BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi
tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva
keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang
lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari
perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aset-aset keuangan dari
perusahaan-perusahaan lain.
Portofolio adalah kombinasi dari berbagai aset baik berupa aset keuangan
atau sekuritas maupun aset riil. Teori portofolio menekankan pada usaha untuk
mencari kombinasi investasi optimal yang memberikan tingkat keuntungan atau
rates of return maksimal pada suatu tingkat risiko tertentu.
Pemilihan investasi oleh investor disesuaikan dengan preferensi investor,
artinya keputusan investor berdasarkan pertimbangan faktor-faktor, yaitu risiko
(risk) dan keuntungan yang diharapkan (return). Investor melakukan investasi
selalu mempunyai harapan untuk mendapatkan tingkat keuntungan (return), tetapi
harapan investor tidak selalu sesuai hanya karena ketidakpastian di masa yang
akan datang. Ketidakpastian inilah yang diidentifikasi sebagai risiko.
Risiko maupun return bagaikan dua sisi mata uang yang selalu
berdampingan. Hal ini berarti, dalam berinvestasi, di samping menghitung return
yang diharapkan, investor juga harus memperhitungkan risiko yang harus
2
ditanggungnya. Oleh karena itu, investor harus pandai-pandai mencari alternatif
investasi yang menawarkan tingkat return diharapkan yang paling tinggi dengan
risiko tertentu atau dengan kata lain investasi yang menawarkan return tertentu
dengan tingkat risiko terendah.
Beberapa teori secara umum melihat bahwa perilaku investor bereaksi
berlebihan (overreact) dengan adanya berita mengenai event keuangan yang
dramatis yang tidak diantisipasikan sebelumnya. Dalam kondisi normal, sekuritas
yang masuk golongan loser memperoleh return yang rendah dan sekuritas yang
masuk golongan winner mempunyai return yang tinggi (Howe, 1986). Hal normal
ini akan menjadi berbalik pada saat terjadi reaksi yang berlebihan (overreaction).
Overreaction hypothesis merupakan reaksi yang berlawanan dengan kondisi
normal. Hipotesis overreaction memprediksikan sekuritas yang masuk kategori
loser dan biasanya mempunyai return rendah justru akan mempunyai return
abnormal yang tinggi. Kebalikannya, sekuritas yang biasanya mempunyai return
tinggi yang masuk kategori winner justru akan memperoleh return abnormal yang
rendah (De Bondt dan Thaler, 1985). Loser mempunyai kecenderungan menjadi
winner tetapi winner tidak cenderung menjadi loser (Pettengil dan Jordan, 1990).
Hal ini disebabkan adanya pengaruh perilaku investor yang memberikan
bobot berlebihan untuk informasi terkini dalam memprediksikan apa yang akan
terjadi di masa yang akan datang. Jika investor memberikan bobot yang berlebih
untuk informasi terbaru maka investor akan cenderung bereaksi berlebihan
(overreact) terhadap informasi Hipotesis reaksi berlebihan bersandar pada asumsi
perilaku pelaku pasar bereaksi berdasarkan penekanan pada informasi terakhir
3
dalam melakukan koreksi pada perioda berikut. Apabila pemodal mendasarkan
pada informasi terakhir, maka pemodal akan cenderung overreact terhadap
pengumuman. Secara psikologis, pelaku pasar akan bereaksi lebih dramatis
terhadap informasi yang jelek (Sukmawati dan Hermawan, 2002).
Overreaction yang terjadi dalam pasar awalnya diamati oleh J.M. Keynes
(De Bondt dan Thaler, 1985):
“Day to day fluctuations in the profit of existing investment which are
obviously of an ephemeral and no significant character, tend to have an
altogether excessive, and even an absurd, influence on the market”
Dalam return yang berfluktuatif, walaupun tidak signifikan cenderung akan
mengarah pada perolehan abnormal return, kadangkala tidak logis, akan
mempengaruhi keseimbangan pasar (Sukmawati dan Hermawan, 2002)
Akibat penemuan overreaction hypothesis ini mendorong orang untuk
melakukan strategi membeli saham loser dan menjual winner. Strategi inilah yang
dinamakan sebagai strategi kontrarian. Dengan strategi ini diharapkan para
investor dapat mencermati perilaku pasar dan dapat mengambil keputusan lebih
baik dan akurat dalam berinvestasi jangka panjang.
Penelitian terdahulu di Indonesia mengenai strategi kontrarian saat ini
menguji apakah strategi kontrarian efektif diterapkan pada perusahaan-perusahaan
di Indonesia. Dalam hal ini, banyak penelitian terdahulu ada yang menyatakan
strategi kontrarian sangat efektif dan ada pula yang menyatakan bahwa strategi
kontrarian tidak efektif diterapkan pada perusahan-perusahaan di Indonesia.
4
Penulis mencoba untuk meneliti kebenaran dari penelitian-penelitian
terdahulu yang dilakukan di Indonesia apakah strategi kontrarian dapat diterapkan
pada perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, khususnya pada perusahaan
manufaktur.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah saham-saham yang berkinerja buruk (loser) pada tahun ini di
tahun mendatang akan menghasilkan return yang meningkat?
1.2.2. Apakah saham-saham yang berkinerja baik (winner) pada tahun ini di
tahun mendatang akan menghasilkan return yang menurun?
1.3.
Batasan Masalah
1.3.1. Objek Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur yang telah terdaftar
(listed) di Bursa Efek Jakarta dari tahun Juni 1993 sampai Mei 2005.
1.3.2. Penggunaan Sampel Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sampel
data yang digunakan dari tahun Juni 1993 – Mei 2005 yang diperoleh dari
Pusat Studi Akuntansi (PSA) Fakultas Ekonomi Universitas Duta Wacana.
1.3.3. Penggunaan Informasi Abnormal Return (Excess Return)
Abnormal Return yang digunakan adalah abnormal return harian dan
berasal dari selisih return yang sesungguhnya terjadi dengan return yang
diharapkan
secara
harian.
Abnormal
return
inilah
yang
akan
5
diakumulasikan secara tahunan sehingga didapat CAAR (Cumulative
Average Abnormal Return).
1.4.
Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan akademisi
Menguji reaksi pasar saham di sektor manufaktur terhadap overreaction
hypothesis
1.4.2. Tujuan praktis
Untuk menguji baik atau buruknya berinvestasi dengan menggunakan
strategi kontrarian untuk satu tahun mendatang.
1.5.
Manfaat Penelitian
1.5.1. Bagi Akademisi
a). Untuk memperoleh suatu informasi yaitu strategi kontrarian dapat
digunakan dalam berinvestasi dengan pola winner-loser
pada saat
terjadinya overreact pasar.
b). Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai dapat diterapkannya
strategi kontrarian dalam berinvestasi di Indonesia pada saat pasar
mengalami overreaction.
1.5.2. Bagi Praktisi
a). Memberikan informasi bagi investor dalam mengambil keputusan
untuk menilai perusahaan agar dapat menentukan apakah harus
membeli, menahan, atau menjual saham perusahaan tersebut saat pasar
mengalami overreaction.
6
b). Untuk memperoleh informasi yang lebih akurat sehingga investor
dapat mengambil keputusan investasi lebih baik dan efisien.
1.5.3. Bagi Penulis
a). Sebagai Syarat untuk memperoleh gelar strata I di Universitas Kristen
Duta Wacana Yogyakarta Fakultas Ekonomi – Akuntansi.
b). Sebagai
pengalaman
pertama
dalam
mengaplikasikan
ilmu
pengetahuan yang sudah diperoleh selama kuliah khususnya dalam
menganalisis performa berinvestasi dengan strategi kontrarian saat
pasar mengalami overreaction.
Download