LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TA- 2016 DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL Jl. Pemuda, Persil No. 1 Jakarta 13220, Telepon : 021-489-2802, Fax : 021-489-4815 2017 Ringkasan Eksekutif Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) 2016 merupakan salah satu media yang digunakan sebagai sarana komunikasi atas pertanggungjawaban dan pelaporan kinerja yang telah rencanakan dan ditetapkan selama tahun berjalan. Laporan akuntabilitas kinerja 2016, Deputi Bidang Sains Antriksa dan Atmosfer ini merupakan dokumen pertangungjawaban deputi didalam melaksanakan pelaksanaan pencapaian perjanjian kinerjanya, tugas dan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi kepada Kepala LAPAN. Pada tahun anggaran 2016, Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer telah melaksanakan bagian dari Program LAPAN, yaitu : Program Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa dengan fokus kegiatan Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Sains Antariksa dan Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) dinamika Atmosfer Equator Indonesia, yang secara operasional dilakukan oleh dua pusat yang ada di Kedeputian Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, yaitu : Pusat Sains Antariksa, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, dan Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam, Sumedang, Pasuruan dan Pontianak. Dengan kegiatan-kegiatannya sebagaimana tabel 1. berikut : Tabel 1. Program dan Kegiatan di Kedeputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer No 1. Program Kegiatan Pengembangan Teknologi 1 Pengembangan Sains Antariksa Penerbangan dan Antariksa 2 Pengembangan Sains Atmosfer Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer ini dibuat mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Permenpan nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis penyusunan perjanjian kinerja, Pelaporan kinerja dan reviu atas laporan kinerja. LAKIN– Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 ii Dengan telah dilakukannya reorganisasi LAPAN melalui PerPres no : 49 tahun 2015 tangal 29 April 2015, maka telah disusun Rencana Strategis LAPAN tahun 2015 – 2019 dengan visi-misi yang disesuaikan dengan struktur organisasi baru, yaitu : Visi LAPAN MENJADI PUSAT UNGGULAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA YANG MAJU DAN MANDIRI Visi ini telah di disingkat menjadi sebuah slogan untuk lebih mudah dipahami oleh seluruh komponen karyawan LAPAN, yaitu “LAPAN unggul untuk Indonesia Maju - LAPAN melayani untuk Indonesia Mandiri”. Misi LAPAN Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut, maka misi yang diemban adalah: 1. Meningkatkan kualitas litbang penerbangan dan antariksa bertaraf internasional 2. Meningkatkan kualitas produk teknologi dan informasi di bidang penerbangan dan antariksa dalam memecahkan permasalahan nasional 3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan keantariksaan untuk kepentingan nasional Tujuan dan Sasaran Strategis : Tujuan LAPAN : 1. Terwujudnya layanan prima di bidang penerbangan dan antariksa bagi masyarakat; 2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan keantariksaan yang aman dan selamat; LAKIN– Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 iii Sasaran Strategis LAPAN : 1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa. 2. Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima. 3. Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang sesuai standard. Sistem Nilai 1. Pembelajar Mempunyai kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi dengan hal-hal yang baru. 2. Rasional Apapun yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah. 3. Akuntabel Anggaran dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi. 4. Konsisten Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang yang sudah ditetapkan. 5. Berorientasi kepada layanan publik Berupaya memberikan layanan prima sesuai dengan kebutuhan publik. VISI DAN MISI DEPUTI SAINS Visi : Menjadi Pusat Unggulan Sains Antariksa dan Atmosfer untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri LAKIN– Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 iiii Melalui Visi tersebut, Deputi Bidang Sains antariksa dan atmosfer mampu menjadi organisasi yang menyelenggerakan kegiatan penelitan dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer serta penyelenggaraan keantariksaan di tingkat nasional yang bertaraf internasional dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna, dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri. Misi : Tujuan : 1. Meningkatkan kualitas litbang sains antariksa dan atmosfer 2. Meningkatkan kualitas produk informasi di bidang sains antariksa dan atmosfer 3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan litbang dibidang sains antariks dan atmosfer 1. Terwujudnya layanan prima di bidang sains antariksa dan atmosfer bagi masyarakat 2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan litbang sains antariksa dan atmosfer yang memenuhi standard dan prosdur. Sasaran Strategis : Meningkatnya penguasaan iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju 2. Meningkatnya Layanan publik sains atmosfer dan antariksa yang prima 1. Guna mengukur keberhasilan sasaran dan target yang telah ditetapkan di Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, maka telah disusun indikator kinerja utama tahun anggaran 2016 sebagai target yang telah dijanjikan terhadap atasan langsungnya, yaitu Kepala LAPAN sebagaimana tabel 2 yaitu : LAKIN– Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 ivi Tabel 2. Penetapan Kinerja 2016 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Sasaran Strategis IKU / Indikator Kinerja Utama Target 2016 Meningkatnya penguasaan iptek dibidang sains atmosfer dan antariksa yang maju Meningkatnya layanan data dan informasi sains atmosfer dan antariksa yang prima 1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim 2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer dan antariksa. 3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer dan antariksa. 4. Jumlah HKI yang terdaftar di Men-Kum & HAM di bidang sains atmosfer dan antariksa. 5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. 6. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. 7 14 6 1 30 78,5 Hasil capaian target indikator kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer taun 2016 sebagaimana tabel 3. berikut : Tabel 3. Capaian Target Kinerja Tahun Anggaran 2016 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Indikator Kinerja Utama Satuan Target Capaian 1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim 2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer dan antariksa 3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer dan antariksa. 4. Jumlah HKI yang terdaftar di Men-Kum dan HAM di bidang sains atmosfer dan antariksa. 5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. 6. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. Capaian (%) Model / modul 7 7 100 Publikasi 14 10 71 Publikasi 6 17 283 HKI 1 1 60 Pengguna 30 31 103 % 78,5 90,36 115 Rata - Rata Capaian Target Indikator Kinerja LAKIN– Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 122 vi Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa target yang dicapai oleh Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer secara rata-rata sebesar 122 %. dari keseluruhan target indikator kinrja. Untuk capaian indikator kinerja model pemanfaatan iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer adalah 100 % dan jumlah publikasi nasional pada jurnal nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer dan antariksa tidak tercapai sebagaimana target yang telah ditetapkan, ayitu 71 %, karena beberapa kendala yang akan dijelaskan pada bab III. Sementara capaian target jumlah publikasi internasional pada jurnal internasional terindek diperolah sebesar 283 % atau dua kali lipat lebih dari target yang telah ditetapkan. Sementara untuk terget HKI telah diperoleh target 1 HKI, namun demikian capaian prosentasenya baru diperoleh 60 %. Tentunya keberhasilan pencapaian target yang telah ditentukan adalah atas dukungan dan usaha keras para pejabat struktural dan pejabat peneliti, perekayasa serta seluruh staff di lingkungan Deputi Bidang sains Antariksa dan Atmosfer, dengan mamanfaat seluruh sarana dan prasarana yang ada, meskipun masih banyak kendala yang dihadapi. LAKIN– Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 vii Daftar Isi KATA PENGANTAR ........................................................................................ RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................................ DFTAR GAMBAR .................................................................................................. DAFTAR TABEL..................................................................................................... BAB.I BAB.II BAB.III BAB.IV halaman i ii viii ix x PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1 LATAR BELAKANG .................................................................. 1 1.2 TUGAS DAN FUNGSI ................................................................ 1 1.3 STRUKTUR ORGANISASI ........................................................ 2 1.4 ANGGARAN ............................................................................... 5 1.5 SUMBER DAYA MANUSIA ................................................... 6 1.6 SISTIMATIKA PENYAJIAN LAPORAN................................... 6 PERENCANAAN KINRJA ................................................................. 8 2.1 VISI DAN MISI ........................................................................... 9 2.2 TUJUAN & SASARAN STRATEGIS ........................................ 9 2.3 TARGET UTAMA........................................................................ 10 2.4 PETA STRATEGIS DEPUTI SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER ............................................................................... 11 2.5 KAITAN SASARAN STRATEGIS DAN IKU............................ 12 2.6 KEBIJAKAN......................... ......................................... ............. 13 2.7 PERJANJIAN KINERJA 2016....................................... ............. 13 AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................ 15 3.1 PENGUKURAN DAN PENCAPAIAN SASARAN KINERA.... 15 3.2 ANALISIS CAPAIAN KINERJA................................................ 16 3.3 EVALUASI KINERJA 2016 TERHADAP 2015 39 3.4 AKUNTABILITAS KEUANGAN............................................... 41 PENUTUP............................................................................................... 42 DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... LAKIN– Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 43 viii Daftar Gambar No 1. Daftar Keterangan Gambar Hal Peta Strategis BSC Level -1 Deputi Bidang Sains Antariksa 11 Gambar Gambar 2.1. dan Atmosfer 2. Gambar 3.1. Satellite Disaster Early Warning System (SADEWA) 3. Gambar 3.2. Sistem Pemantau Hujan Spasial berbasis RADAR (Radar SANTANU) yang dapat merupakan komplemen dari 19 19 Sistem SADEWA untuk wilayah lokal 4. Gambar 3.3. Tampilan online SRIKANDI 20 5. Gambar 3.4. Tampilan Aplikasi SEMAR 21 6. Gambar 3.5. Konsep SEMAR 22 7. Gambar 3.6. Tampilan Display Semar 22 8. Gambar 3.7. Dokumentasi Launching DSS Semar 22 9. Gambar 3.8. Sistem Peluncur Gondola & Prespektif Pemutus Balon 32 10. Gambar 3.9. Contoh Foto Kegiatan Layanan dan Bimbingan Teknis 35 Sains Antariksa dan Atmosfer 11. Gambar 3.10. Peneliti LAPAN sedang melakukan investigasi terhadap 36 benda jatuh antariksa yang ditemukan di Sumenep 12. Gambar 3.11. Kepala LAPAN Didampingi jajaran pejabat LAPAN 37 sedang menunjukkan bagian pecahan roket Falcon 9 ke pewakilan SpaceX 13. Gambar 3.12 Contoh pemantauan benda jatuh antariksa, dilakukan di 37 Pusat Sains Antariksa LAKIN– Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 viiii Daftar Tabel No Daftar Tabel 1. Tabel 1. Keterangan Tabel Hal Program dan Kegiatan di Kedeputi Bidang Sains Antariksa ii dan Atmosfer 2. Tebel 2. Penetapan Kinerja 2016 Deputi Bidang Sains Antariksa vi dan Atmosfer 3. Tabel 3. Capaian Target Kinerja Tahun Anggaran 2016 vi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 4. Tabel 1.1. Anggaran Deputi Bidang Saian Antariksa dan Atmosfer 6 TA. 2016 5. Tabel 2.1. Program dan Kegiatan di Deputi Bidang Sains Antariksa 12 dan Atmosfer 6. Tabel 2.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama 2016 12 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 7. Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan 14 Atmosfer Tahun Anggaran 2016 8. Tabel 3.1. Capaian Terget Indikator Kinerja Tahun Anggaran 2016 15 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 9. Tabel 3.2 Target Capaian Jumlah model pemanfaatan IPTEK di 17 bidang sains Antariksa dan Atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim 10. Tabel 3.3. Publikasi Ilmiah pada jurnal Nasional Terakreditasi 26 (2016) 11. Tabel 3.4. Publikasi Ilmiah pada jurnal Internasional Terindeks 29 (2016) 12. Tabel 3.5. Contoh Beberapa Pengguna yang memanfaatkan Layanan 33 Iptek di bidang Sainsa Antariksa dan Atmosfer 13. Tabel 3.6. Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) di Lingkungan Deputi 39 Sains Antariksa dan Atmosfer LAKIN– Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 ixi 14. Tabel 3.7. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 dan 2016 40 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmoser 15. Tabel 3.8. Daya serap anggaran Deputi Bidang Sains Antariksa dan 41 Atmosfer Tahun Anggaran 2016 LAKIN– Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 xi Bab.1 Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG Mengacu pada Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, Pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja Instansi Pemerintah, lampiran I, Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja Instansi Pemerintah dan lampiran II, Petunjuk Teknis Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Keputusan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional nomor 3 tahun 2015 tentang Rencana Strategis 2015 – 2019 dan Keputusan Kepala nomor 151 tahun 2015 tentang Indikator Kinerja Utama Unit Organisasi Eselon I. Maka laporan akuntabilitas kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer ini disusun guna memberikan gambaran dan laporan serta pertanggungjawaban atas hasil kinerja kegiatannya selama tahun anggaran 2016, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsiserta usahapencapaian target indikator kinerja utama yang telah direncanakan dalam dokumen rencana kinerja tahun 2016 (RKT-2016) serta telah dijanjikan dalam penetapan kinerja tahun anggaran 2016(PK-2016) Laporan akuntabilitas kinerja ini juga merupakan pertanggungjawaban dan komitmen antara Deputi kepada Kepala dalam melaksanakan amanah dalam meningkatkan integritas, akuntabilitas dan transparanasi serta kinerja aparatur. 1.2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan atas Peraturan Presiden nomor 49 tahun 2014, bab II, pasal 12, maka tugas pokok dan fungsi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer adalah melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan serta penyelenggaraan keantariksaan di bidang sains antariksa dan atmosfer . Didalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pasal 12, PerPres nomor 49 tahun 2015, Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer menyelenggarakan fungsi : LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 1 a) perumusan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan dan pemanfaatan sains antariksa dan atmosfer; b) pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan sains antariksa serta pemanfaatannya; c) pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan sains atmosfer serta pemanfaatannya; d) pemberian informasi khusus tentang cuaca antariksa dan benda jatuh antariksa serta peringatan dini, mitigasi dan penanganan bencana akibat cuaca antariksa dan benda jatuh antariksa; e) pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer; dan f) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. 1.3.STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi LAPAN didalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya di bantu oleh 1 (satu) Sekretaris utama dan 3 (tiga) Deputi, yaitu Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antrariksa dan Deputi Bidang Penginderaan Jauh. Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer merupakan salah satu kedeputian yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sains, Antariksa dan Atmosfer. Permasalahan utama (strategic issued) di Deputi Bidang Sains, Antariksa dan Atmosfer adalah menyangkut peramasalahan litbangdan pemanfaatan hasil litbangsains antariksa dan atmosfer. Dua permasalahan utama tersebut yang harus dijawab dan dilaksanakan Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer dalam menjalankan tugas pokoknya. Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, maka Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer menyelenggarakan fungsinya, yang dalam pelaksanakannya sebagaian dilakukan oleh 2 (dua) satkernya dibawahnya, yaitu Pusat Sains Antariksa dan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer. Selain membawahi 2 satker sebagaimana di jelaskan tersebut, Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer juga membawahi 4 balai, yaitu Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam, Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Sumedang, Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pasuruandan Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pontianak. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 2 1. Pusat Sains Antariksa Berdasarkan organisasi dan tata kerja LAPAN yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN nomor 8 tahun 2015 pasal 64, maka Pusat Sains Antariksa mempunyai tugas meleaksanakan penelitian, pengembangan perekayasaan, dan pemanfaatannya serta penyelenggaraan keantariksaan di bidang sains antariksa. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 64, Pusat Sains Antariksa menyelenggarakan fungsi : a) penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran di bidang sains antariksa; b) penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang sains antariksa; c) penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan sains antariksa; d) pengelolaan fasilitas penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan di bidang sains antariksa; e) pelaksanaan kegiatan diseminasi hasil penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan di bidang sains antariksa; f) pemberian informasi khusus dan bantuan teknis tentang sains antariksa; g) pemberian peringatan dini, mitigasi, dan penanganan bencana akibat cuaca antariksa dan benda jatuh antariksa; h) pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan sains antariksa; i) pelaksanaan kerja sama teknis di bidang sains antariksa; dan j) pelaksanaan administrasi keuangan, penatausahaan Barang Milik Negara, pengelolaan rumah tangga, sumber daya manusia aparatur, dan tata usaha pusat. Pusat Sains Antariksa terdiri atas : Bagian Admnistrasi, Bidang Program dan Fasilitas, Bidang Diseminasi dan Kelompok Jabatan Fungsional. 2. Pusat Sains dan Teknologi atmosfer. Berdasarkan organisasi dan tata kerja LAPAN yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN nomor 8 tahun 2015 pasal 73, maka Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer mempunyai tugas meleaksanakan penelitian, pengembangan perekayasaan, dan pemanfaatannya serta penyelenggaraan keantariksaan di bidang sains dan teknologi atmosfer. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 64, Pusat Sains Antariksa menyelenggarakan fungsi : LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 3 a. penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran di bidang sains dan teknologi b. c. d. e. f. atmosfer; penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang sains dan teknologi atmosfer; penelitian, pengembangan, dan perekayasaan serta pemanfaatan sains dan teknologi atmosfer; pengelolaan fasilitas penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan di bidang sains dan teknologi atmosfer; pelaksanaan kegiatan diseminasi hasil penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan di bidang sains dan teknologi atmosfer; pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan sains dan teknologi atmosfer; g. pelaksanaan kerja sama teknis di bidang sains dan teknologi atmosfer; dan h. pelaksanaan administrasi keuangan, penatausahaan Barang Milik Negara, pengelolaan rumah tangga, sumber daya manusia aparatur, dan tata usaha pusat Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer terdiri atas : Bagian Admnistrasi, Bidang Program dan Fasilitas, Bidang Diseminasi dan Kelompok Jabatan Fungsional. Berdasarkan atas Peraturan Kepala LAPAN nomor 15 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamtan Antariksa dan Atmosfer, Balai Antariksa dan Atmofser mempunyai tugas melaksanakan pengamatan , perekaman, pengolahan, dan pengelolaan data antariksa dan atmosfer, dan dalam melaksanakan tugasnya, Balai Pengamatan Anatriksa dan Atmosfer mempunyai fungsi : a. penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran , b. pelaksanaan pengamatan, perekaman, pengolahan dan pengelolaan data antariksa dan atmosfer; c. pengembangan, pengoperasian, dan pemeliharaan peralatan pengamatan antariksa dan atmosfer ; d. pelaksanaan kerja sama teknis dibidang pengamatan antariksa dan atmsoefr ; e. pemberian layanan publik penerbangan dan antariksa; f. evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan, dan g. pelaksanaan urusan keuangan, suber daya manusia aparatur, tata usaha, penatausahaan Barang Milik Negara, dan rumah tangga. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 4 Gambaran struktur organisasi Deputi Bidang Sains Atariksa dan Atmosfer adalah sebagai gambar 1.1. berikut : Gambar 1.1. Struktur Organisasi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 1.4. ANGGARAN Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, pada tahun 2016 mengelola dana APBN sebesar Rp.87.908.000.000,- (Delapan puluh tujuh miyar sembilan ratus delapan juta rupiah). Penganggaran secara langsung didistribuskan dan pertanggungjawabannya diberikan kepada satuan kerja yang berada dibawah Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, yaitu: Pusat Sains Antariksa, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, Balai Pengamat Antariksa dan Atmosfer Agam, Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Sumedang, Balai Pengamat Antariksa dan Atmosfer Pasuruan dan Balai Pengamat Antariksa dan Atmosfer Pontianak. Rincian anggaran Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer TA. 2016, kepada setiap satuan kerjanya adalah sebagaimana tabel 1.1 LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 5 Tabel 1.1. Anggaran Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer TA. 2016 No Satuan Kerja Pagu Anggaran 1. Pussainsa 46.792.000.000,- 2. PSTA 22.196.000.000,- 3. Balai PAA Pasuruan 6.453.000.000,- 4. Balai PAA Pontianak 4.553.000.000,- 5. Balai PAA Sumedang 3.543.000.000,- 6. Balai PAA Agam 4.371.000.000,- Jumlah 87.908.000.000,- 1.5. SUMBER DAYA MANUSIA Berdasarkan organisasi dan tata kerja LAPAN yang telah ditetapkan berdasarkan keputusan Kepala LAPAN nomor 8 tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, maka jumlah personil dibawah Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer sebanyak 247 orang dengan rincian : 1. Pussainsa : 83 orang 2. PSTA : 83 orang 3. Balai PAA Agam : 21 orang 4. Balai PAA Sumedang : 13 orang 5. Balai PAA Pasuruan : 27 orang 6. Balai PAA Pontianak : 20 orang 1.6. SISTIMATIKA PENYAJIAN LAPORAN Laporan Akuntabilitas kinerja (LAKIN) Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer ini digunakan untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer selama tahun 2016. Capaian kinerja (performance results) 2015 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) 2016 yang telah ditetapkan sebagai tolak ukur keberhasilannya. Analisis atas realisasi kinerja terhadap perencanaan kinerja ini akan memungkinkan teridentifikasinya adanya pencapaian kinerja dan sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 6 Berdasarkan atas kerangka berpikir tersebut diatas maka sistematika penyajian LAKIN Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer tahun 2016 adalah sebagai berikut : Ringkasan Eksekutif, menyajikan ringkasan pencapaian kinerja Deputi Bidang SainsAntariksa dan Atmosfer tahun 2016. BAB I : Pendahuluan, Menjelaskan secara singkat organisasi, dengan aspek penekanan pada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi. BAB II : Perencanaandan Perjanjian Kinerja, menjelaskan visi, misi, tujuan, sasaran strategi serta indikator Kinerja Utama, arah kebijakan program Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer periode 2015-2019 serta Rencana Kinerja Tahunan dan PerjanjianKinerja Deputi Bidang Sains Antaiksa dan Atmosfer yang akan dicapai pada tahun 2016. BAB III : AkuntabilitasKinerja, menjelaskan tentang pengukuran kinerja, pencapaian sasaran strategis 2016, dan pencapaian sasaran Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015-2019 untuk tahun 2016 serta akuntabilitas keuangannya. BAB IV : Penutup. Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan, guna meningkatkan keinerjanya Lampiran : Menyajikan ringkasan Renstra 2015-2019, Rencana KinerjaTahunan(RKT) tahun anggaran 2016, Perjanjian/Penetapan Kinerja tahun anggaran 2016, Pengukuran Kinerja tahun anggaran 2016 dan lainlain. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 7 Bab.2 Perencanaan Kinerja Dengan mengacu pada PerPres nomor 49 tahun 2015 tentang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dan perka LAPAN nomor 8 tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, maka Rencana Strategis LAPAN 2010 – 2015 telah mengalami pembaharuan terhadap visi-misi dansasaran strategis, dengan menyesuaikan terhadap organisasi baru, dengan Misi dan Visi LAPAN 2015 – 2109, yaitu : 2.1. VISI DAN MISI Visi LAPAN MENJADI PUSAT UNGGULAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA YANG MAJU DAN MANDIRI Visi ini telah di disingkat menjadi sebuah slogan untuk mudah dipahami oleh seluruh komponen karyawan LAPAN, yaitu “LAPAN unggul untuk Indonesia Maju, LAPAN melayani untuk Indonesia Mandiri”. Misi LAPAN Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut, maka misi yang diemban adalah: 1. Meningkatkan kualitas litbang penerbangan dan antariksa bertaraf internasional 2. Meningkatkan kualitas produk teknologi dan informasi di bidang penerbangan dan antariksa dalam memecahkan permasalahan nasional 3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan keantariksaan untuk kepentingan nasional LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 8 VISI DAN MISI DEPUTI SAINS Visi : Menjadi Pusat Unggulan Sains Antariksa dan Atmosfer Untuk meujudkan Indonesia yang maju dan mandiri Melalui Visi tersebut, Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer mampu menjadi organisasi yang menyelenggerakan kegiatan penelitan dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer serta penyelenggaraan keantariksaan di tingkat nasional yang bertaraf internasional dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna, dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri. Misi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer : 1. Meningkatkan kualitas litbang sains antariksa dan atmosfer 2. Meningkatkan kualitas produk informasi dibidang sains antariksa dan atmosfer 3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan litbang dibidang sains keantariksaan dan atmosfer 2.2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Tujuan dan Sasaran Strategis LAPAN : Tujuan LAPAN : 1. Terwujudnya layanan prima di bidang penerbangan dan antariksa bagi masyarakat; 2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan keantariksaan yang aman dan selamat; Sasaran Strategis LAPAN : 1. 2. 3. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa Meningkatnya layanan iptek penerbangan dan antariksa yang prima. Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang sesuai standard. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 9 Tujuan Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer : 1. Terwujudnya layanan prima dibidang sains antariksa dan atmosfer bagi masyarakat 2. Terwujudnya sistem penyelenggaran litbang sains antariksa dan atmosfer yang memenuhi standard dan prosedur Sasaran Strategis Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer : 1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju 2. Meningkatnya Layanan data dan inrormasi sains antariksa dan atmosfer yang prima. Sistem Nilai 1. 2. 3. 4. 5. 2.3. Pembelajar Mempunyai kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi dengan hal-hal yang baru. Rasional Apapun yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah. Akuntabel Anggaran dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi. Konsisten Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang yang sudah ditetapkan. Berorientasi kepada layanan publik Berupaya memberikan layanan prima sesuai dengan kebutuhan publik. TARGET UTAMA : 1. Penguatan kompetensi litbang sains antariksa dan atmosfer menuju pusat unggulan 2. Penguatan sistem pendukung keputusan (DSS) sains antariksa dan atmosfer sebagai interface hasil litbang dan pengguna LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 10 2.4. PETA STRATEGIS DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER Peta strategis Deputi Bidang Sains Bidang Antariksa dan Atmosfer, yang digambarkan dalam “Balanced Scorcard” level 1, (gambar 2.1), merupakan casecading atau turunan dari Peta Strategis BSC level 0 atau peta strategis LAPAN. Peta strategis ini menggambarkan proses-proses kerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer didalam mencapai target-target sasaran strategisnya, mulai dari prespektif pembelajaran, internal proses , prespektif customer dan prespektif stakeholder. Didalam pelaksanaan pencapaian sasaran strategis, peta strategis ini dijabarkan atau diturunkan menjadi peta strategis level 2 dan level-level berikutnya disetiap satuan kerja yang ada dibawah Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer guna melaksanakan program dan kegiatan yang telah ditugaskan, sebagaimana Peraturan Kepala LAPAN nomor 8 tahun 2015 tentang organisasi dan tatakerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Gambar 2.1. Peta Strategis BSC Level -1 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 11 Dalam pencapaian tujuan dan sasaran startegis di Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer dilaksanakan melalui program dan kegiatan sebagaimana berikut (Tabel 2.1.) : Tabel 2.1. Program dan Kegiatan di DeputiBidang Sains Antariksa dan Atmosfer No 1. PROGRAM KEGIATAN Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa 1. Pengembangan Sains Atmosfer 2. Pengembangan Sains Antariksa 2.5. KAITAN SASARAN STRATEGIS DAN IKU : Kaitan sasaran strategis dan Indikator Kineja Deputi Bidang Sains Anatariksa dan Atmosfer adalah sebagaimana tabel 2.2.(Keputusan Kepala Lapan nomor 115 tahun 2015, tentang indikator kinerja utama unit organisasi eselon I di Lingkungan LAPAN): Tabel 2.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama 2016 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Sasaran Strategis IKU / Indikator Kinerja Utama Meningkatnya penguasaan 1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang dan kemandirian iptek sains atmosfer dan antariksa yang operasional dibidang sains antariksa dan untuk pemantauan SDA, lingkungan serta atmosfer yang maju mitigasi bencana dan perubahan iklim 2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer dan antariksa. 3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer dan antariksa. 4. Jumlah HKI yangterdaftar di KemenKum dan HAM di bidang sains atmosfer dan antariksa. Meningkatnya layanan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer yang prima 5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. 6. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 12 2.6. KEBIJAKAN Empat kompetensi utama LAPAN didalam program pengembangan penerbangan dan antariksa yaitu : sains antariksa dan atmosfer, penginderaan jauh, teknologi penerbangan dan antariksa serta kebijakan penerbangan dan antariksa. Khusus untuk arah kebijakan peningkatan kompetensi bidang sains antariksa dan atmosfer tahun 2015 – 2019,diarahkan pada mitigasi bencana dan perubahan iklim melalui peningkatan pemantuan kualitas lingkungan, pengurangan resiko bencana serta memperkuat kapasitas mitigasi bencana. Di bidang mitigasi perubahan iklim diarahkan pada penelitian dan pengkajian teknologi perubahan iklim serta riset/penelitian atmosfer dan antariksa. Riset antariksa dan atmosfer bertujuan untuk menyediakan informasi tentang dinamika lingkungan antariksadan atmosfer ekuatorial Indonesia, dengan difokus pada pengembangan sistem pendukung keputusan (DSS) cuaca antariksa dan benda jatuh antariksa serta pengembangan sistem pendukung keputusan (DSS) berbasis informasi atmosfer wilayah ekuator Indonesia . Dua arah kebijakan peningkatan kompetensi sains antariksa dan atmosfer adalah : 1. Penguatan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) khususnya sains antariksa dan atmosfer bagi peningkatan kemandirian dan daya saing nasional, sehingga iptek penerbangan dan antariksa dapat dijadikan sebagai penggerak untuk kemajuan pembangunan nasional. 2. Peningkatan kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan signifikan dari iklim/ lingkungan bumi dan antariksa melalui pengembangan dan penguatan sistem informasi dini (sistem pendukung keputusan, DSS) sains antariksa dan atmosfer. 2.7. PERJANIAN KINERJA 2016 Dengan terbitnya Peraturan Presiden nomo 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis penyusunan perjanjian kinerja, Pelaporan kinerja dan reviu atas laporan kinerja, yang mana Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu tertentu misalnya 1 tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 13 Tujuan khusus perjanjian kinerja ini adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur. Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer tahun 2016, berdasarkan Perka nomor 115 tahun 2015, sebagaimana tabel 2.3. berikut : Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Tahun Anggaran 2016 Sasaran Strategis IKU / Indikator Kinerja Utama Meningkatnya penguasaan 1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang dan kemandirian iptek sains antariksa dan atmosfer yang operasional dibidang sains antariksa untuk pemantauan SDA, lingkungan serta dan atmosfer yang maju mitigasi bencana dan perubahan iklim Meningkatnya layanan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer yang prima Target 2016 7 2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains antariksa dan atmosfer. 14 3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains antariksa dan atmosfer. 6 4. Jumlah HKI yang terdaftar di Men-Kum &HAM di bidang sains antariksa dan atmosfer. 5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer. 6. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer. 1 30 78,5 LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 14 Bab.3 Akuntabilitas Kinerja 3.1.PENGUKURAN DAN PENCAPAIAN SASARAN KINERJA Tabel 3.1. menunjukkan tabel tingkat capaian kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer tahun 2016, dengan rata-rata nilai capaian sebesar 122 %, pada tael tersebut diperlihatkan nilai perbandingan target dengan realisasi dari masing-masing indikator kinerja output / outcome dari tiap sasaran yang telah ditetapkan/dijanjikan. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian sasaran strategis berikut indikator kinerjanya, namun demikian juga terdapat beberapa sasaran strategis yang belum berhasil diwujudkan pada tahun 2016 ini, karena beberapa kendala dan hambatan. Terhadap sasaran maupun target indikator kinerja yang tidak berhasil diwujudkan tersebut, telah melakukan beberapa analisis dan evaluasi agar menjadi referensi dan perbaikan penanganan di masa mendatang. Analisis capaian kinerja sasaran tersebut selengkapnya tertuang pada bagian bab. 3.2. Analisis Capaian Kinerja. Capaian kinerja deputi bidang Sains Antariksa dan Atmosfer tahun anggaran 2016, sebagaimana tabel 3.1. berikut : Tabel 3.1. Capaian Terget Indikator Kinerja Tahun Anggaran 2016 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Sasaran Strategis IKU / Indikator Kinerja Utama Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju. 1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim 2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains antariksa dan atmosfer . 3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains antariksa dan atmosfer . Meningkatnya layanan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer yang prima 4. Jumlah HKI berstatus terdaftar di MenKum &HAM dibidang sains antariksa dan atmosfer . 5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer . 6. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer . Rata-rata capaian Target Indikator kinerja Satuan Target 2016 Capaian 2015 Jum % Model 7 7 100 Publikasi 14 10 71 Pullikasi 6 17 283 HKI 1 1 60 Pengguna 30 31 103 % 78,5 90,36 115 LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 122 15 3.2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Dua sasaran strategis yang hendak dicapai oleh Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, yang telah disusun pada tahun 2016, yaitu : 1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju 2. Meningkatnya layanan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer yang prima Secara rinci, capaian kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, sebagaimana dijelaskan pada penjelasan dan tabel-tabel berikut, berdasarkan atas sasaran dan indikatornya. Sasaran pertama:“Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju” Empat indikator kinerja utama untuk sasaran strategis meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju, yaitu : a. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim, b. Jumlah publikasi nasional terakreditasi dibidang sains atmosfer dan antariksa, c. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer dan antariksa dan d. Jumlah HKI berstatus terdaftar di kementerian hukum dan HAM di bidang sains atmosfer dan antariksa. Capaian empat indikator kinerja utama sebagaimana tersebut diatas dijelaskan sebagaimana berikut : a) Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains antariks danatmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim. Pencapaian target 7(tujuh) model pemanfaatan iptek di bidang sains antariksa dan atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA serta mitigasi bencana dan perubahan iklim, secara kuantitas (jumlah) dapat tercapai 100 %,namun demikian secara kualitas model masih harus terus dikembangkan dan di tingkatkan untuk mendapatkan hasil yang LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 16 lebih baik, 7(tujuh) model pemanfaatan iptek tersebut sebagaimana ditunjukkan pada tabel. 3.2. Target Capaian Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim. Hasil model-model tersebut sebagian telah diaplikasikan gunamendukung/memperkuat sistem pendukung keputusan (DSS) dinamika atmosfer ekuatorial dan sistem pendukung keputusan (DSS) cuaca antariksa, sebagian model masih dilakukan pengembangan guna memperbaiki kualitas dari model yang telah dipakai/diaplikasikan. Indikator model pemanfaatan iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer ini merupakan model-model yang terus berkembang yang telah diintegrasikan dalam satu sistem aplikasi, sistem pendukung keputusan Tabel. 3. 2 Target Capaian Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains Antariksa dan Atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim No Jumlah Aplikasi 1 2. Model Peringatan Dini Bencana (SADEWA) Model Lingkungan (SRIKANDI) 3. Model Kemaritiman (SEMAR) 1 DSS Bencana Hidrometeorologi DSS Lingkungan Atmosfer DSS Kemaritiman 4. Model Gangguan Geomagnet Regional Indonesia Model Badai Ionosfer 1 Model dan Metoda Prediksi gangguan Ionosfer Prototype Basis Data Antariksa 1 1. 5. 6. 7. Nama / Jenis Model 1 1 Ket DSS Cuaca Antariksa SWIFtS PSTA Pussainsa 1 (1). Model Peringatan Dini Bencana (SADEWA). Satellite Disaster Early Warning System (Sadewa) atau Sistem Peringatan Dini Bencana Berbasis Satelit merupakan salah satu produk litbang PSTA dalam bentuk Sistem Pendukung Keputusan (DSS) untuk mendukung pengelolaan resiko bencana hidroeteorologis, seperti terlihat pada gambar 3.1. Sadewa merupakan aplikasi berbasis web yang terdiri dari sistem pemantauan atmosfer berbasis satelit Himawari-8, sistem prediksi atmosfer berbasis model WRF, dan sistem peringatan dini hujan ekstrim. Sadewa berfungsi untuk memantau kondisi atmosfer secara real time, memprediksi kemungkinan terjadinya hujan ekstrim, dan memberikan informasi peringatan dini kepada pihak-pihak yang terkait dalam penanggulangan bencana. Sadewa meliputi seluruh wilayah Indonesia dengan LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 17 resolusi spasial 5 km, resolusi waktu 1 jam, dengan jangkauan prediksi 24 jam ke depan. Informasi Sadewa diupdate secara otomatis setiap jam dan dapat dilihat di alamat website http://sadewa.sains.lapan.go.id.Informasi Sadewa diupdate setiap jam dan dapat diakses secara online: Pada tahun 2016, sistem pemantauan near time kondisi atmosfer dilakukan migrasi dari sistem satelit MTSAT ke sistem satelit HIMAWARI 8, hal ini dilakukan karena masa operasional satelit MTSAT telah habis. ï‚· Informasi Pengamatan near real time (Himawari-8, wilayah Indonesia resolusi 5 km) o Awan o Ketinggian awan o Ketebalan awan o Mikrofisika awan o Awan cumulonimbus o Pertumbuhan awan o Puncak awan konvektif o Awan hujan dan potensi hujan ekstrem o Zona Konvergensi Inter-tropis (ITCZ) ï‚· Informasi Prediksi (Model WRF, wilayah Indonesia resolusi 5 km) o Awan o Hujan o Suhu Permukaan o Tekanan o Uap air o Angin 10m o Angin 850mb o Angin 200mb ï‚· Peringatan dini hujan ekstrem (via website & SMS). Sadewa telah berhasil digunakan untuk menganalisis berbagai kejadian bencana yang terjadi pada tahun 2016 seperti Banjir di Kabupaten Garut, Kota Bandung dan Kota Bima. Sadewa juga berhasil digunakan untuk mendukung peluncuran roket dan UAV Aero TeraScan di Pamengpeuk. Dalam rangka pemantauan dan mitigasi bencana hidrometeorologi dan prediksi cuaca ekstrim berbasis SADEWA, untuk wilayah cakupan yang sifatnya lokal, dan pada lokasi tertentu telah dikembangkan sistem radar pemantau hujan (SANTANU), seperti terlihat pada gambar 3.2, yang dapat merupakan komplemen dari sistem SADEWA. Radar hujan SANTANU merupakan sistem pemantau hujan berbasis radar, dengan radius cakupan sekitar 40 km, atau diameter cakupan sekitar 80 km dengan pantauan per 2 menit, yang sifatnya lebih lokal. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 18 Gambar 3. 1. Satellite Disaster Early Warning System (SADEWA) Gambar 3.2. Sistem Pemantau Hujan Spasial berbasis RADAR (Radar SANTANU) yang dapat merupakan komplemen dari Sistem SADEWA untuk wilayah lokal (2). Model Lingkungan (SRIKANDI) Pada tahun 2016, pengembangan dan penyempurnaan model lingkungan berbasis web telah dilakukan, yaitu sebuah model “Sistem Informasi Komposisi Atmosfer Indonesia” yang diberi nama SRIKANDI, seperti terlihat pada tampilan gambar 3.3, merupakan salah satu model sistem pendukung keputusan (Decision Support System) berbasis web. Tujuan dari pengembangan SRIKANDI adalah untuk menyediakan informasi komposisi atmosfer Indonesia berupa pengamatan berbasis satelit, pengukuran in situ dan prediksi berbasis model transpor kimia untuk mendukung pengambilan keputusan terutama terkait dampak aktivitas manusia dan kebakaran hutan terhadap kualitas udara. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 19 Fitur SRIKANDI berupa pemantauan harian komposisi atmosfer (CO, O3, CH4, SO2,NO2, Aerosol) dari sensor satelit yaitu AIRS-Aqua, OMI-Aura, MODIS-Aqua, VIIRSSNPP, dan Himawari. Prediksi setiap jam selama 24 jam komposisi atmosfer (CO, O3, SO2, NO2, PM10, PM2,5) menggunakan WRF-Chem versi 3.6.1 yang di-overlay terhadap arah angin dalam bentuk online di : http://182.23.27.39/. Pada tahun 2016, Potensi pemanfaatan Srikandi telah dituangkan dalam kerjasama antara PSTA dengan Universitas Bina Dharma Palembang, Sumatera Selatan. Potensi pemanfaatan Srikandi juga telah dikaji dalam acara Focus Group Discussiondengan Kementrian Lingkungan Lidup dan Kehutanan. Model Lingkungan (Srikandi) ini harus terus dikembangkan dan disempurnakan akar nilai akurasi dan kemanfaatannya menjadi lebih baik . Gambar 3. 3.Tampilan online SRIKANDI (3). Model Kemaritiman (SEMAR)) Dinamika atmosfer dan lautan memberikan pengaruh yang luas terhadapaktivitas di sektor kemaritiman. Oleh karena itu, informasi mengenai kondisiatmosfer dan lautan serta prediksinya sangat penting dalam mendukung kinerja pembangunan di sektor kelautan dan perikanan. Sistem Embaran Maritim (Semar) merupakan sebuah DSS di bidang kemaritiman yang dibangun untuk mendukung pengambilan keputusan oleh kementerian/dinas terkait dalam rangka peningkatan produksi perikanan tangkapserta keselamatan dan keamanan pelayaran, seperti terlihat pada gambar 3.4 – 3.6. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 20 Semar terdiri dari dua komponen input, yaitu: (1) Sistem pemantauan danpengukuran dari satelit, sensor-sensor di daratan dan sensor-sensor di lautan, dan(2) model atmosfer dan lautan yang merupakan kepanjangan dari sistem pengamatan untuk memprediksi kondisi ke depan. Output berupa data observasi secara near real time dan prediksi ke depan merupakan komponen utama dari Semar. Informasi dari Sistem Pendukung Keputusan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja di sektor keselamatan pelayaran dan peningkatan produksi perikanan tangkap sebagai outcome, dan pada akhirnya dapat memberikan dampakuntuk keselamatan dan kesejahteraan para nelayan.Semar memberikan informasi pengamatan berbasis satelit, radar, sensor daratan dan sensor lautan secara near real time serta prediksi kondisi atmosferdan lautan di wilayah perairan selatan Yogyakarta berbasis model atmosfer/lautsebagai dasar pengambilan keputusan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan untukmendukung keselamatan pelayaran dan peningkatan produksi perikanan tangkap. Kegiatan pengembangan model kemaritiman SEMAR dilaksanakan dengandukungan kegiatan penelitian yang dilaksanakan kelompok penelitian litbang Atmosfer Maritim, pengamatan untuk memprediksi kondisi ke depan. Pengembangan DSS Semar dilakukan bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) daerah istimewa Yogyakarta, sebagai pilot proyek kegiatan Kemaritiman. Pada tahun 2016 Model telah dilakukan isntaling awal DSS Semar di DKP Yogyakarta, serta kegiatan Focus Group Discussion (FGD) mengenai Semar pada Bulan April dan Oktober 2016. Kegiatan Sosialisai dan Bimbingan Teknis Semar telah dilaksanakan pada Bulan November dan Desember 2016. Gambar 3. 4.Tampilan Aplikasi SEMAR LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 21 Gambar 3. 5.Konsep SEMAR Gambar 3. 6.Tampilan Display Semar Kegiatan pengembangan Semar didanai oleh PSTA dan Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan Soft Launching Semar telah dilaksanakan pada saat peluncuran satelit LAPAN-A3 di Pusat Teknologi Satelit yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI. Gambar 3. 7. Dokumentasi Launching DSS Semar (4).Model Gangguan Geomagnet Regional Indonesia Capaian:Karakteristik hubungan gangguan geomagnet dengan parameter aktivitas di Matahariberbasis statistik. Abstrak: Gangguan geomagnet merupakan penyimpangan geomagnet reaksi global untuk kondisi antarplanet ekstrim terutama setelah peristiwa erupsi matahari seperti CME, CH. Dari pengolahan data geomagnet dan data matahari dibangun model empirik gangguan geomagnet region Indonesia dengan masukkan fenomena di matahari. Telah diiperoleh model empirik gangguan geomagnetdengan error rata-rata 35%. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 22 (5). Model Badai Ionosfer Capaian:Model badai ionosfer dengan input data Dst beberapa jam sebelumnya dengan output indeks Kp lokal di Indonesia. Abstrak: Dampak cuaca antariksa terhadap kehidupan manusia di Bumi maupun perubahan konduktivitas ionosfer dipengaruhi oleh kopling magnetosfer-ionosfer melalui garis medan magnet tersebut. Gangguan medan magnet menjalar dari ruang antar-planet, melewati magnetosfer dan ionosfer. Sebuah “model empiris respon foF2 ionosfer terhadap badai geomagnet” telah dikembangkan oleh Araujo-Pradere dengan masukan indeks ap (indeks aktivitas geomagnet lintang tinggi). Dengan menggunakan :data indeks ap, indeks Dst dan foF2 ionosfer BPAA Sumedang tahun 2005-2015 telah dilakukan modifikasi model tersebut. Indeks ap dan indeks Dst digunakan untuk memodifikasi model Araujo-Pradere agar dapat diperoleh “model badai ionosfer regional Indonesia terhadap badai geomagnet”. Dari analisis disimpulkan bahwa model badai ionosfer foF2 BPAA Sumedang baik model empiris global (Pradere et al., 2002) maupun model numerik lokal sama-sama layak (Deviasinya < 40% terhadap data) dan dapat dipergunakan untuk kegiatan estimasi badai ionosfer foF2 akibat badai geomagnet di BPAA Sumedang. Model lokal memiliki sedikit kelebihan yakni dilengkapi dengan persamaan estimasi durasi dan delay. (6).Model dan Metoda Prediksi gangguan Ionosfer Capaian: Software indeks W harian update setiap hari termasuk prediksinya 3 hari ke depan dari TEC GIM di atas Bakosurtanal / BIG (Cibinong, Indonesia). Abstrak: Tingkat gangguan ionosfer dapat diklasifikasikan menggunakan indeks W yang diturunkan dari data TEC global ionospheric map (GIM), data GPS stasiun IGS (BAKO, JOG2, BTNG dll) dan GISTM. Dalam skala indeks W, kondisi ionosfer dikelompokkan menjadi 4 kategori: tenang, aktif, menengah dan besar. Indeks gangguan ionosfer tersebut dirancang untuk pengguna GPS berdasarkan penyimpangan nilai TEC dari nilai TEC kondisi tenang. Tetapi belum diuji menggunakan data akurasi posisi GPS pada berbagai nilai indeks W sehingga belum dapat dijadikan pedoman operasional dalam penentuan posisi GPS. Makalah ini membahas hasil penelitian pengukuran posisi dengan metode precise point positioning GPS frekuensi tunggal di daerah lintang rendah pada beberapa kondisi ionosfer dalam skala W dari data TEC GIM. Data GPS yang digunakan adalah dari pengamatan GPS di daerah lintang rendah yaitu stasiun NTUS LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 23 Singapura.Sebagai pembanding telah digunakan juga data GPS dari daerah lintang tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : pada kondisi aktivitas matahari masih tinggi untuk daerah lintang tengah indeks ionosfer W cukup membantu pengguna GPS frekuensi tunggal, tetapi untuk pengguna GNSS di lintang rendah dan pada kondisi aktivitas matahari rendah, indeks tersebut belum dapat digunakan dengan baik. Oleh karena itu indeks gangguan ionosfer tersebut perlu dimodifikasi agar dapat digunakan secara konsisten baik pada saat aktivitas matahari tinggi maupun rendah.Selain itu pengelompokan nilai gangguan ionosfer ke dalam indeks W perlu disesuaikan berdasarkan tingkat simpangan posisi GPS dalam berbagai kondisi gangguan ionosfer. Verifikasi lanjut penggunaan indeks W untuk pengguna GNSS adalah dengan menurnkan indeks W lokal (Wp) dari data GPS BAKO, JOG2, BTNG dan GISTM LAPAN. (7). Prototype Basis Data Antariksa : Capaian: Prototype Metode pencarian data antariksa dengan aplikasi yang mudah digunakan dengan membuat standar penamaan file. (prototype software Searching file data) Abstrak: Pengembangan sistem basis data sains antariksa merupakan program pendukung terhadap layanan data hasil pengamatan yang akan memberikan informasi penting secara real time tentang dinamika aktivitas matahari dan lingkungan antariksa. Sistem basis data sains antariksa terus dikembangkan untuk mendapatkan sistem aplikasi yang layak digunakan oleh user. Pengembangan sistem aplikasi pencarian data antariksa 2016 secara garis besar adalah perubahan proses bisnis pada saat pencarian data. Pada aplikasi simbada 2015 menggunakan sistem manajemen file tanpa menggunakan “Data Base Management System”, pada saat dilakukan pengecekan aplikasi terkadang ada beberapa jenis data yang tidak ditemukan berbanding terbalik dengan ketersedian data pada server. Setelah dilakukan kajian ulang ternyata penamaan file dan struktur folder pada struktur pada server tidak seragam, hal ini menyebabkan file dianggap tidak tersedia oleh sistem aplikasi. Selain itu apabila ada perubahan struktur folder harus merubah pengkodean program, tentu hal tersebut akan merepotkan pengembang (developer), untuk memperbaiki hal tersebut maka proses bisnis pencarian data akan menggunakan Database Management System, yang menghasilkan sebuah prototypesoftware Searching file data. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 24 b) Jumlah publikasi nasional terakreditasi dibidang sains Antariks dan atmosfer : Capaian terget jumlah publikasi nasional terakreditasi dibidang sains antarika dan atmosfer adalah 71 % atau sebanyak 10 buah publikasi nasional terakreditasi dari target 15 publikasi jurnal nasional terakreditasi (terbit). Capaian target ini seperti tidak tercapai sebagaimana target yang telah ditentukan, terlihat pada tabel 3.3. Tidak tercapaianya target capaian ini dikarenakan beberapa kendala yang terjadi, seperti kurang intensnya kontrol pada proses – proses review penulisan dan penerbitan, beberapa hasil karya ilmiah yang disusulkan untuk diterbitkan pada jurnal terakriditasi mengalami penolakan karena masih kurang memenuhi standard/kualitas yang telah ditetapkan pada persyaratan jurnalnya. Kendala ini menjadi hal yang sangat penting untuk menjadikan evaluasi untuk pelaksanaan berikutnya. Tabel. 3.3. Publikasi Ilmiah pada jurnal Nasional Terakreditasi (2016) No Judul Publikasi Ilmiah Penulis Jurnal Keteranga n 1. 2. Analisis Respon Medan Geomagnet antara Stasiun di Equator Magnet dan Stasiun Biak Saat Badai Geomagnet pada Meredian 0 Megnet 210 Mm Pengaruh Orientasi Medan Magnet Antarplanet pada Gangguan Geomagnet di Lintang Rendah Anwar Santoso Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 13, No.2 Juni 2016, ISSN 1412-808X, 63-72, Akreditasi nomor :671/AU3/P2MILIPI/07/2015 Terbit 2016 Anton Winarko & Anwar Santoso Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 13, No.2 Juni 2016, ISSN 1412-808X, 73-86, Akreditasi nomor :671/AU3/P2MILIPI/07/2015 Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 13, No.2 Juni 2016, ISSN 1412-808X, 87-96, Akreditasi nomor :671/AU3/P2MILIPI/07/2015 Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 13, No.2 Juni 2016, ISSN 1412-808X, 97110 Akreditasi nomor :671/AU3/P2MI- Terbit 2016 3. Studi Gelombang ULF : Korelasi Pulsa Megnet PC3 dengan Kecepatan Angin Surya dan Medan Magnet Antarplanet Setyanto Cahyo Pranoto, Wahyu S 4. Analisis Precursor Peristiwa Flare/Pelontaran Massa Korona Dalam Rangka Peringatan Dini Cuaca Antariksa A. Gunawan Admiranto, Nanang Widodo, Iyus Edi Rusnadi, Heri Sutastio dan Terbit 2016 Terbit 2016 LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 25 Dasimun Rhorom Priyatikanto, Farahhati M, dan Mumen Tarigan 5. Variasi Diurnal dan Musiman Kemunculan Lapisan E-Sporadis di atas Sumedang Tahun 2015 6. Effect of Global Warning on Chlorophyl-a Concentration in The Indonesia, Martono 7. Dampak El Nino 1997 dan El Nino 2005 terhadap Konsentrasi Klorofil –A di Perairan Selatan Jawa dan Vali-Sumbawa Martono 8. Precipitation Event Analysis Using Image Processing Based on Rainfall Detection Radar (RDR) Obesrvation on March 9, 2014 During Landslide Event in West Java. Seasonal Interannual Variation of Sea Surface Temperature in Indonesia Waters Ginaldi Ari N, dkk 10. Impact of Climate Cahange (El-Nino, La Nina and Sea Level )On the Coastal Cilacap Distric Lilik Supritin, dkk 11. Estmasi Badai Geomagnet Berdasarkan Perilaku Parameter Angin Surya dan Medan Magnet Antarplanet sebelum Badai Geomagnet Perbandingan Karakteristik Aktivitas Sintilasi Ionosfer Anwar Santoso, Mamat Ruhimat, Radewita K, Siska Filawati 9. 12. Martono Sri Ekawati, S. Anggarani dan D. LIPI/07/2015 Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 13, No.2 Juni 2016, ISSN 1412-808X, 111120 Akreditasi nomor :671/AU3/P2MILIPI/07/2015 Makara Journal of Science, 20/1 (2016), 33-39, e-ISSN 23560851, print ISSN 23391995, Akreditasi B, No. 58/DIKTI/Kep/2013, valid until August 2018. Majalah Ilmiah Globe Vol 18 No.1 April 2016, 01-08, Nomor Akreditasi: 739/AU/P2MILIPI/04/2016 Jurnal Teknologi Indonesia (JTI) 39 (2) 2016 : 81-92 , ISSN 2303-1913 LIPI Press, Accredited Journal Number: 388/AU2/P2MILIPI/04/2012 Indonesian Journal On Spatial and Regional Analysis, ISSN : 08520682, e_ISSN:24603945, Forum Geografi, Vol.30 (2) Des 2016 : 120-129, Accredited by DGHE, No.12/M/Kp/II/2015. publishe by MUP Press. Indonesian Journal On Spatial and Regional Analysys, ISSN : 08520682, e_ISSN:24603945, Forum Geografi, Vol.30 (2) Des 2016 : 106-111, Accredited by DGHE, No.12/M/Kp/II/2015. publishe by MUP Press. e-JSD Edisi Desember 2016 (dalam proses review) e-JSD Edisi Desember 2016 (dalam proses Terbit 2016 Terbit 2016 Terbit 2016 Terbit 2016 Terbit 2016 Terbit 2016 Dalam proses Dalam proses LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 26 13. 14. 15. di Atas Manado, Pontianak dan Bandung Berdasarkan Data GISTM. Prediktabilitas Curah Hujan Diurnal di Pulau Jawa Menggunakan Model WRF Pengaruh Aerosol terhadap Fluks Radiasi Netto di Lapisan Atas Atmosfer dan Permukaan Bedasarkan Data Satelit Analisis Propogasi Gelombang Radio Mode Angkasa Saat peristiwa Gerhana Matahari 9 Maret 2016 c) Marlia review) Suaydhi e-JSD Edisi Desember 2016 (dalam proses review) Dalam proses Rosida dan Indah Susanti e-JSD Edisi Desember 2016 (dalam proses review) Dalam proses Varuliantor Dar dan Rohmat Yulianto e-JSD Edisi Desember 2016 (dalam proses review) Dalam proses Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains antariksa dan atmosfer. Capaian terget jumlah publikasi pada jurnal Internasional terindek dibidang sains antarika dan atmosfer adalah 283 % atau sebanyak 17 buah tebitan dari target 6 buah terbitan pada jurnal internasional terindek, Capaian target ini seperti terlihat pada tabel 3.4 berikut : No 1. 2. 3. Tabel. 3.4. Publikasi Ilmiah pada jurnal Internasional Terindeks (2016) Judul Publikasi Ilmiah Penulis Jurnal Internasional Internasional Global Distribution Of Vertical Wave Number Spectra In The Lower Stratosphere Observed Using High Vertical Resolution Temperature Profiles From Cosmic GPS-radio Occultation, Development Processes of Oceanic Convective System Inducing the Heavy Rainfall over the Western Coast of Sumatera on 28 October 2007, Rainwater Chemical Characteristic In Sumatera, Indonesia From 2001-2010. Ket Noersomadi, dkk Annales Geophysicae, 34, 203-213, 2016 , www.ann.gephys.net/34/2 03/2016/doi:10.5194/ange o -34-203-2016 Scopus SNIP : 0,926, SJR : 1,105 H Index : 73 Trismidianto, dkk SOLA, 2016, Vol.12, 6-7, doi : 10.2151/sola.2016002 SJR: 0,66 Tuti Budiwati, dkk International Journal of Atmospheric Science, Volume 2016 (2016), Article ID 1876046, 11 page, http://dx.doi.org/10.1155/ 2016/1876040. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 SJR 3,227 27 Preliminary Result of the Solar Corona Spectroscopic Observation 9 March 2016 Total Solar Eclipse Ludendorff Coronal Flattening Index of the Total Solar Eclipse on March 9, 2016 E. Sungging, dkk 6. Pawukon: from Incest, Calendar, to Horoscope A.G. Admiranto Journal of Physics : conference Series , Vol 771, Number 1 (2016) 7. Multiwavelength observation of two explosive events and their effects on the solar atmosphere A. G. Admiranto and Rhorom Priyatikanto Dynamical Fate of Binary Star Clusters in the Galactic Tidal Field Rhorom Priyatikanto dkk 9. Shape Parameter of the Solar Corona from 1991 to 2016 Rhorom Priyatikanto, 10 Effect of March 9, 2016 Total Solar Eclipse on Geomagnetic Field Variation Mamat Ruhitat dkk 11. Change of NmF2 and hmF2 over Biak during Totel Solar Eclipse Sefria 12. Tutulemma of Near Equator Partial Solar Eclipse 2016 Farahhati 13. Stellar background observation during total solar eclipse March 9th 2016 Farahhati 14. Analysis of Inospheric Irregularities over South East Asia during Tota Solar Eclipse 2016 Based on GNSS Observation Three years of concentric gravity wave variability in the Mesopause as Observed by IMAP/V Asnawi The Determination of Area and Time Comparison of the Partial Siska Journal Astronomy and Space Sciences 33(3), 197-205 (2016), http://dx.doi.org/ 10.5140/JASS.2016.22.2. 197 Monthly Notices of the Royal Astronomical Society 457:1339, Published 1 February (2016) Research in Astronomy and Astrophysics , Vol 16, Number 12 (2016) Journal of Physics : Conference Series 771, number 1, 012036 : IOP Publishing, (2016) Journal of Physics : Conference Series 771, number 1 , 0120387: IOP Publishing, (2016) Journal of Physics : Conference Series 771, number 1 , 012021 : IOP Publishing, (2016) Journal of Physics : Conference Series 771, number 1 , 012038 : IOP Publishing, (2016) Journal of Physics : Conference Series 771, number 1 : IOP Publishing, (2016) Geophysical Research Letters Vol : 43, Issue 22, Nov (2016), P. 11,52811,535. Journal of Physics : Conference Series 771, 4. 5. 8. 15. 16. Tiar Dani dkk Septi Perwitasari, dkk Journal of Physics :Conference Series VOL. 771Number 1, (2016) 012004, Journal of Physics : Conference Series 771(1): 012021 (IOP Publishing), 2016 doi:10.1088/174 26596/771/1/012 004 doi: 10.1088/17426596/771/1/012 005 doi:10.1088/17 426596/771/1/01 2019 Journal Impact : 0,43(based on ResearchGate) Impact Factor : 4,952 Impact Factor 1,292 doi:10.1088/17 426596/771/1/01 2037 doi:10.1088/174 2-6596/771/1 /012037 doi:10.1088/17 42-6596/771/1 /012021 doi:10.1088/174 2-6596/771/1 /012038 doi:10.1088/17 426596/771/1/01 2036 Impact Factor : 4,212 doi:10.1088/174 2-6596/771/1 LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 28 17. Solar Eclipse at Space Science Center LAPAN Solar Radio Observation using Callisto Spectrometer at Sumedang West Java Indonesia: Current Status and Future Development Plan in Indonesia Timbul dkk number 1 , 012040 : IOP Publishing, (2016) ASP Conference Series Book vol 504, Groundbased Solar Observation in the Space Instrumentation Era, © Astronomical Society of the Pacific /012040 doi: 10.13140/RG.2. 2.14573.59363 d) Jumlah HKI berstatus terdaftar di kementerian hukum dan HAM di bidang sains atmosfer dan antariksa. Pada tahun 2016, target jumlah HKI yang diusulkan dalam bidang sains antariksa dan atmosfer sebanyak 1 buah. Capaian yang diperoleh pada akhir tahun 1 buah, namun jika dihitung dalam capaian prosentasenya, maka capaiannya baru 60 %. Hal ini terjadi karena pelaksanaan sampai dengan pangajuan untuk proses HKI belum tercapai (belum bisa didaftarkan). Ajuan Hak Kekayaan Inteltual yang sedang dipersiapkan untuk didaftarkan adalah “Sistem Instrumen dan Metode Pemecah Balon Atmosfer menggunakan Pegas dan Kawat Panas dengan Moda terprogram”. Secara teknis, invensi ini berhubungan dengan sistem instrumen pemecah balon atmosfer untuk pengamatan atmosfer dengan ketinggian terprogram. Secara khusus invensi ini berhubungan dengan perekayasaan sistem instrumen dan metode pemecah balon dengan pegas dan kawat panas yang berada pada pembungkus (casing) sistem yang dikendalikan dengan moda terprogram. Hal ini bertujuan untuk membatasi ketinggian balon agar tidak mengganggu aktifitas penerbangan, karena adanya permintaan dari pihak otoritas pengatur transportasi udara (AirNav) perhubungan udara, dalam rangka mengatur dan memberikan keselamatan pada transportasi udara. Pada prinsipnya invensi ini membatasi ketinggian luncur balon atmosfer agar sesuai dengan ketinggian setpoint yang diinginkan, maka perlu pengembangan dan perancangan pemecah balon atmosfer yang dilengkapi parasut agar tidak ada klaim gangguan. Pemecah balon atmosfer yang dibuat ini diprogram sesuai dengan ketinggian yang dikehendaki yang dikoreksi berdasarkan 2 metode deteksi, yakni sensor tekanan dan penentu titik koordinat. Sistem pemecah ini mampu bekerja sesuai dengan ketinggian yang dikehendaki serta mampu bekerja pada balon atmosfer dengan bahan karet. Oleh karena itu tidak digunakan pemecah dengan tearpanel maupun dengan sifat alaminya seperti yang telah diungkapkan diatas. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 29 Pemecah balon dengan sistem pegas dan kawat panas pada invensi ini menjadi solusi pemecah balon yang lebih mudah, aman dan berhasil guna pada peluncuran balon atmosfer, dan sudah dilakukan testing dan uji berulangkali. Dari penentu titik koordinat didapat trayektori dan lokasi hasil letusan balon dan perangkat pemecah yang dibawa oleh parasut.Gambar 3.8 a dan b berikut menunjukkan sistem gondola dan Perpektif Keseluruhan Sistem Pemecah Balon. a. Sistem peluncuran gondola dengan balon yang dilengkapi parasut dan pemecah dari kawat panas b. Perpektif keseluruhan sistem pemecah balon Gambar 3. 8 Sistem Peluncur Gondala dan Prespektif Pemutus Balon Pada sasaran ke dua, yaitu Meningkatnya layanan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer yang prima terdapat 2 indikator kinerja utama yang harus diselesaikan dalam kurun waktu 1 tahun anggaran 2016, yaitu : Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 30 a. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer Target jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan iptek sains antariksa dan atmosfer tahun 2016 sebanyak30 pengguna. Jumlah pengguna tersebut dikelompokkan dalam 2 ketagori jenis layanan Iptek seperti : 1. Pemanfaaatan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer, 2. Bimbingan teknis dibidang sains antariksa dan atmosfer. Capaian target jumlah pengguna layanan iptek sains antariksa dan atmosfer sebanyak31pengguna(dalam 2 jenis kategori layanan : layanan data dan informasi serta layanan bimbingan teknis/pelatihan sains antariksa dan atmosfer) atau sebesar 103 % dari target yang telah ditetapkan, sebagaimana terlihat pada tabel 3.5 Contoh BeberapaPengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer. Capaian target pengguna yang memanfaatkan layanan iptek di bidang sains antariksa dan atmosfer ini merupakan nilai rata rata dari 6 Satuan Kerja yang berada di kedeputian bidang sains antariksa dan atmosfer, yaitu Pusat Sains Antarika, Pusat Sans dan Teknologi Atmosfer, Balai Pengamatan Antariksa dan atmosfer (BPAA) Agam, BPAA Sumedang, BPAA Pasuruan dan BPAA Pontianak. Tabel. 3.5. Contoh Beberapa Pengguna yang memanfaatkan Layanan Iptek di bidang Sainsa Antariksa dan Atmosfer NO I. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kategori / Jenis Layanan Pengguna Keterangan Layanan Data dan Informasi Sains Antariksa dan Atmosfer Awal Musim BMKG, Pertanian PSTA Undang Undang Keantariksaan Pemda Kupang Pussainsa Sosialisasi Pembangunan Obsnas Masyarakat dan Pemda Pussainsa Kupang Pengamatan Antariksa (GMT) Pemda Bandung, Pussainsa, PSTA, BPAA, Palembang , Bangka , Ternare, dll Festival Antariksa Pendidikan menegangah Pussainsa, PSTA dan Dasar dan Publik di Kota Bandung, Layanan kunjungan tamu / Studi Poltek Ujung Pandang, Lapangan UIN Raden Patah Palembang, Univ. Prof Dr.Hazarin, Stimik Pussainsa, PSTA Prabumulih, Universitas Brawijaya, Unversitas Jember Kunjungan Kerja BPPT PSTA Layanan kunjungan tamu / Studi Asosiasi Arsiparis Pussainsa, PSTA Lapangan Indonesia (AAI) Layanan kunjungan tamu / Studi Pendidikan menengah dan Pussainsa, PSTA dan Lapangan dasar BPAA LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 31 Kunjungan kerja BMKG terkait BMKG, Potensi penggunaan Produk Pemda Kota Bandung RADAR SANTANU-PSTA DSS Kemaritiman (SEMAR) Pemda Yogyakarta 10 11 II. 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 PSTA PSTA Bimbingan Teknis Sains Antariksa dan Atmosfer Pelatihan teknis sains dan teknologi atmosfer Bimtek Sistem Pemantau Cuaca Berbasis SADEWA dan Semar Bimtek Dampak Perubahan Iklim Bimtek Deposisi Asam dan sosialisasi hasil litbang Bimtek Penggunaan Data Cuaca SADEWA dan SANTANU LAPAN Bimbingan Teknis Laboratorium Kimia Bimtek DSS Sistem Embaran Maritim (SEMAR) Pelatihan Administrasi Perkantoran Pelatihan STEAM Energi 2016 Bekerjasama dengan ITB dan IIEE Pelatihan Astronomi dan Science Antariksa diBosscha Pengenalan dan Bimbingan Penggunaan Teleskop Untuk Siswa dan Guru SMA Bimbingan Teknis Penginderaan Jauh kerma dg Pusfatekgan Bimbingan MFTKR teknis dasar Bimbingan MFTKR teknis Lanjutan UNPAD, UPI, Telkom University, ITB, STT Nuklir, IPB, UNJANI, UNIKOM, Poltek Caltek Riau, Seluruh BPAA BMKG Cilacap, Pemda Cilacap KLH Kota Cirebon PSTA PSTA PSTA PSTA LSM Gaeda Caah PSTA SMKN 7 Bandung, dan beberapa SMKN lain DKP DIY Poltek Pos Indoneisa, UNPAS, STIMLOG, Pemkab Kupang PSTA PSTA PSTA Pussainsa & ITB UNDANA Pussainsa & ITB Guru dan Siswa di Pemda Kupang Pemda Kupang NTT Pemda-Pemda Pemda-Pemda Pussainsa Pussainsa& Pusfatekgan Pussainsa Peningkatan akuntabilitas hasil litbang sains antariksa dan atmosfer dapat dilakukan melalui penyediaan informasi hasil-hasil litbang yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh pengguna dan dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang dibutuhkan pengguna, baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta atau kalangan pendidikan. Berbagai jenis pemberian layanan informasi tentang Sains Antriksa dan Atmosfertelah dilakukan oleh Pusat Sains Antariksa dan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, baik melalui peneliti maupun pejabat struktural. Layanan disampaikan kepada masyarakat baik dalam bentuk layanan media massa melalui wawancara dan tulisan malakah LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 32 ilmiah tentang antariksa dan atmosfer, layanan kepada instansi pemerintah baik pemerintah pusat dan daerah, serta lembaga dan perguruan tinggi, seperti : BMKG, Departemen Pertanian, Pemerintah daerah, swasta serta kepada dunia pendidikan baik Perguruan Tinggi, Sekolah Menengah dan dasar serta masyarakat umum. Gambar 3.9 berikut menunjukkan beberapa contoh kegiatan layanan yang dilakukan, dalam rangka bimbingan teknis, layanan bimbingan tugas akhir di perguruan tinggi dan layanan secara umum dalam pelaksanaan sosialisasi dan diseminsi hasil-hasil libang sains antariksa dan atmosfer kepada pengguna. Kunjungan Politeknik Negeri Ujung Pandang Kunjungan kerja BPPT Foto bersama Bimtek Dampak Perubahan Iklim. Bimbingan Teknis Pemantauan Cuaca Ekstrem, Sadewa, Semar dan Swifts Gambar 3.9. Contoh Foto Kegiatan Layanan dan Bimbingan Teknis Sains Antariksa dan Atmosfer Layanan informasi khusus lain adalah layanan informasi benda jatuh antariksa (online), berbagai benda jatuh antariksa baik benda jatuh antariksa buatan manusia ataupun benda jatuh antariksa alamiah sering terjadi. Layanan informasi benda jatuh antariksa ini LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 33 dilakukan near real time (on-line) melalui system pendukung keputusan (DSS) benda jatuh antariksa. Informasi kejadian benda jatuh antariksa pada tanggal 26 September 2016, berdasarkan atas sistem pemantauan benda jatuh antariksa yang dioperasikan di Pusat Sains Antariksa LAPAN (orbit.sains.lapan.go.id), pada hari tersebut terdapat benda antariksa yang diperkirakan melintas di atas wilayah Pulau Madura, yakni bekas roket Delta 2 PAM-D yang melintas sekira pukul 6.30 WIB dan bekas roket Falcon 9 yang melintas sekira pukul 9.30 WIB. Benda antariksa tersebut diperkirakan jatuh ke permukaan bumi pada tanggal 26 September 2016, hal ini bertepatan dengan laporan yang disampaikan oleh warga Sumenep tentang jatuhnya benda antariksa. LAPAN sebagai lembaga yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian dan pengembangan penerbangan dan antariksa, merespon dengan cepat terhadap peristiwa tersebut. Maka, dikirim Tim Investigasi yang terdiri dari personil Biro KSHU, Pusat Sains Antariksa, dan Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pasuruan, Selasa (27/09). Tim tersebut terjun langsung ke lapangan untuk memastikan kebenaran kejadian yang telah disampaikan kepada publik melalui media cetak maupun media elektronik. Tim selanjutntya mengidentifikasi benda jatuh tersebut berdasarkan hasil pemantauan LAPAN terhadap kemungkinan salah satu benda antariksa jatuh di Pulau Madura. Dalam investigasi, melaksanakan Tim LAPAN mendapat dukungan penuh baik finansial maupun moril dari Kapolres Sumenep, AKBP H. Joseph Ananta jajarannya, peninjauan Gambar 3.10. Peneliti LAPAN sedang melakukan investigasi terhadap benda jatuh antariksa yang ditemukan di Sumenep benda Pinora, mulai dan dari lokasi jatuhnya antariksa hingga melakukan identifikasi kebenaran sistem pemantau LAPAN terhadap benda antariksa yang melintas di wilayah Kedaulatan Republik Indonesia. Hasilnya, ditemukan bekas roket Falcon 9 yang jatuh di tiga tempat tersebut, mengarah pada prediksi jatuh di atas Pulau Madura. Untuk memberikan jaminan keamanan terhadap benda jatuh antariksa yang telah dievakuasi dan disimpan oleh pihak Polres Sumenep, Tim Investigasi LAPAN bekerja sama dengan BAPETEN untuk mengukur LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 34 tingkat paparan radiasi nuklir dari benda jatuh antariksa tersebut. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa benda tersebut tidak terpapar radiasi nuklir, sehingga masyarakat Sumenep diharapkan tidak perlu takut untuk beraktivitas kembali baik mencari ikan maupun pekerjaan lain. Kegiatan Tim Investigasi tersebut sesuai dengan amanat UU No 21 Tahun 2013, Pasal 59. Disebutkan bahwa untuk tujuan keamanan dan keselamatan, serta kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, setiap benda jatuh antariksa di wilayah kedaulatan dan wilayah yurisdiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib diserahkan kepada lembaga yang berwenang mengelolanya. Gambar 3.11. Kepala LAPAN Didampingi jajaran pejabat LAPAN sedang menunjukkan bagian pecahan roket Falcon 9 ke pewakilan SpaceX Maka Kapolres Sumenep menyerahkan 4 (empat) benda jatuh yang telah ditemukan di wilayah Sumenep, berupa tiga (3) tabung besar dan satu (1) panel kelistrikan kepada pihak LAPAN. Penyerahan ini disaksikan oleh jajaran Polres Sumenep dan media masa, pada pukul 12.30 WIB (29/09) di Kantor Polres Sumenep. Jika benda jatuh antariksa tersebut milik asing, maka LAPAN akan menindaklanjuti sesuai dengan perjanjian internasional yang berlaku. a. Lintasan terakhir Falcon 9 R/B yang jatuh di Sumenep, b. Identifikasi Benda Jatuh Antariksa Falcon 9 R/B di Sumenep Gambar 3.12Contoh pemantauan benda jatuh antariksa, dilakukan di Pusat Sains Antariksa LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 35 b. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa.. Pengukuran indeks kepuasan masyarakat (IKM) telah dilakukan di masing-masing satuan kerja di lingkungan Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer selama periode tahun 2016, baik dengan cara kuantitatif dan kualitatif dengan memberikan kuisioner pada setiap kegiatan pelayanan yang dilakukan di masing masing satuan kerja. Beberapa stakeholder atau penerima layanan adalah beberapa instansi pemerintah, LSM dan masyarakat ilmiah dan masyarakat umum yang membutuhkan jasa layanan terkait data, informasi dan bimbingan teknis sains antariksa dan atmosfer. Pengukuran indek kepuasan masyarakat (IKM) ini diperlukan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat didalam menerima layanan yang diberikan, juga untuk mengetahui kecenderungan kinerja layanan disetiap satuan kinerja dibawah Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer secara berkala. Unsur indek layanan yang dinilia meliputi : prosedur layanan, persyaratan layanan, petugas layanan kedisplinan layanan, tanggung jawab layanan, kemampuan petugas layanan, kecepatan layanan, keadilan mendapatkan pelayanan, kesopanan dan keramahan petugas, kewajaran biaya pelayanan, kepastian biaya pelayanan, kepastian jadwal pelayanan, kenyamanan lingkungan dan keamanan pelayanan sebagamana telah ditetapkan dalam keputusan Menteri PAN nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003, Nilai indeks kepuasan masyarakat (IKM) yang disajikan pada laporan ini merupakan nilai rata-rata unsur dari masing-masing unit pelayanan satuan kerja di bawah Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer yang pelaksanaan dilakukan mengacu pada PerMen PAN-RB nomor 16 tahun 2014 tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Nilai rata-rata IKM dari hasil survey yang telah dilakukan di masing-masing satuan kerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer adalah 90,38 atau 115%, nilai ini telah melebihi dari target yang telah ditetapkan sebesar 78,5 sebagaimana terlihat pada tabel 3.6. menunjukkan nilai Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) di Lingkungan Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 36 Tabel 3.6. Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) di Lingkungan Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer No 1. 2. 3. 4. 5. 6. dan Target IKM (2016) 78,5 78,5 78,5 dan 78,5 dan 78,5 dan 78,5 Satuan Kerja Pusat Sains Antariksa Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Balai Pengamatan Antariksa Atmosfer Agam Balai Pengamatan Anatariksa Atmosfer Sumedang Balai Pengamatan Antariksa Atmosfer Pasuruan Balai Pengamatan Antariksa Atmosfer Pontianak Capaian T IKM (2016) 87,9 87,1 98,64 90,63 87,70 90,60 3.3.EVALUASI KINERJA TAHUN 2016 TERHADAP 2015. Secara keseluruhan, rerataan persentase capaian kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer tahun 2016 adalah 115% (lihat Tabel 3-1).Dari sasaran kinerja yang pertama terkait dengan “Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju”, tingkat capaian indikator kinerja pada masing masing IKU adalah 1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK dibidang sains antariksa dan atmosfer, jumlah publikasi nasional pada jurnal nasional terkreditasi, Jumlah publikasi Internasional yang terindekmasing-masing sebesar 100 %, 71 % dan 243 %. Pada capaian target indikator kinerja jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer dan antariksahanya diperoleh 71 %, tidak tercapainya target capaian ini disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya, pertama beberapa ajuan karya ilmiah untuk diterbitkan pada jurnal nasiona terakreditasi tidak semua diterima, karena tidak masuk dalam kriteria minimum yang ditetapkan pada aturan jurnal tersebut, sehingga karya ilmiah tersebut dikembalikan kepada penulisnya untuk diperbaiki, namun demikan pada tenggat waktu yang telah ditetapkan tidak kembali untuk diajukan, kedua masih rendahnya semangat para peneliti untuk menerbitkan hasil karya ilmiahnya pada jurnal, sebagian besar masih pada proses tingkat diseminasi hasil penelitian pada pertemuan-pertemuan seminar atau workshop, yang hanya menghasilkan hasil terbitan dalam bentuk prosiding, dan anggapan sampai proseding sudah dapat dinilai untuk kebutuhan penilaian angka kredit para peneliti, terkadang sudah dianggap cukup untuk memenuhi angka kreditnya, sehingga tantangan untuk diterbitkan pada jurnal menjadi berkurang.Untuk sasaran kinerja yang kedua, yaitu meningkatnya layanan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer yang prima, dengan indikator kinerja jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa dan LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 37 indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa, masing-masing 103% dan 115 %. Nilai target capaian ini dapat terpenuhi Perbandingan capaian target indikator kinerja tahun 2015terhadap 2016seperti terlihat pada tabel 3.7. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 dan 2016 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer. Secara rata-tata terlihat terjadi peningkatan capaian target dari tahun 2015 sebesar 100,67 % menjadi 115 % pada tahun 2016. Hal ini kontribusi terbesar berada pada peningkatan jumlah Publikasi Internasional yang terindek dibidang Sains Antariksa dan Atmosfer. Tabel 3.7. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 dan 2016 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmoser Sasaran Strategis Capaian Taraget IKU / Indikator Kinerja Utama Meningkatnya 1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di penguasaan bidang sains atmosfer dan antariksa yang dan operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan kemandirian perubahan iklim iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju 2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer dan antariksa. 3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer dan antariksa. 4. Jumlah HKI berstatus terdaftar di Men-Kum &HAM dibidang sains atmosfer dan antariksa. Meningkatnya layanan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer yang prima 5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. 6. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. Rata-rata 2015 Ket 2016 Jum % Jum % 8 114 7 100 -- 10 83,3 10 71 - 4 100 17 283 2 100 1 60 - 15 100 31 103 - 83,26 106,74 90,36 115 - 100,67 LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 115 38 3.4. AKUNTABILITAS KEUANGAN Seluruh kegiatan dan sub kegiatan di lingkungan Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer pendanaan berasal dari dana ke-DIPA-an 2016, dari tiap-tiap satker yang berada di bawah Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer. Dana dipergunakan untuk mendukung percepatan pencapaian sasaran program dan kegiatan berupa kegiatan penelitian dan pengembangan, perekayasaan, soasilaisasi/diseminasi, pengadaan barang modal peralatan dan mesin, pengadaan bahan-bahan penelitian, pengadaan dan perbaikansaranadanprasarana. Pengelolaan Keuangan pada umumnya dilaksanakan relatif dengan baik, penyerapan dana yang disediakan pada tahun 2016 ini, secara umum selain digunakan untuk gaji upah, perjalanan dinas, belanja bahan. Dominan terbesar digunakan untuk belanja dan barang modal. Dana DIPA 2015 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer sebesar 85.321.793.000,- dengan daya serap anggaran rata-rata sebesar Rp. 76.896.270.171,(94,75%). Secara rinci tingkat penyerapan dana DIPA 2016 di Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer sebagaimana terlihat pada tabel 3.8. Tabel 3. 8. Daya serap anggaran Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Tahun Anggaran 2016 No Nama Satker Pagu Anggaran Realisasi % Daya serap 1. Pussainsa 44.580.793.000,- 41.862.982.121,- 93.90 2. PSTA 21.821.000.000,- 21.036.700.817,- 96.41 3. Balai PAA Pasuruan 6.543.000.000,- 6.013.140.292,- 93.18 4. Balai PAA Pontianak 4.553.000.000,- 4.384.697.568,- 96.30 5. Balai PAA Sumedang 3.543.000.000,- 3.486.834.248,- 98.41 6. Balai PAA Agam 4.371.000.000,- 4.057.915.635,- 92.84 76.896.270.171,- 94.75 Jumlah / Rata-rata 85.321.793.000,- LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 39 Bab.4 Penutup 1. Capaian kuantitas rata-rata indikator kinerja tahun anggaran 2016 sebagaimana telah di tampilkan pada tabel 3.1 sebesar 122 % dari target capaian yang diaharapkan sebesar 100 % dari rata-rata seluruh komponen indikator kinerja yang ada. 2. Indakator kinerja jumlah publikasi pada jurnal nasional yang terakreditasi di bidang sains antariksa dan atmosfer sebanyak 10 jurnal dari target 14 jurnal atau 71 %, dari target yang telah ditetapkan. Hal ini terjadi kerana beberapa sebab sebagaimana telah dijelaskan pada bab analisis capaian kinerjadan bab evaluasi kinerja. 3. Capaian jumlah pubikasi pada jurna internasional terindek diperoleh sebesar 283 % atau 17 publikasi pada jurnal internasional, dari target yang telah ditetapkan yaitu 6 publikasi pada jurnal internasional. 4. Daya serap anggaran tahun 2016 di Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer adalah sebesar 94,75 % dari rata-rata realisasi tiap satker Pussainsa, PSTA dan Balai Pengamatan Atmosfer dan Antarika Agam, Tanjungsari, Pasuruan dan Pontianak LPD dan LPA yang ada dibawah Deputi Bidang Sains Sains Antariksa dan Atmosfer. Sebesar 5,25 % saldo anggaran yang tidak terserap, merupakan saldo/sisa kontrak dari belanja modal, sisa belanja bahan, belanja honor dan perjalanan dinas serta belanja transito untuk belanja pengawai tunjangan kinerja bulan November dan Desember 2016. 5. Laporan akuntabilitas kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer tahun 2016 ini di buat sebagai laporan pertanggung jawaban deputi didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, dengan harapan laporan kinerja ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja organisasi oleh pimpinan dan untuk penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 40 Daftar Lampiran No Lampiran Judul Lampiran 1. Lampiran 1 Garis Besar Renstra Deputi Bidang SainsAntariksa dan Atmsofer. 2. Lampiran 2 Rencana Kinerja Tahunan Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer TA - 2016 3. Lampiran 3 Perjanjian kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer TA – 2016 4. Lampiran 4 Rencana Aksi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Tahun 2016 5. Lampiran 5 Hasil Pengukuran Kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Tahun 2016 LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2016 41 LAMPIRAN 1 GARIS BESAR RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER 2015 – 2019 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dukungan pembangunan iptek LAPAN dalam wawasan pembangunan iptek secara nasional sebagaimana tersebut diatas, diarahkan pada peningkatan hasil penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penerapan iptek yang mendukung pada daya saing sektor produksi barang dan jasa serta keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam. Pada Program Utama Nasional (PUNAS) Ristek RPJMN 2015 – 2019, kontribusi pembangunan iptek LAPAN berada pada PUNAS Riset Teknologi Transportasi, guna menjawab arah kebijakan nasional “Peningkatan dukungan nyata iptek terhadap peningkatan dayasaing sektor-sektor produksi barang dan jasa”, melalui kegiatan pengembangan teknologi penerbangan, yaitu : (1) melanjutkan pengembangan pesawat komutter N-2019, untuk menyelesiakan prototipe uji statik dan uji terbang, serta pengembangan pesawat N-250. Fokus pada pembangunan iptek yang mendukung pada “peningkatan keberlanjutan dan pemanfaatan sumberdaya alam”, kontribusi pembangunan iptek LAPAN diarahkan pada 2 (dua) fokus program yaitu : 1. Penginderaan jauh : penelitian, pengembangan dan penerapan iptek untuk pengembangan penginderaan jauh, dibagi dalam tiga kegiatan, yaitu : pemanfaatan data penginderaan jauh, pengembangan satelit, dan pengembangan roket sipil. 2. Mitigasi Perubahan Iklim : dukungan iptek bagi pembangunan hijau diselenggarakan melalui kegiatan pengembangan teknologi hijau, pengembangan teknologi pengukuran emisi karbon, serta penelitian atmosfer. Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer yang merupakan bagian dari salah satu Kedeputian LAPAN, pembangunan ipteknya diarahkan untuk mendukung pada “peningkatan keberlanjutan dan pemanfaatan sumberdaya alam”, melalui kegiatan penelitian dan pengembangan antariksa dan atmosfer. Dalam pembangunan iptek, program riset antariksa bertujuan untuk menyediakan informasi tentang cuaca antariksa, gangguan ionosfer terhadap penentuan posisi dan komunikasi transionosfer serta geomagnet dan penguatan sistem pemantau antariksa. Dalam RPJMN 2015-2019, riset antariksa dofokuskan pada pengembangan sistem pendukung keputusan cuaca antariksa berbasis informasi antariksa untuk wilayah ekuator Indonesia, serta penguatan kapasitas sistem pemantau antariksa, basis data antariksa, dan Pembangunan Observatorium Nasional di Nusa Tenggara Timur, sebagai wilayah yang sangat startegis dalam perkembangan ilmu astronomi, melalui pengamatan langit selatan Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 1 (Southern hemisphere) guna mengetahui formasi benda langit atau peta langit belahan selatan. Para ilmuwan internasional telah menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang strategis dalam mempelajari gerak relatif, formasi dan dinamika benda-benda langit belahan bumi selatan. Program riset atmosfir bertujuan untuk menyediakan informasi tentang dinamika atmosfer seperti penyebaran polusi udara, aplikasi luaran model atmosfer, kondisi lapisan ozon serta gas rumah kaca dan penguatan sistem pemantau atmosfer. Program utama riset atmosfer 2015 – 2019 difokuskan pada pengembangan sistem pendukung keputusan berbasis informasi atmosfer wilayah ekuator indonesia. Untuk itu perlu penguatan riset dinamika dan komposisi atmosfer di wilayah benua-maritim ekuator dan interaksinya dengan daratan, lautan dan biosfer; pengembangan model atmosfer dan prediksi kondisi atmosfer jangka pendek, menengah dan panjang; pengembangan teknologi sensor/instrument dan sistem pengamatan atmosfer berbasis satelit, airborne dan terrestrial; serta peningkatan kemampuan/metode pengamatan atmosfer berbasis satelit, airborne dan terrestrial serta manajemen basis data. RenstraDeputi Sains 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan untuk 5 (lima) tahun kedepan dalam melaksanakan pembangunan nasional dalam sains keantariksaan dan atmosfer, renstra ini telahdiselaraskan dengan rencana strategis LAPAN 2015-2019 danuntuk dijadikan acuan unit kerjae selon II serta unit kerja mandiri/balai di bawahnya dalam menyusun renstra sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 1.2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Tugas, Fungsi dan Kewenangan Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer berdasarkan atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2015 tentang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional bahwa : Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi LAPAN di bidang sains antariksa dan atmosfer yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala, deputi bidang sains antariksa dan atmosfer dipimpin oleh Deputi. Deputi bidang sains antariksa dan atmosfer mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan serta penyelenggaraan keantariksaan di bidang sains antariksa dan atmosfer. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di atas, Deputi Sains menyelenggarakan fungsi : a) Perumusan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan dan pemanfaatan sains antariksa dan atmosfer; b) Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan sains antariksa serta pemanfaatannya; c) Pelaksanaan kegiatan pnelitian dan pengembangan sains atmosfer serta pemanfaatannya; d) Pemberian informasi khusus tentang cuaca antariksa dan benda jatuh antariksa serta peringatan dini, mitigasi dan penanganan bencana akibat cuaca antariksa dan benda jatuh antariksa e) Pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer; dan f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 2 1.3. STRUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN, susunan organisasi LAPAN terdiri dari Kepala, Sekretariat Utama, Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer, Deputi Tenologi Penerbangan dan Antariksa, Deputi Peneginderaan Jauh, Inspektorat, Pusat Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa, Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara, dan Pusat Teknologi Informasi dan standar Penerbangan dan Antariksa. Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer membawahi 2(dua) Pusat dan 4 Balai yaitu : a. Pusat Sains Antariksa, b. Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, dan c. 4 Balai Pengamat Dirgantara (Balai) LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) SEKRETARIS UTAMA Pusat Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER BALAI PUSAT SAINS ANTARIKSA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER BAGIAN ADMINISTRASI BAGIAN ADMINISTRASI SubbagianKe uangandanAs et SubbagianSu mberDayaAp araturdan Tata Usaha BIDANG DISEMINASI BIDANG PROGRAM DAN FASILITAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PROGRAM DAN FASILITAS BIDANG DISEMINASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SubbagianKe uangandanAs et SubbagianSu mberDayaAp araturdan Tata Usaha Gambar 1. 1. Struktur Organisasi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 3 BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 2.1. Visi LAPAN Menjadi Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa untuk Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri 2.2. Misi LAPAN Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut, maka misi yang diemban adalah: 1. Meningkatkan kualitas litbang penerbangan dan antariksa bertaraf internasional. 2. Meningkatkan kualitas produk teknologi dan informasi di bidang penerbangan dan antariksa dalam memecahkan permasalahan nasional. 3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan keantariksaan untuk kepentingan nasional. 2.3. Tujuan dan Sasaran Strategis : Tujuan LAPAN : 1. Terwujudnya layanan prima di bidang penerbangan dan antariksa bagi masyarakat; 2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan keantariksaan yang aman dan selamat; Sasaran Strategis LAPAN : 1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangandan antariksa. 2. Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima. 3. Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa. 4. Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang sesuaistandard. 5. Terlaksananya pemanfaatan dan layanan publik Iptekpenerbangan dan antariksa 6. Meningkatnya kapasitas Iptek penerbangan dan antariksa. 7. Tersedianya rumusan kebijakan yang implementatif. 8. Tersedianya DSS lintas sektoral untuk mitigasi bencana alam danperubahan iklim. 9. Meningkatnya penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur dilingkungan LAPAN. 10. Meningkatnya penataan tatalaksana di lingkungan LAPAN. 11. Meningkatnya penguatan akuntabilitas kinerja di lingkunganLAPAN. 12. Meningkatnya kualitas pelayanan publik di lingkungan LAPAN. 2.4. Sistem Nilai 1. Pembelajar Mempunyai kemauan belajar dan kemampuan beradaptasidengan hal-hal yang baru. 2. Rasional Apapun yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secarahukum dan ilmiah. 3. Konsisten Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana jangkapendek, menengah dan panjang yang sudah ditetapkan. Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 4 4. Akuntabel Anggaran dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi. 5. Berorientasi kepada layanan publik Berupaya memberikan layanan prima sesuai dengan kebutuhan publik. 2.5. VISI, MISI Tujuan Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Visi “Menjadi Pusat Unggulan Sains Antariksa dan Atmosfer” Melalui Visi tersebut, deputi Sains antariksa dan atmosfer mampu menjadi organisasi yang menyelenggerakan kegiatan penelitan dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer serta penyelenggaraan keantariksaan di tingkat nasional yang bertaraf internasional dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna, dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri. Misi 1. Memperkuat penguasaan dan pemanfaatan iptek antariksa dan atmosfer. 2. Meningkatkan kualitas litbangyasa iptek antariksa dan atmosfer serta kajian kebijakan kedirgantaraan Tujuan&SasaranStrategis : Tujuan 1. Terwujudnya sumber daya litbang sains antariksa dan atmosfer yang berkualitas dengan produk publikasi dan paten yang unggul serta memberi solusi permasalahan nasional 2. Terwujudnya system layanan publik sains antariksa dan atmosfer yang berkualitas dan memberikan manfaat bagi masyarakat; Sasaran strategis 1. Meningkatnya penguasaan iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju 2. Meningkatnya Layanan publik sains atmosfer dan antariksa yang prima 3. Meningkatnya publikasi nasional terakreditasi, publikasi internasional, dan HKI dibidang sains atmosfer dan antariksa. 4. Meningkatnya kapasitas iptek dibidang sains atmosfer dan antariksa 5. Tersedianya DSS di bidang sains atmosfer dan antariksa untuk mitigasi bencana dan perubahan iklim 6. Tersedianya pedoman dan standard pengolahan data serta pengelolaan data dan informasi sains atmosfer dan antariksa 7. Terwujudnya reformasi birokrasi dilingkungan Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer sesuai dengan RB Nasional Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 5 BAB III ARAH KEBIJAKAN 3.1. ArahKebijakan LAPAN memiliki 4 bidang kompetensi utama, yaitu sains antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, serta penginderaan jauh, dan kebijakan penerbangan dan antariksa (kedirgantaraan). Agenda prioritas LAPAN disusun berdasarkan target utama yang mengacu pada RPJMN, terutama pada buku II Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Sebagai lembaga litbang, LAPAN diarahkan untuk menjadi pusat unggulan penerbangan dan antariksa. Pusat unggulan dicirikan dengan produk-produk litbang yang berkualitas internasional serta produk tenologi dan informasi yang dapat memecahkan permasalahan nasional. Mengacu pada arah kebijakan dan strategi LAPAN periode 2015 -2019, maka arah kebijakan deputi Sains Anatriksa dan Atmosfer yang harus dilakukan selama periode 2015 – 2019 adalah : 1. Penguatan kompetensi litbang sains antariksa dan atmosfer 2. Penguatan kapasitas litbang sains antariksa dan atmosfer; 3. Penguatan sistem pendukung keputusan sains antariksa dan atmosfer sebagai interface antara hasil litbang dan pengguna, serta 4. Penguatan networking litbang sains antariksa dan atmosfer dalam dan luar negeri. Dengan target utama adalah tersedianya informasi tentang dinamika atmosfer dan lingkungan antariksa seperti: penyebaran polusi udara, aplikasi luaran iklim, kondisi lapisan ozon serta gas rumah kaca, gangguan ionosfer terhadap penentuan posisi dan komunikasi transionosfer, data hasil pengamatan matahari, ionosfer, geomagnet, dan benda antariksa di wilayah Indonesia; peningkatan akurasi prakiraan cuaca antariksa, prediksi frekuensi komunikasi radio, dan pemantauan sampah antariksa serta pengembangan system informasi peringatan dini cuaca antariksa dan benda jatuh antariksa, yang difokuskan pada pengembangan system pendukung keputusan berbasis informasi antariksa dan atmosfer untuk wilayah Indonesia, serta pengembangan kapasitas sistem pemantau antariksa dan atmosfer serta pembangunan observatrorium nasional. 3.2. Strategi Dalam melaksanakan arah kebijakan yang telah ditetapkan, strategi yang dilakukan adealah : maka penerapan 1) Membangun pusat unggulan cuaca antariksa dan sains atmosfer 2) Pengembangan dan penguatan sistem pendukung keputusan (DSS : Decision Support System) untuk mitigasi Cuaca Antariksa, Dinamika Atmosfer dan perubahan iklim. Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 6 3) Meningkatkan kerjasama litbang atmosfer ekuator dan antariksa dengan lembaga nasional dan internasional. 4) Menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi dan pemerintah daerah dalam pembangunan observatorium nasional. 5) Persiapan, pembangunan laboratorium terbang untuk pemantauan atmosfer ekuator Indonesia. 6) Meningkatkan space awareness masyarakat Indonesia 7) Melanjutkan RB deputi bidang sainsa antariksa dan atmosfer sesuai dengan RB Nasional. Dalam pencapaian tujuan dan sasaran di DeputiSains Antariksa dan Atmosfer dilaksanakan melalui kegiatan sbb (lihat Tabel) : Program dan Kegiatan di Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer No PROGRAM KEGIATAN Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa 1. 1. Pengembangan Sains Antariksa 2. Pengembangan Sains Atmosfer 3.3. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kaitan sasaran strategis dan IKU dan target yang berupa output dan outcomes dari Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer tahun 2015adalah sbb. : SasaranStrategis Eselon-1 / Program Penguasaan iptek dibidang sains atmosfer dan antariksa yang maju dan mandiri Atmosfer PROGRAM : PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENERBANGAN DAN ANTARIKSA a. Pengembangan Sains Kegiatan : Antariksa b. Pengembangan Sains Program / Kegiatan Layanan data dan informasi sains atmosfer dan antariksa yang prima Dihasilkannya publikas inasional IKU / IndikatorKinerja Program 1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahaniklim 2. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. 3. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. 4. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer dan antariksa. Target 2015 2016 2017 2018 2019 7 7 9 10 11 20 30 45 75 120 78 78,5 79 80 80 12 14 16 16 18 Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 7 Program / Kegiatan SasaranStrategis Eselon-1 / Program IKU / IndikatorKinerja Program Target terakreditasi, publikasi nternasional, dan HKI dibidang sainsa tmosfer dan antariksa 5. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer dan antariksa. 6. Jumlah HKI berstatus granted di bidang sains atmosfer dan antariksa. 2015 2016 2017 2018 2019 4 8 14 15 16 0 1 1 2 2 KerangkaPendanaan Pendanaan sangat terkaitd engan target kinerja yang ditetapkan sebagaimana tertuang dalam RPJMN. Pendanaan meliputi program teknis dan program generik, sebagai berikut: Tabel Kerangka Pendanaan Program, Bidang Kompetensi, Kegiatan PROGRAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENERBANGAN DAN ANTARIKSA 1. Kompetensi Sains Antariksa dan Atmosfer a. Pengembangan Sains Antariksa b. Pengembangan Sains Atmosfer Total Kebutuhan Anggaran (Milyar Rupiah) 2016 2017 2018 2019 2015 Total 33,02 64,59 70,85 75,60 87,35 331,41 24,45 54,68 55,72 44,52 47,40 226,77 57,47 119,27 136,57 120,12 134,75 558,18 Selain anggaran sesuai target kinerja di atas, diusulkan pula anggaran tambahan terkait target khusus sesuai usulan program quickwins, yaitu : Tabel Kerangka Pendanaan Quick Wins QUICK WINS/PROGRAM LANJUTAN/PERKUATAN PRIORITAS LAINNYA QUICK WINS Quick Wins Pembangunan Observatorium Nasional kawasan Indonesia Timur (NTT) SASARAN 2015-2019 Penguatan Sistem Inovasi Nasional melalui litbangyasa sains antariksa INDIKASI KEBUTUHAN TAMBAHAN ANGGARAN 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL 16 65 86 135 302 TOTAL QUICK WINS TOTAL Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 8 Target Kinerja 1 Unit Observatoriu m Nasional di NTT pada tahun 2019 BAB IV PENUTUP Renstra deputi bidang sains antariksa dan atmosfer 2015-2019 ini akan menjadi acuan dalam penyusunan program kerja tahunan, satuan kerja di kedeputian sains antariksa dan atmosfer serta balai, sehingga program kegiatan tetap terarah dan terencana dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan serta tetap efisien dalam pelaksanaannya, baik dipandang dari aspek pengelolaan sumber pembiayaan maupun dalam percepatan waktu realisasinya. Selain itu, Renstra deputi sains antariksa dan atmosfer 2015-2019 ini tetap memberikan gambaran kuat bagi deputi bidang sains antariksa dan atmosfer dalam meningkatkan pemanfaatan Iptek kedirgantaraan yang seluas-luasnya untuk mendukung pembangunan nasional, setidaknya dalam memberikan pelayanan publik kepada para stakeholder, pengguna dari berbagai institusi pemerintah, swasta, dunia usaha, dan masyarakat. Perubahan yang sangat dinamis baik internal maupun eksternal yang terjadi di deputi bidang sains antariksa dan atmosfer menuntut deputi sains antariksa dan atmosfer untuk responsive dan akomodatif terhadap setiap perubahan yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan proses kegiatan di deputi sainsantariksa dan atmosfer. Perubahan tersebut harus disikapi dengan bijaksana sehingga dampak negative dapat diminimalisasi dan jika bisa perubahan-perubahan tersebut dimanfaatkan guna memperkuat sistem yang selama ini sudah dijalankan. Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 9 LAMPIRAN 4 HASIL PENGUKURAN KINERJA DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER TAHUN ANGGARAN 2016 Indikator Kinerja Utama 1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim. 2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains antariksa dan atmosfer. 3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains antariksa dan atmosfer. 4. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer. 5. Jumlah HKI berstatus granted di bidang sains antariksa dan atmosfer. 6. Indeks Kepuasan Masyarakat atasl ayanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer. Satuan Target Capaian Capaian (%) Model 7 7 100 Publikasi 14 10 71 Publikasi 6 17 243 Pengguna 30 31 103 HKI 1 1 60 Publikasi 78,5 90,36 115 Rata - Rata Capaian Kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 122 © 2017 Februari by de-sains