MARKETING Inovasi untuk I IIN MAYASARI Dosen Program Studi Manajemen Universitas Paramadina Jakarta novasi dipersepsikan sebagai produk baru yang berkaitan dengan teknologi canggih dan bagus yang ditujukan untuk kalangan yang mampu. Selain itu, inovasi juga berkaitan dengan produk mahal dan membutuhkan penjelasan pemakaian yang rumit. Produk inovasi didefinisikan tidak sesempit itu, produk inovasi ditujukan untuk bisa menyelesaikan masalah yang bisa dihadapi oleh konsumen dari berbagai kalangan baik kalangan orang kaya maupun orang tidak mampu. Pertanyaan, saran, kritik, dan komentar dapat disampaikan ke redaksi melalui: [email protected], www.bisnis.com, dan [email protected] BISNIS/ADI PURDIYANTO 13 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 5 September 2010 grass root Masih hangat dalam ingatan kita, peristiwa tabung gas meledak yang sampai memakan banyak korban dari kalangan tidak mampu. Inisiasi mantan petinggi di pemerintahan kita memang patut diacungi jempol, karena bertujuan untuk bisa meringankan kehidupan ekonomi kalangan yang tidak mampu agar bisa menjalankan kegiatan perekonomian tanpa kendala kesusahan bahan bakar. Namun yang menarik hal ini adalah, kalangan mampu adalah konsumen yang cenderung tidak memiliki kemampuan untuk mengolah informasi dengan baik karena tidak ada kecukupan pengetahuan dengan baik. Pengetahuan yang baik tidak dimiliki karena informasi yang diperoleh tidak cukup, edukasi pemerintah mengenai pentingnya penggunaan gas sebagai pengganti kayu bakar tidak dijalankan dengan baik. Menurut Rogers (1983) dalam Diffusion of Innovation, inovasi produk yang baik apabila ada sejumlah unsur yaitu relative advantage, compability, trialibility, communicability. Relative advantage ini berkaitan dengan apakah manfaat tabung gas tersebut memang bisa memberikan aspek manfaat yang lebih besar kepada konsumen; compability berkaitan dengan aspek apakah tabung gas tersebut sesuai dengan kebutuhan konsumen saat ini. Sementara itu, trialibility berkaitan dengan aspek apakah tabung gas tersebut dimungkinkan bagi konsumen untuk mencoba penggunaannya sebelum pembelian, tetapi hal ini tentu saja tidak memungkinkan dari sisi retail yang menjual. Communicability berkaitan dengan aspek pemberian informasi yang baik mengenai penggunaan tabung gas. Aspek communicability ini dianggap paling penting dan lebih relevan dalam menjelaskan pengenalan produk baru untuk kalangan orang tidak mampu karena terbatasnya akses diri baik akses finansial maupun informasi. Sosialisasi penggunaan produk gas penting dilakukan karena ini berkaitan dengan aspek pendidikan kepada konsumen untuk mengajarkan bagaimana penggunaannya, dan bagaimana cara menghindari terjadi kebocoran gas. Pertamina sudah melakukan ini tetapi belum optimal, karena ini seharusnya diberikan jauh-jauh hari sebelum produk gas diluncurkan kepada masyarakat. Dengan demikian, ketika konsumen akan membutuhkan bahan bakar untuk keperluan sehari-hari, konsumen ditawari tabung gas yang sebenarnya konsumen belum banyak mendapatkan pengetahuan atau malah tidak tahu sama sekali cara menggunakannya. Penting untuk dipahami bahwa kalangan tidak mampu harus bisa juga menikmati produk inovatif karena produk inovatif ditujukan agar bisa membantu menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan memudahkan konsumen untuk bisa menggunakannya. Dalam sebuah studi kasus dari Vachani dan Smith (2008), Socially Responsible Distribution: Distribution Strategies for Reaching Menanamkan informasi merupakan bagian dari proses pembelajaran. the Bottom of the Pyramid dalam Californian Management Review menunjukkan peran tiga pilar yaitu pemerintah, pengusaha, dan yayasan sosial atau LSM dapat menyukseskan proses distribusi produk dengan baik dalam kehidupan kalangan bawah di India. Mereka membantu menangani kesulitan para kalangan menengah bawah untuk mendapatkan akses informasi yang baik, kesehatan maupun pendidikan. Mereka membantu untuk membukakan jalan bagi konsumen yang tidak mampu. Adopsi produk Jadi dalam kasus tabung gas, harus ada tiga kalangan utama yang ikut terlibat yaitu pemerintah, pengusaha, dan lembaga sosial. Ketiga peran tersebut bisa diberdayakan untuk dioptimalkan agar adopsi produk inovasi untuk kalangan tidak mampu bisa berjalan dengan baik. Pertama, peran pemerintah harus tegas dalam membuat peraturan untuk dipatuhi, tentu saja dalam ini sudah dibuat sejumlah kebijakan. Kedua, pengusaha atau perusahaan berperan dalam membantu untuk bisa melakukan distribusi dengan baik agar produk inovatif bisa sampai ke tangan konsumen dengan baik tanpa berusaha untuk memanipulasi kondisi produk. Kalau terjadi manipulasi produk maka akan timbul suatu risiko-risiko, khususnya risiko fisik. Kita bisa melihat akhir-akhir ini banyak terjadi ledakan gas, karena terjadi manipulasi produk dari seharusnya yang berkualitas menjadi berkurang kualitas atau tidak berkualitas sama sekali. Ini tentu saja sudah dianggap sebagai suatu tindakan untuk meniadakan hak-hak konsumen. Kalangan tidak mampu memang kalangan yang cenderung rentan terhadap hilangnya hak-haknya. Mereka adalah golongan yang cenderung nrimo dan tidak punya kekuatan untuk menuntut. Ketiga, lembaga atau yayasan sosial adalah kalangan yang memiliki kemampuan dan kekuatan untuk membantu kalangan tidak mampu untuk mampu menikmati produk inovatif. Yayasan ini bisa berperan untuk membantu pemerintah dalam memberikan pembelajaran kepada konsumen agar konsumen bisa mengetahui kelemahan dan keunggulan produk. Dengan demikian agar bisa terhindar dari risiko penggunaan produk baru, konsumen dididik agar bisa mengetahui penggunaan produk sebaik mungkin. Edukasi ini penting karena bisa membukakan wacana dan menambah pengetahuan konsumen untuk bisa lebih berhati-hati dan bijaksana dalam menggunakan produk. Menanamkan informasi merupakan bagian dari proses pembelajaran, dengan demikian akan membentuk suatu sikap dan keyakinan akan pemilihan produk yang benar, sehingga dapat mengurangi risiko terjadi kecelakaan dalam menggunakan produk. Kalangan tidak mampu tetap menjadi bagian dari target pasar yang harus diperhatikan baik oleh pemerintah, pengusaha, maupun lembaga sosial atau LSM karena mereka juga bagian dari masyarakat yang menjadi tanggung jawab kita bersama.