implementasi konvensi senjata kimia di indonesia

advertisement
IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA
KIMIA DI INDONESIA
Disampaikan dalam “Chemical Security Awereness Webinars for Indonesia”
Kamis, 27 Juli 2017, Cyber 2 Tower - Jakarta
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Konten
1. Latar Belakang
2. Konvensi Senjata Kimia
3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540
4. Implementasi Regulasi KSK
5. Kegiatan terkait KSK
6. Program ke depan
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
1
Latar Belakang
Dalam tataran senjata pemusnah massal, kesehatan
juga menjadi titik yang rawan sebagai sasaran. Melalui
suatu penyebaran penyakit, suatu populasi dapat
diserang dengan senjata pemusnah massal berupa
instrumen senjata biologis.
Dengan semakin canggihnya teknologi, saat ini
manusia lebih mudah dan efektif dalam merakit
senjata pemusnah massal yang berbasis Kimia,
Biologi, Radiologi, Nuklir, dan Material Explosif
(CBRNE).
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
1
Latar Belakang
Kejadian pemusnahan
massal bukan hanya
diawali dari bom
Hiroshima dan Nagasaki
1945 saja namun sudah
dimulai sejak abad 14.
Di jaman perang abad 14, ada sebuah strategi perang dengan cara
menembakkan mayat ke suatu daerah untuk menebar penyakit.
Cara perang seperti ini dilakukan oleh Crimea yang selanjutnya
menjadi tren di Eropa.
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
1
Latar Belakang
Kejadian pemusnahan
massal pertama kali secara
terencana dilakukan oleh
Cosmo Gordon Lang,
Arcbishop of Canterbury
pada 1937. Pasukan fasis ini
menyerang Spanyol dan
China dengan senjata kimia
berupa gas mustard.
Efek gas mustard, Abyssina, 1936
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
1
Latar Belakang
Berangkat dari permasalahan besar tersebut. Dunia mulai
berbenah dengan mendirikan berbagai traktat dan konvensi
yang dilengkapi dengan instansi pelaksananya.
Traktat dan konvensi ini mengatur penggunaan barangbarang dual use yang sebenarnya bermanfaat untuk manusia
namun dapat disalahgunakan sebagai senjata pemusnah
massal melalui kegiatan proliferasi. Traktat dan konvensi
tersebut antara lain sbb.
Kimia
Chemical Weapon Convention (1993)
Instansi – OPCW
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
1
Latar Belakang
Biologi
Biological Weapon Convention (1972)
Instansi - PBB
Radiologi
Traktat PBB (1957)
Instansi - IAEA
Nuklir
Nuclear Non-Proliferation Treaty (1974)
Instansi – Nuclear Supplier Group (NSG)
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2
Konvensi Senjata Kimia (KSK) .
Chemical Weapon Convention (CWC)
KSK merupakan perjanjian dunia terkait
pemusnahan senjata pemusnah massal khususnya
senjata kimia yang diadopsi oleh PBB pada tahun
1992. KSK resmi diimplementasikan secara global
pada 29 April 1997.
KSK bertujuan melarang pengembangan,
produksi, penimbunan, dan penggunaan senjata
kimia. KSK juga mengatur penanganan
pemusnahan senjata kimia.
EMPAT PILAR KSK
1. Pemusnahan senjata kimia dan fasilitas produksi : Article I, III, IV, & V
2. Non proliferasi, kecuali kegiatan yang diizinkan : Article VI
3. Assistance & protection : Article X
4. Kerjasama internasional : Article XI
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2
Konvensi Senjata Kimia (KSK) .
Chemical Weapon Convention (CWC)
Instansi yang menangani KSK adalah The
Organisation for the Prohibition of Chemical
Weapon (OPCW). Lembaga ini memiliki
mabes di Den Haag, Belanda.
Lembaga ini dipimpin oleh Direktur Jenderal
dan memiliki 165 negara pihak. Melalui suatu
mekanisme election, OPCW juga memiliki
Dewan Eksekutif yg berasal dari negaranegara pihak.
www.opcw.org
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Resolusi DK PBB No. 1540
3
UN Security Council Resolution No.1540
Seiring dengan hal tersebut, Dewan Keamanan PBB juga
berupaya untuk mengintegrasi seluruh traktat/konvensi
tersebut melalui suatu resolusi.
DK PBB mengesahkan Resolusi
1540 pada tanggal 28 April 2004
dalam Bab VII Piagam PBB.
Resolusi ini dibuat untuk
mengendalikan proliferasi senjata
kimia, biologi, dan nuklir melalui
pengawasan terhadap peredaran
peralatan/komponen utama dan
pendukungnya serta teknologinya.
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Resolusi DK PBB No. 1540
3
UN Security Council Resolution No.1540
Paragraf-1 : Komitmen umum menolak senjata pemusnah massal oleh non-state actor
Paragraf-2 : Menindak secara hukum terhadap aktivitas pengembangan senjata
pemusnah massal oleh non-state actor
Paragraf-3a : Pengendalian dan audit material nuklir secara layak dan efektif
Paragraf-3b : Perlindungan bahaya material nuklir secara layak dan efektif
Paragraf-3c : Pengendalian perbatasan
Paragraf-3d : Pengendalian ekspor nasional secara komprehensif
Paragraf-6 : Daftar barang yang dikendalikan
Paragraf-8b : Kewajiban perusahaan internasional tunduk kepada hukum dan regulasi
domestik
Paragraf-8d : Peningkatan pengendalian dengan industri dan masyarakat
Paragraf-9 : Kerjasama dan dialog mengenai non-proliferasi
Paragraf-10 : Kerjasama aktif terhadap pencegahan peredaran barang yang dicurigai
sebagai komponen senjata pemusnah massal
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Implementasi Regulasi KSK
4
di Republik Indonesia
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1998
tentang Pengesahan Konvensi tentang Pelarangan Pengembangan,
Produksi, Penimbunan, dan Penggunaan Senjata Kimia serta tentang
Pemusnahannya
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2008
tentang Penggunaan Bahan Kimia dan Larangan Penggunaan Bahan
Kimia sebagai Senjata Kimia
Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2017
tentang Otoritas Nasional Senjata Kimia
Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2017
tentang Susunan Keanggotaan Otoritas Nasional Senjata Kimia
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pengadaan, Distribusi, dan Pengawasan Bahan
Berbahaya
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Implementasi Regulasi KSK
4
di Republik Indonesia
Undang-Undang Nomor 9/2008 tentang Penggunaan Bahan Kimia
dan Larangan Penggunaan Bahan Kimia sebagai Senjata Kimia.
1. Kementerian Perindustrian adalah ‘leading institution’ dalam
2.
3.
4.
implementasi KSK dan di dalam kepengurusan OTNAS KSK
Berpartisipasi aktif dalam menciptakan ketertiban dan keamanan
dunia sesuai dengan amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia.
Mematuhi implementasi KSK yang telah diratifikasi melalui UU
No. 6/1998 dan sebagai acuan hukum perdagangan internasional
bahan kimia yang berfungsi ganda.
Sebagai acuan hukum nasional dalam kaitan dengan pemanfaatan
dan pelarangan bahan kimia sebagai senjata kimia.
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Implementasi Regulasi KSK
4
di Republik Indonesia
Undang-Undang Nomor 9/2008 mengamanatkan:
1. Penggolongan bahan kimia sebagai senjata kimia
2. Penggunaan yang diizinkan dan pelarangan penggunaan
3.
bahan kimia
Pembentukan Otoritas Nasional Senjata Kimia
 Mewakili Indonesia dalam memenuhi hak dan
kewajiban sebagai salah satu negara pihak KSK
 Sebagai koordinator dan penghubung pemerintah Indonesia
dengan organisasi internasional dan/ atau negara pihak
 Sebagai koordinator penyelenggaraan kerjasama internasional
dengan negara pihak dan organisasi internasional KSK
4.
Pembentukan Sekretariat Otoritas Nasional untuk
mendukung pelaksanaan operasional Otnas
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Implementasi Regulasi KSK
4
di Republik Indonesia
Peraturan Presiden No. 19/2017 mengamanatkan:
1. Pembentukan Otoritas Nasional Senjata Kimia (OTNAS).
2. Penunjukan Kementerian Perindustrian sebagai Otoritas Nasional
Senjata Kimia.
3. Tugas Otoritas Nasional Senjata Kimia:
 Sebagai koordinator dan penghubung pemerintah Indonesia
dengan organisasi internasional dan/ atau negara pihak
 Menyelenggarakan fungsi koordinasi dengan instansi
pemerintah terkait
4. Dalam melaksanakan tugas sebagai penghubung, Otnas
berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri
5. Wewenang Otoritas Nasional Senjata Kimia:
Menunjuk Tim Inspeksi Nasional untuk mendampingi Tim Inspeksi
Internasional dan menjamin kelancaran pelaksanaan inspeksi.
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Implementasi Regulasi KSK
4
di Republik Indonesia
Keputusan Presiden No. 4/2017 merinci struktur OTNAS:
• Ketua
: Menteri Perindustrian
• Wakil Ketua I : Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka
• Wakil Ketua II : Dirjen Kerjasama Multilateral, Kemlu
• Sekretaris
: Direktur Industri Kimia Hulu
• Anggota
:
Sekjen. Kem. Kesehatan, Sekjen. Kem. Pertanian, Dirjen. Kekuatan
Pertahanan, Kem. Pertahanan, Dirjen.Bea Cukai, Kem. Keuangan,
Dirjen. Perdagangan Luar Negeri, Kem. Perdagangan, Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan, Kem. Pertahanan, Kepala Badan
Reserse Kriminal, Kepolisian Negara RI, Asisten Operasi Panglima
TNI, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik, LIPI, dan Deputi
Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, BPOM
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Implementasi Regulasi KSK
4
di Republik Indonesia
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pengadaan, Distribusi, dan Pengawasan Bahan
Berbahaya.
Distribusi bahan kimia daftar
diatur dalam Peraturan Menteri
Perdagangan No. 44 Tahun 2009
tentang Pengadaan, Distribusi,
dan Pengawasan Bahan
Berbahaya (termasuk Bahan
Kimia Daftar) sebagaimana
terakhir diubah dengan
Permendag No. 75 Tahun 2014.
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Kegiatan Terkait KSK
5
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
Deklarasi
Inspeksi dan Verifikasi
Penyampaian Data dan Informasi
Pelatihan dan Workshop
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Kegiatan Terkait KSK
5
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
DEKLARASI
• Aggregate National Data – Article VI
1. Laporan tahunan kegiatan ekspor-impor bahan kimia daftar 2 & 3.
2. Indonesia tidak memproduksi bahan kimia daftar, namun hanya
menggunakan bahan kimia daftar 2 sebagai bahan baku di industri.
3. Bahan kimia daftar 2 dan 3 yang umum digunakan adalah
Triethanolamine, Methyl Diethanolamine, Phosphorus Trichloride
4. Paling lambat disampaikan tanggal 31 Maret setiap tahun
• Program National Protective Purpose – Article X
1. Laporan tahunan program nasional terkait pencegahan insiden kimia
yang meliputi program yang telah berjalan, elemen/unit utama yang
bertanggung jawab terhadap insiden kimia, penelitian dan
pengembangan.
2. Disampaikan paling lambat 120 hari pada tahun berikutnya.
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Kegiatan Terkait KSK
5
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
DEKLARASI
• Deklarasi Other Chemical Product Facilities (OCPF) – Article VI
1. Deklarasi fasilitas produksi yang memproduksi bahan kimia non-daftar
(DOC/ Discrete Orgrete Chemical dan DOC- PSF/ Phosphor-SulfurFlourin) secara sintesis.
2. Sejak tahun 2001, Indonesia telah menyampaikan deklarasi OCPF
untuk 34 fasilitas yang memproduksi DOC termasuk PSF.
3. Penyampaian dilakukan apabila ada update industri OCPF baru
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
DEKLARASI
Deklarasi Other Chemical Production & Facilities OCPF
No
Nama Perusahaan
Lokasi
Product Group Codes
TAHUN 2011
1
PT. Kaltim Methanol Industri
Kalimantan Timur
Methanol (519)
2
PT. Medco Methanol Bunyu
Kalimantan Timur
Methanol (519)
3
PT. Petrokimia Gresik
Jawa Timur
Urea (519)
4
PT. Pupuk Iskandar Muda
Aceh
Urea (519)
5
PT. Pupuk Kalimantan Timur
Kalimantan Timur
Urea (519)
6
PT. Pupuk Kujang Cikampek
Jawa Barat
Urea (519)
7
PT. Pupuk Sriwidjaja
Sumatera Selatan
Urea (519)
8
PT. ASEAN Aceh Fertilizer
Aceh
Urea (519)
TAHUN 2013
1
PT. Asahimas Chemical
Banten
Vynil Chloride Monomer (511)
2
PT. Amoco Mitsui PTA Indonesia
Banten
Purified Terehthalic Acid (513)
3
PT. Indo Acidatama Tbk
Jawa Tengah
Ethanol (512B)
4
PT. Nippon Shokubai Indonesia
Banten
Acrylic Acid (511)
5
PT. Pertamina Refinery Unit III Plaju
Sumatera Selatan
598
6
PT. Pertamina Refinery Unit IV Cilacap
Jawa Tengah
511, 598
7
PT. Pertamina Refinery Unit VI Balongan
Jawa Barat
598
DEKLARASI
Deklarasi Other Chemical Production & Facilities OCPF
No
Nama Perusahaan
Lokasi
Product Group Codes
TAHUN 2014
1
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia
Banten
Purified Terehthalic Acid (513)
2
PT. Dover Chemical
Banten
Formaldehyde (519)
3
PT. Sintas Kurama Perdana
Jawa Barat
Formic Acid (513)
TAHUN 2015
1
PT. Lautan Otsuka Chemical
Banten
Azodicarbonamide (514)
2
PT. Sulfindo Adiusaha
Banten
Ethylene Dichloride, Vinyl
Chloride Monomer (511)
3
PT. Petronika
Jawa Timur
DOP, DOTP, DINP (513)
4
PT. Arjuna Utama Kimia
Jawa Timur
Urea Formaldehyde, Melamine
Formaldehyde (519)
5
PT. Justus Sakti Raya
Jakarta
Maleic Anhydride, Fumaric Acid
(513)
6
PT. Styrindo Mono Indonesia
Banten
Ethylbenzene (511)
DEKLARASI
Deklarasi Other Chemical Production & Facilities OCPF
No
Nama Perusahaan
Lokasi
Product Group Codes
TAHUN 2016
1
PT. Polychem Indonesia, Tbk
Banten
Trietylene glycol, Diethylene
glycol, Mono ethylene glycol,
Ethylene oxide (511, 512)
2
PT. KAO Indonesia Chemicals
Jawa Barat
Linear alkyl benzene sulfonate,
Sodium lauryl ether sulfate,
Sodium lauryl sulfate (511, 519)
3
PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk
Banten
Alkyl benzene (511)
4
PT. Findeco Jaya
Jakarta
Sulphonic acid (LABS/BABS) –
(511)
5
PT. Cheil Jedang Indoensia-Jombang
Jawa Timur
Mono Sodium Glutamate (541)
6
PT. BASF Care Chemical Indonesia
Jawa Barat
Texapon SLES series, Texapon
SLS series, Calcium stearate
dispersion, Ammonium stearate
dispersion (519)
7
PT. DyStar Colour Indonesia
Banten
Azo based dyes (531)
8
PT. Indorama Petrochemicals
Banten
PTA (513)
9
PT. Saridaya Plasindo
Banten
DOP, DINP (513)
10
PT. Cheil Jedang Indonesia-Pasuruan
Jawa Timur
L-Lysine HCl, L-Lysine Sulfate,
L-Tryptophan,
L-Threonine (541)
INSPEKSI
Inspeksi dan Verifikasi 2011 s.d. 2017
No
Nama Perusahaan
Lokasi
Pelaksanaan
1
PT. Petrokimia Gresik
Jawa Timur
12-15 Januari 2004
2
PT. Medco Methanol Bunyu
Kalimantan Timur
26-29 April 2004
3
PT. Asean Aceh Fertilizer
Aceh
27-30 September 2004
4
PT. Pupuk Iskandar Muda
Aceh
28 Juni – 1 Juli 2005
5
PT. Pupuk Sriwidjaja
Sumatera Selatan
25-28 September 2006
6
PT. Pupuk Kujang
Jawa Barat
14-16 Mei 2007
7
PT. Kaltim Methanol Industri
Kalimantan Timur
22-23 Mei 2007
8
PT. Pupuk Kalimantan Timur
Kalimantan Timur
22-23 Juni 2009
9
PT. Petrokimia Gresik
Jawa Timur
4-8 Juli 2012
10
PT. Petrokimia Gresik
Jawa Timur
14-18 Juli 2014
11
PT. Pertamina UP IV
Jawa Tengah
22-27 September 2014
12
PT. Asahimas Chemical
Banten
10 – 11 Juni 2015
13
PT. Pertamina UP III
Sumatera Selatan
19 – 21 Juli 2016
14
PT. Nippon Shokubai
Jawa Barat
24-25 Oktober 2016
15
PT. Lautan Otsuka
Jawa Barat
26-27 Oktober 2016
16
PT. BASF Care Chemical Indonesia
Jawa Barat
11-13 April 2017
Kegiatan Terkait KSK
5
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
DATA dan INFORMASI
• Needs Assessment and Compilation of Tools, Guidances, and Best
Practices on Chemical Safety and Security Chemical Management –
Article XI
1. Informasi mengenai penilaian kebutuhan, kompilasi pedoman,
panduan dan best practices terkait keselamatan dan keamanan
penggunaan bahan kimia
2. Tindak lanjut dari konferensi Negara Pihak KSK tahun 2011 dan
rekomendasi hasil Third Review Conference 2013
3. Saat ini, baru 16 Otoritas Nasional Negara Pihak yang
menyampaikan ke Sekretariat Teknis OPCW (ST OPCW)
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Kegiatan Terkait KSK
5
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
DATA dan INFORMASI
• Rapid Response Assistance Mission/RRAM – Article IX
1. ST OPCW memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan
bantuan dan tanggap darurat
2. ST OPCW meminta Negara Pihak untuk menyampaikan contact
person dari national focal point yang akan menangani isu-isu RRAM
• National Implementation Measures – Article VII
Penyampaian update regulasi nasional dalam kaitan implementasi
KSK
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Kegiatan Terkait KSK
5
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
DATA dan INFORMASI
• Needs Assessment and Compilation of Tools, Guidances, and Best
Practices on Chemical Safety and Security Chemical Management –
Article XI
1. Informasi mengenai penilaian kebutuhan, kompilasi pedoman,
panduan dan best practices terkait keselamatan dan keamanan
penggunaan bahan kimia
2. Tindak lanjut dari konferensi Negara Pihak KSK tahun 2011 dan
rekomendasi hasil Third Review Conference 2013
3. Saat ini, baru 16 Otoritas Nasional Negara Pihak yang
menyampaikan ke Sekretariat Teknis OPCW (ST OPCW)
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Kegiatan Terkait KSK
5
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
TRAINING &
WORKSHOP
WORKSHOP PERDANA di INDONESIA
The Table-Top Exercise on Prevention and Response to
Attack on Chemical Installation,
pada tanggal 19-20 Agustus 2013
di Jakarta Selatan – DKI Jakarta.
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Kegiatan Terkait KSK
5
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
TRAINING &
WORKSHOP
Table Top Exercise - Regional
Workshop for States Parties in Asia on
Assistance and Protection Against
Chemical Weapons
Nusa Dua – Bali
8-10 April 2014
Diikuti oleh 45 orang
dari 15 negara
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Kegiatan Terkait KSK
5
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
TRAINING &
WORKSHOP
Table Top Exercise
The Regional Table Top Exercise
for States Parties in Asia on
Article X Related Issue
Kuta - Bali
24 – 26 Maret 2015
Diikuti oleh 45 orang
dari 14 negara
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Kegiatan Terkait KSK
5
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
TRAINING &
WORKSHOP
Field Exercise - Regional Advanced Course and
Field Exercise on Assistance and Protection againts
Chemical Incidents for Asia-Pacific Countries.
Pelaksanaan: 4 - 8 April 2016 di Jakarta & Sentul
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Kegiatan Terkait KSK
5
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
TRAINING &
WORKSHOP
Laboratory Training - Course on
the Analysis of Chemical Related
to the Chemical Weapons
Convention, didanai oleh US
Dept. of State bekerjasama dengan
VERIFIN.
Tiga tahapan pelatihan:
1. Tahap 1: 1 minggu di Indonesia
2. Tahap 2: 2 minggu di Finlandia
3. Tahap 3: 1 minggu di Indonesia
Balai Besar Kimia dan Kemasan
23 – 27 Mei 2016
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Kegiatan Terkait KSK
5
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
TRAINING &
WORKSHOP
Workshop on Needs Assessment
and Best Practices on Integrated
Chemical Management
Jakarta, 20 – 22 Maret 2017, Peserta: 50 orang dari 23 negara
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Kegiatan Terkait KSK
5
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
TRAINING &
WORKSHOP
Memfasilitasi penyelenggaraan Industrial Attachment of
the Associate Programme 2017.
Proyeksi pelaksanaan
Rencana pelaksanaan 4 – 22 September 2017
Di PT. Pupuk Kujang, Cikampek
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Kegiatan Terkait KSK
5
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
TRAINING &
WORKSHOP
 ST OPCW menyelenggarakan beberapa kegiatan
pelatihan internasional/ workshop/ course bekerjasama
dengan Negara Pihak antara lain:
• OPCW Associate Programme
• Laboratory Course
• Basic Course for National Authority Personnel
• Regional Basic Training Course for National Authorities of Asian
States Parties
• Field Exercise
• Table Top Exercise
• Integrated Chemical Management Workshop
• Natural Products Chemistry Training
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
5
Kegiatan Terkait KSK
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
TRAINING &
WORKSHOP
Kegiatan internasional yang
diikuti oleh partisipan dari Indonesia
No
Kegiatan
Lokasi
Waktu
Instansi
1
Assistance and Protection Course for
Instructors
Republik Ceko
18 – 25 Mei
2016
Ditziad
2
Basic Course on Assistance and
Protection
Turki
30 Mei – 3
Juni 2016
Puslabfor
3
Training Course on Conducting
Sampling and Analysis in a Highly
Contaminated Environment
Polandia
6 – 11 Juni
2016
LIPI
4
Basic Course on Assistance and
Protection against Chemical
Weapons
Swiss
18 – 22 July
2016
Puslabfor
5
Laboratory Course on Analysis of
Chemical Weapons Agents Samples
Belanda
3 – 7 Oktober
2016
LIPI
6
International Advanced Course on
Assistance and Protection Against
Chemical Weapons
Pakistan
14 – 18
November
2016
Puslabfor
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Kegiatan Terkait KSK
5
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
TRAINING &
WORKSHOP
Kegiatan internasional yang
diikuti oleh partisipan dari Indonesia
No
Kegiatan
Lokasi
Waktu
Instansi
Swiss
21 – 25
November
2016
Puslabfor
2016
Universitas Brawijaya
23 – 25
February 2016
Kemenperin, RCI,
Universitas Brawijaya
4 – 8 April
2016
Universitas Brawijaya
29 Juli – 30
September
2016
Kemendag
7
Swiss Lab Course
8
Annual Workshop on Article X
Qatar
9
Seminar on the Chemical Weapons
Convention and Chemical Safety and
Security Management for Member
States of the OPCW in the Asia
Region
Qatar
10
Chemical Safety and Security
Management
11
Associate Programme
Jerman
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
5
Kegiatan Terkait KSK
oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI
TRAINING &
WORKSHOP
Kegiatan internasional yang
diikuti oleh partisipan dari Indonesia
No
Kegiatan
Lokasi
Waktu
Instansi
Banglades
2–4
November
2016
FIKI, Akademisi, RCI
2–4
November
2016
Kemenperin, FIKI, PT. NSI
7–8
Desember
2016
PT. CAP
13 – 15
Desember
2016
FIKI, PT. NSI
22 – 24 Maret
2016
FIKI
12
Seminar on Chemical Safety and
Security Management for SAARC
and ASEAN
13
Seoul Workshop on the Peaceful
Development and Use of Chemistry
for Member State of the OPCW in
the Asian Region
Korea Selatan
14
Forum on Addressing Challenges of
Integrated Chemical Management in
Petrochemical Industries
Qatar
15
Workshop on Needs Assessment and
Best Practices on Chemical Safety
and Security Management
Latvia
16
Training Course for NA Involved in
Fulfilling Article VI Declaration
Requirement of the CWC
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
6
Program ke depan
1.
UU No. 9 Tahun 2008 mengamanatkan untuk menetapkan
beberapa peraturan teknis senjata kimia antara lain:
a. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perizinan dan
Pelaporan Bahan Kimia Daftar
b. Rancangan Peraturan Menteri tentang Daftar Bahan Kimia
Daftar, Prekursor, dan Discrete Organic Chemical
2.
Rencana Kerja:
a. Identifikasi seluruh industri terkait dengan deklarasi OCPF
b. Penyusunan regulasi terkait tanggap darurat penanggulangan
insiden kimia
c. Penyusunan Pengurus Sekretariat Otoritas Nasional KSK
d. Pembentukan tim inspeksi nasional
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
TERIMA KASIH
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2017
Download