BAB 2 LANDASAN TEORI Wasei eigo adalah sebuah fenomena linguistik yang terjadi karena adanya pengaruh bahasa asing (terutama bahasa dari bahasa Inggris), sehingga muncul kosa kata baru di Jepang berdasarkan kontak dari bahasa asing tersebut. Sebenarnya fenomena ini tidak hanya terjadi di Jepang saja. Fenomena kontak bahasa ini juga terjadi di Perancis, Jerman, dan Italia tentunya dengan istilah fenomena yang berbeda, yakni Anglicism. Meskipun memiliki perbedaan istilah, konsep wasei eigo sangat cocok dengan konsep anglicism sendiri, yakni bahasa Inggris yang mengalami modifikasi sehingga memiliki makna berbeda dengan makna asli bahasa Inggris. Selain dengan teori pembentukan wasei eigo dan Anglicism, analisa perbandingan ini didukung dengan teori kontrastif. 2.1 Morfologi Aronoff (2011) mendefinisikan morfologi sebagai ilmu yang merujuk pada pembentukan kosa kata, dari segi struktur hingga bagaimana kata tersebut terbentuk. Identifikasi dalam studi morfologi, ditentukan dengan bentuk linguistic terkecil dengan fungsi grammar. Sebuah morfem terbentuk dari sebuah kata, contohnya adalah kata “tangan”, yang merupakan sebuah kata yang dapat berdiri sendiri dan memiliki arti. 2.2 Linguistik Kontrastif Tjandra (2010 :3) mendefinisikan linguistik kontrastif sebagai ilmu bahasa yang mempelajari perbedaan dan persamaan yang ada di antara dua bahasa yang berbeda rumpun dari satu zaman yang sama terutama zaman sekarang. Masih dalam buku yang sama, disebutkan bahwa dalam penelitian linguistik kontrastif memerlukan adanya penerapan konsep teoretis dan teori dari linguistik teoretis sebagai teori pembandingnya. Sehingga bagian yang memiliki kemiripan maupun perbedaan dari dua bahasa tersebut dijadikan sebagai tujuan penelitan. Secara teori operasional, perbandingan kontrastif dibagi menjadi tiga bagian, yaitu (1) Bidang tata bunyi, (2) Bidang kosa kata, dan (3) Bidang tata bahasa. Sesuai dengan masalah dan tujuan penulisan skripsi ini, teori operasional linguistik kontrastif yang sesuai adalah (2) Bidang kosakata. Sehingga analisa 9 10 penelitian ini memerlukan klasifikasi kata dari masing masing gejala tata bahasa wasei eigo dan juga anglicism. “Klasifikasi kata adalah pemilahan kata berdasarkan criteria tertentu yang bersifat gramatikal (merupakan gejala tata bahasa) maupun leksikal (muatan maknanya).” (Tjandra 2010 : 16). 2.3 Wasei Eigo Wasei eigo adalah kata dalam bahasa Inggris yang muncul berdasarkan pemikiran orang Jepang, namun sebenarnya kata tersebut tidak pernah dipakai oleh orang Amerika ataupun orang Inggris. Singkatnya, kata wasei eigo dibangun dari penggabungan bahasa sehingga muncul kata yang terdengar seperti bahasa Inggris namun frasa maupun ekspresi yang muncul akibat penggabungan itu tidak pernah digunakan oleh penutur asli bahasa Inggris (Jian 2013 : 77). Pendapat tentang definisi wasei eigo di atas juga diperkuat oleh penelitian sebelumnya oleh Johnson (1995) ; “Wasei Eigo […] Japanese – coined English is a prime source of false friends; but even when not false to English, wasei eigo (Japanese – manufactured English) may call for a translation into different English. Thus, gōruden-awā (golden hour) is “prime time” on TV; Hybrid Wase Eigo […] some 15 to 20 percent of the words entering Japanese from foreign language are combined with native Japanese words to form hybrid-e.g., chingin-katto (a pay cut). These words do not usually pose problems of translation, but they can be sources of confusion." Johnson (1995 : 167 – 168) Terjemahan : “Wasei Eigo […] bahasa Inggris yang dibuat oleh orang Jepang bersumber dari false friend, meskipun tidak termasuk dalam kategori false friend, wasei eigo memiliki terjemahan yang berbeda dengan bahasa Inggris. Contohnya , gōruden-awā (golden hour) yang memiliki arti “prime time” dalam istilah televise. Hybrid Wasei Eigo, dimana lima belas sampai dua puluh persen kata serapan dalam bahasa Inggris di Jepang mengalami kombinasi dengan bahasa Jepang sehingga menciptakan bentuk hybrid. Contohnya adalah chingin-katto (a pay cut). Penerjemahan kata – kata hybrid wasei eigo biasanya tidak mengalami banyak kesulitan, tapi kemungkinan akan memunculkan kebingungan.” Pendapat serupa juga dinyatakan oleh Maynard (1997 : 68), bahwa masyarakat Jepang tertarik dengan kata serapan dan jumlah kata serapan di Jepang terus bertambah. Sebagian besar dari kata serapan (pseudo-loanwords-phrases) yang kebanyakan dari bahasa Inggris diciptakan oleh masyarakat Jepang dengan makna yang berbeda jauh dengan bahasa Inggris asli. 11 Fenomena linguistik wasei eigo tidak terjadi begitu saja. Seperti halnya fenomena linguistik lainnya, wasei eigo memiliki klasifikasi yang menyesuaikan dengan struktur bahasa Jepang. Kategori wasei eigo diungkapkan oleh Hirai (2003 : 54 – 55); 1. 結合型 :標準英語があるのにもかかわらず日本人の視点から独 自に英単語を組み合わせたもの。 例:シャーペン(sharp pen) → (標準英語 : mechanical pencil) 2. 縮約型 : 2語以上でできている標準英語を縮めたもの。 例:ノートパソコン notebook personal computer 3. 省略型 :英単語の一部や、2語以上から成る英語から1語(以 上)を省略したもの。 例:リストラ :restructuring ボールペン:ballpoint pen コンビニ :convenience store 4. 付加型 : 標準英語に英単語を付け加え説明過剰なもの。 例 :ジャンパースカート (jumper skirt) → (標準英語 : jumper) 5. 混合型 : 和製英語にさらに縮約、省略、付加などを作ったもの。 例 :ジーパン(jeapan ; jeans + pants ; 結合型 + 縮約型) → (標準英 語 : jeans) 6. その他 : 上記1-5のいずれにも属さないもの。 Terjemahan : 1. Kombinasi : Bentuk yang terdiri dari gabungan kosakata bahasa Inggris yang diciptakan sesuai pemikiran orang Jepang, tanpa mempedulikan istilah aslinya dalam bahasa Inggris. Contoh pembentukan kombinasi, シャーペン(sharp pen) → (SE : mechanical pencil) 2. Singkatan : Pembentukan kata yang berdasarkan singkatan dari fonem bahasa Inggris standar. Contoh pembentukan singkatan; ノートパソコン notebook personal computer 3. Pelesapan : Pembentukan kata yang berdasarkan pelesapan/ penghilangan satu kata atau lebih yang berasal dari dua atau lebih leksem bahasa Inggris. Contohnya antara lain, リストラ :(SE : restructuring) ボールペン:(SE : ballpoint pen) コンビニ :(SE : convenience store) 4. Penambahan : Bentuk penjelasan yang mendetil dengan penambahan leksem bahasa Inggris ke dalam bahasa Inggris standar. Contoh dari bentuk penambahan adalah ジャンパースカート (jumper skirt) → (SE : jumper). 5. Campuran : Wasei eigo selebihnya terdiri dari campuran bentuk singkatan, bentuk pelesapan, bentuk penambahan dan bentuk lainnya. Contohnya 12 adalah ジーパン(jeapan ; jeans + pants ; Bentuk kombinasi + Bentuk Singkatan) → (SE : jeans) 6. Lainnya (di luar 5 kategori tersebut) 2.4 Anglicism Anglicism adalah kata dalam bahasa Inggris dan dibawa atau diserap oleh bahasa lain namun sering kali memiliki makna yang berbeda dengan makna asli dalam bahasa Inggris. Menurut Görlach (2003 :1), “An Anglicism is a word or idiom that is recognizably English in its form (spelling, pronunciation, morphology, or at least one of the three), but is accepted as an item in vocabulary of the receptor language” Terjemahan : “Anglicism adalah kata atau idiom yang nampak seperti bahasa Inggris, baik dalam ejaan, pengucapan, morfologi atau salah satu dari ketiganya, namun diterima sebagai bagian dari kosakata bahasa target (receptor language)” Masih mengenai fenomena anglicism, terdapat dua jenis anglicism, yakni pseudo anglicism dan hybrid anglicism. Dalam hal pembentukan kata, baik pseudo anglicism dan hybrid anglicism merupakan hasil dari kombinasi dari peminjaman leksikal. Batasan pseudo anglicism hanya sebatas perubahan morfologi dan semantik pada bahasa target (receptor language). Sementara hybrid anglicism, merupakan fenomena dimana membuat kosa kata baru berdasarkan bahasa Inggris. “Pseudo Anglicism describes the phenomenon that occurs when RL uses Lexical elements of the SL to create a neologism in the RL that is unknown is the SL. […] In terms of lexical unity, a pseudo Anglicism is not the result of lexical transfer (i.e. borrowing) but is the product of a language – inherent creation that is based on a novel combination and use of English lexical material in the RL.” (Onysko 2007 : 52 – 54) Terjemahan : “Pseudo Anglicism didefinisikan sebagai fenomena yang muncul ketika RL menggunakan elemen leksikal dari SL untuk menciptakan sebuah neologi dalam RL yang tidak dikenal oleh SL. Dalam satuan leksikal, Pseudo Anglicism bukanlah hasil dari transfer leksikal (kata serapan) tapi merupakan hasil dari language inherent yang dibuat berdasarkan kombinasi dan penggunaan baru dari leksikal bahasa Inggris dalam RL.” “Hybrid Anglicism […] technically speaking, the inflection of Anglicism also leads a mixture of native and borrowed morphemes, as in des Trends (noun 13 genitive sg.), trendige (adjective nominative. Sg.) dan gesurft (verb past participle). The notion of hybridity, however, relates to derivational processes including affixation of borrowed bases and the formation of compounds of native and borrowed free morphemes. […] the fact that hybrids are combinations of native and borrowed lexical elements has led to some controversy regarding their classification as loanwords or as language – inherent creations” (Onysko 2007 : 55 - 56) Terjemahan “Hybrid Anglicism, secara teknis, metode Anglicism yang menggabungkan kosakata asli dan kosakata serapan seperti dalam noun genitive, adjective nominative, dan verb past participle. Ide dari hibriditas, berkaitan dengan proses derivasional termasuk peminjaman afiksasi, pembentukan kata asli serta peminjaman morfem bebas. Faktanya, hybriditas adalah kombinasi antara makna asli dan kata serapan, sehingga menyebabkan beberapa kontroversi mengenai klasifikasinya sebagai kata serapan atau sebagai kata golongan language – inherent.” Berdasarkan artikel dari Nicholls yang dikutip dalam Furiassi (2010 : 29) definisi dari Pseudo Anglicism adalah : “Pseudo – Anglicism […] are loan words gone wrong. They look like English words and often came from English words but they are use differently. […] Some false Anglicism are invented by analogy with other English terms, presumably out of a feeling that they ought, logically, to exist” Terjemahan : “Pseudo – Anglicism […] adalah kata serapan yang bukan kata serapan. Kata serapan tersebut Nampak seperti kata dari bahasa Inggris dan sering kali datang dari bahasa Inggris namun kata tersebut digunakan secara berbeda. […] beberapa false Anglicism ditemukan berdasarkan analogi bahasa Inggris lain yang kemungkinan diciptakan berdasarkan pemikiran logika bahwa kata tersebut sudah ada dalam bahasa Inggris. Seperti linguistik lainnya, fenomena Anglicism tidak terbentuk begitu saja. Beberapa ahli menyebutkan bahwa banyak hal yang mempengaruhi pembentukan Anglicism. Menurut Görlach (2003 : 11 - 14), hal yang mempengaruhi fenomena Anglicism antara lain (1) adanya perbedaan fonologi dan morfologi antara SL dan RL, (2) frekuensi kontak bahasa dan seberapa banyak ranah yang dipengaruhi oleh adanya kontak bahasa, (3) stigma dari Anglicism itu sendiri, dan (4) sejauh mana jangkauan fungsi dari Anglicism terhadap RL. 14 SL selalu mengalami pengembangan setelah SL diserap, misalnya untuk membedakan arti dan gaya bahasa dari SL yang memiliki kesamaan medan makna RL. Seperti yang sudah disebutkan diatas, fenomena wasei eigo tidak hanya terjadi di Jepang saja. Anglicism pun menjadi fenomena linguistic di Negara Eropa dan Amerika Latin. Menurut Furiassi (2010 : 38 - 52), terdapat 8 kriteria dalam pembentukan Anglicism dalam bahasa Italia, yaitu : 1. Autonomous Compound (AC) Tipe Anglicism yang terbentuk dari AC adalah komponen non-Inggris (NI) yang terbentuk dari dua elemen leksikal yang secara terpisah dapat ditemukan dalam bahasa Inggris. Hasil dari AC adalah pembentukan kata yang sebenarnya tidak digunakan dalam bahasa Inggris. Contohnya dalam bahasa Italia, recordman. Recordman tidak digunakan dalam bahasa Inggris, namun kata recordman terdiri dari dua morfem bebas bahasa Inggris ; record dan man. Kata yang sepadan recordman dalam bahasa Inggris adalah record holder. 2. Autonomous Derivatives (AD) Dalam beberapa kasus, morfem bebas dan morfem terikat dalam bahasa Inggris yang bersatu hingga membentuk Anglicism tipe AD. Contoh dari Anglicism tipe AD dalam bahasa italia adalah footing. Footing terdiri dari sebuah leksikal “foot” dan elemen gramatikal “-ing”. Kata bahasa Inggris yang sepadan dari footing adalah jogging. Anglicism tipe AD juga tidak digunakan dalam bahasa Inggris. 3. Compound Ellipses (CE) Tipe CE terbentuk dari pelesapan atau pengurangan bahasa Inggris. Tipe CE juga sering ditemukan dalam bahasa Inggris, namun tentu saja memiliki makna yang berbeda dengan SE. Contohnya adalah caffe latte, setelah mengalami CE, hanya menjadi latte. 4. Clipping (C) Tipe Clipping dapat juga diartikan sebagai penyingkatan kata. Anglicism yang terbentuk dari proses Clipping adalah singkatan dari kosa kata asli bahasa 15 Inggris yang tidak dapat diterima dalam bahasa Inggris itu sendiri. Perbedaan dari CE dan C adalah CE mengeliminasi keseluruhan leksikal sementara C hanya mengeliminasi suffix. Contohnya dari kata flirtation menjadi flirt setelah mengalami proses Clippings. 5. Semantic Shift (SS) Menurut Filipovic dalam Furiassi (2010 : 44), “There are also cases when an Anglicism expands the number of its meanings after it has been integrated into receiving language”. Terjemahan “Ada beberapa kasus dimana Anglicism memperluas makna kata setelah masuk kedalam bahasa reseptor / penerima” Berdasarkan teori tersebut, diketahui bahwa perubahan makna (semantic shift) memiliki peran dalam perluasan makna kata. Teori ini diperkuat oleh pendapat Merlini dalam Furiassi (2010 :44), yang menyatakan bahwa sebuah Anglicism yang berasal dari perubahan makna adalah kata yang mungkin saja ditemukan dalam bahasa Inggris namun memiliki makna baru. Kemudian, Chiarioni dalam Furiassi (2010 :45) juga berpendapat bahwa meskipun bahasa Inggris dan NI secara identik mirip, Anglicism yang terbentuk dari perubahan makna adalah kata – kata yang tetap menggunakan kata otentik bahasa Inggris namun memiliki arti yang sangat berbeda dengan kata bahasa Inggris asli. a. Metonymic shift Metonymic adalah sebuah majas yang menggunakan label sebuah merk atau benda untuk menggantikan benda tersebut. Contoh dalam bahasa Italia adalah poker. Baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Italia, poker merupakan jenis permainan yang menggunakan kartu. Namun, di Italia, poker juga merupakan sebutan sebuah fenomena ketika pemain memiliki empat kartu yang sama. Kata padanan untuk definisi tersebut dalam bahasa Inggris sebenarnya adalah “four of a kind”. Alhasil, 16 poker dalam bahasa Italia bisa dianggap sebagai “score”, sementara makna asli poker adalah “permainan kartu” dalam bahasa Inggris. b. Metaphoric shift Perubahan majas metafora ditandai dengan adanya perbandingan dua hal hingga menjadi bermakna sama atau sebanding karena keduanya saling mewakili satu sama lain. Contohnya adalah kata “bomber”. Bahasa Italia menggunakan kata “bomber” sebagai pengganti “striker” atau saat pemain sepak bola menjadi pencetak goal. Konsep dari istilah “bomber” ini terinspirasi dari “bomber airplane” yang secara harafiah berarti sebuah pesawat yang menjatuhkan banyak bom. Berdasarkan inspirasi tersebut, kata “bomber” sebagai “pencetak goal” dalam istilah sepak bola dianggap sama dengan makna “bomber airplane” c. Meronymic shift Meronim adalah istilah dalam semantik yang berarti bagian atau anggota penyusun sesuatu. Apabila berbicara tentang meronim, maka harus memahami tentang holonim. Holonim adalah bagian yang lebih besar yang disusun oleh meronim tersebut. Contohnya dalam bahasa Italia adalah “flipper” dan “pinball “. Flipper adalah dua plastik yang mendorong bola didalam mesin pinball. 6. Eponym (E) Epnoym adalah kata yang mengacu pada objek atau aktifitas yang diberi nama sesuai dengan penemunya. Eponym dianggap sebagai bagian dari Anglicism karena kata hasil proses eponym tidak digunakan dalam bahasa Inggris. Contohnya adalah brand Chanel , yang berasal dari nama penemunya Gabrielle Chanel dan paham Marxism yang dikemukakan oleh Karl Marx. 7. Toponym (T) Toponym adalah bahasan ilmiah dari nama tempat, asal usul, arti dan tipologinya. Beberapa toponym yang berasal dari bahasa Inggris Amerika dan Inggris Britania, yang menjadi umum, termasuk dalam kategori Anglicism. Contohnya adalah New Jersey. New Jersey dalam bahasa Ingris merupakan 17 negara bagian di Amerika, sementara makna New Jersey berbeda di Italia. Di Italia, new jersey adalah beton panjang yang berbentuk T dan digunakan untuk membatasi jalur tol. 8. Generic Trademark (GT) Generic Trademark atau merk dagang termasuk dalam Anglicism. Merk dagang yang termasuk dalam Anglicism harus memenuhi kriteria sebagai berikut ; 1. Merk dagang tersebut harus merupakan kata umum. 2. Merk dagang harus terlihat dan terdengar seperti bahasa Inggris. 3. Jika tidak terlihat maupun terdengar seperti bahasa Inggris, merk dagang tersebut harus dimiliki oleh perusahaan yang dibangun di negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utamanya. 4. Merk dagang tersebut tidak boleh ada dalam bahasa Inggris 18