1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia, yakni tercatat sekitar 95.181 km. Panjang garis pantai tersebut menyimpan hutan bakau yang luas dan rindang. Hutan mangrove merupakan sumberdaya alam yang penting di lingkungan pesisir, dan memiliki tiga fungsi utama yaitu fungsi fisik, biologis, dan ekonomis (Waryono, 20.2008). Hutan ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan dan kelangsungan kehidupan daerah pesisir. Tanaman Mangrove yang seharusnya menjadi habitat para ikan dan penahan abrasi pantai saat ini telah mendapat ancaman dan jumlahnya semakin berkurang. Jakarta sendiri merupakan daerah yang memiliki kawasan pantai yang cukup panjang sehingga harusnya memiliki hutan bakau yang cukup banyak. Namun karena adanya polusi, pencemaran, dan pembangunan menyebabkan daerah menjadi tidak layak untuk di jadikan tempat tinggal dan daerah pemijahan ikan. Selain permasalah an tersebut, sebagian besar kawasan pesisir ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untu k dibangun tambak kemudian tidak jauh dari tempat tinggal tersebut dibangun pemukim an. Hal ini akan mengikis keberdaan mangrove, padahal dengan adanya mangrove ini abrasi pantai dapat dicegah. Salah satu daerah yang telah merasakan dampak dengan tidak adanya fungsi hutan bakau adalah Kampung Marunda Pulo, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Daerah ini awalnya merupakan daerah yang banyak ditumbuhi tanaman mangrove namun seiring adanya pembangunan dan pertambahan penduduk daerah ini berubah menjadi sebuah pemukiman. Akibatnya banjir rob yang tadinya dapat diatasi, sekarang menjadi permasalah yang sulit teratasi bagi mereka meskipun tanggul sudah dibangun. Parahnya lagi frekuensi banjir makin meningkat karena adanya global warming. Kondisi seperti ini sangat berdampak negative bagi kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Desain Komunikasi Visual | 1 Semakin berkurangnya sabuk hijau (green belt) di Indonesia terutama didaerah Jakarta, disebabkan oleh gelombang air laut yang langsung mengenai daratan sehingga m engakibatkan abrasi. Sedikitnya lahan penanaman hutan bakau di Jakarta, membuat para masyarakat di Jakarta terutama para remaja dan pekerja muda berinisiatif membuat suatu komunitas yang ingin melestarikan bakau melalui gerakan 1 Bakau 1000 Kehidupan di kota Jakarta. Sehingga terciptalah sebuah komunitas “SahabatMangrove Indonesia”, dimana komun itas ini memanfaatkan lahan kosong atau lahan tidak terpakai milik pemerintah dipesisir J akarta, yang digunakan untuk kegiatan menanam bakau. Sehingga saya ingin menyebarlua skan pesan 1 Bakau 1000 Kehidupan kepada warga Jakarta khususnya kepada para remaj a dan para pekerja. Dengan adanya pernyataaan diatas, maka kami bermaksud mensosialisasikan huta n bakau di Jakarta khususnya kepada para remaja dan para pekerja. Berangkat dari minim nya akan media poster untuk kampanye hutan bakau, melalui poster untuk melestarikan gerakan go green di kota Jakarta. Dalam sebuah sosialisasi mengenai pelestarian hutan bakau Poster bertema lingkungan merupakan media yang cocok untuk masyarakat luas dalam menyebarkan informasi. Menggunakan media poster sebagai media sosialisasi sosial agar pesan sosial dapat disampaikan dan diterima dengan mudah, dalam gerakan 1 bakau 1000 kehidupan melalui media cetak. Dan dimasukkan pesan bahwa, betapa pentingnya hutan bakau untuk masa depan. Menggunakan media cetak seperti poster, agar terlihat lebih menarik dan dapat mengajak para remaja dan pekerja muda di Jakarta untuk turut andil dalam menanam dan melestarikan hutan bakau bersama. Agar mampu memvisualisasikan kampanye sosial melalui media cetak seperti poster, Masalah penyajian laporan-laporan berdasarkan hal inilah yang melatar belakangi membuat poster sehingga diangkat menjadi sebuah judul “ Perancangan Poster Sosialisasi Hutan Bakau Dalam Media Promosi ”. Desain Komunikasi Visual | 2 B.Orisinalitas ( State Of Art ) Dalam perancangan Poster ini, membutuhkan referensi dasar guna menunjang sebuah ide penciptaan yang dimana referensi tersebut menggunakan pendekatan dari konsep utama seperti salah satu contoh yang ada pada gambar dbawah yang dimana gambar poster tersebut menjelaskan tentang lingkungan hidup. Gambar 1.1 Poster Mangrove Sumber Pada poster mangrove tersebut masih kurang dalam penyampain pesannya, bahkan dalam illustrasi tidak terlalu bagus. Poster mangrove tersebut ini kurang dalam pewarnaannya dan harus lebih dieksplor lagi. Desain Komunikasi Visual | 3 C. Tujuan dan Manfaat Perancangan 1.Tujuan Perancangan Merancang poster bertema lingkungan untuk mensosialisasikan hutan bakau di Jakarta dengan menggunakan unsur illustrasi sesuai dengan keadaan hutan bakau sekarang ini dengan tujuan agar kondisi hutan bakau di Jakarta menjadi lebih baik dan berdampak baik bagi masyarakat khususnya bagi para remaja mengenai hutan bakau. 2.Manfaat Perancangan Banyaknya poster yang bertema kampanye sosial. Serta ingin mengajak para remaja di Jakarta untuk menyadarkan tentang hutan bakau. ingin membuat sebuah poster yang lebih menarik dan lebih mengajak. a. Manfaat bagi diri sendiri : Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya hutan bakau dan mengetahui cara membuat sosialisasi yang baik b. Bagi Remaja : Adapun manfaat dari poster kampanye sosilisasi hutan bakau di Jakarta ini adalah mengajak para remaja untuk ikut berpartisipasi tentang memahami tentang hutan bakau setidaknya para remaja sadar akan hal ini. c. Manfaat bagi lembaga/jurusan : Dapat dijadikan salah satu media referensi bagi jurusan desain komunikasi visual dalam membuat karya sejenis. d. Bagi Desainer : Adapun manfaat dari poster kampanye sosialisasi hutan bakau di Jakarta adalah dapat lebih mengembangkan kemampuan desainer dalam merancang sebuah iklan poster Desain Komunikasi Visual | 4 dengan menggunakan tekhnik illustrasi, dengan unsur rupa yang menarik untuk yang melihatnya terutama para remaja. D. Peluang dan Tantangan Studi 1. Peluang Studi Mendapatkan perhatian yang baik oleh pemerintah mengenai sosialisasi kampanye Hutan Bakau, juga menjadikannya sebagai salah satu media interaktif yang sangat berpengaruh k uat dalam berkampanye. 2. Tantangan Studi Dalam pembuatan poster sosialisasi kampanye Hutan Bakau ini terdapat kecendrungan, seperti tidak seluruh masyarakat khususnya di Jakarta kurang memperhatikan media – media kampanye tentang hutan bakau, dengan ketertarikan yang kuat sehingga kurangny a pengetahuan mereka mengenai hutan bakau. E.Relevansi dan Konsekuensi Studi Pelestarian merupakan upaya untuk melindungi lingkungan dari kerusakan, misalnya pemanasan global dan perusakan sumber daya alam. Pelestarian berkaitan erat dengan lingkungan hidup, lingkungan hidup adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada dibumi. Hutan bakau termasuk kedalam unsur biotik, hutan bakau layak di lestarikan karena hutan bakau memiliki ciri kehidupan dan berfungsi sebagai penyeimbang kehidupan bagi pesisir pantai. Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1982, lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut, lingkungan hidup tersusun dari berbagai unsur yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu unsur biotik, abiotik, dan sosial budaya. Poster kampanye sosialisasi hutan bakau adalah sebuah media promosi untuk mensosialis asikan mengenai hutan bakau yang menggunakan media cetak sebagai media kampanye Desain Komunikasi Visual | 5 sosial. Dimasukkan pesan bahwa, betapa pentingnya hutan bakau untuk masa depan. Konsepnya adalah untuk mempromosikan hutan bakau pada para remaja dan pekerja mu da. Untuk menjaga hutan bakau, perlu adanya sosialisasi tentang pelestarian hutan bakau menyusul banyaknya kasus kerusakan akibat ulah manusia. Kampanye ini ditunjukkan un tuk melestarikan gerakan go green di kota Jakarta. Menggunakan media cetak seperti poster agar terlihat lebih menarik dan dapat mendorong para remaja dan pekerja muda di Jakarta untuk menggambil bagian dalam menanam dan melestarikan bersama. Desain Komunikasi Visual | 6