Pengaruh Kurs/ Nilai Tukar

advertisement
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
PENGARUH KURS/ NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI DAN TINGKAT
SUKU BUNGA SBI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM
GABUNGAN LQ-45 PERIODE TAHUN 2009-2013
Maisaroh Fathul Ilmi
Prodi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak: Pengaruh Kurs/ Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan LQ-45 Periode Tahun 2009-2013. Penelitian ini bertujuan
mengetahui pengaruh Kurs/ Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap IHS
LQ-45 tahun 2009-2013. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, regresi
linier sederhana, dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Kurs/ nilai tukar
rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHS LQ-45, ditunjukkan dengan koefisien regresi
sebesar –0,117 dan sig t 0,000<0,05; Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap IHS
LQ-45, ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar –9,693 dan sig t 0,446>0,05; Tingkat suku
bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHS LQ-45, ditunjukkan dengan koefisien
regresi sebesar –87,152 dan sig t 0,000<0,05; Kurs/ nilai tukar rupiah, inflasi, tingkat suku bunga SBI
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap IHS LQ-45 ditunjukkan dengan sig t 0,000<0,05.
Kata Kunci: Indeks Harga Saham LQ-45, Kurs/ Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Tingkat Suku
Bunga SBI.
Abstrack: The Influence of Exchange Rate, Inflation and SBI Interest Rate on LQ-45 Stock
Price Index Year Period 2009-2013. The purpose of this research is to find out the influence of
Exchange Rate, Inflation and SBI Interest Rate of LQ-45 Index year 2009-2013. Data analysis
techniques applied are statistic descriptive, classic assumption test, simple linear regression, and
multiple linier regression. Result from the research show that Exchange Rate has negative and
significant influence on LQ-45 index shown by regression value -0,117 and sig t 0,000<0,05;
Inflation has negative and insignificant influence on LQ-45 index shown by regression value -9,693
and sig t 0,446>0,05; SBI Rate Interest has negative and significant influence on LQ-45 index shown
by koeficient regression -87,152 and sig t 0,000>0,05; Exchange Rate, Inflation and SBI Interest Rate
have significant influence on LQ-45 Index shown by sig t 0,000<0,05.
Keyword: LQ-45 Stock Price Index, Exchange Rate, Inflation, and SBI Interest Rate.
93
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
Selain
PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan salah satu
instrumen
ekonomi
yang
sebagai
tempat
untuk
berinvestasi, pasar modal juga dapat
mengalami
mencerminkan
kondisi
perekonomian
perkembangan sangat pesat dewasa ini.
makro suatu negara yang dapat dilihat dari
Pasar modal dapat dijadikan indikator
suatu Indeks Harga Saham. Indeks Harga
kemajuan suatu negara dan juga dapat
Saham
menunjang ekonomi suatu negara. Pasar
menggambarkan pergerakan harga saham.
modal merupakan salah satu alternatif
Pergerakan
pilihan untuk berinvestasi yang dapat
kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif
menghasilkan tingkat keuntungan optimal
atau
bagi
adalah
Fakhruddin (2006:168) di Bursa Efek
atau
Indonesia (BEI) terdapat enam jenis indeks
sumberdaya lainnya yang dilakukan pada
yaitu indeks individual, indeks harga
saat
saham sektoral, indeks harga saham
para
investor.
komitmen
atas
ini,
sejumlah
dengan
sejumlah
Investasi
tujuan
keuntungan
(Tandelilin:
2007).
dana
memperoleh
dimasa
Seorang
adalah
suatu
indikator
indeks
lesu.
yang
menggambarkan
Menurut
Darmaji
dan
datang
gabungan (IHSG), indeks LQ 45, indeks
investor
syariah atau JII (jakarta Islamic Index) dan
membeli sejumlah saham dengan harapan
Indeks
memperoleh keuntungan untuk masa yang
pengembangan.
akan datang. Investasi terhadap saham
indeks harga saham gabungan, investor
mempunyai
dapat melihat apakah kondisi pasar sedang
daripada
risiko
yang
investasi
lebih
terhadap
besar
obligasi,
Melalui
papan
pergerakan
investor
yang terbentuk hanya dari 45 jenis saham
adalah
terpilih berdasarkan likuiditas pasar dan
berinvestasi dipasar modal. Pasar modal
kapitalisasinya. Sedangkan Indeks Harga
di Indonesia merupakan salah satu dari
Saham Gabungan adalah indeks yang
berbagai alternatif bagi masyarakat yang
terbentuk dari seluruh harga saham yang
kelebihan dana untuk berinvestasi. Banyak
terdaftar di Bursa Efek. Pergerakan IHSG
jenis surat berharga yang dijual dipasar
secara siginifikan dapat dipengaruhi oleh
tersebut, salah satunya adalah saham.
Indeks Harga saham LQ 45 karena indeks
Investor
LQ 45 merupakan gabungan harga saham
yang
oleh
dan
Indeks LQ 45 merupakan indeks
Salah satu kegiatan investasi yang
dipilih
utama
bergairah atau lesu.
deposito dan tabungan.
dapat
papan
berminat
berinvestasi
dipasar modal dapat berinvestasi di Bursa
yang berkapitalisasi
Efek Indonesia (BEI).
pergerakan saham yang berkapitalisasi
94
besar,
sedangkan
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
kecil cenderung kurang mempengaruhi
faktor makro ekonomi yang berasal dari
IHSG.
luar negeri dan faktor makro ekonomi
Menurut Halim (2005:12) Indeks
yang berasal dari dalam negeri. Contoh
harga saham (IHS) merupakan ringkasan
faktor makro ekonomi dari luar negeri
dari pengaruh simultan dan kompleks dari
adalah Dow Jones Indeks, suku bunga The
berbagai
Fed, perubahan kurs/ nilai tukar rupiah,
macam
variabel
yang
berpengaruh, terutama tentang kejadian-
dan
kejadian ekonomi. Dengan demikian, IHS
Sedangkan inflasi, tingkat bunga, suku
dapat
kesehatan
bunga sertifikat bank Indonesia (SBI),
ekonomi suatu negara dan sebagai dasar
perubahan Produk Domestik Bruto (PDB)
melakukan analisis statistik atas kondisi
merupakan faktor makro ekonomi yang
pasar
berasal dari dalam negeri.
dijadikan
terakhir
barometer
pergerakan
harga
emas
dunia.
(current
market).
perusahaan
dalam
Akhir-akhir ini industri di Indonesia
memperoleh laba tersebut tidak saja
mengalami perkembangan, perusahaan-
ditentukan oleh kemampuan manajemen
perusahaan di Indonesia aktif melakukan
dalam mengelola sumber daya yang ada,
kegiatan ekspor dan impor. Salah satu
tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain
faktor yang melancarkan kegiatan ekspor
diluar perusahaan, seperti kondisi sosial
impor tersebut adalah dengan mata uang
masyarakat, politik, dan keamanan. Semua
sebagai alat transaksi. Salah satu mata
itu akan berpengaruh terhadap kemampuan
uang yang umum dan biasa digunakan
perusahaan dalam memperoleh laba, yang
dalam kegiatan ekspor impor adalah dollar
pada gilirannya akan berpengaruh juga
Amerika.
terhadap fluktuasi harga saham.
yang aktif dalam kegiatan ekspor impor
Kemampuan
Faktor-faktor ekonomi makro secara
empiris
telah
terbukti
beberapa
negara,
mempunyai
seperti
perusahaan-perusahaan
tersebut, kestabilan kurs dollar terhadap
rupiah menjadi sangat penting.
pengaruh terhadap perkembangan investasi
di
Bagi
Kurs adalah harga/nilai mata uang
tingkat
suatu negara dibandingkan dengan mata
pertumbuhan Produk Domestik Bruto
uang negara lain. Dalam hal penelitian ini
(PDB), laju pertumbuhan inflasi, tingkat
kurs yang dimaksud adalah nilai rupiah
suku bunga dan nilai tukar mata uang
terhadap dollar AS. Perubahan kurs dapat
(Exchage Rate) ( Tandelilin, 2007: 216).
mempengaruhi kompetitifnya suatu suatu
Secara garis besar, faktor makro ekonomi
perusahaan. Flukstuasi nilai tukar/kurs
yang mempegaruhi indeks harga saham
dapat mempengaruhi pendapatan dan biaya
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
operasional perusahaan dan pada ahirnya
95
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
dapat mempengaruhi harga saham suatu
Suku bunga merupakan jumlah uang
perusahaan. Selain itu untuk suatu negara
yang dibayarkan sebagai imbalan atas
yang ketergantungan impornya tinggi,
penggunaan utang. Suku bunga yang
penurunan
tinggi
kurs
kekhawatiran
dapat
mengenai
menjadikan
menimbulkan
tingginya
adanya
volume tabungan masyarakat. Semakin
inflasi. Bahan baku impor yang tinggi akan
tinggi bunga yang ditawarkan oleh bank,
mengakibatkan produsen menaikkan harga
akan
jual
akan
masyarakat untuk menabung. Dengan
berujung pada kenaikan harga barang atau
demikian investor akan lebih memilih
inflasi. Selain itu dampak adanya inflasi
untuk menginvestasikan uangnya dalam
yaitu meningkatnya suku bunga SBI.
bentuk tabungan atau deposito dari pada
Dengan adanya inflasi, Bank Indonesia
saham.
produknya,
dan
akan
akan
akhirnya
akan meningkatkan suku bunga SBI. Hal
semakin
tinggi
Pengamatan
juga
terhadap
antusias
beberapa
ini akan mengakibatkan banyak investor
perubahan variabel makro ekonomi seperti
lebih
PDB, inflasi, tingkat bunga ataupun nilai
tertarik
dan
mengalihkan
investasinya untuk membeli SBI yang
tukar
mata
uang,
lebih bebas dari risiko dari pada saham.
membantu investor dalam meramalkan
Hal ini akan mengakibatkan nilai saham
perubahan yang akan terjadi pada pasar
menjadi turun dan akan diikuti pula oleh
modal. Seperti contoh, variabel tingkat
penurunan indeks harga saham gabungan.
suku
bunga
dapat
dipercaya
dipakai
dapat
dalam
Masalah inflasi sangat mudah sekali
meramalkan harga saham atau obligasi
dialami oleh negara-negara yang sedang
yang akan terjadi. Jika diramalkan tingkat
berkembang. Inflasi adalah kecenderungan
suku bunga akan meningkat, maka dapat
dari harga-harga untuk menaik secara
diperkirakan bahwa harga saham maupun
umum dan terus menerus (Boediono,
obligasi cenderung menurun.
2005). Inflasi juga merupakan suatu
METODE PENELITIAN
keadaan melemahnya daya beli dan diikuti
Jenis Penelitian
dengan merosotnya nilai riil mata uang.
Penelitian ini dikelompokkan ke dalam
Dengan semakin tingginya angka inflasi,
penelitian
maka perekonomian akan memburuk, hal
merupakan penelitian ex post facto, yaitu
ini
turunnya
tipe penelitian atas peristiwa yang telah
keuntungan suatu perusahaan, yang akan
terjadi di masa lalu untuk melacak faktor-
mengakibatkan pergerakan harga saham
faktor
menjadi tidak kompetitif.
tersebut. Jenis data yang digunakan dalam
akan
berdampak
pada
96
kausal
yang
komparatif
menyebabkan
yang
peristiwa
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
penelitian
adalah
data
kuantitatif.
negara lain. Dalam hal penelitian ini
Berdasarkan karakteristiknya, penelitian ini
kurs yang dimaksud adalah nilai
termasuk penelitian kausal komparatif.
rupiah terhadap dollar AS.
2) Inflasi (X2)
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian
mengakses
dilakukan
web
www.idx.co.id,
resmi
dengan
BEI
Bank
Inflasi
yaitu
adalah
kecenderungan
terjadinya peningkatan harga produk-
Indonesia
produk secara keseluruhan.
www.bi.go.id, dan Badan Pusat Statistik
3) Tingkat Suku Bunga SBI (X3)
(BPS) yaitu www.bps.go.id,
Tingkat Suku Bunga SBI adalah nilai
Populasi dan Sampel Penelitian
yang
Populasi pada penelitian ini adalah
harus
dibayar
oleh
bank
indonesia kepada investor atas surat
seluruh saham yang terdaftar di BEI.
berharga yang diterbitkannya.
Sampel dalam penelitian ini adalah saham-
Teknik pengumpulan data
saham yang masuk dalam kriteria indeks
Sumber data yang digunakan dalam
harga saham LQ-45 periode tahun 2010-
penelitian ini diperoleh dari situs resmi
2013. Sedangkan data yang digunakan
Bursa
adalah data bulanan dari rata-rata Indeks
www.idx.co.id.
Harga Saham LQ-45 selama 4,5 tahun
(BPS) www.bps.go.id, dan situs resmi
sehingga jumlah observasi sebanyak 55
Bank Indonesia www.bi.go.id.
sampel.
Teknik Analisis Data
DEFINISI OPERASIONAL
Uji asumsi klasik
VARIABEL
1) Uji Normalitas
Efek
Indonesia
Badan
(BEI)
Pusat
yaitu
Statistik
Adalah pengujian tentang kenormalan
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian
distribusi data. Maksud data terdistribusi
ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan
secara normal adalah bahwa data akan
LQ-45. Indeks harga saham gabungan LQ-
mengikuti
45 adalah indeks saham yang dihitung dari
Distribusi normal data dengan bentuk
45 jenis saham dengan liquiditas tinggi
distribusi normal dimana data memusat
dan kapitalisasi pasar yang besar.
pada nilai rata-rata dan median (Purbayu
Variabel Independen
dan Ashari, 2005:231).
1) Kurs/Nilai Tukar Mata Uang (X1)
2) Uji Multikolinearitas
bentuk
distribusi
normal.
Kurs/ Niali tukar mata uang adalah
Asumsi multikolinearitas menyatakan
harga/nilai mata uang suatu negara
bahwa variabel independen harus terbebas
dibandingkan
dari
dengan
mata
uang
97
gejala
multikolinearitas.
Gejala
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
multikolinearitas adalah gejala korelasi
Analisis uji heteroskedastisitas hasil
antar variabel independen. Gejala ini
output SPSS melalui grafik scatterplot
ditunjukan dengan korelasi yang signifikan
antara
antar variabel independen (Purbayu dan
merupakan veriabel bebas (sumbu X = Y
Ashari,
hasil
2005:238).
Menurut
Sofyan
Z
prediction
prediksi)
dan
(ZPRED)
nilai
yang
residulanya
(2011:36) menjelaskan nilai VIF (Variance
(SRESID) merupakan
Inflation
(sumbu Y = Y prediksi – Y riil). (Sunyoto,
Factor)
>10
menunjukkan
variabel
terikat
adanya gejala multikolinieritas. Model
2007:93)
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
5) Uji Linieritas
multikolinieritas yang berarti nilai VIF <
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui
10.
apakah dalam model regresi terhadap
3) Uji Autokorelasi
hubungan yang linier atau tidak antara
Uji
ini
merupakan
pengujian
variabel bebas dengan variabel terikat.
asumsi dalam regresi dimana variabel
Kriteria pengujian model berbentuk linier
dependen tidak berkorelasi dengan dirinya
diterima apabila nilai signifikansi yang
sendiri. Maksudnya adalah bahwa nilai
diperoleh lebih dari nilai signifikansi 5%
dari variabel dependen tidak berhubungan
dengan
dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai
Multiplier.
periode sebelumnya atau nilai periode
menghubungkan nilai residual dengan nilai
sesudahnya
kuadrat variabel independennya (Ghozali,
(Purbayu
dan
Ashari,
menggunakan
Uji
uji
Lagrage
2005:240).
2011:169).
Salah satu ukuran dalam menentukan ada
Uji Hipotesis
tidaknya masalah autokorelasi dengan uji
1) Regresi Linier Sederhana
Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan
Lagrange
Multiplier
Regresi sederhana didasarkan pada
sebagai berikut:
hubungan fungsional ataupun kausal satu
a)
Terjadi autokorelasi positif, jika nilai
variabel independen dengan satu variabel
DW di bawah -2 (DW < -2)
dependen (Sugiyono, 2012:261). Model
b) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai
c)
persamaan yang digunakan adalah sebagai
DW berada diantara -2 dan +2 atau -2
berikut:
≤ DW ≤ +2
Y = α + bX
Terjadi autokorelasi negatif jika nilai
Keterangan:
DW di atas +2 atau DW > +2.
Y = Subjek dalam variabel independen
(Sunyoto, 2007:105)
α = Harga Y bila X = 0
4) Uji Heterokedastisitas
b = koefisien regresi linier sederhana
98
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
X = subjek pada variabel independen.
diteliti terhadap variabel terikat. Besarnya
a) Uji Parsial (uji t)
R2 berada diantara 0-1 atau 0 < R2 < 1.
Uji t digunakan untuk menguji koefisien
2) Regresi Linier Berganda
regresi
secara
parsial
dari
variabel
Digunakan untuk mengetahui ada atau
independensinya.
tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap
π‘Ÿ(√𝑛− 2)
variabel terikat. Analisis ini digunakan
(√1− π‘Ÿ 2 )
untuk menjawab bagaimana pengaruh
t=
Keterangan:
kurs/ nilai tukar rupiah, inflasi, dan suku
t = t hitung
bunga SBI terhadap IHS LQ-45. Model
r = koefisien korelasi
yang digunakan adalah sebagai berikut:
n = jumlah ke-n
Y = α +b1X1+b2X +b3X3
formulasi pengujian t sebagai berikut:
Keterangan:
- jika signifikan thitung ≥ ttabel, maka H0
ditolak,
yang
berarti
Y = IHS LQ-45
variabel
X1 = Kurs/ nilai tukar rupiah
independen secara parsial berpengaruh
X2 = Inflasi
secara signifikan terhadap variabel
X3 = Tingkat suku bunga SBI
dependen.
α = Nilai Y jika X = 0 (konstanta)
- Jika signifikan thitung < ttabel, maka H0
b = koefisien regresi linier berganda
diterima, berarti variabel independen
(Sugiyono, 2012:294)
secara
a)
parsial
tidak
berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel
Menguji keberartian regresi ganda
dependen. (Sugiyono, 2012:230)
dengan uji F. Uji F-statistik digunakan
b) Koefisien Determinasi (R2)
Adalah
suatu
nilai
Uji Simultan (uji F)
untuk menguji besarnya pengaruh dari
yang
seluruh
variabel
independen
secara
menggambarkan seberapa besar perubahan
bersama-sama (simultan) terhadap variabel
atau variasi dari variabel dependen bisa
dependen. Rumus Uji F sebagai berikut:
dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari
Freg =
variabel independen (Purbayu dan Ashari,
𝑅 2(𝑁−π‘š−1)
π‘š(1−𝑅 2 )
2005:144).
Keterangan:
Dirumuskan sebagai berikut:
Freg = Harga F
R2 = 1-
∑(Y−Θ²)2
N = banyak sampel
∑(Y−Θ²)2
m = banyak prediktor
Nilai R digunakan untuk mengetahui
R = koefisien korelasi antara kriteria
besarnya sumbangan variabel bebas yang
dengan prediktor.
99
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
Formulasi pengujian F sebagai berikut:
HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
- Jika signifikan Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho
ditolak,
yang
independen
berarti
secara
variabel
simultan
LQ_45
berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen.
diterima, berarti variabel independen
secara bersama-sama tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel
dependen.
b) Koefisien Determinasi (R2)
Adalah suatu nilai yang menggambarkan
independen
(Purbayu
dari
variabel
dan
Ashari,
55
0
Uji Normalitas
variabel dependen bisa dijelaskan oleh
variasi
SUKU_BUNGA
_SBI
Hasil Uji Asumsi Klasik
seberapa besar perubahan atau variasi dari
atau
Valid
Missing
Statistics
KURS
INFLASI
55
55
0
0
9460,699
Mean
616,4169
5,0449
6
9290,240
Median
659,0500
4,6100
0
Mode
249,01a 8532,00a
4,61
146,8078 726,5065
Std. Deviation
1,58731
6
1
Range
611,03 3362,55
6,76
Minimum
249,01 8532,00
2,41
Maximum
860,04 11894,55
9,17
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
N
- Jika signifikan Fhitung < Ftabel maka Ho
perubahan
DAN
Uji normalitas merupakan pengujian
tentang kenormalan distribusi data. Pada
penelitian ini, uji normalitas dilakukan
2005:144).
dengan melihat grafik PP Plot.
Dirumuskan sebagai berikut:
R2 = 1-
∑(Y−Θ²)2
∑(Y−Θ²)2
Nilai R digunakan untuk mengetahui
besarnya sumbangan variabel bebas yang
diteliti terhadap variabel terikat. Jika R2
semakin besar (mendekati satu), maka
sumbangan
variabel
bebas
terhadap
variabel terikat semakin besar. Sebaliknya
apabila R2 semakin kecil (mendekati nol),
Gambar 5. Hasil Uji Normalitas dengan
Normal P-P Plot
maka besarnya sumbangan variabel bebas
terhadap variabel terikat semakin kecil.
Pada grafik PP Plot diatas, kesamaan
Jadi besarnya R2 berada diantara 0-1 atau
antara nilai probabilitas harapan dan
2
0 < R < 1.
probabilitas
pengamatan
ditunjukkan
dengan garis diagonal yang merupakan
100
55
0
6,0138
6,3000
6,26a
1,23556
5,68
3,82
9,50
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
perpotongan
antara
garis
probabilitas
gejala multikolinieritas. Pada penelitian
harapan dan probabilitas pengamatan. Dari
ini, uji multikolinieritas dilakukan dengan
garis tersebut jika terlihat bahwa nilai Plot
menggunakan
PP terletak disekitar garis diagonal. Jadi
Inflation
dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
multikolinieritas
normal.
adalah sebagai berikut:
Sedangkan
hasil
pengujian
menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov
metode
VIF
Factor).
(Variance
Hasil
uji
menggunakan
SPSS
Tabel 6. Hasil Uji Multikolinieritas
sebagai berikut:
Variabel
VIF
hitung
1,180
1,315
1,290
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas
Kurs
Inflasi
Tingkat
Suku Bunga
SBI
Kesimpulan
Nonmultikolinieritas
Nonmultikolinieritas
Nonmultikolinieritas
Dari tabel tersebut nilai VIF hitung
tiap variabel independen < 10. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi
gejala
multikolinieritas
(nonmultikolinieritas).
Uji Autokorelasi
Uji
Dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa
data
dalam
penelitian
Autokorelasi
merupakan
pengujian asumsi dalam regresi dimana
ini
variabel
dependen
tidak
berkorelasi
terdistribusi secara normal. Hal tersebut
dengan dirinya sendiri. Uji autokorelasi
dapat
nilai
dalam penelitian ini menggunakan uji
signifikansi 0,295 yang diperoleh lebih
Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan
besar
sebagai berikut:
dinilai
dari
dengan
nilai
melihat
signifikansi
yang
ditetapkan yaitu 0,05. Dari tabel diatas
a. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai
dapat disimpulkan bahwa data penelitian
DW dibawah -2
ini telah terdistribusi secara normal.
b. Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW
Uji Multikolinieritas
berada diantara -2 dan +2
Uji ini dilakukan untuk mengetahui
c. Terjadi autokorelasi negative jika nilai
ada tidaknya gejala multikolinieritas, yaitu
DW di atas +2.
gejala korelasi antar variabel independen.
Berdasarkan uji diatas, diperoleh
Suatu model regresi harus terbebas dari
nilai
101
Durbin-Watson
sebesar
0,384.
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
Uji Linieritas
bahwa pada data penelitian ini tidak terjadi
Uji ini digunakan untuk mengetahui
autokorelasi karena nilai DW sebesar
apakah dalam model regresi terhadap
0,384 berada diantara -2 dan +2.
hubungan yang linier atau tidak antara
Uji Heterokedastisitas
variabel bebas dengan variabel terikatnya.
Asumsi heterokedastisitas adalah
Penelitian ini menggunakan uji Lagrange
asumsi dalam regresi dimana varian dalam
Multiplier untuk memperoleh nilai c2
residual tidak sama untuk satu pengamatan
hitung atau (n x R2).
kepengamatan lain. Salah satu asumsi yang
Tabel 7. Hasil Uji linieritas
harus dipenuhi dalam regresi adalah
Model Summaryb
Mo
R
R
Adjusted Std. Error of the
del
Squar
R
Estimate
e
Square
1
,033a
,001
-,058
70,18509817
a. Predictors: (Constant),
SUKU_BUNGA_SBI_2, KURS_2, INFLASI_2
b. Dependent Variable: Unstandardized
Residual
asumsi heterokedastisitas dimana varians
residual tidak boleh sama antara satu
pengamatan
dengan
pengamatan
lain
sehingga varians residual tersebut tidak
membentuk pola tertentu. Pada penelitian
Dari
ini, uji heterokedastisitas dilakukan dengan
tabel
diatas
menunjukkan
bahwa nilai R2 sebesar 0,001 dengan
metode scatterplot.
jumlah n observasi 55, maka besarnya c2
hitung = 55 x 0,001 = 0,055. Nilai ini
dibandingkan dengan c2 tabel dengan df =
n-k = 55 -5 = 50 dan tingkat signifikasi
0,05 maka didapat nilai c2 tabel 67,51.
Oleh karena nilai c2 hitung < c2 tabel
(0,055 < 67,51) maka dapat disimpulkan
model tersebut memenuhi syarat linieritas.
Gambar 6. Hasil Uji Heterokesdisitas
Menggunakan Scatterplot
Hasil Uji Hipotesis
Tabel 8. Hasil Regresi Sederhana Hipotesis
Pertama
Dari hasil tersebut terlihat bahwa
penyebaran residual adalah tidak teratur.
Hal tersebut dapat dilihat pada plot yang
terpencar dan tidak membentuk pola
tertentu.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan persamaan regresi memenuhi
asumsi heterokedastisitas.
102
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
Tabel 9. Hasil
Hipotesis Kedua
Regresi
Sederhana
penelitian ini mempertegas penelitian yang
dilakukan oleh Ade Trisnawati (2012)
dengan
judul
pengaruh
suku
bunga
Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Kurs
Dollar, Dan Indeks Hang Seng Terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa
Tabel 10. Hasil
Hipotesis Ketiga
Regresi
Sederhana
Efek Indonesia Periode Tahun 2007-2011
yang menyatakan kurs/ nilai tukar rupiah
berpengaruh negatif terhadap IHSG dan
hasil penelitian Yuni Kemala Sari (2011)
dengan judul Pengaruh Tingkat Suku
Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Indeks
Saham Hang Seng, Kurs Dollar dan Indeks
Tabel 11. Hasil Regresi Ganda
Saham Dow Jones Industrial Average
terhadap Indeks Harga saham gabunagn di
Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 20082010 yang menyatakan kurs berpengaruh
negatif terhadap IHSG.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
kurs berpengaruh negatif terhadap IHS
PEMBAHASAN
LQ-45. Hubungan negatif antara kurs
Pengaruh Kurs/ Nilai Tukar Rupiah
dengan indeks harga saham sesuai dengan
terhadap Indeks Harga Saham LQ-45
teori yang dikemukakan oleh Tandelilin
Berdasarkan uji parsial, kurs/ nilai
(2007) yang menyatakan bahwa salah satu
tukar rupiah berpengaruh negatif tidak
faktor makro ekonomi berupa nilai tukar
signifikan terhadap IHS LQ-45. Hal ini
mata
ditujukkan dari hasil koefisien regresi
uang
(exchage
mempunyai
sebesar -0,117 dan nilai t hitung sebesar -
rate)
pengaruh
terbukti
terhadap
perkembangan investasi dipasar modal
5,139 lebih besar dibanding t tabel.
selain itu menurut Robert Ang (dalam
Dengan bantuan SPSS 20 dapat diketahui
Ardian, 2010) yang menyatakan bahwa
2
bahwa koefisien determinasi (R ) sebesar
dengan menurunnya nilai tukar rupiah
0,333 yang berarti bahwa 33,3% IHS LQ-
terhadap
45 dipengaruhi oleh kurs, sedangkan
dollar
berarti
menunjukkan
melemahnya nilai tukar rupiah. Bagi
66,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil
seorang investor, menurunnya nilai tukar
103
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
rupiah terhadap dollar AS menandakan
terhadap pergerakan indeks harga saham.
bahwa kondisi perekonomian Indonesia
Pengaruh inflasi terhadap indeks harga
sedang tidak baik. Hal tersebut tentunya
saham juga dikemukakan oleh Alwi (2003)
memberikan resiko kepada investor yang
yang
akan
modal
merupakan salah satu faktor eksternal
akan
(lingkungan makro) yang mempunyai
berinvestasi
indonesia.
di
Investor
pasar
tentu
saja
mengemukakan
pengaruh
menjual
kondisi
harga saham di BEI. Hasil dari penelitian
perekonomian dirasa semakin membaik.
ini terbukti bahwa inflasi mempunyai
Hal
pengaruh negatif terhadap pergerakan
semacam
sampai
inilah
yang
dapat
pergerakan
inflasi
menghindari resiko tersebut dan akan
saham
terhadap
bahwa
indeks
mengakibatkan penurunan indeks harga
indeks harga saham
saham LQ-45 di BEI.
semakin tingginya angka inflasi, maka
Pengaruh Inflasi terhadap IHS LQ-45
perekonomian semakin memburuk dan hal
Berdasarkan
berpengaruh
uji
negatif
parsial,
tidak
inflasi
LQ-45. Dengan
ini akan berdampak pada pergerakan
signifikan
indeks harga saham di pasar modal.
terhadap IHS LQ-45. Hal ini ditunjukkan
Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI
dengan nilai koefisien regresi sebesar -
terhadap IHS LQ-45.
9,693 dan t hitung sebesar -0,767 lebih
Berdasarkan uji parsial, tingkat suku
kecil dibandingkan dengan t tabel. Dengan
bunga SBI berpengaruh negatif dan tidak
bantuan SPSS 20 dapat diketahui bahwa
signifikan. Terhadap IHS LQ-45. Hal ini
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,011
ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi
yang berarti bahwa 1,1% IHS LQ-45
sebesar -87,152 dan nilai t hitung sebesar -
dipengaruhi oleh inflasi, sedangkan 98,9%
7,856 lebih kecil dibanding t tabel. Dengan
dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil ini
bantuan SPSS 20 dapat diketahui bahwa
sesuai dengan penelitian Erni Isnawati
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,538
(2010) dengan judul Pengaruh Faktor
yang berarti bahwa 53,8% IHS LQ-45
Makro Ekonomi Terhadap Indeks Harga
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga SBI,
Saham LQ-45 Periode Tahun 2007-2010
sedangkan 46,2% dipengaruhi oleh faktor
yang
lain. Hasil penelitian ini memperkuat
menyatakan
inflasi
berpengaruh
negatif terhadap IHS LQ-45.
penelitian Ade Trisnawati (2012) dengan
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
judul Pengaruh Suku Bunga Sertifikat
yang dikemukakan oleh Tandelilin (2007)
Bank Indonesia, Nilai Kurs Dollar, Dan
yang menyatakan bahwa Selain kurs,
Indeks Hang Seng Terhadap Indeks Harga
inflasi juga mempunyai pengaruh negatif
Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia
104
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
Periode Tahun 2007-2011. Penelitian Yuni
terhadap Dolar AS yang berdampak buruk
Kemala
judul
bagi pasar modal karena investor akan
Pengaruh Tingkat Suku Bunga Sertifikat
lebih tertarik untuk berinvestasi dengan
Bank Indonesia, Indeks Saham Hang Seng,
membeli SBI daripada membeli saham
Kurs Dollar dan Indeks Saham Dow Jones
dan perubahan harga saham tersebut akan
Industrial Average terhadap Indeks Harga
tercermin pada penurunan Indeks Harga
saham gabunagn di Bursa Efek Indonesia
Saham terutama IHS LQ-45.
Periode
yang
Pengaruh Kurs/ Nilai Tukar Rupiah,
menyatakan tingkat suku bunga SBI
Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI
berpengaruh negatif terhadap IHSG, dan
terhadap IHS LQ-45 secara simultan
penelitian Erni Isnawati (2010) dengan
(bersama-sama)
Sari
(2011)
Tahun
dengan
2008-2010
judul Pengaruh Faktor Makro Ekonomi
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
Terhadap Indeks Harga Saham LQ-45
koefisien determinasi (R2) adalah sebesar
Periode
0,771 yang berarti sebanyak 77,1% variasi
Tahun
2007-2010.
Yang
menyatakan tingkat suku bunga SBI
atau
berpengaruh negatif terhadap IHS LQ-45.
dijelaskan oleh perubahan variasi dari
suku
perubahan
IHS
LQ-45
dapat
Menurut Alwi (2003) perubahan
kurs/ nilai tukar rupiah, inflasi dan tingkat
bunga
suku
tabungan
dan
deposito
bunga
SBI,
sedangkan
22,9%
merupakan salah satu faktor eksternal
dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar
(lingkungan makro) yang mempengaruhi
penelitian ini. Dari tabel tersebut juga
pergerakan indeks harga saham. Selain itu
dapat dilihat bahwa diperoleh nilai F
menurut Tandelilin (2007) tingkat suku
hitung
bunga
signifikansi
merupakan
salah
satu
faktor
sebesar
61,671
0,000.
dengan
nilai
Penelitian
ini
ekonomi makro yang secara empiris telah
menggunakan nilai signifikansi 5% dan
terbukti mempunyai pengaruh terhadap
degree of freedom (df) sebesar (k-1)= 3
indeks harga saham. Hasil penelitian ini
dan (n-5)= 51 sehingga diperoleh F tabel
menunjukkan bahwa tingkat suku bunga
sebesar 2,79. Dengan demikian dapat
SBI berpengaruh negatif terhadap IHS LQ-
diketahui bahwa nilai F hitung lebih besar
45. SBI merupakan salah satu instrumen
dari F tabel (61,671>2,79) dan nilai
moneter
signifikansi lebih kecil dari alpha 5%
yang
dilakukan
oleh
Bank
Indonesia. Upaya pemerintah menaikkan
(0,000 < 0,0).
tingkat suku bunga SBI yaitu untuk
menjaga
stabilitas
moneter
Dengan demikian dapat disimpulkan
dan
bahwa kurs/ nilai tukar rupiah, inflasi dan
mengurangi tekanan nilai tukar Rupiah
tingkat suku bunga memang mempunyai
105
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
pengaruh
harga
terhadap
saham
pergerakan
LQ-45
seperti
dikemukakan oleh Tandelilin
menyatakan bahwa
indeks
menunjukkan pengaruh yang signifikan
yang
terhadap IHS LQ-45.
(2007)
b. Inflasi berpengaruh negatif dan tidak
faktor ‐ faktor
signifikan terhadap Indeks Harga Saham
empiris telah
LQ-45. Hal ini di tunjukkan dengan
terbukti mempunyai pengaruh terhadap
persamaan regresi yaitu IHS LQ-45 =
kondisi
665,316 – 9,693(Inflasi), nilai koefisien
ekonomi makro secara
pasar modal di
negara. Faktor ‐faktor
pertumbuhan Produk
beberapa
regeresi bernilai negatif (-0,693) dan nilai
tersebut yaitu
Domestik
(PDB),
laju
tingkat
suku
bunga
mata
uang
(exchange rate).
sig t sebesar 0,446 lebih besar dari nilai
Bruto
probabilitas yang telah ditentukan 0,05
pertumbuhan inflasi,
dan
atau 0,446 > 0,05 menunjukkan pengaruh
nilai tukar
Dalam
yang tidak signifikan terhadap IHS LQ-45.
penelitian ini kurs/ nilai tukar rupiah,
c. Tingkat suku bunga SBI berpengaruh
inflasi dan tingkat suku bunga SBI
negatif dan signifikan terhadap IHS LQ-
berpengaruh negatif terhadap indeks harga
45. Hal ini ditunjukkan dengan persamaan
saham LQ-45.
regresi yaitu IHS LQ-45 = 1140,534 –
SIMPULAN DAN SARAN
87,152(SBI),
Kesimpulan
bernilai negatif (-87,152) dan nilai sig t
nilai
koefisien
regeresi
untuk
sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai
mengetahui pengaruh Kurs/ Nilai Tukar
probabilitas yang ditentukan 0,05 atau
Rupiah, Inflasi dan Tingkat Suku Bunga
0,000 < 0,05 menunjukkan pengaruh yang
SBI terhadap Indeks Harga Saham LQ-45
signifikan terhadap IHS LQ-45.
periode tahun 2009-2013. Berdasarkan
d.
hasil analisis, maka kesimpulan yang dapat
tingkat suku bunga SBI secara simultan
diambil adalah sebagai berikut:
berpengaruh signifikan terhadap IHS LQ-
a.
Kurs/ nilai tukar rupiah berpengaruh
45. Hal ini ditunjukkan dengan persamaan
negatif dan signifikan terhadap Indeks
garis regresi yaitu IHS LQ-45 = 1872,963-
Harga Saham LQ-45. Hal ini di tunjukkan
0,095(Kurs)
dengan persamaan regresi yaitu IHS LQ-
89,675(SBI),
45 = 1718,948 – 0,117(Kurs), nilai
lebih kecil daripada nilai probabilitas yang
koefisien regeresi bernilai negatif (-0,117)
ditentukan
dan nilai sig t sebesar 0,000 lebih kecil
pengaruh yang signifikan terhadap Indeks
dari
Harga Saham LQ-45.
Penelitian
nilai
ditentukan
ini
bertujuan
probabilitas
0,05
atau
yang
0,000
<
telah
0,05
106
Kurs/ nilai tukar rupiah, inflasi,
+
35,912(Inflasi)
-
nilai sig F sebesar 0,000
yaitu
0,05
menunjukkan
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
Abdul Halim. (2005). Analisis Investasi.
Jakarta: Salemba Empat.
saran-saran yang dapat diberikan berkaitan
dengan perkembangan pasar modal di
yang mempengaruhi harga dan indeks
Ade Trisnawati. (2012). “Pengaruh Suku
Bunga Sertifikat Bank Indonesia,
Nilai Kurs Dollar, Dan Indeks
Hang Seng Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan Di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 20072011”. Skripsi. Manajemen FE
UNY.
harga saham akan mempunyai dampak
Adrian
Indonesia adalah sebagai berikut:
a.
Bagi Investor dan Calon Investor
Perubahan kurs/ nilai tukar rupiah, inflasi,
dan tingkat suku bunga SBI sebagai faktor
yang berbeda dari satu industri ke industri
lain, sehingga implikasinya bagi investor
adalah
dalam
berinvestasi
hendaknya
memperhatikan pembentukan portofolio
yang
ada
untuk
mengurangi
resiko
Boediono. (2005). Ekonomi Makro Edisi
4. Yogyakarta: BPFE.
investasi yang mungkin ditanggung.
b.
Bagi Perusahaan
Danang Sunyoto. (2007). Analisis Regresi
dan Korelasi Bivariat. Yogyakarta:
Amara Books.
Mengingat dampak inflasi yang sulit
dikendalikan
dan
membawa
dampak
negatif pada pasar modal, sebaiknya
Djipto Darmaji dan Hendy M. Fakhruddin.
(2006). Pasar Modal Di Indonesia:
Pendekatan Tanya Jawab Edisi 2.
Jakarta: Salemba Empat.
perusahaan terus berusaha meningkatkan
strategi-setrateginya
kinerja
sehubung
perusahaan
sahamnya
tetap
meminimalkan
dengan
sehingga
terjaga
dampak
harga
dan
bisa
inflasi
yang
Eduardus Tandelilin. (2007). Analisis
Investasi
Dan
Manajemen
Portofolio. Yogyakarta: BPFE.
mungkin ditanggung.
c.
Erni Isnawati. (2010). “Pengaruh Faktor
Makro Ekonomi Terhadap Indeks
Harga Saham LQ-45 Periode
Tahun
2007-2010”.
Skripsi.
Manajemen FE UNY.
Bagi Penelitian Selanjutnya
Sebaiknya variabel-variabel atau faktor
lain
Agung Wicaksono. (2010).
Analisis Pengaruh Tingkat Suku
Bunga SBI, Harga Minyak Dunia,
Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah,
Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow
Jones terhadap IHSG”. Tesis.
Pasca Sarjaan UNDIP.
yang
diduga
mempengaruhi
pergerakan indeks harga saham ditambah
Imam Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 20. Edisi 5. Semarang: Badan
Penerbitan Universitas Diponegoro.
misalkan tentang faktor politik agar hasil
penelitian yang diperoleh lebih tepat.
107
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
Jogiyanto
Hartono.
(2009).
Teori
Portofolio dan Analisis Investasi.
Yogyakarta: BPFE.
Jurnal
Bisnis Untuk Akuntansi Dan
Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Purbayu Budi Santoso dan Ashari. (2005).
Analisis Statistik Dengan Microsoft
Excel Dan SPSS. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
manajemen,
bahan
kuliah
manajemen
http://jurnalsdm.blogspot.com/
----------------------http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/10/faktorfaktor-yang-mempengaruhi.html.
Situs
Web Resmi
www.bi.go.id,
Bank
Indonesia:
Situs Web Resmi Bursa Efek Indonesai:
www.idx.co.id
Kasmir. (2010). Dasar-dasar Perbankan.
Jakarta: Rajawali Pers.
Sadono Sukirno. (2011). Teori Pengantar
Makro ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers.
Ktut Silvanita Mangani. (2009). Bank dan
Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Sigit
Malayu S. P. Hasibuan. (2006). Dasardasar Perbankan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Suad Husnan. (2001). Dasar-Dasar Teori
Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: AMP YKPN.
Mohamad Samsul. (2006). Pasar Modal
dan
Manajemen
Portofolio.
Surabaya: Penerbit Erlangga.
Sugiyono.
(2012).
Statistik
Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Mudrajad Kuncoro. (2003). Metode Riset
Untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Supardi. (2005). Metodologi Penelitian
Ekonomi Dan Bisnis. Yogyakarta:
UII Press.
N. Gregory Mankiw. (2004). Prisciples Of
Economics: Pengantar Ekonomi
Makro. Jakarta: Salemba Empat.
Norphin. (2010).
Yogyakarta: BPFE.
Ekonomi
Triandaru dan Totok Budi
Santoso.(2008). Bank dan Lembaga
Keuangan Lain. Jakarta: Salemba
Empat.
www.id.wikipedia.com.
Yuni Kemala Sari. (2011). “pengaruh
Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank
Indonesia, Indeks Saham Hang
Seng, Kurs Dollar dan Indeks
Saham Dow Jones Industrial
Average terhadap Indeks Harga
saham gabunagn di bursa efek
indonesia periode tahun 20082010”. Skripsi. FE UNY.
Moneter.
_______. (1999). Ekonomi Internasioanal.
Yogyakarta. BPFE.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo.
(2009). Metodologi Penelitian
108
Download