bagaimana pasang surut terjadi

advertisement
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Tue Oct 24 15:07:34 2017 / +0000 GMT
BAGAIMANA PASANG SURUT TERJADI ?
Pasang surut (sering disingkat pasut) adalah gerakan naik turunnya muka laut secara berirama yang disebabkan oleh gaya tarik
bulan dan matahari. Matahari mempunyai massa 27 juta kali lebih besar dari massa bulan, tetapi jaraknya pun sangat jauh dari bumi
(rata-rata 149,6 juta km). Sedangkan bulan, sebagai satelit kecil, jaraknya sangat dekat ke bumi (rata-rata 381.160 km). Dalam
mekanika alam semesta, jarak lebih menentukan daripada massa. Oleh karenanya pula bulan mempunyai peranan yang lebih besar
daripada matahari dalam menentukan pasang-surut. Perhitungan-perhitungan matematis telah menunjukkan bahwa gaya tarik bulan
yang mempengaruhi pasang-surut besarnya kurang lebih 2,2 kali lebih kuat daripada gaya tarik matahari.
Karena adanya gaya
tarik bulan yang sangat kuat, maka bagian bumi yang terdekat ke bulan akan tertarik membengkak hingga perairan samudra di situ
akan naik dan menimbulkan pasang. Pada saat yang sama, bagian bola Bumi dibaliknya akan mengalami keadaan serupa atau
pasang pula. Sementara itu pada sisi lainnya yang tegak lurus terhadap poros bumi-bulan, air samudra akan bergerak ke samping
hingga menyebabkan terjadinya keadaan surut disitu.
Bulan berputar mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam 51 menit. Jika
faktor-faktor lain diabaikan maka suatu lokasi di Bumi akan mengalami dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari. Dengan
demikian tiap siklus pasang-surut akan bergeser mundur 51 menit setiap hari.
Tentu saja teori tersebut diatas terlampau
disederhanakan, karena sebetulnya teori tersebut baru mendekati kebenaran dengan menggunakan anggapan-anggapan : (1) jika
seluruh permukaan bumi tertutup merata oleh laut, (2) jika hanya ada pengaruh bulan saja, atau matahari saja, tetapi tidak keduanya
bersama-sama, (3) jika bulan dan matahari mempunyai orbit yang benar-benar berupa lingkaran dan orbitnya tepat di atas
khatulistiwa.
Dalam kenyataannya, anggapan-anggapan yang ideal itu tidak kita temukan. Misalnya saja, laut tidak meliputi
bumi ini secara merata, tetapi terputus-putus oleh adanya benua dan pulau-pulau. Topografi dasar laut pun tidak rata mendatar tetapi
sangat bervariasi, dari palung sangat dalam, gunung bawah laut, sampai paparan yang luas dan dangkal. Demikian pula ada selat
yang sempit dan panjang atau teluk berbentuk corong dengan dasar melandai dan sebagainya. Kesemua ini menimbulkan
penyimpangan dari kondisi yang ideal, dan dapat menimbulkan ciri-ciri pasang-surut yang berbeda-beda dari suatu lokasi itu ke
lokasi lainnya.
Selain itu posisi kedudukan bulan dan matahari dalam orbit selalu berubah relative terhadap bumi. Apabila
bulan dan matahari berada kurang lebih pada satu garis lurus dengan bumi, seperti pada saat bulan muda atau pada saat bulan
purnama, maka gaya tarik keduanya akan saling memperkuat. Dalam keadaan demikian terjadilah pasang-surut purnama (Spring
tide) dengan tinggi air yang luar biasa, melebihi tinggi pasang yang umum. Pasang purnama adalah pasang yang menunjukkan
kisaran terbesar (baik naik maupun turun) dan terjadi bila bulan dan matahari terletak sejajar sehingga kedua gayanya bergabung.
Sebaliknya, surutnya pun sangat rendah, hingga lokasi-lokasi tertentu dengan pantai yang landai bisa menjadi kering sampai jauh
kelaut. Tetapi jika bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka gaya tarik keduanya akan saling
meniadakan. Akibatnya, perbedaan tinggi air antara pasang dan surut hanya kecil saja, dan keadaan ini dikenal sebagai pasang
perbani (Nead tide).
Selain itu orbit bulan dan matahari terhadap bumi tidaklah benar-benar sirkuler, hingga kadang-kadang
bulan dan matahari mendekat atau menjauh dari bumi. Jika bulan atau matahari berada pada jarak terdekat terhadap bumi maka
pengaruhnya pun akan paling besar terhadap pasang-surut. Keadaannya akan lebih kompleks lagi karena orbit bulan dan matahari
tidaklah tegak lurus di atas khatulistiwa melainkan condong.
Dilihat dari pola gerakan muka lautnya, pasang-surut di
Indonesia dapat dibagi menjadi empat jenis yakni pasang surut harian tunggal (diurnal tide), harian ganda (semidiurnal tide) dan dua
jenis campuran. Pada jenis tunggal hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut setiap hari. Pada jenis harian ganda, tiap hari
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya masing-masing hampir sama. Disamping itu, dikenal pula campuran dari
keduanya, meskipun jenis tunggal ataupun gandanya masih menonjol. Pada pasang-suurt campuran condong ke harian ganda (mixed
tide, prevailing semidiurnal), terjadi dua pasang dan dua kali surut dalam sehari, tetapi berbeda dalam tinggi dan waktunya.
Sedangkan jenis campuran condong ke harian tunggal (mixed tide, prevailing diurnal), pada jenis ini tiap hari terjadi satu kali
pasang dan satu kali surut tetapi kadang-kadang pula untuk sementara dengan dua kali pasang dan dua kali surut, yang sangat
berbeda dalam tinggi dan waktunya.
Pasang-surut tidak hanya mempengaruhi lapisan di bagian teratas, melainkan seluruh
massa air. Energinya pun sangat besar. Di perairan-perairan pantai, terutama di teluk-teluk atau selat-selat yang sempit, gerakan naik
turun muka air akan menimbulkan terjadinya arus pasang-surut. Biasanya arahnya kurang lebih bolak-balik, misalnya jika muka air
bergerak naik arus mengalir ke luar. Di tempat-tempat tertentu arus pasang-surut ini cukup kuat.
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 1/1 |
Download