BAB IV - unnes

advertisement
EFEKTIFITAS METODE MNEMONIK
DALAM MENINGKATKAN DAYA INGAT SISWA KELAS IX
SMP NEGERI 2 SATU ATAP SLUKE
PADA MATA PELAJARAN SEJARAH
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah
Oleh
Kartika Asmarani
NIM 3101407003
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
: Selasa
Tanggal
: 12 Februari 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Ba‟in, M. Hum.
NIP. 19730131 199903 1 002
Prof. Dr. Wasino, M. Hum.
NIP. 19640805 198901 1 011
Mengetahui,
Ketua Jurusan Sejarah
Arif Purnomo, S.Pd.,S.S.,M.Pd
NIP. 19730131 199903 1 002
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari
: Rabu
Tanggal
: 20 Februari 2013
Penguji Utama
Drs. Abdul Muntholib, M. Hum.
NIP. 19541012 198901 1 001
Penguji I
Penguji II
Drs. Ba‟in, M. Hum.
NIP. 19730131 199903 1 002
Prof. Dr. Wasino, M. Hum.
NIP. 19640805 198901 1 011
Mengetahui
Dekan
Drs. Subagyo, M.Pd.
NIP. 19510808 198003 1 003
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Januari 2013
Kartika Asmarani
NIM 3101407003
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
 Jadilah yang terbaik walaupun bukan yang terbaik.
Persembahan:
Saya persembahkan karya ini untuk :
1. Allah SWT atas rahmat dan hidayahNYA
2. Ayah dan Ibuku yang selalu mendukung
dan mendoakanku setiap waktu.
3. Mbah rayi terima kasih atas doanya.
4. Teman-teman angkatan 2007 terima kasih
atas kebersamaanya selama ini.
5. Untuk siswa kelas IX A dan IX B serta guru
SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke.
6. Almamater yang kucintai
v
RAKATA
Dengan penuh rasa syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
Judul “Efektifitas Metode Mnemonik dalam Meningkatkan Daya Ingat Siswa
Kelas IX SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke pada Mata Pelajaran Sejarah
Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi guna memperoleh gelar sarjana pada program S1 Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Prof. Dr. Sudijono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kemudahan administrasi.
2.
Drs. Subagyo, M. Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan
izin penelitian.
3.
Arif Purnomo, S.Pd.,S.S.,M.Pd, Ketua Jurusan Sejarah yang telah
memberikan ijin mengikuti ujian skripsi.
4.
Prof. Dr. Wasino, M. Hum, selaku pembimbing I yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Drs. Ba‟in, M. Hum, selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Cuk Dwi Santoso, S.Pd, kepala sekolah SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke yang
telah memberikan izin penelitian.
vi
7.
Handhy Setyawan Haryanto, S.Pd, selaku guru IPS SMP Negeri 2 Satu Atap
Sluke yang telah membantu dalam penelitian ini.
8.
Segenap guru dan karyawan serta siswa kelas IX A dan IX B SMP Negeri 2
Satu Atap Sluke yang telah membantu dalam penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kemampuan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari siapa saja untuk perbaikan selanjutnya. Semoga segala bantuan
dan kebaikan tersebut mendapat limpahan balasan dari Allah SWT.
Akhirnya besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan perkembangan pendidikan selanjutnya.
Semarang,
Januari 2013
Kartika Asmarani
NIM. 3101407003
vii
SARI
Asmarani, Kartika. 2013. Efektifitas Metode Mnemonik Dalam Meningkatkan
Daya Ingat Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke Pada Mata Pelajaran
Sejarah Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurusan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial.
Universitas Negeri Semarang. 149 Halaman.
Kata kunci : mnemonik, daya ingat
Mata pelajaran sejarah hanya dianggap sebatas dongeng. Guru sebagai
pendongeng dan peserta didik menyimak, begitu seterusnya. Kenyataan di atas
menjadikan mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran yang kurang diminati.
Metode pengajaran yang monoton menjadikan siswa tidak memiliki intensitas
perhatian yang optimal. Penyebab inti dari itu semua adalah kesulitan siswa untuk
menghapalkan sederet peristiwa dan fakta yang harus dihafal, hal inilah yang
membuat siswa menjadi sulit untuk mendapatkan nilai yang optimal. Daya ingat
memiliki peran yang penting dalam proses pendidikan, sebab dari daya ingatlah
prestasi siswa ditentukan. Daya ingat yang rendah akan mengganggu siswa dalam
belajar, terutama pada mata pelajaran sejarah yang menuntut siswa untuk
mengingat fakta-fakta historis. Mnemonik sebagai strategi pembelajaran dimana
metode mnemonik dapat membantu memperkuat daya ingat siswa.
Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui tingkat daya ingat siswa
kelompok perlakuan pada mata pelajaran sejarah yang diujikan setelah perlakuan
(2) mengetahui tingkat daya ingat siswa kelompok kontrol pada mata pelajaran
sejarah yang diujikan setelah perlakuan (3) menemukan efektifitas metode
mnemonik dalam meningkatkan kemampuan mengingat mata pelajaran sejarah.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian eksperimen. Sampel yang digunakan adalah kelas IX A sebagai kelas
eksperimen dan kelas IX B sebagai kelas kontrol. Dengan menggunakan data pre
test dilakukan uji normalitas, homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata sebelum
kelas tersebut mendapatkan perlakuan, dilanjutkan dengan pembelajaran diakhiri
dengan pos test. Pada analisis data tahap awal setelah dilakukan uji kesamaan dua
rata-rata dua pihak diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kemampuan awal
siswa relatif sama.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata pos test kelas eksperimen
adalah 80,56 dan rata-rata kelas kontrol adalah 71,85. Kedua kelas berdistribusi
normal dan mempunyai dua varians yang sama. Dengan tingkat kepercayaan =
95% atau ( ) = 0,05. banyaknya siswa pada kelas eksperimen =24 dan banyaknya
siswa pada kelas kontrol = 30 diperoleh ttabel= 2,033. Berdasarkan hasil
perhitungan uji t diperoleh nilai thitung= 3.737 > 2,033. jadi H1 diterima jadi
terdapat perbedaaan yang signifikan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Metode mnemonik dikatakan efektif bila nilai hasil belajar ≥
75. Dengan kata lain siswa yang diberikan metode pembelajaran mnemonik lebih
baik untuk meningkatkan kemampuan mengingat siswa pada mata pelajaran
sejarah.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN....................................................... .....
iii
PERNYATAAN.....................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .........................................................
v
PRAKATA ............................................................................................
vi
SARI.......................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
ix
DAFTAR BAGAN ................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................
4
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Efektifitas ....................................................................................
6
2.2 Metode Pembelajaran ..................................................................
7
2.3 Mnemonik ...................................................................................
9
2.3.1 Definisi Mnemonik ...........................................................
9
2.3.2 Tujuan Mnemonik .............................................................
11
2.3.3 Tahap Belajar dalam Mnemonik .......................................
12
2.3.4 Bentuk-Bentuk Teknik dalam Metode Mnemonik............
14
2.4 Daya ingat ...................................................................................
22
2.4.1 Memori (Daya Ingat) .........................................................
22
ix
2.4.2 Hal-Hal yang Membantu Daya Ingat ................................
26
2.4.3 Faktor yang menghambat ingatan .....................................
29
2.4.4 Proses Mengingat ..............................................................
31
2.4.5 Cara Meningkatkan Daya Ingat.........................................
35
2.4.6 Pengukuran ingatan..................................................... ......
36
2.4.7 Lupa.......................................................................... .........
37
2.5 Hubungaan Mnemonik dengan Kemampuan Mengingat ............
40
2.6 Kerangka Berpikir .......................................................................
41
2.7 Hipotesis ......................................................................................
43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian .................................................................
44
3.1.1 Tahap Pra Lapangan ..........................................................
45
3.1.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ...........................................
45
3.1.3 Tahap Pelaksanaan Tes Hasil Belajar ...............................
46
3.1.4 Tahap Analisis Data ..........................................................
46
3.1.5 Membuat Simpulan ...........................................................
46
3.2 Populasi dan Sampel........................................................... ........
46
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................
47
3.4 Variabel Penelitian ......................................................................
47
3.5 Alat Pengumpulan Data ..............................................................
48
3.5.1 Uji Validitas ......................................................................
48
3.5.2 Analisis Reliabilitas...........................................................
51
3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran ..............................................
51
3.5.4 Analisis Daya Pembeda .....................................................
54
3.6 Teknik Pengumpulan Data..........................................................
57
3.7 Metode Analisis Data ..................................................................
59
3.7.1 Metode Analisis Tahap Awal ............................................
59
3.7.1.1 Uji Homogenitas ...................................................
59
3.7.2 Metode Analisis Tahap Akhir ...........................................
60
3.7.2.1 Uji Normalitas.......................................................
60
x
3.7.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians...................................
61
3.7.2.3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ...............................
62
3.7.2.4 Uji Peningkatan Hasil Belajar...............................
64
3.7.2.5 Kategori Efektifitas Daya Ingat Siswa..................
65
3.8 Indikator Keberhasilan ................................................................
65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................
66
4.1.1 Letak Lokasi Penelitian .....................................................
66
4.1.2 Kondisi Sekolah ................................................................
66
4.2 Pelaksanaan Penelitian ................................................................
67
4.2.1 Pada Pelaksanaan ..............................................................
67
4.3 Deskriptif Tahap Awal Hasil Penelitian ......................................
68
4.3.1 Hasil Analisis Data ............................................................
68
4.3.1.1 Uji Normalitas.......................................................
69
4.3.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians...................................
70
4.3.1.3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ...............................
70
4.4 Hasil Analisis Tahap Akhir .........................................................
72
4.4.1 Uji Normalitas ...................................................................
73
4.4.2 Uji Kesamaan Dua Varians ...............................................
73
4.4.3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata data posttest antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol (uji Hipotesis 1) ........
74
4.4.4 Peningkatan Hasil Belajar Siswa.......................................
75
4.4.5 Daya Ingat Kelas Eksperimen ...........................................
76
4.4.6 Daya Ingat Kelas Kontrol ..................................................
76
4.4.7 Efektifitas Metode Mnemonik ..........................................
76
4.3 Pembahasan .................................................................................
77
xi
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan......................................................................................
81
5.2 Saran ............................................................................................
82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
83
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Teori Dual Memory Model..................................................
34
Bagan 2 Alur Kerja Memori...............................................................
35
Bagan 3 Kerangka Berpikir Penggunaan Metode Mnemonik
Dalam Pembelajaran Sejarah..................................................
42
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rancangan Eksperimen...........................................................
45
Tabel 3.2 Uji Validitas Soal ...................................................................
50
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Analisis tingkat kesukaran .......................
53
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda ...........................
56
Tabel 4.5 Gambaran Umum Hasil Pre Test ..........................................
69
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test ...................
69
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre Test
70
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Data Pre Test ........................................................................
70
Tabel 4.9 Gambaran Umum Hasil Kognitif Post Test ...........................
72
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test.................
73
Tabel 4.11 Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test .....
73
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Data Post Test .....................................................................
74
Tabel 4.13 Peningkatan Hasil Belajar Siswa .........................................
75
Tabel 4.14 Hasil Belajar Kelas Eksperimen ..........................................
76
Tabel 4.15 Hasil Belajar Kelas Kontrol .................................................
76
Tabel 4.16 Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............
76
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ...........................................................
85
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .............
86
Lampiran 3 Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ...................................
87
Lampiran 4 Silabus ................................................................................
88
Lampiran 5 Soal Uji Coba .....................................................................
89
Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ............................................
94
Lampiran 7 Validitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas
95
Lampiran 8 PerhitunganValiditas, Daya Beda,Tingkat Kesukaran
dan Reliabilitas ....................................................................
100
Lampiran 9 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen...............................
103
Lampiran 10 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ...................................
104
Lampiran 11 RPP Kelas Eksperimen .....................................................
105
Lampiran 12 RPP Kelas Kontrol ...........................................................
109
Lampiran 13 Modul Pengajaran Kelas Eksperimen ..............................
113
Lampiran 14 Modul Pengajaran Kelas Kontrol..................................
116
Lampiran 15 Soal Pre Test/Post Test .....................................................
121
Lampiran 16 Kunci Jawaban Pre Test/Post Test ...................................
125
Lampiran 17 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen ....
126
Lampiran 18 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol ..........
127
Lampiran 19 Hasil Analisis Uji Homogenitas Pre Test.........................
129
Lampiran 20 Hasil Analisis Uji Normalitas Pre Test Eksperimen ........
131
Lampiran 21 Hasil Analisis Uji Normalitas Pre Test Kontrol ...............
132
Lampiran 22 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pre Test Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................................
133
Lampiran 23 Hasil Uji Homogenitas Post Test .....................................
135
Lampiran 24 Hasil Uji Normalitas Post Test Eksperimen .....................
137
Lampiran 25 Hasil Uji Normalitas Post Test Kontrol............................
139
Lampiran 26 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Post Test Antara
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.............................
xv
141
Lampiran 27 Persentase Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ...........................................................
143
Lampiran 28 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ...........................................................
144
Lampiran 29 Dokumentasi Pada Kelas Eksperimen ..............................
146
Lampiran 30 Dokomentasi Pada Kelas Kontrol ....................................
148
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dari hasil observasi dan wawancara pra penelitian di SMP Negeri 2 Satu Atap
Sluke, terekam bahwa peserta didik mengeluhkan mata pelajaran sejarah yang
mereka dapat selama ini. Mata pelajaran sejarah hanya dianggap sebatas dongeng.
Guru sebagai pendongeng dan peserta didik menyimak, begitu seterusnya. Kenyataan
di atas menjadikan mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran yang kurang
diminati.
Ada dua hal yang membuat mata pelajaran sejarah tidak diminati oleh peserta
didik yaitu pada materi dan metode pengajarannya. Pelajaran sejarah sering disajikan
hanya dalam rangkaian angka, tahun, pelaku, tempat kejadian dan tidak
mengherankan bila pelajaran sejarah dianggap membosankan (Widiastono, 2003).
Problematika di atas, pendidik dituntut untuk lebih kreatif seiring dengan
dinamika perkembangan sejarah itu sendiri. Hal yang menjadi penyebab eksternal
serta yang melatarbelakangi rendahnya kualitas nilai mata pelajaran sejarah adalah
kesulitan siswa untuk menghapalkan sederet peristiwa dan fakta. Kesulitan yang
dihadapi oleh peserta didik ini hendaknya disadari sejak awal.
Mata pelajaran sejarah cenderung menelusuri kronologis suatu peristiwa
dimana tidak melibatkan afeksi siswa. Hal ini mengakibatkan pelajaran sejarah
1
2
mendapat penerimaan yang kurang disukai, hanya dianggap sebagai pelajaran
pelengkap, bahkan yang lebih parah lagi pelajaran sejarah diberikan secara tumpang
tindih dan diulang-ulang.
Alasan kedua terletak pada aspek metode pengajarannya. (Bireun, 2002:14)
masih memandang metode pengajaran konvensional sebagai penyebab pelajaran
sejarah menjadi objek keluhan siswa. Anhar Gonggong (dalam Bireun, 2002:15)
menyebutkan bahwa selama ini pelajaran sejarah diajarkan dalam metodologi
pengajaran yang kurang tepat seperti indoktrinasi dan banyak fakta sejarah tidak
disampaikan secara baik oleh para guru. Metode pengajaran yang monoton terlihat
pada penekanan hafalan sebagai satu-satunya cara yang paling dianggap efektif.
Hafalan yang ada pada pelajaran sejarah tampak rumit, sebab siswa perlu
menghafalkan nama-nama tokoh, tempat kejadian, serta waktu kejadiannya.
Metode pengajaran yang menjemukan tersebut menjadikan siswa tidak
memiliki intensitas perhatian yang optimal. Penyebab inti dari itu semua adalah
kesulitan siswa untuk menghapalkan sederet peristiwa dan fakta yang harus dihafal,
hal inilah yang membuat siswa menjadi sulit untuk mendapatkan nilai yang optimal.
Upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut salah satunya menggunakan
metode mnemonik (Buzan, 2002:56).
Metode mnemonik adalah cara menghapal dengan menggunakan dua prinsip
utama, yaitu imajinasi dan asosiasi (Buzan, 2003:56). Imajinasi berarti dalam proses
pengajaran perlu dieksplorasi daya imajinatifnya supaya mampu menghayati betul
3
pelajaran sejarah bahkan fakta yang perlu diingat, begitu juga dengan asosiasi yang
menghubungkan fakta yang hendak diingat dengan fakta yang sudah dia kenal
sebelumnya.
Hal ini kemudian diperkuat oleh (Higbee, 2003:41) yang menyatakan bahwa
kemampuan untuk mengingat sesungguhnya tergantung pada metode yang
digunakan, serta bagaimana latihan yang dilakukan dengan metode tersebut. Metode
mnemonik memiliki teknik yang bervariasi untuk menyelesaikan problem ingatan
seperti untuk mengingat barang-barang yang banyak bisa digunakan teknik pancang,
untuk menghapal pidato bisa dibantu dengan teknik loci. Metode ini telah dirasakan
manfaatnya dalam rangka mengoptimalkan daya ingat, seperti yang dilakukan oleh
para orator Yunani untuk menghapalkan teks orasinya dengan cara menggunakan
teknik loci.
Metode ini cukup mudah untuk diaplikasikan. Metodenya yang menantang
akan membuat peserta didik tertarik untuk belajar. Metode mnemonik bekerja
mengikuti cara kerja otak, sehingga memungkinkan akan mampu maksimal hasil
yang akan dicapai peserta didik dalam menguasai mata pelajaran sejarah. Sedangkan
materi kelas IX semester I yang penuh dengan hafalan adalah Liga Bangsa Bangsa,
dengan kompetensi dasar Perang Dunia ke II.
Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “EFEKTIFITAS METODE MNEMONIK DALAM
MENINGKATKAN DAYA INGAT SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SATU
4
ATAP SLUKE PADA MATA PELAJARAN SEJARAH TAHUN PELAJARAN
2012/2013”.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1) Bagaimana tingkat daya ingat kelompok eksperimen pada mata pelajaran sejarah
setelah perlakuan?
2) Bagaimana tingkat daya ingat kelompok kontrol pada mata pelajaran sejarah
setelah perlakuan?
3) Bagaimana efektifitas metode mnemonik dalam meningkatkan daya ingat siswa
pada mata pelajaran sejarah?
1.3
Tujuan Penelitian
Secara operasional, tujuan penelitian ini yaitu:
1) Mengetahui tingkat daya ingat siswa kelompok eksperimen pada mata pelajaran
sejarah yang diujikan setelah perlakuan.
2) Mengetahui tingkat daya ingat siswa kelompok kontrol pada mata pelajaran
sejarah yang diujikan setelah perlakuan.
3) Menemukan efektifitas metode mnemonik dalam meningkatkan kemampuan
mengingat mata pelajaran sejarah.
5
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun
praktis.
1) Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
konseptual bagi perkembangan dunia pengajaran sejarah, khususnya mengenai
eksperimen metode mnemonik pada mata pelajaran sejarah.
2) Manfaat Praktis
a) Manfaat Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar sajarah dan
memberi intervensi positif terhadap minat siswa untuk mempelajari sejarah.
b) Manfaat Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pilihan metode
pembelajaran yang kreatif. Selain itu juga mengajak guru untuk berpikir kritis dan
meramu materi khususnya materi pelajaran sejarah yang semula konservatif
menjadi lebih inovatif.
c) Manfaat Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang baik bagi sekolah
dalam usaha perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran sejarah
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Efektifitas
Suatu pekerjaan dikatakan efektif ialah kalau pekerjaan itu memberi hasil
yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan semula, dengan kata lain kalau pekerjaan
itu sudah mampu merealisasikan tujuan organisasi dalam aspek yang dikerjakan itu
(Pidarta, 2004 dalam Nailis Sa‟adah). Sedangkan menurut Mulyasa (2007:82),
efektifitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan,
ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.
Menurut Carpenter dalam Pidarta (2007:271), mengemukakan prinsip umum
menilai efektifitas sebagai berikut :
1. Menilai efektifitas adalah berkaitan dengan problem tujuan dan alat
memproses input untuk menjadi output.
2. Sistem yang dibandingkan harus sama, kecuali alat problem.
3. Mempertimbangkan semua output utama.
4. Korelasi dihararapkan bersifat kausalitas.
Jadi efektifitas pekerjaan mendidik terhadap beberapa kelompok siswa yang
homogen, bergantung pada alat dan cara memprosesnya atau pekerjaan mendidiknya.
Bila tujuan yang dicapai lebih tepat dengan kelompok lainnya, maka pekerjaan
6
7
mendidik yang paling tepat mencapai tujuan adalah yang paling efektif. Maka alat
dan memproses inilah yang dipilih (Pidarta, 2007:271).
2.2
Metode Pembelajaran
Metode mengajar adalah cara-cara untuk menyampaikan materi kepada siswa.
Metode pembelajaran digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran (Arikunto, 2006:300). Metode merupakan cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 2006:46).
Setiap tujuan yang dirumuskan menghendaki penggunaan metode yang sesuai. Satu
tujuan yang akan dicapai tidak selamanya cukup dengan menggunakan satu metode
saja, melainkan mungkin harus dengan mengkombinasikannya dengan metode lain
yang sesuai. Apalagi jika tujuannya lebih dari satu, akan sangat mungkin untuk
dilakukan penggabungan beberapa metode. Strategi mengajar dengan memakai
beberapa metode yang saling melengkapi akan menghasilkan hasil pengajaran yang
lebih baik dari pada penggunaan satu metode karena kekurangan metode yang satu
dapat ditutupi oleh metode yang lain.
Metode pembelajaran sangat menentukan dan menunjang berhasilnya proses
belajar mengajar yang diciptakan oleh seorang guru. Oleh karena itu metode
pembelajaran berperan sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.
Pemilihan dan penggunaan suatu metode perlu mempertimbangkan berbagai faktor
yang berpengaruh terhadap kesesuaian dan keefektifan metode tersebut untuk
8
digunakan dalam proses pembelajaran (Djamarah dan Zain, 2006:46). Penggunanan
metode pembelajaran yang tidak tepat dalam menyampaiakan materi pelajaran dapat
menyebabkan tidak terjadinya interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa
sehingga kegiatan pembelajaran cenderung terjadi hanya satu arah saja.
Dalam proses belajar mengajar, metode memegang kedudukan yang sangat
penting. Djamarah dan Zain (2006:72-74) mengungkapkan kedudukan metode dalam
kegiatan belajar-mengajar meliputi :
1) Metode sebagai alat motivasi
Motivasi menurut Sardiman, A.M dalam Djamarah dan Zain (2006:72) adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang sehingga metode
berfungsi sebagai alat penampung dari luar yang dapat membangkitkan belajar
seseorang. Akhirnya dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan
bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi dalam kegiatan belajar mengajar
di sekolah.
2) Metode sebagai strategi pengajaran
Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan
efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki
strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik pengajaran atau biasanya disebut
metode mengajar.
9
3) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan adalah cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponenkomponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode. Metode
adalah suatu cara untuk mencapai tujuan. Guru akan mampu mencapai tujuan
pengajaran apabila memanfaatkan secara tepat dan akurat.
2.3
Mnemonik
2.3.1 Definisi Mnemonik
Mnemonik menurut Wojowasito dan Wasito (1980:2) berasal dari kata
Mne‟monics yang berarti kepandaian menghapalkan. Inti dari metode ini adalah
imajinasi dan asosiasi. Sederhananya, metode menurut Stine (2002:23) tidak lebih
dari kemampuan pikiran untuk mengasosiasikan kata-kata gagasan atau ide dengan
gambaran. Higbee (2003:4) mendefinisikan mnemonik sebagai metode untuk
membantu memori.
Suharnan (2005:15) mendefinisikan, metode mnemonik sebagai strategi yang
dipelajari untuk mengoptimalkan kinerja ingatan melalui latihan–latihan. Suharnan
menyadari betul bahwa teknik ini perlu latihan untuk menguasainya. Mnemonik
berkaitan erat dengan imajinasi dan asosiasi. Pasiaq (2003:42) mengatakan bahwa
imajinasi dan asosiasi adalah bagian dari kerja otak kanan yang menjadi pusat
kreativitas, oleh sebab itu belajar dengan metode mnemonik secara tidak langsung
mengkoordinasikan antara otak kiri dan otak kanan dalam satu aktivitas belajar.
10
Lebih jauh lagi tentang asosiasi, James (Higbee, 2003:4) menjelaskan peran asosiasi
dalam ingatan dengan mengatakan “semakin fakta yang berkaitan dengan sesuatu hal
atau materi dalam fikiran kita, semakin kuat materi tersebut tertanam dalam fikiran
kita. Setiap fakta yang berkaitan dengan materi tersebut menjadi semacam pancing
bila materi tenggelam dibawah alam fikiran kita.
Metode mnemonik cukup efektif membantu seseorang untuk mengingat.
Kemampuan ini sering dimanfaatkan oleh senator Romawi dan Yunani untuk mencari
perhatian para politikus dan masyarakat dengan kekuatan belajar dan daya hapalnya.
Metode ini membuat orang Romawi mampu mengingat berbagai fakta tentang
kerajaan tanpa kesalahan.
Meski begitu metode mnemonik tidak menjamin informasi yang masuk akan
tetap diingat, sebab untuk menyimpan informasi ke dalam memori jangka panjang
setidaknya butuh banyak pengulangan. Menurut Horby (1987:34) mnemonik adalah
seni atau sistem yang dapat meningkatkan kemampuan untuk menghapal. Ada
beberapa teknik dalam metode mnemonik yang dapat dipakai dengan spesifikasinya
masing-masing, yaitu; teknik akronim, akrostik, peg word, loci, mental imagery,
metode hubungan, serta metode organisasi.
11
2.3.2
Tujuan Mnemonik
Mnemonic memiliki tujuan untuk:
1. Mempermudah orang dalam mengingat pengetahuan baik itu tempat, orang,
tanggal, dengan cara menghubungkan dan mengasosiasikannya dengan
suatu kejadian yang ada hubungannya atau dekat dengan dirinya.
2. Mempermudah orang dalam mengambil kembali pengetahuan yang sudah
lama sehingga dapat diungkap kembali, apabila diperlukan.
3. Mengefektifkan
informasi
dari
short-term
memory
(memori
jangka
pendek) menjadi long-term memory (memori jangka panjang) dengan
berbagai cara yang terdapat didalamnya.
Informasi
yang
disimpan
dalam short-term memory (memori
jangka
pendek) akan mudah hilang dalam ingatan atau terlupakan, dikarenakan dalam
mengingat hanya menggunakan otak kiri saja yang salah satu fungsinya
menjalankan memori jangka pendek sebagaimana diungkapkan oleh Roger
Sperry dalam Mr.SGM (2008:5) yang menyatakan bahwa „kita memiliki sebuah
otak yang terbagi ke dalam dua bagian fisiologis otak kiri dan kanan, yang
masing-masing berkaitan dengan fungsi-fungsi mental yang berbeda.‟
Mengingat dengan melibatkan otak kanan akan menjadikan ingatan
jangka panjang, cara mengingat dengan menggunakan peralatan mnemonic inilah
yang merupakan cara mengingat dengan melibatkan otak kanan sehingga
informasi akan tersimpan lebih lama dan mudah untuk dipanggil kembali karena
12
tersimpan dalam memori jangka panjang (long term-memory).
2.3.3 Tahapan Belajar dalam Mnemonik
Joyce (2009:223)
dalam
buku
Models
of
Teaching mengungkapkan
beberapa tahap yang dapat meningkatkan daya ingat dalam mnemonic. Tahapantahapan tersebut adalah:
Phase one
Phase two
Phase three
Phase four
: Attending to the material
Use techniques of underlining, listing, reflecting
: Developing connections
Make material familiar and develop connection using
keyword, subtitutes word and link word system tecniques
: Ekspanding sensori image
Use techniques of redicolus association and exageneration resvise
image
: Practicing recall
Practice recalling the material intil it is completely learned.
Tahapan belajar tersebut menggambarkan bahwa tahap belajar pertama
belajar dengan mnemonik adalah menyediakan materi atau bahan yang akan
dipelajari. Gunakan tehnik menggarisbawahi atau membuat daftar hafalan. Tahap
kedua adalah membuat hubungan materi, dalam tahap ini buatlah agar materi
lebih mudah untuk diingat dan dikembangkan dengan menggunakan teknik
membuat kata kunci, kata ganti, atau hubungan kata. Tahap berikutnya adalah
mempertajam daya ingat, dalam hal ini dapat menggunakan teknik yang dapat
mempertajam daya ingat, misalnya dengan menggunakan kata-kata yang lucu
dan menggelikan atau melebih-lebihkan. Tahap terakhir adalah latihan mengulang,
yaitu mengulangi materi sampai benar-benar dipahami.
13
Windura (2009:89) dalam buku Memory Champion menguatkan tahapan
belajar di atas dengan merinci proses atau mekanisme mengingat yaitu bahwa :
“...sebenarnya terjadi beberapa tahap sebelum sebuah informasi dapat
Anda ingat. Kegagalan Anda dalam mengingat bisa disebabkan oleh
ketidakberesan pada satu atau beberapa tahap. Ada empat tahap yang
membuat timbulnya suatu ingatan, yaitu : (a) Registration (Pendaftaran), (b)
Encoding (Pemahaman), (c) Storage (Penyimpanan), (d) Retrieval (
Pengeluaran)”
Sebuah informasi akan bisa diingat jika sudah “didaftarkan” di otak
terlebih dahulu melalui pancaindra. Setelah didaftarkan, informasi baru tersebut
dikaitkan dengan database lama yang ada di otak seseorang, proses ini disebut
sebagai proses encoding. Setelah itu baru proses penyimpanan (storage) dilakukan
dengan memastikan kerapian susunan dan sistematikanya agar informasi tersebut
mudah untuk diingat
kembali. Tahap berikutnya, ketika ingin mengeluarkan
informasi yang pernah disimpan (retrieval), keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh
kuat tidaknya asosiasi dalam database otak untuk “menjangkau” informasi tersebut.
Tahap encoding dan storage inilah inti dari penggunaan teknik-teknik
atau peralatan mnemonic yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana jika banyak
asosiasi dengan informasi lama yang tersimpan dalam database otak, informasi
yang baru masuk itu akan mudah diingat, bahkan bisa menjadi ingatan yang
bersifat jangka panjang. Sebaliknya, bila asosiasinya sedikit maka akan kesulitan
untuk mengingatnya. Itulah yang bisa menyebabkan seseorang lupa saat akan
mengingatnya kembali.
14
2.3.4 Bentuk-Bentuk Teknik dalam Metode Mnemonik
2.3.4.1 Akronim
Akronim adalah suatu gabungan huruf yang disusun membentuk sebuah kata.
Teknik ini berguna untuk mengingat kata-kata spesifik, sebagai contoh PSSI
merupakan akronim dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Metode ini dipakai
untuk menghapal nama-nama yang berurutan (DePorter dan Hernacki, 2002:45)
seperti untuk menghapalkan nama-nama planet yang terdiri dari Merkurius, Venus,
Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto dengan cara mengambil
satu huruf pertama dari setiap planet kemudian membentuknya menjadi kalimat yang
kreatif seperti Memainkan Violin Bisa Memunculkan Jalinan Suara Unik Namun
Pasti.
Pendek kata, akronim adalah metode singkatan, selain contoh di atas, metode
akronim dapat dipakai untuk menghapal nama tempat seperti menghapal enam danau
besar di Amerika yang terdiri dari Huron, Ontario, Michigan, Superior dapat
dilakukan dengan cara menyingkatnya menjadi HOMES. Ada beberapa akronim yang
telah akrab di telinga kita namun justru membuat nama aslinya terlupakan, seperti
akronim laser yang berasal dari light amplication by simulated of radiation.
Berikut ini adalah contoh-contoh dari akronim: PEMDAS, rangkaian
pemecahan atau pengevaluasian persamaan matematika. Tanda kurung, eksponen
(pangkat dalam matematika), perkalian, pembagian, penambahan, pengurangan.
15
IPMAT, tingkatan pembagian sel; interphase, prophase, metaphase, anaphase,
telephase.
Meski teknik ini memiliki banyak keuntungan, tapi ada beberapa catatan yang
perlu diingat diantaranya metode ini cukup baik untuk menghapal informasi yang
tidak banyak membutuhkan pemahaman yang rumit seperti menghapalkan runtutan
kejadian suatu peristiwa dan tempatnya.
2.3.4.2 Akrostik
Kata lain dari teknik akrostik adalah metode kalimat. Cara teknik ini adalah
mengambil beberapa hurup pertama dari kata yang akan dihapal kemudian
dirangkaikan menjadi untaian kata yang menarik seperti Kings Phil Came Over For
The Genes Special (Kingdom, Phylum, Class, Order, Genus, Species). Seperti halnya
akronim, teknik akrostik akrostik tidak bermanfaat untuk menghapalkan informasi
yang rumit.
2.3.4.3 Teknik Loci
Teknik ini biasa dipakai oleh orator untuk menghapalkan teks pidatonya,
teknik loci ini juga bisa disebut sebagai teknik tempat, sebab cara ini
mengkombinasikan antara memori visul/ asosiasi fakta dengan tempat. Menurut
Cicero (Turkington, 2005:16) metode ini dikembangkan dari puisi Simeonides of
Ceos, satu-satunya orang yang selamat ketika gedung tempat pertunjukan runtuh.
Simonider mampu mengenali seluruh mayat dengan mengingat tempat duduk.
16
Teknik loci ini menurut Buzan (2002:22) erat kaitannya dengan penggunaan
cortex bagian kiri dan kanan, dengan kata lain, metode ini menggabungkan kekuatan
imajinasi dan sensualitas yang merupakan kekuatan fungsi otak kanan dengan
pengurutan tempat yang akurat sebagai fungsi dari kekuatan otak kiri. Penting untuk
dicatat. Penting untuk dicatat bahwa tempat yang hendak digunakan untuk teknik loci
hendaknya sudah familiar terlebih dahulu.
Urutan yang akan dipakai dalam teknik loci dapat dilihat dari contoh Stine
(2002:12) sebagai berikut: pilihlah tempat yang selalu diingat sehari-hari seperti
ruangan tamu yang terdiri dari sofa, pesawat televisi, lampu dan lukisan dinding.
Setelah itu pilihlah fakta yang akan diingat, selanjutnya pilih elemen-elemen yang
berkaitan dengan kelima tempat di ruangan tersebut dan kemudian ciptakan gambaran
visual yang menghubungkan informasi dengan barang-barang dari ruangan tamu
tersebut. Setelah itu munculkan gambaran-gambaran tersebut beberapa kali sehari
selama tiga atau empat hari.
Contohnya, kita baru saja berkenalan dengan seorang wanita yang bernama
Ashland yang tingginya semampai. Bayangkan, karena badannya yang tinggi,
kepalanya terbentur kusen tembok. Setelah itu bayangkan lagi dalam televisi terjadi
kebakaran hutan yang hebat, sehingga pepohonan menjadi abu (Ash). Setelah itu lihat
pula lukisan pemandangan (lanscape) yang sangat indah.
Contoh lain adalah untuk mengingat nama George Washington, Thomas
Jefferson, dan Richard Nixon, dapat dilakukan dengan membayangkan kita berjalan
17
ke pintu lokasi dan melihat selembar uang dollar di pintu, ketika anda membuka pintu
Jefferson sedang berbaring di sofa dan Nixon sedang makan tanpa alat pendingin.
Teknik ini memerlukan patokan arah secara jelas ke lokasi objek-objek untuk
memudahkan objek-objek tersebut ditemukan kembali.
Teknik loci menurut Lapp (2003:34) memiliki beberapa aturan main untuk
mempermudah proses ingatan. Aturan tersebut meliputi :
1. Jangan mengambil dua benda yang serupa.
2. Jangan meletakkan benda-benda tersebut secara zigzag.
3. Keyakinan akan kemampuan diri untuk memvisualisasikan rumah sendiri
akan membantu mempermudah ingatan dengan metode loci.
2.3.4.4 Pancang (Peg Word)
Teknik pancang adalah cara untuk melatih daya ingat dengan cara membuat
kata-kata pancang dan membayangkannya secara visual. Teknik ini menurut
Turkington (2005:56) dikembangkan oleh Henry Herkson pada tahun 1600 dengan
menghubungkan satu digit angka tersebut dengan barang-barang yang menyerupai
angka tersebut. Seperti angka satu dengan lilin, angka tiga dengan trisula. Prinsip dari
teknik ini adalah menggantungkan fakta yang akan diingat kepada kata pancang yang
telah dibuat.
Menurut Stine (2002:24) teknik pancang berguna bagi orang yang memiliki
orientasi matematik dan verbal, dan dapt pula digunakan olah siapa saja. Mc. Carthy
(Stine, 2002) memberi pasangan kata yang akan dipakai sebagai pancang.
18
Teknik pancang menurut Turkington (2005:57) adalah teknik untuk melatih
daya ingat dengan cara mempelajari satu daftar kata-kata pancang dengan
membayangkannya secara visual.
Ada dua prinsip utama dalam menghapal, yaitu asosiasi dan imajinasi (Buzan,
2002:15), maksudnya dari asosiasi adalah mengikatkan materi yang akan diingat
dengan kata pancang, sedangkan imajinasi adalah mengimajinasikan ikatan materi
yang telah dijalin dengan kata pancang. Berikut ini adalah beberapa kata pancang
yang sering dipakai: (a) Sun, (b) Shoe, (3) Tree, (4) Door, (5) Hive, (6) Stick, (7)
Heaven, (8) Gate, (9) Wine, (10) Hen.
Cara menghapalkannya dapat dilakukan sebagai berikut : Contohnya ada 3
informasi yang akan dihapal, yaitu kuda, korden, dan pintu. Langkah selanjutnya
adalah mengasosiasikan 3 informasi tersebut dengan kata pancang yang terdiri dari
Sun, Shoe, dan Tree, yaitu membayangkan kuda sedang berada dibawah terik
matahari, sepatu yang terbuat dari kain korden dan terakhir adalah membayangkan
kalau ada pohon yang berpintu. Setelah menggabungkan, maka bisa dipastikan kita
akan mampu mengingatnya secara berurutan.
Kata pancang tidak mutlak dengan sepuluh huruf, bahkan bisa dibuat
sebanyak mungkin. Inilah yang menurut DePorter dan Hernacki (2002:225) menjadi
kelebihan dari teknik pancang. Walaupun hebat dalam menghadapi hafal-menghafal,
metode pancang seperti halnya yang dihadapi oleh teknik akronim dan teknik
akrostik, ternyata ringkih menghadapi hapalan yang terkait dengan fakta rumit yang
19
membutuhkan pemahaman dan perenungan. Bisa jadi kelemahan ini perlu ditutupi
pemahaman yang jelas tentang suatu peristiwa.
2.3.4.5 Imajery Visual
Suharman (2005:45) berpendapat bahwa teknik imajery visual adalah teknik
yang paling efektif dibandingkan dengan metode yang lain. Teknik ini mendorong
subjek untuk menghadirkan gambaran objek yang akan dihapal ke dalam fikirannya.
Teknik ini cukup baik dalam menghadapi informasi deskriptif yang saling
berhubungan. Meski demikian, teknik ini malah bermasalah ketika berhadapan
dengan informasi yang tidak saling terkait.
Teknik ini tampaknya perlu perangkat untuk membangkitkan imajinasi, baik
dengan cerita maupun dengan memakai alat peraga yang dapat mendekatkan pada
kenyataan.
2.3.4.6 Teknik Cerita
Teknik cerita merupakan metode yang menyenangkan untuk menghapalkan
informasi yang tidak saling berhubungan ataupun yang berhubungan dengan
informasi dalam jumlah yang banyak. Bahkan menurut DePorter dan Hernacki
(2002:226) teknik ini cukup baik untuk menghapalkan daftar-daftar istilah atau polapola geografis.
Aplikasi dari teknik ini dapat dilihat dari contoh sebagai berikut : pada hari
Sabtu saya berangkat dengan pesawat dengan bahan bakar yang dapat membawa saya
sejauh lima ribu mil berangkat dari Italia melewati Yunani, Turki, Iran, Irak,
20
Pakistan, India dan kepulauan dari Samudera Hindia. Cara menghapal negara-negara
tersebut dapat dilakukan dengan cara menggabungkan negara-negara dan kemudian
dibuat cerita menarik, seperti pada hari Sabtu saya sedang duduk di restoran sedang
makan spagetti (Italia). Tiba-tiba ada seorang wanita lewat dan saya menyapanya “hei
makanlah disini, restoran ini milik Mbakyu Nani (Yunani), lalu tukang masak yang
berasal dari negara Turki ini mendengar dan kemudian memanggil dua pelayan
kembarnya yang bernama Irak dan Iran, keduanya adalah anak dari PakIstan
(Pakistan), ia pun menyuruh mereka untuk membuat martabak India yang merupakan
makanan khas dari Samudera Hindia.
2.3.4.7 Kata kunci
Teknik kunci digunakan untuk mengingat kata inti dari informasi yang akan
diingat, misalnya untuk mengingat informasi tentang tugas Dewan Keamanan Liga
Bangsa-bangsa (Matroji, 2004:34) yang terdiri dari:
1. Menyelesaikan perselisihan-perselisihan internasional.
2. Menjaga negara-negara anggota terhadap serangan negara-negara lainnya.
3. Pengurangan senjata.
4. Membela dan melindungi Liga Bangsa-Bangsa.
Dapat cukup menggunakan kata kunci dari masing-masing item diatas, yaitu
perselisihan, serangan, senjata, pembelaan.
21
2.3.4.8 Organisasi
Kesulitan apa yang dapat dirasakan seseorang jika dihadapkan pada 12 nomer
yang harus dihafal seperti 89021299432, dapat dipastikan akan mengalami kesulitan,
namun berbeda halnya jika diorganisasi dengan memilahnya kepada beberapa pilihan
seperti 890 212 989 432. Teknik organisasi mirip dengan sistem katalog yang ada
diperpustakaan, buku-buku disimpan sesuai dengan kategorinya masing-masing.
Teknik organisasi ini cukup bermanfaat untuk membantu dalam mengingat
beberapa informasi yang dapat dikategorikan seperti susunan organisasi dan program
kerja atau membantu untuk mengingat barang yang akan dibeli dipasar seperti pisang,
apel, biskuit, roti tawar, ayam, sapi. Pengkategoriannya adalah kategori buah-buahan
terdiri dari apel dan pisang, kategori daging adalah ayam dan sapi, kategori kue
terdiri roti dan biskuit, dan yang dapat diurutkan seperti nama-nama kota dan
provinsinya.
Teknik organisasi dapat diimplementasikan dalam sejarah, seperti untuk
mengingat peristiwa dengan tahunnya. Seperti contoh Jepang pada tahun 1932
menduduki Manchuria dan tahun 1937 menyerang Tiongkok. Italia pada tahun 1935
menyerbu Libya dan Ethiopia. Jerman pada tahun 1938 menduduki wilayah Austria
dan Cekoslovakia, bagaimana cara mengingatnya, dengan menggunakan teknik
organisasi maka tahapan pertama adalah menyusun kejadian sesuai dengan urutan
tahunnya, yaitu tahun 1932, 1935, 1937 dan tahun 1938, setelah itu baru mengingat
22
kejadiannya, dengan cara tersebut akan lebih diingat daripada mengingatnya secara
acak.
2.4
Daya Ingat
2.4.1 Memori (Daya Ingat)
Memori berasal dari bahasa Inggris, memory. Menurut Wojowasito dan
Wasito (1980:34) memory artinya ingatan, kenang-kenangan. Bruno (Syah, 2001:45)
mendefinisikan memori sebagai proses mental yang melibatkan penyandian
(encoding), penyimpanan (storage) dan pemanggilan kembali (retrieval) informasi
dan pengetahuan yang semuanya terpusat di otak.
Teori awal mengenai memori menurut Wirawan (tanpa tahun) dikenal sebagai
association model (model asosiasi). Menurut model ini, memori merupakan hasil
koneksi mental antara ide dengan konsep. Tokoh yang terkenal mendukung teori ini
antara lain Ebbinghaus yang melakukan beberapa penelitian, antara lain mengenai
fungsi lupa serta savings.
Pembicaraan tentang daya ingat ini berarti membicarakan tentang potensi otak
dengan segala kelebihannya. Isaac Asimov (Stine, 2002:27) menjelaskan bahwa otak
memiliki kekuatan yang luar biasa, sebab selain memiliki 200 milyar sel juga memiliki
100 trilyun koneksi antar dendrit yang dengan itu otak mampu menampung sekitar 100
milyar bit informasi.
Pada dasarnya manusia selalu terkagum-kagum dengan kemampuan seseorang
yang mampu menyebutkan banyak fakta yang telah dihapalkan dalam jangka waktu yang
23
pendek. Beberapa diantara kita merasa bahwa seseorang telah diberi kelebihan untuk
mampu mengingat dengan cepat. Higbee (2003:46) secara tegas menjelaskan bahwa
kebanyakan bukan pada faktor cerdas dan tidak cerdas, namun lebih kepada teknik yang
digunakan untuk mengingat, dan pada latihannya dengan teknik tersebut.
Terdapat perbedaan arti antara memori dan daya ingat. Porter dan Hernacki
(2002:234) memandang bahwa memori hanya menyimpan apa saja yang dianggap
perlu dan berarti, sedangkan daya ingat adalah kemampuan untuk mengingat kembali
fakta, informasi dan kejadian yang telah diketahui sebelumnya.
Bruno (Syah, 2001:16) mendefinisikan memori sebagai proses mental yang
melibatkan penyandian (encoding) penyimpanan (storage) dan pemanggilan kembali
(retrieval) informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat di otak. Definisi
Bruno tampaknya tidak begitu mempersoalkan perbedaan antara daya ingat dan
memori, sebab memori menurutnya memori sudah mencakup daya ingat. Senada
dengan itu, pakar psikologi tidak ada perselisihan dalam elemen ingatan yang terdiri
dari penyandian (encoding) penyimpanan (storage) dan pemanggilan kembali
(retrieval) itu. Proses sebelum penyandian melibatkan perhatian dan seleksi, dalam
proses penyimpanan melibatkan ingatan jangka pendek dan jangka panjang,
sedangkan dalam proses pengingatan kembali melibatkan peluruhan atau lupa, jika
lupa maka informasi yang diingat itu menjadi luruh dan sulit untuk diingat kembali.
Suharnan (2005:34) berpendapat bahwa ingatan merujuk pada proses
penyimpanan dan pemeliharaan sepanjang waktu. Titik tekan dari definisi tersebut
terletak pada kemampuan seseorang dalam menyimpan informasi dalam memorinya.
24
Kesulitan dalam mengingat kembali informasi yang telah diingat disebabkan karena
informasi tersebut tidak disimpan dan dipelihara dengan baik.
Kemampuan seseorang untuk mempertahankan memori tergantung pada
teknik dan kemampuannya itu sendiri. Beberapa orang memiliki kemampuan
photografic memory (Higbee, 2003:9). Photografic memory adalah kemampuan
untuk menghadirkan memori yang pernah dilihatnya secara akurat dan detail, seperti
kemampuan untuk mengingat satu lembar untaian puisi hanya dengan sekali melihat
saja. Higbee melihat hal ini justru terkadang menjadi beban bagi yang memilikinya.
Namun pendapat ini tidak seluruhnya benar, karena beberapa penghapal Qur‟an yang
punya kemampuan ini ternyata juga tidak merasakan beban.
Dilihat dari jangka waktunya, menurut Atkinson (tanpa tahun) memori terbagi
menjadi dua tingkatan yaitu ingatan jangka pendek (short term memory) dan ingatan
jangka panjang (long term memory). Memori jangka pendek adalah memori yang
dapat mengingat fakta hanya untuk beberapa saat saja, dan beberapa jam kemudian,
kita mengalami kesulitan untuk mengingatnya. Memori jangka pendek memiliki
kapasitas yang terbatas, namun menurut Solso (1991:56) keterbatasan ini dapat
diatasi dengan teknik Chunking.
Memori jangka panjang adalah memori yang memiliki rentang waktu yang
lebih lama dibandingkan memori jangka pendek, meski demikian, menurut Giuffre
dan DiGeronimo (1999:72) memori jangka panjang memiliki keterbatasan dalam
mengingat lokasi dan tanggal, oleh sebab itu kalau kita lupa menyimpan kunci motor
25
atau lupa jadwal rapat, itu sebenarnya adalah bakat alami dari memori jangka
panjang.
Buzan (2002:45) menjelaskan perbedaan antara memori jangka pendek dan
memori jangka panjang, menurutnya memori jangka pendek adalah informasi yang
belum terkodifikasi, sebaliknya memori jangka panjang adalah memori yang sudah
terkodifikasi dan tersimpan secara menyeluruh dalam otak, lebih dari itu memori
jangka panjang bertindak sebagai hard drive yang menjadi tempat penyimpanan
pengalaman yang telah lalu di daerah otak yang disebut cerebral cortex (kulit luar
otak). Cortex merupakan rumah bagi belukar 100 miliar neuron yang tampangnya
mirip tumbuhan merambat. Komunikasi antar sel terjadi lewat pancaran impulsimpuls kimia dan listrik. Setiap kita merasakan sesuatu – pandangan, suara, ideimpuls unik dari sebagian sel-sel saraf tersebut langsung aktif. Ada yang lalu kembali
ke bentuk asalnya karena mereka memperkuat koneksi satu dengan yang lainnya.
Menurut Retcliff (Russel, 2003:47) ingatan jangka pendek bersifat elektris
sedangkan ingatan jangka panjang bersifat kimiawi. Meski demikian memori jangka
pendek dapat ditransfer menjadi memori jangka panjang dengan cara rehersial atau
pengulangan. Materi yang disimpan dalam memori jangka pendek berlangsung
kurang dari 30. jumlah serial yang dapat disajikan dalam memori jangka pendek
berkisar 2-5 item. Menurut Suharnan (2005:17) info yang masuk dalam memori
jangka pendek berupa kode auditori dan kode semantik visual.
26
Memori menurut Pasiak (2003:23), juga dapat dikategorikan dalam dua tipe,
yaitu tipe deklaratif dan tipe prosedural. Memori deklaratif adalah pengetahuan
tentang sesuatu yang ada, kejadian, fakta seperti ingatan tentang ulang tahun dan
nama-nama orang, sedangkan ingatan prosedural berkaitan dengan keterampilan
motorik seperti mengendarai mobil, bermain bulu tangkis. Langkah kongkrit dalam
melatih daya ingat secara sistematis menurut Gie (1984:37) meliputi 3 hal yaitu (1)
recall; mengingat informasi di luar kepala, (2) recognition; pengenalan kembali
informasi yang telah dia alami baik melalui pendengaran maupun melalui
penglihatan, dan (3) relearning; mempelajari kembali informasi yang telah dia
masukkan ke dalam memorinya.
2.4.2 Hal-Hal yang Membantu Daya Ingat
2.4.2.1 Perhatian dan Pemilihan
Proses yang mengawali memori adalah perhatian. Perhatian menurut Stern
(Suryabrata, 1993:33) adalah pemusatan energi psikis terhadap suatu objek. Banyak
sekali informasi yang berada di sekeliling kita, namun secara alamiah kita memilih
informasi yang menarik perhatian kita.
De Porter dan Hernacki (2002:221) memiliki akronim AMBAK untuk
meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengingat. AMBAK itu sendiri
merupakan akronim dari Apa Manfaatnya BagiKu, dengan kata lain seseorang dapat
memusatkan perhatiannya secara maksimal bila yang menjadi objek perhatian itu
dapat memberi keuntungan.
27
Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Ros dan Nichole
(2003:46) yang secara detail mengatakan bahwa penetapan tujuan yang jelas dengan
kepercayaan yang kuat untuk mencapai itu berperan sangat signifikan untuk
memperoleh hasil yang signifikan dari belajar. Kegagalan mengingat sesuatu boleh
jadi diawali dari kegagalan dalam memberi perhatian secara maksimal. Fenomena
seperti ini dinamakan sebagai absent minded atau pikiran kosong.
Dalam proses belajar mengajar, materi yang akan menjadi pusat perhatian
adalah materi yang unik dan yang berbeda dari lingkungan sekitar baik dari segi
warna maupun bentuk. Begitu juga dengan informasi yang menarik dalam informasi
unik yang dapat mempengaruhi psikologis manusia, oleh sebab itu dalam
pembelajaran tampaknya pengajar perlu menyajikan bahan yang menyentuh aspek
kebutuhan dan dramatis.
2.4.2.2 Emosi
Faktor emosi dapat mempengaruhi ingatan manusia, sebab otak akan memberi
perhatian yang lebih besar pada peristiwa yang emosional ketimbang peristiwa datar.
Sebagai contoh, bagi sebagian orang yang sudah menikah, kemungkinan besar
mereka masih ingat peristiwa pernikahan mereka.
Memori yang disertai muatan emosi yang kuat dinamakan sebagai flash bulb
atau vivid memory. Suharnan (2005:34) menjelaskan bahwa flash bulb atau vivid
memory adalah ingatan terhadap peristiwa pertama kali terjadi dengan sangat
mengejutkan dan membuat emosi seseorang ikut terhanyut dalam peristiwa tersebut.
28
Pertanyaannya kemudian adalah apa yang membuat ingatan menjadi kuat
setelah berasosiasi dengan emosi? James McGaugh (Rose, 2003:57) menjelaskan
bahwa otak memanfaatkan zat kimia yang dilepaskan selama stres dan emosi-emosi
kuat untuk mengatur kekuatan peyimpanan memori.
Flash bulb merupakan rekaman yang relatif permanen tentang situasi di mana
kita mempelajari peristiwa yang penting dan bermuatan emosi, seperti menyaksikan
peristiwa pembunuhan Presiden Amerika, Ronald Reagan, bisa jadi orang yang
menyaksikan peristiwa ini masih menyimpan flash bulb memory tentang peristiwa
tersebut.
Tentu saja pengkondisian emosi yang positif selama proses belajar mengajar
tersebut menjadi penting peranannya supaya materi yang telah dijelaskan oleh guru
benar-benar tercerap secara optimal dalam memori jangka panjang. Pengkondisian
emosi yang positif dapat dilakukan dengan menghadirkan suasanan yang
menyenangkan dalam kelas. Hal ini senada dengan konsep pollyanna princples yang
menjelaskan bahwa satuan informasi yang secara emosi menyenangkan akan diproses
secara lebih efisien daripada informasi yang mengandung kesedihan.
2.4.2.3 Asosiasi
Asosiasi
menurut
Higbee
(2003:46)
merupakan
kemampuan
untuk
menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan fakta yang ada dalam ingatan,
oleh sebab itu, gambar peta negara Italia lebih mudah diingat dibandingkan negara
29
Eropa lainnya, sebab bentuk negara Italia memiliki bentuk yang hampir mirip dengan
sepatu.
Lapp (2003:34) mendefinisikan asosiasi sebagai bentuk hubungan berganda
yang menghubungakan antara segala hal yang diinginkan untuk diingat. William
James (Higbee, 2003:55) menjelaskan peran asosiasi dalam ingatan dengan
mengatakan “semakin fakta yang berkaitan dengan sesuatu hal atau materi dalam
fikiran kita, semakin kuat materi tersebut tertanam dalam ingatan kita. Setiap fakta
yang berkaitan dengan materi tersebut menjadi semacam pancing bila materi
tenggelam di alam bawah pikiran kita”.
2.4.2.4 Kebermaknaan
Materi yang bisa kita pahami maknanya akan lebih mudah diingat
dibandingkan materi yang tidak dipahami maknanya, oleh sebab itu tulisan yang
gramatikalnya tidak benar akan lebih sulit dipahami dibandingkan dengan tulisan
yang gramatikalnya benar.
2.4.3 Faktor yang Menghambat Ingatan
Ada beberapa faktor yang dapat membuat siswa mengalami kesulitan dalam
menghapal. Menurut Gunawan (2003:32), faktor tersebut meliputi beberapa hal,
yaitu:
30
a. Informasi Tersebut Tidak Penting
Pada prinsipnya otak akan menyimpan informasi penting saja, oleh karena itu,
informasi yang dianggap kurang penting akan membuat otak menyimpan
informasi tersebut dalam memori jangka pendek.
b. Interferensi atau Gangguan
Interferensi akan mengganggu hapalan. Interferensi terjadi bilamana informasi
yang tidak diperlukan masuk dan bercampur aduk dengan informasi yang
dibutuhkan, contohnya pada saat kita menghapalkan puisi dan pada saat yang
sama kita mendengarkan suara nyanyian dari tetangga yang cukup nyaring,
secara tidak sadar lantunan lagu itu akan masuk dalam memori dan bercampur
aduk dengan puisi yang sedang dihapalkan.
c. Tidak Fokus dan Tidak Konsentrasi
Konsentrasi merupakan pintu utama belajar. Otak akan mengalami kesulitan
jika dua aktivitas dilakukan pada saat yang sama. Misalnya pada saat belajar
diiringi dengan khayalan.
d. Stress
Kondisi pikiran yang penuh beban dan tekanan akan mengganggu otak untuk
bekerja, bayangkan jika pada saat belajar matematika sementara dapur tetangga
kebakaran, tentu saja pikiran belajar akan beralih kepada pikiran untuk
memadamkan api.
31
e. Fisik yang Lelah
Fisik yang lelah biasanya disebabkan oleh kerja fisik yang berat. Jika fisik
sudah lelah biasanya seseorang mudah mengantuk dan tidur, sebab oksigen yang
masuk ke dalam otak berkurang. Belajar dalam jangka waktu yang lama alam
membuat fisik menjadi mudah lelah. Solusi untuk memperkuat ketahanan fisik
adalah olahraga, sebab dengan olahraga akan mendorong jantung memompa dan
otot bergerak.
Tidur yang cukup juga dapat menjadi solusi ketika fisik sedang dilanda
keletihan. Kurang tidur akan mengganggu informasi yang telah kita simpan,
sebab di saat tidur, proses penggalian informasi dalam otak dilakukan.
f. Pengaruh Zat Kimia
Kebiasaan mengkonsumsi minuman yang beralkohol, merokok merupakan
kebiasaan yang dapat merusak otak. Bahkan beberapa zat psikotropika akan
membunuh beberapa sel otak, lebih jauh dari itu bisa juga menghambat proses
generatif pertumbuhan otak, akibatnya otak tidak dapat memperbaharui diri lagi
(generatif).
g. Gaya Hidup
Giuffre dan DiGeronimo (1999:32) memandang bahwa gaya hidup yang tidak
teratur ternyata mempengaruhi ketajaman otak. Asupan makanan, jadwal tidur,
spiritualitas, olahraga dan cara pandang yang positif dapat mendorong otak untuk
bekerja lebih optimal.
32
2.4.4 Proses Mengingat
Daya ingat bukan kemampuan untuk berdiri sendiri, namun daya ingat adalah
kemampuan yang terdiri dari beberapa tahap. Melton (Atikinson, tanpa tahun)
membagi tahapan memori kepada tiga tahap yaitu penyandian (encoding)
penyimpanan (storage) dan pemanggilan kembali (retrieval).
2.4.4.1 Penyandian (Encoding)
Inti dari penyandian adalah penterjemahan informasi yang masuk ke dalam
gambaran mental dalam bentuk kode-kode. Informasi yang dihapalkan masuk ke
dalam kotak memori setelah informasi tersebut dikodefikasi. Strategi paling populer
untuk menghapal adalah pengulangan, seperti kita akan menghapal nomor hp teman
kita, maka kita akan menyebut nomor tersebut secara berulang-ulang (rehersial)
dengan suara yang keras.
Ada juga cara lain supaya informasi itu dapat dihapal, cara tersebut menurut
Suryabrata (1987:35) disebut dengan mneumochink (teknik mnemonik). Pandangan
Suryabrata di atas secara tegas menjelaskan bahwa teknik mnemonik berada pada
tahapan penyandian.
Penyandian bisa dipakai dalam memori, sebab cara kita dalam mengkodifikasi
hapalan ternyata akan mempengaruhi apa yang kita ingat dan bagaimana
pemanggilan informasi tersebut. Contohnya kita akan menghapalkan 3 fakta, bisa jadi
kita hanya hapal saja namun tidak mengerti artinya. Berbeda bila kita menghapalkan
33
secara semantik, kita akan hapal sekaligus bisa menjelaskan informasi yang kita hapal
tersebut.
Proses penyandian memiliki peranan yang cukup strategis yang dapat
menentukan ingatan itu akan tersimpan dalam memori jangka pendek atau akan
tersimpan dalam memori jangka panjang.Proses penyandian yang melibatkan emosi
akan mendorong informasi yang kita hapal menjadi ingatan jangka panjang,
sementara kodifikasi untuk informasi yang tidak penting akan disimpan dalam
memori jangka pendek yang kemudian akan dilupakan dalam waktu yang cepat.
2.4.4.2 Penyimpanan (Storage)
Penyimpanan adalah proses meletakan informasi dalam memori kita. Pada
penyimpanan informasi, perbedaan memori jangka pendek dan jangka panjang
menjadi jelas, sifat dari memori jangka pendek akan pendek dan singkat, sebagai
contoh, bila kita akan menelpon, maka kita akan melihat nomor telepon yang akan
kita tuju kemudian kita berkomat-kamit untuk menghapalkan nomor telepon tersebut
dan selanjutnya kita tekan nomor yang dituju. Pada saat itu barangkali kita masih
ingat nomor tersebut, namun beberapa hari kemudian kemungkinan besar, nomor
telepon tersebut sudah tidak ada lagi di kepala kita. Dalam kasus ini, nomer telepon
tersebut disimpan dalam memori jangka pendek. Supaya nomor telepon itu masih
bisa diingat, maka nomor telepon itu harus disimpan dalam memori jangka panjang.
Sifatnya memori jangka pendek yang pendek dan sementara, maka memori
jangka pendek berfungsi sebagai stasiun pemberhentian informasi sebelum masuk ke
34
dalam memori jangka panjang, dengan kata lain informasi yang masuk ke dalam
memori jangka pendek dan dipertahankan melalui pengulangan-pengulangan,
pengulangan ini membuat informasi tersebut masuk ke dalam memori jangka
panjang. Sedangkan informasi yang tidak diulang-ulang akan luruh karena digeser
oleh memori yang baru dan kemudian dilupakan.
Teori yang membahas tentang ini dinamakan sebagai teori dual memory
model. Gambaran singkat dari teori ini dapat dilihat di bawah ini.
Pengingata
n
Memori Jangka
Pendek
Transfer
Input Data
Memori Jangka
Panjang
Tergeser
Bagan 1 Teori Dual Memory Model
Kapasitas memori jangka pendek yang sedikit cukup menguntung kita, bisa
dibayangkan bagaimana kesulitan kita jika informasi yang penting dan yang tidak
penting tetap berada dalam memori jangka pendek, akibatnya kemudian seseorang
akan merasa kebingungan.
35
2.4.4.3 Pemanggilan Kembali (Retrieval)
Pengambilan banyak terkait dengan peyimpanan informasi. Kenyataannya
informasi yang telah disimpan sebenarnya bisa diambil kembali. Namun yang
menjadi masalah adalah cara pengambilannya, dengan demikian sebenarnya
informasi yang masuk ke dalam memori jangka panjang bukan hilang, namun cara
pengambilannya yang tidak tepat membuat informasi tersebut menjadi sulit untuk
diingat.
Analogi yang tepat untuk hal ini dapat dianalogikan dengan penyimpanan
barang. Bila barang tersebut terkodifikasi dengan baik dan disimpan di tempat yang
sesuai kodenya, tentu untuk mecarinya tidak perlu melihat semua barang, tapi cukup
dengan melihat kodenya saja. Kesimpulan dari jalur masuknya informasi menjadi
memori dapat dilihat sebagai berikut.
Attention
Encoding
Storage
Retrieval
Bagan 2 Alur Kerja Memori
2.4.5 Cara Meningkatkan Daya Ingat
Para ahli masih memperdebatkan apakah memori merupakan trait (sifat) atau
skill (kemampuan). Trait bersifat stabil dan tidak dapat ditingkatkan, sedangkan skill
adalah hasil dari latihan dan dapat ditingkatkan. Sehubungan dengan itu, menurut
Wirawan orang yang punya kemampuan memori yang sangat tinggi memiliki ciri-ciri
antara lain (a) proses encoding yang majemuk dan bermakna, (b) memiliki banyak
cue dengan asosiasi tinggi, dan (c) banyak latihan.
36
Berikut ini adalah orang-orang yang memiliki kemampuan memori yang
tinggi; Steve Faloon yang dapat mengingat deretan angka yang panjang; John Conrad
yang dapat mengingat pesanan makanan di restoran dengan sangat baik, Rajan dapat
meningat angka phi.
Metode untuk meningkatkan daya ingat yang sistematik adalah metode
mnemonik. Suharnan (2005:15) mendefinisikan metode mnemonik sebagai strategi
yang dipelajari untuk mengoptimalkan kinerja ingatan melalui latihan-latihan.
Suharnan memandang bahwa untuk mempelajari metode ini perlu banyak latihan
untuk menguasainya. Metode mnemonik sendiri memiliki beberapa teknik seperti
teknik loci, teknik kata kunci, teknik imajery visual dan teknik organiasasi.
2.4.6 Pengukuran Ingatan
Upaya untuk mengukur ingatan dapat dibantu dengan beberapa tes ingatan.
Menurut Hastjarjo (Suharnan, 2005:24) tes ingatan dapat diklasifikasikan pada dua
kelompok yaitu tes eksplisit (langsung) dan implisit (tidak langsung). Tes eksplisit
adalah tes yang mengacu pada sejarah pribadi subjek yang menunjukkan pada
dimensi ruang dan waktu seperti tempat peristiwa, tanggal dan jam. Tes eksplisit
terdiri dari tes kognisi dan tes recall. Tes implisit merupakan tes yang mengharuskan
subjek untuk melakukan aktivitas – aktivitas kognitif dan motorik. Sementara itu
perintah – perintah tes hanya mengacu pada tugas – tugas yang sedang dihadapi,
bukan pada peristiwa sebelumnya, dengan kata lain subjek tidak diinstruksikan untuk
37
menggunakan tahapan – tahapan belajar sebagai acuan. Tes ini misalnya tes
pengetahuan konseptual, leksikan, perseptual dan pengetahuan prosedural.
Azwar (2005:37) membagi prosedur skoring ke dalam dua tipe yaitu tipe
objektif dan tipe esai. Tipe objektif merupakan yang memiliki satu jawaban yang
terbaik dengan memberikan jawaban (Recall) maupun dengan memilih jawaban
(recognize), sedangkan tipe esai menghendaki siswa untuk memilih jawabannya
dengan kata-kata sendiri.
2.4.7 Lupa
Mudah lupa terjadi bilamana informasi yang diterima berhasil melalui proses
normal dan akhirnya tersimpan di dalam memori jangka panjang. Sayangnya sukar
diambil atau diingat kembali saat dibutuhkan. Mudah lupa masih tergolong normal.
Meskipun begitu tidak jarang hal ini merupakan tanda – tanda keadaan abnormal.
Mudah lupa dapat terkait dengan penambahan usia yang sering dihubungkan
dengan inefisiensi proses memori, seperti proses berpikir menjadi lamban, kurang
menggunakan strategi memori yang baik, kesulitan memusatkan perhatian dan
mengabaikan distraktor, membutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajari sesuatu
yang baru, dan lebih banyak dibutuhkan isyarat untuk mengingat kembali informasi
yang telah tersimpan. Mudah lupa akan semakin berat jika menyerang manula dan
disebut sebagai age-associated memory impairment (AAMI).
Pada amnesia, informasi hanya sampai di memori jangka pendek. Dengan
kata lain, terjadi kegagalan atau kesulitan belajar yang berarti sudah bersifat
38
patologis. Namun, perhatian terhadap informsi yang masuk, mengingat kembali
informasi yang sudah lama, fungsi kognisi, bahasa, dan kepribadian masih berjalan
dengan normal. Hanya proses penerusan informasi dari memori jangka pendek ke
memori jangka panjang yang gagal sehingga informasi baru tersebut tidak dapat
diingat kembali.
Lupa menurut Solso (Suharnan, 2005:40) adalah kegagalan dalam mengingat
kembali informasi yang telah disimpan dalam gudang ingatan, Giuffre dan
DiGeronimo (1995:51) berpendapat bahwa pelupaan setidaknya disebabkan oleh dua
hal, yaitu:
a) Sistem pencarian kembali yang rapuh dari ingatan jangka panjang sangat
rentan terhadap gangguan atau keadaan emosi.
b) Dapat dipengaruhi oleh substansi yang memberi makan otak pada suatu saat.
Para ahli berbeda pendapat tentang pelupaan. Hal ini terjadi karena pelupaan
merupakan masalah yang melibatkan banyak variabel.
Ada tiga teori utama yang membahas lupa, yaitu interfence theory (teori
halangan), decay theory (teori kerusakan), dan cuedependent forgetting (teori
ketergantungan pada isyarat).
a) Interference Theory (teori halangan)
Teori ini menjelaskan bahwa peristiwa lupa tidak akan terjadi jika ada
informasi lain yang menghalangi, oleh sebab itu pelupaan terjadi karena informasi
lain yang baru menghalangi informasi lama yang telah tersimpan. Informasi yang
39
menghalangi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu retroactive inhibition dan proactive
inhibition.
Retroactive inhibition terjadi jika ada informasi baru menghalangi informasi
lama yang telah tersimpan. Sebaliknya proactive inhibition terjadi karena adanya
informasi lama yang menghalangi pengingatan informasi baru.
b) Decay Theory (teori Kerusakan)
Teori ini memandang bahwa peristiwa lupa terjadi karena informasi yang ada
rusak akibat tidak pernah diulang atau diingat kembali, seperti lupa nama teman SD
dulu.
c) Cue-Dependent Forgetting (Teori Ketergantungan pada Isyarat)
Teori ketergantungan pada isyarat berasal dari pendekatan proses informasi.
Menurut teori ini, peristiwa lupa terjadi karena terlalu lemahnya isyarat sesuatu yang
ingin diingat, bukan karena kerusakan informasi atau terhalang oleh informasi lain.
Pelupaan akibat isyarat yang lemah ini tidak hanya terjadi pada informasi yang lama
saja, namun berlaku juga pada informasi yang baru. Sebagai contoh kita akan
mengalami kesulitan dalam mengingat nomor telepon kantor lama kita, sementara
nomor telepon kantor baru belum diingat betul.
Beragam cara dilakukan untuk mengatasi lupa, diantaranya dengan cara
LUPA versi Sidiarto (1998:35) ini adalah Latihan, Ulangan, Perhatian, dan Asosiasi.
Jadi, supaya informasi yang masuk tahan lama harus dilatih, diulang, diberi perhatian,
dan kita asosiasikan. Tapi, yang patut diperhatikan juga adalah dalam mencerna
40
informasi harus bermodalkan KAMU, “Konsentrasi, Atensi, Motivasi, Upaya”
tambahnya. Dengan menjalankan LUPA sejak usia muda, otak manusia akan lebih
tahan lama menyimpan informasi karena informasi yang diterimanya tersimpan di
ingatan jangka panjang.
Analogi kelupaan cukup menarik dijelaskan oleh Higbee (2003:47). Informasi
yang masuk ke otak lalu masuk ke memori jangka panjang seperti proses pembuatan
surat yang terlebih dahulu diketik kemudian diarsipkan dalam brangkas dengan kode
– kode tertentu untuk mempermudah pencarian kembali. Proses lupa terjadi bukan
karena datanya tidak ada, namun penyimpanan surat yang salah sehingga harus
membongkar seluruh isi brangkas dan hal tersebut perlu waktu yang lama.
2.5
Hubungan Mnemonik dengan Kemampuan Mengingat
Mnemonik memiliki hubungan yang erat dengan kemampuan mengingat,
sebab mnemonik pada dasarnya bekerja sesuai dengan cara kerja otak. Penelitian
yang menggunakan metode mnemonik dalam meningkatkan kemampuan mengingat
dilakukan oleh Chiang Lee Kwun (tanpa tahun) dari Maktab Perguruan Perlis dalam
meningkatkan kemahiran mengenal komponen-komponen dalam ayat tunggal
pengajian Cina. Kajian ini melibatkan 34 orang responden yang terdiri daripada guru
pelatih kumpulan 3PC/MT (Pengajian Cina/Matematik) dan 3 PC/KH (Pengajian
Cina/Kemahiran Hidup). Segala data yang diperlukan untuk analisis dan interpretasi
41
diperoleh melalui ujian pra, ujian pasca, soal observasi dan wawancara berstruktur.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Kwun menunjukkan hasil yang signifikan.
2.6
Kerangka Berpikir
Ada dua hal yang membuat mata pelajaran sejarah kurang diminati oleh
peserta didik yaitu pada materi dan metode pengajarannya. Pelajaran sejarah sering
disajikan hanya dalam rangkaian angka, tahun, pelaku, tempat kejadian dan tidak
mengherankan bila pelajaran sejarah dianggap membosankan. Pendidik dituntut
untuk lebih kreatif seiring dengan dinamika perkembangan sejarah itu sendiri. Hal
yang menjadi penyebab eksternal serta yang melatarbelakangi rendahnya kualitas
nilai mata pelajaran sejarah adalah kesulitan siswa untuk menghapalkan sederet
peristiwa dan fakta. Kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik ini hendaknya
disadari sejak awal.
Dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke, metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru masih konvensional yaitu masih
menggunakan metode ceramah. Selain itu, guru kesulitan dalam menemukan metode
pembelajaran yang tepat dengan waktu dan sarana yang terbatas. Penyebab inti dari
itu semua adalah kesulitan siswa untuk menghapalkan sederet peristiwa dan fakta
yang harus dihafal, hal inilah yang membuat siswa menjadi sulit untuk mendapatkan
nilai yang optimal.
42
Dengan demikian sudah saatnya kita melakukan perubahan sistem
pembelajaran dari cara konvensional menjadi metode pembelajaran. Metode
mnemonik memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode ceramah. Apabila dalam
metode ceramah hanya terjadi interaksi satu arah saja, dengan menggunakan metode
mnemonik para siswa lebih astusias mengikuti pelajaran hal ini dikarenakan dalam
metode ini siswa mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk berimajinasi, dan
berasosiasi. Dengan adanya keterlibatan kedua prinsip tersebut maka akan
memudahkan siswa untuk mengoptimalkan daya ingatnya.
Kerangka berfikir ini dapat digambarkan dalam bagian berikut ini:
43
2.7
Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah metode mnemonik efektif dalam
meningkatkan kemampuan mengingat siswa pada mata pelajaran sejarah.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
eksperimen. Eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang memanipulasi suatu
keadaan terhadap objek atau sampel penelitian dengan tujuan untuk menyelidiki ada
tidaknya hubungan sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut
melalui cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu.
Dalam penelitian eksperimen diperlukan dua kelompok sasaran penelitian.
Dimana satu kelompok diberikan perlakuan khusus dan satu kelompok lagi
dikendalikan pada satu keadaan yang pengaruhnya dijadikan sebagai pembanding.
Oleh karena itu, kelompok kedua ini dinamakan kelompok kendali atau kelompok
kontrol.
Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu dengan memberikan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran mnemonik, kemudian
mengadakan tes akhir untuk melihat hasil pembelajarannya. Sedangkan perlakuan
yang diberikan pada kelas kontrol yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
ceramah (ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas) dan setelah pembelajaran
selesai diberikan tes akhir yang sama dengan tes yang diberikan pada kelas
eksperimen.
44
45
Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pola
sebagai berikut:
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Tabel 3.1 Rancangan Eksperimen
Pre test
Perlakuan
Xe
Metode mnemonik
Xk
Metode ceramah
Post test
Xe
Xk
Penelitian eksperimen menggunakan suatu percobaan yang dirancang secara
khusus guna memperoleh data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Dalam penelitian ini beberapa tahapan penelitian yang dilakukan peneliti
adalah:
3.1.1
Tahap pra lapangan
Tahap ini meliputi susunan rancangan penelitian, memilih lapangan
penelitian, mengurus surat izin, dan menyiapkan perlengkapan penelitian.
Perlengkapan penelitian yang diperlukan meliputi rencana pembelajaran yakni silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran, modul pengajaran dan soal.
3.1.2
Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap lapangan ini meliputi uji coba tes yang diberikan pada 24 orang siswa
yang bukan menjadi kelompok populasi. Kemudian setelah itu hasil uji coba
dianalisis sehingga diketahui butir-butir soal yang dapat digunakan dalam penelitian.
Di samping itu juga dilakukan analisis terhadap 2 kelompok, sehingga dapat
diketahui bahwa 2 kelompok tersebut kemampuan yang sama. Peneliti kemudian
melaksanakan penelitian sesuai rancangan penelitian. Kelompok eksperimen diberi
46
perlakuan dengan pembelajaran metode mnemonik sedang kelompok kontrol diberi
perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran ceramah.
3.1.3
Tahap pelaksanaan tes hasil belajar
Setelah semua materi pembelajaran disampaikan kepada siswa dan
pembelajaran dengan metode mnemonik telah dilaksanakan oleh siswa dan telah
dievaluasi oleh peneliti, maka langkah selanjutnya adalah pengukuran hasil tes
belajar melalui post-test.
3.1.4
Tahap analisis data
Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis apakah terdapat perbedaan
hasil belajar antara kelas yang diberi pembelajaran dengan menggunakan metode
mnemonik dan pembelajaran ceramah.
3.1.5
Membuat simpulan
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir, yaitu menyimpulkan hasil penelitian
dan analisis data yang telah dilakukan. Simpulan hasil penelitian merupakan jawaban
dari rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang telah diilakukan.
3.2
Populasi dan Sampel
Populasi adalah suatu obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:215). Populasi dalam penelitian ini
adalah kelas IX A dengan jumlah siswa 24 orang, kelas IX B dengan jumlah siswa 30
47
orang, kelas IX C dengan jumlah siswa 24 orang. Pengambilan sampel dipilih kelas
IX A sebagai kelas eksperimen dan kelas IX B sebagai kelas kontrol.
3.3
Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke.
Desa Bendo, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang.
2.
Waktu penelitian
Penelitian di SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke dilaksanakan pada semester I
Tahun Ajaran 2012/2013 sebanyak 2 kali pertemuan.
3.4
Variabel Penelitian
Variabel merupakan obyek peneliti atau yang menjadi titik perhatian dalam
suatu penelitian. Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, variabel,
dapat juga diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih
(Margono, 2005:133). Variabel dapat diartikan sebagai suatu konsep yang memiliki
nilai ganda, atau dengan perkataan lain suatu faktor yang jika diukur akan
menghasilkan skor yang bervariasi. Variabel penelitian merupakan gejala yang
menjadikan obyek penelitian (Rianto, 1996:9).
48
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yakni variabel bebas dan
variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel penelitiannya adalah :
1. Variabel bebas
Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat
(Arikunto, 2006:119). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
a. Metode pembelajaran mnemonik.
b. Metode pembelajaran ceramah.
2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel akibat adanya variabel bebas (Arikunto,
2006:119). Variabel terikat dari penelitian ini adalah daya ingat siswa. Diukur
dari kemampuan dalam menjawab pertanyaan.
3.5
Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk mengambil data dalam penelitian ini adalah
analisis tes. Perangkat tes yang telah disusun dan digunakan dalam penelitian ini diuji
cobakan pada 24 siswa dari kelas IX C, yang telah mendapatkan materi tersebut
dengan tujuan untuk mengetahui butir-butir soal yang diuji cobakan sudah memenuhi
syarat tes yang baik atau tidak.
3.5.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat
49
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006:168). Untuk
validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product-moment
yaitu:
(Arikunto, 2006:72)
keterangan:
rxy
: koefisien korelasi antara X dan Y
X
: skor tiap butir soal
Y
: skor total yang benar dari tiap subjek
N
: jumlah peserta tes
Kemudian harga rxy yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel product-moment
dengan taraf signifikan 5%. Jika harga rhitung > rtabel, maka butir soal yang diuji
bersifat valid. Hasil uji validitas angket penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
50
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Rxy
0,550
0,491
0,467
0,517
0,456
0,758
0,000
0,666
0,160
0,523
0,515
0,559
-0,021
0,586
0,485
0,050
0,483
0,604
0,467
0,437
0,676
0,460
0,076
0,427
0,685
Tabel 3.2 Uji Validitas Soal
Rtabel
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
TIDAK
Valid
TIDAK
Valid
Valid
Valid
TIDAK
Valid
Valid
TIDAK
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
TIDAK
Valid
Valid
Dari tabel diatas diperoleh keterangan terdapat 5 item soal yang tidak valid
yaitu soal nomor 7, 9, 13, 16 dan soal nomor 23. Dengan demikian soal nomor 7, 9,
13, 16, dan 23 tidak diikutkan dalam penelitian.
51
3.5.2 Analisis Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut dipercaya dan konsisten. Untuk
mengetahui reliabilitas tes obyektif dihitung menggunakan rumus K-R 20 yaitu:
(Arikunto, 2006:100)
keterangan:
r11
: reliabilitas tes secara keseluruhan
p
: proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
: proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = p - 1)
n
: banyaknya item
S
: standar deviasi dari tes (akar dari varians)
Harga r11 tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel dengan taraf
signifikansi 5%, jika harga rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa soal tersebut
adalah soal yang reliabel. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung = 0,830 >
rtabel. Jadi dapat disimpulkan angket penelitian reliabel.
3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar, karena
soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha dalam
pemecahannya. Soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak
52
mempunyai semangat untuk memecahkannya. Tingkat kesukaran soal ditentukan
dengan rumus:
(Arikunto, 2006:210)
keterangan:
P
: Indeks kesukaran
B
: Banyaknya siswa yang menjawab itu dengan betul
JS
: Jumlah seluruh peserta tes
Kriteria yang menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah:
0,00
< P ≤ 0,30 maka dikategorikan soal sukar
0,30
< P ≤ 0,70 maka dikategorikan soal sedang
0,70
< P ≤ 1,00 maka dikategorikan soal mudah.
53
Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran pada uji coba instrumen dapat
dilihat dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Analisis Tingkat Kesukaran
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
IK
Kriteria
0,542
0,625
0,458
0,417
0,542
0,292
0,500
0,250
0,667
0,375
0,500
0,583
0,417
0,292
0,333
0,542
0,500
0,375
0,458
0,500
0,542
0,708
0,458
0,375
0,583
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
54
Kriteria
Nomor soal
Jumlah
Mudah
22
1
Sedang
1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 23, 24, 25
21
Sukar
6, 8, 14
3
Hasil analisis tingkat kesukaran soal pada uji coba soal diperoleh 3 soal
dikaterogrikan sukar, 21 soal dikategorikan sedang dan 1 soal dikategorikan mudah.
3.5.4 Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D.
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:
dengan
keterangan:
D
: daya beda soal (indeks diskriminasi).
PA
: proposi peserta didik kelompok atas yang menjawab benar.
PB
: proposi peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar.
JA
: banyaknya peserta kelompok atas.
JB
: banyaknya peserta kelompok bawah.
55
BA
: banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar.
BB
: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.
Kriteria soal-soal yang dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya
pembedanya diklasifikasikan sebagai berikut:
0,00 < D ≤ 0,20 maka daya pembedanya jelek.
0,20 < D ≤ 0,40 maka daya pembedanya cukup.
0,40 < D ≤ 0,70 maka daya pembedanya baik.
0,70 < D ≤ 1,00 maka daya pembedanya baik sekali.
Bila D negatif berarti semua tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai
D negatif sebaiknnya dibuang saja (Arikunto, 2006:218).
56
Rekapitulasi hasil analisis daya pembeda pada uji coba instrumen dapat dilihat
dalam tabel 3.4.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda
D
Kriteria
0,417
B
0,417
B
0,417
B
0,500
B
0,417
B
0,417
B
0,167
J
0,500
B
0,167
J
0,250
C
0,333
C
0,333
C
0,000
J
0,417
B
0,333
C
-0,083
J
0,500
B
0,250
C
0,250
C
0,667
B
0,417
B
0,417
B
-0,083
J
0,417
B
0,667
B
57
Kriteria
Nomor soal
Jumlah
Baik
1, 2, 4, 6, 8, 14, 17, 20, 21, 22, 24, 25
12
Cukup
10, 11, 12, 15, 18, 19
6
Jelek
7, 9, 13, 16, 23
5
3.6
Teknik Pengumpulan Data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang di ajukan (Sanjaya, 2007:205). Untuk memperoleh data
dalam penelitian ini dapat diperlukan alat yang dapat dipergunakan untuk
mengumpulkan data (Dewanto dan Tarsis, 1995:5). Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengambil data nama-nama siswa yang menjadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dan hasilnya peneliti mementukan kelas IX A
sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas IX B sebagi kelas kontrol. Selain itu
digunakan untuk mendapatkan data-data hasil belajar siswa kelas IX. Dokumen
dalam penelitian ini adalah hasil pre test dan pos test.
2.
Tes
Metode tes adalah pengumpulan data yang bertujuan untuk mengetahui hasil
dari perlakuan. Tes sebagai penelitian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan),
58
dalam bentuk tulisan (tes tertulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan)
(Sudjana, 2004:35).
Metode ini dipilih karena dianggap sebagai metode yang paling tepat dalam
rangka mencari pemecahan dalam masalah yang terdapat dalam penelitian yang
menjadi dasar penulisan skripsi ini. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a.
Pre test
Pre-test merupakan uji untuk menyamakan kedudukan masing-masing
kelompok sebelum dilakukan eksperimen pada sampel penelitian.
b.
Post test
Post test merupakan uji akhir eksperimen atau tes akhir , yaitu tes yang
dilakukan setelah eksperimen. Tujuan post tes ini adalah untuk mendapatkan bukti
keefektifan penggunaan metode mnemonik dibanding dengan metode ceramah
setelah diberi perlakuan.
1). Tahap persiapan uji coba soal
Langkah-langkah penyusunan perangkat test adalah sebagai berikut :
a) Menentukan materi pelajaran
b) Menentukan alokasi waktu
2). Tahap uji coba soal instrumen.
Untuk mengetahui mutu perangkat tes, soal-soal yang telah dibuat
diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa di luar siswa yang termasuk dalam
penelitian yaitu dengan mengambil 24 siswa dari kelas IX C SMP Negeri 2 Satu Atap
59
Sluke Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini dilakukan untuk menghindari biasnya hasil
penelitian. Bila uji coba dilakukan pada siswa yang dijadikan sebagai bahan
penelitian maka dapat mempengaruhi hasil tes akhir karena siswa akan merasa pernah
mengerjakan soal tersebut dalam ujicoba.
3.7
Metode Analisis Data
3.7.1 Metode Analisis Tahap Awal
3.7.1.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas untuk mengetahui seragam tidaknya varians sampel-sampel
yang akan diambil dari populasi yang sama. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang
diteliti ada 2 kelas, untuk meneliti kesamaan varians dari k buah kelas (k ≥ 2) yang
memiliki data berdistribusi normal sebagai populasi, digunakan Uji Bartlett. Data
yang digunakan dalam uji homogenitas populasi adalah data nilai ulangan akhir
semester 1.
Hipotesis yang diajukan adalah:
Ho =
=
=
= ... =
Ha = paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku.
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Menghitung S2 dari masing-masing kelas.
2. Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:
60
3. Menghitung harga satuan B dengan rumus:
4. Menghitung nilai statis chi kuadrat (χ2) dengan rumus:
Kriteria pengujiannya adalah jika χ2hitung ≤ χ2(1-α)(k-1) dengan α (taraf
signifikansi/taraf nyata)= 5% dan dk=k-1 dan k adalah jumlah kelas, maka masingmasing kelas dalam populasi mempunyai varians yang sama atau homogen (Sudjana,
2002:263).
3.7.2
Metode Analisis Tahap Akhir
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis
berdistribusi normal atau tidak. Hal ini untuk menentukan uji statistik selanjutnya.
Rumus yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat.
Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut:
1) Menyusun data dan mencari skor tertinggi dan terendah.
2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas.
5) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus sebagai berikut:
61
6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan
tabel.
7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dengan rumus
keterangan:
X2
: chi kuadrat
Oi
: frekuensi pengamatan
Ei
: frekuensi yang diharapkan
8) Membandingkan harga Chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat tabel dengan
derajat kebebasan dk = k – 1dan taraf signifikansi (α) = 5%.
9) Menarik kesimpulan, yaitu jika χ 2hitung< χ2(1-α)(k-1) maka data berdistribusi
normal (Sudjana, 2002:273).
3.7.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians
Uji Kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok
mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen.
Hipotesis statistika sebagai berikut:
62
, artinya kedua kelas mempunyai varians sama.
, artinya kedua kelas mempunyai varians tidak sama.
Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai berikut:
Kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika Fhitung < F 1/2 α (n1-1)(n2-1) dengan
taraf signifikansi 5%.
3.7.2.3 Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji adanya perbedaan hasil
belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho
: Rata-rata hasil belajar dan aktivitas siswa kelompok eksperimen
lebih rendah atau sama dengan kelompok kontrol (
Ha
)
: Rata-rata hasil belajar dan aktivitas siswa kelompok eksperimen
lebih tinggi dari pada dengan kelompok kontrol. (
)
Sesuai dengan hipotesis, maka teknik analisis yang dapat digunakan adalah uji
t satu pihak kanan. Rumus t data yang digunakan sangat ditentukan oleh hasil uji
kesamaan varians antara dua kelompok tersebut:
1) Jika Varians Sama
dengan
63
keterangan:
t
: koefisien perbedaan
: rata-rata sampel 1
: rata-rata sampel 2
: varians sampel 1
: varians sampel 2
s2
: varians
n1
: jumlah subyek sampel 1
n2
: jumlah subyek sampel 2
(Sudjana, 2002:239)
Kriteria pengujian:
Ho diterima jika - t
(1-1/2α)
< thitung < t
(1-1/2α)
dengan derajat kebebasan
artinya rata-rata hasil belajar dan aktivitas siswa kelompok eksperimen lebih
rendah atau sama dengan kelompok kontrol.
Ha diterima jika thitung > ttable
(1-1/2α)
artinya rata-rata hasil
belajar dan aktivitas siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada dengan
kelompok kontrol.
Derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah
peluang (1-1/2 ),
= 5% taraf signifikan.
dengan
64
2) Jika varians keduanya berbeda
Kriterianya pengujiannya
Terima Ho jika:
dengan : w1 =
/ n1
t1 = t (1- 1/2
), (n1 -1)
; w2
=
/ n2
; t2 =
t (1- 1/2 ), (n2 -1)
(Sudjana, 2002:241)
3.7.2.4 Uji Peningkatan Hasil Belajar
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa digunakan rumus normal
gain sebagai berikut:
(Wiyanto, 2008:86)
Kriteria yang digunakan
g
> 0,7
0.3 ≤ g
g
≤ 0,3
maka peningkatannya tinggi
≤ 0,7
maka peningkatannya sedang
maka peningkatannya rendah
Rata-rata nilai postest dan pretest setiap kelas dibuat dalam presentase.
65
3.7.2.5 Kategori Efektifitas Daya Ingat Siswa
85 - 100 = Sangat Baik
75 - 84
= Baik
65 - 74
= Cukup
55 - 64
= Kurang
< 55
3.8
= Jelek
Indikator Keberhasilan
Penerapan penggunaan metode mnemonik dikatakan efektif bila mendapatkan
nilai rata-rata hasil belajar ≥ 75.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1
Letak Lokasi Penelitian
SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke terletak di Desa Bendo RT 01 RW 1
Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang. Ditinjau dari letak geografis, SMP Negeri 2
Satu Atap Sluke terletak di daerah pegunungan termasuk desa IDT ( Inpres Desa
Tertinggal ) juga di daerah terpencil tepatnya dari Tanjung Bendo ke Desa Bendo
jauhnya ± 3,5 km dari jalan raya.
4,1.2
Kondisi Sekolah
Jumlah kelas yang terdapat di SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke Kabupaten
Rembang untuk kelas VII ada tiga kelas, kelas VIII ada tiga kelas dan kelas IX ada
tiga kelas. Sarana prasarana yang menunjang dalam proses pembelajaran yang
terdapat di SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke Kabupaten Rembang yaitu ruang Kepala
Sekolah, ruang guru, ruang kelas, ruang serbaguna, perpustakaan, ruang ketrampilan,
laboratorium IPA, laboratorium bahasa, asrama guru, kamar mandi dan kantin.
Secara resmi, SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke Kabupaten Rembang didirikan
pada tahun 2006, dengan jenjang akreditasi C. Memilki luas tanah 912 M2 dengan
status tanah adalah hak milik desa.
66
67
4.2
Pelaksanaan Penelitian
4.2.1
Pada Pelaksanaan
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Kelas yang digunakan
peneliti sebagai sampel penelitian adalah kelas IX A dengan jumlah siswa 24 orang
dan kelas IX B dengan jumlah siswa 30 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
november 2012. Pada prinsipnya kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol
melalui dua tahap yang sama yaitu, pembelajaran dan evaluasi dengan tes. Akan
tetapi, proses pembelajaran yang dilaksanakan berbeda. Kelas eksperimen
menggunakan metode pembelajaran mnemonik dan kelas kontrol menggunakan
ceramah. Materi ajar yang digunakan sama yaitu pada materi Liga Bangsa Bangsa.
Penelitian dilakukan dengan 2 kali tatap muka.
a.
Kelompok Eksperimen
Subyek penelitian pada kelompok eksperimen berjumlah 24 siswa. Pada
kelompok ini, pelaksanaan pembelajaran terdiri dari 1 pertemuan dengan alokasi
waktu 2x40 menit. Awalnya, dilakukan pre test untuk mengetahui kemampuan awal
siswa dan penjelasan umum tentang proses pembelajaran terkait dengan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kemudian peneliti menyampaikan materi
tentang Liga Bangsa Bangsa dengan menggunakan metode mnemonik. Setelah
seluruh proses pembelajaran dilaksanakan, peneliti memberikan post test untuk
mengetahui pengaruh keseluruhan dari treatment atau tindakan yang telah diberikan
terhadap hasil belajar siswa.
68
b.
Kelompok Kontrol
Subyek penelitian pada kelompok kontrol berjumlah 30 siswa. Alokasi waktu
pelaksanaan penelitian sama dengan kelompok eksperimen, yaitu 1 kali pertemuan.
Sama dengan kelas eksperimen, pertemuan pertama diawali dengan pemberian pre
test dengan soal yang sama. Hal ini dilakukan agar kedua kelompok baik kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol berangkat dari kemampuan awal yang sama.
Materi yang diberikan sama dengan kelompok eksperimen yaitu Liga Bangsa Bangsa.
Peneliti secara keseluruhan menyampaikan materi menggunakan ceramah disertai
dengan tanya jawab. Setelah seluruh proses pembelajaran dilaksanakan, guru
memberikan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa.
4.3
Deskriptif Tahap Awal Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 2 Satu Atap
Sluke tentang Efektifitas Metode Mnemonik dalam Meningkatkan Daya Ingat Siswa
Kelas IX SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke pada Mata Pelajaran Sejarah Tahun
Pelajaran 2012/2013, dibawah ini dijelaskan hasil penelitian yang meliputi hasil
analisis data populasi, hasil analisis tahap awal, dan hasil analisis tahap akhir.
4.3.1
Hasil Analisis Data
Data yang digunakan adalah tingkat kesiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran sejarah. deskriptif data populasi penelitian adalah sebagai berikut.
69
Tabel 4.5 Gambaran Umum Hasil Pre Test
Sumber Variasi
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Jumlah siswa
24.00
Nilai rata-rata
65.28
Simpangan baku
10.52
Nilai tertinggi
88.89
Nilai terendah
50.00
Rentang
38.89
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013
30.00
63.89
8.35
88.89
50.00
38.89
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 17 dan 18
Dari tabel diatas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas eksperimen =
65.28, simpangan baku = 10.52, nilai tertinggi = 88.89, dan nilai terendah adalah
50.00. nilai rata-rata kelas kontrol = 63.89, simpangan baku = 8.35, nilai tertinggi =
88.89, dan nilai terendah adalah 50.00,
4.3.1.1 Uji Normalitas
Hasil perhitungan uji normalitas data pre test disajikan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test
Kelas
χ2hitung
Dk
5.92
Eksperimen
6
6.45
Kontrol
6
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013
χ2tabel
Kriteria
11,07
Normal
Normal
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 20 dan 21
Karena χ2hitung pada kedua kelas < χ2tabel maka dapat disimpulkan bahwa data
pre test berdistribusi normal. Hasil analisis ini digunakan sebagai pertimbangan
dalam analisis selanjutnya dengan menggunakan statistik parametrik.
70
4.3.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians.
Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians data pre test dapat disajikan pada
Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre Test
Kelas
Varians
Dk
Fhitung
110.7
Eksperimen
23
1.59
69.7
Kontrol
29
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013
Ftabel
Kriteria
1.97
Mempunyai varians yang
sama
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 19
Berdasarkan perhitungan diperoleh Fhitung = 1,59, sedangkan Ftabel = 1,97.
Karena Fhitung < Ftabel jadi dapat disimpulkan data awal antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol mempunyai varian yang sama.
4.3.1.3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata data pre test dapat disajikan
pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Pre Test
Kelas
Rata-rata
Dk
thitung
Eksperimen
65.3
23.0
0.54
Kontrol
63.9
29.0
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013
ttabel
Kriteria
2.033
Tidak ada perbedaan
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 22
71
Hipotesis yang digunakan:
Ho: Tidak Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Ha: Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Kriteria pengambilan keputusan:
Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau ( ) = 0,05. Banyaknya siswa untuk
kelas eksperimen = 24 dan banyaknya siswa untuk kelas kontrol = 30 diperoleh ttabel =
2,028
H0 diterima apabila – ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
H0 ditolak apabila (thitung < – ttabel atau thitung > ttabel)
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitung = 0,54, sedangkan ttabel =
2,033. Karena - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan nilai
rata-rata data awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan
demikian dapat dikatakan rata rata kecerdasan siswa pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen pada dasarnya adalah sama.
72
4.4
Hasil Analisis Tahap Akhir
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar post test
aspek kognitif. Gambaran umum hasil kognitif post test kelas eksperimen dan kelas
kontrol disajikan pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Gambaran Umum Hasil Kognitif Post Test
Sumber Variasi
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Jumlah siswa
24
Nilai rata-rata
80.56
Simpangan baku
8.51
Nilai tertinggi
94.44
Nilai terendah
66.67
Rentang
27.78
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013
30
71.85
8.50
88.89
55.56
33.33
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 17 dan 18.
Dari tabel diatas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas eksperimen =
80.56, simpangan baku = 8.51, nilai tertinggi = 94.44, dan nilai terendah pada kelas
eksperimen adalah 66.67. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh keterangan nilai
rata–rata = 71.85, simpangan baku = 8.50, nilai tertinggi = 88.89 sedangkan nilai
terendahnya adalah 55.56.
73
4.4.1
Uji Normalitas
Hasil perhitungan uji normalitas data post test dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test
Kelas
χ2hitung
Dk
χ2tabel
Kriteria
5.49
Eksperimen
6
5.86
Kontrol
6
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013
Normal
Normal
11,07
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 24 dan 25.
Berdasarkan perhitungan χ2hitung < χ2tabel maka data post test kelas eksperimen
dan data posttest kelas kontrol berdistribusi normal.
4.4.2
Uji Kesamaan Dua Varians
Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians data post test antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test
Kelas
Varians
Dk
Fhitung
Ftabel
Kriteria
Eksperimen
72.5
23
Kontrol
72.2
29
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013
1.00
1.97
Mempunyai varians yang
sama
Keterangan: data selengkapnya disajikan pada Lampiran 23.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung < Ftabel maka dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama.
74
4.4.3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Posttest antara Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol (Uji Hipotesis 1)
Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata dua pihak data post test
disajikan pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post Test
Kelas
Rata-rata
Dk
thitung
ttabel
Kriteria
Eksperimen
80.6
23.0
3.737
2.033
ada perbedaan
71.9
Kontrol
29.0
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 26.
Analisis data hasil Output:
Uji kesamaan dua rata – rata antara data posstest antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol menggunakan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat perbedaaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol .
H1 : Terdapat perbedaaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol .
 Kriteria penerimaan H0
Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau ( ) = 0,05. banyaknya siswa pada
kelas eksperimen =24 dan banyaknya siswa pada kelas kontrol = 30 diperoleh ttabel=
2,033
Ho diterima apabila (– ttabel ≤ thitung ≤ ttabel )
Ho ditolak apabila (thitung < – ttabel atau thitung > ttabel)
75
Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh nilai thitung= 3.737 > 2,033. jadi
H1 diterima jadi terdapat perbedaaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan
siswa pada kelas kontrol. Dengan kata lain siswa yang diberikan metode
pembelajaran mnemonik lebih baik untuk meningkatkan kemampuan mengingat
siswa pada mata pelajaran sejarah.
4.4.4
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Analisis Peningkatan hasil belajar siswa dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar metode pembelajaran mnemonik mampu meningkatkan kemampuan mengingat
siswa pada mata pelajaran sejarah, untuk mengetahui peningkatan mengingat siswa
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.13 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
%
Normal Kriteria
nilai Rata rata Peningkatan
Peningkatan
Gain
faktor g
No
Kelas
pretest pretest
Pre
pretest pretest –
Posttest
–
test
posttest
posttest
posttest posttest
1 Eksperimen 65.28 80.56
15.28
23.4%
44%
Sedang
2
Kontrol
63.89
71.85
7.96
12.5%
22.1%
Rendah
Dari tabel diatas diperoleh keterangan % peningkatan untuk kelas eksperimen
sebesar 23.4% dan termasuk dalam kategori sedang, peningkatan untuk kelas control
sebesar 12.5% dan termasuk dalam kategori rendah.
76
4.4.5
Daya Ingat Kelas Eksperimen
4.14 Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Sumber Variasi
Kelas Eksperimen
Jumlah siswa
Nilai rata-rata
Nilai tertinggi
Nilai terendah
24
80.56
94.44
66.67
Dari tabel diatas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas eksperimen =
80.56. Daya ingat pada kelas eksperimen 80,56 tingkat keefektifitasannya termasuk
dalam kategori baik.
4.4.6
Daya Ingat Kelas Kontrol
4.15 Hasil Belajar Kelas Kontrol
Sumber Variasi
Kelas Kontrol
Jumlah siswa
Nilai rata-rata
Nilai tertinggi
Nilai terendah
30
71.85
88.89
55.56
Dari tabel diatas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas kontrol = 71,85.
Daya ingat pada kelas kontrol 71,85 tingkat keefektifitasannya termasuk dalam
kategori cukup.
4.4.7
Efektifitas Metode Mnemonik
4.16 Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No
Kelas
nilai Rata rata
Peningkatan
Pre test
Posttest
pretest - posttest
1
Eksperimen
65.28
80.56
15.28
2
Kontrol
63.89
71.85
7.96
77
Dari tabel diatas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas eksperimen =
80.56, Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh keterangan nilai rata–rata = 71.85.
nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar dibanding rata-rata kelas nilai kontrol.
Dapat disimpulkan bahwa efektifitas daya ingat kelas eksperimen lebih baik daripada
kelas kontrol.
Penerapan penggunaan metode mnemonik dikatakan efektif bila mendapatkan
nilai rata-rata hasil belajar ≥ 75. Maka dapat disimpulkan bahwa metode mnemonik
efektif dalam meningkatkan daya ingat siswa.
4.5
Pembahasan
Belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan aktivitas jiwa dan raga
seseorang yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih
baik. Belajar yang baik membutuhkan metode dan media yang tepat agar dapat
memperoleh hasil yang maksimal. Hasil belajar merupakan hasil yang dapat dicapai
dalam penguasaan pengetahuan atau keterampilan setelah melakukan pembelajaran,
biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan observasi awal, persiapan belajar mata pelajaran sejarah pada
siswa kelas IX SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke belum optimal. Hal ini dilihat dari
nilai pada rata-rata hasil belajar dimana untuk kelas eksperimen yaitu kelas yang
diajar menggunakan metode pembelajaran mnemonik hanya mencapai 65.28
sedangkan untuk kelas kontrol yaitu kelas yang tidak dikenai metode pembelajaran
78
mnemonik mencapai 63.89. Penilaian akhir hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
maupun kelas control diperoleh dari nilai tes tertulis yang dilaksanakan setelah akhir
kegiatan pembelajaran. Kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran
mnemonik dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah.
Berdasarkan diskripsi dan analisis data hasil belajar siswa diatas, diperoleh
keterangan untuk kelompok eksperimen nilai rata–rata posttest = 81, tingkat daya
ingatnya termasuk kategori baik. Sedangkan kelompok kontrol yang diberikan
pembelajaran secara konvensional dengan nilai rata-rata hasil belajarnya adalah 72,
tingkat daya ingatnya termasuk kategori cukup. Dari analisis di atas dapat
disimpulkan bahwa metode mnemonik dapat meningkatkan daya ingat siswa lebih
baik dari metode ceramah.
Berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata kelompok eksperimen dan kontrol
untuk data pretest diperoleh nilai thitung = 0,54 < 2,033=ttabel yang berati pada dasarnya
secara keseluruhan tingkat kecerdasan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol adalah sama. Tanpa kondisi awal yang sama dalam hal ini kecerdasan siswa
yang menjadi sampel penelitian, pengukuran efektifitas suatu metode pembelajaran
tidak dapat dilakukan, karena hasil penelitian membuktikan bahwa rata–rata hasil
belajar siswa sebelum dilakukan penelitian adalah sama, maka penelitian dapat
dilakukan. Dari hasil pengujian kesamaan dua rata rata data post test kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol menggunakakn uji t diperoleh nilai thitung = 3.737
>2 ,033 = ttabel. Dengan demikian rata–rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen
79
yang dikenai metode pembelajaran mnemonik pada mata pelajaran sejarah pokok
bahasan Liga Bangsa Bangsa pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke
dan hasil belajar siswa kelompok kontrol yang tidak dikenai metode pembelajaran
mnemonik berbeda secara signifikan. Karena nilai rata rata kelompok eksperimen
lebih tinggi dibandingkan nilai rata–rata kelompok kontrol maka dapat dikatakan
rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen yang dikenai metode pembelajaran
mnemonik lebih baik dibanding hasil belajar siswa kelompok kontrol yang tidak
dikenai metode pembelajaran mnemonik.
Dengan demikian sudah saatnya kita melakukan perubahan sistem
pembelajaran dari cara konvensional menjadi metode pembelajaran. Mnemonik
sebagai strategi pembelajaran dimana metode mnemonik dapat membantu
memperkuat daya ingat siswa. Metode mnemonik adalah cara menghafal dengan
menggunakan dua prinsip utama, yaitu imajinasi dan asosiasi. Dengan adanya
keterlibatan kedua prinsip tersebut maka akan memudahkan siswa untuk
mengoptimalkan daya ingatnya. Metode mnemonik memiliki teknik yang bervariasi
untuk menyelesaikan problem ingatan seperti untuk mengingat barang-barang yang
banyak bisa digunakan teknik pancang, untuk menghapal pidato bisa dibantu dengan
teknik loci.
Peran guru dalam mengarahkan siswa untuk mengembangkan pola pikir
dalam metode mnemonik sangatlah diperlukan untuk mempermudah siswa
mengembangkan pola pikir dan daya ingatnya. Pembelajaran menggunakan metode
80
mnemonik terbilang masih cukup sederhana dibandingkan dengan metode
pembelajaran lain yang lebih kompleks. Seorang pengajar yang ingin menerapkan
metode mnemonik harus benar–benar dapat menguasai dan mengkondisikan keadaan
kelas. Metode mnemonik dapat berjalan dengan baik jika guru mampu memahami
seluk beluk tentang metode mnemonik itu sendiri. Metode mnemonik ini
membutuhkan kreativitas seorang guru agar dapat menarik minat dan ketertarikan
siswa untuk mempelajari sejarah.
Higbee (2003:41) menyatakan bahwa kemampuan untuk mengingat
sesungguhnya tergantung pada metode yang digunakan, serta bagaimana latihan yang
dilakukan dengan metode mengingat itu. Dengan menggunakan metode mnemonik
para siswa lebih astusias mengikuti pelajaran hal ini dikarenakan dalam metode ini
siswa mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk berimajinasi, dan berasosiasi.
Pada intinya apapun metode pembelajaran yang diberikan kepada siswa,
selama proses pembelajaran berjalan kondusif, hasil belajar yang baik tentunya bukan
hal yang sulit untuk siswa peroleh. Semoga penelitian ini menginspirasi para guru
untuk menggunakan metode mnemonik dalam proses pembelajaran sejarah, hal ini
tentunya dilakukan dalam rangka meningkatkan daya ingat pada pelajaran sejarah
agar siswa tidak hanya terpaku pada proses menghafal saja.
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari hasil penelitian, analisis data dan pembahasan
diperoleh simpulan
sebagai berikut.
1. Tingkat daya ingat kelompok perlakuan (eksperimen) pada mata pelajaran
sejarah setelah perlakuan mendapatkan nilai rata-rata 81 termasuk kategori
tingkat efektifitasnya baik.
2. Tingkat daya ingat kelompok kontrol pada mata pelajaran sejarah setelah
perlakuan mendapatkan nilai rata-rata 72 termasuk kategori tingkat
efektifitasnya cukup.
3. Penerapan metode mnemonik sangatlah efektif dalam meningkatkan daya
ingat siswa pada mata pelajaran sejarah dilihat dari hasil belajar yng
menggunakan metode mnemonik 81 > 75.
81
82
5.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka penulis akan mengajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya para guru menggunakan metode mnemonik dalam proses
pembelajaran sejarah agar siswa tidak merasa bosan dengan metode belajar
yang lama hanya dengan menghafal saja.
2. Guru harus mampu mengkondisikan siswa dan dapat menarik minat belajar
siswa untuk mempelajari sejarah secara lebih dalam lagi dengan
memanfaatkan metode pembelajaran mnemonik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.
---------. 2006. Prosedur Penelitian.Suatu Pendekatan Praktik. Rinekan Cipta.
Jakarta.
Atkinson, Rites L dkk. Tanpa Tahun. Pengantar Psikologi Edisi Kesebelas, Jilid
Satu. Interaksara. Batam.
Azwar, Saifuddin. 2005. Tes Prestasi. Fungsi dan Pengembungan. Pengukuran
Prestasi Belajar. Edisi 11. Pustaka Pelajar. Jo--7ia}:3rta.
Bireun. 2002. Menyusun Kembali Sejarah. http://www.pikiranrakyat.com. Diakses 20
September 2012.
Buzan, Tony. 2002. Use Your Perfect.tifemory. Teknik Optimalisasi Daya Ingest.
Temuan Terkini Tentang Otak Manusia. Terjemahan Basuki Heri Winarno.
Ikon Terelitera. Yogyakarta.
DePorter, Bobbi dan Hernacki. Mike. 2002. Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Kaifa. Bandung.
Dewanto Ph dan Tarsis. 1995. Metode statistik. Yogyakarta : Liberti.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta
Gunawan, Adi W. 2003. Genius Learning Strategi. Petunjuk Praktis untuk
Menerapkan Accelereted Learning. Gramedia. Jakarta.
Higbee, Kenneth L. 2003. Mengasah Daya Ingat. Dahara Prize. Semarang.
Joyce, B. 1996. Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon.
Kwun, Chiang Lee. (tanpa tahun). Meningkatkan Kemahiran Mengenal Pasti
Komponen-Komponen dalam.Ayat Tunggal Pengajian Cina. Maktab
Perguruan Perlis
83
84
Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Matroji, 2004. Sejarah untuk SMP Kelas IX. Erlangga. Jakarta.
Pasiak, Taufiq. 2003. Manajemen Kecerdasan Untuk Memberdayakan IQ, EQ, SQ
untuk Kesuksesan Hidup. Mizan. Bandung.
Russel, Bertrand et al. 2003. Mind Power, Menjelajah Kekuatan Pikiran. Penerbit
Nuansa. Bandung.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Sudjana, Nana. 2002. Metoda Statistika. Yogyakarta: Liberti.
SGM, Mr. 2008. Super Great Memory. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Stine, Jean Marie. 2002. Double Your Brain Power. Meningkatkan Daya Ingat Anda
dengan Menggunakan Seluruh OtakAnda. Gramedia. Jakarta.
Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Srikandi. Surabaya.
Suryabrata, Sumadi. 1993. Pembimbing ke Psikodiagnostik: Edisi II. Yogyakarta.
Rake Sarasin.
Turkington, Carol. 2005. Cara Mudah Memperbaiki Daya Ingat. Terjemahan
Kandiana Ari M. Platinum. Depok.
Widiastono, Toni. 2003. Saya Orang Paling Berdosa.http://kompas.com/. Diakses 20
September 2012.
Windura, S. 2009. Memory Champion. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Wojowasito S dan Wasito Tito. 1980. Kumus Lengkap Inggris – Indonesia Indonesia
- Inggris dengan Ejaan yang Disempunakan. Nasta. Bandug.
85
Lampiran 1
86
Lampiran 2
87
Lampiran 3
DAFTAR NAMA PESERTA UJI COBA SOAL KELAS IX C
NO
NAMA SISWA
1
Abdul Aziz
2
Anis Farohatin
3
Beni Mariana
4
Dafiq Afifi
5
Daimatu Afifah
6
Daimun Arifin
7
Daryanto
8
Devi Kumala Sari
9
Dewi Yulianti
10 Dodik
11 Moh. Nursalim
12 Mudrikah
13 Muhadi
14 Mujianto
15 Rismawati
16 Roufatul Khoirunisak
17 Rudiono
18 Shahid Didik Handika
19 Siti Kholifah
20 Siti Zaimatus Sa'adah
21 Slamet Widodo
22 Susilowati
23 Syaiful Anam
24 Syaiful Anwar
88
Lampiran 4
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tahun Ajaran
Standar Kompetensi
No.
1.2
SILABUS
: SMP Negeri 2 Satu Atap sluke
: IPS
: IX/1
:2012/2013
: Memahami kondisi perkembangan negara di dunia.
Kompetensi
Dasar
Mendeskripsik
an Perang
Dunia II
(termasuk
pendudukan
Jepang)serta
pengaruhnya
terhadap
keadaan sosial,
ekonomi, dan
politik di
Indonesia.
Indikator
Menjelaskan
Perang Dunia II
Menjelaskan
terbentuknya Liga
Bangsa Bangsa
Materi pokok/
pembelajaran
Liga Bangsa
Bangsa
Kegiatan
Pembelajaran
Menjelaskan latar
belakang Perang
Dunia II
Menjelaskan sebabsebab Perang Dunia
II
Menjelaskan
terbentuknya Liga
Bangsa Bangsa
Teknik
Penilaian
Bentuk
Tanya
jawab
Pertanya
an issai
Tes
tertulis
Tes
pilihan
ganda
Contoh
Instrumen
Kapan
terjadinya
Perang Dunia II
?
Kapan Liga
Bangsa Bangsa
berdiri...
A. 10 Januari
1920
B. 24 Maret
1920
C. 1 Mei
1924
D. 28
September
1921
Wa
ktu
Sumber/bahan/
alat
2
JP
Matroji, 2004.
Sejarah untuk
SMP Kelas IX.
Erlangga.
Jakarta.
LKS untuk
SMP/MTS
Kelas IX.
89
Lampiran 5
SOAL UJI COBA
Nama
:
No.Absen
:
1. Kapan Liga Bangsa Bangsa berdiri...
A. 10 Januari 1920
B. 24 Maret 1920
C. 1 Mei 1924
D. 28 September 1921
2. Di mana Liga Bangsa Bangsa lahir...
A. Paris Prancis
B. Denhaag Belanda
C. Jenewa Swiss
D. Vatikan Italia
3. Latar belakang terbentuknya Liga Bangsa Bangsa adalah...
A. Negara-negara pemenang perang memperkuat pengaruhnya atas negara
yang kalah perang
B. Mengucilkan negara-negara yang kalah perang
C. Mengatasi kehancuran akibat peperangan
D. Mengawasi gencatan senjata antar negara-negara yang berperang
4. Dalam upaya menciptakan perdamaian muncul beberapa tokoh perdamaian
dunia seperti di ..bawah ini, kecuali...
A. Simon Bolivar
B. Ban ki-moon
C. Henry Dunnant
D. Woodrow Wilson
90
5. Berikut ini adalah sebab-sebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa, kecuali...
A. Tidak ada peraturan mengikat
B. Tidak punya kekuasaan
C. Alat politik
D. Krisis Ekonomi
6. Usaha untuk menciptakan perdamaian muncul setelah perang usai karena...
A. Manusia baru sadar akan lingkungannya setelah mengalami kehancuran
dan keganasan perang
B. Pihak yang kalah mendapat perlakuan yang tidak adil
C. Pihak yang menang berbuat sewenang-wenang
D. Manuasia makhluk pemangsa segalanya.
7. Siapakan yang menjadi perancang protokol Jenewa...
A. James Ramsay Mac Donal dan Eduad Heriot
B. Nicolae Titulesco dan Jean Henri Dunnat
C. Woodrow Wilson dan Hugo de Groot
D. Karat dan Eduard Heriot
8. Berikut ini adalah tugas dari dewan keamanan, kecuali...
A. Menyelesaikan perselisihan-perselisihan internasional
B. Membela dan melindungi Liga Bangsa-Bangsa
C. Mencatat perjanjian-perjanjian internasional
D. Pengurangan senjata
9. Salah satu dari empat belas pasal perdamaian yang diusulkan presiden
Amerika Serikat yang dapat direalisasikan adalah...
A. Pelarangan diplomasi rahasia
B. Pengurangan senjata
C. Setiap bangsa diberikan untuk menentukan nasib bangsanya sendiri
D. Pembentukan Liga Bangsa Bangsa
10. Protokol Jenewa yang dirancang oleh Perdana Menteri James Ramsay Mac
Donald dan Eduard Herriot mengalami kegagalan karena...
A. Tidak didukung oleh negara-negara besar
B. Pengaruh negara-negara besar sangat dominan
91
C. Mendapat tantangan dari Amerika Serikat
D. Bertentangan dengan kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat
11. Atas prakarsa siapakah kelahiran Liga Bangsa-Bangsa...
A. Hueo de Groot
B. Woodrow Wilson
C. Aristide Briand
D. James Ramsay Mac Donald
12. Ada berapa anggota Liga Bangsa Bangsa...
A. 30 negara
B. 40 negara
C. 50 negara
D. 60 negara
13. Menerima anggota-anggota baru Liga Bangsa-Bangsa merupakan tugas dari...
A. Dewan Keamanan
B. Sidang Umum
C. Sekretariat tetap
D. Mahkamah internasional
14. Apa tujuan dari perjanjian Locarno...
A. Membangun sebuah perdamaian yang permanen di Eropa
B. Menciptakan perdamaian di dunia
C. Memperkuat Liga Bangsa Bangsa
D. Melakukan perjanjian antara Italic dengan Jerman
15. Alasan Amerika tidak mau menjadi menyepakati perjanjian perdamaian
KellogBriand 1928 adalah...
A. Terikat oleh Monroe Doktrin
B. Kedudukan Liga Bangsa-Bangsa bukan di Amerika Serikat
C. Sedang terjadi perang saudara di Amerika Serikat
D. Bertentangan dengan kebijakan luar negeri Amerika Serikat
16. Liga Bangsa Bangsa juga menangani masalah-masalah internasional, kecuali...
A. Masalah Rusia
B. Masalah Wilna
92
C. Masalah Manchuria
D. Masalah Ethopia
17. Penyebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa, kecuali..
A. Tidak adanya peraturan yang bersifat mengikat
B. Tidak mempunyai kekuasaan yang nyata untuk menindak negara anggota
yang melakukan pelanggaran
C. Digunakan sebagai alat politik negara-negara besar
D. Tidak menaati hukum dan perjanjian dunia
18. Dalam susunan organisasi, Liga Bangsa Bangsa mempunyai empat badan
utama, kecuali...
A. Dewan Keamanan
B. Sidang Umum
C. Sekretariat Tetap
D. Mahkamah Internasional
19. Tugas dan fungsi dari ILO adalah...
A. Mengurusi kepentingan perburuhan
B. Menyelesaikan konflik
C. Meningkatkan perekonomian dunia
D. Melakukan penelitian yang terkait dengan teknologi
20. Tujuan dari Liga Bangsa Bangsa seperti di bawah ini, kecuali...
A. Perdamaian dunia
B. Mengatasi peperangan
C. Hubungan antar negara
D. Mengurusi perburuhan
21. Beberapa tokoh mengupayakan adanya perdamaian dan melenyapkan
penderitaan umat manusia. Seperti yang dilakukan oleh Hendri Dunant yang
mendirikan Palang Merah pada tahun...
A. 1926
B. 1863
C. 1795
D. 1930
93
22. Liga Bangsa Bangsa menghasilkan tiga perjanjian, kecuali...
A. Perjanjian Protokol Jenewa
B. Perjanjian Locarno
C. Perjanjian Victory
D. Perjanjian Kellog Briand
23. Di bawah ini yang termasuk tugas dari organisasi tambahan adalah...
A. Kesehatan
B. Melayani kebutuhan LBB
C. Mencatat perjanjian-perjanjian internasional
D. Pengurangan senjata
24. Siapakah yang menjadi perancang perjanjian Kellog Briand...
A. James Ramsay Mac Donald
B. Eduard Herriot
C. Frank Billing Kellog
D. Woodrow Wilson
25. Ada berapa negara yang menyepakati perjanjian Kellog Briand...
A. 30
B. 40
C. 50
D. 60
94
Lampiran 6
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. A
11. B
21. B
2. C
12. D
22. C
3. C
13. B
23. A
4. B
14. A
24. C
5. D
15. A
25. C
6. A
16. A
7. A
17. D
8. C
18. D
9. D
19. A
10. A
20. D
95
Lampiran 7
Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Reliabilitas Soal Ujicoba Instrumen
KODE SOAL
1
Kode
responden
UC 21
2
UC 6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
3
UC 1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
4
UC 7
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
5
UC 20
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
6
UC 19
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
7
UC 3
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
8
UC 11
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
9
UC 2
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
10
UC 27
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
11
UC 15
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
12
UC 14
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
13
UC 31
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
14
UC 25
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
15
UC 8
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
16
UC 23
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
17
UC 12
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
18
UC 30
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
19
UC 5
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
20
UC 10
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
21
UC 26
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
22
UC 29
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
23
UC 28
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
96
TINGKAT
KESUKARA
N
DAYA BEDA
VALIDITAS
24
UC 13
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
SX
13
15
11
10
13
7
12
6
16
9
12
14
10
SX²
13
15
11
10
13
7
12
6
16
9
12
14
10
p
0,542
0,625
0,458
0,417
0,542
0,292
0,500
0,250
0,667
0,375
0,500
0,583
0,417
q
0,458
0,375
0,542
0,583
0,458
0,708
0,500
0,750
0,333
0,625
0,500
0,417
0,583
XY
189
208
160
151
183
127
142
108
199
139
175
201
117
rxy
0,550
0,491
0,467
0,517
0,456
0,758
0,000
0,666
0,160
0,523
0,515
0,559
-0,021
rtabel
Kriteria
0,404
valid
0,404
valid
0,404
valid
0,404
valid
0,404
valid
0,404
valid
0,404
TIDAK
0,404
valid
0,404
TIDAK
0,404
valid
0,404
valid
0,404
valid
0,404
TIDAK
α²b
0,259
0,245
0,259
0,254
0,259
0,216
0,261
0,196
0,232
0,245
0,261
0,254
0,254
BA
9
10
8
8
9
6
7
6
9
6
8
9
5
BB
4
5
3
2
4
1
5
0
7
3
4
5
5
JA
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
JB
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
D
0,417
0,417
0,417
0,500
0,417
0,417
0,167
0,500
0,167
0,250
0,333
0,333
0,000
Kriteria
B
B
B
B
B
B
J
B
J
C
C
C
J
BA + BB
13
15
11
10
13
7
12
6
16
9
12
14
10
N
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
IK
0,542
0,625
0,458
0,417
0,542
0,292
0,500
0,250
0,667
0,375
0,500
0,583
0,417
Kriteria
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
KRITERIA SOAL
97
KODE SOAL
Y
Y2
1
22
484
0
1
22
484
0
1
1
19
361
1
0
1
1
19
361
1
1
0
1
1
20
400
1
1
1
1
0
1
17
289
1
1
1
1
0
1
1
16
256
0
1
1
1
1
1
0
1
15
225
0
0
0
1
0
1
0
1
1
11
121
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
11
121
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
11
121
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
10
100
UC 31
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
10
100
14
UC 25
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
10
100
15
UC 8
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
9
81
16
UC 23
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
9
81
17
UC 12
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
8
64
No
Kode
responden
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
UC 21
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
UC 6
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
UC 1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
4
UC 7
1
1
0
1
1
0
0
1
5
UC 20
1
1
1
0
1
1
1
6
UC 19
1
1
1
1
0
1
7
UC 3
0
0
0
1
1
8
UC 11
0
0
0
0
9
UC 2
0
0
0
10
UC 27
1
0
11
UC 15
0
12
UC 14
13
98
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
8
64
UC 5
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
8
64
20
UC 10
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
6
36
21
UC 26
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
6
36
22
UC 29
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
6
36
23
UC 28
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
6
36
24
UC 13
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
5
25
SX
7
8
13
12
9
11
12
13
17
11
9
14
284
80656
SX²
7
8
13
12
9
11
12
13
17
11
9
14
k=
30
p
0,292
0,333
0,542
0,500
0,375
0,458
0,500
0,542
0,708
0,458
0,375
0,583
Spq
5,8993
q
0,708
0,667
0,458
0,500
0,625
0,542
0,500
0,458
0,292
0,542
0,625
0,417
XY
117
124
157
173
144
160
170
197
228
135
133
209
0,586
0,485
0,050
0,483
0,604
0,467
0,437
0,676
0,460
0,076
0,427
0,685
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
0,404
Kriteria
valid
valid
TIDAK
valid
valid
valid
valid
valid
valid
TIDAK
valid
valid
α²b
0,216
0,232
0,259
0,261
0,245
0,259
0,261
0,259
0,216
0,259
0,245
0,254
BA
6
6
6
9
6
7
10
9
11
5
7
11
1
2
7
3
3
4
2
4
6
6
2
3
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
18
UC 30
19
S2
=
r11
M
=
29,797
0,830
11,8
DAYA BEDA VALIDITAS
rxy
rtabel
BB
JA
20
99
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
D
0,417
0,333
-0,083
0,500
0,250
0,250
0,667
0,417
0,417
-0,083
0,417
0,667
Kriteria
B
C
J
B
C
C
B
B
B
J
B
B
BA + BB
7
8
13
12
9
11
12
13
17
11
9
14
N
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
IK
0,292
0,333
0,542
0,500
0,375
0,458
0,500
0,542
0,708
0,458
0,375
0,583
Kriteria
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
TINGKAT
KESUKARAN
JB
KRITERIA SOAL
100
Lampiran 8
PERHITUNGAN VALIDITAS, RELIABILITAS, DAYA BEDA DAN
TINGKAT KESUKARAN PENELITIAN SOAL NO 1
Tabulasi penelitian soal nomor 1
No.
X
Y
X2
Y2
XY
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
13
22
22
19
19
20
17
16
15
11
11
11
10
10
10
9
9
8
8
8
6
6
6
6
5
284
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
13
484
484
361
361
400
289
256
225
121
121
121
100
100
100
81
81
64
64
64
36
36
36
36
25
4046
22
22
19
19
20
17
16
15
11
0
0
0
0
0
9
0
0
0
8
0
0
6
0
5
189
S
101
1. Validitas
rxy
2
2
24 x
189
2
2
-
13
x
284
) x
((
24
x
97104
-
rxy
=
((
24
x 13
rxy
=
)
-
13
4536
(
rxy
=
312
-
169
2
)
4046
)
284
-
2
)
3692
x
(
80656
)
0,550
'Pada a = 5% dengan N = 24 diperoleh r tabel = 0,404 . Karena rxy > r tabel
maka dapat disimpulkan bahwa item soal no 1 Valid.
2. VARIANSI TOTAL
2
2
2
t
4046
-
284
24
24
=
29,80
2
102
3. KOEFISIEN RELIABILITAS
r11
n
S2
n 1
pq
S
r11 =
30
30 - 1
r11 =
0,830
2
x
(
29,8
- 5,899
29,80
)
'Pada a = 5% dengan N = 24 diperoleh r tabel = 0,404. Karena r11 > r tabel maka
dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel.
4. KOEFISIEN DAYA BEDA
9
12
-
4
12
= 0,417
Karena DP = 0,417 maka dapat disimpulkan daya beda pada soal nomor satu
termasuk dalam kriteria Baik
5. TINGKAT KESUKARAN
9
+
24
4
= 0,542
Karena IK = 0.542 maka dapat disimpulkan tingkat kesukaran pada soal nomor
satu berkriteria Mudah.
103
Lampiran 9
DAFTAR NAMA SISWA KELAS IX A (EKSPERIMEN)
NO
NAMA SISWA
1
Agus Supriyanto
2
Ainur Rofiah
3
Badi‟atun Nuryati
4
Bahrul Ulum
5
D.A Choirul Bariah
6
Daimatul Rohmah
7
Daimul Anwar
8
Dewi Magfiroh
9
Dian Nur Lela
10
Khomariyah
11
Khoyrul Anam
12
Lugito
13
M. Ishar Fudholi
14
Mega Wulandari
15
Mufid Iksan
16
Mulya Sari
17
Muntatik
18
Ninik Suryati
19
Shoimun Naim
20
Susanti Meliasari
21
Wahyu Nofitasari
22
Widarto
23
Yanti
24
Zariyatun Fitriyana
104
Lampiran 10
DAFTAR NAMA SISWA KELAS IX B (KONTROL)
NO
NAMA SISWA
1 Aji Prawiro
2 Daimuddin
3 Daimul Ghofar
4 Denny Syaeputra
5 Didik Irawan
6 Didik Mustofa
7 Diky Ali Muhtar
8 Fitri Nur Zanah
9 Heri Prastiyo
10 Ike Endang pertiwi
11 Iwan Bajuri
12 Khoirul Huda
13 Latifatul Khasanah
14 Mahmudah
15 Moh Agung S
16 Mustaqim
17 Nur Rokhim Widodo
18 Nur Umi Amaliah
19 Nurul Aisah
20 Nurul Hidayah
21 Nurul Maesaroh
22 Roni Wahyudi
23 Roziqin
24 Santi Devi
25 Tarminah
26 Temuri
27 Wanik Matul Nimah
28 Washilatul Jamilah
29 Windriyono
30 Imam Ainul A
105
Lampiran 11
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Alokasi waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
: SMP NEGERI 2 SATU ATAP SLUKE
: IPS / Sejarah
: IX / 1
: 2 x 40 menit
: 1. Memahami kondisi perkembangan negara di dunia
: 1.2 Mendeskripsikan Perang Dunia II (termasuk
pendudukan Jepang) dan pengaruh terhadap keadaan
sosial, ekonomi dan politik di Indonesia.
Indikator
: 1. Menjelaskan Perang Dunia II
2. Menjelaskan terbentuknya Liga Bangsa Bangsa
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan latar belakang Perang Dunia II
2. Menjelaskan sebab-sebab Perang Dunia II
3. Menjelaskan terbentuknya Liga Bangsa Bangsa
4. Menjelaskan tujuan Liga Bangsa Bangsa
5. Menjelaskan hasil perjanjian dari Liga Bangsa Bangsa
6. Menjelaskan badan-badan yang bernaung di bawah Liga Bangsa Bangsa
7. Menjelaskan penyebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa
B. Materi Pembelajaran
1. Latar belakang terjadinya Perang Dunia II
2. Sebab-sebab Perang Dunia II
3. Terbentuknya Liga Bangsa Bangsa
4. Tujuan Liga Bangsa Bangsa
5. Hasil perjanjian dari Liga Bangsa Bangsa
6. Badan-Badan yang bernaung di bawah Liga Bangsa Bangsa
7. Penyebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa
C. Metode Pembelajaran
1. Metode mnemonik
2. Tanya jawab
106
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
NO.
Tahap pembelajaran
1.
Kegiatan pembuka
2.
Kegiatan inti
1. Eksplorasi
2. Elaborasi
3. Konfirmasi
Kegiatan pembelajaran
Guru mengucapkan salam.
Guru memeriksa kehadiran siswa.
Guru memberikan motivasi kepada siswa
agar siap dalam mengikuti pembelajaran.
Guru menjelaskan materi perang dunia II
tentang latar belakang terjadinya Perang
Dunia II, sebab-sebab terjadinya Perang
Dunia II, terbentuknya Liga Bangsa
Bangsa, tujuan Liga Bangsa Bangsa, hasil
perjanjian dari Liga Bangsa Bangsa,
badan-badan yang bernaung di bawah
Liga Bangsa Bangsa, penyebab kegagalan
Liga Bangsa Bangsa.
Guru
melakukan
pembelajaran
menggunakan metode mnemonik dengan
teknik cerita dan teknik kata kunci
Guru melakukan tanya jawab untuk
memperdalam pengetahuan siswa tentang
materi Liga Bangsa Bangsa
Siswa mendiskusikan terbentuknya Liga
Bangsa Bangsa
Guru melakukan evaluasi terhadap
proses pembelajaran.
Guru membantu siswa yang mengalami
kesulitan dan belum menguasai materi.
Guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan materi hasil dari proses
pembelajaran
107
3.
Kegiatan penutup
Guru menutup pembelajaran dengan salam
E. Sumber dan Media Belajar
1. Kapur tulis
2. Buku IPS sejarah Erlangga kelas IX
3. LKS untuk SMP kelas IX
F. Penilaian
1. Tehnik
: Tes tertulis
2. Bentuk instrumen
: Soal pilihan ganda
3. Contoh instrumen
Soal
1. Kapan Liga Bangsa Bangsa berdiri...
A. 10 Januari 1920
B. 24 Maret 1920
C. 1 Mei 1924
D. 28 September 1921
2. Di mana Liga Bangsa Bangsa lahir...
A. Paris Prancis
B. Denhaag Belanda
C. Jenewa Swiss
D. Vatikan Italia
3. Latar belakang terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa adalah...
A. Negara-negara pemenang perang memperkuat pengaruhnya atas negara
yang kalah perang
B. Mengucilkan negara-negara yang kalah perang
C. Mengatasi kehancuran akibat peperangan
D. Mengawasi gencatan senjata antar negara-negara yang berperang
4. Dalam upaya menciptakan perdamaian muncul beberapa tokoh perdamaian
dunia seperti di bawah ini, kecuali...
A. Simon Bolivar
108
B. Ban ki-moon
C. Henry Dunnant
D. Woodrow Wilson
5. Berikut ini adalah sebab-sebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa, kecuali...
A. Tidak ada peraturan mengikat
B. Tidak punya kekuasaan
C. Alat politik
D. Krisis Ekonomi
Jawaban :
1. A
2. C
3. C
4. B
5. D
Kriteria penilaian
Kriteria Ketuntasan
≥ 70
Tuntas
< 70
Belum tuntas
Sluke, 26 November 2012
Guru Pamong
Handhy Setyawan Haryanto, S.Pd.
NIP. 19820309 200903 1 003
Peneliti
Kartika Asmarani
NIM. 3101407003
109
Lampiran 12
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Alokasi waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
: SMP NEGERI 2 SATU ATAP SLUKE
: IPS / Sejarah
: IX / 1
: 2 x 40 menit
: 1. Memahami kondisi perkembangan negara di dunia
: 1.2 Mendeskripsikan Perang Dunia II (termasuk
pendudukan Jepang) dan pengaruh terhadap
keadaan sosial, ekonomi dan politik di Indonesia.
Indikator
: 1. Menjelaskan Perang Dunia II
2. Menjelaskan terbentuknya Liga Bangsa Bangsa
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan latar belakang Perang Dunia II
2. Menjelaskan sebab-sebab Perang Dunia II
3. Menjelaskan terbentuknya Liga Bangsa Bangsa
4. Menjelaskan tujuan Liga Bangsa Bangsa
5. Menjelaskan hasil perjanjian dari Liga Bangsa Bangsa
6. Menjelaskan badan-badan yang bernaung di bawah Liga Bangsa Bangsa
7. Menjelaskan penyebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa
B. Materi Pembelajaran
1. Latar belakang terjadinya Perang Dunia II
2. Sebab-sebab Perang Dunia II
3. Terbentuknya Liga Bangsa Bangsa
4. Tujuan Liga Bangsa Bangsa
5. Hasil perjanjian dari Liga Bangsa Bangsa
6. Badan-Badan yang bernaung di bawah Liga Bangsa Bangsa
7. Penyebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa
C. Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah
2. Tanya jawab
110
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
NO.
Tahap pembelajaran
1.
Kegiatan pembuka
2.
Kegiatan inti
4. Eksplorasi
5. Elaborasi
6. Konfirmasi
3.
Kegiatan penutup
Kegiatan pembelajaran
Guru mengucapkan salam.
Guru memeriksa kehadiran siswa.
Guru memberikan motivasi kepada siswa
agar siap dalam mengikuti pembelajaran.
Guru menjelaskan materi perang dunia II
tentang latar belakang terjadinya Perang
Dunia II, sebab-sebab terjadinya Perang
Dunia II, terbentuknya Liga Bangsa
Bangsa, tujuan Liga Bangsa Bangsa, hasil
perjanjian dari Liga Bangsa Bangsa,
badan-badan yang bernaung di bawah
Liga Bangsa Bangsa, penyebab kegagalan
Liga Bangsa Bangsa.
Guru melakukan tanya jawab tentang
materi Liga Bangsa Bangsa
Siswa mendiskusikan terbentuknya Liga
Bangsa Bangsa
Guru melakukan evaluasi terhadap
proses pembelajaran.
Guru membantu siswa yang mengalami
kesulitan dan belum menguasai materi.
Guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan materi hasil dari proses
pembelajaran
Guru menutup pembelajaran dengan salam
E. Sumber dan Media Belajar
4. Kapur tulis
5. Buku IPS sejarah Erlangga kelas IX
111
6. LKS untuk SMP kelas IX
F. Penilaian
4. Tehnik
: Tes tertulis
5. Bentuk instrumen
: Soal pilihan ganda
6. Contoh instrumen
Soal
1. Kapan Liga Bangsa Bangsa berdiri...
A. 10 Januari 1920
B. 24 Maret 1920
C. 1 Mei 1924
D. 28 September 1921
2. Di mana Liga Bangsa Bangsa lahir...
A. Paris Prancis
B. Denhaag Belanda
C. Jenewa Swiss
D. Vatikan Italia
3. Latar belakang terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa adalah...
A. Negara-negara pemenang perang memperkuat pengaruhnya atas negara
yang kalah perang
B. Mengucilkan negara-negara yang kalah perang
C. Mengatasi kehancuran akibat peperangan
D. Mengawasi gencatan senjata antar negara-negara yang berperang
4. Dalam upaya menciptakan perdamaian muncul beberapa tokoh perdamaian
dunia seperti di bawah ini, kecuali...
A. Simon Bolivar
B. Ban ki-moon
C. Henry Dunnant
D. Woodrow Wilson
5. Berikut ini adalah sebab-sebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa, kecuali...
A. Tidak ada peraturan mengikat
B. Tidak punya kekuasaan
112
C. Alat politik
D. Krisis Ekonomi
Jawaban :
1. A
2. C
3. C
4. B
5. D
Kriteria penilaian
Kriteria Ketuntasan
≥ 70
Tuntas
< 70
Belum tuntas
Sluke, 28 November 2012
Guru Pamong
Handhy Setyawan Haryanto, S.Pd.
NIP. 19820309 200903 1 003
Peneliti
Kartika Asmarani
NIM. 3101407003
113
Lampiran 13
MODUL PENGAJARAN PELAJARAN SEJARAH UNTUK KELOMPOK
EKSPERIMEN
Bab : Liga Bangsa-Bangsa
No
1
Sub Bab
Latar
belakang
PD II
Teknik
Aplikasi
Teknik
cerita
Persaingan antar bangsa yaitu
Jerman melawan Rusia,
Perancis -Jerman, InggrisJerman. Dikenal dengan
Perang Dunia I (1914-1918).
Jerman kalah dan membayar
Keterangan
ganti rugi kepada sekutu.
Adolf Hitler balas dendam
kepada Perancis dan memulai
Perang Dunia ke II (19391945).
2
Sebabsebab PD II
Kata
kunci
1. Kegagalan LBB
2. Perlombaan senjata
3. Aliansi politik
4. Imperialisme baru
5. Semangat balas dendam
6. Penyerbuan strategi
Militer
3
Kelahiran
LBB
Teknik
cerita
Pada tanggal 10 Januari 1920,
Woodrow Wilson jalan-jalan
ke
Jenewa Swiss, disana dia
mendirikan LBB.
4
Tujuan
LBB
Kata
kunci
1. Perdamaian Dunia
2. Peperangan
3. Persengketaan
4. Hukum dan Perjanjian
Untuk
mempermudah untuk
mengingat, kata
kunci tersebut
114
internasional
5. Hubungan antara negara
dirubah menjadi
cerita yang menarik
sebagai berikut; di
Swiss, Woodrow
Wilson melihat
peperangan yang
dahsyat dan
persengketaan yang
sengit, ia sangat
merindukan
perdamaian oleh
sebab itu ia bertekad
untuk membuka
hubungan antar
negara dan membuat
perjanjian
internasional
5
Perjanjian
yang
Dihasilkan
Protokol
Jenewa
Cerita
(1924)
Mc Donal Dari Inggris Dan
Herriot dari
Prancis memaksa anggota
LBB untuk taat, semua taat
kecuali negara besar,
perjanjian itu gagal
Perjanjian
Kellog
Briand
(1928)
Cerita
Perjanjian ini dibuat kellog
menlu dari Amerika dan
Briand dari Perancis, namun
ditolak negara Amerika
sehingga perjanjian itu
gagal.
115
Perjanjian
Locarno
Cerita
(1925)
6
Bertujuan membangun
perdamaian yg permanen di
Eropa. Dihadiri tujuh negara
Eropa. Membahas
penyelesaian antara Perancis
dan Jerman.
Badanbadan yang
bernaung di
bawah LBB
Tugas
Sidang
Umum
Kata
Kunci
1. Soal dan nasehat
1. Rencana keuangan
2. Hakim
3. Perjanjian Internasional
4. Anggota
7
Tugas
Dewan
Keamanan
Kata
Kunci
1. Perselihan
2. Serangan negara lain
3. Senjata
4. Melindungi LBB
Sekretariat
Tetap
Kata
Kunci
1. Kebutuhan
2. Perjanjian Internasional
Organisasi
Otonom
Kata
Kunci
1. ILO
2. Mahkamah Internasional
Organisasi
Kata
1. Kesehatan
Tambahan
Kunci
2. Ekonomi
3. Ilmu Pengetahuan
Penyebab
kegagalan
LBB
Kata
Kunci
1.Tidak ada peraturan
mengikat
2.Tidak punya kekuasaan
3. Alat politik
116
Lampiran 14
MODUL PENGAJARAN PELAJARAN SEJARAH UNTUK KELOMPOK
KONTROL
Bab : Liga Bangsa-Bangsa
No
Sub Bab
Metode
1
Latar belakang
Ceramah
Isi
Keterangan
Pada tanggal 1 Agustus 1914 Jerman
terjadinya
mengumumkan perang kepada Rusia dan
Perang Dunia ke
disusul Perancis mengumumkan perang
II
kepada Jerman tanggal 3 Agustus 1914.
Kemudian tanggal 4 Agustus Inggris
mengumumkan perang kepada Jerman.
Selanjutnya berkecamuklah perang yang
hampir melibatkan seluruh dunia dikenal
dengan Perang Dunia I. Perang ini berakhir
dengan kekalahan Jerman yang menyerah
pada tanggal 11 November 1918. Sebagai
pihak yang kalah, Jerman harus membayar
ganti rugi kepada Sekutu dengan dikuatkan
dalam Perjanjian Versailles pada tahun
1919. Kekalahan Jerman dengan telak ini
memberi kesempatan kepada Adolf Hitler
membangkitkan
bangsanya
untuk
melakukan balas dendam kepada Perancis.
Adolf Hitler mengembangkan fasisme dan
kemudian memulai
Perang Dunia
II
dengan menyerbu Polandia di kota Danzig
pada tanggal 1 September 1939.
2
Sebab-sebab
umum
terjadinya
Perang Dunia ke
Ceramah
1. Kegagalan Liga Bangsa Bangsa dalam
menciptakan perdamaian dunia.
2. Negara-negara maju saling berlomba
memperkuat
militer
dan
117
II
persenjataannya.
3. Adanya politik aliansi (mencari kawan
persekutuan).
4. Adanyapertentangan-pertentangan
akibat ekspansi. Merupakan tantangan
terhadap imperialisme Inggris, Perancis
dan Amerika Serikat.
5. Adanya politik balas dendam Jerman
terhadap
merasa
Perancis
dihina
karena
dengan
Jerman
Perjanjian
Versailles.
6. Adanya pertentangan faham demokrasi,
fasisme dan komunisme.
3
Kelahiran LBB
Ceramah
Liga Bangsa Bangsa adalah sebuah
organisasi Internasional yang didirikan
setelah Konferensi Perdamaian Paris 1919.
Tepatnya pada tanggal 10 Januari 1920.
Ide untuk mendirikan Liga Bangsa Bangsa
dicetuskan Presiden Amerika Serikat
Woodrow Wilson. Organisasi ini
berkedudukan di Jenewa Swiss.
4
Tujuan LBB
Ceramah
1. Menjamin perdamaian dunia.
2. Menghindari terjadinya peperangan
3. Berusaha menyelesaikan segala
persengketaan dengan damai.
4. Mentaati hukum Internasional dan
perjanjian-perjanjian internasional
5. Memberi kesempatan hubungan antar
118
negara yang terbuka dan adil serta
untuk memajukan kerja sama ekonomi,
budaya, sosial dan pendidikan.
5
Badan-badan
yang bernaung
di bawah LBB
Tugas Sidang
Ceramah 1. Merundingkan soal soal dan memberi
Umum
nasehat
2. Membuat rencana keuangan
3. Memilih Hakim Mahkamah
Internasional
4. Merubah dan menetapkan perjanjian
Internasional
5. Menerima anggota baru
Tugas Dewan
Ceramah
Keamanan
1. Menyelesaikan perselisihan-perselisihan
Internasional
2. Menjaga anggota dari serangan negara
lain
3. Pengurangan senjata
4. Membela dan melindungi LBB
Sekretariat
Ceramah
Tetap
1. Melayani kebutuhan LBB
2. Mencatat Perjanjian-Perjanjian
Internasional
Organisasi
Otonom
Ceramah
1. ILO
2. Mahkamah Internasional
119
Organisasi
Ceramah
Tambahan
1. Kesehatan
2. Ekonomi
3. Ilmu Pengetahuan
6
Perjanjian –
perjanjian yang
dihasilkan
Protokol Jenewa
Ceramah
Dalam perkembangannya, LBB telah
membuat beberapa perjanjian :
1. Protokol Jenewa 1924
Perancangnya adalah James Ramsay
Mac donald (Inggris) dan Eduard
Herriot
(Perancis)
untuk
memaksa
anggota
LBB
menaati
seluruh
keputusan LBB bila perlu melalui
perang. Negara kecil menerima, negara
besar menolak.
Perjanjian
Kellog Briand
Ceramah
2. Perjanjian Kellog Briand 1928
Perancang perjanjian ini adalah Frank
Billing Kellog (Menlu Amerika) dan
Aristede Briand (Menlu Perancis). 50
negara
menyepakati
perjanjian
perdamaian ini, namun Amerika tidak
mau menjadi anggota karena terikat
dengan Monroe Doktrine. Akibatnya
LBB kehilangan kekuatan.
120
Perjanjian
Ceramah
Locarno
3. Perjanjian Locarno 1925
Perjanjian
Locarno
bertujuan
membangun sebuah perdamaian yang
permanent di Eropa. Perjanjian yang
dilaksanakan di daerah Locarno, Swiss
pada Oktober 1925 ini dihadiri tujuh
Negara
Eropa,
Cekoslowakia,
yaitu
Belgia,
Perancis,
Jerman,
Inggris, Italia, dan Polandia. Masalah
utama yang dibahas pada pertemuan
tersebut adalah mencari penyelesaian
antara Perancis dan Jerman.
7
Penyebab
kegagalan LBB
Ceramah
1. Tidak adanya peraturan yang bersifat
mengikat
2. Tidak mempunyai kekuasaan yang
nyatauntuk menindak negara anggota
yang melakukan pelanggaran
3. Digunakan sebagai alat politik negara
negara besar
121
Lampiran 15
SOAL PRE TEST/POST TEST
Alokasi Waktu : 20 Menit
Nama
:
No.Absen
:
1. Kapan Liga Bangsa Bangsa berdiri...
A. 10 Januari 1920
B. 24 Maret 1920
C. 1 Mei 1924
D. 28 September 1921
2. Di mana Liga Bangsa Bangsa lahir...
A. Paris Prancis
B. Denhaag Belanda
C. Jenewa Swiss
D. Vatikan Italia
3. Latar belakang terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa adalah...
A. Negara-negara pemenang perang memperkuat pengaruhnya atas negara
yang kalah perang
B. Mengucilkan negara-negara yang kalah perang
C. Mengatasi kehancuran akibat peperangan
D. Mengawasi gencatan senjata antar negara-negara yang berperang
4. Dalam upaya menciptakan perdamaian muncul beberapa tokoh perdamaian
dunia seperti di bawah ini, kecuali...
A. Simon Bolivar
B. Ban ki-moon
C. Henry Dunnant
D. Woodrow Wilson
122
5. Berikut ini adalah sebab-sebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa, kecuali...
A. Tidak ada peraturan mengikat
B. Tidak punya kekuasaan
C. Alat politik
D. Krisis Ekonomi
6. Usaha untuk menciptakan perdamaian muncul setelah perang usai karena...
A. Manusia baru sadar akan lingkungannya setelah mengalami kehancuran
dan keganasan perang
B. Pihak yang kalah mendapat perlakuan yang tidak adil
C. Pihak yang menang berbuat sewenang-wenang
D. Manuasia makhluk pemangsa segalanya.
7. Berikut ini adalah tugas dari dewan keamanan, kecuali...
A. Menyelesaikan perselisihan-perselisihan internasional
B. Membela dan melindungi Liga Bangsa-Bangsa
C. Mencatat perjanjian-perjanjian internasional
D. Pengurangan senjata
8. Protokol Jenewa yang dirancang oleh Perdana Menteri James Ramsay Mac
Donald dan Eduard Herriot mengalami kegagalan karena...
A. Tidak didukung oleh negara-negara besar
B. Pengaruh negara-negara besar sangat dominan
C. Mendapat tantangan dari Amerika Serikat
D. Bertentangan dengan kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat
9. Atas prakarsa siapakah kelahiran Liga Bangsa-Bangsa...
A. Hueo de Groot
B. Woodrow Wilson
C. Aristide Briand
D. James Ramsay Mac Donald
10. Ada berapa anggota Liga Bangsa Bangsa...
A. 30 negara
B. 40 negara
C. 50 negara
123
D. 60 negara
11. Apa tujuan dari perjanjian Locarno...
A. Membangun sebuah perdamaian yang permanen di Eropa
B. Menciptakan perdamaian di dunia
C. Memperkuat Liga Bangsa Bangsa
D. Melakukan perjanjian antara Italia dengan Jerman
12. Alasan Amerika tidak mau menjadi menyepakati perjanjian perdamaian
KellogBriand 1928 adalah...
A. Terikat oleh Monroe Doktrin
B. Kedudukan Liga Bangsa-Bangsa bukan di Amerika Serikat
C. Sedang terjadi perang saudara di Amerika Serikat
D. Bertentangan dengan kebijakan luar negeri Amerika Serikat
13. Penyebab kegagalan Liga Bangsa Bangsa, kecuali...
A. Tidak adanya peraturan yang bersifat mengikat
B. Tidak mempunyai kekuasaan yang nyata untuk menindak negara anggota
yang melakukan pelanggaran
C. Digunakan sebagai alat politik negara-negara besar
D. Tidak menaati hukum dan perjanjian dunia
14. Dalam susunan organisasi, Liga Bangsa Bangsa mempunyai empat badan
utama, kecuali...
A. Dewan Keamanan
B. Sidang Umum
C. Sekretariat Tetap
D. Mahkamah Internasional
15. Tugas dan fungsi dari ILO adalah...
A. Mengurusi kepentingan perburuhan
B. Menyelesaikan konflik
C. Meningkatkan perekonomian dunia
D. Melakukan penelitian yang terkait dengan teknologi
124
16. Tujuan dari Liga Bangsa Bangsa seperti di bawah ini, kecuali...
A. Perdamaian dunia
B. Mengatasi peperangan
C. Hubungan antar negara
D. Mengurusi perburuhan
17. Beberapa tokoh mengupayakan adanya perdamaian dan melenyapkan
penderitaan umat manusia. Seperti yang dilakukan oleh Hendri Dunant yang
mendirikan Palang Merah pada tahun...
A. 1926
B. 1863
C. 1795
D. 1930
18. Liga Bangsa Bangsa menghasilkan tiga perjanjian, kecuali...
A. Perjanjian Protokol Jenewa
B. Perjanjian Locarno
C. Perjanjian Victory
D. Perjanjian Kellog Briand
19. Siapakah yang menjadi perancang perjanjian Kellog Briand...
A. James Ramsay Mac Donald
B. Eduard Herriot
C. Frank Billing Kellog
D. Woodrow Wilson
20. Ada berapa negara yang menyepakati perjanjian Kellog Briand...
A. 30
B. 40
C. 50
D. 60
125
Lampiran 16
KUNCI JAWABAN SOAL PRE TEST/POST TEST
1. A
11. A
2. C
12. A
3. C
13. D
4. B
14. A
5. D
15. A
6. A
16. D
7. C
17. B
8. A
18. C
9. B
19. C
10. D
20. C
126
Lampiran 17
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Kode
E-01
E-02
E-03
E-04
E-05
E-06
E-07
E-08
E-09
E-10
E-11
E-12
E-13
E-14
E-15
E-16
E-17
E-18
E-19
E-20
E-21
E-22
E-23
E-24
Jumlah
n
Mean
Varians
SD
max
min
Rentang
Daftar Nilai Pre Test Post Test Kelas Eksperimen
Eksperimen
Pretest
Post test
Skor
Nilai
Skor
Nilai
11
61,1
14
78
11
61,1
14
78
10
55,6
13
72
12
66,7
15
83
13
72,2
16
89
14
77,8
16
89
15
83,3
17
94
12
66,7
14
78
10
55,6
15
83
14
77,8
17
94
14
77,8
17
94
16
88,9
17
94
12
66,7
14
78
10
55,6
13
72
11
61,1
14
78
11
61,1
13
72
12
66,7
13
72
9
50,0
12
67
12
66,7
15
83
11
61,1
14
78
13
72,2
14
78
9
50,0
12
67
11
61,1
15
83
9
50,0
14
78
282
1567
348
1933,33
24,00
24,00
24,00
24,00
11,75
65,28
14,50
80,56
3,59
110,71
2,35
72,46
1,89
10,52
1,53
8,51
16,0
88,9
17,0
94,4
9,00
50,00
12,00
66,67
7,00
38,89
5,00
27,78
Selisih
17
17
17
17
17
11
11
11
28
17
17
6
11
17
17
11
6
17
17
17
6
17
22
28
367
24,00
15,28
32,88
5,73
27,8
5,56
22,22
127
Lampiran 18
Daftar Nilai Pre Test Post Test Kelas Kontrol
Kontrol
No
Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
R-01
R-02
R-03
R-04
R-05
R-06
R-07
R-08
R-09
R-10
R-11
R-12
R-13
R-14
R-15
R-16
R-17
R-18
R-19
R-20
R-21
R-22
R-23
R-24
R-25
R-26
R-27
R-28
R-29
R-30
Jumlah
N
Mean
Varians
Pretest
Skor
10
11
9
10
12
11
12
16
13
11
10
12
12
13
11
13
12
12
14
12
10
12
11
11
12
9
12
9
11
12
345
30,00
11,50
2,26
Nilai
56
61
50
56
67
61
67
89
72
61
56
67
67
72
61
72
67
67
78
67
56
67
61
61
67
50
67
50
61
67
1917
30,00
63,89
69,71
Post test
Skor
Nilai
11
61
12
67
13
72
12
67
14
78
13
72
14
78
16
89
15
83
13
72
12
67
14
78
14
78
15
83
12
67
13
72
14
78
14
78
15
83
14
78
12
67
14
78
12
67
13
72
12
67
10
56
12
67
10
56
10
56
13
72
388
2156
30,00
30,00
12,93
71,85
2,34
72,23
Selisih
5,56
5,56
22,22
11,11
11,11
11,11
11,11
0,00
11,11
11,11
11,11
11,11
11,11
11,11
5,56
0,00
11,11
11,11
5,56
11,11
11,11
11,11
5,56
11,11
0,00
5,56
0,00
5,56
-5,56
5,56
239
30,00
7,96
29,13
128
SD
Max
Min
Rentang
1,50
16
9,00
7,00
8,35
88,88889
50,00
38,89
1,53
16
10,00
6,00
8,50
88,89
55,56
33,33
5,40
22,22
-5,56
27,78
129
Lampiran 19
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASILPRE TEST ANTARA
KELOMPOK KONTROL DAN KELOMPOK EKSPERIMEN
Hipotesis
Ho
:
2
1
=
2
2
Ha
:
2
1
=
2
2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F
Varians terbesar
Varians terkecil
Ho diterima apabila F < F 1/2
(nb-1):(nk-1)
F 1/2
(nb-
1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi
Kelompok eksperimen
Jumlah
n
1567
24
Kelompok
kontrol
1917
30
65,28
110,71
10,52
63,89
69,71
8,35
x
Varians (s2)
Standart deviasi (s)
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F
=
110,71
69,71
=
1,5881
130
Pada = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1
dk penyebut = nk -1
F (0.025)(37:36)
=
1,5881
=
=
33
37
-
1
1
=
=
32
36
1,97
1,97
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok mempunyai varians yang sama.
131
Lampiran 20
UJI NORMALITAS DATA NILAI PRETEST KELOMPOK EKSPERIMEN
Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data berdistribusi tidak normal
Pengujian hipotesis
Rumus yang digunakan
2
k
fo fh
χ
Pengujian
Hipotesis
fh
i 1
Nilai maksiml = 89
Nilai minimal = 50
Rentang
= 39
Banyak kelas = 6
2
Kelas Interval
Panjang Kelas
Rata-rata ( X )
S
N
= 6,5
= 65,28
= 10,52
= 30
Batas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas
Kls.
Untuk Z
fh
f0
(f0-fh)²
fh
50,0
-
56,5
49,5
-1,50
0,4331
0,1216
2,9186
6
3,2533
56,5
-
63,0
56,0
-0,88
0,3115
0,2061
4,9454
6
0,2249
63,0

69,4
62,5
-0,27
0,1055
0,2417
5,8015
5
0,1107
69,4
-
75,9
68,9
0,35
0,1363
0,1963
4,7121
2
1,5610
75,9
-
82,4
75,4
0,96
0,3326
0,1104
2,6497
3
0,0463
82,4
-
88,9
81,9
1,58
0,4430
0,0460
1,1047
2
0,7255
89,4
2,29
0,4890
=
5,92
²
Untuk
= 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel = 11,07
0,00
5,9217
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data distribusi normal
132
Lampiran 21
UJI NORMALITAS DATA NILAI PRETEST KELOMPOK KONTROL
Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data berdistribusi tidak normal
Pengujian hipotesis
Rumus yang digunakan
χ2
k
i 1
fo fh
fh
2
Pengujian Hipotesis
Nilai maksiml = 89
Panjang Kelas = 6,5
Nilai minimal = 50
Rata-rata ( X ) = 63,89
Rentang
S
= 8,35
N
= 30
= 39
Banyak kelas =
6
Kelas Interval
Batas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas
Kls.
Untuk Z
fh
f0
(f0-fh)²
fh
50
-
56
49,5
-1,72
0,4576
0,1294
3,8817
7
2,5051
56
-
63
56,0
-0,95
0,3282
0,2604
7,8119
7
0,0844
63

69
62,5
-0,17
0,0678
0,2954
8,8615
11
0,5161
69
-
76
68,9
0,61
0,2276
0,1889
5,6671
3
1,2552
76
-
82
75,4
1,38
0,4165
0,0721
2,1645
1
0,6265
83
-
90
82,9
2,28
0,4886
0,0106
0,3185
1
1,4585
90,4
3,17
0,4992
=
6,45
²
Untuk

= 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 11,07
6,45
11,07
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka distribusi data tidak berbeda dengan
distribusi normal
133
Lampiran 22
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA DATA HASIL PRE TEST ANTARA
KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
Hipotesis
Ho
:
1
<
2
Ha
:
1
>
2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
x
t
s
1
1
n1
x
2
1
n2
Dimana,
s
n 1 1 s12 n 2 1 s 22
n1 n 2 2
Ho diterima apabila -t(1-1/2
)(n1+n2-2)
< t < t(1-1/2
)(n1+n2-2)
-t(1-
t(1-
1/2 )dk
1/2 )dk
Dari data diperoleh:
Sumber variasi
Kelompok
eksperimen
Kelompok kontrol
Jumlah
n
1566,666667
24
1916,666667
30
x
Varians (s2)
Standart deviasi (s)
65,28
110,7085
10,52
63,89
69,7105
8,35
134
s
=
=
24
1
110,71
24
+
65,28
t
+ 30
30
69,71
63,89
=
=
9,37253
1
2
9,372
5
1
2
4
+
0,541
1
3
0
Pada
= 5% dengan dk = 30 - 1 = 29 diperoleh t(0.05)(29) =
2,040
Pada
= 5% dengan dk = 29 - 1 = 28 diperoleh t(0.05)(29) =
2,040
jadi ttabel = 2,045 + (2,048 - 2, 045) / 2) =
2,04
0,541
2,040
2,040
Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai
pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
135
Lampiran 23
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL POST TEST ANTARA
KELOMPOK KONTROL DAN ELOMPOK EKSPERIMEN
Hipotesis
Ho
:
2
1
=
2
2
Ha
:
2
1
=
2
2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Varians terbesar
Varians terkecil
F
Ho diterima apabila F < F 1/2
(nb-1):(nk-1)
F 1/2
(nb-
1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi
Kelompok Eksper
Jumlah
n
1933
24
Kelompok
Eksperimen 2
2156
30
x
Varians (s2)
Standart deviasi (s)
80,56
72,46
8,51
71,85
72,23
8,50
Dari rumus di atas diperoleh:
72,46
72,23
Pada = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1
dk penyebut = nk -1
F
=
F (0.025)(37:36)
=
1,0032
=
=
=
2,17
24
30
-
1
1
=
=
23
29
136
1,0032
2,17
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda.
137
Lampiran 24
UJI NORMALITAS DATA NILAI POST TEST KELOMPOK EKSPERIMEN
Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data berdistribusi tidak normal
Pengujian hipotesis
Rumus yang digunakan
χ2
k
fo fh
fh
i 1
2
Kriteria yang digunakan
Ho diterima
jika 2 < 2
tabel
2
( )(k3)
Pengujian Hipotesis
Nilai maksiml = 94
Panjang Kelas = 4,6
Nilai minimal = 67
Rata-rata ( X ) = 80, 56
Rentang
S
= 9,72
N
= 24
= 28
Banyak kelas =
Kelas Interval
6
Batas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas
Kls.
Untuk Z
fh
f0
(f0-fh)²
fh
67
-
71
66,2
-1,48
0,4306
0,0883
2,1187
2
0,0067
71
-
76
70,8
-1,00
0,3424
0,1412
3,3881
4
0,1105
76

81
75,4
-0,53
0,2012
0,1807
4,3362
8
3,0956
81
-
85
80,1
-0,05
0,0205
0,1851
4,4418
4
0,0439
85
-
90
84,7
0,42
0,1646
0,1778
4,2673
2
1,2047
91
-
95
90,3
1,00
0,3424
0,1010
2,4236
4
1,0254
95,9
1,58
0,4433
²
=
5,49
138
Untuk
= 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel = 11,07
5,49
8,71
5,4867
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data distribusi normal
139
Lampiran 25
UJI NORMALITAS DATA NILAI POST TEST KELOMPOK KONTROL
Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data berdistribusi tidak normal
Pengujian hipotesis
Rumus yang digunakan
χ2
k
i 1
fo fh
fh
2
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika 2 < 2 tabel
2
( )(k3)
Pengujian Hipotesis
Nilai maksiml = 89
Panjang Kelas = 5,6
Nilai minimal = 56
Rata-rata ( X ) = 71,85
Rentang
S
= 8,50
N
= 30
= 33
Banyak kelas =
6
Kelas Interval
Batas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas
Kls.
Untuk Z
fh
f0
(f0-fh)²
fh
56
-
61
55,1
-1,98
0,4759
0,0689
2,0676
4
1,8060
61
-
67
60,6
-1,32
0,4070
0,1588
4,7636
8
2,1988
72
66,2
-0,67
0,2482
0,2421
7,2645
6
0,2201
67
72
-
78
71,7
-0,02
0,0061
0,2445
7,3347
8
0,0603
78
-
83
77,3
0,64
0,2384
0,1823
5,4688
3
1,1145
84
-
90
83,8
1,41
0,4207
0,0647
1,9414
1
0,4565
90,4
2,18
0,4854
²
=
5,86
140
Untuk
= 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 11,07
5,86
11,07
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka distribusi data tidak berbeda dengan
distribusi normal
141
Lampiran 26
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA DATA HASIL POST TEST ANTARA
KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
Hipotesis
Ho
:
1
<
2
Ha
:
1
>
2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
x
t
s
1
1
n1
x
2
1
n2
Dimana,
s
n 1 1 s12 n 2 1 s 22
n1 n 2 2
Ho diterima apabila -t(1-1/2
)(n1+n2-2)
< t < t(1-1/2
)(n1+n2-2)
t(1-t(1-
1/2 )d
1/2 )dk
k
Dari data diperoleh:
Jumlah
n
Kelompok
Eksper
1933,333333
24
Kelompok
Eksperimen 2
2155,555556
30
x
Varians (s2)
Standart deviasi (s)
80,56
72,4638
8,51
71,85
72,2293
8,50
Sumber variasi
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
142
s
=
t
=
24
1
72,46
24
+
80,56
+
30
30
72,23
=
8,5049
71,85
=
8,50488
1
2
1
24
+
3,737
1
30
Pada
= 5% dengan dk = 30 - 1 = 29 diperoleh t(0.05)(29) =
2,069
Pada
= 5% dengan dk = 29 - 1 = 28 diperoleh t(0.05)(29) =
2,040
jadi ttabel = 2,045 + (2,048 - 2, 045) / 2) =
-2,05
2,054
2,05
3,737
Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan nilai pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
143
Lampiran 27
PERSENTASE KETUNTASAN BELAJAR KLASIKAL KELOMPOK EKSPERIMEN
Tuntas jika
Tidak tuntas jika
%
≥
<
%
%
=
85%
85%
Jumlah siswa dengan nilai > 75
Jumlah siswa
=
22
24
=
91,667
X
100%
X 100%
%
Karena persentase ketuntasan belajar lebih dari 85% maka kelas eksperimen
sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal
PERHITUNGAN PERSENTASE KETUNTASAN BELAJAR
Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelompok Kontrol
Tuntas jika
Tidak tuntas jika
%
%
%
≥
<
85%
85%
=
Jumlah siswa dengan nilai > 75
Jumlah siswa
=
18
30
=
60
X
100%
X 100%
%
Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas kontrol
belum mencapai ketuntasan belajar klasikal
144
Lampiran 28
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
80,56
pretest posttest
15,28
%
Peningkatan
pretest posttest
23,4%
Normal
Gain
pretest posttest
44%
Kriteria
faktor g
pretest posttest
Sedang
71,85
7,96
12,5%
22,1%
Rendah
nilai Rata rata % Peningkatan
No
Kelas
1
Eksperimen
Pre
test
65,28
2
Kontrol
63,89
Posttest
Pretest
Sumber Variasi
Jumlah siswa
Nilai rata-rata
Simpangan baku
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rentang
Kelas
Eksperimen
24,00
Kelas
Kontrol
30,00
65,28
63,89
10,52
8,35
88,89
88,89
50,00
50,00
38,89
38,89
Normalitas pre
Kelas
χ2hitung
dk
χ2tabel
Kriteria
Eksperimen
Kontrol
5,92
6
6
11,07
Normal
Normal
6,45
Pretes
Kelas
Varians
Dk
Eksperimen
110,7
23
Kontrol
69,7
29
Fhitung
1,59
Ftabel
Kriteria
1,97
Mempunyai
varians yang
sama
Kelas
Rata-rata
dk
thitung
ttabel
Kriteria
Eksperimen
Kontrol
65,3
23,0
29,0
0,54
2,033
Tidak ada
perbedaan
63,9
Possttest
145
Sumber Variasi
Jumlah siswa
Nilai rata-rata
Simpangan baku
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rentang
Kelas
Eksperimen
24
Kelas
Kontrol
30
80,56
71,85
8,51
8,50
94,44
88,89
66,67
55,56
27,78
33,33
Normalitas post
Kelas
χ2hitung
dk
χ2tabel
Kriteria
Eksperimen
Kontrol
5,49
6
6
11,07
Normal
Normal
5,86
Postest
Kelas
Varians
Dk
Eksperimen
72,5
23
Kontrol
72,2
29
Kelas
Rata-rata
dk
Eksperimen
80,6
23,0
Kontrol
71,9
29,0
Fhitung
Ftabel
1,00
1,97
Kriteria
Mempunyai
varians yang
sama
thitung
ttabel
Kriteria
3,737
2,033
ada
perbedaan
146
Lampiran 29
DOKUMENTASI KELAS EKSPERIMEN
DOKUMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN METODE MNEMONIK
147
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PRE TEST
DOKUMENTASI PELAKSANAAN POST TEST
148
Lampiran 30
DOKUMENTASI KELAS KONTROL
149
PELAKSANAAN PRE TEST KELAS KONTROL
PELAKSANAAN POST TEST KELAS KONTROL
Download