KE DAFTAR ISI ISSN 0216 - 3128 48 Ign. Djoko Sardjono, dkk. PEMAKAIAN METODE ADSORPSI GELEMBUNG UNTUK PEMUNGUTAN KEMBALI UNSUR Ag DARI AIR LIMBAH CUCIAN FILM FOTOTHORAKS Ign.Djoko Sardjono, Prayitno, Herry Poernomo, Wasim Yuwono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan- BATAN ABSTRAK PEMAKAIAN METODE ADSORPSI GELEMBUNG UNTUK PEMUNGUTAN KEMBALI UNSUR Ag DARI AIR LlMBAH CUCIAN FILM FOTOTHORAKS. Penelitian ini bertuJuan untuk mengetahui persentase Ag yang bisa terpungut kembali dari air Iimbah yang mengandung Ag dengan proses adsorpsi gelembung. Keberhasilan dalam memungut kembali logam Ag dari air Iimbah juga berpotensi zlIltuk meminimalkan konsentrasi Ag sebagai unsur logam yang beracun bagi manusia dan Iingkungan. Persentase rekoveri Ag dari air Iimbah secara eksperimental diperhitungkan dari beberapa parameter proses yang berpengaruh yakni pH air Iimbah , konsentrasi dan volume bahan kolektor Cu yang ditambahkan ke dalam air Iimbah yang diolah serta volume bahan frothernya. Eksperimen dilakukan dengan umpan air Iimbah yang mengandung Ag dengan konsentrasi awal = 190 ppm , dengan pH yang divariasi dari 5-12 , konsentrasi kolektor Cu yang divariasi dari 100 - 300 ppm dan volume kolektor dari 0-50 ml serta volume frother polipropilenglikol (PPG) dari 0-5 ml dengan parameter pH tetap =9 , kemudian adsorpsi gelembung dilakukan selama waktu 2 menit dan cuplikan dari hasil adsorpsi gelembung dianalisis dengan spektrofotometer Spectronic -20 untuk memperhitungkan hasil rekoveri perak (RA)(dalam %),. Experimental data menunJukkan bahwa nilai RAg bertambah dengan bertambahnya pH air Iimbah dari 5-12 dengan RA}( maksimum = 78,04% dicapai pada pH=9 . Bertambahnya konsentrasi dan volume larutan kolektor (Cu) juga menaikkan RAildengan nilai maksimum = 76,01% pada konsentrasi larutan kolektor (Cu) =300 ppm dan penambahan volume kolektor = 20 mi. Penambahan volume frother dari 1-5 ml juga menaikkan nilai RAg sampai dengan RAg maksimum=95,20% Residu Ag = 9, /2 ppm dari hasi/ olah masih di alas ni/ai konsentrasi tertinggi yang diijinkan (KTD) sebesar 0, / ppm, sehingga perfu diolah Ianjut agar tidak membahayakan lingkungan. ABSTRACT APPLICATION OF BUBBLE ADSORPTION METHOD FOR RECOVERING SILVER ELEMENT FROM THE WASTEWATER OF PHOTOTHORAX FILM FIXING. Recovery of silver from the wastewater was experimentally investigated by using the adsorption bubble methods. 71zis investigation aims at determining the percentage of silver recovered from the wastewater containing Ag by adsorption bubble process. The successful of recovering silver metal from the wastewater also possesses a potency for minimizing Ag concentration as toxic metal for humanbeing and environment. The recovery percentage of Ag from the wastewater is experimentally calculated from some influencing parameters that is wastewater pI/. concentration and collector material volume added to the treated wastewater as well as the ji-other volume. The experiment was conducted with wastewater feed containing Ag with the initial concentration = 190 ppm, with the pH varied from 5-12, collector concentration varied from 100-300 ppm and collector volume from 0-50 m/ as well as polypropyleneglyco/ (PPG) from 0-5 ml with constant pH parameter ,= 9 , the the adsorption bubble was performed for 2 minutes and the .floated sample was analy=ed using spectrophotometer Spectronic-20 for recovering Ag (RAil in %). Experimental data shows that RAil value increases with the increase of the wastewater pH from 5-12 with the maximum RAil = 78.04% reached at pH=9. The increase of concentration and collector solution volume (Cu) also increases RA!I with the maximum value = 76.0/% at the collector concentration (Cu) =300 ppm and at the increase of collector volume = 20 mi. The increase of frother volume from /-5 ml also increases RAg up to maximum value = 95.2%. Residue of the treated Ag =9.12 ppm is still grealer than concentration (MPC) of O./ ppm, so it should be treated further the maximum that it won't permissible harm Ihe environment. PENDAHULUAN Penelitian pemungutan perak (Ag) dari air kembali limbah unsur cucian logam film P3TM bertujuan untuk menguji kemampuan proses adsorpsi gelembung dalam menghilangkan kandungan bahan pencemar logam berat khususnya Ag yang terdapat dalam air limbah. fotothoraks hasil pemeriksaan kesehatan karyawan Prosiding PPI - PDIPTN 2005 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006 ISSN 0216-3128 Ign Djoko Sardjono, dkk. IGN.DJOKO SARDJONO dkk (I. 2) dalam penelitian sebelumnya telah memperoleh data persentase pemisahan U dan Fe serta Ni masingmasing dari air limbah dengan konsentrasi awal 100 ppm dengan hasil rekoveri maksimum untuk U, Fe dan Ni (Ru, RFe• dan RNi) masing-masing =97,2% , 94,8% dan 99%. YOSHIO KOY ANAKA (2) dalam Studies on the treatment of Radioactive Liquid Wastes by Adsorption bubble Method, JAERI, March 1967, memperkenalkan dua mekanisme. terjadinya peristiwa adsorpsi gelembung: pertama ialah peran dari gelembung terhadap unsur-unsur metalik radioaktif terlarut dalam air limbah yang jumlahnya relatif kecil yang dipengaruhi oleh sifat fisiko - kimia dari antar fase cair dan gas, dan kedua ialah yang dipengaruhi oleh sifat fisiko kimia dari antar fase padat-cair-gas. Sedangkan menurut DONALD W. SUNDSTROM & HERBERT E.KLEI(3) , ROBERT H.PERRY AND DON W.GREEN(4) untuk adsorpsi gelembung merupakan prosedur pemisahan padat-cair atau cair-cair yang diterapkan pad a partikel yang densitasnya lebih rendah daripada densitas cairan dimana partikel tersebut berada yang diklasifikasikan sebagai adsorpsi gelembung alamilnatural bila selisih densitas sangat cukup untuk pemisahan, adsorpsi gelembung Aided terjadi bila digunakan saran a ekstemal digllnakan untuk mempromosikan pemisahan partikel yang secara alami bisa mengalami adsorpsi gelembung dan adsorpsi gelembung secara induksi terjadi bila densitas dari partikel aslinya lebih tinggi daripada densitas cairan dan secara artifisial dibllat lebih rendah. Hal ini didasarkan pada kapasitas padatan dan partikel cairan untuk bergabung dengan gas(biasanya udara). Metode pemisahan buih unsur -unsur metalik radioaktif yang terlarut dalam air limbah yang jumlahnya relatif kecil mekanismenya didominasi oleh peran dari gelembung dan sifat fisika - kimia dari antar fase cair dan gas. Metode ini terutama digunakan untuk ion-ion metalik yang mudah membentuk senyawa komplek dengan aktivator permukaan. Untuk aktivator permukaan menurut RICHARD P.H., AMIR E., TUKARDI, SRI SUDARY ANTO (5) dan Http ; II www.exploratorium.edu/ronhlbubbles/soap.html(6) bisa dipakai senyawa organik yang mempunyai sifat heteropolar misalnya natrium oleat dan tetra etilen glikol. Gugus polar yang suka air menempel pada senyawa polar misalnya air dan gugus non polar yang nantinya bisa menempel pada gelembung udara atau buih yang terbentuk pada proses adsorpsi gelembung sehingga mengapungkan partikel padat dari unsur logam pengotor yang ada dalam air limbah. 49 Metode ini telah dibuktikan keberhasilannya dalam merekoveri/memungut kembali unsur-unsur radioaktif seperti Cs-13 7,Sr-90 , Ce-144 dan Ra226 serta molibdenit (MoS2 ) dari air limbah pabrik uranium dan unsur-unsur logam berat seperti Ni dan U. Berdasarkan pemyataan di atas dicoba untuk diterapkan metode ini untuk mereduksi kadar unsur logam perak (Ag) yang ada dalam air Iimbah cucian film fotothoraks dengan menggunakan senyawa tembaga (Cu) sebagai kolektor yang berfungsi sebagai bahan aktif permukaan dan poli propilen glikol sebagai frother yang berfungsi sebagai bahan penurun tegangan muka air dan penstabil gelembung yang berperan dalam proses adsorpsi gelembung. BAHAN DAN TAT A KERJA Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi limbah cucian film thorax dengan konsentrasi awal sebelum diolah 190 ppm yang diperuntukkan untuk umpan dalam proses adsorpsi gelembung. Bahan kolektor Cu dengan kadar 100 ppm yang volumenya divariasi dari 10,20,30,40 dan 50 ml yang difungsikan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil rekoveri Ag proses adsorpsi gelembung. Larutan I N KOH difungsikan untuk pengaturan pH larutan limbah dari 5 - 12 yang selanjutnya dipakai untuk menentukan kondisi pH optimum yang menghasilkan rekoveri Ag maksimum. Larutan poli propilen glikol (PPG) yang rumus kimianya H[OCH(CH3)CH2]nOH = 15 ml yang berfungsi sebagai frother/bahan penstabil buih dalam proses adsorpsi gelembung. Tata Kerja Peralatan proses yang secara skematis dapat dilihat dalam Gambar I meliputi beker gelas berkapasitas 250 ml yang dilengkapi pengaduk magnit berdiameter 5 cm yang ditempatkan dalam alat pengaduk motorik yang difungsikan untuk menyiapkan umpan air limbah yang mengandung perak (Ag). Larutan umpan tersebut setelah diaduk selama 10 menit dan ditambah 5 ml frother PPG kemudian dimasukkan ke sel adsorpsi gelembung untuk proses adsorpsi gelembung selama 2 menit dengan sebuah aerator yang dihembuskan lewat pipa masukkan udara dibagian bawah sel adsorpsi gel em bung, Eksperimen secara bertahap dilakukan dengan mengamati kenaikan RAg dari pengaruh parameter proses seperti pH air limbah yang divariasi dari 5- I2 ; kemudian untuk harga RAg Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006 50 ISSN 0216-3128 maksimum yang dicapai pada nilai pH tertentu diamati lanjut dari pengaruh parameter lainnya seperti konsentrasi kolektor (Iarutan Cu) yang divariasi dari )00-300 ppm sehingga diperoleh RAg maksimum pad a nilai pH dan konsentrasi kolektor tertentu. Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan RAg maksimum yang dicapai dengan parameter proses lain yakni volume kolektor dan volume frother. Dengan demikian pada akhir eksperimen akan diperoleh data hasil pengamatan RAg maksimum pada kondisi proses adsorpsi gelembung tertentu yang merepresentasikan pengaruh dari parameter proses yang telah diteliti. Ign. Djoko Sardjono, dkko Harga RAg diperhitungkan berdasar konsentrasi Ag yang tersisa dalam air limbah yang telah diolah berdasar korelasi berikut: Tot R=(1--- )xIOO% F.f dengan R=hasil rekoveri ,f=kadar umpan dalam air limbah awallsebelum diadsorpsi gelembung, F=volume air limbah awal, t=kadar Ag setelah proses adsorpsi gelembung dan T=volume residu air limbah setelah proses adsorpsi gelembung. AIR LlMBAH Ag (190 ppm); Larutan KOH=O,I N (pH=5- 12) Kolektor Larutan Cu= 100 ppm Frother poll propilen glikol = 1-5 ml BEKER Ii W AKTU ADUK 10 MENIT 0 SEL ADSORPSI s-J.~ " .. ••.•. .g.(j' ••. PARTIKEL I'AIMTAN MENEMI'J.:L Partikel padatan yang keluar bersama W AKTlI ADSORPSI GELEMRliNG YANG 2 MENIT PAlM SAMI'LING RESmll IIASIL OLAII ~ Gambar 1. Skema Percobaan HASIL DAN PEMBAHASAN Keberhasilan proses adsorpsi gelembung dievaluasi dari data hasil penelitian berikut dengan mengkorelasikan antara parameter penentu nilai rekoveri dari unsur Ag yang ada dalam air limbah yakni pH air limbah yang nilainya dinaikkan terhadap nilai rekoveri Ag yang dapat dicermati dalam Gambar 2 sampai dengan Gambar 50 berikut: UDARA Adsorpsi gelembung Korelasi terhadap lim bah penambahan nilai pH air limbah persentase rekoveri Ag dari air Data percobaan adsorpsi gelembung dengan memvariasikan pH air limbah dari 5 - )2 untuk air limbah yang mengandung perak (Ag) berkonsentrasi awal 190 ppm dapat dilihat dalam Gambar 2. Dari data tersebut terlihat bahwa ada kecenderungan Prosidlng PPI - PDIPTN 2005 Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006 11:11Djoko Sardjollo, naiknya recovery Ag(RAg) dengan bel1ambahnya nilai pH air limbahnya dari 5-9 dan mencapai nilai (RAg) maksilllulll= 78,04% . Kel11udian pada penambahan nilai pH di atas 9 menunjukkan kecenderungan RAgmenurun sampai dengan 41,64 %. Hal ini bisa terjadi karena ikatan yang terjadi karena kenaikan nilai pH mengindikasikan kelllungkinan terjadinya fraksi partikel endapan terdispersi semakin banyak sehingga kemungkinan terjadinya penempelan partikel endapan tersebut dengan gelembung udara juga meningkat sehingga fraksi partikel endapan yang terpisahkan dari air lilllbahnya semakin banyak yang berarti juga bahwa nilai RAgnya semakin bertambah sampai batas harga Illaksimum yang bisa dicapai. Tetapi setelah melewati batas maksimumnya, sebagian fraksi partikel endapan yang terdispersi dan menempel pad a gelembung udara terlepas karena adanya tumbukan antar partikel endapan sehingga partikel endapan yang semula telah menempel pada gelclllbung udara terlepas dan masuk kembali ke dalam larutan air limbah sehingga RAgnya menurun. ~ 100 ~ 90 80 : 70 .~ ~ ~ 60 50 40 CI c::: 5/ ISSN 0216-3128 dkk. partikel endapan dengan gelembung udara meningkat sehingga nilai RAgcenderung naik. <II C; .;: ~ c::: "" 70 50 100 400 200 300 40 60 0~>< 100 90 ci 80 0 CII Konsentrasi bahan kolektor (Cu, ppm) Gambar 3. Kurva hubungan konsentrasi bahan kolektor (Cu) dan rekoveri Ag Korelasi penambahan kolektor (Cu) terhadap Ag (RAg) dari air limbah volume persentase bahan rekoveri Data percobaan adsorpsi gelembung dengan memvariasikan jumlah kolektor Cu2+ berkonsentrasi 300 ppm dari 10-30 ml untuk air limbah simulasi yang mengandung perak (Ag) berkadar awal 190 ppm dapat dilihat dalam Gambar 4. PH air limbah =9 Kons.kolekl=300 0 5 10 ppm 15 pH air limbah Gambar Korelasi kolektor rekoveri 2. Kurva hubungan rekoveri Ag pH air limbah dan Volume penambahan konsentrasi bahan (Iarutan Cu) terhadap persentase Ag dari air limbah bahan kolektor 60 (Cu, mI.) Gambar 4. Kurva hubungan volume bahan frother (PPG) dan rekoveri Ag Data percobaan adsorpsi gelembungdengan memvariasikan konsentrasi bahan kolektor dari 100300 ppm dengan pH air limbah yang tetap (pH=9 sebagai pH optimum pada perlakuan I) menghasilkan RAgyang cenderung naik dari RAg= sampai mencapai RAg maksimum = 76, % dapat dilihat pada Gambar 3. Dalam Gambar 3. terlihat kecenderungan naiknya recovery Ag (RAg ) dari RAg=61,89% pada konsentrasi bahan kolektor Cu= 100 ppm sampai dengan nilai maksimumnya RAg=76,0 I% pada konsentrasi bahan kolektor Cu=300 ppm. Hal ini bisa terjadi karena kenaikan konsentrasi bahan kolektor Cu berarti juga bisa menaikkan jumlah gugus non-polar dari partikel endapan yang ada dalam larutan limbah sehingga ikatan fisik antara gugus non-polar yang ada dalam I Prosiding Pustek Akselerator 40 20 Dari data terlihat bahwa ada kecenderungan turunnya recovery Ag (RAg) secara relatif signifikan dengan bertambahnya volume kolektor Cu2+ dari 10-30 ml dari RAg= 90,16% pada volume kolektor= 10 ml sehingga mencapai nilai RAg minimum = 59,82% pada penambahan volume kolektor=30 ml. Kemudian pad a penambahan volume kolektor Cu2+ sebanyak 50 ml menurun sampai dengan RAg =56,71 %. Hal ini serupa dengan yang terjadi pad a air limbah yang mengandung Ag bahwa bisa terjadi karena ikatan yang terjadi antara gelembung udara dan partikel endapan yang mengandung Ag dan ikatan yang dominan adalah ikatan fisik antara gugus non-polar yang ada dalam partikel endapan yang mengandung Ag dengan gelembung udara dan dibatasi oleh kestabilan gelembung udara dalam larutan yang PPI - PDIPTN 2006 dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, tersebut 10 Jull 2006 ISSN 0216-3128 52 cukup stabil sampai dengan penambahan volume kolektor sebanyak 10 ml. Selebihnya justru akan memicu terjadinya dispersi gelembung udara secara berlebihan tanpa berinteraksi dengan unsur Ag yang akan memungkinkan terjadinya ikatan antara gelembung dengan unsur Ag dalam partikel endapan sehingga R Agmenurun. Korelasi penambahan volume bahan frother (PPG,ml.) terhadap persentase rekoveri Ag (RAg) dari air Iimbah Data percobaan adsorpsi gelembungdengan memvariasikan penambahan volume bahan frother dari 5 - 20 mI. Tidak memberikan hasil peningkatan RAg yng signifikan seperti dapat dilihat dalam Gambar 5. Data dalam Gambar 5. memperlihatkan kecenderungan naiknya rekoveri Ag (RAg) dengan penambahan volume bahan frother dibandingkan dengan tanpa penambahan volume bahan frother. Kenaikan harga RAgsecara siginifikan dari RAg= 0 % tanpa penambahan iTother menjadi RAg= 95,20 % pada penambahan iTother = 5-20 mI. Hal ini bisa terjadi karena penambahan volume frother ke dalam limbah yang mengandung Ag tidak memberikan efek negatif terhadap ikatan non-polar antara kenaikan jumlah partikel endapan yang mengandung Ag dibandingkan dengan ikatan ikatan non-polar antara kenaikan jumlah partikel endapan yang mengandung Ag dengan gelembung udara , sehingga nilai RAgrelatiftetap. 2. Bertambahnya konsentrasi kolektor Cu2+ dari 100 -300 ppm juga menaikkan RAg dad 61,89% sampai dengan 76,01%. 3. Hasil rekoveri Ag (R Ag) dalam air limbah dengan proses adsorpsi gelembung turun dari 90,16% sampai dengan 56,71% dengan bertambahnya volume kolektor Cu2+ berkonsentrasi 300 ppm dari 10 ml sampai dengan 50 ml. 4. Penambahan jumlah iTother PPO secara signifikan dari 0 - 20 ml menaikkan R Agdari 39,76% sampai dengan 95,2%. 5. Bila ditinjau dari Baku Mutu Air. Limbah sesuai SK.Gub DIY No.2 I4/KPTS/1991 proses adsorpsi gelembung mampu menghilangkan potensi cemaran Ag dalam air Iimbah sebesar 95,2% , namun residu Ag yang ada dalam air Iimbah tinggal 9,12 ppm yang masih membahayakan dari aspek kesehatan Iingkungan karena menurut Baku Mutu air Iimbah kadar tertinggi Ag yang diperbolehkan ada dalam air (KTD a) = 0.1 ppm. UCAP AN TERIMA KASIH Penelitian ini bisa terwujud berkat kerja keras dan bantuan dari Sdr. Tri Suyatno selaku Staf Pranata Nuklir di Subid. Pengelolaan Limbah dan Keselamatan Lingkungan, Bidang Keselamatan dan Kesehatan dan Sdr.lsa Anshori selaku Staf dari Balai Elektro Mekanik - Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PT APB), BATAN Yogyakarta yang telah membantu dalam pembuatan alat penelitian. Untuk semua yang telah membantu terealisirnya penelitian dan terwujudnya makalah ini kami mengucapkan terima kasih. ~ 100 CI 90 ~CI 80 < 70 .~ 60 ~ 50 ~ 40 0:: 19n. Djoko Sardjono, dkk. o 5 10 15 20 25 Volume bahan frother(PPG, ml.) Gambar 5. Kurva volume bahan frother (PPG,ml.) versus rekoveri Ag, RAg (%) KESIMPULAN Dari data yang diperoleh pada percobaan yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: I. Hasil rekoveri Ag (R Ag) dalam air Iimbah dengan proses adsorpsi gelembung naik dengan kenaikan pH air limbah dari 5-12 dengan R Ag maksimum = 76,08% pad a pH optimum = 9. DAFT AR PUST AKA I. IGN.DJOKO SARDJONO, HERRY POERNOMO, PRA YITNO & WASIM YUWONO. "Kajian keefektipan metode l10tasi untuk mereduksi Unsur Fe dan U yang ada dalam air limbah," Prosiding PPI-P3TM, Yogyakarta (2004) 147-158. 2. IGN.DJOKO SARDJONO, HERRY POERNOMO, PRAYITNO & WASIM YUWONO, "Kajian keefektipan metode l10tasi untuk mereduksi Unsur U dan Ni yang ada dalam air limbah," Prosiding PPI-P3TM, Yogyakarta (2005) 53-59. 3. YOSHIO Treatment KOY ANAKA of Radioactive Prosiding PPI - PDIPTN 2005 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006 ,Studies on the Liquid Wastes by Adsorption (] 967). bubble - ISSN 0216-3128 IglI Djoko Sardjollo, dkk. Method, JAERI, March 4. DONALD W.SUNDSTROM & HERBERT E.KLEI ,Wastewater Treatment, McGraw-Hili Book Co.,( 1979). 5. ROBERT H.PERRY and DON W.GREEN, Perry's Chemical Engineers, Handbook, Seventh Edition, MC Oraw Hill Companies, Inc., (1997). 6. RICHARD P.H., AMIR E., TUKARDI, SRI SUDARY ANTO, " Pemisahan Molibdenit Dari Bijih Uranium Rirang Secara Adsorpsi gelembung", Prosiding Seminar Pranata Nuklir dan Litkayasa, PPBGN-BA TAN, Jakarta, (1998)1-12. 7. Http://www .ex ploratorium.edu/ronh/bubbles/soa Q.html 53 - Metode ini akan bemilai ekonomis pad a kadar berapa? Ign.Djoko Sardjono, dkk - Dari kurva dalam Gambar 3 dan Gambar 4 pada terliha/ bahwa kenaikan konsentrasi bahan kolektor Cu cenderung menaikkan rekoveri AI{. Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut : Kenaikan jumlah dari bahan kolek/or Cu akan juga menaikkan jumlah permukaan ak/if dari Ag yang akan dipisahkan, sehingga jumlah Ag yang menempel pada gelembung adsorptif ber/ambah dan jumlah Ag yang terekoveripun bertambah. Sedangkan penurunan volume bahan kolek/or cenderung menurunkan jumlah rekoveri Ag, karena berkurangnya jumlah permukaan aktif dari Ag. - Metode ini bernilai ekonomis un/uk kisaran konsen/rasi Ag dalam air limbah berorde kelumi/ (ppm) sampai dengan skala industri bila digunakan dimensi alat yang sesuai. TANYAJAWAB Herlan Martono Deni Swantono Bagaimana Apakah terjadi reaksi kimia antara Ag dan Cu? - Berapa batas buangan air yang mengandung Ag? Apakah Hasil dari air buangan dari proses tersebut sudah memenuhi Syarat ? - Dalam penelitian bapak), apakah Ag sudah dapat dipungut kembali? Ign.Djoko Sardjono, Ign.Djoko Sardjono, dkk - Perub Tidak terjadi reak.5i kimia antara Ag dan Cu. Disini Cu Berfungsi sebagai kolektor yang lIIembantu terjadinya pengikatan atau /epatnya penelllpelan logam Ag pada gelelllbung udara yang bersifat adsorptif. sehingga dia bisa terpisahkan dari air limbahnya - Sudah dan untuk menge/ahui konsentrasi Ag yang /erpungu/ kembali terrekoveri bisa dihi/ung dari data RAg mak.5imum = 95,2%.Berar/i Ag/ yang terekoveri = 95, 2'YaX190 ppm=180,88 ppm. Sucipta - Bagaimana mekanisme peningkatan rekoveri Ag bila konsentrasi bahan kolektor (Cu) ditingkatkan dan penurunan rekoveri Ag bila volume bahan kolektor Cu ditingkatkan ? dkk. Sesuai dengan SK Guhernur DIY NO.214/KPTS/1991 baku mutu air limbah yang mengandung Ag = 0, I ppm. Sedangkan rekoveri Ag mak.5imum dari satu k(lli proses = 95,2% ;berarti masih ada sekitar 4,8% x 190 ppm = 9,12 ppm yang /ersisa yang bisa /urunkan lagi dengan proses yang sama (disirkulasi). Bp.Anggraita Pramudita - Kalau metode saudara dibandingkan dengan elektrolisis dengan menggunakan elektrode Ag mana yang lebih ekonomis. Ign.Djoko Sardjono, dkk. - Kami /idak bisa memberi jawaban karena perlu dikaji dahulu /eknoekonomisnya an/ara kedua me/ode /ersebu/. KE DAFTAR ISI Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006