analisis kandungan organik matter, nitrat, sulfat, fosfat dan amonia

advertisement
ANALISIS KANDUNGAN ORGANIK MATTER, NITRAT, SULFAT, FOSFAT
DAN AMONIA DALAM SEDIMEN DAN AIR 01 SEMENANJUNG MURIA
Hendro, Zulfiyandi
Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif
ABSTRAK
ANALISIS KANDUNGAN ORGANIK MATTER, NITRAT, SULFAT, FOSFAT DAN
AMONIA DALAM SEDIMEN DAN AIR 01 SEMENANJUNG MURIA. Telah dilakukan analisa
kandungan organik matter nitrat, sulfat, fosfat dan amonia dalam sedimen dan air. Cuplikan air
diperoleh dari tujuh muara sungai dan cuplikan sedimen diambil dari enam lokasi kawasan yang
ada pada pesisir Semenanjung Muria. Metoda anal is is nitrat, sulfat, fosfat dan amonia yang
digunakan mengacu pada ASTM Vol. 11 -01
dan 11 -02.
Dari hasil anal is is diperoleh
kandungan rata-rata anion sungai sebagai berikut : Amonia :: 1,14 ppm; nitrat = 0,47 ppm;
sulfat = 3,01 ppm dan fosfat = 0,13 ppm. Kandungan anion yang melampaui batas ambang
maksimum standar kualitas air untuk irigasi adalah amorlia. Kondisi secara umum perairan
Semenanjung Muria belum mengalami pencemaran oleh unsur hara amonia, nitrat, sulfat dan
fosfat.
ABSTRACT
NITRATE, SULFATE, PHOSPHATE, AMONIA CONTAIN ANALYSIS AT MURIA
PENINSULA SEDIMEN AND WA TER. Nitrate, sulfate, phosphate and amonia had been
analyzed from sediment of six locations at Muria Peninsula. Analytical methods had been used
to according to ASTM Vol. 11-01 and 11-02. Analytical result that had been indicated average
anion contain at delta river were: amonia : 1.14 ppm, nitrate: 0.47 ppm, sulfate: 3.01 ppm and
phosphate:
0.13 ppm. Anion contain that had limited standard maximum of water quality for
irigation is amonia. The general of water condition Muria Peninsula has not contamined yet by
hara elements of amonia, nitrate, sulfate and phosphate.
PENDAHULUAN
Semenanjung Muria sebagai cajon lokasi dibangunnya PLTN tidak lepas
dari resiko pencemaran yang berasal dari daratan sebagai hasil berbagai
macam kegiatan man usia. Berbagai jenis macam limbah yang masuk ke dalam
perairan Semenanjung Muria tersebut, antara lain: logam-logam berat, padatan
tersuspensi, bahan-bahan organik, pestisida dan anion-anion seperti: fosfat,
nitrat, amonia dan sulfat. Potensi pencemaran ion-ion fosfat, nitrat, amonia dan
sulfat di Semenanjung Muria berasal dari kegiatan pertanian, industri dan
limbah domestik yang masuk ke dalam perairan laut melalui muara-muara
sungai.
Pada penelitian ini dilakukan pemantauan kandungan ion-ion sulfat,
nitrat, amonia dan fosfat dalam air dan sedimen-sedimen di tujuh buah rnuara
sungai yang ada pada kawasan pesisir Semenanjung Muria. Muara-muara
sungai tersebut antara lain sungai Pacitan, Kalongan, Geulis, Puring, Pajak,
Balong dan sungai Kedung Lawu.
Pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui apakah air yang berasal
dari daratan membawa politan-polutan
ion-ion tersebut diatas. Untuk
mengetahui kemungkinan terjadinya pencemaran di perairan Semenanjung
Muria, maka dilakukan pemantauan kandungan ion-ion ion sulfat, nitrat, amonia
Hasil Penelitian Tahun 2000
dan fosfat dalam air dan sedimen-sedimen
di enam lokasi pada
pesisir Semenanjung
Muria antara lain:
..
-Lokasi
1: 110045'00 Bujur Timur, 06025'48,30" Lintang Selatan
-Lokasi
2: 110046'00 BujurTimur,
06023'37,26" Lintang Selatan
-Lokasi
3: 110047'00 Bujur Timur, 06023'6,48" Lintang Selatan
-Lokasi
4: 110048'00 Bujur Timur, 06023'16,2" Lintang Selatan
-Lokasi
5: 110049'00 Bujur Timur, 06023'19,44" Lintang Selatan
-Lokasi
6: 110050'00 Bujur Timur, 06024'13,36" Lintang Selatan
kawasan
Diharapkan dari hasi! pemantauan ini dapat diketahui telah kondisi
perairan Semenanjung Muria apakah telah mengalami pencemaran atau belum.
BAHAN DAN ALA T
Bahan
Bahan kimia yan~ digunakan
meliputi : bahan-bahan
sesuai dengan
analisis P043+, N03-, S04 -, NH4+ yang diacu dari ASTM Vol 11-01 dan 11-02.
Alat
Alat digunakan meliputi: alat sampling (piston corer), spektrofotometer
jenis Spectronic 1001.
Metodologi
Pengambilan sedimen dan air yang berasal dari muara sungai : sungai
(Pacitan, Kalongan, Geulis, Puring, Pajak, Kedung Lawu dan Balong).
Pengambilan sedimen dan air yang berasal dari perairan laut pada titik: Lokasi
1: 110°,45',00 BT; 06°,25'48,30" LS, Lokasi 2: 110°,46',00 BT; 06°,23'37,26" LS,
Lokasi 3: 110°,47',00 BT; 06°,23'162,30" LS, Lokasi 4: 110°,48',00 BT;
06°,25'48,30" LS, Lokasi 5: 110°,49',00 BT; 06°,25'48,30" LS, Lokasi 6:
110° "50' 00 ST', 06° , 25'48 , 30" LS
Preparasi dan analisis cuplikan, Interpretasi data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumber pencemaran utama dari ion-ion fosfat, nitrat, amonia dan sulfat
berasal dari daerah pertanian dan perkotaan, aliran limbah ternak dan buangan
industri yang ada di daerah Jepara. limbah-limbah ini mungkin terdiri dari
berbagai macam senyawa yang mengandung ion-ion tersebut di atas. Sebagai
contoh limbah-limbah yang mengandung senyawa nitrogen terdapat dalam
berbagai bentuk yaitu: nitrogen organik, amonia, nitrit dan nitrat yang berasal
dari protein, asam nukleat, urea dan sebagainya. Senyawa fosfor dihasilkan
dari degradasi senyawaan as am nukleat, fosfolipida, fosfat organik dan
senyawa fosfat yang berasal dari detergen. Senyawa sulfat berasal dari limbah
organik yang mengandung sulfur dan terdegradasi secara anaerob membentuk
H2S. Selanjutnya H2S teroksidasi menjadi sulfat yang berasal dari aktivitas
fotosintesis bakteri. Senyawa sulfat juga dapat berasal dari limbah industri.
Hasil Penelitian
Tahun 2000
7
1
Kondisi pencemaran ion fosfat, sulfat, nitrat dan amonia di perairan
Semenanjung muria dapat dilihat dari kandungan ion-ion tersebut yang masuk
ke lingkungan perairan laut melalui muara sungai yang mengalir ke laut. Jika
kondisi muara sungai tersebut telah tercemar oleh ion-ion tersebut maka dapat
dipastikan lingkungan perairan laut akan terkena dampaknya. Profil kualitas air
air yang masuk ke dalam lingkungan perairan Semenanjung Muria dan
akumulasinya dalam sedimen berdasarkan kandungan amonia ditunjukan pada
Gambar 1.
ofp
~~~
$#
lO~Blc
c Cc
Gambar 1. Kandungan amonia di Muara Sungai Semenanjung
Muria.
Hasil pengamatan kandungan amonia di ketujuh muara sungai yang
tersaji pad a Gambar 1 menunjukan bahwa kandungan amonia di seluruh mtJara
sungai telah melampaui batas am bang maksimal SK Gubernur Jawa Tengah
Nomor 660.1/26/1990 tentang Standar kualitas air untuk irigasi (Golongan D).
Tercemarnya muara sungai tersebut oleh amonia juga ditunjukkan dari
akumulasi amonia di dalam sedimen sungai. Pencemaran amonia ini
disebabkan banyaknya kegiatan pertanian dan peternakan yang dilakukan
penduduk sehingga air pada muara sungai tersebut mengandung amonia yang
melampaui batas ambang.
Untuk mengetahui distribusi amonia di dalam di lingkungan semenanjung
muria dilakukan analisis terhadap air laut. Hasil pengamatan ditunjukkan pada
Gambar 2.
w
0.:2$
~
E
02
"
Co
.,
Co \O),1~
~,
,
M
;I;
O1
..
~"I);~
'0
2
4
3
~
:
'j6
L.o~&1
Gambar 2. Kandungan amonia pads air laut di Semenanjung
Muria
Profil kualitas air yang masuk ke dalam lingkungan perairan Semenanjung
Muria dan akumulasinya dalam sedimen berdasarkan kandungan nitrat
ditur)jukan pada Gambar 3.
118
Hasil Penelitian Tahun 2000
'j
~
a
Q;
~
~
.~..
~t8'"
q;"~
Li.'.t:aal
Gambar 3. Kandungan
nitrat di dalam air dan sedimen muara sungai
Hasil pengamatan kandungan nitrat di ketujuh muara sungai yang tersaji
pada Gambar 3 menunjukkan bahwa kandungan nitrat di seluruh muara sungai
belum melampaui batas ambang maksimal SK Gubernur Jawa Tengah Nomor
660.1/26/1990 tentang Standar kualitas air untuk irigasi (Golongan D).
Untuk mengetahui distribusi nitrat di dalam di lingkungan Semenanjung
Muria dilakukan analisis terhadap air laut. Hasil pengamatan ditunjukkan pada
Gambar 4.
1..4
2
1
3
;4
5
6
lo~Bi
Gambar 4. Kandungan
nitrat pada air laut di Semenanjung
Muria
Mengacu pada Gambar 3 dan 4 terlihat kandungan nitrat mengalami
peningkatan setelah masuk ke dalam lingkungan perairan Semenanjung Muria.
Disisi lain seharusnya kandungan nitrat tersebut mengalami pengenceran
sehingga konsentrasinya lebih rendah dibandingkan dengan di muara sungai.
Peningkatan konsentrasi ini mungkin disebabkan oleh teroksidasinya amonia
dalam air dan sedimen laut dan membehtuk nitrat.
Profil kualitas air yang masuk ke dalam lingkungan perairan
Semenanjung Muria dan akumulasinya dalam sedimen berdasarkan kandungan
fosfat ditunjukan pada Gambar 5.
'
~
c;
., .."
~~
~.~~' ~~~ ~. ,c. ~...~
"
~
~
~'.
#'
~
J
~~
Lokasi
Gambar
5. Kandungan
Hasil Penelitian Tahun 2000
fosfat
di Muara Sungai
119
Semenanjung
Muria,
Hasil pengamatan kandungan fosfat di k ujuh muara ngai yang tersaji pada
Gambar 5 menunjukkan bahwa kandung fosfat di seluruh muara sungai
mempunyai konsentrasi yang hampir sarna. Baku mutu untuk kandungan fosfat
di dalam badan air (Golongan D) belum diatur oleh SK Gubernur Jawa Tengah
Nomor 660.1/26/1990 tentang Standar kualitas air untuk irigasi (Go long an D).
Kandungan fosfat di dalam sedimen ke tujuh muara sungai tersebut lebih
rendah dibandingkan kandungannya di dalam air. Hal ini disebabkan fosfor
yang masuk kedalam badan air berbentuk anorganik yang larut di dalam air.
Sumber fosfor anorganik tersebut kemungkinan berasal dari penggunaan
pupuk.
Untuk mengetahui distribusi fosfat di dalam air di lingkungan
Semenajung Muria dilakukan analisis terhadap air laut. Hasil pengamatan
ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Kandungan
Fosfat Pada Air Laut Di Semenanjung
Muria
Mengacu pada gambar 5 dan 6 menunjukan fosfor telah mengalami
pengenceran di dalam air laut.
Profil kualitas air yang masuk ke dalam lingkungan perairan
Semenanjung Muria dan akumulasinya dalam sedimen berdasarkan kandungan
sulfat ditunjukan pada Gambar 7.
Gambar 7. Kandungan
Sulfat di Muara Sungai Semenanjung
Muria.
Hasil pengamatan kandungan sulfat di ketujuh muara sungai yang tersaji pad a
Gambar 7 menunjukkan bahwa kandungan sulfat di seluruh muara sungai
belum melampaui batas ambang maksimal SK Gubernur Jawa Tengah Nomor
660.1/26/1990 tentang Standar kualitas air untuk irigasi (Golongan D). Oisisi
lain kandungan sulfat pada sedimen muara sungai menunjukkan harga yang
lebih tinggi dii;>andingkan dengan di dalam air. Hal ini kemungkinan disebabkan
Hasil Penelitian
Tahun 2000
oleh kandungan sulfat yang berasal dari pelapukan batuan atau erosi tanah
dimana senyawaan sulfat yang terkandung di dalamnya berikatan dengan
logam-logam seperti barium sehingga tidak larut di dalam air.
.
Untuk mengetahui distribusi sulfat di dalam di lingkungan semenanjung
muria dilakukan analisis terhadap air laut. Hasil pengamatan ditunjukkan pada
Gambar 8.
3;
Gambar 8. Kandungan
4
&
6
Sulfat Pada Air Laut Oi Semenanjung
Muria
Hasil ana!isis sulfat pada air laut seperti yang terlihat pada Gambar 8
menunjukan pemekatan dibandingkan dengan air sungai.
KESIMPULAN
Kondisi perairan di Semenanjung Muria secara umum belum mengalami
pencemaran oleh unsur-unsur hara (S, P dan N) yang berasal dari daratan.
Masuknya polutan unsur hara yang melampaui ambang batas ke dalam
perairan laut Semenanjung Muria hanya ditunjukkan oleh tingginya konsentrasi
amonia yang terkandung di dalam air muara sungai. Kandungan rata-rata
amonia yang masuk ke dalam muara sungai sebesar 1,14 ppm (baku mutu
maksimaI0,5).
DAFTAR PUSTAKA
1. Anornin, " Annual Baal of ASTM", Vol 11.01-02, ASTM, USA 1993
2. Sawyer, "Chemistry for Environmental", 4t" ed, Mc Graw Hilllnc, USA 1994
3. CONNELL WD, "Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran"; UI Press, Jakarta
1995.
Hasi! Pene/itian Tahun 2000
12
Download