JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 PENGARUH KURS/ NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN LQ-45 PERIODE TAHUN 2009-2013 Maisaroh Fathul Ilmi Prodi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] Abstrak: Pengaruh Kurs/ Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan LQ-45 Periode Tahun 2009-2013. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Kurs/ Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap IHS LQ-45 tahun 2009-2013. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, regresi linier sederhana, dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Kurs/ nilai tukar rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHS LQ-45, ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar –0,117 dan sig t 0,000<0,05; Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap IHS LQ-45, ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar –9,693 dan sig t 0,446>0,05; Tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHS LQ-45, ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar –87,152 dan sig t 0,000<0,05; Kurs/ nilai tukar rupiah, inflasi, tingkat suku bunga SBI secara simultan berpengaruh signifikan terhadap IHS LQ-45 ditunjukkan dengan sig t 0,000<0,05. Kata Kunci: Indeks Harga Saham LQ-45, Kurs/ Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI. Abstrack: The Influence of Exchange Rate, Inflation and SBI Interest Rate on LQ-45 Stock Price Index Year Period 2009-2013. The purpose of this research is to find out the influence of Exchange Rate, Inflation and SBI Interest Rate of LQ-45 Index year 2009-2013. Data analysis techniques applied are statistic descriptive, classic assumption test, simple linear regression, and multiple linier regression. Result from the research show that Exchange Rate has negative and significant influence on LQ-45 index shown by regression value -0,117 and sig t 0,000<0,05; Inflation has negative and insignificant influence on LQ-45 index shown by regression value -9,693 and sig t 0,446>0,05; SBI Rate Interest has negative and significant influence on LQ-45 index shown by koeficient regression -87,152 and sig t 0,000>0,05; Exchange Rate, Inflation and SBI Interest Rate have significant influence on LQ-45 Index shown by sig t 0,000<0,05. Keyword: LQ-45 Stock Price Index, Exchange Rate, Inflation, and SBI Interest Rate. 93 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 Selain PENDAHULUAN Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang sebagai tempat untuk berinvestasi, pasar modal juga dapat mengalami mencerminkan kondisi perekonomian perkembangan sangat pesat dewasa ini. makro suatu negara yang dapat dilihat dari Pasar modal dapat dijadikan indikator suatu Indeks Harga Saham. Indeks Harga kemajuan suatu negara dan juga dapat Saham menunjang ekonomi suatu negara. Pasar menggambarkan pergerakan harga saham. modal merupakan salah satu alternatif Pergerakan pilihan untuk berinvestasi yang dapat kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif menghasilkan tingkat keuntungan optimal atau bagi adalah Fakhruddin (2006:168) di Bursa Efek atau Indonesia (BEI) terdapat enam jenis indeks sumberdaya lainnya yang dilakukan pada yaitu indeks individual, indeks harga saat saham sektoral, indeks harga saham para investor. komitmen atas ini, sejumlah dengan sejumlah Investasi tujuan keuntungan (Tandelilin: 2007). dana memperoleh dimasa Seorang adalah suatu indikator indeks lesu. yang menggambarkan Menurut Darmaji dan datang gabungan (IHSG), indeks LQ 45, indeks investor syariah atau JII (jakarta Islamic Index) dan membeli sejumlah saham dengan harapan Indeks memperoleh keuntungan untuk masa yang pengembangan. akan datang. Investasi terhadap saham indeks harga saham gabungan, investor mempunyai dapat melihat apakah kondisi pasar sedang daripada risiko yang investasi lebih terhadap besar obligasi, Melalui papan pergerakan investor yang terbentuk hanya dari 45 jenis saham adalah terpilih berdasarkan likuiditas pasar dan berinvestasi dipasar modal. Pasar modal kapitalisasinya. Sedangkan Indeks Harga di Indonesia merupakan salah satu dari Saham Gabungan adalah indeks yang berbagai alternatif bagi masyarakat yang terbentuk dari seluruh harga saham yang kelebihan dana untuk berinvestasi. Banyak terdaftar di Bursa Efek. Pergerakan IHSG jenis surat berharga yang dijual dipasar secara siginifikan dapat dipengaruhi oleh tersebut, salah satunya adalah saham. Indeks Harga saham LQ 45 karena indeks Investor LQ 45 merupakan gabungan harga saham yang oleh dan Indeks LQ 45 merupakan indeks Salah satu kegiatan investasi yang dipilih utama bergairah atau lesu. deposito dan tabungan. dapat papan berminat berinvestasi dipasar modal dapat berinvestasi di Bursa yang berkapitalisasi Efek Indonesia (BEI). pergerakan saham yang berkapitalisasi 94 besar, sedangkan JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 kecil cenderung kurang mempengaruhi faktor makro ekonomi yang berasal dari IHSG. luar negeri dan faktor makro ekonomi Menurut Halim (2005:12) Indeks yang berasal dari dalam negeri. Contoh harga saham (IHS) merupakan ringkasan faktor makro ekonomi dari luar negeri dari pengaruh simultan dan kompleks dari adalah Dow Jones Indeks, suku bunga The berbagai Fed, perubahan kurs/ nilai tukar rupiah, macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang kejadian- dan kejadian ekonomi. Dengan demikian, IHS Sedangkan inflasi, tingkat bunga, suku dapat kesehatan bunga sertifikat bank Indonesia (SBI), ekonomi suatu negara dan sebagai dasar perubahan Produk Domestik Bruto (PDB) melakukan analisis statistik atas kondisi merupakan faktor makro ekonomi yang pasar berasal dari dalam negeri. dijadikan terakhir barometer pergerakan harga emas dunia. (current market). perusahaan dalam Akhir-akhir ini industri di Indonesia memperoleh laba tersebut tidak saja mengalami perkembangan, perusahaan- ditentukan oleh kemampuan manajemen perusahaan di Indonesia aktif melakukan dalam mengelola sumber daya yang ada, kegiatan ekspor dan impor. Salah satu tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain faktor yang melancarkan kegiatan ekspor diluar perusahaan, seperti kondisi sosial impor tersebut adalah dengan mata uang masyarakat, politik, dan keamanan. Semua sebagai alat transaksi. Salah satu mata itu akan berpengaruh terhadap kemampuan uang yang umum dan biasa digunakan perusahaan dalam memperoleh laba, yang dalam kegiatan ekspor impor adalah dollar pada gilirannya akan berpengaruh juga Amerika. terhadap fluktuasi harga saham. yang aktif dalam kegiatan ekspor impor Kemampuan Faktor-faktor ekonomi makro secara empiris telah terbukti beberapa negara, mempunyai seperti perusahaan-perusahaan tersebut, kestabilan kurs dollar terhadap rupiah menjadi sangat penting. pengaruh terhadap perkembangan investasi di Bagi Kurs adalah harga/nilai mata uang tingkat suatu negara dibandingkan dengan mata pertumbuhan Produk Domestik Bruto uang negara lain. Dalam hal penelitian ini (PDB), laju pertumbuhan inflasi, tingkat kurs yang dimaksud adalah nilai rupiah suku bunga dan nilai tukar mata uang terhadap dollar AS. Perubahan kurs dapat (Exchage Rate) ( Tandelilin, 2007: 216). mempengaruhi kompetitifnya suatu suatu Secara garis besar, faktor makro ekonomi perusahaan. Flukstuasi nilai tukar/kurs yang mempegaruhi indeks harga saham dapat mempengaruhi pendapatan dan biaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu operasional perusahaan dan pada ahirnya 95 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 dapat mempengaruhi harga saham suatu Suku bunga merupakan jumlah uang perusahaan. Selain itu untuk suatu negara yang dibayarkan sebagai imbalan atas yang ketergantungan impornya tinggi, penggunaan utang. Suku bunga yang penurunan tinggi kurs kekhawatiran dapat mengenai menjadikan menimbulkan tingginya adanya volume tabungan masyarakat. Semakin inflasi. Bahan baku impor yang tinggi akan tinggi bunga yang ditawarkan oleh bank, mengakibatkan produsen menaikkan harga akan jual akan masyarakat untuk menabung. Dengan berujung pada kenaikan harga barang atau demikian investor akan lebih memilih inflasi. Selain itu dampak adanya inflasi untuk menginvestasikan uangnya dalam yaitu meningkatnya suku bunga SBI. bentuk tabungan atau deposito dari pada Dengan adanya inflasi, Bank Indonesia saham. produknya, dan akan akan akhirnya akan meningkatkan suku bunga SBI. Hal semakin tinggi Pengamatan juga terhadap antusias beberapa ini akan mengakibatkan banyak investor perubahan variabel makro ekonomi seperti lebih PDB, inflasi, tingkat bunga ataupun nilai tertarik dan mengalihkan investasinya untuk membeli SBI yang tukar mata uang, lebih bebas dari risiko dari pada saham. membantu investor dalam meramalkan Hal ini akan mengakibatkan nilai saham perubahan yang akan terjadi pada pasar menjadi turun dan akan diikuti pula oleh modal. Seperti contoh, variabel tingkat penurunan indeks harga saham gabungan. suku bunga dapat dipercaya dipakai dapat dalam Masalah inflasi sangat mudah sekali meramalkan harga saham atau obligasi dialami oleh negara-negara yang sedang yang akan terjadi. Jika diramalkan tingkat berkembang. Inflasi adalah kecenderungan suku bunga akan meningkat, maka dapat dari harga-harga untuk menaik secara diperkirakan bahwa harga saham maupun umum dan terus menerus (Boediono, obligasi cenderung menurun. 2005). Inflasi juga merupakan suatu METODE PENELITIAN keadaan melemahnya daya beli dan diikuti Jenis Penelitian dengan merosotnya nilai riil mata uang. Penelitian ini dikelompokkan ke dalam Dengan semakin tingginya angka inflasi, penelitian maka perekonomian akan memburuk, hal merupakan penelitian ex post facto, yaitu ini turunnya tipe penelitian atas peristiwa yang telah keuntungan suatu perusahaan, yang akan terjadi di masa lalu untuk melacak faktor- mengakibatkan pergerakan harga saham faktor menjadi tidak kompetitif. tersebut. Jenis data yang digunakan dalam akan berdampak pada 96 kausal yang komparatif menyebabkan yang peristiwa JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 penelitian adalah data kuantitatif. negara lain. Dalam hal penelitian ini Berdasarkan karakteristiknya, penelitian ini kurs yang dimaksud adalah nilai termasuk penelitian kausal komparatif. rupiah terhadap dollar AS. 2) Inflasi (X2) Tempat dan waktu penelitian Penelitian mengakses dilakukan web www.idx.co.id, resmi dengan BEI Bank Inflasi yaitu adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk- Indonesia produk secara keseluruhan. www.bi.go.id, dan Badan Pusat Statistik 3) Tingkat Suku Bunga SBI (X3) (BPS) yaitu www.bps.go.id, Tingkat Suku Bunga SBI adalah nilai Populasi dan Sampel Penelitian yang Populasi pada penelitian ini adalah harus dibayar oleh bank indonesia kepada investor atas surat seluruh saham yang terdaftar di BEI. berharga yang diterbitkannya. Sampel dalam penelitian ini adalah saham- Teknik pengumpulan data saham yang masuk dalam kriteria indeks Sumber data yang digunakan dalam harga saham LQ-45 periode tahun 2010- penelitian ini diperoleh dari situs resmi 2013. Sedangkan data yang digunakan Bursa adalah data bulanan dari rata-rata Indeks www.idx.co.id. Harga Saham LQ-45 selama 4,5 tahun (BPS) www.bps.go.id, dan situs resmi sehingga jumlah observasi sebanyak 55 Bank Indonesia www.bi.go.id. sampel. Teknik Analisis Data DEFINISI OPERASIONAL Uji asumsi klasik VARIABEL 1) Uji Normalitas Efek Indonesia Badan (BEI) Pusat yaitu Statistik Adalah pengujian tentang kenormalan Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian distribusi data. Maksud data terdistribusi ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan secara normal adalah bahwa data akan LQ-45. Indeks harga saham gabungan LQ- mengikuti 45 adalah indeks saham yang dihitung dari Distribusi normal data dengan bentuk 45 jenis saham dengan liquiditas tinggi distribusi normal dimana data memusat dan kapitalisasi pasar yang besar. pada nilai rata-rata dan median (Purbayu Variabel Independen dan Ashari, 2005:231). 1) Kurs/Nilai Tukar Mata Uang (X1) 2) Uji Multikolinearitas bentuk distribusi normal. Kurs/ Niali tukar mata uang adalah Asumsi multikolinearitas menyatakan harga/nilai mata uang suatu negara bahwa variabel independen harus terbebas dibandingkan dari dengan mata uang 97 gejala multikolinearitas. Gejala JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 multikolinearitas adalah gejala korelasi Analisis uji heteroskedastisitas hasil antar variabel independen. Gejala ini output SPSS melalui grafik scatterplot ditunjukan dengan korelasi yang signifikan antara antar variabel independen (Purbayu dan merupakan veriabel bebas (sumbu X = Y Ashari, hasil 2005:238). Menurut Sofyan Z prediction prediksi) dan (ZPRED) nilai yang residulanya (2011:36) menjelaskan nilai VIF (Variance (SRESID) merupakan Inflation (sumbu Y = Y prediksi – Y riil). (Sunyoto, Factor) >10 menunjukkan variabel terikat adanya gejala multikolinieritas. Model 2007:93) regresi yang baik adalah yang tidak terjadi 5) Uji Linieritas multikolinieritas yang berarti nilai VIF < Uji linieritas digunakan untuk mengetahui 10. apakah dalam model regresi terhadap 3) Uji Autokorelasi hubungan yang linier atau tidak antara Uji ini merupakan pengujian variabel bebas dengan variabel terikat. asumsi dalam regresi dimana variabel Kriteria pengujian model berbentuk linier dependen tidak berkorelasi dengan dirinya diterima apabila nilai signifikansi yang sendiri. Maksudnya adalah bahwa nilai diperoleh lebih dari nilai signifikansi 5% dari variabel dependen tidak berhubungan dengan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai Multiplier. periode sebelumnya atau nilai periode menghubungkan nilai residual dengan nilai sesudahnya kuadrat variabel independennya (Ghozali, (Purbayu dan Ashari, menggunakan Uji uji Lagrage 2005:240). 2011:169). Salah satu ukuran dalam menentukan ada Uji Hipotesis tidaknya masalah autokorelasi dengan uji 1) Regresi Linier Sederhana Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan Lagrange Multiplier Regresi sederhana didasarkan pada sebagai berikut: hubungan fungsional ataupun kausal satu a) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai variabel independen dengan satu variabel DW di bawah -2 (DW < -2) dependen (Sugiyono, 2012:261). Model b) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai c) persamaan yang digunakan adalah sebagai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 berikut: ≤ DW ≤ +2 Y = α + bX Terjadi autokorelasi negatif jika nilai Keterangan: DW di atas +2 atau DW > +2. Y = Subjek dalam variabel independen (Sunyoto, 2007:105) α = Harga Y bila X = 0 4) Uji Heterokedastisitas b = koefisien regresi linier sederhana 98 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 X = subjek pada variabel independen. diteliti terhadap variabel terikat. Besarnya a) Uji Parsial (uji t) R2 berada diantara 0-1 atau 0 < R2 < 1. Uji t digunakan untuk menguji koefisien 2) Regresi Linier Berganda regresi secara parsial dari variabel Digunakan untuk mengetahui ada atau independensinya. tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap π(√π− 2) variabel terikat. Analisis ini digunakan (√1− π 2 ) untuk menjawab bagaimana pengaruh t= Keterangan: kurs/ nilai tukar rupiah, inflasi, dan suku t = t hitung bunga SBI terhadap IHS LQ-45. Model r = koefisien korelasi yang digunakan adalah sebagai berikut: n = jumlah ke-n Y = α +b1X1+b2X +b3X3 formulasi pengujian t sebagai berikut: Keterangan: - jika signifikan thitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak, yang berarti Y = IHS LQ-45 variabel X1 = Kurs/ nilai tukar rupiah independen secara parsial berpengaruh X2 = Inflasi secara signifikan terhadap variabel X3 = Tingkat suku bunga SBI dependen. α = Nilai Y jika X = 0 (konstanta) - Jika signifikan thitung < ttabel, maka H0 b = koefisien regresi linier berganda diterima, berarti variabel independen (Sugiyono, 2012:294) secara a) parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Menguji keberartian regresi ganda dependen. (Sugiyono, 2012:230) dengan uji F. Uji F-statistik digunakan b) Koefisien Determinasi (R2) Adalah suatu nilai Uji Simultan (uji F) untuk menguji besarnya pengaruh dari yang seluruh variabel independen secara menggambarkan seberapa besar perubahan bersama-sama (simultan) terhadap variabel atau variasi dari variabel dependen bisa dependen. Rumus Uji F sebagai berikut: dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari Freg = variabel independen (Purbayu dan Ashari, π 2(π−π−1) π(1−π 2 ) 2005:144). Keterangan: Dirumuskan sebagai berikut: Freg = Harga F R2 = 1- ∑(Y−Θ²)2 N = banyak sampel ∑(Y−Θ²)2 m = banyak prediktor Nilai R digunakan untuk mengetahui R = koefisien korelasi antara kriteria besarnya sumbangan variabel bebas yang dengan prediktor. 99 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 Formulasi pengujian F sebagai berikut: HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif - Jika signifikan Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak, yang independen berarti secara variabel simultan LQ_45 berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. diterima, berarti variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. b) Koefisien Determinasi (R2) Adalah suatu nilai yang menggambarkan independen (Purbayu dari variabel dan Ashari, 55 0 Uji Normalitas variabel dependen bisa dijelaskan oleh variasi SUKU_BUNGA _SBI Hasil Uji Asumsi Klasik seberapa besar perubahan atau variasi dari atau Valid Missing Statistics KURS INFLASI 55 55 0 0 9460,699 Mean 616,4169 5,0449 6 9290,240 Median 659,0500 4,6100 0 Mode 249,01a 8532,00a 4,61 146,8078 726,5065 Std. Deviation 1,58731 6 1 Range 611,03 3362,55 6,76 Minimum 249,01 8532,00 2,41 Maximum 860,04 11894,55 9,17 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown N - Jika signifikan Fhitung < Ftabel maka Ho perubahan DAN Uji normalitas merupakan pengujian tentang kenormalan distribusi data. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan 2005:144). dengan melihat grafik PP Plot. Dirumuskan sebagai berikut: R2 = 1- ∑(Y−Θ²)2 ∑(Y−Θ²)2 Nilai R digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar. Sebaliknya apabila R2 semakin kecil (mendekati nol), Gambar 5. Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot maka besarnya sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Pada grafik PP Plot diatas, kesamaan Jadi besarnya R2 berada diantara 0-1 atau antara nilai probabilitas harapan dan 2 0 < R < 1. probabilitas pengamatan ditunjukkan dengan garis diagonal yang merupakan 100 55 0 6,0138 6,3000 6,26a 1,23556 5,68 3,82 9,50 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 perpotongan antara garis probabilitas gejala multikolinieritas. Pada penelitian harapan dan probabilitas pengamatan. Dari ini, uji multikolinieritas dilakukan dengan garis tersebut jika terlihat bahwa nilai Plot menggunakan PP terletak disekitar garis diagonal. Jadi Inflation dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi multikolinieritas normal. adalah sebagai berikut: Sedangkan hasil pengujian menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov metode VIF Factor). (Variance Hasil uji menggunakan SPSS Tabel 6. Hasil Uji Multikolinieritas sebagai berikut: Variabel VIF hitung 1,180 1,315 1,290 Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Kurs Inflasi Tingkat Suku Bunga SBI Kesimpulan Nonmultikolinieritas Nonmultikolinieritas Nonmultikolinieritas Dari tabel tersebut nilai VIF hitung tiap variabel independen < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas (nonmultikolinieritas). Uji Autokorelasi Uji Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa data dalam penelitian Autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana ini variabel dependen tidak berkorelasi terdistribusi secara normal. Hal tersebut dengan dirinya sendiri. Uji autokorelasi dapat nilai dalam penelitian ini menggunakan uji signifikansi 0,295 yang diperoleh lebih Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan besar sebagai berikut: dinilai dari dengan nilai melihat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05. Dari tabel diatas a. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai dapat disimpulkan bahwa data penelitian DW dibawah -2 ini telah terdistribusi secara normal. b. Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW Uji Multikolinieritas berada diantara -2 dan +2 Uji ini dilakukan untuk mengetahui c. Terjadi autokorelasi negative jika nilai ada tidaknya gejala multikolinieritas, yaitu DW di atas +2. gejala korelasi antar variabel independen. Berdasarkan uji diatas, diperoleh Suatu model regresi harus terbebas dari nilai 101 Durbin-Watson sebesar 0,384. JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 Dengan demikian dapat disimpulkan Uji Linieritas bahwa pada data penelitian ini tidak terjadi Uji ini digunakan untuk mengetahui autokorelasi karena nilai DW sebesar apakah dalam model regresi terhadap 0,384 berada diantara -2 dan +2. hubungan yang linier atau tidak antara Uji Heterokedastisitas variabel bebas dengan variabel terikatnya. Asumsi heterokedastisitas adalah Penelitian ini menggunakan uji Lagrange asumsi dalam regresi dimana varian dalam Multiplier untuk memperoleh nilai c2 residual tidak sama untuk satu pengamatan hitung atau (n x R2). kepengamatan lain. Salah satu asumsi yang Tabel 7. Hasil Uji linieritas harus dipenuhi dalam regresi adalah Model Summaryb Mo R R Adjusted Std. Error of the del Squar R Estimate e Square 1 ,033a ,001 -,058 70,18509817 a. Predictors: (Constant), SUKU_BUNGA_SBI_2, KURS_2, INFLASI_2 b. Dependent Variable: Unstandardized Residual asumsi heterokedastisitas dimana varians residual tidak boleh sama antara satu pengamatan dengan pengamatan lain sehingga varians residual tersebut tidak membentuk pola tertentu. Pada penelitian Dari ini, uji heterokedastisitas dilakukan dengan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai R2 sebesar 0,001 dengan metode scatterplot. jumlah n observasi 55, maka besarnya c2 hitung = 55 x 0,001 = 0,055. Nilai ini dibandingkan dengan c2 tabel dengan df = n-k = 55 -5 = 50 dan tingkat signifikasi 0,05 maka didapat nilai c2 tabel 67,51. Oleh karena nilai c2 hitung < c2 tabel (0,055 < 67,51) maka dapat disimpulkan model tersebut memenuhi syarat linieritas. Gambar 6. Hasil Uji Heterokesdisitas Menggunakan Scatterplot Hasil Uji Hipotesis Tabel 8. Hasil Regresi Sederhana Hipotesis Pertama Dari hasil tersebut terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat dilihat pada plot yang terpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan persamaan regresi memenuhi asumsi heterokedastisitas. 102 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 Tabel 9. Hasil Hipotesis Kedua Regresi Sederhana penelitian ini mempertegas penelitian yang dilakukan oleh Ade Trisnawati (2012) dengan judul pengaruh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Kurs Dollar, Dan Indeks Hang Seng Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Tabel 10. Hasil Hipotesis Ketiga Regresi Sederhana Efek Indonesia Periode Tahun 2007-2011 yang menyatakan kurs/ nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG dan hasil penelitian Yuni Kemala Sari (2011) dengan judul Pengaruh Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Indeks Saham Hang Seng, Kurs Dollar dan Indeks Tabel 11. Hasil Regresi Ganda Saham Dow Jones Industrial Average terhadap Indeks Harga saham gabunagn di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 20082010 yang menyatakan kurs berpengaruh negatif terhadap IHSG. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kurs berpengaruh negatif terhadap IHS PEMBAHASAN LQ-45. Hubungan negatif antara kurs Pengaruh Kurs/ Nilai Tukar Rupiah dengan indeks harga saham sesuai dengan terhadap Indeks Harga Saham LQ-45 teori yang dikemukakan oleh Tandelilin Berdasarkan uji parsial, kurs/ nilai (2007) yang menyatakan bahwa salah satu tukar rupiah berpengaruh negatif tidak faktor makro ekonomi berupa nilai tukar signifikan terhadap IHS LQ-45. Hal ini mata ditujukkan dari hasil koefisien regresi uang (exchage mempunyai sebesar -0,117 dan nilai t hitung sebesar - rate) pengaruh terbukti terhadap perkembangan investasi dipasar modal 5,139 lebih besar dibanding t tabel. selain itu menurut Robert Ang (dalam Dengan bantuan SPSS 20 dapat diketahui Ardian, 2010) yang menyatakan bahwa 2 bahwa koefisien determinasi (R ) sebesar dengan menurunnya nilai tukar rupiah 0,333 yang berarti bahwa 33,3% IHS LQ- terhadap 45 dipengaruhi oleh kurs, sedangkan dollar berarti menunjukkan melemahnya nilai tukar rupiah. Bagi 66,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil seorang investor, menurunnya nilai tukar 103 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 rupiah terhadap dollar AS menandakan terhadap pergerakan indeks harga saham. bahwa kondisi perekonomian Indonesia Pengaruh inflasi terhadap indeks harga sedang tidak baik. Hal tersebut tentunya saham juga dikemukakan oleh Alwi (2003) memberikan resiko kepada investor yang yang akan modal merupakan salah satu faktor eksternal akan (lingkungan makro) yang mempunyai berinvestasi indonesia. di Investor pasar tentu saja mengemukakan pengaruh menjual kondisi harga saham di BEI. Hasil dari penelitian perekonomian dirasa semakin membaik. ini terbukti bahwa inflasi mempunyai Hal pengaruh negatif terhadap pergerakan semacam sampai inilah yang dapat pergerakan inflasi menghindari resiko tersebut dan akan saham terhadap bahwa indeks mengakibatkan penurunan indeks harga indeks harga saham saham LQ-45 di BEI. semakin tingginya angka inflasi, maka Pengaruh Inflasi terhadap IHS LQ-45 perekonomian semakin memburuk dan hal Berdasarkan berpengaruh uji negatif parsial, tidak inflasi LQ-45. Dengan ini akan berdampak pada pergerakan signifikan indeks harga saham di pasar modal. terhadap IHS LQ-45. Hal ini ditunjukkan Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dengan nilai koefisien regresi sebesar - terhadap IHS LQ-45. 9,693 dan t hitung sebesar -0,767 lebih Berdasarkan uji parsial, tingkat suku kecil dibandingkan dengan t tabel. Dengan bunga SBI berpengaruh negatif dan tidak bantuan SPSS 20 dapat diketahui bahwa signifikan. Terhadap IHS LQ-45. Hal ini koefisien determinasi (R2) sebesar 0,011 ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang berarti bahwa 1,1% IHS LQ-45 sebesar -87,152 dan nilai t hitung sebesar - dipengaruhi oleh inflasi, sedangkan 98,9% 7,856 lebih kecil dibanding t tabel. Dengan dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil ini bantuan SPSS 20 dapat diketahui bahwa sesuai dengan penelitian Erni Isnawati koefisien determinasi (R2) sebesar 0,538 (2010) dengan judul Pengaruh Faktor yang berarti bahwa 53,8% IHS LQ-45 Makro Ekonomi Terhadap Indeks Harga dipengaruhi oleh tingkat suku bunga SBI, Saham LQ-45 Periode Tahun 2007-2010 sedangkan 46,2% dipengaruhi oleh faktor yang lain. Hasil penelitian ini memperkuat menyatakan inflasi berpengaruh negatif terhadap IHS LQ-45. penelitian Ade Trisnawati (2012) dengan Hasil penelitian ini sesuai dengan teori judul Pengaruh Suku Bunga Sertifikat yang dikemukakan oleh Tandelilin (2007) Bank Indonesia, Nilai Kurs Dollar, Dan yang menyatakan bahwa Selain kurs, Indeks Hang Seng Terhadap Indeks Harga inflasi juga mempunyai pengaruh negatif Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia 104 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 Periode Tahun 2007-2011. Penelitian Yuni terhadap Dolar AS yang berdampak buruk Kemala judul bagi pasar modal karena investor akan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Sertifikat lebih tertarik untuk berinvestasi dengan Bank Indonesia, Indeks Saham Hang Seng, membeli SBI daripada membeli saham Kurs Dollar dan Indeks Saham Dow Jones dan perubahan harga saham tersebut akan Industrial Average terhadap Indeks Harga tercermin pada penurunan Indeks Harga saham gabunagn di Bursa Efek Indonesia Saham terutama IHS LQ-45. Periode yang Pengaruh Kurs/ Nilai Tukar Rupiah, menyatakan tingkat suku bunga SBI Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh negatif terhadap IHSG, dan terhadap IHS LQ-45 secara simultan penelitian Erni Isnawati (2010) dengan (bersama-sama) Sari (2011) Tahun dengan 2008-2010 judul Pengaruh Faktor Makro Ekonomi Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa Terhadap Indeks Harga Saham LQ-45 koefisien determinasi (R2) adalah sebesar Periode 0,771 yang berarti sebanyak 77,1% variasi Tahun 2007-2010. Yang menyatakan tingkat suku bunga SBI atau berpengaruh negatif terhadap IHS LQ-45. dijelaskan oleh perubahan variasi dari suku perubahan IHS LQ-45 dapat Menurut Alwi (2003) perubahan kurs/ nilai tukar rupiah, inflasi dan tingkat bunga suku tabungan dan deposito bunga SBI, sedangkan 22,9% merupakan salah satu faktor eksternal dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar (lingkungan makro) yang mempengaruhi penelitian ini. Dari tabel tersebut juga pergerakan indeks harga saham. Selain itu dapat dilihat bahwa diperoleh nilai F menurut Tandelilin (2007) tingkat suku hitung bunga signifikansi merupakan salah satu faktor sebesar 61,671 0,000. dengan nilai Penelitian ini ekonomi makro yang secara empiris telah menggunakan nilai signifikansi 5% dan terbukti mempunyai pengaruh terhadap degree of freedom (df) sebesar (k-1)= 3 indeks harga saham. Hasil penelitian ini dan (n-5)= 51 sehingga diperoleh F tabel menunjukkan bahwa tingkat suku bunga sebesar 2,79. Dengan demikian dapat SBI berpengaruh negatif terhadap IHS LQ- diketahui bahwa nilai F hitung lebih besar 45. SBI merupakan salah satu instrumen dari F tabel (61,671>2,79) dan nilai moneter signifikansi lebih kecil dari alpha 5% yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Upaya pemerintah menaikkan (0,000 < 0,0). tingkat suku bunga SBI yaitu untuk menjaga stabilitas moneter Dengan demikian dapat disimpulkan dan bahwa kurs/ nilai tukar rupiah, inflasi dan mengurangi tekanan nilai tukar Rupiah tingkat suku bunga memang mempunyai 105 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 pengaruh harga terhadap saham pergerakan LQ-45 seperti dikemukakan oleh Tandelilin menyatakan bahwa indeks menunjukkan pengaruh yang signifikan yang terhadap IHS LQ-45. (2007) b. Inflasi berpengaruh negatif dan tidak faktor β faktor signifikan terhadap Indeks Harga Saham empiris telah LQ-45. Hal ini di tunjukkan dengan terbukti mempunyai pengaruh terhadap persamaan regresi yaitu IHS LQ-45 = kondisi 665,316 – 9,693(Inflasi), nilai koefisien ekonomi makro secara pasar modal di negara. Faktor βfaktor pertumbuhan Produk beberapa regeresi bernilai negatif (-0,693) dan nilai tersebut yaitu Domestik (PDB), laju tingkat suku bunga mata uang (exchange rate). sig t sebesar 0,446 lebih besar dari nilai Bruto probabilitas yang telah ditentukan 0,05 pertumbuhan inflasi, dan atau 0,446 > 0,05 menunjukkan pengaruh nilai tukar Dalam yang tidak signifikan terhadap IHS LQ-45. penelitian ini kurs/ nilai tukar rupiah, c. Tingkat suku bunga SBI berpengaruh inflasi dan tingkat suku bunga SBI negatif dan signifikan terhadap IHS LQ- berpengaruh negatif terhadap indeks harga 45. Hal ini ditunjukkan dengan persamaan saham LQ-45. regresi yaitu IHS LQ-45 = 1140,534 – SIMPULAN DAN SARAN 87,152(SBI), Kesimpulan bernilai negatif (-87,152) dan nilai sig t nilai koefisien regeresi untuk sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai mengetahui pengaruh Kurs/ Nilai Tukar probabilitas yang ditentukan 0,05 atau Rupiah, Inflasi dan Tingkat Suku Bunga 0,000 < 0,05 menunjukkan pengaruh yang SBI terhadap Indeks Harga Saham LQ-45 signifikan terhadap IHS LQ-45. periode tahun 2009-2013. Berdasarkan d. hasil analisis, maka kesimpulan yang dapat tingkat suku bunga SBI secara simultan diambil adalah sebagai berikut: berpengaruh signifikan terhadap IHS LQ- a. Kurs/ nilai tukar rupiah berpengaruh 45. Hal ini ditunjukkan dengan persamaan negatif dan signifikan terhadap Indeks garis regresi yaitu IHS LQ-45 = 1872,963- Harga Saham LQ-45. Hal ini di tunjukkan 0,095(Kurs) dengan persamaan regresi yaitu IHS LQ- 89,675(SBI), 45 = 1718,948 – 0,117(Kurs), nilai lebih kecil daripada nilai probabilitas yang koefisien regeresi bernilai negatif (-0,117) ditentukan dan nilai sig t sebesar 0,000 lebih kecil pengaruh yang signifikan terhadap Indeks dari Harga Saham LQ-45. Penelitian nilai ditentukan ini bertujuan probabilitas 0,05 atau yang 0,000 < telah 0,05 106 Kurs/ nilai tukar rupiah, inflasi, + 35,912(Inflasi) - nilai sig F sebesar 0,000 yaitu 0,05 menunjukkan JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 Saran DAFTAR PUSTAKA Berdasarkan kesimpulan di atas, maka Abdul Halim. (2005). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat. saran-saran yang dapat diberikan berkaitan dengan perkembangan pasar modal di yang mempengaruhi harga dan indeks Ade Trisnawati. (2012). “Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Kurs Dollar, Dan Indeks Hang Seng Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 20072011”. Skripsi. Manajemen FE UNY. harga saham akan mempunyai dampak Adrian Indonesia adalah sebagai berikut: a. Bagi Investor dan Calon Investor Perubahan kurs/ nilai tukar rupiah, inflasi, dan tingkat suku bunga SBI sebagai faktor yang berbeda dari satu industri ke industri lain, sehingga implikasinya bagi investor adalah dalam berinvestasi hendaknya memperhatikan pembentukan portofolio yang ada untuk mengurangi resiko Boediono. (2005). Ekonomi Makro Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. investasi yang mungkin ditanggung. b. Bagi Perusahaan Danang Sunyoto. (2007). Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat. Yogyakarta: Amara Books. Mengingat dampak inflasi yang sulit dikendalikan dan membawa dampak negatif pada pasar modal, sebaiknya Djipto Darmaji dan Hendy M. Fakhruddin. (2006). Pasar Modal Di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. perusahaan terus berusaha meningkatkan strategi-setrateginya kinerja sehubung perusahaan sahamnya tetap meminimalkan dengan sehingga terjaga dampak harga dan bisa inflasi yang Eduardus Tandelilin. (2007). Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE. mungkin ditanggung. c. Erni Isnawati. (2010). “Pengaruh Faktor Makro Ekonomi Terhadap Indeks Harga Saham LQ-45 Periode Tahun 2007-2010”. Skripsi. Manajemen FE UNY. Bagi Penelitian Selanjutnya Sebaiknya variabel-variabel atau faktor lain Agung Wicaksono. (2010). Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG”. Tesis. Pasca Sarjaan UNDIP. yang diduga mempengaruhi pergerakan indeks harga saham ditambah Imam Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. misalkan tentang faktor politik agar hasil penelitian yang diperoleh lebih tepat. 107 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 Jogiyanto Hartono. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Jurnal Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Purbayu Budi Santoso dan Ashari. (2005). Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel Dan SPSS. Yogyakarta: Penerbit ANDI. manajemen, bahan kuliah manajemen http://jurnalsdm.blogspot.com/ ----------------------http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/10/faktorfaktor-yang-mempengaruhi.html. Situs Web Resmi www.bi.go.id, Bank Indonesia: Situs Web Resmi Bursa Efek Indonesai: www.idx.co.id Kasmir. (2010). Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers. Sadono Sukirno. (2011). Teori Pengantar Makro ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers. Ktut Silvanita Mangani. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sigit Malayu S. P. Hasibuan. (2006). Dasardasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Suad Husnan. (2001). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: AMP YKPN. Mohamad Samsul. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya: Penerbit Erlangga. Sugiyono. (2012). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Mudrajad Kuncoro. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Supardi. (2005). Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis. Yogyakarta: UII Press. N. Gregory Mankiw. (2004). Prisciples Of Economics: Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat. Norphin. (2010). Yogyakarta: BPFE. Ekonomi Triandaru dan Totok Budi Santoso.(2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. www.id.wikipedia.com. Yuni Kemala Sari. (2011). “pengaruh Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Indeks Saham Hang Seng, Kurs Dollar dan Indeks Saham Dow Jones Industrial Average terhadap Indeks Harga saham gabunagn di bursa efek indonesia periode tahun 20082010”. Skripsi. FE UNY. Moneter. _______. (1999). Ekonomi Internasioanal. Yogyakarta. BPFE. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. (2009). Metodologi Penelitian 108