BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan nasabah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keputusan nasabah untuk menabung merupakan efek akhir dari suatu pembelian yang
diartikan sebagai suatu sikap dan niat untuk berperilaku di masa depan dan diekspresikan melalui
hal-hal seperti : komitmen untuk membeli produk dari perusahaan jika membutuhkan produk
lainnya, komitmen untuk memberikan rekomendasi pada orang lain, niat untuk menambah
jumlah tabungan, niat atau keinginan memberikan hal-hal positif perusahaan. Menurut Hasibuan
(2005:2), Bank adalah badan usaha dalam bidang lembaga keuangan yang kekayaannya terutama
dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi
bukan hanya mencari keuntungan saja. Menurut Alma (2007:336), Bank adalah usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Dalam persaingan di dunia bisnis perbankan yang semakin kompetitif dan dengan
banyaknya jumlah bank yang berdiri saat ini, terdapat beberapa alasan yang menjadi bahan
pertimbangan konsumen untuk menjadi nasabah pada suatu bank yang menjadi pilihan tersebut.
Alasan tersebut salah satunya karena berbagai macam produk yang bervariatif yang ditawarkan
oleh suatu bank. Terkadang konsumen menjadi nasabah dari dua atau lebih bank, dikarenakan
adanya kebutuhan produk atau jasa yang tidak dapat terpenuhi dari salah satu bank tersebut
mengakibatkan persaingan antar bank dalam menghimpun dana masyarakat sebanyak-banyaknya
ditempuh melalui bermacam-macam cara, antara lain dengan mengeluarkan jenis-jenis tabungan
baru yang dilengkapi dengan sejumlah atribut yang dapat merangsang minat masyarakat untuk
menabung.
Pemilihan produk bank oleh nasabah seringkali lebih didasarkan pada aspek informasi
mengenai manfaat yang akan diperoleh dari produk bank tersebut. Bank berusaha lebih dekat
dengan konsumen melalui berbagai macam pendekatan misalnya berbagai macam produk,
1
layanan, promosi, suku bunga yang menarik, hadiah dan membuka cabang dan unit baru yang
letaknya mudah dijangkau oleh masyarakat. Pada sisi lain, kurangnya informasi dan promosi
yang memadai mengenai produk bank, dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan
kegiatan usaha perbankan yang dapat merugikan nasabah dan memungkinkan calon konsumen
tidak tertarik untuk menabung di bank tersebut. Sehingga diperlukan adanya transparansi
informasi mengenai produk bank untuk meningkatkan good governance di sektor perbankan.
(http://www.bi.go.id)
Saat ini banyak faktor yang mempengaruhi nasabah dalam memilih sebuah produk
tabungan, dengan beragamnya pilihan tabungan, dan semakin banyak pula pertimbangan yang
dipakai oleh nasabah. Dengan banyaknya produk tabungan yang bermunculan seperti : Tabungan
Rencana Mandiri, Tabungan Mega Rencana, Tabungan Britama, Taplus BNI dan masih banyak
lagi produk tabungan lainya,
Tabel 1.1
Peringkat 5 Besar Bank di Indonesia Menurut Simpanan Nasabah Tabungan Berjangka
Dalam Jutaan Rupiah
Jenis Tabungan
2009
2010
Tabungan Rencana Mandiri
911,700
1,623,800
Tabungan Mega Rencana
1.801
1.875
Britama
575.900
714,600
Tabungan Berjangka Saudara
209,697
276,523
Taplus BNI
194,375
188,469
Sumber : Data yang telah diolah
Ditengah persaingan antar bank, khususnya jenis Tabungan Berjangka. Salah satu faktor
utama yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan simpanan nasabah adalah dengan
memberikan penawaran produk yang bervariatif sesuai dengan keinginan konsumen. Mungkin
nasabah tertarik pada Merek, Hadiah, Fasilitas, ATM, Fitur, Desain, Kualitas, Jaminan, Harga
dan atribut produk lainya. Apabila perusahaan dapat menyediakan produk yang memiliki atribut
2
sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen, maka akan mendorong konsumen untuk membuat
keputusan pembelian.
Menurut Sutisna (2002:15), Keputusan pembelian adalah keputusan oleh konsumen untuk
melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan
dan keinginan. Agar pihak manajemen dapat mengenal nasabah dan mengerti akan keinginan
nasabah pada saat ini dan masa yang akan datang. Pelayanan yang baik dan prima diharapkan
dapat diberikan pihak bank agar tercipta loyalitas nasabah. Untuk itu setiap bank harus berusaha
membuat produk yang dapat menarik minat konsumen untuk membelinya, karena produk yang
ditawarkan antar bank pada dasarnya hampir sama dan mudah ditiru. Oleh karena itu keunggulan
bersaing pada bisnis ini terutama berasal dari kemampuan suatu bank untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan atau nasabahnya. Agar produk yang ditawarkan oleh bank dapat diterima
oleh nasabah, maka bank harus memberikan nilai yang lebih kepada nasabah dengan
memberikan produk yang berkualitas dan sesuai dengan harapan konsumen.
PT.Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk adalah perusahaan Indonesia yang berbentuk
perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Bank ini berbasis di Jakarta.
Didirikan pada tahun 1906. Sebagai salah satu Bank Devisa swasta nasional yang telah berusia
lebih dari satu abad, Bank Saudara telah menjadi perusahaan publik yang dimiliki oleh
masyarakat, merupakan anak perusahaan Medco group. Produk unggulan PT.Himpunan Saudara
Bank antara lain, yaitu Tabungan Saudara, Tabunganku, Tabungan Berjangka, Kilau Bintang
Saudara, dan lain-lain.
Tabel 1.2
Jumlah Nasabah Menurut Produk Tabungan
selama 2009-2010 adalah sebagai berikut :
(dalam jutaan Rp.)
Jenis
2009
2010
Pertumbuhan(YoY)
Tabungan
209.697
276.523
31,87%
Tabungan Harian
126.680
155.554
22,79%
Tabungan Saudara
51.747
75.674
46,24%
Tabungan Berjangka
30.608
34.562
12,92%
3
SUKU BUNGA SIMPANAN Tabungan Harian 1.50 %, Tabungan Saudara 2.50 %, Tabungan
Berjangka 5.50 %, Giro 0.25 %
Sumber: www.banksaudara.com
Berdasarkan table 1.2 maka pada setiap tahun, setiap jenis tabungan mengalami kenaikan.
Pada tahun 2009 Tabungan sebesar Rp. 209.697(juta) menjadi Rp. 276.523(juta) pada 2010.
Pada tahun 2009 Tabungan Harian sebesar Rp. 126.680 (juta) menjadi Rp. 155.554 (juta) pada
2010. Pada tahun 2009 untuk Tabungan Saudara sebesar Rp. 51.747 (juta) menjadi Rp. 75.674
pada 2010. Pada tahun 2009 untuk Tabungan Berjangka sebesar Rp. 30.608(juta) menjadi Rp.
34.562 pada 2010.
Tabel 1.3
Perkembangan Jumlah Simpanan Dalam Bentuk Tabungan Berjangka Pada Tahun 20062010 Dalam Rupiah(dalam jutaan Rp.)
Tahun
Tabungan
Dalam %
2006
101,258
11,56%
2007
132,447
15,11%
2008
156,056
17,81%
2009
209,697
31,87%
2010
276,523
31,56%
Sumber : www.banksaudara.com
Berdasarkan table 1.3 tiap tahunya Tabungan Berjangka mengalami peningkatan. Tetapi
jika dibandingkan dengan jenis tabungan yang lain, Tabungan Berjangka berada diperingkat 4
dari 8 jenis tabungan yang dimiliki Bank Saudara. Dan Tabungan Berjangka berada diperingkat
terakhir dalam kelompok 4 besar jenis Tabungan unggulan yang dimiliki bank saudara.
Tabungan Berjangka Saudara adalah tabungan yang bebas memilih jangka waktu
penyimpanan dan jumlah setoran. Begitu menjadi nasabah Tabungan Berjangka, maka nasabah
akan mendapatkan hadiah langsung yang menarik dalam bentuk voucher belanja atau hadiah
4
lainya. Semakin tinggi setoran bulanan semakin menarik pula hadiah yang nasabah peroleh.
Bebas memilih jangka waktu penyimpanan dan jumlah Setoran. Selain itu bunga yang
ditawarkan pun cukup besar diantara jenis tabungan yang lain, yaitu 5,5%. Dan tiap tahunya,
perkembangan jumlah nasabah Tabungan Berjangka selalu meningkat, tetapi masih kalah dalam
perkembangan jumlah nasabah berdasarkan produk tabungan Bank Saudara yang lainya.
Menanggapi hal tersebut, PT. Bank Saudara perlu merumuskan strategi pemasaran yang
terbaik bagi perusahaan dalam upaya terus meningkatkan ataupun mempertahankan
pertumbuhan nasabahnya. Salah satu pemasaran yang bisa dioptimalkan dari empat strategi
bauran pemasaran (Product, Price , Place, Promotion) adalah strategi produk. Strategi produk
sebenarnya tidak berkaitan dengan produk yang dipasarkan, namun juga berhubungan dengan
atribut-atribut yang ada di produk tersebut. Atribut produk seperti yang dikemukakan oleh
Tjiptono (2008; 103), meliputi merek, kemasan, pemberian label, jaminan (garansi) dan
pelayanan.
Salah satunya adalah dengan mengetahui sejauh mana atribut produk Tabungan Berjangka
dapat mempengaruhi keputusan menabung nasabah. Dengan mengetahui pentingnya atributatribut mana yang diharapkan oleh nasabah dari suatu produk, serta dengan mengetahui sejauh
mana program yang ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan keinginan nasabah. Suatu produk
yang diluncurkan sangat ditentukan oleh atribut-atribut produk yang memberikan kemudahan
pada nasabah untuk memilih bank mana yang ia gunakan untuk menyimpan uang dan investasi.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Atribut Produk Tabungan Berjangka
Terhadap Keputusan Menabung Nasabah Pada PT. BANK SAUDARA 1906 Tbk KC
Wastukencana Bandung”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan diatas, pengaruh atribut
produk tabungan Berjangka Saudara terhadap keputusan menabung nasabah, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yang akan diteliti dan dibahas yaitu sebagai berikut:
5
1.
Bagaimana kebijakan atribut produk tabungan Berjangka Saudara yang ditawarkan oleh
PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?
2.
Bagaimana tanggapan nasabah mengenai atribut produk tabungan Berjangka Saudara
pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?
3.
Bagaimana proses keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka Saudara pada PT.
Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?
4.
Seberapa besar pengaruh atribut produk tabungan Berjangka Saudara terhadap keputusan
menabung nasabah pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengolah, menganalisa,
dan menginterpretasikan untuk mengetahui lebih jauh tentang atribut produk terhadap keputusan
menabung nasabah yang diterapkan PT. Bank Saudara 1906 Tbk guna menyusun skripsi sebagai
syarat menempuh sidang sarjana jurusan manajemen pada fakultas bisnis dan manajemen
Universitas Widyatama.
Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui kebijakan atribut produk tabungan Berjangka yang ditawarkan oleh PT.
Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.
2.
Untuk mengetahui tanggapan nasabah mengenai atribut produk tabungan Berjangka pada
PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.
3.
Untuk mengetahui proses keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka pada PT.
Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.
4.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk tabungan Berjangka terhadap
keputusan menabung nasabah pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana
Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari penelitian yang dilaksanakan penulis, maka diharapkan bahwa hasil dari penelitian ini
dapat berguna :
6
a.
Bagi Pihak Bank
Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
pengembangan bank itu sendiri, terutama dalam hal penerapan atribut produk yang dapat
mempengaruhi keputusan menabung.
b.
Penulis
Penelitian ini berguna untuk dapat memperoleh gambaran secara langsung seberapa jauh
perkembangan bank yang ada di Indonesia, serta untuk melatih penulis dalam membahas
secara ilmiah dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dan
sebagai salah satu syarat akademik untuk memenuhi tugas akhir di program studi
manajemen fakultas bisnis Universitas Widyatama.
c.
Pihak Lainnya
Sebagai bahan acuan dan referensi bagi pihak lain yang ingin memperdalam dan meneliti
pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung nasabah pada suatu bank.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Dalam upaya memasarkan produknya dan menjaring konsumen, perusahaan harus
berhadapan dengan lingkungan pemasaran yang terdiri dari pelaku dan kekuatan-kekuatan yang
dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan
kelangsungan perusahaannya. Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus memutuskan apa
dan bagaimana strategi yang dijalankan atau dipakai menghadapi lingkungan ekstemal dan
intemalnya. Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut
dengan bauran pemasaran (marketing mix), misalnya variabel produk (produk), variabel harga
(price), variabel lokasi (place), dan variabel promosi (promotion). Variabel-variabel ini dapat
dikontrol oleh perusahaan dan dapat dipergunakan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.
Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:24) sebagai berikut :
“Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaranya dipasar
sasaran.
Di dalam bauran pemasaran, produk adalah unsur yang paling penting, karena produk
mencakup, seluruh perencanaan yang mendahului produksi aktual, produk mencakup riset dan
7
pengembangan, dan produk mencakup semua layanan yang menyertai produk seperti instalisasi
dan pemeliharaan.
Menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah :
“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan
suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara,
orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.”
Kotler dalam hal ini memberikan batasan produk adalah suatu yang dianggap memuaskan
kebutuhan dan keinginan. produk dapat berupa suatu benda ( object ), rasa ( service ), kegiatan (
acting ), orang ( person ), tempat ( place ), organisasi dan gagasan dimana suatu produk akan
mempunyai nilai lebih dimata konsumen, jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk
lain yang sejenis.
Definisi lain tentang produk menurut Alma (2007:139) :
“Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,
termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang
menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima
oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.”
Menurut Tjiptono dalam bukunya strategi pemasaran (2008:103) adalah sebagai berikut:
“Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.”
Atribut produk menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian atas produk
dan mempunyai pengaruh terhadap minat beli konsumen, maka perusahaan harus menjadikan
atribut produk menjadi faktor penting dan merupakan daya tahan bagi konsumen.
Unsur-unsur atribut produk yang cukup penting menurut Tjiptono (2008:104), yaitu:
a.
Merek
Adalah nama, istilah, tanda, simbo/lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atributatribut lainya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap
produk pesaing.
8
b.
Kemasan
Merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container)
atau pembungkusan (wrapper) untuk suatu produk.
c.
Pemberian Label (Labelling)
Merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan
penjual.
d.
Layanan Pelengkap (Supplementary Services)
Layanan pelengkap dewasa ini produk apapun tidak lepas dari unsur jasa atau layanan,
baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap.
e.
Jaminan (Garansi)
Adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen,
dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi
sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.
f.
Harga
Harga merupakan uang yang dibayarkan atas suatu barang atau layanan yang diterima.
Atribut-atribut yang menyertai suatu produk dapat menjadikan suatu ciri yang dapat
membedakan produk sejenis antara perusahaan satu dengan perusahaan lain.
Dengan melihat uraian di atas dapat dilihat bahwa menyediakan berbagai atribut produk
yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam pemasaran. Ciri berhasil atau tidaknya
usaha pemasaran adalah besarnya tingkat penjualan dari produk atau jasa yang disediakan oleh
perusahaan. Salah satu cara mencapai keuntungan itu adalah dengan mempengaruhi konsumen
agar melakukan keputusan pembelian produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Hal ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu hal penting yang menjadi tombak perusahaan dalam
mempengaruhi minat pembelian konsumen adalah produk itu sendiri. Pemahaman terhadap hal
tersebut memungkinkan pemasar untuk mengembangkan sebuah program pemasaran yang
efektif dan penting artinya bagi pasar sasaran.
Perilaku pembelian itu sendiri menurut Kotler, Armstrong (2006; 129) :
“Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian akhir konsumen, baik
individual dan rumah tangga yang membeli barang-barang dan jasa untuk konsumsi
pribadi.”
9
Sedangkan pengertian keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang
dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah sebagai berikut :
“Keputusan pembelian pelanggan secara penuh merupakan suatu proses yang
berasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan,
dan bahkan menyingkirkan suatu produk.”
Menurut Kotler dan Keller(2009:184 ), Proses keputusan beli konsumen akan dijelaskan
dalam tahap-tahap seperti berikut :
Proses Keputusan Beli Konsumen
Pengenalan
Masalah
1.
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Membeli
Perilaku Sesudah
Pembelian
Pengenalan Masalah
Proses ini dimulai dengan pembeli mengenali suatu masalah atau
kebutuhan pribadi konsumen.
2.
Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang telah dirangsang kebutuhan itu dapat atau
tidak dapat mencari informasi.
3.
Evaluasi Alternatif
Hal tersebut berkaitan dengan bobot yang diberikan terhadap produk
dengan membandingkan antara satu produk dengan produk yang lain.
4.
Keputusan Membeli
Konsumen membentuk suatu niat membeli atas dasar faktor seperti
pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
10
5.
Perilaku Sesudah Pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat
kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam
tindakan sesudah pembelian pada pemasar.
Apabila perusahaan dapat menyediakan produk yang memiliki atribut sesuai kebutuhan dan
keinginan konsumen, maka akan mendorong konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka dapat dikemukakan hipotesis
sebagai berikut : “Atribut Produk Tabungan Berjangka Berpengaruh Positif Terhadap
Keputusan Menabung Nasabah PT. BANK SAUDARA KC Wastukencana Bandung”.
1.6 Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode deskriptif, merupakan metode
penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang menggambarkan keadaan objek
penelitian kemudian menganalisanya sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Pengertian
penelitian deskriptif menurut Zulganef (2008:11) adalah :
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu
kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau
variabel tertentu”.
1.7 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di PT. BANK SAUDARA Kantor Cabang
Wastukencana yang beralamat di Jalan. Wastukencana No. 79-Bandung.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
Aktivitas pemasaran sering diartikan sebagai aktivitas menawarkan produk dan menjual
produk. Tapi bila ditinjau lebih lanjut ternyata makna pemasaran bukan hanya sekedar
menawarkan atau menjual produk saja, melainkan aktivitas menganalisa dan mengevaluasi
tentang kebutuhan dan keinginan konsumen.
Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Garry Amstrong (2009;25) bahwa:
“Pemasaran (marketing) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.”
Sedangkan menurut Alma (2007:12) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen
Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Edisi Revisi)” :
“Pemasaran adalah kegiatan atau usaha para pengusaha yang menyalurkan barang
dan jasa dari titik produsen ke titik konsumen.”
Dari berbagai definisi mengenai pemasaran di atas, pada dasarnya mempunyai tujuan dan
persepsi yang sama dan dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu rangkaian
aktifitas atau kegiatan dimana individu atau suatu kelompok dapat membuat gagasan atau ide
yang bernilai, proses komunikasi, dan menyampaikan nilai, melalui proses pertukaran barang
dan jasa yang bernilai dan membangun hubungan dengan pihak lain yang kuat untuk
kepentingan organisasi dan stakeholder dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi,
mengantisipasi, dan memenuhi kebutuhan sosial dan keinginan manusia.
2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran
Dalam
menciptakan
kepuasan
konsumen
perusahaan
harus
bisa
menganalisa,
merencanakan, mengimplementasikan dan mengontrol aktivitas pemasarannya. Hal ini dilakukan
dengan menjalankan manajemen pemasaran.
12
Pengertian Manajemen Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2009:5), pengertian
manajemen pemasaran sebagai berikut:
“Manajemen Pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih,
mempertahankan,
serta
menumbuhkan
pelanggan
dengan
menciptakan,
menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.”
Sedangkan menurut Alma (2007:130), mendefinisikan sebagai berikut :
“Manajemen
pemasaran
adalah
kegiatan
menganalisa,
merencanakan,
mengimplementasikan, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh
tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.”
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran tidak hanya berfungsi
untuk menentukan dan meningkatkan permintaan di pasar, tetapi juga merubah dan mengatur
permintaan tersebut. Jadi manajemen pemasaran berusaha mengatur tingkat, waktu dan susunan
dari permintaan yang ada, agar dapat membantu organisasi mencapai sasarannya.
2.3 Pengertian Bauran Pemasaran
Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus memutuskan apa dan bagaimana strategi
yang dijalankan atau dipakai menghadapi lingkungan ekstemal dan internalnya. Cakupan
kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran
(marketing mix). Elemen-elemen bauran pemasaran terdiri dari semua variabel yang dapat
dikontrol perusahaan dalam komunikasinya dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen
sasaran.
Adapun pengertian bauran pemasaran yang dikemukan oleh Kotler dan Keller (2009:24)
sebagai berikut :
“Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaranya dipasar
sasaran.
13
Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat elemen yang disebut “empat P”, yaitu
produk, harga, tempat dan promosi. Keempat elemen tersebut saling berhubungan satu sama
lainnya dan dapat dikombinasikan sesuai dengan lingkungan, baik di dalam maupun di luar
perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai.
Untuk lebih jelasnya, penulis akan membahas secara singkat mengenai keempat elemen
bauran pemasaran tersebut, menurut Kotler dan Keller (2009:24) sebagai berikut :
1. Product (Produk)
Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran.
Produk yang ditawarkan dapat dalam beberapa model, fitur dan pilihan lainnya.
2. Price (Harga)
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk.
Harga yang diberikan dapat berupa harga eceran, harga diskon dan harga lainnya. Pemberian
harga tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan harga dengan situasi persaingan yang ada
dan membawa produk tersebut agar sejalan dengan persepsi pembeli tentang nilai suatu
produk.
3. Place (Tempat)
Tempat atau distribusi meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi
pelanggan sasaran. Tempat ini meliputi proses pendistribusian produk, untuk menyalurkan
produk ke konsumen yang potensial untuk melakukan pembelian.
4. Promotion (Promosi)
Promosi adalah aktivitas menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan
membelinya. Promosi dilakukan dengan tujuan untuk memberitahukan pelanggan tentang
perusahaan dan produk-produknya.
Dengan sejumlah penyesuaian, empat elemen bauran pemasaran juga penting dalam
pemasaran jasa, akan tetapi dalam pemasaran jasa ada elemen-elemen yang dapat dikontrol dan
dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan memuaskan jasa. Menurut Yazid (2003:18)
elemen tersebut adalah :
14
1. People Participants (Orang) yaitu semua pelaku yang menginginkan sebagian penyajian
jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli.
2. Physical Evidence (Bukti Fisik) yaitu lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan
dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi dan setiap komponen tangible
memfasilitasi penampilan dan komunikasi jasa tersebut.
3. Process (Proses) yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktifitas dimana jasa
disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa.
Dengan demikian 4P yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran barang, perlu
diperluas lagi menjadi 7P jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa.
2.4
Produk
2.4.1 Pengertian Produk
Dalam menghasilkan produk, perusahaan hendaknya akan menyesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Beberapa ahli pemasaran mengemukakan pendapatnya
tentang pengertian produk.
Menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah :
“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan
suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara,
orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.”
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:266) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran
adalah :
“Produk adalah semua hal yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian
akuisisi, pengguna atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau
kebutuhan.”
15
Sedangkan menurut Alma (2007:139) :
“Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,
termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang
menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh
pembeli guna memuaskan keinginannya.”
Jadi produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara,
orang, tempat, properti, organisasi dan gagasan.
2.4.2
Tingkatan Produk
Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami tingkatan produk.
Tingkatan produk menurut Kotler dan Keller (2009:4), yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran
diantaranya adalah :
1. Core benefit, yaitu keuntungan yang mendasar dari sesuatu yang dibeli oleh
konsumen. Aspek mendasar ini harus bisa dipenuhi secara baik oleh produsen.
2. Basic product, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling
dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).
3. Produk yang Diharapkan (Expected Product), yaitu konsumen mempunyai suatu
harapan terhadap barang yang dibelinya.
4. Produk Tambahan (Augmented Product), yaitu ada sesuatu nilai tambah yang diluar
apa yang dibayangkan oleh konsumen, sehingga dapat memberikan tambahan
kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.
5. Produk Potensial (Potensial Product), yaitu mencari nilai tambah produk yang lain
untuk masa depan. Produsen harus mencari tambahan nilai lain, yang dapat
memuaskan langgananya, dan dapat disajikan sebagai surprise bagi pelanggan.
16
Gambar 2.1
Lima Tingkatan Produk
6.
7.
Produk Potensial
8.
Produk Tambahan
9.
10.
Produk yang Diharapkan
Produk Dasar
11.
Manfaat Inti
12.
13.
14.
Sumber : Kotler dan Keller (2009:4)
2.4.3 Klasifikasi Produk
Dalam pengembangan strategi pemasaran kalangan produsen perlu menyusun beberapa
skema klasifikasi produk yang didasarkan pada karakter produk. Berikut klasifikasi produk yang
dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:5) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, antara
lain:
1. Berdasarkan Ketahanan (Durability) dan Keberwujudan (Tangibility)
a. Barang yang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)
Merupakan barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
penggunaan. Dengan kata lain, unsur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal
kurang dari satu tahun.
b. Barang Tahan Lama (Durable Goods)
Merupakan barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Produk tahan
lama ini biasanya memerlukan personal selling dan pelayanan yang lebih baik daripada
17
barang tidak tahan lama, memberikan margin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih
banyak garansi atau jaminan dari penjualnya.
c. Jasa (Services)
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa
bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis, akibatnya jasa biasanya
memerlukan lebih banyak pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan
penyesuaian.
2. Klasifikasi Barang Konsumen
a. Barang Sehari-Hari (Convenience Goods)
Barang yang biasa dibeli konsumen, segera, dan dengan usaha yang minimum.

Staple Goods
Barang-barang yang dibeli konsumen secara teratur.

Impluse Goods
Barang-barang yang dibeli tanpa perencanaan atau usaha mencari untuk
membelinya.

Emergency Goods
Barang-barang yang dibeli ketika timbul kebutuhan yang mendesak.
b. Barang Belanja (Shopping Goods)
Yaitu barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas,
harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembelian. Barang shopping dapat dibagi dua
yaitu :

Barang Homogen
Barang-barang dengan kualitas serupa tapi harganya berbeda.

Barang Heterogen
Barang-barang dengan aneka macam keistimewaan sehingga bagi konsumen sering
lebih penting ciri-cirinya dari pada barangnya.
18
c. Barang Khusus (Speciality Goods)
Barang-barang dengan karakteristik unik dan atau identifikasi merek dimana untuk
memperoleh barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia melakukan
usaha khusus untuk membelinya.
d. Barang yang Tidak Dicari (Unshought Goods)
Barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui, namun secara normal
konsumen tidak berfikir untuk membeli.
3. Klasifikasi Barang Industri
Barang-barang yang dibeli perorangan atau industri untuk diproses lebih lanjut atau
digunakan untuk kegiatan bisnis.
a. Bahan dan Suku Cadang (Material And Parts)
Barang-barang yang sepenuhnya memasuki proses produksi dan harga relatifnya.
b. Barang Modal (Capital Items)
Barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk
akhir.
c. Layanan Bisnis dan Pasokan (Supplies and Business Services)
Barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu pengembangan atau pengelolaan produk
akhir.
2.5
Jasa
2.5.1
Pengertian Jasa
Pembedaan antara produk dan jasa sukar dilakukan, karena pembelian suatu produk sering
kali disertai dengan jasa-jasa tertentu, dan pembelian suatu jasa sering kali pula meliputi barangbarang yang melengkapinya. Untuk lebih jelasnya Lovelock dan Wright (2007:5) yang dialih
bahasakan oleh Agus Widyantoro mendefinisikan jasa sebagai berikut :
19
“Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak
lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada
dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor
produksi.”
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran
adalah
“Jasa adalah produk yang tak berwujud, tak terpisahkan, bervariasi, dan dapat
musnah.”
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan, jasa merupakan suatu produk yang tidak
berwujud, prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata
sehingga memerlukan kendali kualitas, kredibilitas pemasok, dan kemampuan adaptasi yang
lebih besar.
2.5.2
Karakteristik Jasa
Menurut Kotler dan Keller (2009:39) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran,
karakteristik jasa bertujuan untuk membedakan dari produk nyata. Jasa memiliki empat
karakteristik yang sangat berpengaruh dalam perancangan suatu program pemasaran dan
mengambil keputusan terutama dalam upaya meningkatkan kualitasnya. Keempat karakteristik
tersebut adalah :
1. Tidak Berwujud (Intangibility)
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau
dicium sebelum kita membelinya. Dengan demikian tugas pemberi adalah “mengelola
keterangan atau informasi” untuk mewujudkan barang yang tidak berwujud.
2. Tidak Terpisahkan (Inseperability)
Jasa pada umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. Hal ini tidak
berlaku pada barang fisik yang diproduksi, ditempatkan pada persediaan, didistribusikan
melalui berbagai pengecer dan akhirnya dikonsumsi.
20
3. Bervariasi (Variability)
Di bidang jasa sesungguhnya mudah berubah-ubah, karena jasa sangat tergantung pada siapa
yang menyajikan dan kapan di mana disajikan. Para pembeli jasa sangat menyadari sifat yang
mudah berubah ini sehingga mereka sering bertanya-tanya dulu sebelum menentukan siapa
pemilik jasa yang akan dipilih. Dalam hal ini pengendalian kualitas perusahaan dapat
mengambil dua langkah pokok, langkah pertama ialah menyeleksi dan melatih karyawan
yang cemerlang. Langkah kedua ialah selalu mengikuti perkembangan tingkat kepuasan
konsumen melalui sistem saran dan keluhan. Survei pasar dan saling membandingkan jasa
yang dihasilkan sehingga dengan demikian pelayanan buruk dapat dihindarkan dan
diperbaiki.
4. Dapat Musnah (Perishability)
Jasa yang tersedia pada saat ini tidak dapat digunakan atau dijual pada masa yang akan
datang. Inilah yang dimaksud bahwa jasa tidak dapat disimpan atau tidak memiliki daya
tahan, sebagai contoh kursi-kursi kosong di suatu restoran pada waktu sepi tidak dapat
disimpan manfaatnya untuk kemudian dapat digunakan pada waktu yang ramai.
Karena karakteristik-karakteristik jasa tersebut di atas maka penjual harus dapat
memberikan gambaran atas apa yang akan didapat oleh konsumen setelah mengkonsumsi jasa
tersebut. Oleh karena itu, dalam perusahaan jasa karakteristik-karakteristik tersebut harus
diperhatikan untuk meningkatkan penjualan jasa tersebut sekaligus kepuasan konsumen.
2.5.3
Kategori Bauran Jasa
Penawaran perusahaan terhadap pasar biasanya meliputi juga beberapa jasa. Komponen
jasa dapat merupakan bagian yang sedikit atau utama dari seluruh perusahaan mereka.
Sebenarnya penawaran dapat berkisar dari murni barang pada satu sisi dan murni jasa pada sisi
lainnya.
Menurut Kotler dan Keller (2009:38) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, sebuah
pengelompokan jasa dapat dikelompokan menjadi lima kategori :
21
1. Barang Berwujud Murni
Penawaran hanya berupa barang berwujud. Tidak terdapat jasa yang mendampingi produk
tersebut, misalnya sabun, pasta gigi, garam.
2. Barang Berwujud yang Disertai Layanan Jasa
Penawaran berupa barang berwujud yang diikuti oleh satu atau beberapa jasa untuk
meningkatkan daya tarik konsumen, misalnya : produsen mobil, tidak hanya menjual sebuah
mobil tetapi juga menyediakan pelayanan seperti ruangan pameran, pengiriman, perbaikan,
pemeliharaan, petunjuk, penggunaan, nasehat pemasangan, pemenuhan jaminan dan
sebagainya.
3. Campuran
Produk yang ditawarkan terdiri dari dua bagian yang sama antara barang berwujud dengan
jasa, misalnya : restoran yang didukung baik makanan dan jasa pelayanan yang mereka
suguhkan.
4. Jasa Utama dengan Disertai Oleh Barang dan Jasa Tambahan
Di sini penawaran terdiri dari jasa utama dengan jasa tambahan atau barang pelengkap,
misalnya : penumpang pesawat terbang, membeli jasa transportasi, mereka sampai ke tempat
tujuan tanpa sesuatu hal yang berwujud dan memperlihatkan pengeluaran mereka. Namun
perjalanan ini meliputi barang yang berwujud seperti makanan dan minuman, potongan tiket,
majalah dan sebagainya.
5. Jasa Murni
Di sini penawaran yang diberikan hanya terdiri dari sebuah jasa, misalnya : biro jasa, biro
hukum, dokter dan sebagainya. Pengelompokan jasa konsumen ini sangat relatif, karena bagi
seseorang jasa merupakan convinience, tetapi bagi orang lain dapat merupakan jasa spesial
atau shopping.
22
2.6 Atribut Produk
2.6.1 Pengertian Atribut Produk
Atribut produk mempunyai pengaruh besar pada persepsi pembeli terhadap produk. Hal itu
disebabkan karena secara fisik atribut produk membawa berbagai macam manfaat yang
dibutuhkan dan diinginkan pembeli. Oleh karena, itu setiap perusahaan harus berhati-hati dalam
mengambil keputusan yang bersangkutan dengan hal itu.
Pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang akan
ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui
atribut produk
Pengertian atribut produk menurut Tjiptono (2008:103) adalah :
“Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen
dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian”.
Definisi lain atribut produk menurut Kotler and Keller ( 2009;72 ) menyatakan bahwa :
“atribut produk adalah Mengembangkan produk melibatkan keuntungan yang akan
ditawarkan. Keuntungan ini dikomunikasikan dan disampaikan oleh produk melalui
atribut seperti kualitas, fitur, gaya dan rancangan.”
Dengan adanya atribut yang melekat pada suatu produk yang digunakan konsumen untuk
menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan. Bagi
perusahaan dengan mengetahui atribut – atribut apa saja yang bisa mempengaruhi keputusan
pembelian maka dapat ditentukan strategi untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk
agar lebih memuaskan konsumen.
2.6.2 Unsur-Unsur Atribut Produk
Setiap produk mempunyai atribut yang berbeda-beda, sehingga konsumen dihadapkan pada
berbagai atribut yang ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan mempunyai tugas untuk
memperhatikan dan mengevaluasi atribut produk yang ditawarkan, apakah atribut dari produk
tersebut sudah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen atau belum.
23
Menurut Tjiptono (2008:104), unsur-unsur yang penting dalam atribut produk
diantaranya meliputi merek, kemasan, pemberian label (labeling), jaminan (garansi), harga, dan
pelayanan. Berikut ini adalah uraian tentang unsur-unsur atribut produk mengikuti pendapat di
atas yaitu :
a. Harga
Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa,
jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan
menggunakan produk atau jasa.
b. Merek
Merek adalah semua nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari
semua yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk dari satu penjual
untuk membedakannya dengan produk pesaing.
c. Kemasan
Kemasan adalah pembungkus luar produk yang berfungsi untuk melindungi
produk, memudahkan konsumen dalam memakainya, menaikan citra produk
atau bahkan sekaligus dapat dijadikan alat promosi ketika produk yang
dilemparkan ke pasaran.
d. Pemberian Label (Labeling)
Label merupakan informasi tertulis tentang produk yang dicetak pada badan
kemasan. Label menampilkan beberapa fungsi, menjelaskan beberapa hal
mengenai produk, siapa yang membuatnya, dimana dibuat, kapan dibuat,
isinya,
bagaimana
produk
tersebut
digunakan,
dan
bagaimana
menggunakannya dengan aman. Pemberian label harus dihubungkan dengan
dua hal, yaitu kebutuhan konsumen dan ketentuan pemerintah.
e. Jaminan (Garansi)
Jaminan merupakan janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya
kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk
ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.
Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi, dan sebagainya.
24
f. Layanan pelengkap
Masalah yang berkaitan dengan jaminan produk adalah pelayanan yang
dijanjikan dalam jaminan. Pelayanan produk merupakan kegiatan yang
memerlukan perhatian khusus pihak manajemen karena produk sendiri makin
lama makin canggih dan rumit, ketidakpuasan konsumen makin meningkat
dan semuanya makin sukar ditanggulangi oleh pelayanan produk itu sendiri.
Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:206) yang dialih bahasakan oleh Bob
Sabran, unsur-unsur atribut produk meliputi :
1. Kualitas Produk (Product Quality)
Kualitas produk menunjukan kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya.
Kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan
dioperasikan dan diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.
Agar dapat bersaing di pasar secara berhasil produk harus memiliki mutu yang superior
dibandingkan dengan produk-produk pesaing lainnya. Hanya perusahaan yang memiliki
kualitas yang terbaik yang akan berhasil memenangkan persaingan.
2.
Fitur Produk (Product Features)
Fitur produk merupakan alat persaingan untuk mendiferensiasikan produk perusahaan
terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Sebuah produk dapat ditawarkan dengan
berbagai fitur. Perusahaan dapat menciptakan model tingkatan yang lebih tinggi dengan
menambahkan berbagai fitur. Beberapa produsen yang inovatif selalu berusaha menciptakan
fitur-fitur produk yang lebih menarik dibandingkan dengan produk pesaing mereka, dan itu
merupakan salah satu cara efektif untuk memenangkan persaingan.
3. Gaya dan Desain Produk (Product Style and Design)
Cara lain untuk menambahkan nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk
yang khas. Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya. Gaya mengedepankan tampilan
luar dan semata-mata menjelaskan penampilan produk tertentu. Sedangkan desain bukan
sekedar tampilan setipis kulit ari semata, desain masuk ke jantung produk, desain yang baik
dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya. Desain
dapat menjadi alat persaingan yang sangat baik bagi armada pemasaran perusahaan. Produk
dengan desain yang canggih dapat menarik minat pembelian. Oleh karena itu desain produk
25
yang menarik pandangan (eye catching) konsumen dapat berfungsi sebagai salah satu sarana
untuk menunjang kemampuan bersaing. Selain eye catching, desain produk harus dapat
membantu meningkatkan nilai penggunaan produk, misalnya kemudahan ketangguhan dan
keamanan penggunaannya serta kemudahan pengepakan dan pengiriman barang. Gaya dan
desain yang baik dapat menarik perhatian, dan memberikan keunggulan bersaing di pasar
sasaran.
2.7
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan
sumber daya yang sudah tersedia seperti waktu, uang, dan usaha guna memperoleh barangbarang yang berhubungan dengan konsumsi. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh ilmu
pengetahuan seperti psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan juga ilmu ekonomi,
sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan gabungan dari semua bidang
ilmu.
Pengertian perilaku konsumen menurut Sumarwan (2004:26) adalah :
“Semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan
tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan
produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.”
Pengertian perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:166) yang dialih
bahasakan oleh Bob Sabran sebagai berikut :
“Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan
organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau
pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses
dimana seseorang atau sekelompok orang menentukan sikapnya terhadap produk, pemikiran,
atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Seseorang atau sekelompok orang
tersebut juga melakukan pertukaran tentang aspek-aspek dalam kehidupan (bertukar pikiran).
26
2.7.1
Model Perilaku Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2009:178) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, titik tolak
model rangsangan tanggapan keputusan pembelian diperlihatkan dalam gambar 2.2 berikut.
Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang melandasi
sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan pada
dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka panjang.
Gambar 2.2
Model Perilaku Konsumen
Psikologi
Konsumen
Rangsangan
Pemasaran
Rangsangan
Lain
Motivasi
Proses Keputusan
Pembelian
Persepsi
Keputusan
Pembelian
Pembelajaran
Produk & Jasa
Ekonomi
Harga
Teknologi
Distribusi
Politik
Komunikator
Budaya
Pengenalan Masalah
Pilihan Produk
Pencarian Informasi
Pilihan Merek
Penilaian Alternatif
Pilihan dealer
Budaya
Keputusan Pembelian
Jumlah Pembelian
Sosial
Perilaku PascaPembelian
Saat yang tepat
melakukan
Pembelian
Memori
Karakteristik
Konsumen
Personal
Metode
PEmbayaran
Sumber : Kotler dan Keller (2009:178)
Dari model 2.2, diketahui bahwa rangsangan dari luar baik berupa rangsangan pemasaran,
yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi maupun rangsangan lingkungan ekonomi, teknologi,
politik, dan budaya dapat mempengaruhi pilihan konsumen akan produk, merek, dan penjualan.
Oleh karena itu, pemasar harus memahami apa yang terdapat pada karakteristik pembeli dan
proses keputusan pembelian.
27
2.7.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Memahami konsumen sasaran dan tipe dari proses keputusan yang akan mereka lalui
merupakan tugas penting bagi seorang pemasar. Di samping itu, pemasar juga perlu mengenal
pelaku-pelaku lain yang mempengaruhi keputusan membeli, memahami tingkah laku pembeli
pada setiap tahap pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku mereka.
Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2009:166), perilaku
pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
1. Faktor Budaya
a. Budaya
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
b. Sub-Budaya
Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak
sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk
dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
c. Kelas Sosial
Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, dan
tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku
yang sama.
2. Faktor Sosial
a. Kelompok Referensi
Kelompok referensi seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh
langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
b. Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, dan telah menjadi obyek penelitian yang luas.
c. Peran dan Status
Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing
peran menghasilkan status, orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan
peran dan status mereka di masyarakat.
28
3. Faktor Pribadi
a. Usia dan Tahap Siklus Hidup
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap
makanan, minuman, pakaian, perabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia.
b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi
Pekerjaan
seseorang
juga
mempengaruhi
pola
konsumsinya.
Pemasar
berusaha
mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan
jasa mereka.
c. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian merupakan karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain
yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungannya.
d. Gaya Hidup dan Nilai
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktifitas, minat,
dan opininya.
2.8
Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen
2.8.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Dalam melakukan suatu tindakan, konsumen harus mengambil suatu keputusan. Keputusan
yang dipilih oleh seorang konsumen akan dilanjutkan dengan aksi.
Pengertian keputusan pembelian menurut Tjiptono (2008:19), yaitu sebagai berikut:
“Keputusan pembelian konsumen merupakan tindakan individu yang secara
langsung atau tidak langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan
suatu produk atau jasa yang dibutuhkan.”
Menurut Sumarwan (2004:289) menyatakan bahwa:
“Pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses pengintegrasian yang
mengkobinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif
dan memilih salah satu diantaranya.”
29
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang dialih bahasakan oleh Bob
Sabran adalah sebagai berikut :
“Keputusan pembelian pelanggan secara penuh merupakan suatu proses yang
berasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan
dan bahkan menyingkirkan suatu produk.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah
suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah yang
dikumpulkan oleh seorang konsumen, dan mewujudkannya dengan tindakan lanjut yang nyata.
Setelah tahap tersebut, barulah konsumen itu dapat mengevaluasi pilihannya, dan menentukan
sikap yang akan diambil selanjutnya.
2.8.2 Proses Keputusan Pembelian
Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun mental yang
dialami seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2009:184)
yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran tahap-tahap dalam keputusan pembelian yang dilakukan
oleh konsumen adalah :
Gambar 2.3
Model Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian
Pengenalan
Masalah
1.
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku Pasca
Pembelian
Pengenalan Masalah
Proses dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut
dapat dicetuskan oleh rangsangan internal (lapar, haus, dan sebagainya) dan eksternal (menonton
iklan televisi).Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu,
dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun
strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen. Hal ini sangat penting pada
pembelian dengan kebebasan memilih (discretionary), misalnya pada barang-barang mewah,
30
paket liburan dan opsi hiburan. Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli
potensial memberikan pertimbangan yang serius.
2.
Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang
lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian
informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar
lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif
mencari informasi seperti mencari bahan bacaan, menelpon teman dan mengunjungi toko untuk
mempelajari produki tertentu.
Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang
menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan
pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok :
a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, rekan.
b. Sumber komersil : iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.
c. Sumber publik : media massa, organisasi pemeringkat konsumen.
d. Sumber eksperimental : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
3.
Evaluasi Alternatif
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model-model terbaru yang memandang
proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut
menganggap konsumen membentuk penilaian atau produk dengan sangat sadar dan rasional.
Beberapa konsep dasar akan membantu memahami proses evaluasi konsumen. Pertama,
konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari
solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan
atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberi manfaat yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan itu.
31
4.
Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen, membentuk preferensi atas merek-merek yang ada
di dalam kumpulan. Pilihan Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang
paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub
keputusan yaitu merek, dealer, kualitas, waktu, dan metode pembayaran.
5.
Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan
fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek
lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi
pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan
membantu dia merasa nyaman dengan merek.
Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus
memantau kepuasan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian.
a. Kepuasan Pasca Pembelian
Kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk
dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih
rendah daripada harapan, pembeli akan kecewa, jika ternyata sesuai dengan harapan, pembeli
pun akan puas, jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan
membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan halhal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang
lain.
b. Tindakan Pasca Pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen
selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk
membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau
mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan publik seperti
mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut. Komunikasi pasca pembelian dengan pembeli
ternyata menghasilkan berkurangnya pengembalian produk dan pembatalan lainnya.
32
c. Pemakaian dan Pembuangan Pasca Pembelian
Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk
tertentu. Dalam kasus ini, konsumen harus diyakinkan tentang keuntungan pengunaan secara
lebih teratur, dan rintangan potensial terhadap penggunaan yang ditingkatkan harus diatasi.
Jika para konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara mereka
membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan.
2.9
Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Setiap perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui
produk yang ditawarkan, sedangkan konsumen mencari manfaat-manfaat tertentu yang ada pada
suatu produk. Konsumen melihat suatu produk sebagai kumpulan dari sifat-sifat ciri tertentu
yang tercermin dari atribut-atribut yang melekat pada suatu produk. Atribut dapat berupa merek,
kemasan, jaminan, fisik, warna, label, harga, dan pelayanan. Kebanyakan konsumen melihat
atribut produk sebagai keseluruhan isi dari produk yang mereka beli. Atribut adalah unsur-unsur
produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan
untuk membeli suatu produk. Jadi atribut yang terdapat pada suatu produk mengidentifikasikan
siapa penjual atau pembuat barang atau jasa tersebut. Di dalamnya merupakan janji penjual
untuk memberikan tampilan manfaat dan jasa tertentu untuk pembeli. Konsumen memandang
atribut produk sebagai bagian terpenting dari suatu produk karena itu penjual berusaha keras
untuk merancang, menciptakan kemudian merealisasikan sebuah atribut untuk produk.
Seorang konsumen sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk, mulai dengan
pengenalan masalah untuk mengetahui kebutuhan apa yang mereka butuhkan tentang manfaat,
kegunaan dari produk yang akan dipilih, informasi tersebut dapat diperoleh dari teman, tetangga,
promosi, iklan, atau pameran, ataupun dengan bereksperimen. Dari beberapa informasi yang
didapat, diperoleh beberapa alternatif pilihan mengenai produk dan berbagai macam atribut
masing-masing, kemudian konsumen melakukan penilaian atas alternatif produk dengan atribut
produk yang paling bermanfaat bagi konsumen.
Tahap dengan atribut mana yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhannya, dilihat dari
manfaat, kemasan yang tidak mudah rusak, warna, label, harga yang terjangkau dengan mutu
tinggi dan pelayanan yang terbaik dari semua pilihan alternatif produk yang ada. Dengan kata
33
lain atribut produk mempunyai pengaruh yang besar bagi keputusan pembelian konsumen
terhadap produk yang ditawarkan.
2.10
Bank
2.10.1 Pengertian Bank
Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang dipergunakan
oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secara
resmi dan populer menjadi bank. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya
hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.
Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) sebagai berikut :
“Bank adalah badan usaha dalam bidang lembaga keuangan yang kekayaannya
terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan
juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja.”
Menurut Alma (2007:336) yaitu :
“Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”
Sedangkat menurut Taswa (2006:4) adalah sebagai berikut :
“Bank adalah lembaga yang menerima simpanan, giro, deposito, dan membayar atas
dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat
berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat berharga.”
Dari pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan pengertian bank adalah
sebuah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito
tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana kemudian menempatkannya
kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui penjualan jasa keuangan yang
pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.
34
2.10.2 Jenis Bank
Industri perbankan yang semakin berkembang menjadikan meluasnya jenis-jenis
perbankan yang ada. Menurut Taswa (2006:4) jenis-jenis bank sebagai berikut :
1. Jenis bank berdasarkan UU Perbankan No. 10 Tahun 1998
-
Bank umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas
pembayaran.
-
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
2. Jenis bank dilihat dari fungsinya
-
Bank konvensional yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima
deposito dalam bentuk deposito lancar (giro) dan deposito berjangka dan dalam
usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.
-
Bank pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima
deposito dalam bentuk deposito berjangka dan atau mengeluarkan kertas berharga
jangka menengah dan jangka panjang dan dalam usahanya terutama memberikan kredit
jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.
-
Bank Tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima
deposito
dalam
bentuk
deposito
tabungan
dan
dalam
usahanya
terutama
memperbungakan dananya dalam kertas berharga.
3. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya
-
Bank pemerintah pusat, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank
pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah pusat.
-
Bank pemerintah daerah, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank
pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah daerah.
-
Bank swasta nasional, yaitu bank yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia.
-
Bank asing, yaitu bank yang mayoritas kepemilikannya dimiliki oleh pihak asing.
35
-
Bank swasta campuran, yaitu bank yang dimiliki oleh swasta domestik dan swasta
asing.
4. Jenis bank berdasarkan kegiatan devisa
-
Bank devisa yaitu bank yang memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk menjual,
membeli dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran dengan
luar negeri.
-
Bank non-devisa yaitu bank yang tidak memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk
menjual, membeli dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas
pembayaran dengan luar negeri.
5. Jenis bank berdasarkan dominasi pangsa pasarnya
-
Retail banking, bank yang dalam kegiatannya mayoritas melayani perorangan, uasah
kecil dan koperasi.
-
Wholesale banking, yaitu bank yang mengandalkan nasabah besar atau nasabah
korporasi.
36
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana.
Perusahaan ini terletak di Jalan Wastukencana No. 79 Bandung. Perusahaan ini bergerak dalam
industri jasa perbankan. Untuk dapat lebih mengenal objek penelitian ini, maka penulis akan
menguraikan secara singkat sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi
perusahaan beserta uraian jabatan, dan metode penelitian yang digunakan.
3.1.1
Sejarah Singkat Perusahaan
PT. BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906 Tbk,(sekarang menjadi Bank Saudara)
pertama kali didirikan pada tahun 1906 dengan nama Vereeninging Himpoenan Soedara oleh
para saudagar batik dan kulit di Bandung dan sekitarnya, dengan tujuan utama untuk
menyalurkan usaha jasa keuangan secara simpan pinjam. Perkumpulan ini berdiri atas prakarsa 3
(tiga) orang kaum saudagar saat itu, H. Basoeni, H. Damiri dan H.Bajoeri yang berkeinginan
mengadakan suatu perkumpulan kaum saudagar. Dengan adanya persamaan tujuan, H. Basoeni
dan kawan-kawan mencari sebanyak 10 (sepuluh) orang Saudagar.
Pada tahun 1908, perkumpulan ini juga aktif berperan dalam pergerakan nasional sebagai
mitra perkumpulan Boedi Oetomo di daerah Jawa Barat yang bergerak di bidang perekonomian.
Pada tahun 1912 Vereeniging Himpoenan Soedara mengajukan permohonan untuk mendapat
pengesahan sebagai badan hukum yang dikabulkan dengan pengesahan Anggaran Dasar
berdasarkan Government Besluit No. 33 tanggal 4 oktober 1913.
Pada tanggal 11 november 1955 Menteri Keuangan member izin kepada Himpoenan
Soedara untuk melakukan usaha bank tabungan yang berlaku surat mulai tanggal 4 febuari 1955,
seiring dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1955 Lembaran Negara No. 2,
tentang pengawasan terhadap urusan kredit, yang menetapkan bahwa semua perusahaan dan
badan yang mengadakan usaha-usaha utnuk memberikan kredit atas tanggungan pribadi adalah
bank tabungan.
Pada tahun 1967, Himpunan Soedara diwajibkan mengubah bentuk hukumnya darim
perkumpulan menjadi perseroan terbatas, seiring dengan berlakunya Undang-Undang No.
37
14/tahun 1967 tentang pokok-pokok Perbankan berserta peraturan pelaksanaanya. Dalam hal ini
Keputusan Menteri Keuangan tertanggal 18 Desember 1968.
Pada tanggal 15 Juni 1974, Perkumpulan Himpunan Saudara secara formal illegal
dibubarkan pada saat bersamaan itu pula didirikan PT. Bank Tabungan Himpunan Saudara (HS)
1906. Pada bulan April 1992 PT Bank Tabungan Himpunan Saudara (HS) 1906 berubah menjadi
PT
Bank
Himpunan
Saudara
1906
dengan
adanya
pernyetaan
modal
serta
manajemen/kepengurusan oleh MEDCO Group (Perusahaan Swasta nasional yang bergerak
dalam bidang perminyakan dan gas bumi serta kontraktor) dan pada Juli 1993 dengan berlakunya
Undang-Undang Perbankan No.7/1992 berdasarkan SK Menteri Keuangan No. Kep.067/
km.17/1993, PT Bnak HS 1906 beroperasi sebagai bank umum yang peresmianya dilakukan oleh
Drs. Marie Muhammad yang saat itu menjabat Menteri Keuangan RI.
Pada tahun 2006, PT Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk mengubah nama panggilan/call
name menjadi BANK SAUDARA dengan bentuk hukum yang sama dan diikuti dengan
perubahan logo perusahaan. Pada tanggal 15 Desember 2006, PT Bank HIMPUNAN
SAUDARA 1906, Tbk melakukan penawaran umum saham perdana perseroan kepada
masyarakat (Initial Public Offering) yang efeknya tercatat pada bursa efek Jakarta (BEJ) dengan
kode SDRA, dalam upay peningkatan kinerja perusahaan serta menjadi perusahaan yang terbuka
dan dimiliki oleh publik.
PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk (BANK SAUDARA) senantiasa berusaha
meningkatkan kinerja perseroan serta pelayanan kepada nasabah. Selain meningkatkan
kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusianya yang secara berkala dilaksanakan
pelatihan baik intern maupun ekstern, di dalam maupun ke luar negeri, perseroan pun berusaha
lebih mendekatkan diri dengan masyarakat yang direalisasikan dalam bentuk penamabahan
kantor di beberapa wilayah di pualu Jawa dan melakukan peningkatan status kantor. Guna
memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 TAHUN 2007 tentang Perseroan Terbatas, PT.
Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB) pada tanggal 11 Agustus 2008 yang memutuskan dan menyetujui perubahan
seluruh Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian dalam Undang-Undang tersebut.
Dalam Anggaran Perseroan tersebut diputuskan untuk meningkatkan modal dasar perseroan dari
Rp. 400.000.000,00 menjadi Rp. 600.000.000,00. Hal ini menujukan komitmen pemegang saham
38
pengendali di dalam meningkatkan modal disetor dan di dalam meningkatkan kinerja perseroan
yang semakin lebih baik di masa yang akan data.
Pada tahun 2009, perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
(RUPST) serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam RUPSLB, para
pemegang saham menyetujui beberapa keputusan antara lain penambahan modal melalui
penawaran umum terbatas(PUT-I) dengan hak memesan Efek terlebih dahulu (HMETD)
sejumlah 750.000.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh Juta) saham dengan nilai nominal sebesar Rp.
100 (Seratus Rupiah) per saham atau seluruhnya berjumlah Rp. 75.000.000.000,00 (Tujuh Puluh
Lima Miliyar Rupiah) yang ditawarkan dengan harga Rp.140,00 (seratus empat puluh rupiah) per
saham. Jumlah saham Bank Saudara setelah pelaksanaan penawaran umum terbatas (PUT-I)
menjadi 2.250.000.000 (dua miliyar dua ratus lima puluh juta) saham dengan jumlah nominal
Rp. 225.000.000.000,00 (dua artus dua puluh lima miliyar rupiah).
Di tahun 2010 Perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)
serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam RUPSLB, para pemegang
saham menyetujui beberapa keputusan antara lain penambahan modal melalui program
Employee Stock Option Plan (ESOP) dan management Stock Option Plan (MSOP) sebanyakbanyaknya 10% dari keseluruhan modal disetor atau sejumlah 225.000.000 (dua ratus dua puluh
lima juta) saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 100,00 (seratus rupiah) atau seluruhnya
berjumlah Rp. 22.500.000.000,00 (dua puluh dua miliyar lima juta rupiah). Program Employee
Stock Option Plan (ESOP) dan management Stock Option Plan (MSOP) dilaksanakan dalam 4
tahap dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tahun 2010. Adapun komposisi
kepemilikan saham Bank Saudara setelah pelaksanaan ESOP/MSOP tahap 1 dan 2 adalah
sebagai berikut :
3.1 Tabel
Kepemilikan Saham PT. Bank Saudara 1906 Tbk
Kepemilikan
Presentase Kepemilikan Saham
Arifin Panigoro
52.92 %
Masyarakat Umum
36.05 %
PT. Medco Intidinamika
11.03 %
Sumber : www.banksaudara.com
39
3.1.2 Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan Bank Saudara
PT. Bank Saudara 1906 Tbk adalah perusahaan Indonesia yang berbentuk perseroan
terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Bank ini berbasis di Jakarta. Didirikan
pada tahun 1906. Sebagai salah satu Bank Devisa swasta nasional yang telah berusia lebih dari
satu abad, Bank Saudara telah menjadi perusahaan publik yang dimiliki oleh masyarakat,
merupakan anak perusahaan Medco group. Bank Saudara mempunyai misi dan fungsi sebagai
berikut :
1. Menjaga kepercayaan masyarakat
2. Memberikan pelayanan secara personal
3. Peningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan
4. Melestarikan usaha perbankan dengan nilai-nilai tata kelola perusahaan (good corporate
governance) yang baik
5. Pelopor jasa keuangan yang berkembang inovatif
Dan bank Saudara memiliki visi yaitu:
Pelopor institusi keuangan yang menjadi bank berkinerja baik dan sehat
3.1.3 Produk dan Jasa Perbankan PT. Bank Saudara KC Wastukencana
Dalam rangka mencapai visi, misi, dan fungsinya. Bank Saudara melakukan aktifitas
usahanya. Sampai 31 Desember 2010, Bank Saudara dan anak perusahaan Bank Saudara
memiliki 11 kantor cabang konvensional, 52 kantor cabang pembantu konvensional, 14 kantor
kas, 78 ATM. Sedangkan pada bulan Januari 2011 jaringan kantor Bank Saudara bertambah 4
Kantor cabang pembantu dan 4 ATM.
Dalam mencapai visi, misi dan fungsinya, Bank Saudara melakukan kegiatan usaha yang
meliputi:
1.
Penghimpunan Dana
Penghimpunan dana yang dilakukan diarahkan kepada dana-dana ritel/perorangan di
samping mempertahankan nasabah korporasi maupun instansi dan departemen terkait.
Penghimpunan dana dilakukan melalui produk-produk sebagai berikut:
a. Giro (Giro dalam Rupiah maupun Valas) dan Rekening Koran
40
b. Tabungan yang terdiri dari

Tabungan

Tabungan Harian

Tabungan Saudara

Tabungan Pensiunan Saudara

Tabungan Pekerja

Tabungan Berjangka (TASKA)

Tabungan Karyawan

TabunganKu
c. Deposito yang terdiri dari
2.

Deposito berjangka

Sertifikat Deposito
Penggunaan Dana
Dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat untuk berbagai jenis dan sektor usaha yang
terdiri dari :
a. Kredit Umum

Kredit Mikro Kecil dan Menengah

Kredit Pekerja

Kredit Pegawai

Kredit Pensiunan

Kredit Waralaba
b. Kupen HYBRID
c. Kredit THT
d. Kredit Pemilikan Hunian (KPH)
e. Kredit UMKM PRO
3.
Jasa Perbankan Lainnya
Selain penghimpunan dan penyaluran dana, Bank HS melayani jasa-jasa perbankan lainnya
seperti:
a. Reksadana
b. Bancasurannce
c. Pembayaran telepon dan Telkom
41
d. Produk treasury
e. Kiriman uang dan Western Union
f. Inkaso
g. Internasional Banking
h. Jasa Kustodian
3.1.4
Aktivitas Operasional PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung
PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana melakukan aktifitas dengan melayani
nasabah maupun calon nasabah serta melayani kegiatan perbankan lainnya. Berikut merupakan
aktivitas yang dilakukan PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung:
-
Menerima pengajuan permohonan aplikasi produk dana dan jasa bank.
-
Menerima pelayanan kredit bagi nasabah yang ingin mengajukan.
-
Mengunjungi dan melakukan penagihan ke debitur sesuai jadwal.
-
Membuat surat pemberitahuan dan tagihan pembayaran jatuh tempo kredit kepada para
kreditur.
-
Melayani pembukaan, penutupan serta pemeliharaan rekening giro, deposito, tabungan,
kredit dan rekening koran.
-
Membantu nasabah mengisi form pembukaan dan penutupan rekening.
-
Melayani informasi saldo dana dan kredit kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
-
Melayani pembuatan Surat Keterangan/Dukungan Bank sesuai permintaan nasabah.
-
Melayani permohonan pembuatan dan penutupan kartu ATM, Kartu Debet dan Kartu
Kredit.
-
Membantu nasabah mengisi form yang harus diisi dalam permohonan pembuatan kartu
ATM serta menyerahkan kartu ATM yang sudah jadi kepada nasabah.
-
Melayani kartu ATM yang tertelan mesin kepada nasabah setelah melalui prosedur
tertentu.
-
Melayani print out rekening nasabah.
-
Melayani permintaan cheque kepada nasabah.
-
Menyimpan dan mem-filing seluruh administrasi nasabah.
-
Melayani nasabah/calon nasabah yang datang untuk meminta informasi.
42
-
Melayani pengaduan nasabah dan mengklarifikasi laporan pengaduan dengan
mengajukan pertanyaan untuk mendapat gambaran yang lebih jelas.
-
Menyampaikan kepada nasabah tentang solusi yang mungkin dilakukan untuk
menyelesaikan masalah.
-
Melayani transaksi nasabah yang datang secara tunai/kas, dan warkat bank lain, serta
transaksi online sesuai kewenangannya.
-
Melayani setoran Pajak/Penerimaan Negara, Western Union, BPIH & pelayanan dan jasa
bank lainnya.
3.1.5
Struktur dan Uraian Jabatan Organisasi PT. Bank Saudara KC Wastukencana
Bandung
3.1.5.1 Struktur Organisasi
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang didalamnya memperlihatkan
kedudukan, tugas, dan tanggug jawab masing-masing individu dalam perusahaan tersebut.
Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang didalamnya terdapat bermacam-macam
fungsi dari masing-masing bagian.
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Kantor Cabang Wastukencana
Bandung
KANTOR CABANG
WASTUKENCANA
PIMPINAN CABANG
Wakil Pimpinan
Bidang Marketing
Supervisor &Staf
Supervisi
Kredit
Supervisor & Staf
Pemasaran
Wakil pimpinan
bagian Operasional
Teller
Supervisor &
Staf Marketing
Funding
Sumber : Kantor Cabang Wastukencana
43
Costumer
Service
Staf
Back Office
Staf
Analisis
3.1.5.2 Uraian Jabatan
Di Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana Bandung, tugas dan tanggung jawab utama
di Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana ini dipegang oleh seorang pimpinan cabang
yang membawahi Wakil pimpinan bidang marketing dan wakil pimpinan bagian operasional.
Wakil pimpinan bidang marketing membawahi supervisor & staf supervise kredit, supervisor &
staf pemasaran dan supervisor & staff marketing funding. Wakil pimpinan bagian operasional
cabang membawahi staf analisis, , staf back office, customer service, dan teller. Uraian jabatan
masing-masing bagian di Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana adalah sebagai berikut :
1.
Pemimpin Cabang
Bertanggung jawab atas terlaksananya visi, misi, dan tugas cabang yang meliputi :
a.
Bertanggung jawab kepada Kantor Cabang Wastukencana.
b.
Mengkoordinasikan dan mengawasi aktifitas operasional perbankan di KC sesuai
kewenangannya.
c.
Memimpin
operasional
pemasaran
produk-produk
Commercial
Banking
&
ConsumerBanking.
d.
Memanfaatkan anggaran yang ada seefisien dan seefektif mungkin dan memastikan agar
program dan sistem berjalan secara cost effective.
e.
Menyusun, melakukan sosialisasi, memonitor, mengevaluasi, dan mengembangkan
rencana bisnis bank untuk KC yang dikelolanya.
f.
Menerima
prosedur
operasional
dan
lembar
kerja
manajemen
resiko
serta
mensosialisasikan dengan karyawan atau bawahannya.
g.
Melakukan observasi langsung atas kinerja bawahan dan memberikan feedback, baik
positif maupun negatif untuk meningkatkan kinerja bawahan.
h.
Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
2. Wakil Pimpinan Cabang
Bertanggung jawab atas tugas supervisor cabang yang meliputi :
a. Mengelola kas besar dan alat likuid.
b. Mengawasi perhitungan dan membagikan modal awal kabag dan teller di awal hari.
44
c. Menyelesaikan semua laporan harian setelah aktivitas transaksi tutup.
d. Menyerahkan laporan harian kepada Sub Branch Manager.
e. Mengawasi dan memastikan pelayanan terhadap nasabah yang datang untuk
kepentingan administratif.
f. Mengawasi dan memastikan pelayanan terhadap permintaan informasi layanan
perbankan dari konsumen yang datang.
g. Mengawasi dan memonitor proses aplikasi transaksi harian kredit dan funding di KC.
h. Mengawasi dan memeriksa laporan operasional kredit dan funding bank di KC.
i. Mengawasi pengelolaan kredit dan funding administration KC.
j. Menangani dan mengawasi pengelolaan human resources KC.
3.
Staf marketing funding
Bertanggung jawab atas tugas staf marketing funding cabang yang meliputi :
a. Memproses pengajuan kredit dan penyimpanan berkas-berkasnya.
b. Melakukan kontak dengan Marketing Staff untuk pembahasan dan mengumpulkan
data/informasi tambahan terkait penyusunan analisa permohonan kredit.
c. Melakukan survey ke lokasi/kontak dengan pihak-pihak eksternal untuk mengumpulkan
data/informasi tambahan terkait penyusunan analisa permohonan kredit.
d. Menyusun laporan rutin pencapaian dan aktifitas penyaluran kredit untuk kepentingan
internal dan eksternal.
e. Menyusun proposal analisa dan kesepakatan permohonan dana dan jasa bank.
f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
4. Staf Pemasaran
Bertanggung jawab atas tugas staf pemasaran cabang yang meliputi:
a. Menyebarluaskan informasi mengenai produk commercial banking dan consumer
banking kepada nasabah maupun calon nasabah.
b. Mengumpulkan informasi dan data untuk menyusun daftar potensial nasabah sebagai
target pemasaran.
c.
Menyusun rencana aktifitas pemasaran KC secara reguler (mingguan dan bulanan).
45
d. Melayani dan melakukan kontak secara reguler dengan nasabah inti/dominan baik
secara formal maupun informal.
e. Melakukan kontak/mengunjungi dan menawarkan produk jasa bank dengan calon-calon
nasabah potensial baik secara formal maupun informal.
f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
5. Staf Supervisi Kredit
Bertanggung jawab atas tugas staf supervisi kredit cabang yang meliputi :
a. Memantau status pembayaran kredit dan melakukan penagihan ke debitur.
b. Melakukan koordinasi dengan Sub Branch Manager mengenai status kredit dan tindak
lanjutnya ke nasabah.
c.
Membuat dan mengirim surat peringatan kepada debitur terkait dengan keterlambatan
pembayaran angsuran kredit.
d.
Melakukan pembahasan dengan debitur dalam upaya merumuskan skema penyelesaian
kredit.
e.
Melakukan pembahasan dengan Sub Branch Manager untuk koordinasi terkait dengan
upaya penyelesaian kredit debitur.
f.
Menyimpan dan mengelola berkas-berkas supervisi kredit.
g. Melakukan penilaian agunan sesuai dengan kewenangannya.
h. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
6. Staf Back Office
Bertanggung jawab atas tugas staf back office cabang yang meliputi :
a. Mengaplikasi transaksi harian di KC.
b. Mengelola credit administration KC.
c. Mengelola pertanggungan asuransi pembiayaan/kredit.
d.
Menangani pengajuan dan permohonan asuransi pembiayaan kepada lembaga yang
ditunjuk.
46
e. Menangani
dan
mengelola
proses
pengajuan
klaim
kepada
pihak
asuransi
pembiayaan/kredit.
f. Mengelola dan memelihara inventaris, berkas operasional perbankan di KC.
g. Mengelola keuangan dan laporan KC.
h. Membuat laporan lainnya yang dibutuhkan untuk internal maupun eksternal.
i. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
7. Staf Customer Service
Bertanggung jawab atas tugas staf customer service cabang yang meliputi :
a. Melayani nasabah yang datang untuk kepentingan administratif.
b. Melayani pembukaan, penutupan serta pemeliharaan, rekening giro, deposito, tabungan,
kredit dan rekening koran.
c. Melayani permohonan pembuatan dan penutupan kartu ATM, Kartu Debet dan Kartu
Kredit.
d. Melayani permintaan cheque dan BG kepada nasabah.
e.
Mengelola stock BG, cheque, buku tabungan dan kartu ATM yang belum
didistribusikan.
f. Menyerahkan laporan aktifitas harian customer service ke Sub Branch Supervisor.
g. Melayani permintaan informasi layanan perbankan dari konsumen yang datang.
h. Melayani
pengaduan
nasabah
dan
menindak
lanjuti
pengaduan
dengan
menyelesaikannya langsung dengan bagian/user yang langsung berhubungan.
i. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
8. Teller
Bertanggung jawab atas tugas teller cabang yang meliputi :
a. Melayani transaksi perbankan nasabah di KC.
b. Menerima modal awal untuk membuka transaksi dari Sub Branch Supervisor.
c. Menghitung total transaksi cash yang dilakukan hari itu.
d. Membandingan jumlah uang fisik dan jumlah uang yang tercatat, baik di form maupun
di dalam sistem.
47
e. Menyerahkan laporan harian kepada Sub Branch Supervisor.
f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
3.2
Metodologi Penelitian
3.2.1 Metode yang Digunakan
Dalam melakukan suatu penelitian atau riset, seorang peneliti harus menentukan metode
yang akan dipakai untuk mempermudah dalam langkah-langkah penelitian dan dalam menjawab
suatu pertanyaan penelitian. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan
menggunakan metode deskriptif. Menurut Zulganef (2008:11), penelitian deskriptif adalah :
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu
kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau
variabel tertentu.”
Sedangkan menurut Sugiyono (2008:11) menjelaskan pengertian penelitian deskriptif
sebagai berikut :
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain.”
Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah masyarakat, serta tata cara yang berlaku
dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikapsikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruhpengaruh dari suatu fenomena. Metode deskriptif merupakan suatu penelitian yang bertujuan
untuk menggambarkan, sifat sesuatu yang berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan
memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu serta menggambarkan hubungan antara
variabel.
3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data diperoleh dengan cara :
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Yaitu teknik pengumpulan data teoritis yang berkaitan dengan variabel-variabel yang
diteliti dalam skripsi ini melalui sumber bacaan guna mendapatkan data-data sekunder
untuk dijadikan sebagai landasan teori.
48
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu mengadakan pengamatan langsung pada perusahaan, yang dilakukan dengan
teknik sebagai berikut :
a. Wawancara (Interview)
Sugiyono (2007;72) mengatakan bahwa wawancara atau interview adalah
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab,
sehinnga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
b. Kuesioner (Questioner)
Nazir (2005:203) mengatakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data melalui suatu daftar pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah
penelitian yang diisi oleh responden.
c. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Jika
wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi juga bisa dilakukan pada objek-objek alam yang lain.
3.2.3 Jenis Data
Menurut Malhotra (2007:120-121) mengungkapkan definisi-definisi jenis data, antara lain:
a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan
permasalahan yang sedang ditanganinya.
b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat
serta tidak mahal.
3.2.4 Populasi dan Sampel
Dalam pengumpulan data primer dengan menggunakan metode deskriptif perlu diambil
sampel dari populasi. Menurut Lili Adi Wibowo (2010:82)menyatakan populasi adalah sebagai
berikut:
49
”Populasi adalah keseluruhan elemen, atau unit elementer, atau unit penelitian, atau
unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang diijadikan sebagai objek
penelitian. Populasi tidak hanya berkenaan dengan siapa tetapi juga berkenaan dengan
apa yang diteliti”.
Di dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah seluruh nasabah yang melakukan
keputusan menabung pada produk Berjangka PT. Bank HS KC Wastukencana Bandung
Sedangkan pengertian sampel itu sendiri menurut Menurut Sugiyono (2009:81) adalah sebagai
berikut:
”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”.
Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteiti, dapat dilihat dari jumlah rata-rata
nasabah yang masih aktif menabung tabungan Berjangka yaitu sebanyak 1800an orang per
bulannya. Untuk menggunakan sampel digunakan rumus Taro Yamane yang dikutip oleh
Hamdi (2007:131) Yaitu sebagai berikut :
=
Keterangan :
=
Besarnya sampel
=
Jumlah populasi
=
Standar error
( ×
Diketahui :
=
1800
Perhitungan :
n=
(
× ,
)
= 94.7368421 ≈ 100
50
)+
Berdasarkan rumus di atas sampel yang dapat diambil dari populasi yang besar sebanyak
94.73, hal tersebut menandakan bahwa dalam penelitian ini batas sampel terkecil yang harus
dicapai adalah sebesar 95 responden (Supranto, 2001). Bila dibulatkan, maka banyaknya sampel
adalah sebesar 100 responden.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis menggunakan nonprobability
sampling, yang berjenis sampling aksidental/insidental menurut Sugiyono (2007:67) yaitu :
“Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan/aksidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data.”
3.2.5 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2009:38) definisi variabel adalah :
“Variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.”
Sedangka menurut Sugiyono (2008:33) menyatakan bahwa, :
“Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat)”.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas ( Variabel Independent)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah atribut produk.
2. Variabel Terikat (Variabel Dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan menabung nasabah.
Adapun operasinalisasi variabel yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :
51
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Konsep
Sub Variabel
Indikator
Skala
Atribut Produk
Unsur-unsur
1.Merek
Image/kesan
Ordinal
(X)
produk
yang
dianggap
perusahaan.
penting
oleh
konsumen
dan
dijadikan
Pengenalan
merek tabungan Ordinal
dasar pengambilan
keputusan
pembelian.
Berjangka.
2.Desain
Desain
Produk/
warna
Kemasan
tabungan.
Desain
Tjiptono
dan
buku Ordinal
kartu
ATM
(2008:103)
3.Pemberian
Label
Informasi
Ordinal
yang
lengkap di buku Ordinal
tabungan.
4.Layanan
Pelengkap
Ketersediaan
kantor cabang.
Ketersediaan
ATM.
Ordinal
Ordinal
Kemampuan
karyawan
memberikan
Ordinal
informasi.
5.Jaminan
Keamanan
transaksi
Ordinal
perbankan.
Penanganan
keluhan nasabah.
52
Ordinal
6.Harga
Setoran
awal
produk TASKA Ordinal
PT. Bank HS
Suku bunga.
Ordinal
Saldo minimum.
Ordinal
Keputusan
Keputusan
1. Pengenalan
Timbulnya
Menabung
pembelian
Masalah
kebutuhan
Nasabah (Y)
pelanggan
secara
Ordinal
menabung.
penuh merupakan 2. Pencarian
Pencarian
suatu proses yang
informasi produk Ordinal
Informasi
berasal dari semua
pengalaman
mereka
perbankan.
3. Evaluasi
dalam
Alternatif
Evaluasi
Ordinal
terhadap produk
pembelajaran,
perbankan.
memilih,
Membandingkan
menggunakan, dan
produk tabungan
bahkan
Berjangka
menyingkirkan
dengan
suatu produk.
tabungan lain.
4. Keputusan
Kottler & Keller
Pembeli
(2009:184)
Ordinal
produk
Mengambil
keputusan untuk
menggunakan
Ordinal
tabungan
Berjangka.
5. Pasca
Pembelian
Kepuasan
yang
dirasakan
oleh
nasabah terhadap
produk tabungan
Berjangka
digunakan.
53
yang
Ordinal
3.2.6
Uji Validitas dan Reliabilitas
Perlu dibedakan antara lain penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid
dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Kalau dalam objek berwarna
merah, sedangkan data yang terkumpul memberikan data warna putih maka hasil penelitian tidak
valid. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabilitas, bila terdapat kesamaan data dalam waktu
yang berbeda. Kalau dalam objek sebelumnya berwarna merah, maka sekarang dan besok harus
tetap berwarna merah.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Terdapat beberapa cara pengujian validitas yang dapat digunakan dalam
penelitian, seperti:

Pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity)

Pengujian Validitas Isi (Content Validity)

Pengujian Validitas Eksternal
Instrumen yang reliabel adalah istrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas instrumen
dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan
dengan tes-tes (stability), equivalent dan gabungan keduanya. Sedangkan secara internal
reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisa konsistensi butir-butir yang ada pada
instrumen dengan teknik tertentu (internal cosistency).
Pengertian validitas menurut Simamora (2004:172) adalah :
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau keahlian
suatu instrumen, suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang
ingin diukur, dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat, dari variabel yang
diteliti.”
Menurut Simamora (2004:117) pengertian reliabilitas yaitu :
“Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel adalah
kuesioner yang apabila diujicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang
sama akan menghasilkan data yang sama.”
54
Dalam penelitian ini pengujian validitas dari instrumen atau kuesioner dilakukan
perhitungan korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total, menggunakan rumus
teknik korelasi product moment Simamora (2004:180) yaitu :
=
Dimana :
( ∑
r
= koefisien korela
∑
=jumlah skor item
N
= jumlah responden
∑
. (∑
) − (∑ )(∑ )
− (∑ ) )( ∑
− (∑ ) )
= jumlah skor total
Selanjutnya dihitung dengan Uji – t dengan rumus :
Dimana :
=
√ −
√ −
t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi hasil t hitung
n = jumlah responden
Distribusi (tabel t) maka α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2).
Dengan menggunakan SPSS semua sistem kuesioner yang digunakan untuk mengukur
atribut produk dan keputusan menabung, akan di uji validitasnya. Nilai validitas masing-masing
butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir
pertanyaan. Dengan r tabel untuk 100 responden sebesar 0,195, maka apabila data perhitungan
SPSS koefisiensi korelasi (r) diketahui bahwa seluruh korelasi item variabel X lebih besar dari r
tabel maka instrumen dinyatakan valid. Begitu pula untuk variabel Y, jika seluruh korelasi item
variabel Y lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan valid, kriteria pengujian adalah
sebagai berikut :


Jika t hitung > t tabel maka pernyataan dinyatakan valid
Jika t hitung < t tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid
Dalam pengujian realibilitas menggunakan SPSS, langkah yang dapat ditempuh yaitu sama
dengan langkah pengujian validitas. Karena output keduanya bersamaan muncul.
55
Untuk kuesioner yang mempunyai item banyak (multi item questionnaire) umumnya
diukur melalui Cronbach Alpha. Pengukuran realibilitas yang digunakan oleh penulis adalah One
shot atau pengukuran satu kali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan skor total.
SPSS memberi fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,6.
Kriteria uji realibilitas :
Jika
(alpha) > o,6 (artinya variable dinyatakan reliabel).
3.2.7 Metode Analisis
Setelah penulis memperoleh data, data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dengan
menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Dimana data yang dapat dianalisis secara dekriptif, yaitu dengan menemukan fakta-fakta
dari pengumpulan data yang cukup diperoleh selama penelitian, untuk selanjutnya
dianalisis dan diproses lebih lanjut berdasarkan teori-teori yang ada.
2. Analisis Kualitatif
Merupakan metode untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis dan data yang
diperoleh melalui uji statistik. Lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung.
Teori statistik yang akan digunakan dalam pengujian uji hipotesis adalah statistic
nonparametic, yaitu teori yang sangat sesuai dengan rata-rata yang berhubungan dengan ilmu
sosial dan dalam perhitungan yang sederhana, serta dapat digunakan untuk skor eksak, dalam arti
bahwa simbol yang serupa angka hanya menunjukkan jenjang atau rank. Angket atau kuesioner
yang diajukan kepada responden adalah pernyataan mengenai pengaruh atribut produk terhadap
keputusan menabung nasabah.
Setiap jawaban responden mempunyai skor tertentu berdasarkan skala likert. Dimana skor
terendah diberi nilai 1 (satu) untuk jawaban negatif dan skor tertinggi diberi nilai 5 (lima) untuk
jawaban positif, adapun urutan jawaban yang akan dicantumkan dalam penelitian ini adalah :
56
Tabel 3.3
Pembobotan Skala Likert
Skor
No
Keterangan
1
Sangat Setuju
5
2
Setuju
4
3
Cukup Setuju
3
4
Tidak Setuju
2
5
Sangat Tidak Setuju
1
Nilai
Sumber : Sugiyono (2003:86)
3.2.8 Koefisien Korelasi Rank Spearman
Koefisien korelasi adalah ukuran yang dipakai untuk menentukan kekuatan korelasi dan
arah antara variabel-variabel.
Rumus koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut :
=
Dimana :
−
∑
−
rs
= Rank Spearman
∑ di
= jumlah hasil pengurangan antara ranking yang terdapat pada
n
= jumlah responden
variabel X dan variabel Y
Apabila terdapat banyak data variabel yang memiliki rank sama, rumus Spearman perlu
mendapat perubahan. Rumus koefisien Rank Spearman yang telah dimodifikasi sebenarnya
bertujuan untuk mengurangi dampak jumlah data variabel yang sama terdapat hasil hitung rs
dimana rumusnya adalah sebagai berikut :
rs =
∑
∑
∑
∑
∑
57
Dimana :
∑
−∑
=
∑
=
−∑
Besarnya T di dalam perumusan di atas merupakan faktor koreksi bagi tiap kelompok yang
sama dan dirumuskan sebagai berikut :
Tx = Ty =
Dimana :
t
= banyaknya observasi yang berangka sama pada suatu ranking tertentu
Nilai koefisien korelasi Rank Spearman menurut Kendall seharusnya terletak antara -1 dan +1
atau keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y dinyatakan dengan nilai -1 ≤ rs≥ + 1
Tanda (-) menunjukkan hubungan berlawanan arah, dan tanda (+) menunjukkan searah.
Apabila :

Rs
= +1 atau mendekati + 1, ada hubungan yang erat antara variabel X dan
variabel Y dan hubungan searah.

Rs = 0 atau mendekati 0, hubungannya lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.

Rs
=
- 1 atau mendekati - 1, hubungan kuat antara variabel X dan variabel Y,
tetapi hubungannya berlawanan.
Untuk menentukan apakah koefisien korelasi termasuk kuat atau lemah, penulis
menggunakan pedoman yang diberikan oleh Riduwan (2003:228) dapat diketahui kekuatan
variabel dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.4
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Korelasi
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Lemah
0,20 – 0,399
Lemah
0,40 – 0,599
Cukup Kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber : Riduwan (2003:228)
58
3.2.9 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis, maka
digunakan model statistik uji untuk menguji signifikansi (tingkat keberartian) antara variabel X
(atribut produk) dengan variabel Y (keputusan menabung), dengan rumus statistik uji t.
Ho : rs ≤ 0 : menunjukan bahwa atribut produk tidak memiliki pengaruh positif
terhadap keputusan menabung nasabah.
Ha : rs ≤ 0 : menunjukan bahwa atribut produk memiliki pengaruh positif
terhadap keputusan menabung nasabah.
Pengujian hipotesa ini menggunakan model statistik uji t, dengan rumus sebagai berikut :
−
−
=
Dimana :
t
= distribusi t
rs
= koefisien korelasi
n
= jumlah data
Untuk menentukan apakah Ho ditolak atau diterima yaitu dengan membandingkan antara t
hitung
dengan t tabel.
Kriteria pengujian :
Jika t hitung ≥ t tabel, berarti Ho ditolak, Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel, berarti Ho diterima, Ha ditolak.
Dalam menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis, maka harus dicari nilai dari tabel
dengan menggunakan degree of freedom (df) atau derajat kebebasan. Rumus derajat kebebasan
tersebut adalah :
df = n – (k + 1)
Tingkat kekeliruan (α) yang digunakan adalah 5% (0,05).
Dimana ; n = Jumlah data responden
k = Variabel independent
1 = Variabel dependent
59
3.2.10 Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung
nasabah digunakan analisis koefisien determinasi.
Rumus :
Kd = (rs)2 x 100%
Dimana :
Kd
= Koefisien determinasi
(rs)2 = Koefisiensi korelasi Rank Spearman
Ukuran tersebut tidak lain adalah kuadrat koefisien korelasi. Koefisien determinasi ini
dinyatakan dalam persentasi (%).
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Kebijakan Atribut Produk Tabungan Berjangka Pada PT. Bank Saudara
PT. Bank Saudara menyadari pentingnya atribut produk sebagai pertimbangan nasabah
untuk menentukan keputusan menabung, serta merupakan salah satu cara mencapai
peringkat 3 besar(dari 8 besar produk unggulan produk tabungan bank Saudara), yang dilihat
dari tingkat perolehan penyimpanan dana nasabah. PT. Bank Saudara selalu menetapkan
kebijakan atribut produk tabungan Berjangka yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat yang semakin berkembang. Peningkatan dan pengembangan atribut produk
tabungan Berjangka, menunjukan bahwa PT. Bank Saudara ingin berusaha untuk
meningkatkan jumlah nasabahnya. Atribut produk tabungan Berjangka yang dimiliki oleh
PT. Bank Saudara, diantaranya adalah :
a. Merek
PT. Bank Himpunan Saudara merupakan perusahaan perbankan yang lebih dikenal dengan
Bank Saudara, dan disertai dengan perubahan logo perusahaan. Hal tersebut dikarenakan,
kini PT. Bank Saudara Sebagai salah satu Bank Devisa swasta nasional yang telah berusia
lebih dari satu abad, Bank Saudara telah menjadi perusahaan publik yang dimiliki oleh
masyarakat, merupakan anak perusahaan Medco group. Penetapan merek yang dilakukan
oleh PT. Bank Saudara pada produk TASKA atau merupakan kepanjangan dari Tabungan
Berjangka, pemberian nama tersebut memiliki makna yang jelas serta mudah diingat di mata
masyarakat, sebagai tabungan untuk mempersiapkan kehidupan atau memenuhi kebutuhan
nasabah dikemudian hari.
b. Desain Produk/Kemasan
- Desain dan warna buku tabungan Tandamata
Tabungan Tandamata memiliki buku tabungan dengan cover berwarna abu disertai
dengan logo PT. Bank Saudara. Tulisan yang ada pada buku tabungan Tandamata terlihat
dengan jelas serta mudah dibaca dan dipahami oleh nasabah. Desain dan warna buku
tabungan Berjangka didominasi oleh warna abu dan ungu sebagai warna dari logo
perusahaan PT. Bank Saudara, supaya nasabah dapat mengenal desain dan warna buku
tabungan Tandamata walaupun hanya sekilas.
61
- Desain kartu ATM Berjangka
Desain kartu ATM Berjangka yang ditetapkan oleh PT. Bank Saudara, hampir sama
dengan warna di buku tabungan. Yaitu didominasi dengan warna abu-abu dan dilengkapi
dengan logo PT. Bank Saudara yang berwarna ungu. Hal tersebut dimaksudkan untuk
memperkuat perusahaan di mata masyarakat, bahwa kartu ATM tersebut merupakan salah
satu produk dari PT. Bank Saudara.
c. Pemberian Label
Pada buku tabungan Berjangka, terdapat informasi dan keterangan yang cukup lengkap
mengenai kode transaksi, identitas pemilik rekening tabungan, bunga tabungan, saldo
nasabah, biaya administrasi, tanggal transaksi, aktifitas transaksi dan lainnya. Hal tersebut
dimaksudkan agar nasabah mendapatkan informasi yang jelas mengenai aktifitas transaksi
perbankan yang telah dilakukan oleh nasabah.
d. Layanan Pelengkap
- Ketersediaan kantor cabang
- Hingga saat ini, bank saudara melakukan memiliki 11 kantor cabang konvensional, 52
kantor cabang pembantu konvensional, 14 kantor kas, 78 ATM. Sedangkan pada bulan
Januari 2011 jaringan kantor Bank saudara bertambah 4 Kantor cabang pembantu dan 4
ATM. Jadi total sekarang bank saudara memiliki11 kantor cabang, 56 kantor cabang
pembantu, 82 ATM yang tersebar di Kota Jakarta, Bogor, Tangerang, Serang, Cimahi,
Bandung, Soreang, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Subang, Indramayu,
Cirebon, Majalengka, Kuningan, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar.
Dengan banyaknya ketersediaan kantor cabang tersebut maka memudahkan nasabah dan
calon nasabah untuk melakukan transaksi perbankan, memberikan pelayanan perbankan,
atau membuka rekening tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara.
- Ketersediaan ATM
Nasabah dapat menggunakan kartu ATM dengan fasilitas ATM PT. Bank Saudara, yaitu
dapat melakukan transaksi di 82 ATM PT. Bank Saudara, 23.609 ATM Bersama di
seluruh Indonesia. Fasilitas ATM tersebut memberikan jasa layanan selama 24 jam, serta
disediakan pula fasilitas lain bagi pemegang kartu ATM seperti informasi saldo, ubah
PIN, tarik tunai, transfer antar rekening, serta mendapatkan fasilitas transfer antar
rekening secara real time online. Ketersediaan ATM yang tersebar pada beberapa
62
wilayah tersebut dimaksudkan untuk mempermudah nasabah yang akan melakukan
aktifitas perbankan tanpa keterbatasan waktu dan tempat.
- Kemampuan karyawan dalam memberikan informasi
Pembinaan, pendidikan dan pelatihan karyawan dalam rangka meningkatkan
mutu/kualitas SDM, dimaksudkan agar karyawan PT. Bank Saudara selalu siap
memberikan informasi mengenai produk atau pelayanan yang diberikan oleh PT. Bank
Saudara, yang dibutuhkan oleh nasabah. Dengan adanya informasi tersebut, maka
nasabah dapat mengetahui dan menggunakan pelayanan yang ditawarkan oleh pihak
bank.
e. Jaminan
Pihak PT. Bank Saudara memberikan tempat khusus bagi nasabah yang akan menyampaikan
keluhan terhadap transaksi yang dilakukannya, sehingga setiap keluhan yang disampaikan
nasabah akan segera diketahui oleh pihak bank, yang selanjutnya akan ditindaklanjuti
sebagai salah satu jaminan menjadi nasabah PT. Bank Saudara. Selain itu PT. Bank Saudara
menjamin uang yang disimpan oleh nasabahnya, begitu pula data dan informasi nasabah
terjamin akan kerahasiaannya. PT. Bank Saudara menjamin kecepatan dan keakuratan pada
saat nasabah melakukan proses transaksi perbankan. Semakin berkembangnya perusahaan
PT. Bank Saudara pada tahun 2011 dan 2012 ini, PT. Bank Saudara melakukan
penyempurnaan dan investasi yng sangat besar dibidang peningkatan sumber daya manusia
serta perangkat teknologi. Hal tersebut dimaksudkan agar lebih dapat menunjang
peningkatan pelayanan pada nasabah, supaya tidak mengurangi kecepatan dan keakuratan
pelayanan serta menjamin terjaganya kerahasiaan nasabah.
f. Harga
PT. Bank Saudara menetapkan setoran awal yang relatif ringan pada para calon nasabah
tabungan Berjangka yaitu Rp 50.000,- ,dengan saldo minimum Rp 25.000,-, biaya
administrasi tabungan(tergantung produk tabungan selain produk Taska yang ada di bank
saudara). Dan nasabah bisa menetukan sendiri target mana yang ingin dicapai dengan
tabungan berjangka saudara. Nominal akhir ditetukan berdasarkan nominal akhir yang yang
diinginkan oleh penabung dengan batasan sebagai berikut :

Target Dana, kontrak penempatan didasarkan pada target dana yang ingin dicapai pada akhir
masa kontrak.
63

Target Bulanan, kontrak penempatan didasarkan atas pilihan setoran bulanan dan jangka
waktu oleh penabung.

Nominal akhir sebagaimana disebut di atas adalah minimal sebesar Rp.1.000.000,00(Satu
Juta Rupiah). Dengan jangka waktu penyimpanan minimum 6 bulan.
Dengan membuka Tabungan Berjangka Saudara, maka nasabah akan mendapatkan
keuntungan lebih dari bunga tabungan yang bank saudara tawarkan, yaitu sebesar 5.5 %.
Selain itu, nasabah memiliki kewajiban untuk menyetor dalam jumlah tertentu setiap
bulannya. Sehingga akan membantu nasabah untuk menabung secara rutin.
4.1.1. Gambaran Umum Responden
Di dalam penelitian ini dikumpulkan data primer melalui kuesioner untuk
mengetahui tanggapan konsumen terhadap atribut produk di PT. Bank Saudara KC
Wastukencana Bandung dan pengaruhnya terhadap keputusan menabung nasabah.
Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 100 responden yang menjadi sampel penelitian.
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Keterangan
Frekuensi
%
Pria
65
65%
Wanita
35
35%
Total
100
100%
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari hasil kuesioner yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.1 di atas yaitu didapat
bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 65 orang responden atau sebesar
65%, sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang responden atau
sebesar 35%. Dapat disimpulkan bahwa responden pria lebih banyak dari pada responden
wanita, karena pria biasanya lebih banyak membutuhkan aktifitas perbankan.
64
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Keterangan
Frekuensi
%
Kurang dari 20 tahun
8
8%
20 tahun - 30 tahun
42
42%
31 tahun - 40 tahun
32
32%
41 tahun - 50 tahun
12
12%
Lebih dari 50 tahun
6
6%
Total
100
100%
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari hasil kuesioner yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.2 di atas yaitu didapat
responden yang menjadi objek penelitian, bahwa responden berusia kurang dari 20 tahun
sebanyak 8 orang responden atau sebesar 8%, antara 20-30 tahun yaitu sebanyak 42 orang
responden atau sebesar 42%, antara 31-40 tahun yaitu sebanyak 32 orang responden atau
sebesar 32%, responden dengan usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 12 orang responden atau
sebesar 12%, responden dengan usia di atas 50 tahun sebanyak 6 orang responden atau
sebesar 6%. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang sering melakukan
kunjungan berusia antara 20-30 tahun, hal ini merupakan kelompok usia produktif dimana
pada usia tersebut banyak memerlukan kegiatan transaksi perbankan khususnya melakukan
kegiatan menabung untuk mempersiapkan kehidupan masa depannya agar menjadi lebih
baik, misalnya untuk kebutuhan biaya pendidikan atau simpanan untuk keperluan yang
lainya.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Keterangan
Frekuensi
%
Pelajar/Mahasiswa
44
44%
Pegawai Negeri
8
8%
Pegawai Swasta
25
25%
Wiraswata
18
18%
Ibu Rumah Tangga
5
5%
65
Total
100
100%
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari hasil kuesioner yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.3 di atas yaitu didapat
responden yang menjadi objek penelitian, bahwa responden yang memiliki pekerjaan
sebagai pelajar atau mahasiswa yaitu sebanyak 44 orang responden atau sebesar 44%,
responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 8 orang responden atau sebesar
8%, responden yang bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 25 orang responden
atau sebesar 25%, responden yang bekerja sebagai wirausaha yaitu sebanyak 18 orang
responden atau sebesar 18%, dan responden yang sebagai ibu rumah tangga sebanyak 5
orang responden atau sebesar 5%. Dapat disimpulkan bahwa lebih banyak nasabah PT.
Bank
Saudara
yang
menggunakan
produk
Berjangka
yang
bekerja
sebagai
pelajar/mahasiswa, hal ini umumnya karena kebutuhan pribadi. Misalnya untuk biaya
pendidikan, rencana liburan atau keperluan lainya.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan
Keterangan
Frekuensi
%
Kurang dari Rp. 1.500.000,-
16
16%
Rp. 1.500.000,- Rp. 3.000.000,-
38
38%
Rp. 3.000.000,- Rp. 5.000.000,-
31
31%
Lebih dari Rp. 5.000.000,-
15
12%
Total
100
100%
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari hasil kuesioner yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.4 di atas yaitu didapat
responden yang menjadi objek penelitian, bahwa mayoritas responden mempunyai
pendapatan antara Rp. 1.500.000,- sampai Rp. 3.000.000,- sebanyak 38 orang responden
atau sebesar 38%, responden yang memiliki pendapatan antara Rp. 3.000.000,- sampai Rp.
5.000.000,- yaitu sebyanyak 31 orang atau sebesar 31%, responden yang memiliki
pendapatan kurang dari Rp. 1.500.000,- yaitu sebanyak 16 orang responden atau sebesar
66
16% dan yang memiliki pendapatan lebih dari Rp. 5.000.000,- yaitu sebanyak 15 orang
responden atau sebesar 15%. Maka dapat disimpulkan rata-rata responden memiliki
pendapatan antara Rp. 1.500.000,- sampai Rp. 3.000.000,-, karena terkait pada pekerjaan
responden yang mayoritasnya bekerja sebagai pegawai swasta dengan mayoritas pendidikan
terakhirnya Sarjana (S1) dan wiraswasta. Hal ini dimungkinkan karena penghasilan
mereka/para nasabah yang cukup besar yang dapat digolongkan ke dalam golongan
masyarakat menengah ke atas, sehingga mereka/para nasabah menyisihkan sebagian dari
pendapatannya untuk ditabungkan di Berjangka pada PT. Bank Saudara. Dengan kata lain
ada dana yang sengaja dialokasikan dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan di masa yang akan datang.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi tentang Tabungan Berjangka Bank
Saudara
Keterangan
Frekuensi
%
Teman/Relasi
49
49%
Keluarga
37
37%
7
7%
Lainnya
7
7%
Total
100
100%
Iklan
di
radio/Televisi/Surat
kabar/majalah
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari hasil kuesioner yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.5 di atas yaitu didapat
responden yang menjadi objek penelitian, bahwa mayorias responden mengenal atau
mengetahui produk tabungan Berjangka Bank Saudara dari teman/relasi yaitu sebanyak 49
orang responden atau sebanyak 49%, responden yang mengetahui lewat keluarga sebanyak
37 orang responden atau sebesar 37%, responden yang mengetahuinya dari iklan di
radio/televisi/surat kabar/majalah sebanyak 7 orang responden atau sebesar 7%. Dan sisanya
sebanyak 7 orang responden atau sebesar 7% lainya. Jadi pada umumnya, para responden
mengenal produk tabungan Berjangka PT. Bank Saudara melalui teman/relasi, karena PT.
Bank Saudara banyak melakukan kegiatan promosi ditempat atau secara direct
67
marketing(pemasaran langsung). Dan selain itu juga melalui periklanan yaitu dengan
mengadakan program undian berhadiah“Kilau Bintang Saudara”, yang menawarkan
berbagai hadiah yang menarik dan sekaligus sebagai daya tarik promosi untuk calon nasabah
agar menabung di bank saudara.
4.2. Tanggapan Konsumen Mengenai Atribut Produk pada Tabungan Berjangka PT.
Bank Saudara KC Wastukencana Bandung
Melalui pertanyaan yang diberikan penulis dalam kuesioner yang disebarkan untuk
keperluan penelitian ini dapat diketahui tanggapan responden terhadap atribut produk
Tabungan Berjangka PT. Bank Saudara, 13 pernyataan yang diajukan tersebut bertujuan
untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap atribut produk Tabungan
Berjangka di PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung.
Untuk memudahkan penilaian dari jawaban responden, maka kriteria penilaian dari
jawaban responden dibuat sebagai berikut :
Sangat Setuju (SS)
diberi bobot nilai 5
Setuju (S)
diberi bobot nilai 4
Cukup Setuju (CS)
diberi bobot nilai 3
Tidak Setuju (TS)
diberi bobot nilai 2
Sangat Tidak Setuju (STS)
diberi bobot nilai 1
Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden, untuk memudahkan
penilaian dari rata-rata tersebut, maka digunakan interval untuk menentukan panjang kelas
interval, maka digunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
P=
P
= Panjang kelas interval
Rentang
= Data terbesar – data terkecil
Banyak kelas = 5
Berdasarkan rumus di atas, maka panjang kelas interval adalah :
P=
= 0,8
68
Maka interval dari kriteria penilaian rata-rata diasumsikan sebagai berikut :
1,00 – 1,79
= Sangat Buruk
1,80 – 2,59
= Buruk
2,60 – 3,39
= Cukup Baik
3,40 – 4,19
= Baik
4,20 – 5,00
= Sangat Baik
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Mengenai Bank Saudara Memiliki Image/Kesan yang Baik Di
Masyarakat
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
4
4
Setuju
77
80
Cukup Setuju
19
19
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
yang menyatakan bahwa PT. Bank Saudara memiliki image/kesan yang baik yaitu sebanyak
77 orang responden (77) menyatakan setuju. Karena para responden beralasan bahwa PT.
Bank Saudara adalah perusahaan perbankan yang sudah Go Public(terbuka) dan mereka juga
beralasan bahwa PT. Bank Saudara adalah salah satu perusahaan swasta yang bergerak di
bidang perbankan yang mempunyai reputasi baik di Indonesia. Dan sisanya sebanyak 4
orang responden (4%) menyatakan sangat setuju dan 19 orang responden (19%) menyatakan
cukup setuju. Jadi kesimpulanya, sebagian besar nasabah setuju bahwa PT. Bank Saudara
memiliki image/ kesan yang baik di masyarakat luas.
69
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Tabungan Berjangka (TASKA) adalah Nama
Tabungan yang Telah Dikenal Secara Luas
Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
8
8
Setuju
73
73
Cukup Setuju
19
19
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
yang menyatakan bahwa Tabungan Berjangka telah dikenal secara luas yaitu sebanyak 73
orang responden (73%) menyatakan setuju. Karena menurut para responden, mereka sudah
tidak asing lagi dengan kalimat “TASKA” yaitu singkatan dari Tabungan Berjangka.
Mereka mengetahui itu saat menjadi nasabah sebuah bank Saudara atau dari orang lain. Dan
sisanya sebanyak 8 orang responden (8%) menyatakan setuju dan 19 orang responden (19%)
menyatakan cukup setuju bahwa Tabungan Berjangka dikenal secara luas.
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Mengenai Desain dan Warna Buku Tabungan Berjangka
Menarik
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
6
6
Setuju
63
63
Cukup Setuju
26
26
Tidak Setuju
5
5
70
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
menyatakan bahwa buku Tabungan Berjangka memiliki desain dan warna yang menarik
yaitu sebanyak 63 orang responden (63%) setuju dan 26 orang responden (26%) cukup
setuju. Karena mereka beralasan bahwa desain, pola dan warna yang ada di buku Tabungan
Berjangka terlihat simpel dan standar, tetapi masih terlihat menarik. Masih menurut
responden, pola gambar yang ada di buku Tabungan Berjangka tidak terlalu rame, tidak
seperti buku tabungan lainya. Dan sisanya sebanyak 6 orang responden (6%) menyatakan
sangat setuju, dan. Sedangkan sebanyak 5 orang responden (5%) tidak setuju. Para
responden yang menyatakan tidak setuju, Karena mereka melihat desain, pola dan warna
buku tabungan Berjangka terlihat biasa-biasa saja dan melihat warna abu kurang cocok
dengan buku Tabungan Berjangka tersebut, hal ini dikarenakan perbedaan selera pada
desain dan warna dari setiap nasabah. Namun secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan
nasabah menyukai desain dan warna pada buku tabungan Berjangka.
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Mengenai Desain Kartu ATM Berjangka Menarik
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
9
9
Setuju
67
67
Cukup Setuju
10
10
Tidak Setuju
14
14
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
71
Dari tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
menyatakan bahwa kartu ATM Berjangka memiliki desain yang menarik yaitu sebanyak 67
orang responden (67%) menyatakan setuju dan 10 orang responden (10%) menyatakan
setuju. Alasan yang dikemukakan oleh para responden mengenai pertanyaan ini sama
dengan alasan dari pertanyaan sebelumnya, karena kenyataanya memang baik dari desain,
pola dan warna kartu ATM Berjangka sama persis dengan buku Tabunganya. Sisanya
sebanyak 9 orang responden (9%) menyatakan sangat setuju. Sedangkan sebanyak 14 orang
responden (14%) menyatakan tidak menyukai desain kartu ATM Berjangka. Hal ini
dikarenakan desain yang dianggap standar dan warna dominan yang ada di kartu tersebut
berwarna abu-abu, sehingga terkesan biasa-biasa saja dan kurang berwarna. Tidak seperti
umumnya kartu ATM lainnya atau kartu ATM pada bank lain. Namun secara keseluruhan
dapat ditarik kesimpulan nasabah menyukai desain kartu ATM Berjangka.
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Mengenai Informasi Pada Buku Tabungan Berjangka Sudah
Lengkap Sesuai Dengan Kebutuhan Nasabah
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
6
6
Setuju
76
76
Cukup Setuju
15
15
Tidak Setuju
3
3
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden,
mayoritas responden
menyatakan informasi pada buku tabungan Berjangka sudah lengkap sesuai dengan
kebutuhannya yaitu sebanyak 76 orang responden (76%) menyatakan setuju. Karena menurut
para responden, informasi yang ada di buku Tabungan Berjangka hampir sama dengan informasi
yang ada di buku tabungan lainya. Seperti adanya kode transaksi, identitas
72
pemilik rekening, saldo tabungan dan lain-lain. Tetapi sebanyak 3 orang responden (
3%) menyatakan tidak setuju, karena mereka merasa ada yang kurang lengkap tentang
informasi yang ada pada buku Tabungan Berjangka. Namun secara keseluruhan dapat
ditarik kesimpulan, bahwa sebagian besar responden setuju bahwa informasi pada buku
tabungan lengkap dan telah sesuai dengan yang diharapkan nasabah.
Tabel 4.11
Tanggapan Responden Mengenai Kantor Cabang dan KCP Bank Saudara Sudah
Tersedia Di Berbagai Lokasi
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
7
7
Setuju
70
70
Cukup Setuju
11
11
Tidak Setuju
12
12
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.11 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
menyatakan bahwa kantor cabang dan KCP PT. Bank Saudara sudah tersedia di berbagai
lokasi yaitu sebanyak 77 orang responden (77%) menyatakan
setuju. Menurut para
responden yang ada di kota Bandung khususnya, kantor cabang dan kantor cabang pembantu
PT. Bank Saudara sudah tersebar di berbagai lokasi di kota Bandung. Seperti di Bandung
selatan ada di Buah Batu, di Bandung Utara ada di Wastukencana dan masih banyak lagi.
Sedangkan sebanyak 12 orang responden (12%) menyatakan tidak setuju. Menurut mereka,
kantor cabang dan kantor cabang pembantu PT. Bank Saudara belum tersebar secara merata,
khususnya di daerah-daerah pinggiran kota Bandung. Sehingga mereka merasa agak
kesulitan dan jauh untuk melakukan transaksi perbankan di kantor Bank Saudara. Namun
secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan sebagian besar responden setuju bahwa kantor
cabang dan KCP
PT. Bank Saudara telah tersebar di berbagai lokasi sehingga dapat
73
membantu nasabah untuk melakukan transaksi perbankan khususnya transaksi Tabungan
Berjangka.
Tabel 4.12
Tanggapan Responden Mengenai ATM Bank Saudara yang Sudah Tersedia Di
Berbagai Lokasi
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
4
4
Setuju
78
78
Cukup Setuju
11
11
Tidak Setuju
7
7
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.12 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
menyatakan bahwa ATM Bank Saudara yang Sudah Tersedia Di Berbagai Lokasi yaitu
sebanyak 78 orang responden (78%) menyatakan setuju. Menurut para responden, ATM
Bank Saudara sudah tersedia di berbagai lokasi yang cukup strategis di koat Bandung.
Sedangkan sebanyak 7 orang responden (7%) menyatakan tidak setuju. Karena menurut
mereka, ATM PT. Bank Saudara belum tersebar di berbagi lokasi, hal ini dikarenakan
responden yang menjadi nasabah PT.Bank Saudara sangat tersebar luas dan masih banyak
responden yang masih jauh dengan letak pelayanan perbankan, khususnya bagi nasabah
Bank Saudara itu sendiri.
74
Tabel 4.13
Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Karyawan Bank Saudara dalam
Memberikan Informasi yang Dibutuhkan Nasabah Sudah Baik
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
4
4
Setuju
77
77
Cukup Setuju
18
18
Tidak Setuju
1
1
Sangat
0
0
100
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.13 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
sebagian besar menyatakan kemampuan karyawan PT. Bank Saudara dalam memberikan
informasi yang dibutuhkan nasabah sudah baik yaitu sebanyak 77 orang responden (77%)
meyatakan setuju. Karena menurtu para responden, pelayanan yang diberikan oleh para
karyawan PT. Bank Saudara sudah baik dan memuaskan, baik dalam penampilan, etika dan
bentuk pelayanan lainya. Selain itu keramah tamahan para karyawan PT. Bank Saudara juga
menjadi nilai tambah, serta membuat para responden merasa nyaman dalam melakukan
transaksi perbankan di Bank Saudara tersebut. Sedangkan sisanya sebanyak 1 orang
responden atau sebesar 1% menyatakan tidak setuju. Jadi kesimpulanya, bahwa nasabah
menganggap pelayanan yang diberikan karyawan PT. Bank Saudara telah dianggap baik
sesuai dengan harapan nasabah.
75
Tabel 4.14
Tanggapan Responden Mengenai Keamanan Transaksi Perbankan Di Bank Saudara
Sudah Terjamin
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
0
0
Setuju
78
78
Cukup Setuju
22
22
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.14 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
menyatakan bahwa keamanan transaksi perbankan di PT. Bank Saudara sudah terjamin yaitu
sebanyak 78 orang responden (78%) menyatakan setuju. Karena menurut para responden,
keaman transaksi perbankan di PT. Bank Saudara sudah terjamin dan termasuk kedalam
lembaga penjamin simpanan (LPS). Jadi para nasabah merasa aman untuk menyimpan
dananya di PT. Bank Saudara. Sisanya sebanyak 22 orang responden (22%) menyatakan
cukup setuju. Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa sebagian besar responden merasa
nyaman melakukan transaksi di PT. Bank Saudara karena kemanannya yang sudah terjamin.
Tabel 4.15
Tanggapan Responden Mengenai Penanganan Keluhan Atas Ketidakpuasan Nasabah
Dilaksanakan dengan Baik Oleh PT. Bank Saudara
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
8
8
Setuju
69
69
Cukup Setuju
23
23
76
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.15 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
menyatakan bahwa penanganan keluhan atas ketidakpuasan nasabah dilaksanakan dengan
baik oleh PT. Bank Saudara yaitu sebanyak, 69 orang responden (69%) menyatakan setuju.
Karena menurut para responden, adanya pemberian respon yang cepat dari pihak PT. Bank
Saudara apabila ada keluhan dari nasabah Bank Saudara, membuat para nasabah merasa
diperhatikan dengan baik. Baik itu melalui bagian customer servicenya langsung atau
melalui call customer service (by phone). Jadi kesimpulanya, para responden setuju dengan
persepsi tersebut.
Tabel 4.16
Tanggapan Responden Mengenai Setoran Awal Tabungan Berjangka Cukup Rendah
dan Terjangkau
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
13
13
Setuju
48
48
Cukup Setuju
39
39
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.16 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
menyatakan setoran awal tabungan Berjangka cukup rendah dan terjangkau yaitu sebanyak
48 orang responden (48%) menyatakan setuju dan 39 orang responden (39%) menyatakan
cukup setuju. Hal ini dikarenakan setoran awal yang harus dilakukan sebesar Rp. 50.000,-
77
mengingat sebagian besar responden adalah kalangan menegah dan menegah atas, sehingga
nilai setoran awal tersebut terhitung cukup rendah dan terjangkau.
Tabel 4.17
Tanggapan Responden Mengenai Suku Bunga Tabungan Berjangka PT. Bank
Saudara yang Kompetitif
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
7
7
Setuju
81
81
Cukup Setuju
12
12
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.17 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
menyatakan bahwa Suku Bunga Tabungan Berjangka PT. Bank Saudara yang Kompetitif
yaitu sebanyak 81 orang responden (81%) menyatakan setuju. Karena menurut para
responden, suku bunga yang ditawarkan oleh PT. Bank Saudara yaitu sebesar 5,5% (khusus
produk Tabungan Berjangka) cukup kompetitif dengan produk tabungan lainya yang sejenis.
Karena bank lain pun menawarkan suku bungan diantara 5,4%-5,6% (untuk produk sejenis).
Jadi kesimpulan adalah bahwa sebagian besar responden setuju dengan suku bunga tabungan
Berjangka yang ditawarkan oleh PT. Bank Saudara cukup kompetitif jika dibandingkan
dengan para pesaingnya.
78
Tabel 4.18
Tanggapan Responden Mengenai Saldo Minimum yang Ditetapkan Tabungan
Berjangka Relatif Ringan
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
10
10
Setuju
78
78
Cukup Setuju
12
12
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.18 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
menyatakan bahwa saldo minimum yang ditetapkan Tabungan Berjangka relatif ringan
yaitu sebanyak 78 orang responden (78%) menyatakan setuju. Hal ini dikarenakan saldo
minimum yang ditetapkan PT. Bank Saudara pada produk tabungan Berjangka lebih ringan
dibandingkan dengan produk pesaing yang sejenis yaitu sebesar Rp. 25.000,- dibandingkan
dengan produk pesaing yang sejenis menetapkan saldo minimum sebesar Rp. 50.000,- sd
Rp. 100.000,-. Hal ini memudahkan para calon nasabah untuk membuka rekening Tabungan
Berjangka dengan saldo minimum yang terjangkau.
79
Tabel 4.19
Analisis Atribut Produk Tabungan Berjangka Pada Bank Saudara
No
Pernyataan
1
Rata-
S
CS
TS
STS
Jml
77
19
0
0
385
3.85
Baik
73
19
0
0
389
3.89
Baik
6
63
26
5
0
370
3.70
Baik
9
67
10
14
0
371
3.71
Baik
6
76
15
3
0
385
3.85
Baik
di 7
70
11
12
0
372
3.72
Baik
78
11
7
0
379
3.79
Baik
4
77
18
1
0
384
3.84
Baik
Keamanan transaksi perbankan 0
78
22
0
0
378
3.78
Baik
Bank
SS
Saudara
image/kesan
Rata
Ket.
memiliki
yang
baik
di 4
masyarakat.
Tabungan Berjangka(TASKA)
2
adalah nama tabungan yang 8
telah dikenal secara luas.
3
4
Desain
dan
warna
buku
Tabungan Berjangka menarik.
Desain kartu ATM Berjangka
Menarik.
Informasi pada buku tabungan
5
Berjangka
sesuai
sudah
dengan
lengkap
kebutuhan
nasabah.
Kantor cabang dan KCP Bank
6
Saudara
sudah
tersedia
berbagai lokasi.
ATM
7
Bank
Saudara
yang
sudah tersedia di berbagai 4
lokasi.
Kemampuan karyawan bank
8
Saudara dalam memberikan
informasi
yang
dibutuhkan
nasabah sudah baik.
9
80
di
Bank
Saudara
sudah
terjamin.
Penanganan
10
keluhan
ketidakpuasan
atas
nasabah
dilaksanakan dengan baik oleh
8
69
23
0
0
385
3.85
Baik
48
39
0
0
374
3.74
Baik
81
12
0
0
395
3.95
Baik
78
12
0
0
398
3.98
Baik
bank Saudara.
Setoran
11
awal
tabungan
Berjangka cukup rendah dan 13
terjangkau.
Suku
12
bunga
tabungan
Berjangka bank Saudara yang 7
kompetitif.
Saldo
13
minimum
yang
ditetapkan tabungan Berjangka 10
relatif ringan.
Jumlah
86
935
237
42
0
4965
49,65
Total
430
3740
711
84
0
4965
3,81
Persentase
8,66
75,32
14,32
1,70
0
100
Baik
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.19 di atas, diperoleh nilai rata-rata keseluruhan variabel X (atribut
produk), yaitu sebesar 3,81 yang pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini menunjukan bahwa
unsur-unsur atribut produk tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara dianggap baik.
Walau demikian ada faktor yang perlu diperhatikan terutama
pada pernyataan yang
mendapatkan nilai di bawah nilai rata-rata seperti pada pernyataan Desain buku tabungan
dan kartu ATM Berjangka Menarik sebesar 3,70 dan 3,71. Serta pernyataan mengenai
Kantor cabang dan KCP Bank Saudara sudah tersedia di berbagai lokasi sebesar 3,72.
Dengan demikian seharusnya perusahaan melakukan perbaikan mutu pada faktor-faktor
81
tersebut seperti medesain ulang atau memperbarui desain kartu ATM Berjangka, agar
banyak nasabah yang makin tertarik untuk menggunakan kartu ATM Berjangka. Misalnya
dengan merubah warna dan menambahkan sedikit gambar ,supaya terlihat lebih berwarna
kartu ATM tersebut. Selain itu, masalah lain yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah
tentang ketersediaan kantor cabang maupun kantor cabang pembantu PT. Bank Saudara
yang masih belum banyak, termasuk ketersediaan mesin ATM di berbagai lokasi, khususnya
daerah-daerah kecil atau kota-kota kecil agar para nasabah Bank Saudara tidak terlalu jauh
untuk menjangkaunya, sehingga nasabah tidak perlu menempuh jarak yang jauh untuk
mengunjungi kantor atau ATM, sehingga nasabah bisa terlayani dengan baik. Terakhir,
mungkin perusahaan perlu melakukan sosialisasi yang lebih agresif mengenai produk
tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara agar bisa dikenal lebih luas lagi oleh
masyarakat.
4.3
Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Menabung Nasabah Tabungan
Berjangka PT. Bank Saudara
Melalui pernyataan yang diberikan penulis dalam kuesioner yang disebarkan untuk
keperluan penelitian ini, dapat diketahui tanggapan responden terhadap keputusan
menabung nasabah tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara. Enam pernyataan yang
diajukan tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap
keputusan menabung.
Untuk memudahkan penilaian dari jawaban responden, maka kriteria penilaian dari
jawaban responden dibuat sebagai berikut :
Sangat Setuju (SS)
diberi bobot nilai 5
Setuju (S)
diberi bobot nilai 4
Cukup Setuju (CS)
diberi bobot nilai 3
Tidak Setuju (TS)
diberi bobot nilai 2
Sangat Tidak Setuju (STS)
diberi bobot nilai 1
Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden, untuk memudahkan
penilaian dari rata-rata tersebut, maka digunakan interval untuk menentukan panjang kelas
interval, maka digunakan rumus sebagai berikut :
82
P=
Dimana :
P
= Panjang kelas interval
Rentang
= Data terbesar – data terkecil
Banyak kelas = 5
Berdasarkan rumus di atas, maka panjang kelas interval adalah :
P=
= 0,8
Maka interval dari kriteria penilaian rata-rata diasumsikan sebagai berikut :
1,00 – 1,79
= Sangat Rendah
1,80 – 2,59
= Rendah
2,60 – 3,39
= Cukup Tinggi
3,40 – 4,19
= Tinggi
4,20 – 5,00
= Sangat Tinggi
Tabel 4.20
Tanggapan Responden Mengenai Kebutuhan Untuk Menabung
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
16
16
Setuju
74
74
Cukup Setuju
10
10
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.20 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
sebanyak 74 orang responden (74%) menyatakan setuju mengenai kebutuhan untuk
menabung. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa responden yang menjadi nasabah PT.
Bank Saudara, beralasan bahwa PT. Bank Saudara merupakan tempat pembayaran gaji di
83
kantor mereka. Namun secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar
responden merasa menabung merupakan suatu kebutuhan mereka.
Tabel 4.21
Tanggapan Responden Dalam Mencari Informasi Mengenai Produk Tabungan
Perbankan
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
6
6
Setuju
61
61
Cukup Setuju
33
33
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.21 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
sebanyak 61 orang responden (61%) menyatakan setuju dalam melakukan pencarian
informasi mengenai produk tabungan perbankan untuk memenuhi kebutuhan menabungnya.
Karena menurut para responden, ada yang sengaja untuk mencari informasi baik melalui
iklan-iklan di media massa atau media elektronik seperti internet. Ataupun secara tidak
sengaja mendapatkan informasinya, seperti mendapatkan rekomendasi dari teman atau sanak
keluarga. Jadi, secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan
pencarian informasi mengenai produk tabungan perbankan untuk memenuhi kebutuhan
menabungnya ada yang disengaja maupun tidak disengaja.
84
Tabel 4.22
Tanggapan Responden Dalam Melakukan Evaluasi Terhadap Berbagai Jenis Produk
Tabungan yang Ditawarkan Berbagai Bank
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
4
4
Setuju
21
21
Cukup Setuju
69
69
Tidak Setuju
6
6
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.22 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
sebanyak 69 orang responden (69%)menyatakan cukup setuju dalam melakukan evaluasi
terhadap berbagai jenis produk tabungan yang ditawarkan pada berbagai bank. Hal ini
menurut para responden perlu dilakukan, karena mereka bisa membandingkan kelebihan dan
kekurangan masing-masing produk tabungan yang ada, sehingga mereka akan merasa puas
dalam hal memilih tabungan. Sedangkan sisanya sebanyak 6 orang responden (6%)
menyatakan tidak melalui tahap ini secara langsung, dengan maksud tidak melalui evaluasi
langsung terhadap berbagai produk tabungan.
85
Tabel 4.23
Tanggapan Responden Dari Hasil Evaluasi Menilai Bahwa Produk Tabungan
Berjangka Lebih Baik Dari Pada Produk Sejenis Lainnya dan Sesuai dengan
Kebutuhan
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
3
3
Setuju
60
60
Cukup Setuju
30
30
Tidak Setuju
7
7
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.23 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
sebanyak 60 orang responden (60%) menyatakan setuju mengenai dari hasil evaluasi menilai
bahwa produk Tabungan Berjangka lebih baik daripada produk sejenis lainya dan sesuai
dengan kebutuhan. Hal ini menurut para responden, karena mereka sebelumnya sudah
terlebih dahulu memikirkan secara matang terhadap pilihan jenis tabungan yang tersedia di
bank tersebut. Dan akhirnya mereka menetapkan bahwa produk Tabungan Berjangka lebih
baik dari pada produk sejenis lainnya dan itu pun sesuai dengan kebutuhan masing-masing
nasabah. Sedangkan Sisanya sebanyak 7 orang responden (7%) menyatakan tidak setuju
dengan pernyataan tersebut. Dikarenakan produk Tabungan Berjangka tidak sesuai dengan
kebutuhan mereka.
86
Tabel 4.24
Tanggapan Responden Dalam Memutuskan Menabung Di PT. Bank Saudara
Menggunakan Tabungan Berjangka Hasil Dari Tahap Evaluasi
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
20
20
Setuju
57
57
Cukup Setuju
23
23
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.24 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
yaitu sebanyak 57 orang responden (57%) menyatakan setuju dalam memutuskan menabung
di PT. Bank Saudara menggunakan Tabungan Berjangka setelah melakukan evaluasi
terlebih dahulu. Menurut para responden, evaluasi yang dilakukan seperti membandingkan
keunggulan dan manfaat yang bisa didapat dari berbagai jenis produk tabungan, melihat
reputasi bank tersebut, dengan membandingkan saldo minimum, suku bunga yang
ditawarkan dan lain-lain.
Tabel 4.25
Tanggapan Responden Mengenai Perasaan Puas Setelah Menjadi Nasabah Tabungan
Berjangka Bank Saudara
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
0
0
Setuju
79
79
Cukup Setuju
21
21
87
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.25 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden hampir seluruh
responden merasa puas setelah menjadi nasabah tabungan Tandamata pada PT. Bank
Saudara yaitu sebanyak 79 orang responden (79%) , menyatakan setuju. Sisanya hanya 21
orang responden (21%) menyatakan cukup setuju. Karena menurut para responden, mereka
yang sudah menggunakan produk Tabungan Berjangka merasa mendapatkan manfaat dan
tercapai keinginan sesuai dengan kebutuhan yang telah direncanakan sebelumnya. Jadi
secara keseluruhan dapat dinyatakan pelayanan yang diberikan PT. Bank Saudara terutama
pada produk tabungan Berjangka sangat baik, karena terlihat dari jawaban responden hampir
seluruh responden yang merasa puas setelah menjadi nasabah tabungan Berjangka pada PT.
Bank Saudara.
Tabel 4.26
Analisis Keputusan Menabung Nasabah Tabungan Berjangka Pada PT. Bank Saudara
No
Pernyataan
SS
S
CS
TS
STS
Jml
Rata-
Ket.
Rata
Anda
1
kebutuhan
memiliki 16
74
10
0
0
406
4.06
Tinggi
61
33
0
0
373
3.73
Cukup
untuk
menabung.
Anda
2
mencari 6
informasi
mengenai
produk
tabungan
Tinggi
perbankan.
Anda
3
evaluasi
Melakukan 4
21
69
terhadap
0
323
3.23
Cukup
Tinggi
berbagai jenis produk
tabungan
6
yang
88
ditawarkan
berbagai
bank.
Dari
hasil
evaluasi 3
60
30
7
0
359
3.59
anda menilai bahwa
produk
Cukup
Tinggi
tabungan
Berjangka lebih baik
dari
pada
sejenis
produk
lainnya
sesuai
dan
dengan
kebutuhan.
Anda
memutuskan 20
57
23
0
0
397
3.97
untuk menabung di
4
Bank
Cukup
Tinggi
Saudara
menggunakan
tabungan Berjangka
Anda
5
merasa
puas 0
setelah
menjadi
nasabah
tabungan
Berjangka
79
21
0
0
379
3.79
Tinggi
Bank
Saudara.
Jumlah
49
352
186
13
0
2237
22,37
Total
245
1408
558
26
0
2237
3,72
Persentase
10,95
62,95
24,94 1,16
0
100
Tinggi
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.26 di atas, diperoleh nilai rata-rata keseluruhan variabel Y (keputusan
menabung), yaitu sebesar 3,72 yang artinya tinggi karena berada pada interval 3,40 – 4,19.
Hal ini menunjukkan bahwa keputusan menabung nasabah pada tabungan Berjangka PT.
Bank Saudara tinggi, walau demikian ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh
pihak PT. Bank Saudara agar dilakukan peningkatan baik dalam hal kualitas produk,
pelayanan dan pengenalan produk atau promosi produk, sehingga diharapkan dapat
menambah jumlah nasabah dan meningkatkan keputusan menabung konsumen pada produk
PT. Bank Saudara, terutama produk tabungan Berjangka.
89
4.4
Uji Validitas dan Realibilitas
Nilai validitas masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai Corrected Item-Total
Correlation masing-masing butir pertanyaan. Dengan menggunakan jumlah 100 responden.
Berdasarkan data perhitungan SPSS koefisiensi korelasi (r) diketahui bahwa seluruh korelasi
item variabel X (atribut produk) lebih besar dari r tabel atau 0,195, maka instrumen
dinyatakan valid. Begitu pula untuk variabel Y (keputusan pembelian), jika korelasi item
variabel Y (keputusan pembelian) lebih besar dari r tabel atau 0,195, maka instrumen
dinyatakan valid. Untuk menguji tingkat validitas kuesioner yang disebarkan kepada para
responden penulis menggunakan program SPSS. Berikut ini merupakan hasil uji validitas
dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 100 orang dan item kuesioner dengan
jumlah 19 pertanyaan dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.27
Uji Validitas Atribut Produk
Item-Total Statistics
Pertanyaan
R
R tabel
Keterangan
hitung
X1
.530
0,195
Valid
X2
.335
0,195
Valid
X3
.202
0,195
Valid
X4
.597
0,195
Valid
X5
.635
0,195
Valid
X6
.299
0,195
Valid
X7
.239
0,195
Valid
X8
.507
0,195
Valid
X9
.413
0,195
Valid
X10
.320
0,195
Valid
X11
.324
0,195
Valid
X12
.428
0,195
Valid
X13
.352
0,195
Valid
90
Tabel 4.28
Uji Validitas Keputusan Pembelian
Item-Total Statistics
Pertanyaan
R
R tabel
Keterangan
hitung
Y1
.644
0,195
Valid
Y2
.297
0,195
Valid
Y3
.572
0,195
Valid
Y4
.253
0,195
Valid
Y5
.381
0,195
Valid
Y6
.420
0,195
Valid
Pada nilai r hitung atau Corrected Item Total Correlation masing-masing butir
pernyataan bernilai lebih dari 0,195, dengan demikian dapat dikatakan semua item dalam
kuesioner dapat dinyatakan valid.
Dalam pengujian reliabilitas menggunakan SPSS, langkah yang ditempuh yaitu sama
dengan langkah pengujian validitas karena output keduanya bersamaan muncul.
Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach’s
Alpha > 0,60. Berikut ini adalah hasil uji realibilitas dengan menggunakan SPSS :
91
Tabel 4.29
Kriteria Uji Realibilitas variabel X
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.758
N of Items
.778
13
Tabel 4.30
Kriteria Uji Realibilitas variabel Y
Reliability Statistics
Cronbach's
Cronb
Alpha Based on
ach's
Standardized
N
Alpha
Items
Items
.681
.699
6
of
Pada nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 yaitu 0,758 dan 0,681 dengan demikian dapat
dikatakan semua item pernyataan dalam kuesioner adalah reliabel.
4.5
Analisa Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian PT. Bank
Saudara KC Wastukencana Bandung
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian
PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung, perlu dilakukan uji korelasi (hubungan).
Analisis korelasi digunakan untuk mengukur derajat kerataan hubungan antara variabel
variabel independent (X) dengan variabel dependent (Y). Berikut hasil analisis koefisien
korelasi Rank Sperman digunakan dengan program SPSS.
92
4.5.1
Koefisien Korelasi Rank Spearman
Tabel 4.31
Perhitungan Korelasi Rank Spearman Variabel X dan Variabel Y
Correlations
Average_X
Spearman's rho
Average_X
Correlation Coefficient
1.000
Sig. (1-tailed)
.615
**
.
.000
100
100
**
1.000
Sig. (1-tailed)
.000
.
N
100
100
N
Average_Y
Average_Y
Correlation Coefficient
.615
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Rank Spearman, maka diperoleh nilai rs
sebesar 0,615. Karena nilai rs berada diantara 0,600-0,799, maka hubungan antara atribut
produk dengan keputusan menabung dapat dikatakan kuat, seperti yang tertera pada tabel
4.39 sebagai berikut :
93
Tabel 4.32
Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai rs
Interval
Tingkat
Korelasi
Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Lemah
0,20 – 0,399
Lemah
0,40 – 0,599
Cukup Kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber : Riduwan (2003:228)
4.5.2 Koefisien Determinasi
Untuk menghitung besarnya pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung
nasabah tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara dalam bentuk persentase, maka
digunakan perhitungan koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut:
Kd = (rs)2 x 100%
= 0,6152 x 100%
= 37,82%
Besarnya pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung nasabah tabungan
Berjangka pada PT. Bank Saudara adalah sebesar 37,82% dan sisanya 62,18% dipengaruhi
oleh faktor lainnya yang tidak diteliti oleh penulis misalnya promosi, brand image dan
kualitas pelayanan.
4.5.3 Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis, maka dilakukan uji satu pihak
kanan dengan hipotesis sebagai berikut :
94
Ho : rs ≤ 0
menunjukan bahwa atribut produk tidak memiliki pengaruh positif
Ha : rs > 0
menunjukan bahwa atribut produk memiliki pengaruh positif terhadap keputusan
terhadap keputusan menabung.
menabung.
Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan kriteria sebagai berikut :
Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho akan ditolak dan Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel maka Ho akan diterima dan Ha ditolak.
Dimana derajat kebebasan (df) adalah :
df = n - (k+1)
= 100 – (1+1)
= 100 – 2 = 98
hitung
Dimana tingkat kekeliruan ( ) yang digunakan sebesar 5%. Untuk menetapkan nilai t
dipergunakan rumus sebagai berikut :
t hitung = rs
(
t hitung = 0,615
1
t hitung = 7,71825
2)
,
2
dan
t tabel = t ( ;
)
= (0,05 ; 98)
Karena dalam tabel tidak ditemukan df = 98 maka dicari melalui perhitungan sebagai
berikut :
Diketahui t (0,05 ; 120) = 1,658
t (0,05 ; 60)
= 1,671
maka untuk df = 98
=
1,6
.
95
38
− 1,671
=
22 1,658 −
38 (x- 1,671) = 22 (1,658-x)
38x + 22x = 63,004+36,762
60x
= 99,766
= 1.663
Diketahui x = 1,663 maka untuk t (0,05 ; 98 ) adalah sebesar 1,663
Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa t
hitung
= 7,718 lebih besar dari t
tabel
=
1,663. Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka atribut produk memiliki pengaruh
positif terhadap keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka pada PT. Bank
Saudara. Untuk lebih jelasnya, pengujian hipotesisnya akan disajikan dalam gambar berikut
ini :
Gambar 4.1
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
dengan Uji Satu Pihak
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
0
1,663
(t tabel)
96
7,718
(t hitung)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari pendahuluan sampai dengan
pembahasan mengenai Pengaruh Atribut Produk Tabungan Berjangka Terhadap Keputusan
Menabung Nasabah Pada PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana Bandung, maka
penulis mencoba untuk menarik beberapa kesimpulan. Selain itu penulis mencoba memberikan
beberapa saran sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan di masa yang akan datang.
Adapun kesimpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut :
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan melalui analisa data statistik dari kuesioner
yang disebarkan, observasi dan wawancara maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
PT. Bank Saudara berusaha menampilkan dirinya sebagai bank yang siap melayani
nasabah serta selalu mengutamakan keinginan dan kepentingan nasabah, sehingga dapat
meningkatkan keputusan menabung. Hal ini mendorong pihak PT. Bank Saudara untuk
lebih meningkatkan atribut produk yang dimilikinya. Berikut merupakan atribut produk
yang dimiliki oleh PT. Bank Saudara KC Wastukencana :
-
Penetapan merek yang dilakukan oleh PT. Bank Saudara KC pada produk
TASKA merupakan kepanjangan dari Tabungan Berjangka.
-
Tabungan Berjangka memiliki buku tabungan dan kartu ATM yang didominasi
dengan warna Abu disertai dengan logo PT. Bank Saudara dengan warna ungu.
-
Pada buku tabungan Berjangka terdapat informasi dan keterangan yang cukup
lengkap mengenai aktifitas transaksi.
-
PT. Bank Saudara telah memiliki jaringan kantor dan mesin ATM yang cukup
banyak dan tersebar di Indonesia (khusunya P. Jawa dan Bali), memberikan jasa
layanan selama 24 jam. Kemampuan karyawan dalam memberikan informasi
mengenai produk atau pelayanan yang dibutuhkan oleh nasabah.
-
Pihak PT. Bank Saudara memberikan kemudahan bagi nasabah untuk
menyampaikan keluhan, menjamin keamanan uang yang disimpan oleh
nasabahnya dan menjamin kerahasiaan data dan informasi nasabah.
97
-
PT. Bank Saudara membebaskan nasabah Tabungan Berjangka menetapkan
setoran awal dan saldo minimum (Minimal Rp.50.000) Tidak ada biaya
administrasi per bulan. Biaya penutupan.rekening ditentukan sendiri oleh
nasabah.
-
Tanggapan responden terhadap atribut produk Tabungan Berjangka yang
dilakukan oleh PT. Bank Saudara dapat dikatakan baik yaitu sebesar 3,81 yang
artinya baik karena berada pada interval 3,40-4,19. Hal ini menunjukan bahwa
unsur-unsur atribut produk tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara
dianggap baik. Walau demikian ada faktor yang perlu diperhatikan terutama
pada pernyataan yang mendapatkan nilai (Tidak setuju) yang cukup banyak
seperti pada pernyataan Desain kartu ATM Berjangka Menarik dan mengenai
Kantor cabang dan KCP Bank Saudara sudah tersedia di berbagai lokasi.
Faktor-faktor tersebut perlu mengalami perbaikan pada masalah desain kartu
ATM dan penambahan baik kantor cabang maupun kantor cabang pembantu,
sehingga semakin banyak orang melakukan transaksi di ATM dan menjangkau
para nasabah PT. Bank Saudara.
2.
Tanggapan responden mengenai keputusan menabung pada tabungan Berjangka PT.
Bank Saudara dikatakan tinggi yaitu sebesar 3,72 karena berada pada interval 3,40 –
4,19. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan menabung nasabah pada tabungan
Berjangka PT. Bank Saudara tinggi, walau demikian ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan oleh pihak PT. Bank Saudara agar dilakukan peningkatan, baik dalam hal
kualitas produk, pelayanan dan pengenalan produk sehingga diharapkan dapat
menambah jumlah nasabah PT. Bank Saudara terutama pada produk tabungan
Berjangka.
3.
Pengaruh atribut produk tabungan Berjangka terhadap keputusan menabung nasabah
pada PT. PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung berdasarkan hasil perhitungan
korelasi Rank Spearman diperoleh nilai rs sebesar 0,615 yang termasuk kategori cukup
kuat. Besarnya pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung pada PT. Bank
Saudara sebesar 37,82% . Hal ini berarti bahwa atribut produk mempengaruhi
keputusan menabung sebesar 37,82 % dan sisanya sebesar 62,18%, dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diukur oleh penulis, misalnya promosi, brand image, kualitas
98
pelayanan dan lain-lain. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan distribusi t diperoleh
hasil t
hitung
> t
tabel
= 7,718 > 1,663. Dengan demikian, maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Ini berarti atribut produk tabungan Berjangka memiliki pengaruh positif
terhadap keputusan menabung nasabah PT. Bank Saudara. Dengan demikian hipotesis
yang diajukan pada Bab I yaitu “Atribut Produk tabungan Berjangka berpengaruh
positif terhadap keputusan menabung nasabah PT. Bank Saudara KC
Wastukencana Bandung”, dapat diterima.
5.2
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis mencoba
memberikan beberapa saran atau masukan yang mungkin dapat berguna dan menjadi
pertimbangan bagi kemajuan perusahaan di masa yang akan datang, diantaranya:
1. PT. Bank Saudara perlu lebih memperhatikan atribut produknya yang memiliki nilai
di bawah rata-rata atribut produk dan dianggap kurang baik oleh nasabah. Dari
seluruh atribut produk tabungan Berjangka yang memiliki nilai di bawah rata-rata,
seperti pada pernyataan Desain kartu ATM Berjangka Menarik. Sebaiknya
perusahaan melakukan perubahan terhadap desain kartu ATM, khusunya kartu ATM
Berjangka. Misalnya dengan merubah warna kartu (memakai warna yang lebih hidup
dan cerah, seperti biru, kuning, hijau atau merah) lalu merubah pola gambar yang
biasa, dengan mengisi dengan sebuah corak atau hiasan gambar yang lebih menarik,
terakhir bisa dengan menambahkan foto pemilik kartu ATM. Sehingga lebih menarik
dan berbeda dengan kartu ATM dari bank lain.
2. Ketersediaan kantor cabang dan kantor cabang pembantu yang masih minim, ini juga
harus menjadi perhatian khusus bagi PT. Bank Saudara. PT.Bank Saudara harus
segera mempercepat pembangunan kantor-kantor cabang maupun kantor cabang
pembantu yang baru di daerah-daerah yang masih kekurangan kantor operasional.
Hal ini agar para nasabah terjangkau dan tidak perlu menempuh jarak jauh untuk
melakukan transaksi perbankan di PT. Bank Saudara. Selain penambahan kantor
cabang baru, harus diimbangi juga dengan ketersediaan mesin ATM yang memadai.
3. PT. Bank Saudara dengan salah satu produknya yaitu Tabungan Berjangka, atau
dikenal dengan TASKA.mungkin telah cukup dikenal secara luas oleh masyarakat
99
Indonesia. Tapi promosi yang dilakukan terhadap produk tersebut masing kurang
cukup. Dan PT. Bank Saudara perlu melakukan sosialisasi yang lebih agresif lagi
mengenai produk tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara. Hal ini dapat
dilakukan dengan membuat iklan tentang produk Tabungan Berjangka, baik itu di
media cetak maupun elektronik. Adapun cara yang lain, seperti melakukan public
relation yang menarik dengan cara melaksanakan pemasaran khusus yang
melibatkan orang banyak, seperti “Jalan Sehat Bersama Berjangka PT. Bank
Saudara”, sosialisasi mengenai pentingnya menabung dengan tema “Tabungan
Berjangka, untuk masa depan anda” mulai dari sekolah hingga perguruan tinggi.
Ketiga item ini, perlu segera ditindaklanjuti oleh PT. Bank Saudara agar para nasabah
merasa puas dan bisa menambah nasabah yang lebih banyak lagi. Dan Semoga kedepanya, PT.
Bank Saudara bisa semakin maju dan berkembang lebih baik lagi dari sebelumnya.
100
Download