lBKPMPT)

advertisement
PEMERINTAH PROⅥ NSI BANTEN
BADAN K00RDINASI PENANAMANMODALDANPELAYANANTERPADU
lBKPMPT)
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B)Telp, (025a) 8480010 Fax. (0254) 8480012 Palima - Serang
KEPUTusAN KEPALA BADAN K00RDINASI PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU PROVINSI BANTEN
NOMOR:570/′ 5 /1LH.BKPMPT/VI1/2016
TENTANG
PEMBERIAN IZIN LINGKUNGAN KEPADA PT.NUSANTARA GAS SERⅥ CE
RENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERMINAL BO」 ONEGARA
DI DESA ARGAWANA KECAMATAN PULO AMPEL KABUPATEN SERANG
PROVINSI BANTEN
KEPALA BADAN K00RDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
TERPADU PROVINSI BANTEN,
Menimbang
:
a. bahwa rencana kegiatan LNG Receiving Terminal
Bojonegara di Desa Argawana, Kecamatan pulo
Ampel, Kabupaten Serang, provinsi Banten, oleh
PT Nusantara Gas Service, merupakan kegiatan yang
wajib memiliki Analisis Mengenai
Lingkungan Hidup (AMDAL);
Dampak
b. bahwa
berdasarkan ketentuan pasal 42 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 2T Tahun 2OL2
tentang lzin Lingkungan, bahwa penanggungjawab
Usaha
danf atau Kegiatan Wajib mengajukan
permohonan izin lingkungan secara tertulis;
c. bahwa berdasarkan ketentuan pasal
Peraturan Pemerintah Nomor 2T Tahun
4T
2Ol2
tentang Izin Lingkungan, Gubernur menerbitkan izin
lingkungan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf
c,
perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal dan pelayanan
Terpadu Provinsi Banten tentang pemberian rzin
Mengingat
:
1.
Lingkungan Kepada pT. NUSANTARA GAS SERVICE
Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal
Bojonegara di Desa Argawana Kecamatan pulo
Ampel Kabupaten Serang provinsi Banten.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati
dan
Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun l99O Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor Sa19);
2.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OO0 tentang
Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor a0 10);
3.
26 Tahun 2OOT tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 1lS, Tambahan
Undang-Undang Nomor
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor SS01);
4.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OAg tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
5。
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2Ot4 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor I Tahun 20 15
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2Ol4 Tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Repubtik Indonesia
Nomor 3952);
7.
Peraturan Pemerintah Nomor
27 Tahun
2OL2
tentang lzin Lingkungan (Lembaran Negara Republik
48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);
Indonesia Tahun 2012 Nomor
8。
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2Ol4
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2Ol4 Nomor 333, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5617);
9.
Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4
Nomor 221);
10. Peraturan Daerah Provinsi
Banten Nomor 2 Tahun
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Banten 2O1O - 2030 (Lembaran Daerah Provinsi
Banten Tahun 2O1I Nomor 2);
2oll
ll.Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun
2otl tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di
Bidang Penanaman Modal (Lembaran Daerah
Provinsi Banten Tahun 2OLl nomor 7);
12. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun
2Ot2 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat
Daerah Provinsi Banten (Lembaran Daerah Provinsi
Banten Tahun 2012, Nomor 3);
13. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 10 Tahun
2Ol2 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah Provinsi
Banten Tahun 2072 Nomor 10, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Banten Nomor 45);
14. Peraturan
Gubernur Banten Nomor 25 Tahun 2Ol2
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah
Nomor 7 Tahun 20Ll tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman
Modal (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2Ol2
Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 20 15 tentang
Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 25
Tahun 2Ol2 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun
2OIl tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun
2OL2 Nomor 11);
Gubernur Banten Nomor 79 Tahun 2015
tentang Pendaftaran Wajib Pajak CabanglLokasi
Bagi Pelaku Usaha yang Melakukan Usaha dan/atau
Pekerjaan di Provinsi Banten (Berita Daerah Provinsi
Banten Tahun 2015 Nomor 80);
16. Keputusan Gubernur Banten Nomor : 57OlKep.136Huk/2015 tentang Pendelegasian Kewenangan
Penandatanganan Perizinan dan Non Perizinan
Kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
15. Peraturan
Memperhatikan
:
dan Pelayanan Terpadu Provinsi Banten.
L. Surat Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Banten Nomor : 9O2lKep.106BLHD/VI|2O|6, tanggal 24 Juni 2016 tentang
Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan
LNG Receiving Terminal Bojonegara di Desa
Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten
Serang, Provinsi Banten, oleh PT Nusantara Gas
Service;
2. Surat Pengantar Kepala Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Banten Nomor : 660 1895BLHD/VI|2O|6, tanggal 30 Juni 2016, tentang
Penyampaian Permohonan Penandatanganan lzin
Lingkungan PT. Nusantara Gas Service;
3. Surat Direktur PT. Nusantara Gas Service Nomor :
23lNGS/ELlVIl2Ol6 tanggal27 Juni 2016 Perihal :
Permohonan lzin Lingkungan PT. Nusantara Gas
Service.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
KESATU
:
Memberikan tzin hngkungan kepada
:
Nama Instansi/
Perusahaan
PT. Nusantara Gas Service
Jenis Usaha danl
atau Kegiatan
LNG Receiving Terminal
Penanggungjawab
Agus Haryanto
Jabatan
Alamat Kantor
Direktur
Jl. HR Rasuna Said Blok X-5
Nomor 13 Jakarta 12950
(021) 2eO2 t44s l(O2t)
Tlp/Fax
2eO2
I443
Desa Argawana Kecamatan
Lokasi Kegiatan
Puloampel Kabupaten Serang
KEDUA
: Izin
sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU
mencakup kegiatan meliputi :
1.
Penggunaan Lahan.
Luas
lahan
300.000 m2 (30 Ha), dengan rincian
penggunaan lahan adalah sebagai berikut
No
Area
Area
Area
Area
Area
ofTank
of Fiare
of Vaporizer
of Process
Equipment
5
Area of Seawater
Intake
6
(m2)
Luas Lahan
Terbangun
Luas Lahan
(m2)
(m2l
tas
A
2
3
4
Luas Lahan
Area of Sawater
Channel and
:
Terbuka
53.646
18.430
6.859
11.078
42568
0
18.430
6.859
0
8.267
2.800
5.467
7.398
3.631
3.767
3.123
3.123
0
Outfall
7
8
9
Area of Major
Pipins Rack
Area of
Admistrative
Buildine
7.711
0
7.711
25.505
13373
12132
Area of Main
4.035
4.035
0
Area of Fire Station
Area of
2.712
2712
0
Maintainance
2.178
2.178
0
6.716
6.716
0
2.604
2.604
0
5.243
5.243
0
33.435
0
33.435
26.568
0
26.568
Control Buildine
10
12
13
Workshop and
Warehouse
Area of Sub Station
and power
qenerator
Area of Metering
Station
14
15
16
Area of Utili"
Truck Loading Area
(Future)
Phase-II Reserved
Area
No
Area
Luas Lahan
(mη
Terbangun
Luas Lahan
Terbuka
fm2)
Fmη
Luas Lahan
214.430
64.352
150.078
71,478
21,45
50,53
Administration
Building
990
990
0
2
Center Control
1855
1.855
0
3
Jetty Control Room
Main Substation
374
1.620
374
1620
0
0
Maintenance
Workshop &
Warehouse
1.062
1.062
0
Power House
2.312
144
2.312
144
0
0
60
60
0
24
24
0
768
768
0
605
605
0
275
275
0
312
312
60
60
0
0
」un■ lah
No.A
Persentase (%) No.
A
Bangunan
BII
1
Room
4
5
6
7
Main Entrance
Gate House#3
Main Entrance
Gate House#4
Main Entrance
Gate House#S
BOG Compressor
Shelter
BOG Booster
Compressor Shelter
8
9
10
12
Instrument Air
System Shelter
13
14
Fire Eneine Shelter
Diesel Firewater
Pump Shelter
Chlorinator Shelter
32
32
No.B
10.493
10.493
Persentase (%) No. B
C
Jala,(Bltol10a,
3,50
3,50
38.864
38.864
0
0
0,00
0
38.864
38.864
0
36.213
0
36.213
11,98
11,57
0,00
300.000
113.709
186.291
100,00
37,90
62,10
15
」unllah
pム ヽ
‐
ァ
ihOヽ
Jumle th No.C
glTerbuka
D
IRu‐ │●
‐
Hl:介 11 ■ ││
Persentase (%) No. D
」un■ lε th Luas Lahan Total
fNo.A +B+C+D)
Jumle th Persentasc(%)
Total INo.A+B+C+D)
t
2.
3.
4.
Penerimaan tenaga kerja konstruksi diperkirakan
mencapai 406 (empat ratus enam) orang sesuai
dengan klasifikasi dan keterampilan.
Mobilisasi peralatan dan material melalui jalur laut
dan darat.
Pembangunan Base Camp, dengan bangunan non
permanen yang akan dibangun disekitar lokasi
kegiatan
5.
Kebutuhan air dipasok dari PDAM dan untuk
kebutuhan konstruksi konsumsi air diperkirakan
sebesar 16.420 Llharil.
6.
Persiapan Lahan.
Penataan lahan meliputi penataan lahan yang telah
bersih dari berbagai bangunan terdahulu, ditata
sesuai dengan tata letak bangunan yang akan
didirikan. Penataan lahan meliputi galian untuk
pondasi, pengurLtgan untuk meninggikan lahan,
penggalian untuk saluran drainase, serta kegiatan
pekerjaan tanah lainnya.
7. Pembangunan Fasilitas Utama dan
Sarana
Penunjang.
Pembangunan sarana utama dan penunjangnya akan
dilakukan seca-ra bertahap selama sekitar 3 tahun yang
meliputi:
a. Penyiapan sarana pendukung konstruksi,
meliputi :
1. Pembuatan sarana kerja seperti tool kit,
gudang, area kerja, kantor, kantin, tempat
istirahat, workshop, basecamp, concrete
batching plant dan area penyimpanan
2.
b.
c.
barang.
Pembuatan prasarana seperti jalan masuk
dan areal parkir kendaraan serta areal
penempatan material.
3. Sumber listrik sementara.
Penggunaan listrik sementara akan dipasok
dari genset dan sumber listrik dari jaringan
PLN yang akan disediakan oleh kontraktor.
4. Pembuatan drainase sementara.
Sarana pendukung, meliputi : bengkel, kantor,
kantor sekuriti, tangki, ORV, kompresor,
pompa, metering, substation, lapangan parkir,
jalan lingkungan dan saluran drainase.
Pembangunan tangki dan fasilitasnya, meliputi:
1. Konstmksi tangki.
- Desain tangki secara umum adalah
sebagai berikut
Data Tangki LNG
Desain umum
Standar
Desain
:
Kapasitas keda: 160.000 m3.
Tipe tangki = full containment,
Diameter dalam tangki : 78 M
Kontainer beton :
Atap: Beton berlulang
Dinding: Beton pratekar
Pondasi tiang pancang: Cast in Place RC
Rancangan Tekanan Gas :
Maksimum :0,29 kg/cm2G
Minimum: - 0,05 ks,/cnPG
LNG density: 0,470
Temperature: -165.C (min), 65'C (max)
NFPA 59A-2013
Dasar
-
Material tangki terdiri dari :
a. Inner Shell: 9% Ni baja.
b. Outer shell: baja karbon dan beton
2,
bertulang.
Pekerjaan Fasilitas Pendukung
di
Tapak
Terminal LNG.
Fasilitas pendukung pada tapak Terminal
LNG, meliputi :
tipe elevated flare, kapasitas
maksimum 71.000 kgljam, pilot fuel
a. Flare,
tekanan 4,5 kgl cm2.
b. Fasilitas pompa
: pompa LNG tekanan
rendah kapasitas 4OO rn3lJam, tekanan
17 ,4 kglCm2, pompa LNG tekanan tinggi
kapasitas 360 ms f Jam, tekanan 99,7
kglcm2.
c. Fasilitas regasifikasi, tipe regasifikasi
Open Rack Vaporizer (ORV) sebanyak 3
unit kapasitas masing-masing 150
tonljam, tekanan operasi 70 kglcm2.
d. Fasilitas Kompressor Gas, kapasitas 9,0
tonljam BOG tekanan 8 kgl cm2 dan
kapasitas 9,0 ton/jam BOG booster
tekanan 70 kgl cm2.
Kelistrikan, sumber tenaga
utama dari 5 unit gas engine power
e. Fasilitas
generator kapasitas
masing-masing
sekitar 9,8MW.
f. Fasilitas metering system, gas metering
system tipe ultrasonic tekanan operasi
d.
60-70 kglcm2.
g. Fasilitas fire and safety.
h. Fasilitas dan utilitas operasi.
i. Fasilitas air bersih.
Pemasangan Pipa Operasi Gas.
Jenis pipa yang akan dibangun adalah sebagai
berikut :
1. Pipa unloading dari Jetty ke Tanki LNG
ukuran 44" sepanjang sekitar 1.500 m,
dibangun diatas pondasi pipa diatas tanah.
2. Return line BOG dari tanki LNG ke jetty
ukuran 28" sepanjang sekitar 1.500
3.
4. Pipa gas dari ORV ke metering
5.
6.
7.
8.
8.
m
dibangun diatas pondasi pipa diatas tanah.
Pipa regasifikasi dari tanki LNG ke ORV
ukuran 2Ou sepanjang sekitar 600 m
dibangun diatas pondasi pipa diatas tanah.
system
ukuran 30" sepanjang sekitar 800 m.
Pipa pemadam kebakaran ukuran 16".
Pipa udara tekan untuk system control.
Pipa nitrogen untuk keperluan purging.
Pekerjaan pipe rack, pipe support, pipe
hanger.
Pembangunan Dermaga.
Pembangunan dermaga meliputi:
a. Pekerjaan platform (ietty head) ukuran 30 m x
50 m, elevasi +6,5M LWS, pada kedalaman laut
-14 M -LWS. platform dengan konstruksi beton
dan disangga oleh tiang pancarlg baja (steel pile)
dan direncanakan dapat disandari oleh kapal
LNG yang mampu mengangkut ukuran 216.000
ms LNG.
b. Pekerjaan breasting dolphin, 4 unit @ sekitar 10
C.
Pekerjaan mooring dolphin, 6 unit @ sekitar 8 m
x8m.
d.
e
r
l.
g.
9.
Pekerjaan trestle, lebar sekitar 14,7 meter
panjang sekitar 1.196 meter.
Pekerjaan catwalk, lebar sekitar 1,2 m.
Elevasi platform +6,5 MLWS, jetty dilengkapi
dengan 4 buah breasting dolphin dan 6 buang
mooring dolphin yang masing-masing dengan
kontruksi beton tiang pancang baja. Platform
dan breasting dolphin dilengkapi dengan fender
untuk peredam benturan kapal dan bollard
untuk pengikat kapal. Sedangkan mooring
dolphin hanya dilengkapi dengan bollard.
Platform, breastingdolphin, mooringdolphin
dihubungkan dengan catwalk atau gangway
sebagai jalan inspeksi.
Temporary jetty dan temporary yard handling.
Pengerukan.
Pekerjaan pengerukan, meliputi:
a. Volume pengerukan.
Pembangunan alur kapal (ship channel) dan
pembuatan kolam putar (turning basin)
meliputi pengerukan (dredging) dari kedalam
laut yang ada menjadi kedalam laut -14 meter.
Jumlah volume kerukan (dredging volume)
diperkirakan mencapai 2. 100.000 m3.
b.
C.
Metode pengerukan.
Berdasarkan kondisi lokasi yang akan dikeruk
tipe kapal yang sesuai adalah TSHD dan CSD
dan simple grab dredger. Untuk CSD dan TSHD
hampir seluruh material langsung dimasukann
ke dalam Hopper, sedangkan air yang terhisap
akan mengalir melalui saluran agar material
ikutan terendapkan sepanjang saluran tersebut,
sedangkan air akan mengalir kembali ke 1aut,
sehingga kekeruhan dapat menjadi minimal.
Lokasi dumping area.
Lokasi pembuangan material kerukan (dumping
area) direncanakan berada disebelah utara
Pulau Panjang dengan kedalaman lebih dari 20
m dan luas 100 Ha, Berdasarkan Rekomendasi
dari KSOP Kelas I Banten Surat No.
PP.2O7 l11 1/KSOP.Btn-15 dengan titik
kordinat:
1. 50 52' 35,04" S dan L06o L0' 18,66"
2. 50 52'35,16" S dan 1060 09'29,88"
3. 50 53'23,88" S dan 1060 10' 18,78"
4. 50 53' 24,OO" S dan 1060 09'30,00"
10.
E.
E.
E.
E.
Penerimaan tenaga kerja operasional diperkirakan
mencapai 100 (seratus) orang sesuai dengan
klasifikasi dan keterampilan, yang dikelompokkan
dalam 2 (dua) bagian, yaitu :
a.
Kelompok pegawai tetap PT. Nusantara Gas
Service unit terminal LNG.
Kelompok pegawai outsourcing.
1
1.
Operasional Unit Regasifikasi.
a. Bahan baku.
Kandungan kimia dalam LNG yang akan
diterima adalah sebagai berikut
No
Komponen
1
Methana
2.
Buthana
3.
Pentana dan Turunannya
Nitrogen
4.
b.
:
Banyaknya Kandungan
(%\
Lebih dari 83%
Kurans dari 2,5O
Kurang dari O,25
o/o
Kurang dari l,50°
/0
o/o
Sumber LNG yang akan digunakan.
LNG didatangkan dari kilang LNG dalam negeri
atau import dari luar negeri yang diangkut dengan
kapal LNG kapasitas 70.000 216.000 s13 dan
dibongkar di dermaga (Jetty) PT. Nusantara Gas
Service.
c.
Proses regasifikasi.
Secara umum proses operasional unit regasifikasi
terdiri dari beberapa tahap utama, yaitu:
1. Pemuatan LNG dari kapal LNG ke tangki;
2. Penyimpanan LNG dalam tangki;
3. Regasifikasi LNG;
4. Sending out gas hasil regasifikasi.
12.
Pengoperasian Dermaga.
Pengoperasian dermaga utama terdiri dari
pengendalian kegiatan dermaga selama sandar,
unloading dan lepas sandar dari dermaga. Aktivitas
operasional kapal dan pengawalan oleh tug boat
termasuk pengendalian lalu lintas bagi kapal-kapal
nelayan dan kapal barang industry yang ada
disekitar lokasi kegiatan, sedangkan untuk dilaut
terbuka akan dikontrol oleh kapal itu sendiri.
13.
Pemeliharaan Fasilitas Terminal LNG dan Dermaga.
Kegiatan pemeliharaan LNG Receiving Terminal
Bojonegara dan perbaikan program kerja di setiap
unit kegiatan dilakukan untuk menjamin
kelancaran dalam pengoperasian Terminal LNG.
Berikut kapasitas terminal LNG yang akan
diselenggarakan :
Kapasitas Terminal
Send out
Ketersediaan
:10.000 ton/hari
melalui pipa
Berkelanjutan (2+ jam/hari,
: Natural gas disalurkan
hari/tahun)
Service life
: 20 tahun untuk peralatan utama.
365
Alur Pelayaran.
Pemeliharaan juga dilakukan untuk alur kapai dan
14. Pemeliharaan
pemeliharaan kolam
putar dengan
kegiatan
pengerukan (dredging) bertujuan untuk menjaga
kedalaman alur kapal dan kolam putar dari
pendangkalan akibat sedimentasi dan pembuangan
ke lokasi dumping area seperti berikut ini:
a. Pengerukan di dalam kegiatan pemeliharaan
alur pelayaran dilakukan untuk menjaga
kedalaman alur kapal (Ship Channel) dan kolam
putar (turning Basin) aman untuk operasional
kapal. Kedalaman laut di area alur kapal dan
kolam putar di jaga untuk -14 meter. Volume
materal pengerukan akan lebih rendah di
bandingkan pada saat kontruksi;
b. Lokasi pembuangan material akan
mempertimbangkan kesesuaian lokasi, volume
material dredging, serta arahan dari institusi
terkait.
15. Rencana Tanggap Darurat (RTD) atau Emergency
Response Plan (ERP). Rencana tanggap darurat
akan dijelaskan berdasarkan dokumen hazard and
operatibility (HAZOPI, laporan studi penilaian
dampak kesehatan/sosial/ lingkungan (ESHIA) dan
panduan keselamatan kesehatan kerja dan
lindungan lingkungan (EHS) IFC.
16. Pengendalian/deteksi kemungkinan kebocoran gas.
a.
b.
Pembuangan gas ke flare;
Pembuangan non-flare pembuangan gas ke non
flare;
c. Pembuangan gas engine generator.
17. Mobilisasi dan demobilisasi alat dan material pasca
operasi.
fasilitas
18. Pembongkaran bangunan dan
penunjangnya termasuk pengalihan kepemilikan
kegiatan ataupun pembongkarannya sesuai dengan
peraturan - peraturan yang ditetapkan oleh
instansi berwenang yang berlaku saat itu.
19. Pembongkaran Dermaga.
KETIGA
Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dalam
melaksanakan kegiatannya waj ib :
1. Melakukan pengelolaan dampak lingkungan hidup
dan pemantauan dampak lingkungan hidup;
2. melakukan pengelolaan dampak
dengan
pendekatan teknologi, sosial ekonomi dan institusi.
KEEMPAT
Kewajiban melakukan pengelolaan dan pemantauan
dampak sebagaimana dimaksud dalam diktum KETIGA
angka 1 tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II
Keputusan ini.
KELIMA
Selain pemenuhan kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam diktum KETIGA pemegang/penerima izin,
harus:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KEENAM
Melakukan sosialisasi kegiatan kepada pemerintah
daerah, tokoh masyarakat serta masyarakat yang
terkena dampak dari aktivitas kegiatan tahap pra
kontrr.rksi, konstruksi, operasi dan tahap pasca
operasi;
Mengupayakan aplikasi Reduce, Reuse, dan Recycle
(3R) terhadap limbah-limbah yang dihasilkan dari
kegiatannya;
Melaksanakan ketentuan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP);
Melakukan perbaikan secara terus-menerus
terhadap kehand.alan teknologi yang digunakan
dalam rangka meminimalisasi dampak yang
diakibatkan dari rencana kegiatan ini;
Mendokumentasikan seluruh kegiatan pengelolaan
lingkungan yang dilakukan serta kegiatan lainnya
terkait dengan kegiatan-kegiatan tersebut;
Melaksanakan Corporate Social Responsibility
(CSR) dan Community Development (CD) secara
efektif dan tepat sasaran.
Sebelum melaksanakan usaha dan/kegiatan,
sebagaimana dimaksud dalam diktum KEDUA
pemegang/penerima izin wajib
1.
:
melakukan izinf usaha dan/atau izin lainnya yang
terkait dengan kegiatannya.
2. memiliki izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup (PPLH) untuk tahapan
konstruksi, operasi dan pasca operasi, berupa :
a. Izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan
Berbahaya dan Bercun (LB3);
b. Izin Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (LB3).
KETU」 UH
Pemegang/penerima izin sebagaimana dimaksud
dalam diktum KESATU wajib menyusun laporan
pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
diktum KEEMPAT paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1
(satu) tahun sejak Keputusan ini ditetapkan dan
menyampaikannya kepada
1.
:
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui
Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata
Lingkungan;
2. Gubernur Banten melalui Kepala
3.
Badan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Banten;
Bupati Serang melalui Kepala Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Serang;
KEDELAPAN
Apabila dalam pelaksanaan usaha danlatau kegiatan
timbul dampak lingkungan hidup di luar dampak yang
wajib dikelola sebagaimana dimaksud dalam Lampiran
I dan Lampiran II Keputusan ini, pemegang/penerima
izin wajib melaporkan kepada instansi sebagaimana
dimaksud dalam diktum KETUJUH paling lama 30
(tiga puluh) hari kerja sejak diketahuinya timbulan
dampak lingkungan hidup di luar dampak penting
yang wajib dikelola.
KESEMBILAN
Terhadap pelaksanaan lzin Lingkungan ini Gubernur
menugaskan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup
(PPLH) untuk melakukan pengawasan.
KESEPULUH
Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam diktum
KESEMBILAN dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan paling sedikit 2 (dua) kali dalam
1 (satu) tahun.
KESEBELAS
Pemegang/penerima izin sebagaimana dimaksud
dalam diktum KESATU wajib mengajukan permohonan
perubahan izin lingkungan apabila terjadi perubahan
atas rencana usaha danf atav kegiatannya dan/atau
oleh sebab lain sesuai dengan kriteria perubahan yang
tercantum dalam pasal
50 Peraturan Pemerintah
Nomor 27 tahun 2Ol2 tentang Izin Lingkungan.
KEDUABELAS
Keputusan ini berlaku sama dengan masa berlakunya
izin usaha danf atau kegiatan.
KETIGABELAS
:
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Serang
pada tanggal
:
」
UL 20:6
a.no GUBERNUR BANTEN
KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN
PELAYANAN TERPADU
SI BANTEN,
SUHARSO
Tembusan disampaikan Kepada Yth:
1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia;
2. Gubernur Banten;
3. Bupati Serang;
4. Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah provinsi Banten;
5. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang.
Download