Workshop on: Aligning Corporate Culture, Performance Measurement & Leadership Style with Business Life-Cycle Presented by: Arry Ekananta, CHRP, MDISCA ([email protected]) Perusahaan Pun Membutuhkan Teori Untuk bertahan secara jangka-panjang dan bertumbuh secara berkelanjutan, perusahaan tak cukup merumuskan strateginya namun harus juga merumuskan teorinya SUSTAINABILITY Profit belum tentu profitabilitas Ingin eksis bukan hanya untuk satu generasi PROFITABILITY 9 dari 10 bisnis tak bisa bertahan langgeng karena tak memiliki operational excellence Perusahaan musti peduli pada detail operasi bisnis Strategi-korporasi berfokus pada upaya peningkatan daya saing (competitive advantage) Dalam sebuah arena pertandingan yang sudah dibatasi sedari awal Cermat mengolah dan menjalani setiap proses bisnis di dalamnya OPERATIONAL EXCELLENCE GROWTH Teori-korporasi membuka peluang untuk terus bertumbuh (growth) Di berbagai arena pertandingan tanpa batas, namun dengan langkah yang lebih terukur STRATEGIC EXCELLENCE Perusahaan tak sekedar “makhluk hidup” tapi juga sebagai suatu “ekosistem kehidupan” Memerlukan adanya panduan perjalanan strategis (strategic roadmap), bukan sekedar sasaran-sasaran strategis Sumber: What Is the Theory of Your Firm? Todd Zenger – Harvard Business Review (Juni 2013) 2 Tiga Sudut Cakrawala Pandang Teori korporasi yang baik musti merangkum 3 sudut cakrawala pandang (strategic-sight), yakni cakrawala pandang (1) ke depan, (2) ke samping, dan (3) ke dalam FORESIGHT (ke Depan) Adalah daya-terawang perusahaan terhadap kemungkinan dinamika yang akan terjadi di masa depan CROSS-SIGHT (ke Samping) Adalah kesanggupan perusahaan untuk melihat dan memanfaatkan kondisi di sekelilingnya Demi meningkatkan kemampuan organisasi untuk mencapai foresight-nya INSIGHT (ke Dalam) Adalah pemahaman perusahaan terhadap kemampuan yang dimilikinya secara internal di dalam organisasi Contoh: Steve Jobs dan Apple Suatu saat nanti, komputer dan perangkat digital lainnya akan menjadi sejenis barang konsumsi publik. Konsumen pasti akan sangat memperdulikan urusan cita rasa, selera, dan model dari produk yang dibelinya. Jobs secara cerdas memanfaatkan teknologi Graphical User Interface (GUI) yang dikembangkan oleh Xerox. Teknologi ini memungkinkan konsumen mengoperasikan komputer dengan cara yang mudah sekaligus juga penuh daya tarik. Hal terpenting yang harus dimiliki Apple adalah kemampuan desain. Jobs tidak ragu melakukan investasi secara besar-besaran untuk urusan penelitian dan pengembangan di bidang desain. 3 There is nothing so practical as a good theory (Kurt Lewin) Beragam alat bantu manajemen tersedia untuk melihat ke depan-samping-dalam organisasi sambil mengelaborasi lebih lanjut setiap cakrawala pandang FORESIGHT (ke Depan) CROSS-SIGHT (ke Samping) INSIGHT (ke Dalam) 4 Usia Hidup Perusahaan Besar Terus Menurun Rata-rata usia hidup perusahaan yang terdaftar dalam S&P 500 mengalami penurunan, dari semula 61 tahun (1960-an) ke 25 tahun (1980-an) dan saat ini 18 tahun Creative Destruction (Joseph Schumpeter, 1950-an) Richard Foster mengaplikasikan teori Creative Destruction dengan menyeimbangkan tiga prioritas manajemen: Menjalankan kegiatan operasional secara efektif Menciptakan bisnis baru yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan Menutup bisnis yang dulunya pernah berjaya namun kini tidak memenuhi standar untuk tumbuh dan menghasilkan Sumber: Creative Destruction Whips through Corporate America, Richard N. Foster – Innosight Executive Briefing (2012) 5 Bukan spesies-spesies terkuat yang akan terus hidup, juga bukan spesies paling cerdas, tetapi spesies yang paling responsif terhadap perubahanlah yang akan berjaya (Richard Dawkins) Siklus*) Hidup Perusahaan ‘EMERGENT’ ‘RATIONAL’ RENEWAL ‘CONSTRAINED’ CONSERVATION CHOICE CRISIS Performing Cycle Transforming Cycle 2 EXPLOITATION ‘CONSTRAINED’ CREATIVE-DESTRUCTION ‘RATIONAL’ 1 DESTRUCTION ‘EMERGENT’ Sumber: Crisis & Renewal: Meeting the Challenge of Organizational Change, David Hurst – Harvard Business School Press (1995) *) sik·lus n putaran waktu yg di dalamnya terdapat rangkaian kejadian yg berulang-ulang secara tetap dan teratur; daur; (Kamus Besar Bahasa Indonesia – KBBI) 7 Siklus Hidup Perusahaan & Tantangan-tantangannya ‘EMERGENT’ ‘RATIONAL’ ‘CONSTRAINED’ Need to deal with too much red tape FOLLOWERSHIP CHOICE Need for delegation with control CRISIS Need for Transforming Cycle revitalization Performing Cycle LEADERSHIP Need for leadership Sumber: Crisis & Renewal: Meeting the Challenge of Organizational Change, David Hurst – Harvard Business School Press (1995); Organizational Life Cycles and Shifting Criteria of Effectiveness: Some Preliminary Evidence, Robert E. Quinn & Kim Cameron (1983), Evolution and Revolution as Organizations Grow, Larry E. Greiner (1972) 8 Siklus Hidup Perusahaan & Budaya yang Relevan 1 2 3 4 Entrepreneurial Stage Collectivity Stage Formalization Stage Elaboration Stage Need to deal with too much red tape CONTROL FOLLOWERSHIP CHOICE COMPETE CRISIS Need for delegation with control Need for Transforming Cycle revitalization Performing Cycle CREATE LEADERSHIP COLLABORATE Need for leadership Creativity Provision of clear direction Addition of internal systems Development of teamwork Sumber: Crisis & Renewal: Meeting the Challenge of Organizational Change, David Hurst – Harvard Business School Press (1995); Organizational Life Cycles and Shifting Criteria of Effectiveness: Some Preliminary Evidence, Robert E. Quinn & Kim Cameron (1983), Evolution and Revolution as Organizations Grow, Larry E. Greiner (1972) 9 Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) merupakan alat yang digunakan dalam mendiagnosa budaya organisasi Alat ini dikembangkan oleh Robert E. Quinn dan Kim S. Cameron, keduanya merupakan profesor manajemen dan organisasi di Ross School of Business di University of Michigan Hasil penelitian mereka dibukukan dalam suatu literatur yang berjudul “Diagnosing and Changing Organizational Culture Based on The Competing Values Framework” dan menjadi acuan bagi para praktisi OD & HC 10 Mari Kita Assess Organisasi Anda Memakai OCAI Kuesioner OCAI terdiri dari 6 dimensi dengan dimensi pertama adalah KARAKTERISTIK DOMINAN 1 Setiap dimensi terdiri atas 4 pernyataan (A-B-C-D) 1. KARAKTERISTIK DOMINAN Terdapat kedekatan yang bersifat pribadi dengan organisasi. Terdapat suasana kekeluargaan dimana A karyawan saling berbagi mengenai diri mereka masing-masing. Organisasi bersifat dinamis dan mendorong kewirausahaan. Karyawan berani mengambil risiko dalam B berkarya. Organisasi sangat berorientasi terhadap hasil dan fokus dalam penyelesaian pekerjaan. Karyawan C berdaya saing yang ketat dan berorientasi pada pencapaian. Organisasi sangat terstruktur dan dikendalikan secara ketat. Karyawan beraktivitas berdasarkan D prosedur formal yang tersedia. Total Poin Saat Ini 2 Preferensi Langkah 1 Di kolom ‘Saat Ini’, isi poin masing-masing pernyataan A-B-C-D dengan nilai antara 0 s.d 100 Pastikan ‘Total Poin’ untuk ‘Saat Ini’ bernilai 100 Lanjutkan dengan dimensi berikutnya: Kepemimpinan Organisasi, Manajemen SDM, dst. Langkah 2 Lanjutkan dengan kolom ‘Preferensi’, persis sama dengan Langkah 1 11 Mari Kita Rekap Hasil dan Buat Grafiknya Rekap poin masing-masing pernyataan pada setiap dimensi: SAAT INI DIMENSI 1 2 3 4 5 6 TOTAL RATARATA PREFERENSI A (CL) A (CL) B (AD) B (AD) C (MA) C (MA) D (HI) D (HI) TOTAL TOTAL DIMENSI 1 2 3 4 5 6 TOTAL RATARATA Buat grafik untuk setiap dimensi, dimulai dari ‘Saat Ini’ dimensi pertama, misal: SAAT INI DIMENSI TOTAL RATARATA 1 2 3 4 5 6 A (CL) 50 40 50 60 50 60 310 52 B (AD) 0 0 0 0 20 0 20 3 C (MA) 25 20 10 20 0 10 85 14 D (HI) 25 40 40 20 30 30 185 31 TOTAL 100 100 100 100 100 100 600 100 Lanjutkan dengan dimensi lainnya dan ‘Preferensi’ Dimensi ‘Keseluruhan’ diambil dari kolom ‘Rata-rata’ 12 Hasil Assessment OCAI terhadap Organisasi Karakteristik Dominan Perekat Organisasi Kepemimpinan Organisasi Penekanan Strategis Manajemen SDM Kriteria Keberhasilan Keseluruhan Saat Ini (Now) Preferensi (Preffered) 13 Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) OCAI tersusun dari dua buah kutub (vertikal & horizontal) yang lalu membentuk empat kuadran yang saling berlawanan (competing) FLEXIBILITY and DISCRETION 1 2 Flexibility & Internal Focus INTERNAL FOCUS and INTEGRATION 1 Flexibility & External Focus 2 2 3 4 Stability & Internal Focus Stability & External Focus EXTERNAL FOCUS and DIFFERENTIATION 1 STABILITY and CONTROL 14 Keempat Kuadran dalam OCAI Setiap kuadran menggambarkan suatu tipe budaya organisasi tertentu lengkap dengan ciri khasnya masing-masing FLEXIBILITY and DISCRETION 2 INTERNAL FOCUS and INTEGRATION COLLABORATE: CLAN A very friendly place to work where people share a lot of themselves; it is like an extended family The leaders are considered to be mentors and perhaps even parent figures Success is defined in terms of sensitivity to customers and concern for people 3 CONTROL: HIERARCHY A very formalised and structured place to work; procedures govern what people do The leaders pride themselves on being good coordinators and organizers who are efficiency minded Success is defined in terms of dependable delivery, smooth scheduling and low cost 1 CREATE: ADHOCRACY A dynamic, entrepreneurial, and creative place to work; people stick their necks out and take risks The leaders are considered innovators and risk takers Success means gaining unique and new products or services 4 COMPETE: MARKET EXTERNAL FOCUS and DIFFERENTIATION A results-oriented organization whose major concern is with getting the job done; people are competitive and goal-oriented The leaders are hard drivers, producers, and competitors Success is defined in terms of market share and market penetration STABILITY and CONTROL 15 Keempat Kuadran Dilihat dalam Sejumlah Perspektif Setiap kuadran juga dapat dilihat dari sudut pandang: tipe kepemimpinan, faktor pendorong, serta efektivitas organisasi FLEXIBILITY and DISCRETION CLAN INTERNAL FOCUS and INTEGRATION ADHOCRACY Orientation: Collaborative Leader Type: Facilitator, Mentor, Team Builder Value Drivers: Commitment, Communication, Development Theory of Effectiveness: Human development and participation Orientation: Create Leader Type: Innovator, Entrepreneur, Visionary Value Drivers: Innovative outputs, Transformation, Agility Theory of Effectiveness: Innovativeness, vision, and new resources HIERARCHY MARKET Orientation: Control Leader Type: Coordinator, Monitor, Organizer Value Drivers: Efficiency, Timeliness, Consistency and Uniformity Theory of Effectiveness: Control and efficiency with capable processes EXTERNAL FOCUS and DIFFERENTIATION Orientation: Competing Leader Type: Hard driver, Competitor, Producer Value Drivers: Market share, Goal achievement, Profitability Theory of Effectiveness: Aggressively competing and customer focus STABILITY and CONTROL 16 Competing Values Framework dalam OCAI kemudian diteliti lebih lanjut dengan berfokus kepada perilaku kepemimpinan organisasi yang dibutuhkan Penelitian ini dikembangkan oleh Robert E. Quinn, Kim S. Cameron, dan Jeff Degraff (Ross School of Business di University of Michigan) serta Anjan V. Thakor (Olin School of Business di Washington University) Hasil penelitian mereka lalu dibukukan dalam suatu literatur yang berjudul “Competing Values Leadership” dan menjadi acuan bagi para praktisi OD & HC 17 Identifikasi Nilai-nilai Organisasi dan Perilaku Kepemimpinan Berdasar definisi dari masing-masing kuadran, dapat dielaborasi lebih lanjut mengenai nilai-nilai organisasi dan perilaku kepemimpinan yang berkesesuaian FLEXIBILITY and DISCRETION CLAN INTERNAL FOCUS and INTEGRATION ADHOCRACY Sustaining the organization and its culture through participant engagement and the development of human capital Core values: Helpful, Friendly, Courteous, Kind, Cheerful Leadership behaviors: Caring and concern, Engagement Creating the future through innovation, entrepreneurship, and the creation of new intellectual capital Core values: Creative, Independent, Questioning, Exuberant Leadership behaviors: Hope and vision, Humble and teachable HIERARCHY MARKET Operating the organization efficiently and smoothly through continuous improvement, smoothing processes, and relying on technological capital Core values: Trustworthy, Loyal, Obedient, Thrifty, Clean, Reverent Leadership behaviors: Practical and reasonable, Confident and assured EXTERNAL FOCUS and DIFFERENTIATION Expanding the organization through attentiveness to customers, aggressively competing, fast response, and acquiring financial capital Core values: Brave, Challenging, Competitive, Expansive Leadership behaviors: Autonomy, Confrontation and challenge STABILITY and CONTROL 18 Relevansi Kuadran OCAI dengan Kuadran DISC Berdasarkan kuadran DISC, dapat dipetakan bagaimana gambaran perilaku organisasi yang relevan untuk masing-masing kuadran OCAI FLEXIBILITY and DISCRETION CLAN ADHOCRACY Tipe Perilaku DISC: STABIL Selalu cari cara yang MUDAH Motonya: “Pastikan Saya AMAN” Tidak suka terburu-buru Slogannya: “Kita bisa lakukan bersama” INTERNAL FOCUS Cenderung menggampangkan and INTEGRATION Tipe Perilaku DISC: INTIM Selalu cari cara yang MENYENANGKAN Motonya: “Sukai Saya” Suka “Mempengaruhi” Slogannya: “Kamu dapat melakukannya” Cenderung banyak bicara HIERARCHY MARKET Tipe Perilaku DISC: CERMAT Selalu cari cara yang TERBAIK dan EFISIEN Motonya: “Ada Info – Beritahu Saya” Suka data & informasi Slogannya: “Ayo kerjakan dengan BENAR” Cenderung DIAM dan banyak berpikir Sumber: Boosting Your Behavior Intelligence, Bambang Syumanjaya EXTERNAL FOCUS and DIFFERENTIATION Tipe Perilaku DISC: DOMINAN Selalu cari cara yang CEPAT Motonya: “Percaya Saya” Suka “Memaksa” Slogannya: “Kerjakan – Do It” Cenderung agresif STABILITY and CONTROL 19 Mengapa DISC? DISC adalah ilmu perilaku praktis dan aplikatif yang membahas bagaimana kita bertindak & berkomunikasi dengan cara mengukur PERILAKU dan EMOSI, termasuk dalam alat tes level A Kepribadian Respons terhadap lingkungannya Temperamen Respons terhadap tekanan Karakter Respons terhadap self-talk 20 Paradoks n konflik, kontradiksi, inkonsistensi, pertentangan, polaritas (KBBI) Organisasi dan pemimpin yang berhasil, yaitu mereka yang senantiasa memberi nilai tambah, cenderung untuk menganut paradigma paradoks Contoh: The Five Paradox Principles 1 2 Positive Change Requires Significant Stability To Build an Enterprise, Focus upon the Individual 3 4 5 Focus Directly on Culture, Indirectly True Empowerment Requires Forceful Leadership In Order to Build, You Must Tear Down Mengapa Harus Paradoks? Paradoks membuat organisasi lebih berbeda dan lebih terintegrasi dibanding kompetitornya, di waktu yang bersamaan Pemimpin harus berupaya secara sadar untuk menyatukan faktor-faktor yang kontradiktif dan mengelola tensi serta penolakan yang menyertai penyatuan tersebut Sumber: The Paradox Principles: How High-Performance Companies Manage Chaos, Complexity, and Contradiction to Achieve Superior Results – The Price Waterhouse Change Integration Team (1996) CONTOH: MAJAS PARADOKS 21 Perilaku Pemimpin yang Efektif Pemimpin yang efektif tidak hanya menunjukkan perilaku yang sejalan dengan budaya, namun memberi nilai tambah dengan menyatukannya dengan orientasi yang berlawanan FLEXIBILITY and DISCRETION CLAN ADHOCRACY Caring and concern Hope and vision Engagement Humble and teachable Practical vision INTERNAL FOCUS and INTEGRATION Teachable confidence HIERARCHY MARKET Practical and reasonable Autonomy Confident and assured Confrontation and challenge EXTERNAL FOCUS and DIFFERENTIATION Practical vision Teachable confidence STABILITY and CONTROL 22 Perilaku Kepemimpinan #1: Practical Vision Practical Vision menyatukan harapan, keyakinan, dan optimisme dengan alasan, logika, dan kepraktisan Perilaku ini dapat melihat baik: (1) realitas maupun kendala dari situasi saat ini maupun (2) kemungkinan dan prospek yang mungkin terjadi di masa depan yang dibayangkan ADHOCRACY (-) (+) The leader is hopeful and visionary Integration Of Opposites HIERARCHY The leader does not acknowledge practicalities or rational arguments in pursing a vision, and optimism disallows logic The leader is both practical and visionary Optimistic - Enthusiastic (+) (-) The leader is practical and reasonable The leader relies on reason and logic so that imagination and vision are dismissed as unrealistic dreaming Logical - Realistic Logical Optimism Realistic Enthusiasm 23 Perilaku Kepemimpinan #2: Teachable Confidence Teachable Confidence menggabungkan sikap responsif namun percaya diri, terbuka namun meyakini, menerima masukan namun mempercayai sesuatu Perilaku ini membentuk kapasitas untuk menghadapi yang tidak diketahui sambil terus bergerak maju untuk membentuk suatu kenyataan baru secara bersama-sama ADHOCRACY (-) The leader is so humble that others’ perspectives substitute for a personal point of view (+) The leader display humility and teachableness Integration Of Opposites HIERARCHY The leader displays both humility and teachableness as well as confidence and assuredness Open - Receptive (+) (-) The leader displays self-confidence, self-efficacy, and assuredness The leader is so confident that learning from others is closed off and pride or hubris develops Assured - Secure Assured Openness Receptive Security 24 Perilaku Pemimpin yang Efektif Pemimpin yang efektif tidak hanya menunjukkan perilaku yang sejalan dengan budaya, namun memberi nilai tambah dengan menyatukannya dengan orientasi yang berlawanan FLEXIBILITY and DISCRETION CLAN INTERNAL FOCUS and INTEGRATION ADHOCRACY Caring and concern Hope and vision Engagement Humble and teachable Autonomous engagement Practical vision Caring confrontation Teachable confidence HIERARCHY MARKET Practical and reasonable Autonomy Confident and assured Confrontation and challenge Practical vision Autonomous engagement Teachable confidence Caring confrontation EXTERNAL FOCUS and DIFFERENTIATION STABILITY and CONTROL 25 Perilaku Kepemimpinan #3: Autonomous Engagement Autonomous Engagement mengintegrasikan konsep keamanan dan kemandirian dengan pendekatan keterlibatan dan kebersamaan (-) The leader relies on others’ points of view to the exclusion of developing selfassuredness or confidence Perilaku ini diarahkan dari dalam diri sendiri (melalui nilai-nilai yang diyakini) yang lalu berfokus pada orang lain (berdasar kepada kebutuhan mereka) CLAN (+) The leader engages others Connected - Collaborative The autonomous leader is both self-reliant and engages and collaborates with others Integration Of Opposites MARKET (+) The leader is autonomous Sovereign Connecting Independent Collaboration Sovereign - Independent (-) The leader acts independently and considers others’ inputs to be unneeded 26 Perilaku Kepemimpinan #4: Caring Confrontation Caring Confrontation mengkombinasikan kesabaran dengan kekuatan, penuh welas-asih dengan keberanian, tulus tanpa pamrih dengan tantangan (-) The leader’s caring and concern for the people leads to indulgence and leniency Perilaku ini menempatkan kesejahteraan orang lain pada pijakan yang sama dengan kepentingan pribadi mereka, sambil menantang mereka untuk mencapai standar lebih baik yang dicontohkan CLAN (+) The leader demonstrates caring and concern for others Patient - Compassionate Integration Of Opposites The leader demonstrates caring confrontation MARKET (+) The leader confronts and challenges others to improve Assertive Patience Bold Compassion Assertive - Bold (-) The leader challenges and confronts to a point where people feel oppressed and abused 27 Identifikasi Nilai-nilai Organisasi dan Perilaku Kepemimpinan Berdasar definisi dari masing-masing kuadran, dapat dielaborasi lebih lanjut mengenai nilai-nilai organisasi dan perilaku kepemimpinan yang berkesesuaian FLEXIBILITY and DISCRETION CLAN INTERNAL FOCUS and INTEGRATION ADHOCRACY Core values: Helpful, Friendly, Courteous, Kind, Cheerful Leadership behaviors: Caring and concern, Engagement Leadership paradox behaviors: Autonomous engagement, Caring confrontation Core values: Creative, Independent, Questioning, Exuberant Leadership behaviors: Hope and vision, Humble and teachable Leadership paradox behaviors: Practical vision, Teachable confidence HIERARCHY MARKET Core values: Trustworthy, Loyal, Obedient, Thrifty, Clean, Reverent Leadership behaviors: Practical and reasonable, Confident and assured Leadership paradox behaviors: Practical vision, Teachable confidence EXTERNAL FOCUS and DIFFERENTIATION Core values: Brave, Challenging, Competitive, Expansive Leadership behaviors: Autonomy, Confrontation and challenge Leadership paradox behaviors: Autonomous engagement, Caring confrontation STABILITY and CONTROL 28 Elaborasi Efektivitias dan Ukuran Kinerja Organisasi Ukuran kinerja yang relevan untuk masing-masing kuadran juga dapat dielaborasi sebagai acuan dalam mengukur efektivitas kinerja organisasi FLEXIBILITY and DISCRETION CLAN ADHOCRACY INTERNAL FOCUS and INTEGRATION Employee retention rate Measures of employee morale Number of top quality people hired Percent improvement in stress-related health care costs Return on investment in training Reduction in internal grievances Number of new products/services launched Number of new sources of revenue Return on investment on innovation Revenues derived from new products or services Measure of brand recognition Total growth in sales HIERARCHY MARKET Percent of on-time deliveries Total internal cost savings Improvement on error or defect rate Percent reduction in redundancy or waste Measures of reduced cycle time Measures of quality improvement EXTERNAL FOCUS and DIFFERENTIATION Total revenue Amount of cash on hand (cash flow) Profitability (return on assets) Shareholder value (EVA) Stock price Overall performance ranking in the industry STABILITY and CONTROL 29 Strategic Intent Kedai Kopi “Harman” (Harum-Nyaman) What Business Are We In (WBAWI) Penyedia Layanan Minuman Kopi dan Variannya serta Hidangan Pendamping Visi Menjadi kedai kopi bonafide dengan pelayanan prima dan jaringan layanan terluas di Jabodetabek pada tahun 2020 Misi Senantiasa menciptakan lingkungan kehidupan sosial yang lebih baik melalui tempat kumpul berkualitas yang berunsur pelayanan sajian minuman kopi dan hidangan pendampingnya dalam rangka mewujudkan komunitas kehidupan masyarakat yang sehat dan kondusif Strategi Besaran Sinergi bisnis dengan vendor untuk menghasilkan keunggulan kompetitif Mendorong kompetensi utama di sajian serta penyajian minuman kopi dan variannya sebagai basis untuk mengembangkan jaringan layanan Membangun keunggulan SDM untuk menghasilkan layanan memuaskan dan pengalaman spektakuler bagi pengunjung Klarifikasi segmentasi produk-market untuk setiap produk Diversifikasi ke bisnis yang berkaitan Nilai - Nilai Di mata Karyawan: Di mata Eksternal: Integritas Layanan yang memuaskan Bertanggung jawab Produk yang tepat Belajar secara terus menerus Dapat diandalkan Peduli dengan yang lain Warga usaha yang baik 30 Hasil Pemetaan Strategic Intent Kedai Kopi “Harman” FLEXIBILITY and DISCRETION CLAN INTERNAL FOCUS and INTEGRATION ADHOCRACY HIERARCHY EXTERNAL FOCUS and DIFFERENTIATION MARKET STABILITY and CONTROL Saat Ini (Now) Preferensi (Preffered) 31 Hasil Pemetaan Strategic Intent Kedai Kopi “Harman” FLEXIBILITY and DISCRETION CLAN ADHOCRACY Strategi Besaran: (3) Membangun keunggulan SDM untuk menghasilkan layanan memuaskan dan pengalaman spektakuler bagi pengunjung Nilai-nilai: Saling hormat-menghormati dan bekerja sama Nilai-nilai: Peduli dengan yang lain Nilai-nilai: Warga usaha yang baik INTERNAL FOCUS and INTEGRATION Visi: dan jaringan layanan terluas di Jabodetabek pada tahun 2020 Misi (1): Senantiasa menciptakan lingkungan kehidupan sosial yang lebih baik melalui... Misi (3): ...dalam rangka mewujudkan komunitas kehidupan masyarakat yang sehat dan kondusif Strategi Besaran: (5) Diversifikasi ke bisnis yang berkaitan Nilai-nilai: Belajar secara terus menerus HIERARCHY MARKET Strategi Besaran: (2) Mendorong kompetensi utama di sajian serta penyajian minuman kopi dan variannya sebagai basis untuk mengembangkan jaringan layanan Nilai-nilai: Integritas Nilai-nilai: Bertanggung jawab Nilai-nilai: Dapat diandalkan EXTERNAL FOCUS and DIFFERENTIATION Visi: Menjadi kedai kopi bonafide dengan pelayanan prima... Misi (2): ...tempat kumpul berkualitas yang berunsur pelayanan sajian minuman kopi dan hidangan pendampingnya... Strategi Besaran: (1) Sinergi bisnis dengan vendor untuk menghasilkan keunggulan kompetitif Strategi Besaran: (4) Klarifikasi segmentasi produk-market untuk setiap produk Nilai-nilai: Layanan yang memuaskan Nilai-nilai: Produk yang tepat STABILITY and CONTROL Saat Ini (Now) Preferensi (Preffered) 32 Empat Elemen dalam Strategic Intent Organisasi VISION MISSION GRAND STRATEGY CORE VALUES “KE MANA TUJUAN KITA” (TO GET) “KENAPA KITA ADA” (TO GIVE) “BAGAIMANA CARANYA” “BAGAIMANA ATURAN MAINNYA” 33 Kerangka Kerja Budaya Organisasi PIHAK-PIHAK EKSTERNAL PEMEGANG SAHAM KESELARASAN INTERNAL Identitas Organisasi Sikap Mental Serangkaian pola pikir penting yang dibutuhkan untuk menjamin agar setiap individu dalam organisasi mampu berperilaku sesuai dengan kerangka nilai-nilai organisasi Perilaku Pokok Organisasi Serangkaian tindakan yang menjadi panutan bagi setiap individu ketika mengejawantahkan sikap mental yang diturunkan dari nilai-nilai organisasi Strategi Komunikasi Hubungan Masyarakat PELANGGAN/PEMBELI Nilai-nilai (Core Values) CALON KARYAWAN Komunikasi Internal umpan balik Sikap Mental (Basic Mentality) Pandangan Duta Diri Karyawan terhadap Identitas Organisasi Keluaran Kerja umpan balik Perilaku Pokok Organisasi (Key Behavior) CITRA DIRI ORGANISASI Nilai-nilai Serangkaian motivasi dan normanorma yang menjiwai seluruh aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh setiap individu dalam organisasi OTORITAS LOKAL umpan balik PERBANKAN MEDIA & PERS PEMASOK KOMUNITAS SEKITAR AGEN & DISTRIBUTOR Produk dan Layanan/Jasa Pemasaran PEMODAL VENTURA KOMUNITAS INTERNASIONAL 34 Budaya Organisasi dan Nilai-nilai Budaya organisasi tercermin dari perilaku kolektif seluruh elemen organisasi (Perilaku Pokok Organisasi) yang diturunkan dari Sikap Mental dan Nilai-nilai Nilai-Nilai Nilai-nilai Sikap Mental KOMPETEN INTEGRITAS PROAKTIF Perilaku Pokok Organisasi CONTOH: PANCASILA Sikap Mental 1. Kontrol berawal dari keterukuran 2. Bicara dengan data, bertindak berdasarkan fakta 3. Saya adalah apa yang saya ucapkan dan lakukan 4. Perbaikan terus menerus dan menghilangkan kegagalan 5. Menjadi pemain bukan penonton atau komentator Perilaku Pokok Organisasi 1. Senantiasa memberikan hasil kerja yg memenuhi standar kualitas 2. Menjunjung tinggi kredibilitas data demi menunjang hasil kerja bermutu 3. Menjunjung tinggi aspek keselamatan kerja atau safety 4. Mengerjakan segala sesuatu dengan benar sejak awal 5. Setiap anggota tim menjadi pemain dan aktif mendukung ‘mata-rantai’ terlemah 6. Keselarasan antara satu unit kerja dengan unit terkait lainnya 7. Inovasi dan terobosan dalam penyelesaian masalah 8. Mengacu pada standar etika dan moral yang tinggi 35 Survei Budaya Melalui Perilaku Pokok Organisasi Hasil survei Budaya Organisasi memberikan banyak informasi berharga, salah satunya dari kondisi ideal menurut Expert Panel dibanding terhadap kondisi aktual menurut responden Expert Panel Aktual Ideal x x x SUSTAIN JUST OK OVERKILLED x Aktual x x Responden NEED TO SHIFT REALITY CHECK x 2 1 x x x x Ideal x x x MINDSET ALIGNMENT 3 36 Kesesuaian Asimilasi dengan Layer Organisasi Setiap layer organisasi membutuhkan urutan langkah asimilisasi budaya yang berbeda sesuai dengan tingkat kedewasaan pemikiran yang diharapkan dari peran seseorang Urutan Langkah Asimilasi “Artifact” Budaya yang Relevan 1st Step 2nd Step 3rd Step BELIEF SYSTEM Believe Do Understand (Basic Mentality) Understand Believe Do PERILAKU POKOK ORG. Do Understand Believe Executive (e.g.: BOD, Chief, EVP) The Way To FEEL Senior Manager (Heart) NILAI-NILAI (Core Values) (e.g.: Mgr, GM, VP, SVP) First-line Manager The Way (e.g.: SPV, Asst Mgr, AVP) To THINK Staff The Way To ACT SYSTEM THINKING (Head) ACTION (Hand) SIKAP MENTAL (Key Behavior) 37 There is nothing so practical as a good theory (Kurt Lewin) Beragam alat bantu manajemen tersedia untuk melihat ke depan-samping-dalam organisasi sambil mengelaborasi lebih lanjut setiap cakrawala pandang FORESIGHT (ke Depan) CROSS-SIGHT (ke Samping) INSIGHT (ke Dalam) 38 Outlook: 4C-Diamond CHANGE Hanya change sensitive company yang akan bisa selalu mengambil inisiatif untuk melakukan disruptive innovation seperti yang dipikirkan Clayton Christensen Technology Pol-Leg COMPETITOR Economy Market Hanya change sensitive company yang akan bisa tetap memiliki competitive advantage seperti yang dikatakan Michael Porter Soc-Cul CUSTOMER Hanya change sensitive company yang akan bisa selalu mengutamakan customer seperti yang dikatakan Peter Drucker COMPANY CUSTOMER perlu di-add value terus, COMPETITOR harus diungguli terus; untuk melakukan itu COMPANY harus melakukan review strategi terus 39 Industry Competitive Setting C1 Competitive Setting C3 C1 C3 C1 C2 C3 C1 C2 C3 C1 C2 C3 C2 C4 C4 C4 C4 Stable (2C) Interrupted (2.5C) Complicated (3C) Sophisticated (3.5C) Chaos (4C) Customer (C1) BUYER CONSUMER CUSTOMER CLIENT PARTNER Competitor (C2) NONE MILD STRONG WILD INVISIBLE Change (C4) NONE GRADUAL CONTINUOUS DISCONTINUOUS SUPRISING Company (C3) ProductionOriented (Producer) SellingOriented (Seller) MarketingOriented (Marketer) Market DrivenOriented (Specialist) Customer DrivenOriented (Service Provider) 40 Industry Competitive Setting: Konsekuensi Company (C3) ProductionOriented (Producer) SellingOriented (Seller) MarketingOriented (Marketer) Market DrivenOriented (Specialist) Customer DrivenOriented (Service Provider) Yang penting memproduksi sesuatu, tidak peduli kepuasan pelanggan Tidak punya pesaing Harus terus meningkatkan kualitas, menekan biaya, dan mau menerima marjin yang ditakar pembelinya Rawan karena buyer bisa memindahkan pesanan at any time Mengandalkan kepiawaian pada penjualan, belum pada marketing Yang penting punya tenaga penjual yang rajin menawarkan kepada pelanggan Lebih bersifat push ketimbang pull Diskon lebih penting dari citra Transaksi jangka pendek lebih penting dari jangka panjang Komisi dan bonus lebih penting daripada karier dan nama baik Harus agresif dan rajin menubruk prospek Bukan hanya sadar akan pentingnya brand, tapi juga segmentasipositioning-service, dsb Bukan hanya mencari tahu need s and wants customer yang sudah ada, tapi juga mencari peluang lain karena persaingan sudah menjadi 3.5C bahkan 4C Mencari terus apa yang dimaui pasar, termasuk harga yang diinginkan Value for money menjadi prioritas Perusahaan berorientasi bahwa tiap customer berhak mendapatkan produk yang mereka inginkan. Ini tidak mudah karena harus memiliki sistem mass customization yang efisien. 41 There is nothing so practical as a good theory (Kurt Lewin) Beragam alat bantu manajemen tersedia untuk melihat ke depan-samping-dalam organisasi sambil mengelaborasi lebih lanjut setiap cakrawala pandang FORESIGHT (ke Depan) CROSS-SIGHT (ke Samping) INSIGHT (ke Dalam) 42 Empat Perspektif dalam Balanced Scorecard Customer Seperti apakah pelanggan melihat kita? Internal Untuk memuaskan pelanggan, proses apa yang harus kita kelola? Learning & Growth Hal-hal pendukung apa saja yang harus disiapkan/ditingkatkan? Customer Seperti apakah sukses di mata para pemegang saham? 3 Long-term Shareholder Revenue Growth and Mix 2 Loyal Customer Cost Reduction/ Productivity Improvement Managing Risk Asset Utilization Product/Service Attributes Image Relationship Internal Financial Learning & Growth Strategy Financial Strategy Map 1 Committed People 43 Kuadran Peran HR Menurut Dave Ulrich David (Dave) Ulrich menjabarkan bahwa peran HR merupakan paradoks antara fungsi strategis dan operasional serta berorientasi pada proses bisnis dan orang FUTURE/STRATEGIC FOCUS Strategic Partner Change Agent HR should be able to influence both the short- and long-term direction of a company HR should enhance people's capacity to enact change within the organization PROCESSES PEOPLE HR should provide information in a more accurate and timely manner HR should be employees agents in bringing concerns at an organizational level Administrative Expert Employee Champion DAY-TO-DAY/OPERATIONAL FOCUS Sumber: HR Champions: The Next Agenda for Adding Value & Delivering Results, Dave Ulrich (1996) 44 Kuadran Peran HR Menurut Dave Ulrich Kebanyakan perusahaan memberi perhatian yang lebih banyak terhadap kuadran operasional dan perhatian lebih sedikit terhadap kuadran strategis FUTURE/STRATEGIC FOCUS Strategic Partner Change Agent PROCESSES PEOPLE Administrative Expert Employee Champion DAY-TO-DAY/OPERATIONAL FOCUS Sumber: HR Champions: The Next Agenda for Adding Value & Delivering Results, Dave Ulrich (1996) 45 Kuadran Peran HR Menurut Dave Ulrich Peran HR mulai bergeser dari fokus terhadap peran operasional ke strategis, dan kontribusi terhadap karyawan berkurang selama dua dekade terakhir FUTURE/STRATEGIC FOCUS Strategic Partner Change Agent PROCESSES PEOPLE Administrative Expert Employee Champion DAY-TO-DAY/OPERATIONAL FOCUS Sumber: HR Champions: The Next Agenda for Adding Value & Delivering Results, Dave Ulrich (1996) 46 Kuadran Peran HR Menurut Dave Ulrich Tanggung jawab menjalankan keempat peran tersebut menjadi tanggung jawab bersama, seperti yang diindikasikan oleh alokasi poin berikut FUTURE/STRATEGIC FOCUS Strategic Partner Change Agent External Consultant 3 Line Managers 5 Line Managers 4 Field HR 5 PROCESSES Corporate HR 5 HR 3 PEOPLE HR 2 Line Managers 6 Outsource 3 Information Technology 2 Administrative Expert DAY-TO-DAY/OPERATIONAL FOCUS Employees 2 Employee Champion Sumber: HR Champions: The Next Agenda for Adding Value & Delivering Results, Dave Ulrich (1996) 47 Kuadran Peran HR Menurut Dave Ulrich Business Partner berarti menjalankan seluruh peran = Strategic Partner + Administrative Expert + Employee Champion + Change Agent FUTURE/STRATEGIC FOCUS PROCESSES Strategic Partner Change Agent HR should be able to influence both the short- and long-term direction of a company HR should enhance people's capacity to enact change within the organization BUSINESS PARTNER HR should provide information in a more accurate and timely manner HR should be employees agents in bringing concerns at an organizational level Administrative Expert Employee Champion PEOPLE DAY-TO-DAY/OPERATIONAL FOCUS Sumber: HR Champions: The Next Agenda for Adding Value & Delivering Results, Dave Ulrich (1996) 48 Relevansi Kuadran OCAI dengan Kuadran Peran HR Setiap kuadran OCAI dapat dihubungkan dengan strategi pengelolaan sumber daya manusia menurut David (Dave) Ulrich (2005) FLEXIBILITY and DISCRETION CLAN INTERNAL FOCUS and INTEGRATION ADHOCRACY HR Role: Employee Champion Means: Responding to employee needs Ends: Cohesion, Commitment, Capability Competencies: Morale assessment, Management Development, Systems improvement HR Role: Change Agent Means: Facilitating transformation Ends: Organizational renewal Competencies: Systems analysis, Organizational change skills, Consultation and facilitation HIERARCHY MARKET HR Role: Administrative Expert Means: Reengineering processes Ends: Efficient infrastructure Competencies: Process improvement, Customer relations, Service needs assessment EXTERNAL FOCUS and DIFFERENTIATION HR Role: Strategic Partner Means: Aligning HR with business strategy Ends: Bottom-line impacts Competencies: General business skills, Strategic analysis, Strategic leadership STABILITY and CONTROL 49 Evolusi Profesi HR dalam 4 Tahapan Perubahan Profesi HR saat ini sedang melalui gelombang perubahan yang keempat dengan kurva lintasan waktu yang sama: inisiasi-pembelajaran-bertumbuh-stabilitas HR EVOLUTION Penekanan Wave 4: HR Outside In Wave 3: HR Strategy Wave 2: HR Practices Wave 1: HR Administration Efektivitas HR Kredibilitas HR Lebih dari sekedar strategi, menyelaraskan aktivitas MSDM dengan konteks bisnis dan pemegang kepentingan Bermakna bagi suara pelanggan, rasa percaya investor, dan reputasi komunitas Ditentukan oleh pihak eksternal seperti halnya pihak internal Keterhubungan antara praktik MSDM terintegrasi dengan keberhasilan organisasi melalui MSDM strategis Keterhubungan antara strategi bisnis dengan aktivitas MSDM Duduk bersama dan terlibat dalam diskusi-diskusi strategis Desain praktik MSDM yang inovatif: pengadaan, kompensasi dan benefit, pembelajaran, komunikasi, dll Praktik-praktik MSDM yang inovatif dan integratif Layanan MSDM yang mengadopsi praktikpraktik terbaik Fokus pada syarat dan kondisi pekerjaan, penyediaan layanan MSDM, dan kepatuhan terhadap regulasi Melakukan lebih banyak dengan upaya lebih sedikit Semua kegiatan administrasi berjalan lancar TIME Sumber: HR from the Outside In: Six Competencies for the Future of Human Resources; Dave Ulrich, Jon Younger, Wayne Brockbank, Mike Ulrich (2012) 50 6 Paradoks Utama pada Fungsi HR Agar fungsi HR sanggup memenuhi standar dari tiga gelombang pertama dan apa yang dijanjikan pada gelombang keempat, HR harus menguasai enam paradoks utama STRATEGIC OUTSIDE BUSINESS To be a STRATEGIC POSITIONER who not only knows the business but can shape and position the business for success To be a TECHNOLOGY PROPONENTS who using technology to flawlessly process administrative work while generating information for more strategic work To be a CREDIBLE ACTIVIST who earns personal credibility and also takes an active position on business performance ADMINISTRATIVE INSIDE PEOPLE INDIVIDUAL EVENT PAST To be a CAPABILITY BUILDER who can find the right mix of personal and organization development actions To be an HR INNOVATOR AND INTEGRATOR who weaves separate events into cohesive solutions To be an HR CHANGE CHAMPION who connects the past to the future and who anticipates and manages individual, initiative, and institutional change ORGANIZATION PROCESS FUTURE Sumber: HR from the Outside In: Six Competencies for the Future of Human Resources; Dave Ulrich, Jon Younger, Wayne Brockbank, Mike Ulrich (2012) 51 Evolusi Kompetensi HR Menurut Dave Ulrich Round 1 1987 Business Business Knowledge Round 2 1992 Business Knowledge Round 3 1997 Business Knowledge Round 4 2002 Round 5 2007 Business Knowledge Business Ally Strategic Contribution Strategic Architect HR Delivery Human Resources (HR) HR Delivery HR Delivery Talent Manager & Organization Designer Round 6 2012 Round 7 2016 Strategic Positioner Strategic Positioner Human Capital Curator HR Innovator & Integrator Total Rewards Steward Analytics Designer and Interpreter HR Delivery Compliance Manager HR Technology Operational Executor Technology Proponent Technology & Media Integrator Paradox Navigator Change Change Change Culture Personal Change Culture Personal Credibility Personal Credibility Strategic Contribution Culture and Change Steward Personal Credibility Credible Activist Change Champion Capability Builder Credible Activist Culture and Change Champion Credible Activist Sumber: 2016 HR Competency Model; Mike Ulrich, David Kryscynski, Dave Ulrich, Wayne Brockbank, Jacqueline Slade – RBL Group (2015) 52 2016 HR Competency Model The strategic positioner domain captures the extent to which the HR professional Interprets Business Context can evaluate both the external and internal business contexts and translate those Strategic Positioner Decodes Stakeholder Expectations evaluations into practical insights that help position the organization to be Understand Internal Business Operations successful. Develops Talent Develops Leaders Human Capital HR professionals offer integrated and innovative HR solutions for managing Curator people within their organization. These HR practice areas ensure human capital. Drives Performance Develops Technical Talents HR professionals must be able to create total reward systems which include Designs Meaningful Work Total Rewards compensation and benefits (financial rewards) as well as meaning from work (non Steward Manages Compensation and Benefits financial rewards). HR Professionals must be able to use analytics to impact decision making. Gets the Right Data Analytics Designer Analytics goes beyond collecting data and having scorecards to using data to and Interpreter Interprets Business Data improve business decisions. HR Professionals must be able to manage the processes related to compliance by Compliance Manager following regulatory guidelines. The compliance function varies by geography. HR professionals must be able to leverage technology and technological tools to Leverages Social Media Tools Technology & Media support their efforts to create high performing organizations. They also rely on Integrator Integrates Technology social media to recruit, retain, develop and engage human capital. HR professionals are increasingly asked to maximize ideas and outcomes that may Paradox Navigator be inherently in opposition with each other. These professionals must constantly manage the paradoxes or tensions that exist in work settings. Designs Culture Culture and HR professionals need to manage both change but also culture. By championing Change Champion both change and culture, HR professionals help make things consistently happen. Manages Change The credible activist domain carries over from prior studies and captures the Influence and Relates to Others Credible extent to which HR professionals achieve the trust and respect they need within Activist Earns Trust through Results the organization to be viewed as valued and valuable partners. Sumber: 2016 HR Competency Model; Mike Ulrich, David Kryscynski, Dave Ulrich, Wayne Brockbank, Jacqueline Slade – RBL Group (2015) 53 Balanced Scorecard, Workforce Scorecard, dan HR Scorecard HR Scorecard Workforce Scorecard Balanced Scorecard Human Capital People Equity Financial Equity Book vs. Market Value Customer Success Financial Success What specific customer desires and What specific financial expectations must be satisfied? commitments must be met? Leadership and Workforce Behaviour Are the leadership team and workforce consistently behaving in a way that will lead to achieving our strategic objectives? Workforce Success Has the workforce accomplished the key strategic objectives for the business? HR Systems Align Integrate Differentiate Workforce Mind-Set and Culture Does the workforce understand our strategy and embrace it, and do we have the culture we need to support strategy execution? Workforce Competencies Does the workforce, especially in the key or ‘A’ positions, have the skills it needs to execute our strategy? HR Workforce Competencies Strategic Partner Change Agent Employee Advocate Administrative Expert HR Practices Work design Staffing Development Performance management Rewards Communication HR 2016 COMPETENCY MODEL Operational Success What specific internal operational processes must be optimized? Sumber: The Workforce Scorecard: Managing Human Capital to Execute Strategy; Mark A. Huselid, Brian E. Becker, Richard W. Beatty (2005) 54 Arsitektur pada HR Scorecard HR Scorecard merupakan alat bantu untuk mengukur dan mengelola modal insani (human capital) dengan berfokus kepada empat tema utama The HR Function The HR System Employee Behaviors HIGH PERFORMANCE WORK SYSTEM (HPWS) HR SYSTEM ALIGNMENT HR DELIVERABLES Sejauh mana model kompetensi tervalidasi bertindak sebagai basis perekrutan, pengembangan, pengelolaan, dan penghargaan karyawan Persentase tenaga kerja yang dinilai secara teratur melalui penilaian kinerja formal Di R&D Persentase keputusan seleksi yang didasarkan atas model kompetensi Persentase perekrutan yang dilakukan pada tingkat ‘elit’ HR Alignment Index > 80% Persentase karyawan yang memiliki kompetensi teknis yang dipersyaratkan Persentase turnover di antara ilmuwan R&D berkinerja tinggi Persentase daftar permintaan kerja di manufaktur Di Manufaktur Waktu siklus perekrutan 14 hari atau kurang HR Alignment Index > 80% HR EFFICIENCY VALUE CREATION IMPACT Waktu siklus R&D lebih rendah Cost per hire COST CONTROL Sumber: The HR Scorecard: Linking People, Strategy, and Performance; Brian E. Becker, Mark A. Huselid, Dave Ulrich (2001) Next IndonesiaCHRP Monthly Workshop: HR Scorecard 55