Kontribusi Dispute Board dalam Penyelesaian Sengketa Kontrak Dalam rangka memuluskan pencapaian tujuan dari kontrak konstruksi, pasal-pasal dalam kontrak konstruksi harus mencakup tiga aturan dasar, yaitu pembagian resiko (Risk Sharing), Variasi (Variation) dan Penyelesaian sengketa (Dispute Resolution). Mengenai Penyelesaian sengketa (Dispute Resolution) diatur dengan menyiapkan pasal-pasal terkait dengan alternatif Penyelesaian Sengketa (Alternative Dispute Resolution), dimana Dispute Board (DB) termasuk di dalamnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU) dalam ―Mock Dispute Board Seminar― yang diselenggarakan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) di Jakarta, hari ini (8/5). Turut hadir dalam seminar tersebut Staf Khusus Menteri PU Sarwono Hardjomuljadi sebagai salah satu pembicara. “Kita harus selalu ingat bahwa jika terjadi sengketa dan ternyata tidak terdapat pasal-pasal yang menyebutkan tentang Dispute Board (DB) di dalam kontrak, maka para pihak harus langsung menyelesaikan sengketa ke pengadilan,― tambah Djoko. Lebih lanjut Djoko mengemukakan bahwa perbedaan interpretasi atas pasal-pasal kontrak adalah salah satu faktor penyebab yang paling sering menimbulkan klaim yang kemudian berkembang menjadi sengketa yang serius. “Jalan terbaik untuk menghindari kejadian di atas adalah mencegah terjadinya perbedaan interpretasi yang berkembang menjadi sengketa formal, dan Dispute Board atau dewan sengketa adalah salah satu alternatif terbaik penyelesaian sengketa,― tambah Djoko Kirmanto. Selain itu juga biaya DB dapat dikategorikan sebagai “biaya manajemen proyek― dimana pembiayaan pada cara penyelesaian sengketa yang lain termasuk ke dalam kategori “biaya legal―. “DB ditunjuk sejak tahap awal suatu proyek, sesungguhnya adalah bagian dari aktivitas “manajemen proyek― bukannya aktivitas “legal―. Keterlibatan DB sejak awal memungkinkan DB untuk memonitor semua tahapan proyek,― tambahnya lagi. Jika terjadi ketidaksepahaman, DB siap untuk mendampingi para pihak dalam mencapai penyelesaian damai (amicable settlement) dan menghindari perkembangan menjadi sengketa formal. (nrm) Pusat komunikasi Publik 080512 page 1 / 2 page 2 / 2 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)