LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL Nama Mahasiswa : Syamsudin Nur Rizal Alkaf Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 21 tahun Pendidikan : Mahasiswa S1 Psikologi Nama Percobaan : MELIHAT TIGA DIMENSI Nomor Percobaan :X Nama Orang Percobaan : Zuvita Nandiastika Nama Pelaku Percobaan : Syamsudin Nur Rizal Alkaf Tanggal Percobaan : 8 Oktober 2013 Waktu Percobaan : 10.00-12.00 WIB Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Untuk mengetahui kepekaan indra penglihatan terhadap objek tiga dimensi. 2. Untuk mengetahui mekanisme kerja mata yang terjadi ketika melihat tiga dimensi. II. DASAR TEORI Apabila seorang melihat suatu benda, maka dari benda itu dapat dilihat bentuk, jarak, warna, dan geraknya. Secara alur, dapat dikemukakan bahwa proses persepsi berlangsung sebagai berikut 1. Stimulus mengenai alat indera, hal ini merupakan proses alamiah dan terjadi secara fisik. 57 58 2. Stimulus dilangsungkan ke otak oleh saraf sensoris, proses ini merupakan proses fisiologis. 3. Di otak terjadi proses yang membuat individu mempersepsi apa yang diterima oleh otak, proses ini adalah proses psikologis. Persepsi mengenai benda tiga dimensi dibentuk didalam otak manusia melalui perhitungan perbedaan retina dan diinterpretasikan sebagai benda tiga dimensi. Pembentukan persepsi mengenai benda tiga dimensi terjadi secara perlahan-lahan. Manusia mengembangkan persepsi ini sejak masa bayi. Khususnya intreprestasi binocular. Mekanisme dasar dari kemampuan ini sudah ada di visual cortex, namun hanya dengan pembelajaranlah seseorang dapat mengintrepretasinya. Stereiscopic vision membantu manusia untuk dapat membedakan tekstur dan dapat memperkirakan ukuran. Mekanisme terbentuknya bayangan benda tiga dimensi di mata sebagai berikut, masing-masing mata menangkap dua bagian benda yang berbeda. Kemudian hasil perekaman gambar ini dikirim ke dalam otak. Ketika dua gambar diterima secara simultan di dalam otak bagian belakang, maka disanalah terjadi penggabungan gambar. Pikiran kita mengombinasikan dua gambar dengan menyocokkan kesamaan dan menambahkan dalam perbedaan yang kecil. Hingga akhirnya perbedaan itu semakin besar pada hasil akhir penyatuan gambar. Maka terlihatlah benda tiga dimensi tersebut. Implus-implus yang diterima retina dari berkas cahaya yang kemudian menyatu membentuk bayangan benda utuh disebut fusi. Gambar 1. Mata saaat proses penglihatan tiga dimensi 59 Stimulus visual juga mempunyai ciri-ciri yang berkaitan dengan jarak pengamat yang disebut isyarat jarak (distance cues), sebagian faktor ini hanya ada bila pandangan menggunakan kedua mata (isyarat binokular). Sebagian lagi ada pada stimulus pada setiap mata (isyarat monokular). Setidaknya ada enam macam isyarat jarak monokular yaitu 1. Superposisi 2. Ukuran relatif 3. Ketinggian dalam bidang 4. Perspektif linear 5. Pemakaian pergerakan 6. Gradien tekstur Apabila seseorang untuk melihat suatu daerah objek maka stimulus yang mengenai mata bukanlah objek secara langsung, tetapi sinar yang dipantulkan oleh objek tersebut yang bekerja sebagai stimulus yang mengenai mata. Sinar yang mengenai mata mempunyai sifat gelombang, ada yang bergelombang pendek dan ada juga yang bergelombang panjang. Disamping itu, sinar juga mempunyai sifat kekuatan atau intensitas gelombang yang bemacam-macam. Perbedaan dalam soal ontensitas akan membawa perbedaan dalam soal terang atau tidaknya sinar yang diterima. Perbedaan panjang pendeknya gelombang akan membawa perbedaan dalam warna yang dilihat bentuknya, jaraknya warnanya, ukurannya, dan kadang-kadang gerakannya. Gambar 2. Proses penglihatan didalam otak Karena dengan posisi yang bersebelahan, maka dapat melihat objek menjadi tiga dimensi dari gambar dua dimensi (binokular) yang diterima 60 retina dan dapat melihat seberapa jauh objek benda walaupun tidak mampu untuk melihat ke belakang, kecuali dengan menggerakkan kepalanya kebelakang. Penglihatan tiga dimensi ini penting dalam kehidupan seharihari, terutama kegiatan yang memerlukan ketepatan jarak, seperti menangkap bola atau memasukkan benang ke dalam jarum. Dengan penglihatan binokuler, seseorang dapat menentukan atau merasakan jarak karena jarak satu mata dengan tepi mata berbeda kurang lebih dua inchi lebih pendek. Bayangan pada kedua retina berbeda satu dengan yang lainnya yaitu suatu benda yang terletak satu inchi didepan batang hidung membentuk bayangan pada bagian temporal retina tiap mata. Sedangkan benda kecil 20 kaki didepan hidung mempunyai bayangan pada titik-titik yang besesuaian dibagian-bagian tengah mata. III. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Tiga buah batang 2. Tabung dengan tiga buah batang 3. Prisma dari karton atau kayu 4. Alat Howard-Dolman IV. JALANNYA PERCOBAAN 1. Percobaan ini bisa dilakukan sendiri yaitu dengan jalan Orang percobaan melihat dengan dua mata kesatu batang yang ada ditengah-tengah dari tiga batang berdiri yang ada dalam satu baris berturut-turut. Batang yang ada disebelah mukanya dan disebelah belakangnya kelihatan dua. 2. Percobaan ini dilakukan sendiri, yaitu dengan jalan a. Orang percobaan melihat dengan kedua mata melalui satu tabung dimana dalam tabung tersebut itu terletak vertikal. Tugas orang percobaan adalah batang mana yang paling jauh. b. Kemudian melihat tabung lagi tapi batang-batang tersebut dalam keadaan horizontal. 3. Percobaan ini bisa juga dilakukan sendiri yaitu dengan jalan Orang percobaan melihat dengan kedua mata kesuatu bangunan prisma yang berdiri dengan satu tepi atau sisi ke arah anda. Kemudian 61 berganti mata kiri orang percobaan dan kemudian mata kanan ditutup. Apakah yang dilihat mata kiri sama dengan mata kanan orang percobaan? 4. Percobaan dengan menggunakan alat Howard-Dolman Yaitu sebuah kotak dengan tongkat yang satu tetap, yang satu lagi dapat digerakkan dengan tali sepanjang 2 x 6 meter. OP melihat tongkat sambil menggerakkan atau mengatur tongkat yang terikat pada tali tersebut sehingga terlihat sebagai tongkat sejajar dari jarak 6 meter. Lihatlah dengan satu mata, kemudian aturlah dengan elihat dengan dua mata. Adakah perbedaan melihat satu mata dengan dua mata? Berapa selisih penglihatan tersebut? Coba lagi sampai dua atau tiga kali. Apakah masih tetap hasilnya? V. HASIL PERCOBAAN 1. Hasil penglihatan terlihat dua bayangan pada batang bagian depan dan belakang. 2. Dari hasil penglihatan menghasilkan data sebagai berikut No. Posisi tongkat Posisi terdekat Posisi terjauh Keterangan 1 Vertikal 1 3 Benar 2 Horizontal 1 3 Benar 3. Dari hasil penglihatan pada prisma menghasilkan data sebagai berikut No. Penglihatan Sisi yang dilihat 1 Dua mata Depan – kanan – kiri 2 Mata kanan Depan – kanan 3 Mata kiri Depan – kiri 4. Data hasil percobaan dengan alat Howard-Dolman No. Keterangan 1 Depan 2 Belakang Rumus perhitungan d = x – standar = x – 30 cm Dua mata x d 28 2 24 6 Mata kanan Mata kiri X D X d 28 2 28.5 1.5 25 5 32 2 Keterangan : x = jarak Standar = 30 cm D = besar penyimpangan 62 VI. KESIMPULAN 1. Dalam penglihatan tiga dimensi dibutuhkan penglihatan dengan meggunakan dua mata agar terjadi fusi bayangan pada retina. 2. Penglihatan tiga dimensi merupakan persepsi ke dalam pada alta visual yang dapat berfungsi untuk menentukan jarak. 3. Antara mata kiri dan kanan terdapat penglihatan yang berbeda. VII. APLIKASI 1. Film yang gambarnya sengaja dibuat tiga dimensi agar penonton juga merasakan secara langsung adegan film tersebut. 2. Banyak lukisan-lukisan yang mempunyai banyak arti atau nilai yang terkandung dalam slah satu lukisan. 3. Arsitektur menggunakan objek tiga dimensi untuk merancang bangunan. Yogyakarta, 10 Oktober 2013 Penyusun Syamsudin Nur Rizal Alkaf Asisten : Vera Rahayu Nilai : 63 DARTAR PUSTAKA Ganong, W.F.(2006).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta EGC Penerbit Buku Kedokteran Hapsari, I.I.(2012).Psikologi Faal.Bandung : Rosda Urbayatun, Siti.(1997).Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II.Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Walgito, B.(2005).Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta : Andi Offet