BAB II PEMAHAMAN TERHADAP KLINIK PERAWATAN ANJING Pada bab ini akan dijabarkan mengenai hal-hal yang terkait dengan Klinik dan Perawatan Anjing, terkait pengertian, teori, kajian terhadap proyek sejenis, serta spesifikasi umum tentang klinik perawatan anjing. 2.1 Pengertian Klinik Pengertian tentang Klinik Perawatan Anjing sendiri diasumsikan terhadap hewan peliharan yang berjenis anjing hal ini merupakan salah satu langkah pengambilan judul dimana memberi batasan terhadap objek yang diambil. Berikut ada beberapa definisi mengenai klinik: 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, klinik adalah organisasi kesehatan yang bergerak di dalam penyediaan pelayanan kesehatan kuratif (diagnosis dan pengobatan), biasanya terhadap satu macam gangguan penyakit. 2. Menurut Wikipedia Indonesia, klinik adalah suatu fasilitas kesehatan publik kecil yang didirikan untuk memberikan perawatan kepada pasien. Biasanya klinik hanya mengobati penyakit-penyakit ringan seperti demam dan sebagainya, sedangkan kasus-kasus yang lebih parah akan diajukan ke rumah sakit. 6 3. Sesuai yang tertulis pada Permentan Jasa Medik Veteriner No. 02/Permentan/OT.140/1/2010, klinik hewan adalah tempat usaha pelayanan jasa medik veteriner yang dijalankan oleh suatu manajemen dengan dipimpin oleh seorang dokter hewan penanggungjawab dan memiliki fasilitas untuk pengamanatan hewan yang mendapat gangguan kesehatan tertentu. Dari berbagai pengertian diatas pengertian klinik merupakan sebuah tempat yang memberikan atau menyediakan fasilitas kesehatan untuk merawat dan memberikan pelayanan medis. 2.2 Pengertian Perawatan Perawatan merupakan kata yang terdapat dalam judul seminar yang penjelasaanya memiliki pengertian tertentu, berikut adalah asumsi yang dapat disampaikan berdasarkan teori: • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perawatan adalah proses, cara, perbuatan merawat, pemeliharaan, penyelenggaran, pembelan terhadap orang sakit. Dari pengertian diatas didapat Perawatan yang mendekati dengan objek kajian adalah dimana perawatan merupakan suatu proses, cara merawat dan memelihara. 2.3 Pengertian Klinik Perawatan Anjing Dari kajian diatas pengertian Klinik Perawatan Anjing adalah sebuah bangunan perawatan anjing yang memiliki beberapa fungsi kegiatan pelayanan kesehatan maupun perawatan terhadap hewan anjing peliharaan. 2.4 Pemahaman Mengenai Klinik Hewan Menurut Permentaan Jasa Medik No. 02/Permentan/OT.140/1/2010, klinik hewan adalah tempat usaha pelayanan jasa medik veteriner yang dijalankan oleh suatu manajemen dengan dipimpin oleh seorang dokter hewan penanggungjawab dan memiliki fasilitas untuk pengamatan hewan yang mendapat gangguan kesehatan tertentu. 7 Pemahaman mengenai Klinik yang menjadi judul tugas seminar ini mempunyai aturan-aturan yang ditetapkan oleh peraturan pemerintahan yang berdasar pada Undang-Undang yang ada. Karena itu pertimbangan yang akan ada dalam sebuah klinik dengan melihat jenis pelayanan yang diberikan serta adanya persyaratan sebuah bangunan klinik. Teori yang dijabarkan diatas hanyalah sebuah pendekatan pengertian yang didasari oleh studi objek yang sejenis. 2.4.1 Tindakan Sebuah Klinik Hewan Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 02/Permentan/OT. 140/1/2010 Tentang Pedoman Pelayanan Jasa Medik, klinik hewan dalam memberikan sebuah penanganan di atur dalam Permentan Tindakan sebagai berikut: 1. Melakukan prognosis dan diagnosis penyakit secara klinis, patologis, laoratis dan/atau epidemiologis; 2. Melakukan tindakan transaksi terapeutik berupa konsultasi dan/atau persetujuan tindakan medis (informed-consent) kepada pemilik hewan yang dilanjutkan dengan beberapa kemungkinan tindakan preventif, kuratif, rehabilitatif, dan promotif dengan menghindari tindakan malpraktik; 3. Melakukan pemeriksaan dan pengujian keamanan, kesehatan, keutuhan, produk hewan; 4. Melakukan konfirmasi kepada unit pelayanan kesehatan hewan rujukan yang diperlukan; 5. Menyampaikan data penyakit dan kegiatan pelayanan kepada otoritas veteriner; 6. Menindaklanjuti keputusan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan dan/atau kesehatan masyarakat veteriner. 7. Melakukan penindakan klien dan/atau pendidikan masyarakat sehubungan dengan paradigma sehat dan penerapan kaidah kesejahteraan hewan. 8 2.4.2 Kategori Pelayanan Klinik Hewan Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 02 Tahun 2010 berdasarkan pengertian tindakan medik veteriner diatas maka dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Praktik Transaksi Terapetik ; dan 2. Praktik Konsultasi Hewan Pelayanan jasa medik veteriner untuk kategori praktik Transaksi Terapetik salah satunya adalah Klinik Hewan, dimana pelayanan jasa medik ini dapat diikuti dengan ambulator dan/atau kunjungan praktik konsultasi kesehatan hewan yang disesuaikan dengan jenis hewan yang ditangani. 2.4.3 Persyaratan Pelayanan Klinik Hewan Dengan ketentuan yang tertulis pada Peraturan Menteri Pertanian No. 02 Tahun 2010 tentang persyaratan pelayanan jasa medik sebagai berikut: A. Persyaratan Dokter Hewan Praktik 1. Dokter hewan praktik sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Warga Negara Indonesia; b. Berbadan Sehat; c. Memiliki ijazah dokter hewan; d. Memiliki sertifikat kompetensi dari organisasi profesi kedokteran hewan berupa Surat Izin Dokter Hewan; e. Memiliki rekomendasi dari pengurus cabang organisasi profesi kedokteran hewan; f. Memiliki surat tanda registrasi (izin praktik dokter hewan) dari Bupati/Walikota. 2. Dokter hewan praktik yang bekerja dalam bidang konsultasi kesehatan hewan memiliki surat keterangan kompetensi khusus dari organisasi kedokteran hewan dan/atau dari instansi dimana yang bersangkutan bekerja sebagai konsultan. 9 B. Persyaratan Umum Klinik Hewan Menurut Permentan No. 02 Tahun 2010 berikut adalah persyaratan umum yang harus dimilik oleh Klinik Hewan : 1. Memiliki surat-surat perizinan sebagaimana yang sudah ditetapkan. 2. Memiliki tempat yang sekurang-kurangnya harus dilengkapi dengan: a. Papan nama dengan mencantumkan bentuk usaha pelayanan jasa medik veteriner, alamat yang jelas, serta dengan ukuran yang memadai; b. Tempat untuk menunggu klien dan pasien yang memadai; c. Ruang kerja untuk meletakkan meja periksa, uji sederhana, peralatan medik veteriner, lemari obat, peralatan untuk administrasi dan rekam medik, serta peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan hewan; d. Sistem penerangan dan sirkulasi udara yang memadai sesuai kapasitas; e. Sumber air bersih, sistem drainase, sistem penanganan limbah, sistem kemanan untuk menjamin kesehatan manusia, hewan dan lingkungan; serta f. Sistem komunikasi. C. Fasilitas Pelayanan Klinik Hewan Menurut Permentan No. 02 Tahun 2010 berikut adalah persyaratan umum yang harus dimilik oleh Klinik Hewan : a. Peralatan untuk mengendalikan hewan, b. Peralatan untuk mendiagnosa secara klinis, c. Peralatan penunjang diagnosa laboratorium (secara sederhana) d. Peralatan pengobatan dan penimpanan obat, e. Peralatan untuk administrasi kantor dan rekam medis, f. Peralatan untuk keselamatan petugas, serta g. Peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan hewan. 10 D. Persyaratan Minimal untuk Fasilitas Klinik Hewan Berikut syarat minimal untuk fasilitas pelayanan Klinik Hewan sebagai berikut: 1. Klinik Hewan a. Ruang Pelayanan : R. Tunggu, R. Periksa, R. Tindakan, R. Preparasi, R. Operasi, R. Rawat Inap, R. Observasi. b. Ruang Penunjang : R. Cuci alat dan kain operasi, R. Rapat Dokter, R. Perpustakaan dan R. Obat. c. Alat Medis d. Alat Penunjang Praktik e. Penunjang X-Ray f. Layanan Jasa Laboratorium g. Peralatan Laboratorium h. Kelengkapan Alat Bedah i. Obat Wajib Ada j. Jasa Pelayanan E. Kewajiban Klinik Hewan Menurut Permentan No. 02 Tahun 2010, Klinik Hewan mempunyai kewajiban untuk : a. Melaporkan kasus penyakit hewan yang diduga termasuk penyakit hewan menular yang wajib dilaporkan (notifiable diaseases) kepada pemerintah/pemerintah daerah; b. Berpartisipasi dalam pelaksanaan vaksinasi dan pengobatan dalam program-program pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan menular yang ditetapkan oleh pemerintah/pemerintah daerah; c. Berpartisipasi dalam penyuluhan dan pendidikan klien atau masyarakat umum dalam menyikapi berjangkitnya atau mewabahnya penyakit hewan menular dan penyakit zoonosis; d. Berpartisipasi dalam pembinaan praktik kedokteran hewan dengan memfasilitasi Dokter Hewan dan tenaga medik veteriner lainnya untuk 11 mengikuti diskusi, lokakarya, seminar, pelatihan maupun pendidikan spesialis yang berkaitan dengan kesehatan hewan guna menambah dan meningkatkan wawasan dan kompetensinya; e. Menghormati dan mematuhi keputusan dan atau tindakan medik veteriner yang diambil oleh penanggung jawab medik veteriner dan/atau dokter hewan praktik. 2.5 Fasilitas Perawatan Anjing Penjabaran mengenai fasilitas perawatan anjing disini adalah sejenis dengan Pet Shop. Secara umum Pet Shop belum mempunyai acuan tetap mengenai fasilitas ataupun persyaratan lainnya. Penjabaran yang akan diberikan merupakan fasilitas yang didapatkan dari survey yang ada dilapangan. 1. Retail Area Retail Area merupakan area yang menjadi penjualan barang-barang kebutuhan hewan yang terlihat seperti sebuah minimarket. Sistem yang digunakan juga biasanya mirip dengan minimarket. Berikut beberapa fasilitas yang diperlukan dalam retail area sebuah pet shop: 2. - Kasir - Stand Penjualan Tempat Penitipan - Kandang - Area bermain hewan - Ruang Mandi 3. Pet Grooming Pet Grooming adalah sebuah salon hewan yang menyediakan perawatan hewan untuk mempercantik penampilan hewan peliharaan, berikut beberapa fasilitas yang diperlukan dalam salon hewan: - Ruang Mandi - Salon Hewan 4. Fasilitas penunjang Perawatan Anjing Fasilitas lainnya yang secara umum merupakan sarana penunjang dalam sebuah pet shop menjadi bagian yang menambah fungsi serta 12 menjadi penunjang sebuah petshop. Berikut fasilitas-fasilitas yang diperlukan: - Ruang Administrasi - Ruang Sosialisasi - Ruang Informasi - Ruang Service 2.6 Pemahaman Tentang Anjing Dalam pemaham mengenai objek yang menjadi tujuan proyek adalah anjing dimana pemahaman mengenai berbagai teori serta informasi yang didapat ataupun terkait akan menjadi dasar dari adanya fungsi serta kebutuhan ruang hingga luasan ruang dan lainnya dengan memahami mengenai objek. 2.6.1 Pengelompokan Anjing Ras Dewasa ini telah dikenal lebih kurang dari 350 ras anjing dari ukuran kecil yakni tinggi ± 18cm dengan berat 1-2kg sampai ukuran yang besar dengan berat bervariasi, yaitu dengan tinggi ± 80cm dan berat ±90kg. Karena terbentuk begitu banyaknya jenis anjing dengan karakteristik atau kekhususannya masing-masing, maka dilakukan pengelompokan anjing yang didasarkan pada aturan tertentu yang dibuat dan ditetapkan oleh badan atau otoritas tertentu yang khusus mengurus masalah anjing. Di dunia dikenal paling tidak ada 3 badan otoritas masalah anjing, yaitu Federation Cynologique Internationale (FCI) suatu badan otoritas yang masalah anjing di Eropa yang berkedudukan di Belgia, American Kennel Club (AKC) yang berkedudukan di Amerika, dan di Inggris ada The Kennel Club. Masing-masing otoritas ini mengelompokan anjing berdasarkan aturan atau ketentuan yang dibuatnya sendiri seperti dari segi karakter dan kesesuaian sifat anjing. Misalnya, badan otoritas FCI mengelompokkan anjing menjadi 10 grup, penjabarannya sebagai berikut: a. Pengelompokan Anjing menurut FCI: Menurut FCI, anjing dikelompokan menjadi 10 grup. Masing-masing grup tersebut masih dikelompokkan lagi menjadi subgrup (section). Pembagian grup ini 13 lebih ditekankan pada penampilan secara umum dan kegunaan anjing tersebut. Kesepuluh grup tersebut sebagai berikut: - Grup 1 : Sheepdogs dan Cattle Dogs (Anjing Penggembala) Anjing pada pengelompolan grup 1 ini adalah anjing yang memiliki kemampuan dalam menggembalakan hewan piaraan. Grup ini dikelompokan menjadi dua sub grup (lihat Tabel 2.1) Tabel 2.1 Anjing Grup 1 Sub Grup (Section) Sub Grup 1 Ras Anjing Asal Anjing Australian Kelpie Australia Groenendel, Laekenois, Malinois, Tervueren Belgia German Shepherd Jerman Beauceron Perancis Bearded Collie, Border Collie, Collie Rough, Old English Sheepdog Inggris Komondor, Kuvasz, Puli, Mudi Hungaria Australian Cattle Dog Australia Flanders Cattle Dog Perancis Ardennes Cattle Dog Belgia Sub Grup 2 Sumber : http://www.fci.be/en/ - Grup 2 : Guard Dog (Anjing Penjaga) Anjing yang termasuk dalam grup ini adalah kelompok anjing yang mempunyai naluri yang peka terhadap sesuatu yang menghampirinya baik itu hewan lain maupun manusia serta dapat memberi tanda peringatan kepada pemiliknya. Karena itu, anjing pada kelompok ini dipekerjakan sebagai penjaga dan pengawal dari serangan manusia atau hewan lainnya. Grup ini dibagi menjadi 3 sub grup (lihat Tabel 2.2) 14 Tabel 2.2 Anjing Grup 2 Sub Grup (Section) Sub Grup 1 Pincscher dan Schnauzer Sub Grup 2 Mollosoid breeds Ras Anjing Asal Anjing Doberman, Affenpinscher, Giant Schnauzer, Jerman Miniature Schaunzer Austrian Pinscher Austria Dutch Smoushond Belanda Tchiorny Terrier Rusia Dogo Argentino Argentina Shar Pei China German Boxer, Great Dane, Rottweiler Jerman Bulldog, Bullmastiff, Mastiff Inggris Neapolitan Mastiff Italia Tosa Jepang Newfoundland Kanada Pyrenean Mastiff Spanyol Pyrenean Mountain Dog Perancis Saint Bernard Dog Swiss Caucasian Shepherd Dog Rusia Tibetan Mastiff Tibet Sub Grup 3 Appenzell Cattle Dog, Bernese Mountain Swiss Dog, Great Swiss Mountain Dog Mountain dan Cattle Dogs Sumber : http://www.fci.be/en/ - Swiss Grup 3 : Terrier Anjing yang termasuk dalam grup ini adalah kelompok anjing yang mempunyai indera pemburu mangsa yang ada di tanah. Grup ini dibagi menjadi 4 Subgrup (lihat Tabel 2.3) 15 Tabel 2.3 Anjing Grup 3 Sub Grup (Section) Ras Anjing Asal Anjing Sub Grup 1 Large dan Medium sized Terrier Brazillian Terrier German Hunting Terrier Airadele Terrier, Bedlington Terrier, Fox Terrier, Lakeland Terrier, Manchester Terrier, Welsh Terrier Irish Terrier, Kerry Blue Terrier Brasilia Jerman Australian Terrier, Jack Russell Terrier Cairn Terrier, Norfolk Terrier, Norwich Terrier, Scottish Terrier, West Highland White Terrier Bull Terrier American Staffordshire Terrier Australia Sub Grup 2 Small sized Terrier Sub Grup 3 Terriers Australian Silky Terrier Sub Grup 4 Yorkshire Terrier Toy Terrier Sumber : http://www.fci.be/en/ - Inggris Irlandia Inggris Inggris Amerika Serikat Australia Inggris Grup 4 : Dachshund Anjing yang termasuk dalam grup ini adalah anjing yang umumnya digunakan untuk berburu binatang kecil yang hidup di tanah. (lihat Tabel 2.4) Tabel 2.4 Anjing Grup 4 Sub Grup (Section) Ras Anjing Asal Anjing Sub Grup 1 Dachshund Dachshund ( Teckel ) standar, Miniatur Dachshund, dan Rabbit Dachshund Jerman Sumber : http://www.fci.be/en/ - Grup 5 : Spitz dan Primitive Types Spitz adalah sebutan untuk berbagai jenis anjing yang memiliki ciri khas bulu yang tebal dan panjang, serta daun telinga yang kecil dan berdiri. Penampilannya yang cantik membuat orang menangkarnya untuk dijadikan peliharaan atau anjing mainan. Ada 8 subgrup pada Grup ini (lihat Tabel 2.5) 16 Tabel 2.5 Anjing Grup 5 Sub Grup (Section) Sub Grup 1 Nordic Sledge Dogs Ras Anjing Asal Anjing Greenland Dog Denmark Samoyed Rusia Alaskan Malamute, Siberian Husky USA Norwegian Elkhound grey, Norwegian Sub Grup 2 Nordic Hunting Dogs Sub Grup 3 Nordic Watchdogs and Herders Sub Grup 4 European Spitz Sub Grup 5 Asian Spitz Sub Grup 6 Tipe Primitif Sub Grup 7 Tipe Primitif – Pemburu Elkhound Black, dan Norwegian Norwegia Lundehund Swedish Elkhound Swedia Karelian Bear Dog, Finnish Spitz Islandia Icelandic Sheepdog Islandia Norwegian Buhund Norwegia Swedish Lapphund, Swedish Valhund Swedia Finnish Laphund Finlandia German Spitz, Keeshond Jerman Volpino Italiano Italia Chow Chow China Eurasian Jerman Korea Jindo Dog Korea Akita, Kai, Kishu, Japanese Spitz, Shikoku Jepang Canaan Dog Israel Mexican Hairless Dog Meksiko Peruvian Hairless Dog Peru Basenji Afrika Tengah Canarian Warren Hound Spanyol Portoguese Podengo Portugal Thai Ridgeback Dog Thailand Sub Grup 8 Rhodesian Ridgeback Tipe Primitif – Pemburu dengan punggung bergelombang Sumber : http://www.fci.be/en/ Rhodesia 17 - Grup 6 : Scent Hound ( Anjing Pelacak ) Anjing yang dimaksudkan ke dalam grup ini adalah anjing yang mempunyai kemampuan berburu mangsa dengan mengandalkan daya penciuman. Grup ini dibagi atas 3 sub grup (lihat tabel 2.6) Tabel 2.6 Anjing Grup 6 Sub Grup (Section) Sub Grup 1 Scenthounds Sub Grup 2 Leash Hounds Ras Anjing Asal Anjing Bloodhound Belgia Poitevin, French White and Black Hound, Great Gascony Hound English Foxhound, Otterhound Perancis American Foxhound, Black and Tan Coonhound Bosnian coarse-haired Hound-called Barak USA Bosnia Posavaz Hound Kroasia Spanish Hound Spanyol Beagle-Harrier, Artois Hound, Medium Griffon Vendeen Hellenic Hound Perancis Italian Hound Italia Serbian Tricolour Hound Serbia Montenegrin Mountain Hound Transylvanian Hound Republik Montenegro Hungaria Austrian Black and Tan Hound Austria Polish Hound Polandia Swiss Hound Swiss Slovakian Hound Slovakia Finnish Hound Finlandia German Hound Jerman Basset Hound, Beagle Inggris Basset Hound Swedia Bavarian Mountain Schenthound Alpine Daschbracke Jerman Austria Dalmatian Sub Grup 3 Rhodesian Ridgeback Ras berkaitan Sumber : http://www.fci.be/en/ Inggris Grese Kroasia Afrika Selatan 18 - Grup 7 : Pointing (Anjing Penunjuk Lokasi Buruan) Anjing yang termasuk dalam kategori ini adalah kelompok anjing yang mempunyai insting menunjukan tempat buruan dengan cara mengarahkan moncongnya pada buruannya. Grup ini dibagi menjadi 2 subgrup (lihat tabel 2.7) Tabel 2.7 Anjing Grup 7 Sub Grup (Section) Sub Grup 1 Ccontinental Pointing Dogs Ras Anjing Asal Anjing Old Danish Pointing Dog German Short-haired Pointing Dog, Weimaraner Burgos Pointing Dog Denmark Jerman Ariege Ponting Dog, St. Germain Ponting Dog Prancis Italian Pointing Dog Hungarian Wire-haired Pointing Dog Italia Hungaria Portuguese Pointing Dog Brittany, French Spaniel Portugal Perancis Frisian Pointing Dog Italian Wire-haired Pointing Dog Belanda Italia English Pointer, English Setter, Gordon Sub Grup 2 Setter British dan Irish Red Setter Irish Pointers dan Setters Sumber : http://www.fci.be/en/ - Spanyol Inggris Irlandia Grup 8 : Retriever Anjing Retriever adalah jenis anjing yang dapat dimanfaatkan untuk berburu terutama membantu dalam mengambil hewan hasil buruan (lihat Tabel 2.8) Tabel 2.8 Anjing Grup 8 Sub Grup (Section) Ras Anjing Asal Anjing Curly Coated Retriever, Labrador Retriever, Golden Retriever Chesapeake Bay Retriever Inggris Sub Grup 1 Retrievers Amerika Serikat German Spaniel Jerman English Cocker Spaniel, English Springer Spaniel American Cocker Spaniel Inggris Sub Grup 2 Flushing Dog Amerika Serikat 19 Tabel 2.8 Anjing Grup 8 (lanjutan) Sub Grup 3 Spanish Water Dog French Water Dog Water Dogs Romagna Water Dog Wetterhoun American Water Spaniel Sumber : http://www.fci.be/en/ - Spanyol Perancis Italia Belanda Amerika Serikat Grup 9 : Companion (Anjing Pendamping dan Anjing Bermain) Anjing yang termasuk ke dalam grup ini umumnya tidak dimanfaatkan sebagai anjing pekerja hanya sebagai anjing pendamping. Grup anjing ini dibagi menjadi 10 sub grup (lihat Tabel 2.9) Tabel 2.9 Anjing Grup 9 Sub Grup (Section) Ras Anjing Asal Anjing Maltese, Bolognese Bichon Frise Italia France Poodle Standar, Poodle Medium, Poodle Miniatur, Poodle Toy Perancis Sub Grup 3 Small Belgian Dogs Belgian Griffon Belgia Sub Grup 4 Hairless Dogs Chinese Crested Dog China Sub Grup 5 Tibetan breeds Lhasa Apso, Shih Tzu, Tibetan Spaniel Tibet Sub Grup 6 Chihuahua Chihuahua Smooth-haired, Longhaired Meksiko Sub Grup 7 English Toy Spaniels Cavalier King Charles Spaniel, King Charles Spaniel Pekingese Japanese Chin Inggris Kromfohrlander Jerman French Bulldog Pug Boston Terrier Perancis Inggris Amerika Serikat Sub Grup 1 Bichons dan breed Sub Grup 2 Poodle Sub Grup 8 Japan Chin dan Pekingese Sub Grup 9 Kromfohrlander Sub Grup 10 Small Molossian tipe Dogs China Jepang Sumber : http://www.fci.be/en/ 20 - Grup 10 : Sight Hound (Anjing Pemburu) Anjing yang termasuk dalam grup ini adalah kelompok anjing yang berburu mangsa dengan mengandalkan pengliahatan yang tajam, kecepatan, dan ketangkasan. Grup ini dibagi menjadi 3 subgrup (Tabel 2.10) Tabel 2.10 Anjing Grup 10 Sub Grup (Section) Sub Grup 1 Long-haired or fringed Sighthounds Sub Grup 2 Rough-haired Sighthounds Sub Grup 3 Short-haired Sighthounds Ras Anjing Asal Anjing Afghan Hound Saluki Borzoi Afganistan Timur Tengah Rusia Irish Wolfhound Irlandia Spanish Greyhound Greyhound, Whippet Italian Greyhound Hungarian Greyhound Polish Greyhound Spanyol Inggris Italia Hungaria Polandia Sumber : http://www.fci.be/en/ Dari pembagian pengelompokan grup FCI tersebut terdapat 7 anjing yang umumnya ditangani dalam fasilitas klinik perawatan anjing adalah Anjing German Shepherd dari Grup 1 yang dikenal sebagai anjing cerdas dan patuh terhadap majikan, Anjing Siberian Husky dari Grup 5 yaitu Spitz & Primitive types yang memiliki ciri-ciri bulu yang panjang dan tebal dan memiliki penampilan yang cantik, Golden Retriever dan Labrador Retriever dari Grup 8 yaitu Retriever memiliki kemampuan membantu pekerjaan manusia, Beagel dari Grup 6 yaitu Scent Hound atau anjing pelacak dimana anjing ini memiliki kelebihan dalam indera penciumannya dan Shih-Tzu dari Grup 9 yaitu Companion atau anjing pendamping dan anjing bermain. Dari anjing yang nantinya ditampung dalam klinik merupakan anjing yang akrab dan cocok sebagai peliharaan dan dapat bermain dengan manusia. 2.6.2 Klasifikasi Anjing Menurut Ukuran Berdasarkan ukuran/bobotnya (diukur berdasarkan berat badan anjing), anjing diklasifikasikan ke dalam 4 kelompok yaitu small/kecil (1-10 kg), 21 medium/sedang (10-25 kg), large/besar (25-50 kg), dan giant/raksasa (>50kg). Klasifikasi ini dijadikan pedoman oleh produsen busana atau perlengkapan pemeliharaan anjing yang memasarkan produknya secara spesifik untuk anjing dengan bobot-bobot tertentu, lihat gambar 2.1 Small (1-10 kg) Chihuahua Pomeranian Maltese Whippet MiniaturPincher Medium (10-25 kg) Beagle Welsh Corgi Sith-Tzu Norwegian Elkhound Chow-Chow Basset Hound Border Terrier Spaniels Komondor Bull Terier Dalmatian Large (25-50 kg) Gian (>50kg) Siberian Husky Boxer Greyhound Saluki Retrievers Bloodhound Otterhound Airedale Terrier Great Pyrenees Rotweiler Kusvaz Giant Schauzer St Bernard Great Dane Afghan Hound Mastiff Gambar 2.1 Klasifikasi Anjing Menurut Bobot Sumber : http://e-journal.uajy.ac.id 22 Dari yang dapat dilihat pada Gambar 2.1 klasifikasi anjing menurut ukuran bobotnya yang akan di tampung pada fasilitas klinik perawatan anjing dengan ukuran small dengan bobot ±1-10kg yaitu anjing Pomeranian, Shih-Tzu dan Beagle, untuk ukuran medium dengan bobot ±25-50kg yaitu anjing Siberian Husky, Golden Retriever dan Labrador Retriever. Klasifikasi ukuran anjing ini nantinya sebagai pertimbangan dalam menentukan kandang yang sesuai bagi jenis anjing. 2.6.3 Karakteristik Fisik Anjing Pada dasarnya semua jenis anjing memiliki kesamaan dalam struktur kerangka dan perototannya, walaupun ukuran tubuh anjing sangat bervariasi namun setiap jenis anjing mempunyai gambaran anatomi tubuh yang sama (lihat Gambar 2.2). Untuk ukuran tubuh anjing terbagi menjadi dua kelompok yaitu ukuran tubuh besar dan ukuran tubuh kecil. Ukuran tubuh anjing menentukan ruang gerak yang mempengaruhi perkembangan dari kesehatan tubuh mereka seperti anak anjing yang berukuran besar diusahakan tidak bergerak diatas lantai yang licin karena dapat merusak pertumbuhan tulang kaki menjadi bengkok berbentuk huruf x atau bisa menjadi lumpuh (Puja; 2011; 9). Gambar 2.2 Anatomi Anjing Sumber : http://www.buzzle.com/articles/understandingdog-anatomy-with-labeled-diagrams.html 23 2.6.4 Sistem Indra dan Kebiasaan Perilaku Anjing Anjing merupakan hewan yang peka dengan ligkungan maupun keadaan disekitarnya, mereka memiliki naluri maupun insting yang kuat. Kelebihan tersebut dapat membedakan orang yang berniat baik maupun orang yang berniat jahat. Anjing memiliki banyak kelebihan pada sistem indranya salah satunya adalah indra penciumannya. Dengan kelebihan pada indra penciuman anjing dapat membantu pekerjaan manusia seperti menjadi teman berburu, penjaga hingga pencari jejak jika giat dilatihnya. 1. Sistem Indra Pada Anjing Sistem pengindraan anjing berbeda dengan manusia. Beberapa pengindraan anjing lebih peka terhadap lingkungan, hal ini dapat dilihat dari perilaku anjing sehari-hari dimana mereka menggunakan sistem indra tersebut dalam menemukan sesuatu (Puja; 2011; 10). a) Sistem Penglihatan Anjing mempunyai area penglihatan yang lebih luas jika dibandingkan dengan manusia. Kemampuan luas pandang anjing tersebut berkisar antara 2000 - 2700, sedangkan kemampuan batas penglihatan manusia hanya sampai 1000, dengan sudut tersebut kemampuan anjing dalam visualisasi menggunakan mata lebih luas dan lebih menangkap view dan pergerakan disekitar lingkungannya. Anjing juga memiliki kemampuan yang lebih baik dari manusia dalam keadaan gelap hal itu disebabkan karena anjing mempunyai reseptor penerima bayangan dalam keadaan gelap. b) Sistem Pendengaran Anjing mempunyai kemampuan mendengar suara dengan nada tinggi dan frekuensi suara yang rendah. Anjing mampu mendengar suara terendah sampai frekunesi 67 Hz dan suara dengan frekuensi tinggi sampai 47 KHz. Bila dibandingkan dengan manusia, yang hanya mampu mendengar frekuensi sampai 20 KHz. c) Sistem Penciuman Anjing mempunyai kemampuan untuk mencium dan merasakan perbedaan manusia maupun hewan dengan baik. Bahkan, anjing 24 mempunyai kemampuan untuk membedakan familinya. Bila dibandikan dengan manusia, anjing mempunyai daya penciuman 100 kali lebih baik. 2. Kebiasaan Perilaku Anjing Kebiasaan anjing menjadi kajian dalam mendapatkan informasi bagaimana mereka melakukan sesuatu dan menanggapi lingkungannya. Berikut adalah beberapa kebiasaan tersebut: a) BerUrine Anjing buang air kecil 3-4 kali sehari, dimana kebiasaan ini tumbuh sejak umur 6 bulan yang merupakan masa pendewasaan. Anjing buang air kecil biasanya dengan cara mengangkat 1 kaki di bagian belakang. Anjing menandakan daerah kekuasaan dengan cara mengeluarkan air kecil pada batas daerahnya. b) Mengunyah Anjing biasa mengunyah ketika menjumpai sesuatu yang membuatnya tertarik dan biasanya menjadi incarannya. Ketika gigi pada anjing muncul, maka rasa gatal muncul yang mengakibatkan anjing mengunyah dan menggigit apa saja yang membuat giginya tidak gatal lagi. c) Menggonggong Anjing yang sehat selalu menggonggong sebagai salah satu naluri yang diwariskan sejak kecil dan sebuah reaksi alami terhadap sesuatu disekitarnya. Suara gonggongan anjing dapat menandakan sesuatu, dan merupakan bentuk pengungkapan perasaan. 2.6.5 Penyakit Pada Anjing Pemahaman penyakit anjing secara umum dirasa perlu karena bagaimana cara penanganan yang baik akan dipertimbangkan dalam sisi arsitektur seperti pembentukan ruang yang baik, akan dijelaskan 4 jenis penyakit anjing yang umum ditangani pada Klinik Hewan umumnya di kota Denpasar. Jenis penyakit pada anjing sangat beragam, biasanya periode kehidupannya yang rawan terkena penyakit adalah masa anak-anak. Penyakit menular yang perlu diwaspadai adalah 25 penyakit Distemper dan penyakit Parvovirus, penyakit ini merupakan pembunuh utama anjing. Berikut adalah penyakit yang umum diderita oleh anjing yang disebabkan oleh virus dan bakteri (Puja; 2011; 189). 1. Distemper Penyakit ini disebabkan oleh virus. Distemper merupakan penyakit menular yang mematikan pada anjing. Biasanya menyerang anjing pada usia muda dan anjing dewasa yang daya tahan tubuhnya tidak baik. Cara penularan virus ini dari satu hewan ke hewan lainnya adalah melalui terhirupnya partikel virus melalui udara dari hewan yang sakit. 2. Parvovirus Penyakit ini merupakan penyakit menular pada anjing, terutama menyerang anjing yang masih muda. Penyakit ini disebabkan oleh virus. Tanda-tanda penyakit ini diawali dengan muntah dan berlanjut dengan diare berdarah dan berbau. Kematian pada anjing terjadi karena banyak kehilangan cairan tubuh. 3. Rabies Rabies merupakan penyakit yang sifatnya akut yang utamanya menyerang hewan karnivora, tetapi juga dapat menyerang manusia. Penyakit rabies disebabkan oleh virus. Vaksinasi merupakan cara paling ampuh untuk mencegah terjadinya infeksi penyakit ini. 4. Toxocariasis Toxocariasis adalah penyakit kecacingan yang disebabkan oleh cacing gelang. Cacing ini paling banyak menyebabkan kerugian pada anjing dimana cacing ini hidup dalam usus halus. Gejala umum dari penyakit kecacingan ini adalah diare, kekurusan dan perut membesar, diagnosa pasti dapat diteguhkan dengan pemeriksaan telur cacing pada tinja anjing. 2.6.6 Jenis-Jenis Anjing Berikut akan dijelaskan beberapa jenis anjing yang memiliki kemungkinan akan menjadi pertimbangan dalam tugas seminar, data ini di dapat dari survey Klinik Hewan dan Pet Shop di kota Denpasar yang umumnya jenis anjing ini 26 menjadi anjing peliharaan pada lokasi yang ditentukan. Hal ini dirasa perlu untuk mempelajari kebutuhan hewan. 1. Pomeranian Jenis anjing ini berasal dari Jerman. Pomeranian adalah anjing berukuran kecil dan berbulu halus (Gambar 2.3). Tinggi tubuh maksimumnya adalah 30cm dengan berat rata-rata adalah 5kg. Bentuk kepalanya menyerupai baji dengan telinga berdiri tegak dan memiliki sepasang mata yang cemerlang. Bulunya lebat dan panjang. Warna bulunya pada umumnya putih, merah, orange, hitam dan abu-abu. Pomeranian adalah anjing yang cerdas, jenis anjing ini mempunyai kecenderungan menggonggong secara berlebihan kepada orang yang tidak dikenalnya (Puja; 2011; 107). Gambar 2.3 Pomeranian Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Pomeranian_orangesable_Coco.jpg 2. Shih-tzu Anjing ini ditemukan di Tibet. Anjing ini mempunyai berat maksimum 6,4kg dan tinggi tubuh 27cm. Bentuk kepalanya bulat dan jarak antara kedua matanya cukup lebar. Moncongnya pendek dan bulat serta hidungnya berwarna hitam, dengan bulunya yang panjang dan lebat(Gambar 2.4). Shih-tzu adalah anjing yang sangat waspada, pemberani, dan aktif. Anjing ini sangat menyukai anak-anak sepanjang tidak merasa terganggu. Jenis anjing ini memerlukan perawatan bulu yang harus dilakukan secara rutin (Puja; 2011; 120). 27 Gambar 2.4 Shih-tzu Sumber : http://anjingkita.com/ 3. Golden Retriever Jenis anjing ini sangat aktif, manis, memiliki perilaku yang tenang dan baik, penuh kasih sayang, dan menyenangkan. Tinggi tubuh pada anjing jantan adalah 58-61cm dan anjing betina 55-57cm dengan berat rata-rata pada anjing jantan 29-34kg dan betina 27-32kg. Golden Retriever memiliki otot-otot besar yang kuat. Tipe bulunya bergelombang dan bercahaya serta mempunyai sifat kedap air (Gambar 2.5). Anjing ini dimanfaatkan sebagai anjing pemburu, penolong dan pelacak. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki semangat yang tinggi dan kekuatan indera penciuman yang tajam. Golden Retriever dapat dijadikan sahabat yang baik, anjing ini juga memiliki kesabaran yang tinggi dan kelembutan pada anak-anak dan bahkan pada bayi maupun balita (Puja; 2011; 86). Gambar 2.5 Golden Retriever Sumber : http://bib.ge/dogs/langdog.php 28 4. Labrador Retriever Anjing labrador berasal dari pulau Newfoundland. Anjing ini merupakan anjing yang agak pendek dengan tinggi tubuh pada anjing jantan 55-57cm dan betina 54-56cm dengan berat rata-rata 24-36kg. Kepalanya kuat dengan hidung yang besar. Anjing ini memiliki struktur leher yang kuat, seluruh tubuhnya ditutupi oleh bulu-bulu yang pendek dan lebat (Gambar 2.6). Warna bulunya hitam, coklat kekuning-kuningan dan coklat kemerahan. Labrador adalah anjing yang sangat loyal, pekerja keras dan lebih sabar daripada anjing Golden Retriever. Anjing ini juga lincah dan penuh kasih sayang (Puja; 2011; 95). Gambar 2.6 Labrador Retriever Sumber : http://anjingdijual.com/ 5. Beagle Beagle adalah anjing terkecil dari kelompok Hound. Nama beagle berasal dari kata Perancis yang berarti kecil. Beagle adalah anjing yang aktif, cukup kuat, dan tabah. Anjing ini mempunyai tinggi tubuh 33-40cm dengan berat badan 8,2-13,6kg. Mereka memiliki kepala yang kuat tetapi tidak kasar, hidung hitam dengan yang terbentuk dengan baik. Telinganya panjang menggantung didekat tulang pipinya (Gambar 2.7). Anjing beagle tersebut penuh kasih sayang, ceria, bersih, tenang dan menggongong dengan sangat nyaring (Puja; 2011; 55). 29 Gambar 2.7 Beagle Sumber : http://www.dogbreedhealth.com/beagle/ 6. Siberian Husky Anjing ini dikembangkan oleh para petualang di Siberia. Mereka merupakan anjing berukuran sedang, kuat, tegap, aktif, dan menyenangkan. Ukuran tubuh anjing jantan adalah 53-60cm dengan berat 20,5-27kg, sedangkan betina memiliki tinggi 51-56cm dengan berat 1622,5kg. Anjing ini memiliki mata yang berwarna coklat atau biru terang dengan ekspresi yang bersahabat. Siberian Husky memiliki bulu yang lebat sehingga sangat tahan dengan suhu beku -500C/-600C. Anjing ini memiliki warna abu-abu terang, abu-abu berbayangan hitam dan putih, abu-abu keperakan ataupun abu-abu seperti serigala (Gambar 2.8). Mereka mudah bersosialisasi, penuh kasih sayang, dan sangat patuh pada tuannya. Anjing ini memiliki sifat cepat bosan dan keras kepala (Puja; 2011; 122). Gambar 2.8 Siberian Husky Sumber : http://www.animalplanet.com/ 30 7. German Shepherd German Shepherd memiliki penampilan gagah dan menawan. Anjing ini berasal dari Jerman, terkenal akan kepatuhan dan kesetiannya terhadap majikan. Untuk ukuran tubuhnya memiliki tinggi 57,5-62,5cm dengan bobot 34-35kg. Anjing yang populer disebut herder ini penuh wibawa, cerdas, mudah dilatih dan penuh loyalitas pada pemiliknya. Anjing ini mempunyai inisiatif dalam menjalankan perintah yang diberikan. Tingkahnya lembut dan tidak kasar. Anjing ini memiliki bakat sebagai anjing gembala, penjaga rumah dan penuntun orang buta. Bisa menerima latihan-latihan keras dan berbagai keterampilan. Keistimewaan herder banyak dimanfaatkan oleh kepolisian maupun militer (Hatmosrojo; 2008; 33). Gambar 2.9 German Shepherd Sumber : http://www.animalplanet.com/ 2.6.7 Prinsip Dasar dalam Membuat Kandang Anjing Anjing merupakan makhluk hidup yang membutuhkan sejumlah perangkat hidup yang harus dipenuhi untuk hidupnya. Disinilah dasar pembangunan kandang dengan sistem modern. Bila hal yang diperlukan ternyata tidak dipenuhi maka anjing mudah stress, misalnya anjing sensitif dengan suara asing, bila anjing terkejut akan segera menyalak. Ada banyak perbedaan anjing dengan binatang lain dalam dasar-dasar pembangunan kandang seperti berikut (Santana; 2005; 23): 1. Anjing adalah binatang yang tidak suka berdiam diri dan lebih suka bergerak kesana kemari oleh karena itu diperlukan kandang dengan ukuran yang cukup luas. 31 2. Anjing sangat peka terhadap suara sekecil mungkin, sehingga sering menyalak. 3. Anjing mempunyai bantalan kaki yang spesifik. Hal ini menyebabkan lantai kandang jangan terlalu licin atau kasar yang dapat merusak kakinya. 4. Kandang anjing (sisi terpanjang) sebaiknya dibangun mengarah ke Timur sehingga selalu mendapat matahari pagi dan dihindari menghadap arah Barat karena akan memiliki kesan gelap. Berikut standarisasi kandang anjing menurut bobot yang direkomendasikan oleh American kennel klub (lihat Tabel 2.11). Tabel 2.11 Ukuran Kandang menurut American Kennel Club (AKC) Klasifikasi Berat Ukuran Kandang Small 1-10 kg L= 4m2 , T = 2m2 (Pomeranian, Beagle, Shitzu) Medium (Chow-chow, Bull Terrier, Dalmatian) 10-25 kg L = 6m2 , T = 2m2 Large (Siberian Husky, Retrievers, Boxer) 25-50 kg L = 8m2 , T = 2m2 Giant (Rotweiler, Mastiff, Greatdane) 50-75 kg L = 8m2 , T = 2m2 Sumber : http://e-journal.uajy.ac.id/ Standarisasi ukuran kandang menurut American Kennel Club ini akan digunakan dalam menentukan ukuran dari jenis anjing yang akan di tampung dalam fasilitas klinik perawatan anjing, dimana dalam fasilitas klinik akan menampung jenis anjing dengan klasifikasi ukuran bobot anjing small yaitu 110kg dan large yaitu 25-50kg. 2.7 Pemahaman Terhadap Fasilitas Sejenis Pemahaman terhadap proyek sejenis perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang ada dilapangan sehingga lebih mengetahui keadaan dan realitas 32 sesuai tidaknya dengan teori maupun peraturan yang ada. Dalam pembahasannya secara mendalam memperhatikan baik dari segi fisik dan nonfisik. 2.7.1 Bali Pet Shop Bali Pet Shop adalah sebuah tempat yang menjual berbagai kebutuhan hewan peliharaan, khususnya anjing dan kucing. Bali Pet Shop sendiri di sudah memiliki 12 cabang Pet Shop, di Denpasar sendiri terdapat 5 cabang yaitu di Renon, Sanur, Gatot Subroto Tengah, Teuku Umar dan di Setiabudi. Tinjauan proyek sejenis ini dilakukan di Bali Pet Shop yang berlokasi di Jl. Setiabudi No. 23 A, Denpasar. 1. Lingkup Pelayanan Lingkup pelayanan yang disediakan oleh pihak Bali Pet Shop Setiabudi untuk konsumen adalah: a) Konsultasi dan pengobatan hewan b) Penjualan makanan dan aksesoris serta keperluan lain c) Penjualan Hewan d) Salon Hewan 2. Ketersediaan ruang dan fasilitas Bali Pet Shop Setiabudi Berikut ruang-ruang yang terdapat di dalam penyediaan pelayanan Bali Pet Shop dibagi menjadi beberapa zona yang dipisahkan berdasarkan fungsinya. Namun dikarenakan ada renovasi dan keterbatasan pengambilan gambar pada objek sejenis sehingga hanya beberapa ruang yang mendapat gambar lengkap. a) Klinik Hewan Pada bagian klinik berikut adalah beberapa fasilitas yang disediakan untuk memenuhi fungsi daripada pengobatan terhadap hewan tersebut. - Ruang Konsultasi dan Ruang Penindakan Ruang ini berada di bagian belakang area retail. Dimana penanganan awal setelah melakukan konsultasi dilakukan penindakan langsung. Dekat dengan rung konsultasi disediakan area tempat tunggu bagi customer, 1 meja dengan 2 kursi saat konsultasi dan 1 buah meja untuk pemeriksaan. 33 Ruang Konsultasi dan Ruang Penindakan terdiri dari penyediaan furniture yang dibutuhkan seadanya dan disesuaikan dengan intesintas datangnya konsumen. Secara umum kualitas ruang cukup baik dimana fungsi ruang terpenuhi dengan baik. Dimensi ruang adalah 4m x 4m dirasa baik karena cukup dalam mewadahi aktifitas dari pelaku didalam ruangan. - Ruang Operasi Ruang operasi yang disediakan berada dekat dengan ruang penindakan dimana penangannya penyakit yang membutuhkan operasi dapat langsung ditangani di ruangan tersebut. Terdapat 1 meja operasi, lampu operasi dan tabung oksigen beserta peralatan infus (lihat Gambar 2.10). Gambar 2.10 Ruang Penindakan Bali Pet Shop Sumber : Observasi lapangan, 2015 Ruang Operasi merupakan salah satu sarana yang diperlukan dalam sebuah pet clinic. Secara umum tidak semua pet clinic mempunyai ruang operasi, namun dengan adanya ruang tersebut sangat membantu dalam penanganan. Besar ruang operasi sama dengan besaran ruang konsultasi dan penindakan yaitu 4m x 4m hal tersebut dirasa cukup untuk sirkulasi dan kegiatan yang dilakukan ditempat tersebut namun dirasa kurang memadai bagi hewan dikarenakan ruangan tersebut belum sepenuhnya selesai direnovasi. - Ruang ICU dan Ruang Farmasi Ruang ICU digunakan untuk hewan yang membutuhkan perawatan setelah melakukan operasi sehingga masa kritis dari hewan dapat 34 dijaga dan diperhatikan dengan baik. Sedangkan ruang farmasi digunakan untuk melakukan pembuatan obat-obatan bagi hewan ruangan tersebut dipisahkan oleh pembatas kaca, namun tidak diperkenankan untuk mengambil gambar pada ruangan ini. Di dalam ruang ICU terdapat 2 kandang, AC sedangkan pada ruang Farmasi terdapat lemari obat yang menempel di dinding atas dan peralatan membuat obat. Besaran ruangan 4m x 5m , dirasa sudah cukup untuk sirkulasi maupun aktifitas yang dilakukan namun sebaiknya Ruang ICU dan Ruang Farmasi dipisah sehingga secara tidak langsung mendukung penyembuhan terhadap hewan yang bersangkutan selain itu kelengkapan dari Ruang ICU diperlengkap. b) Pet Shop Pet Shop merupakan area yang bertujuan menjual barang-barang kebutuhan hewan. Fungsi utama keseluruhan bangunan terletak pada Pet Shop dimana kegiatan utama yang menjadi penting pada transaksi penjualan yang ada. Berikut adalah sarana dan fasilitas yang ada (lihat Gambar 2.11) - Kasir Penyediaan kasir yang berada ditengah area toko yang sejajar dengan pintu masuk toko sekaligus memudahkan bagi customer melakukan kegiatan pembayaran. • Box Kasir • Peralatan yang mendukung kegiatan berupa meja, kursi, computer, dll. Gambar 2.11 Kasir Penjualan Bali Pet Shop Sumber : Observasi lapangan, 2015 35 - Retail area Area yang digunakan untuk memajang barang penjualan yang dikelompokan sesuai dengan jenis kebutuhannya (lihat Gambar 2.12) dimana fasilitas yang ada dalam retail area seperti yang terlihat pada gambar, • Stand Penjualan Gambar 2.12 Display dan Retail area penjualan Bali Pet Shop Sumber : Observasi lapangan, 2015 c) Pet Grooming Pet Grooming adalah tempat yang digunakan sebagai salon hewan. Dimana kegiatan yang dilakukan adalah seperti potong kuku, merapikan bulu, memandikan hewan, dll. Adapun fasilitas yang terdapat pada pet grooming yaitu bath tub, kandang, lemari alat, meja, dll (lihat Gambar 2.13). Gambar 2.13 Ruang Grooming Bali Pet Shop Sumber : Observasi lapangan, 2015 d) Informasi pengelola Untuk klinik pada Pet Clinic ini tersedia 1 orang dokter hewan yaitu Drh. Komang Arbawa. Intensitas pasien dalam klinik 3-9 perhari. 36 Seluruh kegiatan dalam klinik dilaksanakan seorang diri, mulai dari pemeriksaan, penindakan, operasi hingga peracikan obat. Dari hasil wawancara yang didapat akan dilakukan penambahan Dokter Hewan pada pet clinic tersebut. Pet Shop sendiri dijalankan dengan tenaga kerja 8 orang, 4 wanita dan 4 laki-laki dengan sistem shift. Dimana ruang lingkup pengerjaanya mulai dari penyediaan barang penjualan, kegiatan kasir hingga salon hewan. Pengunjungnya perhari dalam kurun waktu tertentu berkisar antara 20-25 konsumen perhari. e) Tinjauan Arsitektur Secara tampilan dalam fungsi yang ditempatkan pada satu massa dapat dikatakan bahwa konsep perancangannya adalah fungsional dimana memaksimalkan penggunaan ruang dengan luasan yang ada. Penghawaan yang ada pada Bali Pet Shop sudah sangat baik dan sirkulasi yang terjadi dalam ruangan sudah baik namun penaatan ruang klinik masih dirasa kurang baik bagi hewan dikarenakan beberapa ruangan dijadikan satu walaupun memiliki fungsi dan kebutuhan yang berbeda. 2.7.2 Estimo Pet Shop dan Klinik Estimo Pet Shop dan Klinik adalah sebuah tempat yang melayani penitipan hewan serta tempat penjualan berbagai kebutuhan hewan dan menyediakan pelayanan fasilitas berupa salon hewan dan klinik hewan yang berada di Jl. Setiabudi no. 62 B, Denpasar. 1. Lingkup Pelayanan Lingkup pelayanan yang disediakan oleh pihak Estimo Pet Shop dan Klinik untuk konsumen adalah: a) Konsultasi dan pengobatan hewan b) Penjualan makanan dan aksesoris serta keperluan lain c) Penitipan Hewan d) Salon Hewan 37 2. Ketersediaan ruang dan fasilitas Estimo Pet Shop dan Klinik Berikut ruang-ruang yang terdapat di dalam penyediaan pelayanan Estimo Pet Shop dan Klinik dibagi menjadi beberapa zona yang dipisahkan berdasarkan fungsinya. a) Ruang Klinik Pada bagian klinik berikut adalah beberapa fasilitas yang disediakan untuk memenuhi fungsi daripada pengobatan terhadap hewan tersebut. - Ruang Konsultasi dan Ruang Penindakan Ruang ini berada di bagian belakang area retail. Dimana penanganan awal setelah melakukan konsultasi dilakukan penindakan langsung. Ruang Konsultasi dan Ruang penindakan dijadikan dalam satu ruangan yang kecil. Ruang Konsultasi dan Ruang Penindakan terdiri dari penyediaan furniture yang dibutuhkan seadanya (lihat Gambar 2.14). Secara umum kualitas ruang cukup dirasa kurang karena hanya terdapat 1 meja dengan peralatan diletakan diluar ruangan klinik bersebelahan dengan pintu masuk ruang klinik. Gambar 2.14 Ruang Klinik Estimo Pet Shop dan Klinik Sumber : Observasi lapangan, 2015 b) Pet Shop Pet Shop merupakan area yang bertujuan menjual barang-barang kebutuhan hewan. Barang kebutuhan hewan yang disediakan pada Pet Shop ini lengkap namun sirkulasi yang ada tidak terlalu baik dikarenakan peletakan barang-barang yang tidak rapi dan ditumpuktumpuk sehingga menimbulkan kesan sempit. 38 - Kasir Penyediaan kasir menempel pada tembok sebelah kanan dari pintu masuk toko dimana memudahkan bagi customer melakukan kegiatan pembayaran. - Retail area Area yang digunakan untuk memajang barang penjualan yang dikelompokan sesuai dengan jenis kebutuhannya namun sirkulasi yang terasa sempit (lihat Gambar 2.15). dimana fasilitas yang ada dalam retail area seperti yang terlihat pada gambar, • Stand Penjualan Gambar 2.15 Display dan Retail Area Penjualan Estimo Pet Shop dan Klinik Sumber : Observasi lapangan, 2015 c) Pet Grooming Pet Grooming adalah tempat yang digunakan sebagai salon hewan. Dimana kegiatan yang dilakukan adalah seperti potong kuku, merapikan bulu, memandikan hewan, dll. Adapun fasilitas yang terdapat pada pet grooming yaitu bath tub, kandang, lemari alat, meja, dll (lihat Gambar 2.16) namun fasilitas yang ada sedikit kotor dan berbau mungkin dikarenakan penghawaan hanya dari ventilasi pintu. Gambar 2.16 Ruang Grooming dan Perawatan Estimo Pet Shop dan Klinik Sumber : Observasi lapangan, 2015 39 d) Tempat Penitipan Tempat penitipan anjing diruangan ini terdapat 3 kandang besar untuk anjing besar dan ada 6 kandang anjing kecil. Dimana tidak semua terisi setiap harinya namun pada saat observasi terdapat 3 anjing jenis Golden Retriever di dalam kandang. Fasilitas yang ada di ruang penitipan adalah kandang dan AC (lihat Gambar 2.17). Dari besaran ruang yang memanjang 3m x 6m dirasa kurang leluasa sebagai ruang penitipan anjing dimana kebutuhan akan aktifitas membuat sebagian hewan tidak dapat menikmati suasana sehingga mempengaruhi kesehatan psychology hewan. Gambar 2.17 Ruang Penitipan Estimo Pet Shop dan Klinik Sumber : Observasi lapangan, 2015 e) Informasi pengelolaan Pet Shop ini memperkerjakan 10 tenaga kerja yaitu 4 tenaga kerja wanita dan 6 tenaga kerja laki-laki, dengan sistem pembagian shift. Pemilik dari Estimo Pet Shop dan Klinik ini adalah Dokter Hewan yaitu Drh. Liza Harwinanto selain Drh. Liza ada Dokter Hewan lain yang bekerja pada klinik yaitu Drh. A.A Ayu Ratih Oktaviani. Pasien dari klinik tersebut 3-5 perharinya. f) Tinjauan Arsitektur Secara tampilan dan sirkulasi yang ada pada area retail dirasa masih kurang, dikarenakan kurang tertatanya barang-barang yang ada disana. Pada ruangan klinik dirasa kurang mewadahi kegiatan dan aktifitas yang dilakukan diruang tersebut dikarenakan besaran ruang yang belum sesuai. Namun dari lingkup pelayanan, pelayanan yang diberikan sudah baik dirasa karena owner lagsung adalah dokter hewan dan mengerti jenis pelayanan yang baik bagi hewan. 40 2.7.3 Renon Vet Care Renon Vet Care merupakan klinik hewan yang sudah memberikan pelayanan kesehatan hewan selama 14 tahun di Bali, dengan memperhatikan kualitas pelayanan yang berorientasi pada kesehatan dan kesejahteraan hewan. Dengan 8 Dokter jaga yang masing-masing memiliki satu paramedis. Sistem kerja Dr Hewan tersebut menggunakan shift, Dokter jaga 24 jam hanya 1 Dr Hewan dengan 1 paramedisnya. Renon Vet Care yang menjadi observasi proyek sejenis ini berlokasi di Jl. Tukad Balian No. 170 Renon, Denpasar-Bali. 1. Lingkup Pelayanan Lingkup pelayanan yang diberikan oleh pihak Renon Vet Care untuk konsumen adalah: a) Pemeriksaan Rutin b) Pengobatan Parasit c) Vaksinasi d) Rawat Inap e) Dokter Jaga 24 Jam f) Perawatan Mata, Telinga, Gigi dan Kulit. g) Bedah Major dan Minor h) Panggilan ke rumah i) Pet Store 2. Ketersediaan ruang dan fasilitas Renon Vet Care Berikut ruang-ruang yang terdapat di dalam penyediaan pelayanan Renon Vet Care dibagi menjadi beberapa ruang yang dipisahkan berdasarkan fungsinya. Dokumentasi yang dapat diberikan oleh pihak Renon Vet Care hanya pada bagian R. Administrasi, Pet Store dan R. Tunggu dikarenakan beberapa lain hal. a) Klinik Pada bagian klinik terdapat beberapa ruang yang disediakan untuk memenuhi kegiatan daripada pengobatan terhadap hewan tersebut, yaitu: 41 - R. Administrasi & R. Tunggu Luasan ruang ini 6m x 4m dimana R. Administrasi berada disudut ruangan dan menjadi satu dengan R. Tunggu (lihat Gambar 2.18). Dengan luasan tersebut ruangan yang ada terasa nyaman ditambah dengan pencahayaan alami yang menerangi ruangan pada pagi hingga sore hari. Gambar 2.18 Ruang Administrasi dan R. Tunggu Sumber : Observasi lapangan, 2015 - R. Konsultasi, R. Penindakan dan R. Operasi Ruangan Konsultasi ini berada tepat di depan pintu masuk Klinik dengan 1 meja periksa ditengahnya. Besar ruangan ini 4m x 3m. R. Konsultasi menjadi 1 dengan R. Operasi sehingga dirasa kurang baik jika terjadi hal yang tidak teduga semisalkan pengunjung harian rata-rata 8-15 x dari hasil wawancara yang didapat sehingga jika terjadi hal seperti itu Konsultasi maupun penindakan dilakukan di R. Ronsen. - R. Ronsen dan R. Cetak Ronsen Ruangan ini disediakan untuk melakukan pengecekan terhadap penyakit dalam yang perlu dilakukan ronsen. Ruangan ini berada di areal Pet Store, penempatannya kedua ruangan menjadi satu sehingga mengefisienkan ruang menjadi lebih optimal dirasa kurang karena berada di areal Pet Store. Jika pasien sedang penuh konsultasi maupun penindakan di lakukan di ruangan ini. 42 - R. ICU, R. Farmasi dan R. Lab Ruangan ini letaknya berderatan antar ruang. Ruang ICU digunakan untuk hewan yang membutuhkan perawatan setelah melakukan operasi sehingga masa kritis dari hewan dapat dijaga dan diperhatikan, namun pada saat survey lapangan ruangan ini sedang ada penindakan terhadap hewan sehingga tidak diperkenankan untuk melihat. Ruang Farmasi digunakan untuk melakukan peracikan obat bagi hewan, dengan besaran ruang 3m x 3m dengan luasan sebesar itu dirasa cukup mewadahi kegiatan yang dilakukan didalam ruangan tersebut. Ruang Lab digunakan untuk melakukan pengecekan lebih seperti cek Darah, cek Urine, dll. Besar ruangan ini 3m x 3m dirasa dengan luasan sebesar itu sudah cukup mewadahi aktifitas yang dilakukan didalam ruangan tersebut. - Pet Store Pet Store yang ada di dalam klinik ini menjual makanan yang di rekomendasikan oleh para Dokter, sedikit berbeda dengan Pet Store lain yang memang menjual berbagai jenis ataupun merk bahan makanan. Luasan ruang ini 4m x 3m dengan retail yang tertata rapi disamping-sampingnya (lihat Gambar 2.19) Gambar 2.19 Ruang Pet Store Sumber : Observasi lapangan, 2015 2.8 Kesimpulan Fasilitas Sejenis Fasilitas yang menjadi studi observasi secara langsung memberikan informasi bagaimana tinjauan arsitektur yang ada, serta memberikan pertimbangan pengelolaan maupun efektifitas mengenai konsumen serta 43 penyediaan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Pada Tabel 2.12 dapat dilihat kesimpulan terhadap hasil observasi lapangan. Tabel 2.12 Kesimpulan pemahaman proyek sejenis Bali Pet Shop Estimo Pet Shop dan Renon Vet Care Klinik Lokasi Lingkup Pelayanan Fasilitas Jl. Setiabudi No. 23 A, Jl. Setiabudi No. 62 B, Jl. Tukad Balian No. 170 Renon, Denpasar Denpasar Denpasar a) Konsultasi dan a) Konsultasi dan a) Pemeriksaan Pengobatan pengobatan Rutin Hewan hewan b) Pengobatan b) Penjualan b) Penjualan Parasit Makanan dan makanan dan c) Vaksinasi aksesoris serta aksesoris serta d) Rawat Inap keperluan lain keperluan lain e) Dokter Jaga 24 c) Penjualan c) Penitipan Jam Hewan Hewan f) Perawatan d) Salon Hewan d) Salon Hewan Mata, Telinga, Gigi dan Kulit. g) Bedah Major dan Minor h) Panggilan ke rumah i) Pet Store A. Klinik A. Klinik A. Klinik a) R. a) R. a) R. Administrasi Konsultasi Konsultasi dan R. Tunggu dan R. dan R. b) R. Konsultasi, Penindakan Penindakan R. Penindakan b) R. Operasi dan R. Operasi c) R. ICU B. Pet Shop c) R. Ronsen dan d) R. Farmasi a) Kasir R. Cetak b) Stand Ronsen Penjualan d) R. ICU, R. B. Pet Shop Farmasi dan R. a) Kasir C. Pet Grooming Lab b) Stand a) Ruang e) Pet Store Penjualan Mandi b) Kandang C. Pet Grooming a) Ruang Mandi D. Tempat b) Salon Penitipan Hewan a) Kandang dan AC 44 Fungsi Fungsional Fungsional Khusus Bangunan Keunggulan Lengkap penyediaan penataan pengelolaan baik dalam fasilitas, dan terbilang Lengkap dalam penyediaan fasilitas, mengetahui kebutuhan dan kesehatan hewan dikarenakan owner adalah dokter hewan Lengkap dalam penyediaan fasilitas pelayanan klinik, penataan, pencahayaan, penghawaan dan pengelolaannya baik. Kelemahan Masih tenaga klinik kurangnya Penghawaan dan Ruangan Ronsen dan dokter pada sirkulasi yang masih Cetak Ronsen berada kurang, kurangnya di areal Pet Store penataan barang pada dan kurangnya R. ruangan dan kurang luasnya besaran ruang Konsultasi pada klinik sehingga tidak memaksimalkan fungsi ruang tersebut 2.9 Spesifikasi Umum Klinik Perawatan Anjing Spesifikasi Umum Klinik Perawatan Anjing yang dapat dijelaskan sesuai dengan teori ataupun tinjauan langsung yang didapatkan adalah sebagai berikut. 2.9.1 Pengertian Klinik Perawatan Anjing Berdasarkan tinjauan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Klinik Perawatan Anjing adalah suatu tempat dimana didalam tempat tersebut mencakup beberapa fungsi bangunan yang difokuskan terhadap kesehatan dan perawatan anjing peliharaan yang dirancang dengan baik bagi anjing peliharan dan civitas yang terlibat didalamnya. 2.9.2 Pelayanan Umum Adapun pelayanan secara umum yang merupakan bagian dari Klinik Perawatan Anjing sesuai dengan observasi maupun pengembangannya adalah sebagai berikut : 45 1. Pengobatan dan perawatan terhadap anjing peliharaan 2. Penerimaan penitipan anjing peliharaan 3. Berkumpulnya komunitas pecinta anjing Pemilihan lokasi memperhatikan persyaratan ideal untuk didirikannya Klinik Perawatan Anjing memandang aspek-aspek sebagai berikut: 1. Lokasi yang strategis 2. Tersedianya utilitas dan aksebilitas yang mendukung 3. Potensi nilai lokasi 4. Pengembangan lokasi 2.9.3 Batasan Fasilitas Hal-hal yang menjadi batasan dalam fasilitas ditinjau dari segala aspek diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan dan perancangan yang dijadikan objek adalah anjing peliharaan dan yang menjadi civitas utama adalah anjing. 2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 028 tahun 2011 mengenai Klinik 3. Peraturan Daerah yang berlaku dan dipakai pertimbangan untuk perencanaan dan perancangan. 2.9.4 Lingkup Pelayanan Dalam perencanaan dan perancangannya Klinik Perawatan Anjing mempunyai lingkup pelayanan yang akan disediakan, sebagai berikut: 1. Konsultasi dan pengobatan anjing yang dilakukan oleh Dokter Hewan 2. Penjualan makanan dan aksesoris serta keperluan lain di dalam Pet Shop 3. Penjualan hewan peliharaan yang sesuai dengan prosedur 4. Penitipan Anjing peliharaan 5. Salon anjing yang menyediakan perawatan untuk anjing 6. Pembagian informasi mengenai kesehatan anjing 7. Penyediaan sarana sosialisasi bagi pecinta anjing 46 2.9.5 Kelembagaan dan Pengelolaan Status kelembagaan dan pengelolaan yang ada dalam fasilitas sudah diatur dari awal agar jelas dan tepat. 1. Manajemen pengelolaan sepenuhnya dilakukan oleh swasta dengan alasan profesinalism pengelolaan dan peningkatan fungsi-fungsi komersil. 2. Terdapat keterikatan kelembagaan dengan isntansi Dinas Peternakan serta bekerjasama dengan organisasi Animal Wellfare. 2.9.6 Fasilitas Klinik Perawatan Anjing Secara umum fasilitas yang disediakan di dalam Klinik Perawatan Anjing berdasarkan observasi dilapangan maupun teori yang didapatkan, antara lain: 1. Klinik Anjing : R.Konsultasi. R. Penindakan, R.Operasi, R.Farmasi, R.Rontgen 2. Pet Shop : Retail Penjualan, Gudang Penyimpanan, Kasir 3. Pet Grooming : R. Rias, R. Mandi Anjing 4. Tempat penitipan anjing : Taman Kecil, R. Tidur Anjing Fasilitas Penunjang pada Klinik dan Perawatan Anjing, sebagai berikut: 1. R. Informasi 2. R. Administrasi 3. R. Sosialisasi 4. R. Service 47