Eva Netus Vigusticha_Epid sesi 1_EPIDEMIOLOGI HIV-AIDS

advertisement
TUGAS EPIDEMOLOGI
DISUSUN OLEH :
EVA NETUS VIGUSTICHA
201366045
FAKULTAS FISIOTERAPI
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2015
PERUBAHAN POLA PENYAKITDAN KEMATIAN PADA KASUS
HIV-AIDS DI INDONESIA
Pengertian HIV
HIV merupakan singkatan dari 'Human Immunodeficiency Virus'. HIV
adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang
manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh
menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini
dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.
Atau HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan
tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponenkomponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu
fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan
yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Sistem
kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan
fungsinya memerangi infeksi dan penyakit-penyakit.
Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih
rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti
orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang
berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai "infeksi
oportunistik" karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan
tubuh yang melemah.
Pengertian AIDS
Definisi AIDS adalah singkatan dari 'Acquired Immunodeficiency
Syndrome / Acquired Immune Deficiency Syndrome' yang menggambarkan
berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan
tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV
dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa
infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.
Seberapa cepat HIV bisa berkembang menjadi AIDS ?
Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain.
Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit
karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih
lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan
menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang terinfeksi.
Berikut beberapa tanda gejala HIV AIDS yang perlu kita waspadai :
1. Penurunan Berat Badan Dengan Cepat. Penurunan berat badan ini
biasanya tanpa ada sebab yang jelas. Hal ini karena biasanya pada
penderita penyakit ini akan mulai kehilangan selera makannya. Walaupun
makan dengan banyak kalori, karbohidrat, bergizi tetapi berat badan akan
tetap menurun.
2. Demam dan flu yang tidak kunjung sembuh. Seseorang tersebut akan
mengalami demam yang berkelanjutan dan hilang timbul dan biasanya
demam mencapai lebih dari 39 derajat celcius dan tak sembuh setelah kita
berikan beberapa jenis obat antipiretika (penurun panas).
3. Diare Yang Tak Kunjung Sembuh. Bila kita menjumpai seseorang yang
mengalami diare berkepanjangan dan telah mendapatkan berbagai macam
pemberian obat atau pun antibiotik belum juga sembuh, maka hal ini patut
kita curigai dan waspadai bahwasannya seseorang tersebut tengah
menderita salah satu gejala HIV. Apalagi bila faktor resiko banyak
terdapat pada seseorang tersebut.
4. Cepat Merasa Lelah. Karena jenis virus menyerang sistem kekebalan
tubuh maka penderita HIV AIDS ini akan cepat merasakan lelah walaupun
dalam aktifitas yang tak terlalu banyak.
Cara penularan AIDS HIV bisa melalui perantara sebagai berikut :
1. Seks bebas dengan penderita yang positif mengidap HIV. Maka bagi para
pelaku seks bebas biasanya akan menggunakan salah satu alat kontrasepsi
yaitu kondom. Maka ketika menteri kesehatan baru Indonesia yang
dilantik menggantikan Endang Rahayu Sedyaningsih pada tanggal 14 Juni
2012 lalu ketika mengkampanyekan pemakaian kondom ini menuai
kontroversial. Karena banyak juga masyarakat yang menilai bahwa
kampanye pemakai kondom kontroversial tersebut akan bisa membuat
persepsi bahwa hal tersebut menghalalkan akan adanya seks bebas pula.
2. Mendapatkan transfusi darah yang tercemar akan virus HIV.
3. Penggunaan jarum suntik yang bergantian, penggunaan jarum tindik atau
pun pembuatan tatto yang telah tercemar virus HIV. Dalam hal
penggunaan jarum suntik, maka para pemakai narkoba yang menggunakan
jarum suntik sebagai medianya adalah termasuk dalam golongan orang
yang mempunyairesiko tinggi tertular penyakit AIDS ini.
4. dari ibu hamil yang positif HIV AIDS kepada janin yang dikandungnya.
Sehingga bila bayi tersebut lahir maka sang bayi akan bisa mengidap pula
penyakit yang serupa.
Berikut adalah Laporan Kasus HIV-AIDS di Indonesia sampai dengan
September 2014, yang diterima dari Ditjen PP & PL, berdasarkan surat Direktur
Jenderal P2PL, dr. H.M. Subuh tertanggal 17 Oktober 2014:
Bersama ini disampaikan laporan perkembangan HIV-AIDS di Indonesia,
Triwulan III Tahun 2014. Data HIV-AIDS Triwulan III 2014 yang disajikan
adalah bersumber dari Sistem Informasi HIV-AIDS & IMS (SIHA). Sejak periode
Juli-September 2012 terjadi perubahan dan perkembangan data dalam laporan
pasca Kegiatan Validasi dan Harmonisasi Data bersama seluruh provinsi di
Indonesia bulan Mei 2012. Hal ini dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas
laporan. Laporan tahun 2012 dan sebelumnya adalah benar-benar kasus
ditemukan pada tahun yang bersangkutan.
Laporan perkembangan HIV-AIDS di Indonesia Triwulan III Tahun 2014
sebagai berikut:
A. Situasi Masalah HIV-AIDS Triwulan III (Juli-September) Tahun 2014
1. HIV
a. Dari bulan Juli sampai dengan September 2014 jumlah
infeksi HIV yang baru dilaporkan sebanyak 7.335 kasus.
b. Persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok
umur 25-49 tahun (69,1%), diikuti kelompok umur 20-24
tahun (17,2%), dan kelompok umur >= 50 tahun (5,5%).
c. Rasio HIV antara laki-laki dan perempuan adalah 1:1.
d. Persentase faktor risiko HIV tertinggi adalah hubungan seks
berisiko pada heteroseksual (57%), LSL (Lelaki Seks
Lelaki) (15%), dan penggunaan jarum suntik tidak steril
pada penasun (4%).
2. AIDS
a. Dari bulan Juli sampai dengan September 2014 jumlah
AIDS yang dilaporkan baru sebanyak 176 orang.
b. Persentase AIDS tertinggi pada kelompok umur 30-39
tahun (42%), diikuti kelompok umur 20-29 tahun (36,9%)
dan kelompok umur 40-49 tahun (13,1%).
c. Rasio AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1.
d. Persentase faktor risiko AIDS tertinggi adalah hubungan
seks berisiko pada heteroseksual (67%), LSL (Lelaki Seks
Lelaki) (6%), penggunaan jarum suntik tidak steril pada
penasun (6%), dan dari ibu positif HIV ke anak (4%).
B. Situasi
Masalah
HIV-AIDS
Tahun
1987
-
September
2014
Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan September 2014,
HIV-AIDS tersebar di 381 (76%) dari 498 kabupaten/kota di seluruh
provinsi di Indonesia. Provinsi pertama kali ditemukan adanya kasus HIVAIDS adalah Provinsi Bali, sedangkan yang terakhir melaporkan adalah
Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2011.
1. HIV
a. Sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus HIV yang
dilaporkan sebanyak 859, tahun 2006 (7.195), tahun 2007
(6.048), tahun 2008 (10.362), tahun 2009 (9.793), tahun
2010 (21.591), tahun 2011 (21.031), tahun 2012 (21.511),
tahun 2013 (29.037) dan tahun 2014 (22.869). Jumlah
kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan
September 2014 sebanyak 150.296.
b. Jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (32.782),
diikuti Jawa Timur (19.249), Papua (16.051), Jawa Barat
(13.507) dan Bali (9.637).
2. AIDS
a. Sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus AIDS yang
dilaporkan sebanyak 5.184, tahun 2006 (3.665), tahun 2007
(4.655), tahun 2008 (5.114), tahun 2009 (6.073), tahun
2010 (6.907) dan tahun 2011 (7.312), tahun 2102 (8.747),
tahun 2013 (6.266) dan 2014 (1.876). Jumlah kumulatif
AIDS dari tahun 1987 sampai dengan September 2014
sebanyak 55.799 orang.
b. Persentase kumulatif kasus AIDS tertinggi pada kelompok
umur 20-29 tahun (32,9%), kemudian diikuti kelompok
umur 30-39 tahun (28,5%), 40-49 tahun (10,7%), 50-59
tahun (3,4%), dan 15-19 (3,1%).
c. Persentase AIDS pada laki-laki sebanyak 54% dan
perempuan 29%. Sementara itu 17% tidak melaporkan jenis
kelamin.
d. Jumlah AIDS tertinggi adalah pada ibu rumah tangga
(6.539),
diikuti
wiraswasta
profesional/karyawan
(6.203),
(5.638),
tenaga
non-
petani/peternak/nelayan
(2.324), buruh kasar (2.169), penjaja seks (2.052), pegawai
negeri sipil (1.658), dan anak sekolah/mahasiswa (1.295).
e. Jumlah AIDS terbanyak dilaporkan dari Papua (10.184),
Jawa Timur (8.976), DKI Jakarta (7.477), Bali (4.261),
Jawa Barat (4.191), Jawa Tengah (3.767), Papua Barat
(1.734), Sulawesi Selatan (1.703), Kalimantan Barat
(1.699) dan Sumatera Utara (1.573).
f. Faktor risiko penularan terbanyak melalui heteroseksual
(61,5%), penasun (15,2%), diikuti penularan melalui
perinatal (2,7%), dan homoseksual (2,4%).
g. Angka kematian (CFR) menurun dari 3,79% pada tahun
2012 menjadi 0,46% pada bulan September tahun 2014.
Statistik Kasus AIDS di Indonesia – dilapor s/d September 2014
Sumber : Ditjen PP & PL Kemenkes RI
Dalam triwulan Juli s.d. September 2014 dilaporkan tambahan kasus HIV &
AIDS sebagaimana berikut:

HIV: 7335

AIDS: 176
Jumlah kasus HIV & AIDS yang dilaporkan 1 Januari s.d. 30 September 2014
adalah:

HIV: 22869

AIDS: 1876
Secara kumulatif kasus HIV & AIDS 1 Januari 1987 s.d. 30 September 2014,
terdiri dari:

HIV: 150296

AIDS: 55799
Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
AIDS
Laki-laki
30001
Perempuan
16149
Tak Diketahui
9649
Jumlah
55799
Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut Faktor Risiko
Faktor Risiko
AIDS
Heteroseksual
34305
Homo-Biseksual
1366
Penasun
8462
Transfusi Darah
130
Transmisi Perinatal
1506
Tak Diketahui
9536
Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut Golongan Umur
Golongan Umur
AIDS
<1
238
1–4
968
5 – 14
441
15 – 19
1717
20 – 29
18352
30 – 39
15890
40 – 49
5974
49 – 59
1874
>60
551
Tak Diketahui
9794
Jumlah Kumulatif Kasus HIV & AIDS Menurut Provinsi
No.
Provinsi
HIV
AIDS
No.
Provinsi
HIV
AIDS
1
Papua
16051
10184
2
Jawa Timur
19249
8976
3
DKI Jakarta
32782
7477
4
Bali
9637
4261
5
Jawa Barat
13507
4191
6
Jawa Tengah
9032
3767
7
Papua Barat
2714
1734
8
Sulawesi Selatan
4314
1703
9
Kalimantan Barat
4574
1699
10
Sumatera Utara
9219
1573
11
Riau
2050
1104
12
Banten
3642
1042
13
Sumatera Barat
1136
952
14
DI Yogyakarta
2611
916
15
Sulawesi Utara
2312
798
16
Maluku
1456
527
17
Nusatenggara Timur
1751
496
18
Nusatenggara Barat
812
490
19
Jambi
751
458
20
Lampung
1090
423
21
Sumatera Selatan
1652
409
22
Kepulauan Riau
4555
382
23
Kalimantan Selatan
526
364
24
Kalimantan Timur
2541
332
25
Bangka Belitung
510
319
26
Sulawesi Tenggara
330
266
No.
Provinsi
HIV
AIDS
27
Sulawesi Tengah
404
257
28
NAD
162
193
29
Maluku Utara
247
165
30
Bengkulu
308
160
31
Kalimantan Tengah
253
107
32
Gorontalo
68
68
33
Sulawesi Barat
39
6
Jumlah
150285
55799
Prevalensi Kasus AIDS per 100.000 Penduduk Berdasarkan Provinsi
No.
Provinsi
Prevalensi
1
Papua
359.43
2
Papua Barat
228.03
3
Bali
109.52
4
DKI Jakarta
77.82
5
Kalimantan Barat
38.65
6
Sulawesi Utara
35.14
7
Maluku
34.37
8
DI Yogyakarta
26.49
9
Bangka Belitung
26.08
10
Jawa Timur
23.95
11
Kepulauan Riau
22.75
12
Sulawesi Selatan
21.20
13
Riau
19.93
14
Sumatera Barat
19.64
15
Maluku Utara
15.89
16
Jambi
14.81
No.
Provinsi
Prevalensi
17
Sumatera Utara
12.12
18
Sulawesi Tenggara
11.91
19
Jawa Tengah
11.63
20
Nusatenggara Barat
10.89
21
Nusatenggara Timur
10.59
22
Kalimantan Selatan
10.04
23
Banten
9.80
24
Sulawesi Tengah
9.75
25
Jawa Barat
9.73
26
Kalimantan Timur
9.34
27
Bengkulu
9.33
28
Gorontalo
6.54
29
Lampung
5.56
30
Sumatera Selatan
5.49
31
Kalimantan Tengah
4.84
32
NAD
4.29
33
Sulawesi Barat
0.52
Nasional
23.48
Jumlah Kasus Baru HIV & AIDS dan Kematian Berdasarkan Tahun
Pelaporan
Tahun
HIV
AIDS
Mati
1987
5
1
1988
2
1
1989
5
2
1990
5
0
1991
15
2
Tahun
HIV
AIDS
Mati
1992
13
0
1993
24
4
1994
20
4
1995
23
7
1996
42
40
1997
44
5
1998
60
17
1999
94
20
2000
255
73
2001
219
29
2002
345
63
2003
316
111
2004
1125
327
2005 (HIV: 1987-2005)
859
2572
573
2006
7195
3665
793
2007
6048
4655
836
2008
10362
5114
948
2009
9793
6073
1068
2010
21591
6907
1296
2011
21031
7312
1139
2012
21511
8747
1489
2013
29037
6266
726
2014 s.d. September
22869
1876
211
Tidak diketahui
0
0
11
Sumber:
Ditjen
PP
&
Edit terakhir: 18 November 2014
PL
Kemenkes
RI
17 Oktober 2014
Diagram Perubahan Pola Penyakit dan Kematian pada Kasus HIV-AIDS di
Indonesia
35000
30000
29037
25000
22869
21591
21031
21511
20000
HIV
15000
AIDS
Mati
10362
10000
9793
8747
7195
6907
4655
6266
6073
6048
5000
7312
5114
3665
793
0
836
948
1068
1296
1139
1876
1489
726
211
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. Laporan Terakhir Kemenkes. Diunduh pada 17 Maret 2015 dari
http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.php?lang=id&gg=1
Widati, SM. 2013. Pengertian HIV AIDS atau Definisi Lengkap Tentang HIV &
AIDS.
Diunduh
pada
17
Maret
2015
dari
http://sofiamurniwidati.blogspot.com/2013/04/pengertian-hiv-aids-ataudefinisi.html
Download