BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Keterampilan Pengelolaa Arsip a. Keterampilan Setiap orang memiliki keterampilan yang merupakan suatu talenta dari Yang Maha Kuasa. Sebagian orang menyadari akan keterampilan yang dimilikinya, akan tetapi sebagian lagi belum atau tidak menyadari keterampilan dalam dirinya sendiri. Definisi keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki makna. Menggunakan keterampilan bisa saja dengan pikiran, akal dan kreatifitas. Jika keterampilan itu diasah, tidak menutup kemungkinan bila akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan. Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (2001: 1180) keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Jadi, dapat disimpulkan keterampilan adalah kemampuan anak dalam melakukan berbagai aktivitas dalam usahanya untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan perlu dilatihkan kepada anak sejak dini supaya di masa yang akan datang anak akan tumbuh menjadi orang yang terampil dan cekatan dalam melakukan segala aktivitas, dan mampu menghadapi permasalahan hidup. Selain itu mereka akan memiliki keahlian yang akan bermanfaat bagi masyarakat Keterampilan merupakan sebuah kemampuan dalam mengoperasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat yang mengarah pada aktivitas psikomotor. Keterampilan perlu dilatihkan kepada anak sejak dini supaya di masa yang akan datang anak akan tumbuh menjadi orang yang terampil dan cekatan dalam melakukan segala aktivitas, dan mampu menghadapi permasalahan Selain itu mereka akan bermanfaat bagi masyarakat 9 memiliki keahlian yang hidup. akan 10 Keterampilan termasuk dalam ranah psikomotor, dimana ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan kemampuan bertindak sesorang setelah menerima pengalaman tertentu (Kunandar,2013:249). Psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan (skill) sebagai hasil dari tercapainya kompetensi pengetahuan. Hal ini berarti kompetensi ketarampilan itu sebagai implikasi dari tercapainya kompetensi pengetahuan dar peserta didik. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. b. Pengelolaan Kearsipan 1) Pengertian Arsip Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ( Indonesia, 2009). Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, seperti yang dikutip oleh Sugiarto (2014:24), arsip adalah simpanan surat-surat penting. Menurut pengertian tersebut tidak semua surat dikatakan arsip. Surat dapat disebut arsip apabila masih mempunyai nilai kepentingan harus disimpan dengan menggunakan suatu sistem tertentu sehingga dengan mudah dan cepat ditemukan apabila sewaktu-waktu diperlukan kembali. Menurut The Georgia Archive, arsip adalah informasi yang dikumpulkan dan bisa diakses serta digunakan. Sedangkan the International Standar Organization (ISO on record management-ISO 15489) mendefinisikan record (arsip) sebagai 11 informasi yang diciptakan, diterima dan dikeloka sebagai bukti maupun informasi yang oleh organisasi atau perorangan digunakan untuk memenuhi kewajiban hukum atau transaksi bisnis. Arsip ini mempunyai awal dan akhir yang dapat berupa teks, data, peta digital, spreadsheets, database, gambar dan data suara (Sukoco,2007). Menurut Kamus Administrasi Perkantoran, seperti yang dikutip oleh Sugiarto (2014:25), arsip adalah kumpulan warkat yang disimpan secara teratur berencana karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat ditemukan kembali. 2) Jenis-Jenis Arsip Pengelolaan arsip memegang peranan penting bagi jalanya organisasi yaitu sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan organisasi yang dapat bermanfaat untuk bahan penelitian, pengambilan keputusan dan penyusunan program pengembangan dan organisasi yang bersangkutan. Bentuk arsip sangat beragam, tidak hanya berupa lembaran kertas dan tulisan seperti yang sering dikenali banyak orang. Namun dalam sebagian kantor arsip memang terutama berupa surat atau arsip berbentuk lembaran kertas tertulis. Untuk memahami jenis-jenis arsip berikut ini beberapa jenis arsip yang dikelompokkan berdasarkan beberapa dimensi (Sugiarto,2014:28) 1. Menurut Subyek atau isinya 2. Menurut bentuk dan wujud fisiknya 3. Menurut nilai atau kegunaannya 4. Menurut sifat kepentingannya 5. Menurut fungsinya 6. Menurut tempat/tingkat pengelolaanya 7. Menurut keasilannya 12 3) Pengelolaan Arsip Pengelolaa arsip adalah pekerjaan pengurusan arsip yang meliputi pencatatan, pengendalian penyimpanan, pemeliharaan, dan pendestribusin, pengawasan, pemindahan dan pemusnahaan arsip (Sugiarto:2005). Sedangkan menurut Indonesia dalam Sugiarto ( 2014: 32) pengelolaan arsip dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan arsip dalam penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan suatu sistem yang memenuhi persyaratan : (a) Andal; Pengelolaan arsip harus dapat dilakukan oleh lembaga atau organisasi, (b) Sistematis; pengelolaan arsip harus dapat menciptakan samapai dengan menyusutkan arsip secara sistematis, (c) Utuh; pengelolaan arsip dilakukan dengan tindakan control seperti pemantauan akses, verifikasi pengguna serta otorisasi pemusnahan dan pengamanan yang dilakukan oleh pengguna yang tidak berhak, (d) Menyeluruh; sistem pengelolaan arsip harus dikelola sebagai hasil dari berbagai kegiatan yang lengkap bagi kebutuhan organisasi atau unit kerja yang mengelola arsip, (e) Sesuai dengan norma, standar, prosedur dan criteria; pengelolaan arsip harus dikelola sesuai dengan ketentuan pelaksanaan kegiatan dan peraturan perundangan termasuk norma, standar, prosedur dan kriteria teknis. Jadi pengelolaan arsip merupakan salah satu bagian dari manajemen perkantoran yang menitik beratkan pada pengurusan dokumen sedemikian rupa sehingga dokumen yang dikelola dapat membantu serta mendukung aktivitas di suatu kantor. c. Keterampilan Pengelolaan Arsip Pengelolaan adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan bersama orang lain atau melalui kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Pengelolaan arsip merupakan kegiatan terpenting dalam manajemen arsip, 13 pengelolaan juga dikatakan sebagai kegiatan arsip yaitu penempatan arsip dalam suatu wadah dengan tujuan agar ditemukan saat dibutuhkan. Dalam usaha menata arsip dengan baik, perlu dikelompokkan dalam 4 golongan arsip. Hal ini untuk memudahkan pemilihan dan penyimpanan maupun penyingkiran bagi arsip yang sudah tidak memiliki nilai guna. Keempat golongan arsip tersebut adalah arsip tidak penting, arsip biasa, arsip penting dan arsip sangat penting. Penataan arsip harus direncanakan seawal mungkin, artinya sebelum melakukan kegiatan harus deirencanakan dan dirancang tentang pengelolaannya. Dalam pengelolaan harus ditetapkan terlebih dahulu tentang pengelolaannya, apakah dengan Buku Agenda atau dengan Kartu Kendali. Menurut Kuswantoro (2011:14) Keterampilan pengelolaan arsip dapat diupayakan dengan (1) penerapan sistem penyimpanan secara tepat antara lain penyimpanan sistem abjad, sistem masalah, sistem nomor, sistem tanggal dan sistem wilayah. (2) adanya pengaturan prosedur peminjaman, pengawasan dan pengendalian yang tepat. (3) Melakukan penyusutan dan perawatan arsip. Untuk menentukan keterampilan dalam mengelola arsip menurut Rahayu (2009:17) aspek-aspek dalam keterampilan mengelola arsip meliputi: (1) tahap penerimaan, (2) tahap pencatatan, (3) tahap pengarahan atau pengendaliani, (4) tahap penyampaian, (5) penyimpanan, (5) tahap penemuan kembali arsip. Sehingga didalam keterampilan pengelolaan arsip diharapkan siswa dapat menerapkan tahapan tahapan yang sudah ditentukan dalam tata cara pengurusan arsip sehingga dapat dilakukan penataan yang tepat dan cepat. 14 2. Arsip Elektronik dan Arsip Konvensional a. Pengertian Arsip Elektronik Pengertian Arsip Elektronik menurut International Council on Archives (ICA) dalam Sobandi: Committtee on Electronic Records, Guide for managing Electronic Records from an Arhival Perspective (1997:24) adalah …an electronic record is a record that is suitable for manipulation, transmission or processing by a digital computer ( … arsip elektronik adalah arsip yang bisa dimanipulasi, ditransmisikan atau diproses denan menggunakan computer digital). Menurut National Archive and Record Administration (NARA) USA mendefinisikan arsip elektronik merupakan arsip-arsip yang disimpan dan diolah di dalam suatu format dimana hanya computer yang bisa memprosesnya. Sedangkan menurut Australia Archive dalam buku Managing Electronic Record, arsip elektronik adalah arsip yang tercipta dan terpelihara sebagai bukti dari transaksi, aktivitas dan fungsi lembaga atau individu yang ditransfer dan diolah didalam dan di antara sistem komputer. Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, mendefinisikan Informasi Elektronik sebagai satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, Electronic Data Interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang lain yang mampu memahaminya (Indonesia, 2008). Menurut Haryadi dalam Priansa dalam Sugiarto (2014:209) menyatakan bahwa arsip elektronik adalah kumpulan data yang disimpan dalam bentuk data scan yang dipindahkan secara elektronik atau dilakukan dengan digital copy menggunakan resolusi tinggi, kemudian disimpan dalam hard drive atau optical disk. 15 Menurut Sugiarto dan Wahyono (2014:89), sistem kearsipan memiliki kelebihan yaitu memberikan kemudahan dalam pengelolaan dan manajemen arsip. Kemudahan yang diberikan kearsipan elektronik berbasis komputer antara lain : (1) Mudah dioperasikan, (2) Tampilan yang menarik, (3) Fasilitas pencarian arsip, (4) Pencatatan lokasi fisik arsip, (5) Keamanan data, (6) Retensi otomatis, (7) Laporan kondisi arsip, (8) Bisa terhubung dengan jaringan computer, (9) Bisa terhubung jaringan computer, (10) Memungkinkan fasilitas OCR (Optical Character Recognition). Kearsipan elektronik pada dasarnya memiliki konsep yang sama dengan teknik kearsipan konvensional. Jika pada kearsipan dengan konvensional memiliki kabinet yang secara fisik berfungsi untuk menyimpan arsip-arsip penting yang memiliki organisasi, maka pada keasripan berbasis komputer ini memiliki kabinet virtual-virtual berisi lembaran-lembaran arsip yang didalamnya berisi map virtual. Selanjutnya didalam map virtual berisi lembaran-lembaran arsip yang telah dikonversi di dalam bentuk file. b. Manfaat Arsip Elektronik Di masa lalu, mesin ketik (mesin tik) merupakan alat yang popular, namun saat ini,penggunaan mesin tik sudah ketinggalan jaman. Sugiarto dan Wahono (2014:213) menyatakan bahwa dengan menggunakan media elektronik, diharapkan akan membantu pihak pengelola arsip untuk dapat mengelola arsip dengan lebih baik sehingga lebih efektif dan efisien, baik dalam hal penyimpanan, pengelolaan, pendestribusian,dan perawatan arsip. Penggunaan media elektronik dalam pengelolaan arsip dikenal dengan sebutan sistem pengarsipan elektronik (electronic filling system/e-filling) yang maksudnya arsip diarsiptasikan dengan memanfatkan komputer. 16 c. Keunggulan Arsip Elektronik Menurut Lawalata (2012:136), kelebihan dari sistem arsip elektronik adalah sebagai berikut : 1) Proses pengolahan yang cepat sehingga mempersingkat waktu pekerjaan 2) Tingkat akurasi informasi yang dihasilkan cukup tinggi 3) Informasiyang dihasilkan akurat sesuai dengan tujuan penghasilan data 4) Kemudahan berinteraksi dengan penggunaanya dalam menjalankan aplikasi-aplikasi yang berbasis komputer. d. Kelemahan Arsip Elektronik Menurut Tjandra (2008:327), kelemahan dari sistem elektronik adalah sebagai berikut : 1) Ancaman virus pada penyimpanan data yaitu hard disk drive 2) Adanya hecker, yaitu oknum yang berusaha untuk menyusup kedalam sistem penyimpanan arsip elektroik 3) Memerlukan biaya besar untuk pengadaannya, baik pembelian perangkat keras dan lunak 4) Gangguan pasokan alisan listrik yang disebabkan oleh banyak hal e. Karakteristik Arsip Tradisional dan Eletronik : 1) Arsip Tradisional/Konvensional : (a) Isi direkam pada media (kertas), menggunakan simbol-simbol (alphabet, gambar) yang dapat secara langsung dibaca manusia (b) Isi yang terekam pada suatu media tidak dapat dipisahkan dari media (c) Struktur fisik dapat terlihat langsung oleh pengguna (d) Metadata membentuk hubungan anata suatu arsip dengan konteks fungsional dan administratifnya (e) Dapat dilakukan dengan melihat fisik arsipsecara langsung 17 (f) Pelestarian arsip tradisional berarti menyimpan fisik unit arsip (lembran kertas) dengan kondisi yangsebaik mungkin untuk menghindari kerusakan dan untuk memperbaiki kerusakan bilamana hal tersebut terjadi. 2) Arsip Elektronik : (a) Isi direkam pada suatu media dan tidak dapat secara langung diaksec (dibaca) oleh manusia karena direpresentasikan oleh simbol (binary digital) yang harus diterjemahkan terlbeih dahulu untuk bisa dibaca manusia. (b) Isi yang terekam pada suatu media (seperti sebuah disket) dapat dipisahkan dari medianya.. (c) Struktur fisik tidak dpat langsung dilihat dan biasanya tidak diketahui oleh pengguna awam (d) Selain konteks fungsional dan administratif, metadata arsip elektronik menunjukkan bagaimana informasi direkam/ dibuat. (e) Tidak dapat diidentifikasi dengan cara melihat fisiknya tetapi suatu entitas logic yang merupakan hasil dan yang memberikan bukti dari suatu aktivitas atau transaksi. (f) Media penyimpanan harus disimpan dalam kondisi yang sebaik mungkin. f. Pengeloaan Arsip Elektronik 1. Pengertian Rolt dalam Sugiarto (2014:86) megatakan bahwa EDM (Electronic Document Management) adalah pengelolaan berbagai jenis arsip dalam organisasi yang menggunakan program komputer dan penyimpanan. Sebuah sistem EDM (Electronic Document Management) memungkinkan suatu organisasi dan pengguna untuk 18 membuat arsip, memindai hard copy dalam bentuk elektronik dan menyimpan, mengedit, mencetak, proses dan juga mengelola arsip. Kehadiran teknologi dalam kegiatan perkantoran, memungkinkan dilakukan pengelolaan arsip melalui media elektronik. Dengan melalui media ini diharapkan pengelolaan arsip dapat dilakukan dengan lebih baik. Berikut ini beberapa keuntungan pengelolaan arsip elektronik dibandingkan dengan pengelolaan arsip secara konvensional : a) Proses penemuan dan penyajian informasi dapat dilakukan dengan cepat dan lengkap. Cepat berarti membutuhkan sedikit waktu. Sedangkan lengkap berarti semua yang diperlukan dapat terlayani dan tidak terlewatkan. b) Pendestribusian atau akses informasi dapat dilakukan dengan cepat, dalam waktu yang sama dapat digunakan oleh banyak pihak. c) Penyimpanan informasi dapat dilakukan secara terpusat, sehingga tidak terjadi duplikasi informasi d) Memiliki tingkat keakuratan dalam penyimpanan yang tinggi e) Memiliki tingkat keakuratan dalam penyimpanan yang tinggi f) Dapat menghemat kertas (paperless), tempat penyimpanan, dan ruangan karena arsip disimpan dalam bentuk digital. Menurut Thilmany dalam Sugiarto (2014:87), selain manfaat efisien transaksi arsip, penerapan sistem kearsipan elektronik akan memberikan manfaat secara ekonomis. Dari spekulsi bisnis, penyimpanan dan penanganan arsip secara elektronik membantu peruahaan untuk mengelola arsip dengan biaya pengelolaan rendah. Lebih lanjut, ada beberapa manfaat dalam penggunaan system kearsipan elektronik (Sukoco, 2007): a. Cepat ditemukan, dan memungkinkan pemanfaatan arsip atau arsip tanpa meningggalkan meja kerja. 19 b. Pengindeksan yang fleksibel dan mudah dimodifikasi berdasrkan prosedur yang telah dikembangkan akan menghemat tenaga, waktu dan biaya. c. Pencarian secara full-text, dengan mencari file berdasarkan kata kunci maupun nama file. 2. Cara Pengelolaan Arsip Elektronik a. Memindahkan arsip Penangkapan adalah proses penentuan arsip yang harus dibuat dan yang disimpan. Termasuk didalamnya adalah arsip yang di terima atau dikirim oleh organisasi. Penangkapan ini meliputi arsip apa yang di tangkap, termasuk juga siapa yang boleh mengakses arsip tersebut dan berapa lama arsip tersebut disimpan. Arsip elektronik yang tercipta dari awal penciptaan penangkapan arsip dapat secara langsung diintegrasikan dengan sistem pengelolaan arsip elektronik, namun untuk arsip yang merupakan hasil digitalisasi maka ada beberapa cara dalam memindahkan arsip cetak ke dalam sistem arsip elektronik. Metode yang digunakan dalam mengalih mediakan arsip antara lain (www.GeorgiaArchives.org): (1) Scanning, artinya alih media dengan menggunakan scanning atau memindai arsip yang akan menghasilkan data gambar yang dapat disimpan di komputer, (2) Conversion, artinya mengkonversi arsip adalah proses mengubah arsip word processor atau spreadsheet menjadi data gambar permanen untuk disimpan pada sistem komputerisasi, (3) Importing, artinya metode ini memindahkan data secara elektronik seperti arsip office (e-mail), grafik atau data video ke dalam sistem pengarsipan arsip elektronik. Data dapat dipindahkan dengan melakukan drag and drop ke sistem dan tetap menggunakan format data aslinya. 20 b. Menyimpan arsip Setelah arsip dipindahkan dalam sistem maka arsip harus di simpan secara benar. Sistem penyimpanan ini harus dapat mengantisipasi perubahan teknologi baik hardware maupun software, peningkatan jumlah arsip, dan bertahan dalam waktu yang lama. Sistem komputerisasi harus mendukung alat penyimpanan yang sekarang tersedia dan juga yang akan dating hal ini untuk memberikan kepastian penggunaan serta penyimpanan jangka panjang. Keputusan untuk menangkap sebuah arsip berimplikasi pada penyimpanannya. Kondisi penyimpanan harus dapat memastikan bahwa arsip terjaga, mudah diakses dan dikelola dengan efektif. Untuk arsip elektronik, harus ada perencanaan tambahan selain seperti yang bentuk cetak untuk menghindari arsip elektronik tersebut hilang, seperti : sistem back-up untuk menghindari kehilangan atau kegagalan sistem, seperti mengatur jadwal back-up secara rutin, membuat copy dalam berbagai media, penyebaran copy ke berbagai tempat; pemeliharaan proses untuk menghindari kerusakan media, record perlu di transfer ke dalam media yang baru; hardware dan software juga perlu diperhatikan agar arsip dapat terus dibaca dengan cara menyimpan software dan hardware original atau memindahkan ke hadware dan software terbaru secara terus menerus. Media penyimpanan yang bisa dijadikan alternatif pemilihan : (1) Magnetic Media (Hard Drives), (2) Magneto-Optical Storage, (3) Compact Disc, (4) Digital Versatile Disc (DVD), (4) WORM (Write Only Read Many) c. Mengindeks Arsip Arsip dalam bentuk cetak dikelola dengan melakukan pelabelan, sortir, indeks, ditempatkan dalam folder dan 21 dimasukkan dalam filling cabinet sehingga arsip mudah untuk ditemukan. Begitu juga dengan arsip elektronik, perlu adanya motode untuk mengelola arsip agar mudah dipahami pengguna untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Klasifikasi adalah proses identifikasi kategori atau kategori aktifitas bisnis dan arsip yang mereka ciptakan dan pengelompokaannya ke dalam file untuk memberikan diskripsi, control, links dan menentukan status disposisi dan akses. Pengindeksan pada arsip elektronik sama pentingnya seperti pada arsip yang tercetak karena indeks berguna untuk meletakkan dan menemukan kembali arsip atau informasi yang benar. Pengindekasan pada arsip elektronik hampir sama dengan arsip tercetak, hanya saja unit kerja menjadi field dan subjek menjadi keywords. Fields pada indeks dapat digunakan untuk mengkategorikan arsip, untuk melacak tanggal pembuatan atau retensi arsip atau untuk memasukkan subjek. Pemberian nama pada subjek harus bisa mencerminkan isi atau juga unit kerja pada bentuk cetaknya seperti keuangan. Metode dalam mengelola pengindeksan arsip elektronik : (1) Index Fields, yang menggunakan kata kunci sebagai metode tradisional yang digunakan dalam arsip cetak. Misalnya nomor surat, tanggal pencitaan, dan karakteristik yang lain. (2) Full-text Indexing, yaitu dengan cara meng-install software Optical Character Recognition (OCR), proses ini membaca halaman yang di scan dan kemudian mengindeks setiap kata. Pencarian bisa menggunakan semua kata hamper seperti waktu mencari menggunakan google.com. (3) Folder/file structure, sistem ini menyediakan metode visual dalam pencarian arsip. Arsip cetak dapat dicari dengan melihat strukturnya di dalam filling cabinet. Manajemen arsip elektronik juga harus mempunyai kemampuan yang 22 sama dalam menciptakan kembali sistem fiiling ini dengan berbagai tingkatan. d. Use and tracking : penggunaan dan pelacakan Penggunaan arsip adalah transaksi manajemen arsip yang harus ditangkap oleh sistem sebagai bagian dari metadata. Penggunaan arsip mencerminkan akses terhadap arsip dan status disposisi. Pelacakan terhadap penggunaan dan keberadaan arsip merupakan sistem keamanan organisasi. Pelacakan berfungsi untuk memastikan bahwa orang yang barhak yang diberi ijin untuk mengakses arsip tersebut. Dalam sistem arsip elektronik pelacakan penggunaan arsip secara otomatis akan ditangkap oleh transaksi sistem. Sistem pelacakan harus bisa memastikan lamanya waktu dan pergerakan arsip selalu terekam atau keberadaan arsip selalu terlacak. e. Mengontrol Akses Hal ini merupakan aspek terpenting dalam manajemen arsip elektronik, karena semua yang terhubung dalam jaringan dapat mengakses dan membaca arsip tersebut. Sehingga perlu ada tingkatan yang berbeda dalam antar pengguna dengan mempertimbangkan faktor kerahasiaan dan keamanan arsip. Ketersediaan arsip yang luas dan akses yang fleksibel, dengan menyediakan beberapa cara dalam mengakses arsip tersebut. Manajemen arsip elektronik harus dapat memenuhi kebutuhan masing-masing pengguna dengan lokasi yang berbeda. Keamanan yang komprehensif. Manajemen arsip harus meningkatakan control akses yang kompreshensif dan sederhana. Administrator sistem mengontrol arsip apa yang bisa 23 diakses, dilihat dan di copy bahkan diedit atau dihapus oleh pengguna. f. Retensi Arsip Elektronik Dalam tata arsip tradisional, ketika arsip tidak lagi mempunyai nilai maka arsip tersebut akan dimusnahkan dan jika mempunyai nilai maka arsip tersebut akan terus disimpan. Ada dua pendekatan dalam melakukan retensi arsip elektronik (skupsi,1999) yaitu: (1) Retensi arsip tradisional Yaitu dengan melaporkan kata-kata yang terproses dimana arsip ditemukan pada masing-masing departemen dengan periode retensi arsip yang dimaksud. Kelemahan pendekatan ini adalah judul harus sama persis dan tepat, arsip yang sama mungkin mempunyai nama yang berbeda di setiap departemen. (2) Retensi Arsip berdasarkan fungsi dan hubungan Merupakan pendekatan yang dikembangakan akhir tahun 80-an dengan menggunakan hubungan sistematis dan menghubungkan seluruh data elektronik berdasarkan fungsi organisasi atas informasi yang ada. Contohya keuangan, pemasaran, SDM dan lain-lain dengan menggunakan kode yang sudah di sepakati bersama dan tertuang dalam buku pedoman. Sistem penyimpanan sudah menetapkan tanggal pemusnahan berdasarkan rumus tertentu. g. Pelestarian Hedstrom (1995) mendefinisikan pelestarian digital sebagai upaya untuk mempertahankan kemampuan untuk menampilkan, menemukan kembali, memanipulasi dan 24 menggunakan informasi digital dalam menghadapi perubahan teknologi yang berlangsung secara konstan. Pelestarian digital ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa media penyimpanan digital cepat usang, sementara koleksi tercetak dapat bertahan bertahun-tahun tanpa campur tangan langsung. Sehingga untuk kolekasi digital diperlukan suatu perencanaan yang baik untuk pelestariannya baik itu perangkat keras atau perangkat lunak yang akan dipakai. Tanpa penangan yang baik maka koleksi digital hanya mampu bertahan sekitar sepuluh tahun. Pelesatrian koleksi digital dapat dilihat dari tiga sudut pandang (Graham, 1995), yaitu: (1) Pelestarian medium (media penyimpanan) Dapat dilakukan dengan membuat back up atau copy ke dalam media yang sejenis ataupun melkaukan refresing terhadap media penyimpananya. (2) Pelesatarian teknologi Selain kerusakan pada media penyimpan, yang jadi masalah adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang cepat usang. Langkah pelestarian dengan melakukan migrasi setiap ada perubahan format, sehingga koleksi digital tetap dapat dikases untuk jangka waktu yang lama. (3) Pelestarian intelektual Koleksi digital dapat disalin dengan mudah, sehingga isi informasi dapat dirubah tanpa terdeteksi. Pelestarian intelektual menekankan pada originalitas informasi yang terkandung dalam koleksi digital. 3. Manfaat pengelolaan arsip elektronik a. Cepat ditemukan dan memungkinkan pemanfaatan arsip atau arsip tanpa meninggalkan meja kerja. 25 b. Pengindeksan yang fleksibel dan mudah dimodifikas berdasarkan prosedur yang telah dikembangkan akan menghemat tenaga, waktu dan biaya. c. Pencarian secara full-text, dengan mencari file berdasarkan kata kunci maupun nama dan menemukannya dalam bentuk full text arsip. d. Kecil kemungkinan file akan hilang, hal ini karena kita hanya akan melihat di layar monitor atau mencetaknya tanpa dapat mengubahnya. Kita dapat mencarinya bedasarkan kata atau nama file jika tanpa sengaja dipindahkan. Tentunya ada prosedur unutk membackup ke dalam media lain, misalnya CD atau external hard disk. e. Menghemat tempat, dengan kemampuan 1 CD-RW berkapasitas 700 MB akan mampu menyimpan arsip dalam bentuk teks sebanyak ± 7000 lembar (1 lembar setera dengan 100 KB dalam format PDF) atau ±700 foto (1 foto setara dengan 1 Mb dalam format JPEG). f. Mengarsip secara digital, sehingga risiko rusaknya arsip kertas atau buram karena usia dapat diminimalisir karena tersimpan secara digital. g. Berisiko akan berpindahnya arsip ke folder yang tidak semestinya tau bahkan hilang sekalipun akan aman karena disimpan secara digital. h. Berbagi arsip secara mudah, kerena berbagi arsip dengan kolega maupun klien akan mudah dilakukan memalui LAN bahkan internet. i. Meningkatkan keamanan, karena mekanisme kontrol secara jelas dicantumkan pada buku pedoman pengarsipan secara elektronik, maka orang yang tidak mempunyai otorisasi relatif sulit untuk mengaksesnya. 26 j. Mudah dalam melakukan recovery data, dengan mem-backup data ke dalam media penyimapanan yang compatible. Bandingkan dengan men-recovery arsip kertas yang sebagian terbakar atau terkena musibah banjir ataupun pencurian, pemback-upan akan sulit dilakukan lagi. 4. Kelemahan pengelolaan arsip elektronik a. Adanya peluang untuk memanipulasi file (menciptakan, menyimpan, memodifikasi, atau menghapus) dalam segala cara; b. Kesulitan untuk berbagai file karena format file maupun ketersedian jaringan maupun akses untuk berbagi file dengan yang lain; c. Kemungkinan rusaknya file setiap saat tanpa adanya indikasi terlebih dahulu, misalnya server terserang oleh virus atau terhapusnya data secara permanen kerena tidak sengaja. 3. Keaktifan Belajar a. Pengertian Keaktifan Belajar Keaktifan merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar-mengajar. Dalam keaktifan belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama keaktifan didominasi oleh guru sedang menurut padangan ilmu jiwa modern, keaktifan didominasi oleh siswa. Keaktifan belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan obyek yang sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Keaktifan belajar diperlukan aktivitas, sebab pada 27 prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Dari uraian diatas dapat diambil pengertian keaktifan belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dirangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa juga dapat berlatih untuk berfikir kritis dan serta dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Martinis, 2007:84) faktor-faktor tersebut diantaranya : 1. Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2. Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada siswa). 3. Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa. 4. Memberikan stimulus (masalah,topik dan konsep yang akan dipelajari). 5. Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 6. Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 7. Memberi umpan balik (feed back) 8. Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga kemampua siswa selalu terpantau dan terukur. 9. Menyimpulkan setiap materiyang disampaikan di akhir pelajaran. Effandi Zakaria et al. (2006: ) mengemukanan keaktifan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : “Activity Learning involves learners through activities whwther learners to listen and attention in the learning process. Learning activities musts clearly involve explicit 28 thinking skills and students should know this is to recognize to be introduced or used”. Maksudnya, keaktifan belajar melibatkan peserta didik melalui kegiatan, dimana peserta didik mendengarkan dan memperhatikan dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar jelas harus melibatkan keterampilan berpikir yang eksplisit dan murid harus tahu ini adalah mengenali mereka. Dengan cara ini adalah kemungkinan untuk proses metakognitif untuk diperkenalkan atau digunakan. b. Jenis-jenis Keaktifan Belajar Jenis-jenis keaktifan dalam belajar yang digolongkan oleh Paul B. Diedric (Sardiman, 2011: 101) adalah : (a) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain, (b) Oral Activities, seperti menyatakan bertanya, memberi Listening Activities, merumuskan, saran, berpendapat, diskusi, interupsi, (c) sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, (d) Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, menyalin, (e) Drawing Activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, (f) Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, berkebun, beternak, (g) Mental Activities, misalnya: mengingat, memecahkan soal, menanggapi, sebagai menganalisis, mengambil keputusan, (h) Emotional seperti misalnya, merasa bosan, gugup, contoh Activities, melamun, berani, tenang. c. Manfaat keaktifan dalam pambelajaran adalah: 1) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa. 3) Memupuk kerja sama yang hamonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok. 29 4) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemapuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual. 5) Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah, dan mufakat. 6) Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa. 7) Pembelajaran dan belajar dilaksankan secara realistik dan konkret, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis sehingga menghindarkan terjadinya verbalisme. 8) Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan masyarakat yang penuh dinamika (Oemar Hamalik, 2007:91). B. Penelitian Yang Releven Pembahasan yang relevan merupakan urutan sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang hendak dilakukan. Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Agung Kuswantoro (2010). Kesimpulan dalam penelitiannya adalah 1) pembelajaran praktek kearsipan dengan digital automatic filling cabinet (DAFC) dalam pembelajaran meningkatkan minat, perhatian dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. 2) Guru tidak lagi menjadi sumber tunggal, siswa dapat aktif sendiri menggunakan digital active record staff sehingga siswa menjadi lebih kreatif. Persamaan : merupakan penelitian kuantitatif (eksperiman semu) dengan pembelajaran kearsipan elektronik ditinjau dari aktivitas siswa. 30 Perbedaan : metode pembelajaran yang digunakan adalan pembelajaran kearsipan dengan digital automatic filling cabinet. 2. Saidah (2014). Kesimpulan penelitian adalah 1) perancangan sistem management pengarsipan berbasis elektronik dengan perancangan berbasis Client Server dapat membantu pihak pengelola arsip untuk mengelola arsip secara efektif dan efisien. 2) Dengan menggunakan media elektronik dalam Pengelolaan arsip akan diperoleh manfaat kecepatan, kemudahan dan hemat. Maksud kecepatan adalah penggunaan media elektronik dapat meningkatkan keterampilan pengelolaan arsip. Persamaan : merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan variabel media pembelajaran dan keterampilan pengelolaan arsip. Perbedaan : metode pembelajaran yang digunakan adalah perngarsipan berbasis elektronik dengan perancangan berbasis client server. 3. Zeonaldo, D (2012). Kesimpulan penelitian adalah 1) kemampuan pegawai tata tata usaha dalam mengelola arsip lebih baik setelah menggunakan filling elektronik. 2) kemampuan karyawan dalam mengelola kearsipan meningkat setelah tersedianya sarana yang memadai. Persamaan : merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan pengelolaan kearsipan dan peningkatan keterampilan mengelola arsip Perbedaan : metode yang digunakan adalah perngarsipan berbasis konvensional. 4. Wawan Harianto (2013). Kesimpulan penelitian adalah 1) penerapan arsip elektronik membantu penyebaran informasi yang disimpan dan dikelola dibagian arsip statis. 2) penerapan arsip elektronik dibutuhkan strategi yang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan tujuan organisasi. 31 Persamaan : merupakan penelitian deskriptif dalam penerapan kearsipan elektronik Perbedaan : penerapan arsip elektronik dalam rangka menyelamatkan dan melestarikan informasi yang ada pada arsip tersebut. 5. Arraydev (2009). Kesimpulan penelitian adalah 1) File Elektronik mempunyai manfaat dalam pemberin informasi di bidang teknologi di bidang perpajakan. 2) Dengan menggunakan file elektronik memberikan manfaat yang lebih banyak dibandingkan dengan cara konvensional. Persamaan : merupakan penelitian eksperimen dengan memanfatkan teknologi informasi khususnya dalam menggunakan file elektronik Perbedaan : Penggunaan file elektronik dilakukan untuk mengelola sistem perpajakan dengan menerapkan etika dan aturan yang sesuai. 6. Sing Horij (2013). Kesimpulan penelitian : 1) Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat mempermudah dalam pengelolaan dokumen. 2) Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan sosial dengan cara dan aturan yang lebih mudah diterapkan. Persamaan : merupakan penelitian untuk mengetahui penerapan penggunaan teknologi untuk mempermudah suatu pekerjaan Perbedaan : Merupakan penelitian pengembangan 7. David C Yang (2011). Kesimpulan peelitian : 1) penggunaan sistem file elektronik dapat menjamin keamanan suatu data. 2) File elekronik dapat menghemat dalam penyimpaan file. Persamaan : Penggunaan file elekronik dapat meningkatkan keamanan dalam penyimpanan data Perbedaan : Merupakan penelitian pengembangan dalm penggunaan file elektronik 32 8. Seehusen (2004). Kesimpulan penelitian : 1) penggunaan electronic filling cabinet dapat menghemat dalm penyimapanan arsip yang sebelumnya dilakukan secara konvensional. 2) dengan electronic filling cabinet lebih mudah dipakai dimana saja karena lebih praktis, sehingga dapat meningkatkan keterampilan dalam menyimpan dokumen. Persamaan : merupakan penelitian tentang penerapan penggunaan file elektronik dalam penyimpanan arsip. Perbedaan : penelitian ini untuk mempraktikkan antara teori dan praktik nyata. C. Kerangka Berpikir Berdasarkan penyajian diskriptif teoritik dapat disusun suatu kerangka berpikir untuk memperjelas arah dan maksud penelitian. Kerangka berpikir ini disusun berdasarkan variabel yang dipakai dalam penelitian yaitu media pembelajaran, keaktifan belajar dan keterampilan siswa. Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari keterampilan siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa di antaranya adalah media pembelajaran yang digunakan guru dan keaktifan belajar siswa dan dijabarkan sebagai berikut : 1. Kaitan penerapan pembelajaran kearsipan dengan keterampilan pengelolaan arsip. Penggunaan media mengajar cukup besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar guru dalam mengajar. Pemilihan media mengajar yang tidak tepat justru dapat menghambat tercapainya tujuan pengajaran. Agar media mengajar terpilih dengan tepat, seorang guru harus mengetahui macam-macam media dalam mengajar dan mengetahui topiktopik apa saja yang efektif bila disampaikan dengan media tersebut. Disamping itu guru harus memperhatikan faktor-faktor luas seperti tujuan yang akan dicapai, materi, yang akan disajikan, kondisi lingkungan, dan siswa itu sendiri. 33 2. Kaitan keaktifan belajar dengan keterampilan pengelolaan arsip Penggunaan kearsipan elektronik sebagai media pembelajaran diharapkan siswa akan lebih mudah memahami materi pengelolaan arsip serta mampu membuat keaktifan belajar kearsipan meningkat karena di dalam kearsipan elektronik terdapat fasilitas-fasilitas yang tidak ditemukan dalam kearsipan yang konvensional seperti beberapa menu atau fitur dari sistem yang dirancang dan dibangun seperti agenda, document management,user management, seting retensi, setting subject dan setting sub subject melalui software pdf creator yang akan disampaikan guru sehingga pembelajaran kearsipan menjadi lebih menarik dan menyenangkan serta merangsang siswa untuk aktif dalam mempelajari kearsipan. 3. Kaitan penerapan pembelajaran kearsipan dan keaktifan belajar dengan keterampilan pengelolaan arsip Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pengajaran yang menggunakan media pembelajaran dengan software kearsipan elektonik terhadap keterampilan dalam mengelola arsip serta ada pengaruh yang signifikan antara pengajaran yang menggunakan media pembelajaran dengan software kearsipan elektronik ditinjau dari keaktifan belajar siswa secara bersama-sama terhadap keterampilan dalam pengelolaan arsip. Berdasarkan pemikiran di atas dapat diuraiakan bahwa pembelajaran kearsipan dengan menggunakan media pembelajaran kearsipan elektronik dapat meningkatkan keterampilan dalam pengelolaan arsip yang lebih baik dibandingkan dengan pemelajaran kearsipan secara manual. Sedangkan faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar penggunaan media pembelajaran yang digunakan guru dan keaktifan belajar siswa. Sehingga pembelajaran kearsipan dengan menggunakan media pembelajaran kearsipan elektronik menghasilkan keterampilan siswa yang lebih tinggi dalam 34 pengelolaan arsip dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa dengan keaktifan belajar tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan pemikiran diatas dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut : Media Pembelajaran dengan Software Kearsipan Elektronik Keterampilan Pengelolaan Arsip Elektronik Pembelajaran Pengelolaan Arsip Gambar 1. Kerangka Pemikiran Dalam Penelitian D. Hipotesis Berdasarkan teori dalam kerangka berpikir di atas, dibuat rumusan hipotesis sebagai berikut: 1. Dengan menggunakan media kearsipan elektronik akan mempermudah dalam pengelolaan arsip pada siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran Semester Gasal tahun pelajaran 2015-2016. 2. Pembelajaran kearsipan dengan menggunakan media elektronik dapat meningkatkan keterampilan pengelolan ditinjau dari keaktifan belajar pada siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran Semester Gasal tahun pelajaran 2015-2016. 3. Ada korelasi penerapan pembelajaran kearsipan dengan menggunakan media kearsipan elektronik dan keaktifan belajar terhadap keterampilan pengelolaan arsip pada siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran Semester Gasal tahun pelajaran 2015-2016.