analisis kebutuhan pelatihan karyawan

advertisement
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN KARYAWAN
I Gede Wasi Balawa, I Wayan Bagia, I Wayan Suwendra
Email : [email protected], [email protected], [email protected]
Jurusan Manajemen
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan (1) Deskripsi dan spesifikasi pekerjaan pada PT
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar, (2) Kesesuaian antara deskripsi dengan spesifikasi
pekerjaan karyawan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar, (3) Kesesuaian standar kinerja
dengan kinerja yang dicapai oleh karyawan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar, (4) Jumlah
karyawan PT Asuransi Sinarmas MSIG Denpasar yang perlu melakukan pelatihan dan
pengembangan per unit kerja. Populasi 80 Orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah
jenis data kualitatif dengan sumber data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data
menggunakan pencatatan dokumen dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan analisis data
deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Cabang
Denpasar memiliki Job description yaitu memberi bimbingan dan bertangung jawab segala aktivitas
yang dilakukan oleh sales marketing dan job specification yang tersebar di 3 unit kerja, (2) Dalam
tingkat kesesuaian antara job description dan job specification pada PT Asuransi Jiwa Sinarmas
MSIG Cabang Denpasar, dapat dikatakan 49 orang belum sesuai, (3) Pada PT Asuransi Jiwa
Sinarmas MSIG Cabang Denpasar di 3 unit kerja terdapat 31 karyawan yang memenuhi standar
kinerja dan 49 karyawan yang belum memenuhi standar kinerja, (4) Jumlah karyawan yang harus
mengikuti pelatihan berjumlah 32 karyawan yang tidak kompeten.
Kata Kunci: Kebutuhan pelatihan & pengembangan
ABSTRACT
This study aimed to describe (1) Description and specification work on PT Asuransi Jiwa Sinarmas
MSIG Denpasar, (2) Correspondence between the description with the job specifications of
employees of PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar, (3) Compliance standard of performance
with the performance achieved by employees of PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar, (4)
Number of employees of PT Asuransi Sinarmas MSIG Denpasar who need to do the training and
development per unit of work. The population of 80 people. Data used in the study is the data type
kualitatif with primary data sources and secondary data. Methods of data collection using recording
documents and interviews. Data were analyzed using descriptive data analysis. The results of this
study indicate that PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG London Branch has a job description that gives
guidance and is responsible of all activities conducted by the sales marketing and job specification
which is spread over 3 units, (2) the degree of correspondence between the job description and job
specification PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar, it can be said 49 people have appropriate,
(3) at PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar at 3 units there are 31 employees who meet
performance standards and 49 employees who do not meet performance standards, (4) the number
of employees who must attend training amounted to 32 employees who are not competent.
Keywords: The need for training & development
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
PENDAHULUAN
Perusahaan
adalah
sebuah
organisasi yang dijalankan oleh banyak
orang
untuk
mencapai
tujuan
tertentu.Dalam mencapai tujuan ini, setiap
anggota perusahaan harus memahami
dengan baik tugas serta perannya di
dalam perusahaan. Biasanya orientasi
mengenai tugas dan peran seorang
karyawan akan disampaikan pada saat
pelatihan atau rekrutmen karyawan baru.
Dalam fase pelatihan ini, calon karyawan
akan mendapatkan pemahaman dan
penjelasan mengenai tujuan perusahaan
serta dijelaskan juga mengenai peranan
dan tugas calon karyawan tersebut untuk
membantu perusahaan dalam mencapai
tujuan. Namun seiring berjalannya waktu,
biasanya performa karyawan akan
menurun. Oleh karena itu perusahaan
akan membutuhkan apa yang dinamakan
dengan pelatihan sumber daya manusia.
Pelatihan karyawan atau sumber daya
manusia
memiliki
tujuan
untuk
memperbaiki performa dari seorang atau
sekelompok
karyawan
di
sebuah
perusahaan.Pelatihan
sumber
daya
manusia merupakan hal yang penting dan
harus dilakukan secara berkala sebab
pelatihan ini sangatlah penting untuk
menunjang kelangsungan perusahaan.
Dalam sebuah pelatihan sumber daya
manusia,
karyawan
akan
bisa
meningkatkan
kemampuan
kerjanya
sekaligus menggali potensinya sehingga
bisa bekerja dengan lebih maksimal.
Rivai
(2009:
211)mengatakan
bahwa pelatihan merupakan bagian
pendidikan yang menyangkut proses
belajar
untuk
memperoleh
dan
meningkatkan keterampilan diluar sistem
pendidikan yang berlaku dalam waktu
relatif singkat dengan metode yang lebih
mengutamakan pada praktek dari pada
teori dan menurut Mangkuprawira (2004:
135) bahwa pelatihan merupakan sebuah
proses mengajarkan pengetahuan dan
keahlian serta sikap agar karyawan
semakin
terampil
dan
mampu
melaksanakan
tanggung
jawabnya
dengan semakin baik, sesuai dengan
standar.
Hasibuan (2005) pengembangan
adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual
dan moral karyawan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan/ jabatan melalui
pendidikan dan latihan.
Pelatihan dan pengembangan
karyawan memiliki peranan penting bagi
suatu organisasi untuk meningkatkan
kinerja organisasi tersebut. Oleh karena
itu
pelatihan
dan
pengembangan
karyawan ini sangat penting bagi
organisasi
atau
perusahan
untuk
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang ada di dalam organisasi
atau perusahan tersebut.
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
(juga disebut Sinarmas MSIG Life)
sebagai realisasi dari joint venture dengan
Mitsui Sumitomo Insurance Grup. Dua
sub-unit bidang usaha yang berada di
bawah satu divisi unit usaha Sinarmas
Group, yaitu Divisi Unit Usaha Sinarmas
Financial Services (Layanan Keuangan
Sinarmas). Dimana perusahaan ini dibagi
kedalam beberapa bagian seperti bagian
asuransi, keuangan dan marketing.
Pengembangan
karyawan
dirasakan
semakin
penting
bagi
perusahaan
disebabkan oleh tuntutan pekerjaan atau
jabatan dan juga diperlukan dalam rangka
meningkatkan
pengetahuan,
keterampilan,
motivasi,
pengalaman
karyawan. Setiap karyawan perusahaan
dituntut agar dapat bekerja efektif, efisien,
kualitas, dan kuantitas pekerjaan atau
jabatan
sebagai
akibat
kemajuan
teknologi dan ketatnya persaingan di
antara perusahaan sejenis. Dengan
demikian perusahaan dituntut untuk
memilih cara pengembangan yang sesuai
dengan tujuan perusahaan agar hasilnya
mencapai sasaran.
Keberhasilan
suatu
program
pengembangan didukung oleh beberapa
faktor
yang antara lain: sasaran
pegembangan yang jelas, adanya minat
dan
partisipasi
dari
peserta
pengembangan,
kemampuan
dan
kecakapan
instruktur
dalam
menyampaikan materi pengembangan,
materi pengembangan yang sesuai
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
dengan sasaran pengembangan, serta
adanya
fasilitas
yang
menunjang
kebutuhan dalam proses pengembangan.
Hanggraeni
(2012:
99)
mengungkapkan bahwa proses analisis
kebutuhan pelatihan ini sangat penting
karena dapat memberikan informasi
kepada
organisasi
mengenai
jenis
pelatihan dan pengembangan apakah
yang dibutuhkan oleh pekerja guna
meningkatkan efektivitas dan efisiensi
organisasi dan Siagian (1998:
175)
mengatakan
bahwa
pelaksanaan
pelatihan
dimaksudkan
untuk
mendapatkan tenaga kerja yang memiliki
pengetahuan keterampilan yang baik,
kemampuan dan sikap yang baik untuk
mengisi jabatan pekerjaan yang tersedia
dengan produktivitas kerja yang tinggi
yang mampu menghasilkan kinerja yang
baik.
Pelatihan adalah suatu kegiatan
untuk memperbaiki kemampuan kerja
seseorang dalam kaitannya dengan
aktivitas ekonomi. Pelatihan membantu
karyawan dalam memahami suatu
pengetahuan praktis dan penerapannya,
guna
meningkatkan
keterampilan,
kecakapan, dan sikap yang diperlukan
organisasi dalam usaha mencapai.
Menurut Pangabean (2002) “Pelatihan
suatu
usaha
untuk
meningkatkan
pengetahuan atau pemahaman tentang
suatu
pekerjaan,
meningkatkan
keterampilam karyawan untuk melakukan
pekerjaan tertentu”. Hamalik (2001: 10)
menyatakan bahwa “Pelatihan adalah
suatu fungsi manajemen yang perlu
dilaksanakan
terus-menerus
dalam
rangka pembinaan ketenangan dalam
suatu organisasi secara spesifik, proses
latihan itu merupakan serangkaian
tindakan yang dilaksanakan secara
berkesinambungan,
bertahap
dan
terpadu”. Maka proses pelatihan harus
terarah untuk mencapai tujuan tertentu
terkait dengan upaya pencapaian tujuan
organisasi. Itu sebabnya tanggung jawab
penyelenggaraan pelatihan terletak pada
tenaga lain dari staff.
Mangkuprawira
(2002:
135)
menyatakan “pelatihan adalah sebuah
proses mengajarkan pengetahuan dan
keahlian tertentu serta sikap agar
karyawan semakin terampil dan mampu
melaksanakan
tanggung
jawabnya
dengan semakin baik, sesuai standar”.
Gibsons (2001: 379) menyatakan bahwa
arti pelatihan adalah “proses dan usaha
untuk menyediakan pada karyawan
dengan informasi, keahlian, dan mengerti
tentang organisasi dan tujuannya”.
Menurut Siagian (2008: 175) “pelatihan
adalah proses belajar mengajar dengan
menggunakan teknik dan metode tertentu
secara konsepsional dapat dikatakan
bahwa
latihan
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
keterampilan
dan
kemampuan
kerja
seseorang
atau
sekelompok orang”. Biasanya yang sudah
bekerja pada suatu organisasi yang
efisiensi, efektivitas dan produktivitas
kerjanya dirasakan perlu untuk dapat
ditngkatkan secara terarah dan pragmatik.
Moekijat (2005: 4) menyatakan
“Pelatihan diperlukan untuk membantu
pegawai menambah kecakapan dan
pengetahuan yang berhubungan erat
dengan pekerjaan di mana pegawai
tersebut bekerja”. Terdapat tiga syarat
yang harus dipenuhi agar suatu kegiatan
dapat disebut latihan, yaitu: (a) Latihan
harus membantu pegawai menambah
kemampuannya. (b) Latihan harus
menimbulkan
perubahan
dalam
kebiasaan,
dalam
informasi,
dan
pengetahuan yang ia terapkan dalam
pekerjaannya sehari-hari. (c) Latihan
harus berhubungan dengan pekerjaan
tertentu yang sedang dilaksanakan
ataupun pekerjaan yang akan diberikan
pada masa yang akan datang.
Pernyataan-pernyataan
tentang
pelatihan di atas mengungkapkan bahwa
pelatihan adalah suatu kegiatan untuk
memperbaiki
kemampuan
kerja
seseorang dalam kaitannya dengan
aktivitas ekonomi yang dapat membantu
karyawan dalam memahami suatu
pengetahuan praktis dan penerapannya
guna
meningkatkan
pengetahuan,
keterampilan, kecakapan serta sikap
seseorang yang diperlukan organisasi
dalam mencapai tujuan yang juga harus
disesuaikan dnegan tuntutan pekrjaan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
yang akan diemban oleh seorang
karyawan.
Mengelola
program
pelatihan
menjadi tanggung jawab semua pihak
yang ada di suatu lembaga atau instansi.
Komitmen dan tanggung jawab tersebut
dimulai dari awal, pada saat penjajagan
dan identifikasi kebutuhan pelatihan
sampai dengan tindak lanjut pelatihan.
Adapun kategori pelatihan menurut
Simamora (2004) dapat dibagi menjadi
tiga yang dapat dijelaskan sebagai
berikut.
(1) Kebutuhan Pelatihan
Langkah pertama dan utama
dalam mengelola pelatihan adalah
menjajagi dan mengetahui kebutuhan
pelatihan
serta
sejauh
mana
kebutuhan tersebut perlu dipenuhi.
Langkah ini merupakan langkah yang
bersifat
mutlak
dan
esensial.
Mengingat pentingnya langkah ini,
maka dalam melakukannya perlu
perhatian dan persiapan yang matang.
Pendekatan identifikasi kebutuhan
pelatihan
secara
sistematis
ini
mempunyai relevansi yang jelas
antara kebutuhan pelatihan dengan
kebutuhan atau persyaratan tugas.
Untuk menghindari terjadinya
pemberian suatu pelatihan yang tidak
tepat yang akan berakibat pada
penggunaan
waktu
dan
uang
perusahan yang sia-sia, maka perlu
dilakukan
identifikasi
kebutuhan
pelatihan.
Analisis
kebutuhan
pelatihan ini berguna sebagai pondasi
bagi keseluruhan upaya pelatihan.
Analisis kebutuhan pelatihan ini
merupakan
usaha-usaha
yang
sistematis
untuk
mengumpulkan
informasi pada permasalahan prestasi
kerja dalam organisasi dan untuk
mengoreksi kekurangan-kekurangan
prestasi
kerja
(performance
deficiencies).
Kekurangan-kekurangan
prestasi kerja berkenaan dengan
ketidakcocokan antara perilaku aktual
dengan perilaku yang diharapkan.
Kesenjangan ini merupakan suatu
perbedaan antara perilaku aktual
karyawan yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dengan
perilaku karyawan yang diharapkan
oleh perusahaan untuk menyelesaikan
berbagai tugas atau pekerjaan yang
dibebankan
kepada
karyawan
sehingga untuk mengatasi adanya
kesenjangan
kompetensi
individu
tersebut,
maka
perusahaan
melaksanakan program
pelatihan
(Simamora, 2004: 113).
Berkaitan dengan kebutuhan
pelatihan tersebut, maka harus
diketahui
pengetahuan
dan
keterampilan
apa
saja
yang
dibutuhkan karyawan untuk bekerja
dan pengetahuan serta keterampilan
apa saja yang telah dimiliki karyawan.
Menurut
Dale
(2003:
35)
“pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang bisa dikategorikan dalam
dua jenis, yaitu: pengetahuan yang
disadari, dan pengetahuan yang tidak
disadari”.
Ketika seeorang menjalani
kehidupannya, orang tersebut akan
mengumpulkan dan mempelajari fakta,
menyaksikan
peristiwa
dan
mendapatkan
potongan-potongan
informasi lain yang kemudian akan
ditambahkan ke dalam simpanan
kognitifnya.
Semua
ini
akan
membentuk memori dan diakses
ketika yang bersangkutan memproses
informasi
baru
dan/atau
mempersiapkan reaksi terhadap suatu
situasi atau orang lain. Ada pula
pengetahuan yang berkaitan dengan
pekerjaan atau situasi khusus yang
diperoleh melalui pendidikan atau
pelatihan untuk menjalankan tugas
atau serangkaian tugas.
(2) Dampak Pelatihan
Regina (2008) menyatakan
“pemberian
pelatihan
kepada
karyawan merupakan salah satu jalan
bagi
perusahaan
untuk
dapat
meningkatkan
kemampuan
dan
kapabilitas karyawan. Sudah barang
tentu hasil yang diinginkan oleh
perusahaan adalah hasil yang terbaik,
dalam
arti
dapat
memberikan
konstribusi yang positif kepada
perusahaan. Satu tujuan idealnya
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
yaitu
meningkatnya
omzet
perusahaan”.
Menurut
Sumantri
(2005)
pelatihan juga memiliki dampak
sebagai berikut.
1) Meningkatnya
prestasi
kerja
melalui perubahan pengetahuan
dan keterampilan
2) Terukurnya biaya yang dikeluarkan
dengan manfaat yang akan
diperoleh (Cost Benefit Ratio)
3) Spesifikasi tujuan pelatihan sesuai
dengan
spesifikasi
dan
persyaratan tugas yang ada.
4) Adanya peningkatan yang dapat
diukur di dalam pencapaian tujuan
organisasi atau lembaga.
(3) Evaluasi Pelatihan
Menurut Simamora (2004)
bahwa evaluasi pelatihan pelatihan
dapat berupa :
1) Evaluasi Proses Pelatihan
Evaluasi proses adalah
evaluasi yang dilakukan terhadap
langkah-langkah kegiatan selama
proses pelatihan berlangsung.
Evaluasi proses dilakukan dengan
mengungkapkan pendapat seluruh
peserta
tentang
Fasilitator,
Peserta, Materi/Isi, dan proses
pelatihan. Pada umumnya evaluasi
proses pelatihan dapat dilakukan
dengan beberapa model atau cara,
yaitu : Evaluasi harian, Evaluasi
mingguan dan Evaluasi akhir
2) Evaluasi Hasil Pelatihan
Evaluasi hasil pelatihan
berguna untuk mengetahui dan
mengukur
akibat-akibat
yang
ditimbulkan oleh suatu tindakan
pelatihan.
Pelaksanaan program pelatihan
harus didasarkan pada metode-metode
pelatihan. Metode pelatihan yang dipilih
hendaknya disesuaikan dengan jenis
pelatihan yang akan dilaksanakan dan
tujuan pelatihan. Notoatmodjo (1998)
membedakan dua macam metode (teknik)
yang digunakan dalam pelaksanaan
pelatihan sebagai berikut.
1. Metode Di Dalam Pekerjaan (On The
Job Training)
Metode ini menempatkan para
trainee ke dalam situasi nyata, dimana
karyawan
yang
berpengalaman
memperlihatkan atau membimbing para
karyawan
baru
yang
diharapkan
memberikan contoh-contoh pekerjaan
yang
baik
dan
memperlihatkan
penanganan suatu pekerjaan yang jelas
dan konkrit.Meliputi latihan orientasi,
magang, pelatihan pada pekerjaan,
penugasan penelitian dan penilaian
kinerja.
Metode ini memberikan beberapa
keuntungan, antara lain:
a. Karyawan melakukan pekerjaan yang
sesungguhnya bukan tugas yang a
disimulasikan.
b. Karyawan mendapatkan instruksiinstruksi dari karyawan senior yang
berpengalaman yang telah melakukan
tugas dengan baik.
c.
Program ini sangat relevan dengan
pekerjaan, membutuhkan biaya yang
relatif rendah dan memotivasi kinerja
yang kuat.
2. Metode Di Luar Pekerjaan (Off The
Job Training)
Pelatihan dengan metode ini
memberikan kesempatan pada karyawan
selaku peserta pelatihan keluar sementara
dari
kegiatan/pekerjaannya.Pada
umumnya metode ini mempunyai dua
macam teknik, yaitu teknik presentasi dan
teknik simulasi.
Teknik
presentasi
dalam
menyajikan informasi yang tujuannya
mengintroduksikan pengetahuan, sikap
dan keterampilan baru kepada para
peserta. Teknik-teknik yang termasuk
dalam
teknik
presentasi
antara
lainceramah,
teknik
diskusi,
teknik
permodelan perilaku dan teknik magang.
Teknik simulasi sendiri adalah suatu
penentuan karakteristik atau perilaku
tertentu dari nilai sedemikian rupa
sehingga
para
peserta
dapat
merealisasikan
seperti
keadaan
sebenarnya.Metode-metode simulasi ini
mencakup simulator alatalat, studi kasus,
permainan peran dan teknik di dalam
keranjang (in basket).
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
Metode pelatihan off the job
training atau pelatihan diluar tempat kerja
memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
a. Memberikan perspektif luar kepada
karyawan, sehingga dapat mengetahui
yang sedang terjadi di dunia luar.
b. Memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk bertemu dengan
orang-orang dari departemen lain atau
perusahaan lain untuk saling bertukar
pikiran.
c. Meningkatkan keluwesan karyawan dan
membuat mereka lebih siap untuk
melaksanakan tugas dan tanggung
jawab baru; serta
d. Menyegarkan kembali karyawan
dengan menghadirkan suasana baru
dalam pelatihan.
Deskripsi pekerjaan merupakan
produk yang pertama dan langsung dari
proses analisis pekerjaan, yaitu berupa
pernyataan akurat dan ringkas tentang
apa yang diharapkan akan dilakukan oleh
karyawan didalam pekerjaannya maupun
tugas-tugas yang dilaksanakan oleh
pemangku jabatan
Disimpulkan bahwa deskripsi jabatan
atau pekerjaan adalah pernyataan tertulis
yang menjelaskan mengapa pekerjaan
ada, apa dan bagaimana mereka
melakukan pekerjaan yang diposisikannya
atau dapat juga dikatakan bahwa
deskripsi jabatan atau pekerjaan yaitu
hasil analisis pekerjaan yang sistematis
sebagai rangkaian kegiatan atau proses
menghimpun dan mengolah informasi
mengenai pekerjaan,
Spesifikasi pekerjaan menentukan
persyaratan keahlian minimal
bagi
seorang
karyawan
agar
dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Job Spesification (spesifikasi jabatan)
menurut Nitisemito (1980: 26) merupakan
suatu informasi tentang syarat – syarat
yang diperlukan bagi setiap karyawan
agar dapat memangku suatu jabatan
dengan baik. Garry Dessler (1997)
spesifikasi pekerjaan (job specification)
ialah suatu daftar tuntutan manusiawi
atas suatu jabatan, yakni pendidikan,
keterampilan, kepribadian, dan lain-lain
yang sesuai dengan analisis jabatan.
Menurut Handoko (1996) spesifikasi
jabatan (job specification) menunjukkan
siapa yang melakukan pekerjaan itu dan
faktor-faktor
manusia
yang
diisyaratkan. Sedangkan
menurut
Hasibuan (2012: 34), spesifikasi jabatan
atau
job
spesification
disusun
berdasarkan uraian pekerjaan dengan
menjawab pertanyaan tentang ciri,
karakteristik, pendidikan, pengalaman,
dan yang lainnya dari orang yang akan
melaksanakan pekerjaan tersebut dengan
baik.
Berdasarkan pendapat para ahli di
atas dapat disimpulkan bahwa spesifikasi
jabatan
atau
spesifikasi
pekerjaan
merupakan informasi tentang syarat yang
diperlukan karyawan untuk mengetahui
siapa yang melakukan pekerjaan itu.
Proses analisis kebutuhan ini akan
memberikan
informasi
kepada
perusahaan mengenai jenis pelatihan dan
pengembangan apakah yang dibutuhkan
oleh
pekerja
guna
meningkatkan
efektivitas
dan
efisiensi
perusahaan.Menurut Hanggraeni (2012:
99) analisis kebutuhan pelatihan adalah
proses
diagnosis
permasalahanpermasalahan yang ada saat ini dan
kemungkinana tantangan-tantangan yang
harus dihadapi kelak. Dari proses analisis
ini bisa diketahui kesenjangan (gap)
antara kemampuan dan keahlian pekerja
dengan situasi kerja yang dihadapi saat ini
dan yang akab datang. Pengertian
analisis kebutuhan pelatihan yang sama
juga disebutkan oleh Siagian (2012: 186)
analisis kebutuhan merupakan suatu
analisis yang harus mampu mendiagnosa
paling sedikit dua hal, yaitu: masalahmasalah yang dihadapi sekarang dan
berbagai tantangan baru.
Dari
uraian
diatas,
dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan analisis kebutuhan pelatihan
adalah suatu analisis sistematis yang
menentukan
apakah
seorang
karyawan/pegawai memerlukan pelatihan
atau tidak.Kebutuhan pelatihan muncul
apabila terdapat kesenjangan antara
standar kinerja dengan hasil kerja yang
dicapainya.
Jika ditelaah secara lebih lanjut,
maka analisis kebutuhan pelatihan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
memiliki beberapa tujuan, diantaranya
adalah:
(1) Memastikan
bahwa
pelatihan
memang merupakan salah satu solusi
untuk
memperbaiki
atau
meningkatkan kinerja pegawai dan
produktivitas Instansi/lembaga
(2) Memastikan bahwa para partisipan
yang mengikuti pelatihan benar-benar
orang-orang yang tepat.
(3) Memastikan bahwa pengetahuan dan
keterampilan yang diajarkan selama
pelatihan benar-benar sesuai dengan
elemen-elemen kerja yang dituntut
dalam suatu jabatan tertentu
(4) Mengidentifikasi
bahwa
jenis
pelatihan dan metode yang dipilih
sesuai dengan tema atau materi
pelatihan
(5) Memastikan bahwa penurunan kinerja
atau pun masalah yang ada adalah
disebabkan
karena
kurangnya
pengetahuan, ketrampilan dan sikapsikap kerja; bukan oleh
alasanalasan
lain
yang
tidak
bisa
diselesaikan melalui pelatihan
(6) Memperhitungkan
untung-ruginya
melaksanakan pelatihan mengingat
bahwa
sebuah
pelatihan
pasti
membutuhkan sejumlah dana.
Dari pembahasan, penelitian ini
bertujuan (1) untuk mendeskripsikan dan
melihat spesifikasi pekerjaan pada PT
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar,
(2) melihat Kesesuaian antara deskripsi
dengan spesifikasi pekerjaan karyawan
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
Denpasar, (3) untuk kesesuaian standar
kinerja dengan kinerja yang dicapai oleh
karyawan
PT Asuransi Jiwa Sinarmas
MSIG Denpasar, (4) untuk mengetahui
jumlah karyawan PT Asuransi Sinarmas
MSIG Denpasar yang perlu melakukan
pelatihan dan pengembangan per unit
kerja.
Dari tujuan diatas maka penelitian
ini akan memperoleh 2 manfaat yaitu
manfaat praktis dan teoriti. Manfaat
praktis dari penelitian ini adalah
Diharapkan
penelitian
ini
dapat
memberikan masukan dan bahan evaluasi
bagi pihak perusahaan dalam upaya
meningkatkan kinerja sales dengan
melakukan perencanaan pelatihan dan
pengembangan karyawan di PT Asuransi
Jiwa Sinarmas MSIG cabang Denpasar
dan manfaat teoritis dari penelitain ini
adalah Diharapkan penelitian ini dapat
memberikan masukan dan bahan evaluasi
bagi pihak perusahaan dalam upaya
meningkatkan kinerja sales dengan
melakukan perencanaan pelatihan dan
pengembangan karyawan di PT Asuransi
Jiwa Sinarmas MSIG cabang Denpasar.
METODE
Desain penelitian ini menggunakan
desain penelitian deskriptif. Peneltian
deskriptif
adalah
metode-metode
penelitian yang memusatkan perhatian
pada masalah-masalah atau fenomena
yang bersifat aktual pada saat penelitian
dilakukan, kemudian menggambarkan
fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki
sebagaimana adanya diiringi dengan
interprestasi yang rasional dan akurat.
Jenis data yang digunakan dalam
peneltian ini adalah kualitatif, dan sumber
data dalam penelitian ini adalah sumber
data primer dan sumber data sekunder.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
ada 2 yaitu, pencatatan dokumen dan
wawancara.
Teknik
analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik
analisis
deskriptif
untuk
mendeskripsikan dan menggambarkan
objek yang akan diteliti. Menurut Nasir
(1999) bahwa tujuan deskriptif ini adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, dan melihat rumusan masalah
yang ada, maka dapat diperoleh hasil
bahwa
job
description
dan
job
spesification karyawan pada PT Asuransi
Jiwa Sinarmas MSIG Cabang Denpasar
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Tabel Job Description dan Job
Specification Karyawan Pada PT Asuransi Jiwa
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
Sinarmas MSIG Cabang Denpasar
No
1
2
Unit Kerja
Agency
Manager
Sales
Marketing
Unit
Kerja
Agency
Mananger
Sales
Marketing
Sales
Excecutive
Job Description
1. Memberi
bimbingan
kepada
sales
marketing.
2. Bertanggung
jawab
segala
aktvitas
yang
dilakukan
oleh
unit kerja sales
marketing,
1. Memberi
bimbingan
kepada
sales
excecutive.
2. Bertanggung
jawab
segala
aktivitas
yang
dilkukan
oleh
Job
Description
Memberi
bimbingan
kepada
sales
marketing.
Memberi
bimbingan
kepada
sales
excecutive.
Mencari
nasabah
Job
Specification
S1
Manajemen
3
Sales
Excecutive
unuit kerja sales
excecutive.
1. Mencari nasabah
untuk
ikut
program asuransi
yang dimiliki oleh
asuransi
sinarmas.
S1
Manaej
emen
Pemasaran
Tabel 2 Tabel Kesesuaian antara Job Description
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Cabang Denpasar 20
SI
Manajemen
Pemasaran
Job
Specification
S1
Manajemen
S1
Manajemen
Pemasaran
S1
Manajemen
Pemasaran
Jumlah
Kesesuaian
Karyawan
Job
Tabel 3 Tabel Standar
Kinerja
dan Pencapaian Kinerja K
Kategori
(orang)
Description
Jiwa Sinarmas
Kesesuaian
dengan Job
Tidak
Sesuai
Specification
Sesuai
S1
Akuntansi, S1
8
12
Bahasa
Tidak sesuai
Inggris, D3
Perhotelan
S1 Akuntansi,
D3
Tidak
8
12
Akuntansi,
Sesuai
S1 Bahasa
Inggris
SMA, SMK,
D3 akutansi,
Tidak
15
25
D3
Sesuai
Perhotelan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
No
1
Unit Kerja
Agency
Manager
Standar
Kinerja
Rata-rata
Pencapaian
Kinerja
Pencapaian
omset
sebesar Rp
80.000.000/
bulan
omset yang
dicapai
sebesar Rp
62.250.000/
bulan
Jumlah Karyawan (orang)
Sesuai
8
2
Sales
Marketing
3
Sales
Excecutive
Pencapaian
omset
sebesar Rp
50.000.000/
bulan
omset yang
dicapai
sebesar Rp
36.000.000/
bulan
Pencapaian
omset
sebesar Rp
20.000.000/
bulan
omset yang
dicapai
sebesar Rp
12.000.000/
bulan
8
15
Kategori
Kinerja
Keterangan
Belum
memenuhi
standar
kinerja
Perlu
Pelatihan
(karyawan
yang tidak
kompeten)
Belum
memenuhi
standar
kinerja
Perlu
Pelatihan
(karyawan
yang tidak
kompeten)
Belum
memenuhi
standar
kinerja
Perlu
Pelatihan
(karyawan
yang tidak
kompeten)
Tidak Sesuai
Kompet
en
Tidak
Kompet
en
6
6
4
7
8
18
Pelatihan
Agency
Manager
Sales
Marketing
Tabel 4 Tabel Jumlah Karyawan yang Perlu
Mengikuti
Pelatihan
dan
Kompetensi yang Dibentuk
Jumlah
Kompetensi yang
Karyawan
Unit Kerja
Dibentuk
yang
Mengikuti
Sales
Excecutive
6 orang
Kompetensi di
bidang
memberikan
masukan atau
arahan kepada
karyawan yang
lain agar dapat
memotivasi setiap
karyawan pada
unit kerja agency
manager untuk
meningkatkan
kinerja.
8 orang
Kompetensi di
bidang
memberikan
masukan atau
arahan kepada
karyawan pada
unit sales
executive agar
dapat memotivasi
setiap karyawan
unutk
meningkatkan
kinerja.
18 orang
Kompetensi di
dalam bidang
pemasaran,
khususnya
didalam pencarian
nasabah dalam
konteks berbahasa
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
yang baik, sopan
terhadap nasabah
dan mampu
menarik hati
pelanggan agar
dapat bergabung
kedalam asuransi.
Berdasarkan 3 unit kerja pada
tabel 1 yang ada pada PT Asuransi
Sinarmas MSIG Cabang Denpasar,
menunjukan bahwa setiap unit kerja
sudah memiliki Job Description masingmasing yang sudah ditetapkan. Masingmasing unit kerja sangat beperan penting
di dalam jalanya segala aktivitas yang ada
di setiap perusahaan dan untuk Job
Specification yang ada di dalam
perusahaan tersebut sudah ditetapkan
oleh
perusahaan
sesuai
dengan
kegiatanya masing-masing. Kesesuaian
antara job description dengan job
specification per unit kerja pada PT
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Cabang
Denpasar dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Diperlukan adanya kesesuaian antara job
description dan job specification dengan
tingkat pendidikan terakhir masing-masing
karyawan. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui karyawan pada unit kerja
mana yang memiliki ketidak sesuaian
antara job description dengan job
specificationnya sehingga perlu diberikan
pelatihan.
Berdasarkan Tabel 2 diketahui ada
3 unit kerja yang dimiliki oleh PT Asuransi
Jiwa Sinarmas MSIG Cabang Denpasar
yang tidak sesuai antara job description
dengan job specificationnya sehingga
perlu diberikan pelatihan.. Dengan
ketidaksesuaian standar pendidikan yang
ada, hal tersebut dapat merusak kinerja
yang
dimiliki
oleh
masing-masing
karyawan, hal tersebut juga dapat
merusak
citra
yang
dimilik
ole
perusahaan.
Berdasarkan Tabel 3 diketahui
bahwa terdapat 3 unit kerja yang tidak
dapat mencapai standar kinerja yang
diberikan perusahaan. 3 unit kerja ini
dikategorikan
perlu
dilakukannya
pelatihan kepada karyawan-karyawan
yang tidak kompeten sehingga tidak dapat
mencapai standar kinerja.. Terdapat 32
karyawan dari 3 unit kerja tersebut yang
tidak kompeten di bidangnya.
Berdasarkan
tabel
4
Hasil
penelitian menyatakan bahwa jumlah
karyawan di PT Asuransi Jiwa Sinarmas
MSIG Cabang Denpasar yang perlu
mengikuti pelatihan untuk peningkatan
kompetensi di bidang sumber daya
manusia sejumlah 32 orang yang tersebar
di masing-masing unit kerja yang ada. Hal
tersebut sejalan dengan penelitian
Yulianto (2009) yang menyatakan bahwa
di
dalam
pelatihan
diperlukanya
kompetensi yang dapat mempermudah
pelatihan dan memperlancar jalanya
pelatihan agar pelatihan tersebut dapat
berjalan dengan baik.
Pembahasan
Hasil penelkitian pada Tabel 1
menunjukan bahwa PT Asuransi Jiwa
Sinarmas MSIG Cabang ada 3 unit kerja
yaitu agency manager, sales marketing
dan sales excecutive. Setiap unit kerja
memiliki
job
description
dan
job
specification yang berbeda dan terdapat
3 job specification yang dapat dilihat pada
Tabel 4.1 . Job specification disini
dimaksudkan untuk mengetahui kualifikasi
pendidikan minimal yang dibutuhkan
untuk mengisi jabatan pada masingmasing unit kerja yang ada. Pernyataan
diatas sejalan dengan penelitian Detty
(2008) yang menyatakan bahwa setiap
karyawan
harus
memahami
job
description dan job specification masingmasing
karena
dengan
adanya
pemahaman
tersebut
karyawan
mengetahui langkah-langkah yang akan
diambil unutk menjalankan perusahaanya.
Hasil penelitian pada Tabel 2
kesesuaian antara job description dengan
job specification pada PT Asuransi Jiwa
Sinarmas MSIG Cabang Denpasar di unit
agency manager terdapat 20 orang
karyawan yang sesuai 8 orang dan tidak
sesuai 12 orang, ketidaksesuaian itu
disebabkan karena job specification yang
ditetapkan perusahaan S1 Manajemen
tetapi kelulusan yang diterima S1
Akuntansi, S1 Bahasa Inggris dan D3
Perhotelan. Pada unit kerja sales
marketing terdapat 20 karyawan yang
sesuai 8 orang dan tidak sesuai 12 orang,
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
ketidaksesuaian itu disebabkan karena job
specification yang ditetapkan perusahaan
S1
Manajemen
Pemasaran
tetapi
kelulusan yang diterima S1 Akuntansi, D3
Akuntansi dan S1 Bahasa Inggris. Dan
pada unit sales excecutive terdapat 40
karyawan yang sesuai 15 karyawan dan
tidak
sesuai
25
karyawan,
ketidaksesuaian itu disebabkan karena job
specification yang ditetapkan perusahaan
S1 Manajemen Pemasaran tetapi lulusan
yang diterima SMA, SMK, D3 Akuntansi
dan D3 Perhotelan. Menurut Kristantia
(2012) menyatakan bahwan kesamaan
antara
¬job
description
dan
job
specification sangatlah penting didalam
suatu perusahaan karena dengan adanya
kesamaan tersebut maka setiap karyawan
akan lebih ,memahami tentang pekerjaan
yang ditekuninya masing-masing dan
mempercaepat proses pembelajaran di
dalam perusahaan.
Hasil penelitian pada Tabel 3
Standar Kinerja dan Pencapaian Kinerja
Karyawan pada PT Asuransi Jiwa
Sinarmas MSIG Cabang Denpasar di unit
agency manager terdapat 20 orang
karyawan yang sesuai 8 orang dan tidak
sesuai 12 orang, dari 12 orang tersebut
yang kompeten 6 orang dan tidak
kompeten 6 orang. Pada unit kerja sales
marketing terdapat 20 karyawan yang
sesuai 8 orang dan tidak sesuai 12 orang,
dari 12 orang tersebut yang kompeten 4
orang dan tidak kompeten 8 orang. Dan
pada unit kerja sale executive terdapat 40
karyawan yang sesuai 15 orang dan tidak
sesuai 25 orang, dari 25 orang tersebut
yang kompeten 7 orang dan tidak
kompeten 18 orang. Karyawan yang tidak
kompeten tersebut perlu mengikuti
pelatihan karena terjadi kesenjangan
antara standar yang ditetapkan oleh
perusahaan dengan kinerja yang dapat
dicapai oleh karyawan. Hasil penelitian
tersbut percis sama dengan penelitian
Dewi (2006) yang menyatakan bahwa
karyawan yang belum memenuhi standar
kinerja yang sudah ditetapkan maka
karyawan tersebut perlu dilakukanya
penelitian.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa jika dilihat dari kesesuaian job
description dengan job specification dan
kemampuan karyawan dalam memenuhi
standar kinerja yang ada dapat diketahui
bahwa masih terdapat 32 orang karyawan
yang tidak kompeten yang perlu untuk
diberikan pelatihan. Dimana 32 orang
karyawan tersebar di masing-masing unit
kerja yang dapat dilihat pada Tabel 4.
Adapun kompetensi yang dibentuk antara
lain:
(1)
agency
manager
perlu
diberikanya
pelatihan
di
dalam
memberikan
motivasi
pada
setiap
karyawan untuk dapat meningkatkan
kinerja yang dimiliki setiap karyawan; (2)
Sales
Marketing
perlu
diberikanya
pelatihan di dalam memberikan arahan
yang baik kepada sales excecutive agar
dapat menghasilkan nasabah yg sesuai
dengan standar kinerja yang telah
ditetapkna; (3) sales excecutive mampu
menarik hati pelanggan untuk memiliki
asuransi di PT Asuransi Jiwa Sinarmas
MSIG Cabang Denpasar.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut. (1) PT Asuransi Jiwa Sinarmas
MSIG Cabang Denpasar memiliki Job
description yaitu memberi bimbingan dan
bertangung jawab segala aktivas yang
dilakukan oleh sales marketing, memberi
bimbingan dan bertangung jawab segala
aktivas yang dilakukan oleh sales
executive dan mencari nasabah untuk ikut
program asuransi yang dimiliki oleh
asuransi sinarmas dan job specification
yang tersebar di 3 unit kerja, (2) Dalam
tingkat kesesuaian antara job description
dan job specification pada PT Asuransi
Jiwa Sinarmas MSIG Cabang Denpasar,
dapat dikatakan bahwa dari 3 unit kerja
yang diteliti maka perlu diadakanya
pelatihan karena terdapat 49 karyawan
yang belum sesuai antara job description
dan job specification, (3) Pada PT
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Cabang
Denpasar di 3 unit kerja terdapat 31
karyawan yang memenuhi standar kinerja
dan 49 karyawan yang belum memenuhi
standar kinerja, dari 49 orang tersebut 23
karyawan memiliki kompeten dan 26
karyawan tidak kompeten, (4) Jumlah
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
karyawan yang harus mengikuti pelatihan
pada PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
Cabang
Denpasar
berjumlah
32
karyawan yang tidak kompeten yang ada
pada 3 unit kerja yaitu agency manager,
sales marketing dan sales excecutive
yang perlu diberikanya pelatihan.
Berdasarkan
simpulan
diatas
maka
(1) Bagi PT Asuransi Jiwa
Sinarmas MSIG Cabang Denpasar untuk
dapat meningkatkan kinerja karyawan
yang dimiliki pada masing-masing unit
kerjanya. Dengan banyak adanya standar
kinerja yang belum dapat terpenuhi, maka
bagi perusahaan agar dapat memberikan
pelatihan yang lebih baik kepada setiap
karyawan di masing-masing unit kerja
yang membutuhkan pelatihan, (2) Bagi
peneliti khususnya yang tertarik dan
berminat untuk mendalami tentang
pelatihan,
diharapkan
untuk
mengembangkan lebih lanjut penelitian ini
khususnya pada variabel Kebutuhan
pelatihan. Untuk dapat mengembangkan
penelitan ini diharpkan bagi para peneliti
inutk menambahkan variabel – variabel
yang
berkaitang
langsung
dengan
kebutuhan pelatihan.
DAFTAR RUJUKAN
Alex
Nitisemito.
1980.
Manajemen
Personalia.Jakarta:Galih Indonesia
Dessler, Gary, 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Edisi 9, Jilid 1,
Kelompok Gramedia, Jakarta.
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan
Saefullah.
2008.
Pengantar
Manajemen. Jakarta: Kencana..
Gomes. 1997. Manajemen Sumber Daya
Manusia, Yogyakarta: Andi.
H. Handari Nawawi. 2003. Manajemen
Sumber Daya Manusia Untuk
bisnis yang Kompetitif. Cetakan
ke-7. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Handoko, T. Hani. 1996, Manajemen
Perencanaan dan Sumber Daya
Manusia.Yogyakarta : PT. BPFE.
Hanggraeni, Dewi. 2012. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Lembaga
Penerbit
Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
Hasibuan, Malayu SP.2012. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi
Revisi. Cetakan Keenambelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Husein Umar. 1997. Riset Sumber Daya
Manusia.
Jakarta:
Gramedia
Pustaka Utama.
Download