studi karakteristik mekanik tanah organik terstabilisasi bakteri

advertisement
JURNAL TUGAS AKHIR
STUDI KARAKTERISTIK MEKANIK TANAH ORGANIK
TERSTABILISASI BAKTERI BACILLUS SUBTILIS
Oleh :
IMELDA VERA TUMANAN
D111 10 004
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
Please use purchased version to remove this message.
STUDI KARAKTERISTIK MEKANIK TANAH ORGANIK TERSTABILISASI BAKTERI
BACILLUS SUBTILIS
Tri Harianto1, Ardy Arsyad 2 , Imelda Vera Tumanan3
ABSTRAK: Stablisasi tanah dengan mikroorganisme merupakan salah satu metode yang baik untuk diaplikasikan ,
karena metode tersebut ramah lingkungan. Tugas akhir ini membahas tentang salah satu tindakan stabilisasi tanah pada
tanah organik dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan ialah mikroorganisme lokal Indonesia dengan
jenis Bacillus Subtilis. Karakteristik tanah yang dievaluasi dalam penelitian ini ialah karakteristik mekanik dengan
melakukan pengujian geser langsung. Metode pelaksanaannya ialah melakukan pengujian karakteristik fisis pada tanah
organik yang telah diambil dari lokasi. Kemudian melakukan pengujian pemadatan, permeabilitas, dan geser langsung
pada tanah asli. Tanah organik dicampurkan dengan bakteri dengan variasi jumlah larutan bakteri yang setelah itu juga
diperam dengan variasi waktu yang berbeda. Variasi jumlah larutan yang digunakan ialah 2cc, 4cc dan 6 cc dengan
waktu pemeraman dari 7 hari, 21 hari hingga 28 hari. Hasil analisis yang diperoleh ialah nilai parameter kuat geser yang
pada tanah organik yang dicampurkan dengan Bacillus Subtilis mengalami peningkatan secara kontinu. Komposisi
optimum yang diperoleh untuk menstabilkan tanah organik dengan Bacillus S. ialah pada variasi jumlah larutan 6 cc
dan waktu pemeraman 28 hari. Nilai parameter kuat geser yang diperoleh yaitu : ϕ = 31,59º dan c = 1,190 kg/cm2 .
Kata Kunci: Stabilisasi tanah dengan mikroorganisme, tanah organik, Bacillus Subtilis , pengujian geser langsung
ABSTRACT: Soil stabilization with microorganism is one technique can be applied, because it is environmentally
friendly. This final project was concern about soil stabilization on organic soil with microorganisms. The
microorganisms used in this research is Indonesia’s local microorganism species Bacillus subtilis. This research
evaluate the mechanical characteristics of organic soil with the direct shear test. The implementation methodology is
testing the physical characteristics of soil organic that carried from agriculture departement area . Then exercise the
compaction testing , permeabilty test and direct shear test. The organic soil mixed with variated volume of bacteria
that brooded with variated curing time. The variations volume of bacteria used in this research is 2cc, 4cc and 6 cc with
a curing time of 7 days, 21 days to 28 days. The results of the analysis is the value of shear strength parameters in
organic soil mixed with Bacillus subtilis increased continuously. The optimum composition obtained to stabilize the
organic soil with Bacillus S. is at variation volume of bacteria 6 cc and curing time of 28 days. Value of shear strength
parameters were obtained as follows: φ = 31,59º and c = 1.190 kg / cm2.
Keywords: Soil Stabilization with microorganism , organic soil, Bacillus Subtilis, Direct Shear Test
PENDAHULUAN
Suatu konstruksi bangunan memerlukan
tanah dengan kondisi yang baik, namun tidak
semua tanah memiliki kondisi yang baik untuk
dijadikan bahan dasar konstruksi. Kondisi
tanah yang buruk jelas akan berpengaruh pada
keadaan konstruksi bangunan yang ada di
atasnya.
Tanah organik merupakan salah satu jenis
tanah dengan kondisi yang buruk. Menurut
Chrisna Pudyawardhana (2007) tanah organik
yaitu tanah permukaan yang sering tercampur
dengan bahan-bahan organik, sisa-sisa lapukan
tanaman atau hewan. Umumnya tanah akan
berwarna tua, bersifat lunak dan mudah
berubah bentuk oleh pengaruh tekanan. Tanah
organik memiliki kuat geser yang kecil , dan
kompresibilitas yang tinggi.
Ciri tanah organik berdasarkan struktur
yaitu tanah tersebut mudah dihancurkan
apabila dalam keadaan kering. Bahan-bahan
organik pada tanah organik sifatnya
mempunyai kohesi dan plastisitasnya rendah
( M. Sendi Wiratama, 2013). Jenis tanah ini
paling jarang digunakan untuk dasar konstruksi
karena perilaku tanah organik tersebut kurang
menguntungkan para civil Engineer sehingga
banyak usaha yang telah dilakukan untuk
memperbaikinya. Menurut Joseph E. Bowles
(1993),
beberapa
tindakan
stabilisasi
merupakan ialah menambah kerapatan tanah,
menambah material yang tidak aktif sehingga
meningkatkan kohesi dan/ atau tahanan geser,
menambah material untuk menyebabkan
perubahan kimiawi dan fisis material tanah,
menurunkan muka air dan mengganti tanah
yang buruk.
Metode stabilisasi pada tanah organik ini
sudah
ada
yang
melakukan
dengan
1
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
3
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
2
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
Please use purchased version to remove this message.
1
pencampuran bahan kimiawi, dan pada tugas
akhir ini stabilisasi tanah organik dilakukan
dengan
cara
biologis
yaitu
dengan
pencampuran mikroorganisme. Salah satu
mikroorganisme yang paling baik dalam proses
stabilisasi tanah ialah Bakteri Bacillus Subtilis.
Bakteri Bacillus Subtilis tersebut diyakini
dapat
memperbaiki
karakteristik
tanah
sehingga sesuai dengan penggunaan tanah yang
dikehendaki. Penggunaan bahan tambah
biologis pada tanah sebagai bahan stabilisasi
sudah mulai dilakukan di Indonesia, alternatif
bahan tambah ini tidak merusak lingkungan
seperti bahan kimia selain itu mikroorganisme
yang digunakan adalah mikroorganisme yang
hidup di Indonesia.
Beberapa penelitian laboratorium tentang
stabilisasi tanah organik, serta penelitian
tentang stabilisasi dengan mikroorganisme
menjadi bahan acuan dan pertimbangan
penelitian ini, yaitu Karakteristik kuat geser
tanah dengan metode stabilisasi biogrouting
bakteri biogrouting Bacillus Subtilis, Angelina
Lynda (2013), penelitian ini menggunakan
sampel tanah pasir berlempung dengan bahan
stabilisasi bakteri Bacillus Subtilis. Penelitian
ini mengacu pada hasil stabilisasi optimum dari
mikroorganisme dengan variasi larutan dan
waktu pemeraman. Bakteri Bacillus Subtilis
diinjeksikan pada tanah pasir berlempung
dengan variasi larutan 1x , 2x dan 3x injeksi
atau 2 cc, 4 cc dan 6 cc. Tanah yang telah
diinjeksikan mikroorganisme diperam selama 3
hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari.
Karakteristik mekanis yang ditinjau ialah sudut
geser dan nilai kohesi yang berasal dari
pengujian geser langsung. Hasil yang
didapatkan terjadi peningkatan nilai kohesi
sebesar 297% terhadap nilai sampel tanah asli
serta terjadi peningkatan nilai sudut geser
dalam sebesar 6,86% terhadap nilai sudut geser
dalam tanah asli. Studi awal pemanfaatn teknik
biogrouting pada tanah pasir untuk proses
sementasi, Alam Tronics (2011), penelitian ini
menggunakan sampel tanah pasir kelanauan
yang bergradasi buruk. Perlu di adakan
stabilisasi pada tanah ini dan pada penelitian
ini menggunakan metode biogrouting. Proses
pencampuran mikroorganisme sebagai bahan
stabilisasi menggunakan dua metode, yaitu De
Jong dan Harkes. Persamaan kedua metode ini
ialah
keduanya
memanfaatkan
bahan
pencampur seperti bakteri, urea, dan CaCl2.
perbedaanya
ialah
pada
proses
pencampurannya
,
langkah-langkah
pencampuran dan penambahan proses aerasi ke
dalam bahan-bahan pencampuran. Hasil
penelitian biogrouting pada tanah tersebut ialah
terjadi peningkatan pada nilai sudut geser
dalam serta nilai kohesi pada tanah setelah
dilakukan pengujian geser langsung. Tindakan
biogrouting
untuk stabilisasi tanah dapat
dijadikan sebagai alternatif.
Dari uraian diatas maka tujuan penelitian
ini adalah :
1. Untuk memperoleh nilai parameter kuat
geser tanah dan komposisi optimum dari
pencampuran larutan bakteri Bacillus
Subtilis pada tanah organik terstabilisasi.
2. Untuk mengetahui perubahan nilai
parameter kuat geser tanah organik yang
dicampur dengan bakteri Bacillus
Subtilis.
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan- bahan oganik tanah
Menurut Rukaesih (2004), di dalam tanah yang
produktif, bahan organik memainkan peran
yang sangat penting dalam penentuan
produktivitas tanah. Bahan organik merupakan
sumber makanan bagi mikroorganisme di
dalam tanah. Melalui reaksi-reaksi kimia yang
terjadi seperti reaksi pertukaran kation akan
dapat menentukan sifat kimia tanah.
Identifikasi dan klasifikasi tanah organik
Tanah organik (O) adalah tanah yang
dikelompokkan
sedemikian
berdasarkan
kandungan organiknya, yang dalam pedoman
kimpraswil panduan geoteknik didefinisikan
sebagai tanah yang memiliki kandungan
organik antara 25% hingga 75 %. Selanjutnya,
tanah organik ini dikelompokkan lagi menjadi
kelompok OL dan OH berdasarkan tingkat
plastisitasnya.
Proses klasifikasi suatu tanah merupakan
langkah awal yang harus dilakukan untuk
mengetahui sifat-sifat dari tanah tersebut
sehingga berdasarkan sifatnya itu jenis tanah
tersebut akan mudah dikenali.
Kandungan organik yang sedemikian rupa
pada tanah organik tentunya dipakai untuk
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
Please use purchased version to remove this message.
2
mengidentifikasi tanah organik tersebut,
sehingga berikut adalah tabel klasifikasinya :
Tabel 1. klasifikasi tanah berdasarkan
kadar organik
menunjukkan
batas-batas
setiap
fase
pertumbuhan: 1. Fase permulaan; 2. Fase
pertumbuhan dipercepat; 3. Fase logaritma; 4.
Fase pertumbuhan mulai terhambat; 5. Fase
stasioner maksimum; 6. Fase kematian
dipercepat; dan 7. Fase kematian logaritma.
BAHAN DAN METODE
(Sumber : Pedoman Kimpraswil No: Pt T8-2002-B. Panduan Geoteknik 1: Proses
pembentukan dan sifat-sifat dasar Tanah Lunak.
Hal 4)
Stabilisasi tanah dengan bahan tambah
Salah satu jenis metode stabilisasi ialah
dengan menggunakan bahan tambah (additives)
yang merupakan hasil olahan pabrik yang bila
ditambahkan ke dalam tanah dengan
perbandingan yang tepat akan memperbaiki
sifat-sifat teknis tanah, seperti : kekuatan,
tekstur, kemudahan dikerjakan (workability)
dan plastisitas. Stabilisasi dengan bahan
tambah juga sering disebut stabilisasi kimiawi
yang bertujuan untuk memperbaiki sifat teknis
tanah dengan mencamr tanah dengan
menggunakan
bahan
tambah
dengan
perbandingan tertentu (Hary Christady, 2013).
Kurva pertumbuhan bakteri
Apabila sejumlah sel mikroba (contoh:
Bakteri) ditanam kedalam suatu medium baru,
maka sel-sel bakteri tersebut tidak akan segera
membelah diri. Dari profil garis grafik
pertumbuhan sel bakteri, dapat dikenal fasefase pertumbuhan populasi sel bakteri tersebut.
Gambar 1. Fase-Fase Pertumbuhan Sel Bakteri
Sumber : M. Natsir Djide dan Sartini, 2012
Kurva yang menunjukkan logaritma dari
kerapatan populasi sel. Titik vertikal
Lokasi dan Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa
pengujian yang dilakukan dan di beberapa
laboratorium yang berbeda. Pengujian fisis dan
mekanis tanah dilaksanakan di Laboratorium
Mekanika Tanah, pengujian kadar organik
tanah dilakukan di Laboratorium Nutrisi , dan
penyiapan mikroorganisme dilakukan di
Laboratorium Mikrobiologi Farmasi. Sampel
tanah yang digunakan pada penelitian ini ialah
Tanah Organik yang berasal dari lokasi
Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin,
Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah
penelitian eksperimen berupa pengujian tanah
organik distabilisasi dengan larutan bakteri
Bacillus Subtilis .
Penyiapan mikroorganisme
Langkah pertama yang dilakukan ialah
menumbuhkan Bakteri Bacillus Subtilis pada
medium B4 dengan komposisi berikut urea
20g,
nutrient
brouth
3g,
NaHCO3
2.12g,CaCl2.2H2O 4.14g, NH4CL 10g.
seluruh bahan tersebut dicampurkan ke dalam
gelas Erlenmeyer bersama air suling hingga
1000 m lalu disterilkan dalam autoklaf pada
suhu 121° C selama 15 menit. Kemudian isolat
bakteri dicampurkan ke dalam medium B4
dalam alat laminar Airflow untuk menjaga
kesterilan. Setelah itu bakteri ditumbuhkan di
ruang shaker selama 4 hari. Selanjutnya
dilakukan perhitungan jumlah koloni Bakteri,
caranya ialah terlebih dahulu dilakukan
pengenceran suspense bakteri 10-1 hingga 10-7.
Medium B4 dituang pada 4 cawan petri mulai
dari pengenceran 10-4, 10-5, 10-6, 10-7 lalu di
inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 30ºC .
setelah itu dilakukan pengamatan dan dihitung
jumlah koloni (jumlah mikroorganisme per ml
sampel) yang tumbuh dari setiap pengenceran.
Pada penelitian ini jumlah koloni bakteri
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
Please use purchased version to remove this message.
3
Bacillus Subtilis yang paling baik terlihat pada
1x 10-5 koloni/ ml . Larutan pada pengenceran
10-5 (10 ml) tersebut dicampur ke dalam gelas
erlenmeyer yang berisi 90 ml medium B4, dan
gelas Erlenmeyer yang berisi 1000 ml larutan
medium B4 dipindahkan 200 ml ke gelas
Erlenmeyer lain, 800 ml medium B4 sisanya
dicampurkan dengan 100 ml larutan bakteri
yang telah dicampur sebelumnya. Larutan
bakteri dan medium B4 tersebut siap dicampur
dengan sampel tanah organik yang akan
diperam selama 7 hari, 21 hari dan 28 hari.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini ialah
berasal dari pengujian-pengujian karakteristik
fisis dan mekanis tanah. Pengujian karakteristik
fisis tanah meliputi pengujian kadar organik
tanah, kadar air, berat jenis, batas-batas
atterberg. Pengujian karakteristik mekanisnya
ialah
pengujian
kompaksi,
pengujian
permeabilitas dan pengujian geser langsung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Karakteristik Fisis
Hasil pemeriksaan karakteristik sampel
tanah yang digunakan dalam penelitian ini
menerangkan bahwa :
1. Nilai kadar air rata-rata yang diperoleh dari
pengujian kadar air untuk sampel tanah
adalah sebesar 46,69 %
2. Nilai berat jenis rata-rata yang diperoleh
dari pengujian berat jenis untuk sampel
adalah sebesar 1,5 . Sesuai dengan tabel
spesifikasi
pembagian
jenis
tanah
berdasarkan berat jenis, sampel tanah
mendekati tipe Tanah Humus .
3. Pemeriksaan
batas-batas
Atterberg
memberikan empat macam nilai, yaitu :
- Batas Cair (LL) = 84,95 %
- Batas Plastis (PL) = 67,60%
- Indeks Plastisitas (PI) = 17 %
Berdasarkan tabel hubungan nilai PI dengan
sifat , macam tanah dan korelasi tanah, maka
untuk nilai indeks plastisitas (PI) sebesar 17%
sampel tanah termasuk ke dalam tipe tanah
dengan sifat plastisitas sedang (spesifikasi PI
7%- 17%) .
4. Nilai kadar organik tanah yang diperoleh
dari pengujian kadar organik adalah sebesar
48,93 %. Nilai kadar organik ini diperoleh
dari pengurangan 100 persen dengan nilai
kadar abu sebesar 51,07 %. Sesuai dengan
tabel
spesifikasi
klasifikasi
tanah
berdasarkan kadar organik, sampel tanah
termasuk dalam tipe Tanah Organik .
5. Nilai hasil pengujian permeabilitas tanah
sebesar 0.00131 cm/detik. Berdasarkan tabel
nilai koefisien permeabilitas tanah , nilai
tersebut termasuk ke dalam jenis tanah
dengan drainase baik. Jika diklasifikasikan
berdasarkan
nilai
koefisien
permeabilitasnya , sifat sampel tanah
tersebut dapat disamakan dengan sifat pasir
halus.
Hasil Pengujian Karakteristik Mekanis
Dari
hasil
pengujian
pemadatan
(kompaksi) tanah yang digunakan pada
penelitian ini memiliki berat isi kering sebesar
0,77 gr/cm3 , dan kadar air optimum sebesar
79%. Penerapan asli dilapangan menggunakan
kepadatan tanah sebesar 95% maka nilai berat
isi kering yang digunakan yaitu sebesar 1,3
gr/cm3.
Pengujian geser langsung dilakukan pada
tanah organik dengan variasi campuran bakteri
Bacillus Subtilis yaitu 2cc, 4cc dan 6 cc serta
larutan b4 sebanyak 4cc dan variasi masa
pemeraman yaitu 7 hari, 21 hari dan 28 hari
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Hasil Pengujian Geser Langsung
Tabel Nilai Kohesi Dan Sudut Geser Dalam
Waktu
Jenis
Larutan
Tanpa
Bakteri
2 Cc
Bacillus
4 Cc
Bacillus
6 Cc
Bacillus
4 Cc B4
7 Hari
c (kg
/cm2)
ϕ
21 Hari
c (kg
/cm2) ɸ
28 Hari
c(kg
/cm2) ϕ
0,0029 0,2
0,0058 4,7
0,1
12,3
0,3
22,3
0,0089 5,3
0,1
17,5
0,4
27,8
0,0096 4,6
0,0073 4,0
0,3
0,0
21,5
6,7
1,2
0,0
31,6
8,3
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
Please use purchased version to remove this message.
4
Berikut adalah hasil pengujian geser langsung
dalam grafik :
Gambar 2. Grafik Hubungan Tegangan
Normal Tegangan Geser B4
Berdasarkan tabel hasil pengujian dan ke 4
grafik tersebut di atas , dapat dilihat bahwa
hasil pengujian geser langsung pada tanah
organik terstabilisasi dengan variasi waktu
pemeraman mengalami peningkatan secara
kontinu baik sampel dengan larutan B4, sampel
dengan 2 cc bakteri, sampel dengan 4 cc
bakteri dan sampel dengan 6 cc bakteri.
Kenaikan ini disebabkan karena proses
perkembangbiakan
bakteri
kemudian
menghasilkan
kalsit
dalam
tanah
menmgakibatkan terjadi pembesaran partikelpartikel yang ada di dalam tanah dan merubah
susunan struktur partikel tanah mengakinatkan
membesarnya nilai sudut geser dalam tanah
dan nilai kohesi tanah (Angelina Lynda, 2013).
- Penggabungan sampel
Gambar 3. Grafik Hubungan Tegangan
Normal Tegangan Geser 2 cc
Gambar 6. Grafik Gabungan nilai kohesi
dan nilai sudut geser dalam dengan waktu
pemeraman
Gambar 4. Grafik Hubungan Tegangan
Normal Tegangan Geser 4 cc
Gambar 5. Grafik Hubungan Tegangan
Normal Tegangan Geser 6 cc
Mikroorganisme
memiliki
tahap
pertumbuhan dengan waktu yang berbedabeda , tergantung dengan nutrisi yang
terkandung di dalam lingkungannya (M. Natsir
Djide dan Sartini, 2012).
Bakteri yang dicampurkan pada tanah
mengkatalisis urea CO(NH2)2
sehingga
melepas ion karbonat, yang selanjutnya akan
terikat dengan ion kalsium dari CaCl2 dan
mempresipitasikan Kalsium Karbonat/Kalsit
(CaCO3). Kalsit inilah yang mengikat partikel
tanah satu sama lain. Proses tersebut bekerja
pada tingkat pori-pori yaitu memperbaiki
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
Please use purchased version to remove this message.
5
kondisi tanah dengan meningkatkan kekuatan
dan kekakuan (stiffness) serta sedikit
mempengaruhi permeabilitas (Alam Tronics ,
2011).
Hasil
Pengujian
Kadar
Permeabilitas Tanah
Air
Dan
pemeraman sampel. Grafik di atas ialah grafik
nilai kadar air sampel tanah tanpa bakteri,
sampel pemeraman 7 hari, 21 hari dan 28 hari.
Kadar air pada sampel tanah yang terstabilisasi
bakteri memiliki kadar air yang semakin kecil
dibanding kadar air sampel tanah asli.
Selain melakukan evaluasi karakteristik
mekanik dengan pengujian geser langsung
pada tanah organik yang terstabilisasi bakteri,
juga dilakukan pengujian kadar air dan
permeabilitas tanah dengan variasi masa
pemeraman yaitu 7 hari, 21 hari hingga 28 hari,
dan sampel tanah tanpa campuran bakteri
sebagai kontrol. Hasil pengujian yang
diperoleh disajikan dalam grafik berikut :
- Pengujian Koefisien Permeabilitas Tanah
Gambar 8. Grafik nilai kadar air dengan
variasi waktu pemeraman
.
KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 7. Grafik nilai koefisien
permeabilitas tanah dengan waktu pemeraman
Berdasarkan
grafik
nilai
koefisien
permeabilitas tanah di atas dapat dilihat bahwa
nilai koefisien permeabilitas tanah organik
yang
terstabilisasi
bakteri
mengalami
penurunan secara kontinu berdasarkan variasi
waktu pemeraman. Penambahan jumlah bakteri
membuat partikel tanah saling mengikat
sehingga pori tanah menjadi kecil dan
membuat daya rembes air kedalam tanah
menjadi kecil (Iffah Fadillah, 2013).
- Pengujian Kadar Air Tanah
Pengujian kadar air tanah pada tanah asli
dan tanah yang telah dicampurkan dengan
bakteri dapat dilihat dalam grafik pada gambar
8. Dari grafik nilai kadar air sampel dapat
dilihat bahwa terjadi penurunan nilai kadar air
sampel secara kontinu berdasarkan waktu
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang
diperoleh , dapat disimpulkan bahwa :
1. Komposisi optimum stabilisasi tanah
organik dari pemcampuran larutan bakteri
Bacillus Subtilis ialah pada jumlah larutan
6cc dan masa pemeraman 28 hari. Pada
variasi ini diperoleh nilai sudut geser dalam
31,59° dan nilai kohesi 1,19 kg/cm2.
2. Karakterisitik
mekanik
tanah
yang
distabilisasi dengan campuran larutan
Bacillus Subtilis mengalami perubahan nilai
parameter kuat geser, yaitu :
- Nilai kohesi mengalami peningkatan
sebesar 410 kali
- Nilai sudut geser dalam mengalami
peningkatan sebesar 200 kali
Saran
1. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan
untuk melihat lebih jauh pengaruh bakteri
Bacillus Subtilis terhadap sampel tanah
organik dengan rentang waktu yang lama
dan variasi jumlah larutan berbeda serta
kondisi titik jenuhnya.
2. Sebaiknya disediakan tempat penyimpanan
bakteri di tempat pencampuran larutan
dengan tanah yaitu lemari pendingin agar
penelitian yang dilaksanakan lebih efisien
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
Please use purchased version to remove this message.
6
dalam penggunaan waktu juga hasil yang
diperoleh lebih maksimal karena adanya
perawatan terhadap larutan bakteri.
3. Sebaiknya proses pencampuran larutan
bakteri dengan tanah diperhatikan dengan
seksama misalnya penggunaan wadah
pencampur , karena dapat mempengaruhi
hasil pengujian.
4. Pada saat pengujian berlangsung jika
bersentuhan langsung atau sangat dekat
dengan tanah yang telah dicampur dengan
bakteri
sebaiknya tetap menggunakan
sarung tangan steril dan masker.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Rukaesih (2004), Kimia Lingkungan,
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Bowles, J.E. (1993), Alih Bahasa Ir.Johan
Kelana Putra Edisi Kedua, Sifat-Sifat Fisis
Dan Geoteknis Tanah, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Fadliah, Iffah (2013), Studi Eksperimental
Stabilisasi Biogrouting Bacillus Subtilis
Pada Tanah Lempung Kepasiran, Fakultas
Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar.
Hardiyatmo, Hary Christady (2013). Stabilisasi
Tanah untuk Perkerasan Jalan. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Lynda, Angelina (2013), Karakteristik Kuat
Geser Tanah Dengan Metode Stabilisasi
Biogrouting
Bakteribacillus
Subtilis,
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Pedoman Kimpraswil No : Pt M-01-2002-B
Panduan Geoteknik Indonesia Penyelidikan
Tanah Lunak Pengujian Laboratorium edisi
pertama bahasa Inonesia.
Pudyawardhana Chrisna (2007), Mekanika
Tanah I, Jakarta.
Tronics,
Alam
(2011),
Studi
Awal
Pemanfaatan Teknik Biogrouting pada
Tanah Pasir untuk Proses Sementasi,
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,
Depok.
Wiratama, M. Sendi (2013) Studi Daya
Dukung Tanah Organik Menggunakan
Matos. Fakultas Teknik, Universitas
Lampung.
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
Please use purchased version to remove this message.
7
Download