6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Definisi-definisi mengenai yang diberikan para ahli sangat beragam.
Berikut adalah gambaran mengenai beberapa definisi komunikasi yaitu
menurut Hoben bahwa, “Komunikasi disini diartikan sebagai suatu
pertukaran pikiran dari komunikator kepada komunikan yang dilakukan
secara verbal1.” Adapun kata komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy
adalah komunikasi berasal dari perkataan bahasa latin: Communicatio yang
berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Maka secara garis besar
dalam suatu proses komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan
makna agar terjadi suatu pikiran atau pengertian antara komunikator
(penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan)2.
Kebutuhan yang lebih dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan
yang lebih tinggi diupayakan. Kita mungkin sudah mampu memenuhi
kebutuhan fisiologis dan keamanan untuk bertahan hidup. Kini kita ingin
memenuhi kebutuhan sosial, penghargaan diri dan aktualisasi diri.
Kebutuhan ketiga dan keempat khususnya meliputi keinginan untuk
memperoleh rasa aman lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa
1
Sasa Djuarsa Senjaya dkk, Teori Komunikasi, Penerbit Universitas Terbuka, 2007, hal.1.21
Onong Uchjana, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002, hal.3.
2
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
diterima, memberi dan menerima persahabatan. Komunikasi akan sangat
dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan,
untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi
alternatif atas masalah dan mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan social
serta hiburan3.
Komunikasi dalam bentuk apapun adalah bentuk dasar adaptasi
terhadap lingkungan. Komunikasi dapat dilakukan secara verbal atau non
verbal. Verbal berarti dengan kata-kata, sedangkan nonverbal berarti tanpa
kata-kata. Ada tiga tujuan sehingga orang melakukan komunikasi:
menyampaikan informasi, memberikan persuasi dan menghibur4
Komunikasi melibatkan 3 (tiga) unsur yaitu pengirim (sender),
media komunikasi, dan penerima (receiver). Keefektifan komunikasi
bergantung pada ketiga unsur ini. Jika si pengirim tidak kompeten atau
media yang kurang tepat, maka si penerima pesan tidak akan memahami
makna pesan yang disampaikan dan proses komunikasi itu pun gagal5.
Dari penjelasan di atas, komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila
kedua-duanya selain mengerti bahasa yang digunakan, serta mengerti pula
makna yang sedang dibicarakan. Jadi apabila komunikan menerima pesan
lalu mengerti makna atau maksud dari pesan yang disampaikan oleh
3
John R. Wenburg dan William W. Wilmot. The Personal Communication Process, New York, hal.
97
4
Mas’ud Machfoedz, dan Machmud Machfoedz, Komunikasi Bisnis Modern Untuk Mahasiswa
dan Profesi, Yogyakarta, BFE Yogyakarta, 2004/2005, hal.1
5
H. Fraizer Moore, Humas, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal. 88
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
komunikator, maka komunikasi tersebut berjalan dengan baik. Atau lebih
sederhananya adalah adanya saling pengertian antara komunikator dengan
komunikan akan pesan yang disampaikan.
2.1.2
Tujuan Komunikasi
Dari semua pengertian mengenai komunikasi yang sudah
dipaparkan maka setiap individu manusia yang melakukan aktivitas
komunikasi pasti memiliki tujuan. Manusia melakukan komunikasi untuk
bisa berinteraksi dengan sesama manusia, untuk mengeksiskan diri dan juga
untuk menerima pengakuan atau penghargaan diri. Thomas M. Scheidel
mengemukakan bahwa tujuan dasar manusia berkomunikasi adalah untuk
mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita6.
2.1.3 Fungsi Komunikasi
Komunikasi bukan hanya berkutat pada persoalan menyampaikan
informasi atau bertukar berita akan tetapi juga melingkupi kegiatan individu
dan kelompok terkait dengan tukar menukar data, fakta dan ide. Bila dilihat
dari makna ini, ada beberapa fungsi yang melekat dalam proses
komunikasi :
1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran
berita, data, gambar, fakta, pesan, opini dan komentar yang
dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap
6
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil
keputusan yang tepat.
2. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek
maupun jangka panjang, mendorong orang untuk menentukan
pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan
kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
3. Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling tukar menukar
fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau
menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah tersebut.
2.2
Pengertian dan Pentingnya Komunikasi Organisasi
Pengertian, tujuan dan fungsi dari komunikasi sendiri sudah
dijelaskan diatas tetapi karena peneliti membahas mengenai komunikasi
antara atasan dengan bawahan maka secara otomatis komunikasi tersebut
disebut komunikasi organisasi. Berasal dari bahasa latin yaitu “organizaer”
yang berarti to form as or into a whole consisting or independent or
coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari
bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi)7. Max Weber
mengatakan bahwa organisasi merupakan sebuah bentuk rational-legal
sistem atau sistem legal rasional dari sebuah struktur dan proses yang
menggambarkan rancangan aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu pula. Organisasi adalah sebuah sistem yang dinyatakan pula oleh
7
Robert A. Baron, Behavior in Organization Understanding and Managing the Human side of
work, Second edition, Allyn & Bacon Inc, Boston,1986, hal. 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Robbins yang mengatakan organisasi adalah sebuah betuk kerjasama yang
sistematik antara sejumlah orang untuk memenuhi tujuan yang telah
ditetapkan8. Semua organisasi baik kecil maupun besar perlu yang namanya
komunikasi untuk bisa menyampaikan suatu pesan baik itu informasi,
kebijakan baru, peraturan, saran atau ide dan lain sebgainya dan komunikasi
ini disebut sebagai komunikasi organisasi.
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi
dalam organisasi, baik itu bersifat formal dan juga informal, dan
berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok.
Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktus organisasi, seperti
komunikasi antar sejawat, juga termasuk gosip9.
Sebagai anggota dari sebuah organisasi kita merupakan satu dari
mata rantai dalam rantai informasi, baik sebagai manajer puncak atau hanya
karyawan biasa kita mempunyai informasi yang diperlukan oleh anggota
yang lain untuk melaksanakan pekerjaan mereka. Seperti halnya kita yang
memiliki informasi bagi orang lain, maka orang lain pun memiliki informasi
penting bagi kita. Banyak informasi yang dipertukarkan sambil lalu dan
langsung lewat telepon, email, fax atau memo antar kantor.
8
9
Alo Liliweri, Wacana Komunikasi Organisasi, Bandung, Mandar Maju, 2004,hal. 11
Deddy Mulyana, Loc. Cit, hal. 75
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2.2.1 Peranan Komunikasi dalam Organisasi
Setelah kita mengetahui definisi dari komunikasi organisasi, maka
kita perlu juga mengetahui peranan komunikasi dalam suatu organisasi.
Dalam aktivitas sebuah organisasi, komunikasi memiliki peranan yang
sangat strategis. Artinya komunikasi merupakan motor penggerak segala
aktivitas organisasi, bahkan ada yang mengatakan komunikasi sama halnya
dengan oksigen yang merupakan kebutuhan pokok bagi kelangsungan hidup
manusia10.
Untuk bisa membuat organisasi itu hidup, maka yang perlu
diperhatikan bukan hanya organisasinya tetapi sumber daya manusia atau
bisa kita sebut sebagai karyawanlah yang sangat perlu diperhatikan.
Karyawan sangat penting dan menonjol dalam perkembangan organisasi,
karena yang berfikir dan yang berkomunikasi adalah karyawan bukan
organisasi.
Setiap komunikasi yang dilakukan pasti memiliki tujuan dan menurut Udai
Pareek, tujuan dari komunikasi antara lain :
1. Memberikan informasi, yakni pengiriman informasi dari sumber
kepada orang lain atau sekelompok orang yang dapat berupa
kebijakan organisasi, peraturan, perkembangan oraganisasi dan
sebaginya.
10
Yenny Ratna Suminar, Elvinaro Ardianto, Soleh Soemirat, Komunikasi Organisasi, Universitas
Terbuka, 2004, hal. 2.1.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
2. Umpan balik (Feedback), berguna untuk mengetahui prestasi kerja
karyawan dan memperoleh langkah-langkah perbaikan yang
diperlukan sekaligus memberikan rencana-rencana yang menantang
dan realistik.
3. Pengendalian, yaitu mengontrol setiap pelaksanaan program agar
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan untuk memenuhi
sasaran yang tepat dalam pelaksaan serta menghindar adanya
kesengajaan informasi.
4. Pengaruh, yaitu bahwa komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi
orang lain. Seorang manajer berkomunikasi
dengan para
karyawannya untuk menciptakan suasana yang baik, sikap yang
benar dan hubungan yang menyenangkan.
5. Pemecahan masalah (problem solving), yaitu komunikasi antara
pihak pimpinan dan karyawan bertujuan untuk memenuhi
penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi.
6. Pengambilan keputusan, memerlukan berbagai macam komunikasi,
misalnya pertukaran informasi, pendapat dan pemikiran alternatif
pemecahan masalah.
2.2.2 Komunikasi Internal
Komunikasi internal adalah segenap kegiatan komunikasi yang
secara khusus diarahkan pada pihak-pihak dalam lingkungan organisasi
pemerintahan. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti komunikasi internal
yang terjadi antara atasan dengan bawahan dalam menjaga kinerja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
karyawan. Komunikasi internal merujuk pada pertukaran informasi dan
gagasan di dalam organisasi. Komunikasi di antara anggota suatu organisasi
penting untuk melakukan fungsi secara efektif. Sebagai karyawan bisa
mengamati semua komunikasi yang terjadi di area kantor dan komunikasi
yang terjalin adalah komunikasi ke atas yaitu komunikasi dari bawahan ke
atasan, komunikasi ke bawah yaitu komunikasi dari atasan ke bawahan dan
ada komunikasi antar bawahan11.
Semua orang yang berada di dalam organisasi tersebut harus saling
berhubungan dan memiliki komunikasi yang efektif dan baik untuk bisa
terus bekerjasama dalam menjalankan pekerjaan mereka dan untuk
mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Di dalam struktur organisasi terdapat jenjang kepangkatan dan
kekuasaan yang berada. Dengan demikian, yang dilaksanakan pun akan
beragam dan berbeda-beda. Komunikasi dalam organisasi bisa terjadi antara
orang-orang yang mempunyai level kepangkatan yang sama, seperti
komunikasi di antara staf, pimpinan, para penyelia (supervisor) atau
komunikasi di antara para pekerja. Berdasarkan alur komunikasi yang
terjadi di dalam organisasi, maka komunikasi internal terbagi ke dalam tiga
jenis alur yaitu : komunikasi vertical, komunikasi horizontal, dan
komunikasi diagonal. Wayne Pace dalam bukunya Organizational
11
Ibid, hal. 2.3.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Communication menjelaskan jenis alur ini dengan pembagian seperti
berikut :
1. Downward Communication (Komunikasi Atasan Bawahan),
2. Upward Communication (Komunikasi Bawahan Atasan),
3. Horizontal Communication (Komunikasi antar ataf atau karyawan
dalam satu departemen yang sama),
4. Cross-channel Communication (Komunikasi antar staf berbeda
departemen)12.
2.2.3 Komunikasi
Atasan
Kepada
Bawahan
(Downward
Communication)
Seperti yang dijelaskan di atas mengenai komunikasi internal, maka
dalam penelitian ini peneliti memfokuskan penelitiannya pada komunikasi
internal
downward
communication
(komunikasi
atasan
bawahan).
Komunikasi atasan kepada bawahan merupakan komunikasi penyampaian
pesan atau informasi dari tingkat hirarki yang lebih ke tingkat yang lebih
rendah13. Sebagai contoh, pesan yang disampaikan oleh manajer kepada
karyawan mengenai prosedur pengerjaan sebuah proyek atau penyampaian
kebijakan baru dari pihak manajer kepada bawahannya. Sasaran komunikasi
atasan kepada bawahan dapat ditentukan oleh saluran media yang
dipergunakan.
12
13
Ibid, Hal. 2.13
Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap, PT. Grasindo, 2011, hal. 176.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Apabila menggunakan saluran perintah atau instruksi (baik lisan
maupun tulisan) maka sasarannya adalah agar perintah tersebut dapat
diterima dan dimengerti dengan baik oleh para pegawai, sehingga perintah
kemudian dilaksanakan dengan sebaik baiknya. Apabila saluran yang
dipergunakan itu dalam bentuk saran, bimbingan, pengarahan dan motivasi
itu dapat diterima dengan baik sehingga dapat membangkitkan semangat
kerja para pegawai yang diharapkan meningkatkan prestasi kerja pegawai.
Dalam organisasi seseorang atasan membutuhkan informasi yang
cepat dan tepat dari karyawannya karena yang berhubungan langsung
dengan para klien adalah para karyawan tersebut. Untuk bisa mendapatkan
informasi tersebut maka seorang atasan harus mampu membangun dan
menjaga komunikasinya dengan para pegawainya. Demikian pula bawahan
terhadap atasan, komunikasi yang biasanya terjadi adalah untuk
memecahkan masalah dan membuat keputusan yang cerdas, karyawan
biasanya meminta saran atau arahan untuk bisa menghadapi semua
persoalan yang terjadi antara perusahaan dengan klien sehingga mencegah
sebuah masalah menjadi sumber malapetaka perusahaan.
Komunikasi atasan bawahan ataupun bawahan atasan ini juga
memerlukan yang namanya media, media yang biasanya digunakan dalam
komunikasi ke atas misalnya laporan (baik laporan lisan maupun tulisan,
keluhan, pendapat dan saran). Sedangkan media yang digunakan
komunikasi ke bawah adalah :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
1. Memo/ Nota Dalam
2. Buku Pedoman, yang terdiri dari : Buku Pedoman Organisasi, Buku
Pedoman Tata Kerja, Buku Pedoman Peraturan, Buku Pedoman
Kebijaksanaan dan Buku Pedoman Riwayat Organisasi. (Company
Profile).
3. Perintah,
yang
dibedakan
menjadi
perintah
yang
berisi
kebijaksanaan (policy order), perintah yang berisi program kerja,
perintah yang merupakan pelaksanaan kerja (procedur order),
perintah dapat dberikan secara lisan maupun secara tertulis. Perintah
lisan dipergunakan dalam hal-hal yang sifatnya sederhana, rutin,
mendesak dan sangat rahasia. Sedangkan perintah tertulis
dipergunakan dalam hal-hal yang sangat kompleks, tidak harus
segera dilaksanakan pada saat perintah itu datang dan untuk
memenuhi persyaratan yuridis formal dan apabila perintah itu
melalui hirarki.
4. Teguran, disampaikan dalam hal-hal : perintah tidak dilaksanakan,
pekerjaan tidak selesai pada waktunya, menyimpang dari prosedur
yang telah ditentukan dan apabila terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan kerja.
5. Pujian, dapat diberikan dalam bentuk ucapan selamat, ucapan terima
kasih, pemberian hadiah atau penghargaan.
6. Minutes Meeting, catatan hasil rapat harian antar department head
yang dipimpin oleh general manager. Untuk kemudian isi dari,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
minutes meeting tersebut dikomunikasikan oleh setiap department
head kepada staffnya masing-masing.
7. Intranet, teknologi internet yang jaringannya hanya dibatasi untuk
internal perusahaan saja. Atasan dapat mengirimkan instruksi
ataupun rencana kerja melalui e-mail (surat elektronik)14.
Selain dari pada yang disebutkan diatas, media komunikasi yang
juga disampaikan adalah motivasi, penyampaikan semangat kerja kepada
karyawan sehingga karyawan semakin bersemangat dalam kerja sehingga
meningkatkan prestasi kinerja para karyawan.
2.2.4 Mengembangkan Hubungan Interpersonal

Mengasah Kepekaan Empati dan Simpati
Simpati adalah keikutsertaan merasakan perasaan orang lain dan
menaruh belas kasihan pada sesama. Empati adalah keadaan mental
yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya
dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau
kelompok orang.

Bekerja Sama
Bekerja sama diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih. Kegiatan tersebut mengacu pada aktivitas
menyelesaikan suatu pekerjaan secara bersama-sama, seperti:
Meeting kepada karyawan.
14
Ig. Wursanto, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta, Andi, 2002, hal. 162k
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18

Berbagi Rasa
Berbagi
rasa
merupakan
salah
satu
indikator
kecerdasan
interpersonal yang melibatkan kemampuan bersosialisasi dan
berinteraksi dengan orang lain. Berbagi rasa dapat dirangsang
dengan kegiatan yang mengharuskan untuk berinteraksi dengan
sesama karyawan.
2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Atasan Kepada
Bawahan
Arus komunikasi dari atasan kepada bawahan tidaklah selalu
berjalan lancar, tetapi dipengaruhi oleh sebagai faktor antara lain yaitu
sebagai berikut :
a. Keterbukaan
Kurangnya sifat terbuka antara pimpinan dan karyawan akan
menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan dan
gagasan dalam pesan. Umumnya para pimpinan mau memberikan
informasi kebawah bila mereka merasa pesan itu penting bagi
penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan
tugas pesan tersebut tetap dipeganggnya. Misalnya mengirimkan
pesan untuk memotivasi karyawan guna menyempurnakan
produksi, tetapi tidak mau mendiskusikan kebijaksanaan baru dalam
mengatasi masalah-masalah organisasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
b. Kepercayaan pada pesan tulisan
Kebanyakan para pimpinan lebih percaya pada tulisan dan metode
difusi yang menggunakan alat-alat elektronik dari pada pesan yang
disampaikan secara lisan dan tatap muka. Hal ini menjadikan
pimpinan lebih banyak menyampaikan pesan secara tertulis berupa
buletin, booklet, dan film sebagai pengganti kontak personal secara
tatap muka antara atasan dan bawahan.
c. Pesan yang berlebihan
Banyaknya pesan-pesan yang dikirimkan secara tertulis maka
karyawan dibebani dengan memo, buletin, surat pengumuman,
majalah dan pernyataan kebijakan sehingga banyak sekali pesanpesan tersebut biasanya cenderung tidak membacanya. Banyak
karyawan hanya membaca pesan-pesan tertentu yang dianggap
penting bagi dirinya dan yang lain dibiarkan saja tidak dibaca.
2.2.6 Fungsi dan Bentuk Komunikasi Atasan Kepada Bawahan
Pada komunikasi atasan bawahan yang berlangsung di antara orangorang yang berada pada tatanan manajemen (dapat dikatakan sebagai
atasan) menyampaikan pesan kepada bawahan, yang memiliki fungsi
yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
1. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja (job instruction) ,
bentuknya: perintah, arahan, penerangan, manual kerja dan uraian
tugas.
2. Penjelasan dari pimpinan mengenai mengapa suatu tugas perlu
dilaksanakan
(job rationale). Hal ini ditunjukan agar pekerja
mengetahui bagaimana tugas-tugas mereka berkaitan dengan tugas
dan posisi yang lain di organisasi dan mengapa mereka mengerjakan
tugas tersebut. Dalam kerangka lebih luas, fungsi ini adalah untuk
menolong pekerja menyadari bagaimana tugas mereka membantu
organisasi dalam mencapai tujuannya.
3. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
(procedure and practices), seperti : bagaimana waktu bekerja, cara
pengaturan gaji yang diterima, program pensiun, asuransi kesehatan,
cuti, penghargaan dan hukuman.
4. Penyampaian informasi mengenai bagaimana penampilan pekerja
(bukan hanya dalam arti penampilan fisik), tetapi juga termasuk
kemampuan menjalankan pekerjaan dan memperlihatkan daya tahan
dalam keberhasilan kerja. Dapat pula sebagai pemberian motivasi
kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
5. Pemberian informasi bagaimana mengembangkan misi perusahaan,.
Hal ini mencakup loyalitas karyawan terhadap organisasi dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
kontribusi terhadap masyarakat yang merupakan usur penting dalam
kekuatan organisasi15.
Dalam berkomunikasi, setiap organisasi pasti mempunyai bentuk
tersendiri untuk menyampaikan pesannya. Bentuk komunikasi yang
digunakan dalam komunikasi ke bawah :
a. Bentuk lisan : rapat, diskusi, interview, telepon, sistem interkom,
kontak interpersonal, laporan lisan, ceramah.
b. Bentuk tulisan : surat, memo, telegram, majalah, surat kabar,
deskripsi pekerjaan, panduan pelaksanaan pekerjaan, laporan
tertulis, pedoman kebijaksanaan.
c. Bentuk gambar : grafik, poster, peta, film, slide.
2.3
Public Relations
2.3.1
Pengertian Public Relations
Frank Jefkins16 mengatakan bahwa “Public Relations adalah semua
bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar,
antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan – tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian”.
Menurut Webster’s New World Dictionary, “Public Relation
adalah hubungan dengan masyarat luas, seperti melalui publisitas,
khususnya fungsi-fungsi korperasi, organisasi, dan sebagainya yang
15
Yenny Ratna Suminar, Elvinaro Ardianto, Soleh Soemirat, Komunikasi Organisasional,
Universitas Terbuka, 2004, hal.2.14.
16
Frank Jefkins, Public Relations, disempurnakan oleh Daniel Yadin, Jakarta: Erlangga, 2004,10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
berhubungan dengan suatu usaha untuk menciptakan opini public dan citra
yang menyenangkan untuk dirinya sendiri”.
Pendapat lain mengenai Public Relations adalah fungsi manajemen
yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan
bermanfaat antara organisasi dengan public yang mempengaruhi
kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut 17
Agus
M.
Hardjana18
mendefinisikan
komunikasi
berdasarkan berbagai arti kata dari communicare yang menjadi asal kata
komunikasi, maka secara harfiah komunikasi berarti pemberitahuan,
pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan
Jadi dari beberapa pendapat yang ada, peneliti menyimpulkan
betapa pentingnya komunikasi pada manusia. Manusia berinteraksi satu
dengan yang lainnya, saling memberi pengaruh dan juga berusaha
menyamakan persepsi untuk memperoleh pengertian yang sama.
Kehidupan manusia sendiri ditandai dengan pergaulan di antara
manusia baik di dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat
kerja, organisasi social dan sebagainya, semua tidak hanya dilihat dari
frekuensi pertemuan namun juga dapat dilihat dari seberapa besar
keterlibatan mereka untuk dapat saling mempengaruhi satu sama lain yang
17
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen. M. Broom, Effectiive Public Relations, Jakarta: PT. Dian
Rakyat Jakarta, 2006,6
18
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal, Yogyakarta: Kanisus, 2003, Hal10.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
akan mulai menimbulkan proses kebersamaan di dalam kelompok dimana
secara tidak langsung akan terbentuk adanya proses sosial.
Komunikasi dapat terjadi paling sedikit dua orang. Komunikasi ini
mencakup hampir semua komunikasi informal dan basa-basi, percakapan
sehari-hari yang kita lakukan sejak bangun pagi sampai kita tidur.
Hubungan komunikasi dua orang ini juga mencakup hubungan antar
manusia yang paling erat, misalnya komunikasi dua orang yang saling
menyayangi, saling mencintai seperti antara orangtua dan anak, sepasang
kekasih, kakak dan adik atau juga suami dan istri.
Kita harus akui bahwa komunikasi berperan penting dalam
melakukan kontak sosial di kehidupan sehari-hari, bahkan menjadi medium
yang tidak boleh diabaikan dalam pembentukan dan pengembangan pribadi.
Secara sederhana, komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses pengoperan
isi pesan berupa lambing-lambang dari komunikator ke komunikan.
Sedangkan menurut Widjaja H.A.W19 fungsi komunikasi adalah
sebagai informasi dimulai dari pengumpulan data, penyimpanan,
pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini dan
komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas
terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil
keputusan yang tepat, sebagai sosialisasi dengan menyediakan sumber ilmu
pengetahuan kepada masyarakat , selain itu juga untuk motivasi dengan
19
Widjaja, H.A.W., Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, 2000.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek dan jangka panjang
serta mendorong melakukan kegiatan, fungsi yang lain adalah sebagai
hiburan, penyebarluasan sinyal, symbol, suara dan imajinasi dari drama tari,
kesenian, kesusastraan, musik, olahraga, kesenangan, kelompok dan
individu dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi
pandangan dan keinginan orang lain.
Secara sederhana komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses
pengoperan isi pesan berupa lambing-lambang dari komunikator ke
komunikan. Yayu Sriwartini mengatakannya sebagai proses mengubah
perilaku orang lain 20.
Tingkat komunikasi yang terendah adalah tingkat interpersonal
dimana, menurut Joseph A. Devito21. Proses komunikasi antar pribadi
adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang
atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan
beberapa umpan balik seketika.
Sementara Wiryanto
22
, menyimpulkan bahwa komunikasi antar
pribadi (interpersonal communication) merupakan komunikasi yang
berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik
secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang.
20
Yayu Sriwartini & Dwi Kartikawati,. loc. cit.
Joseph A. Devito, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, tej. Onong Uchjana Effendy, Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti. 1989, 4.
22
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grasindo, 2004.
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Di dalam melakukan komunikasi interpersonal ada beberapa prinsip
yang harus diperhatikan agar komunikasi dapat berjalan efektif. Prinsip
komunikasi interpersonal ini merupakan pendapat Julia T. Wood23, bahwa
kita bukan tidak bisa berkomunikasi, komunikasi interpersonal melibatkan
pilihan-pilihan
etika,
komunikasi
interpersonal
membangun
dan
memelihara hubungan, efektivitas komunikasi interpersonal dapat dipelajari
Menurut Yoseph De Vito24 , ada dua perspektif untuk melihat
efektivitas komunikasi antar pribadi, yaitu:
1. Perpektif Humanistik yang mencangkup keterbukaan, perilaku
suportif
(yang
didorong
oleh
deskriptif,
spontanitas
dan
profesionalisme) dan perilaku defensive (yang meliputi evaluasi,
strategi dan kepastian), perilaku positif, empati, kesamaan.
2. Perspektif Pragmatis yang mencakup bersifat yakin, kebersamaan,
manajemen interaksi, perilaku ekspresid dan orientasi pada orang
lain.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya hubungan
interpersonal yang baik, dan kegagalan komunikasi sekunder terjadi bila isi
pesan kita dipahami namun hubungan yang terjadi diantara komunikan
sekunder terjadi bila isi pesan kita dipahami namun hubungan yang terjadi
diantara komunikan menjadi rusak . Banyak penyebab dari rintangan
23
24
Julia T.Wood, Interpersonal Communication, Boston: Wadsworth, Boston 2007.
Joseph De Vito, Ilmu komunikasi , terj. Riswandi, Yogyakarta: Graha Ilmu , 2009, 8.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan baik diantara
komunikan , sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas dan paling
cermat tidak dapat menghindari kegagalan jika terjadi hubungan yang jelek.
Jadi bisa disimpulkan setiap kali kita juga menentukan kadar hubungan
interpersonal- bukan hanya menentukan “content” : tetapi juga
“relationship”.25
Dikarenakan komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia,
maka bisa dikatakan bahwa komunikasi tentu sangat penting juga dalam
suatu organisasi. Untuk mencapai apa yang menjadi tujuan dari suatu
organisasi salah satu faktor yang sangat menentukan adalah komunikasi.
Komunikasi sendiri merupakan proses yang tidak bisa dihindari
dalam suatu organisasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh H. Johar
Permana26, disebutkan bahwa komunikasi adalah urat nadi organisasi.
Apabila ia berdenyut dengan normal pertanda bahwa organisasi itu hidup,
sebaliknya apabila ia tidak berdenyut sama sekali, organisasi itu mengalami
kematian.
Menurut Noviani Tjondoro Handryo27 Pengaruh antara Budaya
Organisasi dan Komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan di
Ciputra Golf & Klub Surabaya menyatakan bahwa komunikasi di dalam
25
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, 119
Johar Permana, Komunikasi Organisasi, Thesis, 2011, 567
27
Noviani Tjondoro Handryo, Pengaruh antara Budaya Organisasi dan Komunikasi Organisasi
terhadap kinerja karyawan di Ciputra Golf & Klub Keluarga Surabaya: Universitas Petra, 2005, 12.
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
organisasi merupakan proses yang paling penting, karena jika tidak ada
komunikasi organisasi tidak akan dapat tersalirkan dengan baik. Dan dari
komunikasi organisasi pula semua karyawan yang ada dapat memahami
semua hal yang ada. Dia juga merangkumkan bahwa komunikasi organisasi
adalah proses yang terjadi di dalam suatu organisasi, dan didalam sana
proses komunikasi yang terjadi terbagi dalam tiga aspek besar, yaitu
komunikasi vertikal atas ke bawah, komunikasi vertikal bawah ke atas, dan
komunikasi horizontal atau dikatakan komunikasi yang terjadi antara rekan
sekerja dalam organisasi tersebut.
Roswita Syafitri28 Komunikasi Organisasi Formal dalam kepuasan
kerja di PT. Binatek Reka Energi Medan menyatakan bahwa komunikasi
adalah alat utama bagi anggota organisasi untuk dapat bekerja sama dalam
melakukan aktivitas manajemen, yaitu untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sehingga dengan komunikasi interpersonal yang baik antara atasan
dengan bawahan dan antara sesama karyawan dari seluruh departemen atau
unit yang ada dalam organisasi tersebut maka akan terwujud kinerja yang
baik.
2.3.2
Fungsi Public Relations
28
Roswita Syafitri, Komunikasi Organisasi Formal dalam kepuasan kerja di PT. Binatek Reka Energi
Medan: Universitas Sumatera Utara, 2009.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Definisi yang lebih spesifik yang menekankan pada tanggung jawab
khususnya bagi seorang Public relations, diberikan oleh Public Relations
News, yang menyatakan bahwa, public relations adalah fungsi manajemen
yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan –
kebijaksanaan dan prosedur – prosedur seorang individu atau sebuah
organisasi berdasarkan kepentingan publik dan menjalankan suatu program
untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik29
Namun ada yang menyatakan bahwa fungsi dari Public Relations
sering
menjadi
bagian
dari
perusahaan
untuk
membantu
dan
mengimplementasikan strategi – strategi perusahaan.30
Harwood L. Childs 31 seorang profesor dari Yale dan pendiri Public
Opinion Quarterly mengatakan fungsi dasar seorang public relations adalah
merekonsialisasikan atau menyesuaikan aspek-aspek dari perilaku korporat
dan personal kita, yang mengandung signifikansi sosial dengan kepentingan
publik. Dan dia menganggap fungsi public relations adalah membantu
organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
Cutlip, Center dan Broom menegaskan bahwa fungsi dari Public
Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan
29
Frazier Moore, op.cit., 6
Robert L. Heath, Encyclopedia of Public Relations, New Delhi: Sage Publication, 2005, xxxvi)
31
Scoot M. Cutlip, Allen H.Center, Glen M, Broom, loc. Cit.
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang
mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut 32.
Menurut Rosady Ruslan bahwa Public Relations memiliki tiga
fungsi utama, yaitu33 :
1. Sebagai komunikator dalam kegiatan komunikasi pada organisasi
perusahaan, prosesnya berlangsung dalam dua arah timbal balik
(two way traffic reciprocal communication). Dalam hal ini, disatu
pihak melakukan fungsi komunikasi yang merupakan bentuk
penyebaran informasi, dilain pihak komunikasi berlangsung dalam
bentuk penyampaian pesan dan menciptan opini publik (public
opinion).
2. Membangun atau membina hubungan (relationship) yang positif
dan baik dengan pihak publik sebagai target sasaran, yaitu publik
internal dan eksternal. Khususnya dalam menciptakan saling
mempercayai (mutually understanding), dan saling memperoleh
manfaat bersama (mutually symbolis) antara lembaga atau
organisasi perusahaan dan publiknya.
3. Peranan back up management dan sebelumnya dijelaskan bahwa
fungsi public relations melekat pada fungsi manajemen, berarti ia
tidak dapat dipisahkan oleh manajemen
32
33
Ibid.
Rosady Ruslan,Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta: PT. RajaGrafindo
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
2.3.3
Peran Public Relations
Peran public relations di dalam sebuah perusahaan atau organisasi
merupakan salah satu kunci penting dalam pemahaman mengenai fungsi
public relations dan komunikasi organisasi. Peranan pokok public relations
yaitu membentuk opini public yang positif mengenai organisasi atau
perusahaan yang diwakilinya, seorang Public Relations juga harus mampu
menjadi komunikator yang lebih baik, mediator yang cakap, organisator
yang handal serta dapat menjadi konsultan yang baik dalam upayanya untuk
mendapatkan dan mempertahankan citra yang positif mengenai organisasi
atau perusahaannya.
Menurut Frida Kusumastuti34 , peranan Public Relations dapat
dibedakan menjadi dua, yakni peranan manajerial (communication manager
role) dan peranan teknis (communication technican role). Peranan
manajerial dikenal dengan peranan, yakni expert preciber communication,
problem solving process facilitator, dan communication facilitator,
sehingga bisa dijelaskan lebih jauh terdapat empat peranan Public Relations
yang meliputi sebagai berikut :
1. Expert Preciber Communication.
Public Relations dianggap sebagai orang ahli. Da menasehati pimpinan
perusahaan atau organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti
hubungan dokter dan pasien.
34
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Hubungan Masyarakat, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
2. Problem Solving Process Facilitator.
Yakni perann sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah. Pada
peran ini public relations Melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap
manajemen
(krisis).
Dia
menjadi
anggota
tim,
bahkan
bila
memungkinkan menjadi leader dalam penanganan krisis manajemen.
3. Communication Facilitator.
Peranan Public Relations sebagai fasilitator komunikasi antara
perusahaan atau organisasi dengan public. Baik dengan public eksternal
maupun internal. Istilah yang paling umum adalah sebagai jembatan
komunikasi antara public dengan perusahaan. Dalam arti lain yaitu
sebagai media atau penengah bila terjadi miss communication.
4. Technician Communication.
Dalam hal ini disini public relations sebagai pelaksanan teknis
komunikasi. Dimana dia menyediakan layanan di bidang teknis.
Sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan
digunkan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan
bukan merupakan keputusan public relations yang melaksanakannya.
Peranan public relations dalam suatu organisasi menurut Dozier &
Broom, dalam buku yang ditulis oleh Rosady Ruslan35, adalah :
1. Sebagai penasehat ahli
2. Sebagai fasilitator komunikasi.
35
Rosady Ruslan. Op.cit, 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
3. Sebagai fasilitator pemecah masalah
4. Sebagai teknisi komunikasi.
Berkaitan dengan peranan public relations sebagai pelaksanan
teknis komunikasi, maka dalam teknik komunikasi public relations.
Kebijakan dan keputusan yang digunakan sengat berhubungan dengan tugas
seorang public relations. Peran Public Relations pada intinya adalah :
1. Sebagai komunikator atau penghubung antara organisasi atau
perusahaan yang diwakilinya dengan pubik masyarakat.
2. Membina hubungan yang baik dengan khalayak publiknya.
3. Sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau
perusahaan.
4. Berusaha untuk membentuk citra bagi organisasi atau perusahaannya.
2.3.4 Tugas Public Relations
Menurut Maria Assumpta Rumanti36 bahwa 5 (lima) tugas pokok
Public Relations, yaitu :
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab ata penyampaian informasi
secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik. Supaya
publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau
perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan.
36
Maria Assumpta Rumantri, Sr. Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktek, Jakarta : PT.
Grasindo, 2004, 92.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
umum atau masyarakat. Disamping itu juga, menjalankan dan
bertanggung jawab terhadap kehidupan kita bersama dengan
lingkungan.
3. Memperbaiki citra organisasi. Bagi public relations, menyadari citra
yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, publikasi, dan
seterusnya. Tetapi terletak bagaimana organisasi bias mecerminkan
organisasi
yang
dipercayai,
memiliki
kekuatan,
mengadakan
perkembangan secra berkesinambungan yang selalu terbuka untuk
dikontrol dan dievaluasi.
4. Bertanggung jawab sosial. public relations merupakan instrument untuk
bertanggung jawab terhadap semu kelompok yang berhak.
5. Komunikasi. Public Relations mempunyai bentuk komunikasi yang
khusus, komunikasi timba balik, maka pengetahuan komunikasi
menjadi modalnya. Dalam fungsinya, komunikasi itu sentral, perlu juga
untuk dimiliki adaah pengetahun manajemen dan kepemimpinan,
struktur organisasi
Dalam proses komunikasi timbal balik itu sendiri, komunikasi yang
dilakukan oleh seorang Public Relations berkaitan dengan fungsinya
sebagai peran komunikator.
Tugas seorang Public Relations lain adalah sinkronisasi antara
informasi dari perusahaan dengan reaksi dan tanggapan publik sehingga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
mencapai suasana akrab, saling mengerti, dan muncul suasana yang
menyangkut dalam interaksi perusahaan dengan publiknya37.
2.4
Hubungan dan Komunikasi Interpersonal dalam Organisasi
2.4.1
Pengertian Hubungan Interpersonal
Bimo Walgito38 menyatakan bahwa salah satu sifat manusia adalah
sebagai makhluk sosial, disamping sebagai makhluk individual. Sebagai
maklum individual manusia mempunyai dorongan atau motif untuk
mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan sebagai makhluk
sosial manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan
orang lain, manusia mempunyai dorongan sosial.
Sebagai makhluk sosial,kita merasa perlu hubungan dengan orang
lain. Kita memerlukan hubungan dan ikatan emosional dengan mereka. Kita
memerlukan pengakuan mereka atas keberadaan dan kemampuan kita. Kita
membutuhkan persetujuan dan dukungan atas perilaku dan hidup kita. Kita
tergantung pada orang saling berbagi dan bekerja sama untuk kelestarian
hidup kita. Untuk maju, dorongan semangat dan penjernihan arah dapat kita
peroleh dari orang lain. Hubungan kita dengan orang lain berbeda tingkat
keeratan dan rasa keterikatannya.39
37
Kustadi Suhondang,op.cit., 73
Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), Edisi Revisi, Yogyakarta: Penerbit ANDI,
1978,65
39
Agus. M. Hardjana, op.cit., 84
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Mc. Clleland berpendapat “dengan adanya dorongan atau motif
social pada manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk
mengadakan hubungan atau untuk mengadakan interaksi”. Dengan
demikian terjadilah interaksi antara manusia satu dengan manusia yang
lainnya. Interaksi social dikatakan Mc. Clleland sebagai hubungan antara
individu satu dengan individu yang lain. Individu satu dapat mempengaruhi
individu yang lain atau sebaliknya.jadi terdapat adanya hubungan yang
saling timbale balik.40
Bila dua manusia menjalin suatu hubungan (relationship),
kehidupan mereka saling terjalin satu dengan yang lain. Apa yang dilakukan
oleh orang yang satunya akan mempengaruhi yang lain. Orang lain dapat
membuat kita sedih atau gembira, menceritakan kabar buruk atau baik, atau
mengkritik pendapat kita, membuat kita melakukan sesuatu dan memberi
nasehat. Hubungan didefinisikan sebagai sesuatu yang terjadi bila dua orang
saling mempengaruhi satu sama lain, bila yang satu bergantung pada yang
lain.41
Yayu Sriwartini dan Dwi Kartikawati 42 memberi pengertian sendiri
mengenai hubungan, adalah suatu ikatan yang terjalin diantara dua orang
atau lebih. Dalam keseharian, kita memiliki beragam hubungan, yakni bisa
hubungan pertemanan, hubungan bisnis, hubungan pimpinan-bawahan dan
40
Bimo Walgito, loc.cit.
David O Sears, Jonathan L. Freedman, L.Anne Peplau , Psikologi Sosial Jilid 1 , Jakarta: Penerbit
Erlangga, 1985, 236
42
Yayu Sriwartini, dan Dwi Kartikawati, opcit 13.
41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
sebagainya, dengan derajat hubungan yang berbeda, mulai dari hubungan
tidak akrab sampai akrab.
Sekarang ini penelitin ke dalam hubungan interpersonal yang jauh
lebih luas dan menampilkan gambaran hubungan manusia yang jauh lebih
kompleks, mencakup bukan hanya elemen-elemen positif – rasa senang,
tertawa dan suka cita terhadap persahabatan, asmara dan keluarga – tetapi
juga unsur – unsur negatif – rasa marahan tersinggung yang kita semua akui
sebagai bagian dari hubungan. Juga ada kecenderungan untuk meliht
jalannya hubungan dalam kehidupan nyata dalam suatu periode waktu yang
cukuppanjang dan dengan demikian mengivestigasi faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap kepuasn, ketidak puasan dan cara – cara yang kita
gunakan untuk berhadapan dengan perubahan – perubahan , perasaanperasaan kita terhadap orang.43
Arni Muhammad44 berpendapat bahwa hubungan interpersonal akan
terjadi secara efektif apabila kedua pihak memenuhi kondisi berikut :
a. Bertemu satu sama lain secara personal.
b. Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi
yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti.
c. Menghargai satu sama lain, bersifat positif an wajar tanpa menilai
atau keberatan.
43
44
Diana Dwyer, Interpersonal Relationship, London: Routledge, 2000,5
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007, 176
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
d. Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh – sungguh,
bersikap menerima dan empati satu sama lain.
e. Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang
mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan arti.
f. Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat
perasaan aman terhadap yang lain.
2.4.2
Jenis –Jenis Hubungan Interpersonal
Terdapat beberapa jenis hubungan interpersonal45 yaitu :
1.
Berdasarkan jumlah individu yang terlibat Hubungan Interpersonal
jika dilihat berdasarkan jumlah individu yang terlibat dapat kita bagi
dengan hubungan Diad dan hubungan Trid. Hubungan diad
merupakan hubungan antara dua individual dan kebanyakan kita
dengan orang lain bersifat diadik dan memiliki ciri khas dimana
setiap hubungan diad memiliki tujuan khusus, individu dalam
hubungan dia memiliki perbedaan dengan hubungan diad yang lain,
dan pada hubungan diad berkembang pola komunikasi termasuk
pola berbahasa yang unik atau khas berkembang pola komunikasi
termasuk pola berbahasa yang unik atau khas yang akan
membedakan hubungan tersebut dengan hubungan diad yang lain.
Dalam hubungan dia keputusan diambil melalui negosiasi.
45
Andi Nuraedh Nur, et. Al., Pengertian, Teori, Tahap, Jenis, dan Faktor yang Mempengaruhi
Hubungan Interpersonal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Sedangkan hubungan Triad merupakan hubungan antara tiga orang,
memiliki ciri lebih kompleks, tingkat keintima atau kedekatan antar
ndividu lebih rendah, dan keputusan yang diambil lebih didasarkan
pada suara terbanyak.
2.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai
Dibagi menjadi hubungan tugas dan hubungan sosial. Hubungan
tugas merupakan sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan
menyeselaikan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh individu
sendirian. Misalnya hubungan pasien dengan dokter, hubungan
murid dengan guru. Sedangkan hubungan sosial merupakan
hubungan yang tidak terbentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan
Sesutu. Hubungan ini terbentuk baik secara personal dan sosial.
Misalnya hubungan dua orang sahabat karib, hubungan dua orang
kenalan saat makan malam dan sebagainya.
3.
Berdasarkan jangka waktu
Terbagi hubungan jangka pendek dan hubungan jangka panjang.
Hubungan jangka pendek merupakan hubungan yang hanya
berlangsung sebentar. Misalnya hubungan antara dua orang yang
saling bertegur sapa ketika berjumpa di tengah jalan. Sedangkan
hubungan jangka panjang berlangsung dalam waktu yang lama,
semakin lama suatu hubungan semakin banyak investasi yang
ditanam didalamnya. (misalnya berupa emosi atau perasaan, waktu,
materi, dan sebagainya). Dan karena
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
investasi yang ditanam itu bnyak maka semakin besar usaha kita
untuk mempetahankannya.
4.
Berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman
Yaitu hubungan biasa dan hubungan akrab atau intim. Hubungan
biasa merupakan hubungan yang sama sekali tidak dalam atau
interpersonal atau ritual. Sedangkan hubungan akrab atau intim
ditandai dengan penyingkapan diri (self – disclosure). Makin intim
suatu hubungan, makin besar kemungkinan terjadinya penyingkan
diri tentang hal – hal yang sifatnya pribadi. Hubungan intim terkait
dengan jangka waktu, dimana keintiman akan tumbuh pada jangka
panjang, karena itu hubungan intim akan cenderung dipertahankan
karena investasi yang ditanam inividu di dalamnya dalam jangka
yang lama telah banyak. Hubungan ini bersifat personal an terbebas
dari hal – hal yang ritual.
2.4.3
Faktor-faktor yang membentuk Hubungan Interpersonal
Yayu Sriwartini dan Dwi Kartikawati46 mengemukakan ada
beberapa faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik,
yaitu percaya (trust). Percaya merupakan faktor yang terpenting dalam
hubungan interpersonal. Seperti yang Devito katakana bahwa dalam
pengembangan hubungan harus melalui beberapa tahap, tahap awal yaitu
46
Yayu Sriwartini, dan Dwi Kartikawati, opcit 27-35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
perkenalan sampai tahap kedua yaitu peneguhan ‘percaya’, merupakan hal
yang paling menentukan efektivitas komunikasi. Lihat dari definisinya,
percaya mengandalkan perilaku orang lain untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh
resiko. Berdasarkan definisi tersebut dapat disebutkan unsur-unsur dari
percaya adalah adanya situasi yang menimbulkan resiko, orang yang
menaruh kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari bahwa akibatakibatnya bergantung pada perilaku orang lain, orang yang yakin bahwa
perilaku orang lain akan berakibat baik baginya.
Keuntungannya jelas dapat meningkatkan komunikasi interpersonal
karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan
penerimaan informasi serta memperluas peluang komunikasi untuk
mencapai maksudnya.
1. Sikap Mendukung
Adalah sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi.
Sikap defensive terjadi ketika pelaku komunikasi dalam suatu hubungan
tertentu berusaha mempertahankan diri (bisa juga untuk menjaga
“gengsi”).
2. Sikap Menerima adalah sikap yang melihat orang lain sebagai manusia,
sebagai individu yang patut dihargai. Sikap menerima tidaklah semudah
yang dikatakan, karena kita selalu cenderung lebih mudah menilai dan
sukar menerima.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
3. Sikap Terbuka Orang yang memiliki sikap terbuka adalah orang yang
memiliki sifat sebagai berikut: Menilai pesan secara obyektif,
membedakan dengan mudah, melihat nuasa – nuasa dan lain
sebagainya, mencari informasi dari berbagai sumber, berseia mengubah
kepercayaannya kalau menang orang lain yang benar, mencari
pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya.
2.4.4 Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi merupakan suatu proses yang berkembang, yaitu dari
yang bersifat impersonal menjadi
interpersonal. Artinya, adanya
peningkatan hubungan diantara para pelaku komunikasi. Seringkali
pertemuan interpersonal awalnya diawali dengan pembicaraan yang bersifat
umum, seperti umur, tempat tinggal, pendidikan, asal daerah dan
sebagainya, akhirnya pembicaraan akan meningkat menjadi pertanyaan
yang bersifat spesifik, seperti kesukaan dan keabisan, ini menunjukan
adanya peningkatan pembicaraan.
Kami mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai proses
transaksi pesan antara orang-orang untuk menciptakan dan mempetahankan
makna bersama, Ada tiga komponen penting yang terdapat di dalam definisi
ini : proses, pertukaran pesan, dan makna bersama. Mari kita lihat satu per
satu.
Ketika kita menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah
sebuah proses, kita mengartikannya sebagai sebuah aktivitas yang tak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
pernah berhenti dan terus-menerus berubah. Ketika kita masuk ke dalam
pertukaran komunikasi interpersonal, kita memasuki sebuah peristiwa yang
tak memiliki awal atau akhir yang bisa didefinisikan, dan yang tak bisa
diputar balikkan (irreversible).
Menurut Dedy Mulyana47, dalam komunikasi antar pribadi setiap
orang bebas mengubah topik pembicaraan, namun pada kenyataannya
komunikasi antar pribadi bisa saja didominasi oleh suatu pihak. Misalnya
komunikasi suami – istri didominasi oleh suami, atau juga komunikasi
atasan – bawahan yang didominasi oleh atasan. Efektifitas komunikasi antar
pribadi ini sangat besar pengaruhnya dalam pencapaian tujuan suatu
organisai.
2.4.5
Prinsip – prinsip Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antar pribadi dapat dikatakan sebagai dasar dari cara
orang bergaul di dalam sebuah organisasi. Dalam komunikasi antar pribadi,
komunikator biasanya cukup mengenal komunikan begitu juga sebaliknya.
Prinsip- prinsip komunikasi interpersonal, antara lain :
1.
Komunikasi dengan tatap muka (face to face)
Komunikasi sendiri langsung dengan bertatap muka antar dua orang
atau lebih dan secara dialogis dimana terjadi interaksi, dimana orang –
orang yang terlibat dalam pembicaraan dapat memiliki fungsi ganda
47
Dedy Mulyana, op.cit.,45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
dimana masing-masing menjadi pembicara dan pendengar secara
bergantian. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, seorang ahli psikologis
berpendapat bahwa dari berbagai jenis komunikasi, komunikasi antar
individu yang langsung (bertatap muka) adalah yang paling lengkap
mengandung berbagai factor psikologis dank arena itu patut mendapat
perhatian yang pertam.48
Wiryanto49, menyimpulkan bahwa komunikasi antar pribadi
(interpersonal
communication)
merupakan
komunikasi
yang
berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik
secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Dedy Mulyana
berpendapat
bahwa
komunikasi
antarpribadi
(Interpersonal
Communication) adalah komunikasi antar orang – orang yang secara
tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal.50
2.
Komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih
Kegiatan komunikasi interpersonal melibatkan paling sedikit dua
orang yang mempunyai sifat, nilai – nilai, pendapat, sikap, dan perilaku.
Dalam komunikasi interpersonal juga terjadi pertukaran informasi,
pengalaman, gagasan, pendapat, pikiran, dan sebagainya. Komunikasi
interpersonal ini akan terjadi terus menerus dalam kehidupan manusia.
48
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial, Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial, Jakarta:
Balai Pustaka, 2002, 193
49
Wiryanto, loc.cit.
50
Deddy Mulyana, op.cit., 81
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
Komunikasi interpersonal adalah proses transaksi pesan di antara
orang – orang (biasanya dua orang)yang berupaya menciptakan dan
mempertahankan makna bersama (shared).
Deddy Mulya51 mengatakan bahwa bentuk khusus dari komunikasi
antar pribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadiccommunication) yang
melibatkan hanya dua orang seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat
dekat,guru dan murid, dan sebagainya. Ciri – ciri komunikasi diadik
adalah pihak – pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat,
pihak – pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara
simultan dan spontan, baik secara verbal maupun non verbal.
Agus M.Hardjana52 menyatakan bahwa komunikasi interpersonal
adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang dimana pengirim
dapat menyampaikan pesan secara langsung , dan penerima pesan dapat
menerima dan menanggapi secara langsung pula. Kebanyakan komunikasi
interpersonal berbetuk verbal disertai ungkapan-ungkapan non verbal dan
dilakukan secara lisan, sedangkan cara tertulis diambil sejarah diperlukan ,
misalnya dalam bentuk memo, surat atau catatan. Komunikasi interpersonal
dengan masing-masing orang berbeda tingkat kedalam komunikasinya.
2.4.6
51
52
Faktor – faktor dalam Komunikasi Interpersonal
Deddy Mulyana, loc.cit.
Agus M. Hardjana, op.cit. 85
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Ada sepuluh karakter menurut Devito53 yang merupakan factor penting
dalam komunikasi interpersonal yang efektif.
a. Keterbukaan.
Keinginan
untuk
mengungkapkan
diri,
untuk
mengungkapkan informasi mengenai diri kita yang biasanya kita
sembunyikan. Terbuka dalam hal mendengarkan (listening) orang lain
yang berkomunikasi dengan kita. Keinginan untuk memberikan reaksi
secara jujur terhadap situasi yang kita hadapi dengan cara memberikan
respon yang spontan dan jujur pada komunikasinya dan feedback untuk
orang lain. Dan keterbukaan juga menyangkut masalah “kepemilikan”
perasaan dan pemikiran diri kita sendiri.
b. Empati. Kemampuan untuk merasakan perasaan individu lainnya.
Empati memungkinkan kita untuk memahami, secara emosional dan
intelektual, apa yang dirasakan oleh orang lain. Dengan menggunakan
empati, kita dapat lebih bisa memahami dan mengkomunikasikan
perasaan saling mengerti ini guna meningkatkan komunikasi yang
efektif.
c. Dukungan. Kita menunjukan dukungan kita dengan (1) lebih pada
mendeskripsikan dibandingkan mengevaluasi atau menilai dan (2)
untuk sudut pandang atau pendapat kita lebih bersifat sementara
dibandingkan selamanya. Mendeskripsikan maksudya saat kita merasa
sebuah pertanyaan yang dilontarkan sebagai permintaan untuk suatu
53
DeVito, Joseph A, Messages: Building Interpersonal Communication Skills, New York: Harper &
Row Publisher, 1990, 35-46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
informasi atau mendengar sebuah penggambaran, kita tidak melihatnya
sebagai suatu ancaman. Sedangkan menilai atau mengevaluasi biasanya
mengarahkan kita untuk mundur dan membuat rintangan antara diri kita
dengan orang lain. Memiliki sifat sementara maksudnya memiliki sikap
yang open-minded. Maksudnya mau mendengar sudut pandang atau
pendapat yang berlawanan dan merubah posisi kita jika diperlukan.
d. Sikap positif. Kita dapat berkomunikasi dengan positif dalam dua cara;
(1) Kita dapat menentukan sikap positif, orang yang merasakan
kepositifan dalam dirinya menyampaikan pada orang lain mengenai
perasaan, yang kemudian membalasnya dengan memberikan perhatian
yang positif. (2) kita dapat memberikan “serangan” kepada orang yang
berinteraksi dengan kita. Saat kita menyerang seseorang, kita mengakui
dia sebagai manusia. Serangan yang positif dalam bentuk pujian atau
penghargaan. Serangan yang negative adalah hukuman.
e. Kesamaan. Maksdunya dalam penerimaan dan persetujuan. Kesamaan
juga harus ada dalam komunikasi interpersonal untuk berbicara versus
mendengarkan. Jika seseorang selalu berbicara dan lainnya selalu
mendengarkan, komunikasi interpersonal yang efektif menjadi sulit
atau
tidak
mungkin.
Dalam
hubungan
interpersonal
yang
berkarakteristik pada kesamaan, ketidak sepakatan dan konflik
merupakan usaha untuk mengerti akan perbedaan yang tidak dapat
direlakan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
f. Kenyamanan. Komunikator yang efektif menyampaikan kenyamanan
sosial dan terlihat cocok dengan orang lain dan dengan seluruh situasi
komunikasi.
g. Kesegeraan. Berhubung dengan keikut sertaan dari pembicara dan
pendengar,
penciptaan
rasa
kebersamaan.
Komunikator
yang
memperlihatkan kesegaraan menyampaikan rasa berminat dan
perhatian, rasa suka dn tertarik dengan orang lain. Orang memberikan
respon seperti yang diinginkan dengan segera.
h. Management interaksi. Dalam management interaksi yang efektif ,
tidak ada seorangpun yang merasa tidak diperhatikan atau setara.
Dengan menjaga arus dan kelancaran percakapan tanpa jeda yang
terlalu lama dan kaku yang membuat setiap orang merasa tidak nyaman
merupakan tanda dari management interaksi yang efektif.
i. Keekspresifan. Yang termasuk dalam keekspresifan adalah tanggung
jawab atas pemikiran dan perasaan orang lain, mendorong orang lain
untuk bersikap yang ekspresif atau terbuka, dan memberikan feedback
yang tepat.
j. Orientasi terhadap orang lain. Yang termasuk dalam orientasi terhadap
orang lain adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain
dengan penuh perhatian dan rasa tertarik dan apa yang telah diucapkan
Setelah komunikasi interpersonal tercipta dan pertukaran –
pertukaran informasi dilaksanakan akan mulai timbul rasa percaya terhadap
lawan komunikasi kita. Karena rasa percaya ini sangat penting untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
mengerti seseorang sebelum melakukan pengungkapan diri. Julia T Wood
mengungkapkan bahwa kepercayaan melibatkan keyakinan terhadap
reliabilitas orang lain (bahwa dia akan berbuat seperti yang dijalankan) dan
secara emosional mengandalkan orang lain untuk menjaga kesejahteraan
juga hubungan kita54 . jika individual merasa bahwa ia dapat percaya
sepenuhnya terhadap teman bicaranya dan teman bicaranya juga percaya
sepenuhnya kepada dia, maka mereka akan mengungkapkan permasalahan
diri yang lebih privat dan menciptakan rasa akrab yang lebih besar lagi.
Ada empat cara untuk menumbuhkan rasa percaya ;
1. Dapat diprediksi. Walaupun kita tidak dapat memprediksi perilaku kita
sendiri, tetapi kita dapat menggunakan prosedur yang terprediksi untuk
membuat keputusan yang membantu pasangan kita mengerti akan tindakan
kita.
2. Kejelasan. Dengan mengatakan secara jelas apa yang kita kehendaki dan
apa yang kita katakana, maka kemungkinan untuk salaah menangkap
sebuah pernyataan dapat berkurang.
3. Membuat janji secara serius. Semakin serius kita memegang janji kita
semakin serius pula orang lain memegang janji mereka.
54
Julia T Wood, Intrerpersonal Communication; Everyday Encounters, Sixth Edition, Boston:
Wadsworth Cengage Learning, 2010,199
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
4. Kejujuran. Jujur bukan berarti harus mengungkapkan seluruhnya. Tetapi
harus ada kejelasan mengenai mengapa masalah tersebut tidak boleh
diungkapkan dan dijelaskan.
2.4.7 Empati
Kata “empati” berasal dari kata Einfuhlung yang digunakan oleh
seorang psikologi Jerman: secara harafiah berarti
“merasa terlibat” .
mendengarkan dengan empati seingkali merupakan bagian yang penting
dalam semua hubungan, juga mempperkuat atau memperbaiki hubungan
antar pesona yang positif diantara pihak-pihak yang terlibat.55
Menurut Yayu Sriwartini secara luas empati berarti juga merasakan
apa yang orang lain rasakan. Empati sebagai kemampuan melakukan
persepsi sosial dengan memberikan respon sesuai dengan harapan atau
keinginan seseorang.56
Henry Backrack mendefinisikan Empati sebagai kemampuan
seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu
saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu dan melalui kacamat orang
lain itu. Orang yang empati mampu memahami motivasi dan pengalaman
orang lain, perasaan dan sikap mereka serta harapan dan keinginan mereka.
55
Stewart L. Tubbs – Sylvia Moss, Pengantar Deddy Mulyana, Human Communication Prinsip –
Prinsip Dasar, Rosda – Bandung, 2008, 173
56
Yayu Sriwartini, dan Dwi Kartikawati, op.cit., 96
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
Orang yang empati akan membuat dirinya mampu menyesuaikan
komunikasinya dengan orang lain.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal dan non
verbal. Secara verbal kita dapat mengkomunikasikan empati dengan
memperlihatkan keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah
dan gerak – gerik yang sesuai, konsentrasi terpusat meliputi kontak mata,
postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik, serta sentuhan atau
belaian yang sepantasnya.57
57
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Buku Kuliah Dasar, Profesional book Jakarta,
1997, 261
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download