UNIVERSITAS INDONESIA

advertisement
ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNASIONAL DALAM
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
Bunga Nirmalasari
Dr. Chaerul D. Djakman, S.E., Ak., MBA
Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh direktur utama dengan pengalaman
bekerja di luar negeri, kepemilikan asing, perdagangan internasional, dan variabel control
berupa ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR). Sampel pada penelitian ini adalah 94 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010. Penelitian ini menganalisis laporan
tahunan perusahaan dengan metode content analysis berdasarkan indeks GRI Level C dengan
kategori ekonomi, lingkungan, dan kemasyarakatan. Hasil dari penelitian ini menunjukan
bahwa dari ketiga variabel independen dan ketiga variabel control yang digunakan, direktur
utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri dan kepemilikan asing berpengaruh positif
signifikan terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks GRI Level C. Variabel control
berupa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR
berdasarkan indeks GRI Level C di Indonesia.
Kata kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), direktur utama dengan pengalaman
bekerja di luar negeri, kepemilikan asing, perdagangan internasional, GRI Level C
Abstract
This research is aimed to analyze the influence of the CEO with the experience working
abroad, foreign ownership, international trade, and the control variables of firm size,
leverage and profitability on Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure. The samples
of this research are 94 manufacture firms listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) at 2010.
Using Content Analysis method based on Level C GRI index by category of economic,
environmental, and social to analyze firm’s annual report. The results of this research show
that from the three independent variables and three control variables are used, the CEO with
the experience working abroad and foreign ownership are significant positive effect on CSR
disclosure based on GRI Level C. Control variables such as firm size significant positive
effect on CSR disclosure based on GRI Level C in Indonesia.
Keywords:
Corporate Social Responsibility (CSR), CEO with the experience working
abroad, foreign ownership, international trade, GRI Level C
1
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
2
I.
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial atau yang lebih dikenal dengan
Corporate Social Responsibility (CSR) semakin banyak dibahas di dunia maupun di
Indonesia, baik di media cetak dan elektronik, seminar ataupun konfrensi. Perusahaan di
dunia maupun di Indonesia juga semakin banyak yang mengklaim bahwa mereka telah
melaksanakan tanggung jawab sosialnya (Utama, 2007). Perkembangan CSR juga terkait
dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun dunia,
mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim.
Saat ini tingkat dan kualitas pelaporan CSR perusahaan di Indonesia masih relatif
rendah. Rendahnya tingkat pelaporan kemungkinan besar disebabkan karena belum
berjalannya infrastruktur pendukung pelaporan CSR. Hingga kini belum ada kesepakatan
standar pelaporan CSR yang dapat dijadikan acuan bagi perusahaan dalam menyiapkan
laporan CSR. Selain itu juga kurangnya permahaman atas pentingnya aktivitas CSR bagi
lingkungan sekitar dan manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dengan melakukan aktivitas
CSR membuat minimnya pengungkapan CSR pada perusahaan nasional.
Berbeda dengan perusahaan-perusahaan nasional, perusahaan-perusahaan yang berada
di luar negeri, khususnya di Eropa dan Amerika Serikat, cenderung lebih mengungkapkan
kegiatan CSR mereka. Tingginya pengungkapan CSR di luar negeri didukung oleh hasil
survey yang dilakukan oleh Yale Center for Environmental Law and Policy (YCELP) , Yale
University dan The Center for International Earth Science Information Network (CIESIN),
Columbia University. Hasil dari penelitian YCELP dan CIESIN menunjukan negara - negara
yang concern terhadap aktivitas CSR didominasi oleh negara-negara Eropa dan Amerika
Serikat dengan Environmental Performance Index (EPI Score) yang lebih tinggi dibandingkan
dengan EPI Score pada negara-negara Asia. Hal ini membuktikan bahwa negara asing,
khususnya Eropa dan Amerika Serikat, lebih concern dalam melakukan aktivitas CSR.
Menurut Dechant and Altman (1994) hal ini terjadi karena perusahaan di luar negeri, atau
dalam hal ini perusahaan asing, melakukan aktivitas CSR sebagai bagian dari strategi
perusahaan. Perusahaan asing memahami bahwa CSR bukan hanya semata-mata kegiatan
yang menghabiskan uang perusahaan tetapi dapat menjadi aset strategis dan memberikan
keuntungan kompetitif yang pada akhirnya dapat memberikan keuntungan untuk perusahaan,
Strike (2006). Hal ini yang mungkin belum sepenuhnya dipahami oleh seluruh perusahaan
yang berada di Indonesia, sehingga masih minimnya pengungkapan CSR pada perusahaanperusahaan di Indonesia.
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
3
Tingginya pengungkapan aktivitas CSR pada negara-negara di luar negeri khususnya
Eropa dan Amerika Serikat membuat penulis tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruhnya
keterlibatan pihak asing dalam corporate governance terhadap pengungkapan aktivitas CSR
di Indonesia. Faktor keterlibatan pihak asing pada suatu perusahaan dapat berupa karyawan
yang memiliki kewarganegaraan asing atau memiliki pengalaman bekerja di luar negeri,
pemegang saham yang berkewarganegaraan asing atau perusahaan di luar negeri, kreditur
yang memiliki kewarganegaraan asing atau perusahaan yang berada di luar Indonesia,
pemasok yang berasal dari luar Indonesia, konsumen/pelanggan yang berasal dari luar
Indonesia dan lain-lain. Namun untuk penelitian ini Penulis hanya menggunakan faktor
pimpinan yang memiliki pengalaman bekerja di luar negeri, pemegang saham yang
berkewarganegaraan asing atau perusahaan di luar Indonesia dan konsumen/pelanggan yang
berasal dari luar negeri sebagai faktor keterlibatan pihak asing pada suatu perusahaan yang
dapat mempengaruhi pengungkapan CSR. Pimpinan yang memiliki pengalaman bekerja di
luar negeri dalam penelitian ini dikhususkan pada direktur utama yang memiliki pengalaman
bekerja di luar negeri, pemegang saham asing dapat berupa kepemilikan saham perusahaan
oleh
warganegara
asing
atau
perusahaan
yang
berada
di
luar
Indonesia
dan
konsumen/pelanggan yang berasal dari luar Indonesia dapat berupa penjualan ekspor atau
dalam penelitian ini disebut sebagai perdagangan internasional.
I.2
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain memberikan informasi bahwa
keterlibatan pihak asing pada corporate governance merupakan salah satu faktor yang dapat
dipertimbangkan dalam melihat pengungkapan CSR perusahaan dikarenakan kebutuhan akan
legitimasi perusahaan di dalam masyarakat. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan
gambaran kepada pemerintah sampai sejauh mana pengungkapan tanggung jawab sosial yang
telah dilakukan perusahaan. Sehingga pemerintah dapat mempertimbangkan suatu standar
pelaporan CSR yang sesuai dengan kondisi Indonesia.
II.
LANDASAN TEORI
II.1
Teori Corporate Social Responsibility
Stakeholders pada dasarnya dapat mengendalikan / memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan.
Stakeholders theory umumnya berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan untuk
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
4
memanage stakeholdersnya. Cara-cara tersebut tergantung pada strategi yang diadopsi oleh
perusahaan. Ulmann (1985) menyimpulkan bahwa pengungkapan sosial merupakan strategi
yang digunakan untuk mengelola hubungan dengan stakeholder dengan mempengaruhi level
permintaan yang berasal dari stakeholder yang berbeda. Semakin penting stakeholder itu bagi
kesuksesan
organisasi,
semakin
besar
kemungkinan
organisasi
akan
memenuhi
permintaannya.
Salah satu faktor yang dimasukkan oleh banyak peneliti sebagai motif dibalik
pengungkapan informasi sosial dan lingkungan adalah keinginan untuk melegitimasi operasi
organisasi (Deegan, 2002). Kedudukan perusahaan sebagai bagian dari masyarakat ditunjukan
dengan operasi perusahaan yang seringkali mempengaruhi masyarakat sekitarnya.
Eksistensinya dapat diterima sebagai anggota masyarakat, sebaliknya eksistensinya pun dapat
terancam bila perusahaan tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat tersebut.
II.2
Konsep Corporate Social Responsibility
CSR harus berpijak pada Triple Bottom Line (TBL). Dalam konsep ini disebutkan
bahwa saat ini perusahaan tidak lagi hanya dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak
pada Single Bottom Line, yaitu nilai perusahaan yang digambarkan dalam kondisi laba saja,
tetapi tanggung jawab perusahaan juga harus berpijak secara Triple Bottom Line yang
memperhatikan kondisi sosial dan lingkungan, disamping tujuan memaksimalkan laba.
Dengan kata lain, saat ini upaya pemaksimalan laba ekonomi (profit) pada perusahaan harus
dibarengi juga dengan kontribusi positif kepada masyarakat (people) dan lingkungan (planet).
Atau disebut juga dengan pemahaman prinsip 3P (profit, people, planet) (Lubis, 2008 dalam
Wahyuningsih, 2011). Prinsip TBL ini dinilai membutuhkan implementasi nyata yang
kemudian dikaitkan dengan suatu konsep yang disebut tanggung jawab sosial dan lingkungan
atau Corporate Social Responsibility.
II.3
Manfaat Corporate Social Responsibility
Menurut Nurmansyah (2006) manfaat CSR yang dapat dirasakan oleh perusahaan
antara lain dapat memperkuat reputasi perusahaan di depan stakeholders, operasional yang
lebih efisien melalui penggunaan energi dan sumber daya alam, mengurangi limbah dan
menjual material daur ulang. Kerjasama yang erat dengan stakeholders adalah kunci
menimbulkan peluang untuk inovasi, kreatifitas, dan membuka produk atau pangsa pasar
baru. Pemerintah tak jarang menyediakan insentif keuangan terhadap perusahaan yang
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
5
memiliki inisiatif-inisiatif CSR yang baik, termasuk di dalamnya inovasi yang ramah
lingkungan.
II.4
Pengembangan Hipotesis
Dalam penelitian kali ini, penulis akan melakukan pengujian terhadap beberapa variabel
independen dan variabel control atas pengaruhnya terhadap pengungkapan CSR. Variabel
Independen yang digunakan adalah direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri,
kepemilikan asing dan perdagangan internasional. Variabel control yang digunakan adalah
ukuran perusahaan (SIZE), leverage (LEV) dan profitabilitas (PRO).
Hubungan Antara Direktur Utama dengan Pengalaman Bekerja di Luar Negeri dengan
Pengungkapan CSR
Sebagai pemimpin perusahaan, direktur utama bertanggung jawab terhadap pengelolaan
perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan (profitability). Selama ini aktivitas CSR
dianggap sebagai kegiatan yang tidak memberikan manfaat dan dapat mengurangi laba untuk
perusahaan oleh sebagian direktur utama di Indonesia sehingga pengungkapan CSR dinilai
minim pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Berbeda dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia, perusahaan-perusahaan di luar
negeri khususnya Eropa dan Amerika menganggap bahwa aktivitas CSR bukan hanya sekedar
charity atau pengeluaran semata, tetapi sebagai bagian untuk memperoleh legitimasi dari
masyarakat agar dapat mempertahankan eksistensinya. Atas dasar itulah ketika perusahaanperusahaan di Indonesia memiliki direktur utama yang memiliki pengalaman bekerja di luar
negeri diharapkan akan mengungkapkan aktivitas CSR perusahaan yang dipimpinnya sesuai
dengan pengalaman bekerjanya (Slater, 2009).
Penelitian mengenai pengaruh direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar
negeri terhadap pengungkapan CSR telah dilakukan oleh Slater (2009). Hasil dari penelitian
yang dilakukan oleh Slater (2009) menunjukan bahwa direktur utama dengan pengalaman
bekerja di luar negeri berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Berdasarkan uraian
tersebut di atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H1 =
Direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri berpengaruh positif
terhadap pengungkapan CSR
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
6
Hubungan Antara Kepemilikan Asing dengan Pengungkapan CSR
Selama ini kepemilikan asing merupakan pihak yang dianggap concern terhadap
pengungkapan CSR. Menurut Machmud dan Djakman (2008), negara-negara di Eropa sangat
memperhatikan isu sosial misalnya hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan
lingkungan seperti efek rumah kaca, pembalakan liar, serta pencemaran air. Hal ini
menjadikan perusahaan multinasional mulai mengubah perilaku mereka dalam beroperasi
demi menjaga legitimasi dan reputasi perusahaan.
Penelitian Tanimoto dan Suzuki (2005) dalam Machmud dan Djakman (2008)
membuktikan bahwa kepemilikan asing pada perusahaan publik di Jepang menjadi faktor
pendorong terhadap adopsi GRI dalam pengungkapan CSR. Hasil tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Rustiarini (2011), dengan mengambil sampel terhadap perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI, Rustiarini berhasil menunjukan bahwa kepemilikan asing
berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
Adanya hasil yang tidak konsisten pada penelitian terdahulu mendorong dilakukannya
penelitian-penelitian serupa untuk saling melengkapi. Hal ini pula yang kemudian mendorong
penulis untuk melakukan penelitian serupa dengan menggunakan sampel perusahaan di
Indonesia. Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H2 = Kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR
Hubungan Antara Perdagangan Internasional dengan Pengungkapan CSR
Aktivitas di pasar luar negeri mengharuskan perusahaan mempertimbangkan
perbedaan nasional perusahaan pada kebutuhan pelanggan, yang dipengaruhi oleh budaya dan
kebiasaan negara. Perusahaan yang melakukan perdagangan internasional akan lebih diawasi
oleh masyarakat internasional dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan
perdagangan internasional. Kecenderungan tersebut membuat perusahaan yang melakukan
perdagangan internasional lebih proaktif terhadap isu-isu tanggung jawab sosial.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat hubungan antara perdagangan
internasional dengan pengungkapan CSR. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Choi (1999)
dan Branco (2008). Hasil penelitian Branco tidak menemukan pengaruh antara perdagangan
internasional dengan pengungkapan CSR baik melalui laporan tahunan maupun website
perusahaan. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai
berikut :
H3 = Perdagangan Internasional berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
7
II.4.4 Variabel Control
Ukuran Perusahaan (Size). Penelitian terdahulu telah membuktikan hubungan yang positif
antara pengungkapan CSR dengan ukuran perusahaan. Salah satu penjelasannya adalah
perusahaan besar lebih banyak melakukan aktivitas dan memiliki pengaruh yang lebih besar
terhadap masyarakat (Wijaya, 2009).
Leverage. Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) keputusan untuk mengungkapkan informasi
sosial akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan pendapatan.
Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi
akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi
sorotan dari para debtholders.
Profitabilitas. Pada perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang lebih besar, manajemen
mempunyai kebebasan dan fleksibilitas untuk bertanggung jawab dalam program CSR
(Haniffa dan Cooke, 2005). Sesuai dengan teori legitimasi, perusahaan yang lebih profitabel
mengungkapkan informasinya untuk menunjukan perhatiannya terhadap masyarakat.
III.
METODOLOGI PENELITIAN
III.1
Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan metode dokumentasi atau kutipan langsung dari berbagai sumber.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu merupakan
data penelitian yang diperoleh peneliti dari sumber-sumber yang sudah ada sebelumnya untuk
berbagai tujuan secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat melalui
pihak lain). Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini akan
dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda.
III.2. Sampel dan Data Penelitian
Pemilihan sampel tergolong dalam metode cross sectional, serta tergolong dalam
metode purposive sampling. Data cross section yang dipilih sebagai sampel penelitian adalah
data perusahaan industri manufaktur pada tahun 2010. Hal ini dikarenakan Penulis berharap
adanya konstribusi penelitian melalui penggunaan data dan informasi terbaru.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Untuk melihat
item pengungkapan CSR, penulis menggunakan data sekunder dengan kriteria yaitu (1)
Perusahaan- perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010, (2)
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
8
Perusahaan menerbitkan dan mempublikasikan laporan tahunan (annual report) periode 2010
secara lengkap yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id atau
akses langsung ke situs perusahaan terkait, dan juga Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) 2010. (3) Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian seperti tersedianya informasi mengenai rincian kepemilikan
saham perusahaan berdasarkan lokasi perusahaan/individu dan penjualan yang terinci
berdasarkan segmen geografisnya.
III.3
Model Penelitian
CSRIi = β0i + β1 DIRUTi + β2 ASINGi + β3 PERDi + β4 SIZEi – β5 LEVi +
β6 PROi + ℇi
Dimana :
CSRIi
DIRUTi
ASINGi
PERDi
SIZEi
LEVi
PROi
ℇi
i
dimana N
: Corporate Social Responsibility Index perusahaan i berdasarkan
GRI Level C
: Direktur Utama yang memiliki pengalaman bekerja di luar negeri = 1;
Direktur Utama yang tidak memiliki pengalaman bekerja di luar negeri = 0
: Persentase kepemilikan asing (>5%)
: Persentase penjualan ke luar negeri
: Ukuran Perusahaan (Variabel Control)
: Leverage (Variabel Control)
: Profitabilitas (Variabel Control)
: Error term
: 1,2 ,......,N
: banyaknya sampel yang digunakan
III.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian
III.4.1 Variabel Terikat (Dependent)
Penelitian ini menggunakan skor penilaian CSR sebagai variabel dependen.
Untuk memperoleh skor tersebut dilakukan melalui content analysis atas sumber dokumentasi
perusahaan. Penghitungan jumlah pengungkapan per ketegori GRI Level C dilakukan dengan
metode dummy. Metode ini memberikan skor 1 (satu) untuk kategori pelaporan yang
diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunan, dan nilai 0 (nol) untuk kategori
pelaporan yang tidak diungkapkan. Kemudian skor atas kesesuaian pelaporan dengan GRI
Level C diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
CSRIi
Keterangan :
=
∑ Χi
n
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
9
CSRIi
Xi
n
: Skor CSR berdasarkan GRI Level C (performance indicator ekonomi,
lingkungan, dan kemasyarakatan) perusahaan i pada tahun 2010
: Total kategori GRI Level C (performance indicator ekonomi, lingkungan, dan
kemasyarakatan) perusahaan i pada tahun 2010
: Total Kategori GRI Level C, n = 75
III.4.2Variabel Bebas (Independent)
Direktur Utama dengan Pengalaman Bekerja di Luar Negeri
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Slater (2009), direktur utama dengan pengalaman
bekerja di luar negeri diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu :
Skor 1 : Jika direktur utama memiliki pengalaman bekerja di luar negeri / luar Indonesia
sampai dengan tahun 2010.
Skor 0 : Jika direktur utama tidak memiliki pengalaman bekerja di luar negeri / luar
Indonesia sampai dengan tahun 2010.
Informasi mengenai pengalaman kerja direktur utama dapat dilihat melalui biografi direktur
utama, laporan tahunan, website perusahaan, dan sumber lainnya.
Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing dalam penelitian ini menggunakan persentase pemilikan saham
asing, baik oleh individu maupun lembaga, yang lebih dari 5% (>5%) informasi mengenai
kepemilikan saham asing dapat dilihat melalui laporan tahunan perusahaan pada tahun 2010.
Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional di ukur dengan persentase penjualan ke luar negri (ekspor)
terhadap total penjualan perusahaan. Pengungkapan informasi ini dapat dilihat pada laporan
tahunan bagian bisnis segmen.
III.4.3 Variabel Control
Ukuran Perusahaan (Size). Ukuran perusahaan diukur dari total aset yang ditransformasikan
dalam bentuk logaritma dengan tujuan untuk menyamakan dengan variabel lain. Ukuran
perusahaan dirumuskan sebagai berikut :
SIZE = log (Nilai Total Aset)
Leverage. Rasio leverage diukur dengan membagi total utang dengan jumlah ekuitas
perusahaan. Leverage dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
10
LEV =
Profitabilitas. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu salah satu rasio
profitabilitas menurut Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Branco (2008) yaitu Return on
Asset (ROA) :
ROA =
IV.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
IV.1
Deskripsi Sampel Penelitian
Berdasarkan data dari website Bursa Efek Indonesia (BEI), diketahui bahwa
perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya pada tahun 2010 adalah sebanyak 420
perusahaan. Dari jumlah tersebut, 132 perusahaan memenuhi kriteria sampel penelitian
sebagai perusahaan industri manufaktur. Jumlah sampel yang dapat digunakan pada penelitian
ini sebanyak 94 perusahaan, dengan total perusahaan yang dikeluarkan dari sampel yaitu
sebanyak 38 perusahaan.
Berdasarkan jenis sektor industri dapat dilihat pada Gambar 1 rata-rata pengungkapan
CSR terbanyak berasal dari sektor industri cement yaitu sebesar 44.44%. Sampel industri
cement pada penelitian ini terdiri dari PT. Holcim Indonesia Tbk., PT. Indocement Tunggal
Prakasa Tbk. dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Sedangkan industri yang paling sedikit
mengungkapakan aktivitas CSR berasal dari sektor industri houseware yaitu sebesar 19.56%
dengan sampel PT. Kedaung Indah Can Tbk., PT. Kedawung Setia Industrial Tbk. dan PT.
Langgeng Makmur Industri Tbk.
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
11
Gambar 1. Rata-Rata Pengungkapan CSR Berdasarkan Sektor Industri
Sumber : data hasil olahan penulis
Pengungkapan CSR yang tinggi pada sektor industri cement disebabkan karena
penggunaan sumber daya alam yang digunakan untuk memproduksi bahan baku dan dampak
dampak operasi perusahaan terhadap pencemaran lingkungan dan masyarakat. Pencemaran
lingkungan yang terjadi akibat dari produksi semen tersebut serta penggunaan sumberdaya
alam untuk kebutuhan perusahaan membuat mereka merasa bertanggung jawab terhadap
pencemaran lingkungan sehingga pengungkapan CSR pada sektor industri ini tinggi.
Gambar tersebut juga menunjukan bahwa rata-rata pengungkapan CSR paling rendah
pada sektor industri houseware yaitu hanya sebesar 19.56%. Pengungkapan yang rendah pada
sektor industri houseware disebabkan karena industri ini tidak menggunakan energi langsung
dari alam, oleh karenanya sektor industri ini tidak merasa perlu untuk melakukan pelestarian
lingkungan. Selain itu industri houseware juga kurang memperoleh sorotan dari masyarakat
luas atas aktivitas yang dilakukan oleh organisasi sehingga mereka tidak termotivasi untuk
melakukan pengungkapan CSR.
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
12
IV.2
Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif
Maximum
Mean
Std.
Deviation
N
Minimum
CSRIi
94
0.1600
0.5333
0.2460
0.0568
DIRUTi
94
0.0000
1.0000
0.3511
0.4799
ASINGi
94
0.0000
0.9914
0.4044
0.3339
PERDi
94
0.0000
0.9994
0.2616
0.3128
SIZEi (000.000)
94
2.937
112.857.000
LEVi
94
0.0431
12.6017
1.5629
2.2426
PROi
94
-0.3928
0.5536
0.0768
0.1138
Valid N (listwise)
94
4.772.457 13.511.331
Jumlah sampel penelitian 94 perusahaan.
CSRIi : Skor CSR Berdasarkan GRI Level C (performance indicator ekonomi, lingkungan, dan
kemasyarakatan) perusahaan i pada tahun 2010;
DIRUTi : Dummy pengalaman bekerja Direktur Utama di Luar Negeri perusahaan i tahun 2010;
ASINGi : Persentase kepemilikan saham asing perusahaan i (>5%) pada akhir tahun 2010;
PERDi : Persentase penjualan ekspor perusahaan i pada tahun 2010;
SIZEi
: Total aset perusahaan i pada akhir tahun 2010;
LEVi
: Debt to Total Equity perusahaan i pada akhir tahun 2010;
PROi
: Net Income to Total Asset perusahaan i pada akhir tahun 2010.
Sumber : Output SPSS
Dari Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata pengungkapan CSR berdasarkan
kesesuaian pengungkapannya dengan standar GRI Level C, dengan performance indicator
yang mencakup indikator ekonomi, lingkungan, dan kemasyarakatan pada
perusahaan
manufaktur di tahun 2010 adalah sebesar 0.2460, atau 24.60%, dengan angka tingkat
pengungkapan CSR tertinggi adalah sebesar 53.33% yang terjadi pada PT. Holcim Indonesia
Tbk. dan tingkat pengungkapan CSR terendah terjadi pada PT. Jembo Cable Company Tbk.
yaitu sebesar 16.00%.
Pengungkapan yang rendah ini dikarenakan perusahaan hanya fokus pada pemenuhan
masalah penyediaan infrastruktur, kesehataan, dan pemberian bantuan pada daerah yang
terkena bencana alam tetapi jarang sekali perusahaan mengungkapkan kegiatan CSR seperti
sanksi terhadap pelanggaran hukum, korupsi dan malpraktik.
Jika dibandingan dengan penelitian yang dilakukan Wahyuningsih (2011), didapat hasil
mean sebesar 0.2275. Jika dibandingkan antara rata-rata pengungkapan CSR berdasarkan GRI
Level C pada tahun 2009 dengan 2010 terjadi peningkatan pengungkapan CSR dari 22.75%
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
13
-24.60%. peningkatan pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan ini mengindikasikan
bahwa perusahaan semakin memberi perhatian pada pengungkapan CSR dalam laporan
tahunannya.
IV.3 Pengujian Hipotesis
Hasil Uji F (F test)
Dari hasil pengujian ini pada Tabel 2 dapat dilihat pada nilai F- Statistic sebesar 7.365
dan signifikan pada 0.000. Dengan menggunakan tingkat α (alfa) 0.05 atau 5% maka H0
berhasil ditolak. Penolakan H0 dibuktikan dengan hasil perhitungan bahwa nilai sig (0.000) <
dari α (alfa) = 0.05, sehingga dapat disimpulkan, jika diuji secara simultan maka seluruh
variabel independen dan variabel control memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
Dengan demikian model penelitian ini valid untuk digunakan.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-squared sebesar 0.291 yang berarti
variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dan variabel
control sebesar 29.1%. Hal ini berarti 29.1% pengungkapan CSR dipengaruhi variabel
direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri, kepemilikan asing, perdagangan
internasional, ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas. Sedangkan sisanya sebesar
70.9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil Uji Parsial (t test)
Dari Tabel 2 dapat dilihat hasil pengujian secara parsial tiga variabel independen dan
tiga variabel control, terdapat dua variabel independen dan satu variabel control yang
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR yaitu variabel direktur utama dengan pengalaman
bekerja di luar negeri, kepemilikan asing dan variabel size (ukuran perusahaan) sedangkan
variabel lainnya tidak berpengaruh.
Tabel 2. Hasil Uji t
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
14
Model
1
Expected
Sign
(Constant)
Unstandardized
Coefficients
t
-0.192
-2.013
Sig.
0.047
DIRUTi
+
0.024
2.101
ASINGi
+
0.029
1.760
0.039 **
0.082 *
PERDi
+
0.019
1.103
0.273
SIZEi
+
0.034
4.303
0.000 ***
LEVi
-
-0.001
-0.513
PROi
+
0.070
1.483
Adjusted R-squared
F-Statistic
Sig.
0.609
0.142
0.291
7.365
0.000
a. Dependen Variabel : CSRI
Jumlah sampel penelitian 94 perusahaan.
CSRIi : Skor CSR Berdasarkan GRI Level C (performance indicator ekonomi, lingkungan, dan
kemasyarakatan) perusahaan i pada tahun 2010;
DIRUTi : Dummy pengalaman bekerja Direktur Utama di Luar Negeri perusahaan i tahun 2010;
ASINGi : Persentase kepemilikan saham asing perusahaan i (>5%) pada akhir tahun 2010;
PERDi : Persentase penjualan ekspor perusahaan i pada tahun 2010;
SIZEi
: Log total aset perusahaan i pada akhir tahun 2010;
LEVi
: Debt to Total Equity perusahaan i pada akhir tahun 2010;
PROi
: Net Income to Total Asset perusahaan i pada akhir tahun 2010.
***,**,* nilai signifikansi pada tingkat alpha 99%, 95%, 90% (1-tailed)
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan hasil regresi model penelitian pada Tabel 2 dapat disusun persamaan
regresi untuk model penelitian sebagai berikut :
CSRIi = – 0.192 + 0.024 DIRUTi + 0.029 ASINGi + 0.019 PERDi + 0.034 SIZEi – 0.001
LEVi + 0.070 PROi + ℇi
Direktur Utama dengan Pengalaman Bekerja di Luar Negeri
Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 2 terlihat bahwa variabel direktur utama dengan
pengalaman bekerja di luar negeri (DIRUT) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.039. Dengan
menggunakan tingkat signifikansi 95% (α = 5%), maka p-value lebih kecil dari 0.05 dan
berada pada daerah tolak H0. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel direktur
utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri berpengaruh positif terhadap pengungkapan
CSR berdasarkan GRI Level C sehingga hipotesis 1 diterima.
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
15
Hasil penelitian positif pada variabel direktur utama dengan pengalaman bekerja di
luar negeri memberikan arti bahwa direktur utama telah mengimplementasikan aktivitas CSR
yang mereka lakukan pada saat bekerja di luar negeri untuk diterapkan pada perusahaan yang
ia pimpin di Indonesia sehingga berpengaruh terhadap pengungkapan aktivitas CSR. Hasil
penelitian ini juga sesuai dengan teori legitimasi yang menyatakan bahwa perusahaan melalui
top manajemennya mencoba memperoleh kesesuaian antara tindakan organisasi dan nilai-nilai
dalam masyarakat umum dan publik yang relevan (Dowling dan Preffer, 1975 dalam Haniffa
dan Cooke, 2005). Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Slater (2009) pada perusahaan-perusahaan yang berada di United State, yang juga
menemukan adanya pengaruh positif antara direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar
negeri dengan pengungkapan CSR.
Kepemilikan Asing
Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 2 terlihat bahwa variabel kepemilikan asing
(ASING) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.082. Dengan menggunakan tingkat signifikansi
90% (α = 10%), maka p-value lebih kecil dari 0.10 dan berada pada daerah tolak H0. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR berdasarkan GRI Level C sehingga hipotesis 2 diterima.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum kepemilikan asing di Indonesia
turut peduli terhadap isu-isu sosial misalnya hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan
lingkungan sebagai isu kritis yang secara ekstensif harus diungkapkan dalam laporan tahunan
perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori legitimasi dimana perusahaan berusaha
untuk memenuhi kebutuhan para stakeholders dengan cara melakukan aktivitas CSR sehingga
dapat memperoleh legitimasi dari masyarakat khususnya atas kelangsungan organisasi. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tanimoto dan Suzuki
(2005) dalam Machmud dan Djakman (2008) dan Rustiarini (2011) yang menyatakan bahwa
kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Namun hasil penelitian
ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marwata (2006), Amran dan Devi
(2008), Machmud dan Djakman (2008), dan Said et al. (2009) dimana secara statistik adanya
kepemilikan saham asing pada perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR
perusahaan.
Perdagangan Internasional
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
16
Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 2 terlihat bahwa variabel perdagangan
internasional (PERD) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.273. Dengan menggunakan tingkat
signifikansi 90% (α = 10%), maka p-value lebih besar dari 0.10 dan berada pada daerah
terima H0. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel perdagangan internasional
tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR berdasarkan GRI Level C sehingga
hipotesis 3 ditolak.
Hasil penelitian menunjukan variabel perdagangan internasional tidak mempengaruhi
pengungkapan CSR pada perusahaan industri manufaktur di Indonesia tahun 2010. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa pembeli (customer) asing dalam membeli produk-produk
dari perusahaan di Indonesia tidak mempertimbangkan apakah perusahaan tersebut
melakukan pengungkapan CSR atau tidak. Rendahnya kepedulian pembeli (customer) asing
terdahap aktivitas CSR dikarenakan sebagian besar pembeli asing yang terdapat pada sampel
penelitian adalah pembeli yang bukan berasal dari Eropa dan Amerika. Sebagaimana
diketahui negara yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap aktivitas CSR didominasi
oleh negara-negara di Eropa dan Amerika.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan stakeholders theory dimana perusahaan
berusaha untuk memenuhi permintaan stakeholders. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Branco (2008) terhadap perusahaan-perusahaan di
Portugis yang tidak menemukan pengaruh yang signifikan antara perdagangan internasional
terhadap pengungkapan CSR.
Variabel Control
Ukuran Perusahaan (Size). Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 2 maka variabel control
ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000. Dengan menggunakan tingkat
signifikansi 99% (α=1%), maka p-value lebih kecil dari 0.01, artinya ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR berdasarkan GRI Level C dalam laporan tahunan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sembiring (2005),
Rosmasita (2007), Machmud dan Djakman (2008), Reverte (2008) dan Puspitasari (2009),
yang juga menemukan hasil adanya pengaruh positif antara ukuran perusahaan dengan
pengungkapan CSR.
Leverage. Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 2 maka variabel control leverage memiliki
nilai signifikansi sebesar 0.609. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 90% (α=10%),
maka p-value lebih besar dari 0.10. Artinya leverage tidak mempunyai pengaruh terhadap
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
17
luas pengungkapan CSR berdasarkan GRI Level C pada laporan tahunan perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Haniffa dan Cooke (2005) dan Wijaya (2009)
dimana dalam penelitiannya membuktikan bahwa leverage tidak mempunyai hubungan
dengan luas pengungkapan CSR. Penelitian lain yang dilakukan sembiring (2005)
membuktikan bahwa leverage tidak menunjukan pengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Profitabilitas. Tabel 2 menunjukan hasil regresi variabel control profitabilitas, yang dilihat
dari rasio laba bersih terhadap total aset, memiliki nilai signifikansi sebesar 0.142. Dengan
menggunakan tingkat signifikansi 90% (α=10%), maka p-value lebih besar dari 0.10. Artinya
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR berdasarkan GRI Level C
pada laporan tahunan perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Hackston & Milne (1996) dan Anggraini (2006) yang tidak berhasil
membuktikan pengaruh profitabilitas perusahaan.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel direktur utama dengan pengalaman
bekerja di luar negeri dan kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR
berdasarkan level terendah GRI, yaitu GRI Level C (performance indicator ekonomi,
lingkungan, dan kemasyarakatan) pada perusahaan industri manufaktur yang tercatat di BEI
pada tahun 2010. Hasil ini mengindikasikan bahwa direktur utama dengan pengalaman
bekerja
di
luar
negeri
turut
berperan
dalam
pengungkapan
CSR
berdasarkan
lingkungan/negara dimana mereka pernah bekerja. Hasil temuan penelitian ini memperkuat
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Slater (2009) yang membuktikan bahwa direktur
utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri memiliki pengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR.
Hasil penelitian kepemilikan asing berpengaruh positif menunjukan bahwa
kepemilikan asing pada perusahaan industri manufaktur di Indonesia turut peduli terhadap
isu-isu sosial misalnya hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan lingkungan. Hasil
penelitian ini berhasil mendukung teori legitimasi dimana perusahaan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan para stakeholders dengan cara melakukan aktivitas CSR sehingga dapat
memperoleh legitimasi dari masyarakat khususnya atas kelangsungan organisasi. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tanimoto dan Suzuki
(2005) dalam Machmud dan Djakman (2008), Samad (2002) dan Haniffa dan Cooke (2005)
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
18
dalam Said et. al (2009) dan Rustiarini (2011) yang menyatakan bahwa kepemilikan asing
berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
V.3
Saran
Dari simpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan
antara lain, untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengambil sampel dari seluruh industri
yang terdaftar di BEI sehingga pengungkapan CSR dapat lebih menggambarkan kondisi
praktik pengungkapan CSR yang sebenarnya terjadi di Indonesia. Penelitian selanjutnya juga
sebaiknya memperluas periode pengamatan dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih
banyak dan periode data yang lebih panjang. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
memberi penilaian yang berbeda untuk lamanya pengalaman bekerja direktur utama di luar
negeri serta memberikan penilaian yang berbeda atau terpisah pada negara-negara yang
dianggap lebih concern terhadap aktivitas CSR atau tidak agar dapat lebih menggambarkan
hasil yang sebenarnya.
DAFTAR REFERENSI
Belkoui, A., dan Karpik, P.G (1989). Determinant of The Corporate Decision Disclose Social Information.
Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol.2 No.1, pp 36-51.
Branco, M.C., dan Rodrigues, L.L. (2008). Factor Influencing Social Responsibility Disclosure by Portuguese
Companies. Journal of Business Ethics 83, 685-701
Choi, J.S. (1999). An Investigation of the Initial Voluntary Environmental Disclosure Made in Korean SemiAnnual Financial Reports. Pacific Accounting Review 11(1), 73-102
Darwin. (2012). Analisis Perbedaan Kualitas Audit KAP BIG 4 dan KAP Second Tier Dinilai Dari Independensi
Auditor, Manajemen Laba, dan Nilai Relevansi Laba
Ghozali, I. Dan Chariri, A. (2007). Teori Akuntansi. Badan Penerbit Undip. Semarang.
Hackston, D., dan Milne, M.J. (1996). Some Determinants of Social and Environmental Disclosure in New
Zealand Companies. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9, No. 1, p. 77-108.
Haniffa, RM., dan Cooke, TE. (2005). The Impact of Culture and Governance on Corporate Social Reporting.
Journal of Accounting and Public Policy 24.
Holme, R., dan Watts, P. (2000). Corporate Social Responsibility: Making Good Business Sense, World
Business Council for Sustainable Development. January.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat
Indikator GRI (revisi 2006) www.globalreporting.org Diakses tanggal 23 September 2012
Kalangit, H. (2009). Konsep Corporate Social Responsibility, Pengaturan dan Pelaksanaannya di Indonesia.
Kapp, W. (1963a). Social Costs of Business Enterprise (Second enlarged edition of 1950a). Bombay/London:
Asia Publishing House, 311p.
Machmud, N., dan Djakman, D.C. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) Pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris Pada
Perusahaan Publik Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006. Simposium Nasional Akuntansi
11. Pontianak
Marwata. (2006). Hubungan antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela dalam Laporan
Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal ekonomi dan Bisnis, Vol. XII, No. 1, Maret 2006: 5966.
Mawarsari, S, D. (2006). Pengaruh Sikap Konsumen Dalam Penerapan Program CSR Terhadap Brand Loyality.
Nachrowi, dan Usman, H. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan
Keuangan, Lembaga Penerbit FEUI, 2006.
Nurmansyah, A. (2006). Corporate Social Responsibility: Isu dan Implementasinya. Kajian Bisnis, Vol. 14,
No.1. pp:87-99
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
19
Puspitasari, A.D. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) pada laporan tahunan perusahaan di Indonesia. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas
Diponegoro.
Post, J.E., Lawarence, A.T., Weber, J. (2002). Business and Society: Corporate Strategy, Public Policy, Ethics,
10th edition. McGraw-Hill.
Reverte, C. (2008). Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure Rating by Spanish Listed Firms.
Journal of Business Ethics, 88, 351-366
Roberts, R.W. (1992). Determinants of corporate social responsibility disclosure. Accounting, Organizations
and Society, Vol.17, No. 6.
Rustriani, N.W. (2011). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Pada Pengungkapan Corporate Social
Responsibility. Fakultas Ekonomi, Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Said, R., Yuserrie, Z., dan Hasnah, H. (2009). The Relationship Between Corporate Social Responsibility and
Corporate Governance Characteristics in Malaysian Public Listed Companies. Social Responsibility
Journal. Vol. 5, No. 2, hal. 212-226
Sayekti, Y., dan Wondabio, LS. (2007). Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient.
Simposium Nasional Akuntansi X.
Sekaran, U. (2000). Research Methods for Business: A Skill-Building Approach, Third Edition, New York: John
Wiley & Sons, Inc
Sembiring, E.R. (2005). Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Study Empiris
Pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Seminar Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15-16
September 2005.
Slater, D.J., dan Dixon-Fowler, H.R. (2009). CEO International Assignment Experience and Corporate Social
Performance. Journal of Business Ethics,88,473-489
Strike, V.M., Gao, J., dan Bansal, P. (2006). Being Good While Being Bad: Social Responsibility and
theInternational Diversification of US Firms. Journal of International Business Studies,37, 850-862
Tanimoto, K. dan Suzuki, K, (2005). Corporate Social Responsibility In Japan: Analyzing The Participating
Companies In Global Reporting Initiative. Working Paper 208.
Ullman, A.H. (1985). Data in search of a theory: A critical examination of the relationship among social
performance, social disclosure, and economic performance at US firms. Academy of Management
Review, 10.
Utama, S. (2007). Evaluasi Infrastruktur Pendukung Pelaporan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di
Indonesia”. www.csrindonesia.com Diakses tanggal 23 September 2012
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
UU Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007
Waagstein, P.R. (2011). The Mandatory Corporate Social Responsibility in Indonesia: Problems and
Implications. Journal of Business Ethics, Vol. 98 pg.455-466.
Wahyuningsih, S. (2011). Pengaruh Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan Berdasarkan Global
Reporting Initiatives Level C Terhadap Kinerja Keuangan, Dimoderasi Oleh Induk Perusahaan
Multinasional (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009)
Wibisono, Y. (2007). Membedah Konsep & Aplikasi CSR. Fascho Publishing.
Wijaya, K. (2009). Hubungan Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan yang Tercatat di BEI Tahun 2007.
Yuliana, R. (2008). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Tehadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia (Volume
5).No. 2.
Lampiran 1. Pengungkapan CSR berdasarkan Sektor
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
20
Sumber : Olah data
Lampiran 2. Output SPSS dan Eviews
Uji F
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
.101
6
.017
Residual
.199
87
.002
Total
.300
93
Sig.
7.365
.000a
a. Predictors: (Constant), PRO, LEV, DIRUT, SIZE, PERD, ASING
b. Dependent Variable: CSRI
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model
1
R
R Square
.580
a
Adjusted R Square
.337
Std. Error of the Estimate
.291
.04784
a. Predictors: (Constant), PRO, LEV, DIRUT, SIZE, PERD, ASING
b. Dependent Variable: CSRI
Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
Download