PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI TUGAS AKHIR PENGOPERASIAN MOTOR INDUKSI 3 FASA MENGGUNAKAN SISTEM TENAGA 1 FASA Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro Oleh: SECOND ADRIAN CHRISTIANTO NIM : 085114002 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI FINAL PROJECT OPERATION OF 3 PHASE INDUCTION MOTOR USING 1 PHASE POWER SYSTEM Presented as Partial Fullfillment of Requirements To Obtain the SarjanaTeknik Degree In Electrical Engineering Study Program Second Adrian Christianto NIM : 085114002 ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN MOTTO HIDUP DAN PERSEMBAHAN MOTTO Segala sesuatu dapat terwujud jika kamu benar-benar menginginkannya Skripsi ini kupersembahkan untuk, Tuhan Yesus Kristus yang selalu mendampingi dan menyertaiku, Alm. Ayahanda yang tercinta, FA. Tedjo Yuwana Ibunda yang tercinta, F. Tridayanti Wahyu Wardani Kakakku yang tersayang, Sesilia Firsty Novi Andria Sari Dan semua orang yang mengasihiku vi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI vii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI INTISARI Pada saat ini motor induksi 3 fasa sangat dibutuhkan pada daerah yang banyak terdapat industri kecil dan pada daerah yang hanya mempunyai sistem kelistrikan 1 fasa. Daerah tersebut memerlukan motor dengan daya penggerak yang besar tetapi yang bisa dioperasikan dengan baik dan normal pada sistem kelistrikan 1 fasa. Salah satu cara agar motor induksi dapat bekerja dengan baik dan normal adalah menambahkan rangkaian motor kapasitor pada motor induksi 3 fasa. Rangkaian kapasitor yang digunakan diletakkan pada sisi kumparan bantu atau sisi kumparan yang mempunyai impedansi yang lebih besar. Pada penelitian ini, untuk menunjang kinerja motor induksi 3 fasa dengan sistem kelistrikan 1 fasa ditambah dengan sensor arus ACS758 untuk mengukur nilai arus dari beban yang digunakan. Ketika sensor arus ACS758 mendeteksi adanya arus yang lewat, maka akan ditampilkan nilai arus tersebut pada LCD yang tersedia untuk memudahkan user dalam pembacaan nilai arus yang terukur. Motor induksi dapat bekerja dengan baik dan normal dengan sistem kelistrikan 1 fasa menggunakan rangkaian motor kapasitor. Pengukuran dengan sensor arus tersebut memiliki error dibawah 3%. Kata kunci : rangkaian motor kapasitor, sensor arus ACS758, LCD viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRACT At this time the 3-phase induction motors are needed in many areas there are small industries and in areas that have only 1-phase electrical system. The area requires a motor with a large driving force but that can be operated with both normal and 1-phase electrical system. One way for an induction motor can work with both normal and is adding a series capacitor motors in 3-phase induction motor. The series capacitors are used auxiliary coil is placed on the side or sides of the coil which has a larger impedance. In this study, to support the performance of 3-phase induction motors with 1-phase electrical system coupled with the ACS758 current sensor to measure the current value of the load is used. When the ACS758 current sensor detects current passes, it will display the current value on the LCD are available to facilitate the user in the current value of the measured reading. Induction motor can work well and normal with 1-phase electrical system using a series capacitor motors. Measurement with current sensor has an error less than 3%. Keywords: motor circuits capacitor, ACS758 current sensor, LCD ix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena telah memberikan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini dengan baik. Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ketua Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Petrus Setyo Prabowo , S.T., M.T., dosen pembimbing yang dengan penuh pengertian dan ketulusan hati memberi bimbingan, kritik, saran, serta motivasi dalam penulisan skripsi ini. 4. Para dosen penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan, saran dalam merevisi skripsi ini. 5. Orang tua dan kakak saya atas dukungan, doa, cinta, perhatian, kasih sayang yang tiada henti. 6. Pradipta Melanie R. atas dukungan, doa, cinta, perhatian, kasih sayang yang tiada henti. 7. Staff sekretariat Teknik Elektro, atas bantuan dalam melayani mahasiswa. 8. Kawan-kawan seperjuangan angkatan 2008 Teknik Elektro, kawan-kawan kost, dan semua kawan yang mendukung saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas semua dukungan yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan akhir ini masih mengalami kesulitan dan tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. Penulis Second Adrian Christianto x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i HALAMAN JUDUL (Bahasa Inggris) .......................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP .............................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJAN KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................................... vii INTISARI ......................................................................................................................... viii ABSTRACT ....................................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.......................................................................................................... 1 1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................................. 1 1.3. Pembatasan Masalah................................................................................................. 1 1.4. Metodogi Penelitian.................................................................................................. 2 BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Induksi 3 Fasa ................................................................................................ 4 2.1.1 Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa ................................................................. 4 2.1.2 Motor Kapasitor............................................................................................ 5 2.2. Teori Tenaga Listrik 1 Fasa ke Motor Induksi 3 Fasa.............................................. 7 2.3. Kapasitor................................................................................................................... 7 2.4. Generator Sinkron..................................................................................................... 8 2.5. Mikrokontroler AVR ................................................................................................ 10 2.5.1. Konstruksi ATMega8535 ............................................................................. 10 2.5.2. Reset dan Osilator Eksternal ........................................................................ 13 xi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.5.3. ADC (Analog to Digital Converter)............................................................. 13 2.5.3.1. Mode Operasi ................................................................................. 14 2.5.3.2. Register Pengendali ADC .............................................................. 14 2.6. Sensor Arus ACS758 ................................................................................................ 17 2.7. IC Regulator ............................................................................................................. 19 2.8. Filter Kapasitor......................................................................................................... 20 2.9. Hukum Ohm ............................................................................................................. 20 2.10. LCD .......................................................................................................................... 21 BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Rangkaian ......................................................................................... 25 3.2. Perancangan Perangkat Keras .................................................................................. 26 3.2.1. Perancangan Rangkaian Sensor Arus ........................................................... 26 3.2.2. Perancangan Rangkaian Mikrokontroler ...................................................... 27 3.2.3. Reset Eksternal ............................................................................................. 28 3.2.4. Osilator ......................................................................................................... 28 3.2.5. Kapasitor....................................................................................................... 28 3.2.6. Perancangan Rangkaian Penampil................................................................ 29 3.2.6.1. Rangkaian Indikator LED .............................................................. 29 3.2.6.2. Rangkaian LCD .............................................................................. 30 3.2.7. Rangkaian Lengkap Mikrokontroler ............................................................ 31 3.2.8. Perancangan Rangkaian Penyearah .............................................................. 31 3.3. Perangcangan Perangkat Lunak................................................................................ 35 3.3.1. Flowchart ..................................................................................................... 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Bentuk Fisik Rangkaian Perangkat Keras Elektronik .............................................. 36 4.1.1. Bentuk Fisik Rangkaian Kapasitor ............................................................... 36 4.1.2. Cara Penggunaan Alat .................................................................................. 37 4.1.3. Perangkat Keras Elektronik .......................................................................... 38 4.2. Hasil Pengujian ......................................................................................................... 41 4.2.1. Pengujian Pada Sistem 1 Fasa ...................................................................... 42 4.2.2. Pengujian Pada Sistem 3 Fasa ...................................................................... 45 4.2.3. Pengujian Pada Sistem 1 Fasa dengan Variasi Kapasitor............................. 48 4.2.3.1. Variasi Kapasitor Jalan Bernilai 10 µF ......................................... 48 xii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.2.3.2. Variasi Kapasitor Jalan Bernilai 16 µF ......................................... 48 4.2.3.3. Variasi Kapasitor Start Bernilai 44 µF .......................................... 49 4.2.3.4. Analisa Data Arus Alternator dengan Variasi Kapasitor............... 50 4.3. Analisis Hasil Pengujian........................................................................................... 50 4.3.1. Analisis Data Arus ........................................................................................ 50 4.3.2. Analisis Data Kecepatan Putaran (RPM) ..................................................... 52 4.4. Analisis Error Perangkat Keras ................................................................................ 54 4.5. Pengujian Rangkaian Penyearah .............................................................................. 56 4.6. Pembahasan Software ............................................................................................... 58 4.6.1. Program Utama ............................................................................................. 58 4.6.2. Program Mengukur Nilai Arus ..................................................................... 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ............................................................................................................... 61 5.2. Saran ......................................................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 62 LAMPIRAN xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Blok model perancangan sistem 1 fasa ....................................................... 2 Gambar 1.2. Blok model perancangan sistem 3 fasa ....................................................... 3 Gambar 2.1. Stator ........................................................................................................... 5 Gambar 2.2. Rotor............................................................................................................ 5 Gambar 2.3. Skema rangkaian motor kapasitor start ...................................................... 5 Gambar 2.4. Skema rangkaian motor kapasitor start dan run ......................................... 6 Gambar 2.5. Skema rangkaian motor kapasitor permanen .............................................. 6 Gambar 2.6. Rangkaian kapasitor pada kumparan motor induksi 3 fasa......................... 7 Gambar 2.7. Alternator .................................................................................................... 9 Gambar 2.8. Komponen utama alternator ........................................................................ 9 Gambar 2.9. Konfigurasi pin ATmega8535 .................................................................... 11 Gambar 2.10. Rangkaian reset ........................................................................................... 13 Gambar 2.11. Sensor arus ACS758 ................................................................................... 18 Gambar 2.12. Port masukan dan Port keluaran ACS758.................................................. 18 Gambar 2.13. Rangkaian dasar regulator 78xx ................................................................. 19 Gambar 2.14. Rangkaian arus ............................................................................................ 20 Gambar 2.15. Bentuk fisik LCD 16x2 ............................................................................... 21 Gambar 2.16. Konfugurasi pin LCD.................................................................................. 22 Gambar 3.1. Diagram blok rancangan ............................................................................. 25 Gambar 3.2. Rangkaian sensor arus ACS758 .................................................................. 26 Gambar 3.3. Rangkaian mikrokontroler .......................................................................... 27 Gambar 3.4. Rangkaian reset eksternal ........................................................................... 28 Gambar 3.5. Rangkaian osilator....................................................................................... 28 Gambar 3.6. Penempatan dan nilai kapasitor yang digunakan ........................................ 29 Gambar 3.7. Rangkaian LED ........................................................................................... 30 Gambar 3.8. Rangkaian LCD........................................................................................... 30 Gambar 3.9. Rangkaian lengkap mikrokontroler ............................................................. 31 Gambar 3.10 (a). Rangkaian penyearah tegangan 12 volt ................................................. 32 Gambar 3.10 (b). Rangkaian penyearah tegangan 5 volt .................................................. 32 Gambar 3.11. Alur program ............................................................................................... 35 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Gambar 4.1. Bentuk fisik rangkaian kapasitor................................................................. 36 Gambar 4.2. Boks peragkat keras elektronik ................................................................... 37 Gambar 4.3. Penempatan rangkaian kapasitor pada motor induksi 3 fasa ...................... 37 Gambar 4.4. Perangkat keras elektronik .......................................................................... 39 Gambar 4.5. Rangkaian lampu pijar ................................................................................ 39 Gambar 4.6. Rangkaian LCD........................................................................................... 40 Gambar 4.7. Sensor arus .................................................................................................. 40 Gambar 4.8. Rangkaian minimum system ........................................................................ 40 Gambar 4.9. Rangkaian penyearah tegangan ................................................................... 41 Gambar 4.10. Rangkaian catu daya ................................................................................... 41 Gambar 4.11. Grafik hubungan antara arus terhadap beban lampu pada sistem 1 fasa..... 43 Gambar 4.12. Grafik hubungan antara RPM terhadap beban lampu pada sistem 1 fasa ... 43 Gambar 4.13. Grafik hubungan antara arus terhadap beban lampu pada sistem 3 fasa..... 46 Gambar 4.14. Grafik hubungan antara RPM dengan beban lampu pada sistem 3 fasa ..... 46 Gambar 4.15. Grafik perbandingan arus keluaran alternator menggunakan variasi kapasitor ..................................................................................................................... 50 Gambar 4.16. Grafik perbandingan arus antara sistem 1 fasa dengan sistem 3 fasa ......... 51 Gambar 4.17. Grafik perbandingan RPM pada sistem 1 fasa dengan sistem 3 fasa.......... 53 Gambar 4.18. Rangkaian penyearah tegangan ................................................................... 56 Gambar 4.19. Tampilan awal LCD pada perangkat keras ................................................. 58 Gambar 4.20. Listing program utama dan program tampilan awal ................................... 58 Gambar 4.21. Listing program mengukur nilai arus .......................................................... 59 Gambar 4.22. Tampilan nilai tegangan keluaran sensor dan nilai arus ............................. 60 Gambar 4.23. Listing program tampilan nilai tegangan keluaran sensor dan nilai arus .... 60 xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Fungsi khusus port B ....................................................................................... 11 Tabel 2.2. Fungsi khusus port C ....................................................................................... 12 Tabel 2.3. Fungsi khusus port D....................................................................................... 12 Tabel 2.4. Register ADMUX ............................................................................................ 14 Tabel 2.5. Pemilihan tegangan referensi........................................................................... 15 Tabel 2.6. Pemilih pin masukan ADC .............................................................................. 15 Tabel 2.7. Register ADCSRA........................................................................................... 15 Tabel 2.8. ADC prescaler .................................................................................................. 16 Tabel 2.9. Register Data ADC, ADLAR=0 ...................................................................... 17 Tabel 2.10. Register Data ADC, ADLAR=1 ...................................................................... 17 Tabel 2.11. Nilai tegangan IC 78xx .................................................................................... 19 Tabel 2.12. Operasi dasar LCD .......................................................................................... 22 Tabel 2.13. Konfigurasi pin LCD ....................................................................................... 22 Tabel 2.14. Konfigurasi pin LCD ....................................................................................... 23 Tabel 3.1. Tegangan keluaran sensor terhadap arus yang diukur .................................... 27 Tabel 4.1. Hasil pengujian pada sistem 1 fasa ................................................................. 42 Tabel 4.2. Penambahan parameter uji pada sistem 1 fasa ................................................ 44 Tabel 4.3. Hasi pengujian pada sistem 3 fasa ................................................................... 45 Tabel 4.4. Penambahan parameter uji pada sistem 3 fasa ................................................ 47 Tabel 4.5. Pengujian kapasitor jalan 10 µF ...................................................................... 48 Tabel 4.6. Pengujian kapasitor jalan 16 µF ...................................................................... 49 Tabel 4.7. Pengujian kapasitor start 44 µF ....................................................................... 49 Tabel 4.8. Nilai arus sistem 1 fasa dan sistem 3 fasa ....................................................... 51 Tabel 4.9. Nilai RPM motor induksi sistem 1 fasa dan sistem 3 fasa .............................. 52 Tabel 4.10. Presentase error perangkat keras dalam pengukuran nilai arus ...................... 55 Tabel 4.11. Hasil pengujian tegangan keluaran rangkaian penyearah................................ 57 xvi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN L1. Lampiran listing program utama .............................................................................. L1 L2. Lampiran rangkaian keseluruhan ............................................................................. L2 L3. Lampiran tabel pengambilan data ............................................................................ L3 L4. Datasheet ACS758 ................................................................................................... L4 xvii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pengoperasian motor induksi 3 fasa pada sistem tenaga listrik AC 1 fasa sangat dibutuhkan terlebih pada daerah yang banyak terdapat industri kecil dan pada daerah tertentu yang hanya mempunyai sistem tenaga listrik 1 fasa, sedangkan mereka membutuhkan motor penggerak dengan daya yang besar (motor induksi 3 fasa) yang secara normal harus dioperasikan pada sistem tenaga listrik 1 fasa[1,2]. Salah satu cara agar motor induksi 3 fasa dapat digunakan dengan baik pada kondisi ini adalah dengan mengoperasikan motor induksi 3 fasa pada sistem tenaga listrik 1 fasa dengan menggunakan kapasitor[1,3]. Dalam sistem pengoperasian motor induksi 3 fasa, kapasitor diletakkan pada sisi kumparan bantu (impedansi lebih besar) atau pada sisi kumparan utama (impedansi lebih) asal kapasitor yang digunakan dapat menggerakkan motor[4]. Berdasarkan kondisi ini, maka penelitian ini dimaksudkan untuk merancang metode dalam mengoperasikan motor induksi 3 fasa pada sistem tenaga listrik 1 fasa dengan cara menempatkan kapasitor pada sisi kumparan dengan impedansi yang lebih besar (kumparan bantu). Secara umum, untuk mengoperasian motor induksi 3 fasa pada sistem tenaga listrik 1 fasa dengan menggunakan kapasitor dapat dilakukan dengan cara mengubah bentuk rangkaian kumparan motor induksi 3 fasa menjadi seperti rangkaian motor induksi 1 fasa jenis motor kapasitor. 1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang hendak dicapai adalah membuktikan salah satu kegunaan dari pengoperasian motor kapasitor. Manfaat yang akan dicapai adalah mampu mengoperasikan motor induksi 3 fasa secara normal pada sistem tenaga listrik 1 fasa. 1.3 Batasan Masalah Karena kompleksnya permasalahan yang ada maka dalam pembahasan tugas akhir ini diberikan pembatasan masalah sebagai berikut : 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 a. Menggunakan motor induksi 3 fasa 1,5kW, 220/380V; 50Hz; 6,2/3,6A; 1400 rpm dengan faktor daya 0,84 tertinggal. b. Penggunaan kapasitor yang sesuai dengan kebutuhan melalui proses perancangan. c. Menggunakan generator sinkron 1 fasa dengan spesifikasi ALTERNATOR, 12V, RECONDITIONED by SWIP. d. Menggunakan beban (lampu pijar) tidak lebih daripada 540 Watt. e. Menggunakan ACS758 sebagai sensor arus. f. Menggunakan Mikrokontroler AVR ATMega 8535 sebagai pengolah data dari keluaran motor induksi 3 fasa yang telah diberi tambahan kapasitor. 1.4 Metodologi Penelitian Penulisan ini menggunakan metode : a. Pengumpulan referensi berupa website, buku-buku, dan jurnal-jurnal. b. Perancangan dan pembuatan subsistem berupa perangkat keras dan perangkat lunak. Pada tahap ini bertujuan mencari nilai-nilai yang optimal dari sistem yang akan dibuat dengan mempertimbangkan dari berbagai faktor-faktor permasalahan dan kebutuhan yang telah ditentukan. Pada gambar 1.1 sistem bekerja ketika motor induksi 3 fasa yang telah dipasang kapasitor pada kumparan bantu, diberi masukkan sistem tenaga listrik 1 fasa. Kemudian sensor akan mendeteksi besarnya arus pada beban yang digunakan. Selanjutnya datadata arus yang telah didapatkan tersebut oleh mikrokontroler akan ditampilkan pada LCD untuk interface-nya. Tenaga Listrik 1 fasa Motor Induksi 3 fasa Generator Sinkron 1 fasa Mikrokontroler Sensor Arus Penampil Gambar 1.1 Blok model perancangan sistem 1 fasa Beban (lampu pijar) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 c. Pengujian dan pengambilan data. Pengujian dalam penelitian ini yaitu mengoperasikan motor induksi 3 fasa pada sistem tenaga listrik 1 fasa dengan meletakkan kapasitor jalan pada sisi kumparan dengan impedansi yang lebih besar (kumparan bantu). Setelah itu dibandingkan dengan kinerja motor saat beroperasi normal pada sistem tenaga listrik 3 fasa (gambar 1.2). Untuk teknik pengambilan data dilakukan dengan cara mengubah-ubah beban yang digunakan (lampu pijar). Setelah itu, dilakukan pengukuran nilai arus, tegangan, kecepatan putaran motor induksi (RPM) dan daya pada beban. Tenaga Listrik 3 fasa Motor Induksi 3 fasa Generator Sinkron 1 fasa Mikrokontroler Sensor Arus Beban (lampu pijar) Penampil Gambar 1.2 Blok model perancangan sistem 3 fasa d. Analisa dan penyimpulan hasil percobaan. Analisa data dilakukan dengan membandingkan data hasil percobaan antara pengoperasian motor induksi 3 fasa menggunakan sistem 1 fasa dengan pengoperasian motor induksi 3 fasa menggunakan sistem 3 fasa (normal). Penyimpulan hasil percobaan dapat dilakukan dengan menghitung presentase error yang terjadi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Induksi 3 Fasa Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling luas digunakan karena kesederhanaannya, konstruksinya yang kuat dan karakteristik kerja yang baik. Motor induksi terdiri dari dua bagian : stator atau bagian yang diam dan rotor atau bagian yang berputar, dimana kedua bagian ini dipisahkan oleh suatu celah udara. Bagian stator dihubungkan ke catu tegangan bolak-balik (AC), sedangkan bagian rotor tidak dihubungkan secara listrik ke pencatu tetapi memiliki arus yang dihasilkan oleh adanya arus induksi yang ditimbulkan dari arus stator, mirip dengan kerja suatu transformator. Bekerjanya motor induksi bergantung pada medan magnetik putar yang ditimbulkan dalam celah udara motor oleh adanya arus stator. Lilitan stator 3 fasa dililitkan dengan lilitan fasanya berjarak 120 derajat listrik. Jika lilitan diberi energy dari catu 3 fasa maka akan timbul fluks pada masing-masing fasa. Ketiga fluks tersebut bergabung membentuk fluks yang bergerak mengelilingi permukaan stator pada kecepatan konstan. Fluks ini disebut medan magnetik berputar. Dengan adanya medan putar ini akan menyebabkan rotor berputar dengan arah yang sama dengan fluks putar. Kecepatan medan putar dapat dirumuskan sebagai : (2.1) 2.1.1 Konstuksi Motor Induksi 3 Fasa Konstruksi motor induksi 3 fasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu [14]: a. Stator Stator adalah bagian dari mesin yang tidak berputar dan terletak pada bagian luar. 4 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 Gambar 2.1. Stator b. Rotor. Rotor adalah bagian dari mesin yang berputar dan terletak pada bagian dalam. Gambar 2.2. Rotor 2.1.2 Motor Kapasitor Pada motor kapasitor, sebuah kapasitor dipasang seri dengan lilitan bantu dengan tujuan agar diperoleh beda fasa yang besar antara arus pada lilitan utama dan arus pada lilitan bantu. Terdapat 3 macam motor kapasitor, yaitu [12] : a. Motor Kapasitor Start Skema rangkaian motor kapasitor start adalah seperti pada gambar 2.3 berikut ini : Gambar 2.3. Skema rangkain motor kapasitor start. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6 b. Motor Kapasitor Start dan Run Pada motor kapasitor start dan run terdapat dua buah kapasitor yang dirangkai seperti pada gambar 2.4. Pada saat start, C1 dan C2 terhubung semua sehingga diperoleh beda fasa besar antara arus pada lilitan utama dan arus pada lilitan bantu dan diperoleh torsi awal yang sangat besar. Setelah putaran motor mencapai 70% - 80% putaran normal, kapasitor C1(kapasitor start) terlepas namun kapasitor C2(kapasitor run) tetap terhubung. Gambar 2.4. Skema rangkaian motor kapasitor start dan run. c. Motor Kapasitor Permanen Pada motor ini terdapat kapasitor yang terpasang tetap (permanen) secara seri dengan lilitan bantu. Skema rangkaian motor kapasitor permanen seperti gambar 2.5. Karena kapasitor terpasang secara terus menerus, maka torsi yang dihasilkan baik pada saat start maupun setelah berputar nominal relatif tetap. Hal ini berarti bahwa motor ini banyak digunakan pada peralatan yang membutuhkan torsi baik awal maupun torsi saat beroperasi yang relatif tetap [12]. Gambar 2.5. Skema rangkaian motor kapasitor permanen PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7 2.2 Teori Tenaga Listrik 1 Fasa ke Motor Induksi 3 Fasa Untuk mengoperasikan motor induksi 3 fasa secara normal dan langsung hanya dengan sistem tenaga listrik 1 fasa dengan menambahkan kapasitor. Dalam mengoperasikan motor induksi 3 fasa, kapasitor diletakkan pada sisi kumparan bantu (impedansi lebih besar). Kapasitor yang digunakan, diserikan dengan dua kumparan motor (kumparan R dan S). Dengan penambahan kapasitor tersebut, sama saja dengan mengubah rangkaian kumparan motor induksi 3 fasa menjadi rangkaian motor induksi 1 fasa jenis motor kapasitor. Pada gambar 2.6 berikut ini adalah gambar skema rangkaian motor induksi 3 fasa yang telah diberi tambahan kapasitor. Gambar 2.6. Rangkaian kapasitor pada kumparan motor induksi 3 fasa 2.3 Kapasitor Kapasitor atau kondensator ( C ) adalah komponen dasar elektronika yang termasuk dalam komponen pasif yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik dalam jangka waktu tertentu. Kapasitor ini ditemukan oleh Michael Faraday, itu sebabnya mengapa satuan dari kapasitor adalah Farad. Pada umumnya kapasitor terdiri atas dua plat logam yang di pisahkan oleh suatu bahan penyekat biasa disebut bahan dielektrik yaitu berupa vacum udara, keramik, gelas, mika, dan lain – lain, kedua plat ini di beri muatan listrik yang sama besar tapi yang satu positif dan lainnya negatif. Pada saat kapasitor dialiri arus listrik maka kapasitor akan menyimpan muatan dan selama kapasitor belum terisi penuh maka proses penyimpanan akan terus berjalan sampai penuh dan kapasitor akan berhenti menyimpan. Kapasitor akan melepas / membuang muatannya apabila salah satu kakinya mendapat potensial yang lebih rendah (tegangan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8 negatif). Jika selama proses penyimpanan terjadi hal ini maka muatan akan tetap dilepaskan walaupun proses penyimpanan belum selesai (kapasitor belum terisi penuh). Karena pada penelitian ini menggunakan kapasitor sebagai komponen untuk membantu kinerja motor induksi 3 fasa, maka tahap selanjutnya mencari nilai kapasitor jalan (Cr) dan kapasitor start (Cs). Kapasitor yang digunakan pada penelitian ini diserikan dengan dua kumparan motor (kumparan R dan S). Apabila diberikan tegangan sumber ’Vs’ pada kapasitor, maka untuk mendapatkan nilai Cr dapat menggunakan persamaan sebagai berikut[3]: (2.2) Keterangan : C = Cr = Kapasitor jalan Iph = Arus fasa ω = 2.(π).(f) Vs = Tegangan sumber Selanjutnya untuk tenaga penggerak awal yang besar diperlukan kapasitor start (Cs). Untuk menentuan nilai dari Cs tersebut yaitu mengambil data kapasitor dari jurnal pihak lain yang telah melakukan penelitian serupa terlebih dahulu [3]. 2.4 Generator Sinkron Generator adalah suatu mesin yang mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik melalui proses induksi elektromagnetik, generator memperoleh energi mekanik dari prime mover. Generator AC dikenal dengan sebutan alternator. Generator diharapkan dapat mengatasi kebutuhan tenaga listrik/energi listrik pada saat terjadi gangguan sistem catu daya utama, dimana suplai tenaga listrik/sumber energi listrik cadangan tersebut digunakan untuk beban prioritas dalam industri/pabrik. Generator set juga sering digunakan oleh rumah sakit dan industri yang mempercayakan sumber daya yang mantap, seperti halnya pedesaan yang tidak ada akses untuk secara komersial menghasilkan listrik. Generator terpasang satu poros dengan motor induksi 3 fasa atau juga mesin diesel, yang biasanya menggunakan generator sinkron (alternator) pada pembangkit [13]. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9 Pada gambar 2.7 merupakan bentuk fisik umum dari sebuah alternator. Gambar 2.7. Alternator Pada dasarnya alternator memiliki beberapa komponen utama. Berikut ini gambar 2.8 adalah komponen-kompenen utama dari alternator. Gambar 2.8. Komponen utama alternator Keterangan : 1. Rumah bagian belakang 6. Stator 2. Plat dudukan dioda 7. Rotor 3. Dioda daya 8. Kipas 4. Dioda arus medan 9. Pully 5. Regulator elektronik 10. Rumah bagian depan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10 2.5 Mikrokontroler AVR Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor yang di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, clock dan peralatan internal lainya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai [5]. Sehingga pengguna tinggal memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya. 2.5.1 Konstruksi ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 memiliki 3 jenis memori, yaitu memori flash, memori data dan memori EEPROM [5]. Ketiganya memiliki ruang sendiri dan terpisah. a. Memori flash ATmega8535 memiliki kapasitas memori flash sebesar 8 Kbyte yang terpetakan dari alamat 0000h – 0FFFh, masing-masing alamat memiliki lebar data 16 bit. Memori program ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian program boot dan bagian program aplikasi. b. Memori data ATmega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu register serba guna, register I/O dan SRAM. ATmega8535 memiliki 32 byte register serba guna, 64 byte register I/O yang dapat diakses sebagai bagian dari memori RAM (menggunakan instuksi LD atau ST) atau dapat juga diakses sebagai I/O (menggunakan instruksi IN atau OUT), dan 512 byte digunakan untuk memori data SRAM. c. Memori EEPROM ATmega8535 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte yang terpisah dari memori program maupun memori data. Memori EEPROM ini hanya dapat diakses dengan menggunakan register-register I/O yaitu register EEPROM Address, register EEPROM Data, dan register EEPROM Control. Untuk mengakses memori EEPROM ini diperlakukan seperti mengakses data eksternal, sehingga waktu eksekusinya relatif lebih lama bila dibandingkan dengan mengakses data dari SRAM. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11 Gambar 2.9. Konfigurasi pin ATmega8535 [5] Konfigurasi pin ATmega8535 dapat dilihat pada Gambar 2.9. Dari gambar dapat dijelaskan fungsi dari masing-masing pin Atmega8535 sebagai berikut [5]: a. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya. b. GND merukan pin Ground. c. Port A (PortA0…PortA7) merupakan pin input/output dua arah dan pin masukan ADC. d. Port B (PortB0…PortB7) merupakan pin input/output dua arah dan dan pin fungsi khusus, seperti dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Fungsi khusus port B [5] Pin Fungsi Khusus PB7 SCK (SPI Bus Serial Clock) PB6 MISO (SPI Bus Master Input/ Slave Output) PB5 MOSI (SPI Bus Master Output/ Slave Input) PB4 SS (SPI Slave Select Input) PB3 AIN1 (Analog Comparator Negative Input) OC0 (Timer/Counter0 Output Compare Match Output) PB2 AIN0 (Analog Comparator Positive Input) INT2 (External Interrupt 2 Input) PB1 T1 (Timer/ Counter1 External Counter Input) PB0 T0 T1 (Timer/Counter External Counter Input) XCK (USART External Clock Input/Output) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI e. 12 Port C (PortC0…PortC7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus, seperti dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Fungsi hhusus port C [5] f. Pin Fungsi khusus PC7 TOSC2 ( Timer Oscillator Pin2) PC6 TOSC1 ( Timer Oscillator Pin1) PC5 Input/Output PC4 Input/Output PC3 Input/Output PC2 Input/Output PC1 SDA ( Two-wire Serial Buas Data Input/Output Line) PC0 SCL ( Two-wire Serial Buas Clock Line) Port D (PortD0…PortD7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus, seperti yang terlihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Fungsi khusus port D [5] Pin Fungsi khusus PD7 OC2 (Timer/Counter Output Compare Match Output) PD6 ICP (Timer/Counter1 Input Capture Pin) PD5 OC1A (Timer/Counter1 Output Compare A Match Output) PD4 OC1B (Timer/Counter1 Output Compare B Match Output) PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input) PD2 INT0 (External Interrupt 0 Input) PD1 TXD (USART Output Pin) PD0 RXD (USART Input Pin) g. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler. h. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal. i. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC. j. AREFF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 2.5.2 Reset dan Osilator Eksternal Chip akan reset jika tegangan catu nol atau pin RST dipaksa 0 [6]. Jika membutuhkan tombol reset, dapat ditambah dengan rangkaian reset seperti pada Gambar 2.10. Gambar 2.10. Rangkaian reset [6] 2.5.3 ADC (Analog to Digital Converter) Sinyal masukan dari pin ADC akan dipilih oleh multiplexer (register ADMUX) untuk diproses oleh ADC[6]. Karena converter ADC dalam chip hanya satu buah sedangkan saluran masukanny ada delapan maka dibutuhkan multiplexer untuk memilih input pin ADC secara bergantian. ADC mempunyai rangkaian untuk mengambil sampel dan hold (menahan) tegangan input ADC mempunyai catu daya yang terpisah yaitu pin AVCC-AGND. AVCC tidak boleh berbeda ±0,3V dari Vcc. Operasi ADC membutuhkan tegangan referensi VREF dan clock Fade (register ADCSRA). Tegangan referensi eksternal pada pin AREF tidak boleh melebihi AVCC. Tegangan referensi eksternal dapat di-decouple pada pin AREF dengan kapasitor untuk mengurangi derau. Atau dapat menggunakan tegangan referensi internal sebesar 2,56V (pin Aref diberi kapasitor secara eksternal untuk menstabilkan tegangan referensi internal). ADC mengonversi tegangan input analog menjadi bilangan digital sebesar 10-bit. GND (0 volt) adalah nilai minimum yang mewakili ADC dan nilai maksimum ADC diwakili oleh tegangan pada pin AREF minus 1 LSB. Hasil konversi ADC disimpan dalam register pasangan ADCH:ADCL. Sinyal input ADC tidak boleh melebihi tegangan referensi. Nilai digital input ADC untuk resolusi 10-bit (1024) adalah: Kode digital = (Vinput/Vref) x1024 (2.3) Untuk resolusi 8-bit (256) : Kode digital = (Vinput/Vref) x256 (2.4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 Misalnya masukan suatu pin ADC dengan resolusi 8-bit adalah 2,5V dan tegangan referensi yang digunakan Vref internal sebesar 2,56V sehingga kode digital-nya adalah: Kode digital = (2500 mV/2560 mV) x256 = 250 = 0xFA. Akurasi ADC dalam chip tidak sempurna, akurasinya ±2LSB sehingga kemungkinan kode yang dihasilkan tidak tepat 0xFA bisa jadi 0xF8, 0xF9, 0xFB, atau 0xFC. 2.5.3.1 Mode Operasi 1. Mode konversi tunggal Dalam mode ini konversi dilakukan untuk sekali pembacaan sampel tegangan masukan, jika ingin membaca lagi maka harus disampel lagi sehingga kita dapat mengkonversi tegangan masukan untuk saat-saat yang kita butuhkan saja [6]. Mode tunggal dipilih dengan meng-clear bit-ADFR dalam register ADCSRA. Konversi tunggal memulai konversi ketika bit-ADSC di-set, dan bit tersebut tetap sampai satu kali konversi selesai (complete), setelah (complete) itu maka otomatis oleh CPU bit-ADSC akan clear. Ketika konversi sedang berlangsung dan kita mengubah saluran (channel) masukan ADC maka hal tersebut tidak akan diubah oleh CPU hingga konversi ADC saluran tersebut selesai. 2. Mode konversi free running Dalam mode ini konversi dilakukan terus menerus secara kontinyu (ADC membaca sampel tegangan masukan lalu dikonversi hasilnya masukan ke register ADCH:ADCL) terus menerus [6]. Ketika kita membaca ADC selagi ADC mengkonversi tegangan sedang berlangsung, maka yang terbaca adalah hasil ADC yang terakhir yang dibaca oleh ADC. Mode free running dipilih dengan men-set bit-ADFR dalam register ADCSRA. Konversi pertama dalam mode ini dimulai dengan men-set bit-ADSC. Dalam mode ADC bekerja secara independen (tidak bergantung) dari flag interupsi ADC (apakah ADIF set atau clear sama saja). 2.5.3.2 Register Pengendali ADC 1. ADC Multiplexer Selection Register – ADMUX Tabel 2.4. Register ADMUX [6] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 Tabel 2.4 menunjukan register pada ADMUX dan Tabel 2.4 menunjukkan pemilihan tegangan referensi [6]. Bit 7:6 – REFS1:0: Reference Selection Bits Kedua bit ini bertugas memilih tegangan referensi yang digunakan. Tabel 2.5. Pemilihan tegangan referensi [6] Tabel 2.5 menujukkan pemilihan tegangan referensi pada ADC. Bit 5 – ADLAR: ADC Left Adjust Result Bit ini berakibat pada format data hasil konversi dalam register ADCH: ADCL (lihat register tersebut) Bit 3:0 – MUX3:0: Analog Channel Selection Bits Bit – bit ini memilih saluran masukan untuk ADC, seperti terlihat pada Tabel 2.6. Tabel 2.6. Pemilih pin masukan ADC [6] 2. ADC Control and Status Register A – ADCSRA Tabel 2.7. Register ADCSRA [6] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 Tabel 2.7 menunjukkan register pada ADCSRA [6]. Bit 7 – ADEN : ADC Enable Bit pengaktif ADC (ADEN=0 disable / ADEN =1 enable). Bit 6 – ADSC: ADC Start Conversion Dalam mode konversi tungal penge-set-an bit ini maka akan memulai(start) konversi ADC untuk sekali konversi. Bit 5 – ADFR: ADC Free Running Select Bit ini memilih mode operasi yang digunakan, ketika bit ini di-set maka ADC akan menggunakan Free running di mana dalam mode ini ADC disampel dan diperbarui secara simultan/kontinyu. Ketika bit ini di-clear maka akan mengakhiri mode free running dan masuk ke mode konversi tunggal (single conversion). Bit 4 – ADIF: ADC Interrupt Flag Bit ini akan set secara otomatis ketika konversi ADC telah selesai(complete), dan akan clear ketika eksekusi interupsi ADC conversion complete. Bit 3 – ADIE: ADC Interrupt Enable Bit ini bertugas untuk mengaktifkan interupsi ADC conversion complete (ADIE=0 disable / ADIE=1 enable). Bit 2:0 – ADPS2:0: ADC Prescaler Select Bits Bit – bit ini menentukan faktor pembagi frekuensi CPU yang digunakan untuk clock ADC, seperti yang terlihat pada Tabel 2.8 Tabel 2.8. ADC prescaler [6] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 3. The ADC Data Register – ADCL and ADCH Tabel 2.9. Register Data ADC, ADLAR=0 [6] Tabel 2.10. Register Data ADC, ADLAR=1 [6] Tabel 2.9 menunjukkan register data ADC saat ADLAR=0 dan Tabel 2.10 menunjukkan register data ADC saat ADLAR=1 [6]. Ketika konversi selesai, maka hasilnya dapat ditemukan pada register ADCH : ADCL. Ketika ADCL dibaca maka ADC tidak akan diperbarui sampai ADCH dibaca. 2.6 Sensor Arus ACS758 Teknologi Hall effect yang diterapkan oleh Allegro menggantikan fungsi resistor shunt dan current transformer menjadi sebuah sensor dengan ukuran yang relatif jauh lebih kecil. Aliran arus listrik yang mengakibatkan medan magnet yang menginduksi bagian dynamic offset cancellation dari ACS758 [7]. ACS758 adalah Hall Effect current sensor, seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.11 Hall effect allegro ACS758 merupakan sensor yang presisi sebagai sensor arus AC atau DC dalam pembacaan arus didalam dunia industri, otomotif, komersil dan sistemsistem komunikasi. Pada umumnya aplikasi sensor ini biasanya digunakan untuk mengontrol motor, deteksi beban listrik, switched-mode power supplies dan proteksi beban berlebih. Sensor ini memiliki pembacaan dengan ketepatan yang tinggi, karena didalamnya terdapat rangkaian low-offset linear Hall dengan satu lintasan yang terbuat dari tembaga. Cara kerja sensor ini adalah arus yang dibaca mengalir melalui kabel tembaga yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 terdapat didalamnya yang menghasilkan medan magnet yang di tangkap oleh integrated Hall IC dan diubah menjadi tegangan proporsional. Ketelitian dalam pembacaan sensor dioptimalkan dengan cara pemasangan komponen yang ada didalamnya antara penghantar yang menghasilkan medan magnet dengan hall transducer secara berdekatan. Persisnya, tegangan proporsional yang rendah akan menstabilkan Bi CMOS Hall IC yang didalamnya yang telah dibuat untuk ketelitian yang tinggi oleh pabrik. Gambar 2.11. Sensor arus ACS758 [7] Keluaran dari sensor ini yaitu berupa tegangan analog dengan sensitivitas 40 mV/A, (>VCC/2) saat peningkatan arus pada penghantar arus (dari pin 4 ke pin 5. Artinya, setiap ada arus yang melewati sensor sebesar 1A, maka sensor akan merespon dengan memberikan keluaran sebesar 40 mV/A. Gambar 2.12. menunjukkan port masukan dan port keluaran ACS758. Hambatan dalam penghantar sensor sebesar 100 µΩ dengan daya yang rendah. Jalur terminal konduktif secara kelistrikan diisolasi dari sensor leads(pin 1 sampai pin 3). Hal ini menjadikan sensor arus ACS758 dapat digunakan pada aplikasiaplikasi yang membutuhkan isolasi listrik tanpa menggunakan opto-isolator atau teknik isolasi lainnya yang mahal. Ketebalan konduktor tembaga di dalam sensor memungkinkan sampai pada kondisi kondisi high overcurrent. Sensor ini telah dikalibrasi oleh pabrik. Gambar 2.12. Port masukan dan Port keluaran ACS758[7] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19 2.7 IC Regulator IC 78xx adalah regulator tegangan positif dengan tiga terminal, masing-masing masukan, ground dan keluaran [8]. IC 78xx tersedia untuk beberapa nilai tegangan keluaran seperti pada tabel 2.11 berikut : Tabel 2.11. Nilai tegangan IC 78xx [8] Type Vout (Volt) Iout (A) Vin (Volt) 78xxC 78MLxx 78Mxx Min Maks 7805 5 1 0,1 0,5 7,5 20 7806 6 1 0,1 0,5 8,6 21 7808 8 1 0,1 0,5 10,5 23 7809 9 1 0,1 0,5 11,5 24 7810 10 1 0,1 0,5 12,5 25 7812 12 1 0,1 0,5 14,5 27 7815 15 1 0,1 0,5 17,5 30 7818 18 1 0,1 0,5 21 33 7824 24 1 0,1 0,5 27 38 Meskipun semula dirancang untuk regulator tegangan tetap, namun regulator ini dapat dikembangkan untuk tegangan dan arus yang dapat diatur. Rangkaian dasar 78xx ditunjukkan pada gambar 2.13, untuk tegangan dan arus keluaran sesuai nilai nominalnya. Gambar 2.13. Rangkaian dasar regulator 78xx [8] Kapasitor C1 diperlukan jika regulator jauh dari kapasitor filter pencatu daya sedangkan C2 diperlukan untuk memperbaiki tanggapan kilasan dan penindasan kerut (trancient response). Dalam penerpannya, tegangan masukan VIN harus lebih besar dari PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20 tegangan keluaran (lihat tabel 2.11) jika kurang maka regulator tidak berfungsi tetapi bila melebihi VIN maksimumnya dapat merusak regulator. 2.8. Filter Kapasitor Filter dalam rangkaian penyearah digunakan untuk memperkecil tegangan ripple, sehingga dapat diperoleh tegangan keluaran yang lebih rata, dengan memanfaatkan proses pengisian dan pengosongan muatan kapasitor [9]. Harga kapasitansi kapasitor ditentukan dengan persamaan berikut : Vr(rms) = (2.5) Vr(PP) = (2.6) Dengan IDC adalah arus maksimal penyearah (ampere), C adalah kapasitor yang digunakan sebagai filter (Farad). VM adalah tegangan masukan arus bolak balik, Vr(PP) tegangan ripple puncak ke puncak dan Vr(rms) adalah tegangan ripple. VDC MIN adalah tegangan minimal yang dibutuhkan oleh IC regulator. 2.8 Hukum Ohm Digunakan pada rangkaian tertutup [10]: Gambar 2.14. Rangkaian arus [10] Gambar 2.14 menunjukkan rangkaian arus. Besarnya arus I berubah sebanding dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R atau dinyatakan dengan rumus pada persamaan 2.7. Besar daya P adalah hasil kali antara arus I dan tegangan V atau dinyatakan dengan rumus pada persamaan 2.8. I V R P I .V (2.7) (2.8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 2.9. LCD LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini mulai banyak digunakan [11]. Penampil LCD mulai dirasakan menggantikan fungsi dari CRT (Cathode Ray Tube), yang sudah berpuluh-puluh tahun digunakan manusia sebagai penampil gambar/text baik monochrome (hitam dan putih), maupun yang berwarna. Teknologi LCD memberikan lebih keuntungan dibandingkan dengan teknologi CRT, karena pada dasarnya, CRT adalah tabung triode yang digunakan sebelum transistor ditemukan. Beberapa keuntungan LCD dibandingkan dengan CRT adalah konsumsi daya yang relatif kecil, lebih ringan, dan tampilan yang lebih bagus. Gambar 2.15. Bentuk fisik LCD16x2.[11] LCD memanfaatkan silikon atau galium dalam bentuk kristal cair sebagai pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah tersusun dua dimensi piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane), yang merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang ditutupi oleh lapisan elektroda transparan. Dalam keadaan normal, cairan yang digunakan memiliki warna cerah. Daerah-daerah tertentu pada cairan akan berubah warnanya menjadi hitam ketika tegangan diterapkan antara bidang latar dan pola elektroda yang terdapat pada sisi dalam lempeng kaca bagian depan. Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa mikro amper), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat menggunakan catu daya yang kecil [11]. Keunggulan lainnya adalah tampilan yang diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah di bawah terang sinar matahari. Dibawah sinar cahaya yang remang-remang atau dalam kondisi gelap, sebuah lampu (berupa LED) harus dipasang di belakang layar tampilan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 Gambar 2.16. Konfigurasi pin LCD[11] Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses proses internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan instruksi membaca data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, setiap karakter dengan huruf 5x7 dot matrik. Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter (membaca program), maksimum pembacaan 80x8 bit tampilan data. Perintah utama LCD adalah Display Clear, Cursor Shift, dan Display Shift. Tabel 2.12 menunjukkan operasi dasar LCD. Tabel 2.12. Operasi dasar LCD[9] RS R/W Operasi 0 0 Input Instruksi ke LCD 0 1 Membaca Status Flag (DB7) dan alamat Counter (DB0) sampai (DB6) 1 0 Menulis Data 1 1 Membaca Data Tabel 2.13. Konfigurasi pin LCD[9] Pin No Keterangan Konfigurasi Hubung 1 GND Ground 2 VCC Tegangan +5VDC 3 VEE Ground 4 RS Kendali Rs 5 RW Ground 6 E Kendali E/Enable PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 Lanjutan Tabel 2.13. Konfigurasi pin LCD 7 D0 Bit 0 8 D1 Bit 1 9 D2 Bit 2 10 D3 Bit 3 11 D4 Bit 4 12 D5 Bit 5 13 D6 Bit 6 14 D7 Bit 7 15 A Anoda (+5VDC) 16 K Katoda (Ground) Tabel 2.14. Konfigurasi pin LCD[11] Pin Bilangan Biner RS Keterangan 0 Inisialisasi 1 Data 0 Tulis LCD/W (Write) 1 Baca LCD/R (Read) 0 Pintu data terbuka 1 Pintu data tertutup RW E Lapisan film yang berisi kristal cair diletakkan di antara dua lempeng kaca yang telah ditanami elektroda logam transparan. Saat tegangan dicatukan pada beberapa pasang elektroda, molekul-molekul kristal cair akan menyusun diri agar cahaya yang mengenainya akan dipantulkan atau diserap. Dari hasil pemantulan atau penyerapan cahaya tersebut akan terbentuk pola huruf, angka, atau gambar sesuai bagian yang diaktifkan. LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat populer untuk aplikasi pada kalkulator, arloji digital, dan instrumen elektronik lain seperti Global PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 Positioning System (GPS), bargraph display, dan multimeter digital. LCD umumnya dikemas dalam bentuk Dual In-line Package (DIP) dan mempunyai kemampuan untuk menampilkan beberapa kolom dan baris dalam satu panel. Untuk membentuk pola, baik karakter ataupun gambar, pada kolom dan baris secara bersamaan digunakan digunakan metode screening. Metode screening adalah mengaktifkan daerah perpotongan suatu kolom dan suatu baris secara bergantian dan cepat sehingga seolah-olah aktif semua. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menghemat jalur yang digunakan untuk mengaktifkan panel LCD. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB III PERANCANGAN PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Rangkaian Di dalam perancangan ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu : rangkaian sensor arus, pengondisi sinyal, mikrokontroler dan penampil. Sensor yang digunakan untuk mengukur arus adalah ACS758. Perubahan keluaran dari sensor akan masuk ke mikrokontroler. Mikrokontroler ATMega 8535 berfungsi mengatur dan memproses data masukan dari sensor, kemudian pengukuran arus akan ditampilkan pada penampil LCD. Gambar 3.1 menunjukkan diagram blok sistem perancangan alat pengoperasian motor induksi 3 fasa pada sistem kelistrikan 1 fasa. Beban (Lampu Pijar) Listrik 1 fasa Generator Sinkron 1 fasa MI 3 fasa Mikrokontroler ATMega 8535 LCD Gambar 3.1. Diagram blok rancangan 25 Sensor Arus ACS758 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 3.2 Perancangan Perangkat Keras 3.2.1 Perancangan Rangkaian Sensor Arus Sensor yang digunakan pada penelitian ini adalah ACS758. Sensor ini akan mendeteksi arus yang mengalir disebabkan oleh adanya beban yang terpasang. Dari situ juga keluaran dari sensor akan masuk ke mikrokontroler yang nantinya akan ditampilkan pada LCD. Pada rangkaian gambar 3.2, untuk mengaktifkan sensor ini dibutuhkan tegangan masukan sebesar +5V. Pada kaki 4 dan 5 dihubungkan pada rangkaian beban, untuk mengukur besar arus yang mengalir pada rangkaian beban. Penghubung komponen kapasitor pada sensor ACS758 merupakan rekomendasi dari data sheet. Selanjutnya keluaran sensor dihubungkan pada port A0 mikrokontroler. Gambar 3.2. Rangkaian sensor arus ACS758 Dikarenakan beban yang digunakan tidak lebih daripada 540 watt maka dapat ditentukan arus maksimal yang akan diukur. Berdasarkan persamaan 2.8, maka Imax dapat dihitung sebagai berikut : 𝑃 = 𝐼. 𝑉 (2.8) 𝑃 𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝑉 Imax = 540 / 12 = 45 A Pada data sheet sensor, tegangan keluaran sensor berupa tegangan analog dengan sensitivitas 40 mV/A. Jadi artinya untuk setiap kenaikkan 1 A, maka sensor akan merespon dengan memberikan keluaran sebesar 40 mV. Tabel 3.1 menunjukkan tegangan keluaran sensor terhadap arus yang diukur. Pengukuran arus yang bisa dilakukan dari rentang 0 A sampai 45 A, sehingga Vout sensor nantinya memiliki rentang dari 2500 V sampai 4300 mV. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 Tabel 3.1. Tegangan keluaran sensor terhadap arus yang diukur ITerukur (A) Vout Sensor (mV) 0A 2500 mV 5A 2700 mV 10 A 2900 mV 20 A 3300 mV 40 A 4100 mV 45 A 4300 mV 3.2.2 Perancangan Rangkaian Mikrokontroler Pada rangkaian mikrokontroler seperti pada gambar 3.3, port yang akan digunakan adalah port A dan port C. Port A digunakan sebagai port ADC (Analog to Digital Conventer). Data analog dari sensor ACS758 yang berupa tegangan diberikan kepada port A0. Data tersebut kemudian di konversi ke bentuk data digital dan siap diproses oleh mikrokontroler. Untuk PC0, PC1, PC2, dan PC3 digunakan sebagai port data, sedangkan PC4 dan PC5 digunakan sebagai port pengaturan interface LCD. Pada port C7 digunakan sebagai keluaran untuk indikator lampu LED ketika sistem telah ON atau siap digunakan. 5V U1 1 2 3 4 5 6 7 8 R1 10k X1 CRYSTAL C2 27pF C3 10uF C1 27pF 14 15 16 17 18 19 20 21 13 12 9 PB0/T0/XCK PB1/T1 PB2/AIN0/INT2 PB3/AIN1/OC0 PB4/SS PB5/MOSI PB6/MISO PB7/SCK PD0/RXD PD1/TXD PD2/INT0 PD3/INT1 PD4/OC1B PD5/OC1A PD6/ICP1 PD7/OC2 XTAL1 XTAL2 RESET ACS758 PA0/ADC0 PA1/ADC1 PA2/ADC2 PA3/ADC3 PA4/ADC4 PA5/ADC5 PA6/ADC6 PA7/ADC7 PC0/SCL PC1/SDA PC2 PC3 PC4 PC5 PC6/TOSC1 PC7/TOSC2 40 39 38 37 36 35 34 33 1 22 23 24 25 26 27 28 29 1 2 3 4 5 6 32 30 1 Sensor Arus LCD PC0. DB 1 LCD PC1. DB 2 LCD PC2. DB3 LCD PC3. DB4 LCD PC4. Enable LCD PC5. RS LCD CONN-SIL6 LED AREF AVCC ATMEGA8535 Gambar 3.3. Rangkaian mikrokontroler CONN-SIL1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 Terdapat saklar masukan pada rangkaian yang berfungsi untuk mereset keadaan mikrokontroler. 3.2.3 Reset Eksternal Sistem pada mikrokontoler akan mereset bila pin reset mendapat logika 0. Pin reset dihubungkan dengan resistor (R1) yang terhubung ke vcc dan kapasitor yang terhubung ke ground. Gambar 3.4 adalah rangkaian reset eksternal. +5V 1 J2 R1 10k J1 1 RESET 8535 C1 10uF Gambar 3.4. Rangkaian reset eksternal 3.2.4 Osilator Salah satu kelebihan AVR adalah kecepatan dalam eksekusi program. AVR membutuhkan waktu satu siklus untuk melakukan eksekusi terhadap suatu intruksi. Pada perancangan digunakan 12 Mhz sebagai masukan clock dengan 2 kapasitor sebesar 27 pF (data sheet AVR hardware design considertions). Gambar 3.5 menunjukan rangkaian osilator. Xtal 1 8535 Xtal 2 CRY STAL 12 Mhz C5 27 pF C6 27 pF Gambar 3.5. Rangkaian osilator 3.2.5 Kapasitor Dalam perancangan ini kapasitor yang digunakan diserikan dengan dua kumparan motor (kumparan R dan S) ditunjukkan pada gambar 3.6. 100k R2 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20k R1 VE X1 370m V3 29 t VC R 220V T S 49.8uF Cs 26.04uF Cr Gambar 3.6. Penempatan dan nilai kapasitor yang digunakan. Pada kondisi ini bila diberikan tegangan sumber ‘VS’ pada kapasitor, maka diperoleh nilai kapasitor jalan (Cr) yang digunakan dengan menggunakan persamaan 2.2 yaitu sebesar [3]: Cr Iph 2..Vs 3,6 2 x 2 xx50 x 220 = 2,604 x 10-5 F Keterangan : C = Cr = Kapasitor jalan Iph = Arus fasa (spesifikasi Motor Induksi 3 fasa) ω = 2.(π).(f) Vs = Tegangan sumber Untuk tenaga penggerak awal yang besar diperlukan kapasitor start (Cs). Sehingga dibutuhkan kapasitor start (Cs) senilai 4,98x10-5 F [3]. Untuk penentuan dari nilai Cs tersebut mengambil data kapasitor dari jurnal pihak lain yang telah melakukan penelitian serupa terlebih dahulu. 3.2.6. Perancangan Rangkaian Penampil 3.2.6.1. Rangkaian Indikator LED Pada perancangan ini digunakan LED warna sebagai indikator. LED sebagai indikator sistem ON (siap digunakan). Port yang digunakan untuk menampilkan LED yaitu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 pada port C7. Jika tegangan keluaran pin I/O ini sebesar 4,8V dan arusnya sebesar 20 mA (data sheet AVR ATmega 8538), maka dengan mengetahui besarnya nilai 𝑉𝑜𝑢𝑡 dan arus mikrokontroler, besarnya nilai R pada rangkaian LED berdasarkan persamaan 2.7 dapat dihitung. I V R1 (2.7) Dengan nilai–nilai : V = 4,8 V I = 20 x 10-3 A R1 4,8 240 Ω 20m Nilai 240 Ω di pasaran tidak ada, maka dicari pendekatannya sebesar 330 Ω. Pada gambar 3.7 adalah rangkaian indikator LED. D1 J1 R1 1 PC7 330R LED Gambar 3.7. Rangkaian LED 3.2.6.2. Rangkaian LCD LCD yang digunakan yaitu LCD M1632 dengan lebar display 2 baris 16 kolom yang konfigurasinya dapat dilihat pada gambar 3.8. Pada perancangan LCD digunakan dua buah potensiometer sebesar 10KΩ dengan fungsi untuk mengatur contrast dari LCD. +5V LCD1 1 2 3 10K POT 4 5 6 J1 PC0 PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 1 2 3 4 5 6 CONN-SIL6 7 8 9 10 11 12 13 14 VSS VDD VEE RS RW E D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 LM016L Gambar 3.8. Rangkaian LCD PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 3.2.7. Rangkaian Lengkap Mikrokontroler Pada bagian ini akan menjelaskan secara keseluruhan rangkaian lengkap mikrokontroler yang akan digunakan. Untuk tegangan keluaran dari sensor arus (ACS758) sendiri akan masuk pada port A0. Bagian interface-nya yaitu LCD port yang digunakan antara port C0 sampai port C5. Indikator jika sistem telah ON atau siap digunakan menggunakan indikator LED. Port yang digunakan untuk indikator LED yaitu pada port C7. Berikut ini adalah gambar rangkaian lengkap mikrokontroler. 5V U1 1 2 3 4 5 6 7 8 R1 10k X1 CRYSTAL C2 27pF C1 C3 27pF 10uF 14 15 16 17 18 19 20 21 13 12 9 PB0/T0/XCK PB1/T1 PB2/AIN0/INT2 PB3/AIN1/OC0 PB4/SS PB5/MOSI PB6/MISO PB7/SCK PD0/RXD PD1/TXD PD2/INT0 PD3/INT1 PD4/OC1B PD5/OC1A PD6/ICP1 PD7/OC2 XTAL1 XTAL2 RESET ACS758 PA0/ADC0 PA1/ADC1 PA2/ADC2 PA3/ADC3 PA4/ADC4 PA5/ADC5 PA6/ADC6 PA7/ADC7 PC0/SCL PC1/SDA PC2 PC3 PC4 PC5 PC6/TOSC1 PC7/TOSC2 AREF AVCC ATMEGA8535 40 39 38 37 36 35 34 33 1 LCD1 Sensor Arus 1 2 3 4 5 6 RV1 10K 22 23 24 25 26 27 28 29 7 8 9 10 11 12 13 14 32 30 R2 330R D1 VSS VDD VEE RS RW E D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 LM016L LED Gambar 3.9. Rangkaian lengkap mikrokontroler 3.2.8. Perancangan Rangkaian Penyearah Rangkaian penyearah yang digunakan dapat menghasilkan tegangan 5 dan 12 volt. Rangkaian ini memperoleh sumber tegangan jala-jala listrik PLN 220 volt. Menggunakan travo 2A untuk menurunkan tegangan AC 220 Volt menjadi tegangan 15 VAC dan 9 VAC. Untuk menghasilkan gelombang penuh, maka tegangan 15 VAC dan 9 VAC perlu disearahkan menggunakan dioda bridge, sehingga menghasilkan gelombang penuh. Komponen pengatur tegangan 12 VDC yaitu L7812CV, dengan arus maksimal sebesar 1A. Tegangan keluaran 12 volt digunakan untuk menghidupkan dua buah kipas DC yang digunakan sebagai pendingin di dalam boks perangat keras elektronik. Rangkaian catu daya 12 VDC dapat dilihat pada gambar 3.10a, sedangkan untuk tegangan 5 VDC PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 menggunakan komponen L7805CV, dengan arus maksimal sebesar 1A. Tegangan keluaran 5 VDC digunakan untuk catu daya sensor arus dan LCD. Rangkaian yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.10b. BR1 U1 J9 7812 1 VI VO VI VO C1 J5 2200u 12 VDC C2 100u 12 VDC C2 2 GBU6A J9 1 2 3 GND GBU6A 3 2 C1 U1 7812 2200u 1 3 GND BR1 1 2 3 J10 1 2 3 J10 100u 12 VDC 1 2 3 1 2 J5 12 VDC 15 VAC 1 2 (a) U2 7805 1 U2 VI 7805 1 BR2 J2 3300u C5 1 2 1 2 3300u 1 9 VAC2 GBU6A 1 7805 100u J6 1 VI 3 VO 2 GND GBU6A VO J1 1 2 C4 3 C4 5 VDC (b) Gambar 3.10. Rangkaian penyearah tegangan (a). 12 Volt dan (b). 5 Volt Perhitungan nilai kapasitor untuk penyearah 12VDC, dilakukan seperti persamaan 2.5 dengan nilai tegangan keluaran trafo diketahui sebesar 15VAC (VM), arus maksimal yang diinginkan sebesar 1A dan tegangan masukan minimal IC regulator sebesar 14,5VDC Vr (PP) = 𝑉𝑀 − 𝑉 𝑀𝐼𝑁 = 19,81 − 14,5 = 5,31V Vr (rms) = 𝐼𝐷𝐶 4∗𝑓∗𝐶1 ∗√3 = 𝑉𝑟(𝑃) √3 = 𝑉𝑟(𝑃𝑃) 2√3 = 5,31 2 √3 = 1,533V 5 VDC J8 5 VDC 1 2 3 4 VM = (15√2) − 1,4 = 19,81V 1 2 3 4 4 100u J8 (VMIN), sehingga diperoleh nilai minimal kapasitor C1 sebagai berikut : J1 5 VDC 3 5 VDC 100u 2 J6 1 2 1 2 VI 5 VDC 100u C3 7805 U3 C3 5 VDC U3 9 VAC 1 2 J2 2 GND C5 BR2 3 GND J4 3 VO 2 J4 VI VO GND 15 VAC 1 2 3 4 5 VDC PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Vr (rms) = 1,533 = 33 𝐼𝐷𝐶 4∗𝑓∗𝐶1 ∗√3 1 4∗50∗𝐶1 ∗√3 1,533 = 1 346,41∗𝐶1 (346,41 ∗ 𝐶1 ) ∗ (1,533) = 1 531,05 ∗ 𝐶1 = 1 𝐶1 = 1 531,05 = 1,883𝑥10−3 𝐹 𝐶1 = 1883µ𝐹 Pada perhitungan nilai minimal C1 diperoleh sebesar 1883µF, nilai tersebut tidak terdapat di pasaran sehingga digunakan nilai kapasitor C1 sebesar 2200µF yang mendekati nilai perhitungan dan terdapat di pasaran. Pemilihan nilai C1 sebesar 2200µF akan berdampak memperkecil ripple. Penentuan nilai kapasitor C2 yang digunakan adalah 100nF disesuaikan berdasarkan datasheet IC regulator L7812CV. Perhitungan nilai kapasitor untuk penyearah 5VDC, dilakukan seperti persamaan 2.5 dengan nilai tegangan keluaran trafo diketahui sebesar 9VAC (VM), arus maksimal yang diinginkan sebesar 1A dan tegangan masukan minimal IC regulator sebesar 7,5VDC (VMIN), sehingga diperoleh nilai minimal kapasitor C5 sebagai berikut : VM = (9√2) − 1,4 = 11,33V Vr (PP) = 𝑉𝑀 − 𝑉𝑀𝐼𝑁 = 11,33 − 7,5 = 3,83V Vr (rms) = 𝐼𝐷𝐶 4∗𝑓∗𝐶3 ∗√3 = 𝑉𝑟(𝑃) √3 Vr (rms) = = 𝑉𝑟(𝑃𝑃) 2√3 𝐼𝐷𝐶 4∗𝑓∗𝐶5 ∗√3 = 3,83 2 √3 = 1,106V PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1,106 = 34 1 4∗50∗𝐶5 ∗√3 1,106 = 1 346,41∗𝐶5 (346,41 ∗ 𝐶5 ) ∗ (1,106) = 1 383,13 ∗ 𝐶5 = 1 𝐶5 = 1 383,13 = 2,610𝑥10−3 𝐹 𝐶5 = 2610µ𝐹 Pada perhitungan nilai minimal C5 diperoleh sebesar 2610µF, nilai tersebut tidak terdapat di pasaran sehingga digunakan nilai kapasitor C5 sebesar 3300µF yang mendekati nilai perhitungan dan terdapat di pasaran. Pemilihan nilai C5 sebesar 3300µF akan berdampak memperkecil ripple. Penentuan nilai kapasitor C3 dan C4 yang digunakan adalah 100nF disesuaikan berdasarkan datasheet IC regulator L7805CV. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.3. 35 Perancangan Perangkat Lunak 3.3.1. Flowchart Mulai Inisialisasi LED ON Baca Iterukur Penampil (LCD) Selesai Gambar 3.11. Alur program Pada gambar 3.11 menunjukkan alur program. Pada saat sistem telah dimulai mikrokontroler akan menginisialisasi port-port yang akan digunakan. LED akan menyala sebagai indikator sistem siap digunakan. Ketika ada arus yang masuk maka sensor akan membaca arus tersebut sebagai Iterukur. Iterukur adalah arus beban terpakai yang terukur oleh sensor. Setelah itu proses selanjutnya data atau nilai yang terbaca tadi akan ditampilkan pada interface LCD. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi mengenai penjelasan tentang bentuk fisik dari perangkat keras dan hasil percobaan pengoperasian motor induksi 3 fasa pada sistem tenaga listrik 1 fasa dan pada sistem listrik 3 fasa. Hasil percobaan berupa pengujian rangkaian alat, pengujian keluaran sensor arus ACS758 dalam mendeteksi arus yang terjadi, dan kecepatan putaran motor induksi 3 fasa. 4.1 Bentuk Fisik Perangkat Keras 4.1.1. Bentuk Fisik Rangkaian Kapasitor Dalam percobaan ini perangkaian kapasitor ditempatkan dalam dua buah terminal block yang digabungkan. Pada gambar 4.1 menunjukkan bentuk fisik rangkaian kapasitor yang digunakan. Selain rangkaian kapasitor yang digunakan, percobaan ini menggunakan saklar yang berupa magnetic contactor. Kapasitor Start (Cs) Magnetic Contactor Kapasitor Jalan (Cr) Gambar 4.1. Bentuk fisik rangkaian kapasitor Pada penelitian ini menggunakan magnetic contactor agar kuat dalam menahan arus yang lewat pada sambungan antara kapasitor dengan titik kutub pada motor induksi 3 fasa. Magnetic contactor yang digunakan pada tugas akhir ini memiliki tipe S-K10 buatan EWIG. 36 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37 Selain rangkaian kapasitor ada juga perangkat keras elektronik yang berfungsi untuk mendukung kinerja rangkaian kapasitor. Pada gambar 4.2 merupakan tampilan luar (boks) dari perangkat keras elektronik. Bagian luar boks perangkat keras elektronik terdapat LCD yang memiliki fungsi untuk menampilkan nilai dari arus yang terukur dan nilai tegangan keluaran dari sensor arus (ACS758) yang menuju minimum system. Gambar 4.2. Boks perangkat keras elektronik 4.1.2. Cara Penggunaan Alat Untuk menggunakan alat ini, user terlebih dulu merangkai rangkaian kapasitor yang telah disiapkan ke motor induksi 3 fasa dengan urutan yang ditunjukkan pada gambar 4.3. W U 220V V Magnetic Contactor 50uF Cs 26uF Cr Gambar 4.3. Penempatan rangkaian kapasitor pada motor induksi 3 fasa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38 Pada awal perancangan penelitian, nilai dari kapasitor yang digunakan yaitu sebesar 49,8 µF untuk kapasitor start (CS) dan 25,9 µF untuk kapasitor jalan (CR), tetapi pada implementasinya sulit menemukan nilai-nilai kapasitor yang sesuai dengan perancangan. Maka pada implementasinya nilai yang digunakan adalah 50 µF untuk kapasitor start (CS) dan 26 µF untuk kapasitor jalan (CR). Pada motor induksi terdapat beberapa titik kumparan yaitu kumparan W, V, dan U. Masing-masing kumparan mempunyai dua buah kaki yaitu dengan kode 1 dan 2, misal untuk kumparan W, jadi pada kumparan W terdapat kaki W1 dan kaki W2 begitupun juga dengan kumparan V dan U. Setelah user merangkai semua rangkaian yang telah dipersiapkan langkah selanjutnya adalah menyalakan rangkaian tersebut dengan memberi tegangan sumber 220 Volt. Posisi saklar/magnetic contactor pada awalnya berada di posisi ON atau terhubung. Sesaat setelah diberi tegangan 220 Volt kemudian langkah selanjutnya mematikan saklar / magnetic contactor, tetapi tidak langsung dimatikan saklarnya, tunggu 5 - 10 detik setelah proses pemberian tegangan sumber 220 Volt atau sesaaat motor induksi 3 fasa mulai berputar kemudian baru dimatikan saklar tersebut. Hal ini mempunyai tujuan agar motor induksi 3 fasa mempunyai torsi awal yang besar dan bisa mencapai 70% - 80% dari putaran normal. Motor induksi 3 fasa putaran normalnya sebesar 1400 rpm, ketika putaran motor telah mencapai putaran ideal atau normal maka user dapat menyalakan sistem pengisian accu dan lampu pijar sebagai bebannya. Lampu pijar dan sistem pengisian accu yang telah dinyalakan dapat user ketahui seberapa besar arus yang terukur dengan melihat LCD yang tersedia pada boks perangkat keras elektroniknya, sedangkan untuk mengetahui kecepatan putaran motor induksi 3 fasa yang terjadi dengan menggunakan alat tachometer. 4.1.3. Perangkat Keras Elektronik Perangkat keras elektronik yang digunakan dalam menunjang percobaan yang telah dilakukan ini terdiri dari beberapa komponen rangkaian penyusun. Diantara adalah rangkaian catu daya (power supply), rangkaian penyearah 12 Volt dan 5 Volt, rangkaian minimun system, sensor arus (ACS758), dan rangkaian LCD. Pada gambar 4.4 menunjukkan gambar keseluruhan dar perangkat keras elektronik, sedangkan pada gambar 3.15 menunjukkan gambar rangkaian lampu pijar yang digunakan sebagai beban dalam percobaan ini. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Gambar 4.4. Perangkat keras elektronik Keterangan dari gambar 4.4 : A. Rangkaian catu daya (power supply) B. Rangkaian penyearah tegangan 5 Volt dan 12 Volt C. Minimum System D. Sensor Arus ACS758 E. Rangkaian LCD Gambar 4.5. Rangkaian lampu pijar (beban) 39 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40 Untuk mendapatkan nilai variasi beban dalam percobaan ini menggunakan lampu pijar dengan nilai beban yang berbeda-beda pula antara 55 Watt, 35 Watt, dan 25 Watt. Lampu pijar sendiri menggunakan lampu dari kendaran bermotor yaitu tepatnya lampu sepeda motor, sehingga dalam satu lampu terdapat dua elemen lampu. Elemen yang pertama digunakan untuk lampu jarak dekat dan yang satunya lagi digunakan untuk jarak jauh. Jadi masing-masing lampu terdapat dua buah saklar yang berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan masing-masing elemen lampu. Berikut ini merupakan gambar - gambar dari komponen penyusun boks perangkat keras elektronik. Gambar 4.6. Rangkaian LCD Gambar 4.7. Sensor arus Gambar 4.8. Rangkaian minimun system PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41 Gambar 4.9. Rangkaian penyearah tegangan Gambar 4.10. Rangkaian catu daya Pada perancangan awal tugas akhir ini penulis tidak menyertakan rangkaian catu daya dan penyearah tegangan sendiri karena pada awalnya penulis mempunyai pikiran bahwa akan menggunakan adaptor sebagai catu dayanya, namun pada hasil pembuatannya menggunakan rangkaian catu daya dan rangkaian penyearah sendiri yang telah melalui proses perhitungan. 4.2. Hasil Pengujian Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan data hasil kinerja motor saat diberikan perubahan beban pada motor. Data-data yang diambil meliputi beban (lampu pijar) yang digunakan, Vout sensor arus yang ditampilkan pada LCD, arus yang terjadi oleh penggunaan beban (ditampilkan pada LCD), dan kecepatan putaran motor induksi 3 fasa. Pengujian yang dilakukan berlangsung dalam dua tahap, yaitu yang pertama pengujian pada sistem 1 fasa kemudian yang kedua pengujian pada sistem 3 fasa atau PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42 pengujian normal. Setiap tahap pengujian, dilakukan sebanyak empat kali untuk masingmasing pengambilan data. 4.2.1. Pengujian Pada Sistem 1 Fasa Pada tahap pengujian ini, masukan yang digunakan untuk mengoperasikan motor induksi 3 fasa menggunakan sistem 1 fasa yang disusun dari rangkaian kapasitor. Rangkaian kapasitor yang telah disusun diletakkan pada sisi kumparan yang mempunyai impedansinya yang lebih besar atau pada sisi kumparan bantu. Pengujian pada sistem 1 fasa dilakukan sebanyak empat kali, yang kemudian dicari nilai rata–ratanya. Pada tabel 4.1 memperlihatkan hasil dari percobaan, pengambilan data Vout sensor arus dan arus yang terukur selama percobaan dilakukan dengan cara melihat nilai yang tertampil pada LCD. Tabel 4.1. Hasil pengujian pada sistem 1 fasa Beban Lampu (Watt) Vout Sensor (Volt) Arus (Ampere) RPM 0 2,500 0,000 1489 55 2,726 6,284 1487 80 2,798 8,097 1486 90 2,827 8,826 1486 105 2,853 9,548 1485 115 2,892 10,152 1485 130 2,921 10,996 1484 140 2,941 11,604 1483 150 2,968 12,328 1482 155 2,971 12,449 1482 165 2,997 13,054 1480 175 3,017 13,539 1480 190 3,057 14,502 1478 200 3,075 14,986 1477 225 3,114 15,953 1475 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43 Arus (Ampere) 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 Beban Lampu (Watt) Gambar 4.11. Grafik hubungan antara arus terhadap beban lampu pada sistem 1 fasa RPM 1490 1489 1488 1487 1486 1485 1484 1483 1482 1481 1480 1479 1478 1477 1476 1475 1474 0 50 100 150 200 250 Beban Lampu (Watt) Gambar 4.12. Grafik hubungan antara RPM terhadap beban lampu pada sistem 1 fasa Berdasarkan gambar 4.11 grafik hubungan beban lampu dengan arus yang terukur pada sensor menunjukkan hasil yang berbanding lurus. Berbanding lurus memiliki artian bahwa semakin besar beban yang digunakan, semakin besar pula arus yang terukur oleh sensor. Arus terkecil yang terukur yaitu pada saat tidak ada beban atau 0 Watt adalah sebesar 0 A, sedangkan arus terukur tertinggi yaitu pada beban 225 Watt adalah sebesar 15,953 A. Pada gambar 4.12 menunjukkan grafik hubungan antara beban lampu dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44 kecepatan putaran motor induksi 3 fasa. Dapat dilihat bahwa grafik tersebut memiliki hubungan yang berbanding terbalik, karena pada saat tidak ada beban kecepatan putaran yang dihasilkan sebesar 1489 RPM kemudian terus menurun kecepatan putarannya seiring dengan bertambah beban yang diberikan. Nilai kecepatan putaran terendah yang terjadi dengan diberi beban sebesar 225 Watt yaitu pada 1475 RPM. Dalam mendapatkan hasil yang lebih baik dan teliti adanya penambahan parameter uji sistem yang dilakukan. Parameter uji sistem yang ditambahkan yaitu tegangan keluaran sistem pada alternator dan daya keluaran. Berikut adalah tabel penambahan parameter uji sistem. Tabel 4.2. Penambahan parameter uji pada sistem 1 fasa Beban Lampu (Watt) Vout Alternator Arus Alternator Daya Sistem + Accu (Volt) (Ampere) (Watt) Accu 16 2,430 38,880 55 + accu 15,9 8,500 135,150 80 + accu 15,8 10,650 168,270 90 + accu 15,6 11,150 173,940 105 + accu 15,4 11,690 180,026 115 + accu 15,4 12,640 194,656 130 + accu 15,3 13,425 205,403 140 + accu 15,2 14,460 219,792 150 + accu 15,0 15,540 233,100 155 + accu 14,9 15,560 231,844 165 + accu 14,6 16,045 234,257 175 + accu 14,5 16,160 234,320 190 + accu 14,2 16,370 232,454 200 + accu 14,0 16,630 232,820 225 + accu 13,8 16,780 231,564 Dari tabel di atas menjelaskan bahwa semakin besar beban (lampu dan accu) yang digunakan akan mengakibatkan turunnya tegangan keluaran pada alternator, sedangkan untuk nilai arus keluaran dari alternator sendiri semakin bertambah seiring peningkatan beban yang digunakan. Untuk nilai daya sistem didapatkan dengan cara perhitungan secara manual, yaitu dengan menggunakan persamaan (2.8) yaitu P = I.V PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45 Keterangan : P = Daya V = Vout Alternator I = Arus Alternator 4.2.2. Pengujian Pada Sistem 3 Fasa Pengujian yang dilakukan pada tahap ini adalah menggunakan masukan sistem 3 fasa. Pada tahap ini sudah tidak lagi menggunakan rangkaian kapasitor. Pada pengujian tahap ini, menggunakan inverter 3 fasa sebagai sistem masukannya dimana dapat diatur besar – kecilnya nilai frekuensi yang akan digunakan untuk pengujian. Nilai frekuensi yang digunakan pada tahap ini adalah sebesar 50 Hz. Dipilih nilai frekuensi 50 Hz, untuk menyesuaikan dengan nilai frekuensi dari penyedia sumber yaitu PLN. Pada tabel 4.3 merupakan hasil dari pengujian yang telah dilakukan. Isi dari tabel tersebut sama dengan tabel pada tahap yang sebelumnya yaitu tahap dengan masukan sistem 1 fasa. Nilai – nilai pada tabel ini juga diambil dari nilai yang tertampil pada LCD untuk Vout sensor dan Arus, sedangkan untuk melihat nilai RPM tetap dengan cara manual yaitu dengan menggunakan tachometer. Tabel 4.3. Hasil pengujian pada sistem 3 fasa Beban Lampu (Watt) Vout Sensor (Volt) Arus (Ampere) RPM 0 2,500 0,000 1491 55 2,707 5,801 1492 80 2,770 7,372 1492 90 2,794 7,976 1493 105 2,823 8,701 1491 115 2,860 9,366 1448 130 2,903 10,695 1442 140 2,929 11,360 1442 150 2,955 11,845 1397 155 2,968 12,328 1395 165 2,993 12,532 1394 175 2,998 13,053 1401 190 3,017 13,551 1395 200 3,057 14,447 1390 225 3,088 15,450 1390 Arus (Ampere) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0 50 100 150 200 250 Beban Lampu (Watt) RPM Gambar 4.13. Grafik hubungan antara arus dengan beban lampu pada sistem 3 fasa 1500 1490 1480 1470 1460 1450 1440 1430 1420 1410 1400 1390 1380 0 50 100 150 200 250 Beban Lampu (Watt) Gambar 4.14. Grafik hubungan antara RPM dengan beban lampu pada sistem 3 fasa Pada gambar 4.13 menjelaskan tentang grafik hubungan antara beban lampu dengan arus yang terukur. Arus yang terukur hampir sama dengan arus yang terjadi pada tahap sebelumnya yaitu pada masukan sistem 1 fasa. Terjadi kenaikan nilai arus setiap penambahan beban, untuk arus terkecil yang terukur pada saat beban 55 Watt adalah sebesar 5,801 A dan untuk nilai arus terbesar yang terukur sebesar 15,450 A. Untuk gambar 4.14 merupakan grafik hubungan antara beban lampu dengan kecepatan putaran (RPM) yang terjadi. Dalam percobaan tahap ini kecepatan yang terukur menunjukkan penurunan nilai kecepatan. Selama prosesnya percobaan terdapat kenaikkan nilai PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 kecepatan. Pada saat kondisi tanpa beban kecepatan yang terukur adalah 1491 RPM, kemudian ketika diberi beban sebesar 55 Watt naik menjadi 1492 RPM dan naik lagi kecepatan menjadi 1493 RPM pada beban 90 Watt. Setelah terjadi peningkatan kecepatan, ketika dibebani dengan 105 Watt kecepatan turun menjadi 1491 dan terus turun kecepatannya sampai pada beban terbesar yaitu 225 Watt dengan kecepatan yang terukur sebesar 1390 RPM. Seperti halnya yang telah dilakukan pada pengujian sistem 1 fasa, maka pada pengujian sistem 3 fasapun dilakukan panambahan parameter uji sistem dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih teliti. Pada tabel 4.4 di bawah ini merupakan data dari parameter yang diuji. Tabel 4.4. Penambahan parameter uji pada sistem 3 fasa Beban Lampu (Watt) Vout Alternator Arus Alternator Daya Sistem + Accu (Volt) (Ampere) (Watt) Accu 15,2 4,822 73,294 55 + accu 15,5 11,169 173,120 80 + accu 14,9 11,180 166,582 90 + accu 14,4 11,536 166,118 105 + accu 14,0 11,658 163,212 115 + accu 13,7 11,658 159,715 130 + accu 13,6 11,841 161,038 140 + accu 13,5 11,963 161,005 150 + accu 13,3 11,963 159,108 155 + accu 13,2 12,001 158,413 165 + accu 13,0 11,963 155,519 175 + accu 13,2 11,963 157,912 190 + accu 12,9 12,024 155,110 200 + accu 12,9 11,963 154,323 225 + accu 12,7 12,024 152,705 Dari tabel di atas didapatkan informasi bahwa tegangan keluaran alternator pada sistem 3 fasa ini memiliki tegangan maksimum pada 15,2 volt saat hanya diberi beban pengisian accu dan turun menjadi 12,7 volt ketika diberi beban sampai 225 watt + pengisian accu. Untuk arus keluarannya dengan beban pengisian accu saja yaitu 4,822 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48 ampere dan maksimumnya pada 12 ampere. Semenjak diberi beban 140 watt sampe 225 watt arus alternator stabil pada 12 ampere, ada naik-turunnya tetapi sedikit sekali hanya sekitar 0,006 ampere. 4.2.3. Pengujian Sistem 1 Fasa dengan Variasi Kapasitor Pengujian ini dilakukan untuk melihat karakteristik dan kemampuan motor induksi 3 fasa ketika diberi masukan yang tidak sesuai dengan perancangan sebelumnya. Pengujian ini dilakukan dengan memvariasikan nilai kapasitor jalan dan kaparitor start. 4.2.3.1. Variasi Kapasitor Jalan Bernilai 10 µF Pada perancangan di awal nilai untuk kapasitor jalan adalah 26 µF. Nilai tersebut didapatkan dari memparalel antara kapasitor 10 µF dengan 16 µF, untuk pengujian ini kapasitor yang bernilai 16 µF dilepaskan dari rangkaian sehingga hanya tinggal kapasitor bernilai 10 µF yang berfungsi sebagai kapasitor jalan. Langkah berikutnya sama seperti dengan sebelumnya yaitu memberi tegangan masukan 220 volt dan melakukan pengambilan data. Tabel 4.5 berikut ini menunjukkan data pengujiannya. Tabel 4.5. Pengujian kapasitor jalan 10 µF Beban Lampu (Watt) Vout Sensor Arus Alternator Vout Alternator RPM + Accu (Volt) (Ampere) (Volt) Accu 2,590 2,070 15,4 1493 55 + accu 2,850 8,700 15,6 1482 130 + accu 3,094 14,575 15,6 1472 165 + accu 3,145 15,661 14,9 1472 225 + accu 3,400 15,563 14,0 1468 4.2.3.2. Variasi Kapasitor Jalan Bernilai 16 µF Pengujian ini dilakukan dengan mengubah nilai kapasitor jalan dari yang semula 26µF menjadi 16µF. Jika sebelumnya yang dilepaskan adalah kapasitor 16 µF, maka sekarang kapasitor 10µF yang dilepaskan. Berikut tabel data pengujiannya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49 Tabel 4.6. Pengujian kapasitor jalan 16 µF Beban Lampu (Watt) Vout Sensor Arus Alternator Vout Alternator RPM + Accu (Volt) (Ampere) (Volt) Accu 2,622 3,052 15,0 1481 55 + accu 2,871 8,789 15,5 1487 130 + accu 3,079 14,161 15,4 1480 165 + accu 3,118 15,564 14,8 1475 225 + accu 3,128 15,554 13,9 1470 4.2.3.3. Variasi Kapasitor Start Bernilai 44 µF Jika pada subbab sebelumnya yang divariasikan adalah kapasitor jalan, maka pada subbab ini yang divariasikan adalah kapasitor startnya. Pada awal perancangan kapasitor start bernilai 50 µF dan itu didapatkan dari paralel kapasitor-kapasitor yang bernilai 6 µF, 8 µF, 16 µF, dan 20 µF. Pada pengujian kali ini kapasitor yang bernilai 6 µF dilepaskan dari rangkaian, sehingga total dari rangkaian kapasitor start adalah 44 µF. Tabel 4.7 merupakan data hasil pengujiannya. Tabel 4.7. Pengujian kapasitor start 44 µF Beban Lampu (Watt) Vout Sensor Arus Alternator Vout Alternator + Accu (Volt) (Ampere) (Volt) Accu 2,674 3,663 15,4 1484 55 + accu 2,884 9,094 15,6 1485 130 + accu 3,079 14,405 15,4 1476 165 + accu 3,106 15,198 14,5 1472 225 + accu 3,123 15,625 14.1 1470 RPM Untuk pengujian nilai kapasitor start dengan nilai total yang lebih kecil lagi daripada 44 µF tidak dapat dilanjutkan, dikarenakan pada rangkaian kapasitornya muncul percikan-percikan bunga api yang dapat membahayakan perangkat lainnya dan penguji. 4.2.3.4. Analisa Data Arus Alternator dengan Variasi Kapasitor PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 Data hasil variasi kapasitor yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan semakin kecilnya nilai kapasitor jalan (Cr), arus keluaran dari alternator juga menjadi lebih kecil dibandingkan dengan nilai kapsitor jalan yang lebih besar. Pada kapasitor jalan bernilai 10µF arus terkecil yaitu pada nilai 2,590 A dan terbesarnya 15,563A, sedangkan pada kapasitor jalan 16µF nilai arus terkecil bernilai 2,622A dan terbesarnya pada 15,554A. Variasi kapasitor lainnya yaitu kapasitor start (Cs) sebesar 44µF memiliki hasil arus alternator yang lebih besar dibandingkan dari kedua nilai kapasitor jalan sebelumnya, karena disini menggunakan nilai kapasitor jalan yang sesuai dengan perhitungan teori yaitu sebesar 25µF. Gambar 4.15 di bawah ini menunjukkan grafik perbandingan dari variasi ketiga kapasitor. 18,000 Arus Alternator (Ampere) 16,000 14,000 12,000 10,000 CR 10uF CR 16uF CS 44uF 8,000 6,000 4,000 2,000 0 0 55 130 165 Beban Lampu (Watt) + Accu 225 Gambar 4.15. Grafik perbandingan arus keluaran alternator menggunakan variasi kapasitor 4.3. Analisis Hasil Pengujian 4.3.1. Analisis Data Arus Pada data nilai arus yang telah diambil dengan menggunakan tahap sistem 1 fasa maupun dengan menggunakan tahap sistem 3 fasa terjadi adanya perbedaan nilai. Berdasarkan tabel 4.8 ditunjukkan beda nilai besarnya arus yang terukur antara sistem 1 fasa dengan sistem 3 fasa. Berikutnya pada gambar 4.16 merupakan grafik untuk kedua nilai yang dibandingkan tersebut. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 Tabel 4.8. Nilai arus sistem 1 fasa dan sistem 3 fasa Beban Lampu (Watt) 0 55 80 90 105 115 130 140 150 155 165 175 190 200 225 Arus pada sistem 1 fasa Arus pada sistem 3 fasa (A) (A) 0,000 0,000 6,284 5,801 8,097 7,372 8,826 7,976 9,548 8,701 10,152 9,366 10,996 10,695 11,604 11,360 12,328 11,845 12,449 12,328 13,054 12,532 13,539 13,053 14,502 13,551 14,986 14,447 15,953 15,450 18 16 Arus (Ampere) 14 12 10 8 Arus input 1 fasa 6 Arus input 3 fasa 4 2 0 0 50 100 150 200 250 Beban Lampu (Watt) Gambar 4.16. Grafik perbandingan arus antara sistem 1 fasa dengan sistem 3 fasa Dari gambar grafik tersebut dapat menjelaskan bahwa nilai arus pada masukan sistem 1 fasa sedikit lebih tinggi daripada nilai arus pada masukan sistem 3 fasa. Nilai terkecil ketika diberi beban sebesar 55 Watt pada masukan sistem 1 fasa arusnya terukur sebesar 6,284 A, sedangkan pada sistem 3 fasa bernilai 5,801 A. Untuk nilai beban tertingginya yaitu pada 225 Watt, pada sistem 1 fasa mencapai 15,953 A dan masukan sistem 3 fasa tidak berbeda jauh dengan nilai 15,450 A. Hal ini terjadi dikarenakan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 masukan sistem 1 fasa yang menggunakan rangkaian kapasitor mempunyai tegangan referensi yang lebih tinggi daripada tegangan referensi yang dihasilkan oleh masukan sistem 3 fasa. Dengan berbedanya tegangan tersebut, maka berbeda pula nilai masukan tegangan yang digunakan. 4.3.2. Analisis Data Kecepatan Putaran (RPM) Dalam melakukan pengukuran kecepatan putaran (RPM) motor induksi 3 fasa yang telah dilakukan terdapat adanya sedikit perbedaan nilai antara sistem 1 fasa dengan sistem 3 fasa. Pada tabel 4.9 ditunjukkan secara bersamaan nilai kecepatan putaran kedua sistem masukan yang telah diukur. Tabel 4.9. Nilai RPM motor induksi sistem 1 fasa dan sistem 3 fasa Beban Lampu (Watt) 0 55 80 90 105 115 130 140 150 155 165 175 190 200 225 Kecepatan motor sistem 1 fasa (RPM) 1489 1487 1486 1486 1485 1485 1484 1483 1482 1482 1480 1480 1478 1477 1475 Kecepatan motor sistem 3 fasa (RPM) 1491 1492 1492 1493 1491 1448 1442 1442 1397 1395 1394 1401 1395 1390 1390 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53 1520 Kecepatan Putaran (RPM) 1500 1480 1460 Kecepatan Sistem 1 Fasa 1440 Kecepatan Sistem 3 Fasa 1420 1400 1380 1360 1340 1320 0 55 80 90 105 115 130 140 150 155 165 175 190 200 225 Beban Lampu (Watt) Gambar 4.17. Grafik perbandingan RPM pada sistem 1 fasa dengan sistem 3 fasa Grafik yang ditunjukkan pada gambar 4.17 merupakan perbandingan kecepatan putaran motor induksi 3 fasa antara sistem 1 fasa dengan sistem 3 fasa. Kedua sistem tersebut mengalami penurunan kecepatan putaran seiring dengan bertambah besarnya beban yang digunakan. Penurunan nilai kecepatan ini dikarenakan semakin besar nilai beban yang digunakan semakin besar pula arus yang dibutuhkan motor induksi untuk berputar. Ketika arus dari catu daya berkurang maka kecepatan motor semakin melambat. Awal pengoperasian (tanpa beban) pada sistem 1 fasa mempunyai nilai kecepatan sebesar 1489 RPM, sedangkan pada sistem 3 fasa sebesar 1491 RPM. Perbedaan ini sangat kecil bisa dibilang ini sebagai bias atau bisa dianggap sama tetapi ketika beban semakin bertambah pada sistem 3 fasa terjadi penurunan kecepatan putaran yang sangat drastis. Hasil akhir pada masing – masing sistem masukan yaitu 1475 RPM untuk kecepatan sistem 1 fasa dan 1390 RPM untuk kecepatan sistem 3 fasa. Pada sistem 3 fasa untuk beban 105 Watt kecepatan putaran masih sama dengan kondisi awal (1491 RPM) tetapi pada beban 115 Watt langsung turun menjadi 1448 RPM. Terjadi juga pada peralihan beban dari 140 Watt menuju 150 Watt, saat beban berada di 140 Watt kecepatan motor berapa pada nilai 1442 RPM kemudian saat beban ditambah menjadi 150 Watt kecepatan langsung turun drastis lagi dibawah 1400 RPM tepatnya 1397 RPM. Hal ini terjadi seperti yang dijelaskan pada subbab sebelumnya yaitu pada analisis data arus, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54 bahwa nilai tegangan referensi yang dihasilkan oleh sistem 3 fasa lebih kecil dan tidak stabil sehingga bisa terjadi penurunan yang drastis seperti pada hasil percobaan yang terjadi. 4.4. Analisis Error Perangkat Keras Dari pengambilan data yang telah dilakukan selama in belum ada parameter yang digunakan untuk membandingkan apakah perangkat keras yang telah dibuat ini dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan atau tidak (error besar). Dari pada itu nilai yang telah didapatkan selama pengambilan data ini agar dapat diketahui seberapa besar nilai error-nya akan dibandingkan dengan nilai dari hasil Ampere Meter yang tersedia. Nilai yang akan diukur error-nya adalah nilai arus terukur yang tertampil pada LCD. Pada pembuatan program rumus perhitungannya dibuat berdasarkan karakteristik dari sensor arus yang digunakan, yaitu pada setiap kenaikkan arus sebesar 1 Ampere, maka sensor akan merespon dengan memberikan keluaran (Vout Sensor) sebesar 40 mV. Tetapi pada saat tidak ada arus yang melewati sensor tersebut, keluaran sensor tersebut Vcc/2. Karena Vcc yang digunakan untuk menghidupkan sensor sebesar 5 Volt, maka Vout sensor tersebut Vcc/2 = 2,5 Volt. Berikut ini adalah rumus perhitungan arus pada program yang digunakan : ( 40 = ) − 2,5 / Contoh : Pada beban 55 Watt, Vout sensor sebesar 2,726 Volt maka nilai arus yang akan tertampil adalah : = 2,726 − 2,5 40 / = 5,56 Seperti itu seterusnya dilakukan dengan cara yang sama pada nilai-nilai beban yang lain. Dengan membandingkan dengan Ampere Meter yang tersedia, maka pada tabel 4.10 menunjukkan nilai-nilai keseluruhan error yang terjadi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 Tabel 4.10. Persentase error perangkat keras dalam pengukuran nilai arus Sistem 1 Fasa Arus Sensor Ampere Meter (Ampere) (Ampere) 2,430 2,4 8,500 8,2 10,650 10,4 11,150 10,8 11,690 11,4 12,640 12,4 13,425 13,2 14,460 14,2 Sistem 3 Fasa 4,822 4,6 11,169 10,8 11,180 10,8 11,526 11,3 11,658 11,4 11,658 11,4 11,841 11,6 11,963 11,8 11,963 11,8 12,001 11,9 11,963 11,8 11,963 11,8 12,024 11,9 11,963 11,8 12,024 11,9 Rata – Rata Error Beban Lampu (Watt) + Accu Accu 55 + accu 80 + accu 90 + accu 105 + accu 115 + accu 130 + accu 140 + accu Error (%) 1,234 3,529 2,347 3,139 2,481 1,900 1,676 1,798 Accu 55 + accu 80 + accu 90 + accu 105 + accu 115 + accu 130 + accu 140 + accu 150 + accu 155 + accu 165 + accu 175 + accu 190 + accu 200 + accu 225 + accu 4,604 3,304 3,399 1,961 2,213 2,213 2,035 1,363 1,363 0,842 1,363 1,363 1,031 1,363 1,031 2,068 Untuk perhitungan nilai persentase error sendiri didapat dari rumus sebagai berikut ini : = − 100% Contoh : Pada beban 225 Watt + pengisian accu nilai arus yang tertampil pada LCD sebesar 12,024 Ampere, sedangkan nilai pengukuran Amper Meter adalah 11,9 Ampere. Jadi nilai persentase error-nya adalah : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56 225 − = 225 100% = 12,024 − 11,9 100% 12,024 = 1,031 % Perhitungan persentase rata – rata error : − = ∑ % 23 47,449 = % 23 − = 2,068% Berdasarkan tabel persentase keberhasilan alat dalam mengukur nilai arus beban, diperoleh persentase rata-rata error sebesar 2,068%. Pada percobaan ini sensor arus dapat di katakan stabil dan bekerja dengan baik karena rata-rata error dalam pengukuran arus nilai kurang dari 3% atau masih dalam batas wajar kerja alat. 4.5. Pengujian Rangkaian Penyearah Pengujian rangkaian penyearah 5 dan 12 volt dilakukan dengan mengukur tegangan keluaran penyearah menggunakan multimeter. Gambar 4.18 menunjukkan hasil perancangan rangkaian penyearah 5 dan 12 volt. Tabel 4.11 menunjukkan hasil pengujian tegangan keluaran tanpa beban, tegangan keluaran dengan beban, dan arus total yang digunakan. Gambar 4.18. Rangkaian penyearah tegangan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57 Tabel 4.11. Hasil pengujian tegangan keluaran rangkaian penyearah Tegangan Penyearah 5 Volt 12 Volt Tegangan keluaran tanpa beban (Volt) 4.99 12,32 Tegangan keluaran dengan beban (Volt) 4,97 12,22 Berdasarkan tabel 4.11, hasil pengukuran tegangan keluaran rangkaian penyearah 5 dan 12 volt memiliki perbedaan dengan tegangan keluaran pada saat tanpa beban dan pada saat menggunakan beban. Tegangan keluaran dari komponen IC L7805CV tanpa beban adalah 4,99 volt, tetapi pada saat diberi beban hasil pengujian terukur adalah 4,97 volt. Beban yang digunakan adalah sebuah sensor arus ACS758 dan sebuah LCD. Untuk penyearah 5 volt terdapat error sebesar : − = = 100% 4,99 − 4,97 100% 4,99 = 0,40% Berdasarkan perhitungan error yang dilakukan pada penyearah 5 volt, diperoleh nilai error sebesar 0,40 %. Hal tersebut tidak mempengaruhi kenerja sistem secara keseluruhan dan kenerja mikrokontroler dikarenakan tegangan kerja dari mikrokontroler berkisar 4,5 volt sampai 5,5 vot. Sedangkan tegangan keluaran dari komponen IC L7812CV tanpa beban adalah 12,32 volt, tetapi saat diberi beban terukur sebesar 12,22 volt. Beban yang digunakan pada penyearah 12 volt ini adalah dua buah kipas DC dan sebuah mikrokontroler. Untuk penyearah 12 volt terdapat error sebesar : − = = 12,32 − 12,22 100% 12,32 = 0,81% 100% PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 Berdasarkan perhitungan error yang dilakukan pada penyearah 12 volt, diperoleh nilai error sebesar 0,81%. Hal tersebut tidak mempengaruhi kinerja dari sistem secara keseluruhan. 4.6. Pembahasan Software Dalam melakukan percobaan dalam tugas akhir ini, software yang digunakan oleh penulis adalah Code Vision AVR Compiler. Program yang terdapat di dalam mikrokontroler yang digunakan adalah program untuk pembacaan nilai tegangan keluaran dari sensor arus yang nantinya akan diolah agar dapat menampilkan nilai arus yang terukur sebenarnya. 4.6.1. Program Utama Listing program utama dan program tampilan awal ditunjukkan pada gambar 4.20. Program utama akan dijalankan pada saat user menekan tombon ON pada boks perangkat keras. Jika program telah dijalankan, maka mikrokontroler akan menampilkan tulisan pada LCD “SECOND ADRIAN” pada baris pertama dan tulisan “085114002” pada baris kedua, tulisan itu dimaksudkan bahwa pembuat atau pemilik dari alat ini bernama Second Adrian yang mempunyai NIM 085114002. Tampilan awal tersebut dapat dilihat pada gambar 4.19 di bawah ini. Gambar 4.19. Tampilan awal LCD pada perangkat keras Gambar 4.20. Listing program utama dan program tampilan awal PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 4.6.2. Program Mengukur Nilai Arus Dalam mengukur nilai arus yang terukur, listing program yang digunakan akan ditunjukkan pada gambar 4.21. Di mana keluaran dari sensor yang berupa tegangan analog masuk pada port A0 mikrokontroler. Oleh mikrokontroler akan dibaca nilai ADC-nya. Setelah dibaca, nilai tersebut akan dikonversi ke dalam bentuk data digital. Dalam mengkonversi nilai ACD menjadi data digital akan dikalikan dengan 0,0048828125. Nilai tersebut berasal dari 5 Volt (tegangan masukan yang dibutuhkan mikrokontroler untuk bekerja) dibagi dengan 1024, maka akan diketahui data tegangan. Dengan diketahuinya data tegangan tersebut, maka selanjutnya dapat diketahui nilai arus yang terukur dengan mengubah data tegangan melalui persamaan : = − 2,5 0,04 Gambar 4.21. Listing program mengukur nilai arus Menggunakan persamaan tersebut mengacu dari sensor arus yang digunakan. Karena sensor arus yang digunakan ACS758 memiliki karakteristik yaitu pada setiap kenaikkan arus sebesar 1 Ampere, maka sensor akan merespon dengan memberikan keluaran (Vout Sensor) sebesar 40 mV. Untuk nilai pengurangan oleh 2,5 itu sendiri didapatkan dari nilai Vcc/2, hal ini terjadi karena saat tidak ada arus yang melewati sensor tersebut keluaran dari sensor tersebut sebesar Vcc/2. Di sini Vcc yang digunakan untuk menghidupkan sensor sebesar 5 Volt, maka Vout sensor tersebut Vcc/2 = 2,5 Volt. Setelah didapatkan nilai tegangan dan nilai arus tadi, proses selanjutnya yaitu menampilkan nilai - nilai tersebut ke dalam LCD agar dapat dengan mudah dibaca oleh user. Pada gambar 4.22 adalah tampilan dimana ketika nilai tegangan dan nilai arus sudah dalam keadaan siap baca oleh user. Untuk listing programnya akan ditunjukkan pada gambar 4.23. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Gambar 4.22. Tampilan nilai tegangan keluaran sensor dan nilai arus Gambar 4.23. Listing program tampilan nilai tegangan keluaran sensor dan nilai arus 60 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil implementasi dan pengamatan pada pengoperasian motor induksi 3 fasa menggunakan sistem tenaga 1 fasa, dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Motor induksi 3 fasa dapat bekerja secara baik dan normal dengan sistem 1 fasa menggunakan rangkaian motor kapasitor. 2. Pengukuran nilai arus dengan ACS758 yang digunakan bila dibandingkan dengan perhitungan teori memiliki error tidak lebih daripada 3%. 5.2. Saran Berdasarkan hasil implementasi ada beberapa saran untuk perkembangan lebih lanjut agar pengoperasian motor induksi 3 fasa menggunakan sistem tenaga 1 fasa dapat bekerja lebih baik lagi, yaitu : 1. Menambahkan tachometer otomatis untuk mengetahui nilai kecepatan putaran motor induksi 3 fasa tanpa harus perlu dilakukan secara manual. 2. Penggunaan kapasitor dengan jumlah yang lebih sedikit atau adanya kapasitor yang memliki nilai kapasitansi yang sesuai dengan perancangan sehingga memudahkan dalam proses merakit dan penempatannya. 61 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR PUSTAKA [1] Pillay P and Brzezinski, 1990, Induction motor performance when fed from single to three phase converter, IEEE No. 90/CH 29.35-5/90/0000-004. [2] Anthony Zuriman dan Efendi Asnal, 2004, “Sistem pengaman motor induksi 3-fasa terhadap gangguan hubung singkat satu fasa dengan cara merubah sumber tegangan”, Prosiding SNVMS 2004, ISBN: 979-96964-1-0, hal. 643-649. [3] Anthony Zuriman, Agustus 2004, “Perencanaan kapasitor start untuk mengoperasikan motor induksi 3-fase pada sistem tenaga 1-fase”, Jurnal Momentum, Vol. 2 No. 2, hal. 9-13. [4] Huang H, Fuchs EF and White J.C, Septermber 1988, “Optimal placement of the run capacitor in single phase induction motor designs”, IEEE transactions on energy conversion, Vol. 3, No. 3, pp. 647-652. [5] ....., 2012 Data Sheet Mikrokontroler ATmega8535, Atmel [6] Winoto, Ardi. , 2008 Mikrokontroler AVR Atmega 8/32/16/8535, Bandung. [7] Datasheet ACS758, Allegro, http://www.allegromicro.com/~/Media/Files/Datasheets/ACS758-Datasheet.ashx, diakses pada tanggal 28 November 2012. [8] Pengatur Tegangan (Voltage Regulator), http://aryutomo.wordpress.com/2010/12/10/pengatur-tegangan-voltage-regulator/, diakses 20 Agustus 2012. [9] Robert Boylestad, Louis Nashelsky, 1996, Electronic Devices and Circuit Theory sixth edition, New Jersey : Prentice Hall. [10] PT PLN Penyaluran Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali, 2008, Teori Dasar Listrik. [11] Paul A, Tipler, 1998, FISIKA Untuk Sains dan Teknik, edisi 3 jilid 1, Erlangga, Bandung. [12] Mekatronika Modul 7, http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/195912311 985031-JAJA_KUSTIJA/MEKATRONIKA_MODUL_7.pdf, diakses pada tanggal 15 Agustus 2012. [13] Makalah Alternator, http://www.slideshare.net/Desta_92/makalah-alternator, diakses pada tanggal 1 November 2012. 62 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [14] http://www.batan.go.id/ptbn/php/pdf-publikasi/HP2006/36-SAUD.pdf, tanggal 11 September 2011. 63 diakses PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 1 LISTING PROGRAM UTAMA PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI L1-1 LAMPIRAN LISTING PROGRAM UTAMA //-------------------------------------------------------------------------------------------//PENGOPERASIAN MOTOR INDUKSI 3 FASA MENGGUNAKAN //SISTEM TENAGA 1 FASA //-------------------------------------------------------------------------------------------#include <mega8535.h> #include <delay.h> #include <stdio.h> #include <math.h> #asm .equ __lcd_port=0x15 ;PORTC #endasm #include <lcd.h> #define ADC_VREF_TYPE 0x00 float Sensor,Tegangan,Arus; char baris1[16],baris2[16]; unsigned int read_adc(unsigned char adc_input) { ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff); delay_us(10); ADCSRA|=0x40; while ((ADCSRA & 0x10)==0); ADCSRA|=0x10; return ADCW; PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI L1-2 } void CEK_ADC(void) { Sensor=read_adc(0); Tegangan=((float)Sensor*0.0048828125); Arus=(((float)Tegangan-2.5)/0.04); } void Tampil_ADC(void) { lcd_clear(); sprintf(baris1,"Vout = ;lcd_gotoxy(0,0);lcd_puts(baris1); sprintf(baris2,"Arus ;lcd_gotoxy(0,1);lcd_puts(baris2); } void main(void) { PORTA=0x00; DDRA=0x00; PORTB=0x00; DDRB=0x00; PORTC=0x00; DDRC=0x00; PORTD=0x00; DDRD=0x00; %0.03f = %0.03f V",Tegangan) A",Arus) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff; ADCSRA=0x84; SFIOR&=0xEF; lcd_init(16); lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf(" SECOND ADRIAN"); lcd_gotoxy(3,1); lcd_putsf("085114002"); delay_ms(5000); lcd_clear(); while (1) { CEK_ADC(); Tampil_ADC(); delay_ms(500); }; } L1-3 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 2 RANGKAIAN KESELURUHAN 10uF C3 10k R1 27pF C2 27pF C1 CRYSTAL X1 13 12 9 14 15 16 17 18 19 20 21 1 2 3 4 5 6 7 8 ATMEGA8535 XTAL1 XTAL2 RESET PD0/RXD PD1/TXD PD2/INT0 PD3/INT1 PD4/OC1B PD5/OC1A PD6/ICP1 PD7/OC2 PB0/T0/XCK PB1/T1 PB2/AIN0/INT2 PB3/AIN1/OC0 PB4/SS PB5/MOSI PB6/MISO PB7/SCK U1 AREF AVCC PC0/SCL PC1/SDA PC2 PC3 PC4 PC5 PC6/TOSC1 PC7/TOSC2 PA0/ADC0 PA1/ADC1 PA2/ADC2 PA3/ADC3 PA4/ADC4 PA5/ADC5 PA6/ADC6 PA7/ADC7 32 30 22 23 24 25 26 27 28 29 40 39 38 37 36 35 34 33 330R R2 D1 10K RV1 LED ACS758 Sensor Arus 1 5V 7 8 9 10 11 12 13 14 4 5 6 1 2 3 LM016L D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 RS RW E VSS VDD VEE LCD1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN RANGKAIAN KESELURUHAN L2 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 3 TABEL PENGAMBILAN DATA PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN TABEL PENGAMBILAN DATA Tabel Hasil Pengujian Pada Sistem 1 Fasa Beban Lampu (Watt) Vout Sensor (Volt) Arus (Ampere) RPM 0 2,500 0,000 1489 55 2,726 6,284 1487 80 2,798 8,097 1486 90 2,827 8,826 1486 105 2,853 9,548 1485 115 2,892 10,152 1485 130 2,921 10,996 1484 140 2,941 11,604 1483 150 2,968 12,328 1482 155 2,971 12,449 1482 165 2,997 13,054 1480 175 3,017 13,539 1480 190 3,057 14,502 1478 200 3,075 14,986 1477 225 3,114 15,953 1475 Tabel Penambahan Parameter Uji Pada Sistem 1 Fasa Beban Lampu (Watt) Vout Alternator Arus Alternator Daya Sistem + Accu (Volt) (Ampere) (Watt) Accu 16 2,430 38,880 55 + accu 15,9 8,500 135,150 80 + accu 15,8 10,650 168,270 90 + accu 15,6 11,150 173,940 105 + accu 15,4 11,690 180,026 115 + accu 15,4 12,640 194,656 130 + accu 15,3 13,425 205,403 140 + accu 15,2 14,460 219,792 150 + accu 15,0 15,540 233,100 155 + accu 14,9 15,560 231,844 165 + accu 14,6 16,045 234,257 175 + accu 14,5 16,160 234,320 190 + accu 14,2 16,370 232,454 200 + accu 14,0 16,630 232,820 225 + accu 13,8 16,780 231,564 L3-1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel Hasil Pengujian Pada Sistem 3 Fasa Beban Lampu (Watt) Vout Sensor (Volt) Arus (Ampere) RPM 0 2,500 0,000 1491 55 2,707 5,801 1492 80 2,770 7,372 1492 90 2,794 7,976 1493 105 2,823 8,701 1491 115 2,860 9,366 1448 130 2,903 10,695 1442 140 2,929 11,360 1442 150 2,955 11,845 1397 155 2,968 12,328 1395 165 2,993 12,532 1394 175 2,998 13,053 1401 190 3,017 13,551 1395 200 3,057 14,447 1390 225 3,088 15,450 1390 Tabel Penambahan Parameter Uji Sistem 3 Fasa Beban Lampu (Watt) Vout Alternator Arus Alternator Daya Sistem + Accu (Volt) (Ampere) (Watt) Accu 15,2 4,822 73,294 55 + accu 15,5 11,169 173,120 80 + accu 14,9 11,180 166,582 90 + accu 14,4 11,536 166,118 105 + accu 14,0 11,658 163,212 115 + accu 13,7 11,658 159,715 130 + accu 13,6 11,841 161,038 140 + accu 13,5 11,963 161,005 150 + accu 13,3 11,963 159,108 155 + accu 13,2 12,001 158,413 165 + accu 13,0 11,963 155,519 175 + accu 13,2 11,963 157,912 190 + accu 12,9 12,024 155,110 200 + accu 12,9 11,963 154,323 225 + accu 12,7 12,024 152,705 L3-2 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel Pengujian Kapasitor Jalan 10 µF Beban Lampu (Watt) Vout Sensor Arus Alternator Vout Alternator L3-3 RPM + Accu (Volt) (Ampere) (Volt) Accu 2,590 2,070 15,4 1493 55 + accu 2,850 8,700 15,6 1482 130 + accu 3,094 14,575 15,6 1472 165 + accu 3,145 15,661 14,9 1472 225 + accu 3,400 15,563 14,0 1468 Tabel Pengujian Kapasitor Jalan 16 µF Beban Lampu (Watt) Vout Sensor Arus Alternator Vout Alternator RPM + Accu (Volt) (Ampere) (Volt) Accu 2,622 3,052 15,0 1481 55 + accu 2,871 8,789 15,5 1487 130 + accu 3,079 14,161 15,4 1480 165 + accu 3,118 15,564 14,8 1475 225 + accu 3,128 15,554 13,9 1470 Beban Lampu (Watt) Tabel Pengujian Kapasitor Start 44 µF Vout Sensor Arus Alternator Vout Alternator RPM + Accu (Volt) (Ampere) (Volt) Accu 2,674 3,663 15,4 1484 55 + accu 2,884 9,094 15,6 1485 130 + accu 3,079 14,405 15,4 1476 165 + accu 3,106 15,198 14,5 1472 225 + accu 3,123 15,625 14.1 1470 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI L3-4 Tabel Presentase Error Perangkat Keras Dalam Pengukuran Nilai Arus Sistem 1 Fasa Beban Lampu (Watt) Arus Sensor Ampere Meter Error + Accu (Ampere) (Ampere) (%) Accu 2,430 2,4 1,234 55 + accu 8,500 8,2 3,529 80 + accu 10,650 10,4 2,347 90 + accu 11,150 10,8 3,139 105 + accu 11,690 11,4 2,481 115 + accu 12,640 12,4 1,900 130 + accu 13,425 13,2 1,676 140 + accu 14,460 14,2 1,798 Sistem 3 Fasa Accu 4,822 4,6 4,604 55 + accu 11,169 10,8 3,304 80 + accu 11,180 10,8 3,399 90 + accu 11,526 11,3 1,961 105 + accu 11,658 11,4 2,213 115 + accu 11,658 11,4 2,213 130 + accu 11,841 11,6 2,035 140 + accu 11,963 11,8 1,363 150 + accu 11,963 11,8 1,363 155 + accu 12,001 11,9 0,842 165 + accu 11,963 11,8 1,363 175 + accu 11,963 11,8 1,363 190 + accu 12,024 11,9 1,031 200 + accu 11,963 11,8 1,363 225 + accu 12,024 11,9 1,031 Rata – Rata Error 2,068 Tegangan Penyearah 5 Volt 12 Volt Tabel Hasil Pengujian Tegangan Keluaran Rangkaian Penyearah Tegangan keluaran tanpa beban Tegangan keluaran dengan beban (Volt) (Volt) 4.99 4,97 12,32 12,22 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 4 DATASHEET ACS758 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI