perencanaan museum sejarah dan budaya di jalan sutan syahrir

advertisement
PERENCANAAN MUSEUM SEJARAH DAN BUDAYA
DI JALAN SUTAN SYAHRIR KOTA PARIAMAN
DENGAN PENDEKATAN REGIONALISME
Ridho Satria Utama, Yaddi Sumitra, Friyessi
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Bung hatta
E-Mail : [email protected],[email protected],
[email protected]
Abstrak
Sebagian dari kota-kota besar di dunia telah banyak kehilangan jati dirinya dikarenakan
hilangnya pemahaman dan perhatian masyarakat serta kurang sensitif untuk memperhatikan
peninggalan budaya dan nilai sejarah yang terkandung di dalamnya. Agar Pariaman tidak
kehilangan jati diri serta untuk memperkaya kepribadian, maka nilai sejarah maupun
peninggalan-peninggalan yang terkandung di kota Pariaman perlu untuk digali, dipelihara,
dilestarikan dan dikembangkan. Untuk itu, Pariaman membutuhkan media pembelajaran yang
mampu mempresentasikan sejarah dan budaya kota beserta perkembangannya. Media yang
paling tepat dibutuhkan oleh masyarakat dan pemerintah kota Pariaman adalah sebuah
museum sejarah dan budaya dengan pendekatan regionalisme. Dimana Museum tersebut
merupakan media pembelajaran masyarakat agar mengerti sejarah kota dan budaya beserta
sisi historiknya. Museum ini menjadi media dokumentasi, apresiasi seni dan budaya
Pariaman, edukasi dan rekreasi yang ditampilkan secara aktif dengan fasilitas penunjang
sebagai media presentasi kesenian dan kebudayaan khas Pariaman.
Kata kunci : Museum, regionalisme, sejarah, budaya
1
THE PLANNING OF CULTURE AND HISTORY MUSEUM
AT SUTAN SYAHRIR STREET IN PARIAMAN CITY
WITH REGIONALISM ASPECT
Ridho Satria Utama, Yaddi Sumitra, Friyessi
Department of Architecture, Faculty of Civil Engineering and Planning,
Bung Hatta University
E-Mail : E-Mail : [email protected],[email protected],
[email protected]
Abstract
Most of the big cities in the world loss of their own value of their culture,because of the
societies passiveness for their own culture and history.there are many cases that the societies
lack of their knowledge about their culture,so Pariaman have to maintain this a great value of
culture in order to have a great wealthy in culture section,thus all of value have to dig,keep
and develop them.so at present Pariaman need the teaching instrumention’s media to show
the history and culture of Pariaman city within the development actually. The appropriate
learning media which the society and government appeared is a museum of culture and
history with regionalism aspect. This media choosed in order to facilitate society in
understanding culture and history of Pariaman city. This museum become a documentation
media, art and culture appreciation of Pariaman. Education and recreation element point will
present with the supporting facilitation as a media presentation for culture and art of
Pariaman.
Key Word : Museum, regionalism, history, culture
2
Pendahuluan
Pariaman merupakan salah satu daerah
rantau dari wilayah Minangkabau, yang
prilaku masyarakatnya dipengaruhi oleh
banyak faktor, sehingga memiliki ciri khas
budaya dari daerah-daerah minangkabau
lainnya. Jika dilihat dari sejarah panjang
Pariaman itu sendiri, ternyata menurut dari
beberapa peneliti, Pariaman dimasa lalu
adalah kota yang sangat diperhitungkan
keberadaannya
sebagai
Enter
Port
(pelabuhan) yang memegang peranan
penting di dunia Internasional.
Pariaman merupakan daerah yang sudah
berumur cukup tua dan pernah berjaya
dimasa lampau, bahkan sampai sekarangpun
masih dapat kita temui beberapa bukti
sejarah, baik dari arsitektur, objek-objek
yang memiliki nilai histories maupun
integrasi budaya/ prilaku masyarakatnya
yang dipengaruhi oleh percampuran budaya.
Namun realita yang terjadi saat ini di
masyakat adalah, tidak banyak masyarakat
yang tau akan sejarah tanah kelahirannya
sendiri, termasuk generasi muda yang akan
meneruskan pembangunan kota kedepan.
Dampaknya adalah, kurang nya kepedulian
dan penghargaan terhadap objek-objek
bersejarah, dan juga kurangnya rasa ingin
tahu tentang sejarah kotanya. hal tersebut
bisa saja disebabkan oleh tidak adanya
fasilitas atau sarana pendukung dengan
pendekatan edukasi kepada masyarakat. Dan
juga beberapa situs sejarah berupa objek
arsitektur yang sebenarnya memberikan
kontribusi sejarah, telah tergantikan oleh
bangunan baru yang secara langsung telah
merubah total wajah kota itu sendiri, tanpa
disadari telah menghapus ingatan masa
lampau. Dan bisa dibayangkan apa yang
akan terjadi selanjutnya. Seiring berjalannya
waktu, jati diri Pariaman perlahan akan
menghilang.
Sebagian dari kota-kota besar di dunia telah
banyak kehilangan jati dirinya dikarenakan
hilangnya pemahaman dan perhatian
masyarakat serta kurang sensitif untuk
memperhatikan peninggalan budaya dan nilai
sejarah yang terkandung di dalamnya. Agar
Pariaman tidak kehilangan jati diri serta
untuk memperkaya kepribadian, maka nilai
sejarah maupun peninggalan-peninggalan
yang terkandung di kota Pariaman perlu
untuk digali, dipelihara, dilestarikan dan
dikembangkan.
Untuk
itu,
Pariaman
membutuhkan media pembelajaran yang
mampu mempresentasikan sejarah dan
budaya kota beserta perkembangannya yang
akan memacu masyarakat untuk lebih
mencintai kotanya. Media yang paling tepat
dibutuhkan oleh masyarakat dan pemerintah
kota Pariaman adalah museum sejarah dan
budaya, terkait pemerintah kota sedang
menstimulasikan pembangunannya pada
sektor pariwisata, dan mengutamakan
promosi wisata dan budaya sebagai program
utama. Museum ini menjadi media
dokumentasi, apresiasi seni dan budaya
Pariaman, edukasi dan rekreasi yang
ditampilkan secara aktif dengan fasilitas
penunjang sebagai media presentasi kesenian
dan kebudayaan khas Pariaman.
Metodologi
Metode yang digunakan dalam perencanaan
ini adalah sebagai berikut :
a. Studi penelitian : Survey lapangan dan
melakukan
pengidentifikasian
dan
analisa masalah pada objek yang hendak
diteliti untuk mendapatkan data yang
akurat mengenai topik yang hendak
dibahas.
b. Studi literatur : Bagian ini berisi teoriteori
arsitektural
maupun
nonarsitektural yang digunakan dalam
proses perancangan yang didapat dari
buku maupun media-media lainnya.
c. Studi komparasi : Bagian ini berisi studi
perbandingan perencanaan sejenis yang
sebelumnya telah dibangun dan telah
berhasil memecahkan permasalahan
serupa di daerah lainnya.
d. Pendataan langsung : Bagian ini
berisikan data-data survey dan foto-foto
lapangan yang secara langsung diambil
dari site.
3
Hasil Pembahasan
Lokasi Perencanaan berada dikomplek bekas
kantor bupati Padang Pariaman, dekat pasar
kota Pariaman. Site berada di antara jalan
St.Syahrir dan jalan prof.Sm abidin. Luas
site adalah ± 2,4 ha.
masyarakat setempat. Regionalisme dalam
arsitektur mengacu pada tradisi, warisan
sejarah serta makna ruang dan tempat dengan
mencari makna dan substansi cultural.
Dengan demikian arsitektur regionalis
senantiasa mengacu pada tradisi, warisan
sejarah serta makna ruang dan tempat.
Tujuan dari perencanaan museum ini sendiri
adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
Lokasi prencanaan
Beberapa kelebihan dari lokasi perencanaan
museum ini adalah :
a. Berada di pusat kota
b. Dekat lokasi wisata
c. Pusat keramaian
d. Pusat perekonomian
e. Dekat bangunan bersejarah
f. Dekat dengan lokasi prosesi tabuik
g. Kemudahan akses
h. Memiliki RTH
Museum Sejarah dan Budaya Kota Pariaman
merupakan pintu untuk memasuki dan
mengenal Pariaman lebih jauh dalam aspek
budaya dan sejarahnya, sehingga tema yang
paling tepat untuk mengiringi adalah tema
regionalime, untuk itu museum ini haruslah
mencerminkan jati diri Pariaman ditinjau
dari budaya dan juga sejarah itu sendiri.
Regionalime sendiri merupakan suatu
gerakan dalam arsitektur yang melakukan
pendekatan konsep dengan mengambil dan
memadukan unsur pola cultural dan
teknologi modern dengan akar, tata nilai dan
nuansa tradisi yang masih di anut oleh
f.
Memberikan ikon baru bagi kota
Pariaman dalam kepariwisataan, sebagai
wisata arsitektur yang memberikan nilai
edukasi dan juga sebagai pelengkap
destinasi wisata kota Pariaman.
Membantu masyarakat untuk lebih
mengenal jati diri kotanya.
Ikut membantu program pemerintah kota
Pariaman dalam promosi wisata budaya.
Melestarikan
segala
hal
yang
mengandung nilai sejarah yang pernah
ada di kota Pariaman dan sekitarnya.
Memberikan sarana berupa ruang
interaksi sosial bagi kalangan remaja,
sebagai orientasi segala macam bentuk
kegiatan positif.
Secara tidak langsung juga bertujuan
untuk memajukan ekonomi masyarakat.
Berdasarkan kategori koleksinya, Museum
Sejarah dan Budaya Pariaman merupakan
museum lokal dengan koleksi khusus.
Berdasarkan kedudukannya, museum ini
tergolong kedalam museum lokal, yaitu
Museum yang koleksinya terdiri atas
kumpulan benda yang berasal dari, mewakili,
dan berkaitan dengan bukti material manusia
dan lingkungannya dalam satu wilayah
kabupaten atau kotamadya. Sedangkan
berdasarkan penyelenggaraanya, museum ini
termasuk kategori museum pemerintah, yaitu
Museum yang diselenggarakan dan dikelola
oleh pemerintah pusat atau pemerintah
setempat.
Untuk Penerapan konsep museum, haruslah
mencerminkan jati diri Pariaman ditinjau
dari budaya dan juga sejarah itu sendiri.
Untuk itu, konsep filosofi bentuk masa
bangunan, diambil dari analogi sebuah
pelabuhan yang ramai dikunjungi, yang
4
memberi pengaruh terhadap dinamika sosial
didaerah tersebut, sehingga membentuk
sebuah akulturasi budaya antara pendatang
dan pribumi.
Pelabuhan yang ramai merupakan bayangan
kejayaan masa lampau, yang dimunculkan
melalui siluet dari beberapa masa bangunan.
Pada kawasan site, pembagian fungsi
kawasan secara garis besar terbagi atas dua,
diantaranya yaitu zona transisi dan juga zona
utama. Penzoningan tersebut dipengaruhi
oleh bentuk pola tapak, dan juga dipengaruhi
oleh kondisi tapak dan analisa fungsi
disekitar.
zona transisi selain dimaksudkan untuk
mempertahankan fungsi sebelumnya sebagai
ruang komunal, juga dimaksudkan sebagai
penghubung antara zona utama (bangunan)
dengan tempat prosesi budaya tabuik
berlangsung, sehingga masing-masingnya
memberikan kesan visual dari view masingmasing posisi. Pada zona transisi juga terbagi
atas tiga zona, yaitu, plaza 1, yang
difungsikan sebagai tempat pemberhentian/
pangkalan bendi. Plaza 2 difungsikan
sebagai gerbang utama dan juga ruang
pengamatan terhadap objek arsitektur
museum yang berkonsepkan monumental,
dan garden sebagai taman komunal sebagai
tempat interaksi sosial.
Filosofi Bentuk Massa Bangunan
Sedangkan konsep fasade bangunan,
diterapkan konsep analogi dari budaya lokal,
seperti penerapan analogi makna dan bentuk
dari burak, daraga dan bungo salapan yang
merupakan komponen dari tabuik.
Pembagian Zona
Pada zona utama, juga terbagi atas tiga zona,
yaitu, zona taman energi, zona bangunan
utama dan juga zona fungsi penunjang. Zona
taman energi, berfungsi sebagai taman, dan
juga sumber energi yang diperoleh dari
5
penggunaan
windturbine
dan
juga
menggunakan solar panel. Zona bangunan
utama, berfungsi sebagai museum, dan zona
fungsi penunjang diperuntukan sebagai
fungsi tambahan yang menunjang fungsi
utama bangunan.
Akses kedalam tapak harus mudah, aman
dan informatif dimana para pelaku kegiatan
tidak mengalami kendala dalam mencari
akses keluar masuk tapak. Terdapat dua
akses jalan untuk mencapai tapak ini yaitu
sebelah utara dan selatan, sebelah utara
merupakan jalan Prof.Sm Abidin, dan
sebelah selatan merupakan jalan St. Syahrir.
Pencapaian tapak dibedakan berdasarkan :
a. Pencapaian
Pengunjung
Museum
memiliki sirkulasi utama Museum yang
mempunyai jalur utama (Main Entrance)
yang jelas dan mudah dicapai.
b. Pencapaian
Pengelola
Museum
memiliki pintu masuk khusus (Side
Entrance) menuju ruang pengelola dan
terpisah dari aktivitas pengunjung agar
tidak mengganggu sirkulasi dari
pengunjung.
c. Pencapaian Servis yang memiliki pintu
masuk khusus (Service Entrance)
menuju ruang servis yang terpisah dari
aktivitas
pengunjung
agar
tidak
mengganggu sirkulasi dari pengunjung.
Sm. Abidin dijadikan sirkulasi servis dan
pengelola.
Pada bangunan museum, sirkulasi pejalan
kaki merupakan hal yang utama, untuk itu
akses dibuat lebih mudah dan nyaman. Akses
untuk sirkulasi pejalan kaki sendiri terdapat
dari berbagai arah, namun akses utama
terdapat dari arah jalan sutan syahrir,
melintasi zona transisi dan menyebar pada
zona utama.
Akses Pejalan Kaki ke Bangunan
Untuk memaksimalkan ruang terbuka hijau
sebagai ruang komunal untuk interaksi
sosial, dan juga untuk memberikan kesan
monumental pada bangunan, maka parkir
kendaraan bermotor pengunjung diletakkan
di
basement,
sehingga
pandangan
kebangunan bisa menjadi lebih lepas.
Perletakan Parkir di Basement
Sirkulasi ke Tapak
Jalan sutan syahrir dijadikan sebagai
sirkulasi utama ketapak, karna merupakan
khawasan pusat kota. Sedangkan jalan prof.
Panar matahari dan kekuatan angin di daerah
pinggir pantai merupakan sumber energi
yang berlimpah, hal tersebut merupakan
potensi yang bisa diambil manfaatnya
dengan membuat taman sekaligus ladang
energi pada site, sebagai asupan energi
alternatif.
6
Kecepatan angin Kota Pariaman sangat
dipengaruhi oleh angin barat (dari laut),
Kecepatan rata2 angin didaerah pantai
berkisar 3 – 10 KM/jam, kecepatan angin
minimal yang dibutuhkan wind turbin untuk
menghasikan energi adalah 1,6 – 3,3
KM/jam dan Maksimal adalah 13,9 – 17,1
KM/jam.
Pemanfaatan Sumber Energi yang Berlimpah
7
8
PERSPEKTIF
9
INTERIOR HALL ATRIUM TABUIK
Kesimpulan
Dari hasil evaluasi yang sudah dilakukan
terhadap konsep-konsep maupun desain
maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
2.
3.
4.
Potensi site sangat mendukung akan
keberadaan sebuah museum sejarah dan
budaya.
Pendekatan tema arsitektur regionalisme
dapat memberikan karakter dari sebuah
bangunan museum yang mencerminkan
karakter dari kota Pariaman, ditinjau dari
sejarah dan budayanya.
Memanfaatkan potensi alam disekitar
tapak, seperti kecepatan angin dan panas
matahari di kawasan tepi pantai sebagai
sumber energi alternatif, dengan
penerapan wind turbine.
Dengan berdirinya sebuah museum
sejarah dan budaya kota Pariaman ini
diharapkan dapat melestarikan warisan
sejarah dan budayanya.
Ucapan Terimakasih
Laporan perencanaan ini tidak lahir
sendirinya tanpa bantuan semua pihak, dan
rasa terimakasih saya sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Niki Lukviarman,
S.E., Akt., MBA selaku rector
Universitas Bung Hatta.
2. Bapak Ir.Hendri Warman., MSCE,
selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Universitas Bung Hatta.
3. Ibu Ir. Elfida Agus, M.T., selaku Ketua
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas
Teknik
Sipil
dan
Perencanaan,
Universitas Bung Hatta.
4. Bapak Dr. Ir. Eko Alvares, Z., MSA
selaku Koordinator Studio Tugas Akhir.
5. Bapak Ir. Yaddi Sumitra, MTP selaku
dosen pembimbing I yang sudah
membimbing
penulis
dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Ibu Friyessi, ST, MT selaku dosen
pembimbing II yang sudah membimbing
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.
7. Kedua orang tua Ayahanda
dan ibunda Nurhimah yang tak
hentinya selalu mendoakan
supaya dimudahkan dalam
urusan.
Adrizal
henti –
penulia
segala
10
Daftar Pustaka
Amir
Sutaarga.
1983.
“Pedoman
Penyelenggaraan dan Pengelolaan
Museum”,
Jakarta
:
Direktorat
Permuseuman
Direktorat
Jendral
kebudayaan.
D. KChing, Francis., 1996. Form, Space, and
Order. United States of America:
JohnWiley & Sons, Inc.
Neufert, Ernst, 1994. Data Arsitek jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
http://www.Manajemen
Informasi
Museum _ Ruang Pustaka.htm
di
http://www.Website Resmi Pemerintah Kota
Pariaman - pariwisataa.htm
http://www.Anti-Mainstream
Studi Referensi.htm
Architects
http://www.Museum untuk Persatuan dalam
Perbedaan.htm
http://www. Ini Bukan Blog Arsitektural.htm
http://www.Suryadi Blog.htm
http://www.Analisa Museum.htm
11
Download