KERANGKA PEMIKIRAN Ibu menyusui dan anak balita merupakan 2 dari 4 kelompok sasaran utama program perbaikan gizi dan kesehatan ibu dan anak., diharapkan ibu-ibu memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayinya sampai umur 2 tahun. Meskipun kerugian-kerugian langsung yang ditimbulkan akibat dari menyusui tidak ada, akan tetapi banyak ibu-ibu yang menyapih anaknya lebih awal dengan berbagai alasan. Kecenderungan semakin menurunnya ibu –ibu menyusui anaknya, tentu akan berpengaruh terhadap status gizi balita. Anak yang telah disapih sebelum waktunya, kekebalan anak terhadap infeksi, penyakit diare, dan penyakit lainnya sangat rendah dan pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan status gizi, terutama bila pemberian makanan tambahan setelah disapih tidak sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Depkes RI (2004) menyatakan bahwa makanan tambahan atau makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang diberikan kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai usia 6-24 bulan, dan merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga, pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya. Pemberian MP-ASI yang jenis, bentuk dan frekuensinya tidak sesuai dengan kebutuhan bayi akan mempengaruhi pola makan bayi. Selain itu pemberian MP-ASI yang tidak tepat baik jumlah maupun kualitasnya dalam jangka waktu yang panjang akan mempengaruhi status gizi bayi. Fokus utama yang akan diteliti mencakup variabel perilaku ibu dalam pemberian makanan tambahan yang meliputi usia pertama kali diberikan makanan tambahan, jenis makanan tambahan, jumlah makanan tambahan, waktu pemberian makanan tambahan, frekuensi makanan tambahan serta jenis makanan tambahan dan selingan yang diberikan kepada balita saat penelitian berlangsung. Makanan pendamping ASI (MP ASI) berarti memberi makanan lain selain ASI dimana selama periode pemberian makanan tambahan seorang bayi terbiasa memakan makanan keluarga. MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini Penyakit infeksi pada balita juga memberikan pengaruh kepada status gizi balita. Kejadian penyakit ISPA serta diare pada balita memberikan pengaruh secara tidak langsung yang dapat menurunkan statu gizi pada balita. Kejadian diare pada bayi dapat disebabkan karena kesalahan dalam pemberian makan, dimana bayi sudah diberi makan selain ASI ( Air Susu Ibu ) sebelum berusia 4 bulan. Perilaku tersebut sangat beresiko bagi bayi untuk terkena diare karena alasan sebagai berikut; (1) pencernaan bayi belum mampu mencerna makanan selain ASI,(2) bayi kehilangan kesempatan untuk mendapatkan zat kekebalan yang hanya dapat diperoleh dari ASI ,(3) adanya kemungkinan makanan yang diberikan bayi sudah terkontaminasi oleh bakteri karena alat yang digunakan untuk memberikan makanan atau minuman kepada bayi tidak steril. Berbeda dengan makanan padat ataupun susu formula, ASI bagi bayi merupakan makanan yang paling sempurna. Pemberian ASI secara dini dan eksklusif sekurang-kurangnya 4-6 bulan akan membantu mencegah penyakit pada bayi. Umur Penyapihan Karakteristik keluarga : - Pendidikan Pekerjaan Jumlah anggota keluarga Pendapatan keluarga Praktek Pemberian Makanan Pendamping ASI : Status Gizi Balita - Awal pemberian makanan tambahan - Jenis makanan tambahan pertama kali - Jenis makanan yang diberikan pada saat penelitian - Frekuensi pemberian - Pemberian makanan selingan - Jenis makanan selingan - Frekuensi pemberian Infeksi Internal : Kebersihan Lingkungan - ISPA Diare Gambar 1 Bagan konsep analisis hubungan antara karakteristik keluarga dengan umur penyapihan, praktek pemberian makanan pendamping ASI dan status gizi balita : variabel diteliti : hubungan diteliti : hubungan tidak diteliti