fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan program studi pendidikan

advertisement
STUDI DESKRIPTIF MATERI AKIDAH AKHLAK DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS III
MI I'ANATUSH SHIBYAN BAWU BATEALIT JEPARA
TAHUN PELAJARAN 2014-2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Bidang Pendidikan Agama Islam
Oleh:
ZUMROTUN
131310001373
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2015
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Zumrotun
NIM
: 131310001373
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Progdi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Jepara, September 2015
Penulis
ZUMROTUN
NIM. 131310001373
iii
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 (Empat) Eksemplar
Jepara, 28 September 2015
Hal
Kepada:
: Naskah Skripsi
a.n. Sdri : Zumrotun
Yth. Bapak Dekan Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
“UNISNU” Jepara
Assalamualaikum Wr.Wb.
Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini
saya kirimkan Naskah Skripsi Saudara :
Nama
: Nasriyah
NIM
: 131310001373
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: STUDI DESKRIPTIF MATERI AKIDAH AKHLAK
DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PADA SISWA
KELAS
III
MI
I'ANATUSH
SHIBYAN
BAWU
BATEALIT JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014-2015
Dengan ini saya mohon agar Skripsi Saudara tersebut dapat dimunaqasahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih..
Wassalamualaikum Wr.Wb
Pembimbing
Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, penulis panjatkan atas
segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam, semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah
membawa dan mengembangkan Islam hingga seperti sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini berkat adanya usaha dan
bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak
akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhtarom, HM, selaku Rektor UNISNU Jepara
2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UNISNU Jepara yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag selaku pembimbing yang memberi
bimbingan dan arahan, sehingga menambah wawasan kepada penulis
4. Semua Dosen UNISNU Jepara yang memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis dari mata kuliah yang ada
5. Kepada Bapak Kepala Sekolah beserta Bapak dan Ibu guru MI I’anatush
Shibyan Bawu Batealit Jepara yang mengijinkan dalam penyusunan skripsi
ini.
vi
6. Kepada orang tuaku yang memberikan do’a restu sehingga dapat
menyelesaikan kuliah ini
7. Kepada suami dan anak-anakku yang selalu mendukung dan memberikan
semangat untuk menyelesaikan kuliah ini.
8. Kepada teman-temanku senasib seperjuangan yang memberikan saran dan
motivasi dalam rangka menyelesaikan skripsi
Jepara, September 2015
Penulis
ZUMROTUN
NIM. 131310001373
vii
ABSTRAK
Zumrotun (NIM.131310001371). Studi Diskriptif Materi Akidah Akhlak
dalam Pembentukan Karakter pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu
Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Jepara : Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam UNISNU JEPARA,
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ; 1). Untuk memberi dan
menambah wacana tentang Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter
Siswa. 2). Untuk mengkaji Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter
Anak Pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik Analisis
Deskriptif Kualitatif. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan
menggunakan pendekatan deduktif dan pendekatan induktif. Permasalahan
tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di MI I'anatush
Shibyan Bawu Batealit Jepara dijadikan sebagai sumber data. Data diperoleh
dengan cara wawancara terstuktur, observasi dan studi dokumentasi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Efektifitas Materi Akidah Akhlak
dalam Pembentukan Karakter Siswa, dapat dilihat dengan kontribusi pembelajaran
akidah akhlak seperti halnya yang telah diuraikan diatas, maka setidaknya ada
kesamaan tujuan dengan pendidikan karakter, yaitu ingin menciptakan manusia
yang berkarakter dan bermoral. Materi yang diajarkan dalam pembelajaran akidah
akhlak memberikan peran penting dalam pembentukan karakter anak, karena
secara garis besar materi akidah akhlak mengajarkan hubungan baik secara
vertical dan horisontal. (2) Efektifitas Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan
Karakter Anak Pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun
2014-2015. Bahwa pendidikan akidah akhlak pada siswa kelas III di MI I'anatush
Shibyan memiliki peran penting dalam menanamkan karakter anak, diantaranya :
Adanya pengaplikasian terhadap materi pembelajaran akidah Akhlak, Adanya
perubahan sikap positif pada siswa, Siswa dapat mengetahui mana sikap terpuji
dan sikap tercela dalam kehidupan sehari-hari dan Siswa mampu meneladani
kisah-kisah dari para nabi dan sahabat yang mampu membentuk karakter anak.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi
dan masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua
pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah UNISNU JEPARA.
Kata Kunci: Materi Akidah Akhlak , Pembentukan Karakter
viii
MOTTO
ِ
‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِو‬
َ َ‫ ق‬:‫َع ْن اَِ ِْب ُىَريْ َرَة أَنَّوُ َكا َن يَ ُق ْو ُل‬
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬
ِ
ٍ
ِ
ُ‫ َما م ْن َم ْولُْود إِالَّ يُ ْولَ ُد َعلَى اْلفطَْرِة فَاَبَ َواه‬:‫َو َسلَّ َم‬
ِِ‫صران‬
ِِ‫ي ه ِّودان‬
)‫(رواه مسلم‬.‫سانِِو‬
‫ج‬
‫ُي‬
‫و‬
َ
‫ٵ‬
‫و‬
‫ن‬
‫ي‬
‫و‬
َ
‫و‬
ِّ
ِّ
ُ
َ
َ
َ َ ُ ْ َ َُ
َ
*
"Dari Abu Hurairah, beliau berkata: Bahwasanya Rasulullah SAW.
Bersabda: “Tiada seorang manusia dilahirkan kecuali dilahirkan atas
dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan Yahudi,
Nasrani atau Majusi”. (HR. Muslim)
*
Imam ibn Husain Muslim ibn Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi al-Naisaburiy, Shahih
Muslim, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, t..t.), hlm. 457.
ix
PERSEMBAHAN
Setiap titik tinta yang tergores dalam kertas ini dengan segala hormat
penulis mempersembahkan sebagai bakti kepada mereka yang berjasa dan
memberikan do’a restu:
1. Buat kedua orang tuaku dan mertuaku yang memberikan do’a restu dalam
melanjutkan kuliah sehingga dapat menyelesaikan dengan baik
2. Buat suamiku, H. Kasdono yang selalu mendukung dan memberi
semanagt untukku.
3. Buat putra-putriku, (Tafrikhan, Dewi Susanti, S.Pd.AUD, Ilmi Khasib),
menantu dan para cucu-cucuku yang selalu mendoakan, menginspirasi,
memotovasi, menghibur dan mengobati lelah ku.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
HALAMAN DEKLARASI..................................................................................... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ix
ABSTRAK
...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
BAB I
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
............................................................ 1
B. Penegasan Istilah .........................................................................4
C. Rumusan Masalah .......................................................................8
D. Tujuan Penelitian .........................................................................9
E. Manfaat Penelitian .......................................................................9
F. Metodologi Penelitian ................................................................10
G. Sistematika Penulisan ................................................................14
BAB II
: LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Akidah Akhlak .....................................................17
1. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak ..............................19
xi
2. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak ....................................20
B. Pembentukan Karakter
1. Pengertian Karakter ................................................................23
2. Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Pembentukan
Karakter .................................................................................28
3. Strategi Internalisasi Pembentukan Karakter anak ................32
BAB III : KAJIAN OBJEK PENELITIAN
A. Situasi Umum Objek Penelitian MI I’anatush Shibyan Bawu
Jepara
1. Tinjauan Historis MI I’anatush Shibyan Bawu ......................35
2. Profil MI I’anatush Shibyan Bawu ........................................36
3. Visi Misi MI I’anatush Shibyan Bawu ..................................37
4. Keadaan Siswa dan Guru MI I’anatush Shibyan Bawu .........38
5. Keadaan Sarana Prasarana MI I’anatush Shibyan Bawu .......40
B. Pelaksanaan Pembelajaran Akidah Akhlak di kelas III MI
I’anatush Shibyan Bawu.
1. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak di kelas III MI
I’anatush Shibyan Bawu ........................................................41
2. Kompetensi Pembelajaran Akidah Akhlak ............................42
3. Proses Pembelajaran Akidah Akhlak .....................................43
4. Strategi, Pendekatan dan Prinsip Pembelajaran Akidah
Akhlak ....................................................................................44
5. Metode Pembelajaran Akidah Akhlak ...................................45
xii
6. Media Pembelajaran Akidah Akhlak .....................................46
7. Pelaksanaa Pembelajaran Akidah Akhlak pada Siswa Kelas
III MI I'anatush Shibyan .......................................................46
BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. Analisis Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan
Karakter Anak ............................................................................50
2. Analisis Karakter Anak pada Siswa Kelas III MI I'anatush
Shibyan ........................................................................................53
3. Analisis
Kontribusi
Materi
Akidah
Akhlak
dalam
Pembentukan Karakter Anak pada Siswa Kelas III MI
I'anatush Shibyan ........................................................................54
BAB V
: PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................58
B. Saran–saran .................................................................................59
C. Penutup ........................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Data jumlah siswa dalam 6 tahun terakhir .................................... 38
Tabel 2
: Guru dan Karyawan MI I’anatush Shibyan Bawu Batealit Jepara 39
Tabel 3
: Sarana Prasarana MI I’anatush Shibyan Bawu Batealit Jepara ..... 40
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Pada dasawara terakhir ini, kompleksitas permasalahan seputar
karakter atau moralitas bangsa Indonesia sudah cukup memprihatinkan.
Hampir setiap hari, semua media memuat berita tentang permasalahan moral
bangsa, mulai dari tawuran antar pelajar, kebiasaan menyontek saat ujian,
seks bebas, pemerkosaan dan berbagai kekerasan terhadap anak dan remaja.
Kondisi krisis dan dekadensi moral ini menandakan bahwa seluruh
pengetahuan agama dan moral yang didapatkannya dibangku sekolah ternyata
tidak berdampak terhadap perubahan perilaku manusia Indonesia.1 Mereka
lupa bahwa kecerdasan yang tinggi tidak akan berguna tanpa ada karakter
yang baik. Bahkan orang yang paling sempurna dan utama adalah orang
muslim yang memiliki akhlak atau karakter yang baik,
sesuai dengan sabda Rosulullah :2
)‫أَ ْفضَلَُال ُم ْؤ ِم ِنيْنَإِيْماناًَأحْ سنُهُ ْمَ ُخلُقَا ً(رواهَابنَماجوَعنَابنَعمر‬
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling
baik akhlaknya.” (HR. Ibnu Majjah bin Abi Umar)
Pendidikan itu sendiri sesungguhnya bertujuan membimbing manusia
kearah kedewasaan supaya anak didik dapat memperoleh keseimbangan
1
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasi dalam Lembaga Pendidikan,
(Jakarta; Kencana, 2011),Cet. II, hlm. 2
2
-, Mukhtarul Alhadits Annabawiyah, (Jepara; Ma;arif, 1994), hlm. 1
1
2
antara perasaan dan akal budinya serta dapat mewujudkan secara seimbang
pula dalam perbuatan konkret.3
Untuk itu, sekolah-sekolah yang ada saat ini perlu menata ulang segala
system yang ada didalamnya dan lebih difokuskan pada penanaman karakter
melalui pendidikan agama. Diungkapkan oleh Syamsyu Yusuf dan Nani M.
Sugandhi, yang mengutip pernyataan dari Zakiyat Darajat, bahwa pendidikan
agama disekolah dasar merupakan dasar bagi pembinaan sikap positif
terhadap agama dan pembentukan kepribadian dan akhlak anak. Apabila
berhasil, maka pengembangan sikap keagamaan pada masa remaja akan
mudah, karena anak telah mempunyai pegangan atau bekal dalam
menghadapi berbagai goncangan yang biasa terjadi pada masa remaja.4
Pada struktur kurikulum, mata pelajaran akidah akhlak memberikan
andil yang besar terhadap pembentukan karakter siswa. Tertera sangat jelas
pada lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor
2
Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, bahwa Mata
pelajaran Akidah Akhlak bertujuan Mewujudkan manusia Indonesia yang
berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari
baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran
dan nilai-nilai akidah Islam.5
3
Marijan, Metode Pendidikan Anak, (Yogyakarta;Sabda Media,2012), hlm. 24
Syamsyu Yusuf dan Nani M. Sugandhi,Pengembangan Peserta Didik, (Jakarta: rajawali
Press,2011), Cet.II, hlm. 69
5
----, lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
di Madrasah, hlm. 19
4
3
Ruang lingkup mata pelajaran akidah akhlak pada tingkat Madrasah
Ibtidaiyah meliputi aspek akhlak (keimanan), aspek akhlak, aspek adab Islam,
dan aspek kisah keteladanan. Dari beberapa aspek tersebut nantinya
diharapkan siswa memiliki karakter yang mulia.
Harapan tersebut tertera dalam lampiran PERMENAG NO 2 TAHUN
2008, SKL mata pelajaran Akidak Akhlak, diharapkan siswa mampu
meningkatkan pemahaman dan keyakinan terhadap rukun iman melalui
pembuktian dengan dalil naqli dan aqli, serta pemahaman dan penghayatan
terhadap al-asma' al-husna dengan menunjukkan ciri-ciri/tanda-tanda perilaku
seseorang dalam fenomena kehidupan dan pengamalannya dalam kehidupan
sehari-hari.6
Dan juga siswa mampu membiasakan akhlak terpuji seperti ikhlas, taat,
khauf, taubat, tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, qana’ah, tawadhu’, husnuzhzhan, tasamuh, ta’awun, berilmu, kreatif, produktif dan pergaulan remaja,
serta menghindari akhlak tercela seperti riya, nifak, ananiah, putus asa,
marah, tamak, takabur, hasad, dendam, ghibah, fitnah, dan namimah.7
Dari sinilah penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana materi akidah
akhlak
dalam
pembentukan
karakter
siswa,
dimana
penulis
akan
mendiskripsikan materi akidak akhlak dalam pembentukan karakter siswa
dengan mendeskripsikan keadaan riil yang ada melalui pembelajaran akidak
aklah kelas III di MI I'anatush Shibyan Bawu Tahun Pelajaran 2014-2015.
Dalam penelitian ini penulis lebih menekannkan pada materi yang berkaitan
6
7
Ibid,
Ibid
4
dengan aspek akhlak dan aspek kisah keteladanan dalam mata pelajaran
akidah akhlak kelas III Madrasah Ibtdaiyah.
B. Penegasan Istilah
Penegasan istilah merupakan hal yang penting, yaitu untuk menghindari
adanya multiintepretasi dan pemahaman yang salah terhadap judul skripsi
serta dengan harapan tercapainya keselarasan pemahaman terhadap isi skripsi.
Oleh karena itu, penulis perlu mempertegas istilah yang ada dalam judul.
Adapun judul skripsi ini adalah STUDI DESKRIPTIF MATERI AKIDAH
AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PADA SISWA
KELAS III MI I'ANATUSH SHIBYAN BAWU TAHUN PELAJARAN
2014-2015
1. Materi Akidah Akhlak
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, materi berarti benda, zat, atau
Sesuatu yang menjadi bahan untuk berfikir, berunding, mengarang dan
sebagainya.8
Aqidah erat kaitannya dengan keyakinan seseorang. Sebagaimana
diungkapkan oleh Moh. Selamet Untung, MA., bahwa aqidah islamiyah
selalu berhubungan dengan persoalan utama keimanan sebagaimana
tercantum dalam rukun iman.9
8
Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang; Widya Karya,
2014), cet. X,Hlm,.313
9
Slamet Untung, Menelusuri Metode Pendidikan Ala Rosulullah, (Semarang, Pustaka Rizki
Putra,2007),Hlm. 118
5
Sedangkan akhlak Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani, adalah
suatu ilmu yang menjelaskan baik dan buruk, menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan
yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.10
Jadi materi akidah akhlak disini adalah sesuatu yang berhubungan dengan
Akidah yakni yang berhubungan dengan keyakinan atau rukun iman dan
Akhlak yakni yang berhubungan dengan ketentuan baik buruk, dimana
hal tersebut menjadi bahan berfikir dan berunding.
Dalam hal ini penulis membatasi materi akidah akhlak yang digunakan
dalam penelitian ini adalah materi pada tingkat dasar atau tingkat
madrasah ibtidaiyah.
Adapun SK KD pada mata pelajaran akidah akhlak kelas 3 Madrasah
ibtidaiyah adalah :
Kelas III, Semester 1
Standar Kompetensi
1. Memahami kalimat
thayyibah (takbir), al-Asma
al-Husna (al- Adhim, al-
10
Kompetensi Dasar
1.1 Mengenal Allah melalui kalimat
thayyibah (takbir)
1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat
Kabiir, al-Karim dan al-
Allah yang terkandung dalam al-
Malik)
Asma al-Husna (al- Adhim, al-Kabiir,
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif islam, (Bandung:Remaja
Rosdakarya,2011), hlm,10
6
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
al-Karim dan al-Malik)
1. Beriman kepada
1.1 Mengenal malaikat-malaikat Allah.
malaikat-malaikat
Allah
3. 2. Membiasakan akhlak
terpuji
2.1 Membiasakan sifat kasih sayang dan
taat dalam kehidupan sehari-hari.
2.2 Membiasakan berakhlak baik
terhadap kedua orang tua dalam
kehidupan sehari-hari melalui kisah
Nabi Ismail.
4. 3. Menghindari akhlak
tercela
3.1 Menghindari sikap durhaka kepada
kedua orang tua melalui kisah Kan’an
Kelas III, Semester 2
Standar Kompetensi
5. 4. Memahami kalimat
thayyibah thayyibah
(ta’awud), al-Asma al-
Kompetensi Dasar
4.1 Mengenal Allah melalui kalimat
thayyibah (ta’awud)
4.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat
Husna (al-Baathin, al-
Allah yang terkandung dalam al-
Waliy, al-Mujib dan al-
Asma al-Husna (al-Baathin, al-Waliy,
Wahhaab)
al-Mujib dan al-Wahhaab)
6. 5. Beriman kepada mahluk
ghaib selain malaikat
5.1. Mengenal mahluk ghaib selain
malaikat (jin dan syetan)
7
Standar Kompetensi
7. 6. Membiasakan akhlak
terpuji
Kompetensi Dasar
6.1. Membiasakan sikap rukun dan tolong
menolong
6.2. Membiasakan berakhlak baik
terhadap saudara dalam kehidupan
sehari-hari
8. 7. Menghindari akhlak
tercela
7.1. Menghindari sifat khianat, iri dan
dengki melalui kisah kelicikan
saudara-saudara Nabi Yusuf a.s.
Berdasarkan SK KD diatas, maka penulis akan menfokuskan pada aspek
psikomotorik karena penelitian ini berhubungan dengan pembentukan
karakter siswa. Aspek psikomotorik pada SK KD diatas meliputi
pembiasaan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela.
Ada 7 karakter yang akan dikembangkan dalam materi akidah akhlak kelas
III di tingkat Madrasah Ibtidaiyah, meliputi : nilai religius, jujur, tanggung
jawab, Santun, Toleransi, peduli dan cinta ilmu.
2. Karakter
Secara etimologi, kata karakter berasal dari bahasa Inggris (character)
dan Yunani (character) yang berarti membuat tajam, membuat
mendalam. Karakter juga bisa diartikan sebagai tabiat, perangai atau
perbuatan yang selalu dilakukan (kebiasaan). Karakter juga diartikan
8
sebagai watak atau sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap
pikiran dan tingkah laku.11
Kata karakter, menurut Simon Philips adalah sekumpulan tata nilai yang
menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku
yang ditampilkan.12 Menurut Koesoema, bahwa karakter itu sama dengan
kepribadian, yang dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya yang
khas yang dimiliki seseorang yang bersumber dari bentukan – bentukan
yang diterima di lingkungan.13
Jadi yang dimaksud dengan judul diatas adalah bahwa penulis akan
melakukan penelitian tentang Materi yang diterapkan atau diajarkan di
madrasah ibtidaiyah sebagai usaha untuk membangun karakter anak. Penlitian
ini dikhususkan pada materi akidah akhlak kelas III Madrasah Ibtidaiyah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dan latar belakang di atas, penulis akan
merumuskan beberapa masalah yang akan dikaji dan diteliti dalam skripsi ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Siswa di
Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015?
2. Bagaimana Karakter Anak Pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan
Bawu Jepara Tahun 2014-2015?
11
Mahbubi, Pendidikan karakter, Implementasi Aswaja sebagai nilai pendidikan
karakter,(jogjakarta:Pustaka Ilmu,2012), hlm, 39
12
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi, (Bandung;alfabeta,2012),
Cet.II, hlm. 2
13
Ibid
9
3. Bagaimana Kontribusi materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan
Karakter Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 20142015?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberi dan menambah wacana tentang materi akidah akhlak
dalam pembentukan karakter siswa di Kelas III MI I'anatush Shibyan
Bawu Jepara Tahun 2014-2015.
2. Untuk memberi dan menambah wacana tentang karakter anak pada siswa
Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015.
3. Untuk Mengkaji Kontribusi materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan
Karakter Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 20142015.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritik
a. Untuk mengetahui Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan
Karakter Anak Pada Siswa
b. Untuk mengetahui karakter anak pada siswa Kelas III MI I'anatush
Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015.
10
c. Agar mengetahui Kontribusi materi Akidah Akhlak dalam
Pembentukan Karakter Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu
Jepara Tahun 2014-2015.
2. Secara Praktik
a. Bagi peneliti:
Untuk
meningkatkan
pengetahuan
tentang
pendidikan
khususnya yang berhubungan dengan topik penelitian.
b. Bagi masyarakat dan insan pendidikan:
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
khasanah wacana pendidikan islam khususnya yang berkaitan dalam
membangun karakter anak bangsa.
F. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode,
antara lain:
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif. Pendekatan ini penelitian yanag temuan – temuannya
tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.14
Biasanya penelitian kualitatif ini dilawankan dengan penelitian
kuantitatif, dengan alasan bahwa penelitian dengan pendekatan kualitatif
ini dalam penjabarannya menggunakan kata- kata, sedangkan pendekatan
kuantitatif menggunakan angka- angka. Namun demikian tidak berarti
14
Saifudin Azwar,Metode Penelitian,(Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet XII, hlm. 4
11
bahwa dalam penelitian kualitatif ini peneliti sama sekali tidak
diperbolehkan menggunakan angka.
15
dalam hal tertentu peneliti boleh
menggunakan angka misalnya untuk Jumlah Siswa, Biaya Sekolah dan
lain - lain. Yang tidak tepat disini adalah apabila dalam penjabarannya
menggunakan rumus statistik, hal ini sejalan dengan pengertian dari
penelitian kualitatif diatas.
Jadi pendekatan kualitatif disini, dalam laporannya akan berisi
tentang kutipan – kutipan data dari berbagai sumber buku yang
berhubungan dengan permasalahan yang akan dikaji.
2. Sumber Data
Istilah data merujuk pada material kasar yang dikumpulkan
peneliti dari dunia yang sedang mereka teliti. Data dalam penelitian
adalah bagian – bagian khusus yang membentuk dasar – dasar analisa.16
Data meliputi apa yang dicatat, apa yang diciptakan oleh orang lain atau
apa yang ditemukan oleh peneliti yang sesuai dengan objek yang di teliti.
Dalam penelitian ini, sumber yang akan diambil oleh penulis
berasal dari beberapa hal baik yang bersifat primer maupun yang bersifat
sekunder. Sumber data yang bersifat primer adalah sumber utama yang
langsung diperoleh untuk tujuan penelitian. Sumber primer dalam
penelitian ini adalah hasil observasi, dan wawancara secara langsung
pada sumber data. Dimana sumber data di sini adalag guru mata
pelajaran akidah akhlak kelas III MI I'ANATUSH SHIBYAN BAWU
15
16
Ahmad Tazed, Pengantar Metode Penelitian,(Yogjakarta: Teras, 2009), hlm, 102
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisi Data, (Jakarta: Raja walipress, 2011), hlm. 65
12
Sedangkan data yang bersifat sekunder adalah semua data kedua
yang menunjang penelitian, baik yang mendukung maupun yang
melemahkan teori dari sumber utama. Buku sekundar yang digunakan
dalam penelitian ini cukup banyak, yaitu semua buku yang mememiliki
keterkaitan dengan objek penelitian dan dapat menunjang penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Drs. S. Margono, teknik Dokumenter merupakan alat
pengumpulan data yang utama karena pengujian hipotesis yang
diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori, atau hukum
– hukum yang diterima baik mendukung maupun yang menolak
hipotesis tersebut.17
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
adalah :
a. Dokumentasi, yaitu menggumpulkan data dengan melihat atau
mencatat suatu laporan yang sudah tersedia.18 Penulis mengambil
data dari studi kepustakaan dengan jalan mempelajari literatur dan
buku-buku dan juga data dari beberapa instantsi atau orang lain
yang berkaitan dengan permasalahan sebagai penunjang dan
pelengkap dalam memudahkan penelitian ini.
b. Interview (Wawancara) adalah salah satu teknik pengumpulan
data yang pelaksanaanya dilakukan secara lengsung dengan
17
18
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 181
Ahmad Tazed, Op.Cit, hlm. 66
13
sumber.19 Menurut Ahmad Tanzeh, ada dua jenis wawancara
yang lazim digunakan dalam pengumpulan data, yaitu wawancara
berstruktur dan wawancara tak berstruktur20.
Secara definitive yang disebut dengan wawancara berstruktur
adalah wawancara yang sebagian besar jenis pertanyaannya telah
ditentukan
sebelumnya.
Sedangka
yang
disebut
dengan
wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang jenis
pertanyaannya tidak secara ketat atau wawancara yang ditentukan
sesuai dengan kebutuhan saat kegiatan wawancara dilakukan.21
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan jenis wawancara
tak berstruktur.
c. Observasi (Pengamatan) yaitu metode pengumpulan data yang
menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian yang dapat
dilakukan secara langsung dan tidak langsung.22
Teknik observasi ini dibagi menjadi dua tipe, yaitu pengamatan
terstruktur dan tak terstruktur.
Penulis dalam penelitian ini menggunakan pengamatan terstruktur
dimana peneliti sebelumnya telah menentukan indicator –
indicator sebelumnya dari gejala yang diamati, dan peneliti hanya
sebagai pengamat penuh, serta tidak perlu mengambil bagian dari
interaksi dengan anggota kelompok yang diamati.
19
Husain Umar, metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Ekonomi, (Jakarta: Rajawali
press, 2009), Cet II, hlm, 51
20
Ahmad Tazed, Op.Cit, hlm. 63
21
ibid
22
Ibid ., hlm. 58
14
4. Teknis Analisis Data
Metode
analisa
penyederhanaan
data
dalam
adalah
bentuk
metode
yang
yang
mudah
melalui
dibaca
proses
dan
diinterpretasikan.23 Dalam menganalisa data kualitatif ini penulis
menggunakan metode analisa deskriptif, yaitu cara penulisan dengan
cara menggunakan pengamatan terhadap gejala, peristiwa dan kondisi
aktual di masa sekarang. Kemudian diuraikan secara teratur seluruh
data yang diperoleh, baik yang diperoleh dari lapangan maupun yang
diperoleh dari kepustakaan yang ada relevansinya dengan pokok
bahasan. Data-data yang terkumpul disusun secara sistematis
kemudian diadakan analisa secara cermat dan lebih ditekankan pada
proses penyimpulan induktif, yakni cara berpikir yang didasarkan
pada pengetahuan yang bersifat khusus, kemudian dari pengetahuan
tersebut dinilai suatu yang bersifat umum.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian, maka
peneliti menyajikan ini dalam sebuah sistematika yang sistematis, sehingga
mudah untuk dibahas secara komprehensive. Adapun sistematika penulisan
penelitian ini terdiri dari atas:
23
Masri Sangaribun, Metodologi Penelitian Survey, Edisi Revisi (Jakarta : LP3ES, 1989),
hlm. 263.
15
Halaman awal
: terdiri atas halaman judul, halaman nama pembimbing,
halaman nota pengesahan, halaman motto, halaman
persembahan,
halaman
persetujuan
pembimbing,
halaman kata pengantar, halaman daftar isi dan halaman
daftar lampiran.
Bagian Isi
: Terdiri Atas
BAB I
: PENDAHULUAN
berisi : Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Kajian Pustaka, Metodologi Penelitian dan Sistematika
Penulisan
BAB II
: LANDASAN TEORI
Bab
ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti yakni tentang ruang lingkup
materi akidah akhlak secara umum pengertian karakter.
Bab III
: KAJIAN OBYEK PENELITIAN
Bab ini berisi tentang kajian obyek penelitian, tentang
situasi umum objek penelitian yaitu MI I'ANATUSH
SHIBYAN BAWU, dan Pelaksanaan Pelajaran Akidah
Akhlak di kelas III MI I’anatush Shibyan Bawu Batealit
Jepara.
16
Bab IV
: ANALISIS HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang analisa sebagai buah pikiran penulis
berdasarkan data yang telah didapat. Yang meliputi :
analisis materi akidah akhlak dalam pembentukan karakter
anak.
Dan
analisis
materi
akidah
akhlak
dalam
pembentukan karakter anak pada siswa kelas III MI
I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015
Bab V
: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian
dan pengolahan data yang diperolehdan saran–saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Akidak Akhlak
1. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak
Secara etimologi (bahasa) akidah berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu„aqdan, berarti simpul, ikatan perjanjian dan kokoh, setelah terbentuk
menjadi ’aqidah berarti keyakinan.1 Relevansinya antara arti kata ’aqada
dan akidah adalah keyakinan itu simpul dengan kokoh di dalam hati,
bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.
Sedangkan secara istilah (terminologi) akidah terdapat beberapa
definisi, antar lain:
a. Menurut Salih, sebagaimana dikutip oleh Hamka Akidah ialah percaya
kepada Allah SWT, para Malaikat, para Rasul, dan kepada hari akhir
serta kepada qodho dan qodar yang baik ataupun yang buruk”.2
b. Ibnu Taimiyyah sebagaimana dikutip oleh Muhaimin dalam bukunya
“akidah al Washitiyyah”, akidah adalah suatu perkara yang harus
dibenarkan dalam hati, dengan jiwa menjadi tenang sehingga jiwa
menjadi yakin serta mantap tidak dipengaruhi oleh keraguan”.3
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang
1
Munawir, Kamus Besar Bahasa Arab Indonesia, hlm.1023
HAMKA, Pelajaran Agama Islam, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1989), hlm: 8
3
Muhaimin, Dimensi-Dimensi Studi Islam, (Surabaya: Karya Aditama, 1994), hlm: 243
2
17
18
muslim yang bersumber ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap
muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu ‫ خهك‬jamaknya ‫اخالق‬
yang artinya tingkah laku, perangai, tabiat, watak, moral atau budi pekerti.
Sedangkan akhlak menurut istilah didefinisikan sebagai berikut:
a. Imam Al-Ghazali mengemukakan
‫فبنخهك عببرة عه ٌٍئت فى انىفش راصخت عىٍب تصذر االفعبل بضٍُنت ٌَضر مه‬
‫غٍر حبجت انى فكرَرٌَت‬
Akhlak ialah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
segala perbuatan yang dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.4
b. Ibnu Maskawaih dalam kitab Tahzib Al-Akhlaq Wa Tathhir Al-A’raq,
sebagaimana dikutip oleh Abuddin Nata, mendefinisikan :
‫حبل نهىفش داعٍت نٍب انى أفعم نٍب مه غٍر فكر َالٌَت‬
Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.5
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah
sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya artinya sesuatu perbuatan
atau sumber tindak tanduk manusia yang tidak dibuat-buat dan perbuatan
yang dapat dilihat adalah gambaran dari sifat-sifatnya yang tertanam
dalam jiwa, jahat atau baiknya.
4
Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Juz. III, (Beirut: Dar Ihya‟ Kutubil Arabiyyah, t.th.),
hlm. 52.
5
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 3.
19
Mata pelajaran Aqidah Akhlak ialah suatu mata pelajaran yang
mengajarkan dan membimbing siswa untuk dapat mengetahui, memahami
dan meyakini ajaran Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan
tingkah laku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam.
Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan suatu mata pelajaran yang
harus direalisasikan dalam bentuk tingkah laku atau perbuatan yang
harmonis pada siswa, sebab pelajaran Aqidah Akhlak bukan hanya bersifat
kognitif semata melainkan harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab itu seorang guru dalam melaksanakan pengajaran Aqidah
Akhlak harus senantiasa memberi tauladan yang baik bagi siswa saat
berada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Dengan demikian
pengajaran Aqidah Akhlak yang disampaikan oleh guru dapat diterima
oleh siswa semaksimal mungkin, sehingga tujuan yang telah diprogramkan
dapat tercapai.
2. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak
Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata
pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan
dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma' al-husna, serta
penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan
akhlak terpuji dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku
dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial
mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan al-akhlak al-karimah
20
dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari
keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar.
Al-akhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan
dibiasakan sejak dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari,
terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan
krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.
Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan
untuk membekali peserta didik agar dapat:
a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT;
b. Mewujudkan
manusia
Indonesia
yang
berakhlak
mulia
dan
menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan
nilai-nilai akidah Islam.6
3. Materi Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi
pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar
peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta
6
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm.
21
21
pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana pula,
untuk dapat dijadikan perilaku dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai
bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya.
Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah
Ibtidaiyah meliputi:
a. Aspek akidah (keimanan) meliputi:
1) Kalimat thayyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: Laa
ilaahaillallaah,
basmalah,
alhamdulillaah,
subhanallaah,
Allaahu Akbar,ta’awwudz, maasya Allah, assalaamu’alaikum,
salawat, tarji’, laa haula walaa quwwata illaa billah, dan
istighfaar.
2) Al-asma’ al-husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: alAhad, al- Khaliq, ar-Rahmaan, ar-Rahiim, as- Samai’, arRazzaaq, al-Mughnii, al-Hamiid, asy-Syakuur, al-Qudduus, ashShamad, al-Muhaimin, al-‘Azhiim, al- Kariim, al-Kabiir, alMalik, al-Baathin, al-Walii, al-Mujiib, al-Wahhiab, al-’Aliim,
azh-Zhaahir, ar-Rasyiid, al-Haadi, as-Salaam, al-Mu’min, alLatiif, al-Baaqi, al-Bashiir, al-Muhyi, al-Mumiit, al-Qawii, alHakiim, al-Jabbaar, al-Mushawwir, al-Qadiir,al-Ghafuur, alAfuww, ash-Shabuur, dan al-Haliim.
3) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui
kalimat thayyibah, al-asma’ al-husna dan pengenalan terhadap
salat lima waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.
22
4) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab,
Rasul dan Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah)
b. Aspek akhlak meliputi:
1) Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan
disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin,
hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup
sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang,
taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah,
tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian,
dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal.
2) Menghindari akhlak tercela (madzmumah) secara berurutan
disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor,
berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat,
iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah,
pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad.
c. Aspek adab Islami, meliputi:
1) Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air
besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum,
bersin, belajar, dan bermain.
2) Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan
beribadah.
3) Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru,
teman, dan tetangga
23
4) Adab terhadap lingkungan, yaitu: kepada binatang dan tumbuhan,
di tempat umum, dan di jalan.
d. Aspek kisah teladan, meliputi: Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan,
Nabi Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad
SAW, masa remaja Nabi Muhammad SAW, Nabi Ismail, Kan‟an,
kelicikan saudarasaudara Nabi Yusuf AS, Tsa‟labah, Masithah, Ulul
Azmi, Abu Lahab, Qarun, Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul
Kahfi, Nabi Yunus dan Nabi Ayub. Materi kisah-kisah teladan ini
disajikan sebagai penguat terhadap isi materi, yaitu akidah dan akhlak,
sehingga tidak ditampilkan dalam Standar Kompetensi, tetapi
ditampilkan dalam kompetensi dasar dan indikator.7
B. Pembentukan Karakter.
1. Pengertian Karakter.
Belakangan ini persoalan pentingnya pendidikan karakter dalam
sistem pendidikan nasional sering diangkat dalam wacana publik. Wacana
tersebut umumnya berisi kritik terhadap pendidikan yang selama ini
umumnya lebih mengutamakan pengembangan kemampuan akademis
dibanding aspek yang sangat fundamental, yaitu pengembangan karakter,
moral, dan keterampilan.
Seseorang dengan kemampuan yang tinggi dapat menjadi orang
yang tidak berguna atau bahkan membahayakan masyarakat lainnya jika
tidak dibarengi dengan karakter yang tinggi pula. Jadi peran karakter
7
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, hlm. 24-25
24
dalam diri seseorang sangatlah penting, bagaikan pengemudi dalam diri
seseorang.
Menurut Bambang Q-anees dan Adang Hambali, bahwa batasan
karakter berada dalam dua wilayah. Ia diyakini ada sebagian sifat fitri
manusia, sementara pada sisi lain ia diyakini harus “dobentuk” melalui
pendidikan tertentu. Aristoteles menyakini bahwa individu tidak lahir
dengan kemampuan untuk mengerti dan menerapkan standart-standart
moral, dibutuhkan pelatian yang berkesinambungan agar individu
menampakkan kebaikan moral. Sementara Socrates menyakini bahwa
bayi moral dalam diri manusia yang meminta u tuk dilahirkan, tugas
pemdidikan untuk melahirkannya.8
Diungkapkan oleh Prof. Dr. Tobroni, M.Si, Pendidikan adalah
bantuan
untuk
menyadarkan,
membangkitkan,
menumbuhkan,
memampukan dan memberdayakan anak didik akan potensi fitrahnya.9
Pendidikan karakter seharusnya berangkat dari konsep dasar manusia:
fitrah. Setiap anak dilahirkan menurut fitrahnya, yaitu memiliki akal,
nafsu (jasad), hati dan ruh. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:10
ُّ ‫ ع َْه‬، ُ‫ أَ ْخبَ َروَب ٌُُوُش‬،‫َّللا‬
ُ ‫َح َّذثَىَب َع ْبذ‬
:‫ لَب َل‬،ِّ‫انز ٌْ ِري‬
ِ َّ ‫ أَ ْخبَ َروَب َع ْب ُذ‬،‫َان‬
َّ ًَ ‫ض‬
،ًُ‫َّللاُ َع ْى‬
ِ ‫ أَ َّن أَبَب ٌُ َرٌ َْرةَ َر‬،‫أَ ْخبَ َروًِ أَبُُ َصهَ َمتَ ب ُْه َع ْب ِذ انرَّحْ َم ِه‬
8
Bambang Q-anees dan Adang Hambali, Pendidikan Karakter Berbasis
AlQur’an,(Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2008), hlm. 120
9
Tobroni,
Pendidikan
Karakter
Perspektif
Islam,
dalam
http://tobroni.staff.umm.ac.id/2010/11/24/pendidikan-karakter-dalam-perspektif-islampendahulan/
10
Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Barri (penjelasan kitab Shahih al-Bukhari). Terj.
Amiruddin, Jilid XXIII, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008, hlm., 568
25
ْ ِ‫ " َمب ِم ْه َمُْ نُُ ٍد إِ َّال ٌُُنَ ُذ َعهَى ْانف‬:ِ‫َّللا‬
َّ ‫ لَب َل َرصُُ ُل‬:‫لَب َل‬
ُ‫ فَأ َ َب َُاي‬،‫ط َر ِة‬
،‫ أََْ ٌُ َم ِّج َضبوِ ًِ َك َمب تُ ْىتَ ُج ْانبَ ٍٍِ َمتُ بَ ٍٍِ َمتً َج ْم َعب َء‬،ًِ ِ‫ص َراو‬
ِّ َ‫ٌٍَُ ُِّدَاوِ ًِ أََْ ٌُى‬
ْ ِ‫ ف‬:ُ‫ ثُ َّم ٌَمُُل‬،‫ٌَمْ تُ ِحضُُّنَ فٍٍَِب ِم ْه َج ْذعَب َء‬
‫بس‬
َ َّ‫َّللا انَّتًِ فَطَ َر انى‬
ِ َّ َ‫ط َرة‬
ُ ‫ك انهَّ ٍِك َرنِكَ انذ‬
‫ٌِّه ْانمٍَِّ ُم‬
ِ ‫َعهَ ٍٍَْبف ال تَ ْب ِذٌ َم نِ َخ ْه‬
“Abdan Menceritkan kepada kami (dengan berkata) Abdullah
memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari al-Zukhri (yang
menyatakan) Abu salamah bin Abd al-Rahman memberitahukan
kepadaku bahwa Abu Hurairah, ra. Berkata : Rasulullah SAW
bersabda “setiap anak lahir (dalam keadaan) Fitrah, kedua orang
tuanya (memiliki andil dalam) menjadikan anak beragama Yahudi,
Nasrani, atau bahkan beragama Majusi. sebagimana binatan ternak
memperanakkan seekor binatang (yang sempurnah Anggota
tubuhnya). Apakah anda melihat anak binatang itu ada yang cacak
(putus telinganya atau anggota tubuhnya yang lain)kemudian beliau
membaca, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptkan
menurut manusia fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
(itulah) agama yang lurus.”
Dari hadits diatas, keadaan fitrah anak tergantung pada bagaimana
lingkungannya yang akan membentuk kefitrian itu dalam warna tertentu
yang khas. Sejalan dengan hadits yang lain, bahwa Allah menugaskan
kenabian Muhammad untuk menyempurnakan akhlak. Ini berarti telah
ada benih akhlak pada masing-masing manusia, tinggal bagaimana
lingkungan pendidikan mengoptimalkan benih-benih tersebut.
Secara etimologi, kata karakter berasal dari bahasa Inggris
(character) dan Yunani (character) yang berarti membuat tajam,
membuat mendalam. Karakter juga bisa diartikan sebagai tabiat, perangai
atau perbuatan yang selalu dilakukan (kebiasaan). Karakter juga diartikan
26
sebagai watak atau sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap
pikiran dan tingkah laku.11
Menurut Thomas Lickona sebagaimana dikutip oleh Agus
Wibowo, karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespon
situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan
nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggungjawab,
menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya.12
Jika berbicara masalah karakter, tidak akan lepas dengan istilah lain
yang hampir memiliki esensi yang sama dengan kata karakter, yaitu
moral, akhlak dan budi peketi.
Moral berasal dari bahasa latin “Mores” kata jamak dari “ Mos”
yang berarti adat istiadat. Jelasnya lagi Ya‟kub sebagaimana dikutip oleh
Abdul Majid dan Dian Andayani, berpendapat bahwa moral ialah sesuai
dengan ide–ide yang umum diterima tentang tindakan manusia mana yang
baik dan wajar. Jadi sesuai dengan ukuran tindakan–tindakan yang oleh
umum diterima, yang meliputi sosial dan lingkungan tertentu.13
Akhlak berasal dari bahasa arab jama‟ dari “khuluqun” yang
menurut logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.14
Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani,, akhlak adalah suatu ilmu yang
menjelaskan baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
11
Mahbubi, Pendidikan karakter, Implementasi Aswaja sebagai nilai pendidikan
karakter,(jogjakarta:Pustaka Ilmu,2012), hlm, 39
12
Agus Wibowo, pendidikan karakter strategi membangun karakter bangsa
berperadaban,(Yogjakarta:Pustaka Pelajar,2012) Hlm,32
13
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif islam,
(Bandung:Remaja Rosdakarya,2011),hlm,8-9
14
Ibid, hlm,9
27
dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus
dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan
untuk melakukan apa yang harus diperbuat.15 Dalam akhlak ini, kriteria
benar dan salah untuk menilai perbuatan yang muncul merujuk pada Al
Qur‟an dan Sunnah sebagai sumber tertinggi ajaran Islam.16
Abdul Majid dan Dian Andayani, menjelaskan pula, budi pekerti
adalah perilaku yang tercermin dalam kata, perbuatan, pikiran, sikap,
perasaan, keinginan dan hasil karya. Budi pekerti ini bersumber dari nilai
yang luhur dari budaya bangsa Indonesia.17
Kemudian dikemukakan pula oleh Novan Ardy Miyara, M.Pd.I,
bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak
atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang
menjadi pendorong dan penggerak, serta yang menbedakan dengan
individu lainnya.18
Jadi seseorang dikatakan berkarakter, jika telah
berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat,
serta digunakan sebagai moral dalam hidupnya.
Jadi berdasarkan uraian keempat istilah di atas, karakter, moral,
akhlak dan budi pekerti memiliki esensi yang sama. Karena istilah diatas
hakikatnya adalah sama–sama membicarakan sebuah nilai yang ada
dalam diri seseorang.
15
Ibid, hlm,10
Ibid
17
Ibid, hlm,13
18
Novan Ardy Wijaya, Membumikan Pendidikan Karakter di SD, (Jogjakarta:ArRuzz Media,2013). Hlm, 25
16
28
Jadi dapat disimpulkan bahwa karakter adalah suatu sifat, watak
yang ada dalam diri seseorang yang dijadikan landasan dalam bentuk
nyata melalui tindakan, perilaku atau ucapan.
2. Faktor yang Mempengaruhi Karakter Anak.
Kehidupan nyata sering ditemukan kenyataan bahwa seseorang
anak yang masa kecilnya dikenal sebagai anak yang rajin beribadah, baik,
sopan dan disiplin. Namun ketika sekian lama mereka berbaur dengan
lingkungan, berinteraksi dengan orang banyak, tak sedikit ditemukannya
lagi sifat–sifat yang baik pada anak tersebut.
Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani, perjalanan hidup telah
mengubah semua sifat seseorang. Perubahan tersebut dapat disebabkan
oleh faktor ekonomi, keluarga, lingkungan dimana mereka tinggal dan
mungkin pendidikan yang ia dapatkan dari orang dewasa yang ada
disekelilingnya menjadi penyebab utama perubahan drastis
pada diri
anak.19
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan
karakter anak, Faktor tersebut dapat digolongkan kedalam dua bagian,
yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
a. Faktor Intern
Terdapat banyak hal yang mempengaruhi faktor intern ini, diantaranya
adalah :
19
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Peerspektif Islam,
(Bandung:Remaja Rosdakarya,2011), hlm. 16
29
1) Keturunan atau Hereditas.
Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi
perbuatan anak. Karena sebagian besar umur dan waktu seorang
anak berada dibawah asuhan orang tuanya.
Menurut Hari Gurnawan, sifat yang diturunkan itu pada garis
besarnya ada dua macam, yaitu :20

Sifat jasmaniyah, yakni kekuatan dan kelemahan otot–otot
dan urat sarap orang tua yang dapat diwariskan kepada
anaknya.

Sifat ruhaniyah, yakni lemah dan kuatnya suatu naluri dapat
pula
diturunkan
oleh
orang
tua
yang
kelak
akan
mempengaruhi perilaku anaknya.
2) Kehendak atau Kemauan (iradah)
Menurut Hari Gurnawan, kemauan ialah dorongan untuk
melangsungkan segala ide dan segala yang dimaksud, meskipun
untuk mewujudkannya disertai dengan berbagai rintangan dan
kesukaran hidup.21
Dari kemauan dan keinginan itulah yang mendorong seseorang
dengan bersungguh–sungguh untuk berperilaku (berakhlak), sebab
dari kehendak itulah menjelma suatu niat yang baik atau buruk.
Dan tanpa kemauan pula semua ide, keyakinan, kepercayaan dan
20
21
Heri Gunawam, pendidikan Karakter,(Bandung:Alfabeta,2012), Hlm. 21
Ibid, Hlm. 20
30
pengetahuan menjadi pasif, tak kan berarti dan mempengaruhi
apa–apa.
b. Faktor Ekstern
Selain faktor yang bersifat dari dalam yang dapat mempengaruhi
karakter, akhlak, moral dan budi pekerti anak, terdapat juga faktor
eksternal, faktor dari luar diri anak yang turun serta membentuk
karakter seorang anak, diantaranya :
1) Pendidikan
Dr. Yusuf Al-Qardawi (1980) sebagaimana dikutip oleh Imas
Kurniasih, mendefinisikan pendidikan sebagai upaya yang
meliputi keseluruhan hidup individu termasuk akal, hati, ruhani,
jasmani, akhlak dan tingkah laku. Melalui pendidikan segala
potensi yang dianugrahkan oleh Allah SWT. dapat dioptimalkan
dan dikembangkan.22
Ahmad Tafsir (2004:6) sebagaimana dikutip oleh Heri Gunawan,
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha meningkatkan diri
dari segala aspeknya. Pendidikan
mempunyai pengaruh yang
sangat besar dalam pembentukan karakter, akhlak, dan etika
seseorang sehingga baik dan buruknya akhlak seseorang sangat
tergantung pada pendidikannya.23
Dari pendidikan inilah anak banyak mendapatkan pengalaman,
pengetahuan baru yang ikut mematangkan kepribadian anak.
22
Imas Kurniasih, Mendidik SQ Anak Menurut Nabi Muhammad.SAW,
(Yogyakarta:Pustaka Marwa,2010), hlm. 105
23
Heri Gunawan, op.cit, hlm. 21
31
2) Lingkungan
Dr. Zakiyah Daradjat, dkk menjelaskan bahwa lingkungan adalah
sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang
senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh yang ada, baik manusia
maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak
bergerak, kejadian–kejadian yang erat hubungannya dengan
manusia. Sejauh mana seseorang berhubungan dengan lingkungan
maka akan memberikan pengaruh pula kepada dirinya.24
Di lingkungan manusia bergaul, berhubungan dengan manusia
lainnya, sehingga dalam bergaul manusia saling mempengaruhi
pikiran, sifat dan tingkah laku. Lingkungan ini dapat berupa
lingkungan keluarga, lingkungan Masyarakat, perkumpulan teman
dan lainnya.
Jadi, secara garis besar karakter akan dipengaruhi oleh potensi yang
sudah dimiliki sejak ia lahir, kemudian potensi tersebut dikembangkan
dan dibangun melalui pendidikan yang diperoleh di lingkungan secara
luas. Lingkungan tersebut dapat berupa lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat. Pendidikan tersebut dilakukan
secara sengaja dan disadari maupun tanpa disadari pengaruhnya tapi
mampu membentuk atau mempengaruhi karakter seseorang.
24
Hlm.64
Zakiyat Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara,2012), Cet. X,
32
3. Strategi Internalisasi Pembentukan Karakter Anak.
Secara umum, Ratna Megawangi sebagaimana dikutip oleh
Bambang Q-Anees dan Adang Hambali, menengarai perlunya metode 4 M
dalam penerapan pendidikan Karakter, yaitu Mengetahui, mencintai
menginginkan dan mengerjakan (Knowing the good, loving the good,
desiring the good, and acting the good) kebaikan yang dilakukan secara
simultan dan berkesinambungan.25
Metode di atas menunjukkan bahwa karakter harus dilakukan dengan
kesadaran yang utuh. Kesadaran utuh disini adalah sesuatu yang
dilaksanakan secara sadar, diketahui dengan sadar, dilakukan dengan rasa
cinta dan benar–benar diinginkan, tanpa paksaan untuk melakukannya.
Jika sesuatu itu dilaksanakan dengan utuh dan sadar maka akan
menghasilkan karakter atau watak yang utuh dan permanen dalam diri.
Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani, Unsur terpenting dalam
pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran yang di dalamnya
terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya, dan
merupakan pelopor segalanya. Program ini kemudian membentuk sistem
kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola pikiran yang bisa
mempengaruhi perilakunya.26
Menanggapi pendapat yang dikemukaan Abdul Majid dan Dian
Andayani di atas, jika diterapkan di Indonesia rasanya aspek pikiran saja
tidak cukup. Melihat berbagai persoalan moralitas saat ini yang terjadi di
25
Bambang Q-Anees dan Adang Hambali, Pendidikan Karakter berbasis Al
Quran, (Bandung:Simbiosa Rekatama Media, 2008), hlm, 107
26
Abdul Majid dan Dian Andayani,Op.cit, hlm,17
33
Indonesia, di mana pelakunya bukan hanya orang–orang biasa namun,
orang–orang yang luas biasa dengan kemampuan pikiran yang tinggi juga
turut berperan dalam permasalahan tersebut.
Sedikit lebih luas dikemukakan Oleh Heri Gunawan, karakter
dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan
(acting), dan kebiasaan (habit).27 Pengajaran karakter tidak sebatas hanya
pada pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki segudang pengetahuan
tentang nilai kebaikan namun tidak mampu bertindak sesuai dengan
pengetahuannya, maka akan sia–sia saja. Namun jika pengetahuan tersebut
dilaksanakan dan dilatih terus–menerus sehingga menjadi kebiasaan, maka
pengetahuan tersebut akan menjadi karakter yang kokoh dalam diri
seseorang.
Dimensi–dimensi diatas sesuai dengan beberapa aspek domain
pendidikan yang dikembangkan di Indonesia, yaitu tahap pengetahuan
(knowing) mengisi ranah kognitif, kemudian pelaksanaan (acting) mengisi
ranah Psikomotorik, dan kebiasaan (habit) mengisi pada aspek Afektif.
Kemudian dalam penerapannya di lembaga sekolah, Doni A.
Koesoema sebagaimana dikutip oleh Bambang Q-Anees dan Adang
Hambali,
mengajukan
lima
metode
pendidikan
karakter,
yaitu:
mengajarkan, keteladanan, menentukantukan prioritas, Praktis prioritas
27
Heri Gunawan,op,cit. hlm. 38
34
atau pelaksanaan prioritas dan refleksi atau pemantulan diri dari apa yang
sudah dikerjakan.28
Metode pengajaran sangat mutlak diperlukan dalam menanamkan
karakter atau nilai pada anak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Imas
Kurniasih dam bukunya mendidik SQ anak, karakter atau nilai–nilai
tersebut memang terlalu mengawang–awangan untuk anak–anak, akan
tetapi para pendidik harus mampu memberi pemahaman sedikit demi
sedikit pada anak terhadap makna–makna segala sesuatunya, terutama
terhadap fenomena dan pengalaman yang mereka hadapi atau alami.29
Jadi meskipun penerapan karakter sudah memenuhi semua domain
dan sesuai dengan aspek perkembangan anak, yang paling dibutuhkan saat
ini adalah teladan dari semua pihak, baik itu dari orang tua, guru,
masyarakat,dan juga pemerintah. Bukan hanya orang–orang yang harus
dituntut untuk memberi teladan tapi semua sumber referensi yang ada di
sekitar anak juga harus memberikan contoh yang baik sesuai dengan
karakter yang baik yang ingin dikembangkan dalam diri anak.
28
Bambang Q-Anees dan Adang Hambali,op.cit, hlm. 108
Imas Kurniasih, op.cit, hlm. 44
29
BAB III
KAJIAN OBYEK PENELITIAN
A. Situasi Umum Objek Penelitian MI I'anatush Shibyan Bawu Batealit Jepara.
1. Tinjauan Historis MI I'anantush Shibyan Bawu
Yayasan pendidikan islam I’anatush Shibyan yang berkedudukan di
Desa Bawu RT 13 RW 03 Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Jawa
Tengah saat mengelola lembaga pendidikan baik formal maupun non
formal yaitu MI, RA, MADIN dan TPQ di dalam meningkatkan layanan
pendidikan kepada masyarakat melalui penyiapan sarana prasarana serta
kualitas pendidiknya, sangat membutuhkan bantuan baik dari pihak
pemerintah maupun donatur masyarakat.
Warga Desa Bawu yang berjumlah 10 ribu jiwa lebih ( 99,9 %
penduduknya
beragama Islam ), merasa bahwa tersedianya sarana
pembelajaran agama Islam terutama
Diniyyah
Sekolah Agama atau Madrasah
adalah sesuatu yang sangat penting. Untuk itulah Yaysan
Pendidikan Islam (YPI) I’anatush Shibyan yang berada di lingkungan
desa bawu menyadari hal tersebut. Lembaga yang sudah berdiri sejak
tahun 1994 secara bertahap mendirikan lembaga pendidikan, diawal
berdirinya yayasan tersebut mendirikan lembaga pendidikan non formal
yaitu Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) “Raudlatul Athfal” dan Madrasah
Diniyah (MADIN) “I’anatush Shibyan” pada tahun 1994.
35
36
Seiring berjalannya waktu, pengurus yayasan menyadari semakin
berkembannya kemajuan Karena dahsyatnya tantangan global dan
gencarnya budaya
barat yang merusak akhlak dan aqidah , harus
dibendung dengan penyiapan
generasi-ganarsi penerus yang kuat
imannya, matang akhlaknya, dan kualitas keilmuan agamanya dengan
cara mendidik secara matang melalui lembaga-lembaga pendidikan
agama
sejak dini. Lembaga pendidikan yang komplek yang sesuai
dengan kebutuhan zaman, maka pada tahun 2009, Yayasan Pendidikan
Islam (YPI) I’anatush Shibyan mendirikan lembaga pendidikan formal
berbasis islam yaitu tingkat Raudlatul Athfal (RA) setingkat taman
kanak-kanak dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat Sekolah Dasar
(SD)
Lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah / MI I’anatush Shibyan
yang berada di bawah Yayasan Pendidikan Islam I’anatush Shibyan telah
berdiri pada tahun 2009 dan sekarang memiliki Lima rombel belajar
dengan jumlah siswa 137 anak dan 11 Orang guru.dan karyawan, Untuk
melayani murid sebanyak itu dengan layanan yang prima dan berkualitas
baik pun pendidiknya, dari pihak pengelola mau harus didukung pula
dengan sarana prasarana serta kualitas layanan yang bermutu.
2. Profil MI I'anantush Shibyan Bawu
a. Nama Madrasah
: MI I’anatush Shibyan
b. No Statistik Madrasah /NPSN
:111233200171/60712475
c. Akreditasi Madrasah
: Belum
37
d. Alamat Lengkap
: Jl Rukmini
Desa
: Bawu Rt 14 Rw 03
Kecamatan
: Batealit
Kabupaten/kota
: Jepara
Provinsi
: Jawa Tengah
e. No. Telp
: (0291) 4297787
f. NPWP Madrasah
: 02.772.640.5-516.000
g. Nama Kepala Madrasah
: H. Abdul Wahid
h. No Tlp / HP
: 082331842440
i. Nama Yayasan
: I’anatush Shibyan
j. Alamat Yayasan
: Bawu Lor Rt 14 /III
k. No. Tlp Yayasan
: (0291) 4297739
l. No Akte Pendirian Yayasan
: 04.19 Mei 2008
m. Kepemilikan Tanah
: Yayasan
1) Copy Status tanah
2) Luas Tanah1422 m2
n. Status Bangunan
: Yayasan
o. Luas Bangunan
: 392 m2
3. Visi Misi MI I'anantush Shibyan Bawu.
Adapun Visi MI I'anantush Shibyan Bawu adalah Terbentuknya
peserta didik yang berprestasi dan berakhlakul karimah.
Sedangkan misi MI I'anantush Shibyan Bawu adalah Mewujudkan
peserta didik
yang beriman, kreatif, terampil dan berprestasi,
38
Mewujudkan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, sistematik, serta
menyenangkan, dan Mewujudkan manajemen madrasah yang tertib,
efektif, efisien, transparan,dan akuntabel.
Dan tujuan berdirinya MI I'anantush Shibyan Bawu adalah
Memberikan kemampuan dasar peserta didik dalam mengenal,
memahami dan mengamalkan ajaran agama islam, dan membentuk
kepribadian yang berakhlakul karimah, dan Mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berilmu,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta
bertanggung jawab.
4. Keadaan Siswa dan Guru MI I'anantush Shibyan Bawu.
Meskipun baru 6 tahun berdiri, MI I’anatush shibyan cukup
mengalami perkembanagn jumlah murid tipa tahunnya yang signifikan.
Pada tahun 2014/2015 MI I'anantush Shibyan Bawu memiliki siswa
sebanyak 168 siswa, gambaran selanjutnya mengenai jumlah menurut
jenis kelamin dan perbedaan kelas dapat dilihat pada table berikut:
Tabel.1
Data Siswa dalam 6 ( enam ) tahun terakhir
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Kelas 4
Kelas 5
Kelas 6
Tahun
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Ajaran
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
2009/2010
Jml
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
12
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
24
39
2010/2011
13
17
12
12
0
0
0
0
0
0
0
0
54
2011/2012
17
13
13
17
12
12
0
0
0
0
0
0
84
2012/2013
17
13
17
13
13
17
12
12
0
0
0
0
114
2013/2014
8
16
18
12
16
13
14
17
11
12
0
0
138
2014/2015
21
10
10
14
17
13
16
13
14
17
11
12 168
Keberadaan pengajar atau guru dalam suatu lembaga pendidikan
merupakan factor yang sangat penting karena seorang guru adalah
panutan bagi siswa-siswanya. Pendidikan merupakan suatu organisasi,
untuk itulah diperlukan suatu susunan strutural demi terwujudnya kelancaran
pencapaian visi misi lembaga.
Tabel.2
Guru dan Karyawan MI I’anatush Shibyan Bawu
NO
NAMA
TANGGAL LAHIR
TMT
IJAZAH
1
2
3
4
5
1
H. Abdul Wahid
Jepara, 10 Feb 1971
2008
MA
2
Ahmad Nadhori, S.H.I
Demak, 7 Agus 1975
2008
S1
3
Nor Soleh
Jepara, 24 Apr 1979
2008
MA
4
Imam Santoso, S.Pd.
Jepara, 30 Okt 1986
2010
S1
5
Fitrotun Nikmah, S.Pd.I
Jepara, 6 Jan 1992
2010
S1
6
M. Siswanto, S.Pd.I
Jepara, 11 Apr1988
2011
S1
7
Tazid Mujtahid, S.Pd.I
Jepara,15 Octo 1987
2013
S1
8
Isnaini Maulida, S.Pd.I
Jepara, 22 Sept 1990
2014
S1
40
9
H.Lizamuddin
Pati, 10 Juni 1970
2013
MA
11
Abdul Aziz, S.Pd.I
Jepara, 25 Apr1989
2014
S1
12
Mustofa
2008
SMA
factor
penunjan
5. Keadaan Sarana Prasarana MI I’anatush Shibyan Bawu
Sarana
dan
prasarana
pendidikan
adalah
keberhasilan proses pendidikan pada suatu lembaga pendidikan formal
termasuk
media
pendidikan
sebagai
alat
Bantu
dalam
proses
pembelajaran. Berikut ini penulis kemukakan hasil penelitian mengenai
sarana dan prasarana yang tersedia di MI I’anatush Shibyan Bawu
Label 3
Sarana Prasarana MI I’anatush Shibyan Bawu
Jumlah
Jumlah
Jumlah
No
Jenis Prasarana
Ruang
Ruang
Ruang
Kondisi
Kondisi baik
buruk
1 Ruang Kelas
6
2
4
2 Perpustakaan
-
-
-
3 R. Lab. IPA
-
-
-
4 R. Lab. Biologi
-
-
-
5 R. Lab. Fisika
-
-
-
6 R. Lab. Kimia
-
-
-
41
7 R. Lab. Komputer
-
-
-
8 R. Lab. Bahasa
-
-
-
9 R. Pimpinan
1
1
-
10 R. Guru
1
1
-
11 R. Tata Usaha
1
1
-
12 R. Konseling
-
-
-
13 Tempat Ibadah
-
-
-
14 R. UKS
-
-
-
15 Jamban
1
-
1
16 Gudang
-
-
-
17 R. Sirkulasi
-
-
-
18 Tempat Olahraga
1
-
-
-
-
-
-
-
-
R. Organisasi
19
kesiswaan
20 R. Lainnya
B. Pelaksanaan Pelajaran Akidah Akhlak di kelas III MI I’anatush Shibyan
Bawu Batealit Jepara.
Ada beberapa hal yang terkait dengan proses pembelajaran akidah akhlak
di MI I’anatush Shibyan Bawu.
1. Tujuan pembelajaran akidah akhlak di MI I’anatush Shibyan Bawu
42
Sistem pembelajaran akidah akhlak di MI I’anatush Shibyan Bawu
menggunakan kuriklulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Proses
pembelajaran akidah akhlak di MI I’anatush Shibyan Bawu mempunyai
komponen pembelajaran antara lain tujuan, yaitu yang memberikan ke
arah mana pembelajaran aqidah akhlak berjalan. Materi yaitu materi apa
yang harus disampaikan kepada peserta didik. Metode yaitu bagaimana
cara menyampaikan materi yang telah diberikan kepada peserta didik.
Sedangkan media yang dimaksud yaitu media apa saja yang digunakan
pada materi yang akan disampaikan. Adapun tujuan umum yang ingin
dicapai dalam pembelajaran akidah akhlak di MI I’anatush Shibyan Bawu
yaitu untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur (berakhlak mulia), memiliki
pengetahuan
tentang
mengamalkannya
ajaran
dalam
pokok
kehidupan
ajaran
agama
sehari-hari,
serta
Islam
dan
memiliki
pengetahuan yang luas dan mendalam tentang Islam sehingga memadai
baik untuk kehidupan pribadi atau bermasyarakat maupun untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2. Kompetensi Pembelajaran Akidah Akhlak
Muatan materi pembelajaran akidah akhlak di MI I'anatush Shibyan
khususnya kelas III sesuai dengan apa yang tertuang dalam SK KD.
Diberlakukan materi-materi dalam akidah akhlak masih tetap didalamnya
termuat inti pokok dari ajaran Islam yang memuat akidah (masalah
43
keimanan) dan akhlak baik akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama
manusia, atau akhlak terhadap lingkungan.
Adapun materi pelajaran Akidah Akhlak kelas III di MI I'anatush
Shibyan secara Rinci adalah :
a. Semester I, meliputi : Kalimat tayyibah ( Subhanaallah dan
Masyaallah), asmaul husna (al-Musawwir, al-Karim dan al-Halim),
malaikat-malaikat Allah, akhlak terpuji ( rendah hati, santun, ikhlas
dan dermawan) dan akhlak terpuji ( berbakti kepada orang tua dan
meneladani kisah nabi Ismail).
b. Semester II meliputi : Kalimat tayyibah ( kalimat Ta’awun ), asmaul
husna ( al-batin, al-wali, al-mujib dan al-wahhab ), makhluk gaib (jin
dan setan), akhlak terpuji ( rukun, tolong menolong dan berbuat baik
pada sesama), dan akhlak tercela ( hasad dan meneladani kisah nabi
Yusuf AS dan saudaranya).
Materi
tersebut
disampaikan
secara
urut
dan
saling
berkesinambungan, penyampaian materi tersebut sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan gru sebelumnya baik perencanaan melalui RPP,
PROTA ataupun PROMES.
3. Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MI I'anatush
Shibyan
Interaksi yang dilakukan dalam pembelajaran aqidah akhlak dengan
menggunakan dilakukan dua arah yaitu antara guru dan peserta didik
44
saling menghargai dan menghormati dalam proses belajar mengajar, guru
memberikan pertanyaan kepada siswa agar siswa aktif menjawab.
Dalam pelajaran Akidah Akhlak kelas III, interaksi guru terjadi
selama 2 jam dalam satu minggu yaitu pada jam pertama dan kedua (
pukul 07.00 – 08.10 ) setiap hari selasa pada tiap minggunya. Di MI
I'anatush Shibyan mata pelajaran kelas III diampu oleh Bapak Nor Soleh.
4. Strategi, Pendekatan dan prinsip Pembelajaran Akidah Akhlak
Strategi yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran
Akidah Akhlak terkadang dilakukan dengan mengelompokkan siswa yaitu
diantara siswa melakukan pembelajaran tutor sebaya.
Namun kebanyakan stategi yang digunakan pada pembelajaran
akidah akhlak kelas III sering di kuasai oleh guru dimana, guru berperan
sebagai sumber ilmu atau menerangkan tiap-tiap materi.
Dalam kegiatan pembelajaran akidah akhlak di MI I’anatush Shibyan
Bawu beberapa pendekatan, diantaranya:
a. Pendekatan
Rasional,
yaitu
suatu
pendekatan
dalam
proses
pembelajaran yang lebih menekankan kepada aspek penalaran.
Pendekatan ini dapat berbentuk proses berfikir induktif yang dimulai
dengan memperkenalkan fakta-fakta, konsep, informasi atau contohcontoh dan kemudian ditarik suatu generalisasi (kesimpulan) yang
bersifat menyeluruh (umum) atau proses berfikir deduktif yang
dimulai dari kesimpulan umum dan kemudian dijelaskan secara rinci
melalui contoh-contoh dan bagian-bagiannya.
45
b. Pendekatan emosional, yakni upaya menggugah perasaan (emosi)
peserta didik dalam menghayati yang sesuai dengan ajaran agama dan
budaya bangsa.
c. Pendekatan pengalaman, yakni guru memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil
pengalaman ibadah.
d. Pendekatan pembiasaan, yakni guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan ajaran Islam.
e. Pendekatan fungsional, yakni guru dalam menyajikan materi pokok
dari segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
f. Pendekatan keteladanan, yaitu guru memberi contoh yang baik dalam
bergaul dan berperilaku.
5. Metode Pembelajaran Akidah Akhlak
Pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak antara lain dengan
menggunakan metode-metode yang sudah ada yang perlu dikembangkan
dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Diantaranya metodemetode
yang digunakan dalam pembelajaran antara lain:
a. Metode ceramah, Berdasarkan observasi dan wawancara guru metode
ini biasanya digunakan guru pada awal pelajaran. Metode ini bisa
dikatakan sebagai prolog dari awal proses pembelajaran.
b. Metode Tanya jawab, Ini dilakukan agar peserta didik terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tidak
bersifat satu arah, melainkan ada feed back dengan peserta didik.
46
c. Metode Demonstrasi, Metode ini merupakan metode interaksi edukatif
yang sangat efektif dalam membantu murid untuk mengetahui proses
pelaksanaan sesuatu, apa unsur yang terkandung di dalamnya, dan cara
mana yang paling tepat dan sesuai, melalui pengamatan induktif.
d. Metode diskusi, Metode diskusi merupakan metode yang diterapkan
oleh semua guru, sebagai upaya untuk mengembangkan pola pikir
siswa
6. Media Pembelajaran Akidah Akhlak
Selain itu media pembelajaran yang digunakan sesuai materi yang
diajarkan. Kreatifitas guru dalam menggunakan media sangat berpengaruh
dalam keberhasilan pembelajaran. memfasilitasi semua sumber belajar
sesuai kemampuan, baik sumber belajar yang skala besar misal gedung,
sarana ibadah, buku-buku, alat peraga dan sebagainya. Selain itu guru
akidah akhlak juga dituntut oleh sekolah untuk menciptakan media sendiri
yang dapat memperlancar kegiatan pembelajaran akidah akhlak
7. Pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak di MI I’anatush Shibyan Bawu
a. Perencanaan pengajaran akidah akhlak
Di MI I’anatush Shibyan Bawu perencanaan pembelajaran akidah
akhlak kepada anak dalam rencana pengajarannya secara tertulis telah
dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar, termasuk didalammya
juga pengajaran akidah ini.
Pembuatan rencana pembelajaran merupakan keharusan bagi setiap
guru. Perencanaan ini secara tertulis telah disusun oleh guru
47
pembelajaran akidah akhlak di MI I’anatush Shibyan Bawu antara lain
perencanaan program tahunan, program semesteran, program satuan
pelajaran, program rencana harian.
Dalam pembuatan RPP guru lebih banyak mengandalkan kemampuan
dalam menguasai kelas di banding membuat catatan tertulis dalam
proses pelaksanaannya. Untuk program tahunan dan program
semesteran disusun pada awal tahun pelajaran oleh guru bidang studi
akidah. Sedangkan program satuan pelajaran yang ada disusun oleh
guru pengajaran aqidah. Guru bidang studi akidah juga dituntut untuk
membuat rencana harian pada waktu guru akan melaksanakan tugas
mengajar.
b. Pelaksanaan pengajaran
Dari hasil observasi kelas yang dilakukan di MI I’anatush Shibyan
Bawu adalah sebagai berikut:
Pada saat observasi kelas dilakukan, materi yang sedang diajarkan
adalah: al-asma' al-husna, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Pendahuluan.
a) Guru membuka pelajaran dengan salam.
b) Guru mengulangi materi yang disampaikan minggu lalu.
2) Kegiatan inti.
a) Guru membacakan pokok-pokok materi pelajaran serta
menyampaikan tujuan mempelajarinya yaitu tentang al-asma'
al-husna
48
b) Guru memberi tugas kepada siswa untuk mencatat hal-hal baru
yang disampaikan oleh guru, yang belum tertulis didalam buku
pegangan siswa.
c) Guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan
metode ceramah, diselingi dengan cerita, dan dengan beberapa
kali memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang
diajarkan guna memperjelas dan memperdalam materi
pelajaran.
3) Penutup.
a) Guru mengadakan post tes dengan memberikan pertanyaan
secara lisan.
b) Guru menutup pelajaran dengan salam.
c. Pembentukan Karakter pada Siswa kelas III MI I’anatush Shibyan.
Mengajarkan materi saja kepada siswa tidak akan berdampak
apa-apa jika tidak diberikan contoh riil dalam pelaksanaan materi
yang diajarkan terutama pada penanamkan atau pengajran karakter
pada anak. Karena karakter atau nilai–nilai tersebut memang terlalu
mengawang–awangan untuk anak–anak, akan tetapi para pendidik
harus mampu memberi pemahaman sedikit demi sedikit pada anak
terhadap makna–makna segala sesuatunya,
terutama terhadap
fenomena dan pengalaman yang mereka hadapi atau alami.
Maka dalam rangka membentuk karakter siswa secara utuh guru
mata pelajaran akidah akahlak, selain melakukan pengajaran yaitu
49
pemberian pemehaman terkait apa itu arti sebuak karakter, juga
memberikan keteladana dan melakukan pembiasaan kepada para
siswa baik itu dalam jam pelajaran akidah akhlak maupun diluar jam
pelajaran akidah akhlak.
Ada beberapa macam karakter yang diharapkan mampu
terbentuk setelah guru selesai mengajarkan mata pelajarn akidah
akhlak pada siswa kelas III MI I'anatush Shibyan , yaitu siswa terbiasa
mengucapkan
kalimat tayyibah ( Subhanaallah, Masyaallah dan
Ta’awun), rendah hati, santun, ikhlas, dermawan, berbakti kepada
orang tua, rukun, tolong menolong dan berbuat baik pada sesama.
Beberapa contoh riil tindakan yang dilakukan guru dalam
menanamkan karakter tersebut adalah
1) Setiap hari jum’at guru mengadakan kotak amal keliling bagi siswa
kelas III kemudian disumbangkan ke masjid atau siswa lain yang
kurang mampu, hal ini untuk membiasakan karakter dermawan
pada diri siswa.
2) Sebelum pelajaran mulai dan selesia guru akidah akhlak
membiasakan siswa-siswi kelas III untuk mengucapkan kalimat
tayyibah yaitu ta’awun, basmallah dan hamdalah.
3) Guru akidah akhlak membuat tugas selama satu minggu untuk
membantu pekerjaan orang tua dirumah, hal ini bertujuan untuk
membiasakan karakter berbakti kepada orang tua
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penjelasan serta pengertian dalam Bab II dan Bab III tertera
secara detail dan jelas bahwa dalam materi akiadah akahlak mampu memberikan
pengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Dengan demikian penulis akan
memaparkan tentang analisis materi akidah akhlak dalam pembentukan karakter
pada siswa kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Batealit Jepara tahun pelajaran
2014-2015, agar mendapatkan jawaban dari akar permasalahan
sebagaimana
dalam rumusan masalah diatas.
A. Analisis Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Anak.
Dalam Pendidikan Agama Islam, Pendidikan dapat diartikan sebagai
usaha sadar untuk mengembangkan intelektualitas dalam arti bukan hanya
meningkatkan kecerdasan saja, melainkan juga mengembangkan seluruh
aspek kepribadian manusia, yang mencakup aspek keimanan, moral atau
mental, prilaku dan sebagainya.
Pembinaan kepribadian atau jiwa utuh hanya mungkin dibentuk melalui
pengaruh lingkungan khususnya pendidikan. Sasaran yang ditempuh atau
dituju dalam pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki
karakter yang mulia dan tingkat kemulian karakter erat kaitannya dengan
tingkat keimanan.
50
51
Dalam pembentukan karakter siswa, hendaknya setiap guru menyadari
bahwa dalam pembentukan karakter sangat diperlukan pembinaan dan
latihan-latihan karakter pada siswa bukan hanya diajarkan secara teoritis,
tetapi harus diajarkan ke arah kehidupan praktis.
Agama sebagai unsur esensi dalam kepribadian manusia dapat memberi
peranan positif dalam perjalanan kehidupan manusia, selain kebenarannya
masih dapat diyakini secara mutlak. Dalam hal pembentukan Karakter anak,
pendidikan agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupannya. Pendidikan agama berperan sebagai pengendali tingkah laku
atau perbuatan yang terlahir dari sebuah keinginan yang berdaran emosi. Jika
ajaran agama sudah terbiasa dijadikannya sebagai pedoman dalam
kehidupannya sehari-hari dan sudah ditanamkannya sejak kecil maka tingkah
lakunya
akan
lebih
terkendali
dalam
menghadapi
segala
keinginankeinginannya yang timbul.
Pada pendidikan formal, pendidikan agama menjadi tanggung jawab
semua guru di lingkungan pendidikan. Materi-materi agama semuanya
terangkum dalam mata pelajaran agama, salah satunya mata pelajaran akidah
akhlak.
Dalam pembentukan karakter anak, pelajaran akidah akhlak dalam
lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat penting sebagaimana yang
tertuang dalam UU pendidikan No.20 Tahun 2003, Mata Pelajaran AkidahAkhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar
dapat Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
52
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT, Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan
menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilainilai akidah Islam.1
Tujuan mata pelajarn tersebut dapat diwujudkan melalui pembelajarn
yang mengajarkan materi yang tertuang pada ruang lingkup mata pelajaran
Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: Aspek akidah (keimanan)
meliputi : Kalimat thayyibah, Al-asma’ al-husna. Aspek akhlak meliputi:
Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) dan menghindari akhlak tercela
(madzmumah). Aspek adab Islami, meliputi: Adab terhadap diri sendiri, adab
terhadap Allah, adab kepada sesama, adab terhadap lingkungan. Dan aspek
kisah teladan para nabi dan sahabat.2
Semua materi tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam
pembentukan karakter anak, karena karakter erat kaitannya dengan tingkah
laku seseorang sehari-hari. Sebagaimana diungkapkan oleh Menurut Thomas
Lickona sebagaimana dikutip oleh Agus Wibowo, karakter merupakan sifat
alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. Sifat alami itu
1
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm.
21
2
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, hlm. 24-25
53
dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur,
bertanggungjawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya.3
Materi yang teerangkum dalam mata pelejaran akidah akhlak pada
tingkat MI sangat memberikan perat penting dalam pembentukan karakter
anak, hal tersebut terlihat pada tujuan yang ingin dicapai serta materi yang
disampaikan pada mata pelajaran akidah akhlak.
B. Analisi Karakter Anak Pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu
Jepara Tahun 2014-2015.
karakter harus dilakukan dengan kesadaran yang utuh. Kesadaran utuh
disini adalah sesuatu yang dilaksanakan secara sadar, diketahui dengan sadar,
dilakukan dengan rasa cinta dan benar–benar diinginkan, tanpa paksaan untuk
melakukannya. Jika sesuatu itu dilaksanakan dengan utuh dan sadar maka
akan menghasilkan karakter atau watak yang utuh dan permanen dalam diri.
Maka memberikan pengetahuan tentang makna sikap baik, sikap buruk,
berbuat baik pada diri sendiri, berbuat baik pada orang lain merupakan hal
yang sangat penting agar anak secara sadar mau melakukan hal tersebut.
Seseorang dengan kemampuan yang tinggi dapat menjadi orang yang
tidak berguna atau bahkan membahayakan masyarakat lainnya jika tidak
dibarengi dengan karakter yang tinggi pula. Jadi peran karakter dalam diri
seseorang sangatlah penting, bagaikan pengemudi dalam diri seseorang.
3
Agus Wibowo, pendidikan karakter strategi membangun karakter bangsa
berperadaban,(Yogjakarta:Pustaka Pelajar,2012) Hlm,32
54
Secara umum karakter siswa kelas III di MI I'anatush Shibyan masih
mudah berubah-ubah dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka
berada. Sikap dan pola didik orang tua, guru dan masyarakat turut serta
memberikan pengaruh yang besar terhadap pembentukan karakter anak.
sebagian besar siswa kelas III memiliki karakter yang baik misalnya mereka
memiliki karakter sopan, rendah hati, dermawan, berbuat baik terhadap
sesama karena kebiasaan yang mereka bawa rumah.
Siswa kelas III lebih dominan dengan karakter masing-masing
berdasarkan kebiasaan dan bentukan dari keluarga. sehingga keeladanan dan
pembiasaan dari semua guru dilingkungan sekolah sangat lah penting sebagai
upaya untuk membentuk karakter yang baik pada anak.
C. Analisis Kontribusi Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter
Anak pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 20142015
Pendidikan dikatakan berhasil jika mampu membawa perubahan positif
dalam diri anak, Ahmad Tafsir sebagaimana dikutip oleh Heri Gunawan,
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dari segala
aspeknya. Pendidikan
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
pembentukan karakter, akhlak, dan etika seseorang sehingga baik dan
buruknya akhlak seseorang sangat tergantung pada pendidikannya. 4 Dari
pendidikan inilah anak banyak mendapatkan pengalaman, pengetahuan baru
yang ikut mematangkan kepribadian anak.
4
Heri Gunawan, op.cit, hlm. 21
55
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti, maka dapat
disimpulkan bahwa murid kelas III cenderung memiliki sikap yang baik, atau
berperilaku baik disekolah. Menurut kepala MI I'anatush Shibyan, materi
akidah akhlak memiliki peran penting terhadap pembentukan karakter anak,
namun penyampaian materi tersebut tidak akan berbanding lurus dalam
kehidupan nyata jika tidak diimbangi dengan pemberian contoh dari apra
guru dan karyawan di lingkungan MI I'anatush Shibyan. Karena beliau
menyadari memberikan teladan pada anak di tingkatan dasara sangat penting
dibandingkan hanya memerintah, dan melarang. Hal tersebut selaras dengan
diungkapkan oleh Imas Kurniasih dam bukunya mendidik SQ anak, karakter
atau nilai–nilai tersebut memang terlalu mengawang–awangan untuk anak–
anak, akan tetapi para pendidik harus mampu memberi pemahaman sedikit
demi sedikit pada anak terhadap makna–makna segala sesuatunya, terutama
terhadap fenomena dan pengalaman yang mereka hadapi atau alami.5
Jadi meskipun penerapan karakter sudah memenuhi semua domain dan
sesuai dengan aspek perkembangan anak, yang paling dibutuhkan saat ini
adalah teladan dari semua pihak, baik itu dari orang tua, guru, masyarakat,dan
juga pemerintah. Bukan hanya orang–orang yang harus dituntut untuk
memberi teladan tapi semua sumber referensi yang ada di sekitar anak juga
harus memberikan contoh yang baik sesuai dengan karakter yang baik yang
ingin dikembangkan dalam diri anak.
5
Imas Kurniasih, op.cit, hlm. 44
56
Bersadarkan uraian pada BAB III, dalam pembelajaran akidah akhlak
guru
menggunakan
Pengalaman,
beberapa
Pendekatan
pendekatan,
Pembiasaan
dan
diantaranya
pendekatan
pendekatan
keteladanan.
Pendekatan tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk
karakter siswa sebagaimana yang diungkapkan oleh , Doni A. Koesoema
sebagaimana dikutip oleh Bambang Q-Anees dan Adang Hambali,
mengajukan lima metode pendidikan
karakter,
yaitu:
mengajarkan,
keteladanan, menentukantukan prioritas, Praktis prioritas atau pelaksanaan
prioritas dan refleksi atau pemantulan diri dari apa yang sudah dikerjakan.6
Pembelajaran akidah akahlak memiliki kontribusi yang besar terhadap
pembentukan karakter anak pada siswa kelas III MI I'anatush Shibyan,
dimana pembelajaran tersebut dapat memberikan motivasi kepada para siswa
untuk mempelajari dan mempraktekkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan
untuk melakukan akhlak terpuji dan mengintregasikan nilai-nilai luhur seperti
: rendah hati, santun, ikhlas, dermawan dan berbakti kepada orang tua.
Berdasarkan hasil dokumentasi berupa buku penghubung yang
digunakan oleh guru kepada wali murid, dapat disimpulkan bahwa setelah
memperoleh materi akidah akhlak, diataranya berbakti kepada orang tua dan
tolong menolong. Bahwa sebagian besar siswa dirumah ada perubahan untuk
membantu pekerjaan rumah orang tua serta lebih memiliki sikap santun dan
sopan terhadap orang tua. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan project yang
diberikan guru untuk bersiakp sopan dan mau membantu pekerjaan rumah
6
Bambang Q-Anees dan Adang Hambali,op.cit, hlm. 108
57
orang tua selama satu minggu. Karena guru mata pelajaran akidah akhlak
memahami betul bahwa penanaman karakter baik harus dimulai dari
pembiasaan dan melibatkan kerjasama semua pihak yiatu guru, orang tua dan
lingkungan.
Pendidikan akidah akhlak pada siswa kelas III di MI I'anatush Shibyan
memiliki peran penting dalam menanamkan karakter anak, diantaranya :
1. Adanya pengaplikasian terhadap materi pembelajaran akidah Akhlak.
2. Adanya perubahan sikap positif pada siswa.
3. Siswa dapat mengetahui mana sikap terpuji dan sikap tercela dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Siswa mampu meneladani kisah-kisah dari para nabi dan sahabat yang
mampu membentuk karakter anak.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis penulis, dapat diambil
kesimpulan yang merupakan jawaban atas tujuan penelitian ini, yaitu:
1. Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Siswa kelas III MI
I'anatush Shibyan.
Dengan melihat kontribusi pembelajaran akidah akhlak maka setidaknya
ada kesamaan tujuan dengan pendidikan karakter, yaitu ingin menciptakan
manusia yang berkarakter dan bermoral. Materi yang diajarkan dalam
pembelajaran
akidah
akhlak
memberikan
peran
penting
dalam
pembentukan karakter anak, karena secara garis besar materi akidah
akhlak mengajarkan hubungan baik secara vertical dan horisontal.
2. Karakter Anak Pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara
Tahun 2014-2015.
Secara umum karakter siswa kelas III di MI I'anatush Shibyan masih
mudah berubah-ubah dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat
mereka berada.Sebagian besar siswa kelas III memiliki karakter yang baik
misalnya mereka memiliki karakter sopan, rendah hati, dermawan, berbuat
baik terhadap sesama karena kebiasaan yang mereka bawa rumah.
58
59
3. Kontribusi Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Anak
Pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 20142015.
Pendidikan akidah akhlak pada siswa kelas III di MI I'anatush Shibyan
memiliki peran penting dalam menanamkan karakter anak, diantaranya :
Adanya pengaplikasian terhadap materi pembelajaran akidah Akhlak,
adanya perubahan sikap positif pada siswa, siswa dapat mengetahui mana
sikap terpuji dan sikap tercela dalam kehidupan sehari-hari dan siswa
mampu meneladani kisah-kisah dari para nabi dan sahabat yang mampu
membentuk karakter anak.
B. SARAN-SARAN
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saransaran sebagai berikut:
1. Kepala Madrasah
a. Sebaiknya agar lebih bervariatif lagi dalam memotovasi dan
mensupervisi guru sesuai dengan kebutuhan masing-masing guru.
b. Sebaiknya sering menjalin komunikasi yang baik terhadap guru dan
karyawan agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
c. Membuat kegiatan-kegiatan keagamaan dalam program sekolah yang
mendukung pembentukan karakter siswa
60
2. Pendidik
a. Senantiasa meningkatkan perkembangan peserta didik dalam disiplin
beribadah dan kegiatan-kegiatan ibadah di lingkungan MI I'anatush
Shibyan .
b. Keteladanan dari pendidik harus diutamakan dan ditingkatkan baik
melalui penciptaan kondisi yang penuh keakraban denagn semua
warga sekolah sebagai contoh teladan dan cerminan implementasi dari
pembentukan karakter siswa.
c. Pendidikan akidah akahlak sebaiknya ditanamkan sejak dini, dengan
membiasakan pada siswa untuk melakukan hal-hal yang baik.
3. Peserta didik
a. Tingkatkan dan pertahankan budaya disiplin dalam mematuhi semua
tata tertib madrasah.
b. Tingkatkan terus kedisiplinan beribadah sehari-hari, biasakan
melakukan perbuatan yang baik.
C. PENUTUP
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Selanjutnya, penulis sangat menyadari bahwa penulisan dan pembahasan
dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari
segi bahasa, sistematika maupun analisisnya. Hal tersebut semata-mata karena
keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, kritik dan
61
saran yang konstruktif senantiasa penulis harapkan dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhirul kalam, penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga
skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang berkenan membacanya serta
mengaplikasikan isinya. Semoga skripsi ini dihitung sebagai amal sholeh dan
diterima oleh Allah SWT. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
-, 1994 Mukhtarul Alhadits Annabawiyah, Jepara; Ma;arif.
----, lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah,
al-Asqalani, Ibnu Hajar, 2008, Fathul Barri (penjelasan kitab Shahih al-Bukhari).
Terj. Amiruddin, Jilid XXIII, Jakarta: Pustaka Azzam.
Al-Ghazali, Imam, t.t, Ihya’ Ulumuddin, Juz. III, Beirut: Dar Ihya’ Kutubil
Arabiyyah
Azwar,Saifudin, 2011, Metode Penelitian,Yogjakarta: Pustaka Pelajar, cet XII.
Daradjat, Zakiyat, 2012, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara. Cet. X.
Emzir, 2011, Metode Penelitian Kualitatif Analisi Data, Jakarta: Raja walipress.
Gunawam, Heri,2012, Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi,
Bandung;alfabeta.
HAMKA, 1989, Pelajaran Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Kurniasih, Imas,2010,Mendidik SQ Anak Menurut Nabi Muhammad.SAW,
Yogyakarta:Pustaka Marwa.
Mahbubi, 2012, Pendidikan karakter, Implementasi Aswaja sebagai nilai
pendidikan karakter,jogjakarta:Pustaka Ilmu.
Majid, Abdul dan Dian Andayani, 2011, Pendidikan Karakter Peerspektif Islam,
Bandung:Remaja Rosdakarya.
Margono, 1997, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
Marijan, 2012, Metode Pendidikan Anak, Yogyakarta;Sabda Media.
Muhaimin, 1994, Dimensi-Dimensi Studi Islam, Surabaya: Karya Aditama
Munawir, Kamus Besar Bahasa Arab Indonesia,
Nata, Abuddin, 1997, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa
Arab di Madrasah,
Q-anees, Bambang dan Adang Hambali,2008,Pendidikan Karakter Berbasis
AlQur’an,Bandung, Simbiosa Rekatama Media.
Sangaribun, Masri, 1989, Metodologi Penelitian Survey, Edisi Revisi Jakarta :
LP3ES, 1989
Suharso dan Ana Retnoningsih, 2014, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang;
Widya Karya, cet. X.
Tazed, Ahmad, 2009, Pengantar Metode Penelitian,Yogjakarta: Teras.
Tobroni,
Pendidikan
Karakter
Perspektif
Islam,
dalam
http://tobroni.staff.umm.ac.id/2010/11/24/pendidikan-karakter-dalamperspektif-islam-pendahulan/
Umar, Husain, 2009, metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Ekonomi, Jakarta:
Rajawali press, Cet II.
Untung, Slamet, 2007, Menelusuri Metode Pendidikan Ala Rosulullah, Semarang,
Pustaka Rizki Putra.
Wibowo, Agus, 2012, pendidikan karakter strategi membangun karakter bangsa
berperadaban, Yogjakarta:Pustaka Pelajar,
Wijaya, Novan Ardy, 2013, Membumikan Pendidikan Karakter di SD,
Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.
Yusuf, Syamsyu dan Nani M. Sugandhi, 2011, Pengembangan Peserta Didik,
Jakarta: rajawali Press. Cet.II.
Zubaedi, 2011, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasi dalam
Lembaga Pendidikan, Jakarta; Kencana.Cet. II
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama
: Zumrotun
NIM
: 131310001373
Tempat, Tgl. Lahir
: Jepara, 16 September 1966
Alamat
: Bantrung RT 10 RW 01 Batealit Jepara
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Demikian riwayat pendidikan penulis dibuat dengan sesungguhnya dan
apabila terdapat kekurangan harap maklum.
Jepara, September 2015
Penulis
ZUMROTUN
NIM. 131310001373
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
MI
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
: I'anatush Shibyan
: Aqidah Akhlak
: III / 2
: 2x40 menit (1 Kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi
7.
Membiasakan akhlak terpuji
B. Komepetensi Dasar
7.1 Membiasa-kan sikap rukun dan tolong menolong
C. Materi Pembelajaran
 Arti rukun dan tolong menolong
 Ciri-ciri orang yang rukun dan tolong menolong
 Keuntungan memiliki sifat rukun dan tolong menolong
 Akibat tidak memiliki sifat rukun dan tolong menolong
 Adab kepada saudara yang lebih tua
 Adab kepada saudara yang lebih muda
 Manfaat beradab secara Islami kepada saudara
 Akibat tidak beradab secara Islami kepada kepada saudara
 Ahlak terpuji kepada kepada saudara.
D. Metode Pembelajaran
 Ceramah : Metode ini digunakan untuk memulai kegiatan pembelajaran
terutama untuk kegiatan awal.
 Tanya jawab tentang akhlak terpuji yang siswa ketahui
 Diskusi
E. Karakter siswa yang diharapkan :
Religius. Jujur. Toleransi. Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Demokratif ,
Rasa Ingin tahu. Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial,
Tanggung jawab
F. Langkah-langkah Pembelajaran
No
1
Uraian Kegiatan
Tujuan Pembelajaran :
 Siswa dapat menjelaskan tentang arti rukun dan
tolong menolong
 Siswa dapat menyebutkan tentang ciri-ciri orang
Waktu
10 menit

yang rukun dan tolong menolong
Siswa dapat menyebutkan contoh sikap beradab
secara Islami kepada saudara yang lebih tua dan
kepada saudara yang lebih muda.
Kegiatan awal :
Apersepsi :
Memberikan pertanyaan seputar akhlak terpuji
Motivasi :
memberikan informasi tentang akhlak terpuji
2
Kegiatan inti :
 Siswa membaca literatur tentang akhlak terpuji
(fase eksplorasi)
 Bertanya jawab tentang akhlak terpuji (fase
eksplorasi)
 Siswa diminta berdiskusi : menyebutkan akhlak
terpuji (fase elaborasi)
 Siswa memaparkan hasil diskusinya (faseelaborasi)
 Siswa dan guru merefleksikan hasil pembelajaran
(fase konfirmasi)
60 Menit
3
Kegiatan akhir :
 Tanya jawab tentang akhlak terpuji
 Guru memberikan tugas untuk menghafal salah satu
surat pendek sebagai pengamalan
10 menit
G. Sumber belajar dan media pembelajaran :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Buku paket
Perilaku teman
TTS
Pemodelan siswa
Perilaku diri sendiri dan teman
LKS
Pengalaman siswa
H. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi

Menyebutkan pengertian
Jenis
Penilaian
Tes tulis
Bentuk
Penilaian
Isian
Contoh
Instrumen

rukun dan tolong menolong

pengertia
Menyebutkan contoh rukun Tes lisan
Uraian
n tentang
dan tolong menolong

Menyebutkan cirri-ciri
rukun
Non tes
Performance
dan
orang yang rukun dan
tolong menolong

Jelaskan
tolong
Unjuk kerja
menolong
Menjelaskan keuntungan
!
memiliki sifat rukun dan
tolong menolong





Sebutkan
Menjelaskan akibat tidak
cirri-ciri
memiliki sifat rukun dan
orang
tolong menolong
yang
Mempraktekkan sikap
rukun
rukun dan tolong menolong
dan
Menunjukkan contoh adab
tolong
secara Islami kepada
menolong
saudara yang lebih tua
!
Menunjukkan contoh adab
secara Islami kepada



Sebutkan
saudara yang lebih muda
contoh
Menjelaskan manfaat
sikap
beradab secara Islami
beradab
kepada saudara
secara
Menjelaskan akibat tidak
Islami
beradab secara Islami
kepada
kepada kepada saudara.
saudara
yang
lebih tua
dan
kepada
saudara
yang
lebih
muda!
Mengetahui
Kepala Madrasah
Bawu, ......................................
Guru bidang studi Aqidah Akhlaq
H. Abdul Wahid
NIP.
H. Abdul Wahid
NIP.
Download