DIABETES MELITUS TIPE 1 Dr. Sarniwaty Kamissy. Sp PD Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKIK Untad/ RS Undata Palu 2017 DIABETES MELLITUS TIPE I / IDDM Epidemiologi terutama pada anak-anak dan remaja 98% DM pada anak dan remaja adalah tipe I. Karena sifatnya, dulu dikenal sebagai Juvenile onset diabetes atau Ketosis prone diabetes. gejala-gejala klinis yang tidak sama persis dengan tipe II. Pada umumnya gejala klinis bersifat akut, dengan riwayat klasik adanya poliuria, polidipsia, dan polifagia. Kehilangan berat badan merupakan tanda yang khas. PATOFISIOLOGI Pada DM tipe I, dikenal 2 bentuk dengan patofisiologi yang berbeda. Tipe IA, diduga pengaruh genetik dan lingkungan memegang peran utama untuk terjadinya kerusakan pankreas. HLA-DR4 ditemukan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan fenomena ini. Tipe IB berhubungan dengan keadaan autoimun primer pada sekelompok penderita yang juga sering menunjukkan manifestasi autoimun lainnya, seperti Hashimoto disease, Graves disease, pernicious anemia, dan myasthenia gravis. Keadaan ini berhubungan dengan antigen HLA-DR3 dan muncul pada usia sekitar 30 - 50 tahun. Pada DM tipe I cenderung terjadi ketoasidosis diabetik Klasifikasi & Karakteristik Diabetes Melitus Diabetes melitus tipe I: Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut baik melalui proses imunologik maupun idiopatik. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri. MANIFESTASI KLINIS DIABETES MELLITUS TIPE1 Manifestasi Patofisiologi Polidipsia Karena peningkatan gula darah , air akan tertarik keluar dari sel, menyebabkan dehidrasi intraseluler dan stimulasi rasa haus di hipotalamus Poliuria Hiperglikemia – glukosuria menyebabkan diuresis osmotik Sel mengalami starvasi karena cadangan KH, lemak dan protein berkurang (tidak ada pengisian depot yang biasa dilakukan oleh insulin Polifagia Berat badan turun Lelah Cairan tubuh berkurang karena diuresis osmotik, protein dan lemak berkurang karena dipecah sebagai sumber energi Metabolisme tubuh tidak berjalan sebagaimana seharusnya GEJALA KLINIS Polidipsi, poliuria, polifagia, berat badan turun Hiperglikemia (≥ 200 mg/dl), ketonemia, glukosuria Anak dengan DM tipe-1 cepat sekali menjurus kedalam ketoasidosis diabetik yang disertai atau tanpa koma dengan prognosis yang kurang baik bila tidak diterapi dengan baik. Oleh karena itu, pada dugaan DM tipe-1, penderita harus segera dirawat inap DIAGNOSIS Anamnesis Gejala klinis Laboratorium : Kadar glukosa darah puasa >125 mg/dl dan 2 jam setelah makan > 200 mg/dl. Ketonemia, ketonuria. Glukosuria. Bila hasil meragukan atau asimtomatis, perlu dilakukan uji toleransi glukosa oral (oral glucosa tolerance test). Kadar C-peptide. Marker imunologis : ICA (Islet Cell auto-antibody), IAA (Insulin auto-antibody), Anti GAD (Glutamic decarboxylase autoantibody). PENATALAKSANAAN Pada dugaan DM tipe-1 penderita harus segera rawat inap. Insulin Dosis total insulin adalah 0,5 - 1 UI/kg BB/hari. Selama pemberian perlu dilakukan pemantauan glukosa darah atau reduksi air kemih. Gejala hipoglikemia dapat timbul karena kebutuhan insulin berkurang selama fase ”honeymoon”. Pada keadaan ini, dosis insulin harus diturunkan bahkan sampai kurang dari 0,5 UI/kg BB/hari, tetapi sebaiknya tidak dihentikan sama sekali. 4 PILLARS OF GOOD DIABETES CONTROL 1. Diet 2. Insulin 3. Exercise 4. Behavioural DIET Jumlah kebutuhan kalori untuk anak usia 1 tahun sampai dengan usia pubertas dapat juga ditentukan dengan rumus sebagai berikut : 1000 + (usia dalam tahun x 100) = ....... Kalori/hari Komposisi sumber kalori per hari sebaiknya terdiri atas : 50-55% karbohidrat 10-15% protein (semakin menurun dengan bertambahnya umur) 30-35% lemak. Pembagian kalori per 24 jam diberikan 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan kecil sebagai berikut : 20% berupa makan pagi. 10% berupa makanan kecil. 25% berupa makan siang. 10% berupa makanan kecil. 25% berupa makan malam. 10% berupa makanan kecil. 2. INSULIN Technical issues: Storage Expired Injection sites (lipohypertrophy) Non-adherence skipping injections wrong doses INSULIN THERAPY Insulin replacement Prandial (bolus) insulin - to mimic response of endogenous insulin to food intake Basal insulin - small but constant release of insulin that regulates lipolysis and output of hepatic glucose INSULIN Conventional insulins: Short acting (Actrapid, Humulin R) eat 30min after injection Intermediate acting (Insulatard, Humulin N) Newer Designer insulins: Ultra-short acting (Novorapid, Lispro) acts instantly Basal analogues (Glargine, Detemir) INSULIN REGIMENS Twice a day Three times a day Multiple dose regimen KOMPLIKASI Komplikasi jangka pendek (akut) yang sering terjadi : hipoglikemia dan ketoasidosis Komplikasi jangka panjang biasanya terjadi setelah tahun ke-5, berupa : nefropati, neuropati, dan retinopati. Nefropati diabetik dijumpai pada 1 diantara 3 penderita DM tipe-1. PEMANTAUAN Ditujukan untuk mengurangi morbiditas akibat komplikasi akut maupun kronis, baik dilakukan selama perawatan di rumah sakit maupun secara mandiri di rumah, meliputi : keadaan umum, tanda vital. kemungkinan infeksi. kadar gula darah (juga dapat dilakukan di rumah dengan menggunakan glukometer) setiap sebelum makan utama dan menjelang tidur malam hari. kadar HbA1C (setiap 3 bulan). pemeriksaan keton urine (terutama bila kadar gula > 250 mg/dl). mikroalbuminuria (setiap 1 tahun). fungsi ginjal. funduskopi untuk memantau terjadinya retinopati (biasanya terjadi setelah 3-5 tahun menderita DM tipe-1, atau setelah pubertas). tumbuh kembang. TERIMA KASIH