Modul Kewarganegaraan [TM10]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN 9
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Geostrategi
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Hubungan
Masyarakat
Tatap Muka
Kode MK
10
Disusun Oleh
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Abstract
Kompetensi
Pembahasan Geostrategi melingkupi:
1. Pengertian Geostrategi/ Ketahanan
Nasional
2. Latar Belakang Geostrategi
3. Tujuan Geostrategi
4. Fungsi Geostrategi
5. Sifat Geostrategi
6. Konsepsi Dasar Geostrategi
7. Komponen Strategi Astagatra
8. Implementasi Ketahanan Nasional
9. Hubungan
Komponen
Strategi
Antargatra
Setelah perkuliahan ini mahasiswa
diharapan dapat memahami dan
menganalisis Geostrategi.
Geostrategi
A. Pengertian Geostrategi/Ketahanan Nasional
Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang dan damai (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2002). Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi
geografis negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana untuk mewujudkan citacita proklamasi dan tujuan nasional.
Geostrategi/Ketahanan Nasional Indonesia adalah strategi dalam memanfaatkan konselasi
geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana untuk
mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia, serta memberi arahan tentang bagaimana
merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman,
dan sejahtera. Geostrategi/Ketahanan Nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang
harus diwujudkan
B. Latar Belakang Geostrategi
Sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa dan negara
Indonesia tidak luput dari berbagai gejolak dan ancaman dari dalam negeri maupun luar
negeri yang hampir membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara.Dengan posisi
geografis, potensi sumber kekayaan alam, serta besarnya jumlah dan kemampuan
penduduk yang dimilikinya, Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan
pengaruh negara-negara besar. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung akan
menimbulkan dampak negatif terhadap segenap aspek kehidupan, bahkan membahayakan
kelangsungan hidup dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C. Tujuan Geostrategi
Geostrategi/Ketahanan Nasional diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok
pemerintaha, seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya kesejahteraan dan
2015
2
Pendidikan Kewarganegaraan
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan keamanan, terwujudnya keadilan hukum
dan keadilan sosial, serta terdapatnya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri.
D. Fungsi Geostrategi
Geostrategi/Ketahanan Nasional Indonesia mempunyai fungsi sebagai: Daya tangkal.
Dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, geostrategi Indonesia ditujukan untuk
menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap
identitas, integritas, eksistensi bangsa, dan negara Indonesia dalam aspek:
a.
Ketahanan
pada
aspek
ideologi.
Ketangguhan
kekuatan
nasional
dalam
menghadapi ancaman dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin
kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Republik Indonesia.
b.
Ketahanan pada aspek politik. Untuk mengejar ketinggalan dari negara maju, kita
perlu mengadakan proses perubahan atau modernisasi, penegakan hukum, dan
menegakkan disiplin nasional.
c.
Ketahanan pada aspek ekonomi. Ketangguhan kekuatan nasional dalam kegiatan
yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, usaha
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat baik secara individu maupun kelompok.
d.
Ketahanan pada aspek sosial budaya. Ketangguhan kekuatan nasional dalam
menghadapi ancaman dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin
kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara Republik Indonesia.
e.
Ketahanan pada aspek pertahanan keamanan. Ketangguhan kekuatan nasional dan
upaya untuk melindungi kepentingan bangsa dan negara demi tetap terwujudnya
kondisi kelangsungan hidup bangsa.
E. Sifat Geostrategi
Sifat-sifat Ketahanan Nasional adalah sebagi berikut:
1. Manunggal
2. Mawas ke Dalam
3. Kewibawaan
4. Berubah menurut Waktu
5. Tidak Membenarkan Sikap Adu Kekuasaan dan Adu Kekuatan
2015
3
Pendidikan Kewarganegaraan
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6. Percaya pada Diri Sendiri
7. Tidak Tergantung pada Pihak Lain
F. Konsepsi Dasar Geostrategi
Konsepsi adalah teori atau model yang merupakan pedoman dalam menciptakan
Ketahanan Nasional melalui pembangunan seluruh aspek Ketahanan Nasional. Seluruh
aspek yang dimaksud meliputi aspek trigatra (tiga gatra) dan aspek pancagatra (lima gatra)
yang keduanya dikenal dengan astagatra (delapan gatra).
Model-model yang ada dalam konsepsi Ketahanan Nasional meliputi:
1. Model Astagatra
Merupakan model yang berisi delapan gatra yang terdiri atas Trigatra (Geografi, SDA,
Demografi) dan Pancagatra (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya, serta
Pertahanan dan Keamanan). Secara sistematis, model ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
K (n) = f (Trigatra, Pancagatra) t = f (G, D, A), (I, P, E, S, H) t
Keterangan:
K(n) = Kondisi Kekuatan Nasional yang Dinamis
G = Kondisi Geografi
D = Kondisi Demografi
A = Kondisi Kekayaan Alam
I = Kondisi Pemahaman dan Pengamatan Ideologi
P = Kondisi Sistem Politik
E = Kondisi Sistem Ekonomi
S = Kondisi Sistem Sosial Budaya
H = Kondisi Sistem Hankam
f = Fungsi dalam Pengertian Matematis
t = Dimensi Waktu
2015
4
Pendidikan Kewarganegaraan
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Model Morgenthau
Model ini mengadakan observasi atas tata kehidupan nasional secara mikro dilihat dari luar
sehingga ketahanan masyarakat bangsa ditampilkan sebagai kekuatan. Secara matematis,
model ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
K (n) = f (Unsur Stabil), (Unsur Berubah)
K (n) = f (G, A), (T, M, D, C, L, O)
Keterangan:
K(n) = Kekuatan Nasional
G = Kemampuan Geografi
A = Kemampuan SDA
T = Kemampuan Industri
M = Kemampuan Militer
D = Kemampuan Demografi
C = Karakter Nasional
L = Moral Nasional
O = Kualitas Diplomasi
3. Model Alfred Thayer Mahan
Model ini menganggap bahwa kekuasaan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila
bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur berikut: geografi, bentuk dan wujud bumi, luas
wilayah, jumlah penduduk, watak nasional atau bangsa, dan sifat pemerintahan. Mahan
berpendapat bahwa ada empat faktor yang membentuk kekuatan laut suatu negara.
Keempat faktor tersebut adalah:
a.
Situasi geografi, khususnya mengenai morfologi topografinya yang dikaitkan dengan
akses ke laut dan penyebaran penduduk.
b.
Kekayaan alam yang dikaitkan dengan kemampuan industri serta kemandirian
dalam penyediaan pangan.
c.
Konfigurasi wilayah negara yang akan mempengaruhi karakter rakyat dan
orientasinya.
d.
2015
Jumlah penduduk.
5
Pendidikan Kewarganegaraan
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Model Cline
Menurut Cline bahwa suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki
potensi geografi besar dan SDA yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu
negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan bisa memproyeksikan diri sebagi negara
besar. Sebaliknya suatu negara dengan wilayah besar akan tetapi jumlah penduduknya kecil
juga tidak akan menjadi negaar besar walaupun berteknologi maju.
Dalam bentuk matematis, model ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
P (p) = (Cr + M + E) (S + W)
Keterangan:
P (p) = Perceived Power, Kekuatan Nasional sebagaimana Dipersepsikan oleh negara lain.
Cr = Critical mass, yaitu Strategi antara Potensi demografi dengan Geografi.
M = Kemampuan Militer
E = Kemampuan Ekonomi
S = Strategi Nasional
W = Kemauan Nasional atau Tekad Rakyat untuk Mewujudkan Strategi nasional.
G. Komponen Strategi Astagatra
Komponen ini adalah komponen strategi yang terdiri atas delapan gatra. Delapan gatra
(aspek) ini dapat diklasifikasikan dalam dua bagian yang meliputi:
1. Trigatra
Adalah komponen yang bersifat alamiah (tetap). Komponen ini meliputi tiga unsur, yaitu:
a. Aspek Geografi
Adalah aspek yang berkaitan dengan letak kondisi bumi di mana negara berada. Beberapa
Wawasan Nasional yang tumbuh karena pengaruh geografi adalah:
1) Wawasan benua adalah cara pandang negara yang dilandasi lingkungan negara
yang seba dataran (benua) atau yang dikenal dengan Land Locked Country.
2015
6
Pendidikan Kewarganegaraan
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2) Wawasan bahari adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi negara
yang bersifat archipelago, tetapi negaranya sendiri bersifat daratan.
3) Wawasan dirgantara adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi
wilayah dirgantara yang strategis bagi penempatan GSO (Geo Stationary Orbit).
4) Wawasan kombinasi adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi
geografis negara yang memiliki wilayah daratan, lautan, dan udara yang strategis.
b. Sumber Daya Alam
Kekayaan alam yang terkandung dalam SDA Indonesia dapat dibagi menjadi tiga golongan,
yaitu:
1) Hewani (fauna) adalah SDA yang menjadi sumber bahan makanan yang berasal dari
binatang (hewan).
2) Nabati (flora) adalah SDA yang dapat menjadi sumber bahan makanan yang berasal
dari unsur tumbuh-tumbuhan.
3) Mineral (tambang) adalah SDA yang memiliki nilai tambah bagi devisa negara yang
berasal dari eksplorasi dalam bumi.
Pola dasar pengelolaan SDA dilakukan berdasarkan asas:
1) Maksimal, yaitu prinsip pengelolaan SDM secara menyeluruh dan sungguh-sungguh
oleh seluruh elemen bangsa dan negara.
2) Lestari, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang mengutamakan kelangsungan hidup
secara berkelanjutan.
3) Daya saing, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang berorientasi pada kualitas dan
kuantitas yang bisa memiliki daya saing dengan produk SDA negara asing (luar
negeri).
Untuk mengatasi kesenjangan antara potensi SDA dengan penduduk, maka diupayakan:
1) Menyusun pola pengelolaan SDA.
2) Mengembangkan IPTEK.
3) Membina kesadaran nasional.
4) Mengadakan program pembangunan yang serasi.
5) Mengadakan pembentukan modal yang cukup.
6) Menciptakan daya beli konsumen yang cukup.
2015
7
Pendidikan Kewarganegaraan
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Penduduk adalah orang yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu dengan tanpa
melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tersebut. Masalah yang dihadapi
dalam kependudukan adalah:
1) Jumlah penduduk.
2) Komposisi penduduk adalah susunan penduduk menurut usia, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, dan pendidikan.
3) Distribusi penduduk.
2. Pancagatra
Komponen pancagatra adalah komponen yang meliputi lima aspek Ketahanan Nasional
dalam kehidupan sosial yang meliputi:
a. Ketahanan di Bidang Ideologi
Adalah Ketahanan Nasional yang berintikan pemahaman dan pengamalan nilai
ideologi Pancasila yang dapat menjadi landasan sikap dan perilaku untuk mengatasi
segala ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar
negeri maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila
sebagai dasar falsafah dan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
b. Ketahanan di Bidang Politik
Adalah Ketahanan Nasional yang berintikan kehidupan politik yang damai, tertib,
adil, jujur dan demokratis, serta tercipta stabilitas politik yang dapat mengatasi
segala ATHG, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang dapat
membahayakan kelangsungan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
c. Ketahanan di Bidang Ekonomi
Adalah Ketahanan Nasional yang berintikan tersedianya pangan, sandang, lapangan
kerja, perumahan, menurunnya angka kemiskinan sehinga dapat mengatasi segala
ATHG, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang dapat membahayakan
kelangsungan kehidupan ekonomi bangsa dan negara Indonesia.
2015
8
Pendidikan Kewarganegaraan
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d. Ketahanan di Bidang Sosial dan Budaya
Adalah Ketahanan Nasional yang berintikan tersedianya pendidikan murah dan
berkualitas, hormat-menghormati, sopan santun, beretika, dan bangga menjadi anak
Indonesia.
e. Ketahanan di Bidang Hankam
Adalah Ketahanan Nasional yang berintikan adanya rasa aman, damai, tidak
sengketa dengan bangsa dan negara lain, percaya pada kemampuan sendiri.
H. Hubungan Komponen Strategi Antargatra
1. Komponen Strategi Trigatra
a. Gatra geografi dan Sumber Kekayaan Alam
Hubungan gatra geografi dan SDA dapat menjadi sumber/tempat bagi tumbuh dan
berkembangnya potensi SDA yang dapat memberi nilai tambah bagi kesejahteraan seluruh
rakyat Indonesia.Sebaliknya, potensi sumber kekayaan alam yang dieksplorasi dari bumi
dapat memberi nilai tambah bagi pengembangan dan pelestarian kondisi geografis
Indonesia.
Asas pengelolaan dan pengembangannya adalah:
1) Kemanfaatan
2) Kelestarian lingkungan hidup
3) Kesinambungan
4) Pemerataan
5) Keadilan
6) Pasal 33 UUD 1945
b. Gatra Geografi dan Penduduk
Hubungannya adalah gatra geografi dapat menjadi sumber/tempat bagi penduduk untuk
memperoleh nilai tambah dalam meningkatkan taraf hidup, pendapatan per kapita, dan
lingkungan
hidup
yang
sehat
bagi
kesejahteraan
seluruh
rakyat
negara
Indonesia.Sebaliknya, potensi penduduk (demografi) dapat memberi nilai tambah bagi
pengembangan dan pelestarian kondisi geografis Indonesia.
2015
9
Pendidikan Kewarganegaraan
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk itu, perlu beberapa strategi, yaitu:
1) Penciptaan kualitas penduduk.
2) Distribusi penduduk (transmigrasi) yang merata.
c. Gatra Kekayaan Alam dan Penduduk
Hubungannya adalah gatra kekayaan alam dapat menjadi sumber bagi penduduk untuk
memperoleh nilai tambah dalam meningkatkan taraf hidup, pendapatan per kapita, dan
lingkungan hidup yang sehat bagi kesejahteraan keseluruhan rakyat negara Indonesia.
Sebaliknya, potensi penduduk dapat memberi nilai tambah tambah bagi pengembangan dan
pelestarian kekayaan alam agar tidak habis atau rusak bagi kelangsungan kehidupan
bangsa dan negara Indonesia.
2. Hubungan Antarkomponen dalam Pancagatra
Komponen ini bersifat intangible atau bersifat kehidupan sosial. Komponen ini meliputi:
a. Gatra Ideologi
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara, berfungsi mengarahkan perjuangan
bangsa mencapai cita-cita dan tujuan nasional.Membina ideologi hakikatnya
merupakan upaya meningkatkan Ketahanan Nasional.Hubungan gatra ideologi
mempengaruhi
aspek
politik,
ekonomi,
sosial
budaya,
dan
hankam
(POLEKSOSBUDHANKAM).
b. Gatra Politik
Politik dalam arti kebijakan merupakan suatu proses alokasi sistem nilai dan norma
kehidupan bernegara yang diyakini benar oleh suatu bangsa yang dilakukan oleh
sebuah institusi yang berwenang agar menjadi pedoman pelaksanaan dalam
mewujudkan cita-citanya.
Hubungan gatra politik mempengaruhi aspek ideologi,
ekonomi, sosial budaya, dan hankam (EKSOSBUDHANKAM).
c. Gatra Ekonomi
Proses kehidupan ekonomi mempunyai pengaruh yang positif dalam meningkatkan
kesejahteraan dan keseimbangan antara pengadaan, permintaan dan distribusi
barang dan jasa. Hubungan gatra ekonomi mempengaruhi aspek ideologi, politik,
sosial budaya, dan hankam (POLSOSBUDHANKAM).
2015
10
Pendidikan Kewarganegaraan
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d. Gatra Sosial Budaya
Pada kenyataannya nilai budaya hanya dapat berkembang dalam situasi aman dan
damai.
Kemegahan
nilali
sosial
budaya
biasanya
mencerminkan
tingkat
kesejahteraan bangsa, baik fisik maupun kejiwaan warganya. Hubungan gatra sosial
budaya
mempengaruhi
aspek
ideologi,
politik,
ekonomi,
dan
hankam
(IPOLEKHANKAM).
e. Gatra Hankam
Kondisi hankam yang baik, stabilitas nasional yang aman dan damai merupakan
prasyarat bangsa untuk dapat membina dan mengembangkan aspek-aspek
kehidupan bangsa. Hubungan gatra hankam mempengaruhi aspek ideologi, politik,
ekonomi,sosial dan budaya (IPOLEKSOSBUD).
I. Implementasi Ketahanan Nasional
Implementasi Ketahanan Nasional diartikan melaksanakan atau menggunakan kemampuan
berupa pengetahuan, keterampilan yang dilandasi sikap ulet dan tangguh untuk
mengembangkan daya saing bangsa sehingga menjadi bangsa yang kompetitif dan
dihormati dunia.
1. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Politik
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang politik, maka sejumlah tindakan harus
dilaksanakan, sehingga tercipta situasi politik yang kondusif bagi peningkatan daya saing
bangsa. Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah:
a. Dalam rangka menghadapi globalisasi, maka perlu diambil langkah-langkah
mengadakan proses perubahan atau modernisasi.
b. Mengembangkan politik luar negeri yang bebas dan aktif.
c. Masalah disentegrasi dan otonomi.
d. Penataan sistem politik yang menjamin kestabilan pemerintahan.
e. Sistem birokrasi yang efisien.
2015
11
Pendidikan Kewarganegaraan
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Ekonomi
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang ekonomi, maka sejumlah tindakan harus
dilaksanakan, sehingga tercipta kondisi perekonomian yang kondusif untuk menunjang
pertumbuhan ekonomi dan pemertaan hasil pembangunan. Beberapa hal yang harus
dilaksanakan adalah:
a. Menata kebijakan fiskal terutama yang terikat dengan pajak serta retribusi.
b. Mengembangkan industri yang berorientasi pada produk dalam negeri.
c. Menggiatkan swasembada pangan.
d. Mengembangkan iklim investasi yang baik.
e. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan dan mendorong usaha kecil dan
menengah dengan mengembangkan kredit mikro dan penunjang yang memadai
seperti pengembangan informasi pasar dan teknologi.
f.
Mengembangkan sistem pasar dengan mengurangi campur tangan pemerintah
dengan mendirikan lembaga yang mengawasi persaingan usaha sehingga tidak
terjadi monopoli yang merugikan konsumen.
g. Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, dan efisien untuk menjadi
sumber permodalan.
h. Mengelola kebijakan mikro dan makro secara hati-hati sehingga tingkat inflasi
rendah dan tingkat suku bunga rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
i.
Meningkatkan efisiensi BUMN dan BUMD dengan melakukan reorganisasi dan
restrukturisasi, sehingga fungsi dan tanggung jawab BUMN
berjalan dengan
baik.
3. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Sosial dan Budaya
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang sosial dan budaya, maka sejumlah tindakan
harus dilaksanakan, sehingga tercipta kondisi sosial budaya yang mendukung daya saing
bangsa dengan terciptanya SDM yang kompeten, kondisi sosial yang stabil, dan
berkembang budaya sebagai hasil karya manusia Indonesia. Beberapa hal yang harus
dilaksanakan adalah:
a. Meningkatkan HDI Indonesia dengan melakukan peningkatan mutu pendidikan
dengan penerapan standarisasi pendidikan, meningkatkan jumlah wajib belajar
sembilan tahun, meningkatkan daya saing perguruan tinggi, peningkatan
kesehatan ibu dan anak, serta peningkatan fasilitas lingkungan.
b. Meningkatkan taraf pendidikan dari 60% lulusan SD menjadi lebih tinggi dengan
memberikan dana pendidikan minimal 20% dari APBN.
2015
12
Pendidikan Kewarganegaraan
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Meningkatkan perbaikan lingkungan dengan upaya penataan daerah industri
melalui tata guna lahan, pengendalian konversi hutan, pengelolaan sampah, dan
pengendalian pencemaran udara, air, dan tanah.
d. Meningkatkan disiplim masyarakat dengan upaya pemberian penyuluhan tentang
kedisiplinan, sosialisasi peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah,
serta memberikan sanksi sosial yang tegas untuk memberikan efek jera.
e. Meningkatkan kualitas pendidikan agama, kerukunan umat beragama, dan
mempermudah umat beragama dalam menjalankan ibadahnya dengan upaya
peningkatan toleransi antarumat beragama, dialog, dan kerja sama antarumat
beragama.
f.
Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh warga negara untuk
memberikan perlindungan terhadap kecelakaan kerja, kematian, dan pelayanan
hari tua.
g. Mengembangkan kebebasan berekspresi dalam bidang kesenian, kebudayaan,
dan pariwisata dengan memerhatikan etika, moral, estetika, dan agama.
h. Meningkatkan peran serta perempuan dalam bidang politik dan ekonomi sesuai
dengan peranan kaum pria.
i.
Menembangkan iklim yang kondusif bagi pemuda untuk mengembangkan
kegiatan organisasi dan olahraga dalam rangka peningkatan derajat kesehatan
dan prestasi.
j.
Mempercepat
proses pembangunan daerah tertinggal sehingga terjadi
keseimbangan antardaerah dalam menikmati hasil pembangunan.
4. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Hukum
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang hukum, maka sejumlah tindakan harus
dilaksanakan, sehingga tercipta kondisi tertib hukum dan menjamin kepastian hukum,
sehingga tercipta tertib sosial dan kondusif bagi investasi dalam mendukung perkembangan
bangsa Indonesia. Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah:
a. Meningkatkan profesionalitas
aparat penegak hukum dan dukungan sarana
penunjang yang memadai.
b. Meningkatkan pemberantasan korupsi.
c. Meningkatkan kesadaran HAM.
d. Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat.
e. Menyelenggarakan proses pengadilan yang cepat, mudah, murah, dan terbuka
untuk meningkatkan kepastian hukum.
2015
13
Pendidikan Kewarganegaraan
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keberhasilan dari implementasi Ketahanan Nasional juga ditentukan oleh beberapa faktor,
yaitu:
a. Kepercayaan diri akan kompetensi, kemampuan, dan kekuatan sendiri yang
didasari sikap jujur dan disiplin.
b. Kesadaran, kepatuhan, dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
c. Menjaga keseimbangan diri antara tuntutan hak dan menjalankan kewajiban.
d. Mengembangkan ilmu dan pengetahuan sesuai dengan perkembangan zaman
dan mendayagunakan terhadap kebutuhan masyarakat.
e. Meningkatkan etos kerja, pengabdian, disiplin, dalam rangka meningkatkan
kesadaran akan cinta tanah air.
f.
Mengembangkan kepribadian yang berisi semangat kerja sama tim dan beriman
kepada Tuhan.
2015
14
Pendidikan Kewarganegaraan
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Srijanti, A. Rahman H.I, Puswanto S.K., 2009. Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi: Mengembangkan Etika Berwarga Negara. Edisi 3.Jakarta:
Penerbut Salemba Empat
2. Bohenhamer David, J. 2001.
Federalism and Democracy. Working Paper. US
Department of State. Wasington D.C.
3. ICCE UIN. 2003.
Pendidikan Kewargaan: Demokrasi, Hak Asasi Manusia,
Masyarakat Madani. UIN dan Prenada Media. Jakarta.
4. Kusnardi, M. dan Bintan Saragih. 2000. Ilmu Negara. Gaya Media Pratama. Jakarta.
5. Mansur, Hamdan, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
6. Muluk Hadi,
2005.
Otonomi Daerah Akibatkan Perubahan Identitas Nasional.
Perspektif, Oktober 2005.
2015
15
Pendidikan Kewarganegaraan
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download