ABSTRAKSI ARI ABDUSSALAM, “TINDAK PIDANA PERZINAAN

advertisement
ABSTRAKSI
ARI ABDUSSALAM, “TINDAK PIDANA PERZINAAN MENURUT
PASAL 284 AYAT 1 DAN 2 KUHP (Analisis Yuridis Berdasarkan Hukum
Islam)”
RUU KUHP hingga detik ini masih menjadi bahan perbincangan hangat
dalam lingkup masyarakat pemerhati hukum Islam. Konsep RUU KUHP,
memberikan gambaran tentang kodifikasi berbagai sumber hukum di Indonesia,
yaitu hukum adat, agama, dan hukum positif (Barat). Dari tiga sumber hukum
yang diserap Konsep RUU KUHP itu, sorotan sangat tajam dan yang paling
dikritisi adalah penyerapan hukum terhadap rumusan tindak pidana perzinaan.
Menjadi hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut tentang rumusan Pasal 284
ayat 1 dan 2 KUHP tersebut. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengangkat dua
permasalahan yaitu bagaimana tinjauan hukum pidana Islam terhadap rumusan
pasal 284 KUHP tentang tindak pidana perzinaan? dan apa kelemahan rumusan
pasal 284 KUHP tentang tindak pidana perzinaaan berdasarkan hukum pidana
Islam?.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) merupakan salah satu produk
hukum peninggalan jaman kolonial Belanda. Falsafah yang mendasarinya
berorientasi pada nilai-nilai individualisme dan liberalisme yang sangat bertolak
belakang dengan hukum Islam. Hal ini tercermin dalam rumusan Pasal 284 ayat 1
dab 2 KUHP tentang tindak pidana perzinaan. Rumusan tindak pidana zina dalam
Pasal 284 ayat 1 dan 2 KUHP adalah perzinaan yang dilakukan oleh dua orang
yang salah satu atau keduanya terikat perkawinan dan diadukan oleh isteri atau
suami pelaku zina dan dilakukakan atas dasar suka sama suka. Hukumannya
adalah maksimal sembilan bulan penjara. Sumber hukum Islam yang ada memiliki
kepastian hukum yang mampu menjamin ketentraman dan kebahagian dalam
kehidupan umat manusia. Keunggulannya sebagai bagian dari hukum Islam yang
bersumberkan pada hukum Allah SWT mampu melihat berbagai kelemahan
KHUP sebagai produk hukum manusia. Kelemahan-kelemaham tersebut adalah
kelemahan dari segi rumusan tindak pidana, kelemahan dari segi pelaku tindak
pidana, kelemahan dari segi sanksi, kelemahan dari segi sumber hukum,
kelemahan dari segi penggolongan delik, kelemahan dari segi hakim yang
memutuskan, kelemahan dari segi pembuat hukum, kelemahan dari segi
pertanggungjawaban pidana, kelemahan dari segi tujuan pemidanaan, dan
kelemahan dari segi pelaksanaan hukuman.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desktiptif
analisis yaitu metode yang secara mendeskripsikan, menjelaskan, dan
menganalisa data-data yang berkaitan dengan variabel yang ada. Sedangkan
tehnik yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan studi pustaka
(library research) dengan pendekatan masalah yuridis normatif.
Oleh karena itu KUHP sebagai produk hukum hendaknya menjadi sebuah
kebutuhan nasional yang sangat mendesak untuk dikaji ulang dalam rangka untuk
v
pembaharuan hukum yang lebih menjamin keadilan dan ketentraman hidup
masyarakat. KUHP sebagai sebuah produk hukum sudah dirasa tidak relevan lagi
untuk diberlakukan. Untuk itu selayaknya RUU KUHP di mana di dalamnya
sudah tercermin adanya nilai-nilai hukum Islam yang terakomodir dalam bentuk
pasal yang memiliki supstansi yang lebih mengarah pada idealisme sebuah produk
hukum, selayaknya secepatnya disahkan sebagai undang-undang demi tatanan
kehidupan yang lebih baik dalam wujud keaman dan ketentraman hidup
masyarakat Indonesia yang lebih terjamin.
vi
Download