Kementerian PU Siap Kerjakan Studi Kelayakan JSS Menteri

advertisement
Kementerian PU Siap Kerjakan Studi Kelayakan JSS
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menegaskan, kesiapannya jika Kementerian PU
diminta untuk melakukan studi kelayakan rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS).
Tanggapan tersebut diberikan Djoko Kirmanto ketika menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta,
akhir pekan lalu mengenai permintaan Menteri Keuangan Agoes Martowardojo agar studi
kelayakan JSS lebih baik dikerjakan Kementerian PU daripada dilakukan swasta.
―Saya ini kan menteri kalau ditugaskan negara, saya pasti siap,― jawab Djoko Kirmanto.
Lebih lanjut, Djoko Kirmanto menuturkan terkait pendanaan untuk studi kelayakan tersebut,
Kementerian PU akan membahasnya dengan Kementerian Keuangan. Menteri PU mengakui, telah
menerima surat dari Menteri Keuangan mengenai pendanaan tes kelayakan JSS. Menteri
Keuangan rencananya menganggarkan Rp 1,5 triliun untuk keperluan studi kelayakan.
page 1 / 4
Pada waktu yang berbeda, Wakil Menteri PU, Hermanto Dardak, mengatakan, mahalnya biaya
studi kelayakan JSS ini karena panjangnya jembatan dan daerah yang akan dilewatinya.
Rencananya jembatan yang menghubungkan Jawa dengan Sumatera tersebut akan dilengkapi
keperluan utilitas seperti rel kereta api, kabel optik dan distribusi energi.
Menurut Hermanto Dardak, untuk membangun struktur jembatan dengan banyak utilitas seperti itu
di laut membutuhkan ketelitian. Terutama, memperhatikan struktur bawah laut yang ada di Selat
Sunda.
"Nantinya, kami harus melihat topografi bawah lautnya, daerah mana saja yang cocok dan
nantinya akan dilalui jembatan ini," ungkap Wakil Menteri PU.
Dari pantauan awal, menurut dia, kementerian telah mengetahui bahwa di Selat Sunda terdapat
palung sedalam 140 meter. "Karena itu, tidak mungkin menanam tiang pancang sedalam itu.
Artinya, palung ini harus dihindari," ujar Hermanto.
Berdasarkan identifikasi awal dengan menggunakan sonar, di wilayah selat sunda terdapat palung
yang dalamnya mencapai 140 meter. Kondisi tersebut berdampak, tidak memungkinkan tiang
pancang di lokasi palung tersebut.
Hermanto menjelaskan, salah satu cara menghindari palung tersebut ialah dengan memanjangkan
rentang antara dua tiang pancang jembatan. Jarak antara dua tiang itu, nantinya akan memakan
kesulitan pada saat pembangunannya.
page 2 / 4
" Yang jelas, semakin panjang bentangnya akan semakin mahal harganya," ungkap Hermanto.
Selain substruktur, Hermanto menjelaskan, studi yang dilakukan untuk superstrukturnya tidak
kalah penting. Nanti, yang bakal diperkirakan pelaksana JSS adalah sistem suspensi seperti apa
yang kelak dipakai.
Hermanto menargetkan, studi kelayakan akan selesai dikerjakan pada awal 2014. Upaya ini
dilakukan karena jembatan tersebut nantinya akan memerlukan bahan-bahan yang sangat banyak.
"Kami akan memerlukan jutaan ton beton dan baja," ujarnya.
Wakil Menteri PU mengungkapkan, itu tidak akan bisa dipenuhi penyalur jika tidak dipersiapkan
sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Selain proses desain dasar, masih akan ada studi lainnya
dilaksanakan yaitu fase desain detail dan konstruksi. (rnd)
Pusat Komunikasi Publik
020712
page 3 / 4
page 4 / 4
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Download