BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Perusahaan Konveksi Mella Desa Jungsemi
Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
3.2.
Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas ( Variabel Independen )
Variabel bebas merupakan variabel yang tidak tergantung pada
variabel lain (Husein Umar, 2004;101). Variabel Bebas di sini adalah
pendapatan, pelayanan dan lingkungan kerja.
2. Variabel Terikat ( Variabel Dependen )
Variabel terikat merupakan variabel yang tergantung pada variabel lain
(Husein Umar, 2004:101). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
produktifitas kerja karyawan perusahaan Konveksi Mella Desa Jungsemi
Kecamatan Wedung Kabupaten Demak (Y).
3.3.
Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau
memberikan operasional yang diberikan untuk mengukur variabel tersebut
(Sudjana, 2011: 55). Definisi operasional variabel penelitian ini adalah sebagai
berikut :
31
32
1. Variabel Pendapatan (X1)
Pendapatan disini peneliti mengambil pendapat responden tentang
UMR, kecukupan kebutuhan hidup, gaji tepat waktu, menunjang semangat
kerja dan tanggung jawab.
Dalam angket variabel pendapatan dibedakan menjadi tiga kriteria
yaitu kebutuhan hidup L; C; K berdasarkan interval jumlah nilai terendah 13
dan tertinggi 21 hasil berikut ini :
I
13
II
III
15,7
18,3
21
L ebih apabila pada interval 3 dan diberi kode 3 dengan indikator S etuju
(
18,3 - 21
)
C ukup apabila pada interval 2 dan diberi kode 2 dengan indikator N etral
( 15,7 - < 18,3 )
K urang apabila pada interval 1 dan diberi kode 1 dengan indikator T idak
S etuju
( 13 - < 18,3 )
Maka skala variabel pendapatan berskala interval.
2. Variabel Pelayanan (X2)
Pelayanan dalam penelitian ini peneliti mengambil dari pendapat
responden tentang kenyamanan aktivitas karyawan, kepercayaan terhadap
perusahaan, tepat waktu dalam pelayanan, profesionalisme dalam pelayanan.
Dalam angket pelayanan dibedakan menjadi tiga kriteria yaitu
kenyamanan dalam pelayanan kerja L; C; K berdasakan interval jumlah nilai
terndah 13 dan tertinggi 21 hasil berikut ini :
33
I
13
II
15,7
III
18,3
21
L ebih apabila pada interval 3 dan diberi kode 3
( 18,3 - 21 )
C ukup apabila pada interval 2 dan diberi kode 2
( 15,7 - < 18,3 )
K urang apabila pada interval 1 dan diberi kode 1
( 13 - < 15,7 )
Maka skala variabel pendapatan berskala interval.
3. Variabel Lingkungan Kerja (X3)
Lingkungan kerja dalam penelitian ini peneliti ambil dari pendapat
responden tentang kerjasama dalam pekerjaan, hubungan antar karyawan,
kemampuan dalam melaksanakan tugas dan tata cara kerja.
Dalam angket lingkungan kerja dibedakan menjadi tiga kriteria yaitu
keadaan kerja L; C; K berdasakan interval jumlah nilai terendah 13 dan
tertinggi 21 hasil berikut ini :
I
13
II
15,7
III
18,3
21
L ebih apabila pada interval 3 dan diberi kode 3
(
18,3 – 21 )
C ukup apabila pada interval 2 dan diberi kode 2
( 15,7 - < 18,3 )
34
K urang apabila pada interval 1 dan diberi kode 1
( 13 - < 15,7 )
Maka skala variabel pendapatan berskala interval.
4. Variabel Produktivitas Kerja Karyawan (Y)
Produktivitas kerja karyawan disini peneliti mengambil pendapat
responden tentang cara menyelesaikan tugas, ketepatan waktu, prakarsa dan
kreativitas, komunikasi dan konsultasi, kontuinitas produksi.
Dalam angket produktivitas kerja dibedakan menjadi tiga kriteria yaitu
kemampuan produksi L; C; K berdasakan interval jumlah nilai terendah 14
dan tertinggi 21 hasil berikut ini :
I
14
II
16,3
III
18,7
21
L ebih apabila pada interval 3 dan diberi kode 3
(
18,7 – 21 )
C ukup apabila pada interval 2 dan diberi kode 2
( 16,3 - <18,7 )
K urang apabila pada interval 1 dan diberi kode 1
( 14 - < 16,3 )
Maka skala variabel pendapatan berskala interval.
3.4.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
35
Populasi didefinisikan sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai
generalisasi hasil penelitian atau yang akan diamati dan diteliti (Saifudin
Azwar,
2004:77). Sedangkan menurut Arikunto (2006:58), populasi
merupakan totalitas dari semua obyek atau individu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Sudjana (2010: 55)
berpendapat bahwa populasi adalah kelompok keseluruhan orang, peristiwa,
atau sesuatu yang ingin diselidiki. Dari pengertian tersebut, yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Perusahaan Konveksi Mella
Desa Jungsemi Kecamatan Wedung Kabupaten Demak yang berjumlah 120
orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan obyek penelitian
sebagai wakil dari para anggota populasi (Saifudin Azwar, 2004:79). Menurut
Sudjana (2010: 70), sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui
cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap
yang dianggap bisa mewakili populasi.
Jumlah sampel yang diambil dari para anggota diambil didasarkan
pada penetuan rumus solvin dalam buku Husein Umar (2004:108) yaitu :
n
=
N
1  N (r ) 2
=
120
1  120(0,1) 2
= 54,55  60 (pembulatan keatas)
36
Keterangan :
n
:
Ukuran sampel
N :
Ukuran populasi
E :
Nilai kritis yang diinginkan sebesar 10 %
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung jumlah sampel yang
diambil sebanyak 60 karyawan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah pengambilan sampel non-probabilitas / non acak. Dengan cara ini
semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih
menjadi anggota sampel karena pengambilan sampel tersebut berdasarkan
pertimbangan tertentu oleh peneliti.
3.5.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang diperlukan untuk menyusun laporan ini adalah data primer
dan data sekunder yaitu :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama, baik
dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian
kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Husein Umar, 2004:99). Data
yang digunakan oleh penulis ini adalah kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain (Husein
Umar, 2004:100). Misalnya tabel-tabel atau diagram-diagram. Data sekunder
37
yang didapat oleh penulis berupa hasil-hasil olahan dari perusahaan, seperti :
jumlah karyawan, proses produksi, jenis produk dan harga produk.
3.6.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan oleh penulis disini adalah :
1. Wawancara
Wawancara
yaitu tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung (Husaini Usman, 2003:57). Wawancara dalam penelitian ini untuk
memperoleh data pendukung khususnya mengenai kondisi kerja dalam
perusahaan yang diperoleh langsung dari narasumber utama baik itu karyawan
maupun pemilik perusahaan.
2. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejalagejala yang diteliti (Husaini Usman, 2003:54). Metode ini digunakan untuk
memperoleh data-data riil serta mencocokkan dengan kondisi yang sebenarnya
melalui pengamatan langsung di lapangan.
3. Kuesioner
Kuesioner ialah daftar pertanyaan atau pertanyaan yang dikirimkan kepada
responden baik secara langsung atau tidak langsung melalui pos atau perantara
(Husaini Usman, 2003:60). Metode ini digunakan untuk memperoleh
informasi langsung berkenaan dengan obyek penelitian, berdasarkan hasil
jawaban karyawan perusahaan.
4. Dokumentasi
38
Dokumentasi aialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumendokumen (Husaini Usman, 2003:60).
3.7.
Metode Pengolahan Data
Dalam tahap pengolahan data dilakukan kegiatan-kegiatan pendahuluan
dari analisis kuantitatif meliputi :
1. Editing (editing data mentah), yaitu untuk mengetajui kesalahan-kesalahan
yang terdapat di dalam sampel, sehingga hasilnya dapat diyakini (Freddy
Rangkuti, 2005:83).
2. Coding (Pengkodean data), berarti menerjemahkan data ke dalam kode,
biasanya kode angka yang bertujuan untuk memudahkan memasukkan data ke
dalam komputer lembar tabulasi (Freddy Rangkuti, 2005:83).
3. Scoring, yaitu kegiatan yang berupa pemberian nilai atau harga yang berupa
angka pada jawaban pertnyaan untuk memperoleh data kuantitatif yang
diperlukan.
Dalam pemberian skor pada jawaban pertanyaan menggunakan skala interval
(Philip Kotler,2004:126) sebagai berikut :
a) Untuk jawaban Lebih (L) mendapat skor
= 3
b) Untuk jawaban Cukup (C) mendapat skor
= 2
c) Untuk jawaban Kurang (K) mendapat skor
= 1
39
4. Tabulating, yaitu pengelompokan atas jawaban-jawaban dengan teliti dan
teratur, kemudian dihitung dan dijumlahkan sampai terwujud dalam bentuk
tabel yang berguna.
40
3.8.
Uji Validitas dan Uji Realibilitas
1. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kesalahan suatu instrumen. Uji Validitas adalah mengumpulkan kevalidan
suatu instrumen (Arikunto, 2007 : 160). Validitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah validitas internal, di mana sebagian instrumen
mendukung
misi
sebagian
instrumen
secara
keseluruhan,
dengan
menggunakan analisis faktor yaitu dengan cara mengkorelasikan skor faktor
dengan skor total, dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson
(Hasan, 2002:81) yaitu :
r
n  xy  ( x )( y )
n  x 2   x 
2
n  y 2   y 
2
Keterangan :
r
: Koefisien korelasi
x
: Variabel bebas
y
: Variabel terikat
n
: Jumlah responden
Adapun dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a) Jika r hasil positif, serta r hasil  r tabel, maka hasil tersebut valid.
b) Jika r hasil negatif, dan r hasil  r tabel, maka hasil tersebut tidak valid.
c) Jika r hasil  r tabel, tapi bertanda negatif maka hasil tersebut tetap tidak
valid.
41
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah
instrumen. Uji Reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
(Arikunto, 2002 : 168). Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen
menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut (Arikunto, 2007:169):

k r
1  (r  1) k
Keterangan :
 : Koefisien reliabilitas
k : Banyaknya pertanyaan
r
: Reliabilitas instrumen
Suatu angket dinyatakan reliabel (andal) jika  > 0,60 (Imam Ghozali,
2007:42), dan pengambilan keputusan dalam penelitian ini adalah :
a) Jika r alpha hitung  Cronbach alpha, maka butir soal tersebut reliabel.
b) Jika r alpha hitung  Cronbach alpha, maka butir soal tersebut tidak
reliabel.
3.9.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas ( Ghozali, 2001).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak
42
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar
sesama variabel bebas sama dengan nol. Dalam penelitian ini teknik untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah
melihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF), dan nilai tolerance. Apabila
nilai tolerance mendekati 1, serta nilai VIF disekitar angka 1 serta tidak lebih
dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel
bebas dalam model regresi (Santoso,2000).
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi
normal (Ghozali,2001).
Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data normal. Sedangkan dasar
pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali,2001):
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
43
3. Uji Heteroskesdastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan
yang lain (Ghozali,2001). Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED,
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual
(Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-standardized (Ghozali,2001).
Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas
adalah (Ghozali,2001):
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu
teratur
(bergelombang,
melebur
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.10.
Analisis Data
1. Analisis Regresi Berganda
Dalam kasus ini, variabel dependen dipengaruhi oleh lebih dari satu
variabel penjelas. Jika kita memasukkan semua variabel yang berpengaruh
tersebut ke dalam model regresi, maka kita akan menggunakan analisis regresi
berganda, dimana beberapa variabel penjelas digunakan untuk memprediksi
nilai dari sebuah variabel dependen. Model umum regresi berganda (Freddy
Rangkuti, 2002 : 162) ;
Y = b0 + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + e
44
Keterangan :
Y
:
Variabel dependen (produktivitas kerja karyawan)
b0
:
Konstanta
b 1, b2, b 3
:
Koefisien regresi
X1
:
variabel independen (pendapatan)
X2
:
variabel independen (pelayanan)
X3
:
variabel independen (Lingkungan kerja )
e
:
error atau sisa ( residual )
2. Koefisien Determinasi ( R square )
Menurut Hasan (2006:44) Koefisien Determinasi adalah angka atau
indeks yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan sebuah
variabel atau lebih variabel bebas, (X) terhadap variasi (naik/turunnya)
variabel yang lain variabel terikat, (Y). Nilai koefisien determinasi
ditunjukkan oleh nilai adjusted R square yang besarnya 0–100% yang
menunjukkan bahwa penelitian yang akan dilakukan mempunyai pengaruh
sebesar nilai adjusted R square. Rumus Koefisien Determinasi : KD = r2 x
100%
Keterangan :
KD =
Koefisien Determinasi
r
koefisien korelasi
=
Kesimpulan :
a. Bila nilai Koefisien Determinasi 0% berarti tidak ada pengaruh variabel
independen (X) terhadap varabel dependen (Y);
45
b. Bila nilai Koefisien Determinasi 100% berarti variasi (naik/turunnya)
variabel dependen (Y) adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen
(X);
Bila nilai Koefisien Determinasi berada di antara 0 dan 100%
(0%<KD<100%) maka besarnya pengaruh variabel independen (X) terhadap
variasi (naik/turunnya) variabel dependen (Y) adalah sesuai dengan nilai
Koefisien Determinasi itu sendiri, dan selebihnya berasal dari faktor-faktor
lain.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis secara individual
(H1, H2, H3) dengan uji t,
sedangkan secara simultan (H4) dengan uji F.
a. Analisis Uji F ( F-test )
Uji F dilaksanakan untuk menguji pengaruh faktor daya tarik jasa
secara bersama – sama (Hasan, 2006:107). Adapun langkah – langkah
yang dilakukan untuk melakukan Uji F adalah sebagai berikut :
1) Perumusan Hipotesis
H0 : ß1, ß2 = 0,
tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
pendapatan dan pendidikan terhadap produktivitas
karyawan.
Ha : ß1, ß2 > 0,
ada pengaruh yang signifikan antara variabel
pendapatan dan pendidikan terhadap produktivitas
karyawan.
2) F Hitung
46
Uji F digunakan untuk menguji secara simultan (bersama-sama)
apakah model yang digunakan ( Ŷ = a + bx + e) itu cocok. Adapun
rumus yang dapat digunakan untuk menghitung adalah sebagai berikut
F =
R2
K
2
(1  R )( n  k  1)
Keterangan :
R = Koefisien korelasi berganda
k
= Jumlah variabel independen 2 variabel /lebih
n
= Jumlah sampel
Mencari F tabel yaitu dengan mencari derajat kebebasan ( df ) di mana
df1= k, df2 = n-k-1, dan tingkat kepercayaan yang digunakan 95% atau
 = 5 sehingga didapat df (, k, n-k-1)
Ho Ditolak
Ho Ditolak
Daerah Penerimaan Ho

Gambar 3.1
Gambar Kurva Distribusi F
Kesimpulan :
Ha diterima bila F hitung > F tabel
Ha ditolak bila F hitung < F tabel

47
b. Analisis Uji t
Uji
t
digunakan
untuk
pengujian
hipotesis
penelitian
(Hasan,2006:96). Dengan rumus sebagai berikut :
t hitung 
b
sb
Keterangan :
b : koefisien regresi
sb : standart error
Adapun langkah pengujian sebagai berikut :
(1) Ho : µ = 0; Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada pengaruh
antara variabel X terhadap variabel Y secara positif dan signifikan.
(2) H1 : µ  0; Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh antara
variabel X terhadap variabel Y secara positif dan signifikan (nyata).
(3) Tingkat kepercayaan yang digunakan 95 % atau  = 5 %.
(4) Derajat kebebasan (df) = n – k – 1.
Dimana
n
: jumlah sampel
e, l, k : variabel bebas
48
(5) Kriteria pengujian
Ho ditolak
Ho ditolak
Ho diterima


Gambar 3.2
Gambar Kurva Distribusi t
Dasar dalam pengambilan keputusan :

Ha ditolak jika t hitung < t tabel.

Ha diterima jika t hitung > t tabel.
Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua fihak (two
tail test) berlaku ketentuan bahwa bila harga t hitung berada pada daerah
penerimaan Ho atau terletak diantara harga tabel, maka Ho diterima dan
Ha ditolak. Dengan demikian bila harga t hitung lebih kecil atau sama
dengan (< ) dari harga tabel maka Ho diterima.
Dalam memudahkan penghitungan analisis data, maka penulis
menggunakan alat bantu analisis data dengan menggunakan program SPSS
16.0 for windows.
Download