MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1

advertisement
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2
Mei 2014
RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI
DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD UNDATA
PALU TAHUN 2012
Nur Asmar Salikunna*, Ichsan Noor**
*
**
Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Universitas Tadulako
ABSTRACT
Hypertension is still a common health problem worldwide. Hypertension and chronic kidney
disease is closely related. The use of hypertension rationally in hypertension patients accompanied
with chronic kidney disease is highly important to reduce the risk of cardiovascular event and delay
the progression damage of renal.
To know the rationality of using antihypertensive drugs in hypertension patients with chronic
kidney disease in hospitalized patients in RSUD Undata Palu in 2012.
This study is a descriptive retrospective study with medical record as a source of data with the
amount of sample 95 and taken by consecutive sampling method. The analysis used in the study is
analysis of patient description and analysis of rationality.
From the patient description it was obtained that 6,3% patients were at age <30 years old,
12,6% at age 31–40 years old, 29,5% at age 41–50 years old, 33,7% at age 51–60 years old, and
17,9% at age >60 years old. According to sex, 54,7% were male and 45,3% were female. 23,2%
samples reached the target blood pressure, oppositely, 76,8% did not reach the target blood pressure.
50,5% patients were discharged with a good condition, and 49,5% were not fully recovered when they
discharged. Combination of CCB and diuretic were mostly prescribed, with percentage of 42,1%, CCB
25,3%, diuretic 23,2%, combination of diuretic, CCB, and ACE inhibitor 4,2%, combination of CCB
and ACE inhibitor 3,2%, combination of diuretic and ACE inhibitor 2,1%. From the analysis of
rationality of medication, it is obtained 100% appropriate indication, 96,8% appropriate patient,
100% appropriate medication, 91,6% appropriate dose and rationality 88,4%.
The rationality of the use of antihypertensive drugs in hypertension patients with chronic renal
disease in hospitalized patients in RSUD Undata Palu in 2012 is 88,4%. This number is a result from
the criteria appropriate patient and appropriate doses which is not fulfilled properly.
Keywords: Rationality of Treatment, Antihypertensive, Hypertension, Chronic kidney disease
17
Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2
Mei 2014
ABSTRAK
Hipertensi merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Hipertensi dan penyakit ginjal kronik
memiliki kaitan erat. Penggunaan antihipertensi secara rasional pada pasien hipertensi dengan penyakit
ginjal kronik sangat penting dalam mengurangi risiko terjadinya kardiovaskular dan memperlambat
progresi kerusakan ginjal.
Mengetahui rasionalitas penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit
ginjal kronik di RSUD Undata Palu tahun 2012.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan rekam medik
sebagai sumber data dengan jumlah sampel sebanyak 95 orang diambil secara Consecutive sampling.
Analisis hasil penelitian berupa analisis deskripsi pasien dan analisis rasionalitas.
Dari deskripsi pasien didapatkan 6,3% pasien pada umur <30 tahun, 31-40 tahun 12,6%, 41-50
tahun 29.5%, 51-60 tahun 33,7%, >60 tahun 17,9%. Laki-laki 54,7% dan perempuan 45,3%. Mencapai
tekanan darah target 23,2%, tidak mencapai tekanan darah target 76,8%. Pasien pulang keadaan
membaik 50,5% dan belum sembuh 49,5%. Kombinasi CCB dan diuretik paling banyak diresepkan
yaitu 42,1%, CCB 25,3%, diuretik 23,2%, kombinasi diuretik, CCB dan ACE inhibitor 4,2%,
kombinasi CCB dan ACE inhibitor 3,2%, kombinasi diuretik dan ACE inhibitor 2,1%. Analisis
rasionalitas pengobatan didapatkan: tepat indikasi 100%, tepat pasien 96,8%, tepat obat 100%, tepat
dosis 91,6% dan rasionalitas 88,4%.
Rasionalitas penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di
instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012 adalah 88,4% akibat tidak terpenuhinya kriteria
tepat pasien dan tepat dosis.
Kata kunci:
Rasionalitas pengobatan, Antihipertensi, Hipertensi, Penyakit ginjal kronik
18
Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2
A.
merupakan
PENDAHULUAN
Hipertensi
dan
mortalitas tertinggi pada pasien penyakit ginjal
masalah kesehatan dengan angka kejadian
kronik dengan hipertensi yang tidak ditangani
tinggi, berkaitan dengan angka mortalitas dan
dengan tepat.
yang
salah
morbiditas
satu
morbiditas
merupakan
penyebab
Mei 2014
ditimbulkan
akibat
Penggunaan obat yang rasional adalah
munculnya komplikasi, terutama berkaitan
penggunaan
dengan penyakit kardiovaskular. Pengobatan
kebutuhan klinis pasien dalam jumlah, masa,
yang tepat untuk mencapai tekanan darah
dan dengan biaya terendah.[4] Penggunaan obat
target merupakan hal yang penting dalam
harus diberikan dengan tepat pasien, tepat
mencegah komplikasi yang bisa muncul. Hasil
indikasi, tepat obat, tepat dosis dan senantiasa
Riset
waspada terhadap kemungkinan terjadinya
Kesehatan
Balitbangkes
prevalensi
tahun
hipertensi
Dasar
(Riskesdas)
2007
menunjukkan
nasional
obat
yang
sesuai
dengan
efek samping obat yang tidak diinginkan.
mencapai
31,7%. Insiden hipertensi juga menempati
B.
METODE
urutan ke-7 dari 10 besar penyakit rawat inap
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
di rumah sakit selama tahun 2010, dan urutan
dengan menganalisis data sekunder berupa
ke-8 dari 10 besar pe nyakit rawat jalan di
rekam medis, serta memperhatikan kaidah dan
rumah sakit selama tahun 2010.
etika dalam melakukan penelitian. Penelitian
Salah satu penyakit yang memiliki
ini merupakan penelitian deskriptif dengan
kaitan erat dengan hipertensi adalah penyakit
pendekatan retrospektif. Pengambilan sampel
ginjal
dilakukan
kronik.
Dimana
hipertensi
yang
dengan
teknik
Consecutive
berkepanjangan dapat berujung pada penyakit
sampling, yaitu memasukkan kriteria yang
ginjal stadium akhir, demikian pula kerusakan
memenuhi kriteria yang ditetapkan.
ginjal yang berat juga dapat menimbulkan
Analisis data berupa analisis univariat
hipertensi. Hipertensi merupakan komplikasi
yang terdiri atas analisis deskripsi pasien dan
umum pada penyakit ginjal kronik dan
analisis rasionalitas penggunaan antihipertensi
biasanya berkembang dengan peningkatan
pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal
kerusakan ginjal dan memiliki komplikasi
kronik di instalasi rawat inap RSUD Undata
yang berbahaya jika tidak ditangani dengan
Palu tahun 2012 dengan membandingkan hasil
tepat. Hipertensi yang tidak ditangani dengan
yang didapatkan dengan panduan pelayanan
tepat meningkatkan risiko kejadian penyakit
medik PAPDI dan literatur lain yang terkait.
kardiovaskular, misalnya hipertrofi ventrikel
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
serta penurunan fungsi ginjal lebih cepat.
maret-april tahun 2013. Tempat penelitian
Hipertrofi ventrikel kiri dan kardiomiopati
adalah di RSUD Undata Palu.
19
Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2
C.
Mei 2014
perempuan 45,3%. Sebesar 23,2% mencapai
HASIL DESKRIPSI PASIEN
tekanan darah target, 50,5% pulang dengan
Hasil penelitian menggunakan data dari 95
pasien dengan deskripsi yang mencakup umur,
jenis kelamin, pencapaian tekanan darah
target,
keadaan
pulang
serta
keadaan membaik, dan pasien paling banyak
mendapatkan kombinasi diuretik & CCB
sebesar 42,1%.
distribusi
frekuensi obat yang diberikan yang disajikan
pada tabel 1.
RASIONALITAS
PENGGUNAAN
ANTIHIPERTENSI
Rasionalitas dan kriteria
Tabel 1. Deskripsi pasien berdasarkan
antihipertensi
ketepatan
umur, jenis kelamin, pencapaian tekanan
penggunaan
pada
pasien
darah, keadaan pulang dan antihipertensi
hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di
yang diberikan
instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun
2012 disajikan pada tabel berikut.
Frekuensi Persentase (%)
Umur (tahun)
<30
31-40
41-50
51-60
>60
Total
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Pencapaian tekanan darah
Mencapai target
Tidak mencapai target
Total
Keadaan pulang
Membaik
Belum sembuh
Total
Antihipertensi yang diberikan
Diuretik
Calcium Channel Blocker (CCB)
Diuretik & CCB
Diuretik & ACE inhibitor
CCB & ACE inhibitor
Diuretik, CCB & ACE inhibitor
Total
6
12
28
32
17
95
6.3
12.6
29.5
33.7
17.9
100
Tabel 2. Kriteria ketepatan dan rasionalitas
52
43
95
54.7
45.3
100
tahun 2012
22
73
95
23.2
76.8
100
48
47
95
50.5
49.5
100
22
24
40
2
3
4
95
23.2
25.2
42.1
2.1
3.2
4.2
100
Pada tabel 1 diatas didapatkan proporsi
penggunaan antihipertensi pada pasien
hipertensi dengan PGK berdasarkan umur
yang dirawat inap di RSUD Undata Palu
Kriteria ketepatan
Indikasi
Pasien
Obat
Rasionalitas
Dosis
Total
Umur
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
(tahun) Tepat
Tepat
Tepat
Tepat
Rasional
tepat
tepat
tepat
tepat
Rasional
%
%
%
% % % %
%
%
%
%
6.3
0
6.3 0.0 6.3 0 6.3
0
6.3
0
6.3
31-40 12.6 0 12.6 0.0 12.6 0 12.6 0
12.6
0
12.6
41-50 29.5 0 27.4 2.1 29.5 0 29.5 0
27.4
2.1 29.5
51-60 33.7 0 33.7 0.0 33.7 0 33.7 0
33.7
0
>60
17.9 0 16.8 1.1 17.9 0 9.5 8.4
8.4
9.5 17.9
Total
100 0 96.8 3.2 100 0 91.6 8.4
88.4
11.6 100
<30
33.7
penderita tertinggi berada pada kelompok
umur 51-60 tahun yaitu 33,7%, dan proporsi
terendah pada kelompok umur <30 tahun yaitu
6,3%, persentase laki-laki sebesar 54,7% dan
20
Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2
Ket:
:
Persentase
Mei 2014
ketepatan
rasional berada pada kelompok umur >60
kriteria rasionalitas yang
tahun sebanyak 9 pasien (9,5%) yang terdiri
diteliti
dari
pada
semua
kelompok umur
:
pasien
(8,4%)
tidak
memenuhi
ketepatan dosis dan 1 pasien tidak memenuhi
Persentase
jenis
ketidaktepatan
berdasarkan
8
kriteria ketepatan pasien, sedangkan pada
kelompok umur 41-50 tahun didapatkan
kelompok
sebanyak 2 pasien (2,1%) yang mendapatkan
umur
pengobatan yang tidak rasional karena tidak
: Persentase rasionalitas
memenuhi ketepatan pasien. Penggunaan obat
penggunaan
dikatakan
antihipertensi
rasionalitas tergolong tepat.
rasional
jika
seluruh
kriteria
Tabel 3. Kriteria ketepatan dan rasionalitas
Pada tabel 1 diatas didapatkan bahwa
penggunaan antihipertensi pada pasien
berdasarkan ketepatan indikasi didapatkan
hipertensi dengan PGK berdasarkan jenis
100% tepat, ketepatan pasien sebanyak 92
kelamin yang dirawat inap di RSUD
pasien (96,8%) yang memenuhi kriteria tepat
Undata Palu tahun 2012
pasien dan 3 pasien (3,2%) tidak sesuai
Kriteria ketepatan
kriteria tepat pasien. Berdasarkan kelompok
umur, ketepatan pasien tidak terpenuhi pada
kelompok umur 41-50 sebanyak 2 pasien
(2,1%) dan kelompok umur >60 tahun
sebanyak 1 pasien (1,1%). Kriteria ketepatan
obat
didapatkan
100%
tepat,
sedangkan
ketepatan dosis sebanyak 87 pasien (91,6%)
yang memenuhi kriteria tepat dosis dan 8
pasien (8,4%) tidak sesuai kriteria tepat dosis.
Berdasarkan
ketepatan
kelompok
dosis
yang
umur,
tidak
kriteria
terpenuhi
Rasionalitas
Indikasi Pasien Obat Dosis
Total
Jenis
kelamin Tepat Tidak Tepat Tidak Tepat Tidak Tepat Tidak Rasional Tidak
tepat tepat tepat tepat
Rasional
% % % % % % % % %
%
%
Laki-laki 54.7 0 51.6 3.2 54.7 0 48.4 6.3 45.2 9.5
54.7
Perempuan 45.3 0 45.3 0 45.3 0 43.2 2.1 43.2 2.1
45.3
Total 100 0 96.8 3.2 100 0 91.6 8.4 88.4 11.6
100
seluruhnya berada pada kelompok umur >60
Ket:
tahun.
ketidaktepatan berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan
analisis
didapatkan
penggunaan obat yang rasional pada 84 pasien
: Persentase jenis
Pada tabel 2 diatas didapatkan bahwa
(88,4%) dan 11 pasien (11,6%) yang tidak
ketidaktepatan
rasional.
umur,
ketepatan pasien dan ketepatan dosis. Kriteria
penggunaan obat yang dikategorikan tidak
ketepatan pasien tidak terpenuhi pada 3 pasien
21
Berdasarkan
kelompok
didapatkan
pada
kriteria
Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2
Mei 2014
(3,2%) dan seluruhnya terjadi pada pasien
pada pasien. Dari data pasien didapatkan
berjenis kelamin laki-laki. Kriteria ketepatan
kontraindikasi
dosis juga tidak terpenuhi sebanyak 8 pasien
pemberian furosemide pada pasien yang
(8,4%) terdiri atas 6 pasien (6,3%) berjenis
mengalami anuria. Sedangkan untuk obat yang
kelamin laki-laki dan 2 pasien (2,1%) berjenis
lainnya tidak ditemukan adanya kontraindikasi
kelamin
pada pasien. Akan tetapi, data ini memiliki
perempuan.
Ketidaktepatan
ini
yang
ditemukan
menyebabkan adanya penggunaan obat yang
kekurangan
tidak rasional sebanyak 11 pasien (11,6%)
menggambarkan
yang terdiri atas 9 pasien (9,5%) berjenis
sebenarnya mengingat data yang digunakan
kelamin laki-laki dan 2 pasien (2,1%) berjenis
adalah data sekunder berupa rekam medik.
kelamin perempuan.
karena
tidak
adalah
kondisi
pasien
dapat
yang
Hasil analisis untuk ketepatan obat
adalah
100%
tepat.
Menurut
panduan
PEMBAHASAN
pelayanan medik PAPDI, pasien hipertensi
Ketepatan indikasi artinya pemberian
dengan penyakit lainnya (termasuk penyakit
obat harus berdasarkan adanya indikasi serta
ginjal kronik), baik golongan diuretik, CCB,
dengan diagnosis yang akurat. Pada penelitian
ARB, ACE inhibitor, dan Beta blocker dapat
ini didapatkan ketepatan indikasi adalah 100%
digunakan bila diperlukan. Adapun golongan
tepat. Menurut panduan pelayanan medik
obat yang digunakan adalah dari golongan
PAPDI, terapi obat antihipertensi pada pasien
diuretik, CCB dan ACE inhibitor, sehingga
hipertensi dengan penyakit ginjal kronik dapat
ketepatan
diberikan jika pasien tidak mencapai tekanan
diberikan pada pasien hipertensi dengan
darah target yaitu <130/80 mmHg. Ketepatan
penyakit ginjal kronik di instalasi rawat inap
indikasi juga dengan melihat keakuratan
RSUD Undata Palu tahun 2012 dikatakan
diagnosis, dimana pemberian obat harus
sudah sepenuhnya tepat.
D.
didasarkan
diagnosis
Pada
Ketepatan dosis dinilai dengan melihat
penelitian ini, didapatkan seluruh pasien
rekam medik masing-masing pasien. Dan dari
dilakukan pemeriksaan penunjang
berupa
hasil analisis didapatkan ketepatan dosis
pemeriksaan kreatinin serum yang penting
91,6%. Ketidaktepatan dosis yang ditemukan
dalam menentukan laju filtrasi glomerulus.
adalah dosis amlodipine yang terlalu besar dari
Pada
yang direkomendasikan pada pasien lanjut
sebagian
yang
pasien
tepat.
jenis obat antihipertensi yang
juga
dilakukan
pemeriksaan USG abdomen dan urinalisis.
usia, dimana dosis obat yang diberikan adalah
Ketepatan pasien adalah pemilihan obat
dosis obat maksimal untuk pasien dewasa,
yang disesuaikan dengan melihat ada tidaknya
sementara seharusnya dosis obat pada pasien
kontraindikasi yang tercatat di rekam medik
lanjut usia adalah separuh dari dosis yang
22
Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2
Mei 2014
diberikan pada pasien dewasa. Penyesuaian
terpenuhinya ketepatan dosis yang seharusnya
dosis juga diperlukan pada pasien lanjut usia,
mendapat perhatian khusus terutama berkaitan
terutama
dengan pengaturan dosis yang seharusnya
dikarenakan
adanya
perubahan
farmakokinetik dan farmakodinamik yang
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
terjadi pada pasien lanjut usia. Obat golongan
ACE inhibitor yaitu kaptopril dan lisinopril
E.
memerlukan penyesuaian dosis terkait dengan
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari
adanya kerusakan ginjal karena obat jenis ini
bahwa:
dieliminasi dan diekskresi secara utuh melalui
1.
ginjal.
Pada
penelitian
ini
didapatkan
penyesuaian dosis sudah tergolong tepat.
Dari
hasil
analisis
dapat
Ketepatan
indikasi
antihipertensi
pada
pasien
disimpulkan
penggunaan
hipertensi
dengan penyakit ginjal kronik di instalasi
rasionalitas,
rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012
didapatkan bahwa rasionalitas penggunaan
antihipertensi pada pasien hipertensi dengan
penelitian
adalah 100%.
2.
Ketepatan
pasien
dalam
penyakit ginjal kronik di RSUD Undata Palu
antihipertensi
tahun 2012 adalah 84 pasien (88,4%) yang
dengan penyakit ginjal kronik di instalasi
dikatakan rasional dan 11 pasien (11,6%) yang
rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012
tidak rasional. Penggunaan obat dikatakan
adalah 96,8%.
rasional jika memenuhi 4 dari 5 kriteria
3.
pada
pasien
penggunaan
hipertensi
Ketepatan obat antihipertensi pada pasien
rasionalitas, karena kewaspadaan terhadap
hipertensi dengan penyakit ginjal kronik
efek samping tidak dapat diteliti. Penggunaan
di instalasi rawat inap RSUD Undata Palu
obat yang tidak rasional diakibatkan adanya
tahun 2012 adalah 96,8%.
kriteria ketepatan yang tidak terpenuhi yaitu
4.
Ketepatan
dosis
kriteria ketepatan dosis pada pasien >60 tahun
antihipertensi
sebanyak 9 pasien (9,5%) yang terdiri dari 8
dengan penyakit ginjal kronik di instalasi
pasien (8,4%) tidak memenuhi ketepatan dosis
rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012
dan
adalah 91,6%.
1
pasien
tidak
memenuhi
kriteria
ketepatan pasien, sedangkan pada kelompok
5.
pada
penggunaan
pasien
hipertensi
Rasionalitas penggunaan antihipertensi
umur 41-50 tahun didapatkan sebanyak 2
pada pasien hipertensi dengan penyakit
pasien (2,1%) yang mendapatkan pengobatan
ginjal kronik di instalasi rawat inap RSUD
yang tidak rasional karena tidak memenuhi
Undata Palu tahun 2012 adalah 88,4%.
ketepatan pasien. Banyaknya penggunaan obat
yang tidak rasional pada pasien lanjut usia
(>60 tahun) paling banyak disebabkan tidak
23
Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2
Mei 2014
Saran yang dapat diberikan berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan adalah bagi
institusi
setempat
agar
lebih
mempertimbangkan penggunaan antihipertensi
yang lebih rasional pada pasien dengan
penyakit ginjal kronik terkait pentingnya
pengontrolan hipertensi pada pasien penyakit
ginjal kronik. Selain itu, bagi peneliti lain
perlu diadakan penelitian lebih lanjut secara
prospektif mengenai variabel-variabel yang
lebih luas agar dapat diketahui keadaan pasien
pada saat penelitian.
24
Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2
F.
Mei 2014
DAFTAR PUSTAKA
5. Martono HH, Nasution I, Andayani R.
1. Fauci
AS,
Kasper
DL,
Longo
DL,
Penggunaan obat secara rasional
Braunwald E, Hauser SL, Jameson
pada usia lanjut. In: Pranarka K,
JL, Loscalzo J, editors. Harrison’s
Martono
Principles of Internal Medicine 17th
Geriatri (IlmuKesehatan usia Lanjut).
Edition. USA: McGraw-Hills; 2008
Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009.
2. Guyton AC, Hall J. Buku ajar fisiologi
kedokteran
edisi
11.
Jakarta:
EGC;2008
H,
editors.
Buku
Ajar
6. Rani AA, Soegondo S, Nasir AUZ, Wijaya
IP, Nafrialdi, Mansjoer A, editors.
Panduan
Pelayanan
Perhimpunan
Dokter
Medik
Spesialis
3. Katzung BG, editor. Farmakologi Dasar
Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta:
dan Klinik Edisi 10. Jakarta: EGC;
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
2011
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Indonesia; 2006.
4. Kementerian
Indonesia.
Kesehatan
Republik
Profil
Kesehatan
7. World Health Organization. Guide to Good
Indonesia 2010. 2011 [Cited 2012
Prescribing. Yogyakarta: (Reprinted
Dec
by) Gadjah Mada University 2006
20].
Available
From:
http//:www.depkes.go.id.
25
Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien ...
Download