PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2010-2012) Kristoforus Hanggara1 Abstract : The purpose of research is to analyze empirically the factors that affect the earnings management on manufacturing firms which listed in Indonesia Stock Exchange during year period 2010 until 2012. The factors that affect are insider ownership, institutional ownership, independent directors, and audit committee. This research uses multiple linear regression to test the hypothesis and purposive sampling method used to take the samples. The results of this research indicate that insider ownership and audit committee have influence to earnings management, while independent directors and institutional ownership doesn’t have influence to earnings management. The results of this research also show that are four variables have influence to earnings management. Keyword : Earnings Management, Insider Ownership, Institutional Ownership, Independent Directors, and Audit Committee. PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan dan perubahannya, yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai baik internal maupun eksternal perusahaan. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti : pemegang saham (investor), kreditor, dan pemerintah. Oleh karena itu, laporan yang berkualitas akan terbebas dari rekayasa dan mengungkapkan informasi mengenai keadaan keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Manajemen laba akhir-akhir ini merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi di sejumlah perusahaan. Praktik yang dilakukan untuk mempengaruhi angka laba dapat terjadi secara legal maupun tidak legal. Praktik legal artinya cara yang digunakan tidak bertentangan dengan aturan pelaporan keuangan dalam Standar Akuntansi yaitu dengan cara memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi, melakukan perubahan metode akuntansi, dan menggeser periode pendapatan atau biaya. Adapun manajemen laba yang dilakukan secara illegal dilakukan dengan cara-cara yang tidak diperbolehkan oleh Standar Akuntansi, yaitu dengan cara melaporkan transaksi-transaksi pendapatan atau biaya secara fiktif dengan cara menambah (mark up) atau mengurangi (mark down) nilai transaksi, atau mungkin dengan tidak melaporkan sejumlah transaksi, 1 Alumnus Program Studi Magister Manajemen Universitas Tarumanagara ([email protected]) 110 Hanggara : Pengaruh Corporate Governance Terhadap ... sehingga akan menghasilkan laba pada nilai/tingkat tertentu yang dikehendaki (dalam Purnomo dan Pratiwi, 2009). TELAAH KEPUSTAKAAN Tindakan earnings management telah memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui, antara lain Enron, Merck, World Com dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat (Cornett, Marcuss, Saunders dan Tehranian, 2006). Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk juga melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi (Gideon, 2005). Salah satu penyebab dari terjadinya kasus ini adalah lemahnya praktek corporate governance. Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efesiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja (Darmawati, Khomsiyah dan Rahayu, 2004). Sedangkan Nasution dan Setiawan (2007) menjelaskan bahwa, corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan dengan baik maka diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus menanjak seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang makin baik dan nantinya menguntungkan banyak pihak . Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory (Mursalim,2005), yang membuat suatu model kontraktual antara dua atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak yang lain disebut principal, mendelegasikan pertanggungjawaban atas decision making kepala agent, hal ini dapat pula dikatakan bahwa principal memberikan suatu amanah kepada agent untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Wewenang dan tanggung jawab agent maupun principal diatur dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama. Manajemen Laba Informasi laba menjadi bagian dari laporan keuangan yang dianggap paling penting, karena informasi tersebut secara umum dipandang sebagai representasi kinerja manajemen pada periode tertentu. Ahmed dan Belkaoui (2000) menjabarkan pentingnya informasi laba bagi pihak-pihak yang berkepentingan, pertama karena laba dijadikan dasar bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan deviden. Kedua, laba merupakan dasar dalam memperhitungkan kewajiban perpajakan perusahaan. Ketiga, laba dipandang sebagai petunjuk dalam menentukan arah investasi dalam pembuat keputusan ekonomi. Keempat, laba diyakini sebagai sarana prediksi yang membantu dalam memprediksi laba dan kejadian ekonomi masa mendatang, dan kelima, laba dijadikan pedoman dalam mengukur kinerja manajemen. 111 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 110-126 Good Corporate Governance Dengan melihat beberapa contoh kasus skandal pelaporan akuntansi yang terjadi, sangat relevan bila ditarik suatu benang merah dari kacamata corporate governance. Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, para pemegang saham, dan stakeholder lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja. Komite Audit Pengertian komite audit dalam Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep29/PM/2004, tertanggal 24 September 2004 pada Peraturan nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pelaksanaan Kerja Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas danm fungsinya. Keberadaan komite audit pada saat ini telah diterima sebagai suatu bagian dari organisasi perusahaan (Corporate Governance). Bahkan untuk menilai pelaksanaan good corporate governance di perusahaan, adanya komite audit yang efektif merupakan salah satu aspek dalam kriteria penilaian. Komisaris Independen Komisaris adalah lembaga yang bertugas mengawasi atau mengontrol jalannya perusahaan yang dipimpin oleh dewan direksi (Emirzon, 2007). Sedangkan komisaris independen dalam Task Force Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance Bab II adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan Direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan Kepemilikan Institusional Struktur kepemilikan dibedakan menjadi kepemilikan manajerial dan institusional, dimana kepemilikan manajerial dilakukan oleh dewan direksi dan dewan komisaris, sedangkan kepemilikan institusional dijalankan oleh investor aktif. Investor aktif ikut terlibat dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan. Kepemilikan Manajerial Shleifer dan Vishny (1986) menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Secara teoritis ketika kepemilikan manajemen rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat. Kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen (Jansen dan Meckling, 1976). Sehingga permasalahan keagenen diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang pemilik. 112 Hanggara : Pengaruh Corporate Governance Terhadap ... Penelitian Terdahulu Berikut ini merupakan tabel iktisar penelitian terdahulu bersama hasilnya : Tabel 1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Variabel Penelitian Hasil 1 Gideon SB. Variabel Dependen : Kepemilikan Boediono (2005) Manajemen laba dan institusional, kualitas laba. kepemilikan manajerial, Variabel Independen : dan komposisi dewan Kepemilikan institusional, komisaris berpengaruh kepemilikan manajerial, secara positif terhadap dan komposisi dewan manajemen laba. komisaris. Kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komposisi dewan komisaris, dan manajemen laba berpengaruh secara positif terhadap kualitas laba. 2 Halima Stahila Variabel Dependen : Struktur kepemilikan, Palestin (2006) Manajemen laba. dewan komisaris Variabel Independen : independen mempunyai Struktur kepemilikan, pengaruh yang signifikan dewan komisaris terhadap manajemen laba, independen, dan komite komite audit tidak audit. berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. 3 Muh. Arief Ujiyantho dan Bambang Agus Pramuka (2007) Variabel dependen : Manajemen laba dan kinerja keuangan. Variabel Independen : Kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen. 113 Kepemilikan institusional dan jumlah dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Proporsi dewan komisaris independen JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 110-126 berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Manajemen laba (discretionary accruals) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (cash flow return on assets). 4 Eka Sefiana (2009) Variabel Dependen : Manajemen laba. Variabel Independen : Proporsi komisaris independen, ukuran dewan komisaris, dan keberadaan komite audit. Proporsi komisaris independen, ukuran dewan komisaris, dan keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. 5 Tuti Sriwedari (2009) Variabel Dependen : Manajemen laba dan kinerja kuangan. Variabel Independen : Kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, dan komite audit. Kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial memberikan pengaruh negatif terhadap manajemen laba. Proporsi dewan komisaris independen memberikan pengaruh tidak signifikan terhadap manajemen laba. Komite audit memberikan pengaruh positif terhadap manajemen laba. 6 Bella Carlina Prajitno dan Yulius Jogi Christiawan (2013) Variabel Dependen : Manajemen laba. Variabel Independen : Kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komite audit, komisaris Kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap 114 Hanggara : Pengaruh Corporate Governance Terhadap ... independen, dan reputasi kantor akuntan publik. aktivitas manajemen laba. Komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap aktivitas manajemen laba. Kerangka Teori dan Hipotesis Komite Audit Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Komite audit mempunyai tanggung jawab utama untuk membantu dewan komisaris dalam menjalankan tanggung jawabnya terutama dengan masalah yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan sistem pelaporan keuangan. Berdasarkan Surat Edaran BEJ, SE-008/BEJ/12-2001, keanggotaan komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang termasuk ketua komite audit. Anggota komite yang berasal dari komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota komite ini merupakan komisaris independen sekaligus ketua komite. Anggota lainnya yang bukan merupakan komisaris independen harus berasal dari pihak eksternal yang independen. Carcello et. al. (2006) menyelidiki hubungan antara keahlian komite audit di bidang keuangan dan manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan komite audit di bidang keuangan terbukti efektif mengurangi manajemen laba. Adanya komite audit di perusahaan diharapkan agar pengawasan terhadap perusahaan dapat meningkat sehingga tercipta praktik perusahaan yang transparan guna menimalisir manajemen laba pada perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Dewan Komisaris Independen Daily & Dalton (1994) menyatakan bahwa apabila ada resistensi dari CEO untuk menerapkan strategi yang agresif untuk mengatasi kinerja perusahaan yang terus menurun, maka adanya dewan dari luar akan mendorong pengambilan keputusan untuk melakukan perubahan. Hal ini disebabkan oleh kecendurungan bahwa semakin tinggi representasi dewan dalam (insider board) maka keterlibatan direksi dalam pengambilan keputusan yang strategis akan semakin rendah. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba Kepemilikan Institusional Pemilik institusional sebagai pemegang saham mayoritas meminta jajaran manajer untuk meminimalisasi manajemen laba karena jika pemilik institusional sebagai pemegang saham mayoritas meminta manajer untuk melakukan rekayasa laba yang menguntungkan pemegang saham mayoritas dan manajemen, maka pemegang saham 115 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 110-126 minoritas dan pasar saham akan mendiskon harga saham perusahaan yang justru akan merugikan pemegang saham mayoritas itu sendiri (Tarjo, 2008) Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H3 : Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Kepemilikan Manajerial Iqbal dan Fachriyah (2004) melakukan penelitian mengenai corporate governance sebagai alat pereda praktik manajemen laba, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh secara signifikan terhadap praktik manajemen laba dengan arah hubungan negative. Hasil penelitian Ujiyantho dan Pramuka (2007) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negative signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian Siregar dan Utama (2005) juga mendapatkan hasil yang sama yaitu berpengaruh negative namun tidak signifikan. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah : H4 : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. METODOLOGI PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan non keuangan lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini variable yang muncul adalah 4 independent variable dan 1 dependent variable. Variable independent (variabel bebas) yaitu variabel yang memprediksi variable dependent. Dengan kata lain bahwa variable independent merupakan prediktor dari variable dependent. (Sugiyono, 2010). Dimana manajemen laba sebagai dependent variable sedangkan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit sebagai independent variable. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan membahas mengenai “Pengaruh Corporate Governance terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 – 2012”. Dalam penelitian ini telah berhasil ditentukan sampel sebanyak 40 perusahaan manufaktur selama periode tahun 2010 – 2012. Objek penelitian yang digunakan adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, dan manajemen laba. Data tersebut diambil berdasarkan laporan keuangan (annual report) yang telah tersedia di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2010 – 2012. Hasil Analisa Statistik Deskriptif Dari penelitian ini terdapat populasi sebesar 137 perusahaan manufaktur selama periode 2010 – 2012 dan perusahaan – perusahaan tersebut merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah sampel yang sesuai dengan kriteria adalah 40 perusahaan selama periode 2010-2012. Hasil pengolahan data deskriptif dilihat pada tabel berikut : 116 Hanggara : Pengaruh Corporate Governance Terhadap ... Tabel 2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Institusional Komisaris Independen Komite Audit Manajemen Laba Valid N (listwise) N Minimum Maximum 120 ,00000 ,75740 Mean Std. Deviation ,0612168 ,13289341 120 ,12460 ,96100 ,6549342 ,18461644 120 120 120 120 ,20000 3,00000 -,45308 1,00000 4,00000 ,30216 ,3998695 3,1000000 -,0267101 ,13420962 ,30125787 ,10547022 Uji Normalitas Uji ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah data layak digunakan sebagai sampel dan apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan cara analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2006). Penelitian ini menggunakan metode one sample Kolgomorov-Smirnov Test dengan nilai signifikansi sebesar 5%. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Asymptotic Significance > 0,05. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah unstandardized residual berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji one sample Kolgomorov-Smirnov Test disajikan dalam tabel 3 Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Analisis Statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 120 a,b Normal Parameters Mean ,0000000 Std. Deviation ,09341747 Most Extreme Absolute ,119 Differences Positive ,119 Negative -,071 Kolmogorov-Smirnov Z 1,304 Asymp. Sig. (2-tailed) ,067 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data yang diolah 117 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 110-126 Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflatory Factor (VIF). Nilai Cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance ≤ 0,01 atau VIF ≥ 10. Namun apabila terjadi Tolerance ≥ 0,01 atau VIF ≤ 10, maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2011). Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat di tabel 4 Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Standardiz ed Unstandardized Coefficient Collinearity Coefficients s Statistics Std. Toleranc Model B Error Beta t Sig. e VIF 1 (Constant) ,261 ,094 2,768 ,00 7 Kepemilikan -,330 ,067 -,415 - ,00 ,968 1,033 Manajerial 4,947 0 Kepemilikan -,091 ,049 -,159 - ,06 ,924 1,082 Institusional 1,846 8 Komisaris ,062 ,067 ,078 ,914 ,36 ,928 1,078 Independen 3 Komite Audit -,075 ,029 -,215 - ,01 ,964 1,038 2,553 2 a. Dependent Variable: Manajemen Laba Sumber : Data yang diolah Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Apabila terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Pengujian statistik yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah uji Durbin Watson (DW), dengan kriteria sebagai berikut (Priyatno, 2010): Bila nilai DW terletak antara batas atas (upper bound) atau du dan 4-du, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi; Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau dl, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif; 118 Hanggara : Pengaruh Corporate Governance Terhadap ... Bila nilai DW lebih besar dari pada 4-dl, maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol berarti ada autokorelasi negatif; Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak diantara 4-du dan 4-dl maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Hasil penelitian ini dapat dilihat di tabel 5 Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson a 1 ,464 ,215 ,188 ,09503 2,097 a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional b. Dependent Variable: Manajemen Laba Sumber : Data yang diolah Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance (ragam) dari nilai residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah Homoskedatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu melihat pola grafik regresi, uji Park, uji Glejser, dan uji Spearman’s rho. Pada penelitian ini melakukan uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Spearman’s rho, yaitu mengkorelasikan nilai residual dengan masing-masing variabel independen. Jika signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas. Jika signifikansi korelasi lebih dari 0,05 maka pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Priyatno, 2010). Hasil penelitian ini dapat dilihat di tabel 6 119 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 110-126 Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations Kepemilika Kepemilika Komit n n Komisaris e Unstandardize Manajerial Institusional Independen Audit d Residual ** 1,000 -,282 -,118 -,063 ,051 Spearman's Kepemilikan Correlatio rho Manajerial n Coefficien t Sig. (2. tailed) N 120 Kepemilikan Correlatio Institusional n Coefficien t Sig. (2,002 . tailed) N 120 Komisaris Correlatio -,118 Independen n Coefficien t Sig. (2,200 tailed) N 120 Komite Correlatio -,063 Audit n Coefficien t Sig. (2,492 tailed) N 120 Unstandardi Correlatio ,051 zed Residual n Coefficien t Sig. (2,581 tailed) N 120 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 120 ,002 ,200 ,492 ,581 120 1,000 120 120 ,129 120 ,015 ,002 ,160 ,872 120 1,000 120 ,143 120 ,048 ,118 ,601 120 1,000 120 -,134 120 ,002 . 120 ,129 120 ,143 ,160 ,118 . 120 ,015 120 ,048 ,872 ,601 ,145 . 120 120 120 ,145 120 -,134 120 1,000 120 Hanggara : Pengaruh Corporate Governance Terhadap ... Uji Hipotesis Antar Variabel Persamaan Regresi Analisis regresi digunakan untuk menguji pengaruh keempat variabel independen (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit) terhadap variabel dependen (manajemen laba). Berikut hasil dari analisis regresi yang disediakan dalam tabel 7 Model 1 (Constant) Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Institusional Komisaris Independen Komite Audit Tabel 7 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficientsa Standardiz ed Unstandardize Coefficient Collinearity d Coefficients s Statistics Std. Toleranc Error Beta t Sig. e VIF B ,26 ,094 2,768 ,007 1 ,067 -,415 - ,000 ,968 1,033 ,33 4,947 0 ,049 -,159 - ,068 ,924 1,082 ,09 1,846 1 ,06 ,067 ,078 ,914 ,363 ,928 1,078 2 ,029 -,215 - ,012 ,964 1,038 ,07 2,553 5 Uji F Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1.) bila tingkat signifikansi lebih besar dari 5% maka tidak ada pengaruh yang signifikan; 2.) bila tingkat signifkansi lebih kecil sama dengan 5% maka ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. (Ghozali, 2006). Hasil uji statistik F ini dapat dilihat di tabel 8 121 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 110-126 Tabel 8 Hasil Uji F ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F 1 Regression ,285 4 ,071 7,897 Residual 1,038 115 ,009 Total 1,324 119 a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional b. Dependent Variable: Manajemen Laba Sumber : Hasil perhitungan SPSS for Windows 21.0 Sig. ,000a Uji T Pengujian hipotesis kedua adalah uji statistik t. Uji t pada dasarnya bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% (α=0,05). Ghozali (2006) menyatakan bahwa uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam menolak atau tidak berhasil menolak Ha antara lain didasari oleh : 1.) jika tingkat signifikan lebih besar dari 5% maka Hipotesis awal ditolak (koefisien regresi tidak signifikan); 2.) jika tingkat signifikansi lebih kecil sama dengan 5% maka Hipotesis awal tidak ditolak (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji t dalam penelitian ini dapat dilihat ditabel 9 122 Hanggara : Pengaruh Corporate Governance Terhadap ... Tabel 9 Hasil Uji T Coefficientsa Standardiz ed Unstandardized Coefficient Collinearity Coefficients s Statistics Std. Toleranc Model B Error Beta t Sig. e VIF 1 (Constant) ,261 ,094 2,768 ,007 Kepemilikan -,330 ,067 -,415 - ,000 ,968 1,03 Manajerial 4,947 3 Kepemilikan -,091 ,049 -,159 - ,068 ,924 1,08 Institusional 1,846 2 Komisaris ,062 ,067 ,078 ,914 ,363 ,928 1,07 Independen 8 Komite Audit -,075 ,029 -,215 - ,012 ,964 1,03 2,553 8 a. Dependent Variable: Manajemen Laba Koefisien Determinasi (R2) Koefisiensi determinasi (R2) pada intinya bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi (R2) yang terkecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Hasil pengujian mengenai koefisien determinasi (R2) disajikan ditabel 10 Tabel 10 Hasil Koefisien Determinasi Model Summaryb Mode Std. Error of DurbinAdjusted R l R R Square the Estimate Watson Square a 1 ,464 ,215 ,09503 2,097 ,188 a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional b. Dependent Variable: Manajemen Laba 123 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 110-126 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 dan nilai t sebesar -0,4947. Nilai signifikansi kepemilikan manajer lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H1 ditolak yang berarti kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Kemudian, variabel kepemilikan institusional memiliki nilai signifikan sebesar 0,68 dan nilai t sebesar 1,846. Nilai signifikansi kepemilikan institusional lebih besar dari 0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H2 tidak ditolak. Hal ini berarti kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Begitu juga dengan variabel komisaris independen yang memiliki nilai signifikan sebesar 0,363 dan nilai t sebesar 0,914. Nilai signifikansi komisaris independen lebih besar dari 0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H3 tidak ditolak. Hal ini berarti komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Variabel terakhir adalah variabel komite audit, memiliki nilai signifikan sebesar 0,12 dan nilai t sebesar -2,553. Nilai signifikansi komite audit lebih kecil dari 0,05 atau 5% sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H4 ditolak. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba dapat diterima Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian yang disebutkan di atas, maka terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya; yakni : (1) disarankan untuk melakukan penelitian serupa dengan menggunakan periode pengamatan yang lebih lama sehingga akan memberikan jumlah sampel yang lebih besar dan kemungkinan memperoleh kondisi yang sebenarnya dari penelitian tersebut; (2) menambah jumlah tahun pengamatan dalam proses penelitian; (3) menambahkan variabel bebas lain yang belum digunakan dalam penelitian ini seperti ukuran perusahaan (size), profitabilitas, dan leverage; DAFTAR PUSTAKA Boediono, Gideon. (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI. 2005 Cornett, M ., Marcia, et al., (2006). “Earnings Management, Corporate Governance, and True Financial Performance”. http://papers.ssrn.com/ Emirzon. (2006). “Regulary Driven dalam Implementasi Prinsip – prinsip Good Corporate Governance pada Perusahaan di Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya. Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multiverative dengan program SPSS. Cetakan ke IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19, Universitas Diponegoro, Semarang Healy, Paul M. And J.M Wahlen. (1999). A Review Of The Earnings Management Literature And Its Iplications For Standard Setting. Accounting Horizon 13. 124 Hanggara : Pengaruh Corporate Governance Terhadap ... Herawaty, Vinola. (2008). “Peran Praktik Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi 11, Pontianak. Iqbal, Syaiful dan Nurul Fachriyal. (2004). “Corporate Governance Sebagai Alat Pereda Praktik Manajemen Laba (Earnings Management)”. Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar. Iqbal, Syaiful. (2007). Corporate Governance Sebagai Alat Pereda Praktik Manajemen Laba (Earnings Management). Jurnal Ventura Volume 10 No. 3, Desember 2007. Midiastuty, Pratana P., dan M. Machfoedz. (2003). “Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan indikasi Manajemen Laba”. Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya. Mursalim. (2005). Income Smoothing dan motivasi Investor: Studi Empiris pada Investor di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005. Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan, (2007). “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar. Nuryaman, (2008). “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak. Nuryaman. (2009). Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia 6. OECD, 1999, OECD Principles of Corporate Governance Palestin, Halima Stahila. (2006). “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Praktik Corporate Governance dan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada PT. Bursa Efek Indonesia)”. Tesis, Universitas Diponegoro Priyatno, Duwi. (2010). Mandiri Belajar SPSS untuk analisis data & uji statistik, Cetakan ketiga. Yogyakarta: MediaKom Scott, William R. (2000). Financial Accounting Theory. Second Edition. Canada: Prentice Hall. Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud Machfoedz. (2006). “Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang Shleifer, A. Dan R.W. Vishny. (1997). A Survey of Corporate Governance. Journal of Finance 52, hal 737 – 783. Sriwedari. (2009). Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tesis, Universitas Sumatera Utara. Sugiyono, Dr., (2000). “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D., Bandung: Alfabeta Tarjo. (2008). Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan leverage terhadap manajemen laba, nilai pemegang saham serta cost of equity capital. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak Ujiyantho, Muh. Arief. (2006). Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: Suatu Tinjauan dalam Hubungan Keagenan. Makalah. http://www.freewebs.com/stiemuhpekl/asimetri%20informasi.doc. 125 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 110-126 Ujiyantho, M. Arief dan Bambang Agus Pramuka. (2007). “Mekanisme Good Corporate, Manajemen laba dan Kinerja Keuangan”. Proceedings Siposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar, Juli Uttavi, Wayan Hesadijaya. (2010). “Pengaruh Proporsi Gender Dewan Direksi dan Komite Audit pada Konservatisma Akuntansi Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Tesis, Universitas Udayana Veronica, Sylvia N.P Siregar dan Siddharta Utama. (2005). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo. www.idx.co.id www.sahamok.com . 126