pemilihan antibiotik dalam penanganan sepsis

advertisement
FARMAKOLOGI
DERMATOLOGIS
Yuani Setiawati, dr., MKed
Farmakokinetik
Faktor utama yang berpengaruh:
1. Lokasi penetrasi : skrotum, wajah,
aksila, scalp > forearm
2. Gradien konsentrasi
3. Frekuensi dosis
4. Zat pembawa (vehicles)
Zat Pembawa Dermatologis
(Obat Topikal)
 Faktor yang diperhatikan:
 Kelarutan zat aktif di dalam zat pembawa
 Kecepatan pelepasan zat aktif dari zat pembawa
 Kemampuan zat pembawa menghidrasi stratum
korneum
 Kestabilan zat aktif di dalam zat pembawa
 Interaksi kimia dan fisik zat pembawa, str corneum,
zat aktif
 Klasifikasi formula: tinktur, cair, lotion, gel,
aerosol, powder, pasta, krim, salep
ANTIBACTERIAL AGENTS
 Topical Antibacterial
 Mencegah infeksi pd luka bersih.
 Banyak sediaan yg ditambah kortikosteroid
 tdk mengurangi efektifitas AB  hasil >
baik dibanding pemakaian KS saja  untuk
terapi diaper dermatitis, otitis externa, dan
impetiginized eczema.
 Sediaan kombinasi dua antibiotik  infeksi
campuran, memperluas spektrum kerja dan
memperlambat resistensi.
Macam AB topikal
 Bacitracin & Gramicidin
 gram-positif:streptococci, pneumococci, &
staphylococci, anaerobic cocci, neisseriae,
tetanus bacilli & diphtheria
 Bacitracin dpt tunggal atau kombinasi dg
neomycin, polymyxin B atau keduanya.
Bacitracin menyebabkan anaphylaxis
(jarang), Allergic contact dermatitis (sering).
Bacitracin sulit diabsorbsi kulit toksisitas
sistemik <
 Gramicidin tersedia hy utk topikal.
Dikombinasi dengan neomycin,
polymyxin, bacitracin, and nystatin.
Toksisitas sistemik  pemakaian topikal
terbatas .
Sensitisasi jarang terjadi pd dosis terapi
 Mupirocin
 Gram positif aerob, termasuk MRSA
 terapi impetigo krn S aureus & group A hemolytic streptococci.
 Intranasal mupirocin irritasi membran
mukosa krn polyethylene glycol.
 Tidak diserap scr sistemik pd kulit yg intak
 Polymyxin B Sulfate
 Gram negatif termsk P. aeruginosa, E. coli,
enterobacter & klebsiella.
 Proteus, serratia gram-positif sdh resisten.
 Sediaan larutan atau salep.
 ≤ 200 mg per hari pd luka terbuka (non intak)
mencegah neurotoxicity and nephrotoxicity.
 Hipersensitifitas thdp polymyxin B sulfate
topikal jarang terjadi.
 Neomycin & Gentamicin
 Aminoglikosida
 Gram negatif termasuk E. coli, proteus,
klebsiella & enterobacter.
 Aktifitas Gentamisin thdp P. aeruginosa,
staphylococci & group A -hemolytic
streptococci > drpd neomycin.
 Pemakaian topikal secara meluas tu di RS
hrs dicegah memperlambat organisme
resisten gentamisin.
 Neomycin sediaan tunggal atau kombinasi
dgn polymyxin, bacitracin dll.
 Neomycin: bedak steril utk topikal.
Gentamicin: salep atau krim.
 Neomycin topikal  kadar serum tdk terdeteksi
 Gentamicin konsentrasi serum 1–18 mcg/mL bila
kulit tidak intak dan pemakaian daerah luas.
 Gagal ginjal dpt menyebabkan akumulasi kedua
obat ini  nephrotoxicity, neurotoxicity &
ototoxicity.
 Neomycin sering menyebabkan sensitisasi tu pd
eczematous dermatoses atau dlm btk salep 
cross sensitifitas dpt thdp streptomycin,
kanamycin, paromomycin & gentamicin
ANTIBIOTIK TOPIKAL ACNE
 clindamycin phosphate, erythromycin base,
metronidazole & sulfacetamide.
 Acne ringan – sedang
 Clindamycin
 P. acnes
 10% absorbsi BAB darah &
pseudomembranous colitis (jarang)
 Hydroalcoholic & foam formulation (Evoclin)
kulit kering & iritasi terbakar & nyeri.
 Water-based gel & lotion formulation > baik.
 DKA jarang
 Tersedia dlm fixed-combination topical gel dgn
benzoyl peroxide (BenzaClin, Duac).
 Erythromycin
 P acnes.
 Komplikasi antibiotic-resistan (staphylococc)
terapi sistemik
 ES lokal: rasa terbakar, kulit kering, iritasi
(water-based gel > baik drpd larutan).
 Kombinasi dg benzoyl peroxide (Benzamycin)
 Metronidazole




Efektif utk acne rosacea.
MOA blm diketahui.
Tidak boleh utk bumil, buteki, anak-anak
ES lokal: kulit kering, rasa terbakar, iritasi
(MetroGel > MetroCream, MetroLotion &
Noritate cream).
 Caution should be exercised when applying
metronidazole near the eyes to avoid excessive
tearing.
 Sodium Sulfacetamide
 Bentuk sediaan tunggal: 10% lotion (Klaron)
&10% wash (Ovace).
 Kombinasi dgn sulfur utk terapi acne vulgaris &
acne rosacea.
 MOA: menghambat pemakaian p-aminobenzoic
oleh P. acnes.
 4% terabsorsi.
 KI: alergi sulfonamide.
ANTI ACNE LAIN
 Retinoic acid & derivatives (tretinoin)
 Adapalene (Differin)
 Tazarotene (Tazorac) (KI: bumil)
 Isotretinoin (KI: bumil)
 Benzoyl peroxide
 Azelaic acid
KERATOLITIK




SALICYLIC ACID (3–6%)
PROPYLENE GLYCOL (40-70%)
UREA (20 %)
PODOPHYLLUM RESIN & PODOFILOX
(25%)  KI: BUMIL
 FLUOROURACIL (0.5%, 1%, 2% & 5%)
 TX: multiple actinic keratoses
ANTIFUNGAL AGENTS
 Terapi infeksi jamur superfisial yg
disebabkan oleh jamur dermatophyt:
1. Antifungi topikal:clotrimazole, miconazole,
econazole, ketoconazole, oxiconazole,
sulconazole, ciclopirox olamine, naftifine,
terbinafine, butenafine & tolnaftate
2. Antifungi oral: griseofulvin, terbinafine,
ketoconazole, fluconazole & itraconazole.
 Terapi infeksi jamur superfisial yg
disebabkan oleh kandida: topikal
clotrimazole, miconazole, econazole,
ketoconazole, oxiconazole, ciclopirox
olamine, nystatin, atau amphotericin B.
 Candidiasis mucocutaneous kronis
generalisata: oral ketoconazole jangka pjg
ANTIVIRUS TOPIKAL
 Acyclovir, Valacyclovir, Penciclovir dan
Famciclovir
 MOA: menghambat DNA polimerase
virus
 Terapi: Herpesvirus family
 ES: Pruritus, terbakar
OBAT EKTOPARASITOSIS
 Permethrin
 Terapi:
 P. humanus, Pthirus pubis 1% cream dioleskan 10
menit  dibilas air hgt
 Sarcoptes scabiei  5% cream dioleskan 8-14 jam
dibilas
 ES:
 P. humanus, Pthirus pubis 1% cream dioleskan 10
menit  dibilas air hgt
 Sarcoptes scabiei  5% cream dioleskan 8-14 jam
dibilas
 Lindane (Hexachlorocyclohexane)
 Dlm btk sampo/lotion
 P.capitis/pubis 30ml dioleskan pd rambut
basah slm 4 menit dibilas
 Scabies dioleskan seluruh tubuh (leher ke
bawah) 8-12 jam  dibilas
 ES: neurotoxicity dan hematotoxicity hatihati pada bayi, anak, wanita hamil
 Jangan kena mata dan membran mukosa
krn dpt iritasi
 Crotamiton
 Scabisid, antipruritus
 Bentuk krim atau lotion (Eurax)
 Diberikan seluruh tubuh (dagu ke bawah)
selama 24 jam  dibilas
 Alternatif Lindane
 ES: dermatitis kontak alergika, iritasi  distop
 Jangan pada radang akut kulit, mata,
membran mukosa
 SULFUR
 Sudah lama dipakai sebagai scabicide
 Meski tidak iritatif tapi bau tidak enak,
meninggalkan bekas warna, tidak
menyenang utk dipakai  terganti oleh
scabicide modern  tapi mrpkan obat
alternatif untuk bayi dan wanita hamil
 Formulasi umumnya berupa 5% sulfur
dalam petrolatum.
 MALATHION
 Suatu organophosphate cholinesterase
inhibitor
 Dihidrolisis oleh plasma carboxylesterases
lebih cepat pada manusia daripada
serangga menguntungkan utk terapi
pediculosis
 Dalam bentuk 0.5% lotion (Ovide) diberikan
pada rambut yg msh kering  dibiarkan
selama 4- 6 jam disisir
AGEN BEREFEK PADA PIGMENTASI
 HYDROQUINONE, MONOBENZONE, &
MEQUINOL
 Mengurangi hiperpigmentasi kulit.
 Hydroquinone & mequinol reversibel
depigmentasi
 Monobenzone irreversible depigmentation.
 MOA: menghambat tyrosinase hambat
pembentukan melanin.
 ES: iritasi, alergi (lokal) Both hydroquinone and
monobenzone may cause local irritation.
 TRIOXSALEN & METHOXSALEN
 repigmentasi dari depigmented macules pada
vitiligo.
 high-intensity long-wave ultraviolet fluorescent
lamps, photochemotherapy dg oral
methoxsalen utk psoriasis & oral trioxsalen utk
vitiligo sdg diteliti
 ES: katarak & kanker kulit (jangka panjang).
 SUNSCREENS
 Menyerap UV= sunscreens
 Memantulkan cahaya= titanium dioxide
(sunshades).
 p-aminobenzoic acid (PABA) & esternya,
benzophenones & dibenzoylmethanes.
 Menyerap UVB (280 - 320 nm) yg mrpkan
penyebab eritema & tanning krn paparan sinar
mthr.
 Paparan kronis thdp cahaya ini  kanker kulit.
 Dibenzoylmethanes (Parasol & Eusolex)
menyerap UVA (320 nm - 400 nm)
ANTI-INFLAMMATORY AGENTS
 TOPICAL CORTICOSTEROIDS
 hydrocortisone di 1952.
 MOA: aktifitas anti inflamasi & antimitotik.
 Topikal glucocorticosteroid pertama adlh
hydrocortisone.
 Prednisolone and methylprednisolone topikal
aktivitasnya setara hydrocortisone.
 Absorbsi minimal pd kulit normal, meningkat
pd atopic dermatitis, severe exfoliative
diseases: erythrodermic psoriasis (barier kulit
turun).
 Bentuk salep > baik aktivitasnya drpd krim atau
lotion.
 Keterbatasan penetrasi topikal kortikosteroid dpt
diatasi dgn cara injeksi intralesi ( insoluble
corticosteroids: triamcinolone acetonide,
triamcinolone diacetate, triamcinolone
hexacetonide & betamethasone acetatephosphate)
 ES:
-sistemik: supresi pituitary-adrenal axis
-lokal: atropi kulit, steroid acne, steroid rosacea,
hipopigmentasi, DKA.
30
KUSTA
 Lepra = Morbus Hansen
 Adalah:
Penyakit menular, menahun yang menyerang
saraf tepi, kulit
 Penyebab:
Mycobacterium leprae
 Gejala:
 Lesi kulit: bercak keputih-putihan/ kemerah-merahan
& mati rasa
 Penebalan saraf tepi: mati rasa; kelemahan otot/
kelumpuhan
 BTA (+)
31
KLASIFIKASI WHO
Cardinal Sign
PB
MB
(Paucibacillary) (Multibacillary)
Bercak
1-5
>5
G3 saraf tepi
1 saraf
> 1 saraf
Sediaan apus
BTA (-)
BTA (+)
32
RIFAMPISIN
• Kapsul/ tablet 150 mg, 300 mg, 450 mg dan 600 mg
DAPSONE
 Diamino Diphenyl Sulfone (DDS)
 Mekanisme kerja: menghambat sintesis as. folat
 Tablet putih 50 mg & 100 mg
LAMPRENE/ CLOFAZIMINE
• Mekanisme kerja: pengikatan DNA
• Juga sebagai anti reaksi (antiinflamasi)
• Kapsul coklat 50 mg, 100 mg
33
 Pausi Basiler (PB): 6 blister  6-9 bulan
Di depan petugas; bulanan:
RMP 600 mg & DDS 100 mg
Di rumah; harian: DDS 100 mg
 Multi Basiler (MB): 12 blister  12-18 bulan
Di depan petugas; bulanan:
RMP 600 mg; Lampren 300 mg; DDS 100 mg
Di rumah; harian: Lampren 50 mg; DDS 100 mg
KEADAAN KHUSUS
 Bumil: aman
 Px TB: RMP sesuai dosis TB
34
EFEK SAMPING
Minor  Teruskan
Efek samping
Penyebab
Tatalaksana
Kulit merah, coklat s/ hitam
clofazimine
Advice
G3 GIT
dapsone,
clofazimine
dapsone
Sewaktu/
sesudah mkn
Fe, as. folat
Anemia
Mayor  Hentikan
Efek samping
Penyebab
Tatalaksana
Alergi, urtikaria,
ENL (Eritema Nodosum
Leprosum)
dapsone
PB: ganti clofazimine
MB: tanpa dapsone
Tx: Prednison
35
FAKTOR YANG MEMPERSULIT
PENGOBATAN:
1. Daya tahan hospes (manusia) terhadap
mikobakterium kurang
2. Daya bakterisid (daya bunuh kuman)
obat yang ada kurang
3. Timbul resistensi kuman terhadap obat
4. Efek samping obat
+ AIDS !!!
36
PENYEBAB RESISTENSI
 Pemakaian obat tunggal
 Panduan obat tidak adekuat (jenis/ lingkungan
sudah resisten)
 Pemberian tidak teratur
 Penyediaan ke daerah tidak reguler
 Pemakaian cukup lama
 Pengetahuan pasien kurang
37
Selamat Belajar
Download