vlan

advertisement
Penghubung LAN , Jaringan Backbone dan Virtual LAN
Aditia Prana Kusuma, 07071-MTI
Gatot Susatijo, 07100-MTI
Agus Sidiq Purnomo, 07072-MTI
Magister Teknologi Informasi FT UGM,
Yogyakarta
1.1
Pendahuluan
Pada tulisan ini dibahas perangkat yang beroperasi pada layer fisik dan data link,
bagaimana peralatan ini digunakan untuk membuat jaringan backbone dan Virtual LAN.
1.2
Peralatan Penghubung
Penghubungan perangkat dibagi menjadi lima kategori yang berbeda berdasarkan
pada di layer mana mereka beroperasi dalam jaringan, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1.
Gambar 1. Lima kategori menghubungkan perangkat.
Kelima kategori tersebut terdiri dari perangkat-perangkat yang dapat didefinisikan
sebagai :
1. Perangkat yang beroperasi di bawah layer fisik seperti hub pasif.
2. Perangkat yang beroperasi pada layer fisik (sebuah repeater atau hub aktif).
3. Perangkat yang beroperasi pada layer fisik dan data link (bridge atau switch dualayer).
4. Perangkat yang beroperasi pada layer fisik, data link, dan lapisan jaringan (router
atau switch tiga-lapis).
5. Perangkat yang dapat beroperasi di semua layer (gateway).
1.2.1 HUB Pasif
Hub pasif hanya berperan sebagai media penguhubung antar cabang yang berbeda.
Hub pasif terletak di bawah layer fisik pada model OSI Layers.
1.2.2 Repeater
Repeater berfungsi sebagai alat untuk memulihkan kondisi sinyal agar kembali
seperti pola bit aslinya pada kondisi bit sinyal yang kurang baik sehingga dapat
mempertahankan keutuhan datanya. Repeater terletak di layer fisik pada model OSI
Layers.
1.2.3 HUB Aktif
Hub Aktif digunakan untuk menghubungkan antar stasiun dalam sebuah topologi
bintang. Hub Aktif juga berfungsi sebagai repeater untuk menghilangkan pembatasan
panjang pada 10Base-T. Hub Aktif terletak di layer fisik pada model OSI Layers.
1.2.4 Bridge
Bridge beroperasi di dua layer, yaitu layer fisik dan data link. Bridge berfungsi untuk
memperbaharui sinyal yang diterima (seperti fungsi repeater), sehingga bridge masuk
pada layer fisik. Yang membedakan bridge dengan repeater adalah kemampuan bridge
untuk menyaring data, yaitu kemampuan untuk melihat alamat tujuan pada frame dan
memutuskan apakah framenya akan dihentikan atau diteruskan. Karena fungsinya yang
dapat memeriksa alamat fisik (MAC) yang terkandung dalam frame inilah maka alat ini
juga masuk pada layer data link.
Ketika sistem seolah-olah tidak merasakan keberadaan bridge, sehingga tidak
diperlukan untuk mengkonfigurasi ulang stasiun ketika bridge ditiadakan dari sistem,
maka brigde semacam ini sering diistilahkan sebagai bridge transparan. Ada tiga kriteria
untuk bridge transparan, yaitu frame harus diteruskan secara langsung ke stasiun tujuan,
kemampuan bridge membuat tabel alamat tujuan secara otomatis dan bridge mampu
mencegah terjadinya loop pada sistem.
Kemampuan bridge secara otomatis memetakan alamat tujuan ke port yang sesuai
secara dinamis dapat dilakukan oleh bridge dengan cara mempelajari pergerakan frame
pada jaringan. Yaitu dengan memperhatikan alamat asal dan alamat tujuan dalam frame.
Alamat asal digunakan untuk mengisi tabel lookup, sedangkan alamat tujuan digunakan
untuk menambahkan entri baru dan untuk tujuan memperbaharui daftar alamat pada
tabel.
Untuk menjaga kehandalan sistem jaringan sering dipasang bridge tambahan yang
dipasang diantara dua LAN. Untuk menghindari kegagalan jaringan akibat looping pada
kedua bridge ini, spesifikasi IEEE mengharuskan untuk menggunakan alogoritma
spanning tree yang mampu mengatur sehingga hanya ada satu lintasan yang
menghubungkan LAN satu ke LAN yang lainnya, meskipun secara fisik LAN terhubung
ke lebih dari satu LAN lain.
Ada metode lain untuk mencegah terjadinya looping koneksi antar LAN, yakni
menggunakan source routing bridge. Setiap frame yang terkirim mempunyai alamat
bridge mana yang harus dituju. Alamat bridge ini diperoleh dari hasil pertukaran frame
khusus dengan bridge tujuan sebelum dilakukan pengiriman frame data. Metode ini
dirancang oleh IEEE untuk diterapkan pada LAN dengan topologi cincin (ring) yang saat
ini sudah jarang digunakan.
Bridge dapat menghubungkan dua jenis LAN yang berbeda misalnya seperti, Ethernet
LAN dengan LAN tanpa kabel (nirkabel), menggunakan protokol tertentu pada layer data
link. Beberapa hal yang perlu disesuaikan dan dipertimbangkan diantaranya, frame
format, ukuran data maksimum, kecepatan data, urutan bit, keamanan dan dukungan
multimedia.
1.2.5 Switch Dua Lapis
Switch dua lapis adalah switch yang bekerja di layer fisik dan data link. Alat ini
berperan seperti bridge yang memiliki banyak port dan mampu membedakan lokasi tiaptiap stasiun sehingga terhindar dari antrian lalu lintas data.
1.2.6 Router
Router bekerja di tiga layer dan dapat mengantarkan paket data berdasarkan alamat
logik. Router biasanya menghubungkan LAN dengan WAN dalam jaringan internet dan
memiliki tabel jalur yang digunakan untuk memutuskan jalur pengiriman mana yang
akan digunakan. Tabel jalur biasanya bersifat dinamis dan terupdate oleh protokol jalur.
Gambar 2 menunjukkan bagian dari internet yang menggunakan router untuk terhubung
LAN dan WAN.
Gambar 2. Router menghubungkan LAN dan WAN.
1.2.7 Switch Tiga Lapis
Switch tiga lapis adalah router yang bekerja lebih cepat dan canggih karena
kemampuannya dalam pencarian tabel dan meneruskan paket data dengan lebih cepat.
1.2.8 Gateway
Fungsi gateway mirip dengan router. Yang membedakan gateway dengan router
adalah gateway bekerja di tujuh layer pada model OSI layer. Gateway dapat
menghubungkan antar dua jaringan yang berbeda model.
1.3
Jaringan Backbone
Jaringan backbone memungkinkan banyak LAN saling terhubung. Pada jaringan
backbone, stasiun merupakan bagian dari LAN sehingga tidak ada yang langsung
terhubung ke jaringan backbone. Meski banyak arsitektur jaringan yang mungkin
digunakan untuk backbone, namun pada tulisan ini hanya akan dibahas mengenai dua
jenis yang paling sering digunakan.
1.3.1 Bus Backbone
Backbone ini bertopologi bus, di mana setiap jaringan LAN terhubung ke bus
backbone melalui sebuah bridge. Bridge akan menghalangi frame-frame yang ditujukan
ke alamat internal LAN dan meneruskannya jika ditujukan ke jaringan LAN lain.
1.3.2 Star Backbone
Backbone jenis ini bertopologi bintang di mana backbone tidak lain hanya berupa
switch, dimana switch tersebut digunakan menghubungkan banyak jaringan LAN.
1.3.3 Menghubungkan LAN Jarak Jauh
Fungsi lain backbone yang umum adalah untuk menghubungkan antar LAN yang
berjarak jauh. Hubungan dapat dijalin melalui bridge, yang dapat berperan sebagai
penghubung jaringan titik ke titik, sebagai contoh saluran telepon atau saluran ADSL.
Protokol yang dapat digunakan diantaranya adalah protokol PPP. Gambar 3
menunjukkan Backbone menghubungkan LAN jarak jauh.
Gambar 3. Menghubungkan LAN Jarak jauh menggunakan Bridge.
Sebuah hubungan point-to-point bertindak sebagai LAN di dalam Backbone jarak
jauh dihubungkan oleh Bridge jarak jauh.
1.4
Virtual LAN
Istilah virtual LAN digunakan pada saat dua stasiun atau lebih yang terhubung dengan
jaringan LAN yang berbeda secara fisik dapat dihubungkan seolah-olah stasiun-stasiun
tersebut tersambung pada satu jaringan LAN yang sama. Bahkan meskipun sejumlah
stasiun terhubung ke switch-switch yang berbeda-beda, secara perangkat lunak, teknologi
VLAN memungkinkan administrator jaringan dapat mengelompokkan stasiun-stasiun
tertentu ke dalam jaringan LAN yang sama. Keuntungan penerapan VLAN diantaranya
adalah dari sisi penghematan biaya dan waktu, memungkinkan dibuatnya kelompok kerja
virtual dan peningkatan keamanan.
Beberapa ciri yang dapat digunakan untuk mengumpulkan beberapa stasiun dalam
satu kelompok diantaranya adalah nomor port, alamat MAC, alamat IP, alamat IP
multicast atau merupakan kombinasi dari ciri di atas. Pengelompokan stasiun dalan satu
VLAN dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara manual, semi otomatis dan
otomatis.
Pengelompokan secara manual dilakukan administrator ketika melakukan setup
pengelompokan anggota VLAN dengan memasukkan data nomor port, alamat IP dan
lainnya dan mengubahnya secara manual lagi ketika kemudian terjadi perpindahan atau
pergantian anggota VLAN. Pada pengelompokan secara otomatis, ketika administrator
hanya perlu menentukan kriteria tertentu untuk membedakan kelompoknya. Sedangkan
semi otomatis adalah di antara keduanya, biasanya pada awalnya dilakukan secara
manual, namun ketika terjadi perpindahan, stasiun yang bersangkutan secara otomatis
akan pindah ke kelompok yang bersesuaian. Gambar 4 menunjukkan LAN Backbone
dengan dua switch dan tiga VLAN. Stasiun dari switch A dan B milik masing-masing
VLAN. Ini adalah konfigurasi yang baik untuk sebuah perusahaan dengan dua bangunan
yang terpisah.
Gambar 4 Dua switch pada backbone dengan menggunakan perangkat lunak VLAN
REFERENCES
B.A. Forouzan, Data Communications and Networking, 4rd edition. McGraw-Hill:
Forouzan Networking Series, 2007, pp.445–463.
Download