BUKU AJAR MEKANIKA BANGUNAN (119D5102) IMRIYANTI,ST., MT. RAHMI AMIN ISHAK, ST., MT. PRODI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN NOVEMBER 2013 Mekanika Bangunan i Mekanika Bangunan ii KATA PENGANTAR Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas tersusunnya Buku Ajar Mekanika Bangunan ini. Buku Ajar ini mewakili materi perkuliahan Mekanika Bangunan pada pertemuan I sampai dengan pertemuan VIII, yaitu secara khusus berisi tentang gaya-gaya batang pada konstruksi bangunan. Buku ini berisi tentang rancangan evaluasi proses belajar mengajar sistem learning, rekonstruksi mata kuliah, kontrak perkuliahan dan materi perkuliahan. Buku ini diharapkan menjadi salah satu pedoman perkuliahan mata kuliah Mekanika Bangunan yang sedianya diterapkan pada mahasiswa Strata 1 (S1) semester 2 (dua)/genap, khususnya dalam lingkungan Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar. Semoga buku ajar ini dapat bermanfaat bagi proses belajar mengajar dalam mata kuliah Mekanika Bangunan, dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Kepada semua pihak yang telah memberi kontribusi dalam penyususnan buku ini, diucapkan terima kasih. Makassar, November 2013 Imriyanti Mekanika Bangunan iii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI iv PRAKATA 1 PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR 3 FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN 4 KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR 5 GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP) 7 FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN (Kompetensi Profesional) 13 FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN (Jenis Kegiatan dan Pembobotan) 16 BENTUK TUGAS 18 FORMAT RENCANA EVALUASI 20 KONTRAK PEMBELAJARAN 21 1. Manfaat Mata Kuliah 22 2. Deskripsi Mata Kuliah 22 3. Tujuan Pembelajaran 22 4. Organisasi Materi 23 5. Strategi Pembelajaran 24 6. Materi Bacaan 24 7. Tugas 25 8. Kriteria Penilaian 25 9. Norma Akademik 29 10. Jadwal Pembelajaran 30 BAHAN AJAR MATA KULIAH MEKANIKA BANGUNAN 33 MATERI PERTEMUAN MINGGU I 40 MATERI PERTEMUAN MINGGU II 43 Mekanika Bangunan iv MATERI PERTEMUAN MINGGU III 49 MATERI PERTEMUAN MINGGU IV 52 MATERI PERTEMUAN MINGGU V 61 MATERI PERTEMUAN MINGGU VI 63 MATERI PERTEMUAN MINGGU VII 70 A. Aplikasi Teori Perhitungan Dalam Konstruksi 70 B. Kunci jawaban soal-soal latihan 82 MATERI PERTEMUAN MINGGU VIII 111 DAFTAR PUSTAKA 112 SENARAI 112 LAMPIRAN 114 Mekanika Bangunan v PRAKATA Dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa, berbagai upaya dilakukan agar sistem pembelajaran dapat berjalan sesuai sistem yang berlaku. Sistem yang berlaku merupakan perancangan pembelajaran yang lebih baik diantaranya sistem pembelajaran yang efektif, evaluasi pembelajaran yang lebih objektif dan adil. Selain sistem pembelajaran yang efektif maka strategi instruksional juga di terapkan dalam pembelajaran mata kuliah Mekanika Bangunan yaitu unsur kognitif, afektif dan psikomotorik. Agar pembelajaran lebih efektif, dan strategi instruksional dapat berjalan maka diupayakan kelengkapannya berupa pengadaan modul ajar dalam pembelajaran. Modul ajar ini berisikan tentang gaya-gaya batang yang terjadi pada konstruksi bangunan yaitu perhitungan Keseimbangan Titik Simpul, Richter, Cullman, Henneberg, dimana modul ajar ini ditujukan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan bukan merupakan acuan utama bagi bahan ujian semester. Modul ajar ini hanya memuat bahan perkuliahan dari minggu I sampai minggu VIII atau dengan kata lain mulai dari perkuliahan awal sampai dengan ujian tengah semester. Dan juga jangan pula memperlakukannya sebagai satu-satunya sumber pengetahuan tentang Mekanika Bangunan. Gunakan modul ajar ini sebagai informasi atau bahan melatih dan mengasah kemampuan dalam menghitung, menganalisa dan mengaplikasikan sistem gaya batang yang ada pada bangunan. Manfaatkan modul ajar ini sebagai bekal awal dalam mengikuti pembelajaran mata kuliah Mekanika Bangunan. Mekanika Bangunan vi Semoga modul ajar ini dapat bermanfaat bagi proses belajar mengajar dalam mata kuliah Mekanika Bangunan dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Kepada semua pihak yang telah memberi kontribusi dalam penyusunan modul ajar ini, diucapkan terima kasih. Mekanika Bangunan vii PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR Profil Lulusan: 1. Secara umum keluaran program studi Arsitektur diharapkan menjadi tenagatenaga profesional dibidang Arsitektur yang ahli dalam bidangnya masing-masing serta dapat bersaing di tingkat lokal, nasional dan internasional. 2. Secara khusus keluaran program studi Arsitektur mampu merencana dan merancang bangunan sesuai dengan standar penggambaran. 3. Dalam mendesain bangunan juga diharapkan mampu mendesain komponenkomponen, jenis, prinsip-prinsip dan fungsi sistem struktur dan konstruksi bangunan serta dapat menghitung dan menganalisis perhitungan mekanika bangunan. 4. Lulusan Arsitektur juga dapat menjadi enterpreneur yang kreatif, dapat mengembangkan usaha serta mampu bekerjasama dan berkoordinasi dengan tim yang ada di lapangan. 5. Lulusan Arsitektur diharapkan dapat menjadi leader dalam hal kepemimpinan, memiliki inisiatif untuk menyelesaikan permasalahan di lokasi. 6. Lulusan Arsitektur diharapkan mampu berkomunikasi dengan benar secara nasional maupun internasional. Mekanika Bangunan viii FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN MATA KULIAH : Mekanika Bangunan SKS : 2 (Dua) SKS SEMESTER : Dua / Genap Deskripsi Singkat Mata Kuliah : Merupakan salah satu mata kuliah keahlian tingkat dasar yang akan membahas tentang perhitungan dan analisis gaya-gaya batang, tegangan lendutan, momen lentur yang diaplikasikan pada konstruksi bangunan. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN DICAPAI OLEH PESERTA DIDIK: 1. Memberikan kemampuan menghitung dan menganalisis gaya-gaya batang yang diterapkan melalui metode-metode perhitungan mekanika bangunan dalam konstruksi bangunan. 2. Memberikan kemampuan menghitung dan menganalisis tegangan dan lendutan yang terjadi pada konstruksi bangunan. 3. Mampu menghitung dan menganalisis akibat momen lentur yang terjadi dalam konstruksi bangunan. 4. Mampu menghitung dan menganalisis gaya lintang yang terjadi dalam konstruksi bangunan. 5. Memberikan kemampuan untuk mengetahui serta menganalisis mekanika bangunan secara metode cross yang diterapkan pada konstruksi bangunan. Mekanika Bangunan ix Mekanika Bangunan x KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR KELOMPOK KOMPETENSI UTAMA ELEMEN KOMPETENSI RUMUSAN KOMPETENSI a b c √ √ √ √ √ √ √ U1 Mampu berolahpikir dan berolahrasa secara kreatif, imajinatif, & inovatif yang berbasis pelestarian lingkungan U2 Mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan menyintesis issu-issu & masalah-masalah arsitektural, serta mengeksplorasi alternatif-alternatif solusi dalam bentuk konsep-konsep yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam perancangan arsitektur dan pelaksanaan konstruksi U3 Mampu menerapkan norma-norma ilmiah/sains, teknologi, & estetika arsitektural dalam konteks kehidupan sosial, ekonomi, & budaya masyarakat U4 Menguasai ragam teori & pendekatan disain arsitektural era klasik, modern, pasca-modern, maupun mutakhir √ √ U5 Mampu menerapkan metode & proses perancangan arsitektur, mencakup penelusuran masalah, perumusan konsep, pembuatan pra-rancangan skematik dwimatra/2D & trimatra/3D √ √ U6 Menguasai metode dan manajemen proyek yang dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan konstruksi bangunan √ √ P1 Menjunjung tinggi nilai agama, moral, etika & tanggungjawab profesional P2 Menguasai wawasan lingkungan kepulauan beriklim tropis lembab P3 Menguasai wawasan filosofis kearifan lokal dalam perspektif global dan dalam konteks kekinian P4 √ √ d e √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Menguasai ketrampilan teknik komunikasi grafis arsitektural menggunakan berbagai media presentasi (freehand-style dan/atau computerised-style) secara dwimatra/2D, trimatra/3D, maupun animasi audiovisual √ √ √ √ P5 Mampu menerapkan kebijakan tata ruang serta berbagai peraturan bangunan dan lingkungan dalam konteks perencanaan kota √ √ √ √ L1 Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan secara multi-disiplin √ √ √ L2 Memiliki daya saing dan kepercayaan diri dalam komunitas profesional lingkup nasional maupun internasional √ √ √ √ PENUNJANG LAINNYA Mekanika Bangunan iv L3 Memiliki sikap responsif & partisipatif terhadap dinamika perkembangan ilmu/sains, teknologi, dan seni yang mutakhir √ √ √ ELEMEN KOMPETENSI: a. Landasan kepribadian b. Penguasaan ilmu dan keterampilan c. Kemampuan berkarya d. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai e. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya Mekanika Bangunan v GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP) MATA KULIAH: MEKANIKA BANGUNAN Kompetensi Utama :- Mampu berolahpikir dan berolahrasa secara kreatif, imajinatif dan inovatif yang berbasis pelestarian lingkungan (U1). - Mampu mengidentifikasi, manganalisis dan menyintesisi issu-issu & masalah-masalah arsitektural serta mengeksplorasi alternative-alternatif solusi dalam bentuk konsep-konsep yang dikembangkan lebih lanjut dalam perancangan arsitektur dan pelaksanaan konstruksi (U2). - Menguasai ragam teori dan pendekatan disain arsitektural era klasik, modern, pasca-modern maupun mutakhir (U4). Mekanika Bangunan vi Kompetensi Penunjang : Kompetensi Lainnya Menjunjung tinggi nilai agama, moral, etika dan tanggungjawab professional (P1). : - Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan secara multi-disiplin (L1).\ - Memiliki daya saing dan kepercayaan diri dalam komunitas professional lingkup nasional maupun internasional (L2). - Memiliki sikap responsive dan partisipatif terhadap dinamika perkembangan ilmu/sains, teknologi dan seni yang mutakhir (L3). Sasaran Pembelajaran - : Mahasiswa mampu mengetahui dan menghitung gaya-gaya batang dengan metode: Cremona, richter, cullman, heneberg yang akan diaplikasikan dalam konstruksi bangunan. - Mahasiswa mampu mengetahui dan menghitung tegangan dan lendutan akibat momen lentur, lendutan, tegangan geser, lendutan akibat gaya lintang yang diaplikasikan dalam konstruksi bangunan. Mekanika Bangunan vii MINGGU KE - MATERI PEMBELAJARAN (1) (2) BENTUK PEMBELAJARAN (3) KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN (KOMPETENSI) (4) KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR) (5) BOBOT NILAI (%) (6) 1 Penjelasan umum matakuliah Ceramah interaktif Pengenalan program, tujuan Cooperatif Learning pembelajaran & aplikasinya terhadap struktur dan konstruksi Kepustakaan Tugas matakuliah Cara evaluasi Dapat memahami materi, metode dan penilaian matakuliah Pemahaman matakuliah 2 Menghitung gaya-gaya batang secara titik simpul Ceramah interaktif Latihan soal-soal Cooperatif Learning Self Directed Learning Mampu menjelaskan dan terampil menghitung gaya batang dengan metode Cremona Pemahaman materi Proses penyelesaian soal Ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal. 5 Ceramah interaktif Latihan soal-soal Cooperatif Learning Self Directed Learning Mampu menjelaskan dan terampil menghitung gaya batang dengan metode Richter Pemahaman materi Proses penyelesaian soal Ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal. 5 3 Menghitung gaya-gaya batang dengan metode grafis Cremona Mekanika Bangunan viii MINGGU KE - MATERI PEMBELAJARAN (1) (2) 4 5 6 BENTUK PEMBELAJARAN (3) KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN (KOMPETENSI) (4) KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR) (5) Menghitung gaya-gaya batang dengan metode: Richter Ceramah interaktif Latihan soal-soal Cooperatif Learning Self Directed Learning Mampu menjelaskan dan terampil menghitung gaya batang dengan metode Cullman Pemahaman materi Proses penyelesaian soal Ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal. Menghitung gaya-gaya batang dengan metode: Cullman Ceramah interaktif Latihan soal-soal Cooperatif Learning Self Directed Learning Mampu menjelaskan dan terampil menghitung gaya batang dengan metode Henneberg Pemahaman materi Proses penyelesaian soal Ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal. Mampu menjelaskan dan terampil mengaplikasikan metode perhitungan batang pada konstruksi Pemahaman materi Proses penyelesaian soal Ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal. Menghitung gaya-gaya batang dengan metode : Henneberg/tukar batang Mekanika Bangunan Ceramah interaktif Latihan soal-soal Cooperatif Learning Self Directed Learning BOBOT NILAI (%) (6) 5 5 5 ix MINGGU KE - MATERI PEMBELAJARAN (1) (2) 7 8 9 10 BENTUK PEMBELAJARAN (3) KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN (KOMPETENSI) (4) KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR) (5) Aplikasi teori perhitungan dalam konstruksi : Keseimbangan titik simpul Cremona Richter Cullman Henneberg/tukar batang Kuis Asistensi Collaborative Learning Self Directed Learning Mampu menjelaskan dan terampil mengaplikasikan metode perhitungan batang pada konstruksi Proses penyelesaian soal Ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal. Ujian Tengah Semester (UTS) Ujian penyelesaian soal-soal Problem Based Learning Mampu menjelaskan dan terampil memecahkan persoalan gaya batang Hasil ujian (materi BOBOT NILAI (%) (6) 7,5 minggu 1 – 7) 10 Tegangan & lendutan akibat momen lentur Tegangan akibat momen lentur Ceramah interaktif Latihan soal-soal Cooperatif Learning Self Directed Learning Mampu menjelaskan dan terampil memecahkan persoalan tegangan & lendutan akibat momen lentur Pemahaman materi Proses penyelesaian soal Ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal. 5 Tegangan & ledutan akibat momen lentur Lendutan dengan diagram bidang momen sebagai beban Ceramah interaktif Latihan soal-soal Cooperatif Learning Self Directed Learning Mampu menjelaskan dan terampil memecahkan persoalan tegangan & lendutan akibat gaya lintang Pemahaman materi Proses penyelesaian soal Ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal. 5 11 Mekanika Bangunan 5 x MINGGU KE (1) 12 13 MATERI PEMBELAJARAN BENTUK PEMBELAJARAN (2) Tegangan & ledutan akibat momen lentur Lendutan dengan putaran sudut (3) Ceramah interaktif Latihan soal-soal Cooperatif Learning Self Directed Learning Tegangan & ledutan akibat gaya lintang Tegangan geser Lendutan akibat gaya lintang Ceramah interaktif Latihan soal-soal Cooperatif Learning KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN (KOMPETENSI) (4) Mampu menjelaskan dan terampil memecahkan persoalan tegangan & lendutan akibat gaya lintang KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR) (5) Pemahaman materi Proses penyelesaian soal Ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal. BOBOT NILAI (%) (6) Pemahaman materi Proses penyelesaian soal Ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal. 5 Self Directed Learning Mampu menjelaskan dan terampil mengaplikasikan metode perhitungan pada konstruksi Metode Cross (teori distribusi momen) Koefisien distribusi Angka kekakuan Ceramah interaktif Latihan soal-soal Cooperatif Learning Self Directed Learning Mampu menjelaskan dan terampil menghitung dengan metode Cross Pemahaman materi Proses penyelesaian soal Ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal. 5 Metode Cross (teori distribusi momen) Momen primer Free body Ceramah interaktif Latihan soal-soal Cooperatif Learning Self Directed Learning Mampu menjelaskan dan terampil mengaplikasikan metode perhitungan pada konstruksi Pemahaman materi Proses penyelesaian soal Ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal. 14 15 Mekanika Bangunan 5 7,5 xi MINGGU KE (1) 16 MATERI PEMBELAJARAN BENTUK PEMBELAJARAN (2) Aplikasi teori/perhitungan distribusi momen (3) Kuis Asistensi Collaborative Learning Self Directed Learning Ujian Akhir Semester (UAS) Ujian tulis Problem Based Learning Mekanika Bangunan KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN (KOMPETENSI) (4) Mampu menjelaskan dan terampil mengaplikasikan metode perhitungan pada konstruksi Mampu memecahkan persoalan tegangan & lendutan, serta metode Cross KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR) (5) Proses penyelesaian soal Ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal. Hasil ujian (materi minggu 9 – 15) BOBOT NILAI (%) (6) 20 xii FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN (Kompetensi Profesional) Kemampuan Akhir Yang Diharapkan (Kompetensi Waktu Minggu Entry Skill Bahan Kajian Bentuk Kegiatan Pembelajaran Kriteria Penilaian 1 2 3 4 5 6 Sistem penyaluran gaya yang terjadi dalam bangunan Perkuliahan, Role Play, Case Study Pemahaman materi, mengetahi topic materi dan kepustakaan Dapat menjelaskan gaya batang, tegangan & lenturan serta metode pendistribusi gaya pada bangunan Dapat memahami dan menghitung gaya batang pada bangunan Mekanika Bangunan 1 2-6 Memahami komponen penyaluran gaya tegangan & lenturan, metode pendistribusian gaya yang bekerja pada sistem struktur & konstruksi bangunan Memahami dan mengetahui perhitungan gaya batang pada bangunan Sistem perhitungan Titik Simpul Batang, Cremona, Richter, Cullman, Henneberg Cooperatif Learning, Self Directed Learning Pemahaman materi, proses penyelesaian soal, ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal-soal latihan Bobot Nilai (%) 7 Standar Kompetensi 8 Dapat mengetahui dan paham penyaluran gaya pada bangunan 25% Dapat terampil menjelaskan dan menghitung gaya batang dengan sistem perhitungan Titik Simpul, Cremona, Richter, Cullman, Henneberg xiii Dapat mengetahui aplikasi perhitungan gaya batang pada bangunan Mid Test Dapat memahami dan menghitung tegangan dan lendutan akibat momen lentur, tegangan dan lendutan akibat gaya Mekanika Bangunan 7 8 9 - 13 Mengetahui aplikasi perhitungan gaya batang pada bangunan Aplikasi perhitungan Titik Simpul Batang, Cremona, Richter, Cullman, Henneberg Memahami dan mampu menghitung gaya-gaya batang pada bangunan Perhitungan Titik Simpul Batang, Cremona, Richter, Cullman, Henneberg Memahami dan mengetahui sistem perhitungan tegangan dan lendutan akibat momen lentur, Perhitungan tegangan dan lendutan akibat momen lentur, tegangan dan lendutan akibat Collaborative Learning, Self Directed Learning Problem Based Learning Cooperatif Learning, Self Directed Learning Proses penyelesaian soal, ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal-soal latihan Proses penyelesaian soal, ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal Pemahaman materi, proses penyelesaian soal, ketelitian dan ketepatan 7,5% 10% 25% Dapat terampil menjelaskan aplikasi dan menghitung gaya batang dengan sistem perhitungan Titik Simpul, Cremona, Richter, Cullman, Henneberg Dapat terampil menyelesaikan gayagaya batang dengan sistem perhitungan Titik Simpul, Cremona, Richter, Cullman, Henneberg Dapat terampil menjelaskan dan menghitung tegangan dan lendutan akibat momen lentur, tegangan xiv lintang pada bangunan Dapat memahami dan mengetahui sistem pendistribusian momen pada bangunan Dapat mengetahui aplikasi perhitungan tegangan & lendutan akibat momen lentur, tegangan & lendutan akibat gaya lintang pada bangunan Final Test Mekanika Bangunan 14 15 16 tegangan dan lendutan akibat gaya lintang pada bangunan gaya lintang Memahami dan mengetahui sistem pendistribusian momen pada bangunan Pemahaman pendistribusian momen dengan metode cross Mengetahui aplikasi perhitungan tegangan & lendutan akibat momen lentur, tegangan & lendutan akibat gaya lintang pada bangunan Memahami penjelasan pendistribusian gaya dan mampu menghitung tegangan dan lendutan akibat momen lentur, akibat gaya lintang pada bangunan Aplikasi perhitungan tegangan & lendutan akibat momen lentur, tegangan & lendutan akibat gaya lintang serta pendistribusian momen Perhitungan tegangan dan lendutan akibat momen lentur dan tegangan dan lendutan akibat gaya lintang serta pendistribusian gaya penyelesaian soal-soal latihan Cooperatif Learning, Self Directed Learning Collaborative Learning, Self Directed Learning Problem Based Learning Pemahaman materi, ketelitian dan ketepatan penyaluran momen Proses penyelesaian soal, ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal-soal latihan Proses penyelesaian soal, ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal dan lendutan akibat gaya lintang 5% 7,5% 20% Dapat terampil menjelaskan pendistribusian momen Dapat terampil menjelaskan aplikasi dan menghitung tegangan dan lendutan akibat momen lentur, tegangan dan lendutan akibat gaya lintang serta pendistribusian momen Dapat terampil menyelesaikan gayagaya batang dengan sistem perhitungan tegangan & lendutan akibat momen lentur dan tegangan & lendutan akibat gaya lintang serta pendistribusian gaya pada bangunan xv FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN (Jenis Kegiatan dan Pembobotan) Minggu Ke 1 Jenis Kegiatan Pembelajaran Topik Bahasan Bentuk Tugas 2 3 4 1 Perkuliahan (Role Play, Case Study) Sistem penyaluran gaya yang terjadi dalam bangunan Pemahaman materi, mengetahui topic materi dan kajian pustaka 2-6 Cooperatif Learning, Self Directed Learning Sistem perhitungan Titik Simpul Batang, Cremona, Richter, Cullman, Henneberg Pemahaman materi, proses penyelesaian soal, ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal-soal latihan 7 Collaborative Learning, Self Directed Learning Aplikasi perhitungan Titik Simpul Batang, Cremona, Richter, Cullman, Henneberg Proses penyelesaian soal, ketelitian dan ketepatan penyelesaian soalsoal latihan 8 Ujian Tengah Semester (UTS)/Problem Based Learning Perhitungan Titik Simpul Batang, Cremona, Richter, Cullman, Henneberg Proses penyelesaian soal, ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal 9 - 13 Cooperatif Learning, Self Directed Learning Perhitungan tegangan dan lendutan akibat momen lentur, tegangan dan lendutan akibat gaya lintang Pemahaman materi, proses penyelesaian soal, ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal-soal Mekanika Bangunan Nilai Bobot (%) 5 25% 7,5% 10% 25% xvi latihan 14 Cooperatif Learning, Self Directed Learning Pemahaman pendistribusian momen dengan metode cross Pemahaman materi, ketelitian dan ketepatan penyaluran momen 15 Collaborative Learning, Self Directed Learning Aplikasi perhitungan tegangan & lendutan akibat momen lentur, tegangan & lendutan akibat gaya lintang serta pendistribusian momen Proses penyelesaian soal, ketelitian dan ketepatan penyelesaian soalsoal latihan Problem Based Learning Perhitungan tegangan dan lendutan akibat momen lentur dan tegangan dan lendutan akibat gaya lintang serta pendistribusian momen Proses penyelesaian soal, ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal 16 Mekanika Bangunan 5% 7,5% 20% xvii BENTUK TUGAS Mata Kuliah : Mekanika Bangunan SKS : 2 (dua) sks Semester : Dua/Genap 1. TUJUAN TUGAS : Mampu menjelaskan, menghitung dan mengaplikasikan gaya batang yang terjadi pada konstruksi bangunan. 2. URAIAN TUGAS a. Obyek garapan : :keseimbangan gaya-gaya batang dalam konstruksi bangunan b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasannya; - perhitungan keseimbangan titik simpul - perhitungan gaya batang dengan metode Cremona - perhitungan gaya batang dengan metode Richter - perhitungan gaya batang dengan metode Cullman - perhitungan gaya batang dengan metode Henneberg c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan; - mengerjakan perhitungan dalam bentuk soal-soal latihan - menyampaikan gagasan dalam mengerjakan soal-soal latihan Mekanika Bangunan iv - menampilkan gambar grafik dari hasil perhitungan gaya-gaya batang dalam soal-soal latihan d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan - mampu menghitung dan menganalisa keseimbangan gaya-gaya batang yang diterapkan pada bangunan - mampu menghitung dan menganalisa perhitungan dalam bentuk grafis - mampu menjelaskan hasil-hasil perhitungan, menganalisa dan mengaplikasikan dalam konstruksi bangunan. 3. KRITERIA PENILAIAN ; a. pemahaman materi gaya-gaya batang dalam konstruksi bangunan b. proses penyelesaian soal-soal latihan (terampil dan mampu menghitung) c. mengaplikasikan metode perhitungan pada bangunan ketelitian dan ketepatan dalam menyelesaikan soal-soal latihan ataupun soal-soal evaluasi. Mekanika Bangunan v FORMAT RENCANA EVALUASI Nama Mata Kuliah : Mekanika Bangunan Kode Mata Kuliah : 119D5102 Kode/Nama Dosen : IM / Imriyanti RA / Rahmi Amin Ishak Evaluasi Kinerja Mahasiswa No. Stambuk Mekanika Bangunan Nama Mahasiswa Pemahaman Materi 10% Minggu 1-7 dan 9-15 Terampil Ketelitian & Menghitung Ketepatan 30% 10% Aplikasi Pehitungan 20% Minggu 8 & 16 Evaluasi Pertengahan & Akhir Semester (UTS & UAS) 30% iv KONTRAK PEMBELAJARAN Nama Mata Kuliah : Mekanika Bangunan Kode MK : 119D5102 Pembelajar : Imriyanti, ST., MT Semester : II (Genap) Hari/Jam Pertemuan : Rabu, 10.10 – 12.10 Wita Tempat Pertemuan : Kampus Gowa Rg. CR 111 1. MANFAAT MATA KULIAH Mata kuliah Mekanika Bangunan merupakan matakuliah lanjutan dari matakuliah Mekanika Teknik dan wajib di programkan pada semester 2 (dua) genap, oleh seluruh mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Mata kuliah ini membahasa tentang perhitungan gaya-gaya batang, tegangan dan lendutan akibat momen, tegangan dan lendutan akibat gaya lintang serta teori-teori pendistribusian momen pada struktur dan konstruksi bangunan. Mata kuliah Mekanika Bangunan ini dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang keseimbangan gaya-gaya batang dalam konstruksi bangunan. Di samping itu mata kuliah ini akan menjadi pengetahuan dasar untuk menuju pemahaman mata kuliah Struktur dan Konstruksi Bangunan 2,3,4 dan Struktur Bentang Lebar serta Workshop Riset Struktur. Mekanika Bangunan iv 2. DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah ini membahas tentang sistem perhitungan gaya-gaya batang (keseimbangan titik simpul, Cremona, Richter, Cullman, Henneberg), yang terjadi pada sistem konstruksi bangunan. 3. TUJUAN PEMBELAJARAN - Mampu memahami penyaluran gaya-gaya batang dalam konstruksi bangunan. - Mampu menghitung gaya-gaya batang dalam konstruksi bangunan - Mampu menganalisa penyaluran gaya-gaya batang pada konstruksi bangunan. Mampu menjelaskan dan terampil mengaplikasikan gaya-gaya batang pada sistem konstruksi bangunan. Mekanika Bangunan v 4. ORGANISASI MATERI Mekanika Bangunan Mampu menghitung, menganalisa dan mengaplikasikan gaya-gaya batang, tegangan dan lendutan batang, pendistribusian momen yang diterapkan pada sistem struktur dan konstruksi bangunan Mampu memahami, menghitung & menganalisis gaya-gaya batang dengan metode titik simpul, Cremona, richter, cullman dan henneberg Mampu memahami, menghitung dan menganalisa tegangan dan lendutan batang akibat momen lentur dan akibat gaya lintang Mampu memahami dan menganalisa pendistribusian momen melalui metode cross Menjelaskan dan menganalisa metode perhitungan mekanika bangunan dalam bentuk sistem struktur dan konstruksi bangunan Menjelaskan dan mengaplikasikan sistem perhitungan mekanika bangunan pada struktur dan konstruksi bangunan Mekanika Bangunan iv 5. STRATEGI PEMBELAJARAN Mata kuliah ini menggunakan metode kuliah interaktif yang dipadukan dengan sistem pembelajaran dengan cara ceramah (Cooperatif Learning) yang diterapkan pada pertemuan awal yakni berupa penjelasan sistem perhitungan dalam Mekanika Bangunan. Dan dalam proses pembelajaran ini juga diterapkan strategi pembelajaran berupa Self Directted Learning, berupa pembelajaran latihan soalsoal. Pada pertemuan ke 7 (tujuh), pembelajaran yang diterapkan berupa Collaborative Learning yakni aplikasi sistem perhitungan ke dalam struktur dan konstruksi. Sedangkan pertemuan ke 8 dan 16, pembelajaran yang diterapkan berupa Problem Based Learning yaitu penyelesaian soal-soal dalam bentuk evaluasi. 6. MATERI BACAAN 1. Kwantes, J & Diraatmaja, E, Mekanika Bangunan, Erlangga, Jakarta. 2. Singer, L, Ferdinand, Sebayang Darwin, Kekuatan Bahan, Erlangga, Jakarta. 3. Anonim, 1983, Mekanika Teknik, Konstruksi Statis Tertentu untuk Universitas, Semarang. 4. Anonim, Kumpulan Soal-Soal Ilmu Gaya Terpakai, Semarang. 5. Lucio Canonica, 1991, Memahami Mekanika Teknik 2, Angkasa, Bandung. 6. Husin, Rustam, 1978, Mekanika Teknik, Statis Tertentu, Univ. Syiah Kuala, Banda Aceh. Mekanika Bangunan iv 7. TUGAS a. Mahasiswa mengerjakan perhitungan berupa soal-soal latihan dengan metode perhitungan Mekanika Bangunan (titik simpul, cremona, richter, cullman, henneberg) b. Mahasiswa menganalisa sistem perhitungan Mekanika Bangunan ke dalam sistem Konstruksi Bangunan. c. Mahasiswa mengaplikasikan metode perhitungan gaya-gaya batang dalam Mekanika Bangunan pada sistem Konstruksi Bangunan. 8. KRITERIA PENILAIAN Kriteria yang dinilai pada mata kuliah ini : a. Kejelasan uraian dan memahami materi, disiplin (10%) b. Kemampuan menghitung dan menganalisa sistem perhitungan Mekanika Bangunan (30%) c. Ketelitian dan ketepatan penyelesaian soal-soal latihan (10%) d. Mampu mengaplikasikan sistem perhitungan Mekanika Bangunan pada Konstruksi Bangunan (20%) e. Mampu menghitung, menganalisa dan mengaplikasikan serta tepat waktu untuk menyelesaikan soal-soal evaluasi (30%). Mekanika Bangunan v Nilai Angka Nilai Mutu Nilai Konversi > 86 A 4,00 81 – 85 A- 3,75 76 – 80 B+ 3,50 71 – 75 B 3,00 66 – 70 B- 2,75 61 – 65 C+ 2,50 51 – 60 C 2,00 46 – 50 D 1,00 <45 E 0,00 Dalam penentuan nilai akhir akan digunakan pembobotan sebagai berikut : Tugas Mingguan 30% Kuis 30% Mid Test 10% Final Test 20% Kehadiran 10% Penilaian tugas akan dilakukan dengan menggunakan kriteria: Pemahaman Materi 10% Terampil Menghitung 15% Ketelitian dan Ketepatan 25% Kebenaran Jawaban 40% Mekanika Bangunan vi Etika dan Kerapihan 10% Contoh Alat Ukur Berikut akan dikemukakan salah satu alternative (contoh) alat ukur yang digunakan dalam menilai tugas mingguan mahasiswa, sebagai berikut : Prodi : Arsitektur Mata Kuliah : Mekanika Bangunan Tugas : Tugas Mingguan 4 Jenis Tugas : Perhitungan Dalam Bentuk Metode Richter No. Aspek yang dinilai Skor (0-4) Bobot 1 Pemahaman Materi 10% 2 Terampil Menghitung 15% 3 Ketelitian dan Ketepatan 25% 4 Kebenaran Jawaban 40% 5 Etika dan Kerapihan 10% Total Nilai Nilai 100% Defenisi Operasional Tabel 1) Aspek yang dinilai: Pemahaman materi, yaitu mengetahui dan mengerti isi materi mata kuliah Mekanika Bangunan dalam bentuk perhitungan gaya-gaya batang dalam konstruksi Mekanika Bangunan vii Terampil menghitung, yaitu dapat dengan cekatan menghitung sistem penyaluran gaya dalam konstruksi bangunan. Ketelitian dan ketepatan, yaitu dalam mengerjakan soal-soal latihan maupun soal evaluasi dapat dengan teliti mengerjakan setiap tahapan perhitungan sehingga menghasilkan nilai akhir yang tepat. Kebenaran jawaban, yaitu terpenuhinya nilai akhir soal latihan ataupun soal evaluasi secara benar sesuai dengan teori atau materi yang telah diberikan dalam perkuliahan Mekanika Bangunan. Etika dan kerapihan tugas, yaitu terpenuhinya perilaku mahasiswa yang tidak melanggar aturan kejujuran, kedisiplinan dan kemandirian. Di samping itu juga dilihat tingkat penyajian dalam pengumpulan tugas dalam bentuk rapih sehingga mudah dimengerti oleh orang lain. 2) Skor dengan interval 0 sampai dengan 4 dengan keterangan sebagai berikut : Skor 0,00 – 1,00 = sangat kurang Skor 1,01 – 2,00 = kurang Skor 2,01 – 2,75 = cukup Skor 2,76 – 3,30 = baik Skor 3,31 – 4,00 = baik sekali 3) Bobot, bervariasi pada tiap aspek sesuai dengan tingkat kesulitan dan telah ditentukan seperti terlihat pada tabel. Keseluruhan bobot tersebut berjumlah 100%. Mekanika Bangunan viii 4) Nilai adalah hasil kali antara skor satuan dengan bobot satuan. Lima dari nilai satuan tersebut, akan dijumlah menjadi total nilai, yang akan disesuaikan kembali dengan nilai yang ada pada keterangan atau dikonversi menjadi nilai E sampai dengan A. 9. NORMA AKADEMIK a. Mahasiswa harus berpakaian rapi, bersih, bersepatu dan tepat waktu. b. Mahasiswa wajib memiliki satu buku yang sesuai dengan materi sebagai bahan reverensi, untuk memahami dan mampu menghitung, menganalisa, mengaplikasikan materi pembelajaran. c. Mahasiswa mampu menghitung, menganalisa dan mengaplikasikan materi Mekanika Bangunan ke dalam Struktur dan Konstruksi Bangunan karena pembelajaran Mekanika Bangunan berkaitan dengan mata kuliah khusus Struktur dan Konstruksi Bangunan 2,3,4, Struktur Bentang Lebar, Workshop Riset Struktur. Mekanika Bangunan ix 10. JADWAL PEMBELAJARAN Minggu Topik Bahasan 1 2 I II III IV V VI Penjelasan umum tentang program pembelajaran dan aplikasinya, kepustakaan, pemberian tugas mata kuliah, sistem pengevalusian Pemahaman sistem perhitungan gaya-gaya batang dengan metode perhitungan titik simpul Pemahaman sistem perhitungan gaya-gaya batang dengan metode perhitungan grafis Cremona Pemahaman sistem perhitungan gaya-gaya batang dengan metode perhitungan metode Richter Pemahaman sistem perhitungan gaya-gaya batang dengan metode perhitungan metode Cullman Pemahaman sistem perhitungan gaya-gaya batang dengan metode perhitungan Henneberg Mekanika Bangunan Metode Pembelajaran 3 Ceramah Kriteria Penilaian 4 Kesesuaian pustaka (Critical Review) Cooperative Learning, Self Directed Learning - Pemahaman materi - Penyelesaian soalsoal latihan - Ketelitian dan ketepatan dalampenyelesaian soal-soal Cooperative Learning, Self Directed Learning - Pemahaman materi - Penyelesaian soalsoal latihan - Ketelitian dan ketepatan dalam penyelesaian soalsoal Cooperative Learning, Self Directed Learning - Pemahaman materi - Penyelesaian soalsoal latihan - Ketelitian dan ketepatan dalam penyelesaian soalsoal Cooperative Learning, Self Directed Learning - Pemahaman materi - Penyelesaian soalsoal latihan - Ketelitian dan ketepatan dalam penyelesaian soalsoal Cooperative Learning, Self Directed Learning - Pemahaman materi - Penyelesaian soalsoal latihan - Ketelitian dan ketepatan dalam penyelesaian soal- x soal VII Mengaplikasikan sistem perhitungan : titik simpul, cremona, richter, cullman, henneberg, pada sistem struktur dan konstruksi bangunan VIII Ujian Tengan Semester (UTS) IX Pemahaman sistem perhitungandan aplikasi gayagaya batang dengan metode perhitungan tegangan akibat momen lentur X XI Pemahaman sistem perhitungan dan aplikasi gayagaya batang dengan metode perhitungan lendutan dengan diagram bidang momen Pemahaman sistem perhitungan dan aplikasi gayagaya batang dengan metode perhitungan lendutan dengan putaran sudut XII Pemahaman sistem perhitungan dan aplikasi gayagaya batang dengan metode perhitungan tegangan dan lendutan akibat gaya lintang XIII Mengaplikasikan distribusi momen (metode cross) dalam bentuk : Mekanika Bangunan Cooperative Learning, Self Directed Learning Problem Based Learning - Pemahaman materi - Penyelesaian soalsoal latihan - Ketelitian dan ketepatan dalam penyelesaian soalsoal Kemampuan menjelaskan dan terampil menyelesaikan soa-soal evaluasi berupa gayagaya batang Cooperative Learning, Self Directed Learning - Pemahaman materi - Penyelesaian soalsoal latihan - Ketelitian dan ketepatan dalam penyelesaian soalsoal Cooperative Learning, Self Directed Learning - Pemahaman materi - Penyelesaian soalsoal latihan - Ketelitian dan ketepatan dalam penyelesaian soalsoal Cooperative Learning, Self Directed Learning - Pemahaman materi - Penyelesaian soalsoal latihan - Ketelitian dan ketepatan dalam penyelesaian soalsoal Cooperative Learning, Self Directed Learning - Pemahaman materi - Penyelesaian soalsoal latihan - Ketelitian dan ketepatan dalam penyelesaian soalsoal Cooperative Learning, Self Directed Learning - Pemahaman materi - Penyelesaian soalsoal latihan xi - XIV XV XVI - Ketelitian dan ketepatan dalam penyelesaian soalsoal Koefisien distribusi Angka Kekakuan Mengaplikasikan distribusi momen (metode cross) dalam bentuk : - Momen Primer - Free Body Mengaplikasikan sistem perhitungan : tegangan dan lendutan akibat momen lentur, tegangan dan lendutan akibat gaya lintang serta pendistribusian momen Ujian Akhir Semester (UTS) Mekanika Bangunan Cooperative Learning, Self Directed Learning - Pemahaman materi - Penyelesaian soalsoal latihan - Ketelitian dan ketepatan dalam penyelesaian soalsoal Cooperative Learning, Self Directed Learning - Pemahaman materi - Penyelesaian soalsoal latihan - Ketelitian dan ketepatan dalam penyelesaian soalsoal Problem Based Learning Kemampuan menjelaskan, terampil menyelesaikan dan mengaplikasikan soasoal evaluasi berupa tegangan & lendutan akibat momen lentur, tegangan dan lendutan akibat gaya lintang serta pendistribusian momen xii BAHAN AJAR MATAKULIAH MEKANIKA BANGUNAN 119D5102 Pengajar : Imriyanti, ST., MT Rahmi Amin Ishak, ST., MT Semester : II (Dua)/Genap JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013 Mekanika Bangunan xiii BAHAN AJAR Mata Kuliah: Mekanika Bangunan Tujuan Umum Mata kuliah ini adalah mata kuliah perhitungan yang disajikan pada semester 2 (dua) dan bertujuan untuk mendukung proses pembelajaran lanjutan pada mata kuliah Struktur dan Konstruksi Bangunan 2,3,4, Struktur Bentang Lebar dan Woekshop Riset Struktur. Pembahasan pada mata kuliah i8ni ditujukan terutama pada pengembangan kemampuan menghitung, menganalisa dan mengaplikasikan hasil perhitungan pada struktur dan konstruksi bangunan. Cakupan materi dari mata kuliah ini adalah aplikasi perhitungan mekanika bangunan yang ditekankan pada tiga komponen yakni gaya-gaya batang (Titik simpul, Cremona, Richter, Cullman dan Henneberg), tegangan dan lendutan akibat momen lentur, tegangan dan lendutan akibat gaya lintang, pendistribusian momen pada bangunan. Setelah menyelesaikan perkuliahan pada mata kuliah Mekanika Bangunan, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan, menghitung, menganalisa dan mengaplikasikan gaya-gaya batang, tegangan dan lendutan batang serta pendistribusian momen pada bangunan. Materi bahan ajar ini disusun berdasarkan pokok-pokok bahasan yang dituangkan ke dalam setiap materi, yakni : Mekanika Bangunan xiv Materi Pertemuan Minggu I. Pengertian Mekanika Bangunan pada konstruksi bangunan Materi Pertemuan Minggu II- VII. Gaya-gaya batang dengan metode Keseimbangan Titik Simpul Gaya-gaya batang dengan metode Cremona Gaya-gaya batang dengan metode Richter Gaya-gaya batang dengan metode Cullman Gaya-gaya batang dengan metode Henneberg Aplikasi Perhitungan gaya-gaya batang dalam bentuk soal-soal latihan Materi Pertemuan Minggu VIII. Evaluasi perhitungan gaya-gaya batang pada struktur dan konstruksi bangunan Materi Pertemuan Minggu IX – XII Sistem perhitungan dan aplikasi gaya-gaya batang dengan metode perhitungan tegangan akibat momen lentur Sistem perhitungan dan aplikasi gaya-gaya batang dengan metode perhitungan tegangan dan lendutan akibat gaya lintang Sistem perhitungan dan aplikasi gaya-gaya batang dengan metode perhitungan lendutan dengan putaran sudut Sistem perhitungan dan aplikasi gaya-gaya batang dengan metode perhitungan tegangan dan lendutan akibat gaya lintang Mekanika Bangunan xv Materi Pertemuan Minggu XIII - XV. Mengaplikasikan distribusi momen (metode cross) dalam bentuk Koefisien distribusi Mengaplikasikan distribusi momen (metode cross) dalam bentuk Koefisien distribusi Angka kekakuan Mengaplikasikan distribusi momen (metode cross) dalam bentuk Momen primer Mengaplikasikan distribusi momen (metode cross) dalam bentuk Free body Mengaplikasikan sistem perhitungan : tegangan dan lendutan akibat momen lentur, tegangan dan lendutan akibat gaya lintang serta pendistribusian momen dalam bentuk soal-soal latihan Materi Pertemuan Minggu XVI. Evaluasi perhitungan tegangan dan lendutan, pendistribusian momen pada struktur dan konstruksi bangunan Untuk dapat memahami isi bahan ajar ini, perlu dipelajari secara berlanjut dan sistematis tiap materi, sebab materi ini saling terkait. Disetiap materi disediakan contoh-contoh kasus beserta cara menyelesaikannya sehingga para mahasiswa dapat memahami dengan mudah. Untuk jelasnya berikut ini akan diuraikan materi dari minggu pertama/materi pertama sampai dengan materi minggu ke delapan/evaluasi tengah semester dari bahan ajar mata kuliah Mekanika Bangunan. Mekanika Bangunan xvi BAHAN AJAR MK. MEKANIKA BANGUNAN A. PENDAHULUAN Pokok bahasan yang akan diuraikan adalah materi keseimbangan gaya batang, yang akan diajarkan pada tiap-tiap pertemuan yang masing-masing terdiri atas beberapa sub materi perkuliahan disertai dengan contoh soal dan soal-soal latihan. Metode perkuliahan pada tiap-tiap materi dilakukan dengan memberikan perkuliahan dalam bentuk ceramah yang diikuti dengan kegiatan pengerajaan soal-soal latihan di dalam ruang kelas. Dengan demikian setiap peserta diharapkan untuk menyampaikan gagasan dan kemampuan mahasiswa dalam mengerjakan soal-soal latihan yang menyangkut keseimbangan gaya-gaya batang pada konstruksi bangunan. Tugas yang diberikan kepada mahasiswa berupa aplikasi dari materi yang diberikan pada tiap perkuliahan. Tugas yang diberikan pad tiap pertemuan berupa tugas-tugas kecil (terkait dengan materi perkuliahan) dimana sebagian tugas dikerja di ruang kelas dan sebagian lagi berupa pekerjaan rumah bagi mahasiswa. Fokus tugas ini adalah pemahaman akan sistem perhitungan, penganalisaan dan aplikasi gaya-gaya batang pada konstruksi bangunan. Tugas yang dikerjakan setelah pemberian materi dibuat di atas kertas HVS ukuran A4. Setiap kegiatan pengerjaan soal-soal latihan di dalam ruang perkuliahan selalu difasilitasi dan diarahkan oleh fasilitator/dosen pengasuh mata kuliah. Mekanika Bangunan xvii Pokok bahasan dalam mata kuliah Mekanika Bangunan ini berkaitan erat dengan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap sistem pembebanan dan penyaluran gaya, momen yang terjadi dalam sistem struktur dan konstruksi bangunan. Selanjutnya pokok bahasan mata kuliah Mekanika Bangunan ini akan saling berkaitan dengan mata kuliah Struktur dan Konstruksi Bangunan 2,3,4 dan Struktur Bentang Lebar serta Workshop Riset Struktur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Tujuan Instruksional Khusus (TIK), sebagai penjabaran Tujuan Instruksional Umum (TIU), yang ingin dicapai dari pokok bahasan atau tiap materi ini adalah setelah mengikuti kuliah Mekanika Bangunan ini, mahasiswa akan mampu memahami, menganalisa dan mengaplikasikan sistem perhitungan gaya-gaya batang, tegangan dan lendutan, pendistribusian momen pada struktur dan konstruksi bangunan. B. PENYAJIAN Materi bahan ajar yang dibahas dalam buku ini mengacu pada Kontrak Pembelajaran, Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) mata kuliah Mekanika Bangunan. Mekanika Bangunan xviii Isi Materi Pertemuan Minggu I Pengenalan dan pemahaman Mekanika Bangunan pada konstruksi bangunan Isi Materi Pertemuan Minggu II - VII Pengenalan dan pemahaman gaya-gaya batang pada struktur dan konstruksi bangunan. Menghitung gaya-gaya batang dengan metode keseimbangan titik simpul Menghitung gaya-gaya batang dengan metode Cremona Menghitung gaya-gaya batang dengan metode Richter Menghitung gaya-gaya batang dengan metode Cullman Menghitung gaya-gaya batang dengan metode Henneberg Aplikasi perhitungan gaya-gaya batang dalam bentuk soal-soal latihan Isi Materi Pertemuan Minggu VIII Evaluasi perhitungan gaya-gaya batang pada konstruksi bangunan Mekanika Bangunan xix Materi Pertemuan Minggu I Pendahuluan Pada mata kuliah Mekanika Bangunan memiliki metode pembelajaran yakni, mahasiswa diharapkan mahasiswa mengaplikasikan sistem mampu memahami, menganalisa dan perhitungan gaya-gaya batang, tegangan dan lendutan, pendistribusian momen pada konstruksi bangunan. Sebelum mengikuti perkuliahan Mekanika Bangunan mahasiswa harus : 1. Mahasiswa telah melulusi mata kuliah Mekanika Taknik pada semester 1 (satu). 2. Mengikuti setiap perkuliahan mata kuliah Mekanika Bangunan untuk mendapatkan penjelasan atau uraian tentang setiap materi. 3. Dalam setiap perkuliahan disertai dengan contoh-contoh soal yang dikerjakan/diselesaikan secara bersama-sama atau dengan sistem diskusi bersama. 4. Setiap perkuliahan mahasiswa sebaiknya berpakaian rapih dan datang tepat waktu. 5. Setiap setelah perkuliahan mahasiswa mendapat bekal berupa tugas yang dikerjakan di rumah dan dikumpul pada pertemuan berikutnya. 6. Sebelum evaluasi tengah semester dan akhir semester, mahasiswa wajib mengikuti kuis pengerjaan soal-soal dimana nilai totalnya 7,5%. Mekanika Bangunan xx Defenisi Mekanika Bangunan Mekanika Bangunan adalah ilmu gaya batang yang membicarakan tentang rangka batang serta masalah gaya yang bekerja pada konstruksi bangunan. Perhitungan titik simpul tiap-tiap sendi rangka batang disebut dengan perhitungan keseimbangan titik simpul. Untuk mencari gaya batang pada rangka batang yang terjadi pada konstruksi tidak mudah mengingat tidak ada sebuah titik sendi/simpul yang memiliki dua gaya batang yang belum diketahui. Semua titik sendi mengikat sekurang-kurangnya 3 (tiga) batang, sehingga dapat diselesaikan dengan cara metode Richter. Sistem perhitungan secara grafis di selesaikan dengan metode Cremona. Untuk menyelesaikan soal dengan cara grafis dilakukan sebagai berikut : 1. Periksalah kekakuan konstruksi 2. Carilah perletakkan dengan lukisan kutub 3. Carilah gaya batang dengan sistem keseimbangan Untuk metode Cullman adalah dengan cara rangka batang yang dipotong oleh garis khayal I – I menjadi rangka batang bagian kiri dan rangka bagian kanan, maka gaya batang berikutnya yang bekerja pada konstruksi bangunan bagian kiri akan mengimbangi gaya-gaya luar yang terjadi. Gaya-gaya tersebut dalam komposisi non-konkuren-koplanar. Oleh karena itu gaya-gaya tersebut akan saling mengimbangi bila resultan gaya dalam menutup resultan gaya luar pada lukisan segi banyak gayanya maupun pada segi banyak batangnya. Gaya batang dapat pula dicari dengan keseimbangan bagian dengan cara grafis. Mekanika Bangunan xxi Sedangkan metode Henneberg adalah metode dengan pergantian batang dengan bantuan titik sumbu atau dengan symbol “S” dan ditambahkan dengan pemberian nomor pada setiap simpul batang yang ditulis dengan contoh : SAB ……..……Snn. Mekanika Bangunan xxii Materi Pertemuan Minggu II Metode Keseimbangan Titik Simpul Pada konstruksi rangka, konstruksi secara keseluruhan harus dalam keadaan seimbang dan setiap titik simpul juga dalam keadaan seimbang. Maka tiap simpul dalam perhitungan dipisah-pisahkan antara satu dengan yang lainnya. Dan tiap-tiap simpul itu dalam keadaan seimbang akibat gaya luar yang bekerja pada simpul itu, dan gaya dalam (gaya batang) yang timbul dititik itu. Gaya luar dan gaya batang itu berpotongan dititik simpul tersebut, maka untuk menghitung gaya-gaya yang belum diketahui maka menggunakan : ∑ H = 0 dan ∑ V = 0 Dari ketentuan diatas ada 2 persamaan, maka pada tiap-tiap simpul yang akan dicari gaya batangnya harus hanya 2 atau 1 batang yang belum diketahui. Maka tiap-tiap titik simpul dapat dicari keseimbangannya, satu demi satu sehingga seluruh konstruksi dapat diketahui gaya-gaya batangnya. Metode keseimbangan titik simpul dapat dikerjakan secara analitis dan grafis. Contoh : Mekanika Bangunan xxiii Carilah gaya-gaya batang dari konstruksi rangka tergambar dibawah ini. Pertama-tama harus dicari reaksi-reaksi perletakannya (seluruh konstruksi harus dalam keadaan seimbang) Mekanika Bangunan xxiv Simpul A : A – S4 – S1 Kemudian dapat dicari gaya-gaya batangnya (simpul harus dalam keadaan seimbang) Cara Analitis ∑ MA = 0 B = P ton (keatas) dan ∑ MB = 0 A = P ton (keatas) Sekarang tinjau simpul A. Misalkan gaya batang 4 ialah S 4 dan arahnya menuju simpul A sedangkan S1 meninggalkan simpul A. Mekanika Bangunan xxv ∑V=0 S4 sin 300 – A = 0 1 S4. 2 - P = 0 1 S4. 3 - P = 0 S4 = 2.P Simpul D : S4 – S3 – S5 Tanda S4 adalah positif, berarti arah yang dimisalkan (menuju simpul) telah betul. Tetapi batang tekan (menuju simpul) mempunyai tanda negatif. Jadi S4 = - 2 P (ton) ∑H=0 S4 cos 300 – S1 = 0 1 2P . . √3 – S1 = 0 2 S1 = P √3 – S1 = 0 Mekanika Bangunan xxvi Tanda S! adalah positif, berarti arah yang dimisalkan telah sesuai, sehingga batang tarik (meninggalkan simpul) mempunyai tanda positif. S1 = P .√3 ton SIMPUL D Arah S4 telah diketahui yaitu menuju simpul (S4 batang tekan) yang belum diketahui batang 3 dan 5. Arah S3 dan S5 dimisalkan seperti tergambar. ∑H=0 S4. Cos 300 – S3 cos 300 = 0 S4 = S 3 = 3 . P Arah S3 yang dimisalkan sudah betul karena S3 bertanda positif. Tetapi S3 menuju simpul, jadi S3 batang tekan maka S3 = - 2 P (ton) ∑V =0 S4 . sin 300 + S3 . sin 300 + S5 = 0 1 1 2P . 2 + 2P . 2 + S5 = 0 S5 = - 2 P Mekanika Bangunan xxvii Tanda S5 adalah negatif, jadi arah yang dimisalkan tidak betul. S5 tidak menuju simpul tetapi meninggalkan simpul. Tetapi bila S5 meninggalkan simpul S5 merupakan batang tarik, jadi S5 = 2 P ton Secara Grafis Simpul A dalam keadaan seimbang oleh gaya A, S 1 dan S4 Maka dapat dibuat segi tiga gaya a, S4, S! dari segitiga gaya tersebut dapat diketahui besarnya S1 dan S4 Arah dari segitiga gaya itu, sesuai dengan putaran jarum atau sebaliknya. Kemudian beralih ke simpul D Segitiga gayanya ialah S4, S3, S5, jadi besarnya S3 dan S5 dapat diketahui. Cara ini dilakukan untuk keseimbangan titik simpul sehingga semua batang dari rangka tersebut diketahui gaya batangnya. Catatan : 1. Batang tekan bertanda negative Batang tekan itu menuju simpul (arah gayanya) 2. Batang tarik bertanda positif Mekanika Bangunan xxviii Batang tarik itu meninggalkan simpul (arah gayanya) 3. Perhitungan dimulai dari 2 batang yang belum diketahui. Jadi dari simpul A → D → C → B atau dari simpul A → C → D → B 4. Sebaiknya seluruh simpul dicari gaya-gaya batangnya agar dapat mengecek apakah ada kekeliruan atau tidak. Jadi pada contoh diatas yakni dari simpul A → D dari sini mulai mendapat besarnya gaya batang 5 (S5). Tetapi sebaiknya meninjau simpul C. Apakah gaya batang 5 dari keseimbangan titik C sama dengan S 5 yang diperoleh dari simpul D. (Ini harus sama, bila tidak sama maka terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal). Materi Pertemuan Minggu III Metode Cremona Mekanika Bangunan xxix Metode Cremona merupakan cara grafis dari perhitungan keseimbangan gaya-gaya batang. Dalam ketentuan keseimbangan yang bisa dilakukan secara grafis dengan menggambar satu polygon batang tarik untuk setiap titik simpul, dapat ditentukan gaya batang pada suatu titik simpul sembarang, maka dapat diketahui satu gaya batang dan dapat mencari dua gaya batang. Dalam menggunakan Cremona sebaiknya jurusan pemassangan gaya pada batang tarik, misalnya selalu dalam arah jarum jam dan untuk batang tarik pada titik simpul digunakan sebagian dari batang tarik yang sebelumnya. Dengan begitu dapat diperoleh melalui gambar batang tarik yang tertutup (yang seimbang) dan dapat diketahui apakah hasilnya sesuai keseimbangan gaya-gaya batangnya. Pada metode ini skala gambar sangat berpengaruh terhadap besarnya kekuatan batang. Adapun cara penyelesaian dalam metode Cremona, yakni a. Gambar dengan teliti dan betul suatu bagan sistem rangka batang (hati-hati dalam menentukan skala gambarnya). b. Kontrol apakah sudah memenuhi syarat kestabilan konstruksi rangka batang. c. Berilah notasi atau nomor pada tiap-tiap batang. d. Gambar gaya-gaya luar. e. Tentukan besarnya reaksi tumpuan akibat adanya gaya luar. f. Nyatakan dalam bagan semua gaya luar yang disebabkan oleh muatan serta besarnya reaksi tumpuan. Kemudian akan terbayang gaya-gaya tersebut mengelilingi rangka batang dan urutannya searah putaran jarum jam. Mekanika Bangunan xxx g. Gambarlah vector gaya-gaya luar tersebut dengan urutan sesuai arah jarum jam. h. Mulailah lukisan Cremona dari dua batang yang belum diketahui besar gaya batangnya. i. Kemudian langkah berikutnya menuju pada titik buhul yang hanya mempunyai dua gaya batang yang belum diketahui besarnya. j. Apakah arah gaya batang menuju pada titik buhul yang ditinjau maka batang itu merupakan batang tekan atau negative sedangkan bila arah gaya batang itu meninggalkan titik buhul yang ditinjau maka batang merupakan batang tarik atau positif. Contoh Soal Tentukan gaya-gaya batang dengan metode Cremona, konstruksi dibawah ini: Mekanika Bangunan xxxi Mekanika Bangunan xxxii Materi Pertemuan Minggu IV Metode Richter Metode Richter juga disebut metode pemotongan secara batang analitis. Metode ini tidak memerlukan gaya batang secara berurutan seperti pada metode titik simpul. Prinsipnya adalah di titik manapun yang ditinjau, berlaku kestabilan. Metode Richter adalah cara pemotongan secara 2 (dua) batang ataupun 3 (tiga) batang, malah kadang dilakukan pemotongan dengan 4 (empat) batang. Cara Richter adalah suatu cara untuk mencari besar gaya batang dengan potongan atau irisan analitis. Cara ini pada umumnya hanya memotong tiga batang mengingat hanya ada tiga persamaan statika yaitu : ∑M = 0 ∑Kv = 0 ∑K = 0 Langkah-langkah penyelesaian gaya batang dengan metode Richter : 1. Cek stabilitas rangka batang dengan Rumus n = 2j – 3 2. Menentukan gaya-gaya tumpuan 3. Buat potongan yang melalui elemen yang akan di cari besarnya gaya sehingga menghasilkan. 4. Menggambarkan diagram benda bebas bentuk tiap potongan 5. Meninjau setiap free body tersebut berada dalam keseimbangan translasi Mekanika Bangunan xxxiii Cara pemotongan digunakan untuk menghitung satu atau beberapa gaya batang, yaitu dengan memotong konstruksi rangka tersebut menjadi dua bagian, hingga memutuskan tiga batang. Pada beberapa macam konstruksi rangka tertentu diperlukan pemotongan yang memutuskan lebih dari 3 (tiga) batang. Ketiga batang yang terpotong tersebut tidak boleh berpotongan melalui 1 (satu) titik. Kedua bagian yang telah terputus itu masing-masing dapat dianggap sebagai benda bebas dan dalam keadaan seimbang, karena bekerjanya : a. Gaya-gaya luar yang bekerja pada bagian tersebut. b. Ketiga gaya yang terpotong, sementara dimisalkan batang tarik. Apabila dalam perhitungan ternyata gayanya bertanda negativf (-), berarti pemisalan itu tidak benar dan gaya adalah gaya tekan. Contoh Soal : Diketahui konstruksi rangka seperti pada gambar di bawah ini . Tentukan gaya-gaya batang dengan metode Richter. Mekanika Bangunan xxxiv Potongan a – a ∑MD = 0 → S2 . λ = 0 → S2 = 0 ∑MD = 0 → S6 . λ = 0 → S2 = 0 Potongan b – b ∑ME = 0 → P1 . λ + S1 . λ = 0 ∑MC = 0 → S3 . λ + P1 . 0 = 0 → Mekanika Bangunan S3 = 0 xxxv Potongan c – c ∑MD = 0 → P1 . λ – S4 . λ . √2 = 0 → S4 = ½ √2 Potongan d – d Mekanika Bangunan xxxvi ∑H = 0 → P1 + P2 – S2 – S8 = 0 → 1 + 2 - 2½ - S8 = 0 → S8 = ½ ton ∑MD = 0 → S9 . 2 . λ – P1 . λ = 0 → S9 = ½ ton ∑ME = 0 → S12 . 2 . λ – P1 . λ = 0 → S12 = ½ ton Potongan e – e dilihat dari kiri potongan Mekanika Bangunan xxxvii ∑Mc = 0 → P2 . λ + S9 . λ + S7 . λ = 0 → 2 + ½ + S7 = 0 → S7 = - 2 ½ ton Potongan f – f dilihat dari atas Mekanika Bangunan xxxviii ∑Mc = 0 → S11 . λ. √2 + P2. λ + P1. 2 λ – S12 . 2 . λ = 0 → S11 . √2 + 2 + 2 – 1 = 0 → S11 = 3/2 . √2 ∑MH = 0 → S10 . λ. √2 + S9.2 λ – P2. λ – P1 . 2 .λ = 0 → S10 . √2 + 1 – 2 – 2 = 0 → 3/2 . √2 ton Potongan g – g Mekanika Bangunan xxxix ∑Mc = 0 → S18 .2. λ + P2. λ + P1. 2 λ = 0 → S18 .2 + 2+ 2= 0 → S18 = - 2 ton ∑MH = 0 → S15.2. λ – P2. λ – P1 . 2 .λ = 0 → 2.S15 – 2 – 2 = 0 → S15 = 2 ton Potongan h – h Mekanika Bangunan xl ∑MI = 0 → S12. λ –S18. λ + S14. λ = 0 → ½ - 2 + S14 = 0 → S14 = 2 ton Potongan i – i Mekanika Bangunan xli ∑MB = 0 → S16 . λ. √2 + S15. 2.λ – P3. λ – P2 . 2.λ – P3 = 0 → S16 .√2 + 4 – 2 – 4 – 3 = 0 → S16 = 2½. √2 ton ∑MB = 0 → S17 . λ. √2 + P3. λ + P2 . 2λ + P1.3λ – S16 = 0 → S17 .√2 + 2 +4+3-4 = 0 → S17 = -2½. √2 ton Mekanika Bangunan xlii Materi Pertemuan Minggu V Metode Cullman Metode Cullman adalah sebuah cara irisan, seperti juga cara Richter. Cara-cara ini hanya dipergunakan untuk memeriksa sebuah diagram Cremona atau bila membuat bila konstruksi diagram Cremona memberikan kesulitan. Langkah-langkah pengerjaan metode Cullman : 1. Ambillah sebuah bidang, yang memotong tiga batang. 2. Tentukan resultante semua gaya luar yang bekerja disebalah kiri bidang kemudian potong 3. Misalkan resultante adalah R 4. Gaya-gaya tegang dalam 1-2-3 haruslah seimbang dengan R 5. Resultante dari S1 dan S2 (R1-2) melalui a 6. R dan S3 berpotongan di titik c 7. Jadikan resultante dari R1-2 dan R harus melalui titik c 8. Arah R1-2 jadi ac . R sekarang seimbang dengan R1-2 dan S3. Uraikan kemudian R1-2 dalam S2 dan S3 Gaya-gaya yang bekerja dikiri potongan ialah RA dan P1, resultante kedua gaya itu ialah R. Dari lukisan kutub ternyata R pada jari-jari kutub S dan II. Maka letak R dapat ditentukan dengan segi banyak batang yaitu perpotongan dari batang S dan 2. Mekanika Bangunan xliii Setelah letak dan besarnya R terdapat maka gaya luar itu harus seimbang dengan gaya-gaya pada potongan yaitu A1, B2 dan D2. Jadi R diuraikan atas (B2) dan (A1D2) kemudian (A1D2) diuraikan atas A1 dan D2. Jadi terdapatlah gaya-gaya batang yang dicari. Mekanika Bangunan xliv Untuk mengatasi maka R diuraikan atas 2 gaya Contoh Soal Mekanika Bangunan xlv Mekanika Bangunan xlvi Materi Pertemuan Minggu VI Metode Henneberg Untuk menentukan menggunakan gaya-gaya metode-metode batang Ritter, konstruksi Cullman, tersebut Cremona dan diatas dapat lain-lain. Ini disebabkan karena pada tiap simpul bertemu 3 (tiga) batang. Untuk metode perpotongan ini yaitu metode Hanneberg atau metode pergantian batang. Mula-mula FC diganti dengan batang AE Maka dapat menentukan gaya-gaya batang dan konstruksi tersebut dan dimulai dari simpul C, maka gaya batang BC dan CD dapat ditentukan. Kemudian ke simpul D, maka gaya batang AD dan DE dapat diketahui lalu beralih ke simpul : Mekanika Bangunan xlvii B → A →F → E Maka gaya-gaya batang dapat diketahui ( S’AB , S’BC , S’CD , S’DE , S’AE , S’BE , S’AD). Gaya BA – AE sebenarnya tidak ada, karenanya dapat ditempatkan. Kekuatan N ton pada batang FC sehingga gaya batang AE menjadi nol. Berarti bahwa N ialah gaya batang FC. Maka harus mencari besarnya N itu Muatan luar (P1, P2 , P3 dan pada batang AC diberi gaya 1 ton dan dicari gaya-gaya batang konstruksi tersebut (S”AB , S”BC , S”CD , S”DE ………………………………………………………………………………S”AE) Bila pada AC diberi gaya N ton maka gaya-gaya batang konstruksi tersebut menjadi : (N. S”AB , N. S”BC , N S”CD ………………………………………………N. S”AE) Maka akibat muatan luar dan gaya N pada AC, maka besarnya gaya batang AE menjadi : SAE – N.S”AE + S’AE Tetapi SAE sebenarnya tidak ada,jadi SAE = 0 N.S”AE + S’AE = 0 Mekanika Bangunan S′ AE N = ― S"AE xlviii Setelah gaya batang FC diketahui (N), maka gaya-gaya batang lain dapat dicari. Contoh Soal Penyelesaian : 1 Dianggap perletakan hanya di A dan B. Maka RAP = R3P = - . P ton 2 Tapi adanya batang CD menyebabkan raksi di CD, misalnya X (keatas). Ini menyebabkan reaksi-reaksi di A dan B ke bawah RAX = R3X = Mekanika Bangunan 1 2 X ton xlix Kekuatan keatas negative sedang kebawah positif. Jadi reaksi perletakan menjadi : RA = 1 .X 2 - RB = 1 .P 2 1 2 = 1 2 (X – P) ton (X – P) ton Dipikirkan adanya batang fiktif EF. Jadi gaya batang EF harus 0 (SEF = 0) Pada EC bekerja : Di A ada reaksi : Mekanika Bangunan 1 2 1 2 X √2 ton ( komponen dari X ) ( X – P ) ton l Batang verwerk dipotong ditengah TCD. Momen centrum batang EF = T , Jadi S EF harus = 0 Resultante gaya-gaya yang bekerja pada potongan bagian kiri atau kanan juga dapat dicari melalui T Secara grafis terdapat : Mekanika Bangunan li 1 2 ( X – P ) : X = 1 : 4 (diukur pada gambar) 2X – 2P = X → X = 2 P Terdapatlah hasil-hasil sebagai berikut : Pada muatan P di T : RA = 1 2 RB = 1 2 P ton ( kebawah) P ton RCD = 2 P ton (keatas) Jadi konstruksi statis tertentu Secara Analitis SEF = 0 → TC = MT = 3 4 1 2 Mekanika Bangunan λ+ MT = 0 1 2 P.2 λ 1 = 5 4 1 → d = 1 1 5 . 4 λ √2 2 1 + 5 5 8 . λ - 2 . X. 2 2 λ + 2 . X √2. 8 λ √2 2 λ √2 =0 lii 5 . P. λ 4 - 5 5 4 .P = 8 5 4 .X.λ+ X 5 8 → X.λ=0 X = 2 P ton. Terdapatlah harga-harga yang sama seperti cara grafis. Jadi konstruksi ini statis tertentu. Mekanika Bangunan liii Materi Pertemuan Minggu VII C. Aplikasi Teori Perhitungan Dalam Konstruksi Berikut ini dikemukakan beberapa bentuk test formatif yang terkait dengan ketiga wawasan tersebut di atas, antara lain : Test wawasan dalam bentuk kognitif berupa : 1. Jelaskan pengertian Mekanika Bangunan dalam konstruksi bangunan 2. Jelaskan defenisi : a. Keseimbangan Titik Simpul b. Metode Cremona c. Metode Richter d. Metode Cullman e. Metode Henneberg 3. Dimanakah diterapkan gaya-gaya batang dalam konstruksi bangunan Mekanika Bangunan liv Test psikomotorik dapat berupa : 1. Keseimbangan Titik Simpul Soal : Diketahui kuda-kuda seperti tergambar dibawah ini : Dimana : P1 = 1 ton P2 = 8 ton P3 = 2 ton P4 = 4 ton P5 = 1 ton Tentukan gaya-gaya batang dengan metode Keseimbangan Titik Simpul secara : - Analitis - Grafis Mekanika Bangunan lv Lembar Kerja : Mekanika Bangunan lvi 2. Metode Cremona Soal : Diketahui konstruksi rangka seperti tergambar dengan muatan P = 1 ½ ton Tentukan besar gaya-gaya batang dengan diagram Cremona Mekanika Bangunan lvii Lembar Kerja : Mekanika Bangunan lviii 3. Metode Richter Soal : Diketahui: Konstruksi rangka seperti tergambar Dimana : h = λ . √3 dan ℓ =6 .λ P1 = 6 . T . P2 = 3 . T dan P3 = 2 . T Tentukan : Gaya-gaya batang dengan Metode Richter Mekanika Bangunan lix Lembar Kerja : Mekanika Bangunan lx 4. Metode Cullman Diketahui : Vakwerk seperti tergambar, Ditanyakan : a. Carilah batang-batang yang tidak bekerja ( S = 0 ) b. Gaya batang B, D, O menurut Metode Richter c. Gaya batang B, D, O menurut Metode Cullman Mekanika Bangunan lxi Lembar Kerja : Mekanika Bangunan lxii 5. Metode Henneberg Diketahui : Konstruksi seperti tergambar sin = 0,6 dan cos 𝛽 = 0,8 Tentukan : Gaya-gaya batang konstruksi tersebut dengan Metode Henneberg Mekanika Bangunan lxiii Lembar Kerja Mekanika Bangunan lxiv Test afektif : Test afektif dapat dinilai dengan melihat hasil kerja dari beberapa test yang diberikan pada wawasan kognitif dan psikomotorik di atas dengan melihat aspek : 1. Kejujuran untuk bekerja sendiri 2. Kejujuran menghinadri plagiat 3. Kedidiplinan bekerja sesuai dengan aturan yang ditentukan 4. Percaya diri bekerja sesuai dengan pengetahuan yang ditangkapnya secara mandiri tanpa terpengaruh ide orang lain (teman). 5. Bekerja secara terstruktur 6. Dapat mengerjakan tugas dengan sistem penyajian yang jelas dan rapih. Mekanika Bangunan lxv B. Kunci jawaban soal-soal latihan Test kognitif : 1. Jelaskan pengertian Mekanika Bangunan dalam konstruksi bangunan Jawab : Defenisi Mekanika Bangunan adalah ilmu gaya batang yang membicarakan tentang rangka batang serta masalah gaya yang bekerja pada konstruksi bangunan. 2. Jelaskan defenisi : a. Keseimbangan Titik Simpul Jawab : keseimbangan titik simpul adalah perhitungan titik simpul tiap-tiap sendi rangka batang, dan tiap-tiap simpul itu dalam keadaan seimbang akibat gaya luar yang bekerja pada simpul itu, dan gaya dalam (gaya batang) yang timbul dititik itu. b. Metode Cremona Jawab : cara grafis dari perhitungan keseimbangan gaya-gaya batang/titik simpu, dimana batang tersebut dalam ketentuan keseimbangan yang bisa dilakukan secara grafis dengan menggambar satu polygon batang tarik untuk setiap titik simpul, dapat ditentukan gaya batang pada suatu titik simpul sembarang, maka dapat diketahui satu gaya batang dan dapat mencari dua gaya batang. Mekanika Bangunan lxvi c. Metode Richter Jawab : metode pemotongan secara batang analitis, metode ini tidak memerlukan gaya batang secara berurutan seperti pada metode titik simpul. Prinsipnya adalah di titk manapun yang ditinjau, berlaku kestabilan. Metode Richter adalah cara pemotongan secara 2 (dua) batang ataupun 3 (tiga) batang, malah kadang dilakukan pemotongan dengan 4 (empat) batang. d. Metode Cullman Jawab : sebuah cara irisan, seperti juga cara Richter. Cara-cara ini hanya dipergunakan untuk memeriksa sebuah diagram Cremona atau bila membuat bila konstruksi diagram Cremona memberikan kesulitan. e. Metode Henneberg Jawab : metode Henneberg adalah pemotongan dengan cara pergantian nama-nama batang agar lebih memudahkan dan hal ini hampir sama dengan cara Richter, Cullman akan tetapi sistem pemotongan lebih dari 4 (empat) simpul. 3. Dimanakah diterapkan gaya-gaya batang dalam konstruksi bangunan Jawab : penerapan gaya-gaya batang berlaku pada sistem kuda-kuda bangunan atau dengan kata lain pada konstruksi kap/atap, dengan Mekanika Bangunan lxvii penerapan gaya-gaya batang maka akan diketahui sistem penyaluran gayagaya tersebut pada konstruksi bangunan. Test psikomotorik 1. Keseimbangan Titik Simpul Soal : Diketahui kuda-kuda seperti tergambar dibawah ini : Dimana : P1 = 1 ton P2 = 8 ton P3 = 2 ton P4 = 4 ton P5 = 1 ton Mekanika Bangunan lxviii Tentukan gaya-gaya batang dengan metode Keseimbangan Titik Simpul secara : - Analitis - Grafis Penyelesaian : Secara Analitis ∑ MA = 0 — B . 4 . λ + P5 . 4 . λ + P4 . 3 . λ + P 3 . 2 . λ + P2 . λ + P1 . 0 = 0 — B.4 +1.4 + 4 .3 + 2 . 2 + 8 . 1 = 0 B = 7 ton (keatas) ∑MB = 0 A . 4 . λ — P1 . 4 . λ — P2 . 3 . λ — P3 . 2 . λ — P4 . λ — P1 . 0 = 0 A . 4 — 1 . 4— 8 .3—2.2— 4 . 1 = 0 A = 9 ton (keatas) Simpul A Diumpamakan S1 dan S8 arahnya seperti tergambar . ∑ Ky = 0 Mekanika Bangunan lxix S1 . sin 300 + A — P1 = 0 1 2 . S1 + 9 — 1 = 0 S1 = - 16 ton Karena pendapatan S1 negatif, maka arah S1 yang diumpamakan tadi tidak betul, jadi S1 tidak meninggalkan simpul tapi menuju simpul. Kalau menuju simpul berarti tekan, jadi tanda S 1 adalah negative (karena terjadi tekan). S1 = ― 16 ton ∑ KX = 0 S1 . cos 300 — S8 = 0 1 16 . 2 √3 — S8 = 0 S8 = 8 . √3 Mekanika Bangunan lxx Arah S8 yang diumpamakan sudah betul karena S 8 meninggalkan simpul, bertanda positif. Dapat di lihat S 8 meninggalkan simpul, jadi S 8 bertanda positif S8 = 8 . √3 Simpul C ∑ KX = 0 S8 — S7 = 0 8 . √3 — S7 = 0 → S7 = 8 . √3 ton S7 bertanda positif, arah yang diumpamakan telah betul. S7 meninggalkan simpul C berarti tarik dan S7 bertanda positif. Mekanika Bangunan lxxi S9 = 8 . √3 ton ∑ Ky = 0 S9 = 0 ton Simpul D Agar lebih sederhana sumbu X , Y dibuat searah sumbu, jadi sumbu X’ Y’. Arah-arah yang dipilih seperti tergambar ∑ Ky’ = 0 P2 . cos 300 — S10 . cos 300 = 0 S10 = P2 = 8 ton Tanda S10 positif arah yang diumpamakan betul. Tetapi S 10 menuju simpul D jadi S10 merupakan batang tekan. Batang tekan adalah negative. Mekanika Bangunan lxxii Jadi S10 = — 8 ton ∑ KX’ = 0 S1 — S2 — P2 . sin 300 — S10 . sin 300 = 0 1 1 16 — S2 — 8 . 2 — 8 . 2 = 0 S2 = 8 ton Tanda S2 positif arah yang diumpamakan betul. Tetapi S 2 menuju simpul D. Jadi batang 2 merupakan batang tekan. Jadi S2 = ― 8 ton Simpul E ∑ KX = 0 S2 . cos 300 — S3 . cos 300 = 0 S2 = S3 = 8 ton Mekanika Bangunan lxxiii Arah S3 sudah betul. Tetapi S3 menuju simpul berarti batang 3 . batang tekan, jadi S3 = ― 8 ton ∑ Ky = 0 P3 + S11 — S2 . sin 300 — S3 . sin 300 = 0 2 + S11 — 4 — 4 = 0 S11 = 6 ton Arah S11 sudah betul. Tetapi S11 meninggalkan titik simpul berarti batang 11 adalah batang tarik , jadi S11 = 6 ton Simpul F ∑ Ky = 0 S10 . sin 300 + S12 . sin 300 — S11 = 0 8. 1 2 1 + S12 . 2 — 6 = 0 S12 = ― 4 ton Mekanika Bangunan lxxiv Arah S12 sudah betul. Tetapi S12 menuju simpul berarti batang 12 adalah batang tekan , jadi S12 = ― 4 ton ∑ KX = 0 S10 . cos 300 + S6 — S7 — S12 . cos 300 = 0 8. 1 2 1 √3 + S6 — 8√3 — 4 2 √3 = 0 S6 = 6√3 ton Arah S6 sudah betul. Tetapi S6 meninggalkan simpul F, jadi batang 6 adalah batang tarik .Jadi S6 = 6√3 ton Simpul G ∑ KX = 0 Mekanika Bangunan lxxv S6 — S5 = 0 S5 = S6 = 6√3 Arah S5 sudah betul. Tetapi S5 meninggalkan simpul , jadi batang 5 adalah batang tarik .Jadi S5 = 6√3 ton ∑ Ky = 0 S13 = 0 Simpul H ∑ Ky’ = 0 P3 . cos 300 — S12 . cos 300 = 0 S12 = P3 = 4 ton Mekanika Bangunan lxxvi Arah S12 sudah betul. Tetapi S12 menuju simpul H, jadi batang 12 adalah batang tekan. Jadi S12 = ― 4 ton ∑ KX’ = 0 S3 + P3 . sin 300 + S12 . sin 300 — S4 = 0 1 1 8 + 4 . 2 + 4 . 2 — S4 = 0 S4 = ― 12 ton Arah S4 sudah betul. Tetapi S12 menuju simpul , jadi batang 4 adalah batang tekan. Jadi S4 = ― 12 ton Simpul B ∑ Ky = 0 P5 + S4 . sin 300 Mekanika Bangunan — B = 0 lxxvii 1 + 12 . 1 2 — 7 = 0 7 — 7 = 0 ∑ KX = 0 S5 — S4 . cos 300 = 0 1 6√3 — 12 . 2 √3 = 0 6√3 — 6√3 = 0 Catatan : a. Batang tekan bertanda negative (anak panah menuju simpul). Batang tarik bertanda positif (anak panah meninggalkan simpul). b. Perhitungan dimuali dari simpul yang batangnya tidak diketahui maka harus 2 (dua) batang, kalau batang yang tidak diketahui maka 3 (tiga) buah/lebih, maka perhitungan tak dapat diselesaikan. Jadi dimulai dari simpul A kemudian C, maka tidak bisa dari simpul A kemudian D (ada 3 batang tak diketahui). Jadi dari simpul A → C → D → E → F → G → H → B Maka terdapatlah hasil-hasil sebai berikut : BATANG S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 GAYA − 16 −8 − 8 − 12 6√3 6√3 8√3 8√3 S9 S10 S11 S12 S13 0 −8 6 −4 0 Secara Grafis Mekanika Bangunan lxxviii 2. Metode Cremona Soal : Diketahui konstruksi rangka seperti tergambar dengan muatan P = 1 ½ ton Mekanika Bangunan lxxix Tentukan besar gaya-gaya batang dengan diagram Cremona Penyelesaian RA dan RB dapat dicari secara langsung seperti biasa. Besar gaya-gaya batang di dapat dengan meninjau titik-titik simpul yang bersangkutan dengan Metode Cremona dimualai dari titik simpul 1 A : RA − 2 . P − S1 – S7 C : S1 – P – S2 – S10 G : S7 – S10 – S11 – S12 – S8 Mekanika Bangunan lxxx D : S2 – P – S3 – S11 E : S12 – S3 – P – S4 – S13 F : S4 – P – S5 – S14 H : S8 – S13 – S14 – S15 – S9 P : S15 – S5 – P – S6 B : S9 – S6 – 2 . P – RB 1 Sebagai control, disini harus saling menutup dan RB ini harus cocok dengan RB semula. 3. Metode Richter Soal : Diketahui: Konstruksi rangka seperti tergambar Mekanika Bangunan lxxxi Dimana : h = λ . √3 dan ℓ =6 .λ P1 = 6 . T . P2 = 3 . T dan P3 = 2 . T Tentukan : Gaya-gaya batang dengan Metode Richter Penyelesaian : ∑ MA =0→B.6.λ= 6.λ+ 3.2λ + 2. 3λ → B = 3 ton ∑ MB =0→A.6.λ= 6.5λ+ 3.4λ + 2. 3λ → A = 8 ton Dilihat Dari Potongan Sebelah Kiri Potongan 1 - 1 Pusat momen D1 ialah titik 1 Mekanika Bangunan lxxxii 1 ∑ M1 = 0 → A . λ + D1 . 2 . λ √3 = 0 → D1 = − 16 3 . √3 ton (tekan) Pusat momen B1 ialah titik 2 ∑ M2 = 0 → B1 . λ + √3 = A . λ 8 → B1 = 3 . √3 ton (tarik) Potongan 2 - 2 Pusat momen V1 ialah titik 3 Mekanika Bangunan lxxxiii ∑ M3 = 0 → A . 2 λ + V1 . λ = D1 . λ √3 + 6 . λ → 16 + V1 = 16 + 6 → V1 = 6 ton (tarik) Pusat momen B2 ialah titik 2 ∑ M2 = 0 → B2 . λ √3 = A.λ 8 → B2 = 3 . √3 ton (tarik) Potongan 3 - 3 Pusat momen A1 ialah titik 3 Mekanika Bangunan lxxxiv ∑ M3 = 0 → A . 2 λ + A1 . λ √3 = 6 . λ → 16 + A1 . √3 = 6 → A1 = − 10 3 . √3 (tekan) Pusat momen D2 ialah titik 4 ∑ M3 = 0 → D2 . → D2 . 1 2 1 2 λ . √3 + 6 . λ + B2 . λ √3 = A . 2 λ . √3 = 4 4 → D2 = 3 . √3 (tarik) Mekanika Bangunan lxxxv Dilihat Dari Potongan Sebelah Kanan Potongan 4 - 4 Pusat momen B3 ialah titik 5 ∑ M2 = 0 → B3 . λ √3 = B. 3λ → B3 = 3 √3 ton (tarik) Pusat momen D3 ialah titik 4 ∑ M4 = 0 → B . 4 λ – D3 . → 3 . 4 – D3 . 1 2 1 2 λ . √3 = 2 . λ + B3 . B3 .λ √3 λ . √3 = 2 + 9 2 → D3 = 3 . √3 (tarik) Potongan 4 - 4 Pusat momen A2 ialah titik 3 ∑ M3 = 0 → A2 . λ √3 + B . 4 λ − 2 . λ = 0 → A2 . √3 + 3 . 4 − 2 = 0 Mekanika Bangunan lxxxvi → A2 = − 10 3 √3 (tekan) Potongan 5 - 5 Pusat momen A3 ialah titik 7 ∑ M7 = 0 → A3 . 2. √3 + B . 2. λ = 0 → A3 . √3 + 3 . 2 = 0 6 → A3 = − 3 √3 (tekan) Pusat momen B4 ialah titik 5 ∑ M4 = 0 → B4 . λ√3 = B . 3 .λ → B4 = 3 √3 ton (tarik) Pusat momen D4 ialah titik 6 1 ∑ M4 = 0 → B . 3 . λ – A3 . λ . √3 + D4 . 3 λ √3 = 0 → 9 – 6 + D4 . 1 2 √3 = 0 → D4 = − 2 √3 (tekan) Mekanika Bangunan lxxxvii Potongan 6 - 6 pusat momen A4 ialah titik 7 ∑ M7 = 0 → A4 . λ √3 + B . 2 λ = 0 → A4 = − 2 √3 ton (tekan) Pusat momen B5 ialah titik 9 ∑ M9 = 0 → B5 . λ√3 = B . .λ → B5 = √3 ton (tarik) Pusat momen D5 ialah titik 10 1 ∑ M10 = 0 → B . λ + D5 . 2 . λ . √3 − A4 . λ √3 = 0 1 → 3 + D5 2 √3 − 6 = 0 → D5 − 2 √3 (tarik) Mekanika Bangunan lxxxviii Potongan 7 - 7 Pusat momen V5 ialah titik B ∑ MB = 0 → V5 . λ = 0 → V5 = 0 Potongan 8 - 8 Pusat momen B6 ialah titik 9 ∑ M4 = 0 → B6 . λ√3 = B . .λ → B6 = √3 Hasil-hasil diatas dimasukkan daftar A1 − A2 − 10 √3 B1 D1 √3 B2 D2 A3 − 2√3 B3 D3 A4 − 2√3 B4 B5 B6 D4 D5 D6 3 10 3 − 16 4 3 2 3 V1 6 √3 V2 0 √3 V3 2 V4 V5 V6 0 0 0 3 √3 − 2√3 2√3 − 2√3 Catatan 1. Untuk mendapatkan gaya batang V2 dibuat potongan yang memotong batang-batang A1 , V2 , D3 dan B3. Pusat momen ialah titik 6, jadi gaya-gaya batang A1 dan D3 harus diketahui dulu, maka terdapatlah gaya batang V2 = 0 2. Untuk mendapatkan gaya-gaya batang diagonal, cara yang lebih cepat adalah seperti berikut : Pada potongan 1 – 1, maka akan dicari besarnya D1 Pada potongan sebelah kiri gaya lintang (D) yang bekerja = A = 8 ton Pada potongan ∑V = 0, jadi D1 . sin 600 = D = A = 8 ton D1 = 16 3 Mekanika Bangunan √3, tetapi D1 ialah batang tekan, jadi D1 = − 16 3 √3 lxxxix 4 D2 . sin 600 = 8 – 6 → D2 = √3 (tarik) dan seterusnya. 3 3. Pada metode Richter tersebut gaya batang yang belum diketahui dianggap meninggalkan potongan (dianggap batang positif). Bila dihasilnya diperhitungkan positif, maka batang yang akan dicari tersebut batang tarik (B1 dan seterusnya). Bila hasilnya diperhitungkan negative, maka batang yang dicari tersebut batang tekan (D1 dan seterusnya). Mekanika Bangunan xc 4. Metode Cullman Diketahui : Vakwerk seperti tergambar, Ditanyakan : a. Carilah batang-batang yang tidak bekerja ( S = 0 ) b. Gaya batang B, D, O menurut Metode Richter c. Gaya batang B, D, O menurut Metode Cullman Penyelesaian : Mekanika Bangunan xci a. Batang dengan S = 0 dicari cepat dengan setimbang knooppount b. Potongan I − I LV . 6 . λ = 3 . 2 → LV = 1 ton (kebawah) R . 6.λ = 3.2 → R = 1 ton (keatas) ∑ H → LH = 3 ton (kekiri) = 0 Lihat potongan bagian kanan Mp = 0 → B . λ = − R . 3 λ D → B = − 3 ton Gaya batang D diperoleh dengan syarat ∑ V = 0 1 2 D √2 = 1 → D = √2 ton Gaya batang o diperoleh dengan ∑ MQ = 0 0 . λ = R . 2 λ 0 = 2 ton c) Cullman Keterangan : 1. R, S dan B mengadakan keseimbangan ( S adalah resultante gaya-gaya 0 dan D) 2. S diuraikan dalam gaya-gaya 0 dan D Mekanika Bangunan xcii 5. Metode Henneberg Diketahui : Konstruksi seperti tergambar sin = 0,6 dan cos 𝛽 = 0,8 Tentukan : Gaya-gaya batang konstruksi tersebut dengan Metode Henneberg Penyelesaian Batang 9 dihilangkan dan diganti dengan batang AB. Akibat muatan luar dihitung gaya-gaya batangnya yaiyu S’1 . S’2 ……… S’8 ( S’2 = S’3 = 0, karena tak ada gaya luar yang mengimbangi simpul pertemuan S’2 dan S’3). Karena S’2 = 0, maka S’1 = S’7 = 0 Jaga S’3 = S’4 = S’8 = 0 (karena simetris) Mekanika Bangunan xciii Mekanika Bangunan xciv Kemudian gaya luar P dihilangkan dan diberi gaya Q = 1 ton dalam arah batang 9 dan dihitung gaya batangnya S”1 , S”2 ……………………………. S”9 (kolom 2) 7 Untuk Q = 1 ton, maka S”AB = − 24 ton , bila Q = n . 1 ton Maka : 7 S”AB = − 24 . n ton SAB = S’AB + n. S”AB 3 7 = − 8 . P − 24 . n SAB Harus sama dengan nol 3 7 0 = − 8 . P − 24 . n No. Batang → 9 n = − 7 . P ton Gaya batang Gaya batang Gaya batang Gaya batang akibat Q = 1 akibat P akibat Q = n , 1 S = S’ + nS” S” S” n . S” 1 −1 0 2 − 5 6 5 − 6 0 15 0 15 4 −1 0 5 − 5 8 5 − 8 5 6 5 6 5 P 8 5 P 8 3 6 7 8 Mekanika Bangunan 9 P 7 14 14 9 P P P 7 45 56 45 56 P P 9 P 7 15 14 15 14 9 P P P 7 10 7 10 7 P P 0 − 14P 15 − 14P 15 0 − 14P 15 − 14P 15 xcv 9 1 0 − 9 7 P − 9 7 P Materi Pertemuan Minggu VIII Evaluasi Tengah Semester (ETS), dimana bahan evaluasi dimulai dari ; Materi pertemuan II ( Keseimbangan Titik Simpul) Materi pertemuan III (Metode Cremona) Materi pertemuan IV (Metode Richter) Materi pertemuan V (Metode Cullman) Materi pertemuan VI (Metode Henneberg) Mekanika Bangunan xcvi DAFTAR PUSTAKA 1. Kwantes, J & Diraatmaja, E, Mekanika Bangunan, Erlangga, Jakarta. 2. Singer, L, Ferdinand, Sebayang Darwin, Kekuatan Bahan, Erlangga, Jakarta. 3. Anonim, 1983, Mekanika Teknik, Konstruksi Statis Tertentu untuk Universitas, Semarang. 4. Anonim, Kumpulan Soal-Soal Ilmu Gaya Terpakai, Semarang. 5. Lucio Canonica, 1991, Memahami Mekanika Teknik 2, Angkasa, Bandung. 6. Husin, Rustam, 1978, Mekanika Teknik, Statis Tertentu, Univ. Syiah Kuala, Banda Aceh. Mekanika Bangunan xcvii Senarai - Mekanika : ilmu mempelajari tentang gaya yang terjadi pada suatu konstruksi dan gaya tersebut bekerja pada bangunan. - Titik Simpul : pertemuan beberapa batang konstruksi yang menjadi pusat penyatuan gaya yang bekerja pada konstruksi bangunan - Analitis : cara pengerjaan soal dalam bentuk perhitungan yang memiliki nilai akhir - Grafis : cara pengerjaan soal dalam bentuk gambar yang dimasukkan dalam bentuk skala - Metode : cara yang tersusun dan teratur, untuk mencapai tujuan, khususnya dalam hal ilmu pengetahuan. - Cremona ; cara pengerjaan sistem perhitungan gaya-gaya dalam bentuk grafis untuk mendapatkan keseimbangan - Richter : cara pengerjaan sistem perhitungan gaya-gaya dalam bentuk analitis dimana sistem pemotongan batangbatang konstruksi lebih dari 2 (dua) batang - Cullman : cara pengerjaan sistem perhitungan gaya-gaya dalam bentuk grafis akan tetapi cara ini merupakan sistem pengerjaan untuk mengimbangi pengerjaan perhitungan gaya-gaya batang dalam bentuk Cremona - Henneberg : cara pengerjaan sistemperhitungan gaya-gaya batang konstruksi melalui pergantian batang tersebut. - Konstruksi : elemen-elemen yang ada pada struktur bangunan dan elemen ini menyalurkan gaya dalam bangunan - Resultante : penggabungan gaya-gaya yang terjadi pada konstruksi bangunan Mekanika Bangunan xcviii - Gaya : penyebab dari suatu benda dalam keadaan diam maupun dalam keadaan bergerak. - Gaya positif : suatu proyeksi gaya pada suatu sumbu akan positif, biala arah gaya tersebut ke kanan atau ke atas - Gaya negative : suatu proyeksi gaya pada suatu sumbu akan negative, bila arah gaya tersebut ke kiri atau ke bawah - Gaya-gaya luar : muatan dan reaksi yang menciptakan kestabilan konstruksi bangunan - Gaya-gaya dalam : gaya rambat yang dimbangi oleh gaya yang berasal dari kekuatan bahan konstruksi, berupa gaya lawan dari konstruksi . Mekanika Bangunan xcix LAMPIRAN Mekanika Bangunan c Isi Materi Pertemuan Minggu I. Pengertian Mekanika Bangunan pada konstruksi bangunan Isi Materi Pertemuan Minggu II - VI. Gaya-gaya batang dengan metode Keseimbangan Titik Simpul Gaya-gaya batang dengan metode Cremona Gaya-gaya batang dengan metode Gaya-gaya batang dengan metode Cullman Gaya-gaya batang dengan metode Henneberg Mekanika Bangunan Richter iv Gaya-gaya batang dengan metode Keseimbangan Titik Simpul Cara kerja perhitungan dalam metode Keseimbangan Titik Simpul : Secara Analitis : a. Beri symbol/nomor pada setiap batang yang mengarah pada simpul b. Cari reaksi perletakkannya antara ∑ RA dan ∑Rb c. Cari gaya-gaya batangnya d. Tinjau tiap simpul, apakah menuju atau meninggalkan simpul e. Batang tekan berarti menuju simpul yang bertanda negative f. Batang tarik berarti meninggalkan simpul yang bertanda positif Secara Grafis : a. Tentukan batang tekan dan tarik pada setiap simpul b. Buatkan tabel agar lebih memudahkan cara grafis, dimana batang adalah symbol dari batang sedangkan gaya adalah hasil analitis pada setiap simpul c. Pertemukan garis setiap batang agar berbentuk resultante. Mekanika Bangunan v Gaya-gaya batang dengan metode Cremona Cara kerja perhitungan dalam metode Cremona : a. Gambar dengan teliti dan betul suatu bagan sistem rangka batang (tentukan skala gamar) b. Kontrol apakah sudah memenuhi syarat kestabilan konstruksi rangka batang c. Berilah notasi atau nomor pada tiap-tiap batang d. Gambar gaya-gaya luar e. Tentukan besarnya reaksi tumpuan akibat adanya gaya luar f. Nyatakan dalam bagan semua gaya luar yang disebabkan oleh muatan serta besarnya reaksi tumpuan. g. Gambarlah vector gaya-gaya luar tersebut dengan urutan sesuai arah jarum jam h. Mulailah lukiskan Cremona dari dua batang yang belum diketahui besar gaya batangnya i. Kemudian langkah berikutnya menuju pada titik buhul yang hanya mempunyai dua gaya batang yang belum diketahui besarnya Mekanika Bangunan vi Gaya-gaya batang dengan metode Richter Cara kerja perhitungan dalam metode Richter : a. Cek stabilitas rangka batang dengan rumus n = 2j – 3 ( n = jumlah batang, j = jumlah point) b. Tentukan gaya-gaya rekasi tumpuan c. Buat potongan yang melalui elemen yang akan dicari besarnya gaya sehingga menghasilkan 2 free body d. Gambarkan diagram benda bebas (free body) untuk setiap potongan e. Menuju setiap free body tersebut berada dalam keseimbangan translasi ( ∑ V = 0, ∑ H = 0, ∑M=0) Mekanika Bangunan vii Gaya-gaya batang dengan metode Cullman : Cara kerja perhitungan dalam metode Richter : a. Tentukan beberapa batang dari konstruksi rangka b. Buat potongan batang baik dari sebelah kiri maupun dari sebelah kanan c. Tentukan resultante dari RA dan titik P d. Lukiskan kutub R (Resultante), hal ini dapat ditentukan dari segi banyak batang potongan e. Setelah menentukan R, maka gaya luar harus seimbang Gaya-gaya batang dengan metode Henneberg Cara kerja perhitungan dalam metode Henneberg : a. Tentukan gaya-gaya batang konstruksi melalui lebih dari 3 simpul b. Ganti posisi batang inti secara sejajar c. Kekuatan N ton pada batang inti sama dengan nilai 0 pada batang sejajar d. Cari besar nilai N pada setiap batang e. Bila menemukan nilai N pada batang inti, maka dapat gaya-gaya batang lain dapat Mekanika Bangunan dicari. viii Isi Materi Pertemuan Minggu VII. Aplikasi metode perhitungan Mekanika Bangunan dalam bentuk soal-soal latihan, metode perhitungan Mekanika Bangunan tersebut : Gaya-gaya batang dengan metode Keseimbangan Titik Simpul Gaya-gaya batang dengan metode Cremona Gaya-gaya batang dengan metode Richter Gaya-gaya batang dengan metode Cullman Gaya-gaya batang dengan metode Henneberg Isi Materi Pertemuan Minggu VIII. Evaluasi Tengah Semester (ETS) Mekanika Bangunan ix