Jumat, 19 Agustus 2016 APA RESPONMU? (Bacaan: Mazmur 40:9)

advertisement
G K RI EXODU S
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu
Panggilan beribadah
Pengkhotbah
Votum
Pengkhotbah
Bacaan Bertanggapan
Pujian Pengakuan Dosa
Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi
Doa Pengakuan Dosa
Berita Anugerah
Petunjuk Hidup baru
Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom”
Pujian Syukur 1
Pujian Syukur 2
Pengakuan Iman
Pujian
Doa Firman Tuhan
Khotbah
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Jemaat
Liturgos
Liturgos
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Persembahan
Liturgos & Jemaat
Doa Persembahan & Doa Syafaat
Pengumuman & Seri Pembinaan
Doxology /
“Kami memuji Kebesaran-Mu”
Doa berkat
Amin / “Thank You Lord”
Theme Song “Jesus At The Center“
Petugas Doa
Pengkhotbah
Hamba Tuhan GKRI Exodus
GEMBALA SIDANG SENIOR
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Telp : 0815 5055 985
Email: [email protected]
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
GEMBALA BAVARIAN
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th.
Telp.081-331515954
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A
Telp : 0812 3378 0070
Email: ev.yohanesdodik@gmail.
com
2
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
UCAPAN BAHAGIA BAGIAN 2
(Matius 5:6-7) Mimbar GKRI Exodus | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
K
hotbah hari ini adalah pembahasan kedua tentang Ucapan
Bahagia. Secara khusus kita akan
belajar tentang orang yang lapar dan
haus terhadap kebenaran, yang murah hatinya, dan yang suci hatinya.
Orang yang lapar dan haus kebenaran (ayat 6)
Sebelum menyelidiki apa arti “lapar
dan haus” di bagian ini, kita sebaiknya menjernihkan arti “kebenaran” (dikaiosynē). Kata yang
muncul berkali-kali dalam Alkitab
ini memang memiliki cakupan arti
yang cukup beragam, sehingga para
penafsir pun berbeda pendapat tentang maknanya. Ada yang memahami kebenaran sebagai tindakan Allah dalam penghakiman. Ada pula
yang memandangnya sebagai status benar di hadapan Allah karena
iman kepada Yesus Kristus. Yang
lain memilih untuk menafsirkan kebenaran sebagai ukuran hidup yang
benar seperti yang dikehendaki Allah.
3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Di antara tiga alternatif di
atas, yang paling memungkinkan
adalah yang terakhir. Pertimbangan konteks dan pemunculan kata
dikaiosynē di Injil Matius mendorong kita untuk mengaitkan kebenaran dengan ukuran hidup yang
benar. Yang paling jelas adalah Matius 5:20, ketika Tuhan Yesus berkata:
“Jika hidup keagamaanmu (lit. “kebenaranmu”) tidak lebih benar dari
pada hidup keagamaan ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk
ke dalam Kerajaan Surga.” Dari teks
ini terlihat bahwa kebenaran dipahami sebagai kesalehan.
rarti apa yang dilakukan oleh Yohanes dan Yesus (bdk. “kita menggenapkan”), bukan apa yang Allah
lakukan maupun status manusia di
hadapan Allah.
Orang yang berbahagia adalah mereka yang lapar dan haus terhadap
kebenaran (dalam arti ukuran hidup
yang benar di depan Allah). Penggunaan metafora “lapar dan haus”
menyiratkan beberapa poin analogi
yang penting.
Pertama, ada hasrat yang kuat. Sama
seperti orang yang sedang kelaparan dan kehausan, keinginan untuk
mendapatkan makanan dan minuman bukan sekadar keinginan yang
biasa, tetapi hasrat yang kuat. Pemazmur pernah mengungkapkan
situasi ini seperti rusa yang haus
dan merindukan air (Mzm 42:1-2).
Itulah yang dicontohkan oleh Tuhan Yesus pada waktu Ia dibaptis.
Hasrat-Nya yang kuat untuk menggenapi kebenaran mengalahkan kehormatan-Nya sebagai Anak Allah
maupun keseganan Yohanes Pembaptis (Mat 3:14-15).
Di Matius 5:10 kebenaran menjadi
alasan mengapa orang-orang Kristen dianiaya, sehingga sulit dipahami jika kebenaran di sana merujuk
pada tindakan Allah atau status legal
kita di hadapan Allah. Sebelumnya,
pada saat Yohanes Pembaptis raguragu untuk melakukan tugasnya, Yesus Kristus berkata: “Biarlah hal itu
terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh
kehendak Allah” (3:15, lit. “seluruh
kebenaran”). Kebenaran di sini be- Kedua, ada persandaran yang to4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ tal. Sama seperti manusia
tidak dapat bertahan hidup tanpa makanan dan minuman
demikian pula kita sangat membutuhkan kebenaran. Bahkan tatkala
hidup kita terancam sekalipun, kita
lebih memilih kebenaran daripada
kehidupan. Itulah yang diteladankan
oleh Yesus Kristus. Walaupun Ia sangat lapar sesudah berpuasa 40 hari
40 malam, Ia tetap memilih untuk
bersandar pada firman Allah daripada memuaskan kelaparan-Nya. Ia
berkata kepada Iblis: “Manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan
dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah” (4:4).
han terhadap makanan dan minuman terjadi setiap hari, demikian
pula kebutuhan kita terhadap kebenaran. Kita bahkan harus lebih
memikirkan “kerajaan Allah dan
kebenaran-Nya” (6:33) daripada kebutuhan kita sehari-hari (makanan
dan pakaian). Tuhan Yesus pernah
berkata kepada murid-murid-Nya:
“Makanan-Ku adalah melakukan
kehendak Dia yang mengutus Aku”
(Yoh 4:34).
Semua poin analogi di atas harus
dipahami dalam konteks relijius
pada waktu itu. Orang-orang Farisi dan ahli Taurat merasa diri sudah
penuh kebenaran. Ketaatan mereKetiga, ada kesinambungan yang ka yang detil pada tradisi membuat
tak terputus. Sebagaimana kebutu- mereka sombong. Status sebagai
keturunan biologis dari Abraham
membuat mereka merasa aman.
Mereka tidak merasa membutuhkan kebenaran lagi. Dalam konteks
seperti inilah Tuhan Yesus menasihatkan para pengikut-Nya untuk
selalu memiliki rasa lapar dan haus
terhadap kebenaran.
Apakah ini berarti bahwa kebenaran
adalah hasil usaha manusia? Bertolak dari makna dikaiosynē di 5:6,
5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ kita tidak dapat menampik
bahwa lapar dan haus terhadap kebenaran pasti melibatkan perbuatan. Kita melakukan
apa yang benar. Walaupun demikian, kita juga tidak boleh mengabaikan anugerah Allah di dalamnya.
Penekanan pada metafora ini lebih
terletak pada hasrat daripada tindakan. Kita tidak diperintahkan untuk
menghasilkan maupun mencapai
kebenaran. Kita hanya merasa lapar
dan haus terhadapnya. Konsekuensi yang muncul pun bukan “mereka
akan mendapatkannya,” melainkan
“mereka akan dipuaskan.” Bentuk
pasif di sini menyiratkan Allah sebagai subjek. Dengan kata lain, Allah yang menyediakan kebenaran
itu bagi umat-Nya. Di samping itu,
kebenaran yang didambakan tetaplah kebenaran Allah (6:33 “kerajaan Allah dan kebenaran-Nya”).
chortazō juga muncul di 14:20 dan
15:37 pada saat Matius menceritakan bagaimana ribuan orang makan
sampai kenyang hingga masih tersisa beberapa bakul roti. Jadi, ini
berbicara tentang kepuasan. Hanya
orang-orang yang memiliki hasrat
besar terhadap kebenaran yang akan
mendapatkan kepuasan ilahi.
Kita seringkali kalah dengan dosa
karena kita tidak memiliki hasrat yang cukup kuat. Kita tidak
benar-benar
menginginkannya.
Merasa diri sudah penuh kebenaran
adalah bahaya fatal. Menyadari kebutuhan terhadap kebenaran tidaklah cukup. Yang paling penting adalah hasrat yang besar untuk
memilikinya.
Orang yang murah hati (ayat 7)
Apa arti “murah hati” dalam konteks ini? Sebagian besar orang memahami murah hati dalam arti suka
memberi. Lawan dari murah hati
adalah pelit atau kikir.
Konsekuensi
yang
menyertai
sikap lapar dan haus terhadap kebenaran adalah kepuasan. Penerjemah LAI:TB dengan tepat
memilih terjemahan “dipuaskan”
(chortasthēsontai). Bukan han- Pandangan populer ini ternyaya tidak lapar lagi, tetapi sampai ta tidak sepenuhnya benar. Hambenar-benar kenyang. Kata dasar pir semua versi Inggris secara te6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ pat memilih terjemahan
“merciful” (berbelas kasihan), bukan “generous” (baik hati
dalam memberi). Kata sifat yang
sama dikenakan pada Yesus Kristus
sebagai imam besar yang berbelas
kasihan kepada orang berdosa (Ibr
2:17).
Kata benda eleos juga mengandung
makna yang sama. Kata ini selalu dihubungkan dengan sikap yang baik
terhadap orang lain yang membutuhkan, misalnya orang berdosa atau
orang yang berkekurangan. Eleos
berkaitan dengan misi kedatangan Kristus ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa (9:13 “Jadi
pergilah dan pelajarilah arti firman
ini: Yang Kukehendaki ialah belas
kasihan dan bukan persembahan,
karena Aku datang bukan untuk
memanggil orang benar, melainkan
orang berdosa”). Orang-orang Farisi
dinilai tidak berbelas kasihan karena menghukum orang yang tidak
bersalah (12:7). Mereka juga ditegur
karena mengabaikan keadilan, belas
kasihan, dan kesetiaan (23:23).
Dari semua pemunculan ini kita
dapat menarik kesimpulan bahwa
eleēmōn atau eleos seringkali digunakan dalam konteks penghakiman
atau penilaian terhadap orang lain.
Orang yang eleēmōn adalah dia
yang berbelas kasihan pada saat menilai orang lain. Sama seperti Yesus
Kristus, seorang yang eleēmōn ingin
mengasosiasikan diri dengan orang
yang ia sedang nilai, sehingga ia lebih bisa menghargai persepsi orang
lain. Dia tidak mudah mengeksploitasi kesalahan orang lain. Ia tidak
bersukacita di atas kesalahan orang
lain.
Sikap ini sangat kontras dengan
gaya hidup banyak orang. Kita cenderung untuk menghakimi daripada mengerti dan mengasihi (7:1-2).
Pada waktu menghakimi pun, kita
seringkali tidak adil. Ukuran yang
berat kita berlakukan untuk orang
lain, sedangkan kesalahan kita
sendiri dengan mudah terlewatkan
(7:3-5). Kita juga kadangkala membanggakan pembalasan kita kepada
orang lain yang berbuat salah kepada kita, padahal orang yang berbelas kasihan cenderung melepaskan
pengampunan (18:21-35).
7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Konsekuensi bagi orang yang berbelas kasihan (eleēmōn) adalah
“akan beroleh kemurahan” (ayat 7b). Dalam teks Yunani, kata
kerja yang muncul sebenarnya berbentuk pasif (NIV “they will be shown
mercy”). Sama seperti kata kerja pasif lainnya dalam bagian akhir setiap
Ucapan Bahagia, subjek dalam kata kerja itu adalah Allah sendiri. Maksudnya, orang yang berbelas kasihan kepada orang lain akan diberi belas
kasihan oleh Allah.
Prinsip ini sekilas mungkin membingungkan. Apakah belas kasihan Allah
bersifat bersyarat (jika kita terlebih dahulu berbelas kasihan kepada orang
lain)? Tentu saja tidak. Perumpamaan tentang pengampunan di 18:21-35
sangat bermanfaat dalam menjernihkan kebingungan ini. Hamba yang
berhutang 10 ribu talenta sudah dibebaskan dari hutangnya karena belas
kasihan sang raja. Sang raja tidak memberi persyaratan apapun. Tatkala
hamba itu tidak mau melakukan hal yang sama kepada temannya yang
berhutang jauh lebih kecil daripada hutangnya dahulu kepada raja, orang
itu menunjukkan dirinya sebagai orang yang tidak menghargai belas kasihan raja. Ia pantas untuk dihukum karena ia tidak memahami maupun
menghargai belas kasihan ilahi. Di samping itu, Allah sendiri sudah menetapkan sebuah pola kerja rohani. Yakobus 2:13 “Sebab penghakiman
yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas
kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.”
Bagaimana dengan Saudara? Apakah Saudara selama ini cenderung mudah menghakimi orang lain? Apakah penghakiman Saudara kepada orang
lain terlalu keras? Maukah Saudara meneladani Yesus Kristus yang mau
merendahkan diri mencari orang berdosa dan menunjukkan belas kasihan kepada mereka? Soli Deo Gloria.
8
e
Po ko k Do a Syafaat & K at e k i s m u s H e i d e l b e r g | #TEACH ING
MAGZ
POKOK DOA SYAFAAT
1. Doakan untuk perkuliahan reguler STAR
• Doakan agar banyak jemaat Tuhan yang meluangkan waktu untuk menikmati perkuliahan STAR
• Doakan untuk Pdt. Yakub dan Ev. Dodik yang akan mengajar di semester ini.
2. Doakan untuk REC Batam.
•Doakan agar Exodus-Batam dapat terus berkembang
•Doakan Ev. Samuel dan keluarga yang melayani di Batam. Kiranya
semakin efektif untuk perkembangan pelayanan di sana.
KATEKISMUS HEIDELBERG
Pertanyaan 76:
Apa perbedaan antara pembenaran dan pengudusan?
Jawaban
Pengudusan tergabung secara tak terpisahkan dengan pembenaran. Kendati demikian, keduanya berbeda dalam hal-ini. Dalam pembenaran, Allah memperhitungkan kebenaran Kristus; dalam pengudusan Roh-Nya
mencurahkan anugerah ke dalam hati manusia dan membuatnya mampu menggunakan anugerah itu. Dalam pembenaran, dosa diampuni; dalam pengudusan dosa itu ditekan. Pembenaran sama-sama membebaskan semua orang percaya dari murka Allah yang melakukan pembalasan,
sepenuhnya, dalam kehidupan ini pun, sehingga mereka tidak pernah
kena hukuman, sedangkan pengudusan tidak sama rata terdapat dalam
semua orang dan tidak pernah sempurna dalam kehidupan ini pada seorang pun, tetapi bertumbuh menjadi semakin sempurna.
a. 1Ko 6:11; 1:30. b. Rom 4;6-8. c. Yeh 36:27. d. Rom 3:24-25. e. Rom 6:6,
14. f. Rom 8:33-34. g. 1Yo 2:12-14; Ibr 5:12-14. h. 1Yo 1:8, 10. i. 2Ko 7:1;
Fil 3:12- 14.
9
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Apa yang anda harapkan?
Menebus Realitas Pernikahan | Mencabuti Rumput Liar
A
pakah Anda pernah melewati
rumah yang kebunnya ditanami dengan tidak sabar atau malas?
Anda dapat melihat beberapa bukti
bunga yang hidup tetapi tanamannya tidak subur, dan pemandangannya sudah tentu tidak cantik! Saya
pikir ada banyak, banyak sekali pernikahan yang tepat seperti itu. Pertanyaan: Apakah pernikahan Anda
ditanami dengan baik? Sudahkah
pernikahan Anda dicabuti rumput
liarnya dan disiram dengan teratur?
SELAMAT DATANG DI KEBUN RUMPUT LIAR SAYA
Sam dan Sarah selalu terlihat terburu-buru dan terlalu sibuk. Mungkin
kelemahan terbesar dalam pernikahan mereka adalah ketidaksabaran.
Mereka terlihat menginginkan terlalu banyak hal terlalu cepat; mereka
berdua bekerja dengan waktu yang
panjang sehingga mereka mendapatkan segala sesuatu yang mereka
butuhkan untuk dapat menikmati
“hidup lebih baik.”
10
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Mereka hanya memiliki
sedikit waktu untuk bicara
dari hati ke hati. Sarah tahu bahwa
hal-hal kecil sedang menjadi hal-hal
besar, yang dapat bertumbuh sangat besar dan merusak, dan bahwa
dia butuh untuk membicarakannya,
tetapi sepertinya tidak pernah ada
waktu. Sarah sudah sangat baik dalam memberi petunjuk, tetapi Sam
tidak ahli dalam menangkapnya.
Sam dan Sarah tidak berada dalam
pernikahan yang membawa malapetaka, tetapi pernikahan mereka
sarat dengan rumput liar dan rumput-rumput tersebut sedang akan
menghambat kehidupan dari kasih
yang pernah ada.
tuhkan, tanam dan bangun. Allah
sedang berkata bahwa perubahan
selalu memiliki dua sisi: penghancuran dan pembangunan.
Yeremia dipanggil secara pribadi dan
khusus sebagai salah satu nabi Tuhan. “Ketahuilah, pada hari ini Aku
mengangkat engkau atas… untuk
mencabut dan merobohkan, untuk
membinasakan dan meruntuhkan,
untuk membangun dan menanam”
(Yer 1:10). Agar perubahan terjadi
di Israel (dan ini sangat dibutuhkan), Allah berkata: cabut dan run-
Keegoisan
Keegoisan merupakan DNA dari
dosa. Mungkin tidak ada hal yang
lebih merusak dalam pernikahan
daripada hal ini. Mungkin keegoisan adalah akar dari segala hal kecil
yang bodoh dan menjijikkan yang
kita lakukan satu sama lain. Mungkin ini alasan kita membuat pilihan yang besar dan mendatangkan
Agar pernikahan Anda menjadi sehat, Anda harus memiliki semangat
menghancurkan dan membangun.
Memang ini kedengaran lucu, tetapi ada hal-hal yang perlu dihancurkan supaya pernikahan Anda dapat
menjadi seperti apa yang sudah
dirancangkan. Tetapi, seperti masalah rumput liar yang terus-menerus
muncul pada lahan yang sudah
dibersihkan, agenda penghancuran
tidak dapat menjadi komitmen satu
kali. Saya sarankan hal yang umum,
yang perlu Anda kembangkan dan
YEREMIA DAN PERNIKAH- terapkan kepada hal-hal yang khusus pada pernikahan Anda sendiri.
AN ANDA
11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
bencana yang punya potensi untuk mengakhiri Kesibukan
Pernikahan, seringkali, merupakan
pernikahan.
sesuatu yang kita kerjakan di seSemua ini adalah kebalikan dari ran- la-sela segala hal lain yang kita kercangan Allah, sehingga hal ini tidak jakan dengan sungguh-sungguh.
akan pernah berhasil. Kita diben- Tetapi pernikahan pastinya tidak
tuk sebagai makhluk sosial, dibuat cenderung bertumbuh subur ketiuntuk hidup dalam persekutuan ka kita meninggalkannya sendirian
secara vertikal dengan Allah dan dan memintanya bertumbuh sendipersekutuan secara horizontal den- ri. Sebuah pernikahan akan bergan sesama manusia. Memusatkan tumbuh, berubah, dan bertambah
diri pada orang lain, yang untuknya sehat butuh pemeliharaan. Seperti
kita dirancang, dan yang Allah gu- sebuah kebun, tidak menjadi indah
nakan untuk menyelamatkan kita jika ditelantarkan.
dari diri kita merupakan satu-satunya cara hidup yang membuat kita Jadi, mengapa kita sangat sibuk?
dapat hidup dengan orang lain da- Jawabannya mungkin mengejutlam penghormatan, pengharapan, kan Anda: Materialisme. Pengejaran yang terus-menerus terhadap
dan kedamaian.
hal-hal materi yang lebih besar dan
lebih baik, menghisap waktu, tenaga, dan vitalitas hubungan kita. Dan
dengan semua itu tidaklah memuaskan keinginan hati kita. Sehingga
kita berusaha terus, seakan berlari
dalam perlombaan yang tiada garis
akhirnya.
Materialisme membuat kita kosong,
terlibat utang, dan kecanduan, sementara mengambil waktu, perha12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ tian, dan tenaga kita jauh dari hubungan antar manusia yang
paling penting di seluruh hidup.
Kurang Perhatian
Pacaran adalah mengenai perhatian, karena Anda mencoba memenangkan hati seseorang. Sayangnya, hubungan cenderung memudar pada saat
orang itu telah kita miliki. Kita mulai terlalu santai dan berhenti berusaha
keras, sehingga pernikahan kita mulai menderita. Sedikit pasangan yang
mengatakan bahwa pernikahan mereka menjadi persahabatan yang lebih
lembut dan intim daripada sebelumnya. Tetapi banyak pasangan melihat ke masa pacaran dan bertanya-tanya apa yang terjadi. Ingat: sebuah
pernikahan merupakan pernikahan yang sehat karena – oleh anugerah
Tuhan – orang-orang di pernikahan tersebut tidak pernah berhenti mengusahakannya!
Pembenaran Diri
Apakah Anda menyambut kritikan dan keprihatinan dari pasangan Anda
mengenai sesuatu yang Anda katakan atau lakukan? Ketika itu terjadi,
apakah Anda mengalihkan pembicaraan, berusaha meyakinkan bahwa
Anda bukan satu-satunya yang berdosa? Sudahkah Anda benar-benar
meminta pasangan Anda mengoreksi Anda? Ketika Anda merasakan tusukan dari rasa bersalah, apakah Anda berusaha membenarkan diri atas
apa yang Anda katakan atau lakukan? Apakah pembenaran diri menahan Anda untuk menyiangi pernikahan Anda? Atau Anda berpikir bahwa
Anda tidak memiliki rumput liar sedikit pun?
Ketakutan
Mungkin Anda takut akan kegagalan. Mungkin Anda menghabiskan terlalu banyak waktu berpikir mengenai “bagaimana jika.” Mungkin Anda
menanggapi pasangan Anda berdasarkan ketakutan Anda atas sesuatu
yang dapat dilakukan pasangan Anda.
13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Atau mungkin, Anda takut akan manusia. Mungkin Anda terlalu menyandarkan kebaikan diri Anda, keamanan Anda, dan
pengharapan Anda kepada suami atau istri Anda. Saya pikir banyak dari
kita berusaha mendapatkan dari pasangan kita apa yang hanya bisa kita
dapatkan dari Allah – kedamaian. Keinginan untuk penerimaan dan penghargaan tidak salah, tetapi hal ini tidak boleh menguasai hati kita.
Kemalasan
Kemalasan berakar dalam cinta diri. Itu adalah kemampuan untuk membebaskan diri kita dari tanggung jawab. Itu merupakan kerelaan diri kita
untuk tidak melakukan berbagai hal yang kita tahu seharusnya kita lakukan. Itu berarti memilih apa yang nyaman bagi diri kita daripada apa yang
terbaik bagi pasangan kita. Kemalasan bersifat tidak disiplin dan tidak
bermotivasi. Kemalasan menuntut hal-hal yang baik tanpa kita rela untuk berinvestasi di dalamnya. Saya yakin bahwa kemalasan merupakan
sebuah persoalan yang lebih besar dalam pernikahan kita daripada apa
yang cenderung kita pikirkan. Kemalasan menuju kepada kekecewaan,
kecil hati, ketidakpuasan, dan masalah masa depan.
Jadi, bagaimana dengan Anda? Anda tidak perlu takut menilik pernikahan Anda, betapapun banyaknya rumput liar di pernikahan Anda, karena Allah menemui Anda di dalam kesulitan Anda dengan anugerah-Nya
yang ajaib. Dia memberkati Anda dengan anugerah dari bijaksana, kesabaran, kekuatan, dan pengampunan. Mungkin untuk waktu yang lama
Anda telah membiarkan rumput liar dosa menghimpit kehidupan pernikahan Anda. Alangkah baiknya jika Anda bangkit dan mulai mencabut
rumput-rumput liar. Sambil Anda melakukannya, Dia akan memberikan
anugerah yang tepat yang Anda butuhkan pada saat yang tepat pula.
Ringkasan Bagian Komitmen 2, Bab 7, dari buku:
What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul David
Tripp
~ bersambung ~
14
e
Ap ak ah o r an g K r i s t e n b o l e h m e r ayak an u l ang tahu n? | #Q and A
MAGZ
Apakah orang Kristen boleh merayakan
ulang tahun?
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
B
agi sebagian besar orang, pertanyaan ini terkesan konyol. Kita sudah
terbiasa mengadakan dan menghadiri pesta ulang tahun. Apa yang
salah dengan itu?
Tidak demikian dengan para pengikut Saksi Yehuwah. Menurut mereka,
perayaan ulang tahun adalah dosa. Orang yang menaati Alkitab tidak seharusnya melangsungkan pesta ulang tahun.
Beberapa argumen telah dirumuskan untuk mendukung pandangan ini.
Mereka meyakini bahwa perayaan ulang tahun berasal dari tradisi kafir.
Mereka juga berpendapat bahwa gereja mula-mula tidak pernah merayakan ulang tahun. Satu-satunya yang perlu diperingati adalah kematian,
bukan kelahiran (bdk. Pkt 7:1). Itu pun hanya berlaku untuk kematian
15
e
Ap ak ah o r an g K r i s t e n b o l e h m e r ayak an u l ang tahu n? | #Q and A
MAGZ
Yesus Kristus. Di samping itu, Alkitab mencatat dua perayaan
ulang tahun saja (Firaun dan Herodes). Keduanya dikisahkan
dengan cara yang sangat negatif (Kej 40:20-22; Mrk 6:21-29).
Bagaimana kita sebaiknya menyikapi ajaran di atas? Pertama-tama, kita
perlu menunjukkan bahwa kelahiran juga sesuatu yang penting. Paling tidak, hal ini berlaku pada kelahiran Yesus Kristus. Para malaikat menyanyikan pujian sukacita di depan para gembala untuk menyambut kelahiran
Yesus Kristus (Luk 2:13-14). Para gembala pun bergegas untuk melihat
bayi itu (Luk 2:15-19). Orang-orang majus datang dari negeri yang jauh
hanya untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus dan memberikan hadiah
kepada-Nya (Mat 2:1-14). Para rasul beberapa kali menyinggung tentang
kelahiran Yesus sebagai bagian penting dari injil (Gal 4:4). Pengakuan
Iman Rasuli yang sudah berusia ratusan tahun juga menyatakan dengan
tegas tentang kelahiran Yesus dari anak dara Maria.
Berikutnya kita perlu mengkaji ulang keabsahan argumen historis yang
dipaparkan. Apa yang disebut “kafir” dalam perayaan ulang tahun ternyata lebih banyak berhubungan dengan roh-roh jahat dan harapan-harapan
palsu berdasarkan astrologi, dsb. Tidak semua perayaan ulang sekarang
ini layak diletakkan pada kategori yang sama.
Keyakinan bahwa gereja mula-mula tidak pernah merayakan ulang tahun
juga sedikit problematis. Alkitab tidak mencatat segala sesuatu yang ingin kita ketahui. Sesuatu yang tidak pernah disinggung belum tentu tidak
ada. Mungkin hal itu dianggap tidak terlalu penting atau relevan dengan
penulisan suatu kitab dalam Alkitab. Melarang sesuatu hanya gara-gara tidak ada catatan tentang hal itu merupakan sebuah kesalahan umum
yang disebut argumen dari ketidakadaan (argument from silence). Ketidakadaan seringkali memang benar-benar tidak ada! Kita baru boleh melarang sesuatu jika ada larangan eksplisit maupun implisit terhadap hal itu.
16
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
P E NE B U S A N TE R B ATA S
(Lanjutan tgl 7 Agustus 2016)
mu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama sepeberatan: Tawaran Injil secara erti induk ayam mengumpulkan
anak-anaknya di bawah sayapnya,
Cuma-Cuma.
tetapi kamu tidak mau.”
Dalam kitab Yesaya dinyatakan:
“ayo, hai semua orang yang haus, Petrus menulis dengan kejelasan
marilah kepada-Ku, semua orang yang tidak dapat diragukan bahwa
letih lesu dan berbeban berat, Aku Tuhan”sabar terhadap kamu, kareakan memberi kelegaan kepadamu” na Ia menghendaki supaya jangan
(Mat 11:28). Dalam Dalam Matius ada yang binasa, melainkan supaya
23:37 Ia berkata: “Yerusalem, Yeru- semua orang berbalik dan bertobat”
salem, engkau akan membunuh na- (2Ptr. 3:9).
bi-nabi dan melempari dengan batu
orang-orang yang diutus kepada-
K
17
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
Akhirnya dalam Wahyu
22:17 kita membaca mengenai undangan yang universal:
“Roh dan pengantin perempuan itu
berkata: “marilah!” dan barangsiapa
yang mendengarnya, hendaklah ia
berkata: “marilah!” dan barangsiapa
yang haus, hendaklah ia datang, dan
barangsiapa yang mau, hendaklah
ia mengambil air kehidupan dengan
Cuma-Cuma!”
Bagaimanakah kedua pernyataan
ini dipadukan? Disatu pihak, Allah
menetapkan untuk menyelamatkan hanya orang-orang tertentu,
dan dipihak lain Allah dengan tulus
menawarkan keselamatan kepada
semua orang. Bukankah ayat-ayat
ditas menunjukkan bahwa Kristus
mati bagi semua orang? Karena bila
Ia dengan tulus menawarkan keselamatan kepada semua orang, maka
Ia tentu menyiapkan keselamatan
bagi mereka semua.
Disini kita menjumpai kembali
masalah mendasar tentang Allah.
Jalan-Nya jauh tinggi di atas jalan
kita dan pemikiran-Nya jauh tinggi
di atas akal budi kita. Bagi manusia,
tampaknya kedua kebenaran di atas
tidak mungkin diselaraskan karena
keduanya saling bertentangan. Tetapi Alkitab adalah Firman Allah yang
sempurna dan tidak mungkin salah.
karena kedua kebenaran itu dinyatakan oleh Alkitab sendiri, maka
keduanya harus kita terima; kita harus mengakui kenyataan bahwa kita
tidak mampu memahami Allah dan
jalan-jalan-Nya. Kita harus dengan
rendah hatimengakui bahwa ciptaan tak dapat memahami sepenuhnya akan pikiran pencipta. Kita hanya
dapat bertanya: apakah benar Allah membuat kedua pernyataan ini,
yang tampaknya saling bertentangan? Bila kedua pernyataan ini ada
di dalam Alkitab, seperti pendapat
kaum Calvinis, maka pendapat ini
harus diterima. Kita tidak seharusnya berkata bahwa kita hanya akan
menerima hal-hal yang dapat dipahami oleh akal budi kita yang terbatas itu. Karena dengan demikian,
secara otomatis kita menghapus kemungkinan-kemungkinan yang Allah miliki karena Allah tidak terbatas, Ia jauh lebih besar daripada akal
budi manusia dan tidak mungkin
dipahami oleh akal budi manusia
18
e
MAGZ
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
yang serba terbatas.
Keberatan: Pernyataan-pernyataan Alkitab yang tampaknya bersifat
universal.
Keberatan-keberatan terhadap penebusan terbatas kadang-kadang didasarkan pada pernyataan-pernyataan Alkitab seperti: “Kristus adalah
pendamaian untuk ... dosa seluruh dunia” (1 Yoh 2:2); “Dialah benar-benar Juruselamat dunia” (Yoh. 4:42); “yang menghapus dosa dunia” (Yoh.
1:29); “Kristus ... sudah mati untuk semua orang” (2 Kor. 5:14-15), Ia “telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia” (1 Tim
2:6). Kesimpulannya, bila Kristus mati untuk semua orang, maka artinya
Ia mati bukan untuk sejumlah orang yang terbatas.
Bersambung………
Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer
19
e
Ter jem ahan f r as e “ Ke n ci n g m e n gh ad ap d i n d i ng” | #D OYO U KNOW
MAGZ
Terj e m aha n da r i f r a s e “k e n cin g
m e n gh a da p d i n d in g”
M
ungkin frase ‘kencing menghadap dinding’ terdengar asing di telinga para pembaca Alkitab,
bahkan mungkin frase ini tidak pernah didapati ketika membaca Alkitab. Namun sebenarnya frase ‘kencing menghadap dinding’ muncul
berulang kali dalam Alkitab, setidaknya ada 6 ayat yang memiliki frase
itu di dalamnya, yaitu 1 Samual
25:22, 1 Samuel 25:34, 1 Raja 14:10,
1 Raja 16:11, 1 Raja 21:21 dan 2 Raja
9:8. Setelah mengecek ayat-ayat
tersebut dalam Alkitab terjemahan
LAI, maka frase tersebut tetap tidak
akan ditemukan, mengapa?
Dalam terjemahan Alkitab bahasa
Inggris, utamanya King James Version (KJV), kita baru akan mendapati frase tersebut. Misalnya 1 Samuel
25:22:
So and more also do God unto the
enemies of David,
if I leave of all that pertain to him
by the morning light
any that pisseth against the wall
Dalam LAI, 1 Samuel 25:22 diterjemahkan sebagai berikut:
Beginilah kiranya Allah menghukum Daud, bahkan lebih lagi dari
20
e
Ter jem ahan f r as e “ Ke n ci n g m e n gh ad ap d i n d i ng” | #D OYO U KNOW
MAGZ
pada itu,
jika kutinggalkan hidup
sampai pagi
seorang laki-laki sajapun dari semua
yang ada padanya.
Rupanya frase ‘kencing menghadap
dinding’ (pissed against the wall)
langsung dipahami dan diterjemahkan oleh para penerjemah LAI sebagai ‘laki-laki’. Beberapa terjemahan Alkitab bahasa Inggris pun
langsung menerjemahkan dan mengartikan frase itu dengan ‘laki-laki’,
seperti misalnya NIV, NASB, NKJV,
dan beberapa terjemahan Alkitab
bahasa Inggris lainnya.
Jika memang frase ‘kencing menghadap dinding’ merupakan sebuah
istilah umum yang dipakai orang
pada era itu untuk merujuk pada
seorang laki-laki, mengapa setiap
kali kata ‘laki-laki’ muncul, tidak
dipakai frase ‘kencing menghadap
dinding’ untuk merepresentasikannya? Seperti misalnya di 1 Samuel
25, 2 kali frase ‘kencing menghadap dinding’ muncul, yaitu di ayat
22 dan 34. Namun 1 Samuel 25 juga
memunculkan kata ish, yang dalam
bahasa Ibrani merujuk pada laki-la-
ki, yaitu di ayat 2 dan 3 “ada seorang
laki-laki” (memakai ‘man’ (ish), bukan ‘he who pissed againt the wall’)
di ayat 2 dan “…tetapi laki-laki itu
kasar” (juga memakai ‘man’ (ish),
bukan ‘he who pissed againt the
wall’) di ayat 3. Dan juga kemunculan frase ‘kencing menghadap dinding’ sangat sedikit (yaitu sebanyak 6
kali) dibanding kata ish yang berarti laki-laki (muncul lebih dari 2000
kali).
Dengan demikian, ‘laki-laki’ yang
bagaimana yang dimaksud ketika
frase ‘kencing menghadap dinding’
itu muncul? Salah satu catatan yang
secara jelas menulis arti kata ini adalah catatan di Talmud (Baba Bathra
19b) yang menuliskan sebagai berikut : “Apakah arti kalimat berikut:
‘Bahkan makhluk yang biasanya
kencing menghadap ke dinding
pun tidak akan meninggalkan dia.
Makhluk apakah itu? Seekor anjing.’
Hubungan antara pemakaian dan
kemunculan kata ‘anjing’ dengan
frase ‘kencing menghadap dinding’ dipercaya sangat erat. Dalam 1
Samuel 25, Nabal dikatakan berasal
dari keturunan Kaleb. Kaleb memiliki kedekatan dengan kata keleb
21
e
Ter jem ahan f r as e “ Ke n ci n g m e n gh ad ap d i n d i ng” | #D OYO U KNOW
MAGZ
yang dalam bahasa Ibrani artinya ‘anjing’. Anjing juga muncul
dalam penghakiman terhadap Yerobeam (1 Raja 14:10-11). ‘Anjing’ juga muncul di dalam firman penghukuman terhadap Baesa (1 Raja
16:4; 16:11) dan terhadap seisi rumah Ahab (1 Raja 21:21; 21:24; 2 Raja
9:8; 9:10; 9:36). Dengan demikian frase ‘kencing menghadap dinding’ harus dipahami dalam hubungannya bagaimana umat Israel memandang
anjing. Di Israel, anjing termasuk dalam daftar binatang yang najis dan
penggunaan kata ‘anjing’ dipergunakan dalam konteks penghinaan. Ketika istilah itu diberlakukan kepada manusia, hal itu menyatakan penghinaan pribadi terhadap seseorang (2 Samuel 16:9 ‘mengapa anjing mati ini
mengutuki tuanku?’; Ula 23:19 ‘uang semburit’ dalam bahasa Inggrisnya
‘wages of dogs’ merujuk pada upah untuk pelacur laki-laki).
Hubungan antara frase ‘kencing menghadap dinding’ dengan anjing memberikan indikasi bahwa kemunculan frase ‘kencing menghadap dinding’
yang dikenakan kepada ‘laki-laki’ memiliki konotasi yang negatif atau mengandung penghinaan. Enam ayat yang tercatat menggunakan frase ‘kencing menghadap dinding’ (1 Samual 25:22, 1 Samuel 25:34, 1 Raja 14:10,
1 Raja 16:11, 1 Raja 21:21 dan 2 Raja 9:8) muncul dalam konteks ketika
orang sedang murka atau marah. Ketika seseorang sedang murka, maka
kata-kata yang dipergunakan untuk orang lain biasanya menggunakan
kata-kata yang mengandung penghinaan untuk memberi penekanan.
NK_P
22
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
KONVERSI
(Lanjutan tgl 7 Agustus 2016)
KONVERSI DAN REGENERASI
P
erbedaan ketiga antara regenerasi dan konversi adalah regenerasi adalah karya Allah yang langsung
jadi dan lengkap, sedangkan tindakan berpaling kepada pertobatan
dan iman yang kita sebut sebagai
“konversi” lebih merupakan suatu
proses dari pada peristiwa pertama
kali. Lahir baru dipastikan terjadi
langsung dan lengkap. Gambaran
tentang kelahiran bisa menjelaskan
hal ini. Meskipun diawali oleh proses berbulan-bulan dan tahun-tahun pertumbuhan setelah itu, kelahiran itu sendiri adalah peristiwa
yang penting. Kita dilahirkan atau
tidak dilahirkan, sama seperti kita
hidup atau mati. Sekali dilahirkan,
kita tidak bisa lagi mengulang atau
mengalami kembali peristiwa itu.
Demikian juga dengan lahir baru.
23
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
Mengutip John Owen lagi,
regenerasi “tidak memiliki
tingkatan, di mana satu orang bisa
lebih diregenerasi dari yang lain.
Semua orang yang dilahirkan dari
Allah adalah setara, meskipun ada
yang lebih rupawan dari yang lain,
karena gambaran Bapanya di surga
terlihat lebih nyata di dalam dirinya,
tetapi tidak memiliki tingkat yang
lebih tinggi dari yang lain. Manusia
bisa saja lebih atau kurang kudus,
lebih atau kurang proses pengudusannya, tetapi manusia tidak bisa
lebih atau kurang diregenerasi.”
contoh sejarah yang paling menyolok dari konversi yang tiba-tiba,
tidaklah menjadi seperti itu. Kita
tidak bisa membayangkan bahwa
pertemuan pertamanya dengan Yesus Kristus terjadi di perjalanannya dalam jangka waktu yang cukup
lama. Somerset Maugham menggunakan metafora berbeda untuk
menekankan keragaman “bentuk”
terjadinya konversi, “bagi sebagian
orang, konversi memerlukan kejadian menggemparkan seperti batu
menjadi hancur berantakan melalui
curahan badai besar, tetapi bagi sebagian orang lain konversi terjadi
Namun ada bukti tentang tahapan secara bertahap, seperti batu mendari konversi. Manusia mulai resah jadi lubang karena tetesan air yang
dalam hatinya dan mulai melihat terjadi terus menerus.”
perlunya bertobat. Roh Kudus mulai
membuka mata mereka dan mereka Tidak diragukan bahwa dalam penmulai melihat Yesus Kristus sebagai galaman banyak orang, ada satu saat
Juruselamat yang mereka butuh- di mana tindakan berpaling yang
kan. Mereka bisa saja mengalami disebut konversi ini menjadi lengperiode pergumulan, setengah me- kap dan iman yang muncul mennolak dan setengah berserah. Mer- jadi iman yang menyelamatkan.
eka bisa saja seperti Agripa “ham- Selain itu, terkadang orang-orang
pir percaya”atau seperti ayah yang menyadari saat seperti itu. Namun
anaknya menderita penyakit ayan, Roh Kudus adalah Roh yang lemah
berada dalam situasi percaya dan lembut. Dia sering bersabar menantidak percaya. Bahkan Saulus dari tikan orang-orang berpaling dari
Tarsus yang seharusnya merupakan keegoisan mereka kepada Kristus.
24
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
Dan meskipun itu sudah terjadi, yaitu ketika kita bisa dikatakan
sebagai “orang Kristen yang telah dikonversi,” karya-Nya masih
jauh dari selesai. Meskipun regenerasi adalah peristiwa satu kali, pertobatan dan iman yang membentuk konversi bisa bertumbuh dan memang
harus demikian. Kita memerlukan pengakuan dosa yang lebih dalam dan
iman yang lebih kuat. Konversi hanyalah awal. Di hadapan kita terbentang pertumbuhan seumur hidup menjadi dewasa dalam Kristus, berubah menjadi serupa dengan Kristus.
Terkadang konversi dilihat sebagai fenomena psikologis yang bisa terjadi
di setiap agama. Contohnya, William James dalam ceramahnya di Gifford
Lectures, bisa berkata, “Konversi adalah sebuah proses, bertahap ataupun
tiba-tiba, di mana sebuah pribadi yang saat itu terpecah dan merasa bersalah, merasa inferior dan tidak senang, menjadi utuh dan merasa benar,
superior dan senang, melalui suatu pembangungan hubungan yang benar
dengan obyek dari perasaan religious ini.” Mirip dengan ini di Bangkok,
Seksi I (Culture and Identity) melaporkan, “Konversi sebagai fenomena
tidak bisa dibatasi pada komunitas Kristen. Konversi juga terjadi di agama
lain dan juga dalam komunitas politik dan ideologis.” Jika pemikiran kita
hanya sebatas perubahan kesetiaan yang diikuti dengan perasaan bebas
secara psikologis, setelah masa penuh ketegangan dan pergumulan, memang demikianlah yang terjadi. Tetapi orang Kristen akan menambahkan bahwa ada dimensi-dimensi unik dalam pengalaman konversi Kristen, karena di dalamnya ada Allah melalui Roh-Nya meregenerasi orang
itu dan “obyek dari sentimen religious,” tidak lain adalah dari Tuhan Yeus
Kristus.
Bersambung.......
25
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN
Senin, 15 Agustus 2016
LAPAR DAN HAUS
(Bacaan: Matius 5:6)
Seorang pemuda mendatangi seorang pertapa dengan sebuah permintaan, “Tunjukkanlah kepadaku bagaimana saya harus melakukan kebenaran
dalam hidup saya?” Pertapa itu bertanya, “Seberapa besar kerinduanmu?”
Orang muda itu menjawab, “Lebih dari apapun di dunia ini.” Sang pertapa kemudian membawa orang muda itu ke tepi danau dan mereka masuk
ke dalam danau sampai air danau mencapai leher. Kemudian sang pertapa menekan kepala orang muda itu ke dalam air. Pemuda itu berjuang
dengan susah payah dan sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari tangan
sang pertapa. Tapi sang pertapa itu tidak melepaskannya sampai si pemuda itu hampir tenggelam. Setelah keluar dari air, Sang pertapa bertanya
“Anakku, ketika engkau berada di dalam air, apa yang engkau inginkan
lebih dari segala yang lain?” Tanpa ragu, pemuda itu menjawab, “udara”.
Baik, ketika engkau menginginkan kebenaran seperti engkau menginginkan udara tadi, maka matamu akan terbuka terhadap keajaiban Allah.
Seberapa besarkah saudara menginginkan kebenaran dalam hidup kita?
Apakah sebanyak makanan yang dibutuhkan oleh orang yang sedang kelaparan, dan sebanyak air yang dibutuhkan oleh seseorang yang akan mati
karena kehausan?”
Kebahagiaan sejati hanya diperuntukan kepada orang-orang yang lapar
dan haus akan kebenaran. Bukan beberapa kebenaran tertentu saja, tetapi
semua kebenaran. Apakah saudara sungguh lapar dan haus semua kebenaran ilahi?
26
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 16 Agustus 2016
GAYA HIDUP YANG SAMA
(Bacaan: Matius 5:7)
Ada sebuah legenda tentang seorang rabi yang menyambut seorang pelancong yang letih untuk beristirahat semalam di rumahnya. Setelah mengetahui bahwa tamunya berusia hampir seratus tahun, rabi itu bertanya
tentang keyakinan agamanya. Tamunya menjawab, “Saya seorang ateis.”
Dengan marah rabi itu mengusir tamunya dan berkata, “Saya tidak dapat
menampung seorang ateis di rumah.” Tanpa sepatah kata pun lelaki tua itu
berjalan tertatih ke arah kegelapan jalan. Rabi itu sedang membaca Kitab
Suci ketika ia mendengar suara, “Anak-Ku, mengapa engkau mengusir lelaki tua itu?” “Karena ia seorang ateis, dan saya tidak dapat menerimanya
bermalam!” jawabnya. Suara itu menjawab, “Aku telah menerimanya selama hampir seratus tahun.” Rabi itu bergegas keluar, membawa lelaki tua
itu kembali, dan memperlakukannya dengan ramah.
Demikianlah kemurahan hati Allah yang sempurna bagi manusia. Saudara
dapat mempercayai Tuhan, dapat berjalan di dalam jalan Tuhan semuanya karena kemurahan hati Allah. Dia ingin anak-anakNya mewarisi gaya
hidup yang sama, yaitu gaya hidup yang berkemurahan bagi orang lain.
Bagaimanakah saudara hidup? sudahkah saudara mewarisi hati yang bermurah hai bagi orang lain? Kemurahan hati Allah yang berkelimpahan
terhadap kita merupakan motivasi bagi kita untuk bermurah hati kepada
orang lain.
27
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 17 Agustus 2016
LUAR DALAM SAMA
(Bacaan: Matius 5:8)
Sebuah gereja mengadakan pemilihan majelis. Hampir semua majelis
terpilih mendesak seorang bapak untuk menjadi ketua majelis. Tetapi berulang bapak itu menolak dengan alasan tidak bisa, tidak cocok dll. Akhirnya, pemilihan ketua majelis diadakan dengan cara setiap orang menulis
usulan nama di selembar kertas kecil. Setelah 10 orang majelis itu selesai menulis dan kertas dikumpulkan, dihitunglah jumlah suara. Dugaan
semua orang tidak meleset, si bapak yang dianggap layak untuk menjabat
sebagai ketua majelispun terpilih sebagai ketua. Namun ada yang aneh
karena jumlah suara untuk si bapak adalah 10. Itu berarti si bapakpun
memilih diri sendiri, padahal di depan semua orang dia kelihatan rendah
hati dan menolak pencalonan dirinya sebagai ketua.
Pada zaman itu, Tuhan Yesus mendapati para rohaniwan, yakni orangorang Farisi dan ahli-ahli Taurat, mereka berusaha memamerkan citra
diri mereka yang sangat rohani di mata publik, namun berbeda dengan
keadaan mereka yang sebenarnya. Jelas mereka tidak memiliki kesucian
hati. Orang yang suci hatinya adalah orang yang dalam dan luarnya sama.
Apa yang dilihat orang lain dari luar dirinya sama dengan apa yang di dalam hatinya.
Jika Tuhan Yesus mengamati hidup kita hari ini? penilaian apakah yang
Dia berikan bagi kita? Apakah dia akan mengecam kita sebab kita memiliki hidup yang sama dengan ahli Taurat dan orang Farisi?
28
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 18 Agustus 2016
MURAH HATI SEPERTI BAPA
(Bacaan: Lukas 6:36-38)
Pada zaman Yesus, orang Yahudi sangat dipengaruhi oleh hukum Lex
Tallionis. Dalam hukum ini, orang bersalah harus diberikan balasan yang
setimpal. Mata ganti mata, gigi ganti gigi, dan seterusnya. Namun Yesus
memberikan pengajaran yang berbeda. Yesus mengajarkan orang untuk mengasihi musuh, berbuat baik kepada mereka yang membenci kita,
memberkati orang yang mengutuk kita, dan berdoa bagi orang yang mencaci kita (ayat 27-28).
Jelas penafsiran literal tidak cocok untuk perintah ini. Bagaimana kita harus memahami perintah Yesus ini? Artinya bahwa kasih seorang pengikut
Yesus harus melampaui kasih yang biasa ditawarkan dunia ini (32-34).
Kemurahan hati Tuhan Yesus nampak dalam kesiapsediaan melayani kebutuhan umat, dalam pengampunan, dalam menyambut orang berdosa,
orang yang kecil lemah, sakit bahkan mati. Yesus meminta kita menjadi
pengikut-Nya, meneladani Dia. Kemurahan hati nampak dalam belaskasih, pengampunan dan dalam memberi baik waktu, tenaga, juga materi.
Pada zaman modern ini, nilai kemurahan hati semakin terkikis. Simpati, empati dan pengampunan menjadi hal yang langka. Sebagai anakanak Allah marilah kita meneladani Tuhan Yesus yang murah hati. Selama hidupnya Ia tidak pernah jemu menyatakan kemurahan hatinya bagi
orang-orang berdosa. Allah ingin kita menjadi orang yang murah hati,
sama seperti Dia yang adalah murah hati.
29
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 19 Agustus 2016
APA RESPONMU?
(Bacaan: Mazmur 40:9)
Mazmur ini adalah ungkapan hati Daud atas keselamatan yang telah dinyatakan oleh Tuhan atas hidupnya. Ayat 1-3 menggambarkan bagaimana
Allah menyelamatkan dirinya dari kehancuran dan menegakkan hidupnya
kembali. Di ayat 18 Daud melukiskan kemiskinan dan kesengsaraannya,
namun Allah tetap memperhatikan dan menolongnya.
Meresponi kebaikan Tuhan Daud menaikan syukur dan puji-pujiannya
kepada Allah yang telah nyelamatkannya (4-6). Di ayat 7-9 dan 10-11 Daud
menyatakan kesediaannya untuk melakukan kehendak Tuhan (9) karena
ia sadar bahwa ketaatan kepada Tuhan jauh lebih berharga dibandingkan
kurban persembahan dalam bentuk jasmani (7). Daud bukan hanya mau
taat, namun dengan bersukacita ia mau mengabarkan karya Tuhan kepada orang lain (10-11). Bersyukur, taat, dan memberitakan kasih Tuhan.
Ketiga hal ini menjadi respon pemazmur atas pertolongan dan karya Tuhan dalam hidupnya.
Adakah ketiga hal ini juga menjadi respon kita, ketika kita menyadari
betapa luar biasa Allah telah menolong kita? Bagi orang-orang yang
mengandalkan Tuhan, firman-Nya berkata: “Berbahagialah orang yang
menaruh kepercayaannya pada Tuhan” (5a)
30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 20 Agustus 2016
JUJUR DAN TULUS
(Bacaan: Mazmur 24:4-5)
Hati kita ini ibarat sebuah kebun. Bila kebun itu selalu kita jaga dan kita
rawat setiap hari, kebun itu akan menjadi lahan yang subur dan siap untuk ditanami benih. Pada akhirnya kebun itu akan menghasilkan tuaian
yang baik. Sebaliknya jika kebun itu kita biarkan terbengkalai, maka kebun itu akan tumbuh banyak ilalang dan semak belukar yang justru akan
menghambat tumbuhnya benih yang kita tanam. Demikian juga dengan
hati, kita perlu menjaga, merawat dan menanaminya dengan benih yang
baik dan positif yaitu firman Tuhan, sehingga isi hati kita bersih dari segala ‘kotoran’.
Sayangnya fakta menunjukan bahwa hati yang jujur dan tulus hari ini sangatlah langka. Tipu menipu, manipulasi dan sejenisnya dengan mudahnya kita temukan di dalam semua lapisan masyarakat. Terkadang kejujuran
justru menjadi hal yang dianggap aneh.
Sekalipun Kejujuran dan ketulusan merupakan hal langka untuk didapati, Tuhan dengan jelas menyatakan bahwa karekter inilah yang harus dimiliki oleh anak-anakNya.
Berkat Tuhan, janji penyertaan dan keadilan yang menyelamatkan akan
menjadi bagian bagi mereka yang bersih tangannya, murni hatinya, tidak
menipu dan bersumpah palsu. Ini bukanlah upah, tetapi konsekuensi dari
ketaatan mereka.
31
e
MAGZ
P E N G UM UM AN
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 15 Agustus 2016
23.00
Selasa, 16 Agustus 2016
18.30
Rabu, 17 Agustus 2016
Kamis,18 Agustus 2016
19.00
06.00
19.00
Sabtu, 20 Agustus 2016
06.00
18.30
22.00
Minggu,21Agustus 2016
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt.
Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM
HUT: Anak Vivaldi Ogamu Manurung
STAR : FORMASI SPIRITUAL 2
Oleh: Yakub Tri Handoko, Th.M.
Latihan Musik KU 3
Doa Pagi
Latihan Musik KU 1 dan KU 2
HUT: Sdri. Jessica Tjong
HUT: Bp. Agus Sani Priadi
Doa Pemuridan
Persekutuan Pemuda
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt.
Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio
Mercury, 96 FM
HUT: Sdri. Vionatha Lengkong
HUT: Sdr. Abraham Graviro
HUT: Sdri. Michelle Elma Evangelina
HUT: Ibu Dwi Lita Kristiani
HUT: Sdr. Michael Kevindie Setyawan
HUT: Ibu Lusiana Budihardja
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya
kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan
sesama.”
32
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 14 Agustus 2016
Penatalayanan
Tema
Pengkhotbah
Ibadah
Remaja
(Pk. 09.30
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah
Umum II
(Pk. 09.30)
Uc a p a n B e r b a h a g i a : b a g i a n 2
(Mat 5:6-8)
Ev. Heri
Kristanto
Liturgos
Sdr. Arka
Pelayan
Musik
Sdr. Igo
Sdr. Evan
Kak Heri
Sdr. Faith
Pelayan
LCD
Sdr. Abraham
Ev. Yohanes
Dodik
Sdri. Shinta
Ibadah
Umum
III
(Pk. 17.00)
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian
ian
(07.00)
Lompat a n I m a n Uc a p a n B e r b a h a g i a :
(Kejadibagian 2
an 12:1(Mat 5:6-8)
3)
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.
Sdr. Ian
Adianto
Bp. Eliazar
(Pk. 09.30)
Bp. Willy T
Sdri. Henny
Pdt.
Reyco
Wa t t i m u r y,
S.Th
Bp. Koesoemo
Sdr. Mito
Sdr. Ishak
Sdr. Yoga
Sdr. Hizkia
Sdr. Amir
Sdr. Toni
Sdr.
James
Sdr. Ishak
Sdr. Haryadi
Sdr. Amir
Sdr. Vino
Sdr. Hizkia
Sdri. Ririt
Sdri. Melissa
Sdr. Kevin
Sdri.
Wella
Sdri. Marlin
Ibu Tika
Sdr. Alwen
Sdri. Lisa I
Ibu Suani
Ibu Lusiana
Ibu Febry
Ibu Nunuk
Ibu Christiana
Bp. Imbo
Ibu Suyatmi
Bp. Andreas K
Ibu Rini
Sdr. Joy
Sdri.
Lovie
Sdri. Eka
Sdri. Lina
Doa Syafaat Sdr. Aaron
Sdr. Alwen
Bp. Budi SG
Pdt. Yakub
Ibu Natalia
Sdr. Mito
Doa
Persembahan
Sdr. Alwen
Bp. Budi SG
Ibu Carla
Sdr. Joy
Sdri. Lina
Petugas
Minggu Ini
Ev. Heri
Bp. Budi SG
Ibu Ike
Singer
Ibu Vena
Sdr. Ikhsan
Sdr. Edo
Sdri. Shinta
Ibu Debby
Sdr. Esau
Bp. Erwin
Sdri.
Nora
Sdri. Febe
Sdri. Risty
Penyambut
Jemaat
Sdri. Michelle E
Sdr. Ikhsan
Sdr. Aaron
33
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 21 Agustus 2016
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 09.30
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah
Umum II
(Pk. 09.30)
Ibadah
Umum
III
(Pk. 17.00)
(07.00)
(Pk. 09.30)
Uc a p a n B e r b a h a g i a : b a g i a n 3
(Mat 5:9-12)
Tema
Pengkhotbah
Ev. Heri
Kristanto
Liturgos
Ev. Heri
Kristanto
Pelayan
Musik
Sdr. Michael
Sdr. Aurel
Sdr. Arka
Sdr. Andreas
Pelayan
LCD
Sdri. Caroline
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A
Ibu Debby
Sdr. Andy
Y
Bp. Willy
Sdr. Kevin
Ibu Santi
Sdri. MiBp. BudijanPenyambut
chelle B
to
Jemaat
Sdri. CaroBp. Teguh
line
Ibu Wilis
Sdri. Ririt
Ibu Titik
Sdri. Krisna
Ibu Dewi
Ibu Eriana
Sdri. Henny
Sdr. Sebastian
Ibu Wilis
Ibu Hariati
Pdt. Novida Lassa, M.Th
Sdri.
Debby
Sdri. Lina
Sdr. Ishak
Sdr. Hizkia
Sdr. Yoga
Sdr. Haris
Sdr. Willy
Sdr. Ishak
Bp. Haryadi
Sdr. Ishak
Sdr. Haryadi
Sdr. Amir
Sdr. Toni
Sdr. Hizkia
Sdri. Zizi
Sdri.
Marlin
Sdri. Marlin
Bp. Donny
Bp. Suyono
Sdri. Lina
Sdr. Ishak
Sdri. Elvi
Sdri. Natalia
Doa Syafaat
Doa
Persembahan
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian
ian
Sdr. Mito
Sdri. Eka
Sdri.
Debby
Sdri. Lina
Sdri. Elvi
Sdr. Mito
Sdr. Andrew
Sdr. Fredy
Sdr. Dennis
Sdri. Clara
Ev. Heri
Petugas
Minggu Ini
Ev. Heri
Bp. Budi
SG
Ev. Heri
Singer
Ibu Vena
Sdr. Ikhsan
Ibu Dinna
Bp. Budiono
Sdri. Helen
Sdri. Risty
34
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU
14 Agustus 2016
21 Agustus 2016
Liturgis
Kak Evelin
Naomi dan Fefe
Pelayan Musik
Kak Calvin
Kak Tika
Doa Pra/Pasca SM
Kak Tika
Kak Venna
Tema
Dorkas Dibangkitkan
Cornelius menjadi percaya
Sion
Kak Budi
Kak Budi
Getsemani
Kak Suani
Kak Suani
Yerusalem
Kak Venna
Kak Venna
Nazareth
Kak Debby
Kak Evelyn
Betlehem
Kak Kezia
Kak Debby
Penatalayanan
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
IBADAH PEMUDA
Keterangan
Sabtu, 13 Agustus
2016
Sabtu, 20 Agustus
2016
Tema
Pemimpin sejati
Tunduk pada perintah
Pengkhotbah
Pdt. Reyco W
Pdt. Reyco W
Litrugos
Sdri. Risty
Sdri. Lia
Pelayan Musik
TEAM
TEAM
Pelayan LCD
Sdri. Wati
Sdr. Kevin
Penyambut Jemaat
Sdri. Stevani
Sdr. Almendo
Sdr. Nelki
Sdri. Diana
Petugas Doa
Sdr. Kevin
Sdri. Risty
Singer
Sdri. Risty
Sdri. Olin
Sdri. Clara
(Pk. 18.30 WIB)
(Pk. 18.30 WIB)
35
e
Data Keh adir an Je m aat
DATA KEHADIRAN JEMAAT
MAGZ
Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu, 7 Agustus
2016
45 orang
Umum 2
Minggu, 7 Agustus
2016
90 orang
Umum 3
Minggu, 7 Agustus
2016
64 orang
Remaja
Minggu, 7 Agustus
2016
-
Pemuda
Minggu, 7 Agustus
2016
-
Cab. Bavarian KU 1
Minggu, 7 Agustus
2016
27 orang
SM : - orang
Cab. Bavarian KU 2
Minggu, 7 Agustus
2016
45 orang
SM : 3 orang
POS Batam
Minggu, 7 Agustus
2016
25 orang
SM: 69 orang
Remaja: 40 orang
SM: 34 orang
36
Download