ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNASIONAL DALAM CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) Bunga Nirmalasari Dr. Chaerul D. Djakman, S.E., Ak., MBA Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri, kepemilikan asing, perdagangan internasional, dan variabel control berupa ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Sampel pada penelitian ini adalah 94 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010. Penelitian ini menganalisis laporan tahunan perusahaan dengan metode content analysis berdasarkan indeks GRI Level C dengan kategori ekonomi, lingkungan, dan kemasyarakatan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dari ketiga variabel independen dan ketiga variabel control yang digunakan, direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri dan kepemilikan asing berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks GRI Level C. Variabel control berupa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks GRI Level C di Indonesia. Kata kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri, kepemilikan asing, perdagangan internasional, GRI Level C Abstract This research is aimed to analyze the influence of the CEO with the experience working abroad, foreign ownership, international trade, and the control variables of firm size, leverage and profitability on Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure. The samples of this research are 94 manufacture firms listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) at 2010. Using Content Analysis method based on Level C GRI index by category of economic, environmental, and social to analyze firm’s annual report. The results of this research show that from the three independent variables and three control variables are used, the CEO with the experience working abroad and foreign ownership are significant positive effect on CSR disclosure based on GRI Level C. Control variables such as firm size significant positive effect on CSR disclosure based on GRI Level C in Indonesia. Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), CEO with the experience working abroad, foreign ownership, international trade, GRI Level C 1 Universitas Indonesia Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 2 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial atau yang lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) semakin banyak dibahas di dunia maupun di Indonesia, baik di media cetak dan elektronik, seminar ataupun konfrensi. Perusahaan di dunia maupun di Indonesia juga semakin banyak yang mengklaim bahwa mereka telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya (Utama, 2007). Perkembangan CSR juga terkait dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim. Saat ini tingkat dan kualitas pelaporan CSR perusahaan di Indonesia masih relatif rendah. Rendahnya tingkat pelaporan kemungkinan besar disebabkan karena belum berjalannya infrastruktur pendukung pelaporan CSR. Hingga kini belum ada kesepakatan standar pelaporan CSR yang dapat dijadikan acuan bagi perusahaan dalam menyiapkan laporan CSR. Selain itu juga kurangnya permahaman atas pentingnya aktivitas CSR bagi lingkungan sekitar dan manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dengan melakukan aktivitas CSR membuat minimnya pengungkapan CSR pada perusahaan nasional. Berbeda dengan perusahaan-perusahaan nasional, perusahaan-perusahaan yang berada di luar negeri, khususnya di Eropa dan Amerika Serikat, cenderung lebih mengungkapkan kegiatan CSR mereka. Tingginya pengungkapan CSR di luar negeri didukung oleh hasil survey yang dilakukan oleh Yale Center for Environmental Law and Policy (YCELP) , Yale University dan The Center for International Earth Science Information Network (CIESIN), Columbia University. Hasil dari penelitian YCELP dan CIESIN menunjukan negara - negara yang concern terhadap aktivitas CSR didominasi oleh negara-negara Eropa dan Amerika Serikat dengan Environmental Performance Index (EPI Score) yang lebih tinggi dibandingkan dengan EPI Score pada negara-negara Asia. Hal ini membuktikan bahwa negara asing, khususnya Eropa dan Amerika Serikat, lebih concern dalam melakukan aktivitas CSR. Menurut Dechant and Altman (1994) hal ini terjadi karena perusahaan di luar negeri, atau dalam hal ini perusahaan asing, melakukan aktivitas CSR sebagai bagian dari strategi perusahaan. Perusahaan asing memahami bahwa CSR bukan hanya semata-mata kegiatan yang menghabiskan uang perusahaan tetapi dapat menjadi aset strategis dan memberikan keuntungan kompetitif yang pada akhirnya dapat memberikan keuntungan untuk perusahaan, Strike (2006). Hal ini yang mungkin belum sepenuhnya dipahami oleh seluruh perusahaan yang berada di Indonesia, sehingga masih minimnya pengungkapan CSR pada perusahaanperusahaan di Indonesia. Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 3 Tingginya pengungkapan aktivitas CSR pada negara-negara di luar negeri khususnya Eropa dan Amerika Serikat membuat penulis tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruhnya keterlibatan pihak asing dalam corporate governance terhadap pengungkapan aktivitas CSR di Indonesia. Faktor keterlibatan pihak asing pada suatu perusahaan dapat berupa karyawan yang memiliki kewarganegaraan asing atau memiliki pengalaman bekerja di luar negeri, pemegang saham yang berkewarganegaraan asing atau perusahaan di luar negeri, kreditur yang memiliki kewarganegaraan asing atau perusahaan yang berada di luar Indonesia, pemasok yang berasal dari luar Indonesia, konsumen/pelanggan yang berasal dari luar Indonesia dan lain-lain. Namun untuk penelitian ini Penulis hanya menggunakan faktor pimpinan yang memiliki pengalaman bekerja di luar negeri, pemegang saham yang berkewarganegaraan asing atau perusahaan di luar Indonesia dan konsumen/pelanggan yang berasal dari luar negeri sebagai faktor keterlibatan pihak asing pada suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi pengungkapan CSR. Pimpinan yang memiliki pengalaman bekerja di luar negeri dalam penelitian ini dikhususkan pada direktur utama yang memiliki pengalaman bekerja di luar negeri, pemegang saham asing dapat berupa kepemilikan saham perusahaan oleh warganegara asing atau perusahaan yang berada di luar Indonesia dan konsumen/pelanggan yang berasal dari luar Indonesia dapat berupa penjualan ekspor atau dalam penelitian ini disebut sebagai perdagangan internasional. I.2 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain memberikan informasi bahwa keterlibatan pihak asing pada corporate governance merupakan salah satu faktor yang dapat dipertimbangkan dalam melihat pengungkapan CSR perusahaan dikarenakan kebutuhan akan legitimasi perusahaan di dalam masyarakat. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan gambaran kepada pemerintah sampai sejauh mana pengungkapan tanggung jawab sosial yang telah dilakukan perusahaan. Sehingga pemerintah dapat mempertimbangkan suatu standar pelaporan CSR yang sesuai dengan kondisi Indonesia. II. LANDASAN TEORI II.1 Teori Corporate Social Responsibility Stakeholders pada dasarnya dapat mengendalikan / memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan. Stakeholders theory umumnya berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan untuk Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 4 memanage stakeholdersnya. Cara-cara tersebut tergantung pada strategi yang diadopsi oleh perusahaan. Ulmann (1985) menyimpulkan bahwa pengungkapan sosial merupakan strategi yang digunakan untuk mengelola hubungan dengan stakeholder dengan mempengaruhi level permintaan yang berasal dari stakeholder yang berbeda. Semakin penting stakeholder itu bagi kesuksesan organisasi, semakin besar kemungkinan organisasi akan memenuhi permintaannya. Salah satu faktor yang dimasukkan oleh banyak peneliti sebagai motif dibalik pengungkapan informasi sosial dan lingkungan adalah keinginan untuk melegitimasi operasi organisasi (Deegan, 2002). Kedudukan perusahaan sebagai bagian dari masyarakat ditunjukan dengan operasi perusahaan yang seringkali mempengaruhi masyarakat sekitarnya. Eksistensinya dapat diterima sebagai anggota masyarakat, sebaliknya eksistensinya pun dapat terancam bila perusahaan tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. II.2 Konsep Corporate Social Responsibility CSR harus berpijak pada Triple Bottom Line (TBL). Dalam konsep ini disebutkan bahwa saat ini perusahaan tidak lagi hanya dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada Single Bottom Line, yaitu nilai perusahaan yang digambarkan dalam kondisi laba saja, tetapi tanggung jawab perusahaan juga harus berpijak secara Triple Bottom Line yang memperhatikan kondisi sosial dan lingkungan, disamping tujuan memaksimalkan laba. Dengan kata lain, saat ini upaya pemaksimalan laba ekonomi (profit) pada perusahaan harus dibarengi juga dengan kontribusi positif kepada masyarakat (people) dan lingkungan (planet). Atau disebut juga dengan pemahaman prinsip 3P (profit, people, planet) (Lubis, 2008 dalam Wahyuningsih, 2011). Prinsip TBL ini dinilai membutuhkan implementasi nyata yang kemudian dikaitkan dengan suatu konsep yang disebut tanggung jawab sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responsibility. II.3 Manfaat Corporate Social Responsibility Menurut Nurmansyah (2006) manfaat CSR yang dapat dirasakan oleh perusahaan antara lain dapat memperkuat reputasi perusahaan di depan stakeholders, operasional yang lebih efisien melalui penggunaan energi dan sumber daya alam, mengurangi limbah dan menjual material daur ulang. Kerjasama yang erat dengan stakeholders adalah kunci menimbulkan peluang untuk inovasi, kreatifitas, dan membuka produk atau pangsa pasar baru. Pemerintah tak jarang menyediakan insentif keuangan terhadap perusahaan yang Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 5 memiliki inisiatif-inisiatif CSR yang baik, termasuk di dalamnya inovasi yang ramah lingkungan. II.4 Pengembangan Hipotesis Dalam penelitian kali ini, penulis akan melakukan pengujian terhadap beberapa variabel independen dan variabel control atas pengaruhnya terhadap pengungkapan CSR. Variabel Independen yang digunakan adalah direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri, kepemilikan asing dan perdagangan internasional. Variabel control yang digunakan adalah ukuran perusahaan (SIZE), leverage (LEV) dan profitabilitas (PRO). Hubungan Antara Direktur Utama dengan Pengalaman Bekerja di Luar Negeri dengan Pengungkapan CSR Sebagai pemimpin perusahaan, direktur utama bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan (profitability). Selama ini aktivitas CSR dianggap sebagai kegiatan yang tidak memberikan manfaat dan dapat mengurangi laba untuk perusahaan oleh sebagian direktur utama di Indonesia sehingga pengungkapan CSR dinilai minim pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Berbeda dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia, perusahaan-perusahaan di luar negeri khususnya Eropa dan Amerika menganggap bahwa aktivitas CSR bukan hanya sekedar charity atau pengeluaran semata, tetapi sebagai bagian untuk memperoleh legitimasi dari masyarakat agar dapat mempertahankan eksistensinya. Atas dasar itulah ketika perusahaanperusahaan di Indonesia memiliki direktur utama yang memiliki pengalaman bekerja di luar negeri diharapkan akan mengungkapkan aktivitas CSR perusahaan yang dipimpinnya sesuai dengan pengalaman bekerjanya (Slater, 2009). Penelitian mengenai pengaruh direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri terhadap pengungkapan CSR telah dilakukan oleh Slater (2009). Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Slater (2009) menunjukan bahwa direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut : H1 = Direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 6 Hubungan Antara Kepemilikan Asing dengan Pengungkapan CSR Selama ini kepemilikan asing merupakan pihak yang dianggap concern terhadap pengungkapan CSR. Menurut Machmud dan Djakman (2008), negara-negara di Eropa sangat memperhatikan isu sosial misalnya hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan lingkungan seperti efek rumah kaca, pembalakan liar, serta pencemaran air. Hal ini menjadikan perusahaan multinasional mulai mengubah perilaku mereka dalam beroperasi demi menjaga legitimasi dan reputasi perusahaan. Penelitian Tanimoto dan Suzuki (2005) dalam Machmud dan Djakman (2008) membuktikan bahwa kepemilikan asing pada perusahaan publik di Jepang menjadi faktor pendorong terhadap adopsi GRI dalam pengungkapan CSR. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rustiarini (2011), dengan mengambil sampel terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, Rustiarini berhasil menunjukan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Adanya hasil yang tidak konsisten pada penelitian terdahulu mendorong dilakukannya penelitian-penelitian serupa untuk saling melengkapi. Hal ini pula yang kemudian mendorong penulis untuk melakukan penelitian serupa dengan menggunakan sampel perusahaan di Indonesia. Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H2 = Kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR Hubungan Antara Perdagangan Internasional dengan Pengungkapan CSR Aktivitas di pasar luar negeri mengharuskan perusahaan mempertimbangkan perbedaan nasional perusahaan pada kebutuhan pelanggan, yang dipengaruhi oleh budaya dan kebiasaan negara. Perusahaan yang melakukan perdagangan internasional akan lebih diawasi oleh masyarakat internasional dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan perdagangan internasional. Kecenderungan tersebut membuat perusahaan yang melakukan perdagangan internasional lebih proaktif terhadap isu-isu tanggung jawab sosial. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat hubungan antara perdagangan internasional dengan pengungkapan CSR. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Choi (1999) dan Branco (2008). Hasil penelitian Branco tidak menemukan pengaruh antara perdagangan internasional dengan pengungkapan CSR baik melalui laporan tahunan maupun website perusahaan. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : H3 = Perdagangan Internasional berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 7 II.4.4 Variabel Control Ukuran Perusahaan (Size). Penelitian terdahulu telah membuktikan hubungan yang positif antara pengungkapan CSR dengan ukuran perusahaan. Salah satu penjelasannya adalah perusahaan besar lebih banyak melakukan aktivitas dan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat (Wijaya, 2009). Leverage. Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) keputusan untuk mengungkapkan informasi sosial akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan pendapatan. Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders. Profitabilitas. Pada perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang lebih besar, manajemen mempunyai kebebasan dan fleksibilitas untuk bertanggung jawab dalam program CSR (Haniffa dan Cooke, 2005). Sesuai dengan teori legitimasi, perusahaan yang lebih profitabel mengungkapkan informasinya untuk menunjukan perhatiannya terhadap masyarakat. III. METODOLOGI PENELITIAN III.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi atau kutipan langsung dari berbagai sumber. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti dari sumber-sumber yang sudah ada sebelumnya untuk berbagai tujuan secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat melalui pihak lain). Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini akan dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda. III.2. Sampel dan Data Penelitian Pemilihan sampel tergolong dalam metode cross sectional, serta tergolong dalam metode purposive sampling. Data cross section yang dipilih sebagai sampel penelitian adalah data perusahaan industri manufaktur pada tahun 2010. Hal ini dikarenakan Penulis berharap adanya konstribusi penelitian melalui penggunaan data dan informasi terbaru. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Untuk melihat item pengungkapan CSR, penulis menggunakan data sekunder dengan kriteria yaitu (1) Perusahaan- perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010, (2) Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 8 Perusahaan menerbitkan dan mempublikasikan laporan tahunan (annual report) periode 2010 secara lengkap yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id atau akses langsung ke situs perusahaan terkait, dan juga Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2010. (3) Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian seperti tersedianya informasi mengenai rincian kepemilikan saham perusahaan berdasarkan lokasi perusahaan/individu dan penjualan yang terinci berdasarkan segmen geografisnya. III.3 Model Penelitian CSRIi = β0i + β1 DIRUTi + β2 ASINGi + β3 PERDi + β4 SIZEi – β5 LEVi + β6 PROi + ℇi Dimana : CSRIi DIRUTi ASINGi PERDi SIZEi LEVi PROi ℇi i dimana N : Corporate Social Responsibility Index perusahaan i berdasarkan GRI Level C : Direktur Utama yang memiliki pengalaman bekerja di luar negeri = 1; Direktur Utama yang tidak memiliki pengalaman bekerja di luar negeri = 0 : Persentase kepemilikan asing (>5%) : Persentase penjualan ke luar negeri : Ukuran Perusahaan (Variabel Control) : Leverage (Variabel Control) : Profitabilitas (Variabel Control) : Error term : 1,2 ,......,N : banyaknya sampel yang digunakan III.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian III.4.1 Variabel Terikat (Dependent) Penelitian ini menggunakan skor penilaian CSR sebagai variabel dependen. Untuk memperoleh skor tersebut dilakukan melalui content analysis atas sumber dokumentasi perusahaan. Penghitungan jumlah pengungkapan per ketegori GRI Level C dilakukan dengan metode dummy. Metode ini memberikan skor 1 (satu) untuk kategori pelaporan yang diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunan, dan nilai 0 (nol) untuk kategori pelaporan yang tidak diungkapkan. Kemudian skor atas kesesuaian pelaporan dengan GRI Level C diperoleh dengan rumus sebagai berikut : CSRIi Keterangan : = ∑ Χi n Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 9 CSRIi Xi n : Skor CSR berdasarkan GRI Level C (performance indicator ekonomi, lingkungan, dan kemasyarakatan) perusahaan i pada tahun 2010 : Total kategori GRI Level C (performance indicator ekonomi, lingkungan, dan kemasyarakatan) perusahaan i pada tahun 2010 : Total Kategori GRI Level C, n = 75 III.4.2Variabel Bebas (Independent) Direktur Utama dengan Pengalaman Bekerja di Luar Negeri Seperti penelitian yang dilakukan oleh Slater (2009), direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu : Skor 1 : Jika direktur utama memiliki pengalaman bekerja di luar negeri / luar Indonesia sampai dengan tahun 2010. Skor 0 : Jika direktur utama tidak memiliki pengalaman bekerja di luar negeri / luar Indonesia sampai dengan tahun 2010. Informasi mengenai pengalaman kerja direktur utama dapat dilihat melalui biografi direktur utama, laporan tahunan, website perusahaan, dan sumber lainnya. Kepemilikan Asing Kepemilikan asing dalam penelitian ini menggunakan persentase pemilikan saham asing, baik oleh individu maupun lembaga, yang lebih dari 5% (>5%) informasi mengenai kepemilikan saham asing dapat dilihat melalui laporan tahunan perusahaan pada tahun 2010. Perdagangan Internasional Perdagangan internasional di ukur dengan persentase penjualan ke luar negri (ekspor) terhadap total penjualan perusahaan. Pengungkapan informasi ini dapat dilihat pada laporan tahunan bagian bisnis segmen. III.4.3 Variabel Control Ukuran Perusahaan (Size). Ukuran perusahaan diukur dari total aset yang ditransformasikan dalam bentuk logaritma dengan tujuan untuk menyamakan dengan variabel lain. Ukuran perusahaan dirumuskan sebagai berikut : SIZE = log (Nilai Total Aset) Leverage. Rasio leverage diukur dengan membagi total utang dengan jumlah ekuitas perusahaan. Leverage dihitung dengan rumus sebagai berikut : Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 10 LEV = Profitabilitas. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu salah satu rasio profitabilitas menurut Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Branco (2008) yaitu Return on Asset (ROA) : ROA = IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Sampel Penelitian Berdasarkan data dari website Bursa Efek Indonesia (BEI), diketahui bahwa perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya pada tahun 2010 adalah sebanyak 420 perusahaan. Dari jumlah tersebut, 132 perusahaan memenuhi kriteria sampel penelitian sebagai perusahaan industri manufaktur. Jumlah sampel yang dapat digunakan pada penelitian ini sebanyak 94 perusahaan, dengan total perusahaan yang dikeluarkan dari sampel yaitu sebanyak 38 perusahaan. Berdasarkan jenis sektor industri dapat dilihat pada Gambar 1 rata-rata pengungkapan CSR terbanyak berasal dari sektor industri cement yaitu sebesar 44.44%. Sampel industri cement pada penelitian ini terdiri dari PT. Holcim Indonesia Tbk., PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk. dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Sedangkan industri yang paling sedikit mengungkapakan aktivitas CSR berasal dari sektor industri houseware yaitu sebesar 19.56% dengan sampel PT. Kedaung Indah Can Tbk., PT. Kedawung Setia Industrial Tbk. dan PT. Langgeng Makmur Industri Tbk. Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 11 Gambar 1. Rata-Rata Pengungkapan CSR Berdasarkan Sektor Industri Sumber : data hasil olahan penulis Pengungkapan CSR yang tinggi pada sektor industri cement disebabkan karena penggunaan sumber daya alam yang digunakan untuk memproduksi bahan baku dan dampak dampak operasi perusahaan terhadap pencemaran lingkungan dan masyarakat. Pencemaran lingkungan yang terjadi akibat dari produksi semen tersebut serta penggunaan sumberdaya alam untuk kebutuhan perusahaan membuat mereka merasa bertanggung jawab terhadap pencemaran lingkungan sehingga pengungkapan CSR pada sektor industri ini tinggi. Gambar tersebut juga menunjukan bahwa rata-rata pengungkapan CSR paling rendah pada sektor industri houseware yaitu hanya sebesar 19.56%. Pengungkapan yang rendah pada sektor industri houseware disebabkan karena industri ini tidak menggunakan energi langsung dari alam, oleh karenanya sektor industri ini tidak merasa perlu untuk melakukan pelestarian lingkungan. Selain itu industri houseware juga kurang memperoleh sorotan dari masyarakat luas atas aktivitas yang dilakukan oleh organisasi sehingga mereka tidak termotivasi untuk melakukan pengungkapan CSR. Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 12 IV.2 Analisis Statistik Deskriptif Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif Maximum Mean Std. Deviation N Minimum CSRIi 94 0.1600 0.5333 0.2460 0.0568 DIRUTi 94 0.0000 1.0000 0.3511 0.4799 ASINGi 94 0.0000 0.9914 0.4044 0.3339 PERDi 94 0.0000 0.9994 0.2616 0.3128 SIZEi (000.000) 94 2.937 112.857.000 LEVi 94 0.0431 12.6017 1.5629 2.2426 PROi 94 -0.3928 0.5536 0.0768 0.1138 Valid N (listwise) 94 4.772.457 13.511.331 Jumlah sampel penelitian 94 perusahaan. CSRIi : Skor CSR Berdasarkan GRI Level C (performance indicator ekonomi, lingkungan, dan kemasyarakatan) perusahaan i pada tahun 2010; DIRUTi : Dummy pengalaman bekerja Direktur Utama di Luar Negeri perusahaan i tahun 2010; ASINGi : Persentase kepemilikan saham asing perusahaan i (>5%) pada akhir tahun 2010; PERDi : Persentase penjualan ekspor perusahaan i pada tahun 2010; SIZEi : Total aset perusahaan i pada akhir tahun 2010; LEVi : Debt to Total Equity perusahaan i pada akhir tahun 2010; PROi : Net Income to Total Asset perusahaan i pada akhir tahun 2010. Sumber : Output SPSS Dari Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata pengungkapan CSR berdasarkan kesesuaian pengungkapannya dengan standar GRI Level C, dengan performance indicator yang mencakup indikator ekonomi, lingkungan, dan kemasyarakatan pada perusahaan manufaktur di tahun 2010 adalah sebesar 0.2460, atau 24.60%, dengan angka tingkat pengungkapan CSR tertinggi adalah sebesar 53.33% yang terjadi pada PT. Holcim Indonesia Tbk. dan tingkat pengungkapan CSR terendah terjadi pada PT. Jembo Cable Company Tbk. yaitu sebesar 16.00%. Pengungkapan yang rendah ini dikarenakan perusahaan hanya fokus pada pemenuhan masalah penyediaan infrastruktur, kesehataan, dan pemberian bantuan pada daerah yang terkena bencana alam tetapi jarang sekali perusahaan mengungkapkan kegiatan CSR seperti sanksi terhadap pelanggaran hukum, korupsi dan malpraktik. Jika dibandingan dengan penelitian yang dilakukan Wahyuningsih (2011), didapat hasil mean sebesar 0.2275. Jika dibandingkan antara rata-rata pengungkapan CSR berdasarkan GRI Level C pada tahun 2009 dengan 2010 terjadi peningkatan pengungkapan CSR dari 22.75% Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 13 -24.60%. peningkatan pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan ini mengindikasikan bahwa perusahaan semakin memberi perhatian pada pengungkapan CSR dalam laporan tahunannya. IV.3 Pengujian Hipotesis Hasil Uji F (F test) Dari hasil pengujian ini pada Tabel 2 dapat dilihat pada nilai F- Statistic sebesar 7.365 dan signifikan pada 0.000. Dengan menggunakan tingkat α (alfa) 0.05 atau 5% maka H0 berhasil ditolak. Penolakan H0 dibuktikan dengan hasil perhitungan bahwa nilai sig (0.000) < dari α (alfa) = 0.05, sehingga dapat disimpulkan, jika diuji secara simultan maka seluruh variabel independen dan variabel control memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Dengan demikian model penelitian ini valid untuk digunakan. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-squared sebesar 0.291 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dan variabel control sebesar 29.1%. Hal ini berarti 29.1% pengungkapan CSR dipengaruhi variabel direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri, kepemilikan asing, perdagangan internasional, ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas. Sedangkan sisanya sebesar 70.9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil Uji Parsial (t test) Dari Tabel 2 dapat dilihat hasil pengujian secara parsial tiga variabel independen dan tiga variabel control, terdapat dua variabel independen dan satu variabel control yang berpengaruh terhadap pengungkapan CSR yaitu variabel direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri, kepemilikan asing dan variabel size (ukuran perusahaan) sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh. Tabel 2. Hasil Uji t Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 14 Model 1 Expected Sign (Constant) Unstandardized Coefficients t -0.192 -2.013 Sig. 0.047 DIRUTi + 0.024 2.101 ASINGi + 0.029 1.760 0.039 ** 0.082 * PERDi + 0.019 1.103 0.273 SIZEi + 0.034 4.303 0.000 *** LEVi - -0.001 -0.513 PROi + 0.070 1.483 Adjusted R-squared F-Statistic Sig. 0.609 0.142 0.291 7.365 0.000 a. Dependen Variabel : CSRI Jumlah sampel penelitian 94 perusahaan. CSRIi : Skor CSR Berdasarkan GRI Level C (performance indicator ekonomi, lingkungan, dan kemasyarakatan) perusahaan i pada tahun 2010; DIRUTi : Dummy pengalaman bekerja Direktur Utama di Luar Negeri perusahaan i tahun 2010; ASINGi : Persentase kepemilikan saham asing perusahaan i (>5%) pada akhir tahun 2010; PERDi : Persentase penjualan ekspor perusahaan i pada tahun 2010; SIZEi : Log total aset perusahaan i pada akhir tahun 2010; LEVi : Debt to Total Equity perusahaan i pada akhir tahun 2010; PROi : Net Income to Total Asset perusahaan i pada akhir tahun 2010. ***,**,* nilai signifikansi pada tingkat alpha 99%, 95%, 90% (1-tailed) Sumber : Output SPSS Berdasarkan hasil regresi model penelitian pada Tabel 2 dapat disusun persamaan regresi untuk model penelitian sebagai berikut : CSRIi = – 0.192 + 0.024 DIRUTi + 0.029 ASINGi + 0.019 PERDi + 0.034 SIZEi – 0.001 LEVi + 0.070 PROi + ℇi Direktur Utama dengan Pengalaman Bekerja di Luar Negeri Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 2 terlihat bahwa variabel direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri (DIRUT) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.039. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 95% (α = 5%), maka p-value lebih kecil dari 0.05 dan berada pada daerah tolak H0. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR berdasarkan GRI Level C sehingga hipotesis 1 diterima. Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 15 Hasil penelitian positif pada variabel direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri memberikan arti bahwa direktur utama telah mengimplementasikan aktivitas CSR yang mereka lakukan pada saat bekerja di luar negeri untuk diterapkan pada perusahaan yang ia pimpin di Indonesia sehingga berpengaruh terhadap pengungkapan aktivitas CSR. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori legitimasi yang menyatakan bahwa perusahaan melalui top manajemennya mencoba memperoleh kesesuaian antara tindakan organisasi dan nilai-nilai dalam masyarakat umum dan publik yang relevan (Dowling dan Preffer, 1975 dalam Haniffa dan Cooke, 2005). Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Slater (2009) pada perusahaan-perusahaan yang berada di United State, yang juga menemukan adanya pengaruh positif antara direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri dengan pengungkapan CSR. Kepemilikan Asing Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 2 terlihat bahwa variabel kepemilikan asing (ASING) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.082. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 90% (α = 10%), maka p-value lebih kecil dari 0.10 dan berada pada daerah tolak H0. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR berdasarkan GRI Level C sehingga hipotesis 2 diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum kepemilikan asing di Indonesia turut peduli terhadap isu-isu sosial misalnya hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan lingkungan sebagai isu kritis yang secara ekstensif harus diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori legitimasi dimana perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan para stakeholders dengan cara melakukan aktivitas CSR sehingga dapat memperoleh legitimasi dari masyarakat khususnya atas kelangsungan organisasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tanimoto dan Suzuki (2005) dalam Machmud dan Djakman (2008) dan Rustiarini (2011) yang menyatakan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marwata (2006), Amran dan Devi (2008), Machmud dan Djakman (2008), dan Said et al. (2009) dimana secara statistik adanya kepemilikan saham asing pada perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR perusahaan. Perdagangan Internasional Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 16 Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 2 terlihat bahwa variabel perdagangan internasional (PERD) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.273. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 90% (α = 10%), maka p-value lebih besar dari 0.10 dan berada pada daerah terima H0. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel perdagangan internasional tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR berdasarkan GRI Level C sehingga hipotesis 3 ditolak. Hasil penelitian menunjukan variabel perdagangan internasional tidak mempengaruhi pengungkapan CSR pada perusahaan industri manufaktur di Indonesia tahun 2010. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pembeli (customer) asing dalam membeli produk-produk dari perusahaan di Indonesia tidak mempertimbangkan apakah perusahaan tersebut melakukan pengungkapan CSR atau tidak. Rendahnya kepedulian pembeli (customer) asing terdahap aktivitas CSR dikarenakan sebagian besar pembeli asing yang terdapat pada sampel penelitian adalah pembeli yang bukan berasal dari Eropa dan Amerika. Sebagaimana diketahui negara yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap aktivitas CSR didominasi oleh negara-negara di Eropa dan Amerika. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan stakeholders theory dimana perusahaan berusaha untuk memenuhi permintaan stakeholders. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Branco (2008) terhadap perusahaan-perusahaan di Portugis yang tidak menemukan pengaruh yang signifikan antara perdagangan internasional terhadap pengungkapan CSR. Variabel Control Ukuran Perusahaan (Size). Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 2 maka variabel control ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 99% (α=1%), maka p-value lebih kecil dari 0.01, artinya ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR berdasarkan GRI Level C dalam laporan tahunan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sembiring (2005), Rosmasita (2007), Machmud dan Djakman (2008), Reverte (2008) dan Puspitasari (2009), yang juga menemukan hasil adanya pengaruh positif antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan CSR. Leverage. Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 2 maka variabel control leverage memiliki nilai signifikansi sebesar 0.609. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 90% (α=10%), maka p-value lebih besar dari 0.10. Artinya leverage tidak mempunyai pengaruh terhadap Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 17 luas pengungkapan CSR berdasarkan GRI Level C pada laporan tahunan perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Haniffa dan Cooke (2005) dan Wijaya (2009) dimana dalam penelitiannya membuktikan bahwa leverage tidak mempunyai hubungan dengan luas pengungkapan CSR. Penelitian lain yang dilakukan sembiring (2005) membuktikan bahwa leverage tidak menunjukan pengaruh terhadap pengungkapan CSR. Profitabilitas. Tabel 2 menunjukan hasil regresi variabel control profitabilitas, yang dilihat dari rasio laba bersih terhadap total aset, memiliki nilai signifikansi sebesar 0.142. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 90% (α=10%), maka p-value lebih besar dari 0.10. Artinya profitabilitas tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR berdasarkan GRI Level C pada laporan tahunan perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hackston & Milne (1996) dan Anggraini (2006) yang tidak berhasil membuktikan pengaruh profitabilitas perusahaan. V. KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri dan kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR berdasarkan level terendah GRI, yaitu GRI Level C (performance indicator ekonomi, lingkungan, dan kemasyarakatan) pada perusahaan industri manufaktur yang tercatat di BEI pada tahun 2010. Hasil ini mengindikasikan bahwa direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri turut berperan dalam pengungkapan CSR berdasarkan lingkungan/negara dimana mereka pernah bekerja. Hasil temuan penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Slater (2009) yang membuktikan bahwa direktur utama dengan pengalaman bekerja di luar negeri memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Hasil penelitian kepemilikan asing berpengaruh positif menunjukan bahwa kepemilikan asing pada perusahaan industri manufaktur di Indonesia turut peduli terhadap isu-isu sosial misalnya hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan lingkungan. Hasil penelitian ini berhasil mendukung teori legitimasi dimana perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan para stakeholders dengan cara melakukan aktivitas CSR sehingga dapat memperoleh legitimasi dari masyarakat khususnya atas kelangsungan organisasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tanimoto dan Suzuki (2005) dalam Machmud dan Djakman (2008), Samad (2002) dan Haniffa dan Cooke (2005) Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 18 dalam Said et. al (2009) dan Rustiarini (2011) yang menyatakan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. V.3 Saran Dari simpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan antara lain, untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengambil sampel dari seluruh industri yang terdaftar di BEI sehingga pengungkapan CSR dapat lebih menggambarkan kondisi praktik pengungkapan CSR yang sebenarnya terjadi di Indonesia. Penelitian selanjutnya juga sebaiknya memperluas periode pengamatan dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak dan periode data yang lebih panjang. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberi penilaian yang berbeda untuk lamanya pengalaman bekerja direktur utama di luar negeri serta memberikan penilaian yang berbeda atau terpisah pada negara-negara yang dianggap lebih concern terhadap aktivitas CSR atau tidak agar dapat lebih menggambarkan hasil yang sebenarnya. DAFTAR REFERENSI Belkoui, A., dan Karpik, P.G (1989). Determinant of The Corporate Decision Disclose Social Information. Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol.2 No.1, pp 36-51. Branco, M.C., dan Rodrigues, L.L. (2008). Factor Influencing Social Responsibility Disclosure by Portuguese Companies. Journal of Business Ethics 83, 685-701 Choi, J.S. (1999). An Investigation of the Initial Voluntary Environmental Disclosure Made in Korean SemiAnnual Financial Reports. Pacific Accounting Review 11(1), 73-102 Darwin. (2012). Analisis Perbedaan Kualitas Audit KAP BIG 4 dan KAP Second Tier Dinilai Dari Independensi Auditor, Manajemen Laba, dan Nilai Relevansi Laba Ghozali, I. Dan Chariri, A. (2007). Teori Akuntansi. Badan Penerbit Undip. Semarang. Hackston, D., dan Milne, M.J. (1996). Some Determinants of Social and Environmental Disclosure in New Zealand Companies. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9, No. 1, p. 77-108. Haniffa, RM., dan Cooke, TE. (2005). The Impact of Culture and Governance on Corporate Social Reporting. Journal of Accounting and Public Policy 24. Holme, R., dan Watts, P. (2000). Corporate Social Responsibility: Making Good Business Sense, World Business Council for Sustainable Development. January. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat Indikator GRI (revisi 2006) www.globalreporting.org Diakses tanggal 23 September 2012 Kalangit, H. (2009). Konsep Corporate Social Responsibility, Pengaturan dan Pelaksanaannya di Indonesia. Kapp, W. (1963a). Social Costs of Business Enterprise (Second enlarged edition of 1950a). Bombay/London: Asia Publishing House, 311p. Machmud, N., dan Djakman, D.C. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) Pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris Pada Perusahaan Publik Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak Marwata. (2006). Hubungan antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal ekonomi dan Bisnis, Vol. XII, No. 1, Maret 2006: 5966. Mawarsari, S, D. (2006). Pengaruh Sikap Konsumen Dalam Penerapan Program CSR Terhadap Brand Loyality. Nachrowi, dan Usman, H. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit FEUI, 2006. Nurmansyah, A. (2006). Corporate Social Responsibility: Isu dan Implementasinya. Kajian Bisnis, Vol. 14, No.1. pp:87-99 Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 19 Puspitasari, A.D. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada laporan tahunan perusahaan di Indonesia. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Post, J.E., Lawarence, A.T., Weber, J. (2002). Business and Society: Corporate Strategy, Public Policy, Ethics, 10th edition. McGraw-Hill. Reverte, C. (2008). Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure Rating by Spanish Listed Firms. Journal of Business Ethics, 88, 351-366 Roberts, R.W. (1992). Determinants of corporate social responsibility disclosure. Accounting, Organizations and Society, Vol.17, No. 6. Rustriani, N.W. (2011). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Fakultas Ekonomi, Universitas Mahasaraswati Denpasar. Said, R., Yuserrie, Z., dan Hasnah, H. (2009). The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Corporate Governance Characteristics in Malaysian Public Listed Companies. Social Responsibility Journal. Vol. 5, No. 2, hal. 212-226 Sayekti, Y., dan Wondabio, LS. (2007). Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient. Simposium Nasional Akuntansi X. Sekaran, U. (2000). Research Methods for Business: A Skill-Building Approach, Third Edition, New York: John Wiley & Sons, Inc Sembiring, E.R. (2005). Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Study Empiris Pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Seminar Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September 2005. Slater, D.J., dan Dixon-Fowler, H.R. (2009). CEO International Assignment Experience and Corporate Social Performance. Journal of Business Ethics,88,473-489 Strike, V.M., Gao, J., dan Bansal, P. (2006). Being Good While Being Bad: Social Responsibility and theInternational Diversification of US Firms. Journal of International Business Studies,37, 850-862 Tanimoto, K. dan Suzuki, K, (2005). Corporate Social Responsibility In Japan: Analyzing The Participating Companies In Global Reporting Initiative. Working Paper 208. Ullman, A.H. (1985). Data in search of a theory: A critical examination of the relationship among social performance, social disclosure, and economic performance at US firms. Academy of Management Review, 10. Utama, S. (2007). Evaluasi Infrastruktur Pendukung Pelaporan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di Indonesia”. www.csrindonesia.com Diakses tanggal 23 September 2012 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UU Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007 Waagstein, P.R. (2011). The Mandatory Corporate Social Responsibility in Indonesia: Problems and Implications. Journal of Business Ethics, Vol. 98 pg.455-466. Wahyuningsih, S. (2011). Pengaruh Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan Berdasarkan Global Reporting Initiatives Level C Terhadap Kinerja Keuangan, Dimoderasi Oleh Induk Perusahaan Multinasional (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009) Wibisono, Y. (2007). Membedah Konsep & Aplikasi CSR. Fascho Publishing. Wijaya, K. (2009). Hubungan Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang Tercatat di BEI Tahun 2007. Yuliana, R. (2008). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Tehadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia (Volume 5).No. 2. Lampiran 1. Pengungkapan CSR berdasarkan Sektor Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia 20 Sumber : Olah data Lampiran 2. Output SPSS dan Eviews Uji F ANOVAb Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Regression .101 6 .017 Residual .199 87 .002 Total .300 93 Sig. 7.365 .000a a. Predictors: (Constant), PRO, LEV, DIRUT, SIZE, PERD, ASING b. Dependent Variable: CSRI Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model 1 R R Square .580 a Adjusted R Square .337 Std. Error of the Estimate .291 .04784 a. Predictors: (Constant), PRO, LEV, DIRUT, SIZE, PERD, ASING b. Dependent Variable: CSRI Analisis Pengaruh ..., Bunga Nirmalasari, FE UI, 2012 Universitas Indonesia