JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN Vol. 6 No.2, Agustus 2010 Hal. 87-98 TINGKAT VARIASI GENDER POSISI MANAJEMEN PUNCAK DAN KUALITAS LABA PERUSAHAAN Putriana Kristanti Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5 - 25, Yogyakarta, 55224 ABSTRACT The purpose of this study is to analyze the relation of top management gender with earnings management. This study analyzes a sample made of Jakarta stock exchangelisted firms. Three models used in this study, first model to measure the gender variation, i.e. content analysis; the second model to analyze the earnings managemet, with regression analysis; and the third model to examine the relation of top management gender variation with earnings management, with corelation analysis. The result show that top management gender variation is not correlated with earnings management. Keywords: top management gender, earnings management PENDAHULUAN Tingkat laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan maupun laporan tahunan perusahaan menjadi perhatian bagi beberapa pihak yang berkepentingan, antara lain investor, calon investor, kreditur, calon kreditur, regulator dan lainnya. Laba yang dilaporkan diharapkan dapat mencerminkan nilai ekonomi perusahaan dan dapat bermanfaat dalam menentukan prediksi harga saham perusahaan yang bersangkutan. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa manajemen perusahaan melakukan manajemen laba (earnings management) dengan berbagai alasan yang mendasarinya. Laba yang dilaporkan tidak menunjukkan keadaan yang senyatanya. Kualitas laba menjadi rendah. Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya pengambilan keputusan yang salah oleh para pemakai laporan keuangan. Informasi besarnya laba perusahaan dalam suatu periode tertentu sangat berguna bagi pemakai laporan keuangan perusahaan. Informasi tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan saat ini maupun masa prediksi nilai perusahaan di masa depan. Informasi yang tidak benar akan menyesatkan dan menimbulkan adanya kesalahan atau ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan. 88 JRAK, Agustus 2010 Para pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi laba yang berkualitas, yaitu laba yang dilaporkan dapat dipercaya (reliabel) dan memiliki manfaat dalam pengambilan keputusan (relevan). Kecenderungan yang terjadi adalah manajer melakukan manajemen laba, sehingga kualitas laba menjadi turun (Krishnan dan Parsons 2008). Kualitas laba akan ditentukan oleh ada tidaknya manajemen laba terhadap laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan. Manajemen laba keberadaannya ditentukan oleh perilaku dan sikap manajemen. Manajemen dapat melakukan manajemen laba untuk kepentingan pribadi mereka. Manajemen berperilaku opportunistic. Posisi manajemen dapat diduduki oleh pria maupun wanita. Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa wanita lebih jujur dibandingkan pria (Respati dan Kristanti, 2008). Apakah hal ini berarti jumlah wanita dalam posisi manajemen, khususnya manajemen puncak akan berhubungan dengan keberadaan dari manajemen laba? Jumlah wanita yang lebih banyak dalam posisi manajemen puncak akan memperbaiki pelaporan keuangan dan meningkatkan kualitas laba? Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah tingkat variasi gender dalam posisi manajemen puncak memiliki hubungan dengan kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan? Penelitian ini bertujuan untuk menjajagi adanya hubungan antara jumlah wanita (tingkat variasi gender) dalam posisi manajemen puncak dengan kualitas laba. Penelitian ini memiliki asumsi bahwa semua perusahaan publik di Indonesia menyajikan laporan tahunan maupun laporan keuangannya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Lingkup penelitian ini dibatasi dengan perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai populasinya. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Penelitian ini merupakan lanjutan dan pengembangan dari penelitian terdahulu tentang kejujuran dan gender (Respati dan Kristanti 2008). Penelitian terdahulu menemukan bahwa jumlah kenaikan rata-rata kinerja yang dikarenakan adanya penurunan rata-rata ketidakjujuran lebih besar pada saat manajernya adalah wanita. Hasilnya juga menyatakan bahwa manajer wanita melaporkan kinerja perusahaan yang lebih baik daripada manajer pria. Manajemen Laba dan Kualitas Laba Studi di bidang akuntansi menyimpulkan bahwa manajemen telah melakukan manajemen laba dalam menyajikan laporan keuangannya. Manajer memang tidak membuat langsung laporan keuangannya untuk memanipulasi laba, akan tetapi mereka seringkali mempunyai semua kekuasaan yang dibutuhkan untuk dibangun ke dalam aturan-aturan akuntansi (Worthy, 1994:651-658). Manajemen akan berusaha mempengaruhi aliran kas melalui standar akuntansi yang dipergunakan (Watts dan Zimmerman, 1978). Positive Accounting Theory (PAT) mempunyai dua argumen atau asumsi yang berbeda tentang perilaku manajemen dalam pembuatan kebijakan (Scott 2000: 264). Pertama, PAT berargumen bahwa kebijakan akuntansi perusahaan dipilih sebagai TINGKAT VARIASI GENDER POSISI MANAJEMEN PUNCAK….., Putriana Kristanti 89 bagian dari mengatasi masalah untuk meminimunkan biaya kontrak untuk mencapai corporate governance yang efisien. Hal ini berarti bahwa kebijakan yang dibuat oleh manajemen adalah untuk kepentingan perusahaan. Kedua, PAT berasumsi bahwa manajemen berperilaku rasional dan akan memilih kebijakan akuntansi yang sesuai dengan tujuan pribadi mereka. Manajemen mempunyai perilaku yang opportunistic. Positive Accounting Theory (PAT) menyimpulkan bahwa manajemen dapat berperilaku efisien untuk kepentingan perusahaan atau juga dapat berpeilaku opportunistic untuk kepentingan dirinya sendiri, dan dilakukan melalui pemilihan kebijakan akuntansi (Watts dan Zimmerman 1986: 208, 216, dan 235, dan 1990). Krishnan dan Parson (2008) juga berpendapat bahwa manipulasi laba atau manajemen laba dilakukan melalui pemilihan metode estimasi dalam akuntansi. Hasilnya adalah laba yang dilaporkan menguntungkan bagi perusahaan atau manajer dan merugikan bagi stakeholder. Keating dan Zimmerman (2000) juga menemukan bahwa salah satu alasan dilakukannya perubahan dalam kebijakan depresiasi adalah untuk melakukan manajemen laba. Pemilihan sistem pelaporan keuangan juga mempengaruhi sejauh mana manajemen melakukan manipulasi laporan. Pada saat seorang manajer mempunyai beberapa informasi pribadi yang tidak terdapat dalam laporan keuangan dan memungkinkan dilakukannya manipulasi olehnya, maka manajer tidak akan memilih sistem pelaporan keuangan yang sebenarnya paling tepat (Stocken dan Verrecchia, 2004). Efisien Manajemen Manajemen Laba Kualitas Laba opportunistic Kebijakan Akuntansi Gambar 1. Manajemen, Manajemen Laba dan Kualitas Laba Gender, Manajemen Laba, dan Kualitas Laba Gender seringkali merupakan salah satu karakteristik personal yang mempengaruhi atasan dalam menempatkan karyawan pada jenis pekerjaan tertentu. Wanita seringkali memperoleh tawaran kesempatan berkarir lebih sedikit bahkan dengan penghasilan yang lebih rendah (Dessler 2005:201, 248, 418). Peran wanita dinilai lebih rendah di banding laki-laki (Mansour et al. 1995). Nurasih dan Respati 90 JRAK, Agustus 2010 (2004) dalam penelitiannya pada karyawan di Indonesia menemukan bahwa terdapat faktor-faktor diskriminasi Gender yang mempengaruhi karir karyawan wanita. Wanita dalam upayanya mencapai posisi eksekutif akan bekerja lebih keras daripada laki-laki karena seolah-olah harus mulai dari titik negatif (Gardiner dan Tiggermann 1999). Pada saat seorang wanita mencapai posisi eksekutif, maka wanita tersebut akan bekerja keras untuk mempertahankan posisinya sebagai eksekutif. Wanita akan berlaku jujur. Seorang manajer wanita akan berusaha untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang tinggi. Perilaku opportunistic menyebabkan manajer berlaku tidak jujur terhadap perusahaan. Manajer menyusun laporan keuangan yang mementingkan pencapaian tujuan pribadinya untuk memaksimalkan kesejahteraannya. Respati dan Kristanti (2008) dalam penelitian eksperimental yang dilakukan menemukan bahwa terjadi hubungan yang sangat erat dan sangat nyata antara ketidakjujuran dengan kinerja dengan arah berlawanan. Variabel ketidakjujuran berpengaruh negatif dan sangat nyata terhadap variabel kinerja. Semakin tinggi ketidakjujuran seorang manajer maka semakin rendah tingkat kinerja perusahaan yang dilaporkannya. Jumlah kenaikan rata-rata kinerja yang dikarenakan adanya penurunan rata-rata ketidakjujuran lebih besar pada saat manajernya adalah wanita. Hasilnya juga menyatakan bahwa manajer wanita menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih baik daripada manajer pria. Pria Pekerja Kurang Keras Manajemen Laba - tinggi Kualitas Laba - rendah Manajemen Laba - rendah Kualitas Laba - tinggi Kurang Jujur Gender Wanita Pekerja Keras Jujur Gambar 2. Hubungan Gender, Manajemen Laba dan Kualitas Laba Keberadaan atau deteksi manajemen laba dapat dilakukan melalui berbagai metode. Dechow et al. (1995) melakukan evaluasi berbagai alternatif model untuk melakukan deteksi adanya manajemen laba, menyimpulkan bahwa model yang dikembangkan Jones pada tahun 1991 dengan versi modifikasi memiliki kekuatan yang paling besar dalam mendeteksi adanya manajemen laba. Kang dan Sivaramakrishnan (1995) berpendapat lain, model modifikasi Jones (1991) tidak memecahkan masalah variabel yang dihilangkan atau masalah yang simultan. Phillips et al. (2003) melakukan deteksi melalui beban pajak yang ditangguhkan. Krishnan dan Parsons (2008) dalam studi eksplorasi terhadap gender dan kualitas laba menemukan bahwa perusahaan yang memiliki manajemen puncak dengan TINGKAT VARIASI GENDER POSISI MANAJEMEN PUNCAK….., Putriana Kristanti 91 jumlah wanita yang lebih banyak daripada prianya akan memperbaiki laporan keuangannya dengan tidak melalui manajemen laba atau dengan kualitas laba yang lebih rendah. Tingkat variasi gender yang tinggi, yaitu jumlah wanita dalam posisi manajemen puncak yang lebih banyak daripada pria akan menurunkan keberadaan manajemen laba, meningkatkan kualitas laba. Kualitas laba menjadi lebih tinggi. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: HA: Tingkat variasi gender dalam posisi manajemen puncak berhubungan positif dengan kualitas laba perusahaan. Tingkat Variasi Gender - tinggi Kualitas Laba - tinggi Persentase jumlah wanita dalam posisi manajemen puncak Gambar 3. Hipotesis Hubungan Tingkat Variasi Gender dan Kualitas Laba METODA PENELITIAN Data dan Sampel Penelitian ini menggunakan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada database JSX Public Companies. Data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi susunan pimpinan dan anggota manajemen puncak serta laporan keuangan. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan publik yangg terdaftar dan menawarkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Perusahaan yang dipilih sebagai sampel adalah: perusahaan- perusahaan yang memiliki informasi-informasi yang berhubungan dengan variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini (disajikan dalam model penelitian), berturut-turut selama lima tahun. Berdasarkan pemilihan tersebut terdapat 38 (tiga puluh delapan) perusahaan sampel. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) model penelitian yang saling berkaitan. Model yang pertama untuk mengukur besarnya variasi gender. Model kedua untuk menguji dan mengukur adanya manajemen laba, sedangkan model yang ketiga untuk menguji adanya hubungan antara variasi gender dengan manajemen laba. 92 1. JRAK, Agustus 2010 Pengujian Terhadap Variasi Gender Besarnya variasi gender dalam penelitian ini diukur melalui: besarnya persentase jumlah wanita yang ada dalam posisi manajemen puncak suatu perusahaan. TW Gender= ---- X 100% TM TW= total wanita yang menduduki posisi manajemen puncak perusahaan TM= total manajemen (wanita dan pria) yang menduduki posisi manajemen Puncak perusahaan 2. Pengujian Terhadap Manajemen Laba Keberadaan manajemen laba melalui pemilihan prosedur akuntansi diuji melalui analisis perubahan dalam accounting accrual (Healy 1985, De Angelo 1986, Han dan Wang 1998, Patten dan Trompeter 2003). Pembuktian adanya manajemen laba didasarkan pada analisis perubahan dalam discretionary accrual (Jones 1991, Cahan 1992, Han dan Wang 1998, Patten dan Trompeter 2003). Penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Han dan Wang (1998) dan Patten dan Trompeter (2003). Discretionary accruals diestimasikan sebagai residual εit dari model: TTACit /ASTit = α0 + α1 (ΔREVit /ASTit )+ α2 (PPEit /ASTit )+ εit TTACit = total accruals dari perusahaan i dalam tahun t, ASTit= total aktiva dari perusahaan i dalam tahun t, ΔREVit = perubahan dalam penjualan dari perusahaan i dalam tahun t (REVit – REVit-1) PPEit= nilai bersih dari properti, tanah dan peralatan dari perusahaan i tahun t. Total accrual masing-masing tahun dihitung dari: Laba bersih (setelah pengeluaran atau pendapatan luar biasa dan operasi yang dihentikan) – kas dari operasi. Perubahan dalam penjualan dan properti bersih, tanah dan peralatan digunakan sebagai kontrol untuk komponen nondiscretionary dalam total accruals. Koefisien dari ΔREVit diharapkan positif sebab perubahan dalam rekening modal kerja (misal, perubahan piutang dagang, perubahan persediaan) merupakan bagian dari total accruals dan berhubungan positif dengan dengan perubahan penjualan. Koefisien dari PPEit diharapkan negatif sebab aktiva tetap yang tinggi diharapkan mengarah pada depresiasi yang tinggi. 3. Pengujian terhadap hubungan antara gender dengan manajemen laba Tujuan dalam penelitian ini adalah menjajaki hubungan antara tingkat variasi gender dalam posisi manajemen puncak dengan kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan. Pengujian terhadap hubungan tersebut dilakukan melalui model: DiscAccit= β0t + β1t Genderit + eit TINGKAT VARIASI GENDER POSISI MANAJEMEN PUNCAK….., Putriana Kristanti 93 DiscAccit= discretionary accrual dari perusahaan i pada tahun t berdasarkan pada parameter dalam maximum likelihood estimate dari model discretionary accruals Genderit= gender dari perusahaan i dalam tahun t, disajikan berdasarkan skor dari content analysis pada susunan manajemen puncak perusahaan. eit= error terms i = 1, 2, 3, ........n Hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dalam model tersebut diharapkan adalah negatif, karena diharapkan semakin tinggi persentase wanita yang menduduki manajemen puncak maka semakin rendah tingkat manajemen laba yang terjadi (discretionary accrual), sesuai dengan hipotesa yang telah dibuat. Definisi Operasional Variabel Penelitian ini melakukan pengamatan terhadap beberapa konstruk dan variabel: 1. Tingkat variasi gender Konstruk tingkat variasi gender diproksi dengan variabel Gender. Variabel Gender diukur dengan persentase jumlah wanita yang ada dalam posisi manajemen puncak. 2. Kualitas laba perusahaan Konstruk kualitas laba diproksi dengan variabel Manajemen Laba. Kualitas laba yang tinggi dinyatakan dengan keberadaan manajemen laba yang rendah. Keberadaan manajemen laba diuji dengan menggunakan model yang digunakan oleh Patten dan Trompeter (2003). Keberadaan manajemen laba dibuktikan dengan analisis model discretionary accruals yang merupakan estimasi dari residual εit dari model yang ada. Tingkat Variasi Gender - tinggi Gender - tinggi Kualitas Laba - tinggi Manajemen Laba - rendah Gambar 4. Hubungan antar konstruk dan variabel Analisis Data Analisis Kandungan (Content Analysis). Analisis kandungan digunakan sebagai teknik dalam pengumpulan dan menganalisis kandungan dari naskah laporan tahunan perusahaan. Analisis kandungan memiliki prosedur yang obyektif dan sistematik dalam penghitungan dan pencatatan dalam menghasilkan sebuah deskripsi kuantitatif kandungan dari naskah yang diamati. Melalui analisis kandungan dapat dilakukan 94 JRAK, Agustus 2010 perbandingan kandungan antara banyak naskah dan menganalisisnya dengan teknik kuantitatif. (Neuman, 2000: 292-293). Metoda analisis kandungan dalam penelitian ini digunakan dalam mengumpulkan dan menganalisis data: masing-masing jumlah wanita dan pria dalam posisi manajemen puncak. Analisis regresi dalam penelitian ini digunakan untuk mengestimasi discretionary accruals diestimasikan sebagai residual εit dari model: TTACit /ASTit = α0 + α1 (ΔREVit /ASTit )+ α2 (PPEit /ASTit )+ εit Analisis korelasi digunakan dalam menjajagi hubungan antar variabel Gender dan Manajemen Laba yang diproksikan dengan nilai residual εit dari model persamaan regresi di atas yang kemudian diwakili dengan variabel DiscAcc. Adapun model korelasi tersebut adalah: DiscAccit= β0t + β1t Genderit + eit HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) model penelitian yang saling berkaitan. Model yang pertama untuk mengukur besarnya variasi gender. Model kedua untuk menguji dan mengukur adanya manajemen laba, sedangkan model yang ketiga untuk menguji adanya hubungan antara variasi gender dengan manajemen laba. Pengujian Terhadap Variasi Gender Besarnya variasi gender dalam penelitian ini diukur melalui: besarnya persentase jumlah wanita yang ada dalam posisi manajemen puncak suatu perusahaan. Tabel 1 Statistik Deskriptif Gender Valid N (listwise) Std. N Range Minimum Maximum Mean Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic 50 44.444 .000 44.444 8.764 1.917 1.355 50 Dari analisis deskriptif di atas menunjukkan adanya range data yang cukup luas, yaitu 44,44 , dengan nilai rata-rata 8,76 dan standar error 1,92. Hal ini menunjukkan bahwa data kurang bagus. Pengujian Terhadap Manajemen Laba Keberadaan manajemen laba melalui pemilihan prosedur akuntansi diuji melalui analisis perubahan dalam accounting accrual (Healy 1985, De Angelo 1986, Han dan Wang 1998, Patten dan Trompeter 2003). Pembuktian adanya manajemen laba 95 TINGKAT VARIASI GENDER POSISI MANAJEMEN PUNCAK….., Putriana Kristanti didasarkan pada analisis perubahan dalam discretionary accrual (Jones 1991, Cahan 1992, Han dan Wang 1998, Patten dan Trompeter 2003). Penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Han dan Wang (1998) dan Patten dan Trompeter (2003). Discretionary accruals diestimasikan sebagai residual εit dari model: TTACit /ASTit = α0 + α1 (ΔREVit /ASTit )+ α2 (PPEit /ASTit )+ εit Hasil dari persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut: TTAC DREV DPPE Model 1 R 1.000a Tabel 2 Statistik Descriptif Mean Std. Deviation -1.32989979956E1 9.402146744649E1 6.48192883300E0 4.536327314551E1 -9.31668281526E0 6.593660786913E1 N 50 50 50 Tabel 3 Model Summaryb Adjusted R Std. Error of the R Square Square Estimate Durbin-Watson 1.000 1.000 .240973711708 2.349 Tabel 4 ANOVAb Model Regression Residual Total Sum of Squares 433159.051 2.729 433161.781 df 2 47 49 Mean Square 216579.526 .058 F 3729735.757 Sig. .000a Pengujian Terhadap Hubungan Antara Gender dengan Manajemen Laba Tujuan dalam penelitian ini adalah menjajaki hubungan antara tingkat variasi gender dalam posisi manajemen puncak dengan kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan. Pengujian terhadap hubungan tersebut dilakukan melalui model: DiscAccit= β0t + β1t Genderit + eit 96 JRAK, Agustus 2010 DiscAcc Gender Tabel 5 Statistik Deskriptif Mean Std. Deviation -.081155140 .5388696022 8.763636364 1.3553874903E1 N 50 50 Tabel 6 Correlations DiscAcc Gender Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N DiscAcc 1.000 50.000 .163 .129 50 Gender .163 .129 50 1.000 50.000 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara gender dengan manajemen laba tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa model tersebut tidak menghasilkan sesuai yang diharapkan, hipotesa yang telah dibuat tidak terbukti. SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini bertujuan untuk menjajagi hubungan antara variasi gender pada manajemen puncak dengan adanya manajemen laba yang menyebabkan kualitas laba menjadi rendah. Hasil pengujian dan pembahasan menunjukkan bahwa hubungan antara variasi gender dalam posisi manajemen puncak dengan manajemen laba adalah tidak signifikan, atau dengan kata lain tidak ada hubungan. Saran untuk penelitian selanjutnya perlu dikembangkan metodologi penelitian yang lebih tepat dalam rangka mengembangkan penelitian ini. Selain itu juga perlu pemilihan sample yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Dechow, P. M., Sloan, R. G. and Sweeny, A. P. 1995. “Detecting Earnings Management”. The Accounting Review, Vol. 70 (2): 193-225. Dessler, G. 2005. Human Resource Management. Edisi ke 10. New Jersey: Prentice Hall. TINGKAT VARIASI GENDER POSISI MANAJEMEN PUNCAK….., Putriana Kristanti 97 Gardiner, M. and Tiggermann, M. 1999. “Gender Differences in Leadership Style, Job Stress and Mental Health in Male- and Female-Dominated Industries”. Journal of Occupational and Organizational Psychology, Vol. 72: 301-315. Jones, J. J. 1991. “Earnings Management During Import Relief Investigations”. Journal of Accounting Research, Vol. 29 (2): 193-228. Kang, S. and Sivaramakrishnan, K. 1995. “Issues in Testing Earnings Management and an Instrumental Variable Approach”. Journal of Accounting Research, Vol. 33 (2): 353-367. Keating, A. S. and Zimmerman, J. L. 2000. “Depreciation Policy Changes: Tax, Earnings Management, and Investment Opportunity Incentives”. Journal of Accounting and Economics, Vol. 28: 359-389. Krishnan, G. V. and L. M. Parson. 2008. “Getting to Bottom Line: An Exploration of Gender and Earnings Quality”. Journal of Business Ethics, Vol. 78: 65-76. Mansour, J., Brian, B., Devine, Stratton, K., Ali, D. 1995. “Superior and Subordinate Gender and the Acceptance of Superiors as Role Models”. Human Relations, Vol. 48 (11): 1271. Nurasih, Rr. dan Respati, A. D. 2004. Identifikasi Faktor-faktor Diskriminasi Gender Yang Mempengaruhi Karir Karyawan Wanita Di Kota Yogyakarta, National Conference on Business Management Proceeding, Doctoral Degree in Business Management, Padjadjaran University. Patten, D. M. and Trompeter, G. 2003. “Corporate Responses to Political Costs: An Examination of the Relation between Environmental Disclosure and Earnings Management”. Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 22: 83-94. Phillips, J., Pincus, M. and Rego, S.O. 2003. “Earnings Management: New Evidence Based on Deffered Tax Expense”. The Accounting Review, Vol. 78 (2): 491521. Respati, A. D. dan Kristanti, P.. 2008. Pengaruh Metoda Insentif Terhadap Kinerja Manajer Dimoderasi oleh Faktor Gender, Prosiding, seminar hasil penelitian di Universitas Negeri Yogyakarta. Scott, W. R. 2000. Financial Accounting Theory. Edisi ke 2. Ontario: Prentice Hall Canada Inc. Stocken, P. C.dan Robert, E.V. 2004. “Financial Reporting System Choice and Disclosure Management”. The Accounting Review, Vol. 79 (4): 1181-1203. 98 JRAK, Agustus 2010 Watts, R., L. and Zimmerman, J. L. 1978. “Towards a Positive Theory of the Determination of Accounting Standards”. The Accounting Review, Vol. 53 (1): 113-134. Watts, R. L. and Zimmerman, J. L. 1986. Positive Accounting Theory. Englewood Cliffs: Prentice-Hall, Inc. Watts, R., L. and Zimmerman, J. L. 1990. “Positive Accounting Theory: A Ten Year Perspective”. The Accounting Review, January 1990: 131-156. Worthy, F. S. 1994. Manipulating Profits: How It’s Done? dalam Readings and Notes on Financial Accounting: Issues and Controversies oleh Stephen A. Zeff dan Bala G. Dharan, Edisi ke empat. Toronto: McGraw-Hill, Inc.