DISIPLIN PEMIMPIN MENENTUKAN KEPEMIMPINAN YANG BAIK

advertisement
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
DISIPLIN PEMIMPIN MENENTUKAN KEPEMIMPINAN YANG
BAIK
Herry Koesaeri S
Fisip Universitas Islam ‘45’ Bekasi
[email protected]
Abstract
Discipline theoretically is a condition that is created and formed through a
process of behavior, learning, compliance, obedience, loyalty, and respect to the
rules and norms. Concomitant with leadership, discipline in the workplace covers
aspects of morality, awareness to do something consciously, understanding the
working system based on rules and norms, exemplary leader’s personal attitude
as an actualization of public service motivation. Discipline is one factor that
determines the success of a leader to run an organization as expected by its’
members. Leader’s discipline would become a role model which is characterized
by rule obedience, teamwork, positive mental attitude, excellent physical
appearance, and sound interpersonal communication skill. Discipline
implementations as explained above continually would become a requirement of a
leader who is intentionally serve the community, not to forget fulfill physical
needs with healthy meals, appropriate suits, and effective time management so
that daily activities would be fulfilled with joy and enthusiasm.
Keyword: Intention, respect, time management, enthusiasm
kedaulatan rakyat dengan falsafah
PENDAHULUAN
Bangsa
Indonesia
dengan
idiologi Pancasila.
penuh perjuangan lahir dan bathin,
memperjuangkan
“Pancasila menjelaskan serta
kemerdekaan
menegaskan corak, warna dan watak
sehingga akhirnya menjadi negara
rakyat kita sebagai bangsa-bangsa
yang merdeka bebas dari segala
yang
penderitaan akibat penjajahan, tepat
berkebudayaan,
pada tanggal 17 Agustus 1945 resmi
menginsyafi
proklamasi sebagai Negara Kesatuan
kehalusan
hidup
Republik
sanggup
menyesuaikan
Indonesia
yang
beradab,
bangsa
bangsa
yang
keluhuran
dan
manusia,
mempunyai konstitusi sendiri yaitu
kebangsaannya
dengan
Undang
perkemanusiaan
yang
Undang
Dasar
Negara
yang
serta
hidup
dasar
universal,
Republik Indonesia Tahun 1945
meliputi seluruh alam kemanusiaan “
tetap
(SANKRI, 2003: 22)
menjadi
Republik
Negara
Indonesia
Kesatuan
yang
penuh
60
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
Sistem
Administrasi
Selanjutnya dikatakan bahwa
Pemerintahan dan kebijakan yang
“Apa hubungan semuanya itu dengan
tertuang dalam peraturan perundang-
Sistem
undangan dari tahun ke tahun silih
Kesatuan
berganti yang selalu bergantung pada
(SANKRI). Pelajaran apa yang dapat
situasi,
kondisi
komitmen
diambil dari perkembangan sejarah
politik
dan
kepemimpinan
SANKRI; dapatlah kita menggali
pemerintahan untuk mencapai tujuan
dan mengambil hikmah pelajaran
kesejahteraan rakyat.
yang
serta
Dalam pengantar SANKRI,
Lembaga
Administrasi
Kesatuan
Republik
Administrasi
Republik
terkandung
Negara
Indonesia
didalamnya,
sehingga dapat membuat kita mampu
Negara
menjawab
tantangan
perjuangan
Indonesia,
bangsa yang dihadapi dewasa ini dan
Jakarta, 2003 Jilid I Buku II tersurat
di masa datang itu secara lebih
bahwa “ Pengalaman adalah guru
antisipatif, arif, tepat dan produktif.
terbaik “, demikian pepatah leluhur
Bahwa “Sejarah adalah suatu
kontinum, merupakan rangkaian
pengalaman dari masa ke masa.
Kondisi masa kini dipengaruhi
perkembangan masa lalu, dan
keadaan masa datang dipengaruhi
perkembangan masa kini, disamping
ditentukan juga oleh keariefan putraputri bangsa dalam menjawab
tantangan zaman yang dihadapinya.
Keariefan tumbuh dan berkembang
sebagai hasil dari proses belajar dan
pengalaman sejarah bisa menjadi
guru terbaik dalam proses belajar
membangun
keariefan
tersebut
apabila kita bisa menemukenali
berbagai fenomena dan makna
hakiki yang terkandung di dalamnya.
Beranjak dari pemikiran dan
semangat itulah, dalam menghadapi
masalah-masalah bangsa dewasa ini
dan untuk mempersiapkan diri bagi
perkembangan masa depan yang
lebih baik, dirasa perlu untuk
mempelajari
SANKRI
sebagai
wahana perjuangan bangsa dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan
kita yang pernah berkembang dalam
kehidupan masyarakat bangsa, dari
generasi ke generasi. Suatu ungkapan
bijak yang kini, diabad digital ini,
perlu lebih kita perhatikan dalam
mengemban
perjuangan
misi
meneruskan
bangsa
Membangun
Indonesia Merdeka. Hal tersebut
semakin terasa perlu, justru setelah
sekian
dekade
lamanya
sejarah
Membangun Indonesia Merdeka itu
berlangsung, keadaan dan tantangan
perjuangan
yang
harus
dihadapi
generasi penerus diawal-awal abad
ke 21 ini tampaknya terasa menjadi
berat dan kompleks”.
61
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
bernegara
dalam
perspektif
perkembangan sejarah “. (Pengantar
SANKRI, Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia, Jakarta,
2003, Buku II, Jilid I).
mudah sekali membunuh tanpa
alasan yang jelas. Sering kali
hanya karena masalah sepele,
seperti serempetan di jalan atau
saling beradu pandang, orang
gampang emosi dan membunuh
orang lain.
Di sisi lain, adat ketimuran yang
menjadi kebanggan kita selama
ini seakan juga sudah sirna. Ini
bisa kita saksikan seiring dengan
berkembangnya sosial media. Di
dunia maya, orang begitu mudah
mencela dan mencaci maki orang
lain tanpa etika sedikitpun.
Bahkan banyak diantaranya telah
menjadikan media sosial sebagai
sarana berbuat kejahatan mulai
penipuan, penculikan, hingga
pemerkosaan. Ini tentu sangat
ironis.
Ada yang berpandangan sebagian
masyarakat kita saat ini sedang
“sakit”.
Mereka
menderita
“penyakit
kejiwaan”
yang
disadari
atau
tidak,
bisa
membahayakan dirinya dan orang
lain. Kesimpulan ini memang
terkesan terlalu ekstrim.Namun
jika kita perhatikan dari berbagai
fenomena yang terjadi akhir-akhir
ini, hal tersebut merupakan
sebuah fakta lapangan yang sulit
untuk
dibantah,
meskipun
memang masih banyak juga
masyarakat kita yang “sehat”.
Munculnya fenomena yang ada di
masyarakat tersebut akhir-akhir
ini memang bukan tanpa sebab.
Ada sejumlah faktor yang bisa
menjelaskan mengapa msyarakat
kita semakin lama kian tidak bisa
dikontrol.
Pertama,
tidak
adanya
keteladanan yang baik dari para
tokoh bangsa ini. Hampir setiap
hari yang kita saksikan adalah
perseteruan antar elite bangsa ini
Namun saat ini disesalkan
melalui berbagai isu dan media
sosial, masyarakat selalu disuguhi
berbagai
berita
yang
menyenangkan
merisaukan
tidak
yang
perasaan
selalu
mulai
dari
hidup yang tidak nyaman dan tidak
tentram
serta
serba
ketakutan,
dengan motif pencurian, penipuan,
korupsi, penculikan, pemerkosaan
dan
pembunuhan
serta
bentuk
pengrusakan lainnya. Seperti termuat
dalam OPINI, Tajuk, Koran SINDO
tanggal 16 April 2016 hal 6, sebagai
berikut:
“Hampir setiap hari masyarakat
Indonesia disuguhi berbagai
berita yang memilukan hati mulai
korupsi, perampokan, penipuan,
kejahatan narkoba, tawuran antar
pelajar, pembunuhan hingga
multilasi. Maraknya kejahatan
merupakan buah dari kegagalan
negara
dalam
memberikan
jaminan
keamanan
dan
ketentraman pada masyarakat.
Kejahatan yang terjadi hampir
setiap hari dinegara kita ini
memang
sudah
sangat
memprihatinkan. Para pelaku
kejatan seakan sudah tidak punya
rasa malu atau takut. Nyawa
menjadi sangat murah.Orang
62
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
dalam
memperebutkan
kekuasaan.Drama para pejabat
inilah
yang
menjadikan
masyarakat semakin apatis dan
suka sekali berkonflik.
Kedua, gaya hidup hedonis yang
ditunjukkan para elite-elite kita
telah dijadikan model bagi
masyarakat.
Yang
muncul
dimasyarakat, akhirnya adalah
bagaimana bisa mengumpulkan
harta
sebanyak-banyaknya
dengan segala cara, karena
kekayaan telah menjadi ciri
sebuah kesuksesan.
Ketiga, gap antara masyarakat
kaya (the haves) dan miskin (the
haves not) semakin lebar. Fakta
inilah yang memicu munculnya
keresahan dan kecemburuan
masyarakat. Orang pun makin
gampang
berbuat
kejahatan
karena alasan ekonomi.
Ketiga, penegakan hukum yang
masih jauh dari ideal.Bahkan
tampak sekali hukum kita
cenderung berpihak pada si
kuat.Sistem “pandang bulu dan
tergantung pesanan” inilah yang
membuat orang tidak percaya lagi
pada hukum. Pada akhirnya,
penegakan hukum yang politis”
ini tidak memberikan efek jera
bagi masyarakat.Tentu sangat
tidak adil ketika seorang nenek
yang dituduh mencuri tujuh
batang kayu divonis setahun
percobaan, sedangkan koruptor
yang menggarong duit negara
miliaran rupiah hanya divonis
satu hingga dua tahun.
Keempat,
derasnya
arus
globalisasi
menimbulkan
berbagai dampak negatif bagi
masyarakat kita, salah satunya
adalah imperalisme budaya.
Masyarakat mengalami culture
shock. Banyak nilai ketimuran
akhirnya tergilas oleh masuknya
nilai-nilai baru dari masyarakat
Barat.
Berbagai faktor diatas harus
menjadi renungan dan refleksi
kita bersama. Yang jelas,
fenomena
ini
merupakan
tamparan
bagi
pemerintah
dengan para elitenya untuk lebih
memikirkan kepentingan bangsa
dan
negara
dibanding
kepentingan
pribadi
dan
kelompoknya.Pemerintah
dan
aparatnya
tidak
boleh
membiarkan fenomena ini tanpa
solusi yang komprehensif.Konsep
revolusi
mental
yang
didengungkan Presiden Joko
Widodo tampaknya bisa menjadi
jawaban
atas
permasalahan
diatas. Tentu revolusi mental
disini harus dilaksanakan dengan
sebenar-benarnya, buka hanya
menjadi jargon untuk kepentingan
politik sesaat“.
Apabila kita perhatikan apa
yang tersirat dalam tajuk opini
tersebut diatas, salah satunya yang
belum terpenuhi menuju apa yang
dikumandangkan
Presiden
Joko
Widodo tentang revolusi Mental,
antara lain pada dasarnya adalah
“kehidupan disiplin “.
Pada dasarnya bahwa disiplin
merupakan sikap dan tingkah laku
kepribadian
manusia
yang
tulus
ikhlas dari hati nurani untuk taat dan
patuh akan aturan, etika dan norma
yang berlaku dalam kehdupan sosial
63
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
masyarakat.
Disiplin
dilakukan
demikian
sebelum
seseorang
dengan baik dan benar, penuh etika
mengadakan
dan norma serta taat dan patuh akan
berkomunikasi dengan orang lain
aturan yang berlaku oleh semua
dalam rangka memenuhi keinginan
pihak
dan
baik
penyelenggara
hubungan
kebutuhannya
senantiasa
pemerintahan, pelaku ekonomi dan
memiliki
masyarakat, maka akan terwujud apa
dirinya yang baik dan benar.
yang
dinamakan
pemerintahan
tata
dan
kelola
kepribadian
dan
Abraham
pembangunan
sikap
Maslow
(Suradinata,
yang baik dan benar.
atau
2006:163)
mengidentifkasikan adanya 5 tingkat
kebutuhan manusia, yaitu :
PEMIMPIN DAN
1. Kebutuhan biologis,
KEPEMIMPINAN
2. Kebutuhan
Sebelum jauh menjabarkan
masyarakat
3. Kebutuhan untuk diterima
seperti
dan dihormati orang lain,
dikabarkan diatas, kita menelaah
4. Kebutuhan
keberadaan manusia secara pribadi
mempunyai
adalah suatu sosok yang harus
baik, dan
menjadi
pemimpin.
memenuhi
penghidupannya
pribadi
Dalam
kehidupan
dan
manusia
secara
memiliki
rasa
aman,
kepada permasalahan yang sering
dirisaukan
akan
untuk
citra
5. Kebutuhan
yang
untuk
menunjukkan
prestasi
yang baik.
keinginan,
Sejalan
pendapat
untuk
memenuhi
kebutuhan dan kepentingan yang
diatas
pokok dan mendasar, antara lain
kebutuhan – kebutuhan tersebut,
yaitu hubungan satu sama lain. Hal
tidak berkelebihan sebaiknya dan
ini akan terjadi dengan baik dan
malahan
benar,
tersebut
seseorang memiliki dan mempunyai
memiliki dan membawa kepribadian
kepribadian dan sikap yang baik dan
serta sikap dirinya yang baik dan
benar sesuai dengan norma dan
benar sesuai dengan norma dan
lingkungannya,
lingkungannya.
mempunyai keimanan yang kuat,
apabila
manusia
Maka
dengan
64
bahwa
dengan
merupakan
keharusan
antara
lain
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
emosi yang stabil, berfikir terbuka
Dalam menelaah kehidupan
dan selalu berpandangan positif,
manusia
memiliki rasa rendah hati, sabar dan
manusiapun
tekun, memiliki rasa hormat dan
keterkaitan dengan manusia lainnya.
berjiwa seni, mempunyai imajinasi
Manusia sebagai makhluk sosial,
yang kuat serta penuh “disiplin”.
hidup dalam interaksi sosial tanpa
Dalam berbagai cara dan
bentuk
dalam
memenuhi
tidak
ada
yang
seorang
hidup
tanpa
disadari saling membutuhkan satu
segala
sama lainnya, dan agar interaksi
kebutuhannya bahwa manusia secara
tersebut dapat berjalan sebagaimana
individu sejak lahir sudah pasti
mestinya maka arti dan makna
memiliki
kepemimpinan
keinginan
dan
dengan
individu
ketergantungan
lainnya.
Selanjutnya
lebih
“dalam
diperlukan
dalam kehidupan sosial yang sama-
jauh
sama
Suradinata (2006) menyampaikan
bahwa
sangat
dibutuhkan
oleh
para
anggotanya.
memenuhi
Kepemimpinan secara umum
manusia
dapat diartikan sebagai kemampuan
kemudian menyusun kelompok atau
seseorang yang sanggup meyakinkan
organisasi dari yang terkecil sampai
dan
yang
media
mengendalikan orang lain untuk
pemenuhan kebutuhan serta menjaga
mencapai tujuan tertentu yang telah
berbagai kepentingannya”. Dalam
disepakati
konteks inilah, sebagaimana yang
sebelumnya.
kebutuhannya
tersebut
terbesar
dikatakan
Plato
sebagai
dalam
filsafat
mempengaruhi
atau
Ordway
serta
ditetapkan
Tead
negara, lahir istilah kontrak sosial
1998:66)
dari pemimpin dan kepemimpinan.
“Kepemimpinan
“Term kepemimpinan lahir sebagai
perpaduan
suatu konsekuensi logis dari perilaku
memungkinkan seseorang mampu
dan budaya manusia yang terlahir
mendorong pihak lain menyelesaikan
sebagai
tugasnya
individu
yang
memiliki
mengemukakan
(Syafiie,
bahwa
adalah
sebagai
perangai
yang
(Leadership
as
a
ketergantungan sosial yang sangat
combination of traits which a’nable
tinggi dalam memenuhi berbagai
on individual to induce others to
kebutuhannya (homo sapiens)”.
acconplish a given task) “.
65
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
James M Black (Sepandji,
1999:76),
mengemukakan
berpendapat bahwa “Kepemimpinan
bahwa
masa
depan
adalah
seorang
“Kepemimpinan adalah kemampuan
pemimpin yang adaptif terhadap
seseorang
tantangan, peraturan yang menekan,
yang
menyakinkan
orang
sanggup
lain
supaya
memperhatikan
pemeliharaan
bekerja sama dibawah pimpinannya
disiplin,
memberikan
kembali
sebagai suatu team untuk mencapai
berbagai
keberhasilan
organisasi
atau melakukan suatu tujuan tertentu
kepada
(capable of persuading others to
kepemimpinannya. Dan ditambahkan
work together under their directions
bahwa Kepemimpinan harus selalu
as a team to accomplish certain
menyiapkan berbagai bentuk solusi
designated objectives) “.
dalam pemecahan tantangan masa
Marcel Beding menyatakan
karyawan
dan
menjaga
depan. Dalam kaitannya dengan
bahwa melihat kepemimpinan “lebih
adaptasi
dari sekedar atribut pribadi dan
ditekankan
watak yang dapat dibiaskan kedalam
sumber daya manusia. Untuk itu
spektrum sifat-sifat kepemimpinan
perlu
…….. Yang ditentukan oleh harapan-
peraturan baru, hubungan dan kerja
harapan kelompok, lembaga dan
sama baru, nilai-nilai baru, perilaku
organisasi “, namun Kouzez dan
baru dan pendekatan yang baru pada
Posner
pekerjaan “(Suradinata, 2006).
mendefinisikan
kepemimpinan
sebagai
seni
terhadap
pada
dikembangkan
perubahan,
pemanfaatan
peraturan-
Menyimak penjelasan yang
memobilisasi orang lain supaya
disampaikan Suradinata (1997:11)
ingin berjuang mengejar aspirasi
bersama.
Kata
“ingin”
“kepemimpinan
adalah
kemampuan seseorang pemimpin
untuk mengendalikan, memimpin,
mempengaruhi pikiran, perasaan
atau tingkah laku orang lain, untuk
mencapai
tujuan
yang
telah
ditentukan sebelumnya “.
dalam
definisi ini menjadi penting, sebab
tanpa
kata
“ingin”
makna
kepemimpinan akan berubah banyak
sekali. Selain itu tanpa kata “ingin”,
“Dalam budaya di Indonesia,
saat ini kepemimpinan lebih banyak
diteladani selalu orang tua atau
yang
dituakan,
baik
dalam
organisasi pemerintahan maupun
maka kepemimpinan akan bermakna
kurang
melibatkan
Ronald
Heifetz
orang
dan
lain.
Laurie
66
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
swasta,
seseorang
diunggulkan
sebagai pemimpin lebih karena
kemampuan,
pendidikan
dan
pengalamannya. Kelebihan sebagai
seorang pemimpin yang memiliki
bermacam keunggulan itu membuat
seorang pemimpin dihormati dan
diteladani oleh bawahannya.Untuk
dapat diteladani, faktor disiplin
merupakan salah satu penentu
kepemimpinan”.
Falsafah
bermakna lebih kepada komunikatif,
informatif, aspiratif dan akomodatif.
Seperti apa yang disampaikan
juga
daerah)
berakhlaqul
moral
karomah
yang
(sederhana),
(konsisten
,
tidak
ambivalen),
politik
pikirnya,
jujur
Apalagi dikaitkan dengan apa
yang disampaikan Koswara (2000)
bahwa
tata
“Kebutuhan
pokok
yang
sangat mendasar untuk terlaksananya
desentralisasi dan otonomi daerah
pada abad ke 21 setidaknya ada 4
malu, menjungjung tinggi kebenaran,
(empat) hal, yaitu : (diantaranya
berintegrasi yang tinggi dan terjaga
point 3.) Pengembangan sumber
dapat
daya manusia, terutama aparatur
diartikan dapat dipercaya memiliki
legitimasi
manipulasi,
disinformasi yang mesti dihentikan “.
jujur tujuannya dan memiliki budaya
kesalahan.Amanah
penyelenggara
kebohongan,
bicaranya, jujur dalam tata lakunya,
dari
para
batas kepatutan minimal , misalnya,
Siddiq
dalam
dalam
maupun di daerah, di dalam batas-
didalamnya terdapat kejujuran dalam
tata
yang
dan
pemerintahan, baik ditingkat pusat
memiliki sifat-sifat Siddiq, Amanah,
Tablig.
(bisnis)
lain pilar 4) Terpeliharanya perilaku
disebut sebagai pemimpin harus
dan
efektif
sedikitnya tujuh pilar, yaitu : (antara
sehingga dengan demikian apa yang
Fathonah
dan
pelaksanaannya harus ditopang oleh
qona’ah
istiqomah
baik
swasta
masyarakat,
yang
dan
yang
pemerintah,
(memiliki
baik),
(2006:12),
memiliki tiga komponen besar, yaitu
kepemimpinan
kepribadian
Suradinata
bahwa “Pemerintahan (pusat dan
dalam ajaran Islam dituntut mampu
menampilkan
oleh
pemerintah
akuntabel.Fathonah
daerah
yang
akan
menumbuhkan profesionalisme dan
mepunyai pengertian dan makna
kemampuan kerja (skills) yang tinggi
cerdas, profesional, kenegarawanan
adalah merupakan syarat mutlak
dan nasionalisme.Sedangkan tablig
dalam otonomi daerah”.
67
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
Berbicara
disiplin
adalah
masyarakat dari tingkat paling bawah
merupakan hal yang pokok dalam
sampai ke tingkat atas baik sebagai
menuju
penyelenggara
penyelenggaraan
negara
maupun
kepemerintahan yang baik (good
masyarakat biasa sebagai warga
gouvernance),
negara,
karena
disiplin
namun pada kenyataan
merupakan kepatuhan dan ketaatan
dalam keseharian apa yang ada dan
secara ikhlas dalam norma dan
terjadi di lapangan mengenai arti dan
aturan
berlaku
makna disiplin cenderung hilang,
dengan sadar melakukan sesuatu
sirna dari kehidupan sehari-hari,
untuk mencapai tujuan yang telah
tidak menghiraukan asas kepatuhan
ditetapkan sebelumnya.
dan ketaatan, yang terjadi emosi
ketentuan
yang
Visi Pemerintah Indonesia,
periode
reformasi,
negatif yang menimbulkan nafsu tak
Megawati,
terkendali.
menyampaikan bahwa “ terwujudnya
Beberapa
pakar
dan
masyarakat Indonesia yang damai,
menyampaikan
demokratis,
makna kata disiplin sebagai berikut;
berkeadilan,
berdaya
saing, maju dan sejahtera dalam
yang
didukung
dan
Muchdarsyah (Teguh, 2004)
wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
pengertian
ahli
menjelaskan:
oleh
a. Kata disiplin dilihat dari segi
sehat,
terminologis berasal dari kata
manusia
Indonesia
yang
mandiri,
beriman,
bertaqwa
,
lain “discipline “yang berarti
berakhlak mulia, cinta tanah air,
pengajaran,
berkesadaran hukum dan lingkungan,
sebagainya (berasal dari kata
menguasai ilmu pengetahuan dan
disciplilus,
tekhnologi, serta memiliki etos kerja
belajar). Jadi secara etimologis
yang tinggi dan berdisiplin “.
terdapat hubungan pengertian
antara
latihan
yaitu
discipline
dan
seorang
dengan
disciple (dalam bahasa Inggris
DISIPLIN
Teori, definisi dan pengertian
yang berarti murid, pengikut
serta makna mengenai disiplin telah
yang setia, ajaran atau setia ).
banyak disampaikan oleh beberapa
ahli dan pakar, diperdebatkan oleh
68
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
b. Latihan yang mengembangkan
merupakan dasar pengembangan hati
pengendalian diri, watak atau
nurani yang merupakan salah satu
ketertiban dan efisiensi.
faktor
c. Kepatuhan
dan
(obedience) terhadap ketentuan
atau anggota organisasi. Oleh karena
dan
itu, dapat dikatakan bahwa disiplin
peraturan
pemerintahan
atau etik, norma dan kaidah
sangat
yang
pengembangan
berlaku
dalam
penting
pula
dalam
karakteristik
kepribadian lainnya seperti tanggung
(punishment)
jawab
karyawan/organisasi
dan
yang dilakukan melalui koreksi
mempertahankan
dan latihan untuk mencapai
mengembangkan perilaku yang tepat
perilaku
dalam kerja.
yang
dikendalikan
(control, behavior).
serta
Fathoni
(2006:172),
Disiplin mengacu pada pola
menyampaikan
tingkah laku dan ciri-ciri
kesadaran dan kesetiaan seseorang
Adanya hasrat yang kuat untuk
menaati semua peraturan perusahaan
melaksanakan sepenuhnya apa
dan norma-norma yang berlaku,
yang sudah menjadi norma,
-
etik dan kaidah yang berlaku
Adanya
-
perilaku
yang
-
Karyawan datang dan pulang
Mengerjakan semua pekerjaan
Mematuhi
semua
peraturan
perusahaan dan norma-norma
Adanya ketaatan (obedience).
Werther and Davis (Pamudji,
menyampaikan
adalah
yang/dengan baik,
dikendalikan.
1995:75),
“Disiplin”
tepat waktu,
dalam masyarakat.
-
dalam
memelihara emosi seorang karyawan
d. Penghukuman
-
pula
ketaatan
masyarakat.
-
penting
sosial yang berlaku.
bahwa
Dengan
memperhatikan
disiplin adalah tindakan atau perilaku
sejarah dan masih relevan dan harus
manajemen
dikembangkan,
yang
menuntut
Suradinata
pemenuhan kebutuhan akan standar
(1997:127),
organisasi.
“disiplin adalah suatu kondisi yang
Hadari
menyampaikan
(2000:331),
bahwa
mengatakan
bahwa
tercipta dan terbentuk melalui proses
disiplin
perilaku,
69
melalui
pelajaran,
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
kepatuhan,
ketaatan
kesetiaan,
menyampaikan bahwa ada empat
hormat kepada ketentuan/peraturan
aspek kehidupan dalam disiplin kerja
dan norma yang berlaku”. Dan
yang
selanjutnya
ketaatan dan proses pengendalian
mengatakan
bahwa
merupakan
suatu
“apabila nilai-nilai disiplin tersebut
yang
sudah tertanam dalam diri seseorang,
rasionalitas, yang karenanya lebih
sikap
berhubungan dengan kesadaran dan
atau
perbuatan
yang
dilakukannya tidak lagi dirasakan
sebagai
beban,
kebiasaan
yang
berhubungan
erat
bentuk
dengan
tidak emosional, yakni:
melainkan
suatu
1. Disiplin adalah sikap mental
apabila
tidak
tertentu, untuk memenuhi dan
dilakukan justru menjadi beban.
mengikuti aturan.
Proses dan sikap perilaku dalam
2. Disiplin
dilandasi
dengan
disiplin terbentuk melalui pembinaan
pengetahuan tentang aturan
keluarga,
perilaku
pendidikan
dan
bagi
kehidupan
pengalaman atau pengenalan dari
manusia, yang dipergunakan
keteladanan dalam kehidupan di
untuk mencapai tujuan yang
lingkungan. Dalam disiplin kerja
telah ditentukan.
yang sudah tertanam baik, orang
3. Disiplin menyangkut sikap
dapat membedakan hal-hal apa saja
gerakan yang teratur dan
yang seharusnya dilakukan, hal-hal
sikap
apa saja yang seharusnya tidak
menunjukkan
dilakukan, dan hal apa saja yang
yang diharapkan timbul dari
wajib dilakukan “.
dalam hati untuk secara sadar
Disiplin
senantiasa
timbul
tingkah
laku
yang
kesungguhan
mempertanggungjawabkan
dengan tulus dan ikhlas dari dalam
apa
diri seseorang atau terbentuk karena
maupun yang diucapkannya.
adanya norma, etika, aturan dan
latihan
dalam
rangka
4.
mencapai
yang
Disiplin
perpaduan
keinginan atau tujuan.
dilakukannya
tercermin
dalam
antara
sikap
mental dan nilai sosial baik
Sependapat kiranya dengan
Suradinata
(1997:130)
dalam
bukunya
tersebut
diatas
dalam kehidupan organisasi
maupun dalam masyarakat “.
70
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
Seiring dengan hal tersebut
Suradinata
(1997:128)
dilakukan untuk mencapai
juga
keberhasilan tugas.
menjelaskan bahwa disiplin kerja
dalam
kepemimpinan
4. Sikap
pada
tingkah
laku
yang
dari
dalam
diri
tumbuh
prakteknya mencakup lima aspek :
pribadi sebagai sesuatu yang
1. Moralitas yaitu sikap, tingkah
wajar,
untuk
melakukan
laku, dan semangat untuk
sesuatu sesuai dengan aturan
bekerja dan kemauan yang
yang berlaku.
ditimbulkan
dari
dalam
5. Kerja
dihayati
sebagai
dirinya secara ikhlas untuk
pengabdian, dilakukan demi
melakukan
kepentingan
sesuatu,
yang
dirinya,
didasarkan pada norma yang
kepentingan orang banyak,
berlaku.
serta diniati sebagai amal
2. Pemahaman
tingkah
sikap
mental
laku,
merupakan
ibadah.
yang
sikap
Dalam menerapkan disiplin
untuk
kerja,
Ermaya
(1997:132)
berbuat sesuatu secara sadar,
menegaskan
taat dan tertib sebagai hasil
PEMIMPIN harus mempunyai seni
pengembangan dari latihan,
dalam melaksanakan fungsi-fungsi
pengendalian
pikiran,
kepemimpinan dengan baik. Ada 4
serta
(empat) kunci seni melaksanakan
pengedalian
watak,
pengendalian
pengaruh
1. Memahami,
sistem
seorang
fungsi kepemimpinan, yakni;
lingkungan.
3. Memahami
bahwa
kerja
untuk
yaitu
mampu
mengerti
dan
berdasarkan aturan, norma
mengetahui fungsi mana yang
tertulis maupun tidak tertulis,
harus dilakukan pada kondisi
kriteria,
tertentu,
mekanisme
kerja,
yang ditaati dan dipahami
dipengaruhi
secara mendalam dan tumbuh
lingkungan.
dari
dalam
diri
pribadi
yang
oleh
sangat
kondisi
2. Mempunyai kesadaran, yaitu
sebagai sesuatu yang harus
senantiasa
sadar
terhadap
langkah-langkah yang harus
71
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
ditempuh,
memahami
menumbuhkan rasa disiplin , yaitu :
kebutuhan
kelompok,
pertama, dengan memberi teladan
mengendalikan kegiatan, dan
dalam hal tidak melakukan hal-hal
mengevaluasi kinerjanya.
yang seharusnya tidak dilakukan
3. Mempunyai kemampuan dan
(pantangan), dan yang kedua, adalah
keterampilan
untuk
memberi
melaksanakan
fungsi
melakukan hal-hal yang memang
kepemimpinan secara esisien.
4. Mengantsipasi,
yaitu
teladan
dalam
bentuk
harus dilakukan.
proses
Untuk
mendeteksi hal-hal yang sangat
implementasi
mungkin terjadi di luar rencana
kehidupan sehari-hari, Betty J Ricks
yang telah ditentukan.
(Suradinata, 2005:127), memberikan
(Selain hal tersebut diatas,
beberapa
yang perlu untuk diperhatikan
dalam
adalah
keteladanannya,
hubungan-hubungan
yang terjalin antara atasan dan
memudahkan
keteladanan
kunci
bagi
dalam
pemimpin
mengimplementasikan
yaitu
sebagai
berikut ;
bawahan).
Pertama, taat pada aturan,
karyawan akan respek dan memiliki
tanggung
PENUTUP
jawab
moral
mentaati
Mempelajari dan mengkaji
peraturan, jika sebagai pemimpin
hakekat serta manfaat disiplin untuk
andapun mentaati peraturan yang
seorang manusia yang menginginkan
berlaku.
menjadi seorang pemimpin menuju
keteladanan dengan mentaati aturan-
kepada kepemimpinan yang baik dan
aturan yang berlaku. Tekankan pada
benar serta diteladani, senantiasa
karyawan bahwa peraturan yang
menyadari dan mengerti keberadaan
dibuat tidak selamanya membatasi
dirinya
ruang
sendiri
sebagai
seorang
Maka
gerak,
tunjukkan
namun
untuk
manusia yang sudah barang tentu
menciptakan kondisi kerja yang lebih
adanya
positip.
ketergantungan
dengan
lingkungan sekitarnya.
Terdapat
memberikan
karyawan
dua cara dalam
keteladanan
Lagi
mau
pula
bagaimana
mentaati
pemimpinnya tidak disiplin?
untuk
72
jika
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
Kedua,
kerja.Anda
Pencapaian
boleh
target
bahkan
Kelima,
patut
komunikasi
interpersonal. Komunikasi adalah hal
mengharapkan karyawan mencapai
yang
prestasi kerja yang Anda harapkan.
pemimpin.
Tapi sebelumnya, tingkatkan terlebih
bahkan
dahulu prestasi, maka mereka secara
terhadap orang lain, anak buah , dan
otomatis
lingkungan sangat mempengaruhi
akan
terpacu
untukberprestasi.
terpenting
bagi
Cara
tubuh
keberhasilan
seorang
berbicara
secara
dan
personal
pemimpin
dalam
Ketiga, miliki sikap positip,
memberi teladan. Jika pemimpin
awali dengan aktivitas dengan sikap
berhasil tampil sebagai sosok yang
positip, tumbuhkan sikap positip
penuh wibawa melalui komunikasi
terhadap organisasi, pekerjaan, dan
yang tepat dengan mudah, mereka
tanggung jawab. Selalu bersikap
akan menjadi sosok yang dapat
optimis
diharapkan.
terhadap
apa
yang
dikerjakan. Jika bersikap skeptis dan
pesimis,
maka
menumbuhkan
pemimpin
kesan
Sehubungan
hal
gagal
tersebut diatas, senantiasa seorang
para
manusia yang merasa dirinya sebagai
baik
karyawan.
pemimpin baik untuk dirinya sendiri
Keempat, penampilan fisik
yang
dengan
prima.
mempengaruhi
maupun
Penampilan
kewibawaan.
untuk
kepentingan
lingkungan sekitarnya, menghayati
Jika
dan
mengerti
untuk
penampilan baik, rapih, bersih dan
pengelolaan
segar, anak buahpun akan semakin
Diawali dengan niat yang tulus
interest untuk meneladani pemimpin.
ikhlas demi memenuhi keinginan dan
Hal
kebutuhan
ini
diperlukan
berpenampilan
karena
dengan
merupakan
bentuk
pemimpin
terhadap
baik
karena
itu
penampilan
“disiplin“.
kemajuan
yang
melaksanakan disiplin, antara lain;
organisasi,
1. Disiplin
Oleh
fisik
akan
itu
diharapkan perlunya komitmen untuk
penghargaan
pekerjaan dan lingkungan.
apa
melakukan
sarapan,
dalam
pengertian bahwa sarapan ini
di
dilakukan
dalam
rangka
hadapan para karyawan menjadi
memelihara dan kestabilan
penting.
fisik yang prima. Diperlukan
73
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
dan biasakan secara rutin
kegiatan
makan
direncanakan dan disepakati
(pagi)
sebelum
pelaksanaan
kegiatan,
selanjutnya
kelola
yang
sebelumnya
dengan
harus
dilaksanakan
jadwal dan menu serta pola
kedua
makan yang baik. Hal ini
perencanaan
dilakukan
waktu
untuk
telah
menjaga
tepat
adalah
waktu.
perlunya
penggunaan
yang
disesuikan
kesehatan dirinya sendiri dan
dengan situasi dan kondisi
tidak
kegiatan
mengganggu
waktu
pelaksanaan kegiatan.
2. Disiplin
pakaian,
yang
akan
dilaksanakan. Apabila tidak
terdapat
dikendalikan
akan
banyak
tiga makna yang ketiganya
terjadi ketidak seimbangan
saling
dalam
kepentingan, yang akhirnya
suatu kegiatan, yaitu; pertama
terjadi penyesalan dan tidak
adalah pakaian secara fisik
tercapai tujuan.
mendukung
yang dikenakan sesuai situasi
dan kondisi yang diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
sebagaimana
Fathoni,
Abdurahmat.
(2006),
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Hadari, N. (2006), Kepemimpinan
Mengefektifkan
Organisasi.
Jogyakarta:
Gajahmada
University.
Koswara, E. (2000). Kebutuhan
Pokok Yang Sangat Mendasar
Untuk
Terlaksananya
Desentralisasi dan Otonomi
Daerah.
Jurnal
Ilmu
Pemerintahan (Ed 10).
Pamudji. (1995). Perbandingan
Pemerintahan. Jakarta: Bina
Aksara.
SANKRI – Sistem Administrasi
Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Buku II Jilid 1 dan 2.
(2003).
Jakarta:
Lembaga
Administrasi Negara Republik
Indonesia.
dan
yang
kegiatannya,
kedua
adalah
bagaimana cara penggunaan
keberadaan panca indra dan
kelengkapan
lainnya
badaniah
yang selalu prima
dan positif, serta yang ketiga
adalah bahasa sesuai etika
dan norma yang berlaku,
seperti
contoh
bahwa
pemimpin tidak mengumbar
janji.
3. Disiplin penggunaan waktu.
Hal ini terdapat dua makna.
Pertama bahwa suatu waktu
74
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
Sepandji,
KS.(1998).
Teori
Pembangunan
Dalam
Pemerintahan.
Bandung:
Universal Offset.
Suradinata,
Ermaya.(1997).
Pemimpin dan Kepemimpinan,
pendekatan Budaya, moral dan
etika. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Suradinata, Ermaya. (2005). Hukum
Dasar
Geopolitik
dan
Geostrategi Dalam Kerangka
Keutuhan NKRI. Jakarta: Suara
Bebas.
Suradinata, Ermaya.(2006). Otonomi
Daerah dan Paradigma Baru
Kepemimpinan
Pemerintahan
dalam Politik dan Bisnis.
Jakarta: Suara Bebas.
Syafiie, IK. (1998). Manajemen
Pemerintahan.
Jakarta:
PT
Pertja.
Teguh, SA.(2004), Memahami Good
Gouvernance Dalam Perspektif
Sumber
Daya
Manusia.
Jogyakarta: Grava Media.
Surat Kabar, Koran Sindo, 16 April
2016 - 16, Opini – Tajuk.
75
Download