Djoko S. Pudjorahardjo, dkk. ISSN 0216 - 3128 1 PENGUKURAN DISTRIBUSI MEDAN MAGNET SISTEM OPTIK MBE PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI Djoko S. Pudjorahardjo, Suprapto, Sukaryono, Rani Saptaaji Puslitbang Teknologi Maju, BATAN, Yogyakarta ABSTRAK PENGUKURAN DISTRIBUSI MEDAN MAGNET SISTEM OPTIK MBE PADA TAHAP PRAKONSTRUKSI. Salah satu komponen penting mesin berkas elektron (MBE) yang telah dirancang bangun di Puslitbang Teknologi Maju BATAN Yogyakarta adalah sistem optik. Sistem optik pada MBE berfungsi untuk memandu berkas elektron sejak keluar dari sumber elektron hingga mencapai jendela MBE. Sistem optik yang telah dirancang bangun terdiri dari 3 komponen yaitu sistem pemfokus, sistem pengarah dan sistem pemayar. Pada tahap prakonstruksi MBE, perlu dilakukan pengukuran distribusi medan magnet pada ketiga k omponen sistem optik tersebut. Pengukuran pada sistem pemfokus menunjukkan adanya nilai maksimum dari intensitas medan magnet di tengah sumbu sistem pemfokus yang nilainya 3,1 gauss untuk pemfokus I dan 48,5 gauss untuk pemfokus II. Pengukuran pada sistem pengarah menunjukkan distribusi intensitas medan magnet ke arah aksial di beberapa titik pada tampang lintang sistem pengarah tidak homogen. Intensitas medan magnet cukup besar di titik -titik dekat dinding tabung yaitu antara 150 hingga 160 gauss. Sedan gkan di titik-titik lainnya intensitas medan magnet lebih kecil yaitu antara 125 hingga 135 gauss. Pengukuran pada sistem pemayar menunjukkan distribusi intensitas medan magnet ke arah aksial di beberapa titik pada tampang lintang sistem pemayar hampir homogen yaitu antara 100 hingga 110 gauss untuk titik-titik yang letaknya agak jauh dengan dinding tabung, dan antara 175 hingga 180 gauss untuk titiktitik yang letaknya dekat dengan dinding tabung. Sedangkan untuk titik-titik yang jaraknya 1 cm dari tepi tabung intensitas medan magnet mengalami kenaikan yang cukup signifikan. ABSTRACT MEASUREMENT OF MAGNETIC FIELD DISTRIBUTION OF EBM OPTICAL SYSTEM IN PRECONSTRUCTION PHASE. One of the important components of electron beam machine (EBM) designed and constructed at The R & D Center for Advanced Technology BATAN Yogyakarta is the optical system. The function of optical system in EBM is for guiding electron beam extracted from electron gun until it reach the EBM window. The optical system has three components i.e. focusing system, steering system and scanning system. In pre-construction phase it is necessary to measure the distribution of magnetic field of the three components of optical system. The measurement of focusing system shows that there is a maximum value of magnetic field intensity in the middle of focusing system. The values is 3.1 gauss for focusing system I and 48.5 gauss for focusing system II. The measurement of steering system shows that the axial distribution of magnetic field intensity at some points in the cross section is not homogenous. The magnetic field intensities are significantly high, i.e. between 150 and 160 gauss at the points near the wall. Whereas at the other points the magnetic field intensities are lower i.e. between 125 and 135 gauss. The measurement of scanning system shows that the axial distribution of magnetic field intensities for some points in the cross section are nearly homogenous, i.e. between 100 and 110 gauss for the points far from the wall, between 175 and 180 gauss for the points near the wall. Whereas for the points that are 1 cm from the edge of the tube the magnetic field intensities are significantly high. PENDAHULUAN M esin Berkas Elektron (MBE) adalah salah satu jenis akselerator untuk elektron. Sekarang sudah banyak negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, yang memanfaatkan teknologi MBE untuk Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001 ISSN 0216 - 3128 2 berbagai keperluan seperti sterilisasi peralatan kedokteran, pengawetan makanan dalam kemasan, buah-buahan, proses crosslinking untuk meningkatkan mutu bahan karet alam, kabel, busa, dan lainlain, pengeringan dan pelapisan kayu lapis, penanganan gas -gas SOx dan NOx pada gas buangan pabrik, dan masih banyak lagi pemanfaatan [1,2,3] MBE. Saat ini BATAN telah mempunyai 2 buah MBE di P3TIR Pasar Jumat Jakarta, yaitu tipe EPS300 (300 kV/50 mA) buatan Jepang dan tipe GJ -2 (2 MV/10 mA) buatan Cina. Kedua MBE tersebut telah dimanfaatkan untuk proses radiasi karet alam, kabel dan kayu lapis. Dalam rangka untuk penguasaan teknologi MBE maka sejak Pelita VI pimp inan BATAN memutuskan perlunya dilakukan kegiatan litbang rancang bangun MBE 500 kV/20 mA di P3TM yang waktu itu masih bernama PPNY. Dalam litbang rancang bangun MBE tersebut dirancang dan dibuat sebagian besar komponen-komponen MBE baik dengan menggunakan bahan lokal maupun bahan [4] impor . Salah satu bagian dari MBE 500 keV/10 mA yang dirancang bangun adalah sistem optik. Sistem optik pada MBE berfungsi untuk memandu berkas elektron sejak keluar dari sumber elektron hingga keluar dari jendela (window) MBE untuk meradiasi suatu bahan. Pemanduan tersebut perlu dilakukan karena berkas elektron di dalam MBE cenderung menyebar (divergen ) akibat adanya tumbukan dengan atom-atom gas yang masih tertinggal di dalam tabung hampa MBE, gaya tolak antar elek-tron di dalam berkas elektron, dan pengaruh medan listrik sistem. Prinsip kerja sistem optik sebagai pemandu berkas elektron adalah berdasarkan prinsip gaya Lorentz, yaitu gaya yang dialami oleh elektron yang [5] bergerak melalui suatu medan magnet . Kegiatan rancang bangun sistem optik MBE telah dimulai sejak tahun 1996/1997 dengan melakukan perhitungan atau perancangan untuk menentukan spesifikasi teknis sistem optik MBE, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan bagianbagian sistem optik MBE berdasarkan spesifikasi teknis yang telah ditentukan, dan selanjutnya dilakukan karakterisasi untuk mengetahui kinerja bagian-bagian sistem optik yang telah dirancang bangun tersebut. Dalam makalah ini dibahas hasil pengujian distribusi medan magnet sistem optik MBE yang telah dirancang bangun dan tindak lanjut yang perlu dilakukan. TATAKERJA Djoko S. Pudjorahardjo, dkk. Komponen Sistem Optik MBE Sistem optik MBE yang telah dirancang bangun terdiri dari sistem pemfokus, sistem pengarah dan sistem pemayar. Di dalam MBE fungsi ketiga komponen sistem optik tersebut berbedabeda. Sistem pemfokus berfungsi untuk memfokuskan berkas elektron pada saat keluar dari sumber elektron supaya dapat masuk ke dalam tabung pemercepat elektron dan pada saat keluar dari tabung pemercepat elektron, sehingga dalam hal ini telah dibuat 2 buah sistem pemfokus. Sistem pengarah berfungsi untuk mengarahkan berkas elektron sedemikian rupa sehingga bergerak di sekitar sumbu optik MBE. Sedangkan sistem pemayar berfungsi untuk menyimpangkan berkas elektron ke arah kiri dan kanan sedemikian rupa sehingga berkas elektron dapat mengenai seluruh permukaan bahan yang diradiasi menggunakan berkas elektron [6]. Sistem pemfokus yang dirancang bangun meliputi sistem pemfokus I yang akan ditempatkan di depan tabung pemercepat untuk memfokuskan berkas elektron yang keluar dari sumber elektron dan sistem pemfokus II yang akan ditempatkan di belakang tabung pemercepat untuk memfokuskan berkas elektron yang keluar dari tabung pemercepat. Sistem pemfokus yang telah dirancang bangun adalah lensa magnetik dengan konstruksi yang cukup sederhana terdiri dari tabung hampa dengan flange di kedua ujungnya dan kumparan elektromagnet seperti ditampilkan pada Gambar 1. Besi pembungkus Tabung Hampa Elektromagnet Gambar 1. Skema lensa magnetik untuk sistem pemfokus berkas elektron. Sistem pengarah berfungsi untuk mengarahkan berkas elektron agar bergerak sepanjang sumbu optik MBE sesudah mengalami percepatan di dalam tabung pemercepat. Konstruksi sistem pengarah yang telah dirancang bangun terdiri Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001 Djoko S. Pudjorahardjo, dkk. ISSN 0216 - 3128 dari tabung hampa dengan flange di kedua ujung tabung dan 2 pasang kumparan elektromagnet yang dipasang saling tegak lurus dan memotong sumbu tabung hampa seperti ditampilkan pada Gambar 2. B B A B Gambar 2. Skema sistem pengarah berkas elektron (A = tabung hampa, B = kumparan elektromagnet) . Sistem pemayar berfungsi untuk menyimpangkan berkas elektron sedemikian rupa sehingga berkas elektron dapat mengenai seluruh permukaan material yang diiradiasi. Untuk itu diperlukan medan magnet yang arahnya bolak balik. Oleh karena itu sistem pemayar yang dirancang berupa sepasang elektromagnet arus tukar yang dipasang memotong 3 sumbu optik MBE seperti yang ditampilkan pada Gambar 3. Bagian penting dari komponen-komponen sistem optik MBE tersebut di atas adalah kumparan elektroma gnet karena prinsip kerja dari komponenkomponen tersebut adalah berdasarkan adanya gaya Lorentz terhadap elektron yang bergerak melalui medan magnet. Dalam hal ini medan magnet dihasilkan oleh kumparan elektromagnet yang ada pada setiap komponen sistem optik MBE. Kumparan elektromagnet untuk sistem pemfokus dibuat melingkari tabung hampa sistem pemfokus (kumparan selenoid). Kumparan elektromagnet sistem pengarah terdiri dari 2 pasang yang disusun saling tegak lurus satu terhadap yang lain dan juga terhadap tabung hampa sistem pengarah. Baik kumparan sistem pemfokus maupun kumparan sistem pengarah adalah kumparan arus searah. Sedangkan kumparan elektromagnet sistem pemayar adalah kumparan arus tukar karena fungsinya untuk menghasilkan medan magnet bolak-balik yang akan menyimpangkan berkas elektron ke samping kiri dan kanan. Susunan kumparan elektromagnet ketiga komponen sistem optik MBE seperti ditampilkan pada Gambar 4. Sedangkan spesifikasi teknis sistem optik MBE adalah seperti pada Tabel 1. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001 ISSN 0216 - 3128 4 Djoko S. Pudjorahardjo, dkk. TABUNG HAMPA ELEKTROMAGNET CORONG PEMAYAR JENDELA PEMAYAR Gambar 3. Skema sistem pemayar berkas elektron . Tabel 1. Spesifikasi teknis sistem optik mesin berkas elektron 500 keV/10 mA yang terdiri dari sistem pemfokus I dan II, sistem pengarah dan sistem pemayar. Spesifikasi Teknis Pemfokus I Pemfokus II Pengarah Pemayar Panjang Tabung Hampa 250 mm 250 mm 320 mm 170 mm Diameter Tabung Hampa 100 mm 100 mm 100 mm 100 mm Panjang Kumparan 100 mm 100 mm 100 mm 100 mm Diameter Dalam Kumparan 108 mm 108 mm 108 mm 108 mm Diameter Luar Kumparan 113 mm 149 mm 142 mm 130 mm Lebar Celah Besi Pembungkus 25 mm 25 mm - - Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001 Djoko S. Pudjorahardjo, dkk. ISSN 0216 - 3128 5 Tebal Besi Pembungkus 1 mm 1 mm - - Tebal Pertinek 3 mm 3 mm 3 mm 3 mm Diameter Kawat 1 mm 1 mm 1 mm 1 mm 0,2 mm 0,2 mm 0,2 mm 0,2 mm 170 1698 1342 918 1,3 Ω 15 Ω 11 Ω 7,5 Ω 1A 1A 1A 1A 1m (E=10 eV, I = 0,5 A) 1m (E=1 MeV, I = 0,5 A) - - Penampang Elektromagnet - - 100 × 100 mm 100 × 100 mm Kuat Medan Magnet - - 0,017W /m = 1 A) Sudut Pembelokan - - 30 (U = 1MV, I = 0,5 A) 20 (U = 1MV, I = 0,5 A) Jarak Pemayar ke Jendela - - - 1600 mm Panjang Jendela - - - 1300 mm Lebar Jendela - - - 100 mm Frekuensi Arus Tukar - - - 200 Hz Tebal Kertas Isolasi Jumlah Lilitan Tahanan Kumparan Arus Maksimum Jarak Fokus 2 0 (I 2 0,012W/m (I = 1 A) 0 Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001 ISSN 0216 - 3128 6 Djoko S. Pudjorahardjo, dkk. Sistem pemfokus Sistem pemayar Sistem pengarah Gambar 4. Susunan kumparan elektromagnet sistem optik MBE. Pengukuran Distribusi Medan Magnet Sistem Optik MBE Pengukuran distribusi medan magnet sistem optik MBE perlu dilakukan karena sistem optik MBE yang telah dirancang bangun menggunakan prinsip gaya Lorentz, di mana apabila elektron bergerak melalui suatu medan magnet akan meng-alami suatu gaya yang mempengaruhi arah gerak elektron tersebut. Pengukuran distribusi medan magnet tiap komponen sistem optik MBE dilakukan pada arah aksial, yaitu sepanjang sumbu kumparan elektromagnet tiap komponen sistem optik MBE menggunakan probe magnet (gaussmeter). HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Pemfokus Hasil pengukuran distribusi medan magnet sistem pemfokus ditampilkan pada Gambar 5a dan 5b. Secara ideal distribusi medan magnet di dalam sistem pemfokus yang terdiri dari kumparan elektromagnetik berbentuk selenoida adalah homo-gen dan merupakan medan magnet aksial seperti dinyatakan µ NI dengan persamaan Bz = 0 di mana B x L intensitas medan magnet aksial, µo permeabilitas udara, N jumlah lilitan, I arus kumparan dan L [6] panjang kumparan . Tetapi kenyataan hasil pengukuran distribusi medan magnet sistem pemfokus yang telah dirancang bangun adalah seperti tertampil pada Gambar 5a untuk pemfokus I dan Gambar 5b untuk pemfokus II. Hasil tersebut memperlihatkan adanya nilai maksimum dari intensitas medan magnet pada suatu titik di dalam sistem pemfokus. Sepanjang arah aksial mulai dari pinggir kumparan ke dalam kumparan intensitas medan magnet membesar dan mencapai puncaknya kira-kira di tengah-tengah kumparan (panjang kumparan 10 cm). Sedangkan untuk posisi aksial di luar kumparan hasil pengukuran memperlihatkan Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001 Djoko S. Pudjorahardjo, dkk. ISSN 0216 - 3128 bahwa intensitas medan magnet cukup kecil bila dibandingkan dengan intensitas medan magnet di dalam kumparan khususnya untuk arus kumparan di atas 2 A. Intensitas medan magnet yang terukur di luar daerah kumparan merupakan intensitas medan magnet pinggir yang terdiri dari komponen aksial dan 7 radial. Dengan distribusi medan magnet seperti hasil pengukuran tersebut, maka tentu saja sifat pemfokusan dari sistem pemfokus yang dirancang bangun akan sedikit berbeda dari keadaan yang ideal. Gambar 5a. Hasil pengukuran distribusi medan magnet sistem pemfokus I . Gambar 5b. Hasil pengukuran distribusi medan magnet sistem pemfokus II. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001 ISSN 0216 - 3128 8 Sistem Pengarah Hasil pengukuran distribusi medan magnet sistem pengarah ditampilkan pada Gambar 6. Pengukuran distribusi medan magnet sistem pengarah dilakukan pada saat kedua pasang kumparan elektromagnet telah disusun menjadi sistem pengarah. Pada titik-titik tertentu sepanjang tabung hampa sistem pengarah medan magnet diukur pada arus kumparan tertentu. Titik-titik pengukuran pada tabung hampa seperti ditampilkan pada Gambar 7. Penampang lintang sistem pengarah dibagi menjadi 9 titik pengukuran dan dari masing-masing titik pengukuran tersebut dapat ditarik garis horisontal sejajar tabung sistem pengarah. Jarak antar titik pengukuran pada garis horisontal tersebut ditetapkan 1 cm. Dari hasil pengukuran distribusi medan magnet sistem pengarah seperti ditampilkan pada pada Gambar 6, intensitas medan magnet untuk Djoko S. Pudjorahardjo, dkk. tiap titik pengukuran tidak sama (tidak homogen). Pada titik-titik E, F, H dan I nilai intensitas medan magnet antara 150 hingga 160 gauss. Sedangkan pada titik-titik A, B, C, D dan G nilainya antara 125 hingga 135 gauss, yang berarti selisihnya cukup besar. Kalau dicermati titik-titik E, F, H dan I terletak di pinggir berdekatan dengan dinding tabung hampa yang terbuat dari bahan SS yang kemungkinan masih mengandung bahan -bahan yang bersifat feromagnetik, sehingga berpengaruh terhadap intensitas medan magnet di titik -titik yang letaknya berdekatan dengan dinding tabung tersebut. Sedangkan ketidakhomogenan intensitas medan magnet di setiap titik di dalam tabung sistem pengarah kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, antara lain adalah ketidakstabilan catudaya arus kumparan elektromagnet sistem pengarah, dan kualitas besi lunak untuk inti kumparan elektromagnet sistem pengarah yang kurang baik. Gambar 6. Hasil pengukuran distribusi medan magnet sistem pengarah. E D F B A C H G I Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001 Djoko S. Pudjorahardjo, dkk. ISSN 0216 - 3128 9 Gambar 7. Titik-titik ukur pada pengukuran distribusi medan magnet sistem pengarah. Titik-titik pengukuran pada tabung hampa seperti Sistem Pemayar pada Gambar 9. Hasil pengukuran distribusi medan magnet Penampang lintang tabung dibagi menjadi 15 sistem pemayar ditampilkan pada Gambar 8. titik pengukuran dan dari mas ing-masing titik Pengukuran distribusi medan magnet sistem pemayar pengukuran tersebut dapat ditarik garis horisontal dilakukan pada saat kumparan elektromagnet telah sejajar dengan tabung sistem pemayar. Jarak antar disusun menjadi sistem pemayar. Pada titik-titik titik pengukuran pada garis horisontal tersebut tertentu sepanjang tabung hampa sistem pemayar ditetapkan 1 cm. medan magnet diukur pada arus kumparan tertentu. Gambar 8. Hasil pengukuran distribusi medan magnet sistem pemayar. K F A L G B M H C N I D O J E Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001 ISSN 0216 - 3128 10 Djoko S. Pudjorahardjo, dkk. Gambar 9. Titik -titik ukur pada pengukuran distri busi medan magnet sistem pemayar. Dari hasil pengukuran distribusi medan magnet sistem pemayar seperti ditampilkan pada Gambar 8 menunjukkan bahwa intensitas medan magnet untuk titik-titik B, C, D, F, G, H, I, J, L, M dan N hampir sama untuk jarak aksial 3 hingga 9 cm yaitu berkisar antara 100 hingga 110 gauss. Di luar jarak aksial tersebut intensitas medan magnet naik hingga sekitar 140 gauss pada posisi 1 cm dari tepi tabung sistem pemayar. Sedangkan pada titik-titik A, E, K dan O diperoleh intensitas medan magnet yang beragam dan nilainya lebih besar dari intensitas medan magnet pada titik-titik lainnya yaitu berkisar antara 175 hingga 215 gauss. Kalau dicermati titiktitik A, E. K dan O terletak di pinggir berdekatan dengan dinding tabung sistem pemayar yang terbuat dari bahan SS yang kemungkinan masih mengandung bahan-bahan yang bersifat feromagnetik sehingga berpengaruh terhadap intensitas medan magnet di titik-titik yang letaknya berdekatan dengan dinding tabung tersebut. KESIMPULAN Dari hasil pengukuran distribusi medan magnet komponen-komponen sistem optik MBE yang telah dirancang bangun dapat disimpulkan sebagai berikut: − Distribusi medan magnet di dalam kumparan selenoid sistem pemfokus pada arah aksial tidak homogen tetapi terdapat suatu nilai maksimum kira-kira ditengah kumparan, yaitu 3,1 gauss pada arus kumparan 2,75 A untuk pemfokus I dan 48,5 gauss pada arus kumparan 2,3 A untuk pemfokus II. − Distribusi medan magnet di dalam sistem pengarah pada arah aksial di beberapa titik pada tampang lintang sistem pengarah tidak homogen. Intensitas medan magnet cukup besar di titik -titik yang dekat dengan dinding tabung sistem pengarah yaitu antara 150 hingga 160 gauss. Sedangkan di titik-titik lainnya yang letaknya agak jauh dari dinding tabung sistem pengarah intensitas medan magnet lebih kecil yaitu antara 125 hingga 135 gauss. − Distribusi medan magnet di dalam sistem pemayar pada arah aksial (terutama mulai jarak 2 cm dari kedua tepi tabung sistem pemayar ke dalam) di beberapa titik pada tampang lintang sistem pemayar hampir homogen. Di titik-titik yang letaknya dekat dinding tabung sistem pemayar intensitas medan magnet berkisar antara 175 hingga 180 gauss. Di titik-titik lainnya yang letaknya lebih jauh dari dinding tabung intensitas medan magnet berkisar antara 100 hingga 110 gauss. Sedangkan untuk titik -titik yang jaraknya 1 cm dari tepi tabung intensitas medan magnetnya naik cukup signifikan. − Dengan distribusi medan magnet seperti yang diperoleh dari pengukuran tersebut maka perlu dikaji kembali penyebab ketidakhomogenan distribusi medan magnet pada tiap komponen sistem optik sebelum dilakukan konstruksi sistem optik pada sistem MBE secara keseluruhan. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekanrekan teknisi di Bidang Akselerator khususnya Sdr. Sumaryadi dan Suhartono yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini sehingga dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya. DAFTAR PUSTAKA 1. SUZUKI, M., Recent Advances in High Energy Electron Beam Machine, Nissin High Voltage Co., Ltd., Proceeding of The Workshop on The Utilization of Electron Beams, JAERI (1990). 2. YAMAMOTO, S., Crosslinking of Wire and Cables With Electron Beams, Proceeding of The Workshop on The Utilization of Electron Beams, JAERI (1990). 3. CHMIELEWSKI, A. G., et. al., Industrial Demonstration Plant For Electron Beam Flue Gas Treatment, Radiat. Phys. Chem. Vol. 46, No. 4-6, pp 1063-1066 (1995). 4. SUDJATMOKO, SUTADJI S., DARSONO, SUDIYANTO, Perancangan Mesin Berkas Elektron 500 keV/10 mA, Seminar Sehari Perancangan Mesin Berkas Elektron 500 keV/10 mA, PPNY-BATAN, Yogyakarta (1996). 5. SUTADJI S., DJOKO S. PUDJORAHARDJO, SUDJATMOKO, Perancangan Sistem Optik Mesin Berkas Elektron 500 keV/10 mA, Seminar Sehari Perancangan Mesin Berkas Elektron 500 keV/10 mA, PPNY-BATAN, Yogyakarta (1996). 6. DJOKO S. PUDJORAHARDJO, SUDJATMOKO, Perhitungan Sistem Optik Mesin Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001 Djoko S. Pudjorahardjo, dkk. ISSN 0216 - 3128 Berkas Elektron PPNY-BATAN, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, PPNY-BATAN, Yogyakarta (1997). TANYA JAWAB Sunardi − Bagaimana sistem optik pada tabung pemercepat, karena tabung ini agak panjang, apakah berkas dari pemfokus I sampai pemfokus II tidak menyebar (dikawatirkan berkas tidak sampai pada pemfokus II). − Pada kesimpulan point 1 medan magnet diperoleh sangat kecil, apakah medan ini dapat memfokus berkas elektron yang melewati. Djoko SP − Pada tabung pemercepat berkas diarahkan oleh elektron-elektron tabung pemercepat sedemikian sehingga berkas dapat lolos dari tabung pemercepat dan sampai ke pemfokus II. − Dari eksperimen dengan berkas elektron dari sumber elektron telah diperoleh efek pemfokus oleh pemfokus I. Sedangkan untuk pemfokus II belum, karena diperlukan kondisi berkas elektron setelah dipercepat. Anwar Budianto − Membaca abstrak, nampaknya pengukuran belum disandarkan suatu hipotesis atau landasan prediksi (teori). Sejauh mana hasil pengukuran ini terhadap hipotesis yang diajukan? Djoko SP − Untuk sistem pemfokus kita sudah tahu secara teori arah medan magnetnya. Hasil tersebut masih ada penyimpangan dari teori. Untuk sistem pengarah dan pemayar dimana kumparan elektromagnet ⊥ terhadap sumbu optik, teorinya masih dipelajari sehingga belum dapat dibandingkan. Sudiyanto − Apakah parameter fisis pada penyedia daya yang bisa merubah arah elektron yang bergerak (a rus? tegangan?). 11 − Bila dapat dikendalikan apakah berada pada level ground atau level HV. − Sensor magnetnya dalam orde mV? Djoko SP − Parameter arus, yaitu untuk memberikan arus pada kumparan elektromagnet sistem optik. − Level “ground”. − Ya. Agus Purwadi − Mengingat arah medan magnet yang terukur juga sebagai fungsi arah muatan berkas elektron (berubah). Apakah cara peletakan probe magnet juga telah disesuaikan? Djoko SP − Arus medan magnet tidak sebagai fungsi arah muatan berkas elektron, sehingga probe magnet tidak perlu disesuaikan dengan arah muatan elektron, tetapi disesuaikan dengan arah medan magnet (apakah horisontal, vertikal, dll). Suwoto − Dijelaskan bahwa pengukuran pada s istem pengarah distribusi intensitas medan magnet ke ara h aksial di beberapa titik pengukuran tidak homogen. Mengapa hal tersebut bisa terjadi. Mohon penjelasan. − Dalam rancangan berapa nilai optimal yang diharapkan baik itu ukuran pemfokus maupun penga rah agar diperoleh nilai gauss yang sesuai den gan standarnya/dikehendaki. Djoko SP − Ketidakhomogen tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa hal antara lain : • Ketidakstabilan catu daya arus kumparan. • Pengaruh dinding tabung yang terbuat dari bahan SS yang bersifat ferromagnetik sehingga di pengaruhi med an magnet. − Ukuran pemfokus, pengarah dan pemayar dapat dilihat pada Tabel 1 pada makalah, termasuk medan magnet yang dikehendaki. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001