KEMBALILAH JIWA PATRIOTMU, MAHASISWA Ketika kita melihat

advertisement
KEMBALILAH JIWA PATRIOTMU, MAHASISWA
Ketika kita melihat acara televisi terutama berita, sepertinya kejenuhan akan muatan
yang monoton sudah mencapai titik maksimumnya. Isi berita yang itu-itu saja menjadikan
kita kadang acuh dengan pemberitaan yang ada. Berita yang mewartakan korupsi para
petinggi negara, bahkan aparat penegak hukum adalah yang paling sering menghiasi layar
kaca. Kini korupsi bukanlah hal tabu, bahkan seperti menjadi trend dikalangan para
pemegang kuasa negeri ini. Setiap hari ada nama baru yang ditangkap oleh KPK yang
disinyalir sebagai tersangka kasus korupsi, entah korupsi hambalang, korupsi ongkos naik
haji, atau kasus korupsi kuota impor daging sapi.
Definisi korupsi kini mengalami penyimpitan, karena mungkin kini di benak kita
korupsi adalah suatu kegiatan di mana seseorang mengambil harta,terutama uang, yang
bukan miliknya sehingga merugikan negara. Korupsi hanya bisa dilakukan oleh orang-orang
yang memiliki kekuasaan tinggi, atau paling tidak memiliki relasi dengan orang-orang
penting. Padahal sebenarnya tanpa disadari banyak hal kecil yang sebenarnya juga termasuk
korupsi meskipun sepertinya terlihat sepele. Karena pada dasarnya korupsi merupakan
suatu kegiatan merenggut hak milik orang lain untuk kepentingan pribadinya dengan
merugikan pihak lain yang didasari oleh perbuatan yang tidak jujur.
Kegiatan korupsi pun bisa jadi terjadi di lingkungan kampus, yang mana notabene
kampus merupakan suatu tempat yang terdiri dari orang-orang terdidik dan digunakan
untuk melahirkan orang-orang hebat sebagai generasi penerus bangsa. Bagaimana hipotesa
ini bisa muncul tentunya bukanlah tanpa alasan. Kampus merupakan tempat di mana
mahasiswa, satu-satunya kelompok dengan predikat “Maha”, tanpa disadari malah
mengajarkan,mendorong, dan memperbolehkan tindakan korupsi itu sendiri. Hal kecil yang
sangat populer adalah tindakan mencontek. Mencontek memang tidak merugikan keuangan
negara, tidak membuat negara bangkrut, atau minimal tidak membuat yang diminta
contekan menjadi miskin. Tetapi mencontek merupakan suatu tindakan yang tidak jujur,
suatu sifat dasar seorang koruptor. Mencontek mungkin sudah menjadi tradisi bagi
mahasiswa, atau bahkan seluruh pelajar diberbagai tingkatan pendidikan di negeri ini. Di
sini, mungkin pihak kampus manapun memang memberikan larangan yang keras bagi
siapapun mahasiswanya untuk mencontek. Akan tetapi bagaimana dengan partisipasi
mahasiswa itu sendiri ? Mencontek yang merupakan perbuatan tidak jujur, menjadi suatu
kegiatan yang permisif. Mahasiswa tahu hal tersebut bukanlah hal yang layak dilakukan,
namun dibiarkan begitu saja. Bahkan jika ada teman yang tidak mau mencontek akan dicap
“sok suci,pelit,dan tidak mau menolong teman”. Teman yang menyaksikan peristiwa
mencontek pun akan membiarkan hal itu terjadi begitu saja tanpa ada teguran sehingga
cenderung untuk bersikap cuek. Masalahnya adalah ketika terdapat seorang mahasiswa
ingin menegakkan kejujuran, malah dia seperti akan mendapat “sanksi sosial dan moral”
dari teman lain yang tidak jujur. Memang demikian adanya, kegiatan tidak jujur yang
menjadi dasar utama lahirnya para koruptor telah menjadi kegiatan yang dapat
ditolerir,diterima,bahkan wajar untuk dilakukan.
Seharusnya kampus dikembalikan lagi ke fungsi awalnya sebagai tempat orang
terdidik, yang nantinya melahirkan generasi penerus bangsa yang berkepribadian kuat, dan
jujur sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam pasal 4 UU No 20 tahun 2003.
Kampus bukan hanya suatu tempat untuk mendidik mahasiswanya menjadi ahli di bidang
program studinya. Kampus merupakan suatu tempat yang sangat tepat untuk membentuk
kepribadian dari mahasiswanya. Bagaimana kampus itu mendidik mahasiswanya maka
begitulah juga produknya.
Sebagai mahasiswa sebagai pelopor pergerakan, seharusnya kembali lagi memiliki
sifatnya yang responsif terhadap situasi yang terjadi di sekitarnya, tergelitik untuk
melakukan perubahan, dan tidak hanya diam saja untuk mencari aman. Mahasiswa harus
segera memulai revolusi mental, dengan cara melakukan perubahan dalam diri sendiri,
benar-benar menegakkan kepedulian terhadap perbuatan yang tidak jujur, adanya sanksi
tegas, dan memulai berbuat jujur serta mahasiswa melatih dirinya untuk tidak apatis lagi,
tidak lagi memberikan tolerasi dan permisif terhadap perbuatan tidak jujur. Sehingga tidak
lagi ada koruptor-koruptor dari kalangan terdidik, namun lahirlah patriot-patriot pemimpin
bangsa yang bersih dari korupsi.
Download