaimana kita harus memahami perintah Yesus ini? Artinya bahwa kasih seorang pengikut Yesus harus melampaui kasih yang biasa ditawarkan dunia ini (32-34). Kemurahan hati Tuhan Yesus nampak dalam kesiapsediaan melayani kebutuhan umat, dalam pengampunan, dalam menyambut orang berdosa, orang yang kecil lemah, sakit bahkan mati. Yesus meminta kita menjadi pengikut-Nya, meneladani Dia. Kemurahan hati nampak dalam belaskasih, pengampunan dan dalam memberi baik waktu, tenaga, juga materi. Pada zaman modern ini, nilai kemurahan hati semakin terkikis. Simpati, empati dan pengampunan menjadi hal yang langka. Sebagai anakanak Allah marilah kita meneladani Tuhan Yesus yang murah hati. Selama hidupnya Ia tidak pernah jemu menyatakan kemurahan hatinya bagi orang-orang berdosa. Allah ingin kita menjadi orang yang murah hati, sama seperti Dia yang adalah murah hati. 29 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Jumat, 19 Agustus 2016 APA RESPONMU? (Bacaan: Mazmur 40:9) Mazmur ini adalah ungkapan hati Daud atas keselamatan yang telah dinyatakan oleh Tuhan atas hidupnya. Ayat 1-3 menggambarkan bagaimana Allah menyelamatkan dirinya dari kehancuran dan menegakkan hidupnya kembali. Di ayat 18 Daud melukiskan kemiskinan dan kesengsaraannya, namun Allah tetap memperhatikan dan menolongnya. Meresponi kebaikan Tuhan Daud menaikan syukur dan puji-pujiannya kepada Allah yang telah nyelamatkannya (4-6). Di ayat 7-9 dan 10-11 Daud menyatakan kesediaannya untuk melakukan kehendak Tuhan (9) karena ia sadar bahwa ketaatan kepada Tuhan jauh lebih berharga dibandingkan kurban persembahan dalam bentuk jasmani (7). Daud bukan hanya mau taat, namun dengan bersukacita ia mau mengabarkan karya Tuhan kepada orang lain (10-11). Bersyukur, taat, dan memberitakan kasih Tuhan. Ketiga hal ini menjadi respon pemazmur atas pertolongan dan karya Tuhan dalam hidupnya. Adakah ketiga hal ini juga menjadi respon kita, ketika kita menyadari betapa luar biasa Allah telah menolong kita? Bagi orang-orang yang mengandalkan Tuhan, firman-Nya berkata: “Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan” (5a) 30 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Sabtu, 20 Agustus 2016 JUJUR DAN TULUS (Bacaan: Mazmur 24:4-5) Hati kita ini ibarat sebuah kebun. Bila kebun itu selalu kita jaga dan kita rawat setiap hari, kebun itu akan menjadi lahan yang subur dan siap untuk ditanami benih. Pada akhirnya kebun itu akan menghasilkan tuaian yang baik. Sebaliknya jika kebun itu kita biarkan terbengkalai, maka kebun itu akan tumbuh banyak ilalang dan semak belukar yang justru akan menghambat tumbuhnya benih yang kita tanam. Demikian juga dengan hati, kita perlu menjaga, merawat dan menanaminya dengan benih yang baik dan positif yaitu firman Tuhan, sehingga isi hati kita bersih dari segala ‘kotoran’. Sayangnya fakta menunjukan bahwa hati yang jujur dan tulus hari ini sangatlah langka. Tipu menipu, manipulasi dan sejenisnya dengan mudahnya kita temukan di dalam semua lapisan masyarakat. Terkadang kejujuran justru menjadi hal yang dianggap aneh. Sekalipun Kejujuran dan ketulusan merupakan hal langka untuk didapati, Tuhan dengan jelas menyatakan bahwa karekter inilah yang harus dimiliki oleh anak-anakNya. Berkat Tuhan, janji penyertaan dan keadilan yang menyelamatkan akan menjadi bagian bagi mereka yang bersih tangannya, murni hatinya, tidak menipu dan bersumpah palsu. Ini bukanlah upah, tetapi konsekuensi dari ketaatan mereka. 31 e MAGZ P E N G UM UM AN AGENDA MINGGU INI Hari / Tanggal Pukul Senin, 15 Agustus 2016 23.00 Selasa, 16 Agustus 2016 18.30 Rabu, 17 Agustus 2016 Kamis,18 Agustus 2016 19.00 06.00 19.00 Sabtu, 20 Agustus 2016 06.00 18.30 22.00 Minggu,21Agustus 2016 Keterangan Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT: Anak Vivaldi Ogamu Manurung STAR : FORMASI SPIRITUAL 2 Oleh: Yakub Tri Handoko, Th.M. Latihan Musik KU 3 Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Sdri. Jessica Tjong HUT: Bp. Agus Sani Priadi Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Sdri. Vionatha Lengkong HUT: Sdr. Abraham Graviro HUT: Sdri. Michelle Elma Evangelina HUT: Ibu Dwi Lita Kristiani HUT: Sdr. Michael Kevindie Setyawan HUT: Ibu Lusiana Budihardja Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.” 32 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 14 Agustus 2016 Penatalayanan Tema Pengkhotbah Ibadah Remaja (Pk. 09.30 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) Ibadah Umum II (Pk. 09.30) Uc a p a n B e r b a h a g i a : b a g i a n 2 (Mat 5:6-8) Ev. Heri Kristanto Liturgos Sdr. Arka Pelayan Musik Sdr. Igo Sdr. Evan Kak Heri Sdr. Faith Pelayan LCD Sdr. Abraham Ev. Yohanes Dodik Sdri. Shinta Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian (07.00) Lompat a n I m a n Uc a p a n B e r b a h a g i a : (Kejadibagian 2 an 12:1(Mat 5:6-8) 3) Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M. Sdr. Ian Adianto Bp. Eliazar (Pk. 09.30) Bp. Willy T Sdri. Henny Pdt. Reyco Wa t t i m u r y, S.Th Bp. Koesoemo Sdr. Mito Sdr. Ishak Sdr. Yoga Sdr. Hizkia Sdr. Amir Sdr. Toni Sdr. James Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Vino Sdr. Hizkia Sdri. Ririt Sdri. Melissa Sdr. Kevin Sdri. Wella Sdri. Marlin Ibu Tika Sdr. Alwen Sdri. Lisa I Ibu Suani Ibu Lusiana Ibu Febry Ibu Nunuk Ibu Christiana Bp. Imbo Ibu Suyatmi Bp. Andreas K Ibu Rini Sdr. Joy Sdri. Lovie Sdri. Eka Sdri. Lina Doa Syafaat Sdr. Aaron Sdr. Alwen Bp. Budi SG Pdt. Yakub Ibu Natalia Sdr. Mito Doa Persembahan Sdr. Alwen Bp. Budi SG Ibu Carla Sdr. Joy Sdri. Lina Petugas Minggu Ini Ev. Heri Bp. Budi SG Ibu Ike Singer Ibu Vena Sdr. Ikhsan Sdr. Edo Sdri. Shinta Ibu Debby Sdr. Esau Bp. Erwin Sdri. Nora Sdri. Febe Sdri. Risty Penyambut Jemaat Sdri. Michelle E Sdr. Ikhsan Sdr. Aaron 33 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 21 Agustus 2016 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 09.30 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) Ibadah Umum II (Pk. 09.30) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) (07.00) (Pk. 09.30) Uc a p a n B e r b a h a g i a : b a g i a n 3 (Mat 5:9-12) Tema Pengkhotbah Ev. Heri Kristanto Liturgos Ev. Heri Kristanto Pelayan Musik Sdr. Michael Sdr. Aurel Sdr. Arka Sdr. Andreas Pelayan LCD Sdri. Caroline Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A Ibu Debby Sdr. Andy Y Bp. Willy Sdr. Kevin Ibu Santi Sdri. MiBp. BudijanPenyambut chelle B to Jemaat Sdri. CaroBp. Teguh line Ibu Wilis Sdri. Ririt Ibu Titik Sdri. Krisna Ibu Dewi Ibu Eriana Sdri. Henny Sdr. Sebastian Ibu Wilis Ibu Hariati Pdt. Novida Lassa, M.Th Sdri. Debby Sdri. Lina Sdr. Ishak Sdr. Hizkia Sdr. Yoga Sdr. Haris Sdr. Willy Sdr. Ishak Bp. Haryadi Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Toni Sdr. Hizkia Sdri. Zizi Sdri. Marlin Sdri. Marlin Bp. Donny Bp. Suyono Sdri. Lina Sdr. Ishak Sdri. Elvi Sdri. Natalia Doa Syafaat Doa Persembahan Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian Sdr. Mito Sdri. Eka Sdri. Debby Sdri. Lina Sdri. Elvi Sdr. Mito Sdr. Andrew Sdr. Fredy Sdr. Dennis Sdri. Clara Ev. Heri Petugas Minggu Ini Ev. Heri Bp. Budi SG Ev. Heri Singer Ibu Vena Sdr. Ikhsan Ibu Dinna Bp. Budiono Sdri. Helen Sdri. Risty 34 e JADWAL P E NATAL AYANAN MAGZ SEKOLAH MINGGU 14 Agustus 2016 21 Agustus 2016 Liturgis Kak Evelin Naomi dan Fefe Pelayan Musik Kak Calvin Kak Tika Doa Pra/Pasca SM Kak Tika Kak Venna Tema Dorkas Dibangkitkan Cornelius menjadi percaya Sion Kak Budi Kak Budi Getsemani Kak Suani Kak Suani Yerusalem Kak Venna Kak Venna Nazareth Kak Debby Kak Evelyn Betlehem Kak Kezia Kak Debby Penatalayanan (Pk. 09.30 WIB) (Pk. 09.30 WIB) IBADAH PEMUDA Keterangan Sabtu, 13 Agustus 2016 Sabtu, 20 Agustus 2016 Tema Pemimpin sejati Tunduk pada perintah Pengkhotbah Pdt. Reyco W Pdt. Reyco W Litrugos Sdri. Risty Sdri. Lia Pelayan Musik TEAM TEAM Pelayan LCD Sdri. Wati Sdr. Kevin Penyambut Jemaat Sdri. Stevani Sdr. Almendo Sdr. Nelki Sdri. Diana Petugas Doa Sdr. Kevin Sdri. Risty Singer Sdri. Risty Sdri. Olin Sdri. Clara (Pk. 18.30 WIB) (Pk. 18.30 WIB) 35 e Data Keh adir an Je m aat DATA KEHADIRAN JEMAAT MAGZ Ibadah Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Keterangan Umum 1 Minggu, 7 Agustus 2016 45 orang Umum 2 Minggu, 7 Agustus 2016 90 orang Umum 3 Minggu, 7 Agustus 2016 64 orang Remaja Minggu, 7 Agustus 2016 - Pemuda Minggu, 7 Agustus 2016 - Cab. Bavarian KU 1 Minggu, 7 Agustus 2016 27 orang SM : - orang Cab. Bavarian KU 2 Minggu, 7 Agustus 2016 45 orang SM : 3 orang POS Batam Minggu, 7 Agustus 2016 25 orang SM: 69 orang Remaja: 40 orang SM: 34 orang 36