Analisis Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik Pada Badan

advertisement
ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
PADA BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA) KABUPATEN BARITO TIMUR
Elisabeth Penti Kurniawati
Gustin Tanggulungan
Rinus Yohan Patbrian Ngepek
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah entitas akuntansi dalam sistem akuntansi di
daerah. Sehubungan dengan itu SKPD melaksanakan pencatatan akuntansi untuk
menghasilkan laporan berupa Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan Catatan atas
Laporan Keuangan SKPD yang selanjutnya menjadi bahan penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sistem informasi
akuntansi sektor publik pada SKPD khususnya pada Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Barito Timur, apakah telah sesuai dengan desain sistem
informasi akuntansi yang baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Konsep-konsep
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi sektor publik dan
analisis sistem informasi akuntansi sektor publik. Sistem informasi akuntansi memiliki
elemen-elemen yang dapat dianalisis yaitu struktur organisasi, catatan akuntansi, prosedur
serta bukti dan formulir. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif
kualitatif yang memberikan gambaran tentang Sistem Informasi Akuntansi BAPPEDA
Kabupaten Barito Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan sistem
informasi akuntansi pada BAPPEDA Kabupaten Barito Timur belum sepenuhnya sesuai
dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007 maupun PP No. 24 Tahun 2005. Terdapat
berbagai kendala implementasi terkait struktur organisasi, catatan akuntansi, prosedur serta
bukti dan formulir sehingga memerlukan beberapa perbaikan berupa peningkatan kapasitas
sumber daya manusia, pendokumentasian prosedur yang lebih terperinci dan perbaikan
format dokumen.
Kata kunci: Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik, Analisis Sistem Informasi
Akuntansi Sektor Publik.
Pendahuluan
Program desentralisasi dan otonomi daerah yang merupakan penerapan dari UU No.22
Tahun 1999 yang kemudian menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
dan UU No. 25 Tahun 1999 yang kemudian menjadi UU No. 33 Tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah diharapkan dapat
meningkatkan kemandirian daerah dalam memutuskan kebijakan-kebijakan sesuai dengan
aspirasi dan kebutuhan daerah tersebut. Dengan diterapkannya kebijakan ini, pemerintah
daerah akan semakin kehilangan kendali pada banyak persoalan seperti pada perdagangan
internasional, informasi, serta transaksi keuangan (Mardiasmo, 2002: 3-4).
PP 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, merupakan salah satu
peraturan operasional dalam implementasi Otonomi Daerah, setelah era reformasi tata
kelola keuangan negara/daerah yang ditandai dengan disahkannya paket undang-undang
bidang keuangan negara. Peraturan Pemerintah ini telah mendorong daerah-daerah untuk
melakukan perubahan dan perbaikan dalam manajemen dan pengelolaan keuangan daerah.
Selanjutnya Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Permendagri No.13 tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang kemudian di sempurnakan menjadi
Permendagri No. 59 tahun 2007. Peraturan ini merupakan hasil dari reformasi manajemen
keuangan negara baik pada pemerintah pusat, maupun pada pemerintah daerah dengan
ditetapkannya paket undang-undang bidang keuangan negara, yaitu melalui UU 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara dan UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharan Negara.
Peraturan perundang-undangan tersebut menyatakan bahwa Gubernur/ Bupati/ Walikota
menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa
Keuangan, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan
keuangan juga harus disusun dan disajikan sesuai dengan Standart Akuntansi Pemerintahan
(PP No.24 tahun 2005). Kabupaten Barito Timur merupakan salah satu kabupaten
pemekaran di Provinsi Kalimantan tengah yang terus melakukan pembenahan dan
pengembangan insfrastruktur dan non infrastruktur daerah. Keberlangsungan organisasi
Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Timur yang sangat bergantung pada dana dari
pemerintah pusat dan masyarakat dalam melakukan segala aktivitasnya menyebabkan
Pemerintah Daerah harus mempertanggungjawabkan penggunaan dana kepada Pemerintah
Pusat dan Masyarakat. Instansi yang bertugas membantu dalam penyelenggaraan
Pemerintah Kabupaten di bidang Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Barito
Timur, serta membuat penilaian atas pelaksanaannya adalah Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA).
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sistem informasi akuntansi sektor publik
khususnya untuk sistem penerimaan dan pengeluaran kas pada Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) di Kabupaten Barito Timur, apakah telah sesuai dengan
desain sistem informasi akuntansi yang baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Landasan Teori
Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik
Menurut Bastian (2007: 4) sistem informasi akuntansi sektor publik merupakan sistem
pembagian kekuasaan dalam organisasi Pemerintah Daerah melalui pemrosesan data
keuangan, mulai dari catatan akuntansi sampai dengan penyajian informasi dalam laporan
keuangan. Perancangan sistem pengolahan informasi diintegrasikan untuk mengelola
informasi akuntansi. Selain itu, perancangan berbagai unsur pengendalian internal
dilekatkan dalam sistem pengolahan informasi tersebut.
Sistem informasi akuntansi sektor publik disusun karena adanya perubahan sistem
politik, sosial dan kemasyarakatan serta ekonomi yang dibawa oleh arus reformasi yang
menimbulkan tuntutan yang beragam terhadap pengelolaan pemerintah yang baik (good
government governance). PP No. 58 Tahun 2005 mensyaratkan perlu dilakukannya
pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan oleh kepala daerah sehingga
dibutuhkan pengelola keuangan daerah untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien
dan efektif. Sistem akuntansi sektor publik merupakan alat elaborasi good government
governance secara nyata.
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik
Menurut Bastian (2007: 5), analisis sistem dimaksudkan untuk mengetahui keunggulan
dan kelemahan sistem yang sekarang berlaku. Analisis sistem informasi sektor publik
didalamnya mencakup analisis tehadap:
a. Struktur Organisasi
Menurut Bastian (2007: 451), struktur organisasi merupakan kerangka (framework)
pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Struktur organisasi dapat
menunjukan pembagian tugas untuk masing-masing bagian dalam organisasi. Tugas
masing-masing bagian secara lengkap dapat dilihat dari deskripsi pekerjaan (job
description) yang merupakan lampiran dalam struktur organisasi. Stoner (1996: 295296) mengemukakan akan bermanfaat menganalisa struktur organisasi berdasarkan
unsur-unsur sebagai berikut: (1) Spesialisasi Pekerjaan. (2) Standarisasi Aktivitas, (3)
Koordinasi Pekerjaan, (4) Sentralisasi dan Desentralisasi Pengambilan Keputusan, dan
(5) Ukuran Unit Kerja.
b. Catatan Akuntansi
Permendagri No. 59 tahun 2007 pasal 243 mensyaratkan bahwa untuk mencatat
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas terdiri dari: (1) Buku jurnal penerimaan dan
pengeluaran kas, (2) Buku besar, dan (3) Buku besar pembantu. Format pencatatan
secara jelas dicantumkan dalam lampiran E.I-IV Permendagri No.13 Tahun 2006 dan
No. 59 Tahun 2007. Setelah transaksi dianalisis dan dicatat, selanjutnya di rangkum
dalam Laporan Keuangan. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
sebagaimana dimaksud Pasal 232 Permendagri No. 59 Tahun 2007, entitas akuntansi
menyusun laporan keuangan yang meliputi: (1) Laporan Realisasi Anggaran, (2)
Neraca, dan (3) Catatan atas Laporan Keuangan.
c. Prosedur
Berdasarkan Permendagri No.59 Tahun 2007 Pasal 241 dan Pasal 247, prosedur
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada SKPD meliputi serangkaian proses
mulai dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang
berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi
komputer.
d. Bukti dan Formulir
Dalam surat pengantar Permendagri No. 59 Tahun 2007, bukti dan formulir merupakan
dokumen yang dinamis (live document) yang artinya akan senantiasa diperbaharui dan
Pemerintah Daerah dapat menyesuaikannya sesuai kondisi daerah masing-masing
dengan tetap mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Karena adanya
penyesuaian dokumen ini, maka perlu diadakannya analis terhadap dokumen yang
dipergunakan.
Bastian (2007: 176-177) dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik
yang mengacu pada Permendagri No.59 Tahun 2007, mengemukakan prinsip-prinsip
dasar dalam pembuatan dokumen SKPD. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan
meliputi: (1) Pemanfaatan Tembusan atau Copy Formulir, (2) Penghindaran Duplikasi
dalam Pengumpulan Data, (3) Rancangan Formulir yang Sederhana dan Ringkas, (4)
Unsur Pengendalian Internal dalam Merancang Formulir, (5) Nama dan Alamat
Perusahaan pada Formulir, (6) Nama Formulir, (7) Nomor Identifikasi pada Setiap
Formulir, (8) Formulir Besar/ Nomor Garis Formulir, (9) Pencetakan Garis pada
Formulir, (10) Pencantuman Nomor Urut Tercetak, (11) Rancangan Formulir dengan
Pengisian Tanda Tertentu atau Jawaban “Ya” atau “Tidak”, (12) Formulir Ganda, dan
(13) Pembagian Zona.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yang memberikan
gambaran tentang implementasi sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran
kas pada BAPPEDA Kabupaten Barito Timur. Data yang digunakan merupakan data
primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil wawancaran dan observasi terkait
sistem penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan data sekundernya berupa dokumentasi
sistem pengeluaran dan penerimaan kas.
Analisis dan Bahasan Analisis
Gambaran Umum Objek Penelitian
BAPPEDA Kabupaten Barito Timur mempunyai tugas membantu Bupati dalam
penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten di bidang Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Barito Timur, serta membuat penilaian atas pelaksanaannya. Visi yang diemban
oleh BAPPEDA Kabupaten BaritoTimur adalah: “Mewujudkan Rencana Pembangunan
Daerah yang Komprehensif dan Realistis“. Berdasarkan visi tersebut, maka misi yang
diemban oleh BAPPEDA Kabupaten Barito Timur adalah: (1) Melaksanakan perencanaan
pembangunan daerah yang responsif, partisipatif, transparan dan implementatif sesuai
dengan kondisi dan potensi daerah. (2) Melaksanakan pengendalian kegiatan pembangunan
daerah yang objektif, efektif dan efisien.
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik
Analisis sistem informasi akuntansi sektor publik untuk sistem penerimaan dan
pengeluaran kas BAPPEDA Kabupaten Barito Timur meliputi:
a. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi BAPPEDA Kabupaten Barito Timur terdiri dari beberapa Bagian
dan Sub Dinas, yaitu: (1) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan (2)
Bagian Tata Usaha, yang terdiri dari: Sub Bagian Perencanaan dan Penyusunan
Program, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
Tabel 1 Identifikasi Struktur Organisasi
No
1
2
3
4
5
6
7
Permendagri No. 59 Tahun 2007
Pasal 1
Pengguna Anggaran
Kuasa Pengguna Anggaran
PPK-SKPD
PPTK
Bendahara Penerimaan
Bendahara Pengeluaran
Unit Kerja
Implementasi pada BAPPEDA Kabupaten
Barito Timur
Kepala BAPPEDA
Sekretaris BAPPEDA
Kepala Sub Bagian Keuangan
Kepala Bidang Unit-unit BAPPEDA
Staff Keuangan
Staff Keuangan
Bidang-bidang khusus dalam BAPPEDA
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa implementasi struktur organisasi sudah
sesuai dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 17-27.
Jika dilakukan analisis atas unsur-unsur struktur organisasi yang baik dapat dilihat
dalam tabel 2, bahwa struktur organisasi BAPPEDA Kabupaten Barito Timur belum
memenuhi semua prinsip dasar yang baik terkait standarisasi dan ukuran unit kinerja.
Tabel 2 Identifikasi Unsur Struktur Organisasi
No
Unsur Struktur Organisasi
(Stoner, 2001)
Sesuai / Tidak
Sesuai
1
Spesialisasi Pekerjaan
Sesuai
2
Standarisasi Aktivitas
Tidak Sesuai
Keterangan
Spesialisasi pekerjaan sudah dilakukan
BAPPEDA
Kurangnya Sumber Daya Manusia yang
terampil
3
Koordinasi Pekerjaan
Sesuai
4
Sentralisasi-Desentralisasi
Sesuai
5
Ukuran Unit Kerja
Tidak Sesuai
Adanya pengawasan dari bagian tata usaha
BAPPEDA menggunakan sistem
desentralisasi
Kurang memperhitungkan kemampuan SDM
dalam mengisi unit-unit kerja BAPPEDA
b. Catatan Akuntansi
Sebagaimana yang disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun
2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, BAPPEDA Kabupaten Barito Timur telah
menerapkan siklus akuntansi mulai dari pencatatan transaksi ke dalam jurnal, posting
ke perkiraan di buku besar, penyusunan neraca saldo sampai ke pembuatan laporan
keuangan. Catatan-catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas BAPPEDA Kabupaten Barito Timur adalah sebagai
berikut:
• Buku Jurnal Khusus
Buku ini digunakan untuk mencatat belanja langsung. Buku Jurnal Khusus ini
dibuat oleh PPK-SKPD dan digunakan sebagai acuan untuk membuat Buku Besar
Pembantu. Buku jurnal khusus sudah memenuhi atribut-atribut dalam format jurnal
khusus pada Permendagri No. 59 Tahun 2007 lampiran E, yang meliputi: judul,
kolom tanggal, kolom keterangan, kolom nomor bukti, kolom nomor rekening,
kolom jumlah, kolom akumulasi dan otorisasi.
• Buku Besar
Buku besar merupakan kumpulan rekening-rekening yamg digunakan untuk
menyortasi dan meringkas informasi yang telah dicatat dalam jurnal. Format buku
besar yang ada di BAPPEDA Kabupaten Barito Timur sudah sesuai dengan format
buku besar pada Permendagri No. 59 Tahun 2007 lampiran E, yang meliputi: judul,
keterangan buku besar, kolom tanggal, kolom keterangan, kolom debet kredit,
kolom saldo dan otorisasi.
• Laporan Keuangan
Laporan Keuangan BAPPEDA Kabupaten Barito Timur disusun menggunakan
struktur akun belanja yang berbeda dengan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun
2005 tentang Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintahan, sehingga
harus dilakukan langkah konversi sebagai berikut:
Tabel 3 Konversi Rekening Belanja
Sumber: Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005
Setelah dikonversi, maka akan menghasilkan laporan keuangan yang berisi:
- Laporan Realisasi Anggaran menyajikan realisasi pendapatan dan belanja yang
diperbandingkan dengan anggarannya selama satu tahun. Atribut Laporan
Realisasi Anggaran Kabupaten Barito Timur meliputi: judul, nomor urut/ nomor
rekening, kolom uraian: pendapatan/ belanja/ pembiayaan, kolom anggaran
setelah perubahan, kolom realisasi, dan kolom lebih/ kurang. Format Laporan
Realisasi Anggaran ini belum sepenuhnya sesuai dengan format yang ada pada
Permendagri No. 59 Tahun 2007 lampiran E. Kekurangan tersebut berupa tidak
adanya kolom otorisasi dokumen.
- Neraca menyajikan asset, utang, dan ekuitas dana pada saat (tanggal) tahun
anggaran. Atribut Neraca BAPPEDA Kabupaten Barito Timur meliputi: Judul,
nomor urut/ nomor rekening, kolom uraian, jumlah (tahun n dan tahun n-1),
kolom kenaikan/ penuruanan (jumlah dan persen). Format Neraca ini belum
sepenuhnya sesuai dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007 lampiran E.
Kekurangan tersebut berupa tidak adanya kolom otorisasi dokumen.
- Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut: (1)
Informasi mengenai kebijakan keuangan dan pencapaian target, (2) Ikhtisar
pencapaian kinerja keuangan, (3) Informasi tentang dasar pelaporan keuangan,
(4) Kebijakan akuntansi, dan (5) Informasi rinci tentang pos-pos laporan
keuangan. Format Catatan atas Laporan Keuangan BAPPEDA Kabupaten
Barito Timur sudah sesuai dengan format yang ada pada Permendagri No. 59
Tahun 2007 lampiran E, yang meliputi: judul, pendahuluan, ekonomi makro,
kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD, ikhtisar pencapaian
kinerja keuangan, kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan,
penjelasan atas informasi non keuangan dan penutup.
c. Prosedur
Permendagri No. 59 Tahun 2007 tidak tidak membedakan antara prosedur BUMN yang
mengumpulkan dana masyarakat dengan SKPD yang bertugas sebagai alat
pengembangan infrastuktur dan non-infrastruktur daerah. Ini membuat setiap SKPD/
Daerah membuat penyesuaian prosedurnya sendiri.
Prosedur-prosedur yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas BAPPEDA Kabupaten Barito Timur adalah sebagai berikut:
• Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD)
menerima Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan dari Bendahara
Penerimaan. Berdasarkan dokumen SPJ Penerimaan dan lampirannya, PPK-SKPD
mencatat transaksi pendapatan. Pendapatan yang diterima kemudian disetor ke Kas
Daerah. PPK-SKPD kemudian mencatat transaksi penyetoran tersebut. Setiap
periode, jurnal-jurnal penerimaan kas akan diposting ke Buku Besar SKPD sesuai
dengan kode rekening pendapatan. Di akhir periode tertentu, PPK-SKPD
memindahkan saldo-saldo yang ada di tiap buku besar ke dalam Neraca Saldo.
Pada BAPPEDA Kabupaten Barito Timur, penerimaan kas hanya terjadi apabila
dana APBD dicairkan. Pada tabel 4 disajikan identifikasi prosedur menurut
Permendagri No. 59 Tahun 2007 dengan realisasi prosedur yang ada pada
BAPPEDA Kabupaten Barito Timur:
Tabel 4 Identifikasi Prosedur Penerimaan Kas
No Komponen Utama
Permendagri No. 59 Tahun 2007
1 Fungsi Terkait
Fungsi
Akuntansi
pada
Pejabat
Penatausahaan SKPD
2 Dokumen
1. Surat Tanda Setoran
2. Bukti Transfer
3. Nota Kredit Bank
4. Surat Ketetapan Pajak
5. Surat Ketetapan Retribusi
6. Buku Jurnal Penerimaan Kas
7. Buku Besar
8. Buku Besar Pembantu
3 Laporan yang
dihasilkan
4 Uraian Prosedur
Realisasi di BAPPEDA
Fungsi Akuntansi pada Pejabat
Penatausahaan SKPD
1. SPP
2. SP2D
3. SPJ Penerimaan Kas
4. Buku Jurnal Penerimaan Kas
5. Buku Besar
6. Buku Besar Pembantu
1. Laporan Realisasi Anggaran SKPD
1.Laporan Realisasi Anggaran SKPD
2. Neraca SKPD
2.Neraca SKPD
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
3.Catatan Atas Laporan Keuangan
1. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD 1. PPK-SKPD
menerima
SPJ
berdasarkan
bukti
transaksi
Penerimaan
dari
bendahara
Penerimaan kas
mencatat
ke
penerimaan
dalam
jurnal penerimaan kas 2. Berdasarkan
dokumen
SPJ
disertai uraian rekening asal
penerimaan dan lampirannya
penerimaan kas dimaksud
(bukti transfer), PPK- SKPD
2. Bukti transaksi penerimaan kas
mencatat transaksi penerimaan
mencakup antara lain:
3. Setiap
periode,
jurnal-jurnal
a. Surat Tanda Setoran
tersebut akan diposting ke Buku
b. Bukti Transfer
Besar SKPD sesuai dengan kode
c. Nota kredit
rekening pendapatan
d. Bukti penerimaan lainnya
4. Di akhir periode tertentu, PPK3. Fungsi akuntansi SKPD secara
SKPD memindahkan saldo-saldo
periodik melakukan posting ke buku
yang ada ditiap buku besar ke
besar
dalam Neraca Saldo
4. Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi
dapat membuat jurnal pembantu
sebagaibkontrol buku besar
5. Pencatatan ke dalam buku jurnal
penerimaan kas, buku besar dan
buku besar pembantu dilaksanakan
oleh fungsi akuntansi PPK-SKPD
sesuai dengan tugas dan fungsi yang
telah ditetapkan dalam ketentuan
yang berlaku.
Berdasarkan tabel 4 di atas, perbedaan prosedur terdapat pada dokumen yang
digunakan. Ini dikarenakan BAPPEDA adalah unit kerja di Pemerintah Daerah
yang penerimaan kasnya hanya diperoleh dari Bendahara Umum Daerah untuk
kegiatan operasional SKPD.
•
Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
PPK-SKPD menerima Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari Kuasa
Bendahara Umum Daerah (BUD) melalui Pengguna Anggaran. Berdasarkan
SP2D terkait, PPK-SKPD mencatat transaksi belanja. Karena jurnal yang sama
akan dipakai terus dalam mencatat belanja langsung, maka dibuatlah Buku Jurnal
khusus untuk belanja langsung. Khusus untuk transaksi belanja yang
menghasilkan aset tetap, PPK-SKPD juga mengakui penambahan aset. Setiap
periode, jurnal pengeluaran kas akan diposting ke Buku Besar sesuai dengan kode
rekening belanja. Di akhir bulan, PPK-SKPD memindahkan saldo-saldo yang ada
di tiap buku besar ke dalam Neraca Saldo. Berikut ini merupakan tabel analisis
prosedur menurut Permendagri No.59 Tahun 2007 dengan realisasi prosedur yang
ada di BAPPEDA Kabupaten Barito Timur:
Tabel 5 Identifikasi Prosedur Pengeluaran Kas
No Komponen Utama
Permendagri No.59 Tahun 2007
1 Fungsi Terkait
Fungsi Akuntansi pada Pejabat
Penatausahaan SKPD
2 Dokumen
1. Surat Perintah Pencairan Dana
2. Nota Debet Bank
3. Surat Perintah Membayar
4. Surat Penyediaan Dana
5. Kuitansi Pembayaran & bukti tanda terima
6. Buku Jurnal Pengeluaran Kas
7. Buku Besar
8. Buku Besar Pembantu
3
Laporan yang
dihasilkan
4
Uraian Prosedur
1. Laporan Realisasi Anggaran SKPD
2. Neraca SKPD
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
1. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD
berdasarkan bukti transaksi penerimaan
kas mencatat ke dalam jurnal
penerimaan kas disertai uraian rekening
asal penerimaan kas dimaksud.
2. Bukti
transaksi
pengeluaran
kas
mencakup antara lain:
a. Surat Perintah Pencairan Dana
b. Bukti Transfer
c. Bukti Penerimaan lainnya
3. Fungsi akuntansi SKPD secara periodik
melakukan posting ke buku besar
4. Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi
dapat membuat jurnal pembantu sebagai
kontrol buku besar
5. Pencatatan ke dalam buku jurnal
pengeluaran kas, buku besar dan buku
besar pembantu dilaksanakan oleh
fungsi akuntansi PPK-SKPD sesuai
dengan tugas dan fungsi yang telah
ditetapkan dalam ketentuan yang
berlaku.
Realisasi di BAPPEDA
Fungsi Akuntansi pada Pejabat
Penatausahaan SKPD
1. Surat Perintah Pencairan Dana
2. Surat Permintaan Pembayaran
3. Surat Perintah Membayar
4. Surat Penyediaan Dana
5. Kuitansi Pembayaran
6. Buku Jurnal Pengeluaran Kas
7. Buku Besar
8. Buku Besar Pembantu
1.Laporan
Realisasi
Anggaran
SKPD
2. Neraca SKPD
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
1. PPK-SKPD menerima SP2D
dari Kuasa BUD
melalui
Pengguna
Anggaran.
Berdasarkan SP2D terkait,
PPK-SKPD mencatat transaksi
belanja.
2. Khusus untuk transaksi belanja
yang menghasilkan aset tetap,
PPK-SKPD juga mengakui
penambahan aset.
3. Setiap periode, jurnal tersebut
akan diposting ke Buku Besar
sesuai dengan kode rekening
belanja.
4. Di
akhir
bulan,
PPKSKPD memindahkan saldosaldo yang ada di tiap buku
besar ke dalam Neraca Saldo.
Berdasarkan tabel 5 di atas, perbedaan prosedur terdapat pada dokumen yang
digunakan. Terdapat penambahan dokumen, yaitu dokumen Surat Permintaan
Pembayaran. Surat Permintaan Pembayaran merupakan dokumen pengajuan
pencairan dana berdasarkan APBD yang sudah ditetapkan sebagai dasar penerbitan
Surat Perintah Membayar.
d. Bukti dan Formulir
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas BAPPEDA Kabupaten Barito Timur adalah: (1) Surat
pertanggungjawaban Penerimaan Kas, (2) Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), (3)
Surat Permintaan Pembayaran (SPP), (4) Surat Perintah Membayar (SPM), (5) Surat
Tanda Setoran, dan (6) Surat Penyediaan Dana. Berikut pada tabel 6 akan diidentifikasi
bukti dan formulir BAPPEDA Kabupaten Barito Timur berdasarkan prinsip-prinsip
dasar pembuatan dokumen yang baik:
Tabel 6 Identifikasi Prinsip Dasar Dokumen
Bukti dan Formulir
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Prinsip Dasar
Tembusan
Penghindaran
duplikasi
dalam pengumpulan
data
Sederhana dan
ringkas
Unsur internal check
Nama dan alamat
perusahaan
Nama dokumen
Nomor identifikasi
dokumen
Pencetakan garis
dokumen
Nomor urut tercetak
Pengisian tanda √
atau X
Dokumen ganda
Pembagian zona
SPJ
Penerimaan
Kas
√
√
Surat
Tanda
Setoran
√
Surat
Penyediaan
Dana
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
SP2D
SPP
SPM
√
√
√
√
√
Meskipun bukti dan formulir yang dimiliki BAPPEDA Kabupaten Barito Timur
sudah memenuhi beberapa prinsip dasar dokumen yang baik, namun sebagian besar
belum bernomor urut tercetak.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (1) Struktur Organisasi BAPPEDA
Kabupaten Barito Timur sudah sesuai dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007.
Meskipun dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala-kendala terkait standarisasi
aktivitas dan ukuran unit kerja. (2) Catatan akuntansi BAPPEDA Kabupaten Barito Timur
sudah sesuai dengan Permendagri No. 59 2007 lampiran E, namun untuk format laporan
keuangan belum sepenuhnya sesuai dengan Permendagri tersebut. (3) Prosedur
penerimaan dan pengeluaran kas sudah ada meskipun prosedur yang ada masih kurang
terperinci sehingga tidak mudah dipahami. Oleh karena itu perlu disusun prosedur yang
lebih terperinci dan selanjutnya disosialisasikan melalui pelatihan-pelatihan kepada
karyawan. (4) Bukti dan Formulir yang dimiliki oleh BAPPEDA Kabupaten Barito
Timur, sebagian besar belum memiliki nomor urut tercetak. Hal ini dapat mempersulit
pencarian maupun penelusuran dokumen ketika dokumen tersebut dibutuhkan.
Pada tahun anggaran selanjutnya, diharapkan dalam pengelolaan keuangannya
BAPPEDA Kabupaten Barito Timur berpedoman sepenuhnya pada Standar Akuntasi
Pemerintahan No. 24 Tahun 2005. Sedangkan untuk menyikapi perubahan peraturan dari
Permendagri No.13 Tahun 2006 ke Permendagri No. 59 Tahun 2007, BAPPEDA
Kabupaten Barito Timur diharapkan dapat melakukan simulasi dan pelatihan untuk
implementasi Permendagri No.59 Tahun 2007 pada sistem informasi akuntansinya.
Daftar Pustaka
Bastian, Indra, 2007, Sistem Akuntansi Sektor Publik, Jakarta : Salemba Empat
Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, serial ketiga,Andi,
Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 2005 tentang Kerangka
Konseptual Sistem Akuntansi Pemerintahan.
Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
Stoner, James A. F., 2001, Manajemen, (Alih Bahasa: Alfonsus Sirait), Edisi Kedua
Belas, Erlangga, Jakarta.
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah.
Undang-Undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Download