JURNAL TUGAS AKHIR STUDI KARAKTERISTIK MEKANIK TANAH ORGANIK TERSTABILISASI BAKTERI BACILLUS SUBTILIS Oleh : IMELDA VERA TUMANAN D111 10 004 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message. STUDI KARAKTERISTIK MEKANIK TANAH ORGANIK TERSTABILISASI BAKTERI BACILLUS SUBTILIS Tri Harianto1, Ardy Arsyad 2 , Imelda Vera Tumanan3 ABSTRAK: Stablisasi tanah dengan mikroorganisme merupakan salah satu metode yang baik untuk diaplikasikan , karena metode tersebut ramah lingkungan. Tugas akhir ini membahas tentang salah satu tindakan stabilisasi tanah pada tanah organik dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan ialah mikroorganisme lokal Indonesia dengan jenis Bacillus Subtilis. Karakteristik tanah yang dievaluasi dalam penelitian ini ialah karakteristik mekanik dengan melakukan pengujian geser langsung. Metode pelaksanaannya ialah melakukan pengujian karakteristik fisis pada tanah organik yang telah diambil dari lokasi. Kemudian melakukan pengujian pemadatan, permeabilitas, dan geser langsung pada tanah asli. Tanah organik dicampurkan dengan bakteri dengan variasi jumlah larutan bakteri yang setelah itu juga diperam dengan variasi waktu yang berbeda. Variasi jumlah larutan yang digunakan ialah 2cc, 4cc dan 6 cc dengan waktu pemeraman dari 7 hari, 21 hari hingga 28 hari. Hasil analisis yang diperoleh ialah nilai parameter kuat geser yang pada tanah organik yang dicampurkan dengan Bacillus Subtilis mengalami peningkatan secara kontinu. Komposisi optimum yang diperoleh untuk menstabilkan tanah organik dengan Bacillus S. ialah pada variasi jumlah larutan 6 cc dan waktu pemeraman 28 hari. Nilai parameter kuat geser yang diperoleh yaitu : ϕ = 31,59º dan c = 1,190 kg/cm2 . Kata Kunci: Stabilisasi tanah dengan mikroorganisme, tanah organik, Bacillus Subtilis , pengujian geser langsung ABSTRACT: Soil stabilization with microorganism is one technique can be applied, because it is environmentally friendly. This final project was concern about soil stabilization on organic soil with microorganisms. The microorganisms used in this research is Indonesia’s local microorganism species Bacillus subtilis. This research evaluate the mechanical characteristics of organic soil with the direct shear test. The implementation methodology is testing the physical characteristics of soil organic that carried from agriculture departement area . Then exercise the compaction testing , permeabilty test and direct shear test. The organic soil mixed with variated volume of bacteria that brooded with variated curing time. The variations volume of bacteria used in this research is 2cc, 4cc and 6 cc with a curing time of 7 days, 21 days to 28 days. The results of the analysis is the value of shear strength parameters in organic soil mixed with Bacillus subtilis increased continuously. The optimum composition obtained to stabilize the organic soil with Bacillus S. is at variation volume of bacteria 6 cc and curing time of 28 days. Value of shear strength parameters were obtained as follows: φ = 31,59º and c = 1.190 kg / cm2. Keywords: Soil Stabilization with microorganism , organic soil, Bacillus Subtilis, Direct Shear Test PENDAHULUAN Suatu konstruksi bangunan memerlukan tanah dengan kondisi yang baik, namun tidak semua tanah memiliki kondisi yang baik untuk dijadikan bahan dasar konstruksi. Kondisi tanah yang buruk jelas akan berpengaruh pada keadaan konstruksi bangunan yang ada di atasnya. Tanah organik merupakan salah satu jenis tanah dengan kondisi yang buruk. Menurut Chrisna Pudyawardhana (2007) tanah organik yaitu tanah permukaan yang sering tercampur dengan bahan-bahan organik, sisa-sisa lapukan tanaman atau hewan. Umumnya tanah akan berwarna tua, bersifat lunak dan mudah berubah bentuk oleh pengaruh tekanan. Tanah organik memiliki kuat geser yang kecil , dan kompresibilitas yang tinggi. Ciri tanah organik berdasarkan struktur yaitu tanah tersebut mudah dihancurkan apabila dalam keadaan kering. Bahan-bahan organik pada tanah organik sifatnya mempunyai kohesi dan plastisitasnya rendah ( M. Sendi Wiratama, 2013). Jenis tanah ini paling jarang digunakan untuk dasar konstruksi karena perilaku tanah organik tersebut kurang menguntungkan para civil Engineer sehingga banyak usaha yang telah dilakukan untuk memperbaikinya. Menurut Joseph E. Bowles (1993), beberapa tindakan stabilisasi merupakan ialah menambah kerapatan tanah, menambah material yang tidak aktif sehingga meningkatkan kohesi dan/ atau tahanan geser, menambah material untuk menyebabkan perubahan kimiawi dan fisis material tanah, menurunkan muka air dan mengganti tanah yang buruk. Metode stabilisasi pada tanah organik ini sudah ada yang melakukan dengan 1 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 3 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 2 This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message. 1 pencampuran bahan kimiawi, dan pada tugas akhir ini stabilisasi tanah organik dilakukan dengan cara biologis yaitu dengan pencampuran mikroorganisme. Salah satu mikroorganisme yang paling baik dalam proses stabilisasi tanah ialah Bakteri Bacillus Subtilis. Bakteri Bacillus Subtilis tersebut diyakini dapat memperbaiki karakteristik tanah sehingga sesuai dengan penggunaan tanah yang dikehendaki. Penggunaan bahan tambah biologis pada tanah sebagai bahan stabilisasi sudah mulai dilakukan di Indonesia, alternatif bahan tambah ini tidak merusak lingkungan seperti bahan kimia selain itu mikroorganisme yang digunakan adalah mikroorganisme yang hidup di Indonesia. Beberapa penelitian laboratorium tentang stabilisasi tanah organik, serta penelitian tentang stabilisasi dengan mikroorganisme menjadi bahan acuan dan pertimbangan penelitian ini, yaitu Karakteristik kuat geser tanah dengan metode stabilisasi biogrouting bakteri biogrouting Bacillus Subtilis, Angelina Lynda (2013), penelitian ini menggunakan sampel tanah pasir berlempung dengan bahan stabilisasi bakteri Bacillus Subtilis. Penelitian ini mengacu pada hasil stabilisasi optimum dari mikroorganisme dengan variasi larutan dan waktu pemeraman. Bakteri Bacillus Subtilis diinjeksikan pada tanah pasir berlempung dengan variasi larutan 1x , 2x dan 3x injeksi atau 2 cc, 4 cc dan 6 cc. Tanah yang telah diinjeksikan mikroorganisme diperam selama 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari. Karakteristik mekanis yang ditinjau ialah sudut geser dan nilai kohesi yang berasal dari pengujian geser langsung. Hasil yang didapatkan terjadi peningkatan nilai kohesi sebesar 297% terhadap nilai sampel tanah asli serta terjadi peningkatan nilai sudut geser dalam sebesar 6,86% terhadap nilai sudut geser dalam tanah asli. Studi awal pemanfaatn teknik biogrouting pada tanah pasir untuk proses sementasi, Alam Tronics (2011), penelitian ini menggunakan sampel tanah pasir kelanauan yang bergradasi buruk. Perlu di adakan stabilisasi pada tanah ini dan pada penelitian ini menggunakan metode biogrouting. Proses pencampuran mikroorganisme sebagai bahan stabilisasi menggunakan dua metode, yaitu De Jong dan Harkes. Persamaan kedua metode ini ialah keduanya memanfaatkan bahan pencampur seperti bakteri, urea, dan CaCl2. perbedaanya ialah pada proses pencampurannya , langkah-langkah pencampuran dan penambahan proses aerasi ke dalam bahan-bahan pencampuran. Hasil penelitian biogrouting pada tanah tersebut ialah terjadi peningkatan pada nilai sudut geser dalam serta nilai kohesi pada tanah setelah dilakukan pengujian geser langsung. Tindakan biogrouting untuk stabilisasi tanah dapat dijadikan sebagai alternatif. Dari uraian diatas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk memperoleh nilai parameter kuat geser tanah dan komposisi optimum dari pencampuran larutan bakteri Bacillus Subtilis pada tanah organik terstabilisasi. 2. Untuk mengetahui perubahan nilai parameter kuat geser tanah organik yang dicampur dengan bakteri Bacillus Subtilis. TINJAUAN PUSTAKA Bahan- bahan oganik tanah Menurut Rukaesih (2004), di dalam tanah yang produktif, bahan organik memainkan peran yang sangat penting dalam penentuan produktivitas tanah. Bahan organik merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme di dalam tanah. Melalui reaksi-reaksi kimia yang terjadi seperti reaksi pertukaran kation akan dapat menentukan sifat kimia tanah. Identifikasi dan klasifikasi tanah organik Tanah organik (O) adalah tanah yang dikelompokkan sedemikian berdasarkan kandungan organiknya, yang dalam pedoman kimpraswil panduan geoteknik didefinisikan sebagai tanah yang memiliki kandungan organik antara 25% hingga 75 %. Selanjutnya, tanah organik ini dikelompokkan lagi menjadi kelompok OL dan OH berdasarkan tingkat plastisitasnya. Proses klasifikasi suatu tanah merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat dari tanah tersebut sehingga berdasarkan sifatnya itu jenis tanah tersebut akan mudah dikenali. Kandungan organik yang sedemikian rupa pada tanah organik tentunya dipakai untuk This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message. 2 mengidentifikasi tanah organik tersebut, sehingga berikut adalah tabel klasifikasinya : Tabel 1. klasifikasi tanah berdasarkan kadar organik menunjukkan batas-batas setiap fase pertumbuhan: 1. Fase permulaan; 2. Fase pertumbuhan dipercepat; 3. Fase logaritma; 4. Fase pertumbuhan mulai terhambat; 5. Fase stasioner maksimum; 6. Fase kematian dipercepat; dan 7. Fase kematian logaritma. BAHAN DAN METODE (Sumber : Pedoman Kimpraswil No: Pt T8-2002-B. Panduan Geoteknik 1: Proses pembentukan dan sifat-sifat dasar Tanah Lunak. Hal 4) Stabilisasi tanah dengan bahan tambah Salah satu jenis metode stabilisasi ialah dengan menggunakan bahan tambah (additives) yang merupakan hasil olahan pabrik yang bila ditambahkan ke dalam tanah dengan perbandingan yang tepat akan memperbaiki sifat-sifat teknis tanah, seperti : kekuatan, tekstur, kemudahan dikerjakan (workability) dan plastisitas. Stabilisasi dengan bahan tambah juga sering disebut stabilisasi kimiawi yang bertujuan untuk memperbaiki sifat teknis tanah dengan mencamr tanah dengan menggunakan bahan tambah dengan perbandingan tertentu (Hary Christady, 2013). Kurva pertumbuhan bakteri Apabila sejumlah sel mikroba (contoh: Bakteri) ditanam kedalam suatu medium baru, maka sel-sel bakteri tersebut tidak akan segera membelah diri. Dari profil garis grafik pertumbuhan sel bakteri, dapat dikenal fasefase pertumbuhan populasi sel bakteri tersebut. Gambar 1. Fase-Fase Pertumbuhan Sel Bakteri Sumber : M. Natsir Djide dan Sartini, 2012 Kurva yang menunjukkan logaritma dari kerapatan populasi sel. Titik vertikal Lokasi dan Rancangan Penelitian Pada penelitian ini terdapat beberapa pengujian yang dilakukan dan di beberapa laboratorium yang berbeda. Pengujian fisis dan mekanis tanah dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah, pengujian kadar organik tanah dilakukan di Laboratorium Nutrisi , dan penyiapan mikroorganisme dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini ialah Tanah Organik yang berasal dari lokasi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen berupa pengujian tanah organik distabilisasi dengan larutan bakteri Bacillus Subtilis . Penyiapan mikroorganisme Langkah pertama yang dilakukan ialah menumbuhkan Bakteri Bacillus Subtilis pada medium B4 dengan komposisi berikut urea 20g, nutrient brouth 3g, NaHCO3 2.12g,CaCl2.2H2O 4.14g, NH4CL 10g. seluruh bahan tersebut dicampurkan ke dalam gelas Erlenmeyer bersama air suling hingga 1000 m lalu disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121° C selama 15 menit. Kemudian isolat bakteri dicampurkan ke dalam medium B4 dalam alat laminar Airflow untuk menjaga kesterilan. Setelah itu bakteri ditumbuhkan di ruang shaker selama 4 hari. Selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah koloni Bakteri, caranya ialah terlebih dahulu dilakukan pengenceran suspense bakteri 10-1 hingga 10-7. Medium B4 dituang pada 4 cawan petri mulai dari pengenceran 10-4, 10-5, 10-6, 10-7 lalu di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 30ºC . setelah itu dilakukan pengamatan dan dihitung jumlah koloni (jumlah mikroorganisme per ml sampel) yang tumbuh dari setiap pengenceran. Pada penelitian ini jumlah koloni bakteri This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message. 3 Bacillus Subtilis yang paling baik terlihat pada 1x 10-5 koloni/ ml . Larutan pada pengenceran 10-5 (10 ml) tersebut dicampur ke dalam gelas erlenmeyer yang berisi 90 ml medium B4, dan gelas Erlenmeyer yang berisi 1000 ml larutan medium B4 dipindahkan 200 ml ke gelas Erlenmeyer lain, 800 ml medium B4 sisanya dicampurkan dengan 100 ml larutan bakteri yang telah dicampur sebelumnya. Larutan bakteri dan medium B4 tersebut siap dicampur dengan sampel tanah organik yang akan diperam selama 7 hari, 21 hari dan 28 hari. Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini ialah berasal dari pengujian-pengujian karakteristik fisis dan mekanis tanah. Pengujian karakteristik fisis tanah meliputi pengujian kadar organik tanah, kadar air, berat jenis, batas-batas atterberg. Pengujian karakteristik mekanisnya ialah pengujian kompaksi, pengujian permeabilitas dan pengujian geser langsung. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Karakteristik Fisis Hasil pemeriksaan karakteristik sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini menerangkan bahwa : 1. Nilai kadar air rata-rata yang diperoleh dari pengujian kadar air untuk sampel tanah adalah sebesar 46,69 % 2. Nilai berat jenis rata-rata yang diperoleh dari pengujian berat jenis untuk sampel adalah sebesar 1,5 . Sesuai dengan tabel spesifikasi pembagian jenis tanah berdasarkan berat jenis, sampel tanah mendekati tipe Tanah Humus . 3. Pemeriksaan batas-batas Atterberg memberikan empat macam nilai, yaitu : - Batas Cair (LL) = 84,95 % - Batas Plastis (PL) = 67,60% - Indeks Plastisitas (PI) = 17 % Berdasarkan tabel hubungan nilai PI dengan sifat , macam tanah dan korelasi tanah, maka untuk nilai indeks plastisitas (PI) sebesar 17% sampel tanah termasuk ke dalam tipe tanah dengan sifat plastisitas sedang (spesifikasi PI 7%- 17%) . 4. Nilai kadar organik tanah yang diperoleh dari pengujian kadar organik adalah sebesar 48,93 %. Nilai kadar organik ini diperoleh dari pengurangan 100 persen dengan nilai kadar abu sebesar 51,07 %. Sesuai dengan tabel spesifikasi klasifikasi tanah berdasarkan kadar organik, sampel tanah termasuk dalam tipe Tanah Organik . 5. Nilai hasil pengujian permeabilitas tanah sebesar 0.00131 cm/detik. Berdasarkan tabel nilai koefisien permeabilitas tanah , nilai tersebut termasuk ke dalam jenis tanah dengan drainase baik. Jika diklasifikasikan berdasarkan nilai koefisien permeabilitasnya , sifat sampel tanah tersebut dapat disamakan dengan sifat pasir halus. Hasil Pengujian Karakteristik Mekanis Dari hasil pengujian pemadatan (kompaksi) tanah yang digunakan pada penelitian ini memiliki berat isi kering sebesar 0,77 gr/cm3 , dan kadar air optimum sebesar 79%. Penerapan asli dilapangan menggunakan kepadatan tanah sebesar 95% maka nilai berat isi kering yang digunakan yaitu sebesar 1,3 gr/cm3. Pengujian geser langsung dilakukan pada tanah organik dengan variasi campuran bakteri Bacillus Subtilis yaitu 2cc, 4cc dan 6 cc serta larutan b4 sebanyak 4cc dan variasi masa pemeraman yaitu 7 hari, 21 hari dan 28 hari dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Hasil Pengujian Geser Langsung Tabel Nilai Kohesi Dan Sudut Geser Dalam Waktu Jenis Larutan Tanpa Bakteri 2 Cc Bacillus 4 Cc Bacillus 6 Cc Bacillus 4 Cc B4 7 Hari c (kg /cm2) ϕ 21 Hari c (kg /cm2) ɸ 28 Hari c(kg /cm2) ϕ 0,0029 0,2 0,0058 4,7 0,1 12,3 0,3 22,3 0,0089 5,3 0,1 17,5 0,4 27,8 0,0096 4,6 0,0073 4,0 0,3 0,0 21,5 6,7 1,2 0,0 31,6 8,3 This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message. 4 Berikut adalah hasil pengujian geser langsung dalam grafik : Gambar 2. Grafik Hubungan Tegangan Normal Tegangan Geser B4 Berdasarkan tabel hasil pengujian dan ke 4 grafik tersebut di atas , dapat dilihat bahwa hasil pengujian geser langsung pada tanah organik terstabilisasi dengan variasi waktu pemeraman mengalami peningkatan secara kontinu baik sampel dengan larutan B4, sampel dengan 2 cc bakteri, sampel dengan 4 cc bakteri dan sampel dengan 6 cc bakteri. Kenaikan ini disebabkan karena proses perkembangbiakan bakteri kemudian menghasilkan kalsit dalam tanah menmgakibatkan terjadi pembesaran partikelpartikel yang ada di dalam tanah dan merubah susunan struktur partikel tanah mengakinatkan membesarnya nilai sudut geser dalam tanah dan nilai kohesi tanah (Angelina Lynda, 2013). - Penggabungan sampel Gambar 3. Grafik Hubungan Tegangan Normal Tegangan Geser 2 cc Gambar 6. Grafik Gabungan nilai kohesi dan nilai sudut geser dalam dengan waktu pemeraman Gambar 4. Grafik Hubungan Tegangan Normal Tegangan Geser 4 cc Gambar 5. Grafik Hubungan Tegangan Normal Tegangan Geser 6 cc Mikroorganisme memiliki tahap pertumbuhan dengan waktu yang berbedabeda , tergantung dengan nutrisi yang terkandung di dalam lingkungannya (M. Natsir Djide dan Sartini, 2012). Bakteri yang dicampurkan pada tanah mengkatalisis urea CO(NH2)2 sehingga melepas ion karbonat, yang selanjutnya akan terikat dengan ion kalsium dari CaCl2 dan mempresipitasikan Kalsium Karbonat/Kalsit (CaCO3). Kalsit inilah yang mengikat partikel tanah satu sama lain. Proses tersebut bekerja pada tingkat pori-pori yaitu memperbaiki This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message. 5 kondisi tanah dengan meningkatkan kekuatan dan kekakuan (stiffness) serta sedikit mempengaruhi permeabilitas (Alam Tronics , 2011). Hasil Pengujian Kadar Permeabilitas Tanah Air Dan pemeraman sampel. Grafik di atas ialah grafik nilai kadar air sampel tanah tanpa bakteri, sampel pemeraman 7 hari, 21 hari dan 28 hari. Kadar air pada sampel tanah yang terstabilisasi bakteri memiliki kadar air yang semakin kecil dibanding kadar air sampel tanah asli. Selain melakukan evaluasi karakteristik mekanik dengan pengujian geser langsung pada tanah organik yang terstabilisasi bakteri, juga dilakukan pengujian kadar air dan permeabilitas tanah dengan variasi masa pemeraman yaitu 7 hari, 21 hari hingga 28 hari, dan sampel tanah tanpa campuran bakteri sebagai kontrol. Hasil pengujian yang diperoleh disajikan dalam grafik berikut : - Pengujian Koefisien Permeabilitas Tanah Gambar 8. Grafik nilai kadar air dengan variasi waktu pemeraman . KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 7. Grafik nilai koefisien permeabilitas tanah dengan waktu pemeraman Berdasarkan grafik nilai koefisien permeabilitas tanah di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien permeabilitas tanah organik yang terstabilisasi bakteri mengalami penurunan secara kontinu berdasarkan variasi waktu pemeraman. Penambahan jumlah bakteri membuat partikel tanah saling mengikat sehingga pori tanah menjadi kecil dan membuat daya rembes air kedalam tanah menjadi kecil (Iffah Fadillah, 2013). - Pengujian Kadar Air Tanah Pengujian kadar air tanah pada tanah asli dan tanah yang telah dicampurkan dengan bakteri dapat dilihat dalam grafik pada gambar 8. Dari grafik nilai kadar air sampel dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai kadar air sampel secara kontinu berdasarkan waktu Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang diperoleh , dapat disimpulkan bahwa : 1. Komposisi optimum stabilisasi tanah organik dari pemcampuran larutan bakteri Bacillus Subtilis ialah pada jumlah larutan 6cc dan masa pemeraman 28 hari. Pada variasi ini diperoleh nilai sudut geser dalam 31,59° dan nilai kohesi 1,19 kg/cm2. 2. Karakterisitik mekanik tanah yang distabilisasi dengan campuran larutan Bacillus Subtilis mengalami perubahan nilai parameter kuat geser, yaitu : - Nilai kohesi mengalami peningkatan sebesar 410 kali - Nilai sudut geser dalam mengalami peningkatan sebesar 200 kali Saran 1. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat lebih jauh pengaruh bakteri Bacillus Subtilis terhadap sampel tanah organik dengan rentang waktu yang lama dan variasi jumlah larutan berbeda serta kondisi titik jenuhnya. 2. Sebaiknya disediakan tempat penyimpanan bakteri di tempat pencampuran larutan dengan tanah yaitu lemari pendingin agar penelitian yang dilaksanakan lebih efisien This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message. 6 dalam penggunaan waktu juga hasil yang diperoleh lebih maksimal karena adanya perawatan terhadap larutan bakteri. 3. Sebaiknya proses pencampuran larutan bakteri dengan tanah diperhatikan dengan seksama misalnya penggunaan wadah pencampur , karena dapat mempengaruhi hasil pengujian. 4. Pada saat pengujian berlangsung jika bersentuhan langsung atau sangat dekat dengan tanah yang telah dicampur dengan bakteri sebaiknya tetap menggunakan sarung tangan steril dan masker. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Rukaesih (2004), Kimia Lingkungan, Penerbit Andi, Yogyakarta. Bowles, J.E. (1993), Alih Bahasa Ir.Johan Kelana Putra Edisi Kedua, Sifat-Sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta. Fadliah, Iffah (2013), Studi Eksperimental Stabilisasi Biogrouting Bacillus Subtilis Pada Tanah Lempung Kepasiran, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar. Hardiyatmo, Hary Christady (2013). Stabilisasi Tanah untuk Perkerasan Jalan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Lynda, Angelina (2013), Karakteristik Kuat Geser Tanah Dengan Metode Stabilisasi Biogrouting Bakteribacillus Subtilis, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pedoman Kimpraswil No : Pt M-01-2002-B Panduan Geoteknik Indonesia Penyelidikan Tanah Lunak Pengujian Laboratorium edisi pertama bahasa Inonesia. Pudyawardhana Chrisna (2007), Mekanika Tanah I, Jakarta. Tronics, Alam (2011), Studi Awal Pemanfaatan Teknik Biogrouting pada Tanah Pasir untuk Proses Sementasi, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok. Wiratama, M. Sendi (2013) Studi Daya Dukung Tanah Organik Menggunakan Matos. Fakultas Teknik, Universitas Lampung. This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message. 7