BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kinerja

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Kinerja Perusahaan
Keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya dan
memenuhi kebutuhan masyarakat sangat bergantung dari kinerja
perusahaan
dan
manajer
perusahaan
didalam
pelaksanaan
tanggungjawabnya.
1. Definisi Kinerja
Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang
memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi
kerja. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan
kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan
memberikan kontribusi pada ekonomi (Armstrong dan Baron, 1998)
dalam (Wibowo, 2013). Dengan demikian, kinerja adalah tentang apa
yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
Menurut Mulyadi (2011) adalah keberhasilan personel, tim, atau
unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah
ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan. Keberhasilan
pencapaian sasaran strategik yang menjadi basis pengukuran kinerja
perlu ditentukan ukurannya, dan ditentukan inisiatif strategik untuk
9
10
mewujudkan sasaran tersebut. Sasaran strategik beserta ukurannya
kemudian digunakan untuk menentukan target yang akan dijadikan
basis penilaian kinerja untuk menentukan penghargaan yang akan
diberikan kepada personel, tim, atau unit organisasi.
2. Pengukuran kinerja
Menurut Wibowo (2013) pengukuran kinerja yang tepat dapat
dilakukan dengan cara:
a. Memastikan bahwa persyaratan yang diinginkan pelanggan
terpenuhi.
b. Mengusahakan standar kinerja untuk menciptakan bandingan.
c. Mengusahakan jarak bagi orang untuk memonitor tingkat kinerja.
d. Menetapkan arti penting masalah kualitas dan menentukan apa yang
perlu prioritas perhatian.
e. Menghindari konsekuensi dari rendahnya kualitas.
f. Mempertimbangkan penggunaan sumber daya.
g. Mengusahakan umpan balik untuk mendorong usaha perbaikan.
Jadi, ukuran ukuran ini dapat dilihat sebagai faktor kesuksesan
kritis saat ini dan masa depan. Jika faktor-faktor ini diperbaiki, maka
perusahaan telah menerapkan strateginya.Kesuksesan suatu strategi
tergantung pada strategi itu sendiri.Sistem pengukuran kinerja secara
ringkas merupakan mekanisme perbaikan lingkungan organisasi agar
berhasil dalam menerapkan strategi perusahaan.
11
3. Dasar Ukuran Kinerja
Thor mengemukakan adanya tiga dasar pengembangan ukuran
kinerja sebagai alat untuk meningkatkan efektivitas organisasi
(Armstrong dan Baron, 2007) dalam Wibowo, (2013), yaitu sebagai
berikut:
a. Apa
yang diukur semata-mata ditentukan oleh apa yang
dipertimbangkan penting oleh pelanggan.
b. Kebutuhan pelanggan diterjemahkan menjadi prioritas strategis dan
rencana strategis mengindikasikan apa yang harus diukur.
c. Memberikan perbaikan kepada tim dengan mengukur hasil dari
prioritas strategis, memberi kontribusi perbaikan lebih lanjut
dengan mengusahakan motivasi tim, dan informasi tentang apa
yang berjalan dan tidak berjalan.
Dengan
demikian,
tujuan
ukuran
kinerja
adalah
untuk
memberikan bukti apakah hasil yang diinginkan telah tercapai atau
belum dan apakah muatan yang terdapat di tempat pekerja
memproduksi hasil tersebut.
2.1.2. Rasio Keuangan
Dari Wikipedia Bahasa Indonesia, Rasio Keuangan atau Financial
Ratio merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja
suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat
12
pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas).
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical
relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Dalam Ardiyos (2008) dalam Rubianti (2013) Rasio adalah
perbandingan matematis yang menunjukan hubungan antara pos-pos
laporan keuangan, bersifat informatif untuk memberikan gambaran
kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan terutama apabila angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standar.
Rasio keuangan dapat dianalisis dengan beberapa cara, Margaretha
(2011) diantaranya:
1). Analisis horizontal/trend analysis, yaitu perbandingan rasio-rasio
keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu. Trend dapat dilihat
dari rasio-rasio perusahaan selama kurun waktu tertentu.
2). Analisis vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan
perusahaan dengan rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis
atau industri untuk waktu yang sama.
3). Kombinasi (1) dan (2)
13
2.1.2.1. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
1. Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini
dipengaruhi
oleh
cara
penafsirannya
dan
bahkan
dapat
dimanipulasi.
2. Seorang manajer keuangan harus berhati-hati dalam penilaian
apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian
gabungan
tentang
sebuah
perusahaan,
berdasarkan
suatu
kumpulan rasio-rasio.
3. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan
bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin
dengan baik.
4. Dalam menganalisis setiap rasio, angka-angka yang diperoleh dan
perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti
bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi: 1). Adanya
perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat
risiko yang hampir sama; 2). Adanya analisis kecenderungan
(trend) dari setiap rasio pada tahun – tahun sebelumnya.
5. Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak
menunjukkan
kinerja
perusahaan
yang
baik.
Kebanyakan
perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata-
14
rata industri. Oleh karena itu, lebih tepat jika difokuskan pada
industry leader's ratios.
2.1.2.2.Jenis Analisa Rasio Keuangan
Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan
elemen-elemen laporan keuangan, Sutrisno (2012). Ada dua
pengelompokan jenis-jenis risiko keuangan. Pertama, rasio menurut
sumber darimana rasio dibuat dan dapat dikelompokan menjadi:
1). Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratios) merupakan rasio yang
menghubungkan elemen-elemen yang ada pada neraca saja,
seperti current ratio, cash ratio, debt to equity ratio, dan
sebagainya.
2). Rasio-rasio Laporan Rugi-laba (Income Statement Ratios) yaitu
rasio yang menghubungkan elemen-elemen yang ada pada
laporan rugi-laba saja, seperti profit margin, operating ratio, dan
lain-lain.
3). Rasio-rasio antar laporan (Inter Statement Ratios) rasio yang
menghubungkan elemen-elemen yang ada pada dua laporan,
neraca dan laporan laba-rugi, seperti return on investment, return
on equity, asset turnover dan lainnya.
15
Sedangkan kedua, jenis rasio yang menurut tujuan penggunaan
rasio yang bersangkutan. Rasio-rasio ini dapat dikelompokan
menjadi:
1. Rasio likuiditas
Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan
dalam
pendeknya.Menurut
kemampuan
membayar
Sutrisno
perusahaan
hutang-hutang
(2012)
untuk
Likuiditas
membayar
jangka
adalah
kewajiban-
kewajibannya yang segera harus dipenuhi.
Menurut Horne (2012) rasio likuiditas digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi liabilitas
jangka pendeknya.Rasio ini membandingkan liabilitas jangka
pendek dengan sumber daya jangka pendek (atau lancar) yang
tersedia untuk memenuhi liabilitas tersebut.
Menurut
Margaretha
(2011)
adalah
rasio
yang
memperlihatkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya terhadap
utang lancar, yaitu sebagai berikut:
a. Current Ratio
Menurut
membandingkan
Sutrisno
antara
(2012)
aktiva
adalah
lancar
rasio
yang
yang
dimiliki
perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar
16
meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva
lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi
hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan
hutang lainnya yang segera harus dibayar.
Aktiva Lancar
Current Ratio :------------------Hutang Lancar
Sumber: Sutrisno, (2012)
b. Quick Ratio/Acid Test Ratio
Menurut Sutrisno (2012) adalah rasio antara aktiva
lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar.
Rasio ini menunjukan besarnya alat likuid yang paling cepat
yang bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar.
Aktiva Lancar-Persediaan
Quick Ratio =--------------------------------Hutang Lancar
Sumber: Sutrisno, (2012)
2. Rasio Leverage
Menurut Sutrisno (2012) rasio leverage menunjukan
seberapa besar kebutuhan dana perusahaan membelanjai dengan
hutang. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage atau
leverage faktornya = 0, artinya perusahaan dalam beroperasi
17
sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan
hutang. Semakin rendah leverage faktor, perusahaan mempunyai
resiko yang kecil bila kondisi ekonomi merosot, dan sebaliknya
jika besar tingkat leverage perusahaan, akan semakin besar jumlah
hutang yang digunakan, dan semakin besar resiko bisnis yang
dihadapi terutama apabila kondisi perekonomian memburuk.
Rasio leverage yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan yakni:
a. Total Debt to Total Asset Ratio
Rasio total hutang dengan aktiva yang biasa disebut rasio
hutang (debt ratio), mengukur prosentase besarnya dana yang
berasal dari hutang, Sutrisno (2012). Yang dimaksut dengan
hutang adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan
baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang.
Kreditor lebih menyukai debt ratio yang rendah sebab tingkat
keamanan dananya menjadi semakin baik. Untuk mengukur
besarnya debt ratio bisa dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Total Hutang
Debt Ratio =-------------------------x 100%
Total Aktiva
Sumber: Sutrisno, (2012)
18
b. Debt to Equity Ratio
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity
ratio) merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri, Sutrisno (2012). Semakin
tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit
dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan, sebaiknya
besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar
beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Untuk pendekatan
konservatif, besarnya hutang maksimal sama dengan modal
sendiri, artinya debt to equitynya maksimal 100%. Untuk
menghitung debt to equity ratio bisa menggunakan sebagai
berikut:
Total Hutang
Debt to Equity Ratio =--------------------- x 100%
Modal sendiri
Sumber: Sutrisno, (2012)
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas ini mengukur seberapa besar efektifitas
perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya, Sutrisno
(2012).Rasio
aktivitas
dinyatakan
sebagai
perbandingan
penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Elemen aktiva sebagai
penggunaan dana seharusnya bisa dikendalikan agar bisa
19
dimanfaatkan
secara
optimal.
Semakin
efektif
dalam
memanfaatkan dana semakin cepat perputaran dana tersebut,
karena rasio aktivitas umumnya diukur dari perputaran masingmasing elemen aktiva. Yang termasuk rasio aktivitas meliputi:
a. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turnover)
Menurut Sutrisno (2012) perputaran aktiva tetap
merupakanperbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap.
Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana
yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan,
dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah
penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan pada aktiva tetap.
Penjualan
Perputaran Aktiva tetap= ---------------------Aktiva tetap
Sumber: Sutrisno, (2012)
b. Perputaran Aktiva
Menurut Sutrisno (2012) merupakan ukuran efektifitas
pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan.Semakin
besar perputaran aktiva semakin efektif perusahaan mengelola
aktivanya.
20
Penjualan
Perputaran Aktiva =---------------------Total Aktiva
Sumber: Sutrisno, (2012)
4. Rasio Profitabilitas
Menurut Sutrisno (2012) untuk mengukur seberapa besar
tingkat
keuntungan
yang
perusahaan.Semakin besar tingkat
dapat
diperoleh
keuntungan
oleh
menunjukan
semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Rasio
keuntungan dapat diukur dengan beberapa indikator yakni:
a. Profit Margin
Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan
yang dicapai, (Sutrisno, 2012). Rumus yang bisa digunakan
adalah sebagai berikut:
EAT
Profit Margin = ------------------ x 100%
Penjualan
Sumber: (Sutrisno, 2012)
b. Return On Asset
Return On Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas
ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
21
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba
sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Sutrisno, 2012).
EBIT
Return On Asset= ----------------- x 100%
Total Aktiva
Sumber: (Sutrisno, 2012)
2.1.2.3. Pengguna Analisa Rasio
Rasio
yang
dihasilkan
dapat
mengungkapkan
kondisi
perusahaan dengan jelas maka rasio tersebut harus dibandingkan
dengan suatu standar ukuran (tolak ukur).
Adapun tolak ukur dalam Munawir (2007) dalam Rubianti
(2013) antara lain:
a. Standar ratio atau rasio rata-rata dari seluruh industri semacam
dimana perusahaan yang data keuangannya sedangdianalisa
menjadi anggotanya.
b.
Rasio
yang
telah
ditentukan
dalam
budget
perusahaan
yangbersangkutan.
c. Rasio-rasio yang semacam di waktu-waktu yang lalu (rasio
historis) dari perusahaan yang bersangkutan.
22
d. Rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang
merupakanpesaing perusahaan yang dinilai cukup baik/berhasil
dalam usahanya.
2.1.3. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi
yang meliputi dua laporan utama yakni Neraca dan Laporan Laba-Rugi.
Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi
keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan (Sutrisno,
2012).
Laporan Keuangan Menurut Harrison (2011) adalah dokumen
bisnis yang digunakan perusahaan untuk melaporkan hasil aktifitasnya
kepada berbagai kelompok pemakai yang dapat meliputi manajer,
investor, kreditor, dan agen regulator.
Menurut Kartikahadi (2012) adalah media utama bagi suatu entitas
untuk mengkomunikasikan informasi keuangan oleh manajemen kepada
para pemangku kepentingan. Laporan keuangan pada umumnya disusun
dan dilaporkan berupa Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi
Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Catatan
atas Laporan Keuangan, dan Laporan Posisi Keuangan.
23
Laporan Keuangan menurut Giri (2012) adalah alat pokok secara
formal digunakan untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak
luar perusahaan.Laporan keuangan terdiri Laporan Posisi Keuangan,
Laporan Laba Rugi Komprehensif, Laporan Arus Kas, dan Laporan
Perubahan Ekuitas.
Menurut Priatna (2010) hasil akhir dari suatu proses akuntansi
adalah laporan keuangan yang diperlukan bagi pihak intern maupun
ekstern. Pihak intern meliputi pimpinan dan pemilik perusahaan, dan
karyawan. Sedangkan pihak ekstern, antara lain: supplier, investor,
maupun pihak lain yang membutuhkan informasi keuangan tersebut. Dari
laporan ini akan diambil keputusan-keputusan ekonomis oleh mereka
yang membutuhkan laporan keuangan.
2.1.3.1. Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan terdiri dari :
1. Neraca
Menurut Margaretha (2011) Neraca berisi laporan sistematis
keadaan aktiva (asset), utang (liabilities) dan modal sendiri
perusahaan pada saat tertentu.
Menurut Priatna (2010) suatu daftar yang menggambarkan
ringkasan jenis harta (aktiva), kewajiban dan modal suatu
perusahaan pada periode tertentu. Tujuannya adalah untuk
24
menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal
tertentu, dan biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan
ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal, sehingga neraca
sering disebut Balance Sheet. Dalam neraca akan diperlihatkan
persamaan dasar akuntansi sebagai berikut.
Aktiva: Kewajiban + Modal
Sumber: Ratna Budi Priatna, (2010)
Neraca terdiri dari tiga unsur laporan keuangan yaitu Aktiva
(Assets), Kewajiban (Liabilites) dan Modal/Ekuitas, yaitu:
a. Aktiva
Dalam Priatna (2010) adalah seluruh sumber daya
ekonomis yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan aktifitas
usahanya. Untuk perusahaan klasifikasi yang umumnya berlaku
untuk harta adalah:
1. Aktiva Lancar
Penggolongan harta/aktiva tergantung dari jangka waktu
rata-rata yang diperlukan oleh aktiva yang bersangkutan
untuk beralih untuk kembali menjadi uang atau dengan kata
lain diklasifikasikan menurut urutan likuiditas. Jika jangka
waktunya kurang dari atau maksimal satu tahun, maka aktiva
tersebut dapatdigolongkan kedalam harta lancar. Menurut
Harrison (2011) Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan
25
akan dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi selama
12 bulan kedepan atau dalam siklus operasi bisnis. Aktiva
lancar pada umumnya meliputi:
1). Kas (cash) adalah asset likuid yang berfungsi sebagai
media pertukaran, dan ekuivalen kas yang meliputi akun
pasar uang atau instrument keuangan lainnya yang dapat
dengan mudah dikonversi menjadi kas.
2). Investasi jangka pendek seperti deposito di bank, suratsurat berharga yang berwujud saham, obligasi dan surat
hipotek, serta surat berharga lainnya.
3). Piutang adalah jumlah yang diharapkan dapat ditagih
perusahaan dari para debitornya.
4). Persediaan barang dagang adalah aktiva lancar tersebar
perusahaan.
5). Beban dibayar dimuka merupakan jumlah yang dibayar
dimuka untuk iklan, asuransi, dan perlengkapan.
2. Aktiva Tetap
Menurut Priatna (2010) yaitu harta yang digunakan oleh
perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifat
relative tetap atau apabila jangka waktu perputarannya lebih
dari satu tahun. Misalnya berikut ini:
26
1). Tanah adalah nilai tanah yang dimiliki perusahaan dan
mungkin diatasnya telah berdiri bangunan gedung.
2). Bangunan maksudnya adalah bangunan gedung yang
dimiliki
oleh
perusahaan
yang
digunakan
untuk
melaksanakan usaha perusahaan seperti bangunan pabrik,
gedung, toko atau bangunan kantor.
3). Peralatan meliputi harta yang umurnya lama seperti, meja
kursi untuk administrasi, computer, printer, almari, dan
lain-lain.
4). Kendaraan, kendaraan yang digunakan untuk menunjang
operasional perusahaan, seperti mobil dan motor.
3. Aktiva Tidak Berwujud
Menurut Priatna (2010: 37) yaitu harta yang memiliki
nilai ekonomis buat perusahaan namun wujud fisiknya tidak
dapat dilihat secara fisik, misalnya: merk dagang, hak paten,
lisensi, hak cipta, dan lain-lain.
b. Kewajiban
Menurut Priatna (2010) yaitu kewajian yang harus
diselesaikan oleh perusahaan kepada pihak luar perusahaan
akibat transaksi dimasa lalu.Sering juga dikatakan bahwa
kewajiban ini merupakan modal yang berasal dari luar
perusahaan.
27
Klasifikasi
Kewajiban
diatur
berdasarkan
urutan
jatuh
temponya, meliputi:
1. Kewajiban Jangka Pendek/ hutang lancar
Merupakan utang jangka pendek yang harus dilunasi dalam
waktu maksimum atau satu tahun dalam siklus akuntansi normal.
Misalnya antara lain:
a). Utang Usaha adalah utang yang timbul akibat membeli
barang berupa perlengkapan, peralatan, peralatan atau
menerima jasa pihak ketiga yang tidak dibayar tunai pada
saat transaksi pembelian.
b). Rekening yang masih harus dibayar yaitu beban-beban yang
masih harus dibayar karena prestasinya/jasa sudah diterima,
misalnya utang gaji, utang upah, dan lain-lain.
c). Utang Pajak adalah jumlah yang terutang kepada berbagai
otoritas pajak
d). Hutang Wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji
tertulis(yang
diatur
dengan
undang-undang)
untuk
melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu
tertentu di masa yang akan datang.
28
2. Kewajiban Jangka Panjang
Utang yang dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun,
misalnya: pinjaman obligasi, utang jangka panjang,lainnya
seperti pinjaman ke bank.
c. Modal
Menurut Priatna (2010) adalah nilai lebih dari harta
perusahaan setelah dikurangi jumlah utang dan selisih ini
merupakan hak milik dari pemilik perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi
Munurut pura (2013) adalah laporan yang menunjukan
kemampuan perusahaan atau entitas bisnis dalam menghasilkan
keuntungan selama suatu periode tertentu.Dalam laporan laba rugi
terdapat unsur akun nominal, yakni akun pendapatan dan akun
beban. Dengan laporan laba rugi dapat diketahui sejauh mana
perkembangan perusahaan, apakah mengalami kemajuan dalam
artian mendapat keuntungan atau mengalami kebangkrutan dalam
artian menderita kerugian.
Perusahaan mengalami keuntungan atau laba apabila jumlah
pendapatan
melebihi
jumlah
beban,
sebaliknya
perusahaan
mengalami kerugian apabila jumlah beban melebihi jumlah
pendapatan.
29
Komponenlaporan laba rugi, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Penjualan (Sales), Penjualan merupakan pendapatan yang timbul
dari pelaksanaan aktivitas normal perusahaan.
b. Harga pokok penjualan (Cost of Goods Sold), Harga pokok
penjualan merupakan harga pokok dari barang yang dijual untuk
menghasilkan penjualan, dimana harga pokok ini merupakan
komponen terbesar dari seluruh biaya yang dilaporkan dilaporan
laba rugi.
c. Biaya Operasional (Operating Expenses), Biaya usaha yang
timbul sehubungan dengan penjualan barang dan jasa dan
penyelenggaraan fungsi administrasi dan umum dari perusahaan
yang bersangkutan.
3. Laporan Laba ditahan/ Laporan perubahan ekuitas
Munurut Pura (2013) Laporan Perubahan Ekuitas adalah
laporan yang menggambarkan perubahan ekuitas suatu perusahaan
dalam satu periode tertentu. Jika perusahaan berbentuk perseroan
terbatas, maka laporan yang digunakan adalah laporan laba ditahan.
Laporan laba ditahan adalah laporan yang menggambarkan
perubahan posisi laba ditahan suatu perusahaan selama periode
tertentu.
30
2.1.3.2.Pemakai Informasi Akuntansi
Pihak-pihak yang berkepentingan munurut Pura (2013)
terhadap informasi akuntansi adalah:
a.
Investor, orang-orang atau lembaga yang akan menanamkan
modalnya dalam suatu perusahaan, biasanya dalam suatu
perusahaan, biasanya dalam bentuk uang atau asset lainnya.
Investor membutuhkan informasi laporan keuangan untuk
membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau
menjual investasi di perusahaan tertentu.
b.
Karyawan, orang yang bekerja dalam perusahaan dan
memperoleh imbalan jasa dari perusahaan tersebut.
c.
Kreditor, orang atau perusahaan yang memberikan pinjaman
dana kepada perusahaan untuk berbagai keperluan usaha.
Kreditor membutuhkan informasi laporan keuangan untuk
memutuskan apakah jumlah pinjaman yang diberikan akan
dibayar oleh perusahaan sesuai jatuh tempo.
d.
Pemasok, orang atau perusahaan yang menjual berbagai barang
kepada perusahaan.
e.
Pemerintah, adalah lembaga yang memiliki wewenang untuk
membuat peraturan usaha dan hal-hal yang terkait dengannya.
Pemerintah membutuhkan informasi laporan keuangan untuk
31
menentukan jumlah pajak yang akan dikenakan terhadap suatu
perusahaan.
f.
Masyarakat,
orang-orang
yang
mendapat
dampak
dari
keberadaan suatu perusahaan. Mereka membutuhkan informasi
laporan keuangan untuk mengetahui kecenderungan dan
perkembangan
kemakmuran
perusahaan
serta
segala
aktivitasnya.
2.1.3.3. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Horne (2012) adalah seni untuk mengubah data dari
laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambilan
keputusan.Analisis keuangan melibatkan pengguna berbagai laporan
keuangan. Laporan ini melaksanakan beberapa fungsi. Pertama,
Laporan posisi keuangan atau Neraca meringkas asset, liabilitas, dan
ekuitas pemilik suatu perusahaan pada suatu periode, biasanya pada
akhir tahun atau kuartal. Semenetara itu, laporan laba-rugi meringkas
pendapatan dan biaya perusahaan selama suatu periode tertentu.
Tujuan dari analisis laporan keuangan untuk memberikan informasi
mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh
mana perkembangan perusahaan.
32
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya sangat penting untuk
diungkapkan karena dapat dipakai sebagai bahan acuan dan pertimbangan serta
informasi dalam penelitian.Hariadi (2012) mengungkapkan bahwa Kinerja
keuangan PT Trikomsel dan PT Matahari pada periode 2009-2011 dilihat dari
perhitungan analisis rasio keuangan telah menunjukkan angka yang cukup baik
dengan
beberapa
rasio
masih
menunjukkan
keadaan
yang
fluktuatif.Berdasarkan nilai rasio likuiditas menunjukkan nilai yang kurang
baik, yakni current ratio maupun quick ratio.Metode yang digunakan adalah
Time Series Analysis, yaitu untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaanperusahaan dan perkembangan rasio keuangan perusahaan selama periode
penelitian (tahun 2009-2011).Analisis Laporan Keuangan Perusahaan dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan. Perhitungan rasio-rasio keuangan meliputi:
rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio
pasar dan Perhitungan Metode Economic Value Added (EVA) periode 20092011.
Eka cahya Risky (2013) menyimpulkan bahwa PT Mitra Investindo Tbk
kemampuan membayar hutang jangka pendek lebih baik dibandingkan PT
Ciatatah Tbk, PT Citatah Tbk hasil rasio leverage lebih baik dibandingkan PT
Mitra Investindo Tbk. Rasio profitabilitas dan PT Mitra Investindo Tbk lebih
baik dibandingkan PT Citatah Tbk. Variabel yang digunakan adalah kinerja
perusahaan dengan rasio keuangan. Metode yang digunakan adalah Time Series
33
Analysisyaituuntuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan perusahaan dan
perkembangan rasio keuangan perusahaan selama periode penelitian (tahun
2008-2011).Analisis Laporan Keuangan Perusahaan dengan menggunakan
rasio-rasio.Perhitungan rasio-rasio keuangan meliputi: rasio likuiditas, rasio
leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas.
Penelitian Rubianti (2013) mengatakan bahwakinerja pada PT. Admiral
lines cabang Tanjung Pinang dari tahun 2009 ke 2012 mengalami peningkatan
dan pada rasio likuiditas angka menunjukkan diatas standar industri.
Sedangkan rasio aktivitas pada tahun 2012, perputaran piutang menjadi lebih
lama dari rata-rata industri. Rasio profitabilitas menunjukkan angka dibawah
rata-rata industri. Penelitian tersebut menggunakan metode trend analisys yaitu
membandingkan dari tahun 2009-2012. Variabel yang digunakan
untuk
menilai kinerja adalah dengan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio
aktivitas.
Nama
Peneliti
Tabel 2.2
Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Variabel
Alat
Analisis
Indra
“Penilaian
Hariadi, dkk Kinerja Keuangan
(2012)
Perusahaan
Berdasarkan
Analisis Rasio
Keuangan Dan
Economic Value
Added (Eva)”
- Kinerja
Trend
perusahaan
analysis
- Rasio
keuangan
(Rasio
likuiditas,
Rasio
Profitabilitas,
Rasio
Hasil Penelitian
Kinerja
keuangan PT
Trikomsel dan
PT Matahari
pada periode
2009-2011
dilihat dari
perhitungan
analisis rasio
34
Eka Cahya
Rizki
(2013)
“Analisa Rasio
Keuangan untuk
Menilai Kinerja
Perusahaan
Sektor
Pertambangan
yang Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia (BEI)
Periode
2008-2011”
Aktivitas,
Rasio
Leverage)
- EVA
keuangan telah
menunjukkan
angka yang
cukup baik
dengan beberapa
rasio masih
menunjukkan
keadaan yang
fluktuatif.
Berdasarkan
nilai rasio
likuiditas
menunjukkan
nilai yang
kurang baik,
yakni current
ratio maupun
quick ratio.
- Kinerja
Time
perusahaan
series
- Rasio
Analisys
keuangan
(Rasio
likuiditas,
Rasio
Profitabilitas,
Rasio
Aktivitas,
Rasio
Leverage
- PT Mitra
Investindo
Tbkkemampua
n membayar
hutang jangka
pendek lebih
baik
dibandingkan
PT Ciatatah
Tbk.
- PT Citatah
Tbkhasil rasio
leverage lebih
baik
dibandingkan
PT Mitra
Investindo
Tbk.
- Rasioprofitabil
itas dan PT
MitraInvestind
o Tbk lebih
35
baikdibanding
kan PT Citatah
Tbk.
Nana
Rubianti
,(2013)
”Analisa rasio
keuangan untuk
menilai kinerja
perusahaan pada
PT. Admiral lines
cabang
Tanjungpinang”
- Kinerja
Perusahaan
- Rasio
Keuangan
(Rasio
likuiditas,
Rasio
profitabilitas,
Rasio
aktivitas)
trend
analysis
dan
analisis
Industri
Kinerja pada
PT. Admiral
lines cabang
Tanjung pinang
dari tahun 2009
ke 2012
mengalami
peningkatan dan
- Pada rasio
likuiditas angka
menunjukkan
diatas standar
industri.
- Rasio aktivitas
pada tahun
2012,
perputaran
piutang menjadi
lebih lama dari
rata-rata
industri. -Rasio
profitabilitas
menunjukkan
angka dibawah
rata-rata
industri.
36
2.3. Kerangka Penelitian
Berdasarkan tinjauan dari landasan teori dan penelitian terdahulu, maka
dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti yang
disajikan pada gambar dibawah ini:
Laporan Keuangan Perusahaan
pada Sektor Otomotif dan
komponennya yang terdaftar di
BEI (2009-2013)
Rasio keuangan yang digunakan:
1. Rasio Liquiditas
- Current Ratio
- Quick Ratio
2. Rasio Leverage
- Total Debt to Total Asset Ratio
- Debt to Equity Ratio
3. Rasio Aktivitas
- Perputaran Aktiva tetap
- Perputaran Aktiva
4. Rasio Profitabilitas
- Profit Margin
- Return On Asset
Kinerja Perusahaan
Gambar 2.3
Kerangka Penelitian
Download