Sri Wahyuni - e-journal STIKES Muhammadiyah Klaten

advertisement
FAKTOR RISIKO AKSEPTOR KB HORMONAL TERHADAP
KEJADIAN KANKER PAYUDARA
DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
Sri Wahyuni
Stikes Muhammadiyah Klaten
Sunan_puan @yahoo.com
ABSTRAK
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering
dijumpai pada wanita. Di Indonesia angka kejadian kanker payudara adalah 40
kasus setiap 100.000 penduduk pada tahun 2012. Sekitar dua dari tiga kanker
payudara merupakan hormone-receptor positive. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui besarnya risiko penggunaan KB hormonal terhadap kejadian kanker
payudara.
Desain penelitian case control. Populasi adalah wanita yang berumur ≥30
tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen dalam penelitian
ini adalah lembar check list dan wawancara yang dilakukan di RS Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten. Variabel dependen adalah akseptor KB hormonal dan
variabel independen adalah kanker payudara
Hasil uji statistik Cohcran’s & Mantel-Haenszel Statistics diperoleh Odd
Ratio sebesar 2,860 dan hasil uji melalui Chi Square diperoleh p=0,082
(p>α=0,05), yaitu KB hormonal meningkatkan risiko kejadian kanker payudara
2,860 kali lebih besar walaupun tidak ada hubungan secara langsung. Saran
lakukan screening secara tepat sebelum menggunakan alat kontrasepsi khususnya
KB hormonal.
Kata Kunci
: KB Hormonal, Kanker Payudara
2
I.
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
PENDAHULUAN
Kanker payudara merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting. Jumlah kasus kanker payudara di dunia menduduki peringkat
pertama. Kanker payudara menjadi salah satu pembunuh utama wanita di
dunia dan mempunyai kecenderungan peningkatan kasus setiap tahunnya.
Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti, diperkirakan
multifaktorial (Indrati, 2005).
Angka kejadian atau prevalensi kanker payudara akan selalu bertambah
setiap tahun. World Health Organization (WHO) dan Bank Dunia (2005)
memperkirakan setiap tahun, 12 juta orang di seluruh dunia menderita kanker
dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia. Jika tidak dikendalikan,
diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal
karena kanker pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih
cepat di negara miskin dan berkembang (UICC, 2009).
Di Indonesia, jenis penyakit kanker yang paling banyak terjadi adalah
kanker payudara dan kanker leher rahim. Angka kejadian kanker payudara
pada tahun 2007 sebanyak 8.227 kasus atau sekitar 16,85 persen dari seluruh
kejadian kanker (SIRS, 2007). Di Indonesia angka kejadian kanker payudara
adalah 40 kasus setiap 100.000 penduduk pada tahun 2012. Sekitar dua dari
tiga kanker payudara merupakan hormone-receptor positive.
Belum diketahui secara pasti faktor penyebab utama dari kanker
payudara. Diduga penyebabnya adalah akibat interaksi rumit dari banyak
faktor seperti faktor genetika, lingkungan dan kadar hormon estrogen dalam
tubuh yang berlebih. Pertumbuhan jaringan payudara sangat sensitif terhadap
estrogen, maka wanita yang terpapar estrogen dalam jangka waktu lama akan
memiliki risiko besar terhadap kanker payudara terjadinya paparan hormon
tersebut dapat disebabkan oleh penggunaan kontrasepsi hormonal (Harianto,
2005).
Penggunaan kontrasepsi hormonal semakin banyak diminati oleh
sebagian besar wanita di Indonesia, baik dalam bentuk pil, maupun suntikan,
namun sebagian besar akseptor KB tidak mengetahui secara keseluruhan
tentang alat kontrasepsi yang dipilih (Harianto, 2005). Pada periode
Desember 2010 tercatat akseptor KB di seluruh Indonesia sebesar 8.647.024.
Jumlah akseptor KB di Provinsi Jawa Tengah pada periode Desember 2010
sebanyak 997.425, dengan rincian 59.702 adalah akseptor IUD, 18.290 adalah
akseptor MOW, 3.925 adalah akseptor MOP, 52.228 adalah pengguna
kondom, 89.436 adalah akseptor implan, 579.761 adalah akseptor KB suntik,
dan 194.083 adalah akseptor KB pil (BKKBN, Desember 2010).
Sri Wahyuni, Faktor Risiko Akseptor …. 3
Penggunaan kontrasepsi hormonal sebagai faktor yang meningkatkan
risiko kanker payudara yang saat ini masih menjadi kontroversi. Dari data
tersebut dirasa perlu bagi penulis untuk melakukan penelitian tentang
seberapa besar risiko wanita yang menggunakan KB hormonal terhadap
kejadian kanker payudara. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji
Tirtonegoro merupakan rumah sakit yang cukup banyak terdapat pasien
dengan kanker payudara, pada tahun 2014 jumlah kasus kanker yang
ditemukan adalah sekitar 10 kasus kanker payudara pada wanita setiap
bulannya.
II.
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian survei analitik dengan
rancangan
case
control.
Penelitian.
(Notoatmodjo,
2010;
Taufiqurohman, 2003).
Berikut ini adalah gambaran dari rancangan penelitian ini:
Akseptor KB
hormonal +
Kanker
payudara +
Akseptor KB
hormonal Akseptor KB
hormonal +
Kanker
Payudara -
Akseptor KB
hormonal +
Gambar 3.2 Skema Rancangan Penelitian Case Control
2.
Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pasien wanita berusia ≥30 tahun dengan kanker payudara di RSUP
Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, periode Maret 2013 sampai dengan
Juni 2013, yakni sebanyak 45 orang.
b. Sampel
Pada penelitian ini sampel kelompok kasus akan diambil secara
kuota, yakni pengambilan sampel didasarkan pada jumlah yang sudah
4
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
ditentukan, dalam mengumpulkan data peneliti menghubungi subjek
yang memenuhi persyaratan populasi (Arikunto,2010). Sedangkan
sampel dalam kelompok kontrol juga diambil secara kuota dengan
perbandingan kelompok kasus dan kelompok kontrol 1:1. Jumlah
sampel pada masing-masing kelompok responden adalah 31
responden.
Adapun kriteria sampel kelompok kasus adalah sebagai berikut:
1) Kriteria inklusi
Pasien wanita berumur ≥30 tahun dengan kanker payudara.
2) Kriteria eksklusi
Penderita kanker payudara dengan keadaan umum jelek.
3. Teknik Pengumpulan Data
1. Kelompok kasus
Pengumpulan data pada kelompok kasus dilakukan secara
langsung (primer) dengan menggunakan metode guided interview
(Notoatmodjo,2010).
2. Kelompok kontrol
Pada kelompok kontrol data diperoleh secara langsung (primer)
dengan melalui wawancara (Notoatmodjo, 2010).
4. Instrumen Penelitian
Data diambil secara primer menggunakan metode guided interview
langsung ke responden kemudian disusun dalam checklist yang sudah
dipersiapkan. Instrument penelitian pada kelompok kasus maupun
kelompok kontrol tidak dibedakan, karena pada prinsipnya sama.
5. Odds Ratio dan Mantel dan Haenszel
Menganalisis variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan
menghitung distribusi frekuensi dan proporsi untuk mengetahui
karakteristik dari responden. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi. Besarnya hubungan antara pemakaian KB
hormonal dengan kejadian kanker payudara dinyatakan dalam risiko
relatif atau Odds Ratio (OR). Risiko ralatif merupakan ratio
(probabilitas) terkena penyakit dari kelompok yang terpapar
(exposed). (Notoatmodjo, 2010). OR dihitung menggunakan tabel
contigency 2x2, sebagai berikut:
Sri Wahyuni, Faktor Risiko Akseptor …. 5
Tabel 3.2 Tabel Distribusi Frekuensi
Kontrasepsi
hormonal +
A
C
a+c
Kanker payudara +
Kanker payudara Total
Dengan:
Kotrasepsi
hormonal B
D
b+d
Total
a+b
c+d
a+b+c+d
=
Taksiran OR lebih informatif bila disajikan dalam bentuk interval
keyakinan (confidence interval = IK) dengan tingkat keyakinan
tertentu, dalam penelitian ini tingkat keyakinan (α) 0,05, untuk
mencari IK dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:
± ,
/
%=
Untuk menguji tingkat kemaknaan atau besaran paparan terhadap
penyakit sesungguhnya menggunakan uji yang dikembangkan oleh
Mantel dan Haenszel dalam Murti (1997) yang menggunakan uji Chi
Square, dengan rumus sebagai berikut:
∑
−
=
Interpretasi OR sebagai berikut:
OR = 1 artinya tidak ada hubungan antara lama penggunaan KB
hormonal terhadap kejadian kanker payudara
OR > 1 artinya kontrasepsi hormonal meningkatkan risiko kejadian
kanker payudara
OR < 1 artinya kontrasepsi hormonal menurunkan risiko kejadian
kanker payudara
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil penelitian
a. Karakteristik Responden
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di
RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
No
1
2
3
4
Total
Umur
30-39 tahun
40- 49 tahun
50-59 tahun
>60 tahun
Frekuensi
33
20
8
1
62
(%)
53,2
32,3
12,9
1,6
100
6
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa umur terbanyak
responden adalah umur 30-39 tahun yaitu 33 responden (53,2%),
sedangkan paling sedikit berumur >60 tahun yaitu 1 orang (1,6%).
2) Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Paritas di RSUP
Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
No
1
2
3
4
Total
Paritas
Nulipara
Primipara
Multipara
Grandemultipara
Frekuensi
2
11
45
4
62
(%)
3,2
17,7
72,6
6,5
100
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa paritas
terbanyak responden adalah pada kategori multipara yaitu 45
responden (72,6%), sedangkan paling sedikit adalah nulipara dan
grandemulti para yakni 4 orang responden (6,5%).
3) Kontrasepsi Yang Digunakan Pada Responden Kasus
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi KB yang digunakan responden di RSUP
Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
No
1
2
Total
Kontrasepsi
KB Hormonal
KB Non-Hormonal
Frekuensi
16
46
62
(%)
25.8
74.2
100
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa sebagian besar
responden menggunakan KB Non-Hormonal sebanyak 46 responden
(74,2%) dan yang menggunakan KB Hormonal sebanyak16 responden
(25,8%).
b. Kejadian kanker dengan penggunaan KB
Tabel 4.4 Tabulasi Silang Kejadian Kanker dengan KB yang digunakan di
RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
KB Hormonal KB Non-Hormonal
Jumlah
Kejadian Kanker
Payudara
F
%
F
%
F
%
Kanker Payudara (+)
11
17,74
20
32,36
31
50,0
Kanker Payudara (-)
Jumlah
5
16
8,06
25,80
26
46
41,94
74,30
31
62
50,0
100
Sri Wahyuni, Faktor Risiko Akseptor …. 7
Berdasarkan data tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa penderita
kanker payudara yang menggunakan KB Hormonal sebanyak 11 responden
(17,74 %), sedangkan yang tidak menggunakan KB hormonal sebanyak 20
orang (32,36%). Pada responden kontrol yang bukan penderita kanker
payudara yang menggunakan KB hormonal sebanyak 5 responden (8,06%),
dan yang tidak menggunakan KB hormonal sebanyak 26 responden
(41,94%)
c. Risiko penggunaan KB hormonal terhadap kejadian kanker payudara
Tabel 4.5 Risiko Penggunaan KB Hormonal terhadap Kejadian Kanker
Payudara di RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
Variabel
Kanker Payudara
KB Hormonal
OR
Α
P
X2 hitung
2,860
0,05
0,082
3,033
Berdasarkan uji statistik dengan perhitungan Odd Ratio (OR)
didapatkan hasil yaitu sebesar 2,860 berarti KB hormonal 2,860 kali lebih
besar meningkatkan kejadian kanker payudara. Sedangkan pada uji statistik
dengan Chi Square dapat diketahui bahwa nilai X2 hitung <X2 tabel ( 3,033
< 3,84 ) dan p = 0,082 (p > 0,05), yang berarti bahwa tidak ada hubungan
antara penggunaan KB hormonal dengan kejadian kanker payudara.
2.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui distribusi frekuensi
responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa terdapat 33 responden
(53,2%) pada kelompok umur 30-39 tahun sedangkan paling sedikit berumur
>60 tahun yaitu 1 orang (1,6%). Responden yang menderita kanker payudara
seluruhnya berusia ≥30 tahun, walaupun pengambilan sampelnya sudah
ditentukan pada kategori tersebut namun seluruh sampel responden yang
menderita kanker payudara yang didapat memang berusia ≥ 30 tahun. Hal
ini karena usia lebih dari 35 tahun dapat memicu terjadinya kanker payudara
(Christine dan Kathline Jones, 2006).
Pada distribusi responden berdasarkan paritas didapatkan hasil bahwa
paritas terbanyak responden adalah pada kategori multipara yaitu 45
responden (72,6%), sedangkan nulipara sebanyak 2 orang responden (3,2%),
primipara sebanyak 11 responden, (17,7%) dan grandemultipara sebanyak 4
responden (6,5%). Pencapaian kategori ini merupakan gambaran dari
banyaknya anak yang dilahirkan responden yang diketahui dari hasil
wawancara secara langsung pada kedua kelompok responden.
8
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
Gambaran ini menunjukkan kategori berdasarkan paritas yang tersebar
acak, karena semakin banyak anak yang dilahirkan bukan berarti
meningkatkan risiko kanker payudara, atau sebaliknya. Salah satu pemicu
kejadian kanker payudara adalah nuliparitas dan melahirkan anak pertama
pada umur > 30 tahun (Baradero, 2006). Pada penelitian ini terdapat 2
responden dalam kategori nulipara yang menderita kanker payudara.
Penggunaan KB secara umum pada semua responden yakni sebanyak
16 responden (25,8% ) menggunakan KB Hormonal ≥ 5 tahun dan 46
responden (74,30%) tidak menggunakan KB hormonal atau kurang dari 5
tahun menggunakan KB hormonal. Distribusi ini diperoleh dari wawancara
secara langsung pada responden kasus dan kontrol tentang riwayat KB yang
pernah ataupun sedang digunakan. Perbedaan pengalaman KB pada kedua
kelompok responden tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui berapa
besar risiko KB hormonal terhadap kejadian kanker payudara. Pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indah Mustikasari (2009),
didapatkan hasil bahwa kontrasepsi jenis pil dan lama penggunaan
kontrasepsi hormonal berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara.
Penggunaaan KB hormonal seperti pil atau suntik KB tidak dianjurkan lebih
dari 5 tahun dan wanita berusia lebih dari 35 tahun karena dapat memicu
terjadinya kanker payudara (Setiati, 2009; Christine dan Kathline Jones,
2006).
Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti, diperkirakan
multifaktorial. Kejadian kanker payudara pada wanita dipengaruhi oleh umur
dan gender, riwayat menstruasi dan reproduksi, keturunan, kontrasepsi
hormon dan oral, diet dan berat badan, gaya hidup serta penyakit payudara
benigna (Baradero, dkk,2006). Risiko terkena kanker payudara meningkat
dengan penggunaan alat kontrasepsi oral dan terapi hormon estrogen dalam
jangka waktu yang panjang. Terapi hormon dapat menstimulasi
perkembangan
jaringan epitel sel payudara, sehingga meningkatkan
terjadinya kanker payudara (Diananda, 2007).
Pada bulan Maret-Juni 2014 di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
setidaknya terdapat 31 wanita yang mengalami kanker payudara. Jumlah ini
didapat dari akumulasi penderita kanker di rawat inap maupun ruang
kemoterapi. Seluruh hasil dari variabel bebas dan terikat dilakukan uji
statistik Cohcran’s & Mantel-Haenszel Statistics diperoleh Odd Ratio
sebesar 2,860. Dengan demikian berarti penggunaan KB Hormonal
meningkatkan risiko terhadap penyakit kanker payudara sebesar 2,860 kali.
Hal ini sebanding dengan hasil penelitian Harianto (2005) yakni penggunaan
KB pil kombinasi meningkatkan risiko kanker payudara sebesar 1,84 kali.
Sri Wahyuni, Faktor Risiko Akseptor …. 9
Hasil uji dengan Chi-Square diperoleh p=0,82, yang artinya p>α=0,05,
yakni tidak ada hubungan antara penggunaan KB hormonal dengan kanker
payudara. Harianto (2009), dalam penelitiannya didapatkan bahwa tidak ada
hubungan antara Pil Kombinasi dengan kejadian kanker payudara karena
diperoleh p>α=0,05. Meskipun penggunaan KB hormonal meningkatkan
risiko kejadian kanker payudara namun KB hormonal tidak signifikan
sebagai faktor risiko utama terjadinya kanker payudara.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, didapatkan simpulan sebagai
berikut:
1. Kelompok umur responden terbanyak yakni pada umur 30-39 tahun.
2. Multiparitas merupakan kategori yang paling sering dijumpai pada semua
responden.
3. Penderita kanker payudara di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yang
mempunyai riwayat menggunakan KB Hormonal ≥5 tahun sebanyak 11
orang.
4. Penggunaan KB hormonal ≥5 tahun dapat meningkatkan 2,860 kali
kejadian kanker payudara namun tidak ada hubungan secara langsung
antara penggunaan KB hormonal dengan kejadian kanker payudara karena
p>α=0,05.
V. SARAN
1. Bagi institusi
Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam kegiatan belajar mengajar
khususnya dalam program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
wanita.
2. Bagi tenaga kesehatan
Konseling mengenai efek samping dan risiko penggunaan KB hormonal
hendaknya dapat dijadikan bagian terpenting sebelum melakukan pelayanan
KB, khususnya pada profesi bidan dan penyelenggara pelayanan kesehatan
pada umumnya.
3. Bagi masyarakat
Akseptor KB hendaknya cermat dalam menggunakan alat kontrasepsi,
pemilihan jenis kontrasepsi yang aman dan sesuai dengan kesehatan diri
merupakan hal yang perlu diperhatikan dengan melakukan akses mengenai
alat kontrasepsi melalui tenaga kesehatan maupun media informasi lainnya.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Agar dilakukan penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian yang
serupa dengan variabel yang lebih variatif dan pendekatan waktu yang lebih
akurat.
10
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
DAFTAR PUSTAKA
Anofi, M. Sering Perdarahan Akibat Kanker Leher Rahim. [Diakses tanggal
1 maret 2011] Didapat dari: http://www.jawabali.com
Apreliasari, H. Risiko Riwayat Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Terhadap
Kejadian Kanker Payudara [karya tulis ilmiah]. Surakarta: UNS; 2009.
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta;
2010.
Baradero, dkk, Klien Gangguan Sistem Reproduksi Seksualitas. Jakarta: EGC;
2007.
BKKBN, 2010. Laporan Pelayanan Kontrasepsi Desember 2010. [Diakses
tanggal 23 Februari 2011]. Didapat dari: http://www.bkkbn.go.id
De Jong. Wim, Kanker Apakah Itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan Dukungan
Keluarga. Jakarta: Arcan; 2006.
Depkes RI. Prevalensi Kejadian Kanker Payudara Di Indonesia. 2006. [Diakses
tanggal 25 Januari 2011]. Didapat dari: http://www.depkesri.co.id
Depkes RI. Laporan Pelaksanaan SUKERDA 2008.2008. [diakses tanggal 2
januari 2011]. Didapat dari: http://www.depkesri.co.id
Diananda, R. Mengenal Seluk-Beluk Kanker. Yogyakarta: Katahati; 2007.
Handerson, C dan Jones, K. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC; 2006.
Harianto. Risiko Penggunaan Pil Kombinasi Terhadap Kejadian Kanker Payudara
Pada Akseptor KB di perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo. 2004.
[Diakses
tanggal
28
januari
2011].
Didapat
dari:
http://www..jurnal.farmasi.ui.ac.id,.
Indrati, Rini. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kanker Payudara Di
RS Karyadi, Semarang. 2005. [Diakses tanggal 30 Januari 2011] didapat
dari: http://www.undip.ac.com
Mustikasari, I. Pengaruh Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Dan Non
Hormonal Terhadap Kejadian Kanker Payudara. Surabaya: UNAIR; 2009.
Sri Wahyuni, Faktor Risiko Akseptor …. 11
Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Reneka Cipta;
2010.
Saifudin, dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP
Sarwono Prawirohardjo; 2006.
Setiati, Eni. Waspadai 4 kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: ANDI;
2009.
Sjamsul Hidayat. Buku Ajar ilmu Bedah. Jakarta: EGC; 2004.
Sugiyono. Statiska untuk Penelitian. Bandung: Alphabeta; 2007.
Tiran, denis. Kamus Saku Bidan. Jakarta: EGC; 2006.
Winkjosastro, H. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP Sarwono Prawirohardjo; 2005.
Download