perkembangan musik progressive metal di medan

advertisement
PERKEMBANGAN MUSIK PROGRESSIVE METAL DI KOTA
MEDAN
SKRIPSI SARJANA
Dikerjakan Oleh
NAMA
: SYAIF PUTRA
NIM
: 0107070713
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI
MEDAN
2007
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
Swt. Atas segala
rahmat dan kurnia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Kehutanan pada Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas
Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul Perkembangan Musik Progressive Metal
di Kota Medan.
Selama proses penyelesaian skripsi dan masa studi, penulis tentu dibantu
dan diarahkan oleh orang lain. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Teristimewa Kedua orang tua yakni Ayahanda Drs.Syaiful Munar dan Ibunda
Nur Aini serta abangku Ray Franandes dan adik-adik tercinta Afria Akbar,
Herdi Kurnia, dan Ilham Satria atas segala pengorbanan, dorongan, semangat
dan do’a yang telah kalian diberikan.
2. Bapak Drs. Irwansyah Harahap, M.A. dan Ibu Dra. Frida Deliana, M.Si
selaku Dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis
dalam penyelesaian dan penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Fridan Deliana, M.Si selaku Ketua Departemen Etnomusikologi, Ibu
Dra. Heristina Dewi, M.Pd selaku Sekretaris Departemen Etnomusikologi dan
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
seluruh staf pengajar Departemen Kehutanan atas segala bantuan, saran dan
arahan.
4. Bapak Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., P.h. D atas segala saran yang sangat
membantu bagi penulis dalam proses pengerjaan skripsi ini.
5. Sahabat dan rekan-rekan seperjuangan : Taufan, Hanna, Rihem, Ichi, Indra
Jaya Purba beserta keluarga, Deny, Rio dan kawan-kawan lainnya yang tidak
dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dan kerja sama kita selama ini.
Semoga Allah Swt. membalas segala kebaikan yang telah diberikan
dengan melimpahkan kemudahan, rahmat, serta kurnia-Nya kepada kita semua.
Penulis sadar bahwa tiada sesuatu yang dapat dikerjakan dengan hasil
yang sempurna. Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan penelitian di bidang Etnomusikologi, dan dapat menambah
wawasan bagi yang membacanya.
Semoga Allah SWT memlimpahkan
rahmatnya bagi kita semua. Amin.
Medan, 19 Desember 2007
Penulis
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….....…i
DAFTAR ISI……………………………………………..………………….........iv
DAFTAR LAMPIRAN……………………….…………………………………vii
DAFTAR TABEL……………………………..………………………………...viii
DAFTAR FOTO………………………………..………………………………...ix
BAB I PENDAHULUAN…………………..…………………………………….1
1.1 Latar Belakang……………..………………………………………….1
1.2 Pokok Permasalahan………………………………………..…………3
1.3 Tujuan dan Manfaat…………………………………………..……….4
1.3.1. Tujuan………......…………………………………………4
1.3.2. Manfaat………………..……………………………..........4
1.4 Konsep dan Teori…………………..………………………………….5
1.4.1. Konsep…………………..…………………………...........5
1.4.2. Teori……………………..…………………………...........9
1.5 Metode Penelitian………………………….........................................14
1.5.1. Studi Kepustakan………………….……………………..16
1.5.2. Kerja Lapangan………………………..…………………16
1.5.2.1 Observasi……………..…………………………..17
1.5.2.2 Wawancara…………..…………………………...17
1.5.2.2.1
Alat Bantu Dokumentasi..……………18
1.5.3. Lokasi Penelitian................................................................18
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
BAB II GENRE MUSIK BARAT………………………………………………20
2.1 Asal Usul dan Genre Musik Rock…………………………………....20
2.2 Asal Musik Progressive Metal dan Gambaran Umum Musik
Progressive Metal.................................................................................22
2.3 Masuknya Musik Progressive Metal di Medan Dalam Konteks
Indonesia…………………………………………………………......26
2.3.1. Masuknya Musik Rock sebagai Cikal Bakal Musik
Progressive Metal Indonesia…………………………….27
2.3.2. Masuknya Musik Progressive Metal di Medan………….30
BAB III KARAKTERISTIK MUSIK PROGRESSIVE METAL DAN
KEBERADAAN GRUP MUSIK PROGRESSIVE METAL DI KOTA
MEDAN……..........................................................................................37
3.1 Karakteristik Musik Progressive Metal……………….....…………..37
3.1.1
Warna Musik (Timbre)......................................................37
3.1.2
Birama................................................................................38
3.1.3 Tangga Nada......................................................................38
3.1.4 Karakter Sound..................................................................39
3.2 Keberadan Musik Progressive Metal di Medan ……………………39
3.2.1
Gambaran Umum Kota Medan.........................................39
3.2.2
Acara Musik Underground Sebagi Ruang Lingkup Musik
Progressive Metal Di Medan.............................................41
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
BAB IV PERKEMBANGAN MUSIK PROGRESSIVE METAL DI MEDAN
4.1 Perkembangn Musik Progressive metal di Kota Medan......................44
4.1.1.
Lhirnya Kelompok-Kelompok Musi Progressive Metal
di Medan ..........................................................................45
4.1.2. Proses Pengerjaan Lagu dan Strategi
Pemasaran Album..............................................................47
4.1.2.1 Proses Pengerjaan Lagu pada
Kelompok Progressive Metal di Medan................47
4.1.2.2 Strategi Pemasaran Kaset/ CD Album...................49
4.1.3
Tanggapan Masyarakat Terhadap Perkembangan
Musik Progressive Metal di Medan..................................53
4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Musik Progressive Metal
di Medan…...………………………………………………...............53
4.2.1. Media Massa…………………………………………......54
4.2.2. Remaja…………………………………………………....56
4.2.3. Studio Musik…………………………………………......58
4.2.4. Pertunjukan Musik……………………………………….60
BAB V PENUTUP……………………………………………………………….
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………
5.2. Saran………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
DAFTAR INFORMAN…………………………………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………….
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Aliran musik progressive metal merupakan sebuah inovasi dari beberapa
aliran musik-musik metal yang sudah ada sebelumnya. Yang tentunya tidak
terlepas dari pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu
musik rock. Hal ini bisa memberi arti bahwa musik adalah elemen budaya yang
juga selalu berkembang diluar kebudayaan itu sendiri. Dari kutipan yang di ambil
dari terjemahan buku “The Music-Culture as a World of Music” dalam World of
Music: An Introduction to the Music of the Word’s Peoples, oleh: Jeff Tinton,
James T.Koetting, David Mc Alester, David B. Reck dan Marrk Slobin, bahwa
musik adalah suatu hal yang mengalir, ia merupakan elemen kebudayaan yang
dinamis, dan ia dapat berubah dan beradaptasi terhadap ekspresi dan emosi
manusia. Ide atau gagasan tentang musik, organisasi sosial musik, reportoar, serta
kebudayaan material musik berbeda dari satu kebudayaan musik ke kebudayaan
musik yang lain”. Dapat di simpulkan bahwa musik dapat berkembang dan
melahirkan genre-genre baru yang saling berkaitan. Seperti halnya yang terjadi
pada musik rock yang sudah berjaya di era 60-an dan kemudian berkembang. Hal
ini terbukti dengan lahirnya genre-genre baru dari musik rock, mulai dari pop
rock, hard rock, psycadelic rock, classic rock, new classic rock, modern rock dan
progressive rock. Lahirnya musik rock memiliki peranan penting terhadap
munculnya aliran-aliran musik yang berkarakter keras seperti pada karakter musik
rock bahkan lebih keras dari musik rock itu sendiri, yaitu musik metal yang juga
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
berkembang diera 60-an. Aliran musik metal atau yang sering disebut dengan
heavy metal ini pertama kali di pelopori oleh grup musik Black Sabbath di album
mereka yang berjudul “Paranoid” yang merupakan icon bagi aliran musik metal.
Kemudian musik metal tersebut juga berkembang dan melahirkan aliran-aliran
musik metal yang lebih ekstrem lagi seperti speed metal, thrash metal, death
metal, black metal, nu metal, metalcore sampai progressive metal dan sebagainya.
Dimana masing-masing aliran tersebut memiliki ciri khas yang dapat
membedakan antara satu dan lainnya tanpa menghilangkan ke khasan yang ada
pada musik metal itu sendiri.
Musik progressive metal adalah musik metal yang memiliki stuktur
komposisi musik yang lebih kompleks dari struktur komposisi musik yang ada
pada musik metal lainya. Seperti halnya aliran-aliran musik yang lain, adalah
sangat sulit untuk mendefinisikan musik progressive metal ini secara tepat.
Namun ada beberapa ciri khas dari musik ini yang biasanya dapat ditemui dalam
sebuah aransemen musik progressive metal pada umumnya. Di antaranya adalah
sering dimainkan ritme yang asimetris dan sinkopasi, penguasaan alat musik yang
mahir serta permainan solo yang rumit dengan tempo cepat dan rapat. Yang
kemusian disuguhkan dengan karakter sound distorsi gitar yang megah.
Musik progressive metal sangat erat hubungannya dengan musik
progressive rock yang merupakan cikal bakal dari musik progressive metal itu
sendiri. Yang mana didalam perkembangannya sering mengalami lonjakanlonjakan yang mengakibatkan musik ini sering timbul dan tenggelam. Disisi lain,
timbul juga anggapan bahwa aliran musik ini tidak layak untuk dianggap sebagai
musik, karena sangat tidak lazim untuk didengarkan. Tanggapan tersebut muncul
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
dari para pecinta musik rock yang belum terbiasa dan belum mengerti akan musik
ini.
Meski demikian, pada era 90-an aliran musik progressive rock kembali
bangkit dengan bermunculannya grup-grup musik yang memainkan musik
progressive rock, diantaranya yang memiliki peranan yang sangat besar bagi
bangkitnya aliran musik progressive rock adalah grup musik Dream Theater.
Tanpa disadari, hal tersebut memberi pengaruh kepada musisi-musisi yang
memainkan
musik
metal
pada
masa
itu.
Seiring
berjalannya
waktu,
bermunculanlah grup musik-grup musik metal yang menggabungkan nuansa
progressive rock didalam aransemen musiknya, dan terus berkembang sampai
sekarang.
Yang menjadi perbedaan mendasar antara aliran musik progressive rock
dengan aliran musik progressive metal adalah pada harmonisasi nada, karakter
vokal dan karakter sound pada musiknya. karakter sound pada musik progressive
rock secara keseluruhan terdengar lebih soft dibandingkan dengan musik
progressive metal yang lebih menonjolkan karakter sound yang keras, berat,
kacau dengan tingkat distorsi yang tinggi. Pada musik progressive rock, susunan
nada yang harmonis sangat ditonjolkan. Sedangkan pada musik progressive metal,
keharmonisan nada kadang tidak bisa kita rasakan saat mendengarkannya,
malahan yang akan lebih terasa saat didengar adalah hentakan rithmyc musiknya
yang sangat rapat dan karakter sound yang sangat keras.
Munculnya musik progressive metal ternyata mampu menarik perhatian
para metal heads didunia hingga sampai ke Indonesia. Tentunya dalam hal ini
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
media massa lah yang sangat berperan penting terhadap perkembangan musik ini
hingga bisa diterima oleh masyarakat di Indonesia khususnya.
Sedangkan perkembangan musik progressive metal di Medan dimulai dari
munculnya kelompok musik metal yang sudah mengalami perubahan-perubahan
konsep bermusik dan dengan proses yang panjang hingga mereka mulai
memainkan musik progressive metal
kedalam aransemen musiknya sendiri.
Kelompok musik dengan aliran progressive metal mulai sering dijumpai di acaraacara musik underground sejak tahun 2002. Dengan inovasi yang mereka lakukan
dan perkembangan mereka sangat pesat ternyata mampu memacu kreatifitas
masyarakat dan remaja khusunya kearah hal-hal yang positif dan produktif.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana
perkembangan
musik progressive metal dikota Medan khususnya. Yang
kemudian akan penulis tuliskan kedalam sebuah skripsi dengan judul
“Perkembangan Musik Progressive Metal di Kota Medan”.
1.2.
Pokok Permasalahan
Untuk menghindari kesimpangsiuran didalam pembahasan nantinya dan
juga agar lebih mendapatkan kejelasan yang lebih akurat tentang pokok
permasalahan, penulis menetapkan beberapa pokok permasalahan antara lain:
1. Bagaimana perkembangan grup musik progressive metal di Medan.
2. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan musik progressive
metal di Medan.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
1.3.
Tujuan dan Manfaat
1.3.1
Tujuan
Mantle Hood dalam Music, the unknown mengatakan bahwa salah satu
tujuan studi Etnomusikologi adalah “mempelajari musik semua bangsa-bangsa
non-Eropa dan meliputi musik-musik suku bangsa, musik rakyat, dan musik
popular dari dunia Barat, dan hasil cagkokan dari musik-musik tersebut”
(1963:217).
Berdasarkan alasan diatas, penelitaian yang penulis lakukan merupakan
salah satu bagian dari kajian dalam bidang Etnomusikologi. Adapun tujuan yang
ingin dicapai penulis dalam tulisan ini adalah :
1.
Untuk mendeskripsikan musik progressive metal dari segi musikal
dan pertunjukanya.
2.
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan grup musik beraliran
progressive metal di Medan.
1.3.2
Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari tulisan ini adalah:
1.
Sebagai bahan dokumentasi untuk menambah referensi di jurusan
etnomusikologi,
tentang
salah
satu
musik
populer
yang
berkembang di kota Medan.
2.
Dapat dijadikan data untuk bahan penulisan selanjutnya tentang
musik metal.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
3.
Melalui hasil penelitian ini penulis dan pembaca akan mengetahui
apa itu musik progressive metal dan bagaimana perkembangan
grup musik progressive metal di Medan.
1.4.
Konsep dan Teori
1.4.1
Konsep
Menurut Mely G.Tan (1990:21), konsep merupakan defenisi dari apa yang
akan kita amati, konsep menentukan antara variable-variabel mana yang kita
inginkan, untuk menentukan hubungan empiris. Untuk itu penulis memberikan
konsep dari beberapa kata yang ada didalam tulisan ini.
Dalam The Concise Oxford Dictionary of Music (1995:325), rock adalah
jenis musik popular asli Amerika (rock and roll) yang berkembang pada awal
tahun 1950-an dan menyebar diseluruh dunia. Ditampilkan oleh kelompokkelompok musik yang terdiri dari penyanyi, pemain gitar, dan drum, yang
biasanya dikontrol secara elektronik. Musik rock biasanya dipentaskan
dipanggung.
Mengenai perkembangan (sejarah) musik progressive metal di kota
Medan, penulis menggunakan konsep yang ditawarkan oleh Garraghan yaitu
:“the term history stands for three related but sharply differentiated concepts: (a)
past human events; past actually; (b) the record of the same; (c) processor
technique of making record”(1957:3). Menurutnya, istilah sejarah memiliki tiga
pengertian yang saling berhubungan yaitu: (1) peristiwa-peristiwa dimasa lampau;
aktivitas yang telah lalu; (2) rekaman masalah yang sama pada butir (1); dan (3)
proses atau teknik membuat rekaman.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
M. Soeharto (1992:86) menyatakan bahwa musik seni pengungkapan
gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni
dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan, sifat dan warna bunyi. Namun
dalam penyajiannya, sering masih berpadu dengan unsur-unsur lain seperti
bahasa, gerak ataupun warna.
Menurut Sutton (2000:35), musik popular dapat diartikan sebagai sebuah
musik yang dikemas, dipromosikan, dan disebarluaskan sebagai bahan dagangan
melalui media massa, dengan maksud utama sebagai alat hiburan.
Rock menurut Sadily (1992:489), berarti “batu”, yaitu suatu benda keras.
Dari sini dapat diartikan bahwa rock adalah musik keras. Menurut Mack
(1995:35), rock berarti “mengayukan” yang berarti juga “mengayunkan keras
sampai membahayakan sesuatu”. Secara sosiologi menurut Mack (1995:35) juga,
rock merupakan sebuah jenis musik yang kebanyakan menggunakan vokal dan
alat musik elektronik.
Jenis aliran musik sangat beragam terutama pada musik popular. Musik
rock, dangdut, alternative, hardcore, hip hop, metal, punk dan sebagainya,
termasuk dalam kategori musik popular. Perkembangan pada musik juga bisa
terjadi, hal ini dapat dilihat dari munculnya jenis musik baru seperti punk rock,
yaitu gabungan dari musik rock dan punk. Hip metal, perpaduan dari musik hip
hop dan metal. Termasuk musik progresif metal, yang merupakan gabungan dari
dua jenis musik yang berbeda yaitu musik metal dan musik progressive.
Arti kata metal menurut M John dalam Kamus Inggris Indonesia terbitan
PT. Gramedia 2004, berati logam keras; padat. Bisa diartikan metal lebih keras
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
dari pada rock yang berarti batu. Jadi musik metal disini berarti musik yang
memiliki karakter lebih keras dari musik rock.
Aliran musik metal atau sering disebut heavy metal adalah sub genre dari
musik rock yang muncul di era 60-an di Amerika yang dimotori oleh grup musik
Black Sabbath dengan album perdana klasik mereka yang berjudul ‘Paranoid’,
dimana Black Sabbath menjadi icon bagi aliran musik metal saat itu.
Pengertian progresif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan
Balai Pustaka adalah menuju ke peningkatan atau kearah kemajuan, secara rinci
dengan pengembangan dan inovasi teknologi.
Pengertian musik progressive dari artikel yang ditulis oleh Anah Numus
dalam situs internet http://en.wikipedia.org tanggal 22 januari 2005 adalah musik
yang menjadikan kemajuan yang evolusioner sebagai gaya musiknya, yang
banayak menampilkan hal-hal baru dalam bermusik.
Pengertian progressive rock yang penulis terjemahkan dari atikel yang
juga didapat dari situs internet http://en.wikipedia.org adalah sub genre dari musik
rock yang berkembang pada tahun pertengahan dan akhir 1960an mencapai
puncak popularitasnya pada tahun 1970 an, dan terus berkembang menjadi musik
popular hingga saat ini. Biasanya prog rock di hubungkan dengan Art Rock dan
Simponi Rock, walaupun nuansa prog rock saat ini lebih mencerminkan spectrum
musik yang lebih luas. Prog rock pada umumnya mengkombinasdikan format
rock dengan elemen dari musik klasik atau kadang-kadang dengan jenis yang lain
seperti Jazz, biasanya dengan cara yang berbeda dengan aslinya, dan malah
menghadirkan stuktur musik dan ide yang tidak lazim.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Aliran musik progressive metal adalah subgenre dari musik heavy metal yang
mana memilliki kesamaan dengan musik progressive rock yang juga memiliki
komposisi yang compleks, birama ganjil yang khas, dan tekhnik permainan
instrument musik dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Kepiawaian sang
musisi sering dikombinasikan dengan lirik yang lepas sehingga menghasilkan
durasi lagu yang cukup panjang dan album yang
berkonsep(http://en.wikipedia.org).
Medan adalah salah satu kota di Indonesia yang penduduknya terdiri dari
beraneka suku dan ras, hal tersebut memberi pengaruh yang sangat besar terhadap
tingkat kemajuan kota Medan yang merupakan kota besar ke 3 di Indonesia.
Dimana masyarakat kotanya memiliki apresiasi yang cukup tinggi terhadap halhal baru yang berkembang dikotanya, dan itu sangat penulis rasakan sendiri.
Banyak anak-anak muda di Medan yang memiliki kreatifitas dan inisiatif tinggi
yang cenderung selalau inovatif. Didukung pula maraknya teknologi informasi
dari internet yang setiap detik selalu berkembang dan secara tidak langsung
memberikan pengaruh besar terhadap pola pikir masyarakat dalam hal ini anak
muda khususnya.
1.4.2 Teori
Berbagai teori dan metode keilmuan serta pendekatan etnomusikologis
dengan didukung dengan pendekatan ilmu-ilmu lainnya sangatlah diperlukan
uantuk mengungkapkan permasalahan yang berkaitan dengan musik sebagai
produksi dari tingkah laku manusia.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Teori yang penulis gunakan untuk menganalisis setiap penyajian
pertunjukan dalam hal ini adalah yang diajukan oleh Alan P. Merriam dan
Andrienne L. Keappler.
Merriam (1964) mengatakan bahwa untuk menganalisis suatu penyajian
petunjukan musikal penting diperhatikan mengenai elemen-elemen; bunyi
musikal, konsep-konsep mengenai musik, dan tingkah laku manusia berhubungan
dengan bunyi musikal yang mempengaruhi terhadap konsep-konsep musik.
Disisi lain Keappler (1972) menekankan pada etnologi pertunjukan yang
menggabungkan analisis emik dan analisis etik. Analisis emik adalah
penggambaran suatu peristiwa pertunjukan menurut cara pandang masyarakat
pendukung itu sendiri. Analisis etik adalah penggambaran pertunjukan dengan
cara pandang teoritis dari penelitian peristiwa pertunjukan tersebut.
Teori etnosains adalah teori yang mengaplikasikan pandangan dan konsepkonsep masyarakat pendukung kebudayaan yang diteliti. Secara prinsip, teori ini
mencoba merumuskan aturan-aturan mengenai cara berpikir yang mungkin
melatarbelakangi suatu kebudayaan, kendatipun atura-aturan tersebut hanya
dikemukakan secara intuisi. Dengan demikian aturan-aturan hanya dicoba
dirumuskan berdasarkan analisis logis terhadap data-data etnografis, dan
kemungkinan bahwa analisis itu diwarnai penelitian sepihak dari peneliti , sejauh
mungkin akan dihindari (Ihromi 1987:67).
Untuk melihat sejauh mana perkembangan musik progresif metal sebagai
salah satu musik popular yang berkembang di Medan. Penulia akan ngunakan
teori ditawarkan oleh Nettl dalam Eight Urban Musical Cultures: Traditional and
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Change (1978:171) menawarkan dua pola proses kebudayaan, yaitu modernisasi
dan westernisasi. Modernisasi adalah suatu proses pengadaptasian yang
menonjolkan tampilan dari barat dengan tujuan untuk memperluas, dengan tidak
menggantikan elemen-elemen utamanya. Westernisasi adalah suatu proses
pembaratan, dimana budaya barat telah menjadi budaya tempatan atau asli yang
menggantikan elemen-elemen budaya tempatan atau asli tersebut. Perkaitan
dengan perkembangan musik progressive metal di Medan, kedua pola peroses
perubahan kebudayaan inilah yang diadopsi oleh pemusik dan penikmat musik
progressive metal di Medan. Pengaruh modernisasi tercermin dari pola pikir
mereka yang menyukai musik progressive metal yang secara nyata bukan berasal
dari budaya Indonesia, pengaruh westernisasi tercermin dari perwujudan prilaku
sosial dan musikal, serta gaya berpakaian yang mereka tiru.
Manuel (1988:2) mengatakan bahwa “kata musik populer telah digunakan
secara umum dalam tulisan-tulisa berbahasa inggris untuk mengartikan musik
rakyat dari seni musik yang di asosiasikan dengan kaum elit. Kata musik populer
ini bisa juga dideskripsikan sebagai sebagai bentuk dari musik yang berkembang
di abad ini yang mempunyai hubungan erat dengan media massa”. Hal ini
semakin memperkuat anggapan penulis bahwa salah satu musik populer yaitu
musik progressive metal, memang berkembang melaliu media massa ketika suatu
masyarakat mengalami proses industrialisasi (dimana musisi sebagai produsen,
masyarakat sebagai konsumennya dan sebagai medianya adalah media massa).
Dan akibatnya, tercipta produk budaya yang diproduksi oleh produser untuk
kemudian dijual di pasar luas dan di prodiksi ulang oleh media massa yang
akhirnya di konsumsi oleh konsumen.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Untuk memperkuat teori bahwa musik progressive metal berkembang
dikota-kota besar dan menjadi bagian dari kajian Etnomusikologi, Nettle dalam
Recent Directions in Etnomusicology (1992:380,384) mengemukakan tentang
fenomena Etnomusikologi Urban, yang merupakan suatu studi terhadap budaya
kaum minoritas dan musik para imigran. Dalam hal ini dapat dianalisis adalah
bahwa gejala urbanisasi memunculkan istilah Etnomusikologi Urban dengan
melihat bagaimana telah terjadi transformasi kota dalam konteks budaya individu
yang melahirkan budaya sentramultikultural di pusat kota tersebut. Dikaitkan
dengan sejarah awal musik progressive metal yang berasal dari musik rock di
Barat, hal inilah yang terjadi hingga akhirnya musik rock dan perkembangannya
terus berkembang luas termasuk ke Medan sebagai salah satu kota besar di
Sumatera.
Untuk membahas bahwa musik progreassive metal sebagai salah satu
musik populer yang selalu berhubungan dengan pertunjukan, media massa dan
industri rekaman, Nettle mengatakan dalam popular Music of The Non-Western
World (Manuel, 1988:2) bahwa mudik populer selalu dikaitkan dengan wilayah
perkotaan yang diorientasika kepada penonton, ditampilkan oleh para profesional
yang menghargai hasil karya musiknya, mempunyai statistika sendiri tentang
musik seni dari suatu budaya yang mulai pada abad ke-20, persebarannya meluas
melalui media massa, radio, dan industri rekaman. Jadi jelas bahwa konser-konser
musik progressive metal dalam hal ini sebagai salah satu sub genre dari musik
rock yang sering diadakan, kaset-kaset industri rekaman yang beredar, dan media
massa, yang juga ikut berpartisipasi adalah hal-hal yang mempengaruhi
perkembangan musik progressive metal.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Selanjutnya untuk membahas bahwa dalam bidang musik populer
menganut prinsip “sistem bintang” begitu pula yang terjadi pada musik
progressive metal, Manuel (1988:3) mengatakan bahwa “musik populer sering
menjadi musik hiburan sekuler/duniawi yang produksi dan penggunaannya tidak
di asosiasikan secara intrinsik dengan fungsi-fungsi perputaran kehidupan
tradisional yang khusus atau memiliki satu “sistem bintang”, dimana media
mempromosikan pengaguman terhadap suatu kepribadian yang populer disekitar
gaya hidup para musisi, fshion atau kehidupan pribadi”. Hal ini bertujuan agar
antara musisi dan penggemar memiliki jarak dan batas, dimana nantinya akan
mengakibatkan rasa ingin tahu yang berlebihan dari pengemar terhadap musisi
idoanya itu. Akhirnya media massa pun akan sangat berperan untuk mendekatkan
penggemar secara terus menerus tentang semua hal yang dirasa glamour dalam
berita-berita terbaru dari “bintang” tersebut dan tentu akan membuat para
penggemar akan selalu berfantasi akan kehidupan “bintang”nya itu.
Yang lebih relevan lagi, mengenai “sistem bintang” pada musik populer
terhadap sejarah munculnya musik progressive metal adalah yang seperti
dijelaskan dalam buku yang berjuduk “Musik Populer”, yaitu suatu cara untuk
mencari kebaruan dengan adanya kebiasaan-kebiasaan dalam musik populer yang
diabaikan seperti: ada lagu instrumental, tanpa vokal sama sekali; ada penyayi
atau pemain yang dengan sengaja memilih pakaian jelek atau aksesoris dan
rambut yang aneh seolah mengancam; ada lagu yang diambil dari musik klasik
atau sumber lain yang tidak “akrab” dengan kebanyakan pendengar musik
populer; ada akor atau ritme yang aneh. Tetapi bisanya keanehan-kenehan ini
hanya berfungsi sebagai variasi, dan musiknya tetap jalan sebagaimana biasanya.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
(Mauly Purba dan Ben M. Pasaribu, 2006:8). Begitu pula halnya yang terjadi
pada musik progressive metal, banyak hal-hal baru dalam musik dan penampilan
atau fashion para pemusik progressive metal yang menjadi faktor penarik bagi
yang melihat atau penikmat musiknya dalam hal ini adalah “penggemar”. Dimana
yang sangat berpernan penting sebagai media penghubung adalah media massa,
yang mendekatkan penggemar dan “bintang”nya.
Dari bebrapa teori yang telah dikemukakan diatas, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa penggemar dari musik progressive metal di Medan
kebanyakan adalah kaum remaja. Hal ini dikarenakan yang menjadi target bagi
media massa dalam hal ini musik sebagai hiburan, adalah kaula muda yang selalu
memiliki rasa keingin tahuan yang sangat besar, yang beranggapan bahwa musik
progressive metal memiliki banyak hal-hal baru dalam segi musikal maupun dari
segi penampilan dan pertunjukan musiknya. Hal ini tentunya juga menjadi daya
tarik bagi para musisi untuk memainkannya.
1.5. Metode Penelitian
Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki melalui cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan (Moeliono, 2005:649).
Sedangkan penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan,
analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesisi untuk mengbangkan
prinsip-prinsip umum (Moeliono, 2005:732).
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian
deskriptif yang bersifat kualitatif. Sesuai dengan apa yang ditawarkan oleh
Bogdan dan Taylor (1975:5), yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penulis juga menggunakan
metode pengukuran alat-alat, misalnya dengan membuat angket, teknik sampling,
table atau wawancara berstruktur (Tan 1990:251). Angket adalah teknik
pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyan untuk
diisi sendiri oleh responden (Soehartono 1995:65). Daftar pertanyan yang penulis
buat ada yang bersifat pertanyaan bebas ( jawaban terbuka) dan pertanyaan
tertutup (jawaban tersedia/pilihan).
Deskriptif menyangkut data yang di kumpulkan adalah berupa kata-kata
dan gambar-gambar. Data tersebut antara lain berasal dari naskah wawancara,
catatan lapangan, foto, video dan dokumen lainnya.
Untuk mendukung pada pengumpulan data dalam mengambil segala
permasalahan serta untuk mengaplikasikan metode yang bersifat kualitatif,
penulis akan berpedoman pada disiplin ilmu etnomusikologi seperti apa yang
telah dingkapkan oleh Nettl (1964:63), bahwa ada 2 cara kerja etnomusikologi
yaitu kerja lapangan dan kerja labotarium. Demikian juga yang dikatakan
Merriam, dimana data dikumpulkan dari lapangan, oleh penyidik pada akhirnya
dianalisis di labotariumdan hasil dari kedua metode akan dipusatkan kedalam
suatu studi akhir (1964:39).
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
1.5.1 Studi kepustakaan
Untuk mencari teori, konsep dan juga informasi yang berhubungan dengan
tulisan ini, yang dapat dijadikan landasan dalam penelitian penulis terlebih dahulu
melakukan studi kepustakaan untuk menemukan literatu atau sumber bacaan yang
dibutuhkan dalam melakukan penelitian lapangan.
Sumber bacaan yang dilakukan dapat berasal dari penelitian luar maupun
peneliti dari Indonesia sendiri. Selain bacaan yang dapat berupa majalah atau
Koran, bulletin, buku ilmiah, jurnal, skripsi sarjan, tesis, berita dan lain-lain
penulis juga menggunakan artikel-artikel yang penulis dapat dari beberapa situs
internet dan buku-buku yang dianggap cukup relevan dengan topik permasalahan
dalam penelitian ini, teruatama yang menyangkut pada analisis deskriptif musikal
dan kebudayaan. Buku-buku tersebut antara lain adalah, Musik Populer, terbitan
Lembaga Pendidikan Musik Nusantara(LPSN) yang ditulis oleh Mauly Purba dan
Ben M. Pasaribu, 2006; The Anthropology of Music, tulisan Alan P. Merriam,
1964; Pokok-pokok Antropologi Budaya, karya T.O Ihromi, 1987; serta bukubuku lain yang dianggap relevan dengan topik penelitian ini.
1.5.2 Kerja Lapangan
Penulis melakukan observasi dan wawancara, dilakukan pula perekaman
terhadap informasi utama, seperti perekaman terhadap pertunjukan musik progrsif
metal dan wawancara terhadap pemusik dan penonton yang didalamnya banyak
menggunakan istilah-istilah atau terminologi setempat dengan menggunakan
teknik pendekatan elisitasi (bertanya langsung ke informan).
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
1.5.2.1 Observasi
Observasi atau pengamatan dapat berarti setiap kegiatan untuk melakukan
pengukuran dengan menggunakan indra penglihatan yang juga berati tidak
mengajukan pertanyaan-pertanyaan (Soehartono, 1995:69). Untuk melakukan
pengamatan terlibat, penulis berusaha untuk selalu ikut serta dalam kegiatankegiatan yang dilakukan loleh subjek yang diteliti.
Penulis melakukan penelitian selama empat bulan lebih, dari bulan juni
sampai akhir September. Selain ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh grup musik Foredoom sebagai grup musik progressive metal, penulis juga
dengan mengunjungi beberapa event underground yang di gelar yang menjadi
tempat tampilnya grup-grup musik progressive metal. Dan kebetulan pula penulis
juga terlibat sebagai panitia acara disalah satu acara yang diselenggarakan. Hal ini
sangat membantu penulis dalam mengumpulkan data yang berupa rekaman
pertunjukan dan wawancara terhadap musisi dan audiensnya. Serta wawancara
terhadap pengamat-pengamat musik yang kebetulan juga hadir diacara tersebut.
1.5.2.2 Wawancara
Wawancara menurut Soeharto (1995:67) adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara
(pengumpul data) kepada responden (informan) dan jawaban-jawaban responden
akan dicatat atau direkam dengan alat perekam. Wawancara adalah satu-satunya
teknik yang digunakan untuk memperoleh data tentang kejadian yang tidak dapat
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
diamati secara langsung. Teknik wawancara yang dilakukan penulis adalah
wawancara berfokus (focused interview) dan wawancara bebas (free intervew).
1.5.2.2.1 Alat bantu dokumentasi
Sebagai alat bantu perekam audio dan video penulis menggunakan kamera
digital OLYMPUS FE160/X735 6.0 Megapixel, dengan dengan kapasitas memori
512MB yang memiliki kemampuan merekam dengan durasi 1 jam lebih. Yang
digunakan untuk merekam bunyi musik serta wawancra langsung dengan
informan. Dan juga terdapat beberapa hal yang dianggap sangat penting juga akan
dilakukan pemotretan untuk memberi gambaran secara visual kepada pembaca
tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan musik progressive metal dari segi
pertunjukan.
1.5.3 Lokasi Penelitian
Seperti yang dikemukakan oleh Gomloh dalam artikel “musik rock,
sumber brutalitas?” bahwa keberadaan musik oleh masyarakat penggemarnya
harus dibuktikan melalui pertunjuakan secara live. Penulis akan melakukan
observasi diberbagai tempat pertunjukan musik underground di Medan. Sebagai
sample kajian penulis memilih lokasi penelitian di gedung perjunjukan Aek Mual
Medan yang berada dijalan Setia Budi. Gedung pertunjukan Aek Mual adalah
tempat dimana acara musik underground rutin diadakan di Medan satu kali
sebulan bahkan lebih.
Penulis juga akan melakukan penelitian langsung kebeberapa pertunjukan
musik dimana kelompok musik yang beraliran progressive metal akan tampil.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Dan kemudian penulis akan melakukan wawancara dengan penonton serta grup
musik yang tampil diacara itu. Hal ini bertujuan mempermudah penulis dalam
melakukan penelitian. Dari sana penulis dapat dengan jelas melihat bagaimana
perkembangan musik progressive metal di Medan sehingga pada akhirnya penulis
penulis memilih lokasi-lokasi diatas sebagai tempat penelitian penulis.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
BAB II
GENRE MUSIK BARAT
2.1
Asal Usul dan Genre Musik Rock
Untuk mengetahui asal lusul musik progressive metal, penulis akan
terlebih dahulu menjelaskan mengenai perkembangan musik rock sebagai
cikalbakal munculnya musik progressive metal di dunia. Di dalam The Dictionary
of Music and Musicians (Sadie 1979:111), perjalanan sejarah perkembangan
musik rock di dunia dimulai sejak Perang Dunia II usai, yaitu sejak tahun 1940-an
di Amerika. Ketika itu jutaan penduduk dari daerah-derah terpencil di Amerika
melakukan urbanisasi ke kota-kota besa dengan tujuan mencari pekerjaan untuk
meneruskan hidup mereka. Mereka yang datang ke kota-kota besar ini terdiri dari
berbagai macam suku dengan membawa kebudayaan musik mereka masingmasing. Orang kulit putih dengan musik country-nya dan orang kulit hitam
membawa “black music”-nya (rhythm and blues).
Musik mereka terus berkembang dengan ciri khas masing-masing. Kedua
aliran musik ini akhirnya melahirkan “bintang-bintang” dengan gaya musik
masing-masing. Selanjutnya muncul pula aliran-aliran baru akibat perpaduan dari
kedua jenis musik mereka tadi, seperti folk rock, rock and roll, blues country, jazz
rock, dan sebagainya (Chase 1982:619:638). Musik para musisi ini dapat
didengarkan di radio-radio, juke-boxes, dan kaset-kaset rekaman mereka yang
beredar dipasaran. Musik ternyata telah menjadi bagian hidup para imigran
tersebut dalam menjalani hidup sehari-hari ketika bekerja dan istirahat.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Musik rock yang berkembang dikota-kota besar di Amerika ini akhirnya
telah menjadi budaya baru yanitu budaya urban bagi masyarakat kota yang sangat
heterogen seperti yang di atakan Nettl tentang lahirnya budaya sentramultikultural
akibat dari transformasi kota di pusat-pusat kota besar.
Menurut Chase (1992:631), peda tahun 1955 ada kelompok musik kulit
putih yang mulai diperhitungkan keberadaannya yaitu Bill Hekey (The Comets),
juga muncul musisi rock kulit putih seperti T-Bone Walker, Cduck Berry, dan
Richard yang akhirnya mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap
munculnya kelompok-kelompok musik rock baru yang berasal dari Inggris seperti
The Beatles dan Rolling Stones. Pada tahun 1960-an muncul nama-nama baru
dalam dunia musik rock, diantaranya dari Amerika adalah Jnis Joplin dengan
kelimpok Big Brother-nya, Jeferson Airplane, The Grateful Dead, The Byrds, The
Who, The Doors, Pink Floyd, Bob Dylan, Rod Stewart, Eric Clapton, dan lainnya.
Pada masa 1970-an ada Kiss, Deep Purple, Black Sabbath, judas priest, Sex
Pistols, David Bowie, Bruce Spingsteen, dan lain segbagainya.
Memasuki era 1980-an, semakin banyak musisi baru yang muncul dengan
berbagai macam sub aliran lagi sebagai pecahan dari aliran musik rock,
diantaranya Metallica, The Ramones, The Misfis, The Damned, Motley Crue,
Social Distrotions, Twisted Sister, Pantera, The Clash, Black Flag, Guns ‘n Roses,
U2, Bon Jovi dan sebaginya. Ketika di era 1990-an semakin banyak lagi sub-sub
aliran baru di musik rock seperti metal, hardcore, grunge, grind core , death metal,
metal core, progressive metal dan sebagainya yang melahirkan “bintang-bintang”
baru pula, mulai dari Nirvana, Rage Against The Machine, Pantera, Slipknot,
Misery Index, Dream Theater dan sebagainya. Dan diawal tahun 2000-an muncul
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
band baru seperti Incubus, Linkin Park, System of a Down, Static X dan lain
sebaginya.
Asal usul dan perkembangan dari musik rock ini tentunya tidak terlepas
dari media-media populer yang sagat besar peranannya dalam menyebarluaskan
informasi mengenai musik rock sebagai salah satu musik populer yang sedang
berkembang di dunia. Hingga musik rock tersebut dapat diterima dan berkembang
pada masyarakat diluar tempat musik rock tersebut berasal.
2.2
Asal Musik Progressive Metal dan Gambaran Umum Musik
Progressive Metal
Seperti yang sudah penulis jelaskan secara singkat pada bab I, bahwa
musik progressive metal adalah sebuah inovasi dari musik rock yang sudah ada
sebelumnya ditahun 1980-an. Yang mana erat kaitannya dengan musik
progressive rock dan musik metal yang juga sama-sama berasal dari musik rock.
Munculnya aliran musik progressive metal diawali dengan lahirnya aliran
musik progressive rock di era 1960-an dan era 1970-an seperti kelompok musik
Yes, Pink Ployd, Jetro Tull, King Crimson, Genesis dan Rush. Akan tetapi
progressive metal tidak dapat berkembang dijalurnya sendiri hingga di
pertengahan 1980-an. Pada saat itu muncul sebuah kelompok musik dengan nama
“Rainbow” dimana mereka telah memiliki banyak unsur-unsur musik progressive
metal pada musiknya dan telah bereksperimen dengan menggabungkan fushion
metal dengan sentuhan klasik, walau begitu jenis musik ini belum diakui pada
masa itu.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Akan tetapi kelompok-kelompok musik seperti Rainbow pada umumnya
masih dikatagorikan sebagai kelompok musik heavy metal, seperti juga halnya
Qween Styce, dan Dream Theater yang pada umumnya mengambil elemen dari
aliran musik progressive rock yang bersifat instrumental secara struktur
komposisi lagu dan kemudian menggabungkannya dengan karakter aliran musik
heavy metal seperti Metalicca, Deep Purple, Black Sabbath, Megadeath dan Iron
Maiden. Hasilnya dapat kita gambarkan progressive rock dengan sound heavy
metal.
Walaupun mereka memainkan musik blues dengan warna atau karakter
metal elemen progresif yang mereka ciptakan telah memberikan dampak kepada
kelompok musik yang sudah dikenal lainnya. Judas Pricee, walaupun bukanlah
kelompok musik progressive metal, tapi mereka memberikan kontribusi yang
cukup besar pada album mereka ”The Essential Judas Priest Compilation” yang
menciptakan contoh pertama musik progressive metal dengan lagu mereka “
Victim Of Changes “. Genre ini mendapat perhatian dari media diawal 90-an
ketika Queensryces dengan lagunya “ Silent Insidity “ menjadi hits di radio dan
MTV. Walau lagu tersebut tidak memiliki karakteristik dari musik progressive
metal tapi tetap saja hal tersebut menjadikan musik kelompok musik ini sebagai
kebanggaan bagi para fans-nya.
Pada tahun 1993, Dream Theater dengan lagu Full Me Under ( album
images dan words 1992 ) menjadi popular di radio-radio dan MTV. Lagu tersebut
lebih menunjukkan karakter progressive metal-nya dibandingkan dengan lagu
Queensryches “Silent Insidity “, akan tetapi lebih tepat dideskripsikan sebagai
musik heavy metal.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Kelompok musik yang muncul di era 1990 an seperti Paint Of Salvation,
Opeth fool and Sympony X, masing-masing mereka mencoba memberikan warna
baru dari musik mereka dengan menggali sound yang khas dari kelompok musik
Watch Tower, Atheist and Cynie, dimana dari ketiga mereka ini menggambarkan
struktur lagu yang sangat kompleks dan suatu yang luar biasa didalam
instrumentasinya.
Musik progressive metal memiliki komposisi musik yang compleks,
birama ganjil yang khas, dan tekhnik permainan instrument musik dengan tingkat
kesulitan yang tinggi. Musik ini dimainkan dengan tempo berkisar 180 sampai
220ms. Dengan karakter sound musik yang sama dengan karakter sound pada
musik metal/heavy metal, seperti sound distorsi gitar elektrik yang tebal dan berat
(low gain). Para gitaris metal biasanya lebih memilih menggunakan ampli tabung
sebagai ampli gitarnya, hal ini dikarenakan ampila tabung memiliki tendangan
gain yang sangat tinggi, seperti ampli-ampli gitar dengan merek Marshall, Mesa
Bogie, Randal dan sebagainya. Diimbangi pula dengan karakter sound drum yang
bright ( karakter bass dan treble lebih terasa), sehingga bila dipadukan akan
menghasilkan sound musik yang sangat megah. 1
Walaupun memiliki karakter sound yang sama, musik metal dan
progressive metal memiliki perbedaan pada struktur komposisi musiknya, dimana
musik metal sebelumnya masih menggunakan struktur komposisi musik yang
umum digunakan dalam komposisi musik populer, seperti pola birama yang
umumnya 3/4, atau
4/4 yang terus digunakan dalam satu komposisi lagu.
Peletakan intro, song, bridge, chorus dan outro yang masih lazim digunakan
1
Majalah Audio Pro Edisi 07/Thn.VI/Juli 2005
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
dalam sebuah komposisi musik metal atau musik populer lainnya. Sedangkan
dalam sebuah komposisi musik perogressive metal, penggunaan pola birama bisa
berubah disetiap bar, seperti birama 3/4 ke 7/4 lalu berikutnya ke 5/4 dan lain
sebagainya. Dengan kata lain musik progressive metal lebih bebas dalam
penggunaan birama. Dalam sebuah kompoisi musik progressive metal sangat
jarang dijumpai penggunaan susunan intro, song, bridge, chorus dan outro.
Komposisi musiknya mengalir begitu saja, dan sangat jarang pula dijumpai polapola pengulangan atau pola repetitif.
Begitu pula pada lirik-lirik lagu pada musik progressive metal, liriknya
terkadang sangat lepas dan lugas. Tanpa harus memikirkan norma dan sopan
santun dalam bahasa, bisa berisi cacian dan makian atau hal-hal lain sebagainya.
Hal ini pula yang menyebabkan musik ini tidak dapat kita jumpai di acara televisi.
Lirik-liriknya bisa menceritakan tentang apa saja, salah satu contoh pada grup
musik progressive metal asal Kanada yang bernama Psyopus dalam lagunya yang
berjudu ”Insect” pada labumnya yang berjudul ”Imogenis Puzzle” yang dirilis
pada tahun 2002, liriknya menceritakan tentang proses reproduksi pada serangga,
hal tersebut membuat kelompok musik ini menjadi sangat unik.
Perkembangan yang sangat pesat terjadi di tahun 2000-an. Dimana
bermunculan kelompok-kelompok musik progressive metal
baru yang sudah
memiliki ciri dan karakter musiknya masing-masing, baik itu dari karakter sound
ataupun dari aransemen musiknya. Tidak hanya dari Amerika, tetapi juga dari
Asia bahkan Indonesia. Mereka sangat mudah dijumpai disitus-situs internet
seperti www.myspace.com, dimana situs ini adalah situs nomor dua terbesar
peminatnya di Amerika. Situs ini memberikan sarana untuk menyebar luaskan
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
profil band-band yang terdaftar disitus ini keseluruh jaringan internet didunia.
Disitus tersebut bisa kita jumpai kelompok musik dengan nama-nama baru dengan
aliran musik progressive metal ataupun jenis musik lain lengkap dengan video
dan list-list lagu mereka yang setiap saat bisa didownload dengan sangat mudah.
Diantaranya ada The Dillinger Escape Plan, Chepalic Carnage, Ion Dissonance,
Psyopus, Dead Vertical dan Nasakrat dari Indonesia dan lain sebagainya. Mereka
adalah generasi baru dari musik progressive metal, yang sekarang sangat di
gemari oleh pencinta musik progressive metal diseluruh dunia.
2.3
Masuknya Musik Progressive Metal di Medan dalam Konteks
Indonesia
Memasuki era globalisasi, hampir seluruh dunia mengalami pengaruh
ekspansi budaya. Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi objek pengaruh
ekspansi budaya yang berasal dari barat. Hampir seluruh kegiatan hidup manusia
sehari-hari di Indonesia telah menerima pengaruh tersebut, tidak terkecuali dalam
selera musik.
Akibatnya musncul satu trend bahawa ada kecenderungan pada kalangan
remaja Indnesia lebih menyukai hal-hal yang datang dari luar, termasuk juga
selera musik. Seperti yang di kemukakan oleh Manuel (1988:8) diantaranya,
benarkah produk-produk musik dianggap sebagi ekspresi yang tumbuh dan
mengakar secara murni dari kesadaran estetika, ideologi, maupun aspirasi
individu, kelompok etnis, ataupun kelas sosial.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Sebelum penulis menjelaskan tentang masuknya musik progressve metal
ke Medan, terlebihdahulu penulis akan menjelaskan sedikit sejarah tentang musik
rock sebagai pionir musik ’keras’ di Indonesia secara umum.
2.3.1
Masuknya Musik Rock Sebagai Cikal Bakal Musik Progressive Metal
di Indonesia
Secara umum masuknya musik progressive metal di Indonesia tidak bisa
terlepas dari lahirnya rock undrground di Indonesia., dari evolusi rocker-rocker
pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gypsy
(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Trencem (Solo), AKA/SAS
(Surabaya), Bentoel (Malang), hingga Rawa Rontek dari Banten. Mereka inilah
generasi pertama rocker Indonesia. Istilah underground sendiri sebenarnya sudah
digunakan Majalah Aktuil Sejak Awal era 70-an. Istilah tersebut digunakan
majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasikan
kelompok-kelompok musik yang memainkan musik ’keras’ dengan gaya yang
lebih ’liar’ dan ’ekstrem’ untuk ukuran jamannya. Pada masa itu mereka
kebanyakan masih meng-cover lagu-lagu dari band-band luar negeri seperti Deep
Purple, Led Zeppeline, Black Sabbath, Genessis hingga Rolling Stones. Tradisi
yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah hanya sedikit saja album
rekaman yang terlahir dari band-band rock generasi 70-an ini.
Dekade 80-an tercatat sebagai masa perkembangan rock n’ roll dam mulai
bergerak subkultur kearah industri. Tokoh sentral yang dominan mewarnai
perkembangan musik rock di era 80-an tentu saja Log Zhelebour asal Surabaya.
Mantan pengusaha rental lampun disko yang nekat mengkapitalisasi musik rock
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
berkat dukungan perusahaan rokok ternama ini secara berkala sukses
mengorganisir Festival Rock Se-Indonesia yang babak finalnya selalu digelar
dikota Surabaya. Gara-gara festival inilah media massa nasional kemudian
mengklaim Surabaya sebagai barometer musi rock Indonesia. Ajang kompetisi
band-band rock nasional yang di gelar sejak tahun 1984 ini di kemudian hari
banyak melahirkan alumni-alumni kelompok musik rock yang namanya sempat
mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock
(Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan)
hingga Roxx (Jakarta). Menjelang era 80-an, diseluruh dunia waktu itu anak-anak
muda sedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan style
musik metal yang lebih ekstrem dari musik heavy meta. Band-band yang menjadi
panutannya antara lain adalah Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator,
Sodom, Antrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota-kota besar di Indonesia
seperti Jakarta, Bandung, Jogyakarta, Surabaya, Malang, Bali hingga Medan
pengikut musik undergroundnya berasal dari musik ekstrem tersebut. Di Jakarta
sendiri komunitas metal pertama kali tampil didepan publik pada awal tahun
1988. Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini
sering hang out di Pid Pud, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah,
Jakarta Selatan. Band yang ada disana antara lain Roxx (Metallica & Antrax),
Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion of Resources (Exodus), Painfull
Death, Rotor (Kreator), Razzle (GNR), Jenazah hingga Mortus (Obituary).
Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak membelah diri menjadi
band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal dari band beraliran
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
gothic metal yaitu Getah, dan juga Rotor yang terbentuk pada tahun 1992 setelah
keluarnya Irvan Sembiring gitaris Sucker Head.
Di tahun 90-an, di Indonesia mulai berkembang kelompok-kelompok
musik yang beraliran hip metal, modern rock dan nu metal. Aliran musik ini
sempat merambah belantika musik dan industri musik
ditanah air, dengan
munculnya band-band tanah air yang sangat pesat merebak industri musik
Indonesia, seperti Scoop (hip metal), Purgatory (nu metal), Alakazam (nu metal),
Keripik Pedeus (rep metal), hingga Jamrud (modern rock). Hal ini tentunya
memberi warna baru bagi belantika musik Indonesia.
Lain halnya yang terjadi di tahun 2000-an, beraneka macam jenis baru dari
musik rock mulai muncul ke permukaan, dimana saat itu ada banyak sekali bandband dengan mengusung musik rock sudah diramu sedemikian rupa sehingga
menghasilkan genre baru dalam musik rock di Indonesia khususnya, seperti Saint
Loco (memadukan hip metal dengan pop), Taboo (british rock), Rocket Rokers
(punk rock dengan pop) dan lain sebagainya.
Sedangkan musik progressive metal sendiri mulai masuk ke Indonesia dari
tahun 1990-an bersamaan dengan masuknya musik-musik populer lain yang juga
lagi in di Eropa. Akan tetapi pada masa itu musik progressive metal belum banyak
menarik perhatian masyarakat Indonesia. Hingga pada tahun 1993, kelompok
musik Dream Theater dengan lagu “Full Me Under” (album “Images And Words”
1992) menjadi popular di radio-radio dan MTV. 2 Hal memberi pengaruh yang
cukup besar terhadap perkembangan musik progressive metal di Indonesia.
Antusias masyarakat terhadap kelompok musik Dream Theater ini dibuktikan
2
http://www.wikipedia.org/metalprog
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
dengan suksesnya Bass Clinic Event yang diselenggarakan oleh majalah Audio
Pro Indonesia tahun 2003 di Jakarta dengan mengundang pemain bass dari
kelompok musik Dream Theater yang bernama John Miyung. Klinik bass ini
dihadiri oleh musisi terkenal Indonesia. Mereka datang segala keingin tahuannya
musik progressive metal. 3
Grup musik yang beraliran progressive metal di Indonesia baru muncul di
tahun 2000-an, itu pun bisa dihitung dengan jari. Belum adanya lebel-lebel
rekaman yang mau menerima musik ini membuat band-band tersebut memilih
jalur musik underground sebagai ruang lingkup mereka. Hal ini dikarenakan
musik progressive metal dianggap tidak komersil dalam arti tidak easy listning
bagi kebanyakan lebel rekaman. Sampai-sampai mereka harus memilih jalur indie
lable. 4 Hingga berdirinya Rotrefor Record di Jakarta, dimana mereka berani
merekrut band-band underground untuk di produseri. Diantara sekian banyak
band-band underground yang mereka produseri, diantaranya adalah grup-grup
musik yang beraliran progressive metal. Keolmpok musik tersebut diantaranya
adalah Siksa Kubur, Death Vertikal, Discuss dan Nasakrat. Walaupun masih
banyak band-band progressive metal di Indonesia, tetapi band-band yang penulis
disebutkan tadilah yang sudah muncul kepermukan dan menjadi pionir band
progressive metal di Indonesia.
2.3.2
Masuknya Musik Progressive Metal di Medan
3
Baca majalah Audio Pro Edisi Khusus Bass John Miyung tahun 2003
Indie Lable menurut Gomloh (2001: 9), adalah sebutan untuk industri rekaman musik,
dimana posisi pemusik juga merangkap sebagai produser, eksekutif produser, penata musik untuk
rekamannya dan juga sebagai distributor yang biasanya jumlah prodiksi rekaman tergantung pada
keuangan sendiri juga. Lihat juga Fajar Arifan S.sn: Perkembangan Musik Indie Lable di
Indonesia dalam jurnal, UHP. Vol 3, No 2 September 2006, Hal 8-33.
4
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Medan sebagai salah satu kota besar di Sumatera, juga menerima arus
modernisasi dalam perkembangan musik terutama dalam hal ini musik
progressive metal.
Seperti pada umumnya di Indonesia, musik rock lah yang menjadi pionir
untuk jenis-jenis musik lainnya. Musik rock mulai menyebar ke Medan sekitar
akhir tahun 1970-an. Pada waktu itu, banyak remaja Medan yang mulai menekuni
kegemaran baru yaitu bermain musik rock, meniru anak-anak muda Jakarta yang
juga sedang gemar-gemarnya dengan musik rock. Mereka mulai membentuk
kelompok musik rock dan berusaha tampil diberbagai konteks pertunjukan yang
diselenggarakan di Medan. Perkembangan musik rock di Medan pada tahun 1970an, ditandai banyaknya bermunculan kelompok-kelompok musik rock seperti
Minstreal, Freedom, Minstream, Destroyer’s, The Stroom, Lime Stone dan lain
sebagainya. Kehadiran mereka ternyata telah membangkitkan semangat bermusik
dikalangan anak-anak muda Medan. Bahkan mereka juga telah berhasil
mendapatkan penggemar yang membentuk kelompok masing-masing terhadap
musisi yang di idolakannya tersebut. Hal ini terbukti ketika diadakan pertunjukan
musik rock pada waktu itu, pada penggemar selalu bersikap fanatik dengan
teriakan-teriakan yang histeris ketika musisi idola mereka tampil, gaya
perpakaian, dan dandanan mereka dimiripkan dengan gaya musisi idolanya, dan
perilaku-perilaku ciri khas lainnya. Biasanya juga, ketika para musisi Medan
tersebut tampil pada satu pertunjukan musik rock, mereka selalu membawa
suporter dan penggemar mereka dengan membawa perlengkapan bendera,
kembang api atau spanduk dan sejenisnya. 5
5
Baca “Satu Dasawarsa Konser Musik Siblonk (Catatan Pendek Perjalanan Musik Rock di
Medan) oleh Dharma, (2001: 3-7)
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan beberapa informan, maka
penulis mendapat data-data yang berhubungan dengan perkembangan musik
progressive metal di Medan. Komunitas musik underground di Medan terbentuk
atas ide-ide dari anak-anak muda kreatif yang mempunyai satu pemikiran dan
tujuan yang sama dengan maksud mempersatukan band-band underground
Medan, walaupun berbeda sub aliran, kedalam satu wadah dengan semangat
persaudaraan dan kekeluargaan untuk sama-sama menumpahkan inspirasi dan
apresiasi bermusik mereka dalam wadah tersebut. Selain itu, mereka juga
mempunyai harapan agar komunitas mereka dapat diterima masyarakat luas
(seperti yang diceritakan Deny Foredoom, salah satu informan penulis).
Dari informasi yang penulis dapat dari Alex (salah satu informan penulis),
bahwa pada tahun 1997 telah ada sebuah komunitas underground yaitu komunitas
ZOR yang berada dijalan Gaperta Medan. Berawal dari sebuah studio musik
sekaligus Event Organizer yang didirikan oleh Adi Oet Lubis yang akrab
dipanggil Si Om, dimana beliau juga merupakan gitaris dari grup musik Zorbotus
(salah satu band death metal Medan saat itu). Dengan beberapa acara musik
underground yang telah mereka diselenggarakan yaitu Psychotherium I sampai V,
komusitas ZOR ini mampu menarik perhatian publik dan khususnya band-band
metal yang ada di Medan. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan komunitas
ZOR menjadi tempat berkumpulnya band-band metal di kota Medan.
Perkembangan yang sangat pesat sekali terjadi pada tahun 2002. Di mana semakin
banyak lahir band-band underground Medan di komunitas ini, seperti Kiblat
(grind core), Backside (hardcore), Schall Bastard (hardcore), Emosi Bangsa
(hardcore), Leviatan (black metal), Hysteria (death metal), Muntah Kawat (death
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
grind), Death Fenomenon (death grind), Blood Infected (death metal), Foredoom
(death core) dan masih banyak lagi. Mereka saling bertukar informasi berkisar
tentang musik yang mereka mainkan, selain itu mereka juga menjalin hubungan
dengan komunitas-komunitas underground lain yang berada diluar Medan baik itu
diseluruh Indonesia bahkan sampai keluar negeri. Hingga akhir tahun 2003 terjadi
perpecahan didalam komunitas ZOR ini yang kemudian menyebabkan adanya
beberapa band yang memilih jalur independent (berdiri sendiri) dan juga ada yang
membentuk komunitas-komunitas baru. Setelah komunitas ZOR barulah muncul
komunitas-komunitas musik underground seperti Tepas Dimensi, Sparky, Fateful
dan lain-lain. Jadi bisa penulis simpulkan, bahwa dari komunitas inilah
perkembangan musik progressive metal Medan di mulai.
Pesatnya informasi tentang musik dari luar negeri cukup memberi
pengaruh terhadap band-band lokal Medan. Sehingga menyebabkan band-band
tersebut mengalami perubahan-perubahan dalam alairan musiknya. Sebutlah salah
satunya adalah grup musik Foredoom yang sebelumnya mengusung aliran musik
deathcore yang memadukan musik death metal denga hardcore, ternyata
mengubah haluan kearah musik progressive metal. Menurut Rio (drumer
Foredoom), musik progressive metal memiliki kokposisi musik yang sangat
kompleks, hingga menimbulkan rasa keingin tahuan mereka untuk memainkan
musik seperti ini. Hal ini ternyata banyak menarik perhatian ’metal head’ kota
Medan.
Hingga tahun 2004, mulai muncul band-band baru mencoba memainkan
musik progressive metal seperti Kumal, Unbroken dan lain-lain. Band-band
tersebut kebanyakan mencontoh gaya musik progressive metal pada band-band
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
dari luar negeri yang sudah memiliki cirikhas masing-masing seperti Ion
Dissonace, Chepalic Carnage, Into The Moat, The Dillinger Escape Plan dan lainlain.
Perkembangan musik progressive metal juga ditandai dengan adanya
pertunjukan-pertunjukan musik underground, dimana pada acara tersebut tampil
pula band-band yang beraliran progressive metal
seperti Foredoom, Kumal,
Unbroken dan lain-lain. Walaupun masih sedikit, band-band progressive metal
tersebut cukup ’mewarnai’ acara.
Menurut Roy Romero, seorang musisi,
pengamat musik sekaligus wartawan tabloid musik Brontak Zine Medan yang
kebetulan sedang meliput acara tersebut berargumen bahwa musik progressive
metal sangat unik, rumit dan inovatif. Acara yang sering kali di adakan di gedung
Aek Mual di jalan Setia Budi Medan ini yang selalu ramai dengan anak-anak
muda yang menyukai musik metal. Sehingga penulis beranggapan bahwa dari sini
bisa dijadikan barometer perkembangan musik-musik metal di Medan.
Menurut hasil wawancara dengan Zoel yang merupakan gitaris dari
kelompok musik Kumal, ia mengatakan masih sedikit sekali band prograssive
metal di Medan, kemungkinan disebabkan sangatlah sulit untuk membuat sebuah
komposisi musik progressive metal. Perlu pendalaman teori dan teknik bermusik
untuk bisa mengerjakan atau memainkan sebuah komposisi musik progressive
metal ujarnya.
Salah satu yang menjadi faktor dalam perkembangan musik underground
khususnya progressive metal di Medan adalah studio musik, baik itu studio
latihan ataupun studio rekaman. Ada beberapa studio musik di kota Medan yang
menjadi ’sarang’ band-band metal kota Medan, diataranya seperti Progressive
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
music studio yang berada dijalan Kampung Susuk, Dagan music studio yang
berada dijalan Skip Medan, dan studio Loury dijalan Dr. Mansyur Medan. Tidak
hanya menawarkan alat-alat musik, beberapa studio di Medan menurut
pengamatan penulis, juga menyediakan jasa rekaman musik. Mereka menerima
produksi rekaman secara indie lable. Bisa dikatakan 80% yang mengisi studio
musik itu adalah band-band dengan aliran musik metal, diantaranya adalah bandband beraliran progressive metal. Disanalah mereka mewujudkan keinginan
bermusik mereka bersama kelompok musiknya. Ada beberapa band-band
progressive metal Medan yang sudah memproduksi album untuk musik mereka
seperti Kumal, Foredoom dan Cranium. Mereka mendistribusikan kaset ataupun
CD album mereka dengan sistem titip jual di studio-studio musik, toko kaset
sampai ke distro-distro seperti distro fateful, sparky, poison ivy dan lain
sebagainya.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Perkembanga Musik Metal
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
BAB III
KARAKTERISTIK MUSIK PROGRESSIVE METAL DAN
KEBERADAAN MUSIK PROGRESSIVE METAL DI KOTA MEDAN
3.1
Karakteristik Musik Progressive Metal
3.1.1
Warna Musik (Timbre )
Dengan mengutip dari penjelasan yang ada di bab II mengenai gambaran
umum musik progressive metal yang terdiri dari ensambel musik morderen seperti
instrumen gitar, bass, drum, keyboard/synthesizers dan vocal, bahwa musik
progressive metal memiliki komposisi musik yang compleks, birama ganjil yang
khas, dan tekhnik permainan instrument musik dengan tingkat kesulitan yang
tinggi. Ternyata hal inilah yang menyebabkan musik progressive metal tidak bisa
dinikmati oleh semua kalangnan masyarakat terutama pada masyarakat awam
pada umumnya. Dengan pengertian bahwa musik ini hanya bisa dinikmati oleh
orang-orang memiliki pengetahuan dan wawasan musik yang lebih mendalam
mengenai musik progressive metal ini. Sehingga yang mendengarkan musik bisa
menikmati setiap detail musik yang khas dengan hal-hal yang janggal atau yang
tidak lazim dijumpai pada saat menengarkan jenis musik lain. Hal-hal yang
janggal tersebut antara lain bisa dirasakan pada pola birama, melodi (nada),
struktur komposisi musik, karakter sound serta warna musik yang sering berubahubah. Sebagai contoh, didalam satu komposisi musik progressive metal sering
kali di jumpai bagian-bagian yang di isi dengan warna musik lain yang karakter
musiknya sangat berbeda jauh dengan karakter musik metal seperti jazz, latin,
musik klasik barat, fushion, musik timur tengah, dan lain sebagainya. Hal ini
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
menimbulkan ke khasan tersendiri dalam musik progressive metal. Para
pendengarnya akan dibawa kedalam spektrum musik yang berubah-ubah saat
mendengarkannya. Tidak hanya itu saja, dalam musik progressive metal sering
pula memadukan warna bunyi-bunyian dari instrumen musik yang dibuat
sedemikian rupa sehingga menghasilkan suara atau bunyi musik yang unik
didengar, seperti suara lengkingan pada gitar, suara microphone vokal yang di
”on-off ”kan (sehingga suara vokal yang didengar terputus-putus), suara drum
digital yang menimbulkan kesan musik techno, instrumen gitar bass yang
dimainkan dengan teknik stumming (dirambas), hingga pengolahan suara
synthesizers dan lain sebagainya.
3.1.2
Birama
Birama-birama asimetris seperti 3/4, 5/8, 7/8, 9/8 sangatlah lazim
digunakan pada musik ini. Tidak hanya ganjil tetapi juga selalu berubah-ubah di
setiap barnya. Sehingga membentuk sebuah pola permainan yang panjang tanpa
ada bagian-bagian yang diulang. Selain itu pula sering juga dijumpai pola-pola
polyrithme.
3.1.3
Tangganada
Tangga nada yang sering digunakan didalam sebuah komposisi lagu
progressive metal antara lain tangganada pentatonic minor dan mayor, harmonic
minor, deminished, dan tangganada cromatic.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
3.1.4
Karakter Sound
Karakter sound pada musik progressive metal pada umumnya sama
dengan kakter sound yang terdapat pada musik-musik metal lain. Karakter suara
efek distorsi dari sound gitar elektrik yang sangat dominan, dengan equalisasi
sound yang lebih berat dan kasar. Para gitarisnya biasa menyebutkan dengan
istilah low gain. Karakter low gain bisa dicontohkan seperti karakter sound pada
lagu-lagu yang diamainkan oleh band-band trash metal di era 1980-an seperti
Metallica, Sepultura, Pantera, Slayer dan lain sebagainya.
3.2
Keberadaan Musik Progresive Metal di Medan
Pada bagian ini, penulis akan menerangkan beberapa aspek-aspek
mengenai keberadaan musik progressive metal, juga tentang pertunjukan musik
progressive metal yang pernah dibuat di Medan. Tetapi sebelumnya penulis akan
menerangkan gambaran kota Medan pada umumnya berdasarkan pengamatan dan
observasi yang penulis lakukan yang dimana kota Medan sebagai tempat dimana
penelititan akan dilakukan.
3.2.1
Gambaran Umum Kota Medan
Menurut Biro Statistika, kota ialah wilayah yang jumlah penduduknya
lebih dari 2500 jiwa. Selain itu, salah satu kriteria penilaian terhadap suatu kota
adalah berdasarkan tingkat kemajuan yang sudah dicapainya, terutama dari segi
ekonomi serta menjadi pusat pemerintahan. Dalam hal ini, Medan merujpakan
pusat pemerintahan dari propinsi Sumatera Utara.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Dari keterangan diatas, dapat kita ambil suatu pengertian dari masyarakat
Medan yaitu sekumpulan orang yang jumlah penduduknya lebih dari 2500 jiwa
yang berhubungan secara tetap dan menjalankan kegiatannya serta terikat bersama
yaitu masyarakat Medan. Pada masa sekarang ini, kota Medan menjadi salah satu
kota yang berkembang di Indonesia, karena telah melakukan banyak
pembangunan, baik dibidang fisik maupun nonfisik. Selain itu, kota Medan juga
menjadi kota nomor tiga terbesar di Indonesia setelah Surabaya, sehingga
menjadikan medan sebagai salah satu kota yang penuh dengan berbagimacam
kegiatan.
Penduduk asli kota Medan adalah suku Melayu yang menurut riwayat kota
Medan ini pada mulanya disebut kampung Medan didirikan oleh Guru Patimpus,
yaitu nenek moyang Datuk Hamparan Perak dan Suku Piring, yang merupakan
nenek dari empat Kepala Suku Kesultanan Deli (Harapan, dkk 1997/1998:15-19
dalam skripsi sarjana Husein 2004). Disamping itu, Medan juga merupakan
daerah perkotaan yang dihuni oleh berbagai etnis daengan latar belakang budaya
yang berbeda pula.
Karena menjadi pusat kegiatan dipropinsi Sumatera Utara, maka Medan
menjadi kota yang sangat sibuk, sehingga hampir sepanjang waktu kota ini selalu
ramai dengan orang besrta kegiatannya. Hal ini dimungkinkan karena Medan
memiliki dua terminal besar, yaitu terminal amplas yang menghubungkan kota
Medan dengan propinsi lainnya, dan terminal tepadu Pinang Baris yang
menghubungkan kota Medan dengan kota-kota yang ada di propinsi Sumatera
Utara. Selain itu Medan juga memiliki satu stasiun kereta api yang
menghubungkan beberapa kota di Sumatera Utara, dan juga Bandar udara
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Polonia, yang menghubungkan Medan dengan propinsi-propinsi diluar Sumatera
Utara dan diluar Indonesia.
Letak geografis kota Medan terletak dibagian timur propinsi Sumatera
Utara dan berada pada garis koordinat diantara 2o 29’30-2o
47’30 LU dan 98o
35’30-98o 44’30 BT, dan luas area Kota Medan mencapai 26.510Ha (Data
Statistik Kota Medan,2003). Secara administratif, kota Medan memiliki batasbatas wilayah sebagai berikut:
-
Sebelah Utara dengan selat Malaka.
-
Sebelah Selatan dengan kecamatan Deli Tua dan kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
-
Sebelah Barat dengan kecamatan Sunggal kabupten Deli
Serdang.
-
Sebelah Timur dengan kecamatan Percut Sei Tuan dan
Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang.
Dalam tulisan ini masyarakat kota Medan yang dijadikan objek penelitian,
tetapi bukanlah masyarakat Medan secara keseluruahan yang mencapai jutaan
orang, melainkan masyarakat atau komunitas tertentu yang ada di wilayah kota
Medan yang menjadi pecinta dan penikmat musik progressive metal.
3.2.2
Acara Musik Underground Sebagi Ruang Lingkup Musik Progressive
Metal Di Medan
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, acara musik
underground merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya grup-grup musik-
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
musik ekstrem di kota Medan. Progressive metal adalah salah satu dari sekian
banyak jenis-jenis musik ekstrem yang juga berkembang di acara-acara musik
underground. Walau pun tidak menutup kemungkinan musik ini di tampilkan di
acara-acara lain, namun tetap saja para musisinya memilih acara musik
underground sebagai ”kampung halaman” bagi mereka. Beralasan memang,
mereka beranggapan di acara-acara musik underground inilah musik progressive
metal
atau musik-musik ekstrem sejenisnya pertama kali bisa diterima oleh
penontonnya. Hal ini di karenakan yang datang dan menonton di acara ini ratarata bukanlah orang-orang awam, tetapi para penikmat musik ekstrem dengan
segudang pengetahun mereka terntang musik underground. Sehingga siapa saja
band-band underground yang tampil pasti akan mendapatkan sambutan hangat
dari para penontonnya. Biasanya para penontonnya akan melakukan aksi
”mosing” disaat ada grup musik yang tampil. Ini adalah suatu cara bagi mereka
untuk mengekspresikan apresiasi mereka terhadap musik yang mereka sukai.
Di Medan acara-acara underground tersebut sering di adakan dibeberapa
tempat seperti di gedung Aek Mual yang berada di jalan Setia Budi, Kapendam,
Pendopo USU, Studio Kalista dan lain sebagainya.
Acara ini biasanya di adakan oleh grup-grup musik itu sendiri. Dengan
dana yang dikumpukan dari band-band yang akan tampil, mereka sudah bisa
memuaskan para grup-grup musik dan para pecinta musik ekstrem terutama musik
progressve metal di acara itu. Rasa persaudaraan yang kuat memang menjadi
modal dasar bagi mereka untuk membuat sebuah acara uderground, semangat
kebersaman sangat jelas terlihat disaat mereka menyuarakan aspirasi-aspirasi
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
mereka diacara musik underground ini. Selain sebagai acara musik, mereka juga
menganggap bahwa acara musik underground adalah sebuah media tempat
mereka berorasi, berekspresi dan berapresiasi secara bebas tanpa batas.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
BAB IV
PERKEMBANGAN MUSIK PROGRESSIVE METAL DI MEDAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan pembahasan dari beberapa hal
yang menjadi pokok permasalahan yang telah penulis tetapkan di bab I. Pokok
permasalahan tersebut antara lain adalah bagaimana perkembangan musik
progressive metal di Medan dan apa faktor yang mempengaruhi perkembangan
musik progressive metal di Medan.
4.1
Perkembangan Musik Progressive Metal di Medan
Perkembangan musik progressive metal di Medan menurut penulis bisa
dilihat dari hal-hal yang berhubungan dengan musik progressive metal itu sendiri.
Untuk memperkuat anggapan tersebut, penulis menggunakan konsep yang di
tawarkan oleh Garraghan (1957:3) menurutnya, istilah sejarah memiliki tiga
pengertian yang saling berhubungan yaitu: (1) peristiwa-peristiwa dimasa lampau;
aktivitas yang telah lalu; (2) rekaman masalah yang sama pada butir (1); dan (3)
proses atau teknik membuat rekaman.
Dengan berpedoman dengan hal-hal di atas, penulis akan mendeskripsikan
perkembangan musik progressive metal dimulai dari munculnya kelompokkelompok musik progressive metal
Medan dengan berbagai latar belakang
mereka masing-masing. Yang mana penulis juga akan memaparkan beberapa halhal yang penulis anggap masih relevan dengan pokok permaslahan antara lain,
siapa yang memainkan musik progressive metal dan apa alasan mereka
memainkan musik progressive metal; dimana atau pada momen apa saja musik ini
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
biasa dimainkan; bagaimana proses pengerjaan atau penciptaan lagu pada
kelompok musik progressive metal (dalam hal ini penulis akan memilih salah satu
grup musik progressive metal yang eksis di Medan untuk penulis diteliti), sampai
pada strategi pemasaran yang dilakukan oleh kelompok musik progressive metal
ini dalam memproduksi album-album mereka.
4.1.1
Lahirnya Kelompok-kelompok Musik Progressive Metal di Medan
Seperti yang sudah penulis jelaskan, bahwa kelompok-kelompok musik
progressive metal di Medan lahir dengan latar belakangnya masing-masing. Latar
belakang yang penulis maksudkan disini adalah proses dari terbentuknya
kelompok-kelompok musik tersebut. Dari beberapa observasi yang penulis
lakukan terhadap beberapa kolompok musik progressive metal di Medan penulis
penemukan bahwa, ada beberapa kelompok musik yang sebelumnya memiliki
basic musik yang berbeda seperti death metal, grindcore, hardcore dan lain
sebagainya, yang akhirnya memilih untuk memainkan musik progressive metal.
Ada pula kelompok musik yang merupakan pecahan dari beberapa kelompok
musik, yang kemudian bergabung untuk membentuk sebuah keompok musik baru
yang beraliran progressive metal. Selain itu juga ada kelompok musik yang
terbentuk dari inisiatif beberapa musisi yang ingin memainkan musik progressive
metal walaupun sifatnya hanya sementara saja.
Ada beberapa kelompok musik progressive metal yang eksis di Medan
seperti, Foredoom, Kumal, Cranium, Djind dan lain sebagainya. Rata-rata mereka
adalah sekumpulan remaja yang sangat tergila-gila akan musik progressive metal.
Bukannya tanpa alasan, kelompok-kelompok musik ini menyukai musik
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
progressive metal antara lain karena musik ini mampu memuaskan hasrat
bermusik mereka. Menurut anggapan mereka, struktur kompisisi yang kompleks
pada musik ini menjadi daya tarik bagi mereka untuk memainkannya. Hal ini
membuat mereka menjadi lebih penasaran lagi untuk menggali potonsi-potensi
bermusik mereka, khususnya pada musik progressive metal. Pada musik
progressive metal para musisi dari kelompok-kelompok musik tersebut bisa lebih
memaksimalkan kepiawaian mereka dalam memainkan instrumen musiknya. Hal
ini ternyata menimbulkan dampak positif bagi kelompok-kelompok musik
porgressive metal tersebut. Karena keunikan dan kepiawaiannya masing-masing,
ternyata mampu menarik perhatian publik sehingga membuat kelompokkelompok musik tersebut sering di undang ke acara-acara musik yang lebih
bergengsi selain selain bermain diacara-acara musik underground saja, yang mana
mereka beranggapan bahwa acara musik underground itu sendiri merupakan
”kampung halaman” bagi mereka.
Masalah eksistensi pada kelompok-kelompok musik progressive metal di
Medan merupakan hal yang sangat penting bagi penulis untuk menjadi
pertimbangan dalam memilah-milah kelompok musik yang akan penulis teliti.
Dari beberapa band-band progressive metal yang sudah penulis sebutkan diatas.
Penulis memilih grup musik Foredoom sebagai objek dari penelitian yang penulis
lakukan. Yang mana menurut anggapan dari beberapa sumber yang penulis
wawancarai, grup musik Foredoom ini adalah salah satu kelompok musik
progressive metal Medan yang memiliki eksistensi lebih tinggi tingkatannya dari
kelompok-kelompok musik progressive metal lain di Medan. Hal ini dibuktikan
dengan seringnya grup musik Foredoom tampil diacara-acara musik bergengsi di
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Medan khususnya di tahun 2007 ini. Tidak hanya di pentas musik, tetapi mereka
juga sering menjadi bintang tamu dalam program-program siaran yang di adakan
diradio-radio Medan. Selain itu grup musik Foredoom juga telah mengeluarkan
album edition promo mereka yang berjudul ”Re-Constructed EP” yang baru
diluncurkan pada pertengahan tahun 2007 ini. Yang mana berdasarkan surve
penulis, penjualan albumnya cukup lumayan di kota Medan ini. Penulis
beranggapan bahwa hal ini tentunya akan mempermudah penulis untuk
mengumpulkan data mengenai strategi pemasaran album musik yang dilakukan
oleh salah satu kelompok musik metal progressive di Medan.
4.1.2
Proses Pengerjaan Lagu dan Strategi Pemasaran Album
Proses pengerjaan lagu dan strategi pemasaran album pada grup musik
progressive metal merupakan hal yang menarik bagi penulis untuk diteliti. Karena
setiap kelompok musik memiliki cara tersendiri dalam proses pengerjaan lagu dan
memasarkan album musik mereka.
4.1.2.1 Proses Pengerjaan Lagu pada Kelompok Musik Progressive Metal di
Medan
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada beberapa kelompok
musik progressive metal di Medan, ternyata ada banyak cara yang dilakukan
grup-grup musik progressive metal di Medan dalam menciptakan sebuah
komposisi musik atau lagu. Diantaranya ada kelompok musik yang membuat lagu
dengan cara ber-jamsession di studio musik, ada juga yang menotasikan dahulu
melodi-melodi musiknya kedalam sebuah notasi musik dan kemudian dicoba
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
untuk dimainkan bersama. Selain itu ada pula yang menggunakan teknologi
komputer untuk merekam musik atau nada, part demi part hingga tercipta sebuah
komposisi musik yang sudah jadi. Melihat hal tersebut, penulis tertarik untuk
mengikuti proses pengerjaan lagu yang dilakukan oleh grup musik Foredoom
yang mana mereka telah menggunakan teknologi komputerisasi untuk
mempermudah proses pengerjaan lagu pada musik mereka.
Tepatnya di sebuah rumah yang berada di jalan Puri no. 133 Medan yang
notabene adalah basecamp tempat grup musik Foredoom berkumpul dan
membuat lagu. Hanya dengan memanfaatkan sebuah computer intel pentium IV
dan beberapa perangkat sound sederhana, sudah bisa membantu mempermudah
mereka dalam mengerjakan sebuah komposisi lagu sebelum merekamnya
langsung ke studio rekaman yang sesungguhnya. Dengan menjalankan sampel
digital drum dari program musik seperti fuity loops, cubase, sonar dan lain
sebagainya di komputer, mereka sudah bisa membuat beberapa pola pukulan
drum yang suaranya hampir mirip dengan suara drum asli yang biasa dimainkan
oleh pemain drum pada umumnya. Di sisi lain, setelah mereka menemukan
beberapa pola-pola permainan instrumen gitar, bass atau keyboard biasanya
mereka langsung merekamnya kedalam komputer. Hal ini bertujuan untuk
membantu mereka dalam mengingat setiap bagian-bagian dari komposisi musik
yang sudah mereka. Tidak sisa-sia memang, mengingat komposisi musik pada
musik progressive metal memiliki banyak sekali perubahan chord dan
perpindahan nada di sepanjang aransemen musiknya. Untuk melakukan proses
perekaman, grup musik Foredoom biasanya menggunakan program-program
musik komputer seperti noendo dan samplitude. CD program dari software-
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
software ini sangat banyak dan gampang didapat di toko-toko tempat penjualan
CD software di Medan. Tidak hanya instrumen musik, bahkan suara nyanyian
vokal pun bisa direkam menggunakan komputer. Hingga akhirnya mereka
menghasilkan sebuah file musik yang mereka buat dalam format mp3 dengan
kualitas sound yang sangat sederhana sekali, yang kemudian dibagi-bagikan
kepada setiap personilnya untuk dihafal atau dikembangkan lagi hingga lagunya
siap untuk di rekam distudio rekaman yang sebenarnya.. Seperti yang di jelaskan
oleh Deni (vokalis grup musik Foredoom), di Medan sudah cukup banyak bandband yang melakukan proses pengerjaan lagu dengan cara seperti ini. Dengan
mengandalkan sumberdaya manusia
dari personil-personil grup musiknya,
mereka sudah bisa berkreasi sesuai dengan keinginan mereka sendiri tanpa harus
mengeluarkan banyak uang untuk menyewa sebuah studio musik per jamnya.
4.1.2.2 Strategi Pemasaran Kaset/ CD Album
Seperti yang sudah kita ketahui, musik progressive metal yang merupakan
salah satu musik populer yang berkembang di Medan tentunya tidak terlepas dari
kegiatan industri. Mulai dari proses produksi, pendistribusian hingga proses
pemasaran suatu produk musik dalam bentuk album kaset atau CD.
Dalam industri musik tanah air, ada dua jalur yang kerap kali menjadi
pertimbangan bagi grup-grup musik dalam menentukan langkahnya kearah
industri musik. Yaitu jalur indie lable dan major lable. Yang mana masingmasing jalur memiliki konsep yang berbeda.
Tidak di pungkiri memang, citra major label sangatlah buruk dimata bandband indie label kota Medan khususnya. Hal ini membuat mereka tidak ingin
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
hanyut dengan arus sentralisasi Ibukota yang sangat sulit di tembus oleh bandband lokal dari daerah diluar Ibukota Jakarta. Pernyataan ini penulis dapatkan dari
beberapa kelompok musik indie lable Medan yang penulis jumpai secara
langsung.
Begitu banyaknya band-band Medan yang memilih jalur indie label
ternyata mampu membentuk pasar tersendiri dalam perkembangan industri musik
dikota Medan. Walaupun hanya diketahui oleh kalangan-kalangan tertentu saja,
kaset dan CD album indie label ini cukup menjamur di distro-distro sampai tokotoko kaset di seluru kota Medan. Sudah pasti peminatnya sebagian besar adalah
kalula muda, baik itu ”anak band” atau anak muda yang suka mendengarkan
musik.
Dalam memproduksi dan memasarkan sebuah album musik dalam bentuk
CD atau kaset, biasanya ada cara-cara tersendiri yang dilakukan oleh grup-grup
musik untuk bisa menarik perhatian pasar sehingga kaset atau CD album merekan
bisa laku terjual. Begitu pula halnya yang dilakukan oleh band-band prgressive
metal di Medan. Dengan memproduksi sendiri kaset atau CD album musiknya,
mereka menjadi lebih leluasa untuk mengekpresikan keingginan mereka dalam
berkreativitas. Banyak hal yang bisa mereka buat selain hanya sekedar
mempromosikan musik mereka kepada publik. Mereka lebih memanfaatkan
pitensi-potensi dari sumberdaya manusia yang ada di sekelilingnya. Seperti halnya
pada kelompok musik Foredoom, mereka mampu membentuk sebuah tim
produksi yang didalamnya ada beberapa teman-teman mereka yang memiliki
keterampilan dalam bidang music recording, disaingrafis, sampai dengan bidang
percetakan. Hal ini sangat berguna bagi mereka pada saat memastering, membuat
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
cover album, hingga membuat pernak-pernik atau mercendis yang berhubungan
dengan band mereka sendiri. Setelah mereka merekam lagu-lagu mereka di studio
rekaman, biasanya mereka meminimalis pengeluaran dana rekaman mereka
dengan cara memixing dan memastering sendiri lagu-lagu mereka hingga menjadi
sebuah album atau mini album yang layak dijual dalam bentuk CD atau kaset lalu
kemudian mereka perbanyak. Begitu pula pada proses pengcoveran, banyak ideide yang muncul baik itu dari mereka sendiri ataupun dari orang-orang yang
berada disekeliling mereka yang mereka tuangkan kedalam disain cover album
yang mereka kerjakan sendiri. Mereka juga membuat ”baju band” dan pernak
pernik seperti pin, sal yang didalamnya ada logo dari band mereka yang mereka
disain sendiri.
Untuk memasarkan produk-produk mereka dalam hal ini CD album dan
mercendisnya, grup-grup musik seperti grup musik Foredoom ini biasanya
melakukan kerjasama dengan distro-distro yang ada di kota Medan, seperti di
distro Death of Grory, Fateful, Poison Ivy, distro Gresside dan banyak lagi. Selain
menitip jualkan CD-CD lagunya, mereka juga menawarkan kerjasama dalam hal
memproduksi baju dan pernak-penik lainnya, tentunya dengan suatu kesepakatan
bisnis yang sudah mereka setujui sebelumnya. Alhasil, mereka bisa menjual CD
album mereka bersamaan dengan baju band mereka, seperti setiap pembelian satu
buah baju diberi bonus satu CD atau kaset dari album mereka. Selain itu mereka
juga menjual CD album mereka secara langsung atau hand to hand. Bahkan
mereka juga menitipkan CD album mereka kepada teman-teman mereka yang
ingin membantu memasarkan kaset atau CD album mereka tersebut, walaupun
ada yang mengambil persenan dari setiap penjualan ada juga yang tidak.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Proses pemasaran album ini tentunya tidak terlepas dari promosi yang
sangat-gencar mereka lakukan ke radio-radio di Medan seperti Bonsita Fm, Kiss
Fm, Prambors, Visi Fm dan lain sebagainya hingga kesetiap acara-acara musik
saat kelompok musik mereka tampil disana. Selain itu mereka juga melakukan
promosi album mereka di situs-situs internet seperti myspace.com, friendster.com,
youtube.com, purevolume.com, dan lain sebagainnya. Hal ini memungkinkan agar
lagu-lagu mereka bisa dipromosikan sampai keluar negri bahkan keseluruh dunia.
Di situs-situs internet tersebut mereka sering melakukan ”tukar jual” album
dengan kelompok-kelompok musik dari luar negri.
Dari penjabaran diatas, penulis beranggapan bahwa perkembangan musik
Progressive Metal di Medan ternyata memberi dampak positif terhadap
masyarakat Medan umumnya, khususnya bagi sebagian kaum remaja kota Medan
yang musik Progressive Metal. Dimana kelompok-kelompok musik Progressive
Metal di Medan yang mayoritas adalah remaja, mencoba mengoptimalkan
kegiatan bermusik mereka dengan cara yang mandiri dan ”menghasilkan”.
Walaupun musik mereka sulit untuk dinikmati masyarakat awam, tetapi mereka
mencoba menuangkan ekspresi dan kreativitas mereka kepada hal-hal yang
produktif dan inovativ. Sehingga ini menjadi dayatarik tersendiri bagi sebagian
kalangan masyarakat umum di kota Medan.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
4.1.3
Tanggapan Masyarakat Terhadap Perkembangan Musik Progressive
Metal di Medan
Berdasarkan angket yang penulis berikan kepada beberapa mahasiswa,
pamusik, penikmat musik dan beberapa masyarakat umum lainnya. Penulis
menyimpulkan, masih sedikit sekali masyarakat yang mengetahui keberadaan dan
perkembangan musik progressive metal di Medan. Ada sebagian orang yang
hanya pernah mendengar istilah progressive metal tetapi kurang mengetaui apa
sebenarnya musik progressive metal itu sendiri. Ada juga yang tahu dan mengerti
akan musik progressive metal tetapi tidak begitu tertarik untuk mendengarkannya,
dengan alasan musik ini sangat sulit untuk mereka nikmati. Selain itu penulis juga
menjumpai beberapa orang yang menggaku memiliki beberapa koleksi kaset dan
CD musik dari kelompok-kelompok musik progressive metal dari luarnegri
hingga kelompok-kelompok musik progressive metal loka Medan. Lain halnya
tanggapan menurut beberapa musisi, mereka beranggapan bahwa musik
progressive metal adalah musik yang menarik untuk diperlajari ataupun untuk
dimainkan, dengan alasan musik ini cukup sulit untuk dimainkan.
Dari beberapa pendapat masyarakat diatas, penulis beranggapan bahwa hal
tersebut bisa dijadikan tolak ukur bagi penulis untuk mengetahui bagaimana
perkembangan musik progressive metal di kota Medan
4.2
Faktor
–Faktor
Yang
Mempengaruhi
Perkembangan
Musik
Progressive Metal di Medan
Perkembangan musik progressive metal di Medan tentu saja dipengaruhi
oleh beberapa hal, diantaranya oleh media massa sebagai barometer
perkembangan musik progressive metal, remaja Medan sebagai pelaku, studio
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
musik sebagai tempat dan wadah berkumpul, dan yang terakhir pertunjukan musik
sebagai tempat mengeluarkan ekspresi dari individu-individu penggemar musik
dan pemusik progressive metal yang selalu eksis dalam perkembangan musik
progressive metal di Medan.
4.2.1
Media Massa
Perlu diingat kembali bahwa musik progressive metal sebagai salah satu
musik populer yang disebarkan melalui media massa, sama halnya dengan musik
populer lainnya. Untuk membahas bahwa musik progressive metal berkembang
dikota-kota besar yang selalu dikaitkan dengan media massa. Menurut penulis,
musik berkembang melalui media massa ketika suatu massyarakat mengalami
proses industrialisasi. Akibat dari proses itu, maka tercipta produk budaya yang
diproduksi oleh produser untuk kemudian dijual dipasar luas dan diproduksi ulang
oleh media massa yang akhirnya dikonsumsi oleh penggemarnya.
Akhirnya, media massa sangat berperan penting untuk mendekatkan
penggemar dengan idolanya. Jadi, fungsi media massa adalah untuk
mempromosikan ketertarikan penggemar secara terus-menerus tentang semua hal
yang dirasa glamour dalam berita-berita terbaru dari idola yang akan membuat
penggemarnya selalu berfantasi tenteang kehidupan idolanya itu. Hal-hal ini yang
dianggap dapat mempengaruhi dan mengubah perilaku remaja Indonesia pada
umumnya.
Ada beberapa media yang sangat berperan dalam perkembangan musik
progressive metal di Medan, diantaranya radio, televisi dan internet. Seperti
stasuin radio Bonsita Fm yang dominan mengisi program siarannya dengan musik
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
non mainstrim, rock atau underground sekalipun dan memproklamirkan diri
sebagai stasiun radio khusus musik keras (rock, hadrcore, metal, punk, grindcore,
death metal, progressive metal dan lain sebaginya). Radio Prambors Fm yang
memiliki program siaran Rock The Earth pada setiap hari minggu pagi yang
menyiarkan musik-musik keras dari Indonesia dan luar Indonesia, juaga ada
beberapa dari kota Medan yang kadang kadang menyiarkan musi keras seperti
Kiss Fm, Star Fm, Sonya Fm dengan Rock Clasic-nya, dan lain sebagainya.
Selain radio, masih ada TVRI Medan yang juga pernah menyiarkan
pertunjukkan musik rock anak-anak band Medan maupun musisi-musisi rock dari
Ibukota. Dan yang baru-baru ini adalah Deli TV. Berdasarkan penelitian penulis,
TV swasta milik Medan ini pernah beberapa kali menampilkan liputan-liputan
tentang musik underground di kota Medan. Namun media televisi di Indonesia
sampai saat ini masih merupakan suatu lembaga yang sangat sentralistis sehingga
potensi-potensi lokal tadi menjadi sulit diangkat ketingkat nasional, kecuali oleh
televisi lokal juga. 6 Selain itu, masih ada media-media cetak di Medan, yang
selalu menyajikan berita-berita terbaru tentang perkembangan musik. Walau pun
kolom yang disediakan oleh media-media cetak ini tidak besar tetapi paling tidak
media cetak ini juga ikut berperan dalam mempromosikan perkembangan musik
di Medan khusunya musi progressive metal. Beberapa bulletin-bulletin yang
khusus meliput tentang musi metal di Medan yang di produksi oleh komunitaskomunitas musik underground, seperti Brontakzine, Fateful, empatbelas.tk,
Sparky, Siam Balalngan Zines, anakmedan.com dan lain sebagainya.
6
Lihat tulisan “Peran Media Radio didalam Pengembangan Industri Musik” oleh Dimardi
Abas yang disampaikan pada seminar Perkembangan Industri Musik di Sumatera Utara tanggal 9
Mei 2001.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
4.2.2
Remaja
Dalam ilmu-ilmu sosial, studi atas remaja pertama kali dilakukan oleh
sosiolog Talcott Parsons pada awal 1940-an. Berbeda dengan anggapan umum
bahwa remaja adalah kategori yang bersifat alamiah dan dibatasi secara biologis
oleh usia, menurut Parsons remaja adalah sebuah konstruksi sosial yang terusmenerus berubah sesuai dengan waktu dan tempat (Barker 2000). Para pemikir
”cultural studies”
juga berpendapat konsep remaja bukalah sebuah kategori
biologis yang bermakna universal dan tetap. Remaja, sebagai usia dan sebagai
masa transisi, tidak mempunyai karakteristi-karakteristik umum. Dalam
”Subculture, Cultures and Class” (Clarke et al.), ditunjukkna bahwa remaja
terbentuk dalam suatu artikulasi ganda, yaitu dalalam perlawanannya dengan
kebudayaan orang tua dan sekaligus salam perlawanannya dengan kebudayaan
dominan. Ritual-ritual seperti fesyen, musik atau bahasa, dilihat sebagai usaha
untuk memenangkan ruang kultur dalam melawan kebudayaan dominan dan
kebudayaan orang tua. 7
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa kata ”remaja” memiliki banyak
kesan. Ada yang menganggap bahwa remaja merupakan kelompok biasa saja,
tidak berbeda dengan kelompok manusia yang lain. Ada yang menganggap bahwa
remaja adalah sekelompok orang yang suka menyusahkan orang tua. Anggapan
lain, bahwa remaja sebagai potensi manusia yang perlu dimanfaatkan. Tetapi jika
remajanya sendiri diminta pendapatnya, maka mereka akan berbicara tentang
ketidakpedulian, ketidakacuhan orang-orang dewasa terhadap mereka. Atau
mungkin ada pula remaja yang berkata bahwa kelompok mereka adalah kelompok
7
Artha Nugraha Jonar. “Remaja, Gaya Selera”. Artikel Zine ANTARIKSA. 28 November
,2004
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
minoritas yang memiliki kesan tersendiri dan punya ”dunia” sendiri yang sukar
untuk dijamah oleh orang-orang tua. Tidak mustahil jika ada remaja yang
menganggap bahwa mereka adalah kelompok yang bertanggung jawab terhadap
bangsa dan masa depan. 8
Diantara sekian banyak anggapan di atas remaja, anggapan yang terakhir
tampaknya dapat dijadikan acuan untuk para remaja agar dapat mengisi waktu
luang dalam kehidupannya dengan kegiatan-kegiatan positif yang bertanggung
jawab demi masa depannya. Tidak disalahkan jika salah satu kegiatan remaja
dalam mengisi waktu luangnya adalah bemain musik. Hal ini tentunya bermanfaat
untuk pengetahuan musik dan sebagai tempat untuk mengasah bakat yang mereka
miliki.
Dalam aspek sosiologi musik, dapat diketahu sebab-sebab terjadinya
problem-problem sosial yang terjadi pada remaja, misalnya krisis identitas diri,
masalah pergaulan di sekolah, masalah keluarga yang tidak harmonis dan lain
sebagainya. Akibat dari hal-hal tersebut, bisanya mereka akan mencari
ruang/tempat yang sesuai dengan keinginan mereka. Selanjutnya mereka akan
sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan baru, sangat cepat
tertarik terhadap sesuatu yang beru dan popular di kalangan mereka sehingga
mudah dimanipulasi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pembeli kaset-kaset industri
rekaman musik progressive metal atau pada umumnya musik keras adalah kaum
remaja sebagai respon mereka terhadap musik yang mereka sukai. Problema
sosial ini muncul sebagai akibat dari terjadinya interaksi sosial remaja di keluarga,
sekolah, kampus dan lingkungan masyarakat. Jadi, secara keseluruhan dapat di
8
Artha Nugraha Jonar. “Remaja, Gaya Selera”. Artikel Zine ANTARIKSA. 28 November
, 2004
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
katakan aspek sosiologi dalam kehidupan remaja erat kaitannya dengan
perkembangan musik progressive metal, bahwa telah terjadi suatu hubungan
timbal balik antara remaja dan musik progressive metal itu sendiri. Yang mana
remaja disini menjadi media dalam perkembangan musik progressive metal di
Medan dan sebaliknya musik progressive metal menjadi sarana bagi remaja untuk
melakukan aktivitas positif bermusik dan sebagai sarana berekspresi bagi remaja.
Para remaja lebih mementingkan kepuasan bermusiknya ketimbang menjadikan
musik mereka sebagai hiburan bagi masyarakat yang mendengarnya.
Dari kesimpulan angket yang penulis sebarkan, terbukti mereka memang
banyak mengambil pengaruh positif yang disebarkan oleh musisi dan musik
progressive metal itu sendiri. Menurut mereka, semua dikembalikan lagi kepada
pribadi masing-masing penggemar untuk menyaring semua pengaruh yang ada
secara positif. Mereka selalu melihat kenyataan yang terjadi di lingkungan
masyarakat dan alam sekitar mereka. Sedangkan yang menjadi faktor
penghambatnya adalah sikap idealis/arogan yang terlalu berlebihan pada sebagian
remaja Medan yang kurang bisa menerima kelebihan orang lain. Selain itu, ada
sebagian remaja yang dilarang orang tuanya untuk menekuni musik seperti musik
progressive metal karena dianggap musik hanya sekedar kegemaran, tidak bisa
dijadikan sumber keuangan dalam aspek ekonomi.
4.2.3
Studio Musik
Studio musik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu studio latihan dan
studio rekaman. Secara umum banyak sekali terdapat studio-studio musik di
Medan, tetapi sebagian besar berfungsi sebagai studio latihan bermusik.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Sedangkan untuk studio rekaman musik, hanya dibeberapa tempat saja yang
menyediakan fasilitas untuk rekaman.
Studio-studio musik ini rata-rata dikunjungi setiap hari oleh kaum remaja
yang memiliki kelompok musik. Mereka datang untuk latihan bermusik atau
hanya sekedar berkumpul bersama teman-teman mereka. Dari pengunjung yang
sering datang kestudio-studio ini, rata-rata didominasi oleh kaum remaja
penggemar musik keras. Hal ini terbukti bahwa mereka memiliki grup band yang
beraliran seperti progressive rock, progressive metal, grindcore, metal core,
trashmetal, metal dan sebagainya. Biasanya mereka juga sering membawa temanteman hanya untuk sekedar bertemu, bercerita dan berkumpul.
Jika dikaitkan dengan adanya aspek sosiologis musik dalam konteks
remaja, merupakan suatu hal utama, karena dalam kehidupan manusia khususnya
remaja, ada dua hasrat atau keinginan utama yang harus dipenuhi, yaitu:
keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya dan keinginan
untuk menjadi satu dengan orang-orang di sekitarnya (Soekanto 1982:110-111).
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa manusia pada umumnya (khusus
remaja) selalu mempunyai keinginan untuk bertemu dan mengenal sesamanya,
bergabung, dan bersatu dengan orang-oarang disekitarnya. Salah satu tempat
untuk mewujudkan keinginan para remaja penggemar musik progressive metal ini
adalah studio musik. Disini mereka saling mengenal dan menyesuaikan diri
dengan remaja lainnya. Disini juga, akhirnya mereka memiliki banyak teman yang
biasanya melahirkan ide untuk membentuk suatu kelompok musik.
Di Medan, studio-studio yang paling banyak pengunjung biasanya karena
fasilitas yang diberikan oleh studio tersebut lebih baik dari pada studio-studio lain
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
yang jarang dikunjungi. Di Medan ada beberapa studio yang paling banyak
pengunjungnya, diantaranya : JG 411 Music Studio, Progressive Music Studio,
Mita Enterprise Studio, Kalista Studio, Lowrey Musik Studio, dan Bintang Studio.
Selain studio-studio latihan bermusik, juga ada studio-studio rekaman
musik, diantaranya Biru Studio, Citra Studio, Grand Recording Studio, Bazzkill
Records Studio, Fatal Records, 52 Studio dan Musik Room. Mereka meneriman
produksi rekaman secara indie lable, yaitu dengan pengeluaran modal yang
relative kecil. Hal ini desebabkan belum adanya keberanian para produser
rekaman tersebut untuk menjamin bahwa modal mereka akan kembali. Itu adalah
kendala penyebab musisi Medan pada umumnya sulit untuk ikut masuk ke
industri musik nasional.
4.2.4
Pertunjukan Musik
Salah satu ciri khas musik underground adalah disajikan dalam bentuk
perunjukan live yang ditonton oleh banyak orang. Di Medan pertunjukan musik
underground sangat berpengaruh dalam perkembangan musik progressive metal.
hal ini dibukatikan dengan banyaknya generasi-generasi baru musik progressive
metal Medan yang lahir dari sini. Yang mana setiap penyelenggaraan pertunjukan
underground tidak pernah sepi dari peserta penonton khususnya penggemar musik
progressive metal.
Untuk konser secara langsung atau live dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaiut didalam gedung (in door) dan konser dilapangan terbuka (open air).
Keberadaan musik progressive metal oleh masyarakat pendukungnya harus
dibuktikan melalui konser secara langsung. Seperti yang telah diketahui
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
sebelumnya, bahwa ciri khas masyarakat urban adalah kebutuhan akan hiburan.
Hal itu pula yang menjadi motivasi para penyelenggara konser untuk
mengeluarkan dana besar. Selain karena tuntutan kebutuhan masyarakat, konserkonser yang pernah diadakan itu juga memiliki tujuan lain yaitu untuk
kepentingan popularitas musisi dan komunitas yang mengadakannya.
Di Medan, lokasi-lokasi yang sering dijadikan tempat pnyelenggaraan
konser musik progressive metal secara langsung adalah Gedung kapendam,
Gedung Aek Mual, Pendopo USU, Pardede Hall, Kampus ITM, Rock Cafe,
Studio Kalista dan Studio Kirana. Dan beberapa nama acara yang pernah
berlangsung adalah Hardcore Attack, Medan Underground, Core and Roll,
Macbeth dan masih banyak lagi.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai perkembangan musik progressive metal ini
penulis menyimpulkan bahwa musik progressive metal adalah sebuah genre
musik yang memiliki sedikit kelebihan dalam hal materi musiknya dibandingkan
dengan musik popular yang lain, dalam arti musik ini memiliki struktur musik
yang lebih kompleks dari musik-musik popular lainnya. Sehingga musik ini
mampu merangsang musikalitas bagi orang yang mendengarkan atau yang
memainkan musik ini.
Sedangkan yang menjadi ciri kahas pada musik progressive metal adalah
permainan pola-pola ritem pendek yang selalu berubah-ubah dan birama ganjil
yang selalu berganti-ganti. Kemudian pada musik ini sering kali dijumpai nadanada melodi dan progressi chord yang menimbulkan nuansa keras, kelam, kacau
dan dinamis pada komposisi musiknya. Seperti nuansa-nuansa yang dihasilkan
oleh nada-nada diminis, kromatik, pentatonik dan harmonik minor yang
dimainkan dengan karakter sound yang full distorsi. Dipadu dengan
mengkombinasikan warna-warna musik lain kedalam komposisi musiknya seperti
jazz, musik klasik dan musik techno. Musik progressive metal biasanya
dimainkan dengan tempo permainan cepat dan rapat. Lirik yang bebas dan lugas
dinyanyikan dengan suara vokal growl (mengaum) dan scremming (menjerit).
Dari perkembangannya penulis menyimpulkan bahwa istilah progressive
metal muncul setelah musik ini mulai berkembang. Tidak jelas siapa yang
pertama kali menggunakan istilah progressive metal ini. Namun dari beberapa
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
sumber istilah ini mulai marak digunakan sejak tahun 1980-an. 9 Media massa
adalah satu hal yang sangat berpengaruh besar terhadap persebaran musik
progressive metal di dunia. Hal ini yang memungkinkan musik progressive metal
bisa sampai ke daerah-daerah diluar asal kebudayaan musik progressive metal itu
sendiri, hingga musik tersebut bisa diterima oleh masyarakat diseluruh dunia.
Ternyata tidak semua musik ”keras” itu berpengaruh negatif. Hal ini
sangat bertentangan memang dengan anggapan masyarakat awam pada umumnya
yang mengklaim bahwa musik keras itu selalu identik dengan hal-hal yang
negatif. Tetapi kenyataan yang terjadi malah sebaliknya, musik progressive metal
ternyata mampu memberi pengaruh kepada para pecinta musik untuk lebih kreatif
dalam hal mengembangkan ide bermusik, khususnya kepada para remaja-remaja
dikota Medan yang selalu ingin menyuguhkan hal-hal baru dalam bermusik.
Tidak hanya itu, perkembangan musik progressive metal di Medan secara tidak
langsung telah membentuk pasar tersendiri terhadap kegiatan industri musik yang
dilakukan oleh kelompok-kelompok musik di kota Medan. Hal ini tentunya
menjadi pengaruh positif terhadap perkembangan psikoligis remaja di kota Medan
dan juga sangat membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran.
5.2
Saran
Dari hasil penelitian penulis, ada beberapa saran yang dapat penulis
berikan kepada pembaca, peneliti, pemusik, para orang tua dan masyarakat pada
umumnya. Agar masyarakat lebih kritis lagi dalam menanggapi sesuatu kenyataan
yang timbul dilingkungan sekitarnya. Sehingga tidak menimbulkan kesalah
9
http://www.wikipedia.org/metalprog
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
fahaman yang akhirnya menjadi faktor penghambat kreativitas. Seperti halnya
musik progressive metal yang tergolong musik ”keras”. Banyak masyarakat yang
beranggapan bahwa musik keras itu identik dengan hal-hal negatif, padahal itu
semua belum tentu benar. Masih banyak sudut pandang yang lebih luas yang bisa
kita gunakan untuk memahami suatu persoalan. Dengan adanya penelitian
mengenai musik progressive metal ini, tentunya penulis berharap agar tulisan ini
bisa membuka wawasan berfikir bagi para pembaca dan masyarakat umum
mengenai perkembangan musik progressive metal.
Selain itu, juga diharapkan agar ada penelitian lanjutan terhadap musik
popular khususnya musik progressive metal, karena apa yang penulis teliti masih
sangat sedikit dan belum berarti apa-apa. Masih banyak lagi aspek-aspek lang
lebih spesifik yang dapat dijadikan bahan penelitian bagi penulis lainnya.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Dharma, S. Satya
2001
Echols, M John
2004
Gombloh, Joko. S
1995
Hood, Mantle
1963
Satu Dasawarsa Konser Musik Siblonk (Catatan
Pendek Perjalanan Musik Rock di Medan).
Medan: Siblonk Enterprise
Kamus Inggris Indonesia
Jakarta: PT. Gramedia, 2005
“Musik Rock, Sumber Brutalitas?”. Jurnal MSPI
Tahun IV 1995. Yogyakarta: Bentang
Music, the unknown. Englewood Cliffs: Prentice
Hall
Purba, Mauly dan Ben M Pasaribu
2006
Musik Populer. Jakarta: Pendidikan Seni Nusantara
(PSN), 2006
Tan, Melly G
1990
Husein, Muh
2004
Hasanah, Raudhatul
2002
Metode Penelitian IlmiH dalam Metode-Metode
Pendidikan Masyarakat. Jakarta: Gramedia
Analisis
Musikal
dan
Tekstual
Ya
Rasulullahisiyafauh yang dinyanyikan oleh
kelompok kesenian shalawat tawasyid di kota
Medan. Skripsi Sarjana USU
Pengaruh Musik Rock Terhadap Perilaku Sosial
Musikal Remaja di Medan. Skripsi Sarjana USU
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Putera Subakti, Yuda
2007
Koentjaraningrat
1973
Koentjaraningrat
1986
Merriam, Alan P
1964
Moeliono, Anton M. dkk
1988
Nettle, Bruno
1964
Manuel, Peter
1988
Soeharto, M
1992
Romero, Roy
2007
Makna Simbolis Penggunaan Asesoris Oleh
Pemusik Punk Hardcore Komunitas Sparky
Medan. Skripsi Sarjana USU
Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Gramedia
Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru
The Antropology of Music. Evaston
Northwestern University Press, 1964
III;
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Theory And Methods In Etnomusicology. New
York: The Free Press-A Division Old Mc Milan
Publishing, Co, Inc.
Popular Music of The Non-Western World. New
York: Oxford University Press.
Kamus Musik, Jakarta: Gramedia.
Cerita Dibalik Scene Metal Medan, Medan
Brontakzine.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
DAFTAR INFORMAN
1.
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
Zoelham
28 tahun
Wiraswasta / Gitaris band Kumal
Jl. Toamang No. 23 Medan-Pancing
2.
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
Dedi (God)
27 tahun
Wiraswasta
Komp. Perumnas Mandala
3.
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
Pudji Wibijaksana
26 tahun
Wiraswasta
Komp. Tasbih
4.
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
Denny Charisma Putra
25
Wiraswasta
Sei. Kambing
5.
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
Zoufy Abdurahman
23 tahun
Mahasiswa
Jl. Bilal
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
6.
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
Dicky
27 tahun
Guru
Komp. Perumnas Mandala
7.
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
Roy Romero
30 tahun
Warjawan/Musisi
Jl. Skip
8.
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
Rio
24 tahun
Mahasiswa/Drumer Foredoom
Jl. Karya
9.
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
Alex
23 tahun
Mahasiswa/Gitaris Leviatan
Jl. Amaliun
10.
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
Febby
30 tahun
Operator Studio Recording di Biru Studio
Tanjung Sari
11.
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
Yuda
23 tahun
Mahasiswa
Padang Bulan
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
12.
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
Iben
30 tahun
Vocalis band KUMAL
Jl. H.M.Joni
13.
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
Suryadi
23 tahun
Mahasiswa/Musisi
Tapian Daya
14.
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
Heru
23 tahun
Wiraswasta
Cemara Amaliun
15.
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
Dedek
28 tahun
Technisi Telkom/Gitaris band Cranium
Karya Kasih
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
SAMPLING PENELIIAN SKRIPSI:
PERKEMBANGAN MUSIK PPROGRESSIVE METAL DI KOTA MEDAN
•
Semoga anda tulus mengisi angket ini, sehingga dapat menjawab dan
mengisi data di bawah ini dengan sebenarbenarnya.
•
•
1.
Identitas diri :
Nama
:
Jenis kelamin
:
Sekolah/Pekerjaan
:
Umur
:
Terima Kasih atas partisipasinya.
Apakah alsan anda menyukai musik keras seperti rock, metal,
progressive metal dan sebagainya?
a. musiknya membuat saya merasa bersemangat dan merasa lebih
hidup.
b. teks lagunya sesuai dengan yang saya alami.
c. musiknya jenius.
d. pendapat anda sendiri.....................................................................
2.
Apakah musik rock, metal, progressive metal selalu diasumsikan
sebagai musik keras?
a. ya, alasan anda :..............................................................................
b. tidak alasan anda:...........................................................................
c. pendapat anda sendiri:....................................................................
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
3.
Bagaimana tanggapan anda terhadap musik progressive metal?
a. jika anda menyukai, alasannya.......................................................
b. jika anda tidak menyukai, alasannya..............................................
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository © 2009
Download