EFEKTIFITAS METODE MNEMONIK DALAM MENINGKATKAN DAYA INGAT SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SATU ATAP SLUKE PADA MATA PELAJARAN SEJARAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah Oleh Kartika Asmarani NIM 3101407003 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Selasa Tanggal : 12 Februari 2013 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Ba‟in, M. Hum. NIP. 19730131 199903 1 002 Prof. Dr. Wasino, M. Hum. NIP. 19640805 198901 1 011 Mengetahui, Ketua Jurusan Sejarah Arif Purnomo, S.Pd.,S.S.,M.Pd NIP. 19730131 199903 1 002 ii PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada : Hari : Rabu Tanggal : 20 Februari 2013 Penguji Utama Drs. Abdul Muntholib, M. Hum. NIP. 19541012 198901 1 001 Penguji I Penguji II Drs. Ba‟in, M. Hum. NIP. 19730131 199903 1 002 Prof. Dr. Wasino, M. Hum. NIP. 19640805 198901 1 011 Mengetahui Dekan Drs. Subagyo, M.Pd. NIP. 19510808 198003 1 003 iii PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Januari 2013 Kartika Asmarani NIM 3101407003 iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: Jadilah yang terbaik walaupun bukan yang terbaik. Persembahan: Saya persembahkan karya ini untuk : 1. Allah SWT atas rahmat dan hidayahNYA 2. Ayah dan Ibuku yang selalu mendukung dan mendoakanku setiap waktu. 3. Mbah rayi terima kasih atas doanya. 4. Teman-teman angkatan 2007 terima kasih atas kebersamaanya selama ini. 5. Untuk siswa kelas IX A dan IX B serta guru SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke. 6. Almamater yang kucintai v RAKATA Dengan penuh rasa syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan Judul “Efektifitas Metode Mnemonik dalam Meningkatkan Daya Ingat Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke pada Mata Pelajaran Sejarah Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar sarjana pada program S1 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi. 2. Drs. Subagyo, M. Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan izin penelitian. 3. Arif Purnomo, S.Pd.,S.S.,M.Pd, Ketua Jurusan Sejarah yang telah memberikan ijin mengikuti ujian skripsi. 4. Prof. Dr. Wasino, M. Hum, selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Ba‟in, M. Hum, selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Cuk Dwi Santoso, S.Pd, kepala sekolah SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke yang telah memberikan izin penelitian. vi 7. Handhy Setyawan Haryanto, S.Pd, selaku guru IPS SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke yang telah membantu dalam penelitian ini. 8. Segenap guru dan karyawan serta siswa kelas IX A dan IX B SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke yang telah membantu dalam penelitian ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari siapa saja untuk perbaikan selanjutnya. Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan balasan dari Allah SWT. Akhirnya besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan pendidikan selanjutnya. Semarang, Januari 2013 Kartika Asmarani NIM. 3101407003 vii SARI Asmarani, Kartika. 2013. Efektifitas Metode Mnemonik Dalam Meningkatkan Daya Ingat Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke Pada Mata Pelajaran Sejarah Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurusan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. 149 Halaman. Kata kunci : mnemonik, daya ingat Mata pelajaran sejarah hanya dianggap sebatas dongeng. Guru sebagai pendongeng dan peserta didik menyimak, begitu seterusnya. Kenyataan di atas menjadikan mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran yang kurang diminati. Metode pengajaran yang monoton menjadikan siswa tidak memiliki intensitas perhatian yang optimal. Penyebab inti dari itu semua adalah kesulitan siswa untuk menghapalkan sederet peristiwa dan fakta yang harus dihafal, hal inilah yang membuat siswa menjadi sulit untuk mendapatkan nilai yang optimal. Daya ingat memiliki peran yang penting dalam proses pendidikan, sebab dari daya ingatlah prestasi siswa ditentukan. Daya ingat yang rendah akan mengganggu siswa dalam belajar, terutama pada mata pelajaran sejarah yang menuntut siswa untuk mengingat fakta-fakta historis. Mnemonik sebagai strategi pembelajaran dimana metode mnemonik dapat membantu memperkuat daya ingat siswa. Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui tingkat daya ingat siswa kelompok perlakuan pada mata pelajaran sejarah yang diujikan setelah perlakuan (2) mengetahui tingkat daya ingat siswa kelompok kontrol pada mata pelajaran sejarah yang diujikan setelah perlakuan (3) menemukan efektifitas metode mnemonik dalam meningkatkan kemampuan mengingat mata pelajaran sejarah. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen. Sampel yang digunakan adalah kelas IX A sebagai kelas eksperimen dan kelas IX B sebagai kelas kontrol. Dengan menggunakan data pre test dilakukan uji normalitas, homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata sebelum kelas tersebut mendapatkan perlakuan, dilanjutkan dengan pembelajaran diakhiri dengan pos test. Pada analisis data tahap awal setelah dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dua pihak diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa relatif sama. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata pos test kelas eksperimen adalah 80,56 dan rata-rata kelas kontrol adalah 71,85. Kedua kelas berdistribusi normal dan mempunyai dua varians yang sama. Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau ( ) = 0,05. banyaknya siswa pada kelas eksperimen =24 dan banyaknya siswa pada kelas kontrol = 30 diperoleh ttabel= 2,033. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh nilai thitung= 3.737 > 2,033. jadi H1 diterima jadi terdapat perbedaaan yang signifikan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode mnemonik dikatakan efektif bila nilai hasil belajar ≥ 75. Dengan kata lain siswa yang diberikan metode pembelajaran mnemonik lebih baik untuk meningkatkan kemampuan mengingat siswa pada mata pelajaran sejarah. viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.............................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN....................................................... ..... iii PERNYATAAN..................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................... v PRAKATA ............................................................................................ vi SARI....................................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................... ix DAFTAR BAGAN ................................................................................ xiii DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian....................................................................... 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efektifitas .................................................................................... 6 2.2 Metode Pembelajaran .................................................................. 7 2.3 Mnemonik ................................................................................... 9 2.3.1 Definisi Mnemonik ........................................................... 9 2.3.2 Tujuan Mnemonik ............................................................. 11 2.3.3 Tahap Belajar dalam Mnemonik ....................................... 12 2.3.4 Bentuk-Bentuk Teknik dalam Metode Mnemonik............ 14 2.4 Daya ingat ................................................................................... 22 2.4.1 Memori (Daya Ingat) ......................................................... 22 ix 2.4.2 Hal-Hal yang Membantu Daya Ingat ................................ 26 2.4.3 Faktor yang menghambat ingatan ..................................... 29 2.4.4 Proses Mengingat .............................................................. 31 2.4.5 Cara Meningkatkan Daya Ingat......................................... 35 2.4.6 Pengukuran ingatan..................................................... ...... 36 2.4.7 Lupa.......................................................................... ......... 37 2.5 Hubungaan Mnemonik dengan Kemampuan Mengingat ............ 40 2.6 Kerangka Berpikir ....................................................................... 41 2.7 Hipotesis ...................................................................................... 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................. 44 3.1.1 Tahap Pra Lapangan .......................................................... 45 3.1.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ........................................... 45 3.1.3 Tahap Pelaksanaan Tes Hasil Belajar ............................... 46 3.1.4 Tahap Analisis Data .......................................................... 46 3.1.5 Membuat Simpulan ........................................................... 46 3.2 Populasi dan Sampel........................................................... ........ 46 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 47 3.4 Variabel Penelitian ...................................................................... 47 3.5 Alat Pengumpulan Data .............................................................. 48 3.5.1 Uji Validitas ...................................................................... 48 3.5.2 Analisis Reliabilitas........................................................... 51 3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran .............................................. 51 3.5.4 Analisis Daya Pembeda ..................................................... 54 3.6 Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 57 3.7 Metode Analisis Data .................................................................. 59 3.7.1 Metode Analisis Tahap Awal ............................................ 59 3.7.1.1 Uji Homogenitas ................................................... 59 3.7.2 Metode Analisis Tahap Akhir ........................................... 60 3.7.2.1 Uji Normalitas....................................................... 60 x 3.7.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians................................... 61 3.7.2.3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ............................... 62 3.7.2.4 Uji Peningkatan Hasil Belajar............................... 64 3.7.2.5 Kategori Efektifitas Daya Ingat Siswa.................. 65 3.8 Indikator Keberhasilan ................................................................ 65 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 66 4.1.1 Letak Lokasi Penelitian ..................................................... 66 4.1.2 Kondisi Sekolah ................................................................ 66 4.2 Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 67 4.2.1 Pada Pelaksanaan .............................................................. 67 4.3 Deskriptif Tahap Awal Hasil Penelitian ...................................... 68 4.3.1 Hasil Analisis Data ............................................................ 68 4.3.1.1 Uji Normalitas....................................................... 69 4.3.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians................................... 70 4.3.1.3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ............................... 70 4.4 Hasil Analisis Tahap Akhir ......................................................... 72 4.4.1 Uji Normalitas ................................................................... 73 4.4.2 Uji Kesamaan Dua Varians ............................................... 73 4.4.3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata data posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (uji Hipotesis 1) ........ 74 4.4.4 Peningkatan Hasil Belajar Siswa....................................... 75 4.4.5 Daya Ingat Kelas Eksperimen ........................................... 76 4.4.6 Daya Ingat Kelas Kontrol .................................................. 76 4.4.7 Efektifitas Metode Mnemonik .......................................... 76 4.3 Pembahasan ................................................................................. 77 xi BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan...................................................................................... 81 5.2 Saran ............................................................................................ 82 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 83 xii DAFTAR BAGAN Bagan 1 Teori Dual Memory Model.................................................. 34 Bagan 2 Alur Kerja Memori............................................................... 35 Bagan 3 Kerangka Berpikir Penggunaan Metode Mnemonik Dalam Pembelajaran Sejarah.................................................. 42 xiii DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Rancangan Eksperimen........................................................... 45 Tabel 3.2 Uji Validitas Soal ................................................................... 50 Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Analisis tingkat kesukaran ....................... 53 Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda ........................... 56 Tabel 4.5 Gambaran Umum Hasil Pre Test .......................................... 69 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test ................... 69 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre Test 70 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Pre Test ........................................................................ 70 Tabel 4.9 Gambaran Umum Hasil Kognitif Post Test ........................... 72 Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test................. 73 Tabel 4.11 Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test ..... 73 Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post Test ..................................................................... 74 Tabel 4.13 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ......................................... 75 Tabel 4.14 Hasil Belajar Kelas Eksperimen .......................................... 76 Tabel 4.15 Hasil Belajar Kelas Kontrol ................................................. 76 Tabel 4.16 Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............ 76 xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ........................................................... 85 Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ............. 86 Lampiran 3 Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ................................... 87 Lampiran 4 Silabus ................................................................................ 88 Lampiran 5 Soal Uji Coba ..................................................................... 89 Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ............................................ 94 Lampiran 7 Validitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas 95 Lampiran 8 PerhitunganValiditas, Daya Beda,Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas .................................................................... 100 Lampiran 9 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen............................... 103 Lampiran 10 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ................................... 104 Lampiran 11 RPP Kelas Eksperimen ..................................................... 105 Lampiran 12 RPP Kelas Kontrol ........................................................... 109 Lampiran 13 Modul Pengajaran Kelas Eksperimen .............................. 113 Lampiran 14 Modul Pengajaran Kelas Kontrol.................................. 116 Lampiran 15 Soal Pre Test/Post Test ..................................................... 121 Lampiran 16 Kunci Jawaban Pre Test/Post Test ................................... 125 Lampiran 17 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen .... 126 Lampiran 18 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol .......... 127 Lampiran 19 Hasil Analisis Uji Homogenitas Pre Test......................... 129 Lampiran 20 Hasil Analisis Uji Normalitas Pre Test Eksperimen ........ 131 Lampiran 21 Hasil Analisis Uji Normalitas Pre Test Kontrol ............... 132 Lampiran 22 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pre Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................................... 133 Lampiran 23 Hasil Uji Homogenitas Post Test ..................................... 135 Lampiran 24 Hasil Uji Normalitas Post Test Eksperimen ..................... 137 Lampiran 25 Hasil Uji Normalitas Post Test Kontrol............................ 139 Lampiran 26 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Post Test Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............................. xv 141 Lampiran 27 Persentase Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................... 143 Lampiran 28 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................... 144 Lampiran 29 Dokumentasi Pada Kelas Eksperimen .............................. 146 Lampiran 30 Dokomentasi Pada Kelas Kontrol .................................... 148 xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari hasil observasi dan wawancara pra penelitian di SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke, terekam bahwa peserta didik mengeluhkan mata pelajaran sejarah yang mereka dapat selama ini. Mata pelajaran sejarah hanya dianggap sebatas dongeng. Guru sebagai pendongeng dan peserta didik menyimak, begitu seterusnya. Kenyataan di atas menjadikan mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran yang kurang diminati. Ada dua hal yang membuat mata pelajaran sejarah tidak diminati oleh peserta didik yaitu pada materi dan metode pengajarannya. Pelajaran sejarah sering disajikan hanya dalam rangkaian angka, tahun, pelaku, tempat kejadian dan tidak mengherankan bila pelajaran sejarah dianggap membosankan (Widiastono, 2003). Problematika di atas, pendidik dituntut untuk lebih kreatif seiring dengan dinamika perkembangan sejarah itu sendiri. Hal yang menjadi penyebab eksternal serta yang melatarbelakangi rendahnya kualitas nilai mata pelajaran sejarah adalah kesulitan siswa untuk menghapalkan sederet peristiwa dan fakta. Kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik ini hendaknya disadari sejak awal. Mata pelajaran sejarah cenderung menelusuri kronologis suatu peristiwa dimana tidak melibatkan afeksi siswa. Hal ini mengakibatkan pelajaran sejarah 1 2 mendapat penerimaan yang kurang disukai, hanya dianggap sebagai pelajaran pelengkap, bahkan yang lebih parah lagi pelajaran sejarah diberikan secara tumpang tindih dan diulang-ulang. Alasan kedua terletak pada aspek metode pengajarannya. (Bireun, 2002:14) masih memandang metode pengajaran konvensional sebagai penyebab pelajaran sejarah menjadi objek keluhan siswa. Anhar Gonggong (dalam Bireun, 2002:15) menyebutkan bahwa selama ini pelajaran sejarah diajarkan dalam metodologi pengajaran yang kurang tepat seperti indoktrinasi dan banyak fakta sejarah tidak disampaikan secara baik oleh para guru. Metode pengajaran yang monoton terlihat pada penekanan hafalan sebagai satu-satunya cara yang paling dianggap efektif. Hafalan yang ada pada pelajaran sejarah tampak rumit, sebab siswa perlu menghafalkan nama-nama tokoh, tempat kejadian, serta waktu kejadiannya. Metode pengajaran yang menjemukan tersebut menjadikan siswa tidak memiliki intensitas perhatian yang optimal. Penyebab inti dari itu semua adalah kesulitan siswa untuk menghapalkan sederet peristiwa dan fakta yang harus dihafal, hal inilah yang membuat siswa menjadi sulit untuk mendapatkan nilai yang optimal. Upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut salah satunya menggunakan metode mnemonik (Buzan, 2002:56). Metode mnemonik adalah cara menghapal dengan menggunakan dua prinsip utama, yaitu imajinasi dan asosiasi (Buzan, 2003:56). Imajinasi berarti dalam proses pengajaran perlu dieksplorasi daya imajinatifnya supaya mampu menghayati betul 3 pelajaran sejarah bahkan fakta yang perlu diingat, begitu juga dengan asosiasi yang menghubungkan fakta yang hendak diingat dengan fakta yang sudah dia kenal sebelumnya. Hal ini kemudian diperkuat oleh (Higbee, 2003:41) yang menyatakan bahwa kemampuan untuk mengingat sesungguhnya tergantung pada metode yang digunakan, serta bagaimana latihan yang dilakukan dengan metode tersebut. Metode mnemonik memiliki teknik yang bervariasi untuk menyelesaikan problem ingatan seperti untuk mengingat barang-barang yang banyak bisa digunakan teknik pancang, untuk menghapal pidato bisa dibantu dengan teknik loci. Metode ini telah dirasakan manfaatnya dalam rangka mengoptimalkan daya ingat, seperti yang dilakukan oleh para orator Yunani untuk menghapalkan teks orasinya dengan cara menggunakan teknik loci. Metode ini cukup mudah untuk diaplikasikan. Metodenya yang menantang akan membuat peserta didik tertarik untuk belajar. Metode mnemonik bekerja mengikuti cara kerja otak, sehingga memungkinkan akan mampu maksimal hasil yang akan dicapai peserta didik dalam menguasai mata pelajaran sejarah. Sedangkan materi kelas IX semester I yang penuh dengan hafalan adalah Liga Bangsa Bangsa, dengan kompetensi dasar Perang Dunia ke II. Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “EFEKTIFITAS METODE MNEMONIK DALAM MENINGKATKAN DAYA INGAT SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SATU 4 ATAP SLUKE PADA MATA PELAJARAN SEJARAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013”. 1.2 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1) Bagaimana tingkat daya ingat kelompok eksperimen pada mata pelajaran sejarah setelah perlakuan? 2) Bagaimana tingkat daya ingat kelompok kontrol pada mata pelajaran sejarah setelah perlakuan? 3) Bagaimana efektifitas metode mnemonik dalam meningkatkan daya ingat siswa pada mata pelajaran sejarah? 1.3 Tujuan Penelitian Secara operasional, tujuan penelitian ini yaitu: 1) Mengetahui tingkat daya ingat siswa kelompok eksperimen pada mata pelajaran sejarah yang diujikan setelah perlakuan. 2) Mengetahui tingkat daya ingat siswa kelompok kontrol pada mata pelajaran sejarah yang diujikan setelah perlakuan. 3) Menemukan efektifitas metode mnemonik dalam meningkatkan kemampuan mengingat mata pelajaran sejarah. 5 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. 1) Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan dunia pengajaran sejarah, khususnya mengenai eksperimen metode mnemonik pada mata pelajaran sejarah. 2) Manfaat Praktis a) Manfaat Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar sajarah dan memberi intervensi positif terhadap minat siswa untuk mempelajari sejarah. b) Manfaat Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pilihan metode pembelajaran yang kreatif. Selain itu juga mengajak guru untuk berpikir kritis dan meramu materi khususnya materi pelajaran sejarah yang semula konservatif menjadi lebih inovatif. c) Manfaat Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang baik bagi sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran sejarah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efektifitas Suatu pekerjaan dikatakan efektif ialah kalau pekerjaan itu memberi hasil yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan semula, dengan kata lain kalau pekerjaan itu sudah mampu merealisasikan tujuan organisasi dalam aspek yang dikerjakan itu (Pidarta, 2004 dalam Nailis Sa‟adah). Sedangkan menurut Mulyasa (2007:82), efektifitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota. Menurut Carpenter dalam Pidarta (2007:271), mengemukakan prinsip umum menilai efektifitas sebagai berikut : 1. Menilai efektifitas adalah berkaitan dengan problem tujuan dan alat memproses input untuk menjadi output. 2. Sistem yang dibandingkan harus sama, kecuali alat problem. 3. Mempertimbangkan semua output utama. 4. Korelasi dihararapkan bersifat kausalitas. Jadi efektifitas pekerjaan mendidik terhadap beberapa kelompok siswa yang homogen, bergantung pada alat dan cara memprosesnya atau pekerjaan mendidiknya. Bila tujuan yang dicapai lebih tepat dengan kelompok lainnya, maka pekerjaan 6 7 mendidik yang paling tepat mencapai tujuan adalah yang paling efektif. Maka alat dan memproses inilah yang dipilih (Pidarta, 2007:271). 2.2 Metode Pembelajaran Metode mengajar adalah cara-cara untuk menyampaikan materi kepada siswa. Metode pembelajaran digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran (Arikunto, 2006:300). Metode merupakan cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 2006:46). Setiap tujuan yang dirumuskan menghendaki penggunaan metode yang sesuai. Satu tujuan yang akan dicapai tidak selamanya cukup dengan menggunakan satu metode saja, melainkan mungkin harus dengan mengkombinasikannya dengan metode lain yang sesuai. Apalagi jika tujuannya lebih dari satu, akan sangat mungkin untuk dilakukan penggabungan beberapa metode. Strategi mengajar dengan memakai beberapa metode yang saling melengkapi akan menghasilkan hasil pengajaran yang lebih baik dari pada penggunaan satu metode karena kekurangan metode yang satu dapat ditutupi oleh metode yang lain. Metode pembelajaran sangat menentukan dan menunjang berhasilnya proses belajar mengajar yang diciptakan oleh seorang guru. Oleh karena itu metode pembelajaran berperan sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Pemilihan dan penggunaan suatu metode perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kesesuaian dan keefektifan metode tersebut untuk 8 digunakan dalam proses pembelajaran (Djamarah dan Zain, 2006:46). Penggunanan metode pembelajaran yang tidak tepat dalam menyampaiakan materi pelajaran dapat menyebabkan tidak terjadinya interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran cenderung terjadi hanya satu arah saja. Dalam proses belajar mengajar, metode memegang kedudukan yang sangat penting. Djamarah dan Zain (2006:72-74) mengungkapkan kedudukan metode dalam kegiatan belajar-mengajar meliputi : 1) Metode sebagai alat motivasi Motivasi menurut Sardiman, A.M dalam Djamarah dan Zain (2006:72) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang sehingga metode berfungsi sebagai alat penampung dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Akhirnya dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. 2) Metode sebagai strategi pengajaran Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik pengajaran atau biasanya disebut metode mengajar. 9 3) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan Tujuan adalah cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponenkomponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah suatu cara untuk mencapai tujuan. Guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran apabila memanfaatkan secara tepat dan akurat. 2.3 Mnemonik 2.3.1 Definisi Mnemonik Mnemonik menurut Wojowasito dan Wasito (1980:2) berasal dari kata Mne‟monics yang berarti kepandaian menghapalkan. Inti dari metode ini adalah imajinasi dan asosiasi. Sederhananya, metode menurut Stine (2002:23) tidak lebih dari kemampuan pikiran untuk mengasosiasikan kata-kata gagasan atau ide dengan gambaran. Higbee (2003:4) mendefinisikan mnemonik sebagai metode untuk membantu memori. Suharnan (2005:15) mendefinisikan, metode mnemonik sebagai strategi yang dipelajari untuk mengoptimalkan kinerja ingatan melalui latihan–latihan. Suharnan menyadari betul bahwa teknik ini perlu latihan untuk menguasainya. Mnemonik berkaitan erat dengan imajinasi dan asosiasi. Pasiaq (2003:42) mengatakan bahwa imajinasi dan asosiasi adalah bagian dari kerja otak kanan yang menjadi pusat kreativitas, oleh sebab itu belajar dengan metode mnemonik secara tidak langsung mengkoordinasikan antara otak kiri dan otak kanan dalam satu aktivitas belajar. 10 Lebih jauh lagi tentang asosiasi, James (Higbee, 2003:4) menjelaskan peran asosiasi dalam ingatan dengan mengatakan “semakin fakta yang berkaitan dengan sesuatu hal atau materi dalam fikiran kita, semakin kuat materi tersebut tertanam dalam fikiran kita. Setiap fakta yang berkaitan dengan materi tersebut menjadi semacam pancing bila materi tenggelam dibawah alam fikiran kita. Metode mnemonik cukup efektif membantu seseorang untuk mengingat. Kemampuan ini sering dimanfaatkan oleh senator Romawi dan Yunani untuk mencari perhatian para politikus dan masyarakat dengan kekuatan belajar dan daya hapalnya. Metode ini membuat orang Romawi mampu mengingat berbagai fakta tentang kerajaan tanpa kesalahan. Meski begitu metode mnemonik tidak menjamin informasi yang masuk akan tetap diingat, sebab untuk menyimpan informasi ke dalam memori jangka panjang setidaknya butuh banyak pengulangan. Menurut Horby (1987:34) mnemonik adalah seni atau sistem yang dapat meningkatkan kemampuan untuk menghapal. Ada beberapa teknik dalam metode mnemonik yang dapat dipakai dengan spesifikasinya masing-masing, yaitu; teknik akronim, akrostik, peg word, loci, mental imagery, metode hubungan, serta metode organisasi. 11 2.3.2 Tujuan Mnemonik Mnemonic memiliki tujuan untuk: 1. Mempermudah orang dalam mengingat pengetahuan baik itu tempat, orang, tanggal, dengan cara menghubungkan dan mengasosiasikannya dengan suatu kejadian yang ada hubungannya atau dekat dengan dirinya. 2. Mempermudah orang dalam mengambil kembali pengetahuan yang sudah lama sehingga dapat diungkap kembali, apabila diperlukan. 3. Mengefektifkan informasi dari short-term memory (memori jangka pendek) menjadi long-term memory (memori jangka panjang) dengan berbagai cara yang terdapat didalamnya. Informasi yang disimpan dalam short-term memory (memori jangka pendek) akan mudah hilang dalam ingatan atau terlupakan, dikarenakan dalam mengingat hanya menggunakan otak kiri saja yang salah satu fungsinya menjalankan memori jangka pendek sebagaimana diungkapkan oleh Roger Sperry dalam Mr.SGM (2008:5) yang menyatakan bahwa „kita memiliki sebuah otak yang terbagi ke dalam dua bagian fisiologis otak kiri dan kanan, yang masing-masing berkaitan dengan fungsi-fungsi mental yang berbeda.‟ Mengingat dengan melibatkan otak kanan akan menjadikan ingatan jangka panjang, cara mengingat dengan menggunakan peralatan mnemonic inilah yang merupakan cara mengingat dengan melibatkan otak kanan sehingga informasi akan tersimpan lebih lama dan mudah untuk dipanggil kembali karena 12 tersimpan dalam memori jangka panjang (long term-memory). 2.3.3 Tahapan Belajar dalam Mnemonik Joyce (2009:223) dalam buku Models of Teaching mengungkapkan beberapa tahap yang dapat meningkatkan daya ingat dalam mnemonic. Tahapantahapan tersebut adalah: Phase one Phase two Phase three Phase four : Attending to the material Use techniques of underlining, listing, reflecting : Developing connections Make material familiar and develop connection using keyword, subtitutes word and link word system tecniques : Ekspanding sensori image Use techniques of redicolus association and exageneration resvise image : Practicing recall Practice recalling the material intil it is completely learned. Tahapan belajar tersebut menggambarkan bahwa tahap belajar pertama belajar dengan mnemonik adalah menyediakan materi atau bahan yang akan dipelajari. Gunakan tehnik menggarisbawahi atau membuat daftar hafalan. Tahap kedua adalah membuat hubungan materi, dalam tahap ini buatlah agar materi lebih mudah untuk diingat dan dikembangkan dengan menggunakan teknik membuat kata kunci, kata ganti, atau hubungan kata. Tahap berikutnya adalah mempertajam daya ingat, dalam hal ini dapat menggunakan teknik yang dapat mempertajam daya ingat, misalnya dengan menggunakan kata-kata yang lucu dan menggelikan atau melebih-lebihkan. Tahap terakhir adalah latihan mengulang, yaitu mengulangi materi sampai benar-benar dipahami. 13 Windura (2009:89) dalam buku Memory Champion menguatkan tahapan belajar di atas dengan merinci proses atau mekanisme mengingat yaitu bahwa : “...sebenarnya terjadi beberapa tahap sebelum sebuah informasi dapat Anda ingat. Kegagalan Anda dalam mengingat bisa disebabkan oleh ketidakberesan pada satu atau beberapa tahap. Ada empat tahap yang membuat timbulnya suatu ingatan, yaitu : (a) Registration (Pendaftaran), (b) Encoding (Pemahaman), (c) Storage (Penyimpanan), (d) Retrieval ( Pengeluaran)” Sebuah informasi akan bisa diingat jika sudah “didaftarkan” di otak terlebih dahulu melalui pancaindra. Setelah didaftarkan, informasi baru tersebut dikaitkan dengan database lama yang ada di otak seseorang, proses ini disebut sebagai proses encoding. Setelah itu baru proses penyimpanan (storage) dilakukan dengan memastikan kerapian susunan dan sistematikanya agar informasi tersebut mudah untuk diingat kembali. Tahap berikutnya, ketika ingin mengeluarkan informasi yang pernah disimpan (retrieval), keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh kuat tidaknya asosiasi dalam database otak untuk “menjangkau” informasi tersebut. Tahap encoding dan storage inilah inti dari penggunaan teknik-teknik atau peralatan mnemonic yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana jika banyak asosiasi dengan informasi lama yang tersimpan dalam database otak, informasi yang baru masuk itu akan mudah diingat, bahkan bisa menjadi ingatan yang bersifat jangka panjang. Sebaliknya, bila asosiasinya sedikit maka akan kesulitan untuk mengingatnya. Itulah yang bisa menyebabkan seseorang lupa saat akan mengingatnya kembali. 14 2.3.4 Bentuk-Bentuk Teknik dalam Metode Mnemonik 2.3.4.1 Akronim Akronim adalah suatu gabungan huruf yang disusun membentuk sebuah kata. Teknik ini berguna untuk mengingat kata-kata spesifik, sebagai contoh PSSI merupakan akronim dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Metode ini dipakai untuk menghapal nama-nama yang berurutan (DePorter dan Hernacki, 2002:45) seperti untuk menghapalkan nama-nama planet yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto dengan cara mengambil satu huruf pertama dari setiap planet kemudian membentuknya menjadi kalimat yang kreatif seperti Memainkan Violin Bisa Memunculkan Jalinan Suara Unik Namun Pasti. Pendek kata, akronim adalah metode singkatan, selain contoh di atas, metode akronim dapat dipakai untuk menghapal nama tempat seperti menghapal enam danau besar di Amerika yang terdiri dari Huron, Ontario, Michigan, Superior dapat dilakukan dengan cara menyingkatnya menjadi HOMES. Ada beberapa akronim yang telah akrab di telinga kita namun justru membuat nama aslinya terlupakan, seperti akronim laser yang berasal dari light amplication by simulated of radiation. Berikut ini adalah contoh-contoh dari akronim: PEMDAS, rangkaian pemecahan atau pengevaluasian persamaan matematika. Tanda kurung, eksponen (pangkat dalam matematika), perkalian, pembagian, penambahan, pengurangan. 15 IPMAT, tingkatan pembagian sel; interphase, prophase, metaphase, anaphase, telephase. Meski teknik ini memiliki banyak keuntungan, tapi ada beberapa catatan yang perlu diingat diantaranya metode ini cukup baik untuk menghapal informasi yang tidak banyak membutuhkan pemahaman yang rumit seperti menghapalkan runtutan kejadian suatu peristiwa dan tempatnya. 2.3.4.2 Akrostik Kata lain dari teknik akrostik adalah metode kalimat. Cara teknik ini adalah mengambil beberapa hurup pertama dari kata yang akan dihapal kemudian dirangkaikan menjadi untaian kata yang menarik seperti Kings Phil Came Over For The Genes Special (Kingdom, Phylum, Class, Order, Genus, Species). Seperti halnya akronim, teknik akrostik akrostik tidak bermanfaat untuk menghapalkan informasi yang rumit. 2.3.4.3 Teknik Loci Teknik ini biasa dipakai oleh orator untuk menghapalkan teks pidatonya, teknik loci ini juga bisa disebut sebagai teknik tempat, sebab cara ini mengkombinasikan antara memori visul/ asosiasi fakta dengan tempat. Menurut Cicero (Turkington, 2005:16) metode ini dikembangkan dari puisi Simeonides of Ceos, satu-satunya orang yang selamat ketika gedung tempat pertunjukan runtuh. Simonider mampu mengenali seluruh mayat dengan mengingat tempat duduk. 16 Teknik loci ini menurut Buzan (2002:22) erat kaitannya dengan penggunaan cortex bagian kiri dan kanan, dengan kata lain, metode ini menggabungkan kekuatan imajinasi dan sensualitas yang merupakan kekuatan fungsi otak kanan dengan pengurutan tempat yang akurat sebagai fungsi dari kekuatan otak kiri. Penting untuk dicatat. Penting untuk dicatat bahwa tempat yang hendak digunakan untuk teknik loci hendaknya sudah familiar terlebih dahulu. Urutan yang akan dipakai dalam teknik loci dapat dilihat dari contoh Stine (2002:12) sebagai berikut: pilihlah tempat yang selalu diingat sehari-hari seperti ruangan tamu yang terdiri dari sofa, pesawat televisi, lampu dan lukisan dinding. Setelah itu pilihlah fakta yang akan diingat, selanjutnya pilih elemen-elemen yang berkaitan dengan kelima tempat di ruangan tersebut dan kemudian ciptakan gambaran visual yang menghubungkan informasi dengan barang-barang dari ruangan tamu tersebut. Setelah itu munculkan gambaran-gambaran tersebut beberapa kali sehari selama tiga atau empat hari. Contohnya, kita baru saja berkenalan dengan seorang wanita yang bernama Ashland yang tingginya semampai. Bayangkan, karena badannya yang tinggi, kepalanya terbentur kusen tembok. Setelah itu bayangkan lagi dalam televisi terjadi kebakaran hutan yang hebat, sehingga pepohonan menjadi abu (Ash). Setelah itu lihat pula lukisan pemandangan (lanscape) yang sangat indah. Contoh lain adalah untuk mengingat nama George Washington, Thomas Jefferson, dan Richard Nixon, dapat dilakukan dengan membayangkan kita berjalan 17 ke pintu lokasi dan melihat selembar uang dollar di pintu, ketika anda membuka pintu Jefferson sedang berbaring di sofa dan Nixon sedang makan tanpa alat pendingin. Teknik ini memerlukan patokan arah secara jelas ke lokasi objek-objek untuk memudahkan objek-objek tersebut ditemukan kembali. Teknik loci menurut Lapp (2003:34) memiliki beberapa aturan main untuk mempermudah proses ingatan. Aturan tersebut meliputi : 1. Jangan mengambil dua benda yang serupa. 2. Jangan meletakkan benda-benda tersebut secara zigzag. 3. Keyakinan akan kemampuan diri untuk memvisualisasikan rumah sendiri akan membantu mempermudah ingatan dengan metode loci. 2.3.4.4 Pancang (Peg Word) Teknik pancang adalah cara untuk melatih daya ingat dengan cara membuat kata-kata pancang dan membayangkannya secara visual. Teknik ini menurut Turkington (2005:56) dikembangkan oleh Henry Herkson pada tahun 1600 dengan menghubungkan satu digit angka tersebut dengan barang-barang yang menyerupai angka tersebut. Seperti angka satu dengan lilin, angka tiga dengan trisula. Prinsip dari teknik ini adalah menggantungkan fakta yang akan diingat kepada kata pancang yang telah dibuat. Menurut Stine (2002:24) teknik pancang berguna bagi orang yang memiliki orientasi matematik dan verbal, dan dapt pula digunakan olah siapa saja. Mc. Carthy (Stine, 2002) memberi pasangan kata yang akan dipakai sebagai pancang. 18 Teknik pancang menurut Turkington (2005:57) adalah teknik untuk melatih daya ingat dengan cara mempelajari satu daftar kata-kata pancang dengan membayangkannya secara visual. Ada dua prinsip utama dalam menghapal, yaitu asosiasi dan imajinasi (Buzan, 2002:15), maksudnya dari asosiasi adalah mengikatkan materi yang akan diingat dengan kata pancang, sedangkan imajinasi adalah mengimajinasikan ikatan materi yang telah dijalin dengan kata pancang. Berikut ini adalah beberapa kata pancang yang sering dipakai: (a) Sun, (b) Shoe, (3) Tree, (4) Door, (5) Hive, (6) Stick, (7) Heaven, (8) Gate, (9) Wine, (10) Hen. Cara menghapalkannya dapat dilakukan sebagai berikut : Contohnya ada 3 informasi yang akan dihapal, yaitu kuda, korden, dan pintu. Langkah selanjutnya adalah mengasosiasikan 3 informasi tersebut dengan kata pancang yang terdiri dari Sun, Shoe, dan Tree, yaitu membayangkan kuda sedang berada dibawah terik matahari, sepatu yang terbuat dari kain korden dan terakhir adalah membayangkan kalau ada pohon yang berpintu. Setelah menggabungkan, maka bisa dipastikan kita akan mampu mengingatnya secara berurutan. Kata pancang tidak mutlak dengan sepuluh huruf, bahkan bisa dibuat sebanyak mungkin. Inilah yang menurut DePorter dan Hernacki (2002:225) menjadi kelebihan dari teknik pancang. Walaupun hebat dalam menghadapi hafal-menghafal, metode pancang seperti halnya yang dihadapi oleh teknik akronim dan teknik akrostik, ternyata ringkih menghadapi hapalan yang terkait dengan fakta rumit yang 19 membutuhkan pemahaman dan perenungan. Bisa jadi kelemahan ini perlu ditutupi pemahaman yang jelas tentang suatu peristiwa. 2.3.4.5 Imajery Visual Suharman (2005:45) berpendapat bahwa teknik imajery visual adalah teknik yang paling efektif dibandingkan dengan metode yang lain. Teknik ini mendorong subjek untuk menghadirkan gambaran objek yang akan dihapal ke dalam fikirannya. Teknik ini cukup baik dalam menghadapi informasi deskriptif yang saling berhubungan. Meski demikian, teknik ini malah bermasalah ketika berhadapan dengan informasi yang tidak saling terkait. Teknik ini tampaknya perlu perangkat untuk membangkitkan imajinasi, baik dengan cerita maupun dengan memakai alat peraga yang dapat mendekatkan pada kenyataan. 2.3.4.6 Teknik Cerita Teknik cerita merupakan metode yang menyenangkan untuk menghapalkan informasi yang tidak saling berhubungan ataupun yang berhubungan dengan informasi dalam jumlah yang banyak. Bahkan menurut DePorter dan Hernacki (2002:226) teknik ini cukup baik untuk menghapalkan daftar-daftar istilah atau polapola geografis. Aplikasi dari teknik ini dapat dilihat dari contoh sebagai berikut : pada hari Sabtu saya berangkat dengan pesawat dengan bahan bakar yang dapat membawa saya sejauh lima ribu mil berangkat dari Italia melewati Yunani, Turki, Iran, Irak, 20 Pakistan, India dan kepulauan dari Samudera Hindia. Cara menghapal negara-negara tersebut dapat dilakukan dengan cara menggabungkan negara-negara dan kemudian dibuat cerita menarik, seperti pada hari Sabtu saya sedang duduk di restoran sedang makan spagetti (Italia). Tiba-tiba ada seorang wanita lewat dan saya menyapanya “hei makanlah disini, restoran ini milik Mbakyu Nani (Yunani), lalu tukang masak yang berasal dari negara Turki ini mendengar dan kemudian memanggil dua pelayan kembarnya yang bernama Irak dan Iran, keduanya adalah anak dari PakIstan (Pakistan), ia pun menyuruh mereka untuk membuat martabak India yang merupakan makanan khas dari Samudera Hindia. 2.3.4.7 Kata kunci Teknik kunci digunakan untuk mengingat kata inti dari informasi yang akan diingat, misalnya untuk mengingat informasi tentang tugas Dewan Keamanan Liga Bangsa-bangsa (Matroji, 2004:34) yang terdiri dari: 1. Menyelesaikan perselisihan-perselisihan internasional. 2. Menjaga negara-negara anggota terhadap serangan negara-negara lainnya. 3. Pengurangan senjata. 4. Membela dan melindungi Liga Bangsa-Bangsa. Dapat cukup menggunakan kata kunci dari masing-masing item diatas, yaitu perselisihan, serangan, senjata, pembelaan. 21 2.3.4.8 Organisasi Kesulitan apa yang dapat dirasakan seseorang jika dihadapkan pada 12 nomer yang harus dihafal seperti 89021299432, dapat dipastikan akan mengalami kesulitan, namun berbeda halnya jika diorganisasi dengan memilahnya kepada beberapa pilihan seperti 890 212 989 432. Teknik organisasi mirip dengan sistem katalog yang ada diperpustakaan, buku-buku disimpan sesuai dengan kategorinya masing-masing. Teknik organisasi ini cukup bermanfaat untuk membantu dalam mengingat beberapa informasi yang dapat dikategorikan seperti susunan organisasi dan program kerja atau membantu untuk mengingat barang yang akan dibeli dipasar seperti pisang, apel, biskuit, roti tawar, ayam, sapi. Pengkategoriannya adalah kategori buah-buahan terdiri dari apel dan pisang, kategori daging adalah ayam dan sapi, kategori kue terdiri roti dan biskuit, dan yang dapat diurutkan seperti nama-nama kota dan provinsinya. Teknik organisasi dapat diimplementasikan dalam sejarah, seperti untuk mengingat peristiwa dengan tahunnya. Seperti contoh Jepang pada tahun 1932 menduduki Manchuria dan tahun 1937 menyerang Tiongkok. Italia pada tahun 1935 menyerbu Libya dan Ethiopia. Jerman pada tahun 1938 menduduki wilayah Austria dan Cekoslovakia, bagaimana cara mengingatnya, dengan menggunakan teknik organisasi maka tahapan pertama adalah menyusun kejadian sesuai dengan urutan tahunnya, yaitu tahun 1932, 1935, 1937 dan tahun 1938, setelah itu baru mengingat 22 kejadiannya, dengan cara tersebut akan lebih diingat daripada mengingatnya secara acak. 2.4 Daya Ingat 2.4.1 Memori (Daya Ingat) Memori berasal dari bahasa Inggris, memory. Menurut Wojowasito dan Wasito (1980:34) memory artinya ingatan, kenang-kenangan. Bruno (Syah, 2001:45) mendefinisikan memori sebagai proses mental yang melibatkan penyandian (encoding), penyimpanan (storage) dan pemanggilan kembali (retrieval) informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat di otak. Teori awal mengenai memori menurut Wirawan (tanpa tahun) dikenal sebagai association model (model asosiasi). Menurut model ini, memori merupakan hasil koneksi mental antara ide dengan konsep. Tokoh yang terkenal mendukung teori ini antara lain Ebbinghaus yang melakukan beberapa penelitian, antara lain mengenai fungsi lupa serta savings. Pembicaraan tentang daya ingat ini berarti membicarakan tentang potensi otak dengan segala kelebihannya. Isaac Asimov (Stine, 2002:27) menjelaskan bahwa otak memiliki kekuatan yang luar biasa, sebab selain memiliki 200 milyar sel juga memiliki 100 trilyun koneksi antar dendrit yang dengan itu otak mampu menampung sekitar 100 milyar bit informasi. Pada dasarnya manusia selalu terkagum-kagum dengan kemampuan seseorang yang mampu menyebutkan banyak fakta yang telah dihapalkan dalam jangka waktu yang 23 pendek. Beberapa diantara kita merasa bahwa seseorang telah diberi kelebihan untuk mampu mengingat dengan cepat. Higbee (2003:46) secara tegas menjelaskan bahwa kebanyakan bukan pada faktor cerdas dan tidak cerdas, namun lebih kepada teknik yang digunakan untuk mengingat, dan pada latihannya dengan teknik tersebut. Terdapat perbedaan arti antara memori dan daya ingat. Porter dan Hernacki (2002:234) memandang bahwa memori hanya menyimpan apa saja yang dianggap perlu dan berarti, sedangkan daya ingat adalah kemampuan untuk mengingat kembali fakta, informasi dan kejadian yang telah diketahui sebelumnya. Bruno (Syah, 2001:16) mendefinisikan memori sebagai proses mental yang melibatkan penyandian (encoding) penyimpanan (storage) dan pemanggilan kembali (retrieval) informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat di otak. Definisi Bruno tampaknya tidak begitu mempersoalkan perbedaan antara daya ingat dan memori, sebab memori menurutnya memori sudah mencakup daya ingat. Senada dengan itu, pakar psikologi tidak ada perselisihan dalam elemen ingatan yang terdiri dari penyandian (encoding) penyimpanan (storage) dan pemanggilan kembali (retrieval) itu. Proses sebelum penyandian melibatkan perhatian dan seleksi, dalam proses penyimpanan melibatkan ingatan jangka pendek dan jangka panjang, sedangkan dalam proses pengingatan kembali melibatkan peluruhan atau lupa, jika lupa maka informasi yang diingat itu menjadi luruh dan sulit untuk diingat kembali. Suharnan (2005:34) berpendapat bahwa ingatan merujuk pada proses penyimpanan dan pemeliharaan sepanjang waktu. Titik tekan dari definisi tersebut terletak pada kemampuan seseorang dalam menyimpan informasi dalam memorinya. 24 Kesulitan dalam mengingat kembali informasi yang telah diingat disebabkan karena informasi tersebut tidak disimpan dan dipelihara dengan baik. Kemampuan seseorang untuk mempertahankan memori tergantung pada teknik dan kemampuannya itu sendiri. Beberapa orang memiliki kemampuan photografic memory (Higbee, 2003:9). Photografic memory adalah kemampuan untuk menghadirkan memori yang pernah dilihatnya secara akurat dan detail, seperti kemampuan untuk mengingat satu lembar untaian puisi hanya dengan sekali melihat saja. Higbee melihat hal ini justru terkadang menjadi beban bagi yang memilikinya. Namun pendapat ini tidak seluruhnya benar, karena beberapa penghapal Qur‟an yang punya kemampuan ini ternyata juga tidak merasakan beban. Dilihat dari jangka waktunya, menurut Atkinson (tanpa tahun) memori terbagi menjadi dua tingkatan yaitu ingatan jangka pendek (short term memory) dan ingatan jangka panjang (long term memory). Memori jangka pendek adalah memori yang dapat mengingat fakta hanya untuk beberapa saat saja, dan beberapa jam kemudian, kita mengalami kesulitan untuk mengingatnya. Memori jangka pendek memiliki kapasitas yang terbatas, namun menurut Solso (1991:56) keterbatasan ini dapat diatasi dengan teknik Chunking. Memori jangka panjang adalah memori yang memiliki rentang waktu yang lebih lama dibandingkan memori jangka pendek, meski demikian, menurut Giuffre dan DiGeronimo (1999:72) memori jangka panjang memiliki keterbatasan dalam mengingat lokasi dan tanggal, oleh sebab itu kalau kita lupa menyimpan kunci motor 25 atau lupa jadwal rapat, itu sebenarnya adalah bakat alami dari memori jangka panjang. Buzan (2002:45) menjelaskan perbedaan antara memori jangka pendek dan memori jangka panjang, menurutnya memori jangka pendek adalah informasi yang belum terkodifikasi, sebaliknya memori jangka panjang adalah memori yang sudah terkodifikasi dan tersimpan secara menyeluruh dalam otak, lebih dari itu memori jangka panjang bertindak sebagai hard drive yang menjadi tempat penyimpanan pengalaman yang telah lalu di daerah otak yang disebut cerebral cortex (kulit luar otak). Cortex merupakan rumah bagi belukar 100 miliar neuron yang tampangnya mirip tumbuhan merambat. Komunikasi antar sel terjadi lewat pancaran impulsimpuls kimia dan listrik. Setiap kita merasakan sesuatu – pandangan, suara, ideimpuls unik dari sebagian sel-sel saraf tersebut langsung aktif. Ada yang lalu kembali ke bentuk asalnya karena mereka memperkuat koneksi satu dengan yang lainnya. Menurut Retcliff (Russel, 2003:47) ingatan jangka pendek bersifat elektris sedangkan ingatan jangka panjang bersifat kimiawi. Meski demikian memori jangka pendek dapat ditransfer menjadi memori jangka panjang dengan cara rehersial atau pengulangan. Materi yang disimpan dalam memori jangka pendek berlangsung kurang dari 30. jumlah serial yang dapat disajikan dalam memori jangka pendek berkisar 2-5 item. Menurut Suharnan (2005:17) info yang masuk dalam memori jangka pendek berupa kode auditori dan kode semantik visual. 26 Memori menurut Pasiak (2003:23), juga dapat dikategorikan dalam dua tipe, yaitu tipe deklaratif dan tipe prosedural. Memori deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu yang ada, kejadian, fakta seperti ingatan tentang ulang tahun dan nama-nama orang, sedangkan ingatan prosedural berkaitan dengan keterampilan motorik seperti mengendarai mobil, bermain bulu tangkis. Langkah kongkrit dalam melatih daya ingat secara sistematis menurut Gie (1984:37) meliputi 3 hal yaitu (1) recall; mengingat informasi di luar kepala, (2) recognition; pengenalan kembali informasi yang telah dia alami baik melalui pendengaran maupun melalui penglihatan, dan (3) relearning; mempelajari kembali informasi yang telah dia masukkan ke dalam memorinya. 2.4.2 Hal-Hal yang Membantu Daya Ingat 2.4.2.1 Perhatian dan Pemilihan Proses yang mengawali memori adalah perhatian. Perhatian menurut Stern (Suryabrata, 1993:33) adalah pemusatan energi psikis terhadap suatu objek. Banyak sekali informasi yang berada di sekeliling kita, namun secara alamiah kita memilih informasi yang menarik perhatian kita. De Porter dan Hernacki (2002:221) memiliki akronim AMBAK untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengingat. AMBAK itu sendiri merupakan akronim dari Apa Manfaatnya BagiKu, dengan kata lain seseorang dapat memusatkan perhatiannya secara maksimal bila yang menjadi objek perhatian itu dapat memberi keuntungan. 27 Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Ros dan Nichole (2003:46) yang secara detail mengatakan bahwa penetapan tujuan yang jelas dengan kepercayaan yang kuat untuk mencapai itu berperan sangat signifikan untuk memperoleh hasil yang signifikan dari belajar. Kegagalan mengingat sesuatu boleh jadi diawali dari kegagalan dalam memberi perhatian secara maksimal. Fenomena seperti ini dinamakan sebagai absent minded atau pikiran kosong. Dalam proses belajar mengajar, materi yang akan menjadi pusat perhatian adalah materi yang unik dan yang berbeda dari lingkungan sekitar baik dari segi warna maupun bentuk. Begitu juga dengan informasi yang menarik dalam informasi unik yang dapat mempengaruhi psikologis manusia, oleh sebab itu dalam pembelajaran tampaknya pengajar perlu menyajikan bahan yang menyentuh aspek kebutuhan dan dramatis. 2.4.2.2 Emosi Faktor emosi dapat mempengaruhi ingatan manusia, sebab otak akan memberi perhatian yang lebih besar pada peristiwa yang emosional ketimbang peristiwa datar. Sebagai contoh, bagi sebagian orang yang sudah menikah, kemungkinan besar mereka masih ingat peristiwa pernikahan mereka. Memori yang disertai muatan emosi yang kuat dinamakan sebagai flash bulb atau vivid memory. Suharnan (2005:34) menjelaskan bahwa flash bulb atau vivid memory adalah ingatan terhadap peristiwa pertama kali terjadi dengan sangat mengejutkan dan membuat emosi seseorang ikut terhanyut dalam peristiwa tersebut. 28 Pertanyaannya kemudian adalah apa yang membuat ingatan menjadi kuat setelah berasosiasi dengan emosi? James McGaugh (Rose, 2003:57) menjelaskan bahwa otak memanfaatkan zat kimia yang dilepaskan selama stres dan emosi-emosi kuat untuk mengatur kekuatan peyimpanan memori. Flash bulb merupakan rekaman yang relatif permanen tentang situasi di mana kita mempelajari peristiwa yang penting dan bermuatan emosi, seperti menyaksikan peristiwa pembunuhan Presiden Amerika, Ronald Reagan, bisa jadi orang yang menyaksikan peristiwa ini masih menyimpan flash bulb memory tentang peristiwa tersebut. Tentu saja pengkondisian emosi yang positif selama proses belajar mengajar tersebut menjadi penting peranannya supaya materi yang telah dijelaskan oleh guru benar-benar tercerap secara optimal dalam memori jangka panjang. Pengkondisian emosi yang positif dapat dilakukan dengan menghadirkan suasanan yang menyenangkan dalam kelas. Hal ini senada dengan konsep pollyanna princples yang menjelaskan bahwa satuan informasi yang secara emosi menyenangkan akan diproses secara lebih efisien daripada informasi yang mengandung kesedihan. 2.4.2.3 Asosiasi Asosiasi menurut Higbee (2003:46) merupakan kemampuan untuk menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan fakta yang ada dalam ingatan, oleh sebab itu, gambar peta negara Italia lebih mudah diingat dibandingkan negara 29 Eropa lainnya, sebab bentuk negara Italia memiliki bentuk yang hampir mirip dengan sepatu. Lapp (2003:34) mendefinisikan asosiasi sebagai bentuk hubungan berganda yang menghubungakan antara segala hal yang diinginkan untuk diingat. William James (Higbee, 2003:55) menjelaskan peran asosiasi dalam ingatan dengan mengatakan “semakin fakta yang berkaitan dengan sesuatu hal atau materi dalam fikiran kita, semakin kuat materi tersebut tertanam dalam ingatan kita. Setiap fakta yang berkaitan dengan materi tersebut menjadi semacam pancing bila materi tenggelam di alam bawah pikiran kita”. 2.4.2.4 Kebermaknaan Materi yang bisa kita pahami maknanya akan lebih mudah diingat dibandingkan materi yang tidak dipahami maknanya, oleh sebab itu tulisan yang gramatikalnya tidak benar akan lebih sulit dipahami dibandingkan dengan tulisan yang gramatikalnya benar. 2.4.3 Faktor yang Menghambat Ingatan Ada beberapa faktor yang dapat membuat siswa mengalami kesulitan dalam menghapal. Menurut Gunawan (2003:32), faktor tersebut meliputi beberapa hal, yaitu: 30 a. Informasi Tersebut Tidak Penting Pada prinsipnya otak akan menyimpan informasi penting saja, oleh karena itu, informasi yang dianggap kurang penting akan membuat otak menyimpan informasi tersebut dalam memori jangka pendek. b. Interferensi atau Gangguan Interferensi akan mengganggu hapalan. Interferensi terjadi bilamana informasi yang tidak diperlukan masuk dan bercampur aduk dengan informasi yang dibutuhkan, contohnya pada saat kita menghapalkan puisi dan pada saat yang sama kita mendengarkan suara nyanyian dari tetangga yang cukup nyaring, secara tidak sadar lantunan lagu itu akan masuk dalam memori dan bercampur aduk dengan puisi yang sedang dihapalkan. c. Tidak Fokus dan Tidak Konsentrasi Konsentrasi merupakan pintu utama belajar. Otak akan mengalami kesulitan jika dua aktivitas dilakukan pada saat yang sama. Misalnya pada saat belajar diiringi dengan khayalan. d. Stress Kondisi pikiran yang penuh beban dan tekanan akan mengganggu otak untuk bekerja, bayangkan jika pada saat belajar matematika sementara dapur tetangga kebakaran, tentu saja pikiran belajar akan beralih kepada pikiran untuk memadamkan api. 31 e. Fisik yang Lelah Fisik yang lelah biasanya disebabkan oleh kerja fisik yang berat. Jika fisik sudah lelah biasanya seseorang mudah mengantuk dan tidur, sebab oksigen yang masuk ke dalam otak berkurang. Belajar dalam jangka waktu yang lama alam membuat fisik menjadi mudah lelah. Solusi untuk memperkuat ketahanan fisik adalah olahraga, sebab dengan olahraga akan mendorong jantung memompa dan otot bergerak. Tidur yang cukup juga dapat menjadi solusi ketika fisik sedang dilanda keletihan. Kurang tidur akan mengganggu informasi yang telah kita simpan, sebab di saat tidur, proses penggalian informasi dalam otak dilakukan. f. Pengaruh Zat Kimia Kebiasaan mengkonsumsi minuman yang beralkohol, merokok merupakan kebiasaan yang dapat merusak otak. Bahkan beberapa zat psikotropika akan membunuh beberapa sel otak, lebih jauh dari itu bisa juga menghambat proses generatif pertumbuhan otak, akibatnya otak tidak dapat memperbaharui diri lagi (generatif). g. Gaya Hidup Giuffre dan DiGeronimo (1999:32) memandang bahwa gaya hidup yang tidak teratur ternyata mempengaruhi ketajaman otak. Asupan makanan, jadwal tidur, spiritualitas, olahraga dan cara pandang yang positif dapat mendorong otak untuk bekerja lebih optimal. 32 2.4.4 Proses Mengingat Daya ingat bukan kemampuan untuk berdiri sendiri, namun daya ingat adalah kemampuan yang terdiri dari beberapa tahap. Melton (Atikinson, tanpa tahun) membagi tahapan memori kepada tiga tahap yaitu penyandian (encoding) penyimpanan (storage) dan pemanggilan kembali (retrieval). 2.4.4.1 Penyandian (Encoding) Inti dari penyandian adalah penterjemahan informasi yang masuk ke dalam gambaran mental dalam bentuk kode-kode. Informasi yang dihapalkan masuk ke dalam kotak memori setelah informasi tersebut dikodefikasi. Strategi paling populer untuk menghapal adalah pengulangan, seperti kita akan menghapal nomor hp teman kita, maka kita akan menyebut nomor tersebut secara berulang-ulang (rehersial) dengan suara yang keras. Ada juga cara lain supaya informasi itu dapat dihapal, cara tersebut menurut Suryabrata (1987:35) disebut dengan mneumochink (teknik mnemonik). Pandangan Suryabrata di atas secara tegas menjelaskan bahwa teknik mnemonik berada pada tahapan penyandian. Penyandian bisa dipakai dalam memori, sebab cara kita dalam mengkodifikasi hapalan ternyata akan mempengaruhi apa yang kita ingat dan bagaimana pemanggilan informasi tersebut. Contohnya kita akan menghapalkan 3 fakta, bisa jadi kita hanya hapal saja namun tidak mengerti artinya. Berbeda bila kita menghapalkan 33 secara semantik, kita akan hapal sekaligus bisa menjelaskan informasi yang kita hapal tersebut. Proses penyandian memiliki peranan yang cukup strategis yang dapat menentukan ingatan itu akan tersimpan dalam memori jangka pendek atau akan tersimpan dalam memori jangka panjang.Proses penyandian yang melibatkan emosi akan mendorong informasi yang kita hapal menjadi ingatan jangka panjang, sementara kodifikasi untuk informasi yang tidak penting akan disimpan dalam memori jangka pendek yang kemudian akan dilupakan dalam waktu yang cepat. 2.4.4.2 Penyimpanan (Storage) Penyimpanan adalah proses meletakan informasi dalam memori kita. Pada penyimpanan informasi, perbedaan memori jangka pendek dan jangka panjang menjadi jelas, sifat dari memori jangka pendek akan pendek dan singkat, sebagai contoh, bila kita akan menelpon, maka kita akan melihat nomor telepon yang akan kita tuju kemudian kita berkomat-kamit untuk menghapalkan nomor telepon tersebut dan selanjutnya kita tekan nomor yang dituju. Pada saat itu barangkali kita masih ingat nomor tersebut, namun beberapa hari kemudian kemungkinan besar, nomor telepon tersebut sudah tidak ada lagi di kepala kita. Dalam kasus ini, nomer telepon tersebut disimpan dalam memori jangka pendek. Supaya nomor telepon itu masih bisa diingat, maka nomor telepon itu harus disimpan dalam memori jangka panjang. Sifatnya memori jangka pendek yang pendek dan sementara, maka memori jangka pendek berfungsi sebagai stasiun pemberhentian informasi sebelum masuk ke 34 dalam memori jangka panjang, dengan kata lain informasi yang masuk ke dalam memori jangka pendek dan dipertahankan melalui pengulangan-pengulangan, pengulangan ini membuat informasi tersebut masuk ke dalam memori jangka panjang. Sedangkan informasi yang tidak diulang-ulang akan luruh karena digeser oleh memori yang baru dan kemudian dilupakan. Teori yang membahas tentang ini dinamakan sebagai teori dual memory model. Gambaran singkat dari teori ini dapat dilihat di bawah ini. Pengingata n Memori Jangka Pendek Transfer Input Data Memori Jangka Panjang Tergeser Bagan 1 Teori Dual Memory Model Kapasitas memori jangka pendek yang sedikit cukup menguntung kita, bisa dibayangkan bagaimana kesulitan kita jika informasi yang penting dan yang tidak penting tetap berada dalam memori jangka pendek, akibatnya kemudian seseorang akan merasa kebingungan. 35 2.4.4.3 Pemanggilan Kembali (Retrieval) Pengambilan banyak terkait dengan peyimpanan informasi. Kenyataannya informasi yang telah disimpan sebenarnya bisa diambil kembali. Namun yang menjadi masalah adalah cara pengambilannya, dengan demikian sebenarnya informasi yang masuk ke dalam memori jangka panjang bukan hilang, namun cara pengambilannya yang tidak tepat membuat informasi tersebut menjadi sulit untuk diingat. Analogi yang tepat untuk hal ini dapat dianalogikan dengan penyimpanan barang. Bila barang tersebut terkodifikasi dengan baik dan disimpan di tempat yang sesuai kodenya, tentu untuk mecarinya tidak perlu melihat semua barang, tapi cukup dengan melihat kodenya saja. Kesimpulan dari jalur masuknya informasi menjadi memori dapat dilihat sebagai berikut. Attention Encoding Storage Retrieval Bagan 2 Alur Kerja Memori 2.4.5 Cara Meningkatkan Daya Ingat Para ahli masih memperdebatkan apakah memori merupakan trait (sifat) atau skill (kemampuan). Trait bersifat stabil dan tidak dapat ditingkatkan, sedangkan skill adalah hasil dari latihan dan dapat ditingkatkan. Sehubungan dengan itu, menurut Wirawan orang yang punya kemampuan memori yang sangat tinggi memiliki ciri-ciri antara lain (a) proses encoding yang majemuk dan bermakna, (b) memiliki banyak cue dengan asosiasi tinggi, dan (c) banyak latihan. 36 Berikut ini adalah orang-orang yang memiliki kemampuan memori yang tinggi; Steve Faloon yang dapat mengingat deretan angka yang panjang; John Conrad yang dapat mengingat pesanan makanan di restoran dengan sangat baik, Rajan dapat meningat angka phi. Metode untuk meningkatkan daya ingat yang sistematik adalah metode mnemonik. Suharnan (2005:15) mendefinisikan metode mnemonik sebagai strategi yang dipelajari untuk mengoptimalkan kinerja ingatan melalui latihan-latihan. Suharnan memandang bahwa untuk mempelajari metode ini perlu banyak latihan untuk menguasainya. Metode mnemonik sendiri memiliki beberapa teknik seperti teknik loci, teknik kata kunci, teknik imajery visual dan teknik organiasasi. 2.4.6 Pengukuran Ingatan Upaya untuk mengukur ingatan dapat dibantu dengan beberapa tes ingatan. Menurut Hastjarjo (Suharnan, 2005:24) tes ingatan dapat diklasifikasikan pada dua kelompok yaitu tes eksplisit (langsung) dan implisit (tidak langsung). Tes eksplisit adalah tes yang mengacu pada sejarah pribadi subjek yang menunjukkan pada dimensi ruang dan waktu seperti tempat peristiwa, tanggal dan jam. Tes eksplisit terdiri dari tes kognisi dan tes recall. Tes implisit merupakan tes yang mengharuskan subjek untuk melakukan aktivitas – aktivitas kognitif dan motorik. Sementara itu perintah – perintah tes hanya mengacu pada tugas – tugas yang sedang dihadapi, bukan pada peristiwa sebelumnya, dengan kata lain subjek tidak diinstruksikan untuk 37 menggunakan tahapan – tahapan belajar sebagai acuan. Tes ini misalnya tes pengetahuan konseptual, leksikan, perseptual dan pengetahuan prosedural. Azwar (2005:37) membagi prosedur skoring ke dalam dua tipe yaitu tipe objektif dan tipe esai. Tipe objektif merupakan yang memiliki satu jawaban yang terbaik dengan memberikan jawaban (Recall) maupun dengan memilih jawaban (recognize), sedangkan tipe esai menghendaki siswa untuk memilih jawabannya dengan kata-kata sendiri. 2.4.7 Lupa Mudah lupa terjadi bilamana informasi yang diterima berhasil melalui proses normal dan akhirnya tersimpan di dalam memori jangka panjang. Sayangnya sukar diambil atau diingat kembali saat dibutuhkan. Mudah lupa masih tergolong normal. Meskipun begitu tidak jarang hal ini merupakan tanda – tanda keadaan abnormal. Mudah lupa dapat terkait dengan penambahan usia yang sering dihubungkan dengan inefisiensi proses memori, seperti proses berpikir menjadi lamban, kurang menggunakan strategi memori yang baik, kesulitan memusatkan perhatian dan mengabaikan distraktor, membutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajari sesuatu yang baru, dan lebih banyak dibutuhkan isyarat untuk mengingat kembali informasi yang telah tersimpan. Mudah lupa akan semakin berat jika menyerang manula dan disebut sebagai age-associated memory impairment (AAMI). Pada amnesia, informasi hanya sampai di memori jangka pendek. Dengan kata lain, terjadi kegagalan atau kesulitan belajar yang berarti sudah bersifat 38 patologis. Namun, perhatian terhadap informsi yang masuk, mengingat kembali informasi yang sudah lama, fungsi kognisi, bahasa, dan kepribadian masih berjalan dengan normal. Hanya proses penerusan informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang yang gagal sehingga informasi baru tersebut tidak dapat diingat kembali. Lupa menurut Solso (Suharnan, 2005:40) adalah kegagalan dalam mengingat kembali informasi yang telah disimpan dalam gudang ingatan, Giuffre dan DiGeronimo (1995:51) berpendapat bahwa pelupaan setidaknya disebabkan oleh dua hal, yaitu: a) Sistem pencarian kembali yang rapuh dari ingatan jangka panjang sangat rentan terhadap gangguan atau keadaan emosi. b) Dapat dipengaruhi oleh substansi yang memberi makan otak pada suatu saat. Para ahli berbeda pendapat tentang pelupaan. Hal ini terjadi karena pelupaan merupakan masalah yang melibatkan banyak variabel. Ada tiga teori utama yang membahas lupa, yaitu interfence theory (teori halangan), decay theory (teori kerusakan), dan cuedependent forgetting (teori ketergantungan pada isyarat). a) Interference Theory (teori halangan) Teori ini menjelaskan bahwa peristiwa lupa tidak akan terjadi jika ada informasi lain yang menghalangi, oleh sebab itu pelupaan terjadi karena informasi lain yang baru menghalangi informasi lama yang telah tersimpan. Informasi yang 39 menghalangi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu retroactive inhibition dan proactive inhibition. Retroactive inhibition terjadi jika ada informasi baru menghalangi informasi lama yang telah tersimpan. Sebaliknya proactive inhibition terjadi karena adanya informasi lama yang menghalangi pengingatan informasi baru. b) Decay Theory (teori Kerusakan) Teori ini memandang bahwa peristiwa lupa terjadi karena informasi yang ada rusak akibat tidak pernah diulang atau diingat kembali, seperti lupa nama teman SD dulu. c) Cue-Dependent Forgetting (Teori Ketergantungan pada Isyarat) Teori ketergantungan pada isyarat berasal dari pendekatan proses informasi. Menurut teori ini, peristiwa lupa terjadi karena terlalu lemahnya isyarat sesuatu yang ingin diingat, bukan karena kerusakan informasi atau terhalang oleh informasi lain. Pelupaan akibat isyarat yang lemah ini tidak hanya terjadi pada informasi yang lama saja, namun berlaku juga pada informasi yang baru. Sebagai contoh kita akan mengalami kesulitan dalam mengingat nomor telepon kantor lama kita, sementara nomor telepon kantor baru belum diingat betul. Beragam cara dilakukan untuk mengatasi lupa, diantaranya dengan cara LUPA versi Sidiarto (1998:35) ini adalah Latihan, Ulangan, Perhatian, dan Asosiasi. Jadi, supaya informasi yang masuk tahan lama harus dilatih, diulang, diberi perhatian, dan kita asosiasikan. Tapi, yang patut diperhatikan juga adalah dalam mencerna 40 informasi harus bermodalkan KAMU, “Konsentrasi, Atensi, Motivasi, Upaya” tambahnya. Dengan menjalankan LUPA sejak usia muda, otak manusia akan lebih tahan lama menyimpan informasi karena informasi yang diterimanya tersimpan di ingatan jangka panjang. Analogi kelupaan cukup menarik dijelaskan oleh Higbee (2003:47). Informasi yang masuk ke otak lalu masuk ke memori jangka panjang seperti proses pembuatan surat yang terlebih dahulu diketik kemudian diarsipkan dalam brangkas dengan kode – kode tertentu untuk mempermudah pencarian kembali. Proses lupa terjadi bukan karena datanya tidak ada, namun penyimpanan surat yang salah sehingga harus membongkar seluruh isi brangkas dan hal tersebut perlu waktu yang lama. 2.5 Hubungan Mnemonik dengan Kemampuan Mengingat Mnemonik memiliki hubungan yang erat dengan kemampuan mengingat, sebab mnemonik pada dasarnya bekerja sesuai dengan cara kerja otak. Penelitian yang menggunakan metode mnemonik dalam meningkatkan kemampuan mengingat dilakukan oleh Chiang Lee Kwun (tanpa tahun) dari Maktab Perguruan Perlis dalam meningkatkan kemahiran mengenal komponen-komponen dalam ayat tunggal pengajian Cina. Kajian ini melibatkan 34 orang responden yang terdiri daripada guru pelatih kumpulan 3PC/MT (Pengajian Cina/Matematik) dan 3 PC/KH (Pengajian Cina/Kemahiran Hidup). Segala data yang diperlukan untuk analisis dan interpretasi 41 diperoleh melalui ujian pra, ujian pasca, soal observasi dan wawancara berstruktur. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Kwun menunjukkan hasil yang signifikan. 2.6 Kerangka Berpikir Ada dua hal yang membuat mata pelajaran sejarah kurang diminati oleh peserta didik yaitu pada materi dan metode pengajarannya. Pelajaran sejarah sering disajikan hanya dalam rangkaian angka, tahun, pelaku, tempat kejadian dan tidak mengherankan bila pelajaran sejarah dianggap membosankan. Pendidik dituntut untuk lebih kreatif seiring dengan dinamika perkembangan sejarah itu sendiri. Hal yang menjadi penyebab eksternal serta yang melatarbelakangi rendahnya kualitas nilai mata pelajaran sejarah adalah kesulitan siswa untuk menghapalkan sederet peristiwa dan fakta. Kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik ini hendaknya disadari sejak awal. Dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih konvensional yaitu masih menggunakan metode ceramah. Selain itu, guru kesulitan dalam menemukan metode pembelajaran yang tepat dengan waktu dan sarana yang terbatas. Penyebab inti dari itu semua adalah kesulitan siswa untuk menghapalkan sederet peristiwa dan fakta yang harus dihafal, hal inilah yang membuat siswa menjadi sulit untuk mendapatkan nilai yang optimal. 42 Dengan demikian sudah saatnya kita melakukan perubahan sistem pembelajaran dari cara konvensional menjadi metode pembelajaran. Metode mnemonik memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode ceramah. Apabila dalam metode ceramah hanya terjadi interaksi satu arah saja, dengan menggunakan metode mnemonik para siswa lebih astusias mengikuti pelajaran hal ini dikarenakan dalam metode ini siswa mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk berimajinasi, dan berasosiasi. Dengan adanya keterlibatan kedua prinsip tersebut maka akan memudahkan siswa untuk mengoptimalkan daya ingatnya. Kerangka berfikir ini dapat digambarkan dalam bagian berikut ini: 43 2.7 Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah metode mnemonik efektif dalam meningkatkan kemampuan mengingat siswa pada mata pelajaran sejarah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang memanipulasi suatu keadaan terhadap objek atau sampel penelitian dengan tujuan untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut melalui cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu. Dalam penelitian eksperimen diperlukan dua kelompok sasaran penelitian. Dimana satu kelompok diberikan perlakuan khusus dan satu kelompok lagi dikendalikan pada satu keadaan yang pengaruhnya dijadikan sebagai pembanding. Oleh karena itu, kelompok kedua ini dinamakan kelompok kendali atau kelompok kontrol. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu dengan memberikan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran mnemonik, kemudian mengadakan tes akhir untuk melihat hasil pembelajarannya. Sedangkan perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol yaitu dengan menggunakan model pembelajaran ceramah (ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas) dan setelah pembelajaran selesai diberikan tes akhir yang sama dengan tes yang diberikan pada kelas eksperimen. 44 45 Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pola sebagai berikut: Kelas Eksperimen Kontrol Tabel 3.1 Rancangan Eksperimen Pre test Perlakuan Xe Metode mnemonik Xk Metode ceramah Post test Xe Xk Penelitian eksperimen menggunakan suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna memperoleh data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini beberapa tahapan penelitian yang dilakukan peneliti adalah: 3.1.1 Tahap pra lapangan Tahap ini meliputi susunan rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus surat izin, dan menyiapkan perlengkapan penelitian. Perlengkapan penelitian yang diperlukan meliputi rencana pembelajaran yakni silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, modul pengajaran dan soal. 3.1.2 Tahap pelaksanaan penelitian Tahap lapangan ini meliputi uji coba tes yang diberikan pada 24 orang siswa yang bukan menjadi kelompok populasi. Kemudian setelah itu hasil uji coba dianalisis sehingga diketahui butir-butir soal yang dapat digunakan dalam penelitian. Di samping itu juga dilakukan analisis terhadap 2 kelompok, sehingga dapat diketahui bahwa 2 kelompok tersebut kemampuan yang sama. Peneliti kemudian melaksanakan penelitian sesuai rancangan penelitian. Kelompok eksperimen diberi 46 perlakuan dengan pembelajaran metode mnemonik sedang kelompok kontrol diberi perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran ceramah. 3.1.3 Tahap pelaksanaan tes hasil belajar Setelah semua materi pembelajaran disampaikan kepada siswa dan pembelajaran dengan metode mnemonik telah dilaksanakan oleh siswa dan telah dievaluasi oleh peneliti, maka langkah selanjutnya adalah pengukuran hasil tes belajar melalui post-test. 3.1.4 Tahap analisis data Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang diberi pembelajaran dengan menggunakan metode mnemonik dan pembelajaran ceramah. 3.1.5 Membuat simpulan Tahapan ini merupakan tahapan terakhir, yaitu menyimpulkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan. Simpulan hasil penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang telah diilakukan. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:215). Populasi dalam penelitian ini adalah kelas IX A dengan jumlah siswa 24 orang, kelas IX B dengan jumlah siswa 30 47 orang, kelas IX C dengan jumlah siswa 24 orang. Pengambilan sampel dipilih kelas IX A sebagai kelas eksperimen dan kelas IX B sebagai kelas kontrol. 3.3 Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke. Desa Bendo, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang. 2. Waktu penelitian Penelitian di SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke dilaksanakan pada semester I Tahun Ajaran 2012/2013 sebanyak 2 kali pertemuan. 3.4 Variabel Penelitian Variabel merupakan obyek peneliti atau yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, variabel, dapat juga diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih (Margono, 2005:133). Variabel dapat diartikan sebagai suatu konsep yang memiliki nilai ganda, atau dengan perkataan lain suatu faktor yang jika diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi. Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadikan obyek penelitian (Rianto, 1996:9). 48 Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel penelitiannya adalah : 1. Variabel bebas Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat (Arikunto, 2006:119). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah a. Metode pembelajaran mnemonik. b. Metode pembelajaran ceramah. 2. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel akibat adanya variabel bebas (Arikunto, 2006:119). Variabel terikat dari penelitian ini adalah daya ingat siswa. Diukur dari kemampuan dalam menjawab pertanyaan. 3.5 Alat Pengumpulan Data Alat yang digunakan untuk mengambil data dalam penelitian ini adalah analisis tes. Perangkat tes yang telah disusun dan digunakan dalam penelitian ini diuji cobakan pada 24 siswa dari kelas IX C, yang telah mendapatkan materi tersebut dengan tujuan untuk mengetahui butir-butir soal yang diuji cobakan sudah memenuhi syarat tes yang baik atau tidak. 3.5.1 Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat 49 mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006:168). Untuk validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product-moment yaitu: (Arikunto, 2006:72) keterangan: rxy : koefisien korelasi antara X dan Y X : skor tiap butir soal Y : skor total yang benar dari tiap subjek N : jumlah peserta tes Kemudian harga rxy yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel product-moment dengan taraf signifikan 5%. Jika harga rhitung > rtabel, maka butir soal yang diuji bersifat valid. Hasil uji validitas angket penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 50 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Rxy 0,550 0,491 0,467 0,517 0,456 0,758 0,000 0,666 0,160 0,523 0,515 0,559 -0,021 0,586 0,485 0,050 0,483 0,604 0,467 0,437 0,676 0,460 0,076 0,427 0,685 Tabel 3.2 Uji Validitas Soal Rtabel 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid TIDAK Valid TIDAK Valid Valid Valid TIDAK Valid Valid TIDAK Valid Valid Valid Valid Valid Valid TIDAK Valid Valid Dari tabel diatas diperoleh keterangan terdapat 5 item soal yang tidak valid yaitu soal nomor 7, 9, 13, 16 dan soal nomor 23. Dengan demikian soal nomor 7, 9, 13, 16, dan 23 tidak diikutkan dalam penelitian. 51 3.5.2 Analisis Reliabilitas Suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut dipercaya dan konsisten. Untuk mengetahui reliabilitas tes obyektif dihitung menggunakan rumus K-R 20 yaitu: (Arikunto, 2006:100) keterangan: r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = p - 1) n : banyaknya item S : standar deviasi dari tes (akar dari varians) Harga r11 tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel dengan taraf signifikansi 5%, jika harga rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa soal tersebut adalah soal yang reliabel. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung = 0,830 > rtabel. Jadi dapat disimpulkan angket penelitian reliabel. 3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar, karena soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha dalam pemecahannya. Soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak 52 mempunyai semangat untuk memecahkannya. Tingkat kesukaran soal ditentukan dengan rumus: (Arikunto, 2006:210) keterangan: P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab itu dengan betul JS : Jumlah seluruh peserta tes Kriteria yang menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah: 0,00 < P ≤ 0,30 maka dikategorikan soal sukar 0,30 < P ≤ 0,70 maka dikategorikan soal sedang 0,70 < P ≤ 1,00 maka dikategorikan soal mudah. 53 Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran pada uji coba instrumen dapat dilihat dalam tabel 3.3. Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Analisis Tingkat Kesukaran No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 IK Kriteria 0,542 0,625 0,458 0,417 0,542 0,292 0,500 0,250 0,667 0,375 0,500 0,583 0,417 0,292 0,333 0,542 0,500 0,375 0,458 0,500 0,542 0,708 0,458 0,375 0,583 Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang 54 Kriteria Nomor soal Jumlah Mudah 22 1 Sedang 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25 21 Sukar 6, 8, 14 3 Hasil analisis tingkat kesukaran soal pada uji coba soal diperoleh 3 soal dikaterogrikan sukar, 21 soal dikategorikan sedang dan 1 soal dikategorikan mudah. 3.5.4 Analisis Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: dengan keterangan: D : daya beda soal (indeks diskriminasi). PA : proposi peserta didik kelompok atas yang menjawab benar. PB : proposi peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar. JA : banyaknya peserta kelompok atas. JB : banyaknya peserta kelompok bawah. 55 BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar. BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar. Kriteria soal-soal yang dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya pembedanya diklasifikasikan sebagai berikut: 0,00 < D ≤ 0,20 maka daya pembedanya jelek. 0,20 < D ≤ 0,40 maka daya pembedanya cukup. 0,40 < D ≤ 0,70 maka daya pembedanya baik. 0,70 < D ≤ 1,00 maka daya pembedanya baik sekali. Bila D negatif berarti semua tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknnya dibuang saja (Arikunto, 2006:218). 56 Rekapitulasi hasil analisis daya pembeda pada uji coba instrumen dapat dilihat dalam tabel 3.4. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda D Kriteria 0,417 B 0,417 B 0,417 B 0,500 B 0,417 B 0,417 B 0,167 J 0,500 B 0,167 J 0,250 C 0,333 C 0,333 C 0,000 J 0,417 B 0,333 C -0,083 J 0,500 B 0,250 C 0,250 C 0,667 B 0,417 B 0,417 B -0,083 J 0,417 B 0,667 B 57 Kriteria Nomor soal Jumlah Baik 1, 2, 4, 6, 8, 14, 17, 20, 21, 22, 24, 25 12 Cukup 10, 11, 12, 15, 18, 19 6 Jelek 7, 9, 13, 16, 23 5 3.6 Teknik Pengumpulan Data Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang di ajukan (Sanjaya, 2007:205). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dapat diperlukan alat yang dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data (Dewanto dan Tarsis, 1995:5). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mengambil data nama-nama siswa yang menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dan hasilnya peneliti mementukan kelas IX A sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas IX B sebagi kelas kontrol. Selain itu digunakan untuk mendapatkan data-data hasil belajar siswa kelas IX. Dokumen dalam penelitian ini adalah hasil pre test dan pos test. 2. Tes Metode tes adalah pengumpulan data yang bertujuan untuk mengetahui hasil dari perlakuan. Tes sebagai penelitian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), 58 dalam bentuk tulisan (tes tertulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan) (Sudjana, 2004:35). Metode ini dipilih karena dianggap sebagai metode yang paling tepat dalam rangka mencari pemecahan dalam masalah yang terdapat dalam penelitian yang menjadi dasar penulisan skripsi ini. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Pre test Pre-test merupakan uji untuk menyamakan kedudukan masing-masing kelompok sebelum dilakukan eksperimen pada sampel penelitian. b. Post test Post test merupakan uji akhir eksperimen atau tes akhir , yaitu tes yang dilakukan setelah eksperimen. Tujuan post tes ini adalah untuk mendapatkan bukti keefektifan penggunaan metode mnemonik dibanding dengan metode ceramah setelah diberi perlakuan. 1). Tahap persiapan uji coba soal Langkah-langkah penyusunan perangkat test adalah sebagai berikut : a) Menentukan materi pelajaran b) Menentukan alokasi waktu 2). Tahap uji coba soal instrumen. Untuk mengetahui mutu perangkat tes, soal-soal yang telah dibuat diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa di luar siswa yang termasuk dalam penelitian yaitu dengan mengambil 24 siswa dari kelas IX C SMP Negeri 2 Satu Atap 59 Sluke Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini dilakukan untuk menghindari biasnya hasil penelitian. Bila uji coba dilakukan pada siswa yang dijadikan sebagai bahan penelitian maka dapat mempengaruhi hasil tes akhir karena siswa akan merasa pernah mengerjakan soal tersebut dalam ujicoba. 3.7 Metode Analisis Data 3.7.1 Metode Analisis Tahap Awal 3.7.1.1 Uji Homogenitas Uji homogenitas untuk mengetahui seragam tidaknya varians sampel-sampel yang akan diambil dari populasi yang sama. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diteliti ada 2 kelas, untuk meneliti kesamaan varians dari k buah kelas (k ≥ 2) yang memiliki data berdistribusi normal sebagai populasi, digunakan Uji Bartlett. Data yang digunakan dalam uji homogenitas populasi adalah data nilai ulangan akhir semester 1. Hipotesis yang diajukan adalah: Ho = = = = ... = Ha = paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Menghitung S2 dari masing-masing kelas. 2. Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus: 60 3. Menghitung harga satuan B dengan rumus: 4. Menghitung nilai statis chi kuadrat (χ2) dengan rumus: Kriteria pengujiannya adalah jika χ2hitung ≤ χ2(1-α)(k-1) dengan α (taraf signifikansi/taraf nyata)= 5% dan dk=k-1 dan k adalah jumlah kelas, maka masingmasing kelas dalam populasi mempunyai varians yang sama atau homogen (Sudjana, 2002:263). 3.7.2 Metode Analisis Tahap Akhir 3.7.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Hal ini untuk menentukan uji statistik selanjutnya. Rumus yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat. Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut: 1) Menyusun data dan mencari skor tertinggi dan terendah. 2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas. 3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku. 4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas. 5) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus sebagai berikut: 61 6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan tabel. 7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dengan rumus keterangan: X2 : chi kuadrat Oi : frekuensi pengamatan Ei : frekuensi yang diharapkan 8) Membandingkan harga Chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat tabel dengan derajat kebebasan dk = k – 1dan taraf signifikansi (α) = 5%. 9) Menarik kesimpulan, yaitu jika χ 2hitung< χ2(1-α)(k-1) maka data berdistribusi normal (Sudjana, 2002:273). 3.7.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians Uji Kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Hipotesis statistika sebagai berikut: 62 , artinya kedua kelas mempunyai varians sama. , artinya kedua kelas mempunyai varians tidak sama. Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai berikut: Kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika Fhitung < F 1/2 α (n1-1)(n2-1) dengan taraf signifikansi 5%. 3.7.2.3 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji adanya perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho : Rata-rata hasil belajar dan aktivitas siswa kelompok eksperimen lebih rendah atau sama dengan kelompok kontrol ( Ha ) : Rata-rata hasil belajar dan aktivitas siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada dengan kelompok kontrol. ( ) Sesuai dengan hipotesis, maka teknik analisis yang dapat digunakan adalah uji t satu pihak kanan. Rumus t data yang digunakan sangat ditentukan oleh hasil uji kesamaan varians antara dua kelompok tersebut: 1) Jika Varians Sama dengan 63 keterangan: t : koefisien perbedaan : rata-rata sampel 1 : rata-rata sampel 2 : varians sampel 1 : varians sampel 2 s2 : varians n1 : jumlah subyek sampel 1 n2 : jumlah subyek sampel 2 (Sudjana, 2002:239) Kriteria pengujian: Ho diterima jika - t (1-1/2α) < thitung < t (1-1/2α) dengan derajat kebebasan artinya rata-rata hasil belajar dan aktivitas siswa kelompok eksperimen lebih rendah atau sama dengan kelompok kontrol. Ha diterima jika thitung > ttable (1-1/2α) artinya rata-rata hasil belajar dan aktivitas siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada dengan kelompok kontrol. Derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah peluang (1-1/2 ), = 5% taraf signifikan. dengan 64 2) Jika varians keduanya berbeda Kriterianya pengujiannya Terima Ho jika: dengan : w1 = / n1 t1 = t (1- 1/2 ), (n1 -1) ; w2 = / n2 ; t2 = t (1- 1/2 ), (n2 -1) (Sudjana, 2002:241) 3.7.2.4 Uji Peningkatan Hasil Belajar Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa digunakan rumus normal gain sebagai berikut: (Wiyanto, 2008:86) Kriteria yang digunakan g > 0,7 0.3 ≤ g g ≤ 0,3 maka peningkatannya tinggi ≤ 0,7 maka peningkatannya sedang maka peningkatannya rendah Rata-rata nilai postest dan pretest setiap kelas dibuat dalam presentase. 65 3.7.2.5 Kategori Efektifitas Daya Ingat Siswa 85 - 100 = Sangat Baik 75 - 84 = Baik 65 - 74 = Cukup 55 - 64 = Kurang < 55 3.8 = Jelek Indikator Keberhasilan Penerapan penggunaan metode mnemonik dikatakan efektif bila mendapatkan nilai rata-rata hasil belajar ≥ 75. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Letak Lokasi Penelitian SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke terletak di Desa Bendo RT 01 RW 1 Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang. Ditinjau dari letak geografis, SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke terletak di daerah pegunungan termasuk desa IDT ( Inpres Desa Tertinggal ) juga di daerah terpencil tepatnya dari Tanjung Bendo ke Desa Bendo jauhnya ± 3,5 km dari jalan raya. 4,1.2 Kondisi Sekolah Jumlah kelas yang terdapat di SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke Kabupaten Rembang untuk kelas VII ada tiga kelas, kelas VIII ada tiga kelas dan kelas IX ada tiga kelas. Sarana prasarana yang menunjang dalam proses pembelajaran yang terdapat di SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke Kabupaten Rembang yaitu ruang Kepala Sekolah, ruang guru, ruang kelas, ruang serbaguna, perpustakaan, ruang ketrampilan, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, asrama guru, kamar mandi dan kantin. Secara resmi, SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke Kabupaten Rembang didirikan pada tahun 2006, dengan jenjang akreditasi C. Memilki luas tanah 912 M2 dengan status tanah adalah hak milik desa. 66 67 4.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Pada Pelaksanaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Kelas yang digunakan peneliti sebagai sampel penelitian adalah kelas IX A dengan jumlah siswa 24 orang dan kelas IX B dengan jumlah siswa 30 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan november 2012. Pada prinsipnya kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol melalui dua tahap yang sama yaitu, pembelajaran dan evaluasi dengan tes. Akan tetapi, proses pembelajaran yang dilaksanakan berbeda. Kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran mnemonik dan kelas kontrol menggunakan ceramah. Materi ajar yang digunakan sama yaitu pada materi Liga Bangsa Bangsa. Penelitian dilakukan dengan 2 kali tatap muka. a. Kelompok Eksperimen Subyek penelitian pada kelompok eksperimen berjumlah 24 siswa. Pada kelompok ini, pelaksanaan pembelajaran terdiri dari 1 pertemuan dengan alokasi waktu 2x40 menit. Awalnya, dilakukan pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan penjelasan umum tentang proses pembelajaran terkait dengan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kemudian peneliti menyampaikan materi tentang Liga Bangsa Bangsa dengan menggunakan metode mnemonik. Setelah seluruh proses pembelajaran dilaksanakan, peneliti memberikan post test untuk mengetahui pengaruh keseluruhan dari treatment atau tindakan yang telah diberikan terhadap hasil belajar siswa. 68 b. Kelompok Kontrol Subyek penelitian pada kelompok kontrol berjumlah 30 siswa. Alokasi waktu pelaksanaan penelitian sama dengan kelompok eksperimen, yaitu 1 kali pertemuan. Sama dengan kelas eksperimen, pertemuan pertama diawali dengan pemberian pre test dengan soal yang sama. Hal ini dilakukan agar kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol berangkat dari kemampuan awal yang sama. Materi yang diberikan sama dengan kelompok eksperimen yaitu Liga Bangsa Bangsa. Peneliti secara keseluruhan menyampaikan materi menggunakan ceramah disertai dengan tanya jawab. Setelah seluruh proses pembelajaran dilaksanakan, guru memberikan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa. 4.3 Deskriptif Tahap Awal Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke tentang Efektifitas Metode Mnemonik dalam Meningkatkan Daya Ingat Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke pada Mata Pelajaran Sejarah Tahun Pelajaran 2012/2013, dibawah ini dijelaskan hasil penelitian yang meliputi hasil analisis data populasi, hasil analisis tahap awal, dan hasil analisis tahap akhir. 4.3.1 Hasil Analisis Data Data yang digunakan adalah tingkat kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran sejarah. deskriptif data populasi penelitian adalah sebagai berikut. 69 Tabel 4.5 Gambaran Umum Hasil Pre Test Sumber Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah siswa 24.00 Nilai rata-rata 65.28 Simpangan baku 10.52 Nilai tertinggi 88.89 Nilai terendah 50.00 Rentang 38.89 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013 30.00 63.89 8.35 88.89 50.00 38.89 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 17 dan 18 Dari tabel diatas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas eksperimen = 65.28, simpangan baku = 10.52, nilai tertinggi = 88.89, dan nilai terendah adalah 50.00. nilai rata-rata kelas kontrol = 63.89, simpangan baku = 8.35, nilai tertinggi = 88.89, dan nilai terendah adalah 50.00, 4.3.1.1 Uji Normalitas Hasil perhitungan uji normalitas data pre test disajikan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test Kelas χ2hitung Dk 5.92 Eksperimen 6 6.45 Kontrol 6 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013 χ2tabel Kriteria 11,07 Normal Normal Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 20 dan 21 Karena χ2hitung pada kedua kelas < χ2tabel maka dapat disimpulkan bahwa data pre test berdistribusi normal. Hasil analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam analisis selanjutnya dengan menggunakan statistik parametrik. 70 4.3.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians. Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians data pre test dapat disajikan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre Test Kelas Varians Dk Fhitung 110.7 Eksperimen 23 1.59 69.7 Kontrol 29 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013 Ftabel Kriteria 1.97 Mempunyai varians yang sama Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 19 Berdasarkan perhitungan diperoleh Fhitung = 1,59, sedangkan Ftabel = 1,97. Karena Fhitung < Ftabel jadi dapat disimpulkan data awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama. 4.3.1.3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata data pre test dapat disajikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Pre Test Kelas Rata-rata Dk thitung Eksperimen 65.3 23.0 0.54 Kontrol 63.9 29.0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013 ttabel Kriteria 2.033 Tidak ada perbedaan Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 22 71 Hipotesis yang digunakan: Ho: Tidak Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ha: Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria pengambilan keputusan: Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau ( ) = 0,05. Banyaknya siswa untuk kelas eksperimen = 24 dan banyaknya siswa untuk kelas kontrol = 30 diperoleh ttabel = 2,028 H0 diterima apabila – ttabel ≤ thitung ≤ ttabel H0 ditolak apabila (thitung < – ttabel atau thitung > ttabel) Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitung = 0,54, sedangkan ttabel = 2,033. Karena - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan nilai rata-rata data awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian dapat dikatakan rata rata kecerdasan siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada dasarnya adalah sama. 72 4.4 Hasil Analisis Tahap Akhir Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar post test aspek kognitif. Gambaran umum hasil kognitif post test kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Gambaran Umum Hasil Kognitif Post Test Sumber Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah siswa 24 Nilai rata-rata 80.56 Simpangan baku 8.51 Nilai tertinggi 94.44 Nilai terendah 66.67 Rentang 27.78 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013 30 71.85 8.50 88.89 55.56 33.33 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 17 dan 18. Dari tabel diatas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas eksperimen = 80.56, simpangan baku = 8.51, nilai tertinggi = 94.44, dan nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 66.67. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh keterangan nilai rata–rata = 71.85, simpangan baku = 8.50, nilai tertinggi = 88.89 sedangkan nilai terendahnya adalah 55.56. 73 4.4.1 Uji Normalitas Hasil perhitungan uji normalitas data post test dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test Kelas χ2hitung Dk χ2tabel Kriteria 5.49 Eksperimen 6 5.86 Kontrol 6 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013 Normal Normal 11,07 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 24 dan 25. Berdasarkan perhitungan χ2hitung < χ2tabel maka data post test kelas eksperimen dan data posttest kelas kontrol berdistribusi normal. 4.4.2 Uji Kesamaan Dua Varians Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians data post test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test Kelas Varians Dk Fhitung Ftabel Kriteria Eksperimen 72.5 23 Kontrol 72.2 29 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013 1.00 1.97 Mempunyai varians yang sama Keterangan: data selengkapnya disajikan pada Lampiran 23. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung < Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama. 74 4.4.3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Posttest antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Uji Hipotesis 1) Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata dua pihak data post test disajikan pada Tabel 4.12. Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post Test Kelas Rata-rata Dk thitung ttabel Kriteria Eksperimen 80.6 23.0 3.737 2.033 ada perbedaan 71.9 Kontrol 29.0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 26. Analisis data hasil Output: Uji kesamaan dua rata – rata antara data posstest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan hipotesis sebagai berikut : H0 : Tidak terdapat perbedaaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol . H1 : Terdapat perbedaaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol . Kriteria penerimaan H0 Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau ( ) = 0,05. banyaknya siswa pada kelas eksperimen =24 dan banyaknya siswa pada kelas kontrol = 30 diperoleh ttabel= 2,033 Ho diterima apabila (– ttabel ≤ thitung ≤ ttabel ) Ho ditolak apabila (thitung < – ttabel atau thitung > ttabel) 75 Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh nilai thitung= 3.737 > 2,033. jadi H1 diterima jadi terdapat perbedaaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan siswa pada kelas kontrol. Dengan kata lain siswa yang diberikan metode pembelajaran mnemonik lebih baik untuk meningkatkan kemampuan mengingat siswa pada mata pelajaran sejarah. 4.4.4 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Analisis Peningkatan hasil belajar siswa dilakukan untuk mengetahui seberapa besar metode pembelajaran mnemonik mampu meningkatkan kemampuan mengingat siswa pada mata pelajaran sejarah, untuk mengetahui peningkatan mengingat siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.13 Peningkatan Hasil Belajar Siswa % Normal Kriteria nilai Rata rata Peningkatan Peningkatan Gain faktor g No Kelas pretest pretest Pre pretest pretest – Posttest – test posttest posttest posttest posttest 1 Eksperimen 65.28 80.56 15.28 23.4% 44% Sedang 2 Kontrol 63.89 71.85 7.96 12.5% 22.1% Rendah Dari tabel diatas diperoleh keterangan % peningkatan untuk kelas eksperimen sebesar 23.4% dan termasuk dalam kategori sedang, peningkatan untuk kelas control sebesar 12.5% dan termasuk dalam kategori rendah. 76 4.4.5 Daya Ingat Kelas Eksperimen 4.14 Hasil Belajar Kelas Eksperimen Sumber Variasi Kelas Eksperimen Jumlah siswa Nilai rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah 24 80.56 94.44 66.67 Dari tabel diatas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas eksperimen = 80.56. Daya ingat pada kelas eksperimen 80,56 tingkat keefektifitasannya termasuk dalam kategori baik. 4.4.6 Daya Ingat Kelas Kontrol 4.15 Hasil Belajar Kelas Kontrol Sumber Variasi Kelas Kontrol Jumlah siswa Nilai rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah 30 71.85 88.89 55.56 Dari tabel diatas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas kontrol = 71,85. Daya ingat pada kelas kontrol 71,85 tingkat keefektifitasannya termasuk dalam kategori cukup. 4.4.7 Efektifitas Metode Mnemonik 4.16 Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Kelas nilai Rata rata Peningkatan Pre test Posttest pretest - posttest 1 Eksperimen 65.28 80.56 15.28 2 Kontrol 63.89 71.85 7.96 77 Dari tabel diatas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas eksperimen = 80.56, Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh keterangan nilai rata–rata = 71.85. nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar dibanding rata-rata kelas nilai kontrol. Dapat disimpulkan bahwa efektifitas daya ingat kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Penerapan penggunaan metode mnemonik dikatakan efektif bila mendapatkan nilai rata-rata hasil belajar ≥ 75. Maka dapat disimpulkan bahwa metode mnemonik efektif dalam meningkatkan daya ingat siswa. 4.5 Pembahasan Belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan aktivitas jiwa dan raga seseorang yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Belajar yang baik membutuhkan metode dan media yang tepat agar dapat memperoleh hasil yang maksimal. Hasil belajar merupakan hasil yang dapat dicapai dalam penguasaan pengetahuan atau keterampilan setelah melakukan pembelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru. Berdasarkan observasi awal, persiapan belajar mata pelajaran sejarah pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke belum optimal. Hal ini dilihat dari nilai pada rata-rata hasil belajar dimana untuk kelas eksperimen yaitu kelas yang diajar menggunakan metode pembelajaran mnemonik hanya mencapai 65.28 sedangkan untuk kelas kontrol yaitu kelas yang tidak dikenai metode pembelajaran 78 mnemonik mencapai 63.89. Penilaian akhir hasil belajar siswa pada kelas eksperimen maupun kelas control diperoleh dari nilai tes tertulis yang dilaksanakan setelah akhir kegiatan pembelajaran. Kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran mnemonik dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah. Berdasarkan diskripsi dan analisis data hasil belajar siswa diatas, diperoleh keterangan untuk kelompok eksperimen nilai rata–rata posttest = 81, tingkat daya ingatnya termasuk kategori baik. Sedangkan kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran secara konvensional dengan nilai rata-rata hasil belajarnya adalah 72, tingkat daya ingatnya termasuk kategori cukup. Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa metode mnemonik dapat meningkatkan daya ingat siswa lebih baik dari metode ceramah. Berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata kelompok eksperimen dan kontrol untuk data pretest diperoleh nilai thitung = 0,54 < 2,033=ttabel yang berati pada dasarnya secara keseluruhan tingkat kecerdasan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama. Tanpa kondisi awal yang sama dalam hal ini kecerdasan siswa yang menjadi sampel penelitian, pengukuran efektifitas suatu metode pembelajaran tidak dapat dilakukan, karena hasil penelitian membuktikan bahwa rata–rata hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian adalah sama, maka penelitian dapat dilakukan. Dari hasil pengujian kesamaan dua rata rata data post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakakn uji t diperoleh nilai thitung = 3.737 >2 ,033 = ttabel. Dengan demikian rata–rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen 79 yang dikenai metode pembelajaran mnemonik pada mata pelajaran sejarah pokok bahasan Liga Bangsa Bangsa pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke dan hasil belajar siswa kelompok kontrol yang tidak dikenai metode pembelajaran mnemonik berbeda secara signifikan. Karena nilai rata rata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata–rata kelompok kontrol maka dapat dikatakan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen yang dikenai metode pembelajaran mnemonik lebih baik dibanding hasil belajar siswa kelompok kontrol yang tidak dikenai metode pembelajaran mnemonik. Dengan demikian sudah saatnya kita melakukan perubahan sistem pembelajaran dari cara konvensional menjadi metode pembelajaran. Mnemonik sebagai strategi pembelajaran dimana metode mnemonik dapat membantu memperkuat daya ingat siswa. Metode mnemonik adalah cara menghafal dengan menggunakan dua prinsip utama, yaitu imajinasi dan asosiasi. Dengan adanya keterlibatan kedua prinsip tersebut maka akan memudahkan siswa untuk mengoptimalkan daya ingatnya. Metode mnemonik memiliki teknik yang bervariasi untuk menyelesaikan problem ingatan seperti untuk mengingat barang-barang yang banyak bisa digunakan teknik pancang, untuk menghapal pidato bisa dibantu dengan teknik loci. Peran guru dalam mengarahkan siswa untuk mengembangkan pola pikir dalam metode mnemonik sangatlah diperlukan untuk mempermudah siswa mengembangkan pola pikir dan daya ingatnya. Pembelajaran menggunakan metode 80 mnemonik terbilang masih cukup sederhana dibandingkan dengan metode pembelajaran lain yang lebih kompleks. Seorang pengajar yang ingin menerapkan metode mnemonik harus benar–benar dapat menguasai dan mengkondisikan keadaan kelas. Metode mnemonik dapat berjalan dengan baik jika guru mampu memahami seluk beluk tentang metode mnemonik itu sendiri. Metode mnemonik ini membutuhkan kreativitas seorang guru agar dapat menarik minat dan ketertarikan siswa untuk mempelajari sejarah. Higbee (2003:41) menyatakan bahwa kemampuan untuk mengingat sesungguhnya tergantung pada metode yang digunakan, serta bagaimana latihan yang dilakukan dengan metode mengingat itu. Dengan menggunakan metode mnemonik para siswa lebih astusias mengikuti pelajaran hal ini dikarenakan dalam metode ini siswa mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk berimajinasi, dan berasosiasi. Pada intinya apapun metode pembelajaran yang diberikan kepada siswa, selama proses pembelajaran berjalan kondusif, hasil belajar yang baik tentunya bukan hal yang sulit untuk siswa peroleh. Semoga penelitian ini menginspirasi para guru untuk menggunakan metode mnemonik dalam proses pembelajaran sejarah, hal ini tentunya dilakukan dalam rangka meningkatkan daya ingat pada pelajaran sejarah agar siswa tidak hanya terpaku pada proses menghafal saja. BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian, analisis data dan pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Tingkat daya ingat kelompok perlakuan (eksperimen) pada mata pelajaran sejarah setelah perlakuan mendapatkan nilai rata-rata 81 termasuk kategori tingkat efektifitasnya baik. 2. Tingkat daya ingat kelompok kontrol pada mata pelajaran sejarah setelah perlakuan mendapatkan nilai rata-rata 72 termasuk kategori tingkat efektifitasnya cukup. 3. Penerapan metode mnemonik sangatlah efektif dalam meningkatkan daya ingat siswa pada mata pelajaran sejarah dilihat dari hasil belajar yng menggunakan metode mnemonik 81 > 75. 81 82 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka penulis akan mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Sebaiknya para guru menggunakan metode mnemonik dalam proses pembelajaran sejarah agar siswa tidak merasa bosan dengan metode belajar yang lama hanya dengan menghafal saja. 2. Guru harus mampu mengkondisikan siswa dan dapat menarik minat belajar siswa untuk mempelajari sejarah secara lebih dalam lagi dengan memanfaatkan metode pembelajaran mnemonik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara. ---------. 2006. Prosedur Penelitian.Suatu Pendekatan Praktik. Rinekan Cipta. Jakarta. Atkinson, Rites L dkk. Tanpa Tahun. Pengantar Psikologi Edisi Kesebelas, Jilid Satu. Interaksara. Batam. Azwar, Saifuddin. 2005. Tes Prestasi. Fungsi dan Pengembungan. Pengukuran Prestasi Belajar. Edisi 11. Pustaka Pelajar. Jo--7ia}:3rta. Bireun. 2002. Menyusun Kembali Sejarah. http://www.pikiranrakyat.com. Diakses 20 September 2012. Buzan, Tony. 2002. Use Your Perfect.tifemory. Teknik Optimalisasi Daya Ingest. Temuan Terkini Tentang Otak Manusia. Terjemahan Basuki Heri Winarno. Ikon Terelitera. Yogyakarta. DePorter, Bobbi dan Hernacki. Mike. 2002. Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa. Bandung. Dewanto Ph dan Tarsis. 1995. Metode statistik. Yogyakarta : Liberti. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Gunawan, Adi W. 2003. Genius Learning Strategi. Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelereted Learning. Gramedia. Jakarta. Higbee, Kenneth L. 2003. Mengasah Daya Ingat. Dahara Prize. Semarang. Joyce, B. 1996. Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon. Kwun, Chiang Lee. (tanpa tahun). Meningkatkan Kemahiran Mengenal Pasti Komponen-Komponen dalam.Ayat Tunggal Pengajian Cina. Maktab Perguruan Perlis 83 84 Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Matroji, 2004. Sejarah untuk SMP Kelas IX. Erlangga. Jakarta. Pasiak, Taufiq. 2003. Manajemen Kecerdasan Untuk Memberdayakan IQ, EQ, SQ untuk Kesuksesan Hidup. Mizan. Bandung. Russel, Bertrand et al. 2003. Mind Power, Menjelajah Kekuatan Pikiran. Penerbit Nuansa. Bandung. Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sudjana, Nana. 2002. Metoda Statistika. Yogyakarta: Liberti. SGM, Mr. 2008. Super Great Memory. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Stine, Jean Marie. 2002. Double Your Brain Power. Meningkatkan Daya Ingat Anda dengan Menggunakan Seluruh OtakAnda. Gramedia. Jakarta. Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Srikandi. Surabaya. Suryabrata, Sumadi. 1993. Pembimbing ke Psikodiagnostik: Edisi II. Yogyakarta. Rake Sarasin. Turkington, Carol. 2005. Cara Mudah Memperbaiki Daya Ingat. Terjemahan Kandiana Ari M. Platinum. Depok. Widiastono, Toni. 2003. Saya Orang Paling Berdosa.http://kompas.com/. Diakses 20 September 2012. Windura, S. 2009. Memory Champion. Jakarta : Elex Media Komputindo. Wojowasito S dan Wasito Tito. 1980. Kumus Lengkap Inggris – Indonesia Indonesia - Inggris dengan Ejaan yang Disempunakan. Nasta. Bandug. 85 Lampiran 1 86 Lampiran 2 87 Lampiran 3 DAFTAR NAMA PESERTA UJI COBA SOAL KELAS IX C NO NAMA SISWA 1 Abdul Aziz 2 Anis Farohatin 3 Beni Mariana 4 Dafiq Afifi 5 Daimatu Afifah 6 Daimun Arifin 7 Daryanto 8 Devi Kumala Sari 9 Dewi Yulianti 10 Dodik 11 Moh. Nursalim 12 Mudrikah 13 Muhadi 14 Mujianto 15 Rismawati 16 Roufatul Khoirunisak 17 Rudiono 18 Shahid Didik Handika 19 Siti Kholifah 20 Siti Zaimatus Sa'adah 21 Slamet Widodo 22 Susilowati 23 Syaiful Anam 24 Syaiful Anwar 88 Lampiran 4 Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Ajaran Standar Kompetensi No. 1.2 SILABUS : SMP Negeri 2 Satu Atap sluke : IPS : IX/1 :2012/2013 : Memahami kondisi perkembangan negara di dunia. Kompetensi Dasar Mendeskripsik an Perang Dunia II (termasuk pendudukan Jepang)serta pengaruhnya terhadap keadaan sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia. Indikator Menjelaskan Perang Dunia II Menjelaskan terbentuknya Liga Bangsa Bangsa Materi pokok/ pembelajaran Liga Bangsa Bangsa Kegiatan Pembelajaran Menjelaskan latar belakang Perang Dunia II Menjelaskan sebabsebab Perang Dunia II Menjelaskan terbentuknya Liga Bangsa Bangsa Teknik Penilaian Bentuk Tanya jawab Pertanya an issai Tes tertulis Tes pilihan ganda Contoh Instrumen Kapan terjadinya Perang Dunia II ? Kapan Liga Bangsa Bangsa berdiri... A. 10 Januari 1920 B. 24 Maret 1920 C. 1 Mei 1924 D. 28 September 1921 Wa ktu Sumber/bahan/ alat 2 JP Matroji, 2004. Sejarah untuk SMP Kelas IX. Erlangga. Jakarta. LKS untuk SMP/MTS Kelas IX. 89 Lampiran 5 SOAL UJI COBA Nama : No.Absen : 1. Kapan Liga Bangsa Bangsa berdiri... A. 10 Januari 1920 B. 24 Maret 1920 C. 1 Mei 1924 D. 28 September 1921 2. Di mana Liga Bangsa Bangsa lahir... A. Paris Prancis B. Denhaag Belanda C. Jenewa Swiss D. Vatikan Italia 3. Latar belakang terbentuknya Liga Bangsa Bangsa adalah... A. Negara-negara pemenang perang memperkuat pengaruhnya atas negara yang kalah perang B. Mengucilkan negara-negara yang kalah perang C. Mengatasi kehancuran akibat peperangan D. Mengawasi gencatan senjata antar negara-negara yang berperang 4. Dalam upaya menciptakan perdamaian muncul beberapa tokoh perdamaian dunia seperti di ..bawah ini, kecuali... A. Simon Bolivar B. Ban ki-moon C. Henry Dunnant D. Woodrow Wilson 90 5. Berikut ini adalah sebab-sebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa, kecuali... A. Tidak ada peraturan mengikat B. Tidak punya kekuasaan C. Alat politik D. Krisis Ekonomi 6. Usaha untuk menciptakan perdamaian muncul setelah perang usai karena... A. Manusia baru sadar akan lingkungannya setelah mengalami kehancuran dan keganasan perang B. Pihak yang kalah mendapat perlakuan yang tidak adil C. Pihak yang menang berbuat sewenang-wenang D. Manuasia makhluk pemangsa segalanya. 7. Siapakan yang menjadi perancang protokol Jenewa... A. James Ramsay Mac Donal dan Eduad Heriot B. Nicolae Titulesco dan Jean Henri Dunnat C. Woodrow Wilson dan Hugo de Groot D. Karat dan Eduard Heriot 8. Berikut ini adalah tugas dari dewan keamanan, kecuali... A. Menyelesaikan perselisihan-perselisihan internasional B. Membela dan melindungi Liga Bangsa-Bangsa C. Mencatat perjanjian-perjanjian internasional D. Pengurangan senjata 9. Salah satu dari empat belas pasal perdamaian yang diusulkan presiden Amerika Serikat yang dapat direalisasikan adalah... A. Pelarangan diplomasi rahasia B. Pengurangan senjata C. Setiap bangsa diberikan untuk menentukan nasib bangsanya sendiri D. Pembentukan Liga Bangsa Bangsa 10. Protokol Jenewa yang dirancang oleh Perdana Menteri James Ramsay Mac Donald dan Eduard Herriot mengalami kegagalan karena... A. Tidak didukung oleh negara-negara besar B. Pengaruh negara-negara besar sangat dominan 91 C. Mendapat tantangan dari Amerika Serikat D. Bertentangan dengan kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat 11. Atas prakarsa siapakah kelahiran Liga Bangsa-Bangsa... A. Hueo de Groot B. Woodrow Wilson C. Aristide Briand D. James Ramsay Mac Donald 12. Ada berapa anggota Liga Bangsa Bangsa... A. 30 negara B. 40 negara C. 50 negara D. 60 negara 13. Menerima anggota-anggota baru Liga Bangsa-Bangsa merupakan tugas dari... A. Dewan Keamanan B. Sidang Umum C. Sekretariat tetap D. Mahkamah internasional 14. Apa tujuan dari perjanjian Locarno... A. Membangun sebuah perdamaian yang permanen di Eropa B. Menciptakan perdamaian di dunia C. Memperkuat Liga Bangsa Bangsa D. Melakukan perjanjian antara Italic dengan Jerman 15. Alasan Amerika tidak mau menjadi menyepakati perjanjian perdamaian KellogBriand 1928 adalah... A. Terikat oleh Monroe Doktrin B. Kedudukan Liga Bangsa-Bangsa bukan di Amerika Serikat C. Sedang terjadi perang saudara di Amerika Serikat D. Bertentangan dengan kebijakan luar negeri Amerika Serikat 16. Liga Bangsa Bangsa juga menangani masalah-masalah internasional, kecuali... A. Masalah Rusia B. Masalah Wilna 92 C. Masalah Manchuria D. Masalah Ethopia 17. Penyebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa, kecuali.. A. Tidak adanya peraturan yang bersifat mengikat B. Tidak mempunyai kekuasaan yang nyata untuk menindak negara anggota yang melakukan pelanggaran C. Digunakan sebagai alat politik negara-negara besar D. Tidak menaati hukum dan perjanjian dunia 18. Dalam susunan organisasi, Liga Bangsa Bangsa mempunyai empat badan utama, kecuali... A. Dewan Keamanan B. Sidang Umum C. Sekretariat Tetap D. Mahkamah Internasional 19. Tugas dan fungsi dari ILO adalah... A. Mengurusi kepentingan perburuhan B. Menyelesaikan konflik C. Meningkatkan perekonomian dunia D. Melakukan penelitian yang terkait dengan teknologi 20. Tujuan dari Liga Bangsa Bangsa seperti di bawah ini, kecuali... A. Perdamaian dunia B. Mengatasi peperangan C. Hubungan antar negara D. Mengurusi perburuhan 21. Beberapa tokoh mengupayakan adanya perdamaian dan melenyapkan penderitaan umat manusia. Seperti yang dilakukan oleh Hendri Dunant yang mendirikan Palang Merah pada tahun... A. 1926 B. 1863 C. 1795 D. 1930 93 22. Liga Bangsa Bangsa menghasilkan tiga perjanjian, kecuali... A. Perjanjian Protokol Jenewa B. Perjanjian Locarno C. Perjanjian Victory D. Perjanjian Kellog Briand 23. Di bawah ini yang termasuk tugas dari organisasi tambahan adalah... A. Kesehatan B. Melayani kebutuhan LBB C. Mencatat perjanjian-perjanjian internasional D. Pengurangan senjata 24. Siapakah yang menjadi perancang perjanjian Kellog Briand... A. James Ramsay Mac Donald B. Eduard Herriot C. Frank Billing Kellog D. Woodrow Wilson 25. Ada berapa negara yang menyepakati perjanjian Kellog Briand... A. 30 B. 40 C. 50 D. 60 94 Lampiran 6 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA 1. A 11. B 21. B 2. C 12. D 22. C 3. C 13. B 23. A 4. B 14. A 24. C 5. D 15. A 25. C 6. A 16. A 7. A 17. D 8. C 18. D 9. D 19. A 10. A 20. D 95 Lampiran 7 Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Reliabilitas Soal Ujicoba Instrumen KODE SOAL 1 Kode responden UC 21 2 UC 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 3 UC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 4 UC 7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 5 UC 20 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 6 UC 19 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 7 UC 3 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 8 UC 11 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 9 UC 2 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 10 UC 27 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 11 UC 15 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 12 UC 14 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 13 UC 31 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 14 UC 25 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 15 UC 8 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 16 UC 23 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 17 UC 12 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 18 UC 30 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 19 UC 5 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 20 UC 10 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 21 UC 26 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 22 UC 29 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 23 UC 28 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 96 TINGKAT KESUKARA N DAYA BEDA VALIDITAS 24 UC 13 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 SX 13 15 11 10 13 7 12 6 16 9 12 14 10 SX² 13 15 11 10 13 7 12 6 16 9 12 14 10 p 0,542 0,625 0,458 0,417 0,542 0,292 0,500 0,250 0,667 0,375 0,500 0,583 0,417 q 0,458 0,375 0,542 0,583 0,458 0,708 0,500 0,750 0,333 0,625 0,500 0,417 0,583 XY 189 208 160 151 183 127 142 108 199 139 175 201 117 rxy 0,550 0,491 0,467 0,517 0,456 0,758 0,000 0,666 0,160 0,523 0,515 0,559 -0,021 rtabel Kriteria 0,404 valid 0,404 valid 0,404 valid 0,404 valid 0,404 valid 0,404 valid 0,404 TIDAK 0,404 valid 0,404 TIDAK 0,404 valid 0,404 valid 0,404 valid 0,404 TIDAK α²b 0,259 0,245 0,259 0,254 0,259 0,216 0,261 0,196 0,232 0,245 0,261 0,254 0,254 BA 9 10 8 8 9 6 7 6 9 6 8 9 5 BB 4 5 3 2 4 1 5 0 7 3 4 5 5 JA 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 JB 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 D 0,417 0,417 0,417 0,500 0,417 0,417 0,167 0,500 0,167 0,250 0,333 0,333 0,000 Kriteria B B B B B B J B J C C C J BA + BB 13 15 11 10 13 7 12 6 16 9 12 14 10 N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 IK 0,542 0,625 0,458 0,417 0,542 0,292 0,500 0,250 0,667 0,375 0,500 0,583 0,417 Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang KRITERIA SOAL 97 KODE SOAL Y Y2 1 22 484 0 1 22 484 0 1 1 19 361 1 0 1 1 19 361 1 1 0 1 1 20 400 1 1 1 1 0 1 17 289 1 1 1 1 0 1 1 16 256 0 1 1 1 1 1 0 1 15 225 0 0 0 1 0 1 0 1 1 11 121 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 11 121 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 11 121 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 10 100 UC 31 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 10 100 14 UC 25 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 10 100 15 UC 8 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 9 81 16 UC 23 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 9 81 17 UC 12 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 8 64 No Kode responden 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 UC 21 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 UC 6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 UC 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 4 UC 7 1 1 0 1 1 0 0 1 5 UC 20 1 1 1 0 1 1 1 6 UC 19 1 1 1 1 0 1 7 UC 3 0 0 0 1 1 8 UC 11 0 0 0 0 9 UC 2 0 0 0 10 UC 27 1 0 11 UC 15 0 12 UC 14 13 98 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 8 64 UC 5 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 8 64 20 UC 10 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 6 36 21 UC 26 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6 36 22 UC 29 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 6 36 23 UC 28 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 6 36 24 UC 13 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 5 25 SX 7 8 13 12 9 11 12 13 17 11 9 14 284 80656 SX² 7 8 13 12 9 11 12 13 17 11 9 14 k= 30 p 0,292 0,333 0,542 0,500 0,375 0,458 0,500 0,542 0,708 0,458 0,375 0,583 Spq 5,8993 q 0,708 0,667 0,458 0,500 0,625 0,542 0,500 0,458 0,292 0,542 0,625 0,417 XY 117 124 157 173 144 160 170 197 228 135 133 209 0,586 0,485 0,050 0,483 0,604 0,467 0,437 0,676 0,460 0,076 0,427 0,685 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 Kriteria valid valid TIDAK valid valid valid valid valid valid TIDAK valid valid α²b 0,216 0,232 0,259 0,261 0,245 0,259 0,261 0,259 0,216 0,259 0,245 0,254 BA 6 6 6 9 6 7 10 9 11 5 7 11 1 2 7 3 3 4 2 4 6 6 2 3 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 18 UC 30 19 S2 = r11 M = 29,797 0,830 11,8 DAYA BEDA VALIDITAS rxy rtabel BB JA 20 99 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 D 0,417 0,333 -0,083 0,500 0,250 0,250 0,667 0,417 0,417 -0,083 0,417 0,667 Kriteria B C J B C C B B B J B B BA + BB 7 8 13 12 9 11 12 13 17 11 9 14 N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 IK 0,292 0,333 0,542 0,500 0,375 0,458 0,500 0,542 0,708 0,458 0,375 0,583 Kriteria Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai TINGKAT KESUKARAN JB KRITERIA SOAL 100 Lampiran 8 PERHITUNGAN VALIDITAS, RELIABILITAS, DAYA BEDA DAN TINGKAT KESUKARAN PENELITIAN SOAL NO 1 Tabulasi penelitian soal nomor 1 No. X Y X2 Y2 XY 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 13 22 22 19 19 20 17 16 15 11 11 11 10 10 10 9 9 8 8 8 6 6 6 6 5 284 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 13 484 484 361 361 400 289 256 225 121 121 121 100 100 100 81 81 64 64 64 36 36 36 36 25 4046 22 22 19 19 20 17 16 15 11 0 0 0 0 0 9 0 0 0 8 0 0 6 0 5 189 S 101 1. Validitas rxy 2 2 24 x 189 2 2 - 13 x 284 ) x (( 24 x 97104 - rxy = (( 24 x 13 rxy = ) - 13 4536 ( rxy = 312 - 169 2 ) 4046 ) 284 - 2 ) 3692 x ( 80656 ) 0,550 'Pada a = 5% dengan N = 24 diperoleh r tabel = 0,404 . Karena rxy > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa item soal no 1 Valid. 2. VARIANSI TOTAL 2 2 2 t 4046 - 284 24 24 = 29,80 2 102 3. KOEFISIEN RELIABILITAS r11 n S2 n 1 pq S r11 = 30 30 - 1 r11 = 0,830 2 x ( 29,8 - 5,899 29,80 ) 'Pada a = 5% dengan N = 24 diperoleh r tabel = 0,404. Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel. 4. KOEFISIEN DAYA BEDA 9 12 - 4 12 = 0,417 Karena DP = 0,417 maka dapat disimpulkan daya beda pada soal nomor satu termasuk dalam kriteria Baik 5. TINGKAT KESUKARAN 9 + 24 4 = 0,542 Karena IK = 0.542 maka dapat disimpulkan tingkat kesukaran pada soal nomor satu berkriteria Mudah. 103 Lampiran 9 DAFTAR NAMA SISWA KELAS IX A (EKSPERIMEN) NO NAMA SISWA 1 Agus Supriyanto 2 Ainur Rofiah 3 Badi‟atun Nuryati 4 Bahrul Ulum 5 D.A Choirul Bariah 6 Daimatul Rohmah 7 Daimul Anwar 8 Dewi Magfiroh 9 Dian Nur Lela 10 Khomariyah 11 Khoyrul Anam 12 Lugito 13 M. Ishar Fudholi 14 Mega Wulandari 15 Mufid Iksan 16 Mulya Sari 17 Muntatik 18 Ninik Suryati 19 Shoimun Naim 20 Susanti Meliasari 21 Wahyu Nofitasari 22 Widarto 23 Yanti 24 Zariyatun Fitriyana 104 Lampiran 10 DAFTAR NAMA SISWA KELAS IX B (KONTROL) NO NAMA SISWA 1 Aji Prawiro 2 Daimuddin 3 Daimul Ghofar 4 Denny Syaeputra 5 Didik Irawan 6 Didik Mustofa 7 Diky Ali Muhtar 8 Fitri Nur Zanah 9 Heri Prastiyo 10 Ike Endang pertiwi 11 Iwan Bajuri 12 Khoirul Huda 13 Latifatul Khasanah 14 Mahmudah 15 Moh Agung S 16 Mustaqim 17 Nur Rokhim Widodo 18 Nur Umi Amaliah 19 Nurul Aisah 20 Nurul Hidayah 21 Nurul Maesaroh 22 Roni Wahyudi 23 Roziqin 24 Santi Devi 25 Tarminah 26 Temuri 27 Wanik Matul Nimah 28 Washilatul Jamilah 29 Windriyono 30 Imam Ainul A 105 Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : SMP NEGERI 2 SATU ATAP SLUKE : IPS / Sejarah : IX / 1 : 2 x 40 menit : 1. Memahami kondisi perkembangan negara di dunia : 1.2 Mendeskripsikan Perang Dunia II (termasuk pendudukan Jepang) dan pengaruh terhadap keadaan sosial, ekonomi dan politik di Indonesia. Indikator : 1. Menjelaskan Perang Dunia II 2. Menjelaskan terbentuknya Liga Bangsa Bangsa A. Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan latar belakang Perang Dunia II 2. Menjelaskan sebab-sebab Perang Dunia II 3. Menjelaskan terbentuknya Liga Bangsa Bangsa 4. Menjelaskan tujuan Liga Bangsa Bangsa 5. Menjelaskan hasil perjanjian dari Liga Bangsa Bangsa 6. Menjelaskan badan-badan yang bernaung di bawah Liga Bangsa Bangsa 7. Menjelaskan penyebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa B. Materi Pembelajaran 1. Latar belakang terjadinya Perang Dunia II 2. Sebab-sebab Perang Dunia II 3. Terbentuknya Liga Bangsa Bangsa 4. Tujuan Liga Bangsa Bangsa 5. Hasil perjanjian dari Liga Bangsa Bangsa 6. Badan-Badan yang bernaung di bawah Liga Bangsa Bangsa 7. Penyebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa C. Metode Pembelajaran 1. Metode mnemonik 2. Tanya jawab 106 D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran NO. Tahap pembelajaran 1. Kegiatan pembuka 2. Kegiatan inti 1. Eksplorasi 2. Elaborasi 3. Konfirmasi Kegiatan pembelajaran Guru mengucapkan salam. Guru memeriksa kehadiran siswa. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran. Guru menjelaskan materi perang dunia II tentang latar belakang terjadinya Perang Dunia II, sebab-sebab terjadinya Perang Dunia II, terbentuknya Liga Bangsa Bangsa, tujuan Liga Bangsa Bangsa, hasil perjanjian dari Liga Bangsa Bangsa, badan-badan yang bernaung di bawah Liga Bangsa Bangsa, penyebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa. Guru melakukan pembelajaran menggunakan metode mnemonik dengan teknik cerita dan teknik kata kunci Guru melakukan tanya jawab untuk memperdalam pengetahuan siswa tentang materi Liga Bangsa Bangsa Siswa mendiskusikan terbentuknya Liga Bangsa Bangsa Guru melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dan belum menguasai materi. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi hasil dari proses pembelajaran 107 3. Kegiatan penutup Guru menutup pembelajaran dengan salam E. Sumber dan Media Belajar 1. Kapur tulis 2. Buku IPS sejarah Erlangga kelas IX 3. LKS untuk SMP kelas IX F. Penilaian 1. Tehnik : Tes tertulis 2. Bentuk instrumen : Soal pilihan ganda 3. Contoh instrumen Soal 1. Kapan Liga Bangsa Bangsa berdiri... A. 10 Januari 1920 B. 24 Maret 1920 C. 1 Mei 1924 D. 28 September 1921 2. Di mana Liga Bangsa Bangsa lahir... A. Paris Prancis B. Denhaag Belanda C. Jenewa Swiss D. Vatikan Italia 3. Latar belakang terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa adalah... A. Negara-negara pemenang perang memperkuat pengaruhnya atas negara yang kalah perang B. Mengucilkan negara-negara yang kalah perang C. Mengatasi kehancuran akibat peperangan D. Mengawasi gencatan senjata antar negara-negara yang berperang 4. Dalam upaya menciptakan perdamaian muncul beberapa tokoh perdamaian dunia seperti di bawah ini, kecuali... A. Simon Bolivar 108 B. Ban ki-moon C. Henry Dunnant D. Woodrow Wilson 5. Berikut ini adalah sebab-sebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa, kecuali... A. Tidak ada peraturan mengikat B. Tidak punya kekuasaan C. Alat politik D. Krisis Ekonomi Jawaban : 1. A 2. C 3. C 4. B 5. D Kriteria penilaian Kriteria Ketuntasan ≥ 70 Tuntas < 70 Belum tuntas Sluke, 26 November 2012 Guru Pamong Handhy Setyawan Haryanto, S.Pd. NIP. 19820309 200903 1 003 Peneliti Kartika Asmarani NIM. 3101407003 109 Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Kontrol) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : SMP NEGERI 2 SATU ATAP SLUKE : IPS / Sejarah : IX / 1 : 2 x 40 menit : 1. Memahami kondisi perkembangan negara di dunia : 1.2 Mendeskripsikan Perang Dunia II (termasuk pendudukan Jepang) dan pengaruh terhadap keadaan sosial, ekonomi dan politik di Indonesia. Indikator : 1. Menjelaskan Perang Dunia II 2. Menjelaskan terbentuknya Liga Bangsa Bangsa A. Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan latar belakang Perang Dunia II 2. Menjelaskan sebab-sebab Perang Dunia II 3. Menjelaskan terbentuknya Liga Bangsa Bangsa 4. Menjelaskan tujuan Liga Bangsa Bangsa 5. Menjelaskan hasil perjanjian dari Liga Bangsa Bangsa 6. Menjelaskan badan-badan yang bernaung di bawah Liga Bangsa Bangsa 7. Menjelaskan penyebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa B. Materi Pembelajaran 1. Latar belakang terjadinya Perang Dunia II 2. Sebab-sebab Perang Dunia II 3. Terbentuknya Liga Bangsa Bangsa 4. Tujuan Liga Bangsa Bangsa 5. Hasil perjanjian dari Liga Bangsa Bangsa 6. Badan-Badan yang bernaung di bawah Liga Bangsa Bangsa 7. Penyebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa C. Metode Pembelajaran 1. Metode ceramah 2. Tanya jawab 110 D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran NO. Tahap pembelajaran 1. Kegiatan pembuka 2. Kegiatan inti 4. Eksplorasi 5. Elaborasi 6. Konfirmasi 3. Kegiatan penutup Kegiatan pembelajaran Guru mengucapkan salam. Guru memeriksa kehadiran siswa. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran. Guru menjelaskan materi perang dunia II tentang latar belakang terjadinya Perang Dunia II, sebab-sebab terjadinya Perang Dunia II, terbentuknya Liga Bangsa Bangsa, tujuan Liga Bangsa Bangsa, hasil perjanjian dari Liga Bangsa Bangsa, badan-badan yang bernaung di bawah Liga Bangsa Bangsa, penyebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa. Guru melakukan tanya jawab tentang materi Liga Bangsa Bangsa Siswa mendiskusikan terbentuknya Liga Bangsa Bangsa Guru melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dan belum menguasai materi. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi hasil dari proses pembelajaran Guru menutup pembelajaran dengan salam E. Sumber dan Media Belajar 4. Kapur tulis 5. Buku IPS sejarah Erlangga kelas IX 111 6. LKS untuk SMP kelas IX F. Penilaian 4. Tehnik : Tes tertulis 5. Bentuk instrumen : Soal pilihan ganda 6. Contoh instrumen Soal 1. Kapan Liga Bangsa Bangsa berdiri... A. 10 Januari 1920 B. 24 Maret 1920 C. 1 Mei 1924 D. 28 September 1921 2. Di mana Liga Bangsa Bangsa lahir... A. Paris Prancis B. Denhaag Belanda C. Jenewa Swiss D. Vatikan Italia 3. Latar belakang terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa adalah... A. Negara-negara pemenang perang memperkuat pengaruhnya atas negara yang kalah perang B. Mengucilkan negara-negara yang kalah perang C. Mengatasi kehancuran akibat peperangan D. Mengawasi gencatan senjata antar negara-negara yang berperang 4. Dalam upaya menciptakan perdamaian muncul beberapa tokoh perdamaian dunia seperti di bawah ini, kecuali... A. Simon Bolivar B. Ban ki-moon C. Henry Dunnant D. Woodrow Wilson 5. Berikut ini adalah sebab-sebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa, kecuali... A. Tidak ada peraturan mengikat B. Tidak punya kekuasaan 112 C. Alat politik D. Krisis Ekonomi Jawaban : 1. A 2. C 3. C 4. B 5. D Kriteria penilaian Kriteria Ketuntasan ≥ 70 Tuntas < 70 Belum tuntas Sluke, 28 November 2012 Guru Pamong Handhy Setyawan Haryanto, S.Pd. NIP. 19820309 200903 1 003 Peneliti Kartika Asmarani NIM. 3101407003 113 Lampiran 13 MODUL PENGAJARAN PELAJARAN SEJARAH UNTUK KELOMPOK EKSPERIMEN Bab : Liga Bangsa-Bangsa No 1 Sub Bab Latar belakang PD II Teknik Aplikasi Teknik cerita Persaingan antar bangsa yaitu Jerman melawan Rusia, Perancis -Jerman, InggrisJerman. Dikenal dengan Perang Dunia I (1914-1918). Jerman kalah dan membayar Keterangan ganti rugi kepada sekutu. Adolf Hitler balas dendam kepada Perancis dan memulai Perang Dunia ke II (19391945). 2 Sebabsebab PD II Kata kunci 1. Kegagalan LBB 2. Perlombaan senjata 3. Aliansi politik 4. Imperialisme baru 5. Semangat balas dendam 6. Penyerbuan strategi Militer 3 Kelahiran LBB Teknik cerita Pada tanggal 10 Januari 1920, Woodrow Wilson jalan-jalan ke Jenewa Swiss, disana dia mendirikan LBB. 4 Tujuan LBB Kata kunci 1. Perdamaian Dunia 2. Peperangan 3. Persengketaan 4. Hukum dan Perjanjian Untuk mempermudah untuk mengingat, kata kunci tersebut 114 internasional 5. Hubungan antara negara dirubah menjadi cerita yang menarik sebagai berikut; di Swiss, Woodrow Wilson melihat peperangan yang dahsyat dan persengketaan yang sengit, ia sangat merindukan perdamaian oleh sebab itu ia bertekad untuk membuka hubungan antar negara dan membuat perjanjian internasional 5 Perjanjian yang Dihasilkan Protokol Jenewa Cerita (1924) Mc Donal Dari Inggris Dan Herriot dari Prancis memaksa anggota LBB untuk taat, semua taat kecuali negara besar, perjanjian itu gagal Perjanjian Kellog Briand (1928) Cerita Perjanjian ini dibuat kellog menlu dari Amerika dan Briand dari Perancis, namun ditolak negara Amerika sehingga perjanjian itu gagal. 115 Perjanjian Locarno Cerita (1925) 6 Bertujuan membangun perdamaian yg permanen di Eropa. Dihadiri tujuh negara Eropa. Membahas penyelesaian antara Perancis dan Jerman. Badanbadan yang bernaung di bawah LBB Tugas Sidang Umum Kata Kunci 1. Soal dan nasehat 1. Rencana keuangan 2. Hakim 3. Perjanjian Internasional 4. Anggota 7 Tugas Dewan Keamanan Kata Kunci 1. Perselihan 2. Serangan negara lain 3. Senjata 4. Melindungi LBB Sekretariat Tetap Kata Kunci 1. Kebutuhan 2. Perjanjian Internasional Organisasi Otonom Kata Kunci 1. ILO 2. Mahkamah Internasional Organisasi Kata 1. Kesehatan Tambahan Kunci 2. Ekonomi 3. Ilmu Pengetahuan Penyebab kegagalan LBB Kata Kunci 1.Tidak ada peraturan mengikat 2.Tidak punya kekuasaan 3. Alat politik 116 Lampiran 14 MODUL PENGAJARAN PELAJARAN SEJARAH UNTUK KELOMPOK KONTROL Bab : Liga Bangsa-Bangsa No Sub Bab Metode 1 Latar belakang Ceramah Isi Keterangan Pada tanggal 1 Agustus 1914 Jerman terjadinya mengumumkan perang kepada Rusia dan Perang Dunia ke disusul Perancis mengumumkan perang II kepada Jerman tanggal 3 Agustus 1914. Kemudian tanggal 4 Agustus Inggris mengumumkan perang kepada Jerman. Selanjutnya berkecamuklah perang yang hampir melibatkan seluruh dunia dikenal dengan Perang Dunia I. Perang ini berakhir dengan kekalahan Jerman yang menyerah pada tanggal 11 November 1918. Sebagai pihak yang kalah, Jerman harus membayar ganti rugi kepada Sekutu dengan dikuatkan dalam Perjanjian Versailles pada tahun 1919. Kekalahan Jerman dengan telak ini memberi kesempatan kepada Adolf Hitler membangkitkan bangsanya untuk melakukan balas dendam kepada Perancis. Adolf Hitler mengembangkan fasisme dan kemudian memulai Perang Dunia II dengan menyerbu Polandia di kota Danzig pada tanggal 1 September 1939. 2 Sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia ke Ceramah 1. Kegagalan Liga Bangsa Bangsa dalam menciptakan perdamaian dunia. 2. Negara-negara maju saling berlomba memperkuat militer dan 117 II persenjataannya. 3. Adanya politik aliansi (mencari kawan persekutuan). 4. Adanyapertentangan-pertentangan akibat ekspansi. Merupakan tantangan terhadap imperialisme Inggris, Perancis dan Amerika Serikat. 5. Adanya politik balas dendam Jerman terhadap merasa Perancis dihina karena dengan Jerman Perjanjian Versailles. 6. Adanya pertentangan faham demokrasi, fasisme dan komunisme. 3 Kelahiran LBB Ceramah Liga Bangsa Bangsa adalah sebuah organisasi Internasional yang didirikan setelah Konferensi Perdamaian Paris 1919. Tepatnya pada tanggal 10 Januari 1920. Ide untuk mendirikan Liga Bangsa Bangsa dicetuskan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson. Organisasi ini berkedudukan di Jenewa Swiss. 4 Tujuan LBB Ceramah 1. Menjamin perdamaian dunia. 2. Menghindari terjadinya peperangan 3. Berusaha menyelesaikan segala persengketaan dengan damai. 4. Mentaati hukum Internasional dan perjanjian-perjanjian internasional 5. Memberi kesempatan hubungan antar 118 negara yang terbuka dan adil serta untuk memajukan kerja sama ekonomi, budaya, sosial dan pendidikan. 5 Badan-badan yang bernaung di bawah LBB Tugas Sidang Ceramah 1. Merundingkan soal soal dan memberi Umum nasehat 2. Membuat rencana keuangan 3. Memilih Hakim Mahkamah Internasional 4. Merubah dan menetapkan perjanjian Internasional 5. Menerima anggota baru Tugas Dewan Ceramah Keamanan 1. Menyelesaikan perselisihan-perselisihan Internasional 2. Menjaga anggota dari serangan negara lain 3. Pengurangan senjata 4. Membela dan melindungi LBB Sekretariat Ceramah Tetap 1. Melayani kebutuhan LBB 2. Mencatat Perjanjian-Perjanjian Internasional Organisasi Otonom Ceramah 1. ILO 2. Mahkamah Internasional 119 Organisasi Ceramah Tambahan 1. Kesehatan 2. Ekonomi 3. Ilmu Pengetahuan 6 Perjanjian – perjanjian yang dihasilkan Protokol Jenewa Ceramah Dalam perkembangannya, LBB telah membuat beberapa perjanjian : 1. Protokol Jenewa 1924 Perancangnya adalah James Ramsay Mac donald (Inggris) dan Eduard Herriot (Perancis) untuk memaksa anggota LBB menaati seluruh keputusan LBB bila perlu melalui perang. Negara kecil menerima, negara besar menolak. Perjanjian Kellog Briand Ceramah 2. Perjanjian Kellog Briand 1928 Perancang perjanjian ini adalah Frank Billing Kellog (Menlu Amerika) dan Aristede Briand (Menlu Perancis). 50 negara menyepakati perjanjian perdamaian ini, namun Amerika tidak mau menjadi anggota karena terikat dengan Monroe Doktrine. Akibatnya LBB kehilangan kekuatan. 120 Perjanjian Ceramah Locarno 3. Perjanjian Locarno 1925 Perjanjian Locarno bertujuan membangun sebuah perdamaian yang permanent di Eropa. Perjanjian yang dilaksanakan di daerah Locarno, Swiss pada Oktober 1925 ini dihadiri tujuh Negara Eropa, Cekoslowakia, yaitu Belgia, Perancis, Jerman, Inggris, Italia, dan Polandia. Masalah utama yang dibahas pada pertemuan tersebut adalah mencari penyelesaian antara Perancis dan Jerman. 7 Penyebab kegagalan LBB Ceramah 1. Tidak adanya peraturan yang bersifat mengikat 2. Tidak mempunyai kekuasaan yang nyatauntuk menindak negara anggota yang melakukan pelanggaran 3. Digunakan sebagai alat politik negara negara besar 121 Lampiran 15 SOAL PRE TEST/POST TEST Alokasi Waktu : 20 Menit Nama : No.Absen : 1. Kapan Liga Bangsa Bangsa berdiri... A. 10 Januari 1920 B. 24 Maret 1920 C. 1 Mei 1924 D. 28 September 1921 2. Di mana Liga Bangsa Bangsa lahir... A. Paris Prancis B. Denhaag Belanda C. Jenewa Swiss D. Vatikan Italia 3. Latar belakang terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa adalah... A. Negara-negara pemenang perang memperkuat pengaruhnya atas negara yang kalah perang B. Mengucilkan negara-negara yang kalah perang C. Mengatasi kehancuran akibat peperangan D. Mengawasi gencatan senjata antar negara-negara yang berperang 4. Dalam upaya menciptakan perdamaian muncul beberapa tokoh perdamaian dunia seperti di bawah ini, kecuali... A. Simon Bolivar B. Ban ki-moon C. Henry Dunnant D. Woodrow Wilson 122 5. Berikut ini adalah sebab-sebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa, kecuali... A. Tidak ada peraturan mengikat B. Tidak punya kekuasaan C. Alat politik D. Krisis Ekonomi 6. Usaha untuk menciptakan perdamaian muncul setelah perang usai karena... A. Manusia baru sadar akan lingkungannya setelah mengalami kehancuran dan keganasan perang B. Pihak yang kalah mendapat perlakuan yang tidak adil C. Pihak yang menang berbuat sewenang-wenang D. Manuasia makhluk pemangsa segalanya. 7. Berikut ini adalah tugas dari dewan keamanan, kecuali... A. Menyelesaikan perselisihan-perselisihan internasional B. Membela dan melindungi Liga Bangsa-Bangsa C. Mencatat perjanjian-perjanjian internasional D. Pengurangan senjata 8. Protokol Jenewa yang dirancang oleh Perdana Menteri James Ramsay Mac Donald dan Eduard Herriot mengalami kegagalan karena... A. Tidak didukung oleh negara-negara besar B. Pengaruh negara-negara besar sangat dominan C. Mendapat tantangan dari Amerika Serikat D. Bertentangan dengan kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat 9. Atas prakarsa siapakah kelahiran Liga Bangsa-Bangsa... A. Hueo de Groot B. Woodrow Wilson C. Aristide Briand D. James Ramsay Mac Donald 10. Ada berapa anggota Liga Bangsa Bangsa... A. 30 negara B. 40 negara C. 50 negara 123 D. 60 negara 11. Apa tujuan dari perjanjian Locarno... A. Membangun sebuah perdamaian yang permanen di Eropa B. Menciptakan perdamaian di dunia C. Memperkuat Liga Bangsa Bangsa D. Melakukan perjanjian antara Italia dengan Jerman 12. Alasan Amerika tidak mau menjadi menyepakati perjanjian perdamaian KellogBriand 1928 adalah... A. Terikat oleh Monroe Doktrin B. Kedudukan Liga Bangsa-Bangsa bukan di Amerika Serikat C. Sedang terjadi perang saudara di Amerika Serikat D. Bertentangan dengan kebijakan luar negeri Amerika Serikat 13. Penyebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa, kecuali... A. Tidak adanya peraturan yang bersifat mengikat B. Tidak mempunyai kekuasaan yang nyata untuk menindak negara anggota yang melakukan pelanggaran C. Digunakan sebagai alat politik negara-negara besar D. Tidak menaati hukum dan perjanjian dunia 14. Dalam susunan organisasi, Liga Bangsa Bangsa mempunyai empat badan utama, kecuali... A. Dewan Keamanan B. Sidang Umum C. Sekretariat Tetap D. Mahkamah Internasional 15. Tugas dan fungsi dari ILO adalah... A. Mengurusi kepentingan perburuhan B. Menyelesaikan konflik C. Meningkatkan perekonomian dunia D. Melakukan penelitian yang terkait dengan teknologi 124 16. Tujuan dari Liga Bangsa Bangsa seperti di bawah ini, kecuali... A. Perdamaian dunia B. Mengatasi peperangan C. Hubungan antar negara D. Mengurusi perburuhan 17. Beberapa tokoh mengupayakan adanya perdamaian dan melenyapkan penderitaan umat manusia. Seperti yang dilakukan oleh Hendri Dunant yang mendirikan Palang Merah pada tahun... A. 1926 B. 1863 C. 1795 D. 1930 18. Liga Bangsa Bangsa menghasilkan tiga perjanjian, kecuali... A. Perjanjian Protokol Jenewa B. Perjanjian Locarno C. Perjanjian Victory D. Perjanjian Kellog Briand 19. Siapakah yang menjadi perancang perjanjian Kellog Briand... A. James Ramsay Mac Donald B. Eduard Herriot C. Frank Billing Kellog D. Woodrow Wilson 20. Ada berapa negara yang menyepakati perjanjian Kellog Briand... A. 30 B. 40 C. 50 D. 60 125 Lampiran 16 KUNCI JAWABAN SOAL PRE TEST/POST TEST 1. A 11. A 2. C 12. A 3. C 13. D 4. B 14. A 5. D 15. A 6. A 16. D 7. C 17. B 8. A 18. C 9. B 19. C 10. D 20. C 126 Lampiran 17 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Kode E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 Jumlah n Mean Varians SD max min Rentang Daftar Nilai Pre Test Post Test Kelas Eksperimen Eksperimen Pretest Post test Skor Nilai Skor Nilai 11 61,1 14 78 11 61,1 14 78 10 55,6 13 72 12 66,7 15 83 13 72,2 16 89 14 77,8 16 89 15 83,3 17 94 12 66,7 14 78 10 55,6 15 83 14 77,8 17 94 14 77,8 17 94 16 88,9 17 94 12 66,7 14 78 10 55,6 13 72 11 61,1 14 78 11 61,1 13 72 12 66,7 13 72 9 50,0 12 67 12 66,7 15 83 11 61,1 14 78 13 72,2 14 78 9 50,0 12 67 11 61,1 15 83 9 50,0 14 78 282 1567 348 1933,33 24,00 24,00 24,00 24,00 11,75 65,28 14,50 80,56 3,59 110,71 2,35 72,46 1,89 10,52 1,53 8,51 16,0 88,9 17,0 94,4 9,00 50,00 12,00 66,67 7,00 38,89 5,00 27,78 Selisih 17 17 17 17 17 11 11 11 28 17 17 6 11 17 17 11 6 17 17 17 6 17 22 28 367 24,00 15,28 32,88 5,73 27,8 5,56 22,22 127 Lampiran 18 Daftar Nilai Pre Test Post Test Kelas Kontrol Kontrol No Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06 R-07 R-08 R-09 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 Jumlah N Mean Varians Pretest Skor 10 11 9 10 12 11 12 16 13 11 10 12 12 13 11 13 12 12 14 12 10 12 11 11 12 9 12 9 11 12 345 30,00 11,50 2,26 Nilai 56 61 50 56 67 61 67 89 72 61 56 67 67 72 61 72 67 67 78 67 56 67 61 61 67 50 67 50 61 67 1917 30,00 63,89 69,71 Post test Skor Nilai 11 61 12 67 13 72 12 67 14 78 13 72 14 78 16 89 15 83 13 72 12 67 14 78 14 78 15 83 12 67 13 72 14 78 14 78 15 83 14 78 12 67 14 78 12 67 13 72 12 67 10 56 12 67 10 56 10 56 13 72 388 2156 30,00 30,00 12,93 71,85 2,34 72,23 Selisih 5,56 5,56 22,22 11,11 11,11 11,11 11,11 0,00 11,11 11,11 11,11 11,11 11,11 11,11 5,56 0,00 11,11 11,11 5,56 11,11 11,11 11,11 5,56 11,11 0,00 5,56 0,00 5,56 -5,56 5,56 239 30,00 7,96 29,13 128 SD Max Min Rentang 1,50 16 9,00 7,00 8,35 88,88889 50,00 38,89 1,53 16 10,00 6,00 8,50 88,89 55,56 33,33 5,40 22,22 -5,56 27,78 129 Lampiran 19 UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASILPRE TEST ANTARA KELOMPOK KONTROL DAN KELOMPOK EKSPERIMEN Hipotesis Ho : 2 1 = 2 2 Ha : 2 1 = 2 2 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: F Varians terbesar Varians terkecil Ho diterima apabila F < F 1/2 (nb-1):(nk-1) F 1/2 (nb- 1):(nk-1) Dari data diperoleh: Sumber variasi Kelompok eksperimen Jumlah n 1567 24 Kelompok kontrol 1917 30 65,28 110,71 10,52 63,89 69,71 8,35 x Varians (s2) Standart deviasi (s) Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F = 110,71 69,71 = 1,5881 130 Pada = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 dk penyebut = nk -1 F (0.025)(37:36) = 1,5881 = = 33 37 - 1 1 = = 32 36 1,97 1,97 Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama. 131 Lampiran 20 UJI NORMALITAS DATA NILAI PRETEST KELOMPOK EKSPERIMEN Hipotesis Ho : data berdistribusi normal Ha : data berdistribusi tidak normal Pengujian hipotesis Rumus yang digunakan 2 k fo fh χ Pengujian Hipotesis fh i 1 Nilai maksiml = 89 Nilai minimal = 50 Rentang = 39 Banyak kelas = 6 2 Kelas Interval Panjang Kelas Rata-rata ( X ) S N = 6,5 = 65,28 = 10,52 = 30 Batas Kelas Z untuk batas kls. Peluang untuk Z Luas Kls. Untuk Z fh f0 (f0-fh)² fh 50,0 - 56,5 49,5 -1,50 0,4331 0,1216 2,9186 6 3,2533 56,5 - 63,0 56,0 -0,88 0,3115 0,2061 4,9454 6 0,2249 63,0 69,4 62,5 -0,27 0,1055 0,2417 5,8015 5 0,1107 69,4 - 75,9 68,9 0,35 0,1363 0,1963 4,7121 2 1,5610 75,9 - 82,4 75,4 0,96 0,3326 0,1104 2,6497 3 0,0463 82,4 - 88,9 81,9 1,58 0,4430 0,0460 1,1047 2 0,7255 89,4 2,29 0,4890 = 5,92 ² Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel = 11,07 0,00 5,9217 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data distribusi normal 132 Lampiran 21 UJI NORMALITAS DATA NILAI PRETEST KELOMPOK KONTROL Hipotesis Ho : data berdistribusi normal Ha : data berdistribusi tidak normal Pengujian hipotesis Rumus yang digunakan χ2 k i 1 fo fh fh 2 Pengujian Hipotesis Nilai maksiml = 89 Panjang Kelas = 6,5 Nilai minimal = 50 Rata-rata ( X ) = 63,89 Rentang S = 8,35 N = 30 = 39 Banyak kelas = 6 Kelas Interval Batas Kelas Z untuk batas kls. Peluang untuk Z Luas Kls. Untuk Z fh f0 (f0-fh)² fh 50 - 56 49,5 -1,72 0,4576 0,1294 3,8817 7 2,5051 56 - 63 56,0 -0,95 0,3282 0,2604 7,8119 7 0,0844 63 69 62,5 -0,17 0,0678 0,2954 8,8615 11 0,5161 69 - 76 68,9 0,61 0,2276 0,1889 5,6671 3 1,2552 76 - 82 75,4 1,38 0,4165 0,0721 2,1645 1 0,6265 83 - 90 82,9 2,28 0,4886 0,0106 0,3185 1 1,4585 90,4 3,17 0,4992 = 6,45 ² Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 11,07 6,45 11,07 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal 133 Lampiran 22 UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA DATA HASIL PRE TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Hipotesis Ho : 1 < 2 Ha : 1 > 2 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: x t s 1 1 n1 x 2 1 n2 Dimana, s n 1 1 s12 n 2 1 s 22 n1 n 2 2 Ho diterima apabila -t(1-1/2 )(n1+n2-2) < t < t(1-1/2 )(n1+n2-2) -t(1- t(1- 1/2 )dk 1/2 )dk Dari data diperoleh: Sumber variasi Kelompok eksperimen Kelompok kontrol Jumlah n 1566,666667 24 1916,666667 30 x Varians (s2) Standart deviasi (s) 65,28 110,7085 10,52 63,89 69,7105 8,35 134 s = = 24 1 110,71 24 + 65,28 t + 30 30 69,71 63,89 = = 9,37253 1 2 9,372 5 1 2 4 + 0,541 1 3 0 Pada = 5% dengan dk = 30 - 1 = 29 diperoleh t(0.05)(29) = 2,040 Pada = 5% dengan dk = 29 - 1 = 28 diperoleh t(0.05)(29) = 2,040 jadi ttabel = 2,045 + (2,048 - 2, 045) / 2) = 2,04 0,541 2,040 2,040 Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 135 Lampiran 23 UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL POST TEST ANTARA KELOMPOK KONTROL DAN ELOMPOK EKSPERIMEN Hipotesis Ho : 2 1 = 2 2 Ha : 2 1 = 2 2 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: Varians terbesar Varians terkecil F Ho diterima apabila F < F 1/2 (nb-1):(nk-1) F 1/2 (nb- 1):(nk-1) Dari data diperoleh: Sumber variasi Kelompok Eksper Jumlah n 1933 24 Kelompok Eksperimen 2 2156 30 x Varians (s2) Standart deviasi (s) 80,56 72,46 8,51 71,85 72,23 8,50 Dari rumus di atas diperoleh: 72,46 72,23 Pada = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 dk penyebut = nk -1 F = F (0.025)(37:36) = 1,0032 = = = 2,17 24 30 - 1 1 = = 23 29 136 1,0032 2,17 Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda. 137 Lampiran 24 UJI NORMALITAS DATA NILAI POST TEST KELOMPOK EKSPERIMEN Hipotesis Ho : data berdistribusi normal Ha : data berdistribusi tidak normal Pengujian hipotesis Rumus yang digunakan χ2 k fo fh fh i 1 2 Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 tabel 2 ( )(k3) Pengujian Hipotesis Nilai maksiml = 94 Panjang Kelas = 4,6 Nilai minimal = 67 Rata-rata ( X ) = 80, 56 Rentang S = 9,72 N = 24 = 28 Banyak kelas = Kelas Interval 6 Batas Kelas Z untuk batas kls. Peluang untuk Z Luas Kls. Untuk Z fh f0 (f0-fh)² fh 67 - 71 66,2 -1,48 0,4306 0,0883 2,1187 2 0,0067 71 - 76 70,8 -1,00 0,3424 0,1412 3,3881 4 0,1105 76 81 75,4 -0,53 0,2012 0,1807 4,3362 8 3,0956 81 - 85 80,1 -0,05 0,0205 0,1851 4,4418 4 0,0439 85 - 90 84,7 0,42 0,1646 0,1778 4,2673 2 1,2047 91 - 95 90,3 1,00 0,3424 0,1010 2,4236 4 1,0254 95,9 1,58 0,4433 ² = 5,49 138 Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel = 11,07 5,49 8,71 5,4867 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data distribusi normal 139 Lampiran 25 UJI NORMALITAS DATA NILAI POST TEST KELOMPOK KONTROL Hipotesis Ho : data berdistribusi normal Ha : data berdistribusi tidak normal Pengujian hipotesis Rumus yang digunakan χ2 k i 1 fo fh fh 2 Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 tabel 2 ( )(k3) Pengujian Hipotesis Nilai maksiml = 89 Panjang Kelas = 5,6 Nilai minimal = 56 Rata-rata ( X ) = 71,85 Rentang S = 8,50 N = 30 = 33 Banyak kelas = 6 Kelas Interval Batas Kelas Z untuk batas kls. Peluang untuk Z Luas Kls. Untuk Z fh f0 (f0-fh)² fh 56 - 61 55,1 -1,98 0,4759 0,0689 2,0676 4 1,8060 61 - 67 60,6 -1,32 0,4070 0,1588 4,7636 8 2,1988 72 66,2 -0,67 0,2482 0,2421 7,2645 6 0,2201 67 72 - 78 71,7 -0,02 0,0061 0,2445 7,3347 8 0,0603 78 - 83 77,3 0,64 0,2384 0,1823 5,4688 3 1,1145 84 - 90 83,8 1,41 0,4207 0,0647 1,9414 1 0,4565 90,4 2,18 0,4854 ² = 5,86 140 Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 11,07 5,86 11,07 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal 141 Lampiran 26 UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA DATA HASIL POST TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Hipotesis Ho : 1 < 2 Ha : 1 > 2 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: x t s 1 1 n1 x 2 1 n2 Dimana, s n 1 1 s12 n 2 1 s 22 n1 n 2 2 Ho diterima apabila -t(1-1/2 )(n1+n2-2) < t < t(1-1/2 )(n1+n2-2) t(1-t(1- 1/2 )d 1/2 )dk k Dari data diperoleh: Jumlah n Kelompok Eksper 1933,333333 24 Kelompok Eksperimen 2 2155,555556 30 x Varians (s2) Standart deviasi (s) 80,56 72,4638 8,51 71,85 72,2293 8,50 Sumber variasi Berdasarkan rumus di atas diperoleh: 142 s = t = 24 1 72,46 24 + 80,56 + 30 30 72,23 = 8,5049 71,85 = 8,50488 1 2 1 24 + 3,737 1 30 Pada = 5% dengan dk = 30 - 1 = 29 diperoleh t(0.05)(29) = 2,069 Pada = 5% dengan dk = 29 - 1 = 28 diperoleh t(0.05)(29) = 2,040 jadi ttabel = 2,045 + (2,048 - 2, 045) / 2) = -2,05 2,054 2,05 3,737 Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 143 Lampiran 27 PERSENTASE KETUNTASAN BELAJAR KLASIKAL KELOMPOK EKSPERIMEN Tuntas jika Tidak tuntas jika % ≥ < % % = 85% 85% Jumlah siswa dengan nilai > 75 Jumlah siswa = 22 24 = 91,667 X 100% X 100% % Karena persentase ketuntasan belajar lebih dari 85% maka kelas eksperimen sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal PERHITUNGAN PERSENTASE KETUNTASAN BELAJAR Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelompok Kontrol Tuntas jika Tidak tuntas jika % % % ≥ < 85% 85% = Jumlah siswa dengan nilai > 75 Jumlah siswa = 18 30 = 60 X 100% X 100% % Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar klasikal 144 Lampiran 28 PENINGKATAN HASIL BELAJAR 80,56 pretest posttest 15,28 % Peningkatan pretest posttest 23,4% Normal Gain pretest posttest 44% Kriteria faktor g pretest posttest Sedang 71,85 7,96 12,5% 22,1% Rendah nilai Rata rata % Peningkatan No Kelas 1 Eksperimen Pre test 65,28 2 Kontrol 63,89 Posttest Pretest Sumber Variasi Jumlah siswa Nilai rata-rata Simpangan baku Nilai tertinggi Nilai terendah Rentang Kelas Eksperimen 24,00 Kelas Kontrol 30,00 65,28 63,89 10,52 8,35 88,89 88,89 50,00 50,00 38,89 38,89 Normalitas pre Kelas χ2hitung dk χ2tabel Kriteria Eksperimen Kontrol 5,92 6 6 11,07 Normal Normal 6,45 Pretes Kelas Varians Dk Eksperimen 110,7 23 Kontrol 69,7 29 Fhitung 1,59 Ftabel Kriteria 1,97 Mempunyai varians yang sama Kelas Rata-rata dk thitung ttabel Kriteria Eksperimen Kontrol 65,3 23,0 29,0 0,54 2,033 Tidak ada perbedaan 63,9 Possttest 145 Sumber Variasi Jumlah siswa Nilai rata-rata Simpangan baku Nilai tertinggi Nilai terendah Rentang Kelas Eksperimen 24 Kelas Kontrol 30 80,56 71,85 8,51 8,50 94,44 88,89 66,67 55,56 27,78 33,33 Normalitas post Kelas χ2hitung dk χ2tabel Kriteria Eksperimen Kontrol 5,49 6 6 11,07 Normal Normal 5,86 Postest Kelas Varians Dk Eksperimen 72,5 23 Kontrol 72,2 29 Kelas Rata-rata dk Eksperimen 80,6 23,0 Kontrol 71,9 29,0 Fhitung Ftabel 1,00 1,97 Kriteria Mempunyai varians yang sama thitung ttabel Kriteria 3,737 2,033 ada perbedaan 146 Lampiran 29 DOKUMENTASI KELAS EKSPERIMEN DOKUMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN METODE MNEMONIK 147 DOKUMENTASI PELAKSANAAN PRE TEST DOKUMENTASI PELAKSANAAN POST TEST 148 Lampiran 30 DOKUMENTASI KELAS KONTROL 149 PELAKSANAAN PRE TEST KELAS KONTROL PELAKSANAAN POST TEST KELAS KONTROL