skripsi perbandingan keakuratan capm dan apt

advertisement
SKRIPSI
PERBANDINGAN KEAKURATAN CAPM DAN APT
DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENDAPATAN SAHAM
LQ 45 ( PERIODE 2006 – 2009 )
OLEH :
Nama : Andri
NIM : 205081000127
Jurusan: Manajemen Keuangan
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
: Andri
Tempat/Tanggal Lahir
: Tangerang, 28 Juli 1987
Alamat
: Kp.Pulo No.16 RT003/04 Cipondoh Tangerang
Telp & HP
: (021)5447829 / 02194731216
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Kebangsaan
: Indonesia
Moto Hidup
: “Hidup Adalah Perjalanan Untuk Berdoa, Bekerja,
dan Berusaha, Karena Semua Itu Adalah Ibadah”
PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Negeri 04 Pagi
2. SMP Negeri 176 Duri Kosambi
3. SMK Negeri 42 Jakarta Barat
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
i
ABSTRACT
This research explain a comparison of accuracy level between Capital
Asset Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT). Variable of
this research are LQ 45 stock return, Beta, Risk free, Market return, SBI and
Inflation. Analysis were based on 27 stock sampel of LQ 45 that always listed
from 2006 unti 2009. The analysis tools that used to measure macro economics
variable in the future is Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) and
to find macro economics variable that represented return of LQ 45 in research is
value of MAD, MSE, and MAPE.
This observational population is all return stock per corporate moon – LQ
45 already go public at Indonesian Stock Exchange. There is sample that is
utilized in this research is return stock per moon of 27 LQ 45 years 2006 – 2009.
This observational result that: (a ) Arbitrage Pricing Theory APT models more
accurate than Capital Asset Pricing Model CAPM in predict income zoom
(Return) LQ 45. That thing is looked of appreciative MAD, MSE, and MAPE
which resulted by CAPM'S model is even greater to be compared with APT
model.
Keyword : stock return, Beta, Risk free, Market return, SBI and Inflation.
ii
ABSTRAK
Penelitian ini menjelaskan perbandingan tingkat keakuratan model Capital
Asset Pricing Model (CAPM) dengan Arbitrage Pricing Theory (APT). Variabel
dalam penelitian ini adalah tingkat pendapatan saham LQ 45, Beta, Risk free,
Market return, SBI dan Inflasi. Alat analisis yang digunakan untuk mengukur
tingkat variabel makro yang di harapkan adalah metode Autoregressive Integrated
Moving Average (ARIMA) sedangkan untuk mencari variabel makro ekonomi
yang merepresentasikan return LQ 45 digunakan analisis faktor. Tingkat
keakuratan teori CAPM dan APT di ukur melalui nilai MAD, MSE, dan MAPE.
Populasi penelitian ini adalah seluruh return saham per bulan perusahaan –
perusahaan LQ 45 yang sudah go public di Bursa Efek Indonesia. Adapun sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham per bulan dari 27
perusahaan LQ 45 tahun 2006 – 2009. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa :
(a) Model Arbitrage Pricing Theory (APT) lebih akurat dibandingkan Capital
Asset Pricing Model (CAPM) dalam memprediksi tingkat pendapatan (Return)
saham perusahaan - perusahaan LQ 45. Hal itu terlihat dari nilai MAD, MSE, dan
MAPE yang dihasilkan model Capital Asset Pricing Model (CAPM) lebih besar
dibandingkan dengan model Arbitrage Pricing Theory (APT).
Kata Kunci : Return, Beta, Risk free, Market return, SBI, Inflasi.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang
telah diberikan. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW.
Perkenankan
penulis
menyampaikan
ucapan
terimakasih
atas
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang turut andil dalam proses
penulisan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model (CAPM) &
Arbitrage Pricing Model (APT) Dalam Memprediksi Tingkat Pendapatan
Saham LQ45”, semoga Allah SWT membalas kebaikannya dengan balasan yang
lebih baik, mereka adalah:
1. Orang tua tersayang, Ayahanda Muhasim dan Ibunda Sadiah yang
senantiasa memberikan doa, motivasi, dan bantuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisah skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pudek I Akademik sekaligus
sebagai pembimbing I dan Bapak Indoyama Nasrudin SE.,MAB selaku
Ketua Jurusan Manajemen sekaligus pembimbing II yang selalu
memberikan inspirasi-inspirasi bermakna kepada penulis dalam segala
waktu dan kesempatan.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial yang telah banyak memberi pengetahuan yang bermanfaat
bagi penulis.
iv
4. Teman-teman seperjuangan semasa kuliah, Sadik, Dian, Erwin, Nova, Zein,
Hariyadi, Rosalina, Endang, Chafitz, Imam, Edi, Arif, Uden, Alfian, we did it
great brothers.
5. Terima kasih spesial untuk Ferdy, Andri Hari Prasetyo yang telah banyak
membantu penulis dan memberikan motivasi.
6. Teman Kerja di PT. Glenindo Citramandiri, Pak Yongki Widjaya, Ibu Sifie,
Pak Tedy Gamma, Pak Herman, Pak Subur, Astrid, Retno, Ria. Nice job
partners.
Penulis Menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, tetapi besar
harapan penulis skripsi ini dapat membawa nama baik almamater terutama Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial dan dapat membantu peneliti lain yang akan melanjutkan
penelitian.
Jakarta, 11 Juni 2010
Penulis
v
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
Daftar Perusahaan LQ 45 Periode 2006 – 2009...............................
Return Marker (RM) Periode 2006 – 2009.......................................
Risk Free (RF) Periode 2006 – 2009................................................
Beta Terhadap Return.......................................................................
KMO and Bartlett's Test...................................................................
Communalities..................................................................................
Total Variance Explained.................................................................
Componen Matrix.............................................................................
Rotated Component Matrix..............................................................
Inflasi Indonesia Periode 2006 – 2009.............................................
SBI Periode 2006 – 2009..................................................................
Expected Return CAPM...................................................................
Correlogram SBI...............................................................................
Correlogram Inflasi...........................................................................
Model Arima SBI.............................................................................
Model Arima Inflasi.........................................................................
Perubahan Tingkat Inflasi Actual, Perubahan Tingkat Inflasi Yang
Diharapkan, dan Perubahan Tingkat Inflasi Yang Tidak Diharapkan..
Perubahan SBI Actual, Perubahan SBI Yang Diharapkan, Perubahan
SBI Yang Tidak Diharapkan...............................................................
Expected Return APT........................................................................
Return Perusahaan LQ 45 Dengan Kolmogorov-Smirnov.................
Pengujian Durbin Watson Pada Market Model CAPM.....................
Pengujian Dirbin Watson Pada Model APT......................................
Nilai MAD.........................................................................................
Nilai MSE..........................................................................................
Nilai MAPE.......................................................................................
4.17
4.18
4.19
4.20
4.21
4.22
4.23
4.24
Halaman
52
68
70
72
73
74
75
76
76
78
79
80
81
82
83
84
85
86
88
90
92
93
95
97
99
x
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
2.2
2.3
4.1
Kurva Risiko Sistematik Dan Non Sistematik.................................
Estimasi Model Arima......................................................................
Kerangka Pemikiran.........................................................................
Scree Plot Eiqenvalue Analisis Faktor.............................................
22
43
50
76
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
.
Actual Return....................................................................................
Beta Model CAPM...........................................................................
Expected Return Model CAPM........................................................
Expected Return Model APT............................................................
Uji Normal Kolmogorov-Smirnov Model CAPM.............................
Uji Normal Kolmogorov-Smornov Model APT................................
Autokorelasi Model CAPM..............................................................
Autokorelasi Model APT...................................................................
Analisis Faktor Model APT..............................................................
Arima Model APT.............................................................................
104
107
110
113
116
117
120
121
121
123
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iklim investasi di Indonesia secara keseluruhan sangat menarik bagi akses
investasi asing. Ketersediaan insentif fiskal untuk menarik investor asing, tidak ada
batasan nilai investasi, kemungkinan investor asing untuk memiliki seluruhnya
investasi mereka dalam hampir semua sektor dan proses persetujuan investasi yang
telah disederhanakan merupakan sebagian dari keuntungan bagi investasi asing untuk
menanamkan modalnya di Indonesia. Sebagai negara anggota ASEAN, Indonesia
terletak di persimpangan dua benua besar, yaitu Asia dan Australia, dan Samudera
Hindia dan Samudera Pasifik, menawarkan beberapa keunggulan komparatif kepada
investor dengan rentang dan perpaduan yang menarik seperti:
•
Negara yang luas dan subur yang dilimpahi dengan sumber daya alam yang
kaya dan terdiversifikasi, antara lain, pertanian, perkebunan, perikanan,
tambang, minyak dan gas.
•
Jumlah penduduk yang besar, yaitu kurang lebih 210 juta penduduk, yang
sangat dinamis dalam menyesuaikan diri terhadap kemajuan, suatu pasar yang
berpotensi sangat besar serta angkatan kerja yang kompetitif.
•
Lokasi yang strategis mengendalikan jalur komunikasi laut internasional yang
sangat penting.
•
Negara yang semakin demokratis.
1
1
Ekonomi terbuka yang berorientasi pasar, dengan rezim pertukaran mata
uang asing yang bebas. Pemerintah Indonesia menyadari bahwa investasi merupakan
salah satu faktor paling penting dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan,
dengan demikian, berupaya keras untuk memperbaiki prosedur investasi di masa
mendatang agar dapat merangsang iklim investasi yang lebih menguntungkan
(www.IDX.com).
Bursa Efek Jakarta (BEJ) ditetapkan menjadi bursa efek skala
internasional, yang mampu memberikan peluang investasi sesuai dengan
perkembangan ekonomi Indonesia. BEJ ditetapkan untuk ambil bagian dalam
mengembangkan basis investor dalam negeri yang besar dan mapan untuk
menjamin Pasar Modal Indonesia yang stabil. Tahun 1995 menandai awal baru
bagi BEJ. Pada tanggal 22 Mei 1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated
Trading System (JATS) [Sistem Perdagangan Terotomatisasi Jakarta], suatu
sistem terkomputerisasi yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem
baru ini akan memfasilitasi frekuensi perdagangan saham yang lebih tinggi dan
memastikan terwujudnya pasar yang lebih adil dan lebih transparan dibandingkan
dengan sistem perdagangan manual. Sejak bulan Februari 2007, terdapat 342
perusahaan yang tercatat di BEJ. Dibandingkan dengan pasar saham di wilayah
Asia Pasifik pada tahun 2006, BEJ termasuk ke dalam 3 pasar saham Papan Atas
di wilayah Asia Pasific sesudah Shanghai dan Shenzen. Pada Desember 2006,
kapitalisasi pasar BEJ mencapai IDR 1.246.0 Triliun, naik 55,5% dari IDR 801,3
Triliun di akhir transaksi pasar 2005. Jumlah reksadana di Indonesia pada tahun
2006 meningkat 22,02% yaitu dari 327 reksadana pada tahun 2005 menjadi 399
2
reksadana pada tahun 2006, disamping selain nilai aset bersih reksadana yang
secara signifikan meningkat (79,23%) dari IDR 29,17 Triliun di bulan Desember
2005 menjadi IDR 52,28 Triliun pada tahun 2006. Pada bulan Desember 2006,
terdapat 108 fund manager dan 9 konsultan keuangan. Dan berdasarkan nilai
reksadana, terdapat peningkatan nilai reksadana dari IDR 48,07 Triliun di bulan
Desember 2005 menjadi IDR 71.15 Triliun di bulan Oktober 2006, atau meningkat
32,44%.(www.IDX.com).
Investasi merupakan sebuah cara alternativ yang dapat digunakan untuk
meningkatkan nilai asset di masa depan, dengan melakukan investasi, menurunnya
purchasing power akibat inflasi dapat di ofsett oleh return yang di dapatkan dari
investasi ( Tandelilin,2001 dalam Puji Fitriana : 2005 ). Menurut Widiatmodjo,S
2000 (dalam Michell Suharli: 2005), Ekspetasi dari para investor terhadap
investasinya adalah memperoleh tingkat pendapatan (return) saham sebesar - besarnya
dengan resiko tertentu. Return tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen
untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang.
Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth pemegang saham ( Suharli:
2004). Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang
semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, investor dan investor potensial
memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar investasi mereka.
Sesuai dengan pendapat Widiatmodjo (2000 : 84) Investor selalu mencari alternative
investasi yang memberikan return tertinggi dengan tingkat risiko tertentu. Mengingat
risiko yang melekat pada investasi saham lebih tinggi dari pada investasi pada
perbankan, return yang diharapkan juga lebih tinggi.
3
Horne dan Wachoviz (2005: 26) mendefinisikan return sebagai:”Return as
benefit which related with owner that includes cash dividend last year which is paid,
together with market cost appreciation or capital gain which is realization in the end
of the year”. Menurut Jones (2003: 124) “return is yield and capital gain (loss)”.(1)
Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodic kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen, (2) Capital Gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat
pembelian dengan harga saham pada saat penjualan. Hal tersebut diperkuat oleh
Corrado dan Jordan (2000:5) yang menyatakan bahwa “Return from investment
security is cash flow and capital gain/loss”.
Investasi sendiri dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu investasi pada
real asset dan investasi pada financial asset ( Achisien, 2003 dalam Puji Fitriana
2009). Investasi pada real asset dapat dilakukan dengan membeli peralatan, pendirian
pabrik, perbaikan mesin produksi, dll. Sedangkan investasi pada financial asset
(instrument kauangan) dapat dilakukan pada pasar uang (berupa sertifikat deposito,
commercial paper, dll) maupun pasar modal (berupa saham, obligasi, dll). Investor
pada umumnya merupakan pihak yang sangat tidak menyukai resiko tetapi
menginginkan return yang maksimal. Untuk itulah dewasa ini , invesatsi di sektor
financial menjadi primadona di kalangan investor, karena menjanjikan tingkat return
yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di sektor real asset maupun pasar
uang ( Achisien, 2003 dalam Puji Fitriana 2009 ). Meskipun investasi di pasar modal
menjanjikan tingkat return yang lebih tinggi, namun kita perlu ingat bahwa semakin
besar return, maka tingkat resikonya akan semakin besar pula. Untuk itulah sebagai
seorang investor yang rasional, hal yang paling penting untuk deperhatikan adalah
4
bagaimana investasi dapat menghasilkan return optimal pada tingkat resiko yang
minimal ( Tandelilin,2001 dalam Puji Fitriana:2009).
Pasar modal didefinisikan sebagai institusi dan prosedur yang menyediakan
semua sarana untuk bertransaksi dalam instrument keuangan jangka panjang (R.Agus
Sartono 2002 : 21). Pasar modal di Indonesia dimulai ketika Pemerintah Hindia
Belanda mendirikan Bursa Efek di Jakarta (Batavia) pada akhir tahun 1912, sejak saat
itu pasar modal Indonesia mengalami pasang surut dalam perkembangannya sejalan
dengan kondisi pemerintahan dan perekonomian Negara. Salah satu perkembangan
paling signifikan adalah yang terjadi pada tahun 1987 saat pemerintahan
mengeluarkan paket 24 Desember 1987 (PAKDES 87) yang berkaitan dengan
pengembangan pasar modal yaitu menyarankan agar perusahaan di Indonesia untuk go
public dan investor asing menginvestasikan uang mereka di Indonesia (R.Agus
Sartono 2002 : 21).
Estimasi Stock Return atau cost of equity untuk saham individual adalah hal
yang sangat krusial untuk pengambilan keputusan keuangan seperti manajemen
portofolio, Capital budgeting, dan evaluasi kinerja (Husnan, S 1993 dalam
Effendi:2008). Dalam memprediksi pendapatan saham yang diharapkan, ada dua
model yang sering kali digunakan para investor, yaitu Capitasl Asset Pricing Model
(CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) ( Bodie.et.al. 2005:). kedua model ini
sampai saat ini masih menjadi perdebatan para ahli manajemen keuangan tentang
ketepatan model tersebut dalam memprediksi tingkat pendapatan (return) suatu saham.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang diperkenalkan oleh Sharp
(1964) dan Lintner (1995) merupakan model untuk menentukan harga suatu assets
pada
kondisi
equilibrium
(
Bodie.et.al.2005:).
Perhatian
mengenai
model
5
keseimbangan ini telah secara menerus dikembangkan. Beberapa diantaranya adalah
Sharpe (1964) dan Treynor (1961) yang mengembangkan formulasi mean-variance.
Formulasi ini kemudian dikembangkan lebih lanjut dan diklarifikasi oleh Lintner
(1965), Mossin (1966), Fama (1968) dan Long (1972). Sebagai tambahan, Treynor
(1965), Sharpe (1966), dan Jensen (1968-1969) telah mengembangkan evaluasi
portofolio
yang
mendasarkan
pada
Capitas
Asset
Pricing
Model
ini
(Husnan,S.2002.dalam Efendi Arianto:2007). Dalam keadaan equilibrium tingkat
keuntungan yang diisyaratkan oleh pemodal untuk suatu saham akan dipengaruhi oleh
resiko saham tersebut (Tandelilin,2001:90).
Sebagian investor merasa lebih nyaman dengan adanya gagasan bahwa
diperlukan risiko yang lebih tinggi untuk mendapatkan return yang lebih tinggi.
Dengan adanya tingkat ketidakpastian yang semakin tinggi, return yang diperlukan
untuk mengimbangi resiko tersebut juga akan semakin tinggi yang selanjutnya akan
menurunkan harga yang ingin dibayarkan oleh investor untuk asset tersebut. Lebih
jauh lagi para ekonom telah mengasumsikan bahwa investor bersifat risk-averse,
dimana mereka mau mengorbankan return mereka dengan tujuan untuk mengurangi
risiko yang mereka terima. Terdapat dua jenis risiko yang mempengaruhi return pada
saham (R.Agus Sartono 2002 : 169)., yaitu sebagai berikut:
Resiko sistematik (systematic risk) adalah segala jenis risiko yang
mempengaruhi sejumlah besar asset, masing – masing pada tingkat yang lebih tinggi
atau lebih rendah. Risiko non-sistematik (unsystematic risk) adalah risiko yang secara
spesifik mempengaruhi suatu asset atau beberapa asset saja. Jika asumsi ini benar,
maka kita akan mengharapkan investor untuk meminta return yang lebih tinggi untuk
6
mengimbangi risiko tambahan yang diterima oleh pemegang asset yang lebih tinggi
risikonya (R.Agus Sartono 2002 : 169).
CAPM kemudian menjadi model yang sangat populer untuk digunakan
karena kemudahan dalam aplikasinya. CAPM memprediksi bahwa hanya ada satu
jenis risiko sistematik yang mempengaruhi return saham dan risiko itu adalah “Risiko
Pasar”. Selanjutnya Ross tahun 1976 memperkenalkan model kedua yaitu Arbitrage
Pricing Theory (APT) yang dianggap sebagai model yang lebih baik dari CAPM
(Bodie.et.al. 2005 : 456 ). Asumsi – asumsi dalam APT bersifat lebih umum daripada
CAPM dalam mengakomodasi sumber risiko yang bervariasi. Hal ini sesuai dengan
logika bahwa faktor – faktor seperti tingkat suku bunga, inflasi, serta aktivitas bisnis
memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkat perubahan return saham.
Weston.et.al.1996
(dalam
Muhammad
Madyan:2004),
Kelemahan-
kelemahan empiris yang terjadi pada model Capital Asset Pricing Model (CAPM)
mendorong para ahli manajemen keuangan untuk mencari model alternatif yang
menerangkan hubungan pendapatan dengan risiko saham. Pada tahun 1976 Stephen A.
Ross merumuskan sebuah teori yang disebut dengan Arbitrage Pricing Theory (APT).
Meskipun model ini tidak bisa secara keseluruhan memecahkan kekurangan yang
terjadi pada model CAPM, tetapi model inilah yang pertama kali dikembangkan untuk
mencoba mengeliminir kekurangan-kekurangan yang terjadi pada model CAPM dan
mempunyai kesempatan untuk menggantikan model tersebut . APT menyatakan
bahwa harga suatu aktiva bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, tidak hanya satu
faktor (portofolio pasar) seperti yang telah dikemukakan pada teori CAPM
(Weston.et.al.1999 dalam Gancar Candra:2004). Menurut Reilly, 2000 (dalam
Muhammad Madyan:2004), seperti halnya CAPM, APT menggambarkan hubungan
7
antara risiko dan pendapatan, tetapi dengan menggunakan asumsi dan prosedur yang
berbeda. Tiga asumsi yang mendasari model Arbitrage Pricing Theory (APT) adalah:
(1) pasar modal dalam kondisi persaingan sempurna, (2) para investor selalu lebih
menyukai kekayaan yang lebih daripada kurang dengan kepastian, (3) hasil dari proses
Stochastic artinya bahwa pendapatan asset dapat dianggap sebagai K model faktor
(Reilly : 2000;195).
Gancar Candra Premananto dan Muhammad Madyan.2004, meneliti
mengenai Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model (CAPM) Dan
Arbitrage Pricing Theory (APT) Dalam Memprediksi tingkat pendapatan saham
industri perbankan dan lembaga keuangan selain bank sebelum dan semasa krisis
ekonomi di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya menemukan bahwa model CAPM
lebih akurat dibandingkan APT baik sebelum dan semasa krisis ekonomi. Gancar
Candra Premananto dan Muhammad Madyan (Jurnal Penelitian Dinamika 2004 : 125
- 139) juga meneliti mengenai Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model
(CAPM) Dan Arbitrage Pricing Theory (APT) Dalam Memprediksi Tingkat
Pendapatan Saham Industri Manufaktur Sebelum Dan Semasa Krisis Ekonomi. Hasil
penelitiannya menemukan bahwa model CAPM lebih akurat dibandingkan APT baik
sebelum dan semasa krisis ekonomi.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gancar Chandra Premananto
dan Muhammad Madyan ( 2004) menggunakan variabel independen yaitu CAPM dan
APT. Peneliti menguji keakuratan CAPM dan APT dalam memprediksi return saham,
dimana pergerakan keseluruhan saham direpresentasikan oleh sebuah indeks pasar
yang disebut IHSG. Selain IHSG terdapat pula indeks pasar yang hanya terdiri dari 45
saham terlikuid dan memiliki pangsa pasar yang besar yaitu LQ45. LQ-45 diciptakan
8
oleh BEI dan terdiri dari hanya 45 saham likuid dan berfundamental bagus. kinerja
LQ45 mampu merefleksikan pasar ekuiti, lebih praktis dan likuiditas yang jauh lebih
baik dari IHSG.
Penelitian yang dilakukan oleh Andri Hari Prasetyo Mengenai keakuratan
model CAPM dan APT dalam memprediksi return LQ 45 periode 2006 – 2008 juga
memberikan kesimpulan bahwa model CAPM Lebih Akurat dibandingkan dengan
APT yang menggunakan faktor inflasi, tingkat suku bunga dan kurs. Pada APT
menggunakan tiga variabel yaitu perubahan tingkat suku bunga yang tidak
diharapkan. Sedangkan khususnya APT pada penelitian ini penulis mencoba
menambahkan satu variabel lagi yaitu perubahan jumlah uang beredar selain tingkat
inflasi, tingkat suku bunga SBI, perubahan kurs (dalam hal ini rupiah terhadap dollar).
Pada penelitian sebelumnya variabel dependen yang digunakan adalah tingkat
pendapatan saham industri manufaktur sebelum dan semasa krisis ekonomi sedangkan
pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah return saham LQ-45
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka hasil analisis ini akan dapat
memperbandingkan model mana yang lebih akurat digunakan untuk memprediksi
return saham. Motivasi inilah yang mendorong untuk dilakukan sebuah penelitian
tentang perbandingan keakuratan model keseimbangan CAPM dan APT. Guna
mempermudah dan memperjelas ruang lingkup pembahasan maka penelitian tersebut
akan dikhususkan pada saham-saham yang membentuk indeks LQ-45, yaitu saham
yang stabil dan aktif serta likuid, sehingga mudah diperjualbelikan baik dalam kondisi
pasar bearish maupun bullish.
9
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengambil judul skripsi
ini: ”Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model (CAPM) Dan
Arbitrage Pricing Theory (APT) Dalam Memprediksi Tingkat Pendapatan Saham
LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia”.
Mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan saham amat
banyak, maka dalam pembahasan penelitian ini penulis membatasi masalah hanya
pada variabel-variabel tertentu (return market, perubahan tingkat inflasi, perubahan
tingkat suku bunga SBI, perubahan kurs, dan perubahan jumlah uang yang beredar)
terhadap return saham pada beberapa perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Ruang
lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada perusahaan-perusahaan yang hanya
terdaftar dalam LQ-45 pada Bursa Efek Indonesia. Sampel perusahaan ditentukan
dengan syarat yaitu: perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang mempunyai data keuangan yang lengkap dan dapat diandalkan kebenarannya
dan yang saham - sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2006 - 2009.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah di dalam
penelitian ini adalah, antara lain:
1. Model Manakah (CAPM atau APT) yang lebih akurat dalam memprediksi return
saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian meliputi:
10
a. Menganalisis model CAPM atau APT yang lebih akurat dalam memprediksi
return saham LQ-45 di BEI.
2. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk berbagai kepentingan, diantaranya
sebagai berikut:
a. Bagi Investor Maupun Calon Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan dalam pengambilan keputusan investasi yang optimal khususnya
perusahaan yang tergolong LQ-45.
b. Bagi Penulis
Dapat mengaplikasikan ilmu manajemen khususnya bidang
keuangan dan pasar modal yang telah diperoleh selama kuliah dalam
menganalisis perbandingan keakuratan CAPM dan APT dalam memprediksi
return saham LQ-45.
c. Bagi Akademik
Dapat memberikan sedikit
masukan dan informasi yang
diharapkan mampu memberikan manfaat baik dalam bidang akademik
maupun dalam bidang praktisi.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat memberikan masukkan bagi peneliti selanjutnya dan
menjadikan penelitian ini sebagai informasi pelengkap dalam penyusunan
penelitian yang sejenis
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Investasi
1. Pengertian Investasi
Menurut Reilly dalam Muhammad Madyan (2004 : 2) mendefinisikan
investasi secara lebih spesifik yaitu sebagai pengalokasian saat ini atas sejumlah
uang selama periode waktu tertentu untuk memperoleh pembayaran di masa
depan yang akan memberi imbalan kepada investor atas (1) waktu selama dana
dialokasikan (2) tingkat inflasi yang diharapkan (3)
ketidakpastian dari
pembayaran masa depan. Untuk mengelola investasi dengan baik, diperlukan
suatu ilmu yang disebut dengan manajemen investasi.
Sedangkan E.A Koetin dalam Fauzan (2007;7). Investasi adalah
penggunaan uang untuk objek – objek tertentu dangan tujuan bahwa objek
tersebut selama jangka waktu investasi akan meningkat, paling tidak bertahan dan
selama jangka waktu itu pula memberikan hasil secara teratur.
Menurut Donald E. Fischer dan Ronald J. Jordan dalam Komarruddin
Ahmad (2004:1), An Investment is a commitment of funds made in the expectation
of some positive rate of return. Sedangkan menurut Jack Clark Francis dalam
buku yang sama juga menyatakan An Investment is a commitment of money that is
expected to generate of additional money. Dalam kommarruding Ahmad (2004:3),
Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh
tambahan atau kekurangan tertentu atas uang atau dana tersebut. Menurut
12
Bodie.et.al. (2007:54), investasi dikategorikan menjadi dua jenis yaitu asset rill
(real asset) dan asset keuangan (financial asset). Asset rill adalah bersifat
berwujud seperti gedung – gedung, kendaraan, dan sebagainya. Sedangkan aset
keuangan merupakan dokumen (surat – surat) klaim tidak langsung pemegangnya
terhadap aktiva rill pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut. Bagi seseorang
yang ingin melakukan investasi yang menguntungkan atau setidak – tidaknya
mengamankan kekayaan dari berbagai resiko yang mungkin terjadi, dia
mempunyai banyak pilihan investasi.
Menurut Suad Husnan (1996:19), investasi adalah setiap penggunaan
uang dengan maksud untuk memperoleh penghasilan. Dalam suatu investasi selalu
dipastikan terdapat unsur risiko. Keputusan investasi berkaitan positif dengan
perbandingan antara tingkat pengembalian dan risiko. Berkaitan dengan risiko
dalam suatu investasi, maka terdapat dua jenis investasi berdasarkan tingkat risiko,
yaitu:
a. Investasi bebas risiko: jenis investasi ini memiliki tingkat risiko yang relatif
kecil, dan biasanya memberikan tingkat keuntungan rendah. Yang termasuk
dalam investasi bebas risiko yaitu deposito berjangka dan obligasi.
b. Investor berisiko: suatu jenis investasi yang ditandai dengan tingkat
keuntungan dan risiko yang berfluktuasi dimana investor mungkin saja tidak
mendapatkan keuntungan atau sebaliknya yang termasuk dalam investasi
berisiko yaitu investasi saham.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa investasi saham
adalah menempatkan uang dan dana dalam pembelian efek berupa saham dengan
13
harapan mendapatkan tambahan atau keuntungan tertentu atas dana yang
diinvestasikan dalam perdagangan saham tersebut di bursa efek.
2. Motif Investasi
Menurut Warsono dalam Aliansyah (2001:8), dalam melakukan
investasi, investor dikelompokkan ke dalam tiga bentuk, yaitu:
a. Risk Seeker
Risk seeker atau yang lebih dikenal dengan pengambil risiko, yaitu
investor yang di dalam melakukan investasi lebih menyukai adanya risiko.
Mereka memandang, semakin besar tingkat risiko yang mereka ambil maka
akan menghasilkan tingkat pengembalian (return of investment) yang besar
pula.
b. Risk Averter
Risk averter atau penghindar risiko adalah investor yang enggan
atau tidak suka terhadap adanya investasi. Mereka beranggapan bahwa di
dalam melakukan investasi jika terdapat risiko, akan berakibat pengembalian
menjadi berkurang dan bisa jadi investasi yang mereka tanamkan akan hilang.
c.
Risk indeference
Investor jenis ini sering pula disebut sebagai investor yang acuh
terhadap risiko. Para investor tidak memandang seberapa besar risiko yang
bakal mereka hadapi, mereka hanya mempunyai keinginan untuk
berinvestasi. Tinggi rendahnya tingkat risiko tidak berpengaruh terhadap
investor dalam berinvestasi. Sebagai surat berharga yang ditransaksikan di
14
pasar modal, harga saham selalu mengalami fluktuasi harga tersebut pada
kekuatan penawaran dan permintaan.
Dalam pasar modal tersebut selalu mengandung kelebihan dan
kekurangan. Investasi yang dilakukan selalu mengandung dua sisi yaitu
keuntungan dan kerugian dalam melakukan penanaman modal.
3. Tujuan Investasi
Menurut Kommarrudin Ahmad (2004:3), ada beberapa alasan mengapa
seseorang melakukan investasi, antara lain adalah:
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.
Seseorang yang bijak akan berfikir bagaimana cara meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidak-tidaknya bagaimana berusaha
untuk mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak
berkurang di masa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam memilih
perusahaan atau objek lain seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan
atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak yang
melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di
masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat
yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
15
4. Jenis Investasi
Investasi sendiri dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu investasi
pada real asset dan investasi pada financial asset ( Achisien, 2003 dalam Puji
Fitriana 2009). Investasi pada real asse dapat dilakukan dengan membeli
peralatan, pendirian pabrik, perbaikan mesin produksi, dll. Sedangkan investasi
pada financial asset (instrument kauangan) dapat dilakukan pada pasar uang
(berupa sertifikat deposito, commercial paper, dll) maupun pasar modal (berupa
saham, obligasi, dll).
B. Teori Portofolio
Menurut R. Agus Sartono dalam manajemen keuangan (2002:259)
portofolio adalah sekumpulan investasi, baik pada aktiva rill maupun pada aktiva
keuangan. Teori portofolio menekankan pada usaha untuk mencari kombinasi
investasi optimal yang memberikan tingkat pengembalian atau rate of return
maksimal pada suatu tingkat risiko tertentu. Teori portofolio yang akan dibahas
pada bagian ini lebih berfokus pada investasi pada financial asset seperti saham.
Tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu portofolio merupakan rata –
rata tertimbang dari tingkat pengembalian berbagai aktiva keuangan di dalam
portofolio tersebut. Sedangkan risiko portofolio ditunjukan oleh besar kecilnya
penyimpangan tingkat pengembalian yang diharapkan. Semakian besar simpangan
tingkat pengembalian yang diharapkan berarti semakin besar tingkat risikonya.
C. Return Saham Dan Return Market Serta Pengukurannya
Menurut Ahmad Rodoni dan Othman Yong (2002:11), Return atau
tingkat keuntungan merupakan persentase kekayaan pemegang saham untuk
16
sesuatu jangka waktu. Peningkatan dalam rupiah adalah sama dengan deviden
tunai yang diterima dalam satu jangka waktu ditambah dengan perubahan dalam
nilai saham yang berlaku pada jangka waktu tersebut. Tingkat pengembalian
saham (return) merupakan suatu pendapatan saham atau tingkat keuntungan yang
berasal dari perubahan harga saham dan diperoleh dari deviden yang dihasilkan
ditambah selisih antara harga saham pada periode tertentu dan harga saham pada
periode berikutnya (Maulidah dan Irwan Gunawan dalam Widayanti 2007:24).
Menurut Sunariyah dalam Hamidah (2005:8) tingkat pengembalian
investasi saham ditentukan berdasarkan ratio perubahan harga saham individual.
Indeks harga saham individual menggambarkan suatu rangkaian informasi historis
mengenai pergerakan harga masing-masing saham, sampai pada periode tertentu,
yang dapat berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham di bursa efek.
Menurut Siebert dalam Widayanti (2007:25), total return adalah keseluruhan uang
yang diterima oleh investor dalam saham, merupakan kombinasi antara deviden
dan capital gain. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi
saham. Return saham dapat berupa imbalan realisasi yang sudah terjadi expected
return yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang.
Imbalan realisasi (realized return) merupakan imbalan yang telah
terjadi. Imbalan realisasi dihitung berdasarkan data historis. Imbalan realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan.
Imbalan ini juga berguna sebagai dasar penentuan expected return dan risiko di
masa datang.
Imbalan yang diharapkan (expected return) adalah imbalan yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan
17
imbalan realisasi yang sifatnya sudah terjadi, imbalan harapan sifatnya belum
terjadi (Jogiyanto, 2003:109). Komponen return saham meliputi :
1. Capital gain (loss), merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang
diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli harga jual)
yang keduanya terjadi di pasar sekunder.
2. Dividend yield, merupakan pendapatan atas aliran kas yang diterima investor
secara periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan dalam
presentase dari modal yang ditanamkan.
Dari kedua komponen return tersebut, selanjutnya dapat dihitung
return total dan rate of return sebagai berikut :
Return Total = Capital Gain (loss) + devidend yield
Rate of Return = Cash Payment Received + Price Change Over The period
Purchase Price of The Security
Dalam melakukan penelitian biasanya return saham yang digunakan
adalah return saham yang berasal dari capital gain dan dividend yield, karena
dividen mempunyai sifat yang tetap sehingga relevan jika dimasukkan ke dalam
penelitian. Keputusan investor memilih suatu saham sebagai objek investasinya
membutuhkan data historis terhadap pergerakan saham yang beredar di bursa, baik
secara individual, kelompok, dan gabungan. Mengingat transaksi investasi saham
terjadi pada setiap saham dengan variasi permasalahan yang sangat rumit dan
berbeda-beda, pergerakan harga saham memerlukan identifikasi dan penyajian
informasi yang bersifat spesifik (Reilly dalam Muhammad Madyan 2004 :4).
18
Return saham dapat dihitung dengan menggunakan formula berikut:
Rit = (Pi,t – Pi, t-1)
Pi,t-1
Dimana :
Ri,t = Return saham ke-i pada periode t
Pi,t = Harga saham ke-i pada periode t
Pi,t-1 = Harga saham ke-i pada periode t
Agar keputusan investasi yang diambil para investor tidak keliru,
mereka perlu juga memperhatikan tren atau pergerakan tingkat return pasar.
Investor selalu mencari investasi pada saham yang returnnya lebih besar daripada
return pasar. Return pasar pada umumnya dipengaruhi oleh hargaharga saham
perusahaan gabungan dan tingkat suku bunga nominal. Return pasar adalah
jumlah yang disyaratkan dan digunakan sebagai solusi dari beberapa investasi dan
masalah-masalah keuangan perusahaan (R. Agus Sartono 2002:84).
Return pasar dihitung dengan formula:
Return Pasar (Rm) = IHSG t – IHSG t-1
IHSG t-1
Dimana :
Rm
= Return pasar
IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t
IHSG t-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode sebelumnya t-1
Selain itu, investor juga perlu memperhatikan return asset yang bebas
risiko agar return yang sudah diperoleh sudah melebihi return minimum yang
disyaratkan. Secara teoritis, imbalan asset bebas risiko adalah imbalan minimum
19
yang diharapkan investor untuk investasinya sehingga investor tidak akan
menerima risiko tambahan.
D. Risiko
Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara return yang
diharapkan (expected return) dengan return yang dicapai secara nyata (actual
return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya.
Apabila risiko dinyatakan sebagai berapa jauh hasil yang diperoleh bisa
menyimpang dari hasil yang diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran.
Alat analisis yang digunakan sebagai ukuran penyebaran tersebutadalah variance
atau
standar
deviasi.
Semakin
besar
nilainya,
berarti
semakin
besar
penyimpangannya. Ini artinya, risiko akan semakin tinggi (R.Agus Sartono 2002 :
169).
Menurut Gallati dalam Ferry N. Idroes dan Sugiarto (2006:7), risiko
didefinisikan sebagai “a condition in which there exist an exposure to adversity”.
Bessis (2002:11) mendefinisikan risiko sebagai “Risks are uncertainties resulting
in adverse variations of probability or in losses”. Kemudian Ferry N. Idroes dan
Sugiarto (2006: 7) risiko didefinisikan sebagai “chance of a bad outcome”,
maksudnya adalah suatu kemungkinan akan terjadinya hasil yang tidak
diinginkan, yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta
tidak dikelola semestinya.
Menurut Bramantyo Djohanputro (2006:15), pengertian dasar risiko
terkait dengan keadaan adanya ketidakpastian dan tingkat ketidakpastiannya
terukur secara kuantitatif. Anda dapat menghitung tingkat ketidakpastian apabila
20
anda dapat memperoleh informasi. jadi, yang membedakan risiko dan
ketidakpastian adalah informasi. Menurut Agus Sartono dalam Fithroty (2005:8),
risiko adalah penyimpangan tingkat keuntungan yang diharapkan. Semakin besar
penyimpangan tingkat keuntungan yang diharapkan berarti semakin besar tingkat
risikonya.
Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2006:205), ada
dua jenis risiko yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko
sistematis (Systematic Risk) adalah risiko yang selalu ada dan tidak dapat
dihilangkan dengan diversifikasi. Risiko ini dihadapi seluruh perusahaan,
misalnya: resesi ekonomi, risiko suku bunga, atau inflasi, merupakan risiko yang
dihadapi seluruh perusahaan, pada sektor apapun perusahaan tersebut beroperasi.
Risiko jenis ini sering juga disebut sebagai risiko yang tidak dapat didiversifikasi
(undiversifiable risk) atau risiko pasar (market risk). Sebaliknya, risiko tidak
sistematis (nonsystematic risk) merupakan jenis risiko yang hanya dihadapi
sejumlah perusahaan dalam perekonomian atau risiko yang hanya berpengaruh
pada sejumlah kelompok aset, contohnya: sebuah kebijakan baru yang diterapkan
pada industri bank hanya berpengaruh pada bank dan tidak berdampak risiko pada
perusahaan industri lain. Risiko ini sering pula disebut risiko spesifik (specific
risk).
21
Gambar 2.1
Kurva Risiko Sistematik dan Non-Sistematik
Variance of
portofolio’s
r
e
t
u
r
n
Diversifiable risk atau
unsystematic risk
Market risk atau
systematic risk
Number of securities
Sumber : Stephen A. Ross,et al. (dalam Michell Suharli 2005)
E. Model Keseimbangan
Menurut Jacob dan Pettit dalam Ahmad Rodoni dan Othman Yong,
(2002:117), keseimbangan pasar adalah keadaan dimana kuantitas setiap sekuritas
dalam pasar modal yang lengkap menyamai kuantitas setiap sekuritas yang
ditawarkan kepada pasaran, oleh investor yang ingin menjual kepemilikan mereka,
oleh perusahaan yang menerbitkannya atau oleh pemerintah yang memerlukan
modal untuk membiayai pembelian aset dan harga yang keseimbangan sedemikian
dicapai dikenali sebagai harga keseimbangan.
1. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Capital Asset Pricing Model (CAPM) atau Model Penetapan Harga
Aset Modal merupakan sebuah alat untuk memprediksikan keseimbangan
imbal hasil yang diharapkan dari suatu aset berisiko. Pada tahun 1952, Harry
Markowitz meletakkan fondasi manajemen portofolio modern. Kemudian
(1964-1966), CAPM yang dipelopori oleh Sharpe, Lintner, dan Mossin
22
mengasumsikan bahwa individu melakukan investasi berdasarkan teori
portofolio, yaitu setiap individu akan memaksimumkan tingkat keuntungan
pada sesuatu tahap risiko (Husnan, S dalam effendi 2008).
Menurut Liliana Inggrit Wijaya (2000:60) CAPM merupakan
model untuk menjelaskan besaran expected return. Pengertian Capital Asset
Pricing Model (CAPM) adalah merupakan model penetapan harga sekuritas
(aktiva) berisiko dalam keseimbangan pasar dalam portofolio yang
terdiversifikasi dengan baik. Capital Asset Pricing Model (CAPM) mencoba
untuk menjelaskan hubungan antara risk dan return. Dalam penilaian
mengenai risiko biasanya saham biasa digolongkan sebagai investasi yang
berisiko. Risiko sendiri berarti kemungkinan penyimpangan perolehan aktual
dari perolehan yang diharapkan (possibility), sedangkan derajat risiko (degree
of risk) adalah jumlah dari kemungkinan fluktuasi (amount of potential
fluctuation). Menurut Suad Husnan (1998:6), Definisi CAPM bahwa antara
return dan risiko mempunyai korelasi yang positif dan linier, sehingga
kenaikan risiko juga menyebabkan naiknya return, dengan demikian asumsi
CAPM sangatlah rasional, yaitu risiko yang tinggi diharapkan menikmati
return yang tinggi pula.
Menurut Ahmad Rodoni dan Othman Yong (2002:118), CAPM
adalah nama yang diberikan kepada satu kedudukan prinsip yang
menerangkan bagaimana para investor berperilaku dalam pasaran. CAPM
sangat berguna karena:
a. Secara relatif CAPM adalah mudah dan dapat dibentuk melalui aplikasi
secara langsung teori portofolio.
23
b. Implikasinya adalah seperti Hipotesis Pasaran Efisien, yaitu CAPM telah
diuji dengan data sebenarnya dan didapatkan agak sesuai dengan ramalan
teori. CAPM juga dapat digunakan sebagai satu asas untuk penyesuaian
selanjutnya yaitu sebagaimana yang digunakan oleh para analisis
sekuritas.
Secara ringkas, asumsi-asumsi penting CAPM adalah seperti berikut:
a. Tidak ada biaya perdagangan, tidak ada pajak dan sekuritas dapat
dipecah-pecahkan kepada unit terkecil.
b. Semua peserta adalah pesaing yang sempurna.
c. Semua investor mempunyai ujung investasi yang sama.
d. Investor membuat keputusan investasi berdasarkan keuntungan
diharapkan portofolio dan standar deviasi keuntungan.
e. Semua investor mempunyai pengharapan secara umum yang sama.
f. Asset bebas risiko wujud dan sedia ada bagi semua investor untuk
tujuan meminjam dan memberi pinjaman.
Bodie.et.al. (2006:358) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing
Model (CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara
hubungan risiko sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian (expected
return). Walaupun Capital Asset Pricing Model belum dapat dibuktikan secara
empiris, Capital Asset Pricing Model sudah luas digunakan karena Capital
Asset Pricing Model akurasi yang cukup pada aplikasi penting. Capital Asset
24
Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah perencana pada
suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai keadaan
pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal.
Capital Asset Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar
saham yang ideal adalah pasar saham yang besar, dan para investor adalah
para price-takers, tidak ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat
diperdagangkan secara umum, dan para investor dapat meminjam maupun
meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga tetap
yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini, semua investor
memiliki portofolio yang risikonya identik. Capital Asset Pricing Model
menyatakan bahwa dalam keadaan ekuilibrium, portofolio pasar adalah
tangensial dari rata-rata varians portofolio. Sehingga strategi yang efisien
adalah passive strategy. Capital Asset Pricing Model berimplikasi bahwa
premium risiko dari sembarang aset individu atau portofolio adalah hasil kali
dari
risk
premium
pada
portofolio
pasar
dan
koefisien
beta
(Bodie.et.al.2006:359). Dalam keadaan ekulibrium hasil return yang
disyaratkan (required return) oleh investor untuk suatu saham akan
dipengaruhi oleh saham tersebut. Dalam hal ini risiko yang diperhitungkan
hanyalah risiko sistematis (systematic risk) atau risiko pasar yang diukur
dengan beta. Sedangkan risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk) tidak
relevan, karena risiko ini dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi.
Pendapatan sesungguhnya (actual return) adalah pendapatan yang telah
diterima para investor dari selisih harga saham pada periode t dengan harga
saham pada periode t-1 (Tjiptono 2006:205).
25
Pendapatan yang diharapkan (expected return) adalah pendapatan
masing-masing saham yang diharapkan oleh para investor pada masa yang
akan datang, yang diukur dengan menggunakan model CAPM. Pendapatan
pasar (market return) adalah pendapatan yang diperoleh dari selisih Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode t dengan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) pada periode t-1 di Bursa Efek Indonesia (Agus
Sartono,2002:115).
Menurut teori CAPM tingkat pendapatan yang diharapkan dari
suatu sekuritas dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Bodie.et.al.2005):
E (Ri) = RF + βi [ E(RM)-RF]
Dimana :
E(Ri)
= Tingkat pendapatan yang diharapkan dari sekuritas I
yang mengandung risiko.
RF
= Tingkat pendapatan bebas risiko.
E(RM) = Tingkat pendapatan yang diharapkan dari portofolio
pasar.
βi
= Tolak ukur risiko yang tidak bisa terdiversifikasi
dari berharga yang ke-i.
Untuk mengestimasi besarnya koefisien beta, bisa digunakan
market model. Rumus dari persamaan market model adalah sebagai berikut:
Ri = αi + βi RM + ei
Dimana :
Ri = Tingkat pendapatan sekuritas i
26
RM = Tingkat pendapatan indeks pasar
Βi = Slope (beta)
αi
= Intersep
ei
= random residual error
Hubungan formal antara risiko dan tingkat keuntungan dalam
investasi aset keuangan dinyatakan dengan garis pasar, yang terdiri atas dua
jenis, yaitu :
a. Garis Pasar Sekuritas (Security Market Line – SML)
Hubungan antara risiko yang diukur dengan beta dengan return
yang disyaratkan ditujukan oleh garis pasar sekuritas (SML). Dalam hal
ini jika beta suatu saham dapat diukur dengan tepat, maka dalam keadaan
equilibrium required return juga dapat diperkirakan. Penaksirannya
didasarkan pada hasil investasi bebas risiko ditambah dengan premi risiko
pasar dikalikan dengan beta (Bodie.et.al.2006:247). Dengan demikian
SML dapat dirumuskan sebagai berikut :
SML = Rf + (Rm –Rf) β
Dimana :
SML = Garis pasar sekuritas
Rf
= Return saham atas investasi bebas risiko
β
= Kepekaan atas return saham i terhadap expected return
market
27
Rm-Rf = Premi risiko pasar
Beta (β) merupakan risiko yang berasal dari hubungan antara
return
suatu
saham
dengan
return
pasar.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi beta:
1) Cyclicality, yaitu seberapa jauh suatu perusahaan dipengaruhi
perubahan kondisi makroekonomi. Semakin peka terhadap kondisi,
maka beta akan semakin tinggi.
2) Operating leverage, yaitu proporsi dari biaya perusahaan yang
merupakan biaya tetap.
3) Financial leverage, yaitu proporsi penggunaan utang dalam struktur
pembiayaan perusahaan. Koefisien beta dapat ditentukan dengan
rumus sebagai berikut:
β = N (Σxy) – (Σx) (Σy)
N (Σx2) – (Σx)2
Semakin besar koefisien beta, maka akan semakin peka excess
return suatu saham terhadap perubahan excess return portofolio pasar,
sehingga saham itu akan semakin berisiko. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa, tingkat return portofolio ditentukan oleh risiko
sistematis atau risiko pasar yang diukur dengan beta dan tingkat return
pasar. Atau dapat dinyatakan dengan rumus Bodie.et.al. (2006:385):
Βi = Cov (Ri.Rm)
Var (Rm)
keterangan:
βI = Beta saham
28
Cov = Covarian
Var = Varians
Ri = Return saham
Rm = Return Pasar
b. Garis Pasar Modal (Capital Market Line-CML)
Dalam
penjelasan
sebelumnya
diketahui
bahwa
SML\
merupakan garis yang menghubungkan beta atau risiko pasar dengan
required return untuk semua saham, baik yang efisien maupun yang tidak
efisien. Sedangkan garis pasar modal (CML) merupakan garis yang
menghubungkan antara risiko total yang diukur dengan standar deviasi (σ)
dengan return yang disyaratkan (required return) portofolio yang efisien
saja ( Bodie, et al:2006) Hubungan risiko total dengan imbalan yang
disyaratkan (required return) pada investasi yang efisien dinyatakan
sebagai CML dan dirumuskan sebagai berikut :
CML = Rf + (Rm – Rf) SDp
SDm
Dimana :
CML = Garis pasar modal
Rf
= imbalan atas investasi bebas risiko
SDm = Standar deviasi (total risk) pasar
SDp
= Standar deviasi (total risk) portofolio
Rm-Rf = Premi risiko pasar
29
2. Arbitrage Pricing Theory (APT)
Capital Asset Pricing Model bukanlah satu-satunya teori yang
mencoba menjelaskan bagaimana suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar.
Ross (1976) merumuskan suatu teori yang disebut sebagai Arbitrage Pricing
Theory (APT). Menurut Robert Ang (1997:214), APT (Arbitrage Pricing
Theory) menggunakan return dari suatu aset (sekuritas) yang dikaitkan dengan
beberapa faktor yang dikaitkan dengan beberapa faktor yang mempengaruhi
pasar. APT ini digunakan untuk memprediksi harga suatu saham di masa yang
akan datang. Ross dalam Bodie et al. (2006:446), APT didasarkan pada tiga
proporsi, yaitu:
-
Imbal hasil sekuritas dapat dijelaskan dengan sebuah model faktor.
-
Terdapat cukup banyak sekuritas untuk menghilangkan risiko istimewa
dengan diversifikasi.
-
Pasar
sekuritas
yang
berfungsi
tidak
baik
tidak
memugkinkan
terjadinyapeluang arbitrase secara terus menerus.
Menurut
Suad
Husnan
(2001:197),
APT
pada
dasarnya
menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi
yang memepunyai karakteristik yang identik sama tidaklah bisa dijual dengan
harga yang berbeda. Apabila aktiva yang karakteristik sama tersebut terjual
dengan harga yang berbeda, maka akan dapat kesempatan untuk melakukan
arbitrage dengan membeli aktiva yang berharga murah pada saat yang sama
menjual dengan harga yang lebih tinggi sehingga memperoleh laba tanpa
risiko. Arbritrage Pricing Theory (APT) tidak menggunakan asumsi apapun
30
tentang portofolio pasar. APT hanya mengatakan bahwa tingkat keuntungan
suatu saham dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, yang jumlahnya bisa lebih
dari satu.
Seperti halnya CAPM, teori pembentukan harga arbitrase
(Arbitrage Pricing Theory-APT) menekankan bahwa tingkat keuntungan yang
diharapakan tergantung pada pengaruh faktor-faktor makro ekonomi dan tidak
oleh risiko unik. Kita bisa menganggap faktor-faktor yang ada pada APT
adalah portofolio-pertofolio khusus yang cenderung dipengaruhi oleh
pengaruh bersama. Daya tarik APT adalah bahwa kita tidak perlu
mengidentifikasikan market portfolio (yang diperlukan untuk menghitung beta
dalam CAPM) disamping itu APT memungkinkan penggunaan lebih dari satu
faktor untuk menjelaskan tingkat keuntungan yang diharapkan.
Menurut Reilley dalam Muhammad Madyan (2004:6), APT
menggambarkan hubungan antara risiko dan pendapatan, tetapi dengan
menggunakan asumsi dan prosedur yang berbeda. Tiga asumsi yang mendasari
model Arbitrage Pricing Theory (APT) adalah:
-
Pasar Modal dalam kondisi persaingan sempurna,
-
Para Investor selalu lebih menyukai kekayaan yang lebih daripada kurang
dengan kepastian,
-
Hasil dari proses stochastic artinya bahwa pendapatan asset dapat
dianggap sebagai K model faktor.
Dari asumsi yang menyatakan investor percaya bahwa pendapatan
sekuritas akan ditentukan oleh sebuah model faktorial dengan k faktor risiko.
31
Dengan demikian, dapat ditentukan pendapatan aktual untuk
sekuritas i dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Ri,t = ai + bi1F1t + bi2 F2t + … …+ bik Fkt + eit
Dimana :
Ri,t = Tingkat pendapatan sekuritas i pada periode t
ai
= Konstanta
bik = Sensitivitas pendapatan sekuritas i terhadap faktor k
Fkt = Faktor k yang mempengaruhi pendapatan
eit = random error.
Untuk menghitung pendapatan sekuritas yang diharapkan pada
model APT dapat digunakan rumus sebagai berikut:
E(Ri,t) = ai + bi1F1t + bi2 F2t + … …+ bik Fkt
Keterangan :
E(Ri,t)= Tingkat pendapatan yang diharapkan sekuritas i pada
periode t
ai
= Konstanta
bik
= Sensitivitas pendapatan sekuritas i terhadap faktor k pada
periode t
Fkt
= Faktor k yang mempengaruhi pendapatan pada periode t
eit
= random error
32
Menurut Bodie.et.al. (2006:456), APT adalah model yang sangat
menarik. Ini tergantung pada asumsi bahwa keseimbangan rasional di pasar
modal akan menghilangkan peluang arbitrage. Pelanggaran terhadap
hubungan pembentukan harga dalam APT akan menyebabkan tekanan yang
sangat kuat untuk mengembalikan harga meskipun hanya sedikit sekali
investor yang menyadari adanya ketidakseimbangan tersebut. Selanjutnya,
APT menghasilkan hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dengan beta
yang menggunakan portofolio yang terdiversifikasi dengan baik yang
prakteknya dapat dibentuk dari sejumlah besar sekuritas.
Menurut Ahmad Rodoni dan Othman Yong (2002:171), APT
sebenarnya adalah berasaskan CAPM, tetapi ia telah mempertimbangkan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi keuntungan sekuritas memandang
dunia jadi semakin kompleks. Faktor-faktor ini akan memberi kesan yang
berlainan kepada sekuritas yang berlainan. Jadi, bagi sekuritas i dalam jangka
waktu t, keuntungannya dapat diwakili oleh kombinasi antara pengharapan
keuntungan seimbang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengharapan
keuntungan seimbang ini adalah ditentukan oleh permintaan dan penawaran
sekuritas perusahaan. Faktor-faktor yang akan mempengaruhi keuntungan
sekuritas adalah terdiri dari faktor-faktor makro dan mikro. Contoh faktorfaktor makro ialah seperti inflasi, politik, tingkat bunga, dan lain-lain.
a. Analisis Faktor
Menurut Mankiw (dalam Widayanti, 2007) Analisis faktor
adalah suatu analisis data untuk mengetahui faktor-faktor yang dominan
dalam menjelaskan suatu masalah. Pada penelitian ini akan di ketahui
33
faktor-faktor dominan yang menentukan return LQ 45 dengan APT.
Misalkan ada sekitar 4 peubah bebas yang dianggap berpengaruh besar
sehingga digunakan untuk menentukan hal tersebut. Analisis faktor akan
menentukan faktor-faktor apa saja dari ke 4 peubah tersebut yang
merupakan faktor-faktor dominan dalam menentukan return LQ 45.
Analisis Faktor dapat dipandang sebagai perluasan analisis komponen
utama yang pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan sejumlah kecil
faktor yang memiliki sifat-sifat:
-
Mampu menerangkan semaksimal mungkin keragaman data,
-
Faktor-faktor tersebut saling bebas, dan Tiap-tiap faktor dapat
diinterpretasikan.
F. Variabel-variabel Makroekonomi
Menurut Mankiw (dalam Widayanti, 2007:14), makro ekonomi adalah
studi mengenai perekonomian secara keseluruhan. Sedangkan menurut Case dan
Fair dalam Widayanti (2007:15), makroekonomi membahas agregat seperti
konsumsi agregat dan investasi agregat, melihat tingkat harga keseluruhan dan
bukan harga individual. Perhatian utamanya inflasi, pertumbuhan keluaran,
pendapatan nasional, dan pengangguran.
1. Inflasi
Menurut Sasana (dalam Widayanti, 2007:19), Inflasi adalah
Keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan barang dalam perekonomian
suatu negara secara keseluruhan. Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang
berkaitan dengan dampaknya terhadap makro ekonomi agregat, pertumbuhan
34
ekonomi, keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat bunga dan bahkan
distribusi pendapatan. Inflasi juga sangat barperan dalam mempengaruhi
mobilisasi dana lewat lembaga keuangan formal. Tingkat harga merupakan
opportunity cost bagi masyarakat dalam memegang aset finansial. Semakin
tinggi perubahan tingkat harga maka makin tinggi pula opportunity cost untuk
memegang aset finansial. Artinya masyarakat akan merasa lebih beruntung
jika memegang aset dalam bentuk rill dibandingkan aset finansial jika tingkat
harga tetap tinggi. Jika asset finansial luar negeri dimasukkan sebagai salah
satu pilihan aset, maka perbedaan tingkat inflasi dalam negeri dan
internasional dapat menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
menjadi overvalued dan pada gilirannya akan menghilangkan daya saing
komoditas Indonesia.
Menurut Sukirno dalam Widayanti (2007:20), dalam ilmu ekonomi,
inflasi memang selalu terjadi. Kenaikan harga barang lebih baik daripada
penurunan harga barang, karena akan memicu produsen untuk menghasilkan
lebih banyak barang. Yang harus dikendalikan adalah berapa besar nilai
inflasinya, agar jangan sampai mengganggu daya beli masyarakat. Untuk
mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang digunakan adalah indeks harga
konsumen. Indeks harga konsumen adalah indeks harga dan barang-barang
yang selalu digunakan para konsumen. Akibatnya suatu perekonomian dalam
masa inflasi terdapat kecendrungan di antara pemilik modal untuk
menggunakan uangnya dalam investasi bersifat spekulatif dan tingkat harga
meningkat sehingga dapat mengurangi investasi. Hal ini menimbulkan
ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi masa depan. Dalam ilmu ekonomi,
35
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terusmenerus (kontinu). Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu
peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang
dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika
proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruhmempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya
harga. Inflasi merupakan permasalahan perekonomian dalam bidang moneter
yang ditakuti oleh semua negara. Inflasi tidak akan memilih sasarannya
apakah itu negara maju atau pun negara berkembang. Perbedaannya hanya
pada tingkat inflasi yang dialami. Pengertian inflasi sering didefinisikan
dengan kalimat yang berbeda-beda tetapi semuanya mempunyai makan sama
yaitu membicarakan mengenai barang kebutuhan masyarakat yang harganya
naik secara terus menerus. Dengan kata lain inflasi diartikan sebagai suatu
kecenderungan terjadinya kenaikan harga-harga umum secara terus menerus.
Dilihat dari asalnya, tekanan inflasi dapat dibedakan atas domestic
pressures (berasal dari dalam negeri) dan external pressures (berasal dari luar
negeri). Tekanan yang berasal dari dalam negeri dapat diakibatkan oleh
adanya gangguan dari sisi penawaran dan permintaan serta kebijakan yang
diambil oleh instansi lain di luar BI, misalnya kebijakan penghapusan subsidi
pemerintah, kenaikan pajak, dan lain-lain. Gangguan dari sisi penawaran dapat
timbul apabila terjadi musim kering yang mengakibatkan gagal panen,
terjadinya bencana alam, gangguan distribusi tidak lancar dan adanya
36
kerusuhan-kerusuhan sosial yang berakibat terputusnya pasokan dari luar
daerah. Gangguan dari sisi permintaan dapat terjadi apabila otoritas moneter
menerapkan kebijakan uang longgar.
Inflasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu inflasi
ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan
harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%-30%
setahun; berat antara 30%-100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak
terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Untuk mengukur pertumbuhan inflasi dapat digunakan formula
sebagai berikut:
pinflasi = (inflasi t – inflasi t-1)
inflasi t-1
Keterangan:
P inflasi = perubahan tingkat inflasi
inflasi t = tingkat inflasi pada periode ke-t
inflasi t-1 = tingkat inflasi pada periode sebelum ke-t
Dari segi penyebab awal inflasi, inflasi dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang
terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebut demand pull inflation.
b. Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi secara terus
menerus. Inflasi ini disebut dorongan ongkos atau cost push inflation.
37
c. Inflasi permintaan dan penawaran, inflasi ini disebabkan kenaikan
permintaan di satu sisi dan penurunan penawaran di sisi lain. Kejadian ini
akan menjadi penyebab timbulnya karena orang yang menginginkan
barang bertambah sedangkan orang yang menjual barang berkurang.
2. Suku Bunga SBI
Suku bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas
pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman atas
investasinya. Tingkat suku bunga digunakan pemerintah untuk mengendalikan
tingkat harga ketika tingkat harga tinggi dimana jumlah uang yang beredar di
masyarakat banyak, konsumsi masyarakat yang tinggi diantisipasi oleh
pemerintah dengan menetapkan tingkat bunga yang tinggi. Dengan tingkat
suku bunga yang tinggi diharapkan uang yang beredar berkurang karena
masyarakat akan menginvestasikan uangnya di tabungan pada bank yang
menggunakan tingkat suku bunga tersebut sebagai alat untuk mengendalikan
jumlah uang beredar (Widayanti, 2007:17).
Adapun cara untuk menghitung suku bunga SBI adalah sebagai
berikut :
pSBI = SBI rate t
12
Keterangan:
pSBI rate = perubahan suku bunga BI rate
SBI rate t = suku bunga BI rate periode ke-t
38
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan instrumen investasi
jangka pendek (kurang dari satu tahun) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia,
yang fungsi utamanya adalah untuk menjaga stabilitas moneter Indonesia.
Dengan menerbitkan SBI (yang dilakukan melalui mekanisme lelang), maka
BI dapat menyerap likuiditas (uang yang beredar di masyarakat), sehingga
nilai tukar rupiah dapat dikendalikan. Biasanya pembeli SBI itu mayoritas
adalah kalangan investor asing dan korporasi, seperti dana pensiun, asset
management, asuransi, dan lain-lain. Dampak dari tingkat bunga yang tinggi
adalah menurunnya harga saham karena dengan meningkatnya suku bunga,
maka masyarakat akan lebih memilih investasi dalam bentuk tabungan atau
deposito daripada menginvestasikan pada saham.
3. Kurs (Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar)
Menurut Sadono Sukirno dalam Fauzan (2007), kurs (nilai tukar)
atau valas adalah suatu nilai yang menunjukkan mata uang dalam negeri yang
diperlukan untuk mendapatkan suatu unit mata uang asing. Sedangkan
menurut Husnan dalam Fauzan (2007), menyatakan bahwa kurs valas di
Indonesia biasanya dinyatakan sebagai berapa rupiah yang diperlukan oleh
bank untuk membeli satu untuk mata uang (kurs beli) dan berapa rupiah yang
akan diterima kalau menjual satu unit mata uang asing (kurs jual).
Untuk menghitung kurs adalah dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
pKurs = (Kurs tengah t – Kurs tengah t-1)
Kurs tengah t-1
Keterangan:
pKurs
= perubahan kurs
39
Kurs tengah t = kurs tengah periode ke-t
Kurs tengah t-1 = kurs tengah sebelum periode ke-t
Nilai sebuah mata uang, yakni nilai tukarnya terhadap mata uang
lain, tergantung pada daya tarik mata uang tersebut di pasar. Jika permintaan
akan sebuah mata uang tinggi, maka harganya akan naik relatif terhadap mata
uang lainnya. Akan tetapi, perubahan dalam kondisi politik suatu negara atau
menurunnya perekonomian akibat laju inflasi yang tinggi dan defisit
perdagangan, dapat juga mengakibatkan nilai sebuah mata uang yang stabil
jatuh, karena para investor lebih memilih menukarkan uangnnya ke mata uang
lain yang dianggap lebih stabil. Yang dimaksud dengan kurs valuta asing
adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain.
Kurs valuta asing adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara
dengan negara lain. Nilai kurs terbagi menjadi dua, yaitu kurs jual dan kurs
beli. Kurs jual adalah harga jual valuta asing atau bank atau money changer.
Kurs beli adalah kurs yang diberlakukan bank apabila bank membeli valuta
asing.
4. Jumlah Uang Yang Beredar
Sejak pertama peradaban manusia mengenal uang sebagai alat
bantu pembayaran, hingga saat ini telah terjadi evolusi dalam system
pembayaran (Samuelson, 2006:36). Perkembangan cara masyarakat untuk
melakukan pembayaran dalam transaksi ekonomi akan mempengaruhi makna
uang di masa-masa yang akan datang. Menurut Iskandar Putong (2003:157)
Uang beredar terdiri atas tiga jenis yaitu:
40
a. Uang kartal, (logam dan kertas) yang ada di tangan masyarakat (di luar
bank umum) dan siap dibelanjakan, setiap saat dikeluarkan oleh bank
sentral.
b. Uang giral, yaitu uang di rekening giro (demand deposits) yang diciptakan
oleh bank-bank umum atau dikenal BPUG (Bank umum Pencipta Uang
Giral).
c. Uang kuasi, yaitu uang dalam bentuk tabungan (saving deposits) dan
deposito berjangka (time deposit) yang dikeluarkan oleh bank-bank umum.
Adapun jenis-jenis uang beredar di Indonesia terdiri dari dua
macam:
a. Uang beredar dalam arti sempit (M1) yaitu kewajiban sistem moneter
(bank sentral dan bank umum) terhadap sektor swasta domestic
(penduduk) meliputi uang kartal (C) dan uang giral (D).
b. Uang beredar dalam arti luas (M2) disebut juga Likuiditas Perekonomian
yaitu kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik meliputi
M1 ditambah uang kuasi (T). Untuk menghitung jumlah uang yang
beredar dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
pJUB = (JUB t – JUB t-1)
JUB t-1
Keterangan:
pJUB = perubahan jumlah uang yang beredar
JUB t = jumlah uang yang beredar periode ke-t
JUB t-1 = jumlah uang yang beredar sebelum periode ke-t
41
Menurut Iskandar Putong (2003:155) Mekanisme penciptaan uang
yaitu, Terdiri dari tiga pelaku, yaitu: bank sentral, bank umum dan sektor
swasta domestik. Interaksi terjadi antara penawaran uang oleh sistem moneter
dan permintaan uang oleh sektor swasta domestik. Penciptaan uang primer
oleh otoritas moneter. Uang primer/inti (M0) adalah uang kartal dan simpanan
giro bank umum. Disebut primer / inti karena jenis uang ini merupakan inti
atau biang dalam proses penciptaan uang beredar (C, D, dan T). Uang kartal
adalah uang primer tetapi tidak semua uang primer adalah uang kartal. Uang
memiliki peranan yang berarti dalam perekonomian, perkembangan
perekonomian dapat diamati dari dua sektor yang saling terkait yaitu sektor riil
(pasar barang dan jasa) dan sektor moneter (pasar uang). Aliran uang
sebanding dengan aliran barang dan jasa.
G. Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)
menurut Enders,2004 (dalam Eko Kusmurtanto:2007). Metode BoxJenkins dengan ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) adalah
metode yang menggunakan banyak unsur dalam teori dan banyak digunakan untuk
tijuan peramalan (forcasting). Metode Wold (1951) ini menggabungkan dua pola
serial waktu yaitu AR (Autoregressive) oleh Yule (1926) dan MA (Moving
Average) oleh Slitzky (1937). Model ARIMA dapat digunakan untuk mengitung
perubahan variabel makro ekonomi. Sering kali data time series yang terintegrasi
pada tingkat pertama I (1), akan menjadi stasioner pada diferen pertamanya atau I
(0). Demikian pula jika data time series tersebut I (2), maka diferen atau turunan
keduanya akan bersifat stasioner atau I (0). Bila dirumuskan time series tersebut
adalah I (d), maka setelah didiferen sebanyak d kali, maka didapatkan I (0) yang
42
sudah stasioner. Metode ARIMA (Box-Jenkins) memiliki beberapa keunggulan
dibanding dengan metode lainnya, yaitu :
-
Metode Box-Jenkins disusun dengan logis dan secara statistik akurat
-
Metode ini memasukan banyak informasi dari data historis
-
Metode ini menghasilkan kenaikan akurasi peramalan dan pada waktu yang
sama menjaga jumlah parameter seminimal mungkin (Jarret, 1991 : 317).
Rumuskan Model Umum dan Uji
Identifikasi Model Tentatif
Estimasi Parameter atas Model Tentatif
Uji Diagnostik (Apakah model sudah tepat?)
Ya
Tidak
Gunakan Model Untuk Peramalan
Gambar 2.2 : Estimasi Model ARIMA
H. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian empiris dalam penerapan multi-factor CAPM
dengan menggunakan beta dan faktor fundamental sebagai faktor pengukur risiko
telah dilakukan diantaranya penelitian yang telah dilakukan oleh Gancar Candra
Premananto
dan
Muhammad
Madyan
meneliti
mengenai
Perbandingan
Keakuratan Capital Asset Pricing Model Dan Arbitrage Pricing Theory Dalam
Memprediksi Tingkat Pendapatan Saham Industri Manufaktur Sebelum Dan
43
Semasa Krisis Ekonomi. Hasil mpenelitiannya menemukan bahwa model CAPM
lebih akurat dibandingkan APT baik sebelum dan semasa krisis ekonomi. Adapun
penelitiannya yang lain dengan menggunakan model yang sama namun variabel
independennya berbeda, yaitu Perbandingan Keakuratan CAPM Dan APT Dalam
Memprediksi Tingkat Pendapatan Industri Perbankan Dan Lembaga Keuangan
Selain Bank Baik Sebelum Dan Semasa Krisis Ekonomi Di Bursa Efek Jakarta
yang menghasilkan bahwa CAPM lebih akurat dalam memprediksi return saham
dibandingkan dengan APT baik semasa ataupun sebelum krisis.
Banz (1981) yang menguji ukuran perusahaan sebagai faktor
fundamental; Rosenberg.et.al (1985) yang menguji ratio of book-to-market value;
Chan.et.al (1991) yang menguji faktor makro dan price to earnings ratio.
Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh Sudarto, dkk (1999) dengan
menggunakan variabel beta saham dan Debt Equity Ratio (DER), demikian halnya
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2000) dengan melakukan
penambahan nilai saham yang beredar. Pengujian oleh Black, Jansen dan
Schooles, juga oleh Fama dan MacBeth menggabungkan saham-saham menjadi
portofolio untuk menaksir beta tiap – tiap portofolio, kemudian melakukan regresi
cross sectional antara rata-rata return dengan beta tiap-tiap portofolio.
Ada juga pengujian yang menggunakan surat-surat berharga individual,
misalnya oleh Linzerberger.et.al (2007). Hasil pengujian tersebut rata-rata
membuktikan bahwa:
1.
Intersep CAPM secara signifikan tidak sama dengan tingkat bebas risiko, hal
ini membuktikan bahwa zero beta CAPM lebih berlaku di dunia nyata.
44
2. Kemiringan atau slope dari persamaan CAPM ternyata lebih rendah daripada
yang diramalkan (Rm-Rf).
3. Tidak ada bukti bahwa hubungan antara risiko sistematis dan return tidak
linear, hal ini masih sesuai dengan spesifikasi CAPM.
4. Faktor-faktor selain beta ternyata berperan di dalam menerangkan return surat
berharga, misalnya P/E rasio, besar kecilnya perusahaan, jenis perusahaan,
musiman dan sebagainya.
Pengujian CAPM di BEJ antara lain oleh Suad Husnan pada tahun
1990 yaitu dengan menggunakan metode yang sama dengan Black, Jensen,
Scholes pada tahun 1972, hasilnya adalah banyak beta yang signifikan secara
statistik dan standar CAPM tidak berlaku di BEJ, tetapi yang berlaku adalah zero
beta CAPM.
Budi Harsono Lim (2005) melakukan studi empiris yang didasarkan
pada metode pengujian CAPM yang diajukan Lintner (1965) dan Fama dan
MacBeth (1973). dalam pengujian hubungan risiko dan tingkat pengembalian
dengan metode Lintner, selain menggunakan metode yang diajukan, juga
mengelaborasi beberapa kritik Miller dan Shcoles yang menyatakan bahwa
metode Lintner tersebut menyebabkan bias pada hasil yang ditemukan. Replikasi
terhadap metode Fama dan MacBeth menggunakan pendekatan portofolio untuk
memperoleh estimasi beta yang lebih akurat. Dengan menggunakan risiko
portofolio tersebut, beliau melakukan pengujian hubungan tehadap risiko tingkat
pengembalian bulan per bulan untuk mengamati relevansi risiko dan efisiensi
pasar. secara keseluruhan, temuan empiris yang diperoleh menunjukan bahwa beta
45
adalah relevan sebagai risiko sistematis dan kompensasi atas risiko tersebut adalah
positif. Selain itu terbukti bahwa model dua faktor Black lebih mampu
menggambarkan hubungan risiko tingkat pengembalian yang terjadi. Temuan
dengan menggunakan metode Lintner menunjukkan bahwa:
1. Beta adalah relevan dan terdapat price of risk positif,
2. Risiko residual tidak relevan, dan
3. Tingkat pengembalian portofolio zero beta selama periode pengujian adalah
negatif.
Ima Suryani (2003) melakukan pengujian empiris konsistensi CAPM di
Pasar Modal Indonesia Periode 1999-2001 dengan menentukan korelasi antara
E(Ri) dan Ri. dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa CAPM konsisiten di
Pasar Modal Indonesia dan menyarankan agar investor, emiten, BAPEPAM dan
peneliti selanjutya menggunakan CAPM sebagai landasan teori.
Taufik Riantoso (2000) telah menguji aplikasi model CAPM dan
portofolio saham untuk mempelajari risiko dan keuntungan daham pasar modal
sebagai alternatif pengelolaan investasi yang semakin menguntungkan dan
membawa kita untuk menganalisa bagaimana investasi saham harus dilakukan
dengan mengamati risiko dan return saham. Pendekatan dilakukan dengan
menggunakan model CAPM dan teori portofolio, untuk menganalisa risiko dan
return saham, dan dengan metodologi tertentu diharapkan memenuhi tujuan
penelitian dengan menghasilkan keputusan dan rencana strategi yang baik.
pengamatan dilakukan terhadap 12 saham yang termasuk dalam BI-40 dengan
mengambil data kegiatan usaha, finansial dan data harga saham yang lalu. Data
46
harga saham yang telah diolah digunakan untuk mengulas dan menganalisa
saham. Data-data yang telah diolah tersebut dianalisa dengan model CAPM
tentang pola pergerakan saham, bagaimana hubungannya dengan harga pasar dan
kemudian melalui teori portofolio dicoba menggabungkan beberapa saham untuk
memperkecil risiko. Kemudian, setelah dilakukan penelitian terhadap 12 saham
tersebut, disimpulkan bahwa investasi saham tidak dianjurkan untuk investasi
jangka panjang dan disarankan dilakukan dengan investasi jangka pendek
(transaksi harian atau mingguan).
Lain halnya dengan CAPM, model APT menggambarkan beragam
tingkat sensitivitas terhadap berbagai variabel sistematis. Model APT pertama kali
dikembangkan oleh Ross yang merupakan bentuk pengembangan dari CAPM.
Beberapa penelitian empiris dalam penerapan model APT juga telah dilakukan
diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Chan.et.al (1986) yang menggunakan
empat faktor yang mempengaruhi return sekuritas, yaitu tingkat inflasi, premi
risk-default , dan suku bunga. Selain itu, Berry.et.al (1988) yang menggunakan
variabel risk-default, tingkat bunga, inflasi, pertumbuhan ekonomi jangka panjang,
dan risiko residual.
Dalam penelitiannya, Eko (2000) mencoba untuk mengetahui seberapa
jauh pengaruh suku bunga clan inflasi dalam mempengaruhi imbal hasil saham
sektoral clan untuk melihat sektor-sektor manakah yang menarik sebagai tempat
investasi saham apabila terjadi perubahan-perubahan pada suku bunga dan inflasi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data suku bunga SBI
dan inflasi sebagai variabel bebas dan imbal hasil saham-saham sektoral sebagai
47
variable tak bebas. Analisis dilakukan untuk dua periode waktu, yaitu sebelum
krisis moneter (Januari 1996-Juni 1997) dan saat krisis ekonomi.
Gancar Candra Premananto dan Muhammad Madyan meneliti
mengenai Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage
Pricing Theory Dalam Meprediksi Tingkat Pendapatan Saham Industri
Manufaktur Sebelum dan Semasa Krisis Ekonomi yang menghasilkan bahwa
CAPM lebih akurat dalam memprediksi return saham dibandingkan dengan APT
baik semasa krisis ataupun sebelum krisis.
I. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
Ho
: CAPM Lebih Akurat dibanding APT dalam memprediksi return
saham LQ 45.
Ha
: APT Lebih Akurat dibanding CAPM dalam memprediksi return
saham LQ 45.
J. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini digunakan suatu kerangka pemikiran yang dimulai
dari pencarian data – data saham terutama LQ 45 dan menentukan periode untuk
pengamatan dan pengambilan sampel. Setelah itu menentukan model untuk
melakukan estimasi return saham LQ 45 dimana dalam penelitian ini adalah untuk
menentukan model CAPM dan APT semasa periode pengamatan. Kemudian
menghitung pendapatan saham yang sesungguhnya dan menghitung pendapatan
48
pasar (Rm) dan menghitung Beta (ß) dengan menggunakan rumus market model
yang meregresikan antara pendapatan saham yang sesungguhnya dengan
pendapatan pasar.
Setelah beta masing – masing perusahaan diperoleh kemudian barulah
dibentuk sebuah model persamaan berdasarkan model CAPM dan menghitung
faktor – faktor makro ekonomi yaitu a, b1, b2, b3 dan b4 untuk model APT pada
perusahaan yang masuk dalam LQ 45. Setelah semuanya ditentukan barulah
melakukan uji Normalitas data dan uji asumsi klasik (Heterokedastisitas,
Multikolinieritas, dan otokorelasi) terhadap model yang diperoleh. Setelah tidak
ada pelanggaran terhadap asumsi – asumsi klasik maka dilanjutkan dengan
menghitung pendapatan saham yang diharapkan dengan menggunakan model
yang dihasilkan.
Langkah yang berikutnya adalah melakukan pengujian untuk menentukan
model yang paling signifikan dalam menjelaskan kinerja indeks LQ 45 dengan
melakukan Uji Beda dua rata-Rata Mean Absolute Deviation (MAD), Mean
Squred Error (MSE), dan Mean Asolute Percent Error (MAPE).
49
Menentukan Model Untuk Mengestimasi Return
Saham LQ 45
APT
CAPM
Variabel – variabel
Makro Ekonomi
Rf
Rm
ß
Analisis Faktor
Suku Bunga
Return Saham LQ 45
yang diharapkan
Inflasi
Pendapatan Saham LQ
45 yang sesungguhnya
Kurs
Uang
Return Saham LQ 45
yang diharapkan
Uji Beda dua rata-Rata Mean Absolute
Deviation (MAD), Mean Squred Error
(MSE), dan Mean Asolute Percent Error
(MAPE)
Gambar. 2. 3 : Kerangka Pemikian
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah
perubahan tingkat bunga SBI untuk mencari return asset bebas resiko, IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan) untuk mencai return pasar, perubahan tingkat
inflasi, M1 untuk mengetahui pertumbuhan uang yang beredar, serta nilai tukar
mata uang rupiah terhadap dollar Amerika. Selain itu dalam penelitian ini yang
menjadi variabel devenden adalah return saham perusahaan – perusahaan LQ-45
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari Januari 2006 sampai dengan Juli
2009. Semua data yang diambil adalah data bulanan seperti dalam penelitian
sebelumnya yang diteliti oleh Gancar Candra Premananto dan Muhammad
Madyan (2004).
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode
non-probability sampling yaitu dengan teknik pengambilan sampel purposive
sampling. Ini merupakan suatu metode pengambilan sampel yang dilakukan
dengan pertimbangan – pertimbangan tertentu, seperti karakter – karakter sampel
yang sudah diketahui. Adapun kriteria – kriteria sampel yaitu sebagai berikut :
1. Perusahaan – perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia yang mempunyai data keuangan yang lengkap dan dapat
diandalkan kebenarannya pada tahun 2006 – 2009.
51
51
2. Perusahaan dalam LQ-45 yang saham – sahamnya aktif diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 – 2009.
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan LQ-45 Periode 2006 – 2009
No.
Nama Perusahaan
Kode
1
Astra Agro Lestari Tbk
AALI
2
Aneka Tambang (Persero) Tbk
ANTM
3
Astra Internasional Tbk
ASII
4
Bank Central Asia Tbk
BBCA
5
International Nickel Ind. Tbk
INCO
6
Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF
7
Indal Kiat Pulp & Paper Tbk
INKP
8
Indosat Tbk
ISAT
9
Kalbe Farma Tbk
KLBF
10
Bank Pan Indonesia Tbk
PNBN
11
Semen Cibinong Tbk
SMCB
12
Telekomunikasi Indonesia Tbk
TLKM
13
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
PTBA
14
United Tractors Tbk
UNTR
15
Bank Negara Indonesia Tbk
BBNI
16
Bank Rakyat Indonesia Tbk
BBRI
17
Berlian Laju Tanker Tbk
BLTA
18
Bank Mandiri Tbk
BMRI
19
Bakrie & Brothers Tbk
BNBR
20
Bank Internasional Indonesia
BNII
21
Bumi Resources Tbk
BUMI
22
Bakrieland Development Tbk
ELTY
23
Kawasan industri Jababeka Tbk
KIJA
24
Perusahaan Gas Negara Tbk
PGAS
25
Semen Gresik Tbk
SMGR
26
Timah Tbk
TINS
27
Aqua Misissi Tbk
AQUA
Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia, Data Diolah Oleh Penulis
Dari penentuan sampel yang digunakan maka peneliti menemukan 27
perusahaan yang sahamnya aktif dan mempunyai data laporan keuangan yang
lengkap dan dapat diandalkan kebenarannya dalam daftar saham LQ-45 dalam
kurun waktu 1 Januari 2006 sampai dengan 31 Juli 2009.
52
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang meliputi data bulanan berupa harga saham perusahaan yang termasuk dalam
LQ-45 yang dijadikan sampel, indikator – indikator perekonomian makro
Indonesia yang didapat melalui website Bank Indonesia dan Indonesia Capital
Market Directory (ICMD), dan website dunia investasi sebagai sumber data untuk
memperoleh harga saham, indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), perubahan
tingkat inflasi, perubahan tingkat suku bunga SBI, kurs (nilai tukar) rupiah, dan
jumlah uang yang beredar (M1) yang semuanya adalah data bulanan dalam
jangka waktu tiga tahun (2006 – 2009). Untuk melengkapi data juga diambil dari
media masa seperti jurnal, Koran dan internet..
D. Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan model analisis perhitungan Uji Mean
absolut Deviation (MAD), Mean Squared Error (MSE), dan Mean Absolute
Percentage Error (MAPE). Ketiga model analisis tersebut digunakan untuk
mencari perbedaan keakuratan model CAPM dan APT dalam memprediksi return
saham LQ-45. Analisis ini mempunyai beberapa tahap diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan menguji sebuah model regresi yaitu
variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau
mendekati normal. Alat uji normalitas yang digunakan dalam penelitian
adalah dengan mengggunakan SPSS 16 dengan melihat nilai signifikansi dari
53
data. Jika data lebih besar dari 0.05 maka dapat dikatakan data berdistribusi
normal.
2. Pengujian Pelanggaran Asumsi Klasik (Autokorelasi, Multikoleniaritas
dan Heteroskedastisitas) terhadap model yang diperoleh.
a. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi ditujukan untuk mengetahui apakah ada
korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu
(seperti data time series) atau menurut urutan tempat/ruang (seperti data
cross section) atau korelasi pada dirinya sendiri. Dalam hubungannya
dengan persoalan regresi, model regresi linier klasik menganggap bahwa
autokorelasi demikian itu tidak terjadi pada kesalahan pengganggu
(J.Supranto,1995:86). Untuk mengetahui adanya persoalan autokorelasi
dalam suatu model regresi, maka dilakukan pengujian Durbin-Watson
(DW) dengan ketentuan adalh sebagai berikut:
1) Jika nilai D-W kurang dari 1,10 berarti ada korelasi.
2) Jika nilai D-W antara 1,10 dan 1,54 berarti tidak ada kesimpulan.
3) Jika nilai D-W antara 1,55 dan 2,46 berarti tidak ada autokorelasi.
4) Jika nilai D-W antara 2,46 dan 2,90 berarti tanpa ada kesimpulan.
5) Lebih dari 2,91 berarti ada autokorelasi.
b. Multikolinearitas
Adalah kondisi dimana terdapat korelasi yang signifikan antara
dua variabel atau lebih pada variabel independen di dalam regresi. Uji
54
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika variabel bebas saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel
orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel
bebas sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolineritas dalam model regresi adalah dengan melihat pada kolom
koefisien output SPSS. Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat
dilihat jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan
nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1, maka model dapat dikatakan bebas
dari multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heterokedastisitas ditujukan untuk mengetahui
apakah kesalahan pengganggu åj dari model regresi berganda tersebut
mempunyai varian yang tidak sama. Uji gejala heterokedastisitas
dilakukan dengan menggunakan uji korelasi rank dari Spearman
(Spearman’s
rank
correlation
test)(J.Supranto,
1995:59),
dengan
ketentuan jika nilai korelasi rank Spearman lebih besar daripada nilai
kritisnya, maka terjadi heteroskedastisitas pada model regresi linear
berganda tersebut, sebaliknya jika nilai korelasi rank Spearman lebih kecil
daripada nilai kritisnya, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Model CAPM
Untuk menentukan expected return dengan CAPM sebelumnya
harus menghitung nilai beta(â). Beta merupakan suatu pengukuran volatilitas
55
return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Dengan
demikian, beta merupakan pengukuran risiko sistematis dari suatu portofolio
atau suatu sekuritas. Beta suatu sekuritas merupakan kovarian return antara
sekuritas ke-i dengan return pasar dibagi dengan varian return pasar.
Atau bisa diuraikan sebagai berikut :
Setelah beta (â) masing masing perusahaan diperoleh kemudian
membentuk sebuah model persamaan berdasarkan model CAPM.
4. Analisis Faktor
Analisis faktor adalah suatu analisis data untuk mengetahui faktorfaktor yang dominan dalam menjelaskan suatu masalah. Pada penelitian ini
akan di ketahui faktor-faktor dominan yang menentukan return LQ 45 dengan
APT. Beberapa faktor makro ekonomi yang diteliti dalam analisis faktor
adalah SBI, Inflasi, Jumlah uang beredar dan Kurs Rupiah terhadap Dollar
Amerika.
Analisis faktor memerlukan proses ekstraksi, dalam hal ini peneliti
menggunakan Metode Komponen Utama (Principle Component Analysis).
Rotasi faktor dilakukan dengan metode Varimax. Guttman (dalam Child,
1966), berpendapat bahwa penentuan banyaknya faktor yang dihasilkan
berdasarkan pada jumlah variasi setiap faktor (eigenvalue), yaitu dengan
56
mengambil faktor yang memeiliki eigenvalue lebih besar dari pada 1.00. Pada
dasarnya muatan faktor dapat dilakukan dengan cara merujuk pada tabel nilai
r kritis (product moment) yang selanjutnya nilai tersebut digandakan
(Gorsuch, 1983). Sedangkan Child (1966: 45) mengatakan, kebanyakan
peneliti menggunakan kriteria 0,30 sebagai nilai minimal penentuan
keberartian muatan faktor. Dalam penelitian ini, untuk menentukan sub
variabel yang termasuk pada salah satu faktor ditentukan dengan melihat
muatan faktor dari masingmasing sub variabel dan juga besar communality
yang didapatkan.
Pengujian Bartlett’s test of sphericity dapat dipakai untuk menguji
ketepatan model faktor. KMO berguna untuk pengukuran kelayakan sampel.
Suatu metode yang tepat harus ditentukan pula. Ada dua pendekatan dasar
yang digunakan dalam analisis faktor, yaitu : Principal Component Analysis
(analisis komponen prinsipal) dan Common Factor Analysis / principal axis
factoring (analisis common faktor) Determine the Number of Factors
(Penentuan banyaknya faktor). Ada beberapa prosedur yang dapat digunakan
untuk menentukan banyaknya faktor antara lain meliputi :
-
A
Priori
Determination.
Berdasarkan
pengetahuan
peneliti
sebelumnya.
-
Determination Based on Eigenvalues. Pendekatan dengan eigenvalue
lebih besar dari 1.
-
Determination Based on Scree Plot menentukan banyaknya faktor
dengan plot eigenvalue.
57
-
Determination Based on Percentage of Variance. Determination
Based on split-Half Reliability. Sampel dipisah menjadi dua dan
analisis .
Rotate Factors (Melakukan Rotasi terhadap Faktor). Hasil penting
dari analisis faktor adalah matriks faktor, yang disebut juga factor pattern
matrix
(matrik pola faktor), berisi koefisien yang digunakan untuk
menunjukkan variabel-variabel yang distandarisasi dalam batasan sebagai
faktor. Didalam suatu matriks yang kompleks sulit menginterpretasikan suatu
faktor. Oleh karena itu, melalui rotasi matriks, faktor ditransformasikan ke
dalam bentuk yang lebih sederhana yang lebih mudah untuk diinterpretasikan,
dengan harapan setiap faktor memiliki nilai non zero (tidak 0) atau signifikan.
Rotasi tidak berpengaruh pada communalities dan prosentase variance total
yang dijelaskan. Tetapi prosentase variance yang diperhitungkan untuk setiap
faktor tidak berubah. Variance yang dijelaskan oleh faktor individual
diredistribusikan melalui rotasi. Perbedaan metode rotasi akan menghasilkan
identifikasi faktor yang berbeda. Metode yang digunakan untuk rotasi adalah
varimax procedure,.yang meminimalkan banyaknya variabel dengan loading
tinggi pada faktor, sehingga meningkatkan kemampuan menginterpretasikan
faktor-faktor yang ada.
Interpret
Factors
(Mengintepretasikan
Faktor).
Interpretasi
dipercepat melalui variabel-variabel yang memiliki loading lebih besar pada
faktor yang sama yang kemudian dapat diinterpretasikan dalam batasan
variabel-variabel yang loadingnya tinggi.
58
Select
Surrograte
Variables
(Memilih
Variabel-variabel
Pengganti). Memilih variabel pengganti sehingga peneliti dapat melaksanakan
analisis berikutnya dan menginterpretasikan hasil dalam batasan variabel
semula daripada skor faktor dengan menguji matriks faktor dan memilih
setiap faktor variabel yang memiliki loading paling tinggi pada faktor
tersebut.
Determine Model Fit (Menetapkan Model yang Sesuai). Langkah
akhir dalam analisis faktor adalah penentuan ketepatan model. Perbedaan
antara korelasi yang diamati (yang terdapat dalam input matriks korelasi) dan
korelasi yang dihasilkan kembali (seperti yang diestimasikan pada matriks
faktor) dapat diuji melalui model itu sendiri, yang disebut residual. Jika
terdapat banyak residual yang besar, maka model faktor kurang tepat dan
model perlu dipertimbangkan kembali.
5. Model APT
Menghitung a, b1, b2, b3, dab b4 untuk model APT multi index
model pada pendapatan saham LQ45. Beberapa variabe makro yang
digunakan model APT pada penelitian ini adalah perubahan tingkat bunga,
perubahan tingkat inflasi dan perubahan tingkat kurs, dimana untuk
memperoleh variabel tersebut digunakan rumus antara lain metode ARIMA
(Boxs and Jenkins). Metode ARIMA digunakan untuk memprediksi tingkat
bunga yang diharapkan, tingkat inflasi yang diharapkan dan tingkat
perubahan kurs yang diharapkan dari periode pengamatan digunakan tingkat
bunga aktual, tingkat inflasi aktual dan tingkat perubahan kurs aktual dengan
59
software Eviews. Untuk mengetahui apakah model ARIMA tersebut memadai
atau tidak dilakukan pengujian residual (error term) : åt = Yt-1 -Yt.
6. Menghitung pendapatan saham yang diharapkan (expected return)
Menghitung pendapatan saham yang diharapkan (expected return)
dengan menggunakan model CAPM dan APT yang telah dihasilkan dari
langkah 5 dan 6.
7. Pemilihan Model Yang Signifikan
Setelah diolah, langkah terakhir yang harus dilakukan adalah
memilih model yang signifikan dalam menjelaskan kinerja indeks LQ 45.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan dua
model yaitu CAPM dan model APT. dengan demikian ada kemungkinan
bahwa pada indeks LQ 45 tersebut kedua model akan signifikan. Untuk
memilih model yang signifikan perlu dilakukan dengan Uji Mean absolut
Deviation (MAD), Mean Squared Error (MSE), dan Mean Absolute
Percentage Error (MAPE) Mean absolut Deviation (MAD), Mean Squared
Error (MSE), dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE) adalah besar
penyimpangan antara pendapatan saham yang diharapkan dengan pendapatan
saham yang sesungguhnya. Rumus untuk menghitung MAD, MSE, dan
MAPE untuk model CAPM dan APT adalah sebagai berikut :
-
-
60
-
Keterangan:
E(Ri) = Pendapatan saham i yang diharapkan dengan model CAPM atau APT
Ri = Pendapatan saham i yang sesungguhnya (actual return)
n = Jumlah Data
8. Menguji hipotesis
Pengujian dilakukan untuk mengetahui model manakah yang lebih
akurat dalam memprediksi tingkat pendapatan saham LQ 45 dengan melihat
nilai MAD, MSE, dan MAPE. Semakin besar nilai MAD, MSE, dan MAPE
maka semakin tidak akurat model tersebut.
E. Operasional Variabel Penelitian
Untuk menghindari terjadinya perluasan dan pengaburan makna
variabel-variabel yang dibutuhkan, maka berikut ini adalah definisi
operasional untuk variabel-variabel yang akan diteliti:
1. Return Saham (Ri), yaitu Hasil selisih antara harga saham i pada periode t
dikurangi harga saham i pada periode sebelum t lalu hasilnya dibagi
dengan harga saham i pada periode sebelum t.
Ri = Pt – Pt-1
Pt-1
2. Return Pasar (Rm), yaitu Hasil selisih dari Indeks Harga Saham Gabungan
pada periode t dikurangi Indeks Harga Saham Gabungan Sebelum periode
t kemudian dibagi Indeks Harga Saham Gabungan sebelum periode t.
61
Rm = IHSGt – IHSG t-1
IHSG t-1
3. Return Aset Bebas Risiko (Rf),yaitu aset bebas risiko yang didapat dari
suku bunga selama satu bulan dibagi dua belas bulan.
Rf = SBI t
12
4. Perubahan Tingkat Inflasi (F1) yang tidak diharapkan adalah selisih
perubahan tingkat inflasi aktual dengan perubahan tingkat inflasi yang
diharapkan. Perubahan tingkat inflasi yang diharapkan dihitung dengan
menggunakan metode ARIMA.
F1 = Inflasi actual – Inflasi expected
5. Perubahan Tingkat Suku Bunga SBI (F2) yang tidak diharapkan adalah
selisih dari perubahan tingkat suku bunga SBI yang aktual dengan
perubahan tingkat suku bunga SBI yang diharapkan. Perubahan tingkat
suku bunga SBI yang diharapkan dihitung dengan menggunakan metode
ARIMA.
F2 =SBI rate actual – SBI rate expected
6. Tingkat Jumlah Uang Yang Beredar (F3) yang tidak diharapkan adalah
selisih dari jumlah uang yang beredar yang aktual dengan jumlah uang
yang beredar yang diharapkan. Tingkat jumlah uang beredar yang
diharapkan dapat dihitung dengan metode ARIMA.
F3 = M1 actual – M1 expected
62
7. Tingkat Kurs Rupiah Terhadap Dollar (F4) yang tidak diharapkan adalah
selisih dari nilai kurs Rupiah terhadap Dollar yang aktual dengan nilai kurs
Rupiah terhadap Dollar pada periode yang diharapkan. Tingkat kurs
Rupiah terhadap Dollar yang diharapkan dihitung dengan menggunakan
metode ARIMA.
F4 = Kurs actual – Kurs expected
63
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Pasar modal Indonesia telah didirikan sejak pemerintahan kolonial
Belanda di Batavia tanggal 14 Desember 1912 oleh Vereniging Voor De
Effectenhandel. Tujuan pendiriannya adalah untuk menghimpun dana agar
dapat menjadi sumber pembiayaan pengembangan sektor perkebunan
Belanda yang terdapat di Indonesia. Investor yang berperan saat itu adalah
orang – orang Hindia Belanda dan orang - orang Eropa lainnya. Sedangkan
efek – efek yang diperjualbelikan merupakan saham atau obligasi milik
perusahaan Belanda yang ada di Indonesia.
Perkembangan pasar modal yang cukup pesat mendorong
didirikannya Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan Bursa
Efek Semarang pada tanggal 11 Agustus 1925. Gejolak politik di Eropa
mempengaruhi perdagangan efek yang ada di Indonesia sehingga pemerintah
Belanda menutup Bursa Efek Surabaya dan Semarang. Perang dunia kedua
pada awal tahun 1939, memaksa ditutupnya Bursa Efek Jakarta sekaligus
menandai terhentinya aktivitas pasar modal di Indonesia.
Pada tahun 1950-an, Pemerintah Indonesia setelah berdaulat
mengawali kembali pasar modal dengan menerbitkan obligasi pemerintah.
64
64
Republik Indonesia yang ditegaskan dengan adanya Undang – undang darurat
tentang Bursa nomor 13 tanggal 1 September 1951, ditetapkan
menjadi
undang – undang nomor 15 tahun 1952, ytang diselenggarakan oleh
Perserikatan Perdagangan Uang dan efek – efek (PPUE) dan penasehat
dilakukan oleh Bank Indonesia. Tahun 1958, kegiatan Bursa Efek dihentikan
kembali karena terjadi inflasi dan resesi ekonomi. Tahun 1970, pasar modal
di indonesai kembali dibuka, pada sat itu terbentuk tim uang dan pasar modal,
tahun 1977 Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) adalah institusi baru
yang dibentuk dan berada di bawah Departemen Keuangan, dan terjadi
pelaksanaan peresmian aktivitas perdagangan di Bursa Efek Jakarta oleh
Presiden.
2. Perkembangan Bursa Efek Indonesia
a. Perkembangan Usaha Bursa Efek Indonesia
Pada tanggal 13 Juli 1992 Bursa Efek Indinesia diswastakan,
tahun 1995 Bursa Efek Indonesia mulai mengoprasikan Jakarta
Automated Trading Systems (JATS), sebuah system perdagangan saham
yang dapat memfasilitasi investor maupun pialang untuk memonitor
kegiatan perdagangan jarak jauh (remote trading) sebagai usaha untuk
meningkatkan akses terhadap pasar, menigkatkan kecepatan serta
frekuensi perdagangan.
b. Perkembangan indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia memiliki
beragam indeks saham antara lain :
65
1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang menggunakan semua
saham
yang
tercatat
sebagai
komponen
kalkulasi
indeks.
Diperkenalkan pada 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan saham
seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia. Pada saat itu saham yang tercatat sejumlah 13 saham.
2) Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap
sektor deperkenalkan pada tanggal 2 Januari 1996.
3) Indeks LQ-45, menggunakan 45 saham tepilih setelah melalui
bebeapa tahapan seleksi. Diperkenalkan pada tanggal 13 Juli 1994 dan
pada ssat itu 45 saham yang masuk meliputi 74% total market
kapitalisasi pasar dan 72,5% nilai transaksi di pasar reguler.
4) Indeks individual, yang merupakan indeks untuk masing - masing
saham didasarkan hari dasar.
5) Jakarta Islamic Index, mengakomodir investasi yang tertarik
berinvestasi di Bursa Efek Indonesia dengan berdasarkan syariah
islam diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan terdapat 30 saham
yang tercatat pada waktu itu ke dalam JII.
6) Pada tanggal 13 Juli 2000 Bursa Efek Indonesia meluncurkan
peraturan dalam system pencatatan dan pada tanggal 8 April 2002
diluncurkan 2 indeks baru yaitu Papan Utama (Main Board Index) dan
Indeks Papan Pengembagan (Development Board Index). Pda saat itu
66
indeks mencatat 24 saham di MBX dan 287 saham di DBX dengan
kapitalisasi pasar sebesar 62% dan 38% (www.idx.co.id).
Pada periode tahun 2006 sampai sampai 2008, terjadi peristiwa
runtuhnya ekonomi dunia tak terkecuali negara yang memiliki ekonomi yang
kuat seperti Amerika. Peristiwa resesi perekonomian secara global ini otomatis
menurunkan harga saham dari bulan Juni sampai dengan November tahun 2008
serta menyebabkan banyak investor menjual sahamnya sebelum semakin
terpuruk.
B. Deskripsi Statistik
Sampel dalam penelitian ini adalah 27 dari 45 saham unggulan
berdasarkan kriteria kapitalisasi pasar terbesar yang diperoleh dari data statistik
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 sampai dengan 2009. Deskripsi
penelitian ini meliputi rata-rata return saham perusahaan sampel dari tahun
2006 sampai dengan 2009, rata-rata pendapatan pasar (return market) dari
tahun 2006 sampai dengan 2009, rata-rata pendapatan bebas risiko (bunga SBI)
dari tahun 2006 sampai dengan 2009, risiko sistematis saham perusahaan
sampel dari tahun 2006 sampai dengan 2007. Adapun untuk variabel
makroekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan tingkat
inflasi yang diharapkan, perubahan tingkat bunga yang diharapkan, perubahan
jumlah uang yang beredar yang diharapkan, dan perubahan kurs yang
diharapkan dari tahun 2006 sampai dengan 2009.
67
C. Return Saham LQ 45
Indeks LQ 45 adalah indeks saham dari 45 saham terbesar dan
memiliki frekuensi jual beli yang tinggi. Pada penelitian ini peneliti memakai
sampel 27 saham perusahaan yang tetap berada di indeks LQ 45 selama 4 tahun
dari tahun 2006 sampai tahun 2009.
Return 27 saham dari LQ 45 dapat dilihat pada lampiran. Dari data
actual return terdebut dapat diketahui bahwa semua saham memiliki rata – rata
return yang positif dan yang memiliki rata – rata return yang paling tinggi adalah
retrun saham Timah (TINS) yaitu 0.0822, sedangkan yang memiliki rata – rata
return paling rendah adalah Indak Kiat Pulp & Paper (INKP) yaitu 0.0032.
D. Return Market (Rm)
Tabel 4.1 Return Market (Rm)
Periode
Januari
Febuari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Periode 2006 – 2009
2006
2007
0.0599
-0.0267
-0.0013
-0.0093
0.0743
0.0517
0.1077
0.0919
-0.0918
0.0426
-0.0148
0.0264
0.0315
0.0979
0.059
-0.0657
0.0722
0.0751
0.0313
0.1205
0.0861
0.017
0.0504
0.0214
N
Minimum
Maksimum
Std.Deviation
Mean
Sumber : Data Diolah
Penulis
2008
-0.0432
0.036
-0.1009
-0.0583
0.0607
-0.039
-0.019
-0.0601
-0.1539
-0.3142
-0.0121
0.0917
2009
0.0537
-0.036
0.092
0.173
0.166
0.1044
0.0511
43
-0.31
0.17
0.02
68
IHSG Menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen
penghitung index, pada tabel di 4.1 di atas menunjukan tingkat return dari
IHSG perbulan dari Januari 2006 sampai dengan Juli 2009. Untuk jangka
waktu dari tahun 2006 sampai 2009, nilai return IHSG terendah sebesar -0,31
pada bulan Oktober tahun 2008 dan nilai return IHSG tertinggi sebesar 0,17
pada bulan April dan Mei tahun 2009. Nilai return IHSG yang negatif dari
bulan Juni sampai dengan November 2008 adalah akibat dari resesi ekonomi
keuangan global yang terjadi di Amerika Serikat. Resesi global ini
menyebabkan seluruh harga saham di seluruh negara tidak terkecuali negara
besar jatuh sehingga banyak perusahaan yang bangkrut. Resesi ekonomi
global dimulai pada bulan Juni tahun 2008, sehingga pada bulan Juli dan
Agustus sudah banyak investor yang menjual sahamnya karena takut semakin
merugi, tetapi ada beberapa investor yng bertahan karena yakin bahwa
keadaan akan segera pulih.pulihnya perekonomian dunia secara berangsur –
angsur dapat dilihat dengan naiknya return IHSG pada akhir Desember 2008
dengan nilai return yang positif meskipun pada bulan febuari 2009 terjadi
penurunan pada return IHSG, akan tetapi hal itu tidak terjadi pada bulan –
bulan berikutnya.
E. Risk Free
Risk Free (Rf) adalah tingkat pengembalian aset bebas resiko atas
saham yang diukur dengan menggunkan suku bunga yang berlaku pada waktu
tertent. Nilai Risk Free dapat dilihat pada tabel 4.2.
69
Periode
Januari
Febuari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Tabel 4.2 Risk Free (Rf)
Periode 2006 – 2009
2006
2007
2008
0.0000
-0.0334 -0.0099
-0.0008
-0.0314 -0.0075
-0.0008
-0.0270
0.0013
0.0008
0.0000
0.0038
-0.0149
-0.0222
0.0351
-0.0040
-0.0273
0.0400
-0.0152
-0.0292
0.0512
-0.0374
-0.0072
0.0266
-0.0785
0.0000
0.0280
0.0302
0.0000
0.1228
-0.0773
0.0000
0.0477
-0.0482
-0.0206 -0.0241
Total N
Minimum
Maksimum
Std.
Deviation
Mean
2009
-0.0804
-0.1272
-0.0592
-0.0751
0.0000
-0.0877
-0.0301
43
-0.1272
0.1228
-0.0137
Sumber : Data Diolah
Penulis
Risk free yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dari bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) per 30 hari. Risk free tertinggi selama periode
tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 adalah bulan oktober 2008 yaitu
sebesar 0,12. Risk free terendah selama periode tahun 2006 sampai dengan
tahun 2009 adalah bulan Febuari 2009 yaitu sebesar -0,1272. Risk free ini
mempengaruhi tingkat return model CAPM ataupun APT karena keduanya
mempunyai variabel risk free.
70
F. Beta Saham
Koefisien beta (b) saham, adalah ukuran risiko pasar yang
memengaruhi harga suatu saham. Beta mengukur sampai sejauh mana harga
saham turun naik bersamaan dengan turun dan naiknya harga pasar. Menurut
Brealey dan Myers (1991:249), beta adalah: "Beta is sensivity of a stock's
return to the return on the market portfolio", Dalam CAPM, beta suatu
sekuritas mengukur kepekaan suatu saham terhadap portofolio pasar. Suatu
portofolio yang terdiversifikasikan dengan baik hanya mempunyai risiko
sistematis. Nilai beta dari saham di dapatkan dari hasil kovarian antara return
sekuritas i dengan return pasar yang dibagi dengan varian return pasar. Berikut
adalah nilai beta dari 5 saham LQ 45 (selengkapnya dapat dilihat di lampiran):
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa beta saham yang mengukur
kepekaan return saham terhadap return market memiliki nilai yang
berfluktuasi. Salah satu contoh tingkat beta memiliki berfluktuasi tertinggi
adalah Berlian Laju Tanker dengan beta setinggi 159.9286. Faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya beta Berlian Laju Tanker adalah besarnya
perbedaan antara return market dengan aktual return dari Berlian Laju Tanker.
Hal ini memunjukkan bahwa resiko sangat besar untuk menanamkan modal
pada saham-saham LQ 45 untuk mengharapkan return jangka pendek.
Bermain investasi jangka pendek memang memiliki tingkat resiko yang
tinggi, yang dapat berarti rugi atau untung dalam waktu yang singkat. Tetapi
apabila investor mencari return jangka panjang dan tidak terburu-buru maka
tingkat resiko akan berkurang.
71
Tabel 4.3 Beta Terhadap Return
THN
2006
BULAN
2009
BLTA
BUMI
TLKM
-0.4361
4.3584
2.193
1.9123
1.3509
-5.6479
3.7746
-9.8873
2.5305
1.3991
Maret
0.0516
1.0829
0.2376
0.5396
1.8232
April
0.1881
3.4196
1.7184
-0.3535
0.9156
Mei
0.5653
2.2182
-0.9589
1.1628
0.7165
Juni
1.3793
-0.5
1.819
3.2874
-0.8247
Juli
20.5793
8.9043
1.7565
3.113
-0.261
1.3795
0.4256
2.8026
-3.5513
1.1923
-1.1284
-0.0651
1.1322
-1.0613
1.067
Oktober
2.0708
21.2894
-11.3894
-0.1416
-1.7522
November
0.6702
0.9743
-1.1831
0.1483
2.4917
Desember
4.4441
1.2401
-0.2862
2.2697
0.2072
Januari
0.0086
1.0043
1.1713
-3.3812
1.6767
Febuari
3.3174
-4.942
-1.5529
-2.6724
2.4608
Maret
-1.388
8.8423
2.0694
1.8013
2.9274
September
2008
ANTM
Febuari
Agustus
2007
AALI
Januari
April
2.8095
4.0974
0.9513
-0.0626
0.7246
Mei
-3.9513
-5.5088
-2.0221
10
-4.6195
Juni
-21.4688
-19.6094
6.6563
40.2969
2.7344
Juli
0.878
-10.3569
-1.113
1.8575
1.5815
Agustus
1.3582
2.2007
2.2007
1.14
0.5274
September
2.3013
3.8367
4.5245
6.5318
-0.0018
Oktober
2.8985
1.8438
1.0617
2.991
-0.3642
November
-27.7
-124.533
6.733
-45
23.2333
Desember
37.2857
-46.2143
159.9286
14.1429
-9.9286
Januari
-0.4842
3.5285
2.0775
-0.3892
1.6234
Febuari
-0.1
7.8125
2.1438
10.0625
2.85
Maret
1.9024
1.694
1.3507
1.9595
0.2415
April
1.6756
-0.2925
0.1111
-0.3895
1.2363
Mei
1.6708
-2.2924
0.086
4.1376
-2.4226
Juni
-0.1729
0.7627
1.4136
0.3983
1.9102
Juli
7.8692
6.2154
0.7564
5.6128
-1.0487
Agustus
2.8514
3.2247
0.9051
2.8377
-0.3134
September
1.8781
1.4342
1.4549
2.6469
0.6912
Oktober
1.7379
0.9264
1.556
1.0844
0.7741
November
-10.8629
1.2804
9.8567
17.9969
-2.162
Desember
1.5593
0.6513
3.9079
-14.3947
2.3096
Januari
1.905
-0.1068
-5.6291
-14.2938
-2.9941
Febuari
-2.3375
-1.0571
-0.7839
-8.3518
0.2482
Maret
0.6847
-1.5778
0.4347
0.3167
2.5625
April
0.4745
1.8954
1.5771
4.9856
0.1686
Mei
0.5384
2.4842
1.7315
1.9329
-0.4445
Juni
-1.2014
0.0095
0.3306
-1.1031
-0.0853
Juli
3.1318
2.074
-1.0354
14.8971
5.7685
43
43
43
43
43
Total N
Sumber : Data Diolah Penulis
72
Dari tabel 4.3 juga dapat dilihat beta yang memiliki nilai terkecil
seperti pada saham ANTAM. Ini berarti bahwa tingkat resiko pada saham
ANTAM ini cukup kecil. Tetapi perlu kita ketahui bahwa investasi yang
memiliki tingkat resiko yang kecil berarti memiliki return yang kecil pula.
Selanjutnya beta saham dapat dibuat sebagai model dari CAPM.
G. Analisis Faktor
Analisis faktor adalah suatu analisis data untuk mengetahui faktorfaktor yang dominan dalam menjelaskan suatu masalah. Beberapa faktor
makro ekonomi yang diteliti dalam analisis faktor adalah Kurs, Inflasi, SBI
dan
julah uang yang beredar. Analisis Faktor dapat dipandang sebagai
perluasan analisis komponen utama yang pada dasarnya bertujuan untuk
mendapatkan sejumlah kecil faktor yang memiliki sifat-sifat mampu
menerangkan semaksimal mungkin keragaman data, faktor-faktor tersebut
saling bebas, dan tiap-tiap faktor dapat diinterpretasikan.
Tabel 4.4
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square
df
Sig.
.483
90.969
6
.000
Hasil output menunjukkan angka KMO Measure of Sampling
Adequacy (MSA) adalah 0,483. Oleh karena angka MSA di bawah 0,5 maka
dapat diinterpretasikan bahwa kumpulan variabel tersebut kurang layak untuk
73
diproses lebih lanjut. Namun dapat dilihat pada angka KMO and Bartlett’s test
sebesar 90.969 dengan signifikansi 0.000 < 0.05. Sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa kumpulan variabel tersebut cukup layak untuk
diproses lebih lanjut. Selanjutnya tiap variabel dianalisis untuk mengetahui
mana yang dapat diproses lebih lanjut dan mana yang harus dikeluarkan.
Tabel 4.5
Communalities
kurs
inflasi
sbi
uang beredar
Initial
1.000
1.000
1.000
1.000
Extraction
.884
.894
.934
.840
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Communalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam
prosentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor
yang ada. (Santoso, 2001:154). Sebagai contoh, variabel inflasi angka 0,894
berarti 89.4% varians dari variabel image bisa dijelaskan oleh faktor yang
akan terbentuk, demikian dengan variable-variabel yang lainnya. Semua
variabel dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk dengan ketentuan
semakin besar communalities maka semakin erat hubungan variabel yang
bersangkutan dengan faktor yang terbentuk.
Tabel 4.6 total variance explained terdiri dari initial eigenvalues,
extraction sums of squared loadings dan rotation sums of squared loadings.
Initial eigenvalues menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor
dalam menghitung varians ke 4 variabel yang dianalisis.
74
Tabel 4.6
Total Variance Explained
Compo
nent
1
2
3
4
Initial Eigenvalues
% of
Cumula
tive %
Total Variance
2.393
59.831
59.831
1.159
28.967
88.798
.340
8.500
97.298
.108
2.702 100.000
Extraction Sums of Squared
Loadings
% of
Cumula
tive %
Total Variance
2.393
59.831
59.831
1.159
28.967
88.798
Rotation Sums of Squared
Loadings
% of
Cumula
tive %
Total Variance
1.944
48.600
48.600
1.608
40.198
88.798
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Susunan eigenvalues selalu diurutkan dari yang terbesar sampai yang
terkecil dengan kriteria bahwa; angka eigenvalues di bawah 1 tidak digunakan
dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Tabel 4.6 di atas
menunjukkan bahwa dari 4 variabel yang dianalisis hanya 2 faktor yang
terbentuk, dimana 2 variabel memiliki angka eigenvalues di atas 1 dan 2
variabel memiliki angka eigenvalues di bawah 1, sehingga proses factoring
pada 2 faktor saja. Jumlah factor yang didapatkan juga dapat ditampakkan
dalam bentuk grafik. Dalam hasil analisis factor disebut dengan Scree Plot.
Grafik Scree Plot menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan grafik
bukan dengan perhitungan angka. Pada gambar 4.1. terlihat bahwa dari faktor
satu ke dua faktor (garis dari sumbu component number = 1 ke 2), arah garis
menurun tajam. Demikian juga arah dari faktor dua ke faktor tiga, arah garis
menurun tajam dengan slope yang lebih kecil. Namun, faktor kedua masih di
atas angka 1 pada sumbu Y (eigenvalues), sedangkan faktor ketiga, posisinya
sudah dibawah angka 1 pada sumbu Y. Hal ini dapat dijelaskan bahwa ke 4
variabel paling sesuai untuk diringkas menjadi 2 faktor dalam penelitian ini.
75
Gambar 4.1 Scree Plot Eigenvalue Analisis Faktor
Scree Plot
3.0
2.5
Eigenvalue
2.0
1.5
1.0
.5
0.0
1
2
3
4
Component Number
Tabel 4.7
Component Matrixa
Component
1
2
-.554
.760
.793
.514
.884
.392
-.822
.405
kurs
inflasi
sbi
uang beredar
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 2 components extracted.
Tabel 4.8
Rotated Component Matrixa
Component
2
.017
.940
.943
-.069
.941
-.221
-.412
.819
1
kurs
inflasi
sbi
uang beredar
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 3 iterations.
76
Pada tabel Component Matrix, menunjukkan distribusi ke 4 variabel
tersebut pada ke 2 faktor yang terbentuk. Factor Loadings atau besarnya
korelasi antara masing_masing variabel dengan faktor 1 dan Faktor 2.
Penentuan variabel yang masuk masing_masing faktor dilakukan dengan
memperbandingkan besaran korelasi pada setiap baris. Angka korelasi dibawah
0,5 menunjukkan indikasi korelasi yang lemah sedangkan diatas 0,5
berindikasi kuat korelasinya. Untuk variabel inflasi dan uang yang beredar
tidak ada perbedaan yang nyata di antara ke dua factor loadings, sehingga
variabel tersebut tidak dapat begitu saja dimasukkan kedalam salah satu factor
dengan hanya melihat mana yang lebih besar. Oleh karena itu perlu dilakukan
proses rotasi (rotation) agar semakin jelas perbedaan sebuah variabel yang
akan dimasukkan pada faktor. Dengan demikian, ke 4 variabel setelah
direduksi menjadi 2 faktor yang terdiri dari :
a. Faktor 1 terdiri atas variabel Inflasi dan SBI.
b. Faktor 2 terdiri atas variabel Kurs dan Uang yang beredar.
1. Menentukan Label Factor
Setelah faktor_faktor terbentuk, ternyata variabel-variabel yang
masuk pada masing-masing faktor tidak sama dengan yang diprediksi
sebelumnya. Oleh karenanya, perlu memberikan nama label baru yang
representative bagi variabel-variabel yang masuk di dalam masing-masing
factor-faktor sebagai berikut :
1. Faktor Tingkat Investasi (Harga Saham) terdiri dari SBI dan Inflasi.
77
2. Faktor Tingkat Nilai Rupiah terdiri dari Kurs Dollar terhadap Rupiah
dan Uang yang beredar .
Setelah
dilakukan
analisis
faktor
ditemukan
variabel-variabel
yang
merepresentasikan faktor return saham yaitu SBI dan Inflasi.
2. Faktor-faktor Makro Ekonomi hasil Analisis Faktor
a. Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan
proses menurunnya nilai mata uang secara berkelanjutan. Inflasi adalah
proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Data
tingkat inflasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.9 Inflasi Indonesia
Periode
2006
2007
2008
Januari
Febuari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
17.03
17.92
15.74
15.40
15.60
15.53
15.15
6.50
6.30
6.52
6.29
6.01
5.77
6.06
7.36
7.40
8.17
8.96
10.38
11.03
11.90
Agustus
September
Oktober
November
Desember
14.90
14.55
6.29
5.27
6.60
6.51
6.95
6.88
6.71
6.60
11.85
12.14
11.77
11.68
11.06
2009
9.17
8.60
7.92
7.31
6.04
3.65
2.71
Tingkat Inflasi terendah terjadi pada bulan Juli 2009 sebesar
2.71%, sedangkan tingkat inflasi tertinggi terjadi pada bulan Februari 2006
78
sebesar 17.92%. Pada bulan September menuju Oktober tahun 2006 terjadi
penurunan tingkat inflasi melebihi 50%. Pada bulan Oktober 2006 harga
barang-barang cenderung turun tetapi tingkat pengangguran naik. Hal ini
menunjukkan bahwa perekonomian tidaklah stabil. Pengaruh inflasi pada
tingkat return saham akan dapat dilihat pada model APT.
b. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu
pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga. Tingkat suku bunga yang
berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar
berdasarkan sistem lelang.
Tabel 4.10 Sertifikat Bank Indonesia - 1 Bulan/Bank Indonesia
Certificate - 1 Month
Periode
Januari
Febuari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
2006
12.75
12.74
12.73
12.74
12.55
12.50
12.31
11.85
10.92
11.25
10.38
9.88
2007
9.55
9.25
9.00
9.00
8.80
8.56
8.31
8.25
8.25
8.25
8.25
8.08
2008
8.00
7.94
7.95
7.98
8.26
8.59
9.03
9.27
9.53
10.70
11.21
10.94
2009
10.06
8.78
8.26
7.64
7.64
6.97
6.76
Nilai SBI tertinggi ada pada bulan Januari tahun 2006 sebesar
12,75% dan nilai SBI terendah ada pada bulan Juli tahun 2009 sebesar 6.76%.
Nilai SBI ini memiliki pengaruh terhadap nilai risk free pada model CAPM
dan pada faktor pembentuk model APT.
79
H. Penghitungan Return menurut CAPM
Tabel 4.11 Expected Return CAPM
AALI
2006
2007
2008
2009
Total N
ANTM
BLTA
BUMI
TLKM
0.080919
Jan
-0.026122
0.261068
0.131361
0.114547
Feb
0.002024
-0.002687
0.004144
-0.002065
-0.0015
Mar
0.003075
0.080526
0.017044
0.039724
0.136122
Apr
0.020908
0.366355
0.184497
-0.036989
0.098678
-0.069999
Mei
-0.058372
-0.18548
0.058839
-0.104319
Juni
-0.018896
0.0014
-0.023645
-0.039504
0.004907
Juli
0.945853
0.400631
0.066829
0.130177
-0.027389
Agts
0.095584
0.003628
0.232771
-0.379745
0.077538
Sept
-0.24855
-0.088311
0.092123
-0.238438
0.082297
Okt
0.032478
0.053618
0.017672
0.030044
0.028273
Nop
0.032211
0.081901
-0.270619
-0.053068
0.329844
Des
0.389988
0.074074
-0.076419
0.175592
-0.02777
-0.022166
Jan
-0.033342
-0.026671
-0.025552
-0.056054
Feb
0.041915
-0.140618
-0.065719
-0.09046
0.022984
Mar
-0.136236
0.668889
0.135862
0.114762
0.203386
Apr
0.258193
0.376551
0.087424
-0.005753
0.066591
-0.321544
Mei
-0.278244
-0.37917
-0.153232
0.6258
Juni
-1.180175
-1.080325
0.330143
2.136644
0.119537
Juli
0.082394
-1.345562
-0.170662
0.206888
0.171809
Agts
-0.086655
-0.135941
-0.135941
-0.07389
-0.038053
Sept
0.172828
0.288136
0.33979
0.490538
-0.000135
Okt
0.349269
0.222178
0.127935
0.360416
-0.043886
Nop
-0.4709
-2.117061
0.114461
-0.765
0.394966
Des
1.545399
-1.961601
6.696401
0.573402
-0.437601
-0.063959
Jan
0.006224
-0.127399
-0.079081
0.00306
Feb
-0.01185
0.332344
0.085755
0.430219
0.116475
Mar
-0.193125
-0.171827
-0.136742
-0.198961
-0.023381
Apr
-0.100255
0.021964
-0.003099
0.027988
-0.072974
Mei
0.077872
-0.023585
0.037302
0.141023
-0.026919
Juni
0.053659
-0.020253
-0.071674
0.008534
-0.110906
Juli
-0.501218
-0.385121
-0.001899
-0.342819
0.124819
Agts
-0.220616
-0.252981
-0.051872
-0.219429
0.053772
Sept
-0.313626
-0.232881
-0.236646
-0.453471
-0.097729
Okt
-0.636662
-0.282037
-0.557172
-0.351083
-0.215482
Nop
0.697301
-0.028868
-0.541731
-1.028515
0.176988
Des
0.156467
0.051321
0.428435
-1.691006
0.243352
Jan
0.175061
-0.094722
-0.835262
-1.997199
-0.481909
Feb
-0.34038
-0.223608
-0.198692
-0.888884
-0.104564
Mar
0.044327
-0.297763
0.006527
-0.011315
0.32825
Apr
0.042623
0.395149
0.316179
1.161827
-0.03327
Mei
0.089374
0.412377
0.287429
0.320861
-0.073787
Juni
-0.318489
-0.085875
-0.024192
-0.299606
-0.104086
Juli
0.224202
0.138309
-0.114174
1.179545
0.438302
43
43
43
43
43
80
Pada tabel 4.11 dapat di lihat hasil penghitungan return dari 5 saham
(selengkapnya dapat dilihat di lampiran) menurut model CAPM.
I. Penghitungaan Variabel Makro Menggunakan Model ARIMA pada APT
Sebelum masuk dalam model Autoregressive Integrated Moving
Average (ARIMA), langkah pertama adalah estimasi model menggunakan
korelogram dan korerogram parsial. Grafik autokorelasi dan autokorelasi
parsial menunjukkan bahwa semua bintang sudah berada di dalam garis
terputus-putus (garis barlett). Hal ini menunjukkan bahwa data sudah bersifat
stasioner, jika belum maka harus didiferenkan 1 atau 2 lag.
Tabel 4.12 Correlogram SBI 2nd difference
81
Tabel 4.13 Correlogram Inflasi 2nd difference
Pada Tabel Correlogram SBI maupun inflasi menunjukkan bahwa
data SBI dan inflasi harus didiferen dua kali maka ditulis d(d(SBI)) dan
d(d(inflasi)) dalam program eviews. Setelah data telah memenuhi syarat
kestationeran, maka dilakukan langkah selanjutnya, yaitu dapat dimasukkan
pada model ARIMA sebagai berikut :
82
Tabel 4.14 Model ARIMA SBI
Dari hasil tersebut di atas terlihat bahwa nilai probabilitas AR(1) dan
MA(1) sudah sangat kecil (kurang dari 5%), yaitu 0.0026 untuk AR(1) dan
0.0000 untuk MA(1), sehingga sudah signifikan. Hal tersebut juga dibuktikan
dengan nilai prob(F-statistik) yang kurang dari 0.05 (0.006611 < 0.05).
83
Tabel 4.15 Model ARIMA Inflasi
Dari hasil tersebut di atas terlihat bahwa nilai probabilitas AR(1) dan
MA(2) sudah sangat kecil (kurang dari 5%), yaitu 0.0000 untuk AR(1) dan
0.0000 untuk MA(2), sehingga sudah signifikan. Hal tersebut juga dibuktikan
dengan nilai Prob(F-statistik) yang kurang dari 0.05 (0.000044 < 0.05).
1. Perubahan Tingkat Inflasi
Perubahan tingkat inflasi yang digunakan untuk model APT
adalah perubahan tingkat inflasi yang tidak diharapkan yang didapat dari
selisih antara perubahan tingkat inflasi aktual dengan perubahan tingkat
inflasi yang diharapkan. Perubahan tingkat inflasi yang diharapkan didapat
dari model ARIMA dengan menggunakan software minitab 15. Adapun
perkembangan perubahan tingkat inflasi aktual, perubahan tingkat inflasi
yang diharapkan, dan perubahan tingkat inflasi yang tidak diharapkan dapat
dlihat dari tabel 4.16
84
Tabel 4.16
Perubahan Tingkat Inflasi Aktual, Perubahan Tingkat Inflasi yang
Diharapkan, dan Perubahan Tingkat Inflasi yang Tidak Diharapkan Periode
Januari 2006 – Juli 2009
No
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
6-Jan
6-Feb
6-Mar
6-Apr
Mei 06
Juni 06
Juli 06
Agts 06
6-Sep
Okt 06
6-Nov
Des 06
7-Jan
7-Feb
7-Mar
7-Apr
Mei 07
Juni 07
Juli 07
Agts 07
7-Sep
Okt 07
7-Nov
Des 07
8-Jan
8-Feb
8-Mar
8-Apr
Mei 08
Juni 08
Juli 08
Agts 08
8-Sep
Okt 08
8-Nov
Des 08
9-Jan
9-Feb
9-Mar
9-Apr
Mei 09
Juni 09
Juli 09
Rata-rata
Inflasi actual
0.01%
0.05%
-0.12%
-0.02%
0.01%
0.00%
-0.02%
-0.02%
-0.02%
-0.57%
-0.16%
0.25%
-0.02%
-0.03%
0.04%
-0.04%
-0.05%
-0.04%
0.05%
0.07%
0.07%
-0.01%
-0.03%
-0.02%
0.12%
0.01%
0.10%
0.10%
0.16%
0.06%
0.08%
0.00%
0.02%
-0.03%
-0.01%
-0.05%
-0.17%
-0.06%
-0.08%
-0.08%
-0.17%
-0.40%
-0.26%
-0.03%
Inflasi yang
diharapkan
-0.57%
-0.28%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
-0.31%
Perubahan Inflasi
0.58%
0.33%
0.19%
0.28%
0.32%
0.30%
0.28%
0.29%
0.28%
-0.26%
0.15%
0.56%
0.29%
0.28%
0.34%
0.27%
0.26%
0.27%
0.36%
0.38%
0.37%
0.30%
0.28%
0.29%
0.42%
0.31%
0.41%
0.40%
0.47%
0.37%
0.39%
0.30%
0.33%
0.28%
0.30%
0.25%
0.14%
0.25%
0.23%
0.23%
0.13%
-0.09%
0.05%
0.28%
85
2. Perubahan Tingkat Bunga SBI
Tabel 4.17
Perubahan SBI Aktual, Perubahan SBI Yang Diharapkan, dan Perubahan Tingkat
Bunga yang Tidak Diharapkan Periode Januari 2006–Juli 2009
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Bulan
6-Jan
6-Feb
6-Mar
6-Apr
Mei 06
Juni 06
Juli 06
Agts 06
6-Sep
Okt 06
6-Nov
Des 06
7-Jan
7-Feb
7-Mar
7-Apr
Mei 07
Juni 07
Juli 07
Agts 07
7-Sep
Okt 07
7-Nov
Des 07
8-Jan
8-Feb
8-Mar
8-Apr
Mei 08
Juni 08
Juli 08
Agts 08
8-Sep
Okt 08
8-Nov
Des 08
9-Jan
9-Feb
9-Mar
9-Apr
Mei 09
Juni 09
Juli 09
Rata-rata
SBI actual
1.06%
1.06%
1.06%
1.06%
1.05%
1.04%
1.03%
0.99%
0.91%
0.94%
0.87%
0.82%
0.80%
0.77%
0.75%
0.75%
0.73%
0.71%
0.69%
0.69%
0.69%
0.69%
0.69%
0.67%
0.67%
0.66%
0.66%
0.67%
0.69%
0.72%
0.75%
0.77%
0.79%
0.89%
0.93%
0.91%
0.84%
0.73%
0.69%
0.64%
0.64%
0.58%
0.56%
0.80%
SBI yang diharapkan
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
0.01%
Perubahan SBI
1.05%
1.05%
1.05%
1.05%
1.04%
1.03%
1.02%
0.98%
0.90%
0.93%
0.86%
0.81%
0.79%
0.76%
0.74%
0.74%
0.72%
0.70%
0.68%
0.68%
0.68%
0.68%
0.68%
0.66%
0.66%
0.65%
0.65%
0.66%
0.68%
0.71%
0.74%
0.76%
0.78%
0.88%
0.92%
0.90%
0.83%
0.72%
0.68%
0.63%
0.63%
0.57%
0.55%
0.79%
86
Data perubahan tingkat bunga yang diambil untuk penelitian
adalah perubahan tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Perubahan
tingkat bunga yang digunakan untuk model APT adalah perubahan tingkat
bunga yang tidak diharapkan yang didapat dari selisih antara perubahan
tingkat bunga aktual dengan perubahan tingkat bunga yang diharapkan.
Perubahan tingkat bunga yang diharapkan didapat dari model ARIMA
dengan menggunakan software minitab 14.
J. Penghitungan Return menurut APT
Arbitrage Pricing Theory (APT) adalah model penghitungan
peramalan asset yang memperhitungkan faktor-faktor luar seperti makro
ekonomi. Berikut adalah salah satu persamaan model APT yang didapat dari
olah metode least square (selengkapnya dapat dilihat pada lampiran):
AALI = 0.07517 - 0.0462*Perubahan Inflasi – 0.04007*Perubahan SBI
Dari persamaan dan hasil di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut: Apabila Ada kenaikan tingkat inflasi sebesar 1% maka return AALI
turun sebesar 0,0462. Apabila ada penurunan tingkat inflasi sebesar 1% maka
return Holcim naik sebesar 0,0462. Apabila ada kenaikan nilai suku bunga BI
sebesar 1% maka return Holcim turun sebesar 0.04007. Apabila ada penurunan
nilai suku bunga BI sebesar 1% maka return Holcim naik sebesar 0.04007.
Apabila variabel SBI dan Inflasi bernilai 0 atau tidak ada pengaruh maka return
bertambah 0,07517 (sesuai dengan besaran c atau konstanta) ditambah risk free
jika terdapat return bebas resiko.
87
Tabel 4.18 Expected Return APT
2006
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agts
Sept
Okt
Nop
Des
2007
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agts
Sept
Okt
Nop
Des
2008
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agts
Sept
Okt
Nop
Des
2009
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Total N
AALI
0.0064
0.0177
0.0243
0.02
0.0412
0.0199
0.0447
0.0463
0.0503
0.0747
0.0593
0.0169
0.0561
0.0582
0.0563
0.0599
0.0342
0.0348
0.0314
0.0583
0.0589
0.0626
0.0635
0.0353
0.0582
0.0636
0.0302
0.0595
0.0558
0.0593
0.0277
0.0307
0.0286
0.0569
0.0245
0.0573
0.0657
0.065
0.0676
0.0696
0.0741
0.0866
0.0509
43
ANTM
-0.154
-0.0782
-0.0336
-0.0628
-0.0049
-0.066
0.0121
0.0157
0.0287
0.1961
0.08
-0.1193
0.045
0.0539
0.037
0.0598
-0.0161
-0.0151
-0.0407
0.0363
0.039
0.0638
0.0689
-0.0176
0.0289
0.064
-0.0538
0.036
0.0143
0.0411
-0.0569
-0.0334
-0.0448
0.0499
-0.0517
0.0549
0.1006
0.0799
0.0905
0.0963
0.1265
0.2025
0.0708
43
BLTA
-0.0043
-0.015
-0.0214
-0.0173
0.0055
-0.0157
0.0055
0.0077
0.0107
-0.0139
0.0071
0.0038
0.0169
0.0174
0.0214
0.0186
-0.006
-0.005
-0.0003
0.0267
0.0266
0.0234
0.0229
-0.0025
0.0302
0.0256
0.0032
0.0298
0.0317
0.0266
-0.0012
-0.0057
-0.0051
0.0163
-0.0118
0.0146
0.0122
0.021
0.0219
0.024
0.0198
0.0121
-0.0091
43
BUMI
-0.0713
-0.0759
-0.0786
-0.0768
0.0382
-0.0725
0.0463
0.0565
0.0743
0.0609
0.0851
-0.0236
0.1057
0.1121
0.1192
0.1194
-0.0111
-0.007
-0.0013
0.1391
0.14
0.1396
0.1402
0.0014
0.1486
0.1483
0.0057
0.1506
0.1476
0.1409
-0.0128
-0.0184
-0.0219
0.1056
-0.0505
0.1019
0.1147
0.1384
0.147
0.1576
0.156
0.1633
0.0189
43
TLKM
0.0197
0.0515
0.0702
0.058
0.0171
0.0544
0.0192
0.015
0.0102
0.0823
0.0241
0.0069
-0.0007
-0.0008
-0.0113
-0.0026
0.0399
0.0381
0.025
-0.0225
-0.0219
-0.0121
-0.0105
0.0324
-0.0306
-0.0168
0.0161
-0.0289
-0.0357
-0.0216
0.0251
0.0372
0.0347
0.0012
0.0478
0.0052
0.0158
-0.0053
-0.0059
-0.0095
0.0031
0.0284
0.0569
43
88
Perubahan faktor makro ekonomi baik naik ataupun turun akan
mempengaruhi nilai expected return APT. Cara mengukurnya adalah dengan
metode ARIMA. Maka perubahan nilai inflasi adalah nilai inflasi yang
sebenarnya pada waktu t dikurangi nilai inflasi yang diperkirakan dengan
ARIMA pada waktu t, perubahan nilai SBI adalah nilai SBI yang sebenarnya
pada waktu t dikurangi nilai SBI yang diperkirakan dengan ARIMA pada
waktu t, dan perubahan nilai Pertumbuhan Pendapatan Nasional adalah nilai
Pertumbuhan Pendapatan Nasional yang sebenarnya pada waktu t dikurangi
nilai Pertumbuhan Pendapatan Nasional yang diperkirakan dengan ARIMA
pada waktu t. Setelah mengolah data yang ada maka didapat nilai return saham
LQ45 menurut model APT ditunjukkan pada tabel 4.18 (selengkapnya dapat
dilihat di lampiran):
K. Uji Normalitas Data dan Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi,
variable penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian
normalitas data adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
dependen yang dalam hal ini adalah return saham LQ-45 dan variabel
independen CAPM dan APT ataupun keduanya mempunyai distribusi yang
normal atau tidak. Hasil uji normalitas data kedua model tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.19.
89
Tabel 4.19 Return Perusahaan LQ-45 Dengan Kolmogorov-Smirnov
Tahun 2006 – 2009
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Nama Perusahaan
Astra Agro Lestari Tbk
Aneka Tambang (Persero) Tbk
Astra Internasional Tbk
Bank Central Asia Tbk
International Nickel Ind. Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Indal Kiat Pulp & Paper Tbk
Indosat Tbk
Kalbe Farma Tbk
Bank Pan Indonesia Tbk
Semen Cibinong Tbk
Telekomunikasi Indonesia Tbk
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
United Tractors Tbk
Bank Negara Indonesia Tbk
Bank Rakyat Indonesia Tbk
Berlian Laju Tanker Tbk
Bank Mandiri Tbk
Bakrie & Brothers Tbk
Bank Internasional Indonesia
Bumi Resources Tbk
Bakrieland Development Tbk
Kawasan industri Jababeka Tbk
Perusahaan Gas Negara Tbk
Semen Gresik Tbk
Timah Tbk
Aqua Misissi Tbk
Kode
AALI
ANTM
ASII
BBCA
INCO
INDF
INKP
ISAT
KLBF
PNBN
SMCB
TLKM
PTBA
UNTR
BBNI
BBRI
BLTA
BMRI
BNBR
BNII
BUMI
ELTY
KIJA
PGAS
SMGR
TINS
AQUA
CAPM
0.304
0.037
0.147
0.018
0.174
0.414
0.173
0.738
0.349
0.466
0.194
0.725
0.121
0.238
0.003
0.476
0.021
0.265
0.414
0.217
0.157
0.816
0.129
0.021
0.290
0.165
0.013
APT
0.459
0.896
0.897
0.515
0.699
0.732
0.082
0.875
0.325
0.700
0.433
0.952
0.571
0.189
0.242
0.947
0.772
0.750
0.260
0.243
0.842
0.098
0.701
0.374
0.823
0.153
0.023
Berdasarkan tabel 4.19. dapat dilihat bahwa secara keseluruhan nilai
Prob Kolmogorv-Smirnov pada model CAPM dan APT terhadap return
perusahaan LQ-45 yang dijadikan sampel pada penelitian ini bernilai > 0.05
yang berarti data normal.
90
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendapatkan hasil estimator linear yang terbaik dan tidak
bias pada model regresi berganda, maka diperlukan pengujian asumsi klasik.
Adapun hasil dari uji asumsi klasik adalah sebagai berikut:
a. Uji Multikolenieritas
1) Uji Multikolinearitas APT
Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen.. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara
variabel
bebas.
Diagnosis
untuk
mengetahui
adanya
multikolinieritas adalah menentukan nilai Variance Inflaction Factor
(VIF) dan Tolerance. Batas tolerance value adalah > 0.10 dan VIF < 10.
Hasil perhitungan nilai tolerance dan VIF dapat dilihat pada lampiran
market model saham LQ-45 bahwa semua variabel dapat diketahui nilai
tolerancenya diatas 0,10 dan VIF dibawah 10, sehingga dapat dikatakan
tidak terjadi multikolinearitas.
2) Uji Multikolinearitas CAPM
Berdasarkan lampiran model CAPM saham LQ-45 dapat
dilihat bahwa semua variabel tidak terjadi multikolinearitas, karena nilai
tolerance > 0.10 dan nilai VIF <10. sehingga variable-variabel
independent pada model CAPM terhindar dari multikolinearitas.
91
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi
dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson (DW). Untuk
pengujian Durbin Watson (DW) digunakan ketentuan bahwa du < D-W < 4du.
Tabel 4.20 Pengujian Durbin Watson (D-W) Pada Market Model CAPM
Saham LQ-45 2006-2009
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Nama Perusahaan
Astra Agro Lestari Tbk
Aneka Tambang (Persero) Tbk
Astra Internasional Tbk
Bank Central Asia Tbk
International Nickel Ind. Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Indal Kiat Pulp & Paper Tbk
Indosat Tbk
Kalbe Farma Tbk
Bank Pan Indonesia Tbk
Semen Cibinong Tbk
Telekomunikasi Indonesia Tbk
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
United Tractors Tbk
Bank Negara Indonesia Tbk
Bank Rakyat Indonesia Tbk
Berlian Laju Tanker Tbk
Bank Mandiri Tbk
Bakrie & Brothers Tbk
Bank Internasional Indonesia
Bumi Resources Tbk
Bakrieland Development Tbk
Kawasan industri Jababeka Tbk
Perusahaan Gas Negara Tbk
Semen Gresik Tbk
Timah Tbk
Aqua Misissi Tbk
Kode
AALI
ANTM
ASII
BBCA
INCO
INDF
INKP
ISAT
KLBF
PNBN
SMCB
TLKM
PTBA
UNTR
BBNI
BBRI
BLTA
BMRI
BNBR
BNII
BUMI
ELTY
KIJA
PGAS
SMGR
TINS
AQUA
du
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
D-W
1.884
1.703
2.413
2.323
2.071
2.315
2.057
2.069
2.382
2.236
2.447
1.884
2.573
2.396
1.727
2.644
2.310
1.869
2.018
2.301
1.172
2.219
2.097
2.256
2.150
1.541
2.424
4-du
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
92
Pada tabel 4.20 diketahui nilai Durbin Watson (D-W) pada return
saham perusahaan LQ-45 dengan market model akan dibandingkan dengan
nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 48
dan jumlah variable independen (k) adalah 5 yaitu return saham masingmasing perusahaan. Maka dari tabel tersebut secara keseluruhan nilai return
saham perusahaan LQ-45 dengan market model didapatkan nilai du < D-W <
4-du. Hal berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi baik positif
maupun negatif pada 27 return saham LQ-45 dengan pada market model.
Tabel 4.21 Pengujian Durbin Watson (D-W) pada Model APT
Perusahaan LQ-45 2004-2007
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Nama Perusahaan
Astra Agro Lestari Tbk
Aneka Tambang (Persero) Tbk
Astra Internasional Tbk
Bank Central Asia Tbk
International Nickel Ind. Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Indal Kiat Pulp & Paper Tbk
Indosat Tbk
Kalbe Farma Tbk
Bank Pan Indonesia Tbk
Semen Cibinong Tbk
Telekomunikasi Indonesia Tbk
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
United Tractors Tbk
Bank Negara Indonesia Tbk
Bank Rakyat Indonesia Tbk
Berlian Laju Tanker Tbk
Bank Mandiri Tbk
Bakrie & Brothers Tbk
Bank Internasional Indonesia
Bumi Resources Tbk
Bakrieland Development Tbk
Kawasan industri Jababeka Tbk
Perusahaan Gas Negara Tbk
Semen Gresik Tbk
Timah Tbk
Aqua Misissi Tbk
Kode
AALI
ANTM
ASII
BBCA
INCO
INDF
INKP
ISAT
KLBF
PNBN
SMCB
TLKM
PTBA
UNTR
BBNI
BBRI
BLTA
BMRI
BNBR
BNII
BUMI
ELTY
KIJA
PGAS
SMGR
TINS
AQUA
du
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
D-W
1.710
1.553
1.910
2.188
1.844
1.694
1.936
2.054
1.754
1.847
1.485
1.962
1.628
2.018
1.713
1.993
1.548
1.915
1.354
2.214
1.478
1.586
1.771
1.707
1.815
1.230
2.114
4-du
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
2.900
93
Pada tabel 4.21 diketahui nilai Durbin Watson (D-W) pada return
saham perusahaan LQ-45 dengan model APT akan dibandingkan dengan nilai
tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sample (n) 43 dan
jumlah variabel independen (k) adalah 2 yaitu return saham masing-masing
perusahaan. Maka dari tabel tersebut secara keseluruhan nilai return saham
perusahaan LQ-45 dengan model APT didapatkan nilai du < D-W < 4-du. Hal
berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi baik positif maupun
negatif pada 27 return saham LQ-45 dengan model APT.
c. Uji Heterokedastisitas
1) Uji Heterokedastisitas CAPM
Heteroskedastisitas varian variabel dependen dalam model tidak
equal terhadap variabel independen. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas
dalam model regresi adalah estimator yang diperoleh tidak efisien, baik pada
sampel kecil maupun besar. Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji
regresi dapat diidentifikasi dari pola scatter plot diagram. Pada lampiran
market model saham LQ-45 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan
demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada
gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
2) Uji Heterokedastisitas APT
Sama seperti pengujian heteroskedastisitas yang dilakukan pada
model CAPM, pada model APT juga dapat dilihat dari pola scatter plot
diagram. Pada lampiran market model saham LQ-45 terlihat bahwa titik-titik
94
menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat
pola tertentu. Dengan demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam
model ini tidak ada gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
L. Nilai MAD, MSE, & MAPE Expected Return CAPM & APT terhadap
Actual Return
1. Mean Absolute Deviation (MAD)
Mean Absolute Deviation (MAD) adalah alat ukur rata-rata dari
suatu penyimpangan. Model yang mempunyai MAD yang lebih kecil berarti
lebih akurat dibandingkan model yang mempunyai MAD yang lebih besar.
Pada uji keakuratan menggunakan MAD, model APT ternyata lebih akurat
daripada model CAPM pada seluruh saham LQ45 pada penelitian ini. Nilai
MAD APT terendah adalah 0.067288 pada return saham Telekomunikasi
Indonesia dan tertinggi 0,1539 pada return saham Bumi Resource. Sedangkan
pada CAPM nilai MAD terendah adalah 0.090511 pada return saham
Telekomunikasi Indonesia dan tertinggi 0.292242 pada return Bumi resource.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua Model baik CAPM maupun APT
memiliki tingkat akurasi yang cukup baik dalam mengestimasi return saham
LQ 45. Hal ini dibuktikan dari rata-rata nilai MAD yang tidak mencapai 0,2
pada CAPM dan APT, terlebih lagi pada APT yang rata-rata nilai MAD di
bawah 0,11. Nilai MAD dari hasil penelitian dapat di lihat pada tabel 4.22.
95
Tabel 4.22 Nilai MAD
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Nama Perusahaan
Astra Agro Lestari Tbk
Aneka Tambang (Persero) Tbk
Astra Internasional Tbk
Bank Central Asia Tbk
International Nickel Ind. Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Indal Kiat Pulp & Paper Tbk
Indosat Tbk
Kalbe Farma Tbk
Bank Pan Indonesia Tbk
Semen Cibinong Tbk
Telekomunikasi Indonesia Tbk
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
United Tractors Tbk
Bank Negara Indonesia Tbk
Bank Rakyat Indonesia Tbk
Berlian Laju Tanker Tbk
Bank Mandiri Tbk
Bakrie & Brothers Tbk
Bank Internasional Indonesia
Bumi Resources Tbk
Bakrieland Development Tbk
Kawasan industri Jababeka Tbk
Perusahaan Gas Negara Tbk
Semen Gresik Tbk
Timah Tbk
Aqua Misissi Tbk
Rata-rata MAD
MAD CAPM
0.161747674
0.198995581
0.097425116
0.105566744
0.133500233
0.114662093
0.141064419
0.095851163
0.135947674
0.114003023
0.14106814
0.090551163
0.203770698
0.121906512
0.172117209
0.092016047
0.124067884
0.116607442
0.222132791
0.12669814
0.292242093
0.18415093
0.168416977
0.177393023
0.102643953
0.221898605
0.130961395
0.147682
MAD APT
0.118232
0.152967
0.106006
0.081757
0.125944
0.106085
0.146006
0.080966
0.10371
0.091251
0.125896
0.067288
0.132567
0.101099
0.136621
0.098145
0.11384
0.102995
0.135426
0.097528
0.180883
0.17261
0.144297
0.126719
0.076238
0.164905
0.080079
0.1174
2. Mean Square Error (MSE)
Mean square error (MSE) merupakan rata-rata selisih kuadrat antara
return saham yang diramalkan dan return yang terjadi. Pada uji keakuratan
menggunakan MSE, model APT lebih akurat daripada model CAPM pada
penelitian ini secara rata-rata. Model CAPM lebih akurat pada return saham
Indal Kiat Pulp & Paper dan Bakrieland Development. Berikut adalah nilai
MSE dari hasil penelitian:
96
Tabel 4.23 Nilai MSE
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Nama Perusahaan
Astra Agro Lestari Tbk
Aneka Tambang (Persero) Tbk
Astra Internasional Tbk
Bank Central Asia Tbk
International Nickel Ind. Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Indal Kiat Pulp & Paper Tbk
Indosat Tbk
Kalbe Farma Tbk
Bank Pan Indonesia Tbk
Semen Cibinong Tbk
Telekomunikasi Indonesia Tbk
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
United Tractors Tbk
Bank Negara Indonesia Tbk
Bank Rakyat Indonesia Tbk
Berlian Laju Tanker Tbk
Bank Mandiri Tbk
Bakrie & Brothers Tbk
Bank Internasional Indonesia
Bumi Resources Tbk
Bakrieland Development Tbk
Kawasan industri Jababeka Tbk
Perusahaan Gas Negara Tbk
Semen Gresik Tbk
Timah Tbk
Aqua Misissi Tbk
Rata-rata MSE
MSE CAPM
0.064322
MSE APT
0.026909
0.094458
0.042173
0.021617
0.018846
0.03202
0.015047
0.037923
0.029812
0.024781
0.021102
0.041609
0.062401
0.016893
0.010117
0.038481
0.022402
0.026374
0.014463
0.041885
0.029788
0.016099
0.007575
0.102668
0.032692
0.03373
0.025046
0.09632
0.044338
0.01841
0.01713
0.045608
0.024123
0.028655
0.017896
0.113301
0.042357
0.035948
0.021696
0.198376
0.056744
0.060584
0.069842
0.067766
0.035009
0.102855
0.032897
0.025308
0.010046
0.106088
0.055668
0.042703
0.01587
0.056844
0.029703
Hasil ini menunjukkan bahwa faktor-faktor makro ekonomi pada
model APT berpengaruh signifikan pada saham Indal Kiat Pulp & Paper dan
Bakrieland Development. Nilai MSE APT terendah adalah 0,007575 pada return
saham Telekomunikasi Indonesia dan tertinggi 0,069842 pada return saham
Bakrieland Development. Sedangkan pada CAPM nilai MSE nya terendah
adalah 0,016099 pada return saham Telekomunikasi Indonesia dan tertinggi
97
0,198376 pada return saham Bumi Resource. CAPM dan APT memiliki kesamaan
yaitu tingkat keakuratan yang tinggi pada saham Telekomunikasi Indonesia dan
tingkat keakuratan yang rendah pada saham Bakrieland Development dan Bumi
Resource. Rata-rata MSE CAPM dan APT tidak terlalu berbeda jauh yaitu sebesar
0.029703 dan 0.056844. Kekurangan penggunaan MSE adalah MSE cenderung
menonjolkan deviasi yang besar karena adanya pengkuadratan.
3. Mean Absolute Percent Error (MAPE)
MAPE adalah rata-rata diferensiasi absolut antara nilai yang diramal
dan aktual yang dinyatakan sebagai persentase nilai aktual. Pada uji keakuratan
menggunakan MAPE, model APT lebih akurat daripada model CAPM pada
penelitian ini secara rata-rata. Model CAPM lebih akurat pada return saham
Astra Agro Lestari, Aneka Tambang, Astra Internasional, Indal Kiat Pulp &
Paper, Tambang Batubara Bkt. Asam, United Tractors BNI, BRI, Semen
Gresik, Timah. Nilai MAPE CAPM terendah adalah 70.331% pada return
saham
semen
gresik
dan
tertinggi
563.159%
pada
return
saham
Telekomunikasi Indonesi. Sedangkan pada APT nilai MAPE nya terendah
adalah 72.863% pada return saham Bakrie & Brothers dan tertinggi 251.492%
pada return saham Timah. Berikut adalah nilai MAPE dari hasil penelitian yang
sudah dilakukan dengan menggunakan metode yang ada:
98
Tabel 4.24 Nilai MAPE
No
Nama Perusahaan
MAPE CAPM
MAPE APT
1
Astra Agro Lestari Tbk
117.49%
129.53%
2
Aneka Tambang (Persero) Tbk
120.92%
124.96%
3
Astra Internasional Tbk
71.16%
136.12%
4
Bank Central Asia Tbk
186.26%
132.77%
5
International Nickel Ind. Tbk
147.22%
122.88%
6
Indofood Sukses Makmur Tbk
244.08%
94.75%
7
Indal Kiat Pulp & Paper Tbk
115.30%
165.46%
8
Indosat Tbk
229.46%
105.02%
9
Kalbe Farma Tbk
142.38%
105.99%
10
Bank Pan Indonesia Tbk
100.23%
92.81%
11
Semen Cibinong Tbk
156.88%
116.49%
12
Telekomunikasi Indonesia Tbk
563.16%
128.39%
13
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
169.81%
169.89%
14
United Tractors Tbk
89.08%
148.09%
15
Bank Negara Indonesia Tbk
103.79%
135.58%
16
Bank Rakyat Indonesia Tbk
94.10%
132.45%
17
Berlian Laju Tanker Tbk
321.53%
96.24%
18
Bank Mandiri Tbk
214.50%
120.36%
19
Bakrie & Brothers Tbk
192.79%
72.86%
20
Bank Internasional Indonesia
358.21%
120.19%
21
Bumi Resources Tbk
200.88%
159.50%
22
Bakrieland Development Tbk
184.32%
90.36%
23
Kawasan industri Jababeka Tbk
113.24%
84.24%
24
Perusahaan Gas Negara Tbk
167.43%
98.28%
25
Semen Gresik Tbk
70.33%
115.71%
26
Timah Tbk
197.51%
251.49%
27
Aqua Misissi Tbk
146.88%
88.48%
Rata-rata MAPE
178.48%
123.66%
99
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,
Komarudin,
“Dasar
–
Dasar
Portofolio”,Rineka Cipta, Jakarta, 2004.
Manajemen
Aliansyah, M.Noor, “Pengaruh Struktur Modal
Jurnalusahawan No. 01 Hal 8-16, Januari 2001.
Terhadap
Investasi
Nilai
dan
Saham”,
Arianto, Efendi, “Pengujian Empiris CAPM Di Bursa Efek Jakarta Menggunakan
Pendekatan Lintner/Douglas”, Manajemen, Januari 2008.
--------.“Pengujian Standard CAPM Di Bursa Efek Jakarta Pengamatan Selama Periode
1994-1995”, Majalah Manajemen, Juli 2007.
Bodie,
Kane, Marcus, “Investments”,
Empat,Jakarta, 2005.
Edisi
5
Bahasa
Indonesia,
Salemba
---------- “Investments”, Edisi 6 Bahasa Indonesia, Salemba Empat,Jakarta, 2006.
Corrado, Charles J. and Jordan, Bradford D, “Fundamental of Investment Analisis”,
Fourth Edition.Mc Graw-Hill, Singapore, 2000.
Darmadji, Tjiptono, dan Hendy M.Fakhruddin, “Pasar Modal Di Indonesia
Pendekatan Tanya Jawab”, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Fauzan, “Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Harga Saham
Sektoral Di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi FEIS UIN
SyarifHidayatullah
Jakarta, 2007.
Fitriana, P, “Pembentukan Portofolio Saham Yang Optimal Dengan Menggunakan
Beberapa Metode”, Jurnal Ekonomi, 2009.
Hamidah, Siti, “Penggunaan Analisis Ekonomi Dalam Estimasi Tingkat
Pengembalian Investasi Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Industri Di
BEJ)”, Skripsi FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.
Home, James C. V. and Wachoviz Jr, Jhon M. “Fundamental of Financial
Management”, 8th ed, Prentice Hall International, New Jersey, 1998.
Husnan, Suad, “Dasar – Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas”, Edisi Ketiga,
UPP AMPYKPN, Yogyakarta, 2001
Idroes, Ferry N. dan Sugiarto, “Manajemen Risiko Perbankan Dalam Konteks
Kesepakatan Basel Dan Peraturan Bank Indonesia”, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2006.
Iriawan, Nur, dan Septin Pudji Astuti, “Mengolah Data Statistik Dengan Mudah
Menggunakan Minitab 14”, Andi Offset, Yogyakarta, 2006.
Jogiyanto, “Teori Portofolio Dan Sekuritas”,
Edisi Ketiga, UPP AMP YPKN,
102
Yogyakarta, 2001.
102
102
Jogiyanto, HM. “Teori Portofolio Dalam Analisis Investasi”, Edisi Ketiga, BPFE,
Yogyakarta, 2003.
Jones, Chaeles P. “Investment: Analisis and Management”, 7th edition John Willey and
Sons.Inc, New York, 2000.
Madyan, Muhammad, Premananto, dan Gancar Candra, “Perbandingan
CAPM
Dan APT Dalam Memprediksi Tingkat Pendapatan Industri Perbankan Dan
Lembaga Keuangan Selain Bank Baik Sebelum Dan Semasa Krisis
Ekonomi
Di Bursa Efek Jakarta”, Laporan Penelitian Hal 11-15.2004.
Norpratiwi, Agustina M.V, “Analisis Korelasi Investment Opportunity Set
Terhadap Return Saham (Pada Saat Pelaporan Keuangan Perusahaan)”,
Jurnal STIE YKPN Yogyakarta Hal 1-28, 2007.
Putong, Iskandar, “Pengantar Ekonomi Mikro & Makro”,
GI, Jakarta, 2003.
Reilly, Frank K. “investment”, Sixt Edition, New York: The Dryden Press, 2000.
Rodoni, Ahmad, dan Othman Yong, “Analisis Investasi Dan Teori Portofolio”, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
Sartono, Agus R, “Manajemen Keuangan”, BPFE Edisi 4, Yogyakarta, 2005
Suharli, M, “Studi Empiris Terhadap Dua Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham
Pada Industri Food & Beverage Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi &
Keuangan Vol 7 99-116, 2005.
------- “Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Jumlah Dividen”, Tesis
Magister Manajemen (Tidak Dipublikasikan), 2004.
Tandelilin, Eduardus, “Analisis Investasi Manajemen Portofolio”, Cetakan Pertama,
Yogyakarta, BPFE 2001.
Widayanti, Rieka Purwaningsih, “Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Return
Saham (Studi Pada Perusahaan Yang Sahamnya Diminati Oleh Investo r Asing
Di Bursa Efek Jakarta)”, Skripsi FEIS UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta,
2007.
Widiatmodjo, S, “Cara Sehat Investasi Manajemen Portofolio”, Cetakan Pertama,
Yogyakarta BPFE, 2000.
Wijaya, Liliana Inggrit, “Model Pasar Persus Model Harga Aset Kapital (CAPM)
Dalam Pasar Yang Efisien”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No.1 Hal
55-63, 2000.
www.duniainvestasi.com
www.bi.co.id
103
LAMPIRAN
Actual Return
AALI
ANTM
ASII
BBCA
INCO
INDF
INKP
ISAT
KLBF
0.03061
0.19580
0.01961
0.06618
0.10646
-0.03297
0.00000
0.04505
0.31313
0.16832
-0.05848
-0.05769
-0.00690
0.07216
-0.04545
-0.06481
-0.09483
0.04615
0.05085
0.08075
0.14796
0.15972
0.09936
0.05952
0.04950
-0.01905
0.00000
0.06452
0.32184
0.06222
0.04790
0.16618
0.26966
0.07547
0.04854
0.11765
-0.01515
-0.22609
-0.17992
-0.06286
-0.01250
-0.16814
-0.14035
-0.07407
-0.13816
0.00000
0.03933
-0.00510
0.00000
-0.01013
-0.06383
-0.10204
-0.14500
-0.04580
0.28462
0.12432
-0.01538
0.01829
0.02046
0.19318
0.01136
0.00000
-0.04000
0.10180
0.03846
0.15625
0.08982
0.10276
0.13333
0.03371
0.02924
-0.06667
-0.01087
0.01852
0.12162
0.06044
0.04545
0.05042
-0.02174
0.17045
0.17857
0.07143
0.26364
0.07631
-0.03627
0.14348
0.06400
0.04444
0.00971
0.03030
0.09231
0.08633
0.19030
0.13978
0.04563
0.05263
0.00000
0.10577
-0.13235
0.18310
0.05960
-0.01567
-0.01887
0.12727
-0.03571
0.00000
0.17391
0.00847
0.04762
-0.02500
-0.05414
-0.01923
0.06452
0.25185
-0.07447
-0.11111
0.09244
-0.04924
0.16667
-0.05387
-0.03431
0.17576
-0.07692
0.02299
-0.01667
-0.06154
0.00398
0.30220
-0.06050
0.03553
0.40077
-0.02564
-0.02247
0.05932
-0.00820
0.25000
0.31646
0.09091
0.03922
0.11868
0.07895
0.22989
0.08800
0.04132
-0.04127
-0.10256
0.13889
-0.00943
-0.09539
0.05488
0.06542
-0.00735
-0.01587
-0.08940
-0.10357
0.03049
0.03810
0.00909
0.17052
-0.00877
-0.03704
0.12097
0.11636
-0.78486
0.10947
0.15596
0.03063
-0.01235
0.00000
0.11538
0.07194
-0.06840
-0.16667
-0.04800
-0.04762
-0.05769
-0.07000
-0.17699
-0.00690
-0.08725
0.17483
0.23333
0.07843
0.02500
0.17811
0.03763
0.01075
0.06944
-0.02206
0.33929
0.20721
0.32987
0.18699
0.42047
0.13990
-0.02128
0.12987
0.02256
0.13111
0.39552
-0.02344
-0.02740
0.04490
0.14773
-0.08696
-0.04598
-0.10294
0.10020
-0.04278
0.09200
0.02817
0.02122
0.01980
0.00000
0.04217
0.03279
0.07857
-0.20112
-0.00183
-0.51370
-0.17403
0.09709
0.09524
-0.17919
-0.04762
0.04636
0.14685
0.02202
0.00704
0.18868
0.03540
0.00000
-0.03521
-0.12500
-0.18196
-0.18293
-0.12926
-0.09091
-0.25926
-0.20513
0.01087
0.03650
-0.06667
-0.08317
0.04478
-0.17526
-0.07692
-0.05000
-0.02151
0.25806
-0.14789
-0.07143
0.11603
-0.07143
0.05000
-0.07500
-0.08271
0.23077
1.39316
-0.04959
-0.03297
0.11720
-0.02308
-0.08333
-0.10811
-0.00820
-0.14286
-0.09821
0.17391
-0.03409
-0.25888
-0.22047
0.17143
0.22222
-0.23967
-0.05208
0.21782
-0.03704
-0.05882
-0.18037
-0.23636
-0.07761
0.04959
-0.19022
-0.01099
-0.23577
-0.05385
-0.06250
-0.27855
-0.22751
-0.17788
-0.00787
-0.17450
-0.12889
-0.32340
-0.00813
-0.13333
-0.53282
-0.28767
-0.45322
-0.14286
-0.45041
-0.44388
-0.48428
-0.13115
-0.43846
0.39669
-0.01923
0.09091
0.00000
0.16568
-0.11009
-0.02439
-0.03774
0.12329
0.15976
0.06863
0.03431
0.20370
-0.02030
-0.04124
-0.07500
0.12745
-0.02439
0.11224
0.01835
0.23223
-0.15385
0.28238
0.05376
0.18919
-0.01739
0.16250
0.17890
0.08108
-0.13077
-0.14545
-0.12121
-0.10204
0.03409
-0.25664
0.39785
0.09728
-0.09167
0.26106
0.31915
0.02299
0.06818
-0.02198
0.12500
-0.04615
0.12057
0.31193
0.26316
0.08065
0.53933
0.36170
0.26966
0.18519
0.45161
0.12658
0.38462
0.15556
0.00746
0.05109
0.39063
0.46903
-0.05357
-0.02222
-0.05337
0.02273
0.14423
0.04444
0.15278
0.06180
0.04819
-0.06132
0.14773
0.14540
0.08642
0.23109
0.07092
0.03614
0.20370
0.04023
0.09548
0.29703
104
104
Actual Return
PNBN
SMCB
TLKM
PTBA
UNTR
BBNI
BBRI
BLTA
BMRI
0.14286
0.20000
0.06780
0.08889
0.04082
0.01563
0.12397
0.09615
0.08537
-0.09375
0.08772
-0.01587
0.04592
0.03922
-0.05385
-0.04412
0.21930
-0.08989
0.14943
0.03226
0.11290
0.00000
0.13208
0.04065
0.20000
0.02158
0.04321
0.04000
0.06250
0.09420
0.46341
0.21111
0.06250
0.18590
0.15493
0.13609
-0.17308
-0.19118
-0.06623
0.11667
-0.00917
-0.10294
-0.14595
0.11585
-0.11979
-0.10465
0.01818
0.04255
-0.05970
0.00000
-0.07377
0.03797
-0.05464
0.01775
0.11688
0.00000
0.01361
0.03968
0.03704
-0.02655
0.04268
0.02890
0.02326
0.06977
-0.05357
0.06040
0.03817
0.02679
0.19091
0.01754
0.11798
0.19318
0.03261
0.07547
0.06962
-0.00735
0.05217
0.81298
0.12644
0.06784
0.10714
0.05263
0.01754
-0.00592
0.02222
0.08264
0.00000
0.00000
-0.12000
0.17204
0.08000
-0.06897
0.17857
-0.05797
-0.01527
-0.16632
0.09184
-0.06952
0.01835
0.07407
0.24074
0.02020
0.08462
0.01550
-0.05556
-0.03738
0.00000
0.04505
0.01724
-0.02985
-0.06436
-0.11348
0.03053
-0.02674
0.02913
-0.04598
-0.11207
-0.03390
0.01538
-0.05820
0.05600
0.02963
-0.03846
-0.10377
0.05422
-0.09709
-0.03509
0.00000
0.10674
0.04545
0.06475
0.00571
0.06316
0.07429
0.07527
0.14545
0.09091
0.06599
0.13043
0.06757
0.25000
0.03960
0.07713
0.23000
-0.03175
0.05556
-0.09048
0.34615
-0.04430
0.13636
0.16190
-0.03704
0.05691
0.04918
0.25000
0.03141
0.24762
0.09272
-0.01000
-0.05738
0.05128
-0.03846
0.15625
0.06316
0.13706
0.01527
0.04242
0.00000
0.09565
-0.07805
0.12800
-0.09459
0.01980
-0.03125
-0.13534
-0.05814
-0.21212
-0.00794
-0.17989
-0.07801
0.04478
0.10680
0.01382
0.13913
0.01235
0.02564
0.05600
0.25806
0.08462
0.04286
0.22807
-0.02273
0.38168
0.33537
-0.00500
0.17424
0.11538
0.07092
-0.09589
0.17857
-0.05581
0.33702
0.02740
-0.07538
0.00645
-0.01149
-0.05960
0.03030
0.06061
0.00000
-0.00826
-0.03111
0.07065
-0.05128
0.23256
-0.01408
-0.10294
-0.10857
-0.08867
-0.05000
0.22018
-0.11675
-0.05405
-0.12264
-0.05000
0.06557
-0.11538
0.05946
0.00439
-0.00376
-0.04598
0.02857
0.04301
-0.01504
-0.01538
-0.13043
-0.01531
-0.12227
-0.05283
-0.16265
-0.12500
-0.15464
-0.03817
-0.07813
-0.24167
-0.08290
0.05473
-0.03984
-0.13669
-0.05556
0.00000
-0.08730
0.05085
0.21978
-0.08475
0.37736
0.19917
0.04167
-0.02521
0.01220
0.00870
0.35484
0.00901
-0.09877
0.12329
-0.15917
-0.03200
-0.12069
-0.07470
-0.10345
0.05952
0.03571
0.05479
-0.16768
-0.06173
0.20661
0.19608
-0.02083
0.14423
0.04494
-0.00862
0.03896
0.06227
-0.09211
-0.13014
-0.04098
-0.06383
-0.05042
-0.18280
-0.26087
-0.10625
-0.35517
-0.08696
-0.23622
-0.07692
-0.24432
-0.06195
-0.30921
-0.47647
-0.24476
-0.41444
-0.66667
-0.47423
-0.36111
-0.51128
-0.41132
-0.00952
-0.02247
0.08333
0.26027
0.26190
0.09804
-0.01449
-0.30769
-0.04487
0.11538
0.44828
0.17949
0.00000
0.10692
0.21429
0.34559
0.28889
0.35906
-0.08621
-0.07937
-0.08696
0.07246
0.14773
0.13235
-0.00546
-0.18103
-0.10123
-0.18868
-0.05172
0.00000
-0.02703
0.05941
-0.09091
-0.18132
0.05263
-0.04396
0.25581
0.00000
0.19841
-0.06250
0.26168
0.02857
0.12752
0.04000
0.25000
0.12963
0.27273
0.03974
0.40741
0.33333
0.73611
0.38095
0.25000
0.27586
0.00000
0.42857
-0.05096
0.18421
0.12778
0.25600
0.07759
0.26154
0.07207
0.08197
0.10000
0.00671
0.03111
-0.01970
0.09554
0.00800
0.03659
0.06723
0.09091
0.31818
0.19333
0.17241
0.30151
0.09884
0.15873
-0.02353
0.31496
105
Actual Return
BNBR
BNII
BUMI
ELTY
KIJA
PGAS
SMGR
TINS
AQUA
0.08333
0.03226
0.11842
-0.03030
0.00000
0.20290
0.09551
0.05495
0.38095
0.00000
-0.06250
-0.01176
-0.03125
0.22222
0.16265
0.19231
0.06771
-0.19540
0.30769
0.06667
0.07143
0.09677
0.27273
0.03627
0.09677
-0.01220
0.14286
0.00000
0.15625
0.01111
0.05882
0.10714
0.24000
0.07451
0.19753
0.00000
0.00000
-0.02703
-0.08791
0.02778
-0.22581
-0.01210
-0.19343
-0.20412
0.12500
-0.11765
0.02778
-0.07229
-0.16216
0.08333
-0.08163
0.07692
-0.09845
0.00000
0.13333
-0.02703
0.07792
0.06452
0.00000
0.04889
0.06933
0.00000
0.00000
-0.02941
0.02778
-0.09639
0.00000
-0.03846
0.07203
-0.00393
0.00000
0.00000
-0.09091
0.05405
-0.01333
-0.09091
0.00000
-0.04743
0.06903
0.01724
0.00000
0.03333
0.05128
0.04054
0.00000
-0.04000
-0.05394
0.07380
0.35593
0.00000
-0.16129
0.14634
0.05195
-0.10000
0.04167
-0.04386
0.09966
-0.04167
0.10000
0.19231
0.02128
0.11111
0.44444
0.24000
0.06422
0.13438
0.92391
0.11111
0.10968
-0.06250
0.20000
0.05128
0.07097
-0.18966
0.04683
0.77401
0.09091
0.05814
-0.13333
0.12037
0.14634
0.07831
-0.04787
0.01579
0.22293
0.07500
0.02747
-0.01026
0.09917
-0.02128
0.22905
0.04469
0.03109
0.23438
0.00000
0.28342
-0.02591
0.03759
0.04348
-0.11364
0.12299
-0.03518
0.00844
0.00000
0.25000
0.02128
0.26812
0.31250
0.15385
-0.02381
0.12630
-0.02510
0.00000
-0.01667
-0.06771
0.30000
0.04762
-0.04444
-0.07805
0.19306
0.04292
0.00000
0.03390
0.06704
0.18681
0.48485
0.23256
-0.02116
0.01744
0.16049
0.00000
-0.11475
0.05759
-0.05556
-0.19388
-0.16981
0.10811
-0.05714
-0.12766
0.00000
0.11111
0.16337
0.40196
0.34177
0.29545
0.17561
0.07071
0.07724
-0.14729
0.05000
0.10638
0.34266
0.11321
-0.15789
0.16183
0.16981
0.47170
0.00000
-0.06349
0.03846
0.17708
0.03390
-0.19167
0.20714
-0.04032
0.28205
0.17727
-0.01695
0.05556
0.06195
0.01639
0.18557
-0.09172
-0.05882
0.14800
0.00000
0.05172
0.05263
0.06667
0.00000
-0.21304
-0.12704
-0.00893
0.00348
0.00000
0.13115
0.13333
0.20313
0.08065
-0.03867
0.02985
-0.04505
0.13021
0.00000
0.47826
0.36765
-0.19481
-0.22388
-0.21839
0.02536
-0.05660
-0.11060
-0.22780
0.00000
-0.01075
0.07258
-0.24038
-0.21324
-0.14488
-0.15500
0.11054
0.25000
0.03922
0.01087
0.21053
0.05063
0.33645
0.15702
0.04142
0.05599
0.00000
0.00000
0.00000
0.01863
-0.14458
-0.10490
-0.07143
-0.09091
0.10309
0.00800
-0.24528
-0.01075
-0.17683
0.07042
0.04688
-0.06154
0.02500
-0.14686
0.01190
-0.13750
0.00000
-0.18519
-0.07895
-0.11194
-0.79098
-0.01220
-0.19405
0.00000
-0.28986
-0.32609
-0.41818
-0.32857
-0.22689
-0.14706
-0.15432
-0.35534
0.00000
-0.40816
0.50000
-0.32031
-0.67234
-0.42391
-0.35632
-0.12409
-0.30120
-0.00392
-0.59310
0.05376
-0.53563
-0.02597
-0.05660
0.31429
0.08333
-0.09483
0.00000
-0.15254
-0.24490
-0.09901
-0.04000
0.00000
0.01087
0.28462
0.02857
0.00000
0.00000
-0.08108
-0.43956
-0.16667
0.00000
0.18280
-0.16766
0.00926
-0.01181
0.00000
-0.11765
0.50980
0.30000
0.00000
-0.13636
0.00719
-0.02752
0.07570
0.00000
0.06667
0.06494
0.08974
0.00000
0.13158
0.06429
0.00000
0.00000
0.70000
0.45313
0.80488
0.92941
0.52000
0.20930
0.10067
0.33962
0.02222
0.03529
-0.13978
0.32432
0.79878
0.31579
0.10577
0.14024
0.38732
0.12319
0.02273
-0.05000
-0.05102
0.00000
0.06000
0.09565
0.04813
0.02792
0.57935
0.16667
0.13158
0.50538
0.20339
0.23585
0.11111
0.21429
0.03704
0.00000
106
Beta Model CAPM
AALI
ANTM
ASII
BBCA
INCO
INDF
INKP
ISAT
KLBF
-0.4361
4.3584
-0.4261
1.3879
1.6056
-1.7029
-0.9461
1.0338
7.5710
-5.6479
3.7746
4.2280
0.8536
-1.2740
3.5513
4.5787
4.4825
-1.2698
0.0516
1.0829
2.0930
2.7658
1.0394
0.4888
0.2363
-0.4455
-0.3362
0.1881
3.4196
0.2996
0.4130
1.4094
2.7220
0.4446
0.5048
1.1488
0.5653
2.2182
1.9176
0.6647
0.5001
1.7883
1.5725
0.6992
1.3850
1.3793
-0.5000
1.1571
0.3378
1.5119
2.7233
3.8902
4.1929
1.7851
20.5793
8.9043
-4.8738
0.5883
-2.2106
15.0884
-2.4107
-0.4474
-5.4731
1.3795
0.4256
3.1514
2.0415
1.5462
2.6231
-0.0835
0.6433
-2.2216
-1.1284
-0.0651
1.6651
0.9432
0.0310
0.3313
-1.1431
3.2311
3.1318
2.0708
21.2894
3.8589
-4.6528
9.5892
2.9432
0.7275
0.4786
1.1893
0.6702
0.9743
2.3636
1.9593
0.0270
0.2946
-0.5659
1.5499
-2.3057
4.4441
1.2401
-1.7598
-1.0489
2.8285
-2.3447
-1.2509
5.7371
-0.3213
0.0086
1.0043
1.8978
0.6573
-0.4337
-4.5876
2.3388
2.4332
-1.5645
3.3174
-4.9420
2.9820
1.5351
-4.3655
3.6525
0.4601
0.7085
2.6310
-1.3880
8.8423
-3.1414
0.7623
11.5924
-1.9185
-1.9280
1.7729
-0.8492
2.8095
4.0974
0.7704
0.3825
1.0538
0.6413
2.7187
1.1729
0.3293
-3.9513
-5.5088
4.7339
-0.9912
-6.4211
0.9891
1.3156
-0.5575
-1.5595
-21.4688
-19.6094
-1.0444
4.7434
-6.3365
24.9807
-8.3199
-7.6119
18.7716
0.8780
-10.3569
0.9514
1.8691
-0.1719
-0.5945
-0.4791
1.4372
0.7013
1.3582
2.2007
0.9724
0.6891
1.1726
1.1941
2.4694
0.1343
1.2146
2.3013
3.8367
0.7790
0.2387
2.4773
0.0777
-0.4823
1.1941
-0.7383
2.8985
1.8438
2.9487
1.7565
3.7816
1.0691
-0.5840
1.2565
0.0463
-27.7000
-124.5330
15.2497
10.0871
-0.2644
-29.2181
31.6575
12.9638
30.9024
37.2857
-46.2143
114.3044
33.0031
-46.4050
-27.9183
-75.5895
76.7037
30.4054
-0.4842
3.5285
0.5935
8.2007
3.3986
-0.9930
-0.9101
2.8689
1.0227
-0.1000
7.8125
-0.9412
-0.3328
9.5979
0.1307
-2.4448
-2.6477
-9.4744
1.9024
1.6940
1.3585
0.8453
2.4885
1.9584
0.2136
-0.2607
0.6946
1.6756
-0.2925
2.6698
1.1234
1.1850
0.6935
-2.7922
1.9268
1.1283
1.6708
-2.2924
0.3463
-2.1882
-3.1812
4.9599
34.0875
-1.3653
-1.2797
-0.1729
0.7627
1.9955
2.0058
0.8690
2.9424
2.2550
-2.8237
0.8686
7.8692
6.2154
-3.3877
-5.2656
7.1040
2.1425
-4.5333
1.0467
1.9235
2.8514
3.2247
1.4050
-0.4632
2.8895
0.5483
3.3657
0.7231
0.9931
1.8781
1.4342
1.2248
0.1141
1.2491
0.9285
2.0610
0.0736
0.8654
1.7379
0.9264
1.4605
0.4623
1.4749
1.4243
1.5552
0.4055
1.3620
-10.863
1.2804
-1.6567
0.3654
-3.6900
4.3474
1.8562
1.2866
-3.1909
1.5593
0.6513
-0.0269
2.7072
-0.9065
-1.0547
-1.5806
1.7335
-0.5981
1.9050
-0.1068
5.9780
-5.0601
7.2745
0.6203
4.6450
-0.6749
4.4087
-2.3375
-1.0571
2.9342
2.7677
2.9006
2.3803
0.0491
4.5926
-6.6752
0.6847
-1.5778
3.1629
4.3198
-0.2937
0.4889
-0.8281
1.6917
-0.9017
0.4745
1.8954
1.4922
0.4509
3.2577
2.1585
1.5305
1.1865
2.8514
0.5384
2.4842
0.8225
-0.0317
0.0498
2.4619
2.9785
-0.4019
-0.2769
-1.2014
0.0095
1.2937
0.3879
1.3045
0.3398
0.1354
-0.7912
1.5545
3.1318
2.0740
6.4553
1.9497
-0.2558
5.6406
0.1107
3.0058
9.2448
107
Beta Model CAPM
PNBN
SMCB
TLKM
PTBA
UNTR
BBNI
BBRI
BLTA
BMRI
3.1522
4.0582
1.3509
0.6294
-0.1574
-0.3429
2.4239
2.1930
1.3768
5.1192
-2.0684
1.3991
0.8298
0.3483
3.7296
3.3126
-9.8873
5.4734
2.4250
-0.1783
1.8232
-1.2053
1.5944
0.2183
3.1943
0.2376
0.2158
0.2309
0.2388
0.9156
4.5982
1.8915
0.3860
1.8025
1.7184
1.2030
1.7126
2.0668
0.7165
-0.4642
0.4980
1.1706
1.5563
-0.9589
1.3439
3.4893
0.6607
-0.8247
3.4737
1.3147
2.8776
-0.2384
1.8190
0.3902
9.1543
-3.9456
-0.2610
-2.3298
-0.9365
-5.2460
1.2486
1.7565
-0.7963
1.3078
-2.5034
1.1923
-0.6874
-0.5295
4.2510
-0.3129
2.8026
4.2400
0.2467
0.6570
1.0670
-1.3980
0.1018
15.2859
1.8908
1.1322
1.4712
3.1454
-2.3327
-1.7522
-4.0554
3.4359
-2.7913
-2.8362
-11.3894
13.5113
0.9211
-1.6988
2.4917
-1.8764
-0.9545
-2.9961
0.9568
-1.1831
-0.2046
1.8352
6.7473
0.2072
0.6872
-1.0665
-2.8673
-2.2669
-0.2862
0.4530
0.0571
1.5044
1.6767
3.7349
0.3448
1.1706
0.0071
1.1713
3.0193
1.7826
0.8736
2.4608
0.2764
0.5734
2.2328
4.4100
-1.5529
4.2624
-1.7879
-1.3569
2.9274
-0.6137
0.5780
-0.7562
1.0944
2.0694
1.4155
1.7679
0.6921
0.7246
0.9309
0.2904
3.1133
0.1429
0.9513
2.7936
-2.3840
0.6353
-4.6195
12.9935
-4.2077
4.9506
6.1067
-2.0221
1.1630
5.3248
37.9416
2.7344
33.3945
8.3387
-7.1056
-15.8235
6.6563
-12.7822
1.7703
0.2777
1.5815
-0.6375
-0.0588
-0.3766
0.8597
-1.1130
1.2510
1.3226
0.2537
0.5274
2.3055
1.2134
2.7839
0.4318
2.2007
1.2666
0.4580
1.1999
-0.0018
1.3800
-0.6386
-0.0619
0.4897
4.5245
0.9767
0.2299
1.8706
3.1864
2.8961
-0.3414
1.4538
1.0617
0.3940
29.6135
-34.9681
-0.3642
23.233
3
-69.7001
4.9987
26.6801
5.8821
23.3359
21.1995
38.5854
-9.9286
-148.8000
-159.9658
85.3618
-165.4599
6.7330
159.928
6
1.9169
2.3451
1.6234
1.7836
-2.7020
2.2733
1.3027
2.0775
1.2741
3.0233
-10.4163
2.8500
-3.9743
-3.3611
-4.9690
-0.0591
2.1438
-3.0968
0.2901
1.4137
0.2415
1.5320
0.8192
1.5733
1.2680
1.3507
0.5735
1.2382
3.5783
1.2363
0.1215
1.0957
2.0917
1.0733
0.1111
1.5022
-93.7950
0.7764
4.4738
-2.4226
7.8669
3.8257
0.3185
-1.3741
0.0860
-0.5779
-5.5895
0.5469
1.9102
-0.9837
3.4404
1.0181
2.5062
1.4136
2.2556
-0.9913
0.1519
-1.0487
5.8136
2.7230
-4.4502
-4.1746
0.7564
-2.8198
-0.3084
0.6221
-0.3134
0.0257
1.7165
1.9643
0.8696
0.9051
1.0135
1.1598
1.7313
0.6912
2.3998
0.7660
1.5172
0.6086
1.4549
0.5356
0.9823
1.5465
0.7741
1.4287
2.1295
1.5017
1.1655
1.5560
1.3220
0.8931
1.9462
-2.1620
-5.9349
-6.5113
-2.0915
1.3315
9.8567
2.3191
1.3481
5.7425
2.3096
-0.9091
0.8471
2.6175
4.4658
3.9079
4.6247
-3.2379
-3.6947
-2.9941
0.2475
3.0735
3.1523
-1.0652
-5.6291
-4.0540
3.6660
1.6429
0.2482
1.6056
-0.2188
2.1068
3.7036
-0.7839
1.3291
3.3178
-0.5877
2.5625
-1.7844
3.0206
-0.0060
1.3793
0.4347
3.0710
0.7211
1.5185
0.1686
2.2557
1.8830
4.6494
2.3111
1.5771
1.6055
-0.1376
2.6659
-0.4445
0.8261
0.5571
1.5646
0.3317
1.7315
0.2783
0.7427
0.6974
-0.0853
-0.3981
-0.7984
0.7971
-0.2571
0.3306
0.4257
2.3503
9.1561
5.7685
3.5797
8.4323
2.3136
4.2821
-1.0354
9.3836
108
Beta Model CAPM
BNII
BUMI
ELTY
KIJA
PGAS
SMGR
TINS
AQUA
-0.0469
1.9123
-2.1226
-0.6791
4.9094
1.5794
-0.6980
8.7645
4.3484
2.5305
3.7685
-8.8126
-6.8053
-7.1304
0.6506
10.5637
0.6103
0.5396
0.8301
4.6125
0.4641
1.1772
-1.7673
1.9409
1.4076
-0.3535
0.0734
0.9295
2.6330
0.4676
1.3293
-0.4521
0.5422
1.1628
0.2189
2.2383
0.2093
2.0172
2.5400
-0.7609
0.1767
3.2874
6.0097
-1.5921
2.6076
-1.2040
5.0573
1.0987
-5.7719
3.1130
1.1391
-2.5006
3.5321
3.3435
-7.7597
-3.7059
-0.1656
-3.5513
-1.3772
-1.7050
1.5896
-0.9939
-2.1571
-1.0302
0.3893
-1.0613
-2.7953
-0.5162
-1.1488
0.6845
-1.2658
-0.7651
1.6553
-0.1416
-5.0496
-6.3994
-6.2989
3.8385
26.3547
-3.7773
1.7220
0.1483
-2.3387
0.2330
-0.8491
1.0083
-1.8995
0.9321
-0.4344
2.2697
13.2932
7.2410
1.7882
3.4064
28.5456
2.4374
2.0286
-3.3812
0.0246
-0.9344
4.2247
-0.2711
-14.5310
-1.0852
5.5415
-2.6724
-3.1076
-1.7158
1.9649
0.6003
-4.6594
-1.1837
-1.4403
1.8013
-2.3948
6.5796
1.0784
-0.0922
4.9440
-1.2745
-0.8451
-0.0626
-0.1265
-1.9738
1.5707
-0.9734
-1.0385
-0.5527
-0.5906
10.0000
11.9903
5.8728
-1.6276
4.2593
-4.9458
-1.8092
-18.5486
40.2969
-0.8813
-12.9230
-16.3155
28.9972
-7.1503
-7.1498
0.4280
1.8575
5.6164
2.6768
-0.4242
-0.2141
1.0175
-0.5097
-0.2714
1.1400
2.8441
2.2663
-1.1155
1.0515
2.4225
0.4530
2.3858
6.5318
5.3391
4.9638
3.0287
0.6788
-0.0909
-3.4422
0.7260
2.9910
0.6100
-1.8513
1.5096
1.3645
3.9115
-0.3940
-1.1184
-45.000
4.7436
55.7627
-50.0133
18.9799
-51.0971
-35.2849
43.9943
14.1429
-73.8974
326.0045
-211.4892
-190.0619
134.9190
-80.4065
-0.2893
-0.3892
0.8182
3.7360
2.1607
0.6684
1.2272
0.6120
-2.6006
6.5779
10.0625
1.8684
-4.3181
1.2169
-5.2341
3.1846
-2.7383
1.9595
2.2685
2.0102
-0.1139
0.7432
1.5824
2.1922
0.5661
-0.3895
3.6969
3.0262
1.9740
2.3851
-0.3582
-2.6607
-0.5835
4.1376
-0.0458
7.7906
3.6577
0.1883
-0.6578
-0.9862
0.5689
0.3983
3.2887
2.1927
1.3840
2.0837
-0.3494
0.5214
1.1234
5.6128
-0.4502
-0.5111
1.8298
0.2237
5.7382
0.6848
0.4208
2.8377
1.6220
1.7086
9.9056
0.5693
3.4095
0.4844
0.2245
2.0603
2.6469
2.1796
1.4494
0.9070
1.0769
2.5027
-1.3903
1.0844
2.1628
1.3440
1.0976
0.4715
1.1440
0.1288
-0.5961
17.9969
2.3758
2.5167
-9.1723
-1.4966
5.3613
1.1886
-3.9411
-14.395
-1.3061
-0.3740
-0.0088
3.5414
-0.7570
-0.5543
-3.5125
-14.294
-6.6830
-0.8075
5.2246
-6.1483
-2.2234
-1.5570
2.6661
-8.3518
-4.3496
0.4652
2.5979
0.4697
1.9272
-0.6406
0.4583
0.3167
0.5245
-0.3725
1.6893
0.4271
-1.1557
-0.5520
2.7552
4.9856
5.7661
3.2450
1.3006
0.4389
1.6929
-0.1119
-1.1984
1.9329
5.1439
1.9940
0.6498
0.7328
2.1033
0.5786
-1.0072
-1.1031
-0.6283
0.4015
1.0081
0.1701
-0.6497
6.4694
3.2295
14.8971
4.9998
6.9356
3.3000
5.9745
-1.4947
-1.2998
109
Expected Return Model CAPM
AALI
ANTM
ASII
BBCA
INCO
INDF
INKP
ISAT
KLBF
-0.0261
0.2611
-0.0255
0.0831
0.0962
-0.1020
-0.0567
0.0619
0.4535
0.0020
-0.0027
-0.0029
-0.0012
-0.0002
-0.0026
-0.0031
-0.0030
-0.0002
0.0031
0.0805
0.1564
0.2069
0.0773
0.0359
0.0169
-0.0343
-0.0260
0.0209
0.3664
0.0328
0.0449
0.1515
0.2918
0.0483
0.0548
0.1236
-0.0584
-0.1855
-0.1624
-0.0660
-0.0534
-0.1524
-0.1358
-0.0687
-0.1214
-0.0189
0.0014
-0.0165
-0.0076
-0.0203
-0.0334
-0.0460
-0.0493
-0.0233
0.9459
0.4006
-0.2428
0.0123
-0.1184
0.6894
-0.1278
-0.0361
-0.2708
0.0956
0.0036
0.2664
0.1594
0.1117
0.2155
-0.0454
0.0246
-0.2516
-0.2485
-0.0883
0.1724
0.0636
-0.0738
-0.0286
-0.2508
0.4084
0.3935
0.0325
0.0536
0.0344
0.0251
0.0407
0.0334
0.0310
0.0307
0.0315
0.0322
0.0819
0.3089
0.2428
-0.0729
-0.0292
-0.1698
0.1759
-0.4540
0.3900
0.0741
-0.2217
-0.1516
0.2307
-0.2794
-0.1715
0.5175
-0.0799
-0.0333
-0.0267
-0.0207
-0.0290
-0.0363
-0.0641
-0.0177
-0.0171
-0.0439
0.0419
-0.1406
0.0345
0.0025
-0.1279
0.0493
-0.0212
-0.0157
0.0267
-0.1362
0.6689
-0.2742
0.0330
0.8853
-0.1780
-0.1787
0.1125
-0.0938
0.2582
0.3766
0.0708
0.0352
0.0968
0.0589
0.2499
0.1078
0.0303
-0.2782
-0.3792
0.2846
-0.0864
-0.4383
0.0419
0.0631
-0.0583
-0.1233
-1.1802
-1.0803
-0.0834
0.2274
-0.3676
1.3142
-0.4741
-0.4361
0.9807
0.0824
-1.3456
0.0917
0.2084
-0.0510
-0.1048
-0.0901
0.1535
0.0599
-0.0867
-0.1359
-0.0641
-0.0475
-0.0758
-0.0771
-0.1517
-0.0151
-0.0783
0.1728
0.2881
0.0585
0.0179
0.1860
0.0058
-0.0362
0.0897
-0.0554
0.3493
0.2222
0.3553
0.2117
0.4557
0.1288
-0.0704
0.1514
0.0056
-0.4709
-2.1171
0.2592
0.1715
-0.0045
-0.4967
0.5382
0.2204
0.5253
1.5454
-1.9616
4.7802
1.3655
-1.9696
-1.1932
-3.1954
3.2010
1.2564
0.0062
-0.1274
-0.0297
-0.2830
-0.1231
0.0232
0.0204
-0.1054
-0.0440
-0.0119
0.3323
-0.0484
-0.0220
0.4100
-0.0018
-0.1139
-0.1227
-0.4196
-0.1931
-0.1718
-0.1375
-0.0851
-0.2530
-0.1988
-0.0205
0.0279
-0.0697
-0.1003
0.0220
-0.1620
-0.0660
-0.0698
-0.0393
0.1772
-0.1159
-0.0663
0.0779
-0.0236
0.0440
-0.0209
-0.0463
0.1621
0.9077
0.0001
0.0023
0.0537
-0.0203
-0.1176
-0.1185
-0.0286
-0.1924
-0.1381
0.2631
-0.0286
-0.5012
-0.3851
0.2890
0.4208
-0.4475
-0.0992
0.3694
-0.0223
-0.0838
-0.2206
-0.2530
-0.0952
0.0668
-0.2239
-0.0209
-0.2652
-0.0361
-0.0595
-0.3136
-0.2329
-0.1948
0.0073
-0.1992
-0.1409
-0.3469
0.0146
-0.1294
-0.6367
-0.2820
-0.5154
-0.0792
-0.5218
-0.4996
-0.5568
-0.0544
-0.4724
0.6973
-0.0289
0.1468
0.0258
0.2684
-0.2123
-0.0633
-0.0292
0.2385
0.1565
0.0513
-0.0272
0.2894
-0.1291
-0.1462
-0.2071
0.1766
-0.0934
0.1751
-0.0947
0.7213
-0.7590
0.8951
0.0028
0.5425
-0.1709
0.5108
-0.3404
-0.2236
0.1404
0.1252
0.1373
0.0899
-0.1227
0.2916
-0.7360
0.0443
-0.2978
0.4190
0.5940
-0.1036
0.0147
-0.1844
0.1966
-0.1955
0.0426
0.3951
0.2951
0.0368
0.7331
0.4604
0.3046
0.2193
0.6323
0.0894
0.4124
0.1365
-0.0053
0.0083
0.4087
0.4944
-0.0667
-0.0460
-0.3185
-0.0859
0.1608
-0.0132
0.1629
-0.0224
-0.0617
-0.2397
0.2109
0.2242
0.1383
0.4941
0.1282
-0.0509
0.4279
-0.0211
0.2140
0.7206
110
Expected Return Model CAPM
PNBN
0.1888
-0.0034
0.1813
0.0255
-0.1466
-0.0417
0.4123
0.0887
-0.0413
0.0337
0.0732
0.1328
-0.0330
0.0080
-0.1677
0.1625
-0.1767
0.2586
0.1958
-0.0846
0.0344
0.0277
0.5034
0.8698
-0.0737
0.1240
-0.0284
-0.0731
0.0550
0.4816
0.1208
0.0533
-0.1830
-0.3064
-0.0057
0.1320
-0.5146
0.2071
0.4425
0.1038
-0.0228
0.0550
0.1607
SMCB
0.2431
0.0002
-0.0142
0.0263
-0.1738
-0.0111
-0.1995
-0.2787
0.0205
0.0276
-0.3549
0.6171
-0.0233
-0.0121
-0.1338
0.0636
0.0190
2.0102
0.0061
-0.0220
0.0901
0.2254
-0.5945
1.6000
-0.0880
-0.4606
-0.1432
-0.2184
0.1496
-0.0032
0.0405
-0.0273
-0.2869
-0.5530
-0.0687
0.6409
-0.5759
0.0226
-0.1481
0.3016
0.4425
0.0463
0.7134
TLKM
0.0809
-0.0015
0.1361
0.0987
-0.0700
0.0049
-0.0274
0.0775
0.0823
0.0283
0.3298
-0.0278
-0.0222
0.0230
0.2034
0.0666
-0.3215
0.1195
0.1718
-0.0381
-0.0001
-0.0439
0.3950
-0.4376
-0.0640
0.1165
-0.0234
-0.0730
-0.0269
-0.1109
0.1248
0.0538
-0.0977
-0.2155
0.1770
0.2434
-0.4819
-0.1046
0.3283
-0.0333
-0.0738
-0.1041
0.4383
PTBA
0.0377
-0.0012
-0.0913
0.4923
0.0208
-0.0415
-0.1240
-0.1037
-0.2892
0.0257
-0.3839
0.0196
-0.0084
-0.0253
-0.0753
0.0856
0.8198
1.7660
-0.1102
-0.1421
0.1036
0.3840
-1.1849
-6.2702
-0.0693
-0.1804
-0.1553
-0.0037
0.2365
0.1177
-0.3569
0.0244
-0.4085
-0.5016
0.4026
-0.1294
-0.0472
0.0192
-0.3290
0.4845
0.1371
-0.1642
0.2606
UNTR
-0.0094
-0.0010
0.1189
0.2030
-0.0532
-0.0182
-0.0589
-0.0884
-0.0632
0.0340
-0.2333
-0.1534
-0.0311
-0.0187
0.0185
0.0267
-0.2949
0.4205
-0.0367
-0.0782
-0.0480
0.3490
0.0850
-6.7392
0.0801
-0.1537
-0.0824
-0.0642
0.1330
-0.2318
-0.1400
-0.1222
-0.1113
-0.8078
0.4371
0.0740
0.3318
-0.1472
0.3975
0.3921
0.0925
-0.2411
0.6546
BBNI
BBRI
BLTA
BMRI
-0.0205
-0.0027
0.0156
0.0421
-0.1049
-0.0351
-0.2602
0.3724
2.2251
0.0271
-0.5669
-0.3309
-0.0256
0.0179
-0.0865
0.2861
0.2986
-0.4089
-0.0771
-0.1701
-0.0046
-0.0411
0.4536
3.5646
-0.0856
-0.2237
-0.1595
-0.1261
0.0433
-0.0404
0.3636
-0.1437
-0.2480
-0.5334
0.1728
0.2790
0.3423
0.0649
-0.0601
1.0784
0.2597
0.0654
0.1578
0.1452
-0.0025
0.2391
0.1935
-0.1346
-0.0014
0.0431
-0.0676
0.2064
0.0271
0.0790
-0.2717
-0.0334
0.0661
0.0591
0.0131
0.3735
-0.8770
0.0801
-0.0325
0.0368
0.1752
0.1000
-6.9699
-0.0533
-0.0101
-0.1283
-0.0629
-0.0001
-0.1580
0.3443
-0.0488
-0.0827
-0.3865
-0.0319
0.4930
-0.2232
0.2106
0.1494
0.4983
0.0551
-0.1371
0.3176
0.1314
0.0041
0.0170
0.1845
0.0588
-0.024
0.0668
0.2328
0.0921
0.0177
-0.271
-0.0764
-0.0256
-0.0657
0.1359
0.0874
-0.1532
0.3301
-0.1707
-0.1359
0.3398
0.1279
0.1145
6.6964
-0.0791
0.0858
-0.1367
-0.0031
0.0373
-0.0717
-0.0019
-0.0519
-0.2366
-0.5572
-0.5417
0.4284
-0.8353
-0.1987
0.0065
0.3162
0.2874
-0.0242
-0.1142
0.0825
-0.0035
0.0154
0.1294
-0.1182
-0.0082
-0.0524
0.3713
0.1432
0.0451
-0.1107
-0.0035
-0.0132
0.0628
0.0844
0.2567
0.0532
-0.7137
0.1298
-0.0813
0.0734
0.0475
0.3967
-3.9600
-0.0523
-0.1422
-0.0573
-0.0895
0.0203
-0.1382
0.2491
-0.0613
-0.0694
-0.4549
-0.0910
0.5114
-0.6240
-0.0060
0.4051
0.3232
0.0462
-0.0059
0.7319
111
Expected Return Model CAPM
BNBR
0.0973
-0.0013
0.4039
-0.0239
-0.0286
-0.0456
0.4846
-0.1625
-0.4045
0.0316
-0.5318
0.5279
-0.0460
-0.0593
-0.0080
0.3410
0.6649
-0.3864
-0.0063
-0.0982
0.1262
0.0363
0.3629
-3.2030
0.0066
0.3129
0.3858
-0.0119
0.0474
0.0136
-0.4154
-0.1420
-0.2944
-0.4356
-1.0630
-0.3064
-0.1623
-0.0951
-0.1018
1.0341
0.0175
-0.0815
0.3643
BNII
-0.0028
-0.0030
0.0450
0.1513
-0.0566
-0.0059
-0.2847
-0.0534
-0.0198
0.0320
0.2041
-0.0910
-0.0198
0.0911
-0.1403
-0.0777
-0.0605
-1.0234
0.0252
0.0087
0.1792
0.0875
-0.0190
1.8272
-0.0003
0.2786
0.2812
-0.0314
0.0202
-0.0049
-0.0277
-0.0099
-0.3468
0.7304
0.0833
-0.4805
-0.5514
0.1159
0.0101
0.6085
-0.1989
-0.2812
0.2321
BUMI
0.1145
-0.0021
0.0397
-0.0370
-0.1043
-0.0395
0.1302
-0.3797
-0.2384
0.0300
-0.0531
0.1756
-0.0561
-0.0905
0.1148
-0.0058
0.6258
2.1366
0.2069
-0.0739
0.4905
0.3604
-0.7650
0.5734
0.0031
0.4302
-0.1990
0.0280
0.1410
0.0085
-0.3428
-0.2194
-0.4535
-0.3511
-1.0285
-1.6910
-1.9972
-0.8889
-0.0113
1.1618
0.3209
-0.2996
1.1795
ELTY
KIJA
PGAS
SMGR
TINS
AQUA
-0.1271 -0.0407 0.2941 0.0946 -0.0418 0.5250
-0.0027 0.0036 0.0026 0.0028 -0.0011 -0.0061
0.0615 0.3456 0.0341 0.0876 -0.1335 0.1450
0.0086 0.1002 0.2823 0.0508 0.1429 -0.0475
-0.0317 -0.1870 -0.0310 -0.1700 -0.2102 0.0436
-0.0689 0.0132 -0.0322 0.0090 -0.0586 -0.0159
0.0380 -0.1320 0.1498 0.1409 -0.3776 -0.1883
-0.1702 -0.2018 0.1158 -0.1332 -0.2453 -0.1367
-0.4997 -0.1563 -0.2516 0.0247 -0.2692 -0.1938
0.0246 0.0232 0.0233 0.0344 0.0592 0.0260
-0.4594 -0.0392 -0.2160 0.0875 -0.3877 0.0750
1.2625 0.6658 0.1281 0.2877 2.7664 0.1921
-0.0332 -0.0397 -0.0051 -0.0352 -0.1308 -0.0407
-0.1001 -0.0693 0.0120 -0.0181 -0.1344 -0.0576
-0.2155 0.4908 0.0579 -0.0343 0.3621 -0.1273
-0.0116 -0.1814 0.1444 -0.0895 -0.0954 -0.0508
0.7548 0.3584 -0.1277 0.2538 -0.3427 -0.1394
-0.0746 -0.7213 -0.9034 1.5299 -0.4113 -0.4112
0.6846 0.3110 -0.0831 -0.0564 0.1001 -0.0940
-0.1736 -0.1398 0.0581 -0.0687 -0.1489 -0.0337
0.4010 0.3728 0.2275 0.0510 -0.0068 -0.2585
0.0735 -0.2231 0.1819 0.1644 0.4713 -0.0475
0.0806 0.9480 -0.8502 0.3227 -0.8687 -0.5998
-3.1243 13.6716 -8.9031 -8.0032 5.6460 -3.3977
-0.0371 -0.1343 -0.0819 -0.0322 -0.0508 -0.0303
0.0738 -0.1953 0.0454 -0.2352 0.1310 -0.1206
-0.2305 -0.2041 0.0129 -0.0747 -0.1604 -0.2227
-0.2258 -0.1841 -0.1188 -0.1443 0.0260 0.1690
0.0339 0.2345 0.1287 0.0399 0.0183 0.0099
-0.2198 -0.1332 -0.0693 -0.1246 0.0676 -0.0012
0.0828 0.0871 -0.0772 0.0355 -0.3516 0.0031
-0.1140 -0.1215 -0.8322 -0.0228 -0.2690 -0.0154
-0.3685 -0.2356 -0.1370 -0.1679 -0.4272 -0.0128
-0.8224 -0.4645 -0.3568 -0.0833 -0.3771 0.0665
-0.0944 -0.1028 0.5962 0.1372 -0.2729 -0.0234
-0.1753 -0.0674 -0.0251 0.3860 -0.1118 -0.0883
-0.9766 -0.1887 0.6202 -0.9049 -0.3786 -0.2892
-0.5239 -0.0848 0.1097 -0.0844 0.0486 -0.1856
0.0201 -0.1155 0.1962 0.0054 -0.2339 -0.1427
1.3555 0.7300 0.2476 0.0338 0.3449 -0.1029
0.8539 0.3310 0.1079 0.1216 0.3491 0.0961
-0.2084 -0.0106 0.1059 -0.0550 -0.2125 1.1551
0.3759 0.5331 0.2379 0.4550 -0.1515 -0.1356
112
Expected Return Model APT
AALI
ANTM
ASII
BBCA
INCO
INDF
INKP
ISAT
KLBF
0.0064
-0.1540
-0.0613
0.0145
-0.0663
-0.0744
-0.0223
0.0088
-0.0082
0.0177
-0.0782
0.0214
0.0574
-0.0127
-0.0174
-0.0745
0.0046
0.0365
0.0243
-0.0336
0.0702
0.0826
0.0190
0.0161
-0.1053
0.0021
0.0629
0.0200
-0.0628
0.0383
0.0661
-0.0017
-0.0058
-0.0852
0.0038
0.0457
0.0412
-0.0049
0.0241
0.0154
0.0275
0.0177
0.0227
0.0052
0.0162
0.0199
-0.0660
0.0321
0.0614
-0.0044
-0.0089
-0.0778
0.0041
0.0415
0.0447
0.0121
0.0367
0.0186
0.0386
0.0289
0.0223
0.0046
0.0214
0.0463
0.0157
0.0338
0.0133
0.0401
0.0299
0.0328
0.0048
0.0179
0.0503
0.0287
0.0359
0.0075
0.0475
0.0365
0.0470
0.0048
0.0156
0.0747
0.1961
0.2207
0.1045
0.1663
0.1629
-0.0725
-0.0046
0.1163
0.0593
0.0800
0.0827
0.0267
0.0824
0.0727
0.0291
0.0025
0.0384
0.0169
-0.1193
-0.0560
-0.0009
-0.0467
-0.0567
0.0159
0.0088
-0.0145
0.0561
0.0450
0.0325
-0.0061
0.0558
0.0433
0.0761
0.0052
0.0078
0.0582
0.0539
0.0376
-0.0060
0.0614
0.0488
0.0787
0.0050
0.0093
0.0563
0.0370
0.0152
-0.0198
0.0488
0.0351
0.0979
0.0062
-0.0040
0.0599
0.0598
0.0390
-0.0080
0.0648
0.0519
0.0842
0.0050
0.0087
0.0342
-0.0161
0.0445
0.0443
0.0246
0.0177
-0.0319
0.0039
0.0365
0.0348
-0.0151
0.0429
0.0419
0.0248
0.0178
-0.0275
0.0040
0.0348
0.0314
-0.0407
0.0122
0.0245
0.0063
-0.0022
-0.0046
0.0055
0.0174
0.0583
0.0363
0.0015
-0.0342
0.0463
0.0312
0.1231
0.0070
-0.0150
0.0589
0.0390
0.0038
-0.0334
0.0482
0.0331
0.1226
0.0069
-0.0140
0.0626
0.0638
0.0301
-0.0201
0.0656
0.0515
0.1069
0.0055
0.0001
0.0635
0.0689
0.0351
-0.0179
0.0691
0.0552
0.1045
0.0053
0.0026
0.0353
-0.0176
0.0348
0.0347
0.0223
0.0145
-0.0154
0.0044
0.0289
0.0582
0.0289
-0.0125
-0.0447
0.0402
0.0241
0.1395
0.0077
-0.0243
0.0636
0.0640
0.0247
-0.0261
0.0649
0.0502
0.1175
0.0059
-0.0045
0.0302
-0.0538
-0.0062
0.0127
-0.0036
-0.0131
0.0122
0.0065
0.0063
0.0595
0.0360
-0.0063
-0.0424
0.0450
0.0290
0.1376
0.0074
-0.0214
0.0558
0.0143
-0.0272
-0.0517
0.0300
0.0134
0.1473
0.0085
-0.0319
0.0593
0.0411
0.0054
-0.0329
0.0496
0.0345
0.1224
0.0068
-0.0133
0.0277
-0.0569
0.0027
0.0241
-0.0039
-0.0122
-0.0090
0.0059
0.0146
0.0307
-0.0334
0.0310
0.0403
0.0131
0.0061
-0.0303
0.0045
0.0307
0.0286
-0.0448
0.0213
0.0368
0.0055
-0.0017
-0.0277
0.0049
0.0262
0.0569
0.0499
0.0377
-0.0035
0.0592
0.0469
0.0731
0.0049
0.0105
0.0245
-0.0517
0.0327
0.0534
0.0034
-0.0021
-0.0591
0.0042
0.0377
0.0573
0.0549
0.0454
0.0018
0.0631
0.0513
0.0654
0.0045
0.0154
0.0657
0.1006
0.0851
0.0167
0.0940
0.0830
0.0532
0.0026
0.0340
0.0650
0.0799
0.0478
-0.0109
0.0770
0.0636
0.0955
0.0046
0.0097
0.0676
0.0905
0.0534
-0.0114
0.0836
0.0701
0.0997
0.0044
0.0110
0.0696
0.0963
0.0525
-0.0158
0.0866
0.0725
0.1094
0.0045
0.0085
0.0741
0.1265
0.0853
0.0011
0.1080
0.0952
0.0889
0.0029
0.0263
0.0866
0.2025
0.1605
0.0357
0.1606
0.1503
0.0513
-0.0009
0.0648
0.0509
0.0708
0.1163
0.0685
0.0825
0.0770
-0.0478
0.0004
0.0688
113
Expected Return Model APT
PNBN
PTBA
UNTR
BBNI
BLTA
BMRI
0.0060
SMCB
0.0139
TLKM
0.0197
0.0492
-0.0014
-0.0633
BBRI
0.0118
-0.0043
-0.0275
0.0170
0.0384
0.0515
0.0538
0.0356
-0.0070
0.0458
-0.0150
0.0335
0.0235
0.0528
0.0702
0.0566
0.0574
0.0262
0.0658
-0.0214
0.0695
0.0193
0.0434
0.0580
0.0548
0.0431
0.0045
0.0527
-0.0173
0.0460
0.0182
0.0384
0.0171
0.0619
0.0406
0.0160
0.0285
0.0055
0.0250
0.0185
0.0415
0.0544
0.0547
0.0405
0.0010
0.0495
-0.0157
0.0410
0.0199
0.0420
0.0192
0.0632
0.0466
0.0262
0.0323
0.0055
0.0335
0.0196
0.0411
0.0150
0.0638
0.0457
0.0262
0.0295
0.0077
0.0305
0.0200
0.0416
0.0102
0.0651
0.0472
0.0309
0.0275
0.0107
0.0304
0.0446
0.0964
0.0823
0.0754
0.1298
0.1561
0.1039
-0.0139
0.1670
0.0263
0.0554
0.0241
0.0687
0.0686
0.0653
0.0446
0.0071
0.0637
0.0071
0.0151
0.0069
0.0528
0.0026
-0.0508
0.0063
0.0038
-0.0279
0.0198
0.0404
-0.0007
0.0671
0.0467
0.0344
0.0211
0.0169
0.0250
0.0205
0.0419
-0.0008
0.0679
0.0493
0.0391
0.0221
0.0174
0.0282
0.0175
0.0352
-0.0113
0.0670
0.0394
0.0250
0.0120
0.0214
0.0111
0.0207
0.0422
-0.0026
0.0684
0.0502
0.0415
0.0215
0.0186
0.0286
0.0206
0.0447
0.0399
0.0597
0.0482
0.0210
0.0447
-0.0060
0.0445
0.0204
0.0442
0.0381
0.0599
0.0476
0.0206
0.0433
-0.0050
0.0430
0.0163
0.0351
0.0250
0.0584
0.0340
0.0005
0.0301
-0.0003
0.0200
0.0158
0.0310
-0.0225
0.0675
0.0340
0.0192
0.0033
0.0267
-0.0007
0.0161
0.0316
-0.0219
0.0677
0.0350
0.0209
0.0040
0.0266
0.0008
0.0197
0.0394
-0.0121
0.0693
0.0468
0.0390
0.0147
0.0234
0.0202
0.0203
0.0409
-0.0105
0.0696
0.0491
0.0426
0.0166
0.0229
0.0238
0.0193
0.0418
0.0324
0.0600
0.0442
0.0166
0.0387
-0.0025
0.0362
0.0140
0.0268
-0.0306
0.0674
0.0280
0.0113
-0.0039
0.0302
-0.0119
0.0190
0.0378
-0.0168
0.0696
0.0447
0.0369
0.0111
0.0256
0.0154
0.0139
0.0296
0.0161
0.0578
0.0259
-0.0109
0.0216
0.0032
0.0059
0.0149
0.0286
-0.0289
0.0679
0.0308
0.0159
-0.0017
0.0298
-0.0075
0.0121
0.0224
-0.0357
0.0664
0.0214
0.0009
-0.0096
0.0317
-0.0225
0.0164
0.0321
-0.0216
0.0679
0.0358
0.0222
0.0046
0.0266
0.0020
0.0150
0.0324
0.0251
0.0571
0.0293
-0.0082
0.0281
-0.0012
0.0141
0.0187
0.0408
0.0372
0.0584
0.0418
0.0103
0.0404
-0.0057
0.0353
0.0174
0.0380
0.0347
0.0576
0.0374
0.0030
0.0371
-0.0051
0.0285
0.0204
0.0419
0.0012
0.0674
0.0491
0.0379
0.0232
0.0163
0.0288
0.0187
0.0415
0.0478
0.0563
0.0415
0.0055
0.0462
-0.0118
0.0395
0.0214
0.0442
0.0052
0.0676
0.0524
0.0426
0.0269
0.0146
0.0348
0.0268
0.0559
0.0158
0.0709
0.0707
0.0724
0.0408
0.0122
0.0628
0.0220
0.0447
-0.0053
0.0703
0.0547
0.0511
0.0220
0.0210
0.0333
0.0228
0.0463
-0.0059
0.0712
0.0576
0.0565
0.0229
0.0219
0.0366
0.0228
0.0459
-0.0095
0.0719
0.0575
0.0579
0.0208
0.0240
0.0349
0.0272
0.0557
0.0031
0.0738
0.0722
0.0803
0.0343
0.0198
0.0591
0.0372
0.0778
0.0284
0.0788
0.1062
0.1336
0.0633
0.0121
0.1136
0.0303
0.0658
0.0569
0.0661
0.0814
0.0761
0.0687
-0.0091
0.0943
114
Expected Return Model APT
BNBR
BNII
BUMI
ELTY
TINS
AQUA
-0.0207
0.0333
-0.0713
-0.0251
KIJA
0.0261
PGAS
-0.0047
SMGR
0.0337
0.0240
-0.0278
-0.0288
0.0218
-0.0759
-0.0027
0.0595
-0.0080
0.0731
0.0073
0.0046
-0.0335
0.0150
-0.0786
0.0104
0.0791
-0.0099
0.0963
-0.0025
0.0238
-0.0304
0.0195
-0.0768
0.0018
0.0663
-0.0086
0.0811
0.0039
0.0113
0.0121
0.0332
0.0382
0.0399
0.0286
0.0083
0.0365
0.0705
0.0293
-0.0284
0.0207
-0.0725
0.0016
0.0627
-0.0078
0.0769
0.0074
0.0097
0.0140
0.0323
0.0463
0.0465
0.0313
0.0091
0.0396
0.0728
0.0360
0.0179
0.0338
0.0565
0.0494
0.0273
0.0107
0.0349
0.0791
0.0370
0.0242
0.0353
0.0743
0.0566
0.0231
0.0131
0.0300
0.0886
0.0415
0.0050
0.0093
0.0609
0.1053
0.0987
0.0054
0.1191
0.0495
0.1133
0.0244
0.0302
0.0851
0.0741
0.0383
0.0132
0.0478
0.0866
0.0626
-0.0039
0.0375
-0.0236
-0.0060
0.0148
0.0020
0.0204
0.0497
-0.0158
0.0357
0.0390
0.1057
0.0671
0.0130
0.0178
0.0180
0.1067
0.0466
0.0377
0.0390
0.1121
0.0710
0.0133
0.0185
0.0182
0.1094
0.0500
0.0420
0.0427
0.1192
0.0670
0.0026
0.0202
0.0056
0.1172
0.0424
0.0402
0.0395
0.1194
0.0740
0.0118
0.0195
0.0165
0.1132
0.0521
-0.0072
0.0254
-0.0111
0.0277
0.0504
0.0006
0.0622
0.0395
0.0273
-0.0056
0.0260
-0.0070
0.0288
0.0486
0.0012
0.0601
0.0420
0.0275
-0.0012
0.0307
-0.0013
0.0219
0.0351
0.0030
0.0442
0.0505
0.0163
0.0502
0.0466
0.1391
0.0704
-0.0083
0.0235
-0.0072
0.1306
0.0410
0.0503
0.0464
0.1400
0.0714
-0.0077
0.0236
-0.0065
0.1308
0.0421
0.0481
0.0428
0.1396
0.0788
0.0027
0.0227
0.0057
0.1260
0.0526
0.0480
0.0422
0.1402
0.0805
0.0044
0.0226
0.0078
0.1255
0.0547
-0.0020
0.0280
0.0014
0.0295
0.0431
0.0027
0.0536
0.0482
0.0260
0.0547
0.0494
0.1486
0.0698
-0.0164
0.0253
-0.0168
0.1383
0.0373
0.0517
0.0444
0.1483
0.0805
-0.0019
0.0241
0.0003
0.1318
0.0522
0.0027
0.0339
0.0057
0.0192
0.0260
0.0046
0.0335
0.0575
0.0103
0.0549
0.0488
0.1506
0.0723
-0.0145
0.0254
-0.0146
0.1384
0.0402
0.0555
0.0513
0.1476
0.0652
-0.0218
0.0257
-0.0232
0.1403
0.0312
0.0505
0.0462
0.1409
0.0722
-0.0073
0.0237
-0.0060
0.1310
0.0429
-0.0046
0.0308
-0.0128
0.0150
0.0346
0.0017
0.0437
0.0457
0.0101
-0.0088
0.0264
-0.0184
0.0211
0.0471
0.0000
0.0584
0.0378
0.0204
-0.0093
0.0274
-0.0219
0.0171
0.0443
-0.0002
0.0552
0.0375
0.0158
0.0353
0.0383
0.1056
0.0686
0.0151
0.0176
0.0204
0.1058
0.0486
-0.0205
0.0229
-0.0505
0.0099
0.0568
-0.0047
0.0699
0.0196
0.0145
0.0334
0.0369
0.1019
0.0695
0.0191
0.0168
0.0252
0.1024
0.0510
0.0349
0.0329
0.1147
0.0857
0.0310
0.0174
0.0391
0.1027
0.0697
0.0463
0.0403
0.1384
0.0835
0.0099
0.0220
0.0142
0.1223
0.0595
0.0490
0.0404
0.1470
0.0883
0.0096
0.0231
0.0139
0.1262
0.0635
0.0529
0.0417
0.1576
0.0920
0.0063
0.0246
0.0100
0.1323
0.0654
0.0498
0.0371
0.1560
0.1009
0.0195
0.0234
0.0255
0.1258
0.0783
0.0466
0.0278
0.1633
0.1254
0.0467
0.0220
0.0575
0.1169
0.1101
-0.0020
0.0189
0.0189
0.0596
0.0698
0.0027
0.0851
0.0440
0.0625
115
Uji Normal Kolmogorov-Smirnov Model CAPM
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
residual
AALI
43
-.0000002
.25661974
.148
.148
-.116
residual
ANTM
43
-.0000002
.31097826
.215
.119
-.215
residual
ASII
43
.0000000
.14876623
.174
.174
-.105
residual
BBCA
43
.0000000
.18105791
.235
.151
-.235
residual
INCO
43
.0000000
.19704264
.168
.168
-.095
.969
1.412
1.142
1.539
1.105
.304
.037
.147
.018
.174
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Normal Kolmogorov-Smirnov Model CAPM
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
residual
INDF
43
.0000000
.1592840
.135
.135
-.062
residual
INKP
43
-.0000001
.2063952
.169
.169
-.117
residual
ISAT
43
.0000000
.1315089
.104
.095
-.104
residual
KLBF
43
.0000001
.1984872
.142
.119
-.142
residual
PNBN
43
-.0000001
.16432267
.130
.130
-.111
.885
1.106
.684
.933
.850
.414
.173
.738
.349
.466
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Normal Kolmogorov-Smirnov Model CAPM
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
residual
BBRI
43
.0000000
.13728934
.129
.129
-.088
residuak
BLTA
43
.0000000
.21608799
.230
.147
-.230
residual
bmri
43
.0000000
.17127947
.153
.153
-.149
residual
BNBR
43
.0000002
.34058540
.135
.126
-.135
residual
BNII
43
.0000000
.1918441
.161
.161
-.106
.843
1.507
1.005
.885
1.054
.476
.021
.265
.414
.217
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
116
Uji Normal Kolmogorov-Smirnov Model CAPM
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
residual
BUMI
43
.0000002
.45066545
.172
.124
-.172
residual
ELTY
43
.0000000
.24905118
.097
.097
-.069
residual
KIJA
43
.0000007
.26340070
.179
.080
-.179
residual
PGAS
43
.0000000
.32450613
.231
.231
-.202
residual
SMGR
43
.0000000
.16096732
.150
.126
-.150
1.128
.634
1.171
1.513
.982
.157
.816
.129
.021
.290
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Normal Kolmogorov-Smirnov Model CAPM
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
residual
AQUA
43
.0000000
.20909331
.243
.243
-.123
1.591
.013
residual TINS
43
.0000005
.32956566
.170
.170
-.142
1.117
.165
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Normal Kolmogorov-Smirnov Model APT
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
residual
AALI
43
.0000000
.16598126
.130
.103
-.130
residual
ANTM
43
-.0000001
.20779103
.088
.066
-.088
residual
ASII
43
.0000000
.13890711
.087
.073
-.087
residual
BBCA
43
.0000000
.12411641
.125
.121
-.125
residual
INCO
43
.0000001
.17470275
.108
.108
-.085
.854
.575
.573
.818
.708
.459
.896
.897
.515
.699
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
117
Uji Normal Kolmogorov-Smirnov Model APT
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
residual
INDF
43
.0000000
.14698469
.105
.105
-.077
residual
INKP
43
.0000002
.25275790
.193
.193
-.122
residual
ISAT
43
.0000000
.10177268
.090
.079
-.090
residual
KLBF
43
.0000000
.15144506
.145
.145
-.130
residual
PNBN
43
.0000000
.12168394
.108
.082
-.108
.688
1.264
.592
.952
.706
.732
.082
.875
.325
.700
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Normal Kolmogorov-Smirnov Model APT
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
residual
SMCB
43
.0000000
.17463349
.133
.133
-.087
residual
TLKM
43
.0000000
.08806529
.079
.079
-.065
residual
PTBA
43
.0000000
.18294914
.119
.119
-.093
residual
UNTR
43
.0000000
.16013097
.166
.132
-.166
residual
BBNI
43
.0000001
.21305797
.157
.157
-.139
.872
.517
.783
1.086
1.028
.433
.952
.571
.189
.242
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Normal Kolmogorov-Smirnov Model APT
118
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
residual
BBRI
43
.0000000
.13243096
.078
.074
-.078
residuak
BLTA
43
.0000000
.15715434
.101
.099
-.101
residual
bmri
43
.0000000
.13535790
.103
.103
-.096
residual
BNBR
43
.0000000
.20824199
.154
.154
-.140
residual
BNII
43
.0000000
.1490379
.156
.156
-.108
.511
.663
.677
1.010
1.026
.957
.772
.750
.260
.243
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Normal Kolmogorov-Smirnov Model APT
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
residual
residual residual residual residual
BUMI
ELTY
KIJA
PGAS
SMGR
N
43
43
43
43
43
a,b
Normal Parameters Mean
.0000000 .0000000 .0000000 -.0000001 .0000000
Std. Deviation
.24102942 26740257 8931959 18352064 10141779
Most Extreme
Absolute
.094
.187
.108
.139
.096
Differences
Positive
.070
.187
.108
.087
.053
Negative
-.094
-.095
-.054
-.139
-.096
Kolmogorov-Smirnov Z
.616
1.229
.706
.914
.630
Asymp. Sig. (2-tailed)
.842
.098
.701
.374
.823
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Normal Kolmogorov-Smirnov Model APT
119
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
a,b
Normal Parameters
Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
residual
residual TINS AQUA
43
43
.0000001 .0000000
.23873235 12746655
.173
.228
.173
.228
-.102
-.193
1.134
1.494
.153
.023
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Autokorelasi Model CAPM
No
Nama Perusahaan
Kode
du
D-W
4-du
1
Astra Agro Lestari Tbk
AALI
1.100
1.884
2.900
2
Aneka Tambang (Persero) Tbk
ANTM
1.100
1.703
2.900
3
Astra Internasional Tbk
ASII
1.100
2.413
2.900
4
Bank Central Asia Tbk
BBCA
1.100
2.323
2.900
5
International Nickel Ind. Tbk
INCO
1.100
2.071
2.900
6
Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF
1.100
2.315
2.900
7
Indal Kiat Pulp & Paper Tbk
INKP
1.100
2.057
2.900
8
Indosat Tbk
ISAT
1.100
2.069
2.900
9
Kalbe Farma Tbk
KLBF
1.100
2.382
2.900
10
Bank Pan Indonesia Tbk
PNBN
1.100
2.236
2.900
11
Semen Cibinong Tbk
SMCB
1.100
2.447
2.900
12
Telekomunikasi Indonesia Tbk
TLKM
1.100
1.884
2.900
120
13
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
PTBA
1.100
2.573
2.900
14
United Tractors Tbk
UNTR
1.100
2.396
2.900
15
Bank Negara Indonesia Tbk
BBNI
1.100
1.727
2.900
16
Bank Rakyat Indonesia Tbk
BBRI
1.100
2.644
2.900
17
Berlian Laju Tanker Tbk
BLTA
1.100
2.310
2.900
18
Bank Mandiri Tbk
BMRI
1.100
1.869
2.900
19
Bakrie & Brothers Tbk
BNBR
1.100
2.018
2.900
20
Bank Internasional Indonesia
BNII
1.100
2.301
2.900
21
Bumi Resources Tbk
BUMI
1.100
1.172
2.900
22
Bakrieland Development Tbk
ELTY
1.100
2.219
2.900
23
Kawasan industri Jababeka Tbk
KIJA
1.100
2.097
2.900
24
Perusahaan Gas Negara Tbk
PGAS
1.100
2.256
2.900
25
Semen Gresik Tbk
SMGR
1.100
2.150
2.900
26
Timah Tbk
TINS
1.100
1.541
2.900
27
Aqua Misissi Tbk
AQUA
1.100
2.424
2.900
Autokorelasi Model APT
No
Nama Perusahaan
Kode
du
D-W
4-du
1
Astra Agro Lestari Tbk
AALI
1.100
1.884
2.900
2
Aneka Tambang (Persero) Tbk
ANTM
1.100
1.703
2.900
3
Astra Internasional Tbk
ASII
1.100
2.413
2.900
4
Bank Central Asia Tbk
BBCA
1.100
2.323
2.900
5
International Nickel Ind. Tbk
INCO
1.100
2.071
2.900
6
Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF
1.100
2.315
2.900
7
Indal Kiat Pulp & Paper Tbk
INKP
1.100
2.057
2.900
8
Indosat Tbk
ISAT
1.100
2.069
2.900
9
Kalbe Farma Tbk
KLBF
1.100
2.382
2.900
10
Bank Pan Indonesia Tbk
PNBN
1.100
2.236
2.900
11
Semen Cibinong Tbk
SMCB
1.100
2.447
2.900
121
12
Telekomunikasi Indonesia Tbk
TLKM
1.100
1.884
2.900
13
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
PTBA
1.100
2.573
2.900
14
United Tractors Tbk
UNTR
1.100
2.396
2.900
15
Bank Negara Indonesia Tbk
BBNI
1.100
1.727
2.900
16
Bank Rakyat Indonesia Tbk
BBRI
1.100
2.644
2.900
17
Berlian Laju Tanker Tbk
BLTA
1.100
2.310
2.900
18
Bank Mandiri Tbk
BMRI
1.100
1.869
2.900
19
Bakrie & Brothers Tbk
BNBR
1.100
2.018
2.900
20
Bank Internasional Indonesia
BNII
1.100
2.301
2.900
21
Bumi Resources Tbk
BUMI
1.100
1.172
2.900
22
Bakrieland Development Tbk
ELTY
1.100
2.219
2.900
23
Kawasan industri Jababeka Tbk
KIJA
1.100
2.097
2.900
24
Perusahaan Gas Negara Tbk
PGAS
1.100
2.256
2.900
25
Semen Gresik Tbk
SMGR
1.100
2.150
2.900
26
Timah Tbk
TINS
1.100
1.541
2.900
27
Aqua Misissi Tbk
AQUA
1.100
2.424
2.900
Analisis Factor Model APT
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square
df
Sig.
.483
90.969
6
.000
Communalities
kurs
inflasi
sbi
uang beredar
Initial
1.000
1.000
1.000
1.000
Extraction
.884
.894
.934
.840
Extraction Method: Principal Component Analysis.
122
Total Variance Explained
Compo
nent
1
2
3
4
Initial Eigenvalues
% of
Cumula
Total Variance
tive %
2.393
59.831
59.831
1.159
28.967
88.798
.340
8.500
97.298
.108
2.702 100.000
Extraction Sums of Squared
Loadings
% of
Cumula
Total Variance
tive %
2.393
59.831
59.831
1.159
28.967
88.798
Rotation Sums of Squared
Loadings
% of
Cumula
Total Variance
tive %
1.944
48.600
48.600
1.608
40.198
88.798
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Scree Plot
3.0
2.5
Eigenvalue
2.0
1.5
1.0
.5
0.0
1
2
3
4
Component Number
Component Matrixa
Component
1
2
-.554
.760
.793
.514
.884
.392
-.822
.405
kurs
inflasi
sbi
uang beredar
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 2 components extracted.
Rotated Component Matrixa
Component
2
.017
.940
.943
-.069
.941
-.221
-.412
.819
1
kurs
inflasi
sbi
uang beredar
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 3 iterations.
123
ARIMA Model APT
124
125
126
Download